tugas pkn.docx
TRANSCRIPT
![Page 1: tugas PKN.docx](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082413/55721199497959fc0b8f35b8/html5/thumbnails/1.jpg)
A. PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG MASALAH
Kaum muda Indonesia adalah masa depan bangsa. Karena itu, setiap pemuda
Indonesia, baik yang masih berstatus sebagai pelajar, mahasiswa, ataupun yang sudah
menyelesaikan pendidikannya adalah aktor-aktor penting yang sangat diandalkan untuk
mewujudkan cita-cita pencerahan kehidupan bangsa kita di masa depan. “The founding
leaders” Indonesia telah meletakkan dasar-dasar dan tujuan kebangsaan sebagaimana
termaktub dalam pembukaan UUD 1945.Kita mendirikan negara Republik Indonesia
untuk maksud melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
untuk ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan sosial. Untuk mencapai cita-cita tersebut, bangsa kita telah pula bersepakat
membangun kemerdekaan kebangsaan dalam susunan organisasi Negara Kesatuan
Republik Indonesia sebagai Negara Hukum yang bersifat demokratis (democratische
rechtsstaat) dan sebagai Negara Demokrasi konstitutional (constitutional democracy)
berdasarkan Pancasila.
Dalam upaya mewujudkan cita-cita itu, tentu banyak permasalahan, tantangan,
hambatan, rintangan, dan bahkan ancaman yang harus dihadapi. Masalah-masalah yang
harus kita hadapi itu beraneka ragam corak dan dimensinya. Banyak masalah yang
timbul sebagai warisan masa lalu, banyak pula masalah-masalah baru yang terjadi
sekarang ataupun yang akan datang dari masa depan kita. Dalam menghadapi beraneka
persoalan tersebut, selalu ada kecemasan, kekhawatiran, atau bahkan ketakutan-
ketakutan sebagai akibat kealfaan atau kesalahan yang kita lakukan atau sebagai akibat
hal-hal yang berada di luar jangkauan kemapuan kita, seperti karena terjadinya bencana
alam atau karena terjadinya krisis keuangan di negara lain yang berpengaruh terhadap
perekonomian kita di dalam negeri.Dan permasalahan yang sedang kiata hadapi
beersama saat ini adalah krisis identitas pada mahasiswa.
Ketika mendengar kata Mahasiswa, mungkin yang terlintas dipikiran kita adalah
orang yang berintelektual dan mempunyai idealisme yang dapat mereka pegang teguh
demi memperjuangkan kebenaran, keadilan, dan kemaslahatan manusia. Mahasiswa
merupakan generasi pelanjut bagi suatu bangsa,dan menjadi motor penggerak dalam
![Page 2: tugas PKN.docx](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082413/55721199497959fc0b8f35b8/html5/thumbnails/2.jpg)
tatanan sosial. Peran mahasiswa sebagai agen of change, social of control, dan moral
force. Dimana keberadaanmu mahasiswa? atau kalian sedang tertidur lelap akibat
belaian gemerlap lampu kota dan bau parfum wanita cantik? Apakah peran dan
tanggung jawab mahasiswa hanyalah dongeng belaka?
Mungkin kita harus melihat atau mengingat kembali peran mahasiswa yang
sangat diperhitungkan dalam dunia sosial dan perpolitikan dalam suatu tatanan sosial
yang terus memperjuangkan rakyat yang tertindas, coba kita liat peran mahasiswa pada
awal kemerdekaan Indonesia yang digerakkan oleh Budi Utomo, sampai runtuhnya
pemerintahan Orde Baru, mahasiswa pun mempunyai andil penting dalam tragedi
tersebut. Bukan hanya itu, masih banyak lagi, ketika kita menyebutkan semua mungkin
tak cukup pada kertas ini.
Tapi dewasa ini dalam dunia kemahasiswaan, seolah-olah ada yang hilang dari
wujud aslinya sebagai seorang mahasiswa, yang dulunya terkesan sebagai intelektual
muda yang memancarkan cahayanya sampai ke sela-sela yang hampir tak terjangkau
oleh cahaya. Tambah ironisnya lagi, ketika kita mendengar kata mahasiswa hari ini,
yang terlintas di benak kita adalah kesan glamor , elitis, doyan kekerasan, over acting,
tidak merakyat, individualistik, bodoh, tolol, kolot, dan sebagainya. Apa yang terjadi
dengan para kaum intelektual ini? Apakah para kaum intelektual kita kurang
memahami apa yang “mesti dilakukan” dan “bagaimana seharusnya”, ataukah mereka
terlena dalam romantisme sejarah pergerakan mahasiswa? Mungkin kita bisa renungkan
bahwa apakah kita pantas mengatas namakan diri kita “mahasiswa” sementara kita tidak
tau apa itu mahasiswa.
Oleh karena itu,penulis berkeinginan untuk membuat makalah ini agar
lebih memperdalam pengetahuan mengenai Fenomena Krisis Identitas di Kalangan
Mahasiswa.
2. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah definisi pemuda dan mahasiswa ?
2. Bagaimanakah fenomena krisis identitas di kalangan mahasiswa ?
![Page 3: tugas PKN.docx](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082413/55721199497959fc0b8f35b8/html5/thumbnails/3.jpg)
B. KAJIAN PUSTAKA
A. DEFINISI PEMUDA DAN MAHASISWA
1.Definisi Pemuda
Definisi yang pertama, Pemuda adalah individu yang bila dilihat secara fisik
sedang mengalami perkembangan dan secara psikis sedang mengalami perkembangan
emosional, sehingga pemuda merupakan sumber daya manusia pembangunan baik saat
ini maupun masa datang. Sebagai calon generasi penerus yang akan menggantikan
generasi sebelumnya. Secara internasional, WHO menyebut sebagai” young people”
dengan batas usia 10-24 tahun, sedangkan usia 10-19 tahun disebut ”adolescenea” atau
remaja. International Youth Year yang diselenggarakan tahun 1985, mendefinisikan
penduduk berusia 15-24 tahun sebagai kelompok pemuda.
Definisi yang kedua, pemuda adalah individu dengan karakter yang dinamis,
bahkan bergejolak dan optimis namun belum memiliki pengendalian emosi yang stabil.
Pemuda menghadapi masa perubahan sosial maupun kultural.Sedangkan menurut draft
RUU Kepemudaan, Pemuda adalah mereka yang berusia antara 18 hingga 35 tahun.
Menilik dari sisi usia maka pemuda merupakan masa perkembangan secara biologis dan
psikologis. Oleh karenanya pemuda selalu memiliki aspirasi yang berbeda dengan
aspirasi masyarakat secara umum. Dalam makna yang positif aspirasi yang berbeda ini
disebut dengan semangat pembaharu.
Dalam kosakata bahasa Indonesia, pemuda juga dikenal dengan sebutan generasi
muda dan kaum muda. Seringkali terminologi pemuda, generasi muda, atau kaum muda
memiliki definisi beragam. Definisi tentang pemuda di atas lebih pada definisi teknis
berdasarkan kategori usia sedangkan definisi lainnya lebih fleksibel. Dimana pemuda/
generasi muda/kaum muda adalah mereka yang memiliki semangat pembaharu dan
progresif.
2. Definisi Mahasiswa
Definisi mahasiswa diambil dari suku kata pembentuknya. Maha dan Siswa, atau
pelajar yang paling tinggi levelnya. Sebagai seorang pelajar tertinggi, tentu mahasiswa
sudah terpelajar, sebab mereka tinggal menyempurnakan pembelajarannya hingga
menjadi manusia terpelajar yang paripurna.
![Page 4: tugas PKN.docx](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082413/55721199497959fc0b8f35b8/html5/thumbnails/4.jpg)
Apakah yang diharapkan dari seorang mahasiswa ? Memang harapan ini terbagi
pada stratanya, yaitu untuk strata S1, seorang mahasiswa diharapkan mampu memahami
suatu konsep, dapat memetakan permasalahan dan memilih solusi terbaik untuk
permasalahan tersebut sesuai pemahaman mendalam konsep yang telah dipelajari.
Untuk strata S2, mahasiswa diharapkan mampu merumuskan sesuatu yang berguna atau
bernilai lebih untuk bidangnya. Sedangkan S3 diharapkan mampu menyumbang ilmu
baru bagi bidangnya.
Dari semua strata ada hal yang harus terus secara konsisten diperlihatkan oleh
mahasiswa. Yaitu dalam menghadapi permasalahan, seorang mahasiswa harus
melakukan analisa terhadap masalah itu. Mencari bahan pendukung untuk lebih
memahami permasalahan tersebut. Kemudian memunculkan alternatif solusi dan
memilih satu solusi dengan pertimbangan yang matang. Dan pada akhirnya harus
mampu mempresentasikan solusi yang dipilih ke orang lain untuk mempertanggung
jawabkan pemilihan solusi tersbut.
3. Identitas Nasional
Kata identitas berasal dari bahasa inggris identity yang memiliki pengertian
harfiah; ciri tanda yang melekat pada seseorang, kelompok, masyarakat bahkan suatu
negara. Kata nasional merujuk pada konsep kebangsaan, yaitu pada kelompok-
kelompok persekutuan hidup manusia yang lebih besar dari sekedar pengelompokan
berdasarkan ras, agama, budaya, bahasa, dan sebagainya.
Faktor-faktor yang diperkirakan menjadi identitas bersama suatu bangsa, yaitu :
1) Primodial
2) Sakral
3) Tokoh
4) Bhineka Tunggal Ika
5) Sejarah
6) Perkembangan ekonomi
7) Kelembagaan (Ramlan Surbakti, 1999)
Bangsa Indonesia yang berada diberbagai pulau di Nusantara adalah bangsa
yang bhineka atau bangsa yang majemuk, terdiri atas berbagai suku bangsa atau etnis,
bermacam-macam agama, beraneka kebudayaan dan berbagai bahasa daerah yang
![Page 5: tugas PKN.docx](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082413/55721199497959fc0b8f35b8/html5/thumbnails/5.jpg)
dimanunggalkan. Semua ini merupakan suatu unsur-unsur pembentukan indentitas
nasional Indonesia.
