ura ian t pe lai(sanaan v y...
TRANSCRIPT
PUSTAKAAN .n Li tbang PU !men Peke~aan Umum (910) . ID
URAIAN Sii~GKA T PELAi(SANAAN v y STUDIPENGEMBANGAN
REGIONAL DllNDONESIA
* *
* *
*
* * -·~ ,,
OEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
DfRf=KTIRAT JENDERAL CIPTA KARYA
r''
URAIAN SINGKAT PELAKSANAAN STUDI
PENGEMBANGAN· REGIONAL Dl INDONESIA
DISUSUN OLEH : DIREKTORAT TATA KOTA
DAN TATA DAERAH
jULI 1976
DIREKTORAT TATA KOTA DAN TATA DAERAH
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA - DEPARTEMEN PUT L
No. Halaman Baris
1. 4 6 dari atas
2. 4 5 dari bawah
3. 5 12 dari atas
4. 5 14 dari atas
5. 5 10 dari bawah
6. 6 13 dari bawah
7. 7 3 dari atas
8. 7 13 dari atas
9. 3-2 20 dari atas
10. 4-3 13-14 dari atas
RALAT
Tertulis
Sekalipun Perjanjian Kerjasama yang dilengkapi dengan Batas Pengarahan (TOR) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . "transfer of knowledge and know how" ••••
untuk maksud "transfer of knowledge and knC\411 h()\\' 11 ini • ••••••••••••••••••••••••••
. . . . . maksud training diluar negri ••••••
betul-betul efektif dalam konteks ••
suatu Panitia Pengarah, yang diketuai •••
dapat mengundang wakil dari sek.torsektor lain dan juga BAPPEDA.
••••• tamabahan penjelasan dapat dilihat ................... ............. .
pejabat lain yang setaraf sesuai dnegan • ••.•••••••••.••••••••.•••••••••••
DIREKTUR JENDRAL CIPTA KARYA
IR. RACHMAT WIRADISURIA NIP 110004775
Seharusnya
Sekalipun Perjanjian Kerjasama, yang dilengkapi dengan Batasan Pengarahan (TOR) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . "transfer of knowledge and "know-how ••••••
untuk maksud "transfer of knowledge and knc:::J\fl-how" ini • ••••••••.•.••.••••••••.••...
..... maksud training diluar negeri ••••••.
betul-betul efektif dalam kontek •••.
suatu Panitia Pengarah {S.C.), yang diketuai . ................................ .
dapat mengundang wakil dari sektor-sektor lain dan juga BAPPEDA setempat.
••••• tambahan penjelasan dapat dilihat ••••
pejabat lain yang setaraf sesuai dengan. . •....••..••••••.........• • · • · · · · · · · •
DIREKTUR JENDRAL CIPTA KARYA
ttd
IR. RACHMAT WIRADISURIA NIP 110004775
DAFTAR lSI
I. PENDAHULUAN
II. MAKSUD DAN TUJUl,l'J STUD! PENGEMBANGAN REGIONAL SERTA KAITANNYA
DENGAN PEMBANGUNAN LIMA TAHUN.
III. PELAKSANAAN STUD! PENGEMBANGAN REGIONAL
1. Pelaksanaan Administrasi
2. Pelaksanaan Teknis Studi
3. Penga rahan Pelaksanaan Studi
IV. KESIMPULAN
LAMPIRAN.
Departemen Pekerjaan timitm dan Tena{!a f ;olril<
p E R p fJ ~· r· • \ 1\. 1\ :'. N
r-------- - ----
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM PUSLITBANG
•- ERPUSTAKAAN Diterima tgl fft/H/:r+l
I
N,l. : ~6s;- j 77· N.K. : 711 . J<.( 91q_/ I /AlP I Z{ .
- . .d.m T~oaga LJ.£rn
PER PU STAKAAN
rt~-~ 1 1n
I. PENDAHULUAN
Maksud uraian ini ialah sekedar memberikan informasi kepada para peserta
forum orientasi mengenai pengalaman-pengalaman yang telah diperoleh se
lama pelaksanaan proyek-proyek Studi Pengembangan Regional sebagai bahan
perbandingan dalam rangka usaha-usaha kegiatan yang sama di Sulawesi ya
itu Studi Pengembangan Regional Sulawesi, yang pelaksanaannya telah di
mulai pada bulan yang l~lu.
Tulisan ini tidak berpretensi bahwa segala sesuatunya sudah lengkap diba
has didalamnya. Masalah-masalahnya adalah judul ini baru, komprehensip
dan bersifat metadisipliner.
Proyek Studi Pengembangan Regional merupakan satu diantara program-program
Nasional yang telah dirintis Pemerintah sejak Pelita I dan experimen telah
dimulai dengan proyek Studi Pengembangan Regional Sumatra Bagian Selatan.
Selanjutnya untuk dapat mengenal seluruh permasalahan dan potensi pembangun
an daerah seluruh Indonesia, maka usaha studi semacam ini dengan melalui
bantuan Tekhnis dari luar negeri pa~l~ Repelita II. telah ditingkatkan dan di
perluas di daerah lainnya. Sedangkan . c_a~a penyelenggaraannya disempurnakan
didasarkan atas pengalaman-pengalaman.yan9 diperoleh_sebelumnya dengan mak
sud untuk mendapatkan suatu pedoman tekhnis qan_Jneto<ie'.·S.t"Udi Pengembangan
Regional yang dapat diterapkan dalam situasi dan kondi~i·di Indonesia.
