tugas pkn.docx

24
A. PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH Kaum muda Indonesia adalah masa depan bangsa. Karena itu, setiap pemuda Indonesia, baik yang masih berstatus sebagai pelajar, mahasiswa, ataupun yang sudah menyelesaikan pendidikannya adalah aktor-aktor penting yang sangat diandalkan untuk mewujudkan cita-cita pencerahan kehidupan bangsa kita di masa depan. “The founding leaders” Indonesia telah meletakkan dasar-dasar dan tujuan kebangsaan sebagaimana termaktub dalam pembukaan UUD 1945.Kita mendirikan negara Republik Indonesia untuk maksud melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan untuk ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Untuk mencapai cita-cita tersebut, bangsa kita telah pula bersepakat membangun kemerdekaan kebangsaan dalam susunan organisasi Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai Negara Hukum yang bersifat demokratis (democratische rechtsstaat) dan sebagai Negara Demokrasi konstitutional (constitutional democracy) berdasarkan Pancasila. Dalam upaya mewujudkan cita-cita itu, tentu banyak permasalahan, tantangan, hambatan, rintangan, dan bahkan ancaman yang harus dihadapi. Masalah-masalah yang harus kita hadapi itu beraneka ragam corak dan dimensinya. Banyak

Upload: riza-aminulloh

Post on 05-Aug-2015

20 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: tugas PKN.docx

A. PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG MASALAH

Kaum muda Indonesia adalah masa depan bangsa. Karena itu, setiap pemuda

Indonesia, baik yang masih berstatus sebagai pelajar, mahasiswa, ataupun yang sudah

menyelesaikan pendidikannya adalah aktor-aktor penting yang sangat diandalkan untuk

mewujudkan cita-cita pencerahan kehidupan bangsa kita di masa depan. “The founding

leaders” Indonesia telah meletakkan dasar-dasar dan tujuan kebangsaan sebagaimana

termaktub dalam pembukaan UUD 1945.Kita mendirikan negara Republik Indonesia

untuk maksud melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah

Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan

untuk ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi

dan keadilan sosial. Untuk mencapai cita-cita tersebut, bangsa kita telah pula bersepakat

membangun kemerdekaan kebangsaan dalam susunan organisasi Negara Kesatuan

Republik Indonesia sebagai Negara Hukum yang bersifat demokratis (democratische

rechtsstaat) dan sebagai Negara Demokrasi konstitutional (constitutional democracy)

berdasarkan Pancasila.

Dalam upaya mewujudkan cita-cita itu, tentu banyak permasalahan, tantangan,

hambatan, rintangan, dan bahkan ancaman yang harus dihadapi. Masalah-masalah yang

harus kita hadapi itu beraneka ragam corak dan dimensinya. Banyak masalah yang

timbul sebagai warisan masa lalu, banyak pula masalah-masalah baru yang terjadi

sekarang ataupun yang akan datang dari masa depan kita. Dalam menghadapi beraneka

persoalan tersebut, selalu ada kecemasan, kekhawatiran, atau bahkan ketakutan-

ketakutan sebagai akibat kealfaan atau kesalahan yang kita lakukan atau sebagai akibat

hal-hal yang berada di luar jangkauan kemapuan kita, seperti karena terjadinya bencana

alam atau karena terjadinya krisis keuangan di negara lain yang berpengaruh terhadap

perekonomian kita di dalam negeri.Dan permasalahan yang sedang kiata hadapi

beersama saat ini adalah krisis identitas pada mahasiswa.

Ketika mendengar kata Mahasiswa, mungkin yang terlintas dipikiran kita adalah

orang yang berintelektual dan mempunyai idealisme yang dapat mereka pegang teguh

demi memperjuangkan kebenaran, keadilan, dan kemaslahatan manusia. Mahasiswa

merupakan generasi pelanjut bagi suatu bangsa,dan menjadi motor penggerak dalam

Page 2: tugas PKN.docx

tatanan sosial. Peran mahasiswa sebagai agen of change, social of control, dan moral

force. Dimana keberadaanmu mahasiswa? atau kalian sedang tertidur lelap akibat

belaian gemerlap lampu kota dan bau parfum wanita cantik? Apakah peran dan

tanggung jawab mahasiswa hanyalah dongeng belaka?

Mungkin kita harus melihat atau mengingat kembali peran mahasiswa yang

sangat diperhitungkan dalam dunia sosial dan perpolitikan dalam suatu tatanan sosial

yang terus memperjuangkan  rakyat yang tertindas, coba kita liat peran mahasiswa pada

awal kemerdekaan Indonesia yang digerakkan oleh Budi Utomo, sampai runtuhnya

pemerintahan Orde Baru, mahasiswa pun mempunyai andil penting dalam tragedi

tersebut. Bukan hanya itu, masih banyak lagi, ketika kita menyebutkan semua mungkin

tak cukup pada kertas ini.