Unsur-unsur Identitas Nasional Indonesia :
1. Suku bangsa
Suku bangsa adalah kesatuan sosial yang dapat dibedakan dari kesatuan sosial
lain berdasarkan kesadaran akan indentitas perbedaan kebudayaan. Pembahasan suku
bangsa tidak lepas dari kebudayaan dan bahasanya sebagai unsur-unsur pembentuk
identias nasional. Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa dan kelompok etnis yang
bertempat tinggal di berbagai pulau besar maupun kecil, dari Sabang sampai Merauke
yang disebut Nusantara. Berbagai suku bangsa ini disatukan atau dimanunggalkan
dengan sesanti bhineka tunggal ika, keanekaragaman suku, agama, bahasa, dan berbagai
aspek kebudayaan yang lain di Indonesia, akan tetapi tetap bersatu di dalam wadah
keIndonesiaan.
2. Agama
Bangsa Indonesia sejak dahulu sampai sekarang termasuk bangsa yang
beragama, baik agama Hindu, Budha, Islam, Katolik, maupun Kristen. Di antara kelima
agama tersebut, agama Islam merupakan agama yang dianut oleh mayoritas bangsa
Indonesia. Indonesia merupakan negara multiagama, maka indonesia dapat dikatakan
sebagai negara yang rawan terhadap disintegrasi bangsa. Integrasi bangsa Indonesia
adalah kompleks, sebagai identitas nasional Indonesia merujuk satu bangsa yang
majemuk (Dede Rosyana dkk, 2003). Semua agama di Indonesia harus menganjurkan
umatnya untuk saling menghormati dalam beragama dan bersatu. Indonesia merupakan
negara “Theis Democratis” yaitu negara yang berkeTuhanan Yang Maha Esa,
menjunjung tinggi semua agama, sikap terhadap agama melindungi dan menjamin
agama-agama yang diberikan kesempatan yang sama.
3. Kebudayaan
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, kebudayaan daerah merupakan
kerangka dasar yang berintegrasi menuju ke kesatuan kebudayaan bangsa atau
kebudayaan nasional, dengan demikian kebudayaan nasional tidak lepas dari
kebudayaan daerah. Kebudayaan nasional merupakan identitas kebudayaan Indonesia.
Bangsa indonesia telah sepakat menggunakan pancasila sebagai filsafat hidup bangsa
indonesia sehingga nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila akan menjadi tuntunan
![Page 6: tugas PKN.docx](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082413/55721199497959fc0b8f35b8/html5/thumbnails/6.jpg)
dasar dari segenap hidup, sikap, perilaku bangsa Indonesia dalam bermasyarakat,
bernegara. Dengan demikian pancasila sebagai dasar tindakan atau jiwa bangsa
Indonesia .
4. Bahasa
Bahasa adalah sistem lambang bangsa yang bersifat sewenang-wenang dibentuk
atas unsur-unsur bunyi ucapan manusia dan digunakan sebagai sarana komunikasi untuk
melahirkan perasaan dan pikiran. Di nusantara berbagai ragam bahasa daerah sebagai
interaksi antar umat manusia yang mewakili banyaknya suku bangsa. Negara
menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional. Bahasa
yang banyak digunakan sebagai alat komunikasi antar suku Indonesia adalah bahasa
melayu, tetapi bahasa melayu juga digunakan untuk transaksi perdagangan internasional
dikawasan kepulauan Nusantara serta para pedagang Asing.
Kemudian pada tahun 1928 bahasa melayu mengalami perkebangan yang luar
biasa dengan nama bahasa Indonesia, melalui peristiwa Sumpah Pemuda Indonesia,
para tokoh pemuda dari berbagai latar belakang suku dan kebudayaan menetapkan
bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan bangsa Indonesia.