II. MAKSUD DAN TUJUAN STUD! PENGEMBANGAN REGIONAL SERTA
KAITANNYA DENGAN PEMBANGUNAN LIMA TAHUN
Rencana Pembangunan Lima Tahun Pemerintah Indonesia telah menyebutkan suatu
rangkaian sasaran dan tujuan, mulai dari yang besar dan luas sampai kepada
yang kecil dan spesifik. Diatas itu semua, sasaran Pokoknya adalah mening
katkan taraf hidup rakyat Indonesia dan meletakkan dasar-dasar yang kuat
bagi Repelita-Repelita selanjutnya.
2
Repelita II sendiri menekankan kepada 3 tujuan utama yaitu:
1. Penyediaan kesempatan kerja lebih banyak.
2. Perataan pembangunan diseluruh wilayah Indonesia.
3. Perataan pendapatan diantara masyarakat.
Dalam usaha menterjemahkan lebih lanjut sasaran dan tujuan yang digaris
kan oleh Repelita, maka masalahnya adalah pertama-tama harus dikenal le
bih dahulu wilayah Ind~nesia baik itu secara fisik, maupun ekonomis, so
sial dan politis. Tahap kedua adalah berdasarkan pengenalan tersebut
baru dibuatkan suatu rencana-rencana baik jangka pendek maupun jangka
panjang untuk mencapai apa yang kita kehendaki atau yang telah digaris
kan sebagai tujuan dan sasaran didalam Repelita.
Pengenalan wilayah dan penyusunan rencana tersebut adalah merupakan suatu
jalan bagi diperolehnya Kebijaksanaan Pengembangan Regional. Sedangkan
bagaimana caranya mengenal wilayah dan menyusun rencana tersebut, diper
lukan suatu stlldi mengenai pengembangan regional dari wilayah yang ber
sangkutan. Atau dengan kata lain dapat disebutkan bahwa tujuan Studi
Pengembangan Regional adalah adanya suatu kebijaksanaan atau strategi
pengembangan regional yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana bagi Peme
rintah untuk bisa lebih mengarahkan kegiatan-kegiatan pembangunan sekto
ral guna terciptanya kesejahteraan rakyat yang merata diseluruh Indonesia.
Adapun sasaran studi pengembangan regional sebagai jalan untuk mencapai
tujuan tersebut adalah:
1. Inventarisasi resources yang ada.
2. Identifikasi potensi pengembangan atas dasar resources yang ada.
3. Analisa teknis, ekonomis dan sosial terhadap potensi-potensi
tersebut.
4. Menentukan cara-cara pengembangan wilayah berdasarkan analisa
diatas.
5. Meningkatkan kemampuan merencana, baik untuk perencana maupun
instansi yang melaksanakan studi pengembangan regional melalui
program-program latihan dan transfer keahlian.
3
Mengingat pada bobot sasarannya dan tujuan yang harus dicapai oleh Studi
Pengembangan Regional ini serta keterbatasan-keterbatasan yang dipunyai
oleh Pemerintah Indonesia, maka sampai dengan saat ini Studi-Studi Pe
ngembangan Regional dilaksanakan dengan bantuan teknis atau proyek yang
bersifat bilateral ataupun multilateral.
III. PELAKSANAAN STUD! PENGEMBANGAN REGIONAL
1. Pelaksanaan Administrasi
Sebagaimana telah diuraikan terdahulu Studi Pengembangan Regional
merupakan salah satu program Pemerintah. Mengingat pada kemampuan
Pemerintah dan sifat daripada studi ini sendiri, maka untuk pelak
sanaannya masih dibutuhkan bantuan teknis/proyek dari luar negeri.
Dilain pihak untuk usaha ini Pemerintah telah menyediakan dana
rupiah yang dituangkan dalam program Tata Kota dan Tata Daerah.
Pelaksanaannya dipercayakan kepada Direktorat Jendral Cipta Karya
Departemen PUTL, dengan memperhatikan peranan instansi-instansi
lainnya baik di tingkat pusat, seperti BAPPENAS dan Departemen Da
lam Negeri, maupun tingkat daerah.
Sejak tahun 1971 melalui program diatas telah dilakukan 5 studi
pengembangan regional yang meliputi wilayah-wilayah Sumatra Bagian
Utara, Sumatra Bagian Selatan, Jawa, Indonesia Bagian Timur dan
Sulawesi (lampiran 1 dan 2). Salah satu realisasi tindak lanjut
studi tersebut diatas adalah telah dapat dilaksanakan Pengembangan
Area Pasaman Barat yang terpadu (West Pasaman Integrated Area
Development Plan).
Pada pelaksanaannya studi ini memerlukan persiapan-persiapan atau
tahapan-tahapan seperti penjajagan, penyusunan Batasan Pengarahan
yang biasa dikenal dalam istilah asingnya Terms of Reference (TOR)
dan penyusunan perjanjian kerjasama. Pelaksana Studi, umumnya kon
sultan, untuk proyek-proyek studi yang mendapat bantuan-teknis
biasanya telah ditunjuk oleh negara yang memberikan bantuan. Se
dangkan untuk proyek-proyek yang bersifat bantuan-proyek konsultan
pelaksana dipilih oleh Pemerintah Indonesia melalui prosedur yang
berlaku.
