afihdf.files.wordpress.com · web viewmakalah makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah...
TRANSCRIPT
MAKALAH
Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teknik PenulisanSemester V
Dosen Pengampu: Afiati Handayu Diyah Fitriyani, S.Pd., M.Pd.
Oleh:
Adhisty Dea Arivani 10140070
Ridwan Nur Arifin 10140091
Sakina 10140092
Umi Uswatun Hasanah 10140097
PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI
FAKULTAS ADAB DAN ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dikalangan mahasiswa pembuatan tugas berupa penyusunan makalah
merupakan suatu hal yang sudah lumrah. Diawal – awal semester pun semua
mahasiswa pasti sudah mengenal istilah makalah. Pada umumnya makalah
merupakan karya tulis yang memerlukan studi baik secara langsung maupun tidak
langsung. Sebuah makalah yang dibuat oleh pejabat sering disebut kertas kerja
dan makalah yang dibuat oleh mahasiswa sering disebut paper. Akan tetapi, masih
banyak mahasiswa yang belum paham mengenai tata cara penulisan makalah yang
baik dan benar sesuai dengan aturan yang ada. Hal ini dikarenakan oleh banyak
factor, seperti ketidakpahaman terhadap sistematika penyusunan makalah. Untuk
itu, dalam tulisan ini akan dibahas mengenai pengertian, jenis, ciri – ciri, dan
sistematika penulisan makalah.
1.2 Rumusan Masalah
Dilihat dari latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut :
1.2.1 Apakah pengertian dari makalah?
1.2.2 Apakah ciri – ciri makalah?
1.2.3 Bagaimanakah sistematika penulisan makalah?
1.3 Tujuan Makalah
Makalah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada pembaca
mengenai tata cara dan aturan dalam penulisan makalah agar mampu diterapkan
dalam kehidupan nyata.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Makalah
Menurut Tanjung dan Ardial (2010:7) makalah adalah karya tulis yang
memuat pemikiran tentang suatu masalah topik tertentu yang ditulis secara
sistematis dan runtut dengan disertai analisis yang logis dan objektif. Sedangkan,
menurut Surakhmad (1988:10) paper atau makalah adalah segala jenis tugas
kuliah yang harus diselesaikan secara tertulis, baik sebagai hasil pembahasan buku
maupun sebagai hasil karangan tentang sesuatu pokok persoalan.
Berdasarkan dua pengertian di atas, dapat ditarik sebuah pemahaman, bahwa
yang dimaksud makalah adalah sebuah karya tulis yang membahas pokok
persoalan tertentu dan ditulis secara sistematis serta melalui analisis yang logis
dan objektif.
2.2 Ciri – Ciri Makalah
Salah satu pokok tujuan penulisan makalah adalah untuk meyakinkan
pembaca bahwa topik yang ditulis dengan dilengkapi penalaran logis dan
pengorganisasian yang sistematis memang perlu diketahui dan diperhatikan.
(UNM, 2000:49). Menurut Alek dan H. Ahmad HP, (2010: 120-121) ciri – ciri
makalah, yaitu:
2.2.1 Logis artinya keterangan, uraian, pandangan dan pendapat dapat dikaji.
2.2.2 Objektif Artinya mengemukakan keterangan dan penjelasan apa adanya.
2.2.3 Sistematis
Artinya apa yang disampaikan disusun secara runtut dan
berkesinambungan.
2.2.4 Jelas
Artinya keterangan, pendapat dan pandangan yang dikemukakan jelas dan
tidak membingungkan.
2.2.5 Kebenaran dapat diuji
Artinya pernyataan, pandangan, serta keterangan yang dipaparkan dapat
diuji, berdasarkan pernyataan yang sesungguhnya.
2.3 Jenis – Jenis Makalah
Berdasarkan sifat dan jenis penalaran yang dipakai, makalah dibedakan
menjadi tiga katagori, yaitu makalah deduktif, makalah induktif dan makalah
campuran.
2.3.1 Makalah Deduktif
Makalah deduktif merupakan makalah yang penulisannya didasarkan pada
kajian teoritis (pustaka) yang relevan dengan masalah yang dibahas.
