kineklubumm.com · web view2017/02/09  · film pada saat itu masih terdiri dari satu buah shot...

24
Editing (Tim Editing Diklat Dasar #15 Kine Klub UMM) BAGIAN I: SEJARAH SINGKAT EDITING Motion picture film diciptakan baru di abad ke-19. Film pertama kali ada dan dibuat, tidak melalui proses editing video maupun audio sama sekali. Hanya terdiri dari satu kali pengambilan gambar (single shot) yang dilakukan secara berkesinambungan. Editing seperti yang kita ketahui secara perlahan-lahan baru dikembangkan kemudian. Pada saat Lumiere bersaudara Louis dan Auguste Lumiere mulai membuat film dan diputar untuk pertama kalinya pada 28 desember 1895 di sebuah ruang yang diproyeksikan ke sebuah layar. Lumiere bersaudara menyewa sebuah ruangan bilyar tua di bawah tanah di Boulevard des Capucines, Paris yang kemudian dikenal sebagai ruangan bioskop pertama di dunia, yang kemudian tempat itu dikenal dengan nama Grand Café. Pada saat itu, editing belum menjadi salah satu bagian dari proses pembuatan film. Film pada saat itu masih terdiri dari satu buah shot (single shot) dengan panjang durasi yang sama dengan kejadian sesungguhnya (real time) dan belum ada manipulasi waktu, seperti pada film La sortie des usines (1895), film ini dibuat dengan shot dan kamera yang statis. Kebanyakan film pada saat itu masih berupa sebuah rekaman dari kejadian sebenarnya/nyata. Pada saat itu cerita dibentuk secara spontan hingga akhimya menghasilkan cerita yang tak memerlukan adanya pemotongan film sama sekali. Hal ini terus terjadi hingga pada suatu saat pembuat film menyadari, bahwa film tersebut bisa dipotong dan mampu menggabungkan beberapa pengambilan gambar yang terpisah menjadi satu gabungan yang mampu menciptakan kesan terjadinya sebuah cerita, pada saat itu editing mulai dikenal. Film yang bercerita dengan editing yang dilakukan masih sangat sederhana pertama kali diperkenalkan oleh

Upload: others

Post on 07-Nov-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: kineklubumm.com · Web view2017/02/09  · Film pada saat itu masih terdiri dari satu buah shot (single shot) dengan panjang durasi yang sama dengan kejadian sesungguhnya (real time)

Editing(Tim Editing Diklat Dasar #15 Kine Klub UMM)

BAGIAN I: SEJARAH SINGKAT EDITING

Motion picture film diciptakan baru di abad ke-19. Film pertama kali ada dan dibuat, tidak melalui proses editing video maupun audio sama sekali. Hanya terdiri dari satu kali pengambilan gambar (single shot) yang dilakukan secara berkesinambungan. Editing seperti yang kita ketahui secara perlahan-lahan baru dikembangkan kemudian.

Pada saat Lumiere bersaudara Louis dan Auguste Lumiere mulai membuat film dan diputar untuk pertama kalinya pada 28 desember 1895 di sebuah ruang yang diproyeksikan ke sebuah layar. Lumiere bersaudara menyewa sebuah ruangan bilyar tua di bawah tanah di Boulevard des Capucines, Paris yang kemudian dikenal sebagai ruangan bioskop pertama di dunia, yang kemudian tempat itu dikenal dengan nama Grand Café. Pada saat itu, editing belum menjadi salah satu bagian dari proses pembuatan film. Film pada saat itu masih terdiri dari satu buah shot (single shot) dengan panjang durasi yang sama dengan kejadian sesungguhnya (real time) dan belum ada manipulasi waktu, seperti pada film La sortie des usines (1895), film ini dibuat dengan shot dan kamera yang statis. Kebanyakan film pada saat itu masih berupa sebuah rekaman dari kejadian sebenarnya/nyata. Pada saat itu cerita dibentuk secara spontan hingga akhimya menghasilkan cerita yang tak memerlukan adanya pemotongan film sama sekali. Hal ini terus terjadi hingga pada suatu saat pembuat film menyadari, bahwa film tersebut bisa dipotong dan mampu menggabungkan beberapa pengambilan gambar yang terpisah menjadi satu gabungan yang mampu menciptakan kesan terjadinya sebuah cerita, pada saat itu editing mulai dikenal.

Film yang bercerita dengan editing yang dilakukan masih sangat sederhana pertama kali diperkenalkan oleh Georges Méliès. Film Le Voyage Dans la Lune – A Trip to the Moon (1902) film pertamanya yang menggambarkan perjalanan orang ke bulan hanya menggunakan editing untuk kesinambungan bercerita (cutting to continuity). Editing yang dilakukan Melies hanya terdiri dari satu shot untuk tiap-tiap adegan yang disambungnya.