4
Penyusunan Perjanjian Kerjasama biasanya dilakukan bersama antara
Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah negara yang memberikan bantuan.
Dalam hal ini ingin ditekankan bahwa Perjanjian Kerjasama menyebutkan
secara jelas kewajiban masing-masing pihak yang menandatangani per
janjian tersebut.
Sekalipun Perjanjian Kerjasama, yang dilengkapi dengan Batas Pengarahan
(TOR) dan lain sebagainya. merupakan dasar ikatan kerja bagi pihak
pihak yang menandatanganinya, akan tetapi dalam pelaksanaannya dapat
dilalukan penyesuaian-penyesuaian.
2. Pelaksanaan Teknis Studi
.Sejauh yang dialami dalam pelaksanaan teknis studi, ternyata apa yang
telah digariskan dalam Perjanjian Kerjasama dan Batasan Pengarahannya
(TOR) tidak mudah untuk direalisir. Hal-hal yang menjadi hambatan
adalah seperti ap,..._ yang diuraikan dibawah ini.
2.1. Penyediaan Sarana Proyek
Disini dapat disebutkan bahwa pengadaan dana operasionil yang
disediakan dalam DIP ternyata tidak mencukupi, sebagai contoh
adalah apa yang dialami pada Studi Pengembangan Regional
Indonesia Bagian Timur. Walaupun demikian minimal Kantor Pusat
dengan perlengkapannya seperti kendaraan, alat-alat kantor dan
lain sebagainya, telah disediakan untuk tiap-tiap proyek.
Sedangkan untuk beberapa proyek juga disediakan Kantor Lapangan
dan rumah dinas pada kota dimana Kantor Pusatnya berada.
2.2. Tenaga Pendamping
Disadari bahwa faktor tenaga pendamping ini mempunyai arti penting
baik untuk maksud teknis pelaksanaan studi maupun untuk maksud
"transfer of knowledge and know how". Seyogyanya tenaga pendam
ping mempunyai kondisi seperti berikut:
a. setara baik dalam segi disiplin maupun kemampuan.
b. Merupakan gabungan antara unsur-unsur pusat, daerah dan
Universitas setempat.
c. Mempunyai integritas dan dapat berkomunikasi secara
maksimal dengan tenaga ahli asing.
5
Akan tetapi pengalaman yang ada menunjukkan sulitnya untuk mendapat
kan tenaga pendamping yang bisa memenuhi kondisi tersebut diatas.
Jangankan tenaga pendamping yang setara dan dapat berkomunikasi,
sedangkan sekedar untuk memenuhi persyaratan jumlah saja masih
sering sulit dicapai. Sulit disini dimaksudkan sebagai kelangkaan
tenaga pendamping seperti yang diharapkan diatas.
Oleh karena itu pada umumnya tenaga pendamping yang bisa disedia
kan adalah merupakan tenaga-tenaga junior yang belum berpengalaman •
Walaupun demikian, umumnya proyek-proyek studi pengembangan regional
untuk maksud "transfer of knowledge and know how" ini selain pro
gram "on the job training" juga menyediakan dana untuk maksud
maksud training diluar negri dalam kaitannya dengan proyek studi
tersebut.
Melihat pada kenyataan pelaksanaan, ingin ditekankan disini bahwa
tenaga pendamping tidak dimaksudkan untuk diartikan sebagai sekedar
"pembantu" tenaga ahli asing. Diharapkan dalam mas a yang akan
datang bisa didapatkan sistim penyediaan tenaga pendamping yang
betul-betul efektif dalam konteks pemikiran studi pengembangan
regional.
2.3. Program Kerja (Plan of aperation)
Program Kerja pada umumnya seperti yang disebutkan dalam Batasan
Pengarahan (TOR) mencakup hal-hal:
a. Tahap-tahap studi
b. Kebutuhan tenaga
c. Jadwal waktu
d. Jadwal penyediaan dana.
Pengalaman yang ada menunjukkan bahwa Program Kerja ternyata kemudian
harus disesuaikan mengingat keadaan-keadaan yang ada. Keadaan-keadaan
6
ini misalnya faktor pengelolaan oleh pimpinan proyek (Project
Manager} dari pihak konsultan pada kasus Sumatra Regional Study
Part A, penambahan volume pekerjaan atas permintaan pihak
Pemerintah Indonesia pada kasus Sumatra Regional Study Part A
dan Part B, faktor keadaan geografis yang spesifik dan kebutuhan
yang sangat akan tenaga ahli tertentu (regional planning} pada
kasus East Indonesia Regional Study dan salah perkiraan (under
estimate} dalam hal pengadaan tenaga ahli di negara asal pada
kasus Sulawesi Regional Study. Hal yang dirasa sangat penting
dalam pelaksanaan Program Kerja adalah bisa dijaminnya kontinuitas
kerja sesuai dengan jadwal waktu yang telah ditentukan dan dengan
output yang sebaik-baiknya. Untuk itu telah diatur agar pihak
konsultan dapat secara kontinyu menyerahkan kepada Pemerintah
Indonesia laporan-laporan berupa Inception Report, Progress Report,
Draft Final Report dan Final Report. Sebagai penunjang, laporan
laporan tersebut disusun dengan tambahan input dari hasil lokakarya,
seminar dan input kebijaksanaan dari Panitia Pengarah.