2.3.2 Makalah Induktif
Makalah induktif adalah makalah yang disusun berdasarkan data empiris
yang bersifat objektif sesuai apa yang diperoleh dari lapangan serta relevan
dengan permasalahan yang dibahas.
2.3.3 Makalah Campuran
Makalah campuran adalah makalah yang penulisannya didasarkan pada
kajian teoritis yang digabungkan dengan data empiris yang relevan sesuai dengan
topik yang dibahas. Makalah campuran ini bisa disebut juga dengan malalah
ilmiah. Karena didalamnya membahas mengenai permasalahan tertentu
berdasarkan data yang ada dilapangan, bersifat objektif, dan didasarkan pula
dengan teori – teori yang ada. Makalah campuran atau makalah ilmiah ini dibagi
menjadi 6 macam (Maimunah, 2011:90 – 91), yaitu :
2.3.3.1 Makalah Ilmiah
Istilah makalah ilmiah pada umumnya dipakai bagi karya tulis hasil studi
ilmiah yang berisi masalah dan pembahasannya karena studi semacam ini bersifat
ilmiah, sudah selayaknya bila makalah ini ditulis secara obyektif-empiris melalui
proses berpikir deduktif-induktif, dan tidak mengungkapkan pendapat penulis
yang subyektif. Gaya bahasa yang dipakai dalam makalah ilmiah adalah
sederhana, lugas-tegas dan tidak mementingkan keindahan bahasa, seperti dalam
sastra seni. Makalah ilmiah biasanya ditulis dari belakang meja dan dimaksudkan
sebagai suatu sarana pemecahan suatu masalah secara ilmiah. Sudah menjadi
kewajiban penulis makalah ilmiah memerlukan studi kepustakaan dan ini terlihat
pada refrensi yang dicantumkan.
2.3.3.2 Makalah Kerja
Makalah ini hamper sama dengan makalah penelitian. Makalah kerja pada
umumnya dibaca dalam seminar. Makalah kerja disampaikan dalam bentuk
argumentasi sebagai suatu hasil penelitian. Jadi, dalam makalah kerja yang
dibacakan itu harus ada masalah.
2.3.3.3 Makalah Kajian
Istilah ini dipakai untuk karya tulis ilmiah yang merupakan sarana
pemecahan suatu masalah yang kontroversial tanpa maksud untuk dibaca dalam
suatu seminar. Makala kajian lazimnya tidak digolongkan sebagai makalah kerja.
2.3.3.4 Makalah Posisi
Istilah ini dipakai untuk karya tulis yang dissun karena terdapat masalah
kontroversial. Makalah posisi ditulis karena diminta oleh suatu pihak sebagai
alternatif pemecahan suatu masalah yang kontroversial. Prosedur pembahasan
dan penulisannya dilakukan secara ilmiah, masalahnya pun ilmiah.
2.3.3.5 Makalah Analisis
Makalah analisis adalah istilah yang sering dipakai didalam mata kuliah
untuk membedakannya dengan expository essay, creative essay, ataupun
komposisi yang merupakan karya – karya tulis berisi karangan biasa dan tidak
berisi analisis. Makalah analisis berisi suatu analisis yang masalahnya telah
ditentukan sebelumnya. Karya tulis semacam ini sifatnya obyektif-empiris.
2.3.3.6 Makalah Tanggapan
Bentuk karya tulis ini sering ditugaskan kepada mahasiswa. Makalah
tanggapan dipakai untuk karya tulis pemenuhan tugas yang berupa reaksi terhadap
suatu bacaan. Makalah tanggapan dimaksudkan sebagai latihan dan biasanya
pendek karena pembahasan dilakukan secara ilmiah, maka pemberian data dari
bacaan biasanya berupa kutipan langsung.
2.4 Sistematika Penulisan Makalah
Secara garis besar isi dan sistematika penulisan makalah terdiri atas tiga
bagian: bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir.
2.4.1 Bagian awal
2.4.1.1 Halaman Sampul
Hal – hal yang ada pada bagian sampul adalah: judul makalah, keperluan
atau maksud ditulisnya makalah, nama penulis makalah, tempat, dan penulisan
makalah.