Georges Meliès juga mengenalkan ide akan cerita naratif, plot, pengembangan karakter, ilusi, dan fantasi kepada film. Dalam film Le Voyage Dans la Lune Melies juga mengembangkan penggunaan efek khusus (special effects) pada film generasi awal, termasuk double exposure, penampilan para aktor dalam beberapa gambar yang terpisah, dan dissolve, fade-out. “magic tricks” ini dikembangkan menjadi dasar suatu bahasa film: fade-in untuk menandakan permulaan, transisi dissolve antara satu shot ke shot yang lain dan fade-out untuk menandakan berakhir. Ia juga menjadi pelopor dari seni editing film. Le Voyage Dans

Page 2: kineklubumm.com · Web view2017/02/09  · Film pada saat itu masih terdiri dari satu buah shot (single shot) dengan panjang durasi yang sama dengan kejadian sesungguhnya (real time)

La Lune mempunyai semua unsur yang menandai genre film sci-fi (fiksi ilmiah), petualangan para ilmuwan, perjalanan ruang angkasa masa depan, special effects seperti super impose, dan makhluk asing di tempat yang sangat jauh. Gambar dari pendaratan kapsul di Bulan dalam film Le Voyage Dans La Lune menjadi pemandangan mengesankan dan diakui secara luas dalam sejarah film.

Film Edwin S. Porter juga menggunakan kamera untuk merekam berita. Filmnya yang berjudul The life of an American Fireman (1903) diedit secara dramatis dengan menggabungkan shot asli dan shot rekonstruksi.

Pada waktu yang sama, Edwin S. Porter membuat The Great Train Robbery (1903), film dianggap sebagai permulaan editing modern. Porter mengembangkan teknik jumping pada points of view yang berbeda dan teknik penyambungan gambar berbeda tempat, dengan babak kronologis serta menggunakan editing cross cutting atau parallel action yang revolutioner. Porter berhasil membuat terobosan baru dalam teori editing, yaitu teknik teknik paralel (menggabungkan shot-shot dari dua kejadian berbeda lokasi, tapi masih dalam waktu yang sama). Dengan kombinasi dari editing film dan cerita naratif, Porter membuat film yang sangat penting dan berpengaruh yang mengungkap kemungkinan akan cerita fiksi dalam film. Film tersebut dibuat dengan standar artistik yang tidak jauh berbeda dengan sekarang.

Seiring dengan perkembangan jaman, editing juga mengalami perubahan. Sebuah film tidak lagi terdiri dari satu shot untuk tiap adegannya. Kita juga kemudian mengenal adanya tipe shot. Sehingga editing memegang peranan yang cukup penting dalam pembuatan dalam sebuah film. Dengan adanya editing, kita akhirnya mengenal adanya film time, waktu yang terjadi dalam film. Editing dapat melakukan manipulasi waktu dalam film. Sehingga waktu yang diciptakan bisa menjadi lebih singkat, atau malah sebaliknya menjadi lebih lambat.

Editing tidak lagi hanya sekadar kebutuhan kesinambungan cerita, melainkan sudah menjadi kebutuhan kesinambungan gambar (continuity editing) yang kemudian lebih dikenal dengan istilah “Classical Hollywood”. Gaya ini pertama kali dikembangkan oleh D.W. Grifftih dalam filmnya The Birth of a Nation (1915). D.W. Griffith mengambil konsep editing selangkah lebih maju. Tidak hanya sebuah cerita epik berlatar perang saudara, tetapi juga mempunyai durasi yang panjang (sekitar 2 jam) format sensasional cerita dua keluarga, nasib mereka adalah nasib bangsa. Di film ini Griffith mengembangkan cerita dan meningkatkan emosi dengan memakai tekhnik cross cutting, clasical editing, close up, two shot dengan berdialog (Rule 180%), variasi angle (termasuk bird angle), ekstreme long shot dan pengunaan efek cahaya. Film ini berhasil membuat penonton terdiam menonton dan terbawa dramatisasi emosi yang dibuat Griffith yang membuat film ini sangat sukses di pasaran.

Filmmaker Rusia Sergei Eisenstein mengambil teknik Griffith’S dan mengembangkan lebih jauh, seperti dalam film The Battleship Potemkin (1925).

Page 3: kineklubumm.com · Web view2017/02/09  · Film pada saat itu masih terdiri dari satu buah shot (single shot) dengan panjang durasi yang sama dengan kejadian sesungguhnya (real time)

Berangkat dari persepsi editing Porter dan Griffith sineas Rusia Vsevolod Poedovkin mencoba membuat sebuah film Mother (1926), dan membangun sebuah teori yang dia sebut sebagai editing kontruktif (constructive editing), yang dibangun dari urutan sejumlah shot. Dari metode yang dibangun Poedovkin ini dapat dipahami bahwa seorang editor dapat mengubah-ubah urutan shot sesuai keinginannya untuk mempengaruhi atau berpengaruh pada makna pesan yang akan disampaikan melalui filmnya.