3. Pengarahan Pelaksanaan Studi
Surat Keputusan Mentri PUTL No. 281/KPTS/1974 (lihat lampiran 3} me
nyebutkan bahwa untuk memberikan pengarahan guna pelaksanaan dan peman
faatan studi-studi pengembangan regional dipandang perlu untuk membentuk
suatu Panitia Pengarah, yang diketuai oleh Direktur Jendral Cipta Karya
dan dengan anggauta-anggautanya Deputy V BAPPENAS yang bertindak sebagai
Wakil Ketua, Direktur Jendral Pemerintahan Umum dan Otonomi Daerah,
sedangkan Direktur Tata Kota dan Tata Daerah bertindak sebagai Sekretaris
Panitia Pengarah. Tugas Pokok Panitia Pengarah mencakup pengarahan peren
canaan dan pelaksanaan studi, evaluasi hasil-hasil studi, pemikiran
tindak lanjut pemanfaatan hasil studi dan penciptaan suasana kerjasama
yang baik antar berbagai instansi tingkat pusat dan daerah guna kelancaran
studi.
Panitia Pengarah dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh Team Asistensi
Teknis yang dibentuk per Surat Keputusan Direktur Jendral Cipta Karya
(lihat lampiran 4} dengan komposisi anggauta yang mewakili sektor-sektor
yang erat hubungannya dengan materi pengembangan regional. Antara lain
7
BAPPENAS, Departemen Dalam Negri Departemen Pertanian Departemen
Perhubungan dan Departemen PUTL. Dimana perlu Team Asistensi Teknis
dapat mengundang wakil dari sektor-sektor lain dan juga BAPPEDA.
Tugas pokok Team ini ialah mengkoordinir wakil-wakil berbagai sektor
diatas, untuk secara bersama-sama menyusun pertimbangan-pertimbangan
dan saran-saran teknis lintas sektoral kepada Panitia Pengarah yang
menyangkut cara pelaksanaan dan hasil Studi Pengembangan Regional.
Dari apa yang dikemukakan diatas nampak bagaimana pentingnya peranan
Panitia Pengarah dengan Team Asistensi Teknisnya untuk maksud bisa
menjaga dan mengarahkan Studi Pengembangan Regional yang ada di
Indonesia agar tetap bisa menghasilkan suatu output yang konsisten
dengan sasaran dan tujuan yang telah digariskan dalam Pelita. Sebagai
tamabahan penjelasan dapat dilihat dalam lampiran 5 usulan yang menun
jukkan mekanisme kegiatan dan peranan Panitia Pengarah dengan Team
Asistensi Teknisnya didalam kerangka kegiatan Studi Pengembangan Regional.
Diharapkan pada masa depan pengarahan yang diberikan untuk studi-studi
Pengembangan Regional dapat lebih ditingkatkan.
IV. KESIMPULAN
Dari uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa Studi Pengembangan Regional
merupakan salah satu sarana untuk maksud mendapatkan kebijaksanaan atau
strategi pengembangan regional yang akan menunjang kegiatan pembangunan sektoral.
Mengingat pengembangan regional sendiri akan menyangkut dan melibatkan ber-
bagai disiplin (sektor), maka diperlukan adanya suatu koordinasi terarah
dari disiplin (sektor) itu sendiri yang dapat dicerminkan dari kerjasama
antar berbagai pihak.
Dengan melalui Studi Pengembangan Regional yang mendapat bantuan teknis atau
bantuan proyek diharapkan dapat memberikan peningkatan kemampuan aparat yang
berkecimpung dalam bidang pengembangan regional, jaminan yang built-in
untuk implementasinya, efisiensi waktu serta menciptakan metodologi pengem
bangan regional yang paling sesuai untuk Indonesia.
LAMPIRAN 1
URAIAN STUD! PENGEMBANGAN REGIONAL DI INDONESIA
1. Studi Pengembangan Regional sumatra Bagian Selatan
Studi ini tujuan rokoknya adalah pengembangan wilayah Sumatra
Bagian Selatan. Merupakan bantuan proyek dari Bank Dunia dan ban
tuan teknis dari Pemerintah Jerman Barat. Wilayah studi mencakup
propinsi-propinsi Sumatra Barat, Jambi, Sumatra Selatan, Bengkulu
dan Lampung.
Pelaksanaan dari studi ini dibagi dalam 2 tahap yaitu tahap A di
kerjakan oleh University of Bonn dan Tahap B oleh konsultan Robert
R. Nathan Ass. Tahap A mempunyai tug as untuk menyusun inventari
sasi resources, identifikasi potensi-potensi yang bisa dikembang
kan, menyusun strategi umum pengembangan regional untuk wilayah
tersebut dan melatih tenaga-tenaga Indonesia dalam hal penyusunan
perencanaan pengembangan regional. Tahap B merupakan tindak lanjut
untuk melakukan analisa teknis, ekonomis , engineering dan planning
terhadap potensi-potensi yang telah diidentifikasikan oleh tahap
sebelumnya.