2.4.1.2 Daftar Isi
Daftar isi berfungsi memberikan panduan dan gambaran tentang garis
besar isi makalah. Penulisan daftar isi dipandang perlu jika panjang makaah lebih
dari 15 makalah. Penulisan daftar isi dilakukan dengan ketentuan bagian makalah
yang merupakan sub judul ditulis menggunakan huruf kecil (kecuali awal kata
ditulis dengan huruf besar), penulisan subjudul yang dilengkapi dengan nomor
halaman tempat pemuatannya dalam makalah.
2.4.1.3 Daftar Tabel dan Gambar (jika ada)
Identitas tabel dan gambar dituliskan secara lengkap. Jika tabel dan
gambar lebih dari satu buah, sebaiknya penulisan daftar tabel dan gambar
dilakukan secara terpisah; tetapi jika dalam makalah hanya terdapat sebuah tabel
atau gambar sebaiknya penulisan daftar tabel atau gambar disatukan dengan daftar
isi makalah.
2.4.2 Bagian Inti
Bagian inti terdiri atas tiga unsur pokok, yaitu pendahuluan, teks utama,
dan penutup. Ada tiga macam cara penulisan yang dapat digunakan dalam
menulis makalah yaitu: penulisan dengan menggunakan angka (Romawi atau
Arab), penulisan dengan menggunakan angka yang dikombinasikan dengan abjad
dan penulisan tanpa menggunakan abjad maupun angka.
2.4.2.1 Pendahuluan
Bagian pendahuluan berisi penjelasan tentang latar belakang penulisan
makalah, masalah atau topik bahasan beserta batasannya, dan tujuan penulisan
makalah.
1. Latar Belakang Penulisan Makalah
Butir – butir yang seharusnya ada dalam latar belakang penulisan
makalah adalah hal – hal yang melandasi ditulis makalah. Hal – hal yang
dimaksud dapat berupa paparan teoritis maupun paparan yang bersifat praktis,
tetapi bukan alasan yang bersifat pribadi.
2. Masalah atau Topik Bahasan
Masalah atau topik bahasan tidak hanya terbatas pada persoalan
yang memerlukan pemecahan tetapi juga mencakup persoalan yang
memerlukan penjelasan yang lebih lanjut, persoalan yang memerlukan
pendiskripsian lebih lanjut, persoalan yang memerlukan penegasan lebih
lanjut. Masalah atau topik bahasan sebenarnya merupakan hal yang
pertama kali dalam penulisan makalah.
3. Tujuan Penulisan Makalah
Perumusan tujuan penulisan makalah yang dimaksud bukan hanya
memenuhi tugas yang diberikan oleh seseorang dan yang sejenis dengan
itu, tetapi lebih mengarah pada apa yang ingin dicapai dengan penulis
makalah tersebut. Perumusan tujuan penulisan makalah memiliki fungsi
ganda: bagi penulis makalah dan bagi pembaca makalah. Bagi penulis
makalah rumusan tujuan penulisan makalahdapat mengarahkan kegiatan
yang harus dilakukan selanjutny dalam penulisan makalah. Bagi pembaca
perumusan tujuan penulisan makalah memberikan informasi tentang apa
yang disampaikandalam makalah tersebut. Rumusan tujuan bisa berfungsi
sebagai pembatasan ruang lingkup tersebut.
2.4.2.2 Teks Utama
Bagian utama teks makalah berisi pembahasan topik – topik makalah.
Penulisan bagian teks utama dapat dikatakan sebagai inti kegiatan penulisan
makalah.
2.4.2.3 Penutup
Pada bagian penutup dapat juga diberikan saran – saran atau rekomendasi
sehubungan dengan masaah yang telah dibahas. Saran sebaikny diberikan secara
spesifik maksudnya ditujukan kepada siapa, dalam bentuk apa saran itu
dilaksanakan.
2.4.3 Bagian Akhir
2.4.3.1 Daftar Rujukan
Berisi sebuah daftar acuan yang memuat daftar bibliografi sebuah buku
yang dijadikan sebagai rujukan. Dengan kata lain daftar rujukan bias disebut
sebagai daftar pustaka.
