tugas imunisasi
TRANSCRIPT
Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Campak adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dan
merupakan salah satu penyakit menular yang paling sering mengenai
manusia dan menyebabkan jutaan kematian di seluruh dunia setiap
tahunnya sebelum ditemukan vaksin campak.2 Pada negara-negara
berkembang di era sebelum vaksin, sekitar 70% dari anak-anak terinfeksi
virus campak pada usia 5 tahun.2 Selain itu bagi negara berkembang,
campak juga menjadi beban kesehatan terbesar bagi negaranya. Sedangkan
di negara-negara industry terjadi beberapa komplikasi. Komplikasi yang
paling umum adalah diare, otitis media, dan pneumonia
.Di Indonesia insiden kasus campak di tahun 2007 untuk golongan
umur < 1 tahun sebesar 48,9 per 100.000 orang tahun, umur 1-4 tahun
sebesar 36,6 per 100.000 orang tahun, dan umur 5-14 tahun sebesar 18,2
per 100.000 orang tahun.5 Bahkan sampai dengan tahun 2009 masih
dijumpai kejadian luar biasa campak di beberapa provinsi di Indonesia.5
Di Jawa Timur sendiri pada tahun 2010 telah terjadi kejadian luar biasa
(klb/wabah) campak sebanyak 23 kali yang tersebar di 12 kabupaten/kota
dengan jumlah penderita 323 orang dan kematian 2 orang.Sedangkan
tahun 2011 per tanggal 30 Juni 2011 telah terjadi KLB/Wabah campak 7
kali tersebar di 10 kab/kota dengan jumlah penderita 167 orang dan tidak
ada kematian .2 Dengan kasus tertinggi berada di Kota Surabaya (442
kasus) dan Bangkalan (206 kasus).
Imunisasi adalah suatu cara untuk menimbulkan atau
meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit,
sehingga bila kelak ia terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan
menderita penyakit tersebut.3 Program imunisasi terbukti cost
effective dapat mencegah terjadinya penyakit-penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi (PD3I). Jenis penyakit PD3I adalah Hepatitis B
(penyakit kuning), TBC (batuk darah), Difteri, Pertusis (batuk rejan /
batuk seratus hari), Tetanus (kejang-kejang), Polio (lumpuh layu) dan
Campak (gabag).2 Pada tahun 2011 menurut menteri kesehatan,program
Imunisasi berhasil menekan morbiditas dan mortalitas tujuh penyakit di
Indonesia (Tuberkulosis, Polio, Difteri, Tetanus, Pertusis, Campak, dan
Hepatitis B).8 Cakupan imunisasi dasar di Indonesia menurut profil data
kesehatan Indonesia tahun 2011 adalah 83,4 % .Untuk cakupan imunisasi
campak sendiri di Indonesia adalah 83,86 %.Sedangkan cakupan imunisasi
campak di Jawa Timur pada tahun 2011 sebesar 97,7%.7
Berdasarkan data-data diatas maka penulis akan melakukan
penelitian tentang hubungan kejadian campak pada anak dengan status
imunisasi campak di rumah sakit umum daerah sidoarjo..
B. Rumusan Masalah
Apakah hubungan kejadian campak pada anak dengan status imunisasi
campak di rumah sakit umum daerah sidoarjo ?
