file · web viewseolah-olah cerpen merupakan bentuk ringkas dari sebuah novel. ... cerpen...

13
ISSN 2337-6384 Jurnal Pendidikan Volume 1 Nomor 4, Agustus 201 3 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X MA AL- MUSTAQIM LAWANG MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL Nilam Niswah Konita Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Malang Email: [email protected] Abstrak: Menulis cerpen harus banyak berkhayal karena cerpen adalah karya fiksi yang berbentuk prosa. Peristiwa-peristiwa yang terjadi pada cerpen hanya direkayasa oleh pengarangnya. Fokus penelitian ini adalah: Bagaimana gambaran objektif tentang peningkatan kemampuan menulis cerpen siswa kelas X MA Al-Mustaqim Lawang melalui media audio visual ?. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan gambaran objektif tentang peningkatan kemampuan menulis cerpen siswa kelas X Al-Mustaqim Lawang melalui media audio visual. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. instrumen yang digunakan adalah rancangan pembelajaran, tes menulis cerpen, format observasi, format wawancara, dan format catatan lapangan. Penilaian proses dapat disimpulkan bahwa penerapan media audio visual untuk meningkatkan kemampun menulis cerpen, pada tahap proses siswa mengalami peningkatan setelah dilakukan tindakan pada siklus I dan siklus II yang pada akhirnya pembelajaran ini dapat dijadikan sebagai suatu alternatif untuk meningkatkan kemampuan berkarya siswa dalam menulis cerpen melalui media audio visual. Adapun presentase pada penilaian hasil antara siklus I dan siklus II adalah 63,82% dan 87% dengan tingkat keberhasilan sebesar 23,18%. 58

Upload: lecong

Post on 05-Feb-2018

218 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: file · Web viewSeolah-olah cerpen merupakan bentuk ringkas dari sebuah novel. ... Cerpen tersusun atas unsur unsur cerita yang saling berkaitan erat antara satu dengan

ISSN 2337-6384 Jurnal Pendidikan Volume 1 Nomor 4, Agustus 2013

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X MA AL-MUSTAQIM LAWANG MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL

Nilam Niswah KonitaFakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Malang

Email: [email protected]

Abstrak: Menulis cerpen harus banyak berkhayal karena cerpen adalah karya fiksi yang berbentuk prosa. Peristiwa-peristiwa yang terjadi pada cerpen hanya direkayasa oleh pengarangnya. Fokus penelitian ini adalah: Bagaimana gambaran objektif tentang peningkatan kemampuan menulis cerpen siswa kelas X MA Al-Mustaqim Lawang melalui media audio visual ?. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan gambaran objektif tentang peningkatan kemampuan menulis cerpen siswa kelas X Al-Mustaqim Lawang melalui media audio visual. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. instrumen yang digunakan adalah rancangan pembelajaran, tes menulis cerpen, format observasi, format wawancara, dan format catatan lapangan. Penilaian proses dapat disimpulkan bahwa penerapan media audio visual untuk meningkatkan kemampun menulis cerpen, pada tahap proses siswa mengalami peningkatan setelah dilakukan tindakan pada siklus I dan siklus II yang pada akhirnya pembelajaran ini dapat dijadikan sebagai suatu alternatif untuk meningkatkan kemampuan berkarya siswa dalam menulis cerpen melalui media audio visual. Adapun presentase pada penilaian hasil antara siklus I dan siklus II adalah 63,82% dan 87% dengan tingkat keberhasilan sebesar 23,18%.

Kata Kunci: peningkatan, menulis cerpen, media audio visual

Pada hakikatnya orang menulis bertujuan ingin mengkomunikasikan gagasan, perasaan, pikiran dan pendapatnya kepada orang lain. Bahasa tulis yang digunakan untuk menyampaikannya hendaklah memperhatikan norma atau kaidah dalam bahasa tulis, sehingga tidak menyulitkan pembaca dalam memehami maksud yang ingin disampaikan oleh penulis.

Menulis cerpen harus banyak berhayal karena cerpen adalah karya fiksi yang berbentuk prosa. Peristiwa-peristiwa yang terjadi pada cerpen hanya direkayasa

oleh pengarangnya. Demikian pula para pelaku yang terlibat dalam peristiwa itu. Waktu, tempat, dan suasana terjadinya peristiwa pun hanya direka-reka oleh pengarang. Oleh karena itu, cerpen (dan semua cerita fiksi) disebut cerita rekaan. (Wiyanto 2005:96)

Keterampilan menulis merupakan kegiatan yang menarik dan sangat menyenangkan. Dengan menulis kita dapat menyalurkan ekspresi pikiran dan perasaan ke dalam bentuk tulisan. Tetapi, kegiatan menulis akan terasa sulit jika kita tidak terbiasa dan tidak terlatih untuk

58

Page 2: file · Web viewSeolah-olah cerpen merupakan bentuk ringkas dari sebuah novel. ... Cerpen tersusun atas unsur unsur cerita yang saling berkaitan erat antara satu dengan

ISSN 2337-6384 Jurnal Pendidikan Volume 1 Nomor 4, Agustus 2013

melakukannya. Oleh karena itu, kita sering sekali mengalami kesulitan untuk memulai kegiatan tersebut yang disebabkan karena kita kesulitan untuk menemukan ide yang dapat dijadikan sebuah tulisan. Kegiatan menulis masih jarang dilakukan. Kenyataan bahwa keterampilan menulis siswa masih kurang sampai saat ini masih dirasakan.