Pada tahun 1929 orang-orang Rusia yang lain, Dziga Vertov yang melihat dunia melalui mata kameranya dengan statementnya yang sangat terkenal tentang “the man with the movie camera” membuat eksperimen, mendokumentasikan kehidupan sehari-hari di Rusia dengan tehknik fast-cutting untuk menciptakan kekuatan dan kehebatan. Dengan dipengaruhi visi Dziga Vertov, menyadarkan bahwa proses kerja produksi karyanya di meja editing, dengan begitu peran editor sangat penting dalam menentukan baik dan buruknya hasil akhir.

Kebanyakan dari film bisu diiringi oleh musik secara langsung, mulai dari piano atau organ sampai orkestra seutuhnya. Efek suara secara kasar dicocokkan dengan adegan di layar. Sebagai tambahan, sejak awal perfilman, para investor berusaha menggabungkan gambar secara mekanis untuk menghasilkan suara, biasannya melalui rekaman phonograph. Sistem ini cukup sukses sebelum pertengahan 1920-an, umumnya karena suara dan gambar terbukti sulit untuk disinkronkan juga dikarenakan pengeras suara yang tidak memadai untuk ruangan yang besar.

Pada tahun 1913 Edisson menemukan sistem suara film. Pengenalan terhadap sinkronisasi suara ditetapkan pada 1927, ketika Warner Bros mengeluarkan The Jazz Singer (1927) yang sangat sukses. Tetapi proses penemuan dan penyebaran tekhnologi suara ini terjadi ditingkat berbeda dalam negara yang berbeda dan meliputi banyaknya sistem kompetisi dan hak paten.

Penemuan sinkronisasi suara menambahkan keseluruhan tingkatan kesempurnaan yang baru dalam pembuatan film, dan pembentukan awal ini dicontohkan oleh Orson Welles’ Citizen Kane (1941), yang mana digunakan off-screen dialogue, voice-over, overlapping dialogue dan musik untuk meningkatkan suasana dan kekuatan dari cerita. Gaya dan teknik editing terus mengalami perkembangan sampai saat ini.

BAGIAN II : BEBERAPA ISTILAH DASAR

1. SHOT Definisi Saat Shooting (Produksi) adalah gambar yang diambil dengan kamera

dari camera on hingga camera off yang mempertimbangkan mise en scene, sinematografi / videografi, editing dan suara yang sesuai dengan ide, konsep cerita ataupun skenarionya.

Page 4: kineklubumm.com · Web view2017/02/09  · Film pada saat itu masih terdiri dari satu buah shot (single shot) dengan panjang durasi yang sama dengan kejadian sesungguhnya (real time)

Definisi Saat Editing (Pasca Produksi) adalah sebuah gambar yang panjangnya dari cut in hingga cut out yang memiliki kesesuaian dengan ide, konsep cerita ataupun skenarionya. Selain itu juga mempertimbangkan mise en scene, sinematografi / videografi dan suara yang sesuai dengan scene.

2. SCENEScene yaitu peristiwa atau kejadian atau adegan, dimana pengertiannya

adalah kumpulan shot-shot yang peristiwa di dalamnya terjadi pada satu ruang dan satu waktu.

3. SEQUENCE Sedangkan sequence kita mengenal seperti dalam Teater yaitu babak.

Sebenarnya ada banyak pengertian dari sequence ini, beberapa di antaranya adalah: Susunan urutan dari berbagai peristiwa yang terjadi di dalam film. Berbagai shot yang saling berhubungan dan berurutan, yang dikembangkan

dengan memberikan subyek di dalamnya.

4. EDITING Sesungguhnya definisi tentang editing sangatlah beragam, namun rangkuman

secara mendasar definisi editing yaitu suatu koordinasi satu shot dengan shot lain sehingga menjadi satu-kesatuan utuh yang sesuai dengan ide, konsep cerita ataupun skenarionya dan dengan mempertimbangkan mise en scene, sinematografi / videografi, editing dan suara. Sedangkan yang dimaksud dengan koordinasi adalah menyeleksi atau memilih materi, memotong dan menyambung materi, serta yang terakhir adalah menyusun materi sesuai dengan cerita / narasi.

BAGIAN II : HUBUNGAN ANTAR SHOT

Pembahahasan dari hubungan antar shot ini adalah dimensi-dimensi dari sebuah editing. Sedangkan inti dari Dimensi Editing adalah adanya Keterhubungan dimana bila sebuah shot disambung dengan shot lain, maka pasti kedua shot tersebut memiliki keterkaitan, baik secara grafis (gambar), ritmis (ritme), spasial (ruang) dan temporal (waktu). Umumnya penyambungan shot-shot dalam film-film naratif (cerita) dan dokumenter memiliki keempat dimensi/hubungan tersebut, sementara dalam film-film abstrak atau film-film non-figuratif (tak ada tokohnya, jadi tak bercerita) hanya memiliki dimensi grafis dan ritmis saja, misalnya iklan dan video klip.