Dalam pelaksanaannya ternyata terdapat hambatan-hambatan didalam
menjaga kontinuitas pentahapan karena kelambanan dari penyelesaian
laporan tahap A.
Sebagai eksperimen, studi ini kurang menyertakan unsur-unsur yang
ada didaerah studi, seperti Bappeda dan Universitas, juga maksud
transfer keahlian.
Diharapkan Draft Final Report akan diserahkan pada akhir bulan
Juli 1976 dan seminar akan diadakan pada Oktober 1976.
1-2
2. Studi Penqembangan Area Pasaman Barat
Studi pengembangan area ini merupakan suatu studi sub-regional/wilayah yang pertama di Indonesia. Diadakan disebagian daerah
Kabupaten Pasaman yang mempunyai ciri-ciri: merupakan daerah yang
potensiil, terisolir dan dengan penduduk yang jarang. Studi area
ini merupakan rekomendasi dari hasil Studi Pengembangan Regional Sumatra Bagian Selatan.
Didalam studi pengembangan area ini akan dipertimbangkan kemungkinan
kemungkinan pelaksanaan beberapa sektor proyek pembangunan, seperti
transmigrasi, pertanian dan prasarana perhubungan (jalan) •
Pada tahap sekarang, dengan dasar rencana pengembangan area yang ter
padu (integrated area development plan) untuk Pasaman Barat, segera
akan dimulai Studi pembuatan jalan didaerah tersebut. Studi ini
mendapat bantuan teknik dari Pemerintah Jerman Barat dan dilaksana
kan oleh konsultan Institute for Development Research.
3. Studi pengembangan Regional Sumatra Bagian Utara
Studi ini mendapat bantuan teknis dari USAID dan daerah studi ini
mencakup 4 propinsi Aceh, Sumut, Riau dan Sumbar yang merupakan
wilayah Pembangunan Utama A. Diharapkan studi ini dapat dilaksana
kan dalam 2 tahap. Tahap pertama telah selesai dilaksanakan dalam
waktu 4 bulan, dimana tahun 1974 telah disampaikan laporan akhirnya.
Studi ini dilaksanakan oleh konsultan 11Planning and Development
Collaborative International (PADC0). 11
Tahap pertama ini merupakan tahap penjajagan daripada kemampuan aparat perencanaan yang ada didaerah studi ini dalam menyusun ren
cana dan program pembangunan Regional Sumatra.
1-3
Studi jangka panjang yang merupakan tahap kedua diharapkan akan di
mulai pada awal tahun 1977 untuk jangka waktu 3 tahun.
4. Studi Pengembangan Regional Indonesia Bagian Timur
Studi ini merupakan realisasi kerjasama Pemerintah Indonesia dan
Pemerintah Kanada atas dasar perjanjian kerja sama (m.o.u.) yang
telah ditanda tangani pada bulan Juni 1974. Untuk pelaksanaan
Studi ini, telah ditunjuk suatu team konsultan dari Departemen Per
tanian Propinsi Alberta Kanada. Dalam hal ini Pemerintah Kanada
telah memberikan grant sebesar 3,5 juta dolar Kanada termasuk satu
buah pesawat Twin Otter yang operasionilnya diserahkan pada M.N.A.
Keseluruhan studi ini diharapkan dapat diselesaikan dalam waktu
2 1/2 tahun dan mel.iputi 3 propinsi, NTB, NTT dan Maluku karena
daerah studi ini merupakan daerah yang mempunyai ciri kepulauan
yang membutuhkan perhubungan antar pulau yang baik disamping pe
manfaatan potensi tanah yang ada belum sepenuhnya dilakukan.
Tidak terlepas dari garis-garis pola kebijaksanaan Repelita, Studi
ini akan mencoba merumuskan kebijaksanaan/strategi pengembangan I
wilayah Indonesia bagian Timur yang berisikan identifikasi program
dan proyek, juga secara tidak langsung membantu dan membina tenaga
perencana baik di pusat maupun didaerah dengan transfer of
knowledge. Untuk mencapai semua tujuan tersebut diatas maka di
coba usaha pendekatan melalui saluran dari atas kebawah dan dari
bawah keatas, terutama dalam mendapatkan data/informasi, kebijaksa
naan/strategi pembangunan nasional dan daerah.
5. Studi Pengembangan Regional Jawa
Studi ini mendapat bantuan dari Pemerintah Jepang dan wilayahnya
mencakup propinsi Jawa Timur, Jawah Tengah dan D.I.Y. dan akan di
laksanakan dalam beberapa tahap. Bulan Mei 1975 telah dimulai
1-4
dengan tahap pertama untuk daerah Jawa Timur yang dilaksanakan oleh
konsultan Jepang, International Development Center (I.D.C.). Studi
ini telah diselesaikan dalam waktu 9 bulan, dimana pihak konsultan
untuk sebagian besar waktu studi berada di Jepang. Laporan akhir
tahap pertama telah disampaikan pada Pemerintah, dan saat ini
sedang diadakan evaluasinya. Sedangkan tahap selanjutnya masih
dalam taraf penjajagan.