Tapi dewasa ini dalam dunia kemahasiswaan, seolah-olah ada yang hilang dari

wujud aslinya sebagai seorang mahasiswa, yang dulunya terkesan sebagai intelektual

muda yang memancarkan cahayanya sampai ke sela-sela yang hampir tak terjangkau

oleh cahaya. Tambah ironisnya lagi, ketika kita mendengar kata mahasiswa hari ini,

yang terlintas di benak kita adalah kesan glamor , elitis, doyan kekerasan, over acting,

tidak merakyat, individualistik, bodoh, tolol, kolot, dan sebagainya. Apa yang terjadi

dengan para kaum intelektual ini? Apakah para kaum intelektual  kita kurang

memahami apa yang “mesti dilakukan” dan “bagaimana seharusnya”, ataukah mereka

terlena dalam romantisme sejarah pergerakan mahasiswa? Mungkin kita bisa renungkan

bahwa apakah kita pantas mengatas namakan diri kita “mahasiswa” sementara kita tidak

tau apa itu mahasiswa.

Oleh karena itu,penulis berkeinginan untuk membuat makalah ini agar

lebih memperdalam pengetahuan mengenai Fenomena Krisis Identitas di Kalangan

Mahasiswa.

2. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah definisi pemuda dan mahasiswa ?

2. Bagaimanakah fenomena krisis identitas di kalangan mahasiswa ?

Page 3: tugas PKN.docx

B. KAJIAN PUSTAKA

A. DEFINISI PEMUDA DAN MAHASISWA

1.Definisi Pemuda

Definisi yang pertama, Pemuda adalah individu yang bila dilihat secara fisik

sedang mengalami perkembangan dan secara psikis sedang mengalami perkembangan

emosional, sehingga pemuda merupakan sumber daya manusia pembangunan baik saat

ini maupun masa datang. Sebagai calon generasi penerus yang akan menggantikan

generasi sebelumnya. Secara internasional, WHO menyebut sebagai” young people”

dengan batas usia 10-24 tahun, sedangkan usia 10-19 tahun disebut ”adolescenea” atau

remaja. International Youth Year yang diselenggarakan tahun 1985, mendefinisikan

penduduk berusia 15-24 tahun sebagai kelompok pemuda.

Definisi yang kedua, pemuda adalah individu dengan karakter yang dinamis,

bahkan bergejolak dan optimis namun belum memiliki pengendalian emosi yang stabil.

Pemuda menghadapi masa perubahan sosial maupun kultural.Sedangkan menurut draft

RUU Kepemudaan, Pemuda adalah mereka yang berusia antara 18 hingga 35 tahun.

Menilik dari sisi usia maka pemuda merupakan masa perkembangan secara biologis dan

psikologis. Oleh karenanya pemuda selalu memiliki aspirasi yang berbeda dengan

aspirasi masyarakat secara umum. Dalam makna yang positif aspirasi yang berbeda ini

disebut dengan semangat pembaharu.

Dalam kosakata bahasa Indonesia, pemuda juga dikenal dengan sebutan generasi

muda dan kaum muda. Seringkali terminologi pemuda, generasi muda, atau kaum muda

memiliki definisi beragam. Definisi tentang pemuda di atas lebih pada definisi teknis

berdasarkan kategori usia sedangkan definisi lainnya lebih fleksibel. Dimana pemuda/

generasi muda/kaum muda adalah mereka yang memiliki semangat pembaharu dan

progresif.

2. Definisi Mahasiswa

Definisi mahasiswa diambil dari suku kata pembentuknya. Maha dan Siswa, atau

pelajar yang paling tinggi levelnya. Sebagai seorang pelajar tertinggi, tentu mahasiswa

sudah terpelajar, sebab mereka tinggal menyempurnakan pembelajarannya hingga

menjadi manusia terpelajar yang paripurna.

Page 4: tugas PKN.docx

Apakah yang diharapkan dari seorang mahasiswa ? Memang harapan ini terbagi

pada stratanya, yaitu untuk strata S1, seorang mahasiswa diharapkan mampu memahami

suatu konsep, dapat memetakan permasalahan dan memilih solusi terbaik untuk

permasalahan tersebut sesuai pemahaman mendalam konsep yang telah dipelajari.

Untuk strata S2, mahasiswa diharapkan mampu merumuskan sesuatu yang berguna atau

bernilai lebih untuk bidangnya. Sedangkan S3 diharapkan mampu menyumbang ilmu

baru bagi bidangnya.

Dari semua strata ada hal yang harus terus secara konsisten diperlihatkan oleh

mahasiswa. Yaitu dalam menghadapi permasalahan, seorang mahasiswa harus

melakukan analisa terhadap masalah itu. Mencari bahan pendukung untuk lebih

memahami permasalahan tersebut. Kemudian memunculkan alternatif solusi dan

memilih satu solusi dengan pertimbangan yang matang. Dan pada akhirnya harus

mampu mempresentasikan solusi yang dipilih ke orang lain untuk mempertanggung

jawabkan pemilihan solusi tersbut.