1. Hubungan antar shot A dan Shot B

a. Dimensi grafisSetiap pembuat film cenderung akan mengolah grafis ini secara

berkesinambungan (graphical continuity) ataupun terpadu (graphical match) bahkan bila unsur-unsur tersebut saling berlawanan (graphic contrast).

Page 5: kineklubumm.com · Web view2017/02/09  · Film pada saat itu masih terdiri dari satu buah shot (single shot) dengan panjang durasi yang sama dengan kejadian sesungguhnya (real time)

b. Dimensi RitmisSebuah shot yang disambung dengan shot lain pasti akan membentuk

sebuah hubungan ritmis (ritme). Misalnya pembuat film cenderung akan memotong sebuah shot karena sebuah gerak subyek atau kamera berhenti atau ketika sebuah suara tertentu yang sedang berbunyi berhenti. Kecuali pada beberapa kasus pembuat film memotong berdasarkan suasana hatinya (mood).

Sedangkan ritme dalam sendiri yang terbagi menjadi 2 jenis, yaitu :Ritme internal : yaitu ritme yang ada di dalam setiap shot itu sendiri terjadi di setiap shot karena di setiap shot itu ada:

Frame Size/Type Of Shot (Ukuran Besar Gambar/Frame) Gerak (gerak subyek, gerak kamera atau kombinasi keduanya) Suara (dialog, efek dan musik)

Ritme eksternal : yaitu ritme yang dihasilkan oleh persambungan 2 shot atau lebih terjadi ketika ada sambungan dan dipengaruhi oleh durasi shot (panjang pendeknya shot). Dengan Metode penyambungan (cut-to-cut atau optical effect) Ritme Eksternal ini bisa kita buat berbagai jenis dengan mengatur panjang-pendeknya shot. Jenis-jenis ritme tersebut adalah:

Ritme Konstan : shot-shot yang disambung berukuran (berdurasi) sama

Ritme Dipercepat (Akselerasi) : shot-shot yang disambung ukurannya makin lama makin pendek.

Ritme Diperlambat : shot-shot yang disambung ukurannya makin lama makin panjang

Ritme Tak Beraturan : shot-shot yang disambung ukurannya berubah-ubah secara tak beraturan

Keempat jenis ritme yang dihasilkan oleh durasi ini, mungkin saja bisa dilakukan juga oleh shot itu sendiri, misalnya dengan gerak kamera, tetapi tentu tidak semudah yang dilakukan oleh mengatur durasi shot

c. Dimensi Spatial (Ruang) Film adalah media yang paling efektif dalam menciptakan ruang yang

sesuai dengan yang ingin dibentuk oleh pembuat filmnya. Melalui editing bisa dihubungkan Ruang Dalam Realita dengan Ruang Dalam Film (ruang buatan/artifisial). Juga antara yang interior dan eksterior. Ketersambungan antara 2 shot atau lebih yang bisa menciptakan ruang baru yang ada di dalam kepala penonton itu disebut sebagai koeksistensi spasial (ruang yang berdampingan). Untuk dapat mewujudkannya pembuat film harus menguasai benar Mise en Scene (Elemen Visual), Angle Kamera dan Type Of Shot.

d. Dimensi Temporal (Waktu)Waktu dalam film merupakan salah satu aspek yang tersulit, sebab

banyak pembuat film yang seringkali luput dalam mengelola waktu, misalnya film Janji Joni yang memiliki kesalahan dalam menyelaraskan antara waktu yang dilalui dengan peristiwa-peristiwa yang menimpa tokoh. Sehingga pembuat film seharusnya dapat memperkirakan waktu kejadian itu

Page 6: kineklubumm.com · Web view2017/02/09  · Film pada saat itu masih terdiri dari satu buah shot (single shot) dengan panjang durasi yang sama dengan kejadian sesungguhnya (real time)

berlangsung atau dalam persitilahan dalam film disebut dengan Story Time / Real Time (Durasi Peristiwa Yang Terjadi Dalam Film). Untuk dapat memadatkan atau merenggangkan waktu yang terjadi maka film juga memiliki apa yang disebut dengan Film Time yang terbagi atas :

Time Elipsis : pengurangan waktu dari waktu yang sebenarnya Time Expand : pemanjangan waktu dari waktu yang sebenarnya Temporal Overlap : pemanjangan waktu dari waktu yang sebenarnya

dengan menggunakan gerak tokoh yang diulang, misalnya pada film–film laga yang dibintangi Jacky Chan.