Dalam laporan akhir tahap pertama, untuk Jawa Timur oleh konsultan
telah diusulkan adanya suatu strategi pengembangan yang pada pokok
nya adalah pendekatan pada industrialisasi dan peningkatan
perencanaan di tingkat propinsi dengan pengembangan wilayah pedesa
an serta pengembangan pengairan. Strategi ini mencerminkan adanya
kegiatan dalam program industry, pengairan-pertanian dan pengembangan
wilayah desa.
6. Studi Pengembangan Regional Sulawesi
Studi ini merupakan bantuan teknik yang didasarkan pada perjanjian
kerjasama teknik antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah
Kanada yang ditanda tangani pada tanggal 19 Juni 1975. Studi ini
meliputi'wilayah propinsi-propinsi Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah,
Sulawesi!Tenggara dan Sulawesi Selatan. Pelaksanaan studi akan di
lakukan oleh suatu team konsultan University of British Columbia
Kanada. Kegiatan studi diperkirakan akan berlangsung selama 2 tahun.
Untuk pelaksanaan studi ini Pemerintah Kanada menyediakan dana se
besar 2 juta dolar Kanada sebagai bantuan (grant) dan pihak Pemerintah
R.I. akan menyediakan biaya sebesar 180 juta rupiah.
Dalam garis besarnya tujuan studi adalah menyusun rencana pembangunan
regional Sulawesi secara bertahap dan konsisten dengan tujuan pemba
ngunan regional maupun nasional serta usaha meningkatkan pengetahuan/
pengalaman tenaga perencana Indonesia melalui pertukaran pengetahuan
dan pengalaman {transfer of knowledge)~
Lampiran 2
DAFTAR PROYEK-PROYEK STUD! PENGEMBANGAN REGIONAL
No. Nama Proyek Status Negara Donor Penyediaan Lokasi Lamanya Keterangan Konsultant
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Studi Pengembangan Bantuan Proyek 1. Bank Dunia 1. R R Nathan Ass . Lampung, Su- 4tahun Part A: 1972-1974 Regional Sumatra (Project AID) Inc. (USA) matra Selatan, Part B: 1974-l::Lb Bagian Selatan. 2. Jerman 2. University of Jambi, s, "1bar,
Barat Bonn. Bengkulu
2. Studi Pengemb;:~.ngan Bantuan Teknik Jerman Barat Institute for Dev. Pasaman Barat 1 tahun Dimulai Maret 1974. Area Pasaman Barat Research
3. Studi Pengembangan Bantuan Teknik US-AID a) PADCO (USA) Aceh, Surnut, 6 bulan Tal~3.p I Agustus 1972 Regional Sumatra Riau, Sumbar. Bagian Utara b) belum diten- s.d.a. 3 tahun Tahap II awal 1977
tukan (USA)
4. Studi Pengembangan Bantuan Teknik Canada Alberta (Canada) NTT, NTB & 3 tahun Mulai Jwli 1974 Regional Indonesia Maluku Bagian Timur
5. Studi Pengembangan Bantuan Teknik Jepang International Jawa Tengah 9 bulan Mulai 1975 Regional Jawa Dev. Center & Jawa Timur (fase I)
(IDC)
6. Studi Pengembangan Bantuan Teknik Canada University of Sulawesi Se- 2 tahun Mulai 1975 Regional Sulawesi British Columbia latan, Utara,
(Canada) Tengah dan Tenggara.
Banda Aceh LA UT TIONGKOK
~
~ ~0
~ ·I:_, ~(_\
-~ ~ (',
Q ..<"· '.p
7'
~
/-t--6
0~
0 ·v ~J'
LEGENDA
~HI
-HTHlll ITTII.LLI
Studi Pengembangan Regional Sumatera Bagian Utara
Studi Pengembangan Regional Pasaman Barat
Studi Pengembangan Regional Sumatera Bagian Selatan
0
/ ~
~
®
LA l' T J A WA
..... ,. .... LOKASI PROYEKf STUDI
II II
PENGEMBANGAN DAERAH .. ~ .... .._..,
i • LAUTAN TEDUH
LAUT SULAWESI Manado
~ MALUK~
-~
.,
LAl'T HANDA
• ..... • ' ...... +
r~e
............. LAUT ARAFURU
I j Jawa Regional Development ~tudy (Jawa Timur- Jawa Tengah + DIY)
~
East Indonesia Regional Development Study
Sulawesi Flegional Development s~u~v
IN-DONESIA
9 210 sgo II
+ + + + • + -f + .. + ... ~ + + + + ., ... .,. ••
LAMPIRAN 3
MENIMBANG
MENGINGAT
KEPUTUSAN MENTER! PEKERJAAN UMUM DAN TENAGA LISTRIK
NOMOR: 281/KPTS/1974
T E N T A N G
PEMBENTUKAN PANITIA PENGARAH (STEERING COMMITTEE) UNTUK STUD! PENGEMBANGAN REGIONAL
MENTER! PEKERJAAN UMUM DAN TENAGA LISTRIK
a. bahwa salah satu tugas Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik adalah melaksanakan studi pengembangan regional guna bahan pengisian Rencana Nasional yang disusun oleh Bappenas.
b. bahwa dalam rangka tugas tersebut dilakukan kerjasama dengan bantuan luar negeri untuk melaksanakan studi pengembangan regional dipelbagai daerah di Indonesia;
c. bahwa untuk memberikan pengarahan guna pelaksanaan dan pemanfaatan studi-2 tersebut dipandang perlu untuk membentuk suatu Panitia Pengarah (Steering Committee).