C. Tujuan Penelitian
1.Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kejadian campak
pada anak
2.Tujuan Khusus
Mengetahui pengaruh status imunisasi terhadap kejadian campak
pada anak
Mengetahui faktor-faktor lain yang mempengaruhi terjadinya sakit
campak
D. Manfaat Hasil Penelitian
1. Manfaat Penelitian bagi rumah sakit/Dinas Kesehatan
Menjadi bahan untuk semakin menggencarakan program
imunisasi
2. Manfaat penelitian bagi perkembangan ilmu
Sebagai bahan informasi untuk penelitian selanjutnya
3. Manfaat penelitian bagi masyarakat
Menyadarkan masyarakat tentang pentingnya imunisasi dan bahaya
campak
4. Manfaat penelitian bagi peneliti
Meningkatkan pengetahuan tentang imunisasi dan campak juga
sebagai syarat mendapatkan sarjana kedokteran
Bab II
Tinjauan Pustaka
1) Imunisasi
Imunisasi adalah suatu cara untuk menimbulkan atau meningkatkan kekebalan
seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak ia terpapar
dengan penyakit tersebut tidak akan menderita penyakit tersebut.4 Vaksin adalah
suatu produk biologik terbuat dari kuman, komponen kuman atau racun kuman
yang telah dilemahkan atau dimatikan danberguna untuk merangsang kekebalan
tubuh seseorang .4
Vaksin campak
Efek samping
Hingga 15 % pasien dapat mengalami demam ringan dan
kemerahan selama 3 hari yang dapat terjadi setelah 8-12 hari
setelah vaksinasi. Terjadinya enchepalitis setelah vaksinasi pernah
dilaporkan yaitu dengan perbandingan 1kasus per 1 juta dosis
yang diberikan.3
Kontraindikasi
Kontraindikasi terjadi bagi individu yang diketahui mempunyai
alergi berat kanamycin dan erythromycin.Selain itu karena masih
belum diketahui efek vaksin bagi janin maka kontraindikasi bagi
ibu hamil.Vaksin campak juga kontraindikasi terhadap individu-
individu yang mengalami gangguan respom imun seperti.3
Tujuan Imunisasi:
Untuk memberikan kekebalan kepada bayi agar dapat mencegah penyakit dan
kematian bayi serta anak yang disebabkan oleh penyakit yang sering berjangkit.
Manfaat Imunisasi:
Untuk Anak: mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit, dan
kemungkinan cacat atau kematian.
Untuk Keluarga: menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan bila
anak sakit. Mendorong pembentukan keluarga apabila orang tua yakin
bahwa anaknya akan menjalani masa kanak-kanak yang nyaman.
Untuk Negara: memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang
kuat dan berakal untuk melanjutkan pembangunan negara.
2) Campak
2.1 Definisi
Campak ( rubeola, campak merah, campak keras,) adalah penyakit yang
sangat menular virus sistemik ditandai dengan ruam makulopapular generalisata,
demam, batuk, coryza (rhinitis), dan konjungtivitis. Virus campak adalah negative
stranded RNA virus dari genus Morbillivirus, keluarga Paramyxoviridae, dengan
hanya satu serotipe dan 23 genotipe.10
2.2 Etiologi Campak
Campak adalah virus berantai tunggal,dengan lipid-menyelimuti RNA
virus dalam keluarga Paramyxoviridae dan genus Morbillivirus.Anggota lain dari
genus Morbillivirus juga mengenai berbagai mamalia, seperti virus rinderpes pada
sapi dan virus distemper pada anjing, namun manusia adalah satu-satunya induk
inang untuk virus. Dari 6 protein struktural utama dari virus campak, ada 2 yang
paling penting dalam hal induksi imunitas yaitu hemagglutinin (H) dan protein
fusi (F) protein.Antibodi diarahkan untuk menetralisirprotein H dan antibodi
untuk F protein membatasi proliferasi virus selama infeksi.Variasi kecil dalam
komposisi genetik juga telah diidentifikasi, bahwa hasilnya tidak berpengaruh
pada kekebalan protektif tetapi memberikan penanda molekuler yang dapat
membedakan antara jenis virus. Tanda tersebut telah berguna dalam evaluasi
penyebaran endemik campak.9
2.2 Virologi
Virus campak adalah, bulat terbungkus, RNA beruntai tunggal virus milik
Morbillivints genus di keluarga paramyxoviridae.Virus ini terdiri dari enam