2. Metode Penyambungan Editing sendiri ketika membicarakan hubungan antar shot, sebenarnya ada

tindakan secara fisik yang dilakukan oleh pembuatnya. Sehingga ada beberapa metode dalam yang dilakuakn pembuat film saat memotong sebuah shot dan kemudian menyambungnya. a. Cut To Cut

Yang terbagi menjadi : Match Cut : Dimana dalam shot kedua atau selanjutnya masih ada

elemen-elemen visual shot yang pertama atau sebelumnya yang bertujuan untuk penekanan atau memberi informasi yang lebih luas.

Cut Away : dimana dalam shot kedua atau selanjutnya tidak ada elemen-elemen visual shot yang pertama atau sebelumnya hal ini bertujuan untuk memberi informasi yang lebih banyak kepada penonton.

b. Optical Effect Fade : dimana dalam sebuah shot dapat terlihat dari gelap yang

secara gradual muncul gambar (fade in) atau sebaliknya (fade out). Dissolve : dimana dalam penyambungan dua shot, shot pertama

secara gradual menghilang dan secara gradual pula digantikan oleh shot kedua.

Wipe : shot pertama secara langsung di hapus oleh shot kedua menggunakan efek tertentu seperti pintu yang bergeser, jendela terbuka, kertas menggulung, jarum jam berputar dll.

BAGIAN III : METODE

Metode Editing adalah sebuah cara atau pendekatan dari seorang editor dalam melakukan penyambungan dan penyusunan shot-shotnya. Hal ini banyak berkaitan dengan aktivitas fisik maupun pemikiran sang editor.

Sebaiknya, metode editing ini sudah dipersiapkan sejak awal pembuatan film sehingga saat di lapangan, juga terus-menerus diingatkan kepada sutradaranya.

1. Metode Editing Dasara. Intercut

Penyambungan secara berselang-seling beberapa shot dimana adegan tersebut masih satu ruang dan satu waktu.

b. Parallel Editing

Page 7: kineklubumm.com · Web view2017/02/09  · Film pada saat itu masih terdiri dari satu buah shot (single shot) dengan panjang durasi yang sama dengan kejadian sesungguhnya (real time)

Penyambungan secara berselang-seling dua peristiwa atau lebih yang terjadi di ruang yang berbeda namun penonton merasa bahwa waktu terjadinya bersamaan.

c. Cross CuttingPenyambungan secara berselang-seling dua peristiwa atau lebih

dimana ruang dan waktu terjadinya berbeda. Umumnya dihubungkan oleh tema.

2. JENIS CUTTING, PENJELASAN, DAN CONTOHNYA Straight Cut

Pemotongan dasar; misalnya shot A tiba-tiba berakhir dan shot B tiba-tiba mulai tanpa interupsi dan transisi.

Gambar 1.1 Contoh straight cut

Gambar 1.2 Contoh straight cut

(Sumber: Film The Raid 2, TC 00:01:49 - 00:01:50) Perpindahan gambar dari extreme long shot menjadi long shot, hasil yang

didapat dari teknik ini adalah dapat memperlihatkan kedetailan adegan.

Gambar 1.3 Contoh straight cut

Gambar 1.4 Contoh straight cut

(Sumber: Film 99 Cahaya dilangit Eropa Part 1, TC 00:04:48 - 00:04:51 ) Perpindahan gambar dari close up menjadi long shot, hasil yang didapat

dari teknik ini adalah dapat memperlihatkan suasana / establish. Match Cut

PenggabGabungan dua shot dengan frame yang sama bersama-sama; misalnya shot bola mata yang di match cut menjadi jam dinding bentuk lingkaran dengan syarat objek dalam shot besarnya sama sehingga dapat benar-benar menyembunyikan transisi dari penonton.

Page 8: kineklubumm.com · Web view2017/02/09  · Film pada saat itu masih terdiri dari satu buah shot (single shot) dengan panjang durasi yang sama dengan kejadian sesungguhnya (real time)

T

e

k

Teknik pada gambar diatas dapat menunjukkan bagaimana perpindahan musim saat anjing sedang berada disana.

Jump Cut Suatu pergantian shot dimana kesinambungan waktunya terputus karena

lompatan dari shot yang lain berbeda waktunya; misalnya pergantian scene dari malam menjadi pagi hari.

Gambar 2.1 Contoh Match cut

Gambar 2.2 Contoh Match cut

(Sumber: Film Hachiko Dog Story,

TC 01:18:00 - 01:18:19)

Gambar 2.3 Contoh Match Cut

n

Page 9: kineklubumm.com · Web view2017/02/09  · Film pada saat itu masih terdiri dari satu buah shot (single shot) dengan panjang durasi yang sama dengan kejadian sesungguhnya (real time)

Gambar 3.1 Contoh Jump cut

Gambar 3.2 Contoh Jump cut

(Sumber: Film The Raid 2, TC 01:01:48 - 01:01:59) Perpindahan gambar dari scene malam ke scene pagi . Teknik seperti ini

dapat memperlihatkan perbedaan tempat dan waktu tanpa harus menggunakan transisi, karena film action sangat jarang banyak menggunakan transisi.