Sesuai dengan namanya, cerpen tentulah pendek. Jika dibaca, biasanya jalannya peristiwa di dalam cerpen lebih padat. Sementara itu, latar maupun kilas baliknya disinggung samibil lalu saja. Seolah-olah cerpen merupakan bentuk ringkas dari sebuah novel. Sebenarnya tidaklah demikian bila ditilik dari jalannya peristiwa. Di dalam cerpen hanya ditemukan sebuah peristiwa yang didukung oleh peristiwa-peristiwa kecil lainnya. (Efendi 2008:4)

Menulis cerita pendek (cerpen) adalah salah satu usaha untuk memotret realita kehidupan ke dalam sebuah tulisan dan menyampaikannya dengan bahasa ringan khas cerpen. Tidak berat, tapi jangan pernah menganggap enteng. Penulisan cerita dengan alur yang kita tulis, ditambah dengan konflik-konflik yang ‘naik-turun’, memerlukan daya pikir yang imajinatif dan futuristik.

Selanjutnya Wiyanto (2007:15) mengemukakan bahwa menulis cerpen harus banyak berkhayal karena cerpen memang karya fiksi yang berbentuk prosa. Peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam cerpen hanya direkayasa pengarangnya. Demikian pula para pelaku yang terlibat dalam peristiwa itu. Waktu, tempat, dan suasana terjadinya peristiwa pun hanya direka-reka oleh pengarangnya. Oleh karena itu, cerpen (dan semua cerita fiksi) disebut cerita rekaan.

Cerpen tersusun atas unsur unsur cerita yang saling berkaitan erat antara satu dengan yang lainnya.Keterkaitan unsur-unsur pembangun cerita tersebut membentuk totalitas yang bersifat abstrak. Keherensi dan kepaduan semua unsur cerita pendek yang membentuk sebuah totalitas amat menentukan keindahan dan keberhasilan cerita pendek sebagai suatu cipta sastra. Unsur-unsur tersebut terdiri atas

alur (plot), tokoh dan penokohan, latar (setting), sudut pandang (point of view), gaya (bahasa), tema, dan amanat atau moral.

Sebelum melakukan penelitian ini, peneliti terlebih dahulu melakukan wawancara kapada salah satu guru bahasa Indonesia di MA Al-Mustaqim Lawang tentang standar kompetensi yang sulit dicapai oleh siswa MA. Guru bahasa Indonesia tersebut mengatakan bahwa selama mengajar sampai sekarang keterampilan menulis sastra terutama menulis cerpen sangat sulit di capai oleh siswa. Siswa merasa kesulitan untuk menulis cerpen bahkan tidak bergairah untuk menulis cerpen. Ketika peneliti bertanya tentang metode pembelajaran yang digunakan untuk menulis sastra, ternyata masih menggunakan metode pembelajaran yang lama yaitu metode ceramah. Hal ini membuat siswa cenderung terasa bosan dan media pembelajaran jarang sekali digunakan. Sehingga proses belajar mengajarpun kurang menyenangkan.

Adapun kelebihan Peneliti menggunakan media audio visual yang berupa viklim (Video Klip Musik) ini salah satunya adalah anak-anak kelas berjenjang MA rata-rata menyukai video karena lagunya. Malihat video klip bisa menambahkan kekuatan inspirasi untuk memindahnya ke dalam tulisan yang berupa cerpen. Apalagi di dalam video klip tersebut terdapat alur-alur mulai awal dari akhir. Hal tersebut dapat menumbuhkan inspirasi siswa untuk menulis cerpen.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa menulis cerpen melalui media audio visual sangat penting dan banyak manfaatnya, disamping itu siswa akan lebih gampang dalam menuangkan gagasan, ide dan pikirannya karena yang ditulis merupakan alur yang ada dalam video klip tersebut.

Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah siswa kelas X MA Al-mustaqim Lawang. Tujuan peneliti menggunakan media audio visual berupa video klip musik ini sebagai sarana penulisan adalah untuk memberikan warna baru agar siswa lebih tertarik, fokus, dan

2

Page 3: file · Web viewSeolah-olah cerpen merupakan bentuk ringkas dari sebuah novel. ... Cerpen tersusun atas unsur unsur cerita yang saling berkaitan erat antara satu dengan

ISSN 2337-6384 Jurnal Pendidikan Volume 1 Nomor 4, Agustus 2013

antusias dalam pembelajaran. Dan diharapkan siswa dapat menyerap materi pembelajaran bahasa Indonesia yang disampaikan dengan seksama serta mengenal lebih dalam lagi tentang unsur-unsur cerpen.

