trauma dentoalveolar

22
TRAUMA DENTOALVEOLAR Denny Suryanta 10700298 Drg. Henry W, SpBM

Upload: denny-suryanta

Post on 16-Feb-2016

47 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

gigi

TRANSCRIPT

Page 1: Trauma Dentoalveolar

TRAUMA DENTOALVEOLAR

Denny Suryanta10700298

Drg. Henry W, SpBM

Page 2: Trauma Dentoalveolar

Traumatic injury adalah injury yang dapat bersifat fisik (badan) atau emosional yang dihasilkan oleh luka fisik atau mental, atau shock. Traumatic dental injury atau dental trauma merupakan injury yang terjadi pada mulut, termasuk gigi, bibir, gusi, lidah, dan tulang rahang.

Page 3: Trauma Dentoalveolar

ETIOLOGI TRAUMATIC INJURY

Jatuh Benturan Kecelakaan lalu lintas Permaian yang kasar, kekerasan Penggunaan gigi yang tidak sesuai, serta

menggigit benda keras.

Page 4: Trauma Dentoalveolar

Diagnosis

History Clinical examination Vitality test Radiographic

Examination

Page 5: Trauma Dentoalveolar

KLASIFIKASIMenurut ELLIS (FINN) Fraktur klas I : fraktur hanya email atau

hanya melibatkan sedikit dentin. Fraktur klas II : fraktur mengenai jaringan

dentin tetapi pulpa belum terkena. Fraktur klas III : fraktur gigi yang mengenai

dentin dan pulpa sudah terkena. Fraktur klas IV : fraktur karena trauma

sehingga gigi menjadi non vital, dapat atau tanpa disertai hilangnya struktur mahkota gigi.

Page 6: Trauma Dentoalveolar

Fraktur klas V : fraktur karena trauma yang menyebabkan terlepasnya gigi tersebut.

Fraktur klas VI : fraktur akar gigi tanpa atau disertai hilangnya struktur mahkota gigi.

Fraktur klas VII : pindahnya tempat gigi tanpa disertai fraktur akar maupun mahkota.

Fraktur klas VIII : fraktur mahkota disertai dengan perubahan tempat gigi.

Fraktur klas IX : khusus untuk gigi decidui, di mana trauma akan menyebabkan kerusakan gigi

Page 7: Trauma Dentoalveolar

Tanda – Tanda Klinis Fraktur Dentoalveolar

Adanya kegoyangan dan pergeseran beberapa gigi dalam satu segmen

Laserasi pada gingiva dan vermilion bibir, Serta adanya pembengkakan atau luka

pada dagu.

Page 8: Trauma Dentoalveolar

Perawatan Trauma Secara Umum dan Segera

Kondisi Saluran Pernapasan Sumbatan Jalan Napas yang Tertunda Perdarahan Antibiotik Kontrol Rasa Sakit Perawatan Pendukung

Page 9: Trauma Dentoalveolar

Fraktur Email Fraktur hanya sebatas email. Sebenarnya

kasus ini memiliki prognosis yang baik. Namun tidak memungkinkan timbulnya pergeseran letak gigi (luksasi). Perawatan yang dapat diberikan antara lain dengan menghaluskan bagian email yang kasar akibat fraktur tersebut atau dengan memperbaiki struktur gigi tersebut.

Page 10: Trauma Dentoalveolar
Page 11: Trauma Dentoalveolar

Fraktur Makhota dengan Pulpa Masih Tertutup

Fraktur ini mengenai jaringan gigi yang lebih dalam, tidak hanya sebatas pada email namun juga sudah mengenai dentin namun pulpa masih terlindungi. Perawatan yang bisa dilakukan adalah dengan menggunakan material komposit untuk mengembalikan struktur gigi atau dengan cara yang lebih konservatif lagi yakni menempelkan kembali fragmen fraktur tersebut

Page 12: Trauma Dentoalveolar

Fraktur Mahkota dengan Pulpa Terbuka

Fraktur jenis ini adalah tipe fraktur yang bisa dikatakan complicated, karena fraktur melibatkan daerah email, dentin dan juga pulpa. Hal yang harus diperhatikan saat menangani kasus ini adalah maturasi gigi, ini penting untuk menentukan apakah apeks gigi sudah menutup sempurna atau belum karena akan membedakan langkah perawatan yang akan diberikan.

Page 13: Trauma Dentoalveolar
Page 14: Trauma Dentoalveolar

Gigi dengan apeks yang masih terbuka Kondisi ini sangat tidak memungkinkan

dilakukan pulpektomi, karena dinding akar masih tipis, vitalitas gigi harus tetap dipertahankan demi kelangsungan hidup gigi selanjutnya. Hal yang bisa dilakukan pada tahap ini adalah dengan melakukan pulpotomi dangkal dengan formokresol.

Page 15: Trauma Dentoalveolar

Gigi dengan apeks yang sudah menutup sempurna Perawatan yang bisa dilakukan adalah

dengan melakukan pulpektomi disertai dengan perawatan saluran akar. Perawatan saluran akar biasanya dilakukan jika fraktur yang terjadi sudah mencapai daerah margin ginggiva dan diperlukan pembuatan mahkota pasak dan inti. Perawatan saluran akar tentunya akan sangat membantu sebagai tahap persiapan

Page 16: Trauma Dentoalveolar

Fraktur Mahkota dengan Pulpa Nekrotik dan Terbuka

Perawatan untuk kasus seperti ini juga dibedakan berdasarkan keadaan di daerah apeks, jika apeks sudah tertutup maka perawatannya sama seperti perawatan abses alveolar akut.

Page 17: Trauma Dentoalveolar

Fraktur Akar Fraktur pada akar tidak selalu

memerlukan perawatan saluran akar, hal terpenting yang harus dilakukan adalah dengan menempatkan kembali segmen koronal dan distabilkan dengan splin selama kurang lebih 12 minggu. Kemudian pasien diminta datang untuk melakukan pemeriksaan apakah fraktur sudah membaik serta mengetahui kevitalan pulpa.

Page 18: Trauma Dentoalveolar
Page 19: Trauma Dentoalveolar

Fraktur Mahkota-Akar Fraktur mahkota akar sangat sulit dirawat

dan keberhasilannya tergantung pada kedalaman garis fraktur di palatal. Bila pasien datang, fragmen korona sering sangat goyang dapat tetap melekat melalui ligament periodontal. Biasanya anestesi local perlu diberikan agar fragmen dapat dilepas dan dilakukan pemeriksaan dari luas fraktur.

Page 20: Trauma Dentoalveolar

Bila fraktur terletak superficial, maka perawatan saluran akar dapat dilakukan dan dilakukan pembuatan mahkota pasak. Bila fraktur lebih dalam, akan lebih sulit untuk mengisolasi gigi untuk perawatan saluran akar dan ekstruksi ortodonti dari akar perlu dipertimbangkan sebelum merestorasi dengan mahkota pasak (Heithersay). Bila fraktur sangat dalam maka apa yang tertinggal terlalu kecil untuk mendukung restorasi bahkan setelah dilakukan ekstruksi ortodonti; gigi seperti ini juga cenderung tanggal (Feiglin).

Page 21: Trauma Dentoalveolar
Page 22: Trauma Dentoalveolar