tugas lp maternitas ikik
DESCRIPTION
definisi-NCPTRANSCRIPT
LAPORAN PENDAHULUAN STASE KEPERAWATAN MATERNITAS
DI RUANG VK RSUD dr.GOETENG TAROENADIBRATA
PURBALINGGA
PERSALINAN DENGAN BANTUAN VACUM EKSTRAKSI
Disusun Oleh :
IKA AYU LESTARI, S.Kep
KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PURWOKERTO
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN (FKIK)
JURUSAN KEPERAWATAN – PROGRAM PROFESI NERS
Tahun 2012-2013
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persalinan merupakan titik akumulasi dari suatu proses reproduksi,
karena itu timbulah maternity care yang bertujuan memberikan pelayanan
kepada wanita hamil dan persalinan sampai masa nifas. Ada beberapa
faktor yang mempengaruhi lama persalinan anatara lain usia, paritas,
pengetahuan mengenai proses persalinan, besarnya janin, posisi janin
dalam uterus dan tingkat kecemasan ibu (Llewellyn dalam
Apriliana,dkk,2011).
Persalinan merupakan proses dimana bayi, plasenta dan selaput
ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya
terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai
adanya penyulit (JNPK-KR,2007).
Proses persalinan sendiri terbagi menjadi 4 kala yakni kala I (kala
pembukaan) dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang teratur dan
meningkat hingga serviks membuka lengkap (10cm), kala II (pengeluaran
bayi), dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10cm) dan
berakhir dengan lahirnya bayi, biasanya sekitar 60 menit (pada multi para)
dan120menit (pada primigravida), kala III (kala uri/pengeluaran plasenta)
dimulai setelah bayi lahir dan berakhir ketika plasenta dan selaput ketuban
sudah lahir, normalnya 5-15 menit setelah bayi lahir, sedangkan untuk kala
IV dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam setelah itu.
Persalinan dengan vakum esktraksi adalah suatu persalinan buatan
di mana janin dilahirkan dengan ekstraksi tenaga negatif (vakum) pada
kepalanya (Prawirohardjo, 2000).
Pada beberapa kasus, terjadi kala II lama. Kala II lama adalah
persalinan dengan pembukaan serviks lengkap, ibu mengejan tapi tidak
ada kemajuan penurunan kepala janin (Saifudin,2001). Persalinan dengan
bantuan vakum ini dipengaruhi oleh berbagai faktor salah satunya kala II
2
lama, di RSUD Goeteng sendiri terutama di ruang VK, ada beberapa
pasien dengan kasus kala II lama sehingga harus dibantu dengan vakum,
oleh sebab itu penulis tertarik untuk mengetahui lebih dalam lagi mengenai
proses persalinan dengan bantuan vakum ekstraksi.
B. Tujuan
1. Mengetahui pengertian persalinan normal
2. Mengetahui pengertian vakum ektraksi
3. Mengetahui indikasi vakum ekstraksi.
4. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kala II lama.
5. Mengetahui patofisiologi kala II lama.
6. Mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dengan persalinan vacum
ekstraksi
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala yang berlangsung dalam 18-24 jam tanpa komplikasi baik
pada ibu maupun pada janin (Saifuddin, 2000).
Sedangkan Farrer (2001) berpendapat bahwa persalinan normal adalah
persalinan yang terjadi pada kehamilan aterm (bukan prematur atau post
matur) mempunyai janin (tunggal) dengan presentasi verteks (puncak
kepala) terlaksana tanpa bantuan, tidak mencakup komplikasi (seperti
perdarahan hebat) mencakup kelahiran plasenta yang normal.
Persalinan dengan vakum esktraksi adalah suatu persalinan buatan di
mana janin dilahirkan dengan ekstraksi tenaga negatif (vakum) pada
kepalanya (Prawirohardjo, 2000).
Menurut Saifuddin (2000) vakum ekstraksi merupakan tindakan
obstetrik yang bertujuan untuk mempercepat kala pengeluaran dengan
tenaga mengedan ibu dan ekstraksi pada bayi.
Sedangkan Mochtar (1998) berpendapat bahwa vakum ekstraksi
merupakan suatu alat yang dipakai untuk memegang kepala janin yang
masih berada dalam jalan lahir.