PENGERTIAN YANG LAIN : Pemotongan gambar yang dilakukan pada saat

aksi sedang berlangsung dalam ruang yang sama sehingga timbul kesan melompat dlm waktu yg berbeda.

Gambar 3.3 Contoh jump cut

Gambar 3.4 Contoh jump cut

Sumber: Film DIVERGENT, TC 00:01:45 - 00:01:56 )

Dalam gambar merupakan satu kesatuan shot panjang alur sebuah kota yang kemudian dipotong menjadi satu kesatuan yang lebih pendek,

Gambar 3.5 Contoh jump cut Gambar 3.6 Contoh jump Cut

Page 10: kineklubumm.com · Web view2017/02/09  · Film pada saat itu masih terdiri dari satu buah shot (single shot) dengan panjang durasi yang sama dengan kejadian sesungguhnya (real time)

Contrast Cut Proses pemotongan gambar untuk menperlihatkan kontradiksi dua

adegan.

Gambar 4.1 Contoh Contrast cut

Gambar 4.2 Contoh Contrast cut

(Sumber: Film The Raid 2, TC 00:14:32 - 00:15:08) Pada shot pertama terlihat suasana yang sepi kemudian shot selanjutnya

langsung menampilkan adegan gaduh dan kekacauan

Gambar 4.3 Contoh Contrast cut

Gambar 4.4 Contoh Contrast Cut

(Sumber: Film BARBIE,TC 00:04:47 –

00:04:53 )

Gambar 4.5 Contoh Contrast Cut

Dalam adegan 4.3 digambarkan anak-anak yang sedang berperan seolah

orang dewasa yang tengah berpesta, kemudian sang ibu datang pada gambar 4.4 untuk menanyai anaknya, selanjutnya pada gambar 4.5 ternyata

Page 11: kineklubumm.com · Web view2017/02/09  · Film pada saat itu masih terdiri dari satu buah shot (single shot) dengan panjang durasi yang sama dengan kejadian sesungguhnya (real time)

sang anak sedang bermain sendirian. Kontras sekali dengan adegan sebelumnya.

L Cut

Teknik editing yang menghasilkan potongan yang terjadi pada waktu yang berbeda untuk audio daripada untuk video. Sebagai contoh, kita mungkin mendengar suara-suara karakter 'beberapa detik sebelum kita melihat mereka di film’. Dalam rangka untuk mencapai efek ini, editor harus membuat cut berbentuk L pada filmstrip itu sendiri. Bahkan saat ini dengan munculnya sistem editing non-linear terkomputerisasi, representasi digital film dalam program masih membutuhkan penampilan berbentuk L.

Gambar 5.1 Contoh L cut Gambar 5.2 Contoh LCut

(Sumber: Film ATM Aka er Rak Eror, TC

01:22:54 sampai 01:23:01)

Gambar 5.3 Contoh L Cut

Pada adegan ini, shot pertama memperlihatkan lemari dan suara teriakan

wanita kemudian shot selanjutnya memperlihatkan keberadaan wanita tersebut.

Page 12: kineklubumm.com · Web view2017/02/09  · Film pada saat itu masih terdiri dari satu buah shot (single shot) dengan panjang durasi yang sama dengan kejadian sesungguhnya (real time)

Gambar 5.4 Contoh L cut Gambar 5.5 Contoh L cut

(Sumber: Film Negeri Tanpa Telinga, TC 00:05:47- 00:05:52) Pada adegan dalam gambar 5.4 ditunjukkan sebuah pamflet besar

seorang pemimpin partai, disusul dengan suara seseorang yang sedang berbicara kemudian muncul pelaku yang sedang melakukan pembicaraan tadi seperti pada gambar 5.5

Form Cut Perpindahan objek dalam satu frame yang sama, dengan posisi kamera

yang tidak berubah.

Gambar 6.1 Contoh Form cut

Gambar 6.2 Contoh Form cut

(Sumber: Film Radio Galau FM, TC 00:27:26 - 00:27:33 )

Gambar 6.3 Contoh Form cut

Dalam gambar diatas menggunakan teknik form cut ketika adegan telfon diatas kasur. Tidak ada pergerakan kamera, tetapi objeknya terus bergerak dari duduk, tidur, hingga duduk lagi kemudian akan dicut menggunakan teknik form cut yang mengambil durasi tertentu saja.

