hikmahhertantiani.files.wordpress.com · web viewsalah satu sastra anak adalah cerita anak, yaitu...
TRANSCRIPT
Makalah Pembelajaran Cerita“Kriteria Pemilihan Cerita”
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa dan Sastra Indonesia SD
Dosen Pembimbing : Ngatman,M.Pd
DisusunOleh :
1. Litfia Mia Widyanti (K7112132/08)2. Lovita Lailly Rahmasari (K7112133/09)3. Nur Laeli Maftukhah (K7112173/20)4. Hikmah Hertantiani (K7112520/25)5. Nisa Mahmudah (K7112532/37)
Kelas V B
PROGRAM S1 PGSD KAMPUS VI KEBUMEN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
1
Kata Pengantar
Puji syukur penulis sanjungkan kehadirat ALLOH SWT ,yang telah melimpahkan
rahmat-Nya kepada kami,sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah yang
berjudul “Kriteria Pemilihan Cerita “ .Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata
kuliah Bahasa dan Sastra Indonesia SD 1 . Pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan terimakasih atas bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak atas
terselesaikanya laporan ini,kepada :
1. ALLOH SWT yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul”Kriteria Pemilihan Cerita”
2. Bapak Ngatman ,M.Pd, yaitu selaku dosen pembimbing mata kuliah Bahasa dan
Sastra Indonesia SD 1
3. Semua pihak yang terkait yang telah membantu terselesaikannya makalah ini.
Penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan
kesalahan,untuk itu kritik konstruktif sangat penulis harapkan dari berbagai pihak guna
perbaikan makalah ini dikemudian hari.
Kebumen,September 2014
Penyusun
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................................................i
KATA PENGANTAR……………………………………………………………….………......ii
DAFTAR ISI…………………………...…………………………………..…………..…….….iii
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang…………………………..…………………………………..…..……......1
B. RumusanMasalah…………………………..………………………................................2
C. Tujuan………………………………………………………..…………….………..........2
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pengertian Cerita Anak ......……….......................................….......................................3
B. Unsur-Unsur Cerita Anak…....................................................................................….....4
C. Karakteristik Pemilihan Cerita Anak..............................................................................8
D. Analisis Cerita Anak Yang Sesuai Dengan Karakteristik Cerita Anak.....................13
BAB 1II PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................................................24
B. Saran.................................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu sastra anak adalah cerita anak, yaitu cerita yang pembacanya khusus
ditujukan untuk anak.Sesuai dengan sasaran pembacanya, cerita anak dituntut untuk
dikemas dalam bentuk yang berbeda dari cerita orang dewasa hingga dapat diterima anak
dan dipahami mereka dengan baik.Cerita anak merupakan pembayangan atau pelukisan
kehidupan anak yang imajinatif ke dalam bentuk struktur bahasa anak.Cerita anak
merupakan sastra yang ditujukan untuk anak, bukan sastra tentang anak. Sastra atau cerita
tentang anak bisa saja isinya tidak sesuai untuk anak-anak, tetapi sastra untuk anak sudah
tentu sengaja dan disesuaikan untuk anak-anak selaku pembacanya .
Perkembangan anak akan berjalan wajar dan sesuai dengan periodenya bila
disugui bahan bacaan yang sesuai pula. Jadi cerita anak harus menjadi buku bacaan yang
sengaja ditulis untuk dibaca anak-anak. Isi buku tersebut harus sesuai dengan minat dan
dunia anak-anak, sesuai dengan tingkat perkembangan emosional dan intelektual anak
sehinga melalui cerita anak yang digemari anak-anak maka dapat menanamkan nilai-nilai
moral yang baik untuk anak.Oleh karena itu guru harus dapat menyajikan materi cerita
yang benar-benar sesuai dengan karakteristik perkembangan anak,baik secara emosional,
intelektual dan psikologis anak.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas , dalam makalah ini penulis akan
mencoba menjelaskan bagaimana kriteria-kriteria pemilihan cerita anak agar sesuai
dengan karakteristik perkembangan anak,baik secara emosional, intelektual dan
psikologis anak.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Cerita Anak ?
2. Apa Saja Unsur-Unsur Cerita Anak ?
3. Bagaimanakan Karakteristik Pemilihan Cerita Anak ?
4
4. Bagaimanakah Analisis Cerita Anak Yang Sesuai Dengan Karakteristik Cerita Anak ?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Cerita Anak
2. Untuk Mengetahui Unsur-Unsur Cerita Anak
3. Untuk Mengatahui Karakteristik Pemilihan Cerita Anak
4. Untuk Mengetahui Analisis Cerita Anak Yang Sesuai Dengan Karakteristik Cerita
Anak
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Cerita Anak
Cerita anak-anak adalah cerita sederhana yang kompleks. Kesederhanaan itu
ditandai oleh syarat wacananya yang baku dan berkualitas tinggi, namun tidak ruwet
sehingga komunikatif. Di samping itu, pengalihan pola pikir orang dewasa kepada dunia
anak-anak dan keberadaan jiwa dan sifat anak-anak menjadi syarat cerita anak-anak yang
5
digemari. Dengan kata lain, cerita anak-anak harus berbicara tentang kehidupan anak-
anak dengan segala aspek yang berada dan memengaruhi mereka.
Kompleksitas cerita anak-anak ditandai oleh strukturnya yang tidak berbeda dari
struktur fiksi untuk orang dewasa. Dengan demikian, organisasi cerita anak-anak harus
ditopang sejumlah pilar yang menjadi landasan terbinanya sebuah bangunan cerita.
Sebuah cerita akan menjadi menarik jika semua elemen kisah dibina secara seimbang di
dalam struktur yang isi-mengisi sehingga tidak ada bagian yang terasa kurang atau terasa
berlebihan. Beberapa definisi cerita anak menurut pandangan para ahli:
1. Sarumpaet (203:108) berpendapat cerita anak adalah cerita yang ditulis untuk anak dan
berbicara mengenai kehidupan anak dan sekeliling yang mempengaruh anak serta
cerita itu hanya dapat dinikmati oleh anak dengan bantuan dan pengarahan orang
dewasa.
