untitled 00
TRANSCRIPT
-
7/24/2019 Untitled 00
1/1
Jurnal Penelitian Kehutanan WallaceaVol. 3 No.1, April 2014: 1 - 12
4
Permasalahan Hutan Mangrove:
Luasannya semakin berkurang
Kerusakan akibatnya terhadap degradasi hutan
Konversi lahan hutan mangrove menjadi tambak dan
pemukiman
Pelestarian hutan mangrove harus dipertahankan karena nilai
ekonomi hutan mangrove yang tinggi
Valuasi Ekonomi
Nilai Guna
(Use Value)
Nilai Non-Guna
(Non-Use Value)
Nilai
GunaLangsung
(DirectUseValue)
Nilai Guna
Tak Langsung
(Indirect UseValue)
Nilai Pilihan
(Option Value)
Nilai Keberadaan
(Existence Value)
Nilai Warisan
(Bequest Value)
Kayu
Buah
Atap nipah
Ikan
Udang
Kepiting
Penahan Abrasi
Daerah asuhan
Daerah mencari
makan
Daerah pemijahan
Sewa tambak
Sewa rumah
Rekreasi
Nilai
keberadaan
hutan
mangrove
Habitat
bekantan
Nilai Ekonomi Total(Total Economic Value)
Rekomendasi Hasil Penelitian
Diadopsi: Pearce dan Moran (1994)
Gambar 1. Skema diagramatik kerangka analisis penelitian
Figure 1. Schematic framework of research analysis
Keberadaan usaha pelestarian hutan, bukan
hanya bergantung pada ada tidaknya partisipasi
pemerintah dan masyarakat, tetapi sangat
bergantung pada tinggi rendahnya tingkat
partisipasi tersebut. Hal itu bergantung pada
pengetahuan dan persepsi masyarakat tentang
manfaat dan keuntungan yang dapat diperoleh
dari hutan. Oleh karena itu, dalam usaha
pengelolaan hutan mangrove aspek
pengetahuan, persepsi terhadap hutanmangrove, dan tingkat partisipasi masyarakat
dalam pengelolaan hutan mangrove, perlu dikaji
sebagai dasar penentuan arah kebijakan
pengelolaan hutan mangrove (Ritohardoyo,
2011).
Pengelolaan untuk ketahanan dan
pemantauan kawasan hutan mangrove sangat
penting. Hutan mangrove juga memiliki
beberapa fungsi, yaitu (a) sebagai pengontrol
banjir, perlindungan dari kerusakan akibat badai,
banjir dan gelombang, (b) sebagai tempat
rekerasi dan wisata, (c) menghasilkan produk
barang-barang seperti ikan tangkap, kerang dan
produk-produk hutan. Mangrove memilki sifat
ekologi yang berbeda-beda pada berbagai