2.4.3.1 Lampiran (Jika Ada)
Bagian lampiran berisi hal – hal yang bersifat pelengkap yang
dimanfaatkan dalam proses penulisan makalah. Hal – hal yang dimaksud dapat
berups angka maupun yang berupa diskripsi teba dan yang dipandang sangat
penting tapi tidak dimaksudkan dalam batang tubuh makalah. Bagian lampiran
hendaknya diberi nomer halaman.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Makalah adalah sebuah karya tulis yang membahas pokok persoalan
tertentu dan ditulis secara sistematis serta melalui analisis yang logis dan objektif.
Sama hal nya dengan karya ilmiah, ciri – ciri makalah memiliki sifat objektif,
tidak memihak, berdasarkan fakta, dapat dipertanggungjawabkan sistematis dan
logis.
Jenis – jenis makalah dilihat dari cara berpikirnya dibagi menjadi tiga
macam, yaitu makalah induktif, deduktif dan makalah campuran atau makalah
ilmiah yang menggabungkan antara pemikiran induktif dan deduktif. Makalah
campuran dibagi lagi menjadi beberapa jenis. Sistematika penulisan makalah
secara garis besar dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian inti dan
bagian akhir.
3.2 Saran
Ada banyak sekali hal – hal mengenai penulisan makalah yang harus
dipahami agar penulisan makalah secara baik dan benar serta sesuai dengan
kaidah yang berlaku mampu diterapkan. Sebagai mahasiswa hendaknya kita
mampu menerapkan kaidah – kaidah tersebut agar penyajian keilmuan yang
disajikan dapat dikemas dengan baik dan benar. Kedepan dengan menulis
makalah menjadi sebuah pelatihan kepada kita semua untuk menulis karya ilmiah
yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Alek A. dan H. Achmad HP. 2010. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta : Kencana.
Maimunah, Siti Annijat. 2011. Bahasa Indonesia: untuk Perguruan Tinggi. Malang : UIN - Maliki Press.
Prayitno, Harun Joko, dkk. 2000. Pembudayaan Penulisan Karya Ilmiah. Surakarta: Muhammadiyah University Press.
Surakhmad, Winarno. 1998. Paper Skripsi Thesis Disertasi. Bandung : Tarsito.
Tanjung, Bahdin Nur dan Ardial. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Universitas Negeri Malang. 2000. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Edisi ke-IV. Malang: Biro Administrasi dan Akademik, Perencanaan dan Sistem Informasi.
Contoh makalah:
KALIMAT EFEKTIF DALAM BAHASA INDONESIA
Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Semester V
Oleh:
Diyah Astuti (A410080087)
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2009/2010
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa Indonesia adalah alat komunikasi paling penting untuk
mempersatukan seluruh bangsa. Oleh sebab itu, merupakan alat mengungkapkan
diri baik secara lisan maupun tulisan, dari segi rasa harsa dan cipta serta piker baik
secara efektif dan logis. Semua warga negara Indonesia harus mahir dalam
menggunakan Bahasa Indonesia karena itu merupakan kewajiban bergaul di
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selain itu kita harus memajukan
kepribadian Indonesia di dalam maupun di luar negeri.
Kepribadian Indonesia dapat tercipta dari kemahiran berbahasa Indonesia,
bagi mahasiswa Indonesia semua itu dapat tercermin dalam tata pikir, tata tulis,
tata ucapan dan tata laku. Berbahasa Indonesia dalam konteks Ilmiah dan
Akademis, sebagai mahasiswa harus lebih dapat menggunakan bahasa Indonesia
dengan baik dan benar supaya negeri ini bisa tetap utuh terjaga.
Mahasiswa selain berbahasa Indonesia juga dapat menggunakan kalimat
efektif. Kalimat yang disampaikan secara mudah dipahami oleh pembaca. Karya
ilmiah ditulis untuk dipahami oleh pembaca. Penulis hendaknya memperhatikan
kalimat yang disusun. Kalimat sangat penting dalam sebuah tulisan, kalimat yang
baik mudah dipahami pembaca.
B. Perumusan Masalah
Dari uraian latar belakang yang dijabarkan di atas dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut: “Mengetahui dan memahami kalimat efektif”.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari karya tulis ini adalah untuk mengetahui dan memahami
kalimat yang digunakan dalam menyampaikan informasi yang baik dan benar.