2. Puryanto (2008:7) Cerita anak adalah mengandung tema yang mendidik, alurnya lurus
dan tidak berbelit-belit, menggunakan setting yang ada di sekitar atau ada di dunia
anak, tokoh dan penokohan mengandung peneladanan yang baik, gaya bahasanya
mudah dipahami tapi mampu mengembangkan bahasa anak, sudut pandang orang
yang tepat, dan imajinasi masih dalam jangkauan anak.
3. Menurut Hunt (dalam Witakania, 2008) mendefinisikan ceritaanak sebagai buku
bacaan yang dibaca secara khusus cocok untuk memuaskan sekelompok anggota yang
kini disebut anak. Jadi cerita anak adalah buku bacaan yang sengaja ditulis untuk
dibaca anak-anak. Isi buku tersebut harus sesuai dengan minat dan dunia anak-anak,
sesuai dengan tingkat perkembangan emosional dan intelektual anak, sehingga dapat
memuaskan mereka.
4. Tarigan (1995: 5) mendefinisikan bahwa cerita anak adalah buku yang menempatkan
mata anak-anak sebagai pengamat utama, mata anak-anak sebagai fokusnya. Sastra
anak adalah sastra yang mencerminkan perasaan dan pengalaman anak-anak masa
kini, yang dapat dilihat dan dipahami melalui mata anak-anak.
Dari beberapa pendapat ahli diatas mengenai pengertian cerita anak maka penulis
dapat menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan cerita anak adalah cerita yang
ditulis untuk anak-anak dengan bahasa yang mudah dipahami dan disesuaikan dengan
6
keadaan psikologis anak-anak serta mempunyai amanat yang dapat mendukung
perkembangan berfikir ,emosionl dan psikologis anak.
B. Unsur – Unsur Cerita Anak
Unsur-unsur yang terdapat dalam cerita anak yaitu terdiri dari unsur intrinsik dan unsur
ekstrinsik.
1. Unsur Intrinsik
Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun cerita dari dalam cerita tersebut.Unsur
intrinsik cerpen adalah unsur yang sangat mendukung dalam terbentuknya sebuah
cerpen. Artinya, kalau tidak ada unsur intrinsik di dalam cerpen, tentunya tidak akan
terbentuk sebuah cerpen
Unsur intrinsik meliputi :
a. Tema
Tema adalah ide yang mendasari suatu cerita sehingga berperan juga sebagai titik
tolak pengarang dalam memaparkan karya yang diciptakannya. (Aminudin, 2004:
83).Keraf (1994: 107) menyatakan bahwa kata tema berasal dari kata
tithenai,bahasa Yunani yang berarti “menempatkan” atau “meletakkan”. Tema
sebuah cerita adalah inti cerita atau makna yang tersembunyi.Tema mencakup
moral atau amanat cerita.Tema bagi cerita anak haruslah yang perlu dan baik bagi
mereka.Ia harus mampu menerjemahkan kebenaran. Tentu saja cerita yang ditulis
dengan baik akan menyampaikan pesan moral, tetapi juga harus bercerita dengan
runtut dari mana pesan itu mengalir. Dengan cara itu, tema disampaikan kepada
anak secara tersamar. Jadi, jika nilai moral hendak disampaikan pada anak, tema
harus tersusun dalam bahan cerita yang kuat.Dengan demikian, anak dapat
membangun sendiri pengertian baik atau buruk tentang cerita tersebut.
b. Tokoh
Tokoh adalah pelaku yang mengemban peristiwa itu mampu menjalin suatu cerita
sedangkan cara pengarang menampilkan tokoh atau pelaku itu disebut
denganpenokohan (Aminudin, 2004 : 79).Tokoh yang digambarkan secara baik
dapat menjadi teman, tokoh identifikasi, atau bahkan menjadi orang tua sementara
7
bagi pembaca. Cerita tidak akan menarik bagi anak, jika tokoh yang digambarkan
dalam cerita tidak mereka kagumi. Hal penting dalam memahami tokoh adalah
penokohan yang berkaitan dengan cara penulis dalam membantu pembaca untuk
mengenal tokoh tersebut. Hal ini terlihat dari penggambaran secara fisik tokoh
serta kepribadiannya. Aspek lain adalah perkembangan tokoh. Perkembangan
tokoh menunjuk pada perubahan baik atau buruk yang dijalani tokoh dalam
cerita-cerita.
c. Latar
Latar adalah tempat, waktu, maupun situasi tertentu yang melatar belakangi
peristiwa-peristiwa dalam cerita, baik latar ynag bersifat fisikal (berhubungan
dengan tempat) maupun latar yang bersifat psikologis (berupa lingkungan atau
benda-benda dalam lingkungan tertentu yang mampu menuasakan suatu makna
yang mampu mengapit emosi pembaca) (Aminudin, 2000 : 69).Latar waktu dan
tempat pada cerita anak harus mudah difahami oleh anak, karena anak masih
cenderung rumit membayangkan masa lampau dan masa yang akan datar. Setting
tempat juga harus disesuaikan dengan daya fikir anak seperti yang ada
disekeliling anak sehingga anak dengan mudah memahaminya.
d. Gaya Bahasa
Bagaimana penulis mengisahkan dalam tulisan itulah yang disebut dengan gaya.
Aspek yang digunakan untuk menelaah gaya dalam sebuah cerita fiksi adalah
pilihan kata. Kalimat dalam cerita anak-anak haruslah lugas, tidak bertele-tele,
dan tidak harus menggunakan kalimat tunggal. Kita bisa menggunakan kalimat
kompleks asalkan logis dan langsung mengarah kepada apa yang ingin
disampaikan.
e. Alur
Alur adalah rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa
sehingga menjalin suatu cerita yang dihadirkan oleh para pelaku dalam suatu
cerita(Aminuddin, 2004: 83). Dalam cerita fiksi kita tahu bahwa hal yang
menentukan atau mendasarinya adalah alur. Alurlah yang menentukan sebuah
cerita menarik atau tidak.Dan hal penting dari alur ini adalah konflik.Karena
8
konfliklah yang menggerakkan sebuah cerita.Konflik pula yang bisa
menyebabkan seseorang menangis, tertawa, marah, senang, jengkel ketika
membaca sebuah cerita.Alur cerita anak biasanya dirancang secara kronologis,
yang menaungi periode tertentu dan menghubungkan peristiwa-peristiwa dalam
periode tertentu. Alur lain yang digunakan adalah sorot balik. Alur sorot balik
digunakan penulis untuk menginformasikan peristiwa yang telah terjadi
sebelumnya. Biasanya alur sorot balik ini dijumpai pada bacaan anak yang lebih
tua dan biasanya akan membingungkan anak-anak di bawah usia sembilan tahun.