protein struktural, tiga di antaranya membentuk amplopvirus dan tiga inti
ribonucleoprotein. Nukleoprotein adalah komponen utama dari inti
ribonucleoprotein,dua lainnya menjadi bagian protein besar dan phosphor protein
tersebut.Protein yang besar mengandung polymerase RNAenzim,yang
mengkatalisis transkripsi dan replikasi dari templat enukleokapsid. Amplop ini
terdiri dari protein matriks, protein hemaglutinin, dan protein fusi.Lampiran awal
virus campak pada sel inang dimediasi oleh protein hemaglutinin.Setelah
lampiran,protein fusi dan hemaglutinin memediasi masuk ke dalam sel
inang.Reseptorvirus yang dikenal campak pada sel manusia adalah molekul sinyal
aktivasi limfosit(SLAM) CD 150 dan kofaktor protein membranCD46, regulator
aktivasikomplemen" yang berperan penting dalam melindungi sel host dari
serangan spontan.11
2.3 Patofisiologi dan imunologi
Infeksi campak diperoleh melalui saluran pernapasan, dan kadang-kadang melalui
konjungtiva.Virion memasuki system limfatik lokal,baik gratis atau berhubungan
dengan makrofag,dan diangkut ke kelenjar getah bening regional di mana mereka
berkembang biak sebelum mencapai sistem retikuloendotelial. Infeksi
retikuloendotelial diikuti dengan viremia kedua di mana kulit dan saluran
pernapasan terinfeksi dan penyakit ini terwujud setelah inkubasi10-12 hari. Ruam
campak berkembang sebagai konsekuensi dari interaksi antara sel T dan yang
terinfeksi oleh virus T.9
Kekebalan melibatkan tanggapan humoral, seluler, dan mukosa.Diperantarai sel
kekebalan diperlukan untuk pemulihan dari campak,dan kekebalan humoral
berhubungan dengan perlindungan dari infeksi atau reinfeksi.Sedangkan
pemulihan pada pasien dengan hipogamaglobulinemia bias lancar,campak di
individu dengan defisiensi bawaana tau diperoleh parah diperantarai selimunitas
ditandai dengan tidak adanya ruam, pneumonitis berat,tingkat yang lebih tinggi
ensefalitis, dan kematian kasus yang tinggi.9
2.4 Epidemiologi Penyakit Campak
Vaksin campak telah mengubah epidemiologi campak secara drastic.Epidemiologi
penyakit Campak mempelajari tentang frekuensi, penyebaran dan faktor-faktor
yang mempengaruhinya. Setelah di distribusi di seluruh dunia, transmisi endemik
campak telah terganggu di banyak negara di mana adanya cakupan vaksin yang
luas. Secara historis, campak menyebabkan infeksi universal dalam masa kanak-
kanak di Amerika Serikat, dengan 90% dari anak-anak yang tertular infeksi
sebelum usia 15 tahun. Morbiditas dan mortalitas yang terkait dengan penurunan
campak sebelum pengenalan vaksin adalah sebagai akibat dari perbaikan dalam
perawatan kesehatan dan gizi. Namun, kejadian campak menurun secara drastis
setelah pengenalan vaksin campak pada tahun 1963. Tingkat serangan menurun
dari 313 kasus/100.000 penduduk, di 1.956-1.960 menjadi 1,3 kasus/100.000 di
1.982-1.988.9
Distribusi Frekuensi Penyakit Campak
a. Orang
Campak adalah penyakit menular yang dapat menginfeksi anak-anak pada usia
dibawah 15 bulan, anak usia sekolah atau remaja. Penyebaran penyakit Campak
berdasarkan umur berbeda dari satu daerah dengan daerah lain, tergantung dari
kepadatan penduduknya, terisolasi atau tidaknya daerah tersebut. Pada daerah
urban yang berpenduduk padat transmisi virus Campak sangat tinggi.12
b. Tempat
Berdasarkan tempat penyebaran penyakit Campak berbeda, dimana daerah
perkotaan siklus epidemi Campak terjadi setiap 2-4 tahun sekali, sedangkan di
daerah pedesaan penyakit Campak jarang terjadi, tetapi bila sewaktu-waktu
terdapat penyakit Campak maka serangan dapat bersifat wabah dan menyerang
kelompok umur yang rentan. Berdasarkan profil kesehatan tahun 2008 terdapat
jumlah kasus Campak yaitu 3424 kasus di Jawa barat, di Banten 1552 kasus, di
Jawa tengah 1001 kasus.
c. Waktu
Dari hasil penelitian retrospektif oleh Jusak di rumah sakit umum daerah Dr.