D. Metode Penelitian
Dalam melakukan penelitian tentang kalimat efektif penulis menggunakan
buku Bahasa Indonesia Untuk Penulisan Karya Tulis Ilmiah, sebagai acuan dalam
pembahasan masalah.
E. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian tentang kalimat efektif adalah supanya dalam
menyampaikan informasi kepada orang lain menggunakan kalimat yang tepat
sehingga informasi yang disampaikan jelas.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kalimat Efektif.
Kalimat efektif dipahami sebagai kalimat yang dapat menyampaikan
informasi dan informasi tersebut mudah dipahami oleh pembaca. Kalimat sangat
penting dalam sebuah tulisan. Kalimat yang baik mudah dipahami oleh pembaca.
Kalimat lengkap dan bukan fragmentaris. Kalimat yang disusun
hendaknya memiliki struktur kalimat bahasa Indonesia yaitu S P O K/pel. Apabila
struktur tersebut tidak dipenuhi, maka kalimat yang disusun menjadi tidak
lengkap strukturnya yang disebut kalimat yang fragmentaris.
Contoh:
1. ira.
2. ira belajar.
3. ira belajar bahasa Indonesia.
4. ira belajar bahasa Indonesia dikampus.
B. Transformasi kalimat
Transformasi berasal dari bahasa inggris transformation yaitu suatu proses
mengubah bentuk bahasa menjadi bentuk-bentuk lain. baik dari bentuk yang
sederhana ke bentuk yang kompleks, maupun dari bentuk yang kompleks ke
bentuk yang sederhana. Maka tranformasi kalimat berupa perubahan bentuk
kalimat menjadi bentuk kalimat lain.
Jenis-jenis transformasi sebagai berikut:
1. Transformasi jeda, yaitu dengan menggunakan jeda.
Jeda adalah perhentian sebentar. Perhentian sebentar ini dalam kalimat
dapat diwujudkan setelah mengucapakan kata-kata yang ada di dalam kalimat.
Contoh:
a. Ibu Ruminah seorang guru.
b. Ibu, Ruminah seorang guru.
c. Ibu Ruminah, seorang guru.
d. Ibu, Ruminah, seorang guru.
Penempatan jeda mengakibatkan kalimat a) yang masih meragukan
menjadi kalimat b) c) dan d) yang memiliki maksud berbeda. Kalimat b) yang
berprofesi sebagai guru adalah Ruminah; kalimat c) yang berprofesi sebagai guru
adalah Ibu Ruminah; dan d) yang berprofesi sebagai guru adalah Ibu dan
Ruminah. Tanda baca (,) yang merupakan perhentian sebentar memiliki makna
yang dalam.
Jadi, dalam menulis harus memperhatiakan tanda baca agar pemabaca
dapat mememahami informasi yang disampaikan. Informasi yang tidak bisa
dipahami pembaca mengakibatkan tulusan seorang penulis tidak komunikatif.
Kalimat minor atau minim juga dapat dijadikan menjadi kalimat lain
dengan transfornasi jeda.
Contoh:
a. Aduh.
b. Aduh!
c. Aduh?1
d. Aduh….?
e. Aduh?
2. Transformasi aposisi, yaitu dengan menggunakan kata tugas “yang”.
Perubahan bentuk kalimat antara dua komponen menggunakan kata tugas
“yang” (monovalen)
Contoh:
a. Almari itu dipakai tempat baju.
b. Almari itu dijual.
Bentuk transformasinnya:
a. Almari yang dipakai tempat baju itu dijual.
b. Almari yang dijual itu dipakai tempat baju
Kalimat a) transformasi primer sebab gagasan pertama menempati posisi
depan (bagian depan/kontur depan)
Sedangkan gagasan kedua menempati posisi belakang. Pembentukan
kalimat transformasi aposisi ini menggunakan tiga gagasan yang berbeda dan
dideskripsikan berurutan.
Transformasi aposisi ini dimanfaatkan pada bentuk deskripsi. Karangan
diskripsi mengandalkan keahlian penulis dalam membuat bentuk-bentuk kalimat
transformasi aposisi.