3. Identitas Nasional

Kata identitas berasal dari bahasa inggris identity yang memiliki pengertian

harfiah; ciri tanda yang melekat pada seseorang, kelompok, masyarakat bahkan suatu

negara. Kata nasional merujuk pada konsep kebangsaan, yaitu pada kelompok-

kelompok persekutuan hidup manusia yang lebih besar dari sekedar pengelompokan

berdasarkan ras, agama, budaya, bahasa, dan sebagainya.

Faktor-faktor yang diperkirakan menjadi identitas bersama suatu bangsa, yaitu :

1) Primodial

2) Sakral

3) Tokoh

4) Bhineka Tunggal Ika

5) Sejarah

6) Perkembangan ekonomi

7) Kelembagaan (Ramlan Surbakti, 1999)

Bangsa Indonesia yang berada diberbagai pulau di Nusantara adalah bangsa

yang bhineka atau bangsa yang majemuk, terdiri atas berbagai suku bangsa atau etnis,

bermacam-macam agama, beraneka kebudayaan dan berbagai bahasa daerah yang

Page 5: tugas PKN.docx

dimanunggalkan. Semua ini merupakan suatu unsur-unsur pembentukan indentitas

nasional Indonesia.

Unsur-unsur Identitas Nasional Indonesia :

1. Suku bangsa

Suku bangsa adalah kesatuan sosial yang dapat dibedakan dari kesatuan sosial

lain berdasarkan kesadaran akan indentitas perbedaan kebudayaan. Pembahasan suku

bangsa tidak lepas dari kebudayaan dan bahasanya sebagai unsur-unsur pembentuk

identias nasional. Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa dan kelompok etnis yang

bertempat tinggal di berbagai pulau besar maupun kecil, dari Sabang sampai Merauke

yang disebut Nusantara. Berbagai suku bangsa ini disatukan atau dimanunggalkan

dengan sesanti bhineka tunggal ika, keanekaragaman suku, agama, bahasa, dan berbagai

aspek kebudayaan yang lain di Indonesia, akan tetapi tetap bersatu di dalam wadah

keIndonesiaan.

2. Agama

Bangsa Indonesia sejak dahulu sampai sekarang termasuk bangsa yang

beragama, baik agama Hindu, Budha, Islam, Katolik, maupun Kristen. Di antara kelima

agama tersebut, agama Islam merupakan agama yang dianut oleh mayoritas bangsa

Indonesia. Indonesia merupakan negara multiagama, maka indonesia dapat dikatakan

sebagai negara yang rawan terhadap disintegrasi bangsa. Integrasi bangsa Indonesia

adalah kompleks, sebagai identitas nasional Indonesia merujuk satu bangsa yang

majemuk (Dede Rosyana dkk, 2003). Semua agama di Indonesia harus menganjurkan

umatnya untuk saling menghormati dalam beragama dan bersatu. Indonesia merupakan

negara “Theis Democratis” yaitu negara yang berkeTuhanan Yang Maha Esa,

menjunjung tinggi semua agama, sikap terhadap agama melindungi dan menjamin

agama-agama yang diberikan kesempatan yang sama.

3. Kebudayaan

Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, kebudayaan daerah merupakan

kerangka dasar yang berintegrasi menuju ke kesatuan kebudayaan bangsa atau

kebudayaan nasional, dengan demikian kebudayaan nasional tidak lepas dari

kebudayaan daerah. Kebudayaan nasional merupakan identitas kebudayaan Indonesia.

Bangsa indonesia telah sepakat menggunakan pancasila sebagai filsafat hidup bangsa

indonesia sehingga nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila akan menjadi tuntunan

Page 6: tugas PKN.docx

dasar dari segenap hidup, sikap, perilaku bangsa Indonesia dalam bermasyarakat,

bernegara. Dengan demikian pancasila sebagai dasar tindakan atau jiwa bangsa

Indonesia .

4. Bahasa

Bahasa adalah sistem lambang bangsa yang bersifat sewenang-wenang dibentuk

atas unsur-unsur bunyi ucapan manusia dan digunakan sebagai sarana komunikasi untuk

melahirkan perasaan dan pikiran. Di nusantara berbagai ragam bahasa daerah sebagai

interaksi antar umat manusia yang mewakili banyaknya suku bangsa. Negara

menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional. Bahasa

yang banyak digunakan sebagai alat komunikasi antar suku Indonesia adalah bahasa

melayu, tetapi bahasa melayu juga digunakan untuk transaksi perdagangan internasional

dikawasan kepulauan Nusantara serta para pedagang Asing.

Kemudian pada tahun 1928 bahasa melayu mengalami perkebangan yang luar

biasa dengan nama bahasa Indonesia, melalui peristiwa Sumpah Pemuda Indonesia,

para tokoh pemuda dari berbagai latar belakang suku dan kebudayaan menetapkan

bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan bangsa Indonesia.