2. Unsur Ekstrinsik
Unsur ekstrinsik adalah unsur yang membangun cerita dari luar.Unsur ekstrinsik
meliputi :
a. Latar belakang masyarakatPengaruh kondisi latar belakang masyarakat sangat lah
besar terhadap terbentuknya sebuah cerpen. Pemahaman itu bisa berupa pengkajian :1. Ideologi negara2. Kondisi politik3. Kondisi sosial4. Hingga kondisi ekonomi masyarakat.
b. Latar belakang pengarangLatar belakang pengarang bisa meliputi pemahaman kita
terhadap sejarah hidup dan juga sejarah hasil karangan - karangan sebelumnya. Latar belakang pengarang dapat terdiri dari:1. Biografi
Biografi ini berisi tentang riwayat hidup si pengarang yang ditulis secara keseluruhan
2. Kondisi Psikologis
9
Kondisi psikologis ini berisi tentang pemahaman mengenai kondisi mood serta keadaan yang mengharuskan seorang pengarang menulis cerpen
3. Aliran SastraSeorang penulis pasti akan mengikuti aliran sastra tertentu. Ini sangat berpengaruh terhadap gayapenulisan yang dipakai penulis dalam menciptakan sebuah karya.
c. Nilai - nilai dalam cerita (agama, budaya, politik, ekonomi)Nilai yang terkandung adalah salah satu unsur penting di
dalam sebuah karya sastra. Nilai – nilai tersebutlah yang akan diambil oleh pembaca sebagai rangkuman isi dari karya penulis.1. Nilai Agama
Nilai agama yaitu nilai-nilai dalam cerita yang sangat berkaitan dengan ajaran yang berasal dari agama.
2. Nilai MoralNilai moral merupakan nilai-nilai dalam cerita yang sangat berkaitan dengan akhlak atau etika. Nilai moral dalam sebuah cerita bisa jadi nilai moral yang baik, bisa juga nilai moral yang buruk/jelek.
3. Nilai BudayaNilai budaya merupakan nilai-nilai yang berkenaan dengan kebiasaan/tradisi/adat-istiadat yang berlaku pada suatu medan/daerah.
C. Karakteristik Pemilihan Cerita Anak
Setiap pendidik tentunya mengharapkan proses belajar mengajar yang
diampunya berjalan menarik dan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang
diharapkan.Kedua hal tersebut merupakan persyaratan untuk dapat tercapainya
suasana belajar mengajar yang menyenangkan. Karena dengan terpenuhinya
persyaratan tersebut,peserta didik akan belajar tanpa merasa terpaksa.Hal ini
10
dapat tercapai jika guru menyajikan materi pembelajaran secara menarik.Dalam
pembelajaran apresiasi prosa (cerita ) ada dua hal yang perlu diperhatikan oleh
guru agar pembelajaran dapat berlangsung secara menarik sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai,yaitu :
1. Tingkat Keterbacaan
Tingkat keterbacaan adalah mudak tidaknya suatu bahan bacaan (prosa) untuk
dicerna ,dihayati ,dipahami dn dinikmati oleh siswa. Untuk dapat memenuhi
tingkat keterbacaan ini ,prosa yang akan dijadika materi pengajaran apresiasi
hendaknya memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Kejelasan Bahasa
Dalam hal ini prosaa ( cerita rekaan )yang akan dijadikan materi pengajaran
di Sekolah Dasar adalah prosa yang menggunakan bahasa yang sederhana.
Kalimat yang digunakan tidak panjang-panjang dan tidak rumit ,sehingga
mudah dipahami oleh siswa .Kata-kata yang digunakan adalah kata-kata yang
bermakna lugas .Dengan memperhatikan bahasa prosa yang akan
disajikan ,maka satu tahap dalam tingkat keterbacaan sudah tercapai,yaitu
kejelasan bahasa.Dengan kejelasan bahasa ,maka unsur-unsur prosa akan mudah
ditemukan oleh anak.
b. Kejelasan Tema
Tema prosa utuk materi pengajaran apresiasi prosa di Sekolah Dasar
hedaknya terbuka ,artinya tema tema itu bias langsung ditemukan oleh anak-
anak.Di samping itu ,tema tersebut tidak disajikan secara terselebung.
c. Kesederhanaan Plot
Cerita rekaan yang akan disajikan dalam pengajaran apresiasi prosa di
Sekolah Dasar hendaknya merupakan cerita yang berplot maju,maksudnya
rangkaian cerita berjalan kronologis dari awal hingga akhir .Hendaknya tidak
dipilih cerita yang mempunyai sorot balik (flash back) yang rumit,Karen
adanya kemungkinan siswa mengalami kesulitan dalam mengikuti jalan cerita
secara utuh.
d. Kejelasan Perwatakan
11
Perwatakan dalam cerita rekaan yang akan dijadikan materi pengejaran
hendaknya dipilih dari cerita-cerita yang disajikan secara sederhana. Hal ini
dimaksudkan agar anak-anak dapat dengan mudah menangkap sosok tokoh-
tokoh dalam cerita tersebut.Demikian pula pesan – pesan yang terdapat dalam
cerita tersebut dengan mudah dapat ditangkap oleh para siswa.
e. Kesederhanaan Latar
Cerita rekaan yang akan diajarkan hendaknya mempertimbangkan latar
cerita.Latar dalam cerita hendaknya tidak jauh berbeda dengan lingkungan
sekitar tempat tinggal mereka. Dengan demikian mereka merasa akrab dengan
suasana dalam latar tersebut.Hal ini membantu mempermudah pemahaman
terhadp cerita,disebabkan mereka telah merasa kenal dangan latar seperti itu.