Sutomo Surabaya pada tahun 1989, ditemukan Campak di Indonesia sepanjang
tahun, dimana peningkatan kasus terjadi pada bulan Maret dan mencapai puncak
pada bulan Mei, Agustus, September dan oktober.
Determinan Penyakit Campak
Faktor-faktor yang menyebabkan tingginya kasus Campak pada balita di suatu
daerah adalah :
a. Faktor Host
a.1. Status Imunisasi
Balita yang tidak mendapat imunisasi Campak kemungkinan kena penyakit
Campak sangat besar. Dari hasil penyelikan tim Ditjen PPM & PLP dan Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia tentang KLB penyakit Campak di Desa Cinta
Manis Kecamatan Banyuasin Sumatera Selatan (1996) dengan desain cross
sectional, ditemukan balita yang tidak mendapat imunisasi Campak mempunyai
risiko 5 kali lebih besar untuk terkena campak di banding balita yang mendapat
imunisasi.
a.2. Status Gizi
Balita dengan status gizi kurang mempunyai resiko lebih tinggi untuk terkena
penyakit Campak dari pada balita dengan gizi baik.
Menurut penelitian Siregar (2003) di Bogor, anak berumur 9 bulan sampai dengan
6 tahun yang status gizinya kurang mempunyai risiko 4,6 kali untuk terserang
Campak disbanding dengan anak yang status gizinya baik.
c. Faktor Environment
c.1. Keterjangkauan Pelayanan Kesehatan
Desa terpencil, pedalaman, daerah sulit, daerah yang tidak terjangkau pelayanan
kesehatan khususnya imunisasi, daerah ini merupakan daerah rawan terhadap
penularan penyakit Campak.
Manifestasi Klinik
Campak adalah suatu infeksi serius yang ditandai dengan demam tinggi, suatu
enanthem, batuk, coryza, konjungtivitis, dan exanthem menonjol.Setelah masa
inkubasi 8-12 hari, fase prodromal dimulai dengan demam ringan diikuti dengan
timbulnya konjungtivitis dengan fotofobia, coryza, batuk menonjol, dan demam
meningkat.Bintik Koplik merupakan enanthem dan merupakan tanda
patognomonik campak, muncul 1 sampai 4 hari sebelum timbulnya ruam (Gbr.
238-2).Mereka pertama kali muncul sebagai lesi merah diskrit dengan bintik-
bintik putih kebiruan di tengah pada aspek bagian dalam pipi di tingkat
premolar.Mereka mungkin menyebar ke permukaan bibir, langit-langit , dan
gingiva. Mereka juga dapat terjadi pada lipatan konjungtiva dan mukosa vagina.
Bintik Koplik telah dilaporkan dalam 50-70% kasus campak tapi mungkin terjadi
di sebagian besar.9
Gambar 238-2
Koplik spot pada mukosa bukal selama 3 hari ruam.
(From Centers for Disease Control and Prevention: Public health image library, image #4500[website].
http://phil.cdc.gov/phil/details.asp.).
Gejala meningkat intensitasnya selama 2-4 hari sampai 1 hari ruam. Ruam
dimulai pada dahi (sekitar garis rambut), belakang telinga, dan leher bagian atas
sebagai erupsi makulopapular merah. Kemudian tersebar ke bawah ke batang
tubuh dan ekstremitas,yang mencapai telapak tangan dan kaki adalah hingga 50%
kasus. Exanthem sering menjadi terimpit pada batang wajah dan bagian atas (Gbr.
238-3).
Gambar 238-3
Seorang anak dengan campak menampilkan pola bintik-bintik dengan karakteristik merah di wajah
dan tubuhnya.
(From Kremer JR, Muller CP: Measles in Europe—there is room for
improvement, Lancet373:356–358, 2009.)