Beberapa bentuk identitas nasional indonesia adalah sebagai berikut :

a) Bahasa nasional atau bahasa persatuan yaitu Bahasa Indonesia

b) Bendera negara yaitu Sang Merah Putih

c) Lagu kebangsaan yaitu Indonesia Raya

d) Lambang negara yaitu Garuda Pancasila

e) Semboyan negara yaitu Bhineka Tunggal Ika, artinya berbeda tetapi tetap satu jua

f) Dasar falsafah negara yaitu Pancasila

g) Konstitusi (Hukum Dasar) yaitu Undang-undang Dasar 1945

h) Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia

i) Konsepsi wawasan nusantara, mengenali diri dan lingkungannya yang serba beragam

dan memiliki nilai strategis dengn mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa

j) Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai budaya nasional

Page 7: tugas PKN.docx

C. PEMBAHASAN

1. Krisis Identitas di Kalangan Mahasiswa

Globalisasi diartikan sebagai suatu era atau zaman yang ditandai dengan perubahan

tatanan kehidupan dunia akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya

teknologi informasi sehingga interaksi manusia nienjadi sempit, serta seolah-olah dunia

tanpa ruang. Era Globalisasi dapat berpengaruh terhadap nilai-nilai budaya bangsa

Indonesia. Era Globalisasi tersebut mau tidak mau, suka tidak suka telah datang dan

menggeser nilai-nilai yang telah ada. Nilai-nilai tersebut, ada yang bersifat positif ada

pula yang bersifat negatif. Semua ini merupakan ancaman, tantangan, dan sekaligus

sebagai peluang bagi bangsa Indonesia untuk berkreasi dan berinovasi di segala aspek

kehidupan. Di era globalisasi, pergaulan antarbangsa semakin ketat. Batas antarnegara

hampir tidak ada artinya, batas wilayah tidak lagi menjadi penghalang. Di dalam

pergaulan antarbangsa yang semakin kental itu, akan terjadi proses akulturasi, saling

meniru, dan saling mempengaruhi di antara budaya masing-masing. Adapun yang perlu

dicermati dari proses akulturasi tersebut, apakah dapat melunturkan tata nilai yang

merupakan jati diri bangsa Indonesia?

Lunturnya tata nilai tersebut biasanya ditandai oleh dua faktor, yaitu:

1.      semakin menonjolnya sikap individualistis, yaitu mengutamakan kepentingan pribadi

di atas kepentingan umum, hal ini bertentangan dengan asas gotong-royong; serta

2.      semakin menonjolnya sikap materialistis, yang berarti harkat dan martabat

kemanusiaan hanya diukur dari hasil atau keberhasilan seseorang dalam memperoleh

kekayaan. Hal ini bisa berakibat bagaimana cara memperolehnya menjadi tidak

dipersoalkan lagi. Apabila hal ini terjadi, berarti etika dan moral telah dikesampingkan.

Arus informasi yang semakin pesat mengakibatkan akses masyarakat terhadap

nilai-nilai asing yang negatif semakin besar. Apabila proses ini tidak segera dibendung,

akan berakibat lebih sering ketika pada puncaknya masyarakat tidak bangga lagi pada

bangsa dan negaranya.

Pengaruh negatif akibat proses akulturasi tersebut dapat merongrong nilai-nilai

yang telah ada di dalam masyarakat. Jika semua ini tidak dapat dibendung, akan

mengganggu ketahanan di segala aspek kehidupan, bahkan akan mengarah pada

kredibilitas sebuah ideologi. Untuk membendung arus globalisasi yang sangat deras

tersebut, harus diupayakan suatu kondisi (konsepsi) agar ketahanan nasional dapat

Page 8: tugas PKN.docx

terjaga, yaitu dengan cara membangun sebuah konsep nasionalisme kebangsaan yang

mengarah kepada konsep Identitas Nasional.

Dengan adanya globalisasi, intensitas hubungan masyarakat antara satu negara

dengan negara yang lain menjadi semakin tinggi. Dengan demikian, kecenderungan

munculnya kejahatan yang bersifat transnasional semakin sering terjadi. Kejahatan-

kejahatan tersebut, antara lain terkait dengan masalah narkotika, pencucian uang

(money laundring), peredaran dokumen keimigrasian palsu, dan terorisme. Masalah-

masalah tersebut berpengaruh terhadap nilai-nilai budaya bangsa yang selama ini

dijunjung tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan semakin merajalelanya peredaran

narkotika dan psikotropika sehingga sangat merusak kepribadian dan moral bangsa,

khususnya bagi generasi penerus bangsa. Jika hal tersebut tidak dapat dibendung, akan

mengganggu terhadap ketahanan nasional di segala aspek kehidupan, bahkan akan

menyebabkan lunturnya nilai-nilai Identitas Nasional.

Identitas Nasional merupakan manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan

berkembang dalam berbagai aspek kehidupan dari ratusan suku yang "dihimpun" dalam

satu kesatuan Indonesia menjadi kebudayaan nasional dengan acuan Pancasila dan roh

"Bhinneka Tunggal Ika" sebagai dasar dan arah pengembangannya.