Suasana latar yang akrab dengan kehidupan mereka sehari-hari tidak berarti
persis sama dengan kehidupan mereka. Misalnya suasana yang sama sehingga
dapat menjebatani imajenasi anak-anak.Tidak pula diartikan “tidak boleh
memperkenalkan latar yang berbeda” dengan lingkungan anak. Hal ini
diperkenalkan agar anak mengenali lingkungan baru ,mempunyai pengetahuan
baru namun perlu dijembatani dengan suasana yang telah mereka kenal.
f. Kejelasan Pusat Pengisahan
Dalam pemilihan cerita hendaknya memilih cerita rekaan yang pusat
pengisahannya konsisten,artinya tidak banyak berganti fokus. Karena jika
banyak berganti focus hal ini akan menyulitkan anak-anak mengikuti jalan
ceita. Cerita yang ber-aku yang seolah-olah pengarang menjadi tokoh utama
adakecenderungan yang lebih besar bagi anak-anak untuk menyenanginya. Hal
itu desebabkan mereka merasa sedang mengikuti pengalaman teman sebayanya.
Dalam hal ini dapat juga dipilih cerita yang “ dipaparkan pengarang”
(pengarang berada diluar cerita) .Dengan gaya ini anak-anak merasa sedang
didongengi seseorang..
Itulah beberapa syarat pokok yang perlu diperhatikan oleh setiap guru
dalam pemilihan materi yang akan diajarkan,agar materi yang dipilih memenuhi
persyaratan tingkat keterbacaan.
12
2. Tingkat Kesesuaian
Yang dimaksud dengan tingkat kesesuaian adalah cocok tidaknya materi
apresisasi prosa sebagai materi pembelajaran di Sekolah Dasar.Di samping
pemilihan materi disesuaikan dengan tingkatan pada garis –garis besar program
pengajaran (GBPP) yang telah dirumuskan atau digariskan , juga perlu
dipertimbangkan atau diperhatikan dua hal berikut , yaitu :
a. Perkembangan Psikologis Siswa
Perkembangan psikologis siswa sebaiknya menjadi pertimbangan di dalam
pemilihan bahan pengajaran , karena anak-anak akan lebih tertarik oleh cerita
yang sesuai dengan fase-fase tertentu. Marilah kita ikuti beberapa pendapat
dibawah ini,sehubungan dengan fase-fase perkembangan psikologis sesuai dengan
kelompok usia.
Usia 6-9 Tahun
Pada usia 6-9 tahun,nk-anak mempunyai cerita sederhana dari kehidupan sehari-
hari sampai dengan dongeng-dongeng tentang hewan.Mereka juga menyukai
cerita-cerita lucu ,seperti Lebai malang, si Kabayan dan sebagainya.
Usia 9-12 Tahun
Pada usia ini,anak-anak hampir sama sekali tidak menyukai “Fairy tales” (cerita
tentang peri) lagi ,sebaliknya perhatian mereka lebih tertarik pada cerita-cerita
yang menggambarkan pahit manisnya kehidupan keluarga yang dilukiskan
dengan cara yang lebih realitas . Di samping itu mereka juga menyukai cerita-
cerita fantastis “cerita tentang supranatural” (science-fiction) dan cerita
petualangan (Suwargana,1969: 177-179). Menurut pendapat Oeyeng Suwargana
di dalam bukunya yang berjudul Pendidikan (1969: 157) menyatakan
bahwa :“Untuk anak laki-laki sebaiknya disajikan cerita-cerita yang agak
realitis,lebih baik lagi jika diberi bumbu macam-macam “ kenakalan dan kelucuan
anak-anak” tau cerita-cerita petualangan dengan ketegangan yang meyeramkan
dan kepahlawanan yang mengagumkan,atau pembongkaran rahasia-rahasia
pembunuhan maupun harta terpendam,yang kejahatanya terpendam oleh anak-
anak umur 12 atau 14 tahun.Untuk pemudi-pemudi yang menarik itu terutama
cerita yang melukiskan pahit manisnya kehidupan keluarga”.
13
Mempelajarai pendapat diatas,maka pemilihan bahan untuk pembelajaran
apresiasi prosa di kels 1 sampai 3 dapat dipilih cerita –cerita sederhana tentang
kehidupan dan dongeng-dongeng hewan ,juga cerita-cerita lucu .Untuk kelas 4
sampai kelas 6 dapat dipilih cerita petualangan ,kepahlawanan dan science-
fiction.
b. Kandungan Moral Cerita
Selain memenuhi syarat perkembangan psikologis siswa, bahan pengajaran
apresiasi prosa juga harus mempunyai kandungan moral yang baik. Kandungan
moral ini dapat dipelajari dari tema dan amanat cerita. Kandungan moral ini perlu,
disebabkan cerita untuk materi bahan pengajaran dapat menjadi media
pendidikan. Lewat cerita yang diajarkan, anak-anak mengenal nilai-nilai estetik
dan nilai-nilai kehidupan. Karena itu hendaknya dipilih cerita-cerita yang
mengandung nilai-nilai tersebut. Dengan demikian, selain mengajarkan sastra,
juga sekaligus membimbing budi pekerti anak-anak.
D. Contoh Analisis Cerita Anak Sesuai Karakteristik Cerita Anak
Harimau dan Kucing
Dahulu kala, Kucing adalah guru harimau. Kucing, Sang Guru berwarna Putih, berekor
panjang, nampak gemuk dan menggemaskan. Sedangkan Sang Murid, Harimau sebenarnya
hampir mirip dengan Kucing, namun berperawakan besar dengan tubuh berwarna orange dan
dihiasi garis-garis loreng yang berwarna hitam, Taringnya besar dan tajam dan terlihat seram.