Fase laten kala II kontraksi rahim yang lemah disekitar waktu
pembukaan lengkap sering kali dijumpai fase laten kala II sering
dipandang abnormal dan dapat ditangani sebagai inersia uteri. Pada fase
aktif kala II ditandai dengan penurunan janin dan usaha untuk mengejan
tanpa sadar, fase ini kadang-kadang disebut sebagai bagian panggul dari
persalinan, periode mengejan, kontraksi usaha mengejan dan posisi tubuh
wanita merupakan kekuatan yang tergabung untuk melahirkan bayi
(Simkin, 2005).
4
B. Etiologi
Teori-teori terjadinya persalinan menurut Manuaba (2010) :
Teori keregangan
Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas waktu
tertentu. Setelah melewati batas tersebut terjadi kontraksi sehingga
persalinan dapat dimulai.
Teori penurunan progesteron
Proses penuaan plasenta terjadi mulai umur hamil 28 minggu, dimana
terjadi penimbunan jaringan ikat, pembuluh darah mengalami
penyempitan dan buntu. Produksi progesteron mengalami penurunan,
sehingga otot rahim lebih sensitif terhadap oksitosin. Akibatnya otot
rahim mulai berkontraksi setelah tercapai tingkat penurunan
progesteron tertentu.
Teori oksitosin internal
Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis parst posterior
Perubahan keseimbangan estrogen dan progesteron dapat mengubah
sensitivitas otot rahim, sehingga sering terjadi kontraksi braxton hicks.
Menurunnya konsentrasi progesteron akibat besarnya kehamilan maka
oksitosin dapat meningkatkan aktivitas, sehingga persalinan dapat
dimulai.
Teori prostaglandin
Teori prostaglandin meningkat sejak umur 15 minggu, yang
dikeluarkan oleh desidua. Pemberian prostaglandin saat hamil dapat
menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga hasil konsepsi
dikeluarkan. Prostaglandin dianggap dapat merupakan terjadinya
persalinan.
Teori hipotalamus-pituatri dan glandula suprarenalis
Teori menunjukkan pada kehamilan dengan anersefalus, sering terjadi
kelambatan persalinan karena tidak terbentuk hipotalamus. Pemberian
kortikosteroid yang dapat menyebabkan maturitas janin, induksi
5
mulainya persalinan. Glandula suprarenalis merupakan pemicu
terjadinya persalinan.
Indikasi dilakukan vakum ekstraksi menurut Prawirohardjo (2000) :
Untuk mempercepat kala II misalnya : penyakit jantung kompensta,
penyakit paru-paru fibrotik.
Waktu kala II yang memanjang
Gawat janin (masih kontroversi)
Kelelahan ibu
Partus tak maju
Penyebab lambatnya kala II menurut Simkin (2005) :
Posisi dan strategi lain untuk dugaan janin oksiput posterior atau
oksiput transversal menetap.
Diduga disproporsi kepala panggul (CPD).
Diduga terjadi distasia emosional
C. Patofisiologi
Ada 4 faktor yang mempengaruhi proses persalinan kelahiran yaitu
passenger (penumpang yaitu janin dan placenta), passagway (jalan lahir),
powers (kekuatan) posisi ibu dan psikologi (Farrer, 1999).
1. Penumpang
cara penumpang atau janin bergerak disepanjang jalan lahir
merupakan akibat interaksi beberapa faktor yakni ukuran kepala janin,
presentasi, letak, sikap dan posisi janin.
2. Jalan lahir
Jalan lahir terdiri dari panggul ibu, yakni bagian tulang yang padat,
dasar panggul, vagina dan introitus (lubang luar vagina).
Meskipun jaringan lunak khususnya lapisan-lapisan otot dasar
panggul ikut menunjang keluarnya bayi, tetapi panggul ibu lebih
berperan dalam proses persalinan janin. Maka dari itu ukuran dan
bentuk panggul harus ditentukan sebelum persalinan.
6
3. Kekuatan ibu (powers)
Kekuatan ibu melakukan kontraksi involunter dan volunter. Posisi ibu
mempengaruhi adaptasi anatomi dan fisiologi persalinan, posisi tegak
memberi sejumlah keuntungan yaitu rasa letih hilang, merasa nyaman
dan memperbaiki sirkulasi.
Pada kala II memanjang upaya mengedan ibu menambahi resiko pada
bayi karena mengurangi jumlah oksigen ke placenta dianjurkan mengedan
secara spontan jika tidak ada kemajuan penurunan kepala maka dilakukan
ektraksi vakum untuk menyelamatkan janin dan ibunya (Simkin, 2005).