Unsur-unsur pembentuk Identitas Nasional adalah Suku bangsa, Agama,

Kebudayaan, dan bahasa.Selama ini masyarakat Indonesia masih bingung dengan

identitas bangsanya. Agar dapat memahaminya, pertama-tama harus dipahami terlebih

dulu arti Identitas Nasional Indonesia. Identitas berarti ciri-ciri, sifat-sifat khas yang

melekat pada suatu hal sehingga menunjukkan suatu keunikkannya serta

membedakannya dengan hal-hal lain. Nasional berasal dari kata nasion yang memiliki

arti bangsa, menunjukkan kesatuan komunitas sosio-kultural tertentu yang memiliki

semangat, cita-cita, tujuan serta ideologi bersama. Jadi, yang dimaksud dengan Identitas

Nasional Indonesia adalah ciri-ciri atau sifat-sifat khas bangsa Indonesia yang

membedakannya dengan bangsa-bangsa lain di dunia.Uraiannya mencakup :

1.  Identitas manusia Manusia merupakan makhluk yang multidimensional, paradoksal

dan monopluralistik. Keadaan manusia yang multidimensional, paradoksal dan

sekaligus monopluralistik tersebut akan mempengaruhi eksistensinya. Eksistensi

manusia selain dipengaruhi keadaan tersebut juga dipengaruhi oleh nilai-nilai yang

dianutnya atau pedoman hidupnya. Pada akhirnya yang menentukan identitas manusia

Page 9: tugas PKN.docx

baik secara individu maupun kolektif adalah perpaduan antara keunikan-keunikan yang

ada pada dirinya dengan implementasi nilai-nilai yang dianutnya.

2. Identitas nasionalIdentitas nasional Indonesia bersifat pluralistik (ada

keanekaragaman) baik menyangkut sosiokultural atau religiositas. - Identitas

fundamental/ ideal = Pancasila yang merupakan falsafah bangsa.- Identitas instrumental

= identitas sebagai alat untuk menciptakan Indonesia yang dicita-citakan. Alatnya

berupa UUD 1945, lambang negara, bahasa Indonesia, dan lagu kebangsaan.- Identitas

religiusitas = Indonesia pluralistik dalam agama dan kepercayaan.- Identitas

sosiokultural = Indonesia pluralistik dalam suku dan budaya.- Identitas alamiah =

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia.

3. Nasionalisme IndonesiaNasionalime merupakan situasi kejiwaan dimana kesetiaan

seseorang secara total diabdikan langsung kepada negara bangsa. Nasionalisme sangat

efektif sebagai alat merebut kemerdekaan dari kolonial. Nasionalisme menurut

Soekarno adalah bukan yang berwatak chauvinisme, bersifat toleran, bercorak

ketimuran, hendaknya dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila.

4. Integratis Nasional Menurut Mahfud M.D integrai nasional adalah pernyataan

bagian-bagian yang berbeda dari suatu masayarakat menjadi suatu keseluruhan yang

lebih untuh , secara sederhana memadukan masyarakat-masyarakat kecil yang banyak

jumlahnya menjadi suatu bangsa. Untuk mewujudkan integrasi nasional diperlukan

keadilan, kebijaksanaan yang diterapkan oleh pemerintah dengan tidak membersakan

SAR. Ini perlu dikembangkan karena pada hakekatnya integrasi nasional menunjukkan

tingkat kuatnya kesatuan dan persatuan bangsa.KesimpulanIdentitas Nasional Indonesia

adalah sifat-sifat khas bangsa Indonesia yang membedakannya dengan bangsa-bangsa

lain di dunia. Indonesia terdiri dari berbagai macam suku bangsa, agama dan pulau-

pulau yang dipisahkan oleh lautan. Oleh karena itu, nilai-nilai yang dianut

masyarakatnya pun berbeda-beda. Nilai-nilai tersebut kemudian disatupadukan dan

diselaraskan dalam Pancasila. Nilai-nilai ini penting karena merekalah yang

mempengaruhi identitas bangsa. Oleh sebab itu, nasionalisme dan integrasi nasional

sangat penting untuk ditekankan pada diri setiap warga Indonesia agar bangsa Indonesia

tidak kehilangan identitas.

Kebudayaan nasional adalah kebudayaan yang diakui sebagai identitas nasional.

Definisi kebudayaan nasional menurut TAP MPR No.II tahun 1998, yakni:

Page 10: tugas PKN.docx

Kebudayaan nasional yang berlandaskan Pancasila adalah perwujudan cipta, karya

dan karsa bangsa Indonesia dan merupakan keseluruhan daya upaya manusia Indonesia

untuk mengembangkan harkat dan martabat sebagai bangsa, serta diarahkan untuk

memberikan wawasan dan makna pada pembangunan nasional dalam segenap bidang

kehidupan bangsa. Dengan demikian Pembangunan Nasional merupakan pembangunan

yang berbudaya.Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Wujud, Arti dan Puncak-

Puncak Kebudayaan Lama dan Asli bai Masyarakat Pendukukungnya, Semarang: P&K,

199 kebudayaan nasional dalam pandangan Ki Hajar Dewantara adalah “puncak-puncak

dari kebudayaan daerah”. Kutipan pernyataan ini merujuk pada paham kesatuan makin

dimantapkan, sehingga ketunggalikaan makin lebih dirasakan daripada kebhinekaan.