Beberapa bentuk identitas nasional indonesia adalah sebagai berikut :
a) Bahasa nasional atau bahasa persatuan yaitu Bahasa Indonesia
b) Bendera negara yaitu Sang Merah Putih
c) Lagu kebangsaan yaitu Indonesia Raya
d) Lambang negara yaitu Garuda Pancasila
e) Semboyan negara yaitu Bhineka Tunggal Ika, artinya berbeda tetapi tetap satu jua
f) Dasar falsafah negara yaitu Pancasila
g) Konstitusi (Hukum Dasar) yaitu Undang-undang Dasar 1945
h) Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia
i) Konsepsi wawasan nusantara, mengenali diri dan lingkungannya yang serba beragam
dan memiliki nilai strategis dengn mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa
j) Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai budaya nasional
![Page 7: tugas PKN.docx](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082413/55721199497959fc0b8f35b8/html5/thumbnails/7.jpg)
C. PEMBAHASAN
1. Krisis Identitas di Kalangan Mahasiswa
Globalisasi diartikan sebagai suatu era atau zaman yang ditandai dengan perubahan
tatanan kehidupan dunia akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya
teknologi informasi sehingga interaksi manusia nienjadi sempit, serta seolah-olah dunia
tanpa ruang. Era Globalisasi dapat berpengaruh terhadap nilai-nilai budaya bangsa
Indonesia. Era Globalisasi tersebut mau tidak mau, suka tidak suka telah datang dan
menggeser nilai-nilai yang telah ada. Nilai-nilai tersebut, ada yang bersifat positif ada
pula yang bersifat negatif. Semua ini merupakan ancaman, tantangan, dan sekaligus
sebagai peluang bagi bangsa Indonesia untuk berkreasi dan berinovasi di segala aspek
kehidupan. Di era globalisasi, pergaulan antarbangsa semakin ketat. Batas antarnegara
hampir tidak ada artinya, batas wilayah tidak lagi menjadi penghalang. Di dalam
pergaulan antarbangsa yang semakin kental itu, akan terjadi proses akulturasi, saling
meniru, dan saling mempengaruhi di antara budaya masing-masing. Adapun yang perlu
dicermati dari proses akulturasi tersebut, apakah dapat melunturkan tata nilai yang
merupakan jati diri bangsa Indonesia?
Lunturnya tata nilai tersebut biasanya ditandai oleh dua faktor, yaitu:
1. semakin menonjolnya sikap individualistis, yaitu mengutamakan kepentingan pribadi
di atas kepentingan umum, hal ini bertentangan dengan asas gotong-royong; serta
2. semakin menonjolnya sikap materialistis, yang berarti harkat dan martabat
kemanusiaan hanya diukur dari hasil atau keberhasilan seseorang dalam memperoleh
kekayaan. Hal ini bisa berakibat bagaimana cara memperolehnya menjadi tidak
dipersoalkan lagi. Apabila hal ini terjadi, berarti etika dan moral telah dikesampingkan.
Arus informasi yang semakin pesat mengakibatkan akses masyarakat terhadap
nilai-nilai asing yang negatif semakin besar. Apabila proses ini tidak segera dibendung,
akan berakibat lebih sering ketika pada puncaknya masyarakat tidak bangga lagi pada
bangsa dan negaranya.
Pengaruh negatif akibat proses akulturasi tersebut dapat merongrong nilai-nilai
yang telah ada di dalam masyarakat. Jika semua ini tidak dapat dibendung, akan
mengganggu ketahanan di segala aspek kehidupan, bahkan akan mengarah pada
kredibilitas sebuah ideologi. Untuk membendung arus globalisasi yang sangat deras
tersebut, harus diupayakan suatu kondisi (konsepsi) agar ketahanan nasional dapat
![Page 8: tugas PKN.docx](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082413/55721199497959fc0b8f35b8/html5/thumbnails/8.jpg)
terjaga, yaitu dengan cara membangun sebuah konsep nasionalisme kebangsaan yang
mengarah kepada konsep Identitas Nasional.
Dengan adanya globalisasi, intensitas hubungan masyarakat antara satu negara
dengan negara yang lain menjadi semakin tinggi. Dengan demikian, kecenderungan
munculnya kejahatan yang bersifat transnasional semakin sering terjadi. Kejahatan-
kejahatan tersebut, antara lain terkait dengan masalah narkotika, pencucian uang
(money laundring), peredaran dokumen keimigrasian palsu, dan terorisme. Masalah-
masalah tersebut berpengaruh terhadap nilai-nilai budaya bangsa yang selama ini
dijunjung tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan semakin merajalelanya peredaran
narkotika dan psikotropika sehingga sangat merusak kepribadian dan moral bangsa,
khususnya bagi generasi penerus bangsa. Jika hal tersebut tidak dapat dibendung, akan
mengganggu terhadap ketahanan nasional di segala aspek kehidupan, bahkan akan
menyebabkan lunturnya nilai-nilai Identitas Nasional.
Identitas Nasional merupakan manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan
berkembang dalam berbagai aspek kehidupan dari ratusan suku yang "dihimpun" dalam
satu kesatuan Indonesia menjadi kebudayaan nasional dengan acuan Pancasila dan roh
"Bhinneka Tunggal Ika" sebagai dasar dan arah pengembangannya.