Dengan tindakan vakum ekstraksi dapat menimbulkan komplikasi
pada ibu seperti robekan pada servik uteri dan robekan pada dinding
vagina. Robekan servik (trauma jalan lahir) dapat menyebabkan nyeri dan
resiko terjadinya infeksi (Doenges, 2001) dan komplikasi pada janin dapat
menyebabkan subgaleal hematoma yang dapat menimbulkan ikterus
neonatorum jika fungsi hepar belum matur dan terjadi nekrosis kulit
kepala yang menimbulkan alopenia (Prawirohardjo, 2002).
D. MANIFESTASI KLINIK
Secara umum, tanda dan gejala dari persalinan adalah :
1. Penipisan dan pembukaan serviks
2. Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan pada serviks
(frekuensi minimal 2x dalam 10 menit)
3. Keluarnya lendir bercampur darah melalui vagina
Tanda dan gejala kala I :
1. Fase laten
Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan &
pembukaan serviks secara bertahap
Pembukaan serviks < 4cm
Biasanya berlangsung selama 8 jam
2. Fase aktif
Pembukaan serviks dari 4 – pembukaan lengkap (1cm/jam)
Terjadi penurunan bagian terbawah janin
7
Tanda dan gejala kala II lama :
Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya
kontraksi
Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rektum &/
vagina
Perineum terlihat menonjol
Vulva-vagina dan sfingter ani terlihat membuka
Peningkatan pengeluaran lendir darah
Tanda dan gejala kala III, yakni :
Perubahan bentuk dan ukuran uterus
Tali pusat memanjang
Semburan darah tiba-tiba
Tanda dan gejala kala IV persalinan, antara lain dimulai sejak lahirnya
plasenta dan berakhir 2 jam setelahnya.
E. KOMPLIKASI
Komplikasi yang ditimbulkan dari tindakan vacum ekstraksi adalah :
1. Terhadap Ibu
Robekan bibir cervic atau vagina karena terjepit kepala bayi dan
cup
Perdarahan akibat atonia uteri / trauma (trauma jalan lahir,
infeksi)
2. Terhadap Anak
Perdarahan dalam otak. Caput succedaneum artificialis akan
hilang dalam beberapa hari.
Abserasi dan laserasi kulit kepala
Sefalhematoma, akan hilang dalam 3 – 4 minggu.
Nekrosis kulit kepala
Perdarahan intrakranial sangat jarang
Jaundice, Fraktur klavikula
Kerusakan N.VI dan VII.
8
Ibu mengejan ketika ada kontraksi
Tidak ada kemajuan kepala janin Ibu kelelahan
Nyeri
Tindakan vacum ekstraksi
Ansietas
Robekan serviks uteri
Resiko infeksi
Perdarahan
Ketidakseimbangan caian dan elektrolit
F. PATHWAY
Kehamilan cukup bulan (>37 minggu)
G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses persalinan
2. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan mengenai cara
meneran
3. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif (vakum ekstraksi)
4. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan
perdarahan
9
H. NCP (Nursing Care Plan)
Diagnosa NOC NIC
Nyeri akut
berhubungan
dengan
proses
persalinan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x 8 jam,
diharapkan rasa nyeri pasien berkurang, dengan kriteria
hasil :
Indicator Skala
awal
Skala
target
Rasa nyaman pasien meningkat 2 5
Pasien melaporkan rasa nyeri
berkurang
2 5
Pasien tidak menampakkan
ekspresi menahan nyeri
2 5
Keterangan :
1 : keluhan ekstrim
2 : keluhan berat
3 : keluhan sedang
4 : keluhan ringan
5 : tidak ada keluhan
1. monitor dan catat adanya
rasa nyeri dengan PQRST
2. observasi tanda-tanda non
verbal (gelisah, meringis,
merintih, peningkatan
tekanan darah, dll)
3. atur posisi senyaman
mungkin (15 derajat
dengan bantal tipis)
4. ajarkan teknik relaksasi
(nafas dalam, guide
imaginary) distraksi
(pengusapan di
punggung/daerah yang
sakit)
5. kolaborasi untuk pemberian
10
obat
11
DAFTAR PUSTAKA
Dongoes, M.E. 2001. Rencana Keperawatan Maternal Bayi : Pedoman untuk
Perencanaan dan Dokumentasi Perawatan Pasien (terjemahan), Edisi 2.
Jakarta : EGC.
Farrer, H. 1999. Perawatan Maternitas (terjemahan). Jakarta : EGC.
Manuaba,dkk. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB Untuk
Pendidikan Bidan ed.2. Jakarta : EGC.
Prawirohardjo. 2001. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
Saefuddin, A.B. 2000. Buku Acuan Nasional (Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal). Jakarta : JNPKK POGI.
12