Wujudnya berupa negara kesatuan, ekonomi nasional, hukum nasional, serta bahasa

nasional. Definisi yang diberikan oleh Koentjaraningrat dapat dilihat dari peryataannya:

“yang khas dan bermutu dari suku bangsa mana pun asalnya, asal bisa

mengidentifikasikan diri dan menimbulkan rasa bangga, itulah kebudayaan nasional”.

Pernyataan ini merujuk pada puncak-puncak kebudayaan daerah dan kebudayaan suku

bangsa yang bisa menimbulkan rasa bangga bagi orang Indonesia jika ditampilkan

untuk mewakili identitas bersama.Nunus Supriadi, “Kebudayaan Daerah dan

Kebudayaan Nasional”

Pernyataan yang tertera pada GBHN tersebut merupakan penjabaran dari UUD 1945

Pasal 32. Dewasa ini tokoh-tokoh kebudayaan Indonesia sedang mempersoalkan

eksistensi kebudayaan daerah dan kebudayaan nasional terkait dihapuskannya tiga

kalimat penjelasan pada pasal 32 dan munculnya ayat yang baru. Mereka

mempersoalkan adanya kemungkinan perpecahan oleh kebudayaan daerah jika batasan

mengenai kebudayaan nasional tidak dijelaskan secara gamblang.

Sebelum di amandemen, UUD 1945 menggunakan dua istilah untuk

mengidentifikasi kebudayaan daerah dan kebudayaan nasional. Kebudayaan bangsa,

ialah kebudayaan-kebudayaan lama dan asli yang terdapat sebagi puncak-puncak di

daerah-daerah di seluruh Indonesia, sedangkan kebudayaan nasional sendiri dipahami

sebagai kebudayaan angsa yang sudah berada pada posisi yang memiliki makna bagi

seluruh bangsa Indonesia. Dalam kebudayaan nasional terdapat unsur pemersatu dari

Banga Indonesia yang sudah sadar dan menglami persebaran secara nasional. Di

Page 11: tugas PKN.docx

dalamnya terdapat unsur kebudayaan bangsa dan unsur kebudayaan asing, serta unsur

kreasi baru atau hasil invensi nasional.

2. PEMUDA, MAHASISWA DAN PERUBAHAN

Pemuda dan mahasiswa sama-sama diidentikkan dengan “agent of change”. Kata-

kata perubahan selalunya menempel dengan erat sekali sebagai identitas para

mahasiswa yang juga dikenal sebagai kaum intelektualitas muda. Dari mahasiswalah

ditumpukan besarnya harapan, harapan untuk perubahan dan pembaharuan dalam

berbagai bidang yang ada di negeri ini. Tugasnyalah melaksanakan dan merealisasikan

perubahan positif, sehingga kemajuan di dalam sebuah negeri bisa tercapai dengan

membanggakan.

Peran sentral perjuanganya sebagai kaum intelektualitas muda memberi secercah

sinar harapan untuk bisa memperbaiki dan memberi perubahan-perubahan positif di

negeri ini. Tidak dipungkiri, bahwa perubahan memang tidak bisa dipisahkan dan telah

menjadi sinkronisasi yang mendarah daging dari tubuh dan jiwa para mahasiswa.

Dari mahasiswa dan pemudalah selaku pewaris peradaban munculnya berbagai gerakan-

gerakan perubahan positif yang luar biasa dalam lembar sejarah kemajuan sebuah

bangsa dan negara.

Sejarah telah menorehkan dengan tinta emas, bahwa pemuda khususnya

mahasiswa selalu berperan dalam perubahan di negeri kita, berbagai peristiwa besar di

dunia selalu identik dengan peran mahasiswa didalamnya.Berawal dari gerakan

organisasi mahasiswa Indonesia di tahun 1908, Boedi Oetomo. Gerakan yang telah

menetapkan tujuannya yaitu “kemajuan yang selaras buat negeri dan bangsa” ini telah

lahir dan mampu memberikan warna perubahan yang luar biasa positif terhadap

perkembangan gerakan kemahasiswaan untuk kemajuan bangsa Indonesia.Gerakan

kemahasiswaan lainnya pun terbentuk, Mohammad Hatta mempelopori terbentuknya

organisasi kemahasiwaan yang beranggotakan mahasiswa-mahasiswa yang sedang

belajar di Belanda yaitu Indische Vereeninging (yang selanjutnya berubah menjadi

Perhimpunan Indonesia). Kelahiran organisasi tersebut membuka lembaran sejarah baru

kaum terpelajar dan mahasiswa di garda depan sebuah bangsa dengan misi utamanya

“menumbuhkan kesadaran kebangsaan dan hak-hak kemanusiaan dikalangan rakyat

Indonesia untuk memperoleh kemerdekaan”.Gerakan mahasiswa tidak berhenti sampai

disitu, gerakannya berkembang semakin subur, angkatan 1928 yang dimotori oleh

Page 12: tugas PKN.docx

beberapa tokoh mahasiswa diantaranya Soetomo (Indonesische Studie-club),Soekarno

(Algemeene Studie-club), hingga terbentuknya juga Persatuan Pelajar-Pelajar Indonesia