Unsur-unsur pembentuk Identitas Nasional adalah Suku bangsa, Agama,
Kebudayaan, dan bahasa.Selama ini masyarakat Indonesia masih bingung dengan
identitas bangsanya. Agar dapat memahaminya, pertama-tama harus dipahami terlebih
dulu arti Identitas Nasional Indonesia. Identitas berarti ciri-ciri, sifat-sifat khas yang
melekat pada suatu hal sehingga menunjukkan suatu keunikkannya serta
membedakannya dengan hal-hal lain. Nasional berasal dari kata nasion yang memiliki
arti bangsa, menunjukkan kesatuan komunitas sosio-kultural tertentu yang memiliki
semangat, cita-cita, tujuan serta ideologi bersama. Jadi, yang dimaksud dengan Identitas
Nasional Indonesia adalah ciri-ciri atau sifat-sifat khas bangsa Indonesia yang
membedakannya dengan bangsa-bangsa lain di dunia.Uraiannya mencakup :
1. Identitas manusia Manusia merupakan makhluk yang multidimensional, paradoksal
dan monopluralistik. Keadaan manusia yang multidimensional, paradoksal dan
sekaligus monopluralistik tersebut akan mempengaruhi eksistensinya. Eksistensi
manusia selain dipengaruhi keadaan tersebut juga dipengaruhi oleh nilai-nilai yang
dianutnya atau pedoman hidupnya. Pada akhirnya yang menentukan identitas manusia
![Page 9: tugas PKN.docx](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082413/55721199497959fc0b8f35b8/html5/thumbnails/9.jpg)
baik secara individu maupun kolektif adalah perpaduan antara keunikan-keunikan yang
ada pada dirinya dengan implementasi nilai-nilai yang dianutnya.
2. Identitas nasionalIdentitas nasional Indonesia bersifat pluralistik (ada
keanekaragaman) baik menyangkut sosiokultural atau religiositas. - Identitas
fundamental/ ideal = Pancasila yang merupakan falsafah bangsa.- Identitas instrumental
= identitas sebagai alat untuk menciptakan Indonesia yang dicita-citakan. Alatnya
berupa UUD 1945, lambang negara, bahasa Indonesia, dan lagu kebangsaan.- Identitas
religiusitas = Indonesia pluralistik dalam agama dan kepercayaan.- Identitas
sosiokultural = Indonesia pluralistik dalam suku dan budaya.- Identitas alamiah =
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia.
3. Nasionalisme IndonesiaNasionalime merupakan situasi kejiwaan dimana kesetiaan
seseorang secara total diabdikan langsung kepada negara bangsa. Nasionalisme sangat
efektif sebagai alat merebut kemerdekaan dari kolonial. Nasionalisme menurut
Soekarno adalah bukan yang berwatak chauvinisme, bersifat toleran, bercorak
ketimuran, hendaknya dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila.
4. Integratis Nasional Menurut Mahfud M.D integrai nasional adalah pernyataan
bagian-bagian yang berbeda dari suatu masayarakat menjadi suatu keseluruhan yang
lebih untuh , secara sederhana memadukan masyarakat-masyarakat kecil yang banyak
jumlahnya menjadi suatu bangsa. Untuk mewujudkan integrasi nasional diperlukan
keadilan, kebijaksanaan yang diterapkan oleh pemerintah dengan tidak membersakan
SAR. Ini perlu dikembangkan karena pada hakekatnya integrasi nasional menunjukkan
tingkat kuatnya kesatuan dan persatuan bangsa.KesimpulanIdentitas Nasional Indonesia
adalah sifat-sifat khas bangsa Indonesia yang membedakannya dengan bangsa-bangsa
lain di dunia. Indonesia terdiri dari berbagai macam suku bangsa, agama dan pulau-
pulau yang dipisahkan oleh lautan. Oleh karena itu, nilai-nilai yang dianut
masyarakatnya pun berbeda-beda. Nilai-nilai tersebut kemudian disatupadukan dan
diselaraskan dalam Pancasila. Nilai-nilai ini penting karena merekalah yang
mempengaruhi identitas bangsa. Oleh sebab itu, nasionalisme dan integrasi nasional
sangat penting untuk ditekankan pada diri setiap warga Indonesia agar bangsa Indonesia
tidak kehilangan identitas.
Kebudayaan nasional adalah kebudayaan yang diakui sebagai identitas nasional.
Definisi kebudayaan nasional menurut TAP MPR No.II tahun 1998, yakni:
![Page 10: tugas PKN.docx](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082413/55721199497959fc0b8f35b8/html5/thumbnails/10.jpg)
Kebudayaan nasional yang berlandaskan Pancasila adalah perwujudan cipta, karya
dan karsa bangsa Indonesia dan merupakan keseluruhan daya upaya manusia Indonesia
untuk mengembangkan harkat dan martabat sebagai bangsa, serta diarahkan untuk
memberikan wawasan dan makna pada pembangunan nasional dalam segenap bidang
kehidupan bangsa. Dengan demikian Pembangunan Nasional merupakan pembangunan
yang berbudaya.Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Wujud, Arti dan Puncak-
Puncak Kebudayaan Lama dan Asli bai Masyarakat Pendukukungnya, Semarang: P&K,
199 kebudayaan nasional dalam pandangan Ki Hajar Dewantara adalah “puncak-puncak
dari kebudayaan daerah”. Kutipan pernyataan ini merujuk pada paham kesatuan makin
dimantapkan, sehingga ketunggalikaan makin lebih dirasakan daripada kebhinekaan.