Mereka sangat akrab dan saling menyayangi satu sama lain. Kucing dengan sabar mengajari
Harimau keahlian untuk berburu makanan di hutan. Harimau dengan suka cita dan penuh
semangat menimba ilmu dari Gurunya. Hari ini adalah pelajaran mengintai mangsa, Kucing
mengajari Harimau keahlian untuk mengintai mangsa dari balik semak-semak dan mengajarkan
kesabaran dan waktu yang tepat untuk mengejar mangsanya. Harimau belum mewarisi ilmu
kesabaran yang diajarkan oleh kucing. Harimau dikenal cepat sekali naik darah. Namun Kucing
14
tetap sabar dalam mengajari Harimau agar bisa menjadi sosok yang mandiri. Karena belum
menguasai dengan sempurna ilmu ini, untuk sementara Kucinglah yang setiap hari memberi
makan harimau dengan berburu tikus di hutan tersebut. Tak terbayang berapa puluh tikus yang
harus ditangkap oleh Kucing itu untuk menghidupi Harimau. Namun Kucing tak pernah
mengeluh, kucing itu ikhlas melakukannya.
Berkat kesabaran Kucing dalam mendidik Harimau akhirnya Harimau berhasil juga
menguasai jurus berburu yang ampuh warisan dari Kucing. Sekarang tak pernah sekalipun
Harimau gagal dalam memburu mangsa di hutan tersebut. Setiap hari Ia memamerkan
keahliannya kepada Kucing.
Pagi hari menjelang, Langit cerah berwarna biru, dan matahari memancarkan sinar
kebahagiaan di dalam hutan itu. Kucing masih bertengger di atas pohon menikmati hangatnya
sinar matahari yang menerpa wajahnya pagi itu.
“Guru!!! Lihatlah aku guru, aku akan menagkap seekor kijang di sana, cepatlah kemari
Guru!!!, Lihatlah bagaimana aku akan menangkap Kijang itu” Ujar Harimau pada Gurunya.
“Oiya, Kau memang semakin hebat sekarang muridku, aku suka semangatmu…” Ujar
Kucing sambil tersenyum. Tak ingin mengecewakan muridnya yang ia sayangi itu, Kucing
bergegas turun dan menemani muridnya mengintai sekawanan Kijang yang sedang mencari
makan di pagi itu.
Harimau itu mengendap-endap dan bersembunyi di antara rimbunnya semak belukar yang
tumbuh di sekitar daerah itu.
“SSssssssst….. Guru…. lihatlah Guru…. aku akan menangkap kijang yang sedang makan
itu, Lihat Aku Guru!!!!” Ujar Harimau kepada Gurunya yang sedang duduk di sampingnya.
“Iya muridku, Aku percaya kamu pasti akan berhasil menangkapnya” Jawab Kucing itu.
Harimau itu mengintai dengan penuh kecermatan, mengamati setiap gerak-gerik mangsa
yang akan diburunya. Ia masih memilih Kijang yang mana yang akan ia kejar untuk dijadikan
mangsa. Akhirnya waktu yang tepat telah tiba, ada seekor kijang yang lengah dan tidak
mengetahui bahwa ada Harimau yang sedang mengintainya dan…
“Slapp!!!, GGGGrrrgggghhhhh…..” Harimau melompat dari tempat persembunyiannya
dan berusaha menerkam Kijang Itu. Kijang itu tersentak kaget, dan segera melompat untuk
menyelamatkan diri. Namun terlambat jarak Harimau itu terlalu dekat baginya, sehingga tanpa
perlawanan yang berarti, dalam beberapa langkah larinya, Kijang malang itu tertangkap oleh
15
Sang Harimau yang sedang lapar itu. Ia tak kuasa melawan cengkeraman Harimau itu, akhirnya
Kijang itu mati di tangan Harimau itu. Kucing bertepuk tangan merayakan keberhasilan
muridnya itu.
“Kau benar-benar hebat sekarang, gerakanmu lincah, cepat dan tepat” Ujar Kucing
membesarkan hati muridnya.
“Hua..ha…. inilah aku Guru, aku memang hebat tak terkalahkan… Aku kan menguasai
hutan ini!!!” Jawab harimau itu sambil tertawa terbahak-bahak.
“Hhhhhmmmh…. Gunakan dengan bijak muridku, kau harus jadi pelindung bagi hutan
ini” Kucing mencoba mengingatkan agar Harimau lebih bijaksana dalam menggunakan ilmunya.
“Akan aku pikirkan itu Guru!!!” sekarang biarkan aku makan dulu ya… aku Lapar
sekali…”
“Baiklah, kalau begitu aku akan membersihkan rumah dulu” Jawab kucing itu pergi
meninggalkan Harimau.
Waktu terus berlalu, semakin lama Harimau menjadi sombong dan takabur, sehingga ia
menjadi teror dan penyebar ancaman bagi setiap mahluk yang hidup di dalam hutan itu. Ia jarang
menemui gurunya lagi, Harimau semakin lupa diri. Kalau dulu harimau membunuh Kijang
dewasa untuk makan, sekarang ia telah berani membunuh anak Kijang atau rusa hanya untuk
kesenangan saja, keamanan dan ketentraman hutan menjadi terganggu.
Suatu hari Harimau bertandang ke kediaman Kucing Gurunya.
“Hai Guru!!!, aku sekarang telah berhasil menguasai hutan ini, namun ada satu hal yang
ingin aku minta darimu….. Aku membutuhkannya” Harimau berteriak kencang ke atas pohon
jati Hutan tersebut. Kucing yang sedang bersemedi kaget dan bergegas keluar.
“Waduh, muridku… lama sekali kau tidak menengokku… bagaimana keadaanmu
sekarang???” Jawab Kucing bergegas turun menemui muridnya itu. Kucing itu mencoba menata
hatinya yang masih tersentak mendengar ucapan muridnya yang kurang sopan itu.
“Ah, tidak usah basa-basi Guru, Ajarkan aku cara memanjat pohon, aku harus
menaklukkan bajing, tupai, burung dan binatang lainnya, aku ingin mengalahkan semua
penghuni hutan di sini, biar mereka tahu bahwa akulah penguasa hutan ini, Hua…ha…. ha…
Grrrrgggghhh!!!, ajarkan ilmu itu kepadaku Guru!!!!” Harimau itu semakin kurang ajar.