(PPPI) yang merupakan prototipe organisasi telah menghimpun seluruh gerakan

mahasiswa ditahun 1928, gerakan mahasiswa angkatan 1928 memunculkan sebuah

idieologi dan semangat persatuan dan kesatuan diseluruh pelosok Indonesia untuk

meneriakkan dengan lantang dan menyimpannya didalam jiwa seluruh komponen

bangsa, kami putra putri Indonesia mengaku bertumpah darah satu yaitu tumpah darah

Indonesia, berbangsa satu yaitu bangsa Indonesia, dan menjunjung bahasa satu yaitu

bahasa Indonesia dan hingga kini kita kenal sebagai sumpah pemuda.Gerakan

perjuangan mahasiswa sebagai kontrol pemerintahan dan kontrol sosial terus tumbuh

dan berkembang, hinggalah gerakan perjuangan mahasiswa sampai pada terjadinya

peristiwa 10 tahun yang lalu yaitu tragedi trisakti mei 1998.

Lagi-lagi mahasiswa menjadi garda terdepan didalam perubahan terhadap negeri ini,

gerakan perjuangan ini menuntut reformasi perubahan untuk mengganti rezim orde baru

yang korupsi, kolusi, dan nepotisme serta tidak berpihak kepada rakyat dan memaksa

turun presiden soeharto dari kursi kekuasaannya yang telah digenggamnya selama

hampir 32 tahun.

Gerakan perjuangan mahasiswa tidak semudah yang kita bayangkan, perubahan ini

harus dibayar mahal dengan meninggalnya empat mahasiswa universitas trisakti oleh

timah petugas aparat yang tidak mengharapkan perubahan itu terjadi.

Sejarah panjang gerakan mahasiswa merupakan salah satu bukti, kontribusinya,

eksistensinya, dan peran serta tanggungjawabnya mahasiswa dalam memberikan

perubahan dan memperjuangkan kepentingan rakyat.Peran mahasiswa terhadap bangsa

dan negeri ini bukan hanya duduk di depan meja dan dengarkan dosen berbicara, akan

tetapi mahasiswa juga mempunyai berbagai perannya dalam melaksanakan perubahan

untuk bangsa Indonesia, peran tersebut adalah sebagai generasi penerus yang

melanjutkan dan menyampaikan nilai-nilai kebaikan pada suatu kaum, sebagai generasi

pengganti yang menggantikan kaum yang sudah rusak moral dan perilakunya, dan juga

sebagai generasi pembaharu yang memperbaiki dan memperbaharui kerusakan dan

penyimpangan negatif yang ada pada suatu kaum.

Peran ini senantiasa harus terus terjaga dan terpartri didalam dada mahasiswa

Indonesia baik yang ada didalam negeri maupun mahasiswa yang sedang belajar diluar

Page 13: tugas PKN.docx

negeri. Apabila peran ini bisa dijadikan sebagai sebuah pegangan bagi seluruh

mahasiswa Indonesia, “ruh perubahan” itu tetap akan bisa terus bersemayam dalam diri

seluruh mahasiswa Indonesia.

Gerakan perjuangan Mahasiswa Indonesia tidak boleh berhenti sampai

kapanpun ,gerakan perjuangan mahasiswa saat ini tidak hanya dengan bergerak

bersama-sama untuk berdemonstrasi dan berorasi dijalan-jalan saja, akan tetapi wahai

para “agent of change”, cobalah untuk bertindak bijak dengan intelektualisme,

idealisme, dan keberanian mu untuk bisa senantiasa menanamkan ruh perubahan yang

ada dalam dirimu untuk bisa memberi kebaikan dan berperan besar serta bertanggung

jawab untuk memberikan kemajuan bangsa dan Negara Indonesia, sehingga seperti

Hasan al Banna katakan “goreskanlah catatan membanggakan bagi umat manusia”.

3. PERANAN DAN FUNGSI MAHASISWA DALAM ERA REFORMASI

Pemikiran kritis, demokratis, dan konstruktif selalu lahir dari pola pikir para

mahasiswa. Suara-suara mahasiswa kerap kali merepresentasikan dan mengangkat

realita sosial yang terjadi di masyarakat. Sikap idealisme mendorong mahasiswa untuk

memperjuangkan sebuah aspirasi pada penguasa, dengan cara mereka sendiri.