Wujudnya berupa negara kesatuan, ekonomi nasional, hukum nasional, serta bahasa
nasional. Definisi yang diberikan oleh Koentjaraningrat dapat dilihat dari peryataannya:
“yang khas dan bermutu dari suku bangsa mana pun asalnya, asal bisa
mengidentifikasikan diri dan menimbulkan rasa bangga, itulah kebudayaan nasional”.
Pernyataan ini merujuk pada puncak-puncak kebudayaan daerah dan kebudayaan suku
bangsa yang bisa menimbulkan rasa bangga bagi orang Indonesia jika ditampilkan
untuk mewakili identitas bersama.Nunus Supriadi, “Kebudayaan Daerah dan
Kebudayaan Nasional”
Pernyataan yang tertera pada GBHN tersebut merupakan penjabaran dari UUD 1945
Pasal 32. Dewasa ini tokoh-tokoh kebudayaan Indonesia sedang mempersoalkan
eksistensi kebudayaan daerah dan kebudayaan nasional terkait dihapuskannya tiga
kalimat penjelasan pada pasal 32 dan munculnya ayat yang baru. Mereka
mempersoalkan adanya kemungkinan perpecahan oleh kebudayaan daerah jika batasan
mengenai kebudayaan nasional tidak dijelaskan secara gamblang.
Sebelum di amandemen, UUD 1945 menggunakan dua istilah untuk
mengidentifikasi kebudayaan daerah dan kebudayaan nasional. Kebudayaan bangsa,
ialah kebudayaan-kebudayaan lama dan asli yang terdapat sebagi puncak-puncak di
daerah-daerah di seluruh Indonesia, sedangkan kebudayaan nasional sendiri dipahami
sebagai kebudayaan angsa yang sudah berada pada posisi yang memiliki makna bagi
seluruh bangsa Indonesia. Dalam kebudayaan nasional terdapat unsur pemersatu dari
Banga Indonesia yang sudah sadar dan menglami persebaran secara nasional. Di
![Page 11: tugas PKN.docx](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082413/55721199497959fc0b8f35b8/html5/thumbnails/11.jpg)
dalamnya terdapat unsur kebudayaan bangsa dan unsur kebudayaan asing, serta unsur
kreasi baru atau hasil invensi nasional.
2. PEMUDA, MAHASISWA DAN PERUBAHAN
Pemuda dan mahasiswa sama-sama diidentikkan dengan “agent of change”. Kata-
kata perubahan selalunya menempel dengan erat sekali sebagai identitas para
mahasiswa yang juga dikenal sebagai kaum intelektualitas muda. Dari mahasiswalah
ditumpukan besarnya harapan, harapan untuk perubahan dan pembaharuan dalam
berbagai bidang yang ada di negeri ini. Tugasnyalah melaksanakan dan merealisasikan
perubahan positif, sehingga kemajuan di dalam sebuah negeri bisa tercapai dengan
membanggakan.
Peran sentral perjuanganya sebagai kaum intelektualitas muda memberi secercah
sinar harapan untuk bisa memperbaiki dan memberi perubahan-perubahan positif di
negeri ini. Tidak dipungkiri, bahwa perubahan memang tidak bisa dipisahkan dan telah
menjadi sinkronisasi yang mendarah daging dari tubuh dan jiwa para mahasiswa.
Dari mahasiswa dan pemudalah selaku pewaris peradaban munculnya berbagai gerakan-
gerakan perubahan positif yang luar biasa dalam lembar sejarah kemajuan sebuah
bangsa dan negara.
Sejarah telah menorehkan dengan tinta emas, bahwa pemuda khususnya
mahasiswa selalu berperan dalam perubahan di negeri kita, berbagai peristiwa besar di
dunia selalu identik dengan peran mahasiswa didalamnya.Berawal dari gerakan
organisasi mahasiswa Indonesia di tahun 1908, Boedi Oetomo. Gerakan yang telah
menetapkan tujuannya yaitu “kemajuan yang selaras buat negeri dan bangsa” ini telah
lahir dan mampu memberikan warna perubahan yang luar biasa positif terhadap
perkembangan gerakan kemahasiswaan untuk kemajuan bangsa Indonesia.Gerakan
kemahasiswaan lainnya pun terbentuk, Mohammad Hatta mempelopori terbentuknya
organisasi kemahasiwaan yang beranggotakan mahasiswa-mahasiswa yang sedang
belajar di Belanda yaitu Indische Vereeninging (yang selanjutnya berubah menjadi
Perhimpunan Indonesia). Kelahiran organisasi tersebut membuka lembaran sejarah baru
kaum terpelajar dan mahasiswa di garda depan sebuah bangsa dengan misi utamanya
“menumbuhkan kesadaran kebangsaan dan hak-hak kemanusiaan dikalangan rakyat
Indonesia untuk memperoleh kemerdekaan”.Gerakan mahasiswa tidak berhenti sampai
disitu, gerakannya berkembang semakin subur, angkatan 1928 yang dimotori oleh
![Page 12: tugas PKN.docx](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082413/55721199497959fc0b8f35b8/html5/thumbnails/12.jpg)
beberapa tokoh mahasiswa diantaranya Soetomo (Indonesische Studie-club),Soekarno
(Algemeene Studie-club), hingga terbentuknya juga Persatuan Pelajar-Pelajar Indonesia
(PPPI) yang merupakan prototipe organisasi telah menghimpun seluruh gerakan
mahasiswa ditahun 1928, gerakan mahasiswa angkatan 1928 memunculkan sebuah
idieologi dan semangat persatuan dan kesatuan diseluruh pelosok Indonesia untuk
meneriakkan dengan lantang dan menyimpannya didalam jiwa seluruh komponen
bangsa, kami putra putri Indonesia mengaku bertumpah darah satu yaitu tumpah darah
Indonesia, berbangsa satu yaitu bangsa Indonesia, dan menjunjung bahasa satu yaitu
bahasa Indonesia dan hingga kini kita kenal sebagai sumpah pemuda.Gerakan
perjuangan mahasiswa sebagai kontrol pemerintahan dan kontrol sosial terus tumbuh
dan berkembang, hinggalah gerakan perjuangan mahasiswa sampai pada terjadinya
peristiwa 10 tahun yang lalu yaitu tragedi trisakti mei 1998.