“Belum saatnya kau mempelajari ilmu itu muridku, suatu saat nanti aku akan
memberikannya kepadamu, bersabarlah, kau harus belajar bijak muridku….. hentikanlah
16
ambisimu itu muridku, jadilah kau pengayom bagi penghuni hutan ini Muridku…. ” Kucing
mencoba tetap bersabar menghadapi tingkah laku muridnya yang semakin kurang ajar itu.
“Ah…Kau terlalu lemah rupanya Guru, Cepat kau ajarkan ilmu itu kepadaku, atau aku
akan mem…..” Harimau semakin hilang kendali.
“Kau akan apa????, Jawab!!!” Kucing itu tersentak kaget mendengar ucapan muridnya
itu.
“Aku Kan membunuhmu!!!!!, aku harus menghancurkan siapapun yang menghalangi
langkahku untuk menjadi penguasa hutan ini….. “Grrrrggghhhh!!!!!” Kemarahan Harimau
semakain memuncak, ambisi untuk mengusai hutan telah menutup mata hatinya, bahwa di
hadapannya adalah Gurunya.
“HHHHmmmmhhhh… Kau benar-benar berubah sekarang muridku, sadarlah
muridku…..” Jawab Kucing itu mencoba menenangkan muridnya.
“Ah, dasar Kucing tak tahu di untung!!!!!!, Aku akan membunuhmu……………!!!!!”
Harimau segera memasang kuda-kuda dan menerkam Gurunya.
Kucing tak kalah sigap, dengan secepat kilat ia segera menghindar dan melompat ke atas
pohon. Air matanya jatuh menetes melihat keberingasan murid yang ia sayangi itu. Ia duduk di
dahan pohon Randu Hutan yang selama ini ia jadikan rumahnya. Harimau menunggu di bawah
dan mengaum keras, menahan segala rasa marahnya.
Akhirnya setelah sekian lama menunggu, Harimau itu lelah juga.
“hai Kucing tak tahu diuntung, aku akan membiarkanmu pergi, aku tak ingin melihat
wajahmu lagi di sini… pergilah kau jauh-jauh, jangan samapai aku mencium bau kotoranmu,
karena kalau samapai aku mencium aroma kotoranmu akau tak segan-segan akan membunuhmu
dan seluruh keturunanmu” Harimau itu bergegas pergi meninggalkan pohon randu Hutan itu.
Dengan penuh kesedihan dan luka hati yang dalam Kucing itu pergi meninggalkan hutan
itu menuju perkampungan di pinggir hutan. Kucing itu selalu mengingat ucapan Harimau itu.
Setiap kali membuang hajat ia akan menutupinya dengan tanah dan memastikan bahwa tidak ada
bau yang tercium keluar. Ia wariskan pengetahuan itu kepada seluruh anak dan cucu-cucunya
agar setiap kali membuang kotoran, kotoran itu harus ditimbun dengan tanah dan memastikan
bahwa tidak ada bau yang keluar agar Harimau tidak datang untuk membunuhnya.
UNSUR-UNSUR INTRINSIK DAN EKSTRINSIK
17
a) Unsur-unsur intrinsik dari cerita “Harimau dan Kucing” diantaranya :
1. Tema
Adapun tema dari cerita fiksi Harimau dan Kucing adalah kesombongan murid yang
lupa dengan gurunya. Hal ini dapat dilihat dari cerita Harimau yang lupa diri ingin
menguasai hutan dan lupa terhadap Kucing yang sebagai gurunya yang telah mengajarkan
ilmu kepada harimau. Hal ini dapat dibuktikan melalui kutipan cerita berikut:
Waktu terus berlalu, semakin lama Harimau menjadi sombong dan takabur, sehingga
ia menjadi teror dan penyebar ancaman bagi setiap mahluk yang hidup di dalam hutan itu. Ia
jarang menemui gurunya lagi, Harimau semakin lupa diri. Kalau dulu harimau membunuh
Kijang dewasa untuk makan, sekarang ia telah berani membunuh anak Kijang atau rusa
hanya untuk kesenangan saja, keamanan dan ketentraman hutan menjadi terganggu.
2. Alur atau Plot
Alur dari cerita Harimau dan Kucing adalah alur maju. Dimana cerita mempunyai
rangkaian peristiwa yang urutannya sesuai dengan urutan waktu kejadian atau cerita yang
bergerak ke depan terus.
Kutipan cerita:
Dahulu kala, Kucing adalah guru harimau. Kucing, Sang Guru berwarna Putih,
berekor panjang, nampak gemuk dan menggemaskan. Sedangkan Sang Murid, Harimau
sebenarnya hampir mirip dengan Kucing, namun berperawakan besar dengan tubuh
berwarna orange dan dihiasi garis-garis loreng yang berwarna hitam, Taringnya besar dan
tajam dan terlihat seram.
Waktu terus berlalu, semakin lama Harimau menjadi sombong dan takabur, sehingga
ia menjadi teror dan penyebar ancaman bagi setiap mahluk yang hidup di dalam hutan itu. Ia
jarang menemui gurunya lagi, Harimau semakin lupa diri.
Alur meliputi beberapa tahap, dalam cerita ini tahapnya yaitu :
a. Pengantar
Adapun pengantar dari cerita ini terjadi di hutan, Harimau merupakan murid dari
Kucing. Kutipan dari cerita:
Dahulu kala, Kucing adalah guru harimau. Kucing, Sang Guru berwarna Putih,
berekor panjang, nampak gemuk dan menggemaskan. Sedangkan Sang Murid, Harimau
18
sebenarnya hampir mirip dengan Kucing, namun berperawakan besar dengan tubuh
berwarna orange dan dihiasi garis-garis loreng yang berwarna hitam, Taringnya besar dan
tajam dan terlihat seram. Mereka sangat akrab dan saling menyayangi satu sama lain.