Dalam hal ini, secara umum mahasiswa menyandang tiga fungsi strategis, yaitu :

1. sebagai penyampai kebenaran (agent of social control)

2. sebagai agen perubahan (agent of change)

3. sebagai generasi penerus masa depan (iron stock)

Mahasiswa dituntut untuk berperan lebih, tidak hanya bertanggung jawab

sebagai kaum akademis, tetapi diluar itu wajib memikirkan dan mengembang tujuan

bangsa. Dalam hal ini keterpaduan nilai-nilai moralitas dan intelektualitas sangat

diperlukan demi berjalannya peran mahasiswa dalam dunia kampusnya untuk dapat

menciptakan sebuah kondisi kehidupan kampus yang harmonis serta juga kehidupan

diluar kampus.

Peran dan fungsi mahasiswa dapat ditunjukkan :

1. Secara santun tanpa mengurangi esensi dan agenda yang diperjuangkan.

2. Semangat mengawal dan mengawasi jalannya reformasi, harus tetap tertanam

dalam jiwa setiap mahasiswa.

3. Sikap kritis harus tetap ada dalam diri mahasiswa, sebagai agen pengendali untuk

mencegah berbagai penyelewengan yang terjadi terhadap perubahan yang telah mereka

Page 14: tugas PKN.docx

perjuangkan.

Dengan begitu, mahasiswa tetap menebarkan bau harum keadilan sosial dan solidaritas

kerakyatan.

Menurut Arbi Sanit ada empat faktor pendorong bagi peningkatan peranan

mahasiswa dalam kehidupan politik.

1. sebagai kelompok masyarakat yang memperoleh pendidikan terbaik, mahasiswa

mempunyai horison yang luas diantara masyarakat.

2. sebagai kelompok masyarakat yang paling lama menduduki bangku sekolah, sampai

di universitas mahasiswa telah mengalami proses sosialisasi politik yang terpanjang

diantara angkatan muda.

3. kehidupan kampus membentuk gaya hidup yang unik di kalangan mahasiswa. Di

Universitas, mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah, suku, bahasa dan agama

terjalin dalam kegiatan kampus sehari-hari.

4. mahasiswa sebagai kelompok yang akan memasuki lapisan atas dari susunan

kekuasaan, struktur perekonomian dan prestise dalam masyarakat dengan sendirinya

merupakan elit di dalam kalangan angkatan muda.

D.KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Peran mahasiswa bagi bangsa dan negeri ini bukan hanya duduk di depan meja

dan dengarkan dosen berbicara, akan tetapi mahasiswa juga mempunyai berbagai

perannya dalam melaksanakan perubahan untuk bangsa Indonesia, peran tersebut adalah

sebagai generasi penerus yang melanjutkan dan menyampaikan nilai-nilai kebaikan

pada suatu kaum, sebagai generasi pengganti yang menggantikan kaum yang sudah

rusak moral dan perilakunya, dan juga sebagai generasi pembaharu yang memperbaiki

dan memperbaharui kerusakan dan penyimpangan negatif yang ada pada suatu kaum.

Peran ini senantiasa harus terus terjaga dan terpartri didalam dada mahasiswa Indonesia

baik yang ada didalam negeri maupun mahasiswa yang sedang belajar diluar negeri.

Apabila peran ini bisa dijadikan sebagai sebuah pegangan bagi seluruh mahasiswa

Indonesia, “ruh perubahan” itu tetap akan bisa terus bersemayam dalam diri seluruh

mahasiswa Indonesia.

Page 15: tugas PKN.docx

B. SARAN

Pada bagian ini penyusun ingin mengajak yang dalam hal ini ditujukan kepada

para generasi muda pelajar dan mahasiswa, para Dosen dan Guru, seluruh elemen

pemerintah baik yang ada di daerah maupun yang ada di pusat serta seluruh lapisan

masyarakt Indonesia secara luas agar tetap bersatu demi mempertahankan keutuhan

NKRI. Terkadang masalah sepele akan menjadi kompleks jika tidak ada solidaritas di

antara sesama kita. Penyusun berharap tak akan ada lagi perselisihan di negeri kita

tercinta sehingga cita-cita bangsa Indonesia akan tercapai.

Pepatah dalam bahasa Inggris mengatakan Student Today, Leader Tomorrow.

Penyusun meyakini bahwa kunci tercapainya cita-cita itu ada di tangan para generasi

muda. Oleh karena itu, tetaplah semangat dalam meraih apa yang telah menjadi tujuan

hidup kita.

D. DAFTAR PUSTAKA

1. DR Yusril Ihza Mahendra, 1996,Dinamika Tata Negara Indonesia, Gema

Isani Press, Jakarta.

2. Heri Hanwari AIS,1996,Filsafat Pancasila,Gramedia,Jakarta.

3. M. Nur Khoiron dkk,1996,Pendidikan Politik Bagi Warga Negara

(Tawaran operasional dan kerangka kerja), LKIS;Jakarta