Contoh kalimat:
a. Pemuda ini sering mengantar aku sampai ke kos.
b. Pemuda ini sering membiri ucapan selamt ulang tahun kepadaku.
c. Pemuda ini diwisuda Agustus 2005.
Diubah menjadi kalimat transformasi aposisi:
Menjadi a+b+c; a+c+b; b+a+c; b+c+a; c+b+a dan c+a+b.
Pengembangan penalaran penulis tampak dalam kalimat yang disusun.
Kelogisan eskripsi akan menjadi bahan pertimbangan bagi seorang penulis.
3. Transformasi setara, yaitu dengan menggunakan kata tugas “dan”.
Pentransformasian ini akan menghasilkan kalimat majemuk setara/kalimat
koordinat. Dua gagasan yang nilai komunikasinya sama disatukan oleh kata
“dan”.
Contoh:
a. Hujan turun dan pohon tumbang.
b. Ayah pergi dan ibu pulang.
Hal yang bisa disatukan tentu saja memenuhi syarat nilai sama seperti kalimat
diatas.
Contoh:
a. Hujan turun dan sudah wisuda.
b. Ibu menjahit dan teroris bergerak.
Ada kendala psikologis dalam penyusunan kalimat diatas, penulis nampak
memaksa gagasan yang berbeda disatukan dalam satu kalimat.
4. Transformasi disjungtif, yaitu dengan menggunakan kata tugas atau/tetapi.
Penggunaan kata atau untuk menghasilkan kesamaan dan penggunaan
tetapi untuk menghasilkan ketidaksamaan.
Contoh:
a. Ida makan, atau Ibu tidur.
b. Ida makan, tetapi Ibu tidur.
c. Saya berbicara keras, tetapi guru menerangkan.
d. Saya berbicara keras, tetapi guru tidak menghiraukan.
5. Transformasi opini, yaitu dengan menggunakan kata tugas “benar” atau “tidak
benar”.
Opini merupakn pandangan penulis. Transformasi opini merupakan
pandangan subjektif penulis. Nilai pendapat ditentukan oleh kepandaian yang
dimiliki penulis. Penulis yang dipercaya tentu saja berimbas pada kepercayaan
terhadap kalimat yang dibuat.
Pendapat yang berorientasi kepada pengakuan menggunakan kata tugas
benar dan opini yang berorientasi kepada pengingkaran atau sanggahan
menggunakan kata tugas tidak benar.
Contoh:
a. Benar, bahwa Ani mengikuti semester pendek ini.
b. Tidak benar, rakyat belum makmur.
Opini sering di sajikan berdasarkan pandangan seseorang terhadap hal
yang terjadi di dalam kehidupan. Logika atau penalaran yang menyertai
penyusunan kalimat opini ini adalah kondisi psikologis penuis.
Kalimat ini bisa mendatangkan perdebatan adu argument yang serius
manakala digunakan dalam komunikasi. Komunikasi tulis akan menimbulkan
perang pena.
6. Transformasi Total, yaitu dengan menggunakan bentuk afirmatif dan negasi.
Transformasi total atau dupik. Penulis menampilakn bentuk afirmatif dan
negasi dalam bentuk kalimat.
Contoh:
a. Ayah pergi atau tidak pergi dan saya harus ada di rumah.
b. Sehat atau tidak sehat, saya harus mengikuti kuliah ini.
c. Penjudi atau bukan penjudi, tetapi mereka tetap ditangkap.
Transformasi total ini juga berdasarkan transfomasi disjungtif yang
mempergunakan kata atau dan tetapi.
C. Kalimat Topik
Topik adalah pokok pembicara atau pikiran. Topik ditentukan sebelum
penulis mulai kegiatannya. Wujud topik yang dibicarakan ada dua:
1. Topik yang berupa bentuk kata; dan
Misal:
a. terorisme (bentuk kata berimbuhan): terror + isme.
b. BBM (bentuk singkatan)
c. Pilkada (bentuk akronim)
d. Antikorupsi (bentuk berimbuhan)
e. Tsunami (bentuk kata)
2. Topik yang berupa bentuk kalimat.
Misal:
a. Terorisme sebagai ancaman perdamaian dunia.
b. Krisis BBM.
c. Demokrasi rakyat tebentuk melalui pilkada.
d. Kondisi sekolah pascatsunami.
e. Dukungan moral terhadap gerakan antikorupsi.