Dengan timbulnya ruam, gejala mulai mereda. Ruam memudar sekitar 7 hari
dalam perkembangan yang sama seperti yang berkembang, seringkali
meninggalkan deskuamasi kulit halus di belakangnya. Gejala utama dari campak
adalah batuk yang berlangsung sering,paling lama hingga 10 hari. Dalam kasus
yang lebih parah, limfadenopati generalisata dapat hadir, dengan kelenjar getah
bening leher dan oksipital sangat menonjol.9
Komplikasi
Komplikasi yang paling umum adalah diare, otitis media, dan pneumonia. Diare
terjadi pada awal penyakit dan mungkin adalah akibat dari infeksi virus campak di
usus. Campak yang terkait dengan diare memberikan kontribusi signifikan
terhadap morbiditas dan mortalitas pada pasien malnutrisi. Pneumonia adalah
komplikasi umum yang paling parah dan bertanggung jawab atas sebagian besar
kematian yang berhubungan dengan campak. Campak-yang terkait pneumonia
mungkin pneumonitis sel raksasa yang konsisten dengan infeksi langsung oleh
virus campak atau disebabkan oleh bakteri patogen sekunder, paling sering
Staphylococcus aureus atau Streptococcus pneumonia.9
Secara keseluruhan, anak-anak dari usia 5 tahun dan orang dewasa yang berusia
lebih dari 20 tahun memiliki tingkat komplikasi yang tertinggi. Tingkat
komplikasi tidak bervariasi secara substansial berdasarkan jenis kelamin kecuali
bahwa wanita hamil beresiko tinggi. Campak sangat berbahaya selama trimester
pertama, sering menimbulkan kematian janin. Kemudian pada kehamilan, tingkat
prematuritas tinggi, seperti pneumonia pada ibu.
Malnutrisi berhubungan dengan tingkat kematian yang meningkat, dan anak-anak
dengan defisiensi vitamin A beresiko tinggi untuk keratoconjunctivitis berat, yang
dapat menyebabkan kebutaan. Pasien immunocompromised (misalnya, orang-
orang dengan human immunodeficiency virus [HIV] infeksi, kanker, atau
kemoterapi menerima atau obat imunosupresif seperti steroid) berada pada risiko
tinggi untuk komplikasi campak yang parah. Pneumonia interstisial terjadi 1
sampai 2 minggu setelah onset campak dan merupakan penyebab paling umum
kematian terkait campak pada pasien immunocompromised. Campak inklusi
ensefalitis tubuh terjadi pada pasien immunocompromised 1 sampai 6 bulan
setelah campak akut dan biasanya berakibat fatal.9
BAB III
Kerangka konsep dan hipotesis penelitian
A.kerangka konsep
Kejadian Campak pada anak di RSUD
Status Imunisasi (+)
Status Imunisasi (-)
BAB IV
Metode Penelitian
A.Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional deskri
B. Populasi dan Sampel
Populasi
Seluruh anak penderita campak di sidoarjo
Sampel
Anak-anak yang sakit campak di rumah sakit umum daerah sidoarjo
C.Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitiaan akan dilakukan di rumah sakit umum daerah sidoarjo
Waktu penelitian: Januari-Juni 2013
D. Variabel Penelitian
Variable terikat adalah Kejadian sakit campak pada anak di RSUD Sidoarjo.
Variable bebasnya adalah Status imunisasi dari anak.
E.Definisi istilah/definisi operasional
Campak : suatu infeksi virus yang sangat menular, yang ditandai dengan demam,
batuk, konjungtivitis (peradangan selaput ikat mata/konjungtiva) dan ruam kulit
Status imunisasi (+) = Pernah mendapatkan imunisasi campak
Status imunisasi (-) = Tidak pernah mendapatkan imunisasi campak
F.Prosedur penelitian/pengumpulan dan pengolahan data
Penelitian dilakukan di rumah sakit umum daerah sidoarjo dengan menggunakan
data sekunder yaitu rekam medis.Dengan cara meminta izin kepada pihak rumah
sakit dan apabila diperlukan maka akan meminta izin kepada pihak
keluarga.Setelah itu dilakukan pencatatan dirumah sakit dan dianalisa.
G.Analisis data
Dengan cara melihat rekam medis pasien yang menderita campak yang terdapat di
Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo pada bulan juli sampai desember 2012. Dari
rekam medis tersebut akan dicari status imunisasi dari pasien yang menderita
campak.