Lagi-lagi mahasiswa menjadi garda terdepan didalam perubahan terhadap negeri ini,
gerakan perjuangan ini menuntut reformasi perubahan untuk mengganti rezim orde baru
yang korupsi, kolusi, dan nepotisme serta tidak berpihak kepada rakyat dan memaksa
turun presiden soeharto dari kursi kekuasaannya yang telah digenggamnya selama
hampir 32 tahun.
Gerakan perjuangan mahasiswa tidak semudah yang kita bayangkan, perubahan ini
harus dibayar mahal dengan meninggalnya empat mahasiswa universitas trisakti oleh
timah petugas aparat yang tidak mengharapkan perubahan itu terjadi.
Sejarah panjang gerakan mahasiswa merupakan salah satu bukti, kontribusinya,
eksistensinya, dan peran serta tanggungjawabnya mahasiswa dalam memberikan
perubahan dan memperjuangkan kepentingan rakyat.Peran mahasiswa terhadap bangsa
dan negeri ini bukan hanya duduk di depan meja dan dengarkan dosen berbicara, akan
tetapi mahasiswa juga mempunyai berbagai perannya dalam melaksanakan perubahan
untuk bangsa Indonesia, peran tersebut adalah sebagai generasi penerus yang
melanjutkan dan menyampaikan nilai-nilai kebaikan pada suatu kaum, sebagai generasi
pengganti yang menggantikan kaum yang sudah rusak moral dan perilakunya, dan juga
sebagai generasi pembaharu yang memperbaiki dan memperbaharui kerusakan dan
penyimpangan negatif yang ada pada suatu kaum.
Peran ini senantiasa harus terus terjaga dan terpartri didalam dada mahasiswa
Indonesia baik yang ada didalam negeri maupun mahasiswa yang sedang belajar diluar
![Page 13: tugas PKN.docx](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082413/55721199497959fc0b8f35b8/html5/thumbnails/13.jpg)
negeri. Apabila peran ini bisa dijadikan sebagai sebuah pegangan bagi seluruh
mahasiswa Indonesia, “ruh perubahan” itu tetap akan bisa terus bersemayam dalam diri
seluruh mahasiswa Indonesia.
Gerakan perjuangan Mahasiswa Indonesia tidak boleh berhenti sampai
kapanpun ,gerakan perjuangan mahasiswa saat ini tidak hanya dengan bergerak
bersama-sama untuk berdemonstrasi dan berorasi dijalan-jalan saja, akan tetapi wahai
para “agent of change”, cobalah untuk bertindak bijak dengan intelektualisme,
idealisme, dan keberanian mu untuk bisa senantiasa menanamkan ruh perubahan yang
ada dalam dirimu untuk bisa memberi kebaikan dan berperan besar serta bertanggung
jawab untuk memberikan kemajuan bangsa dan Negara Indonesia, sehingga seperti
Hasan al Banna katakan “goreskanlah catatan membanggakan bagi umat manusia”.
3. PERANAN DAN FUNGSI MAHASISWA DALAM ERA REFORMASI
Pemikiran kritis, demokratis, dan konstruktif selalu lahir dari pola pikir para
mahasiswa. Suara-suara mahasiswa kerap kali merepresentasikan dan mengangkat
realita sosial yang terjadi di masyarakat. Sikap idealisme mendorong mahasiswa untuk
memperjuangkan sebuah aspirasi pada penguasa, dengan cara mereka sendiri.