1. Keputusan Presiden R.I. No. 9 Tahun 1973;
2. Keputusan Presiden R.I. No. 17 Tahun 1974;
3. Peraturan Mentri PUTL No. 3/PPT/1968 beserta perobahan-2
M E M U T U S K A N
MENETAPKAN
PERTAMA Membentuk Panitia Pengarah (Steering Committee) Studi Pengembangan Regional yang tediri dari:
1. Direktur Jendral Cipta Karya, Departemen PUTL sebagai Ketua merangkap anggota.
2. Deputy Perencanaan Regional dan Daerah Bappenas sebagai Wakil Ketua merangkap anggota.
3. Direktur Jendral Otonomi Daerah, Departemen Dalam Negri sebagai anggota.
4. Direktur Tata Kota dan Daerah, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Departemen PUTL sebagai Sekretaris merangkap anggota.
KEDUA
KETIGA
KEEMPAT
KELIMA
KEENAM
3-2
1. Tugas Panitia Pengarah (Steering Committee) adalah:
a. Memberikan pengarahan pada pelaksanaan dan perencanaan studi pengembangan regional;
b. Memberikan evaluasi terhadap pelaksanaan dan hasilhasil studi pengembangan regional.
c. Memberikan rekomendasi mengenai pemanfaatan dan tindak lanjut dari studi pengembangan regional yang telah dihasilkan.
d. Memberikan dukungan dan stimulasi dalam kerjasama antara instansi Pusat dan Daerah yang diperlukan dalam studi pengembangan regional.
2. Panitia Pengarah (Steering Committee) berkewajiban menyampaikan laporan kepada Mentri PUTL secara periodik atau sewaktu-waktu apabila diperlukan.
3. Panitia Pengarah (Steering Committee) bertanggung jawab kepada Mentri PUTL.
Kepada Direktur Jenderal Cipta Karya selaku Ketua Panitia Pengarah (Steering Committee) diberi wewenang untuk mengundang Direktur-direktur Jenderal lainnya, Gubernur dan pejabatpejabat lain yang setaraf sesuai dnegan permasalahan daerah yang akan dibahas dalam agenda pertemuan.
Dalam pelaksanaan tugasnya Direktur Jenderal Cipta Karya dapat membentuk Team Asistensi Teknis untuk masing-masing Daerah Studi pengembangan regional, yang terdiri dari pejabat-pejabat setingkat dengan Direktur, Kepala Biro dan Ketua Bappeda-2 setempat.
Tugas dari Team Asistensi Tehnis adalah:
1. Memberikan bahan-bahan pertimbangan dan saran-saran tehnis kepada Panitia Pengarah (Steering Committee) menurut keahlian, bidang dan daerah masing-masing.
2. Membantu dalam kelancaran pelaksanaan studi pengembangan regional antara lain dengan memberikan petunjuk-petunjuk pada team ahli dari konsultan dan tenaga-tenaga counterpart yang bekerja di masing-masing studi pengembangan regional.
3. Memberikan bantuan-bantuan lain yang bersangkutan dengan segi organisasi dan implementasi studi pengembangan regional.
Segala biaya yang dikeluarkan sebagai akibat keputusan ini dibebankan kepada Anggaran Departement PUTL dalam hal ini Direktorat Tata Kota dan Tata Daerah, Direktorat Jenderal Cipta Karya c.q. Proyek Studi Pengembangan Regional.
3-3
KETUJUH Keputusan ini mu1ai ber1aku pada tangga1 ditetapkan dengan ketentuan bahwa sega1a sesuatu akan diubah dan diperbaiki apabila dikemudian hari ternyata terdapat keke1iruan dalam Surat Keputusan ini.
TURUNAN Surat Keputusan ini disampaikan kepada Yth.:
1. Sdr. Menteri Negara EKUIN/Ketua Bappenas. 2. Sdr. Menteri Da1am Negeri 3. Sekretaris Jendera1 Departemen PUTL. 4. Inspektur Jendera1 Departemen PUTL. 5. Direktur Jendra1 Cipta Karya. 6. Direktur Tata Kota dan Tata Daerah.
1 s/d. 6 untuk diketahui. 7. Yang bersangkutan untuk di1aksanakan. 8. A r s i p.
Ditetaptkan di: Pada tangga1
Jakarta 23 Oktober 1974
MENTER! PEKERJAAN UMUM DAN TENAGA LISTRIK
ttd.
(Ir. S U T A M I)
Disa1in sesuai dengan as1inya KA. BAG. TATA USAHA DIREKTORAT TATA
KOTA DAN TATA DAERAH
BUD I SANTO SO 110012010
Lampiran 4
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA
NOMOR: 217/KPTS/C.K/1976
T E N T A N G
PEMBENTUKAN TEAM ASISTENSI TEHNIS UNTUK STUD! PENGEMBANGAN REGIONAL
MENIMBANG
MENGINGAT
Menetapkan
PERTAMA
DrREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA:
a. bahwa dengan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik No. 281/KPTS/1974 tanggal 23 Oktober 1974 telah dibentuk Panitia Pengarah (Steering Committee) untuk studi pengembangan regional;
b. bahwa sesuai dengan ketentuan Diktum KEEMPAT Keputusan Menteri P.U.T.L. tersebut untuk kelancaran pelaksanaan studi pengembangan regional, dipandang perlu membentuk Team Assistensi Tehnis.