Page 13: kineklubumm.com · Web view2017/02/09  · Film pada saat itu masih terdiri dari satu buah shot (single shot) dengan panjang durasi yang sama dengan kejadian sesungguhnya (real time)

7. Parallel Editing Cut Pemotongan gambar yang memperlihatkan dua adegan yang mempunyai

persamaan waktu, yang dirangkai silih berganti.

Gambar 7.1 Contoh Parallel Editing

Cut

Gambar 7.2 Contoh Parallel Editing

Cut

Gambar 7.3 Contoh Parallel Editing

Cut

Gambar 7.4 Contoh Parallel Editing

Cut

Gambar 7.1,7.2,7.3,7.4. Contoh Parallel Editing Cut (Sumber: Film ATM Aka er Rak Eror, TC 00:17:43 - 00:18:02)

Dalam adegan ini menggunakan teknik parallel editing cut karena memperlihatkan adegan dari dua subyek yang memiliki persamaan waktu dan disusun secara silih berganti.

Page 14: kineklubumm.com · Web view2017/02/09  · Film pada saat itu masih terdiri dari satu buah shot (single shot) dengan panjang durasi yang sama dengan kejadian sesungguhnya (real time)

Gambar 7.5,7.6,7.7,7.8. Contoh Parallel Editing Cut (Sumber: Film Itu Cinta Ini Kita, TC 00:00:50 – 00:00:59) Dalam adegan ini menggunakan teknik parallel editing cut karena

memperlihatkan adegan dari dua subyek yang sedang berbincang melalui telepon seluler memiliki persamaan waktu dan disusun secara silih berganti.

3. JENIS TRANSITION, PENJELASAN, DAN CONTOHNYA

Transisi terbagi menjadi : 1. Fade In/Out Pergantian antar gambar yang satu dengan gambar yang lainnya melalui

blank. Fade in adalah suatu shot yang bermula dari keadaan gelap kemudian secara perlahan muncul gambar (visual) hingga normal. Sedangkan fade out adalah dari gambar terang (normal) berangsur secara perlahan menjadi gelap.

Gambar 1.1 Contoh Fade In

Gambar 1.2 Contoh Fade In

Page 15: kineklubumm.com · Web view2017/02/09  · Film pada saat itu masih terdiri dari satu buah shot (single shot) dengan panjang durasi yang sama dengan kejadian sesungguhnya (real time)

(Sumber: First Love ( A Little Thing Called Love ), TC 00:00:34 sampai 00:00:35)

Gambar 1.6 Contoh Fade out

Gambar 1.7 Contoh Fade out

(Sumber: First Love ( A Little Thing Called Love), TC 00 01:53:00 - 01:54:01) Fade out digunakan untuk closing pada saat film telah berakhir dan

sebelum credit tittle.

Gambar 1.8 Contoh Fade Out

Gambar 1.9 Contoh Fade Out

(Sumber: Film SEBELAH, TC 00:05.22 –

00:05:26 )

Gambar 1.10 Contoh Fade Out

Fade out pada adegan ini digunakan untuk memanipulasi waktu,

memberi kesan bahwa hari telah berlalu dari senja menuju ke malam hari. 2. Dissolve

Page 16: kineklubumm.com · Web view2017/02/09  · Film pada saat itu masih terdiri dari satu buah shot (single shot) dengan panjang durasi yang sama dengan kejadian sesungguhnya (real time)

Perpindahan gambar A ke gambar B menggunakan transisi seperti memudar sehingga gambar akan terlihat menumpuk secara halus. Transisi ini dapat digunakan untuk adegan membayangkan sesuatu.

Gambar 2.1, 2.2, 2.3. Contoh Dissolve (Sumber: Film Rectoverso, TC 00:15:29 - 00:15:43) Adegan ini menggunakan dissolve untuk transisi perpindahan tempat dari dalam ruangan menuju suasana pantai. Gambarnya seperti ditumpuk dengan perpindahan yang halus.

Page 17: kineklubumm.com · Web view2017/02/09  · Film pada saat itu masih terdiri dari satu buah shot (single shot) dengan panjang durasi yang sama dengan kejadian sesungguhnya (real time)

Gambar 2.4, 2.5, 2.6, Contoh Dissolve) (Sumber: Film SEBELAH, TC 00:03:47 - 00:03:52) Gambar diatas menggunakan transisi dissolve menunjukkan perpindahan

dedaunan dari pengambilan gambar medium shot menuju ke close up daun dengan perpindahan yang halus. Menunjukkan detail.

3. Wipe Efek perpindahan gambar dimana satu frame disapu oleh frame

berikutnya sehingga tampak terdorong keluar dari layar dan digantikan oleh shot berikutnya.

Gambar 3.1, 3.2, 3.3, Contoh Dissolve (Sumber: Video Musik ONE DIRECTION, TC 00:00:27-00:00:31 ) Transisi wipe digunakan pada video musik ini sebagai pendukung adegan

lucu, diiringi musik yang up beat.