Kucing dengan sabar mengajari Harimau keahlian untuk berburu makanan di hutan.
Harimau dengan suka cita dan penuh semangat menimba ilmu dari Gurunya.
b. Penampilan masalah
Penampilan masalah dari cerita ini yaitu Harimau semakin lama semakin mahir
dengan ilmu yang diberikan oleh Kucing, dan Harimaupun semakin lupa diri dan ingin
menguasai hutan. Kutipan cerita :
Waktu terus berlalu, semakin lama Harimau menjadi sombong dan takabur,
sehingga ia menjadi teror dan penyebar ancaman bagi setiap mahluk yang hidup di dalam
hutan itu. Ia jarang menemui gurunya lagi, Harimau semakin lupa diri. Kalau dulu
harimau membunuh Kijang dewasa untuk makan, sekarang ia telah berani membunuh
anak Kijang atau rusa hanya untuk kesenangan saja, keamanan dan ketentraman hutan
menjadi terganggu.
c. Puncak ketegangan atau klimaks
Klimaks dari cerita ini yaitu ketika Harimau ingin menguasai seluruh isi hutan
dan ia meminta kepada Kucing sang gurunya untuk memberikan ilmu memanjat pohon
agar ia bisa menangkap burung dan tupai, sehingga ia dapat menguasai hutan, namun
Kucing tidak memberikannya dan Harimau pun mengancam untuk membunnuhnya.
“Aku Kan membunuhmu!!!!!, aku harus menghancurkan siapapun yang
menghalangi langkahku untuk menjadi penguasa hutan ini….. “Grrrrggghhhh!!!!!”
Kemarahan Harimau semakain memuncak, ambisi untuk mengusai hutan telah menutup
mata hatinya, bahwa di hadapannya adalah Gurunya.
d. Ketegangan menurun atau antiklimaks
Ketika masalah telah berangsur–angsur dapat diatasi dan kekhawatiran mulai
hilang, yaitu ketika Harimau sudah lelah menunggu Kucing dan ia pun meninggalkannya
dan ia mengusir kucing itu dari hutan.
Akhirnya setelah sekian lama menunggu, Harimau itu lelah juga. “hai Kucing tak
tahu diuntung, aku akan membiarkanmu pergi, aku tak ingin melihat wajahmu lagi di
19
sini… pergilah kau jauh-jauh, jangan samapai aku mencium bau kotoranmu, karena kalau
samapai aku mencium aroma kotoranmu akau tak segan-segan akan membunuhmu dan
seluruh keturunanmu” Harimau itu bergegas pergi meninggalkan pohon randu Hutan itu.
e. Penyelesaian atau resolusi
Ketika masalah telah dapat diatasi atau diselesaikan, yaitu kucing pergi
meninggalkan hutan itu.
Dengan penuh kesedihan dan luka hati yang dalam Kucing itu pergi
meninggalkan hutan itu menuju perkampungan di pinggir hutan. Kucing itu selalu
mengingat ucapan Harimau itu. Setiap kali membuang hajat ia akan menutupinya dengan
tanah dan memastikan bahwa tidak ada bau yang tercium keluar. Ia wariskan
pengetahuan itu kepada seluruh anak dan cucu-cucunya agar setiap kali membuang
kotoran, kotoran itu harus ditimbun dengan tanah dan memastikan bahwa tidak ada bau
yang keluar agar Harimau tidak datang untuk membunuhnya.
3. Tokoh atau Penokohan
Adapun tokoh dan penokohan dalam cerita fiksi Harimau dan Kucing ini,
diantaranya:
a. Kucing dalam cerita ini adalah tokoh yang protagonis. Kucing digambarkan dengan
watak yang sabar.
b. Harimau dalam cerita ini adalah tokoh yang antagonis, harimau digambarkan dengan
watak yang sombong dengan kemampuannya.
Cara penggambaran watak dari tokoh yang ada dalam cerita ini yaitu dengan cara
analitik, dimana pengarang menceritakan atau menjelaskan watak tokoh cerita secara
langsung. Kutipan cerita :
a. Kucing :
Kucing dengan sabar mengajari Harimau keahlian untuk berburu makanan di
hutan.
b. Harimau :
Waktu terus berlalu, semakin lama Harimau menjadi sombong dan takabur,
sehingga ia menjadi teror dan penyebar ancaman bagi setiap mahluk yang hidup di
dalam hutan itu.
20
4. Latar atau Setting
Dalam cerita fiksi, latar dibagi menjadi 3 yaitu :
a. Latar tempat
Adapun latar tempat dalam cerita ini yaitu di dalam hutan. Kutipan cerita: Pagi
hari menjelang, Langit cerah berwarna biru, dan matahari memancarkan sinar
kebahagiaan di dalam hutan itu. Kucing masih bertengger di atas pohon menikmati
hangatnya sinar matahari yang menerpa wajahnya pagi itu.
b. Latar waktu
Adapun latar waktu dalam cerita ini yaitu pada pagi hari. Kutipan cerita : Pagi
hari menjelang, Langit cerah berwarna biru, dan matahari memancarkan sinar
kebahagiaan di dalam hutan itu. Kucing masih bertengger di atas pohon menikmati
hangatnya sinar matahari yang menerpa wajahnya pagi itu.
c. Latar sosial
Adapun latar social dalam cerita tersebut yaitu kehidupan harimau di huutan yaitu
untuk bebrburu mangsanya. Kutipan cerita :
Kucing dengan sabar mengajari Harimau keahlian untuk berburu makanan di
hutan.
d. Suasana
Adapun suasana dalam cerita tersebut yaitu tegang dan sedih. Ketika harimau
ingin membunuh kucing, dan kucing merasa sedih melihat tingkah laku muridnya yaitu
harimau menjadi sombong dan lupa diri.
5. Sudut pandang atau Point of View
Dalam cerita ini penulis menggunakan sudut pandang orang ketiga (third person
point of view). Hal ini dikarenakan tokoh-tokoh dalam cerita selalu menyebutkan nama, atau
kata gantinya: ia, dia. Nama-nama tokoh cerita, khususnya yang utama, kerap atau terus
menerus disebut, dan sebagai variasi dipergunakan kata ganti.