Predikat kalimat topik adalah verba tak operasional, artinya bukan kata
kerja transitif. Kata kerja transitif menghendaki kehadiran objek. Cara menyusun
kalimat topik yaitu dengan mengganti verba transitif dengan kata tugas.
a. Fungsi kalimat topik
Kalimat topik mempunyai fungsi sebagai berikut.
1) Dapat dipakai sebagai judul karya tulis.
2) Dapat dipakai sebagai kalimat utama dalam sebuah paragraf.
3) Dapat dipaki dalam spanduk, leafled, poster, iklan, dan sebagainya.
b. Cara menyusun kalimat topik
1) Penulisan karya dimulai dengan menentukan pokok pikiran.
2) Pokok pikiran berupa nominal atau kalimat yang dinominalkan.
3) Pokok pikiran yang bernilai menyangkut kehidupan orang banyak.
4) Penulisan skripsi dapat berhubungan dengan pokok ilmu pengetahuan, bisa
berupa pikiran sebagai penemuan baru.
Hal-hal yang faktual dan aktual selalu dipikirkan oleh masyarakat luas.
Penulis dapat mengangkat hal tersebut sebagai topik. Inspirasi penulis kadang
tidak disisihkan dan tidak dijadikan topik. Penulis kadang lebih mementingkan
kebutuhan masyarakat luas. Topik yang demikian dapat diterima oleh pembaca.
5) Pokok pikiran tersebut diperluas dengan cara menambah satuan lingual yang
dibutuhkan. Perluasan yang dilakukan ini sebenarnya sebagai usaha ke arah
pemfokusan pembicaraan.
Contoh:
a) Koperasi merupakan kekuatan ekonomi ekonomi rakyat.
“X” +V instransitif +”Y”
b) Minyak tanah sebagai kebutuhan pokok rumah tangga.
“X” +V intransitif +”Y”
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kalimat efektif dipahami sebagai kalimat yang dapat menyampaikan
informasi dan informasi tersebut mudah dipahami oleh pembaca.
Jenis-jenis transformasi sebagai berikut:
1. Transformasi Jeda, yaitu dengan menggunakan jeda.
2. Transformasi Aposisi, yaitu dengan menggunakan kata tugas “yang”.
3. Transformasi Setara, yaitu dengan menggunakan kata tugas “dan”.
4. Transformasi Disjungtif, yaitu dengan menggunakan kata tugas atau/tetapi.
5. Transformasi Opini, yaitu dengan menggunakan kata tugas benar atau tiadak
benar.
6. Transformasi Total, yaitu dengan menggunakan bentuk afirmatif dan negasi
dalam bentuk kalimat.
Topik adalah pokok pembicara atau pikiran. Wujud topik yang
dibicarakan ada dua:
1. Topik yang berupa bentuk kata; dan
2. Topik yang berupa bentuk kalimat.
Predikat kalimat topik adalah verba tak operasional, artinya bukan kata kerja
transitif.
Fungsi kalimat topik:
1. Dapat dipakai sebagai judul karya tulis.
2. Dapat dipakai sebagai kalimat utama dalam sebuah paragraf.
3. Dapat dipaki dalam spanduk, leafled, poster, iklan, dan sebagainya.
Cara menyusun kalimat topik:
1. Penulisan karya dimulai dengan menentukan pokok pikiran.
2. Pokok pikiran berupa nominal atau kalimat yang dinominalkan.
3. Pokok pikiran yang bernilai menyangkut kehidupan orang banyak.
4. Penulisan skripsi dapat berhubungan dengan pokok ilmu pengetahuan, bisa
berupa pikiran sebagai penemuan baru.
5. Pokok pikiran tersebut diperluas dengan cara menambah satuan lingual yang
dibutuhkan.
B. Saran
Kritik dan saran yang membangun, kami harapkan untuk perbaikan dan
kemajuan karya tulis ini.
DAFTAR PUSTAKA
Rohmadi, Muhammad dkk. 2009. Bahasa Indonesia untuk penulisan karya tulis
ilmiah. Surakarta: Media Perkasa