BAGIAN VI : TAHAPAN PROSEDUR EDITING

1. SinkronisasiSinkronisasi gambar dan suara, proses ini umumnya digunakan apabila

perekaman gambar dan suara terpisah. Misalnya menggunakan bahan baku seluloid untuk perekaman gambar dan pita ¼ inchi untuk perekaman suaranya.

2. Screening Rushes / Menonton MateriIstilah ini sebenarnya diambil dari film dimana pada dasarnya seorang

pembuat film harus menonton seluruh materi yang akan diedit (wajib!). Sebab

Page 18: kineklubumm.com · Web view2017/02/09  · Film pada saat itu masih terdiri dari satu buah shot (single shot) dengan panjang durasi yang sama dengan kejadian sesungguhnya (real time)

kita hampir tidak mungkin menghafal atau tahu persis materi kita bila tidak kita lihat lagi.

3. NG (No Good) Cutting Dan Selection Shot Logging

Sebelum memilih shot-shot yang akan kita gunakan, kita harus membuat catatan yang komprehensif shot-shot tersebut agar dapat memudahkan kita dalam mencari materi yang diperlukan

Pemilihan ShotSetelah melakukan logging, kita melakukan pemilihan shot yang akan kita gunakan dalam film kita.Contoh Logging :Film Cerita / Iklan / Iklan Layanan Masyarakat (PSA)Judul : Mencari Cacing TidurSutradara : Jaya WijayaReel / Roll : 4Tanggal : 19 Januari 2093

SLATE SCENE

SHOT TAKE TYPE OF SHOT

NG/OK DESKRIPSI SHOT

1 1 3 3 MS NG Adi mencari sekop2 1 4 4 MS OK Ibu sedang memasak3 2 2 5 LS NG Halaman belakang

rumah4 2 3 6 CU NG Lubang cacing

4. Assembly Pada film cerita / Iklan dan Iklan Layan Masyarakat, diartikan sebagai

pengurutan seluruh shot yang ada secara numerik. Umumnya slate / klep masih terlihat. Assembly ini berfungsi untuk melihat struktur global film kita. Pada dokumenter lebih cenderung mengumpulkan dalam 1 scene atau 1 sequence dari shot-shot yang akan kita edit.

5. Rough Cut Kita sudah melakukan pemotongan dan penyambungan shot-shot dalam film,

editing ini masih kasar sehingga masih memungkinkan untuk berubah baik cutting, struktur maupun plotnya. Pada pengerjaannya rough cut ini kita dapat melakukannya sebanyak yang kita perlukan. Artinya masih mungkin untuk mendapatkan rough cut 1, rough cut 2 dst. Bentuk fisik dari rough cut adalah setiap pemotongannya masih dibuat lebih panjang sedikit dari cutting point-nya agar bisa member kemungkinan kepada editor. Pada masa sekarang tahapan ini sudah jarang dipakai karena pada non-linear editing kesalahan potong bisa materi dikembalikan lagi seperti semula.

6. Fine Cut & Trimming Pada tahapan ini kita sudah memotong dan menyambung shot-shot sesuai

dengan apa yang kita harapkan dan bila tidak ada masalah, maka kita tinggal membuat penajaman (trimming). Kalaupun ada perubahan jumlahnya sedikit. Biasanya sudah tidak ada lagi perubahan mengenai struktur.

7. Final Edit / Picture Lock

Page 19: kineklubumm.com · Web view2017/02/09  · Film pada saat itu masih terdiri dari satu buah shot (single shot) dengan panjang durasi yang sama dengan kejadian sesungguhnya (real time)

Hasil akhir dari sebuah editing, sebenarnya istilah off-line secara tepat adalah pada tahapan ini sebab tahapan ini merupakan kesepakatan final antara sutradara, produser dan editor. catatan : - Dari tahapan assembly hingga trimming, sutradara baru boleh masuk ruangan editing ketika satu tahapan selesai. Hal ini dimaksudkan agar tidak mengganggu kerja editor yang nantinya akan memperlama pekerjaan. - Sampai pada tahap ini semua pemotongan masih menggunakan Cut To Cut

8. On – Line Editing Pada tahapan ini kita sudah dapat membuat Opening Sequence (Main Title)

dan Credit Title. Selain itu kita juga dapat menambahkan optical effect (dissolve, fade & wipe) sesuai dengan kebutuhan film serta memperindah gambar dengan color grading. Penambahan lain yang juga sesuai dengan tuntutan ide, script atau konsep adalah visual effect & animasi.

Materi dikutip dari “Teori Dasar Editing Film”, Kusen Doni Hermansyah, 2009.Disunting guna memenuhi materi diklat #15 KINEKLUBUMM, tahun 2014.