Dalam hal ini, secara umum mahasiswa menyandang tiga fungsi strategis, yaitu :
1. sebagai penyampai kebenaran (agent of social control)
2. sebagai agen perubahan (agent of change)
3. sebagai generasi penerus masa depan (iron stock)
Mahasiswa dituntut untuk berperan lebih, tidak hanya bertanggung jawab
sebagai kaum akademis, tetapi diluar itu wajib memikirkan dan mengembang tujuan
bangsa. Dalam hal ini keterpaduan nilai-nilai moralitas dan intelektualitas sangat
diperlukan demi berjalannya peran mahasiswa dalam dunia kampusnya untuk dapat
menciptakan sebuah kondisi kehidupan kampus yang harmonis serta juga kehidupan
diluar kampus.
Peran dan fungsi mahasiswa dapat ditunjukkan :
1. Secara santun tanpa mengurangi esensi dan agenda yang diperjuangkan.
2. Semangat mengawal dan mengawasi jalannya reformasi, harus tetap tertanam
dalam jiwa setiap mahasiswa.
3. Sikap kritis harus tetap ada dalam diri mahasiswa, sebagai agen pengendali untuk
mencegah berbagai penyelewengan yang terjadi terhadap perubahan yang telah mereka
![Page 14: tugas PKN.docx](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082413/55721199497959fc0b8f35b8/html5/thumbnails/14.jpg)
perjuangkan.
Dengan begitu, mahasiswa tetap menebarkan bau harum keadilan sosial dan solidaritas
kerakyatan.
Menurut Arbi Sanit ada empat faktor pendorong bagi peningkatan peranan
mahasiswa dalam kehidupan politik.
1. sebagai kelompok masyarakat yang memperoleh pendidikan terbaik, mahasiswa
mempunyai horison yang luas diantara masyarakat.
2. sebagai kelompok masyarakat yang paling lama menduduki bangku sekolah, sampai
di universitas mahasiswa telah mengalami proses sosialisasi politik yang terpanjang
diantara angkatan muda.
3. kehidupan kampus membentuk gaya hidup yang unik di kalangan mahasiswa. Di
Universitas, mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah, suku, bahasa dan agama
terjalin dalam kegiatan kampus sehari-hari.
4. mahasiswa sebagai kelompok yang akan memasuki lapisan atas dari susunan
kekuasaan, struktur perekonomian dan prestise dalam masyarakat dengan sendirinya
merupakan elit di dalam kalangan angkatan muda.
D.KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Peran mahasiswa bagi bangsa dan negeri ini bukan hanya duduk di depan meja
dan dengarkan dosen berbicara, akan tetapi mahasiswa juga mempunyai berbagai
perannya dalam melaksanakan perubahan untuk bangsa Indonesia, peran tersebut adalah
sebagai generasi penerus yang melanjutkan dan menyampaikan nilai-nilai kebaikan
pada suatu kaum, sebagai generasi pengganti yang menggantikan kaum yang sudah
rusak moral dan perilakunya, dan juga sebagai generasi pembaharu yang memperbaiki
dan memperbaharui kerusakan dan penyimpangan negatif yang ada pada suatu kaum.
Peran ini senantiasa harus terus terjaga dan terpartri didalam dada mahasiswa Indonesia
baik yang ada didalam negeri maupun mahasiswa yang sedang belajar diluar negeri.
Apabila peran ini bisa dijadikan sebagai sebuah pegangan bagi seluruh mahasiswa
Indonesia, “ruh perubahan” itu tetap akan bisa terus bersemayam dalam diri seluruh
mahasiswa Indonesia.
![Page 15: tugas PKN.docx](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082413/55721199497959fc0b8f35b8/html5/thumbnails/15.jpg)
B. SARAN
Pada bagian ini penyusun ingin mengajak yang dalam hal ini ditujukan kepada
para generasi muda pelajar dan mahasiswa, para Dosen dan Guru, seluruh elemen
pemerintah baik yang ada di daerah maupun yang ada di pusat serta seluruh lapisan
masyarakt Indonesia secara luas agar tetap bersatu demi mempertahankan keutuhan
NKRI. Terkadang masalah sepele akan menjadi kompleks jika tidak ada solidaritas di
antara sesama kita. Penyusun berharap tak akan ada lagi perselisihan di negeri kita
tercinta sehingga cita-cita bangsa Indonesia akan tercapai.
Pepatah dalam bahasa Inggris mengatakan Student Today, Leader Tomorrow.
Penyusun meyakini bahwa kunci tercapainya cita-cita itu ada di tangan para generasi
muda. Oleh karena itu, tetaplah semangat dalam meraih apa yang telah menjadi tujuan
hidup kita.
D. DAFTAR PUSTAKA
1. DR Yusril Ihza Mahendra, 1996,Dinamika Tata Negara Indonesia, Gema
Isani Press, Jakarta.
2. Heri Hanwari AIS,1996,Filsafat Pancasila,Gramedia,Jakarta.
3. M. Nur Khoiron dkk,1996,Pendidikan Politik Bagi Warga Negara
(Tawaran operasional dan kerangka kerja), LKIS;Jakarta