1. Keputusan Presiden R.I. No. 1973 Tahun 1966; 2. Keputusan Presiden R.I. No. 14 Tahun 1976; 3. Keputusan Menteri P.U.T.L. No. 281/KPTS/1974.
M E M U T U S K A N:
a. Membentuk Team Assistensi Tehnis Studi Pengembangan Regional yang untuk selanjutnya dalam Surat Keputusan ini disebut Team Assistensi Tehnis dengan susunan sebagai berikut:
1. Kepla Biro Perencanaan, Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik sebagai Ketua merangkap anggota.
2. Direktur Pembangunan Daerah Direktorat Jenderal Pemerintahan Umum dan Otonomi Daerah, Departemen Dalam Negeri sebagai Wakil Ketua merangkap anggota.
3. Direktur Tata Kota dan Tata Daerah, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik sebagai Sekretaris merangkap anggota.
4. Kepala Biro Perencanaan, Departemen Dalam Negeri sebagai anggota.
5. Kepala Biro Perencanaan, Departemen Pertanian sebagai anggota.
KEDUA
KETIGA
KEEMPAT
KELIMA
KEEN AM
4-2
6. Kepala Biro Perencanaan, Departemen Perhubungan sebagai anggota.
7. Kepala Biro Fisik dan Tata Ruang Bappenas sebagai anggota.
b. Apabila dianggap perlu dengan mengingat kebutuhan dan effisiensi Team tersebut dapat dibantu oleh Staf Sekretariat.
Tugas Team Assistensi adalah:
1. Memberikan bahan-bahan pertimbangan dan saran-saran tehnis kepada Panitia Pengarah (Steering Committee) menurut keahlian dalam bidang masing-masing.
2. Membantu dalam kelancaran pelaksanaan studi pengembansan regional antara lain dengan memberikan petunjuk-petunjuk kepada team konsultan dan tenaga-tenaga counterpart yang bekerja di masing-masing studi pengembangan regional.
3. Memberikan bantuan-bantuan lain yang berhubungan dengan segi organisasi dan implementasi Studi pengembangan regional.
Ketua Team Assistensi Tehnis diberi wewenang untuk bila diperlukan mengundang pejabat-pejabat setingkat dengan Direktur, Kepala Biro, dan Ketua-ketua Bappeda setempat sesuai dengan permasalahan yang akan dibahas dalam pertemuan studi pengembangan regional.
Team Assistensi Tehnis bertanggung jawab dan menyampaika1. laporan mengenai pelaksanaan tugasnya kepada Direktur Jenc Cipta Karya selaku Ketua Pengarah.
Segala biaya yang dikeluarkan sebagai akibat keputusan ini dibebankan kepada anggaran Departemen PUTL dalam hal ini Direktorat Tata Kota dan Tata Daerah, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Proyek Studi Pengembangan Regional.
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dengan ketentuan bahwa segala sesuatu akan diubah dan diperbaiki apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini.
4-3
TURUNAN Surat Keputusan ini disampaikan kepada Yth. :
1. Bapak Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik (sebagai laporan),
2. Bapak Menteri Negara EKUIN/Ketua BAPPENAS,
3. Bapak Menteri Dalam Negeri,
4. Direktur Jenderal PUOD Departemen Dalam Negeri,
5. Sekretaris Jenderal Departemen Perhubungan,
6. Sekretaris Jenderal Departemen Pertanian,
7. Sekretaris Jenderal Departemen P.U.T.L.
8. Yang bersangkutan,
9. A r s i p.
Ditetapkan di: Jakarta Pada tangga1 : 17 Ju1i 1976
DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA
Disa1in sesuai dengan as1inya
KA. BAG. TATA USAHA DIREKTORAT TATA
.• tVVN KOTA DAN
---IR. NIP
(Ir. RACHMAT WIRADIS~lJUA) NIP 110004775
LAMPIRAN 5 -S K EM A P R 0 S E S PEN YAMPA IAN l 1 AS I L STUD I
>I I MENTER I Penyampaian hasil studi DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BAPPENAS DAN TENAGA LISTRIK
~ r-2: laporan pengarahan C(
hasil utama C(
akhir 3 .. ~ en ~ C( ...,
STEERING COMIV:ITTEE CCI DIREKTORAT w ::.:;
JENDERAL II Bahan-2 rekomendasi
pengarahan EAM ASISTENSI TEKNII<
Evaluasi & konsultasi
... ~ ... ~
PROJECT KEPALA PROJECT KEPALA PROJECT KEPALA PROJECT KEPALA PROYEK-PROYEK MANAGER PROYEK MANAGER PROYEK MANAGER PROYEK MANAGER PROYEK
STUD I Staf Staf
HEADQUARTER) Konsultan ·counterpart
2
~ ~ en ::M:: SUB cr:: _,
EADQUARTER TEAM TEAM w A.
Dl DAERAH-2 YBS. LOCAL LOCAL COUNTER- COUNTER-
PART PART
ST K:
STUDTEK. B. )~4 •