Kutipan Cerita :
Kucing tak kalah sigap, dengan secepat kilat ia segera menghindar dan melompat ke
atas pohon. Air matanya jatuh menetes melihat keberingasan murid yang ia sayangi itu. Ia
21
duduk di dahan pohon Randu Hutan yang selama ini ia jadikan rumahnya. Harimau
menunggu di bawah dan mengaum keras, menahan segala rasa marahnya.
6. Gaya Bahasa
Gaya bahasa yang terdapat dalam cerita tersebut yaitu adanya diksi atau pemilihan
kata yang tepat yang sesuai dengan tema dan persoalan, latar, waktu yang ada dalam cerita
tersebut. Selain diksi ada pula gaya bahasa yang tetrdapat dalam cerita tersebut yaitu gaya
bahasa Personifikasi dimana penulis menggambarkan benda atau material seperti sifat
manusia.
Kutipan cerita :
Pagi hari menjelang, Langit cerah berwarna biru, dan matahari memancarkan sinar
kebahagiaan di dalam hutan itu.
7. Amanat
Adapun amanat dalam novel ini adalah sebuah perenungan yang diberikan penulis
bagi pembaca untuk tidak sombong dengan apa yang kita punya, dan jangan sampai seperti
kacang yang lupa dengan kulitnya. Kita harus selalu ingat kepada orang yang telah
memberikan ilmu atau jasa kepada kita.
b) Unsur-unsur Ekstrinsik dalam cerita “Harimau dan Kucing” yaitu :
1. Nilai Agama
Adapun nilai agama yang terdapat di dalam cerita tersebut yaitu harus saling
menghargai sesama ciptaan sang Maha Kuasa. Selain itu, kita jangan takabur dengan
kemampuan yang kita miliki, dan harus selalu rendah hati.
2. Nilai Moral
Adapun nilai moral yang terkandung dalam cerita tersebut yaitu jangan jadi orang
yang sombong dengan apa yang kita miliki, harus selalu ingat dan menghormati orang yang
telah memberikan ilmu dan jasa kepada kita. Selain itu, sebagai guru kita harus sabar
menghadapi muridnya.
3. Nilai Budaya
22
Kebiasaan yang dilakukan harus sesuai dengan kodratnya. Misalnya berburu hanya
untuk mencari makan saja, jangan sampai hanya ingin menjadi penguasa.
4. Nilai Sosial
Harus saling menghormati kepada yang lebih tua dan harus saling menghargai
dengan sesama.
5. Nilai Politik
Menjadi penguasa bukan hanya untuk menindas yang lemah.menjadi penguasa
jangan menjadi sombong dan takabur.
6. Nilai Sastra
Nilai-nilai sastra yang tersirat dalam cerita ini adalah nilai-nilai yang mendorong
seseorang untuk menghargai gurunya yang telah memberikan ilmu.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Cerita anak adalah cerita yang ditulis untuk anak-anak dengan bahasa yang
mudah dipahami dan disesuaikan dengan keadaan psikologis anak-anak serta
mempunyai amanat yang dapat mendukung perkembangan berfikir ,emosionl
dan psikologis anak.
Unsur-unsur dalam cerita anak meliputi unsur intrinsic dan unsur
ekstrinsik.Unsur intrinsic meliputi tema,tokoh,latar,gaya bahasa dan
alurcerita.Sedangkan unsur ekstrinsik meliputi latar belakang kehidupan
pengarang (biografi, pendidikan, pekerjaan) ,unsur sosial dan budaya pada waktu
cerita dihasilkan serta unsur agama/religi.
23
Kriteria pemilihan cerita agar mudah dipahami,dicerna,dan dinikmati oleh
anak ,maka guru harus memperhatikan dua hal yaitu tingkat keterbacaan yang
meliputi kejelasan bahasa,kejelasan tema,kesederhanaan plot,kejelasan
perwatakan,kesederhanaan latar dan kejelasan pusat pengidahan.Sedangkan
tingkat kesesuaian meliputi perkembangan psikologis siswa dan kandungan
moral cerita.
B. Saran
Sebagai seorang calon pendidik yang baik sudah sepatutnya kita mempersiapkan
bahan pembelajaran yang akan digunakan dalam kegiatan belajar mengajar.Tidak
terkecuali saat akan melaksanakan pembelajaran tentang apresiasi prosa
( cerita ).Guru haruslah memilih cerita yang sesuai dengan kriteria-kriteria pemilihan
cerita untuk anak-anak Sekolah Dasar.Dengan memperhatikan kriteria-kriteria
tersebut guru diharapkan mampu memilih cerita yang akan digunakan dalam
pembelajaran sehingga sesuai dengan perkembangan psikologis,emosional dan
pengalaman yang dimiliki oleh siswa serta diharapkan tujuan pembelajaran yang
hendak dicapai bersama dapat terwujud dan tercapai pembelajaran yang efektif.
24
DAFTAR PUSTAKA
Supriyadi dkk.1992.Materi Pokok Pndidikan Bahasa Indonesia 2 Modul 7-
12.Jakarta:Balai Pustaka.
Dewi Susanti.2012.Unsur-unsur Intrinsik Dalam Prosa.Diunduh dari http://desisusanti16.blogspot.com/2012/04/unsur-unsur-intrinsik-dalam-cerita.html pada tanggal 7 September 2014.
Muhammad Yahya.2013.Unsur Pembangun Karya Sastra.Diunduh dari http://yahya29.heck.in/unsur-pembangun-karya-sastra-cerpen-nove.xhtml pada tanggal 7 September 2014.
Mukhils Addien.2012.Menulis Cerita Anak.Diunduh dari http://kisurat.blogspot.com/2014/02/contoh-cerpen-singkat-dan-unsur.html pada tanggal 7 September 2014.
Triyanto, Fajar. (2012). Dongeng Harimau dan Kucing. [Online].
Tersedia:http://fiksi.kompasiana.com/dongeng/2012/05/20/dongen g-
harimau-dan-kucing/. [23 Mei 2012] .
25
26