METODEDalam melakukan penelitian,

seorang peneliti dapat menggunakan metode yang sesuai dengan rancangan penelitian. Pemilihan metode yang akan dipakai bergantung pada tujuan penelitian. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2006:4) mendefinisikan metologi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilakan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. karena subyek di dalam penelitian ini adalah berupa kelas, dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran secara berkesinambungan, maka jenis penelitian ini lebih dikenal dengan penelitian tindakan kelas (classroom action research). Menurut Arikunto, dkk (2008:16) penelitian tindakan kelas ini terdiri dari empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu:(1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan (4) refleksi.

Lokasi yang akan digunakan dalam penelitia ini adalah MA Al-Mustaqim Lawang. Pemilihan lokasi penelitian ini didasarkan pada pertimbangan bahwa di samping sekolah ini juga belum pernah diteliti. Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X Semester II MA Al-Mustaqim Lawang. Siswa Kelas X berjumlah 17 orang. Alasan peneliti melakukan penelitian di kelas X ini dikarenakan telah mendapatkan pelajaran mengenai kalimat, paragraf atau alinea dan wacana serta pokok bahasan dalam penelitian ini adalah menulis cerpen yang merupakan materi kelas X MA.

Menurut Arikunto dkk (2010:127) instrumen adalah alat atau fasilitas yang

digunakan oleh peneliti dalam mengumulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis, sehingga lebih mudah diolah. Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah rancangan pembelajaran, tes menulis cerpen, format observasi, format wawancara, dan format catatan lapangan.

Proses analisis data dilakukan sejak awal penelitian sampai pengumpulan data selesai. Proses analisis data dalam PTK dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu tahap reduksi data, penyajian data, serta pengambilan kesimpulan dan verifikasi.

Tahap reduksi data merupakan analisis yang menajamkan untuk mengorganisasikan data, sehingga simpulannya dapat diverifikasi untuk dijadikan temuan penelitian terhadap masalah yang diteliti . Reduksi data berlangsung selama penelitian di lapangan sampai pelaporan penelitian selesai. Pada tahap ini, peneliti merekam seluruh data di lapangan dalam bentuk catatan lapangan, menafsirkan, dan menyeleksi masing-masing data yang relevan dengan fokus masalah yang diteliti. Kemudian dilanjutkan dengan meringkas, mengkode, dan menemukan tema.

Tahap penyajian data merupakan kegiatan peneliti dalam menyusun data yang telah dikelompokkan berdasarkan fokus penelitian sehingga memberikan gambaran yang mengarah pada pemerolehan jawaban atas masalah penelitian. Data disajikan dalam bentuk teks naratif dan disusun secara sistematis dan simultan. Namun, tidak semua data yang diperoleh selama penelitian dipaparkan secara keseluruhan. Data yang dipaparkan adalah data yang menjelaskan atau menjawab masalah yang diteliti.

Tahap pengambilan simpulan merupakan kegiatan peneliti dalam menginterpretasikan data untuk menghasilkan suatu temuan atau simpulan sementara. Pada saat merumuskan simpulan sementara, simpulan yang dirumuskan oleh peneliti ini masih berpeluang untuk menerima masukan dan masih dapat diuji kembali dengan data di lapangan, sehingga

3

Page 4: file · Web viewSeolah-olah cerpen merupakan bentuk ringkas dari sebuah novel. ... Cerpen tersusun atas unsur unsur cerita yang saling berkaitan erat antara satu dengan

ISSN 2337-6384 Jurnal Pendidikan Volume 1 Nomor 4, Agustus 2013

mencapai suatu kebenaran ilmiah. Oleh karena itu, kegiatan penyimpulan kemudian diikuti dengan pengecekan keabsahan data. Setelah simpulan sementara tersebut telah diuji kebenarannya, peneliti menarik simpulan dalam bentuk deskriptif.

HASIL DAN PEMBAHASAN Siklus I

Penelitian ini dimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang materi menulis cerpen dengan media audiovisual berupa video klip musik. Pada tahap ini peneliti menyiapkan perangkat penelitian yang diperlukan, agar proses pelaksanaan tindakan dapat diamati secara cermat dan berjalan lancar.Adapun kegiatan yang dilakukan peneliti pada tahap ini yaitu:

Menyusun rencana pembelajaran, menyusun dan mempersiapkan instrument penelitian, menetapkan serta menyusun jadwal pelaksanaa tindakan peningkatan kemempuan menulis cerpen melalui penggunaan media audio visual.

Pada tahap pelaksanaan tindakan I, peneliti berperan sebagai guru yaitu memberikan pembelajaran materi menulis cerpen malalui media audiovidual.

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 8 Mei 2013, pelaksanaan tindakan berlangsung selama 2 x 45 menit yakni dimulai pukul 11.30 sampai dengan pukul 12.10, yaitu kegiatan belajar mengajar dengan materi menulis cerpen melalui media audio visual. Kemudian guru mengawali pembelajaran dengan kegiatan membuka pelajaran yaitu mengucapkan salam kepada siswa dan mengecek daftar hadir siswa.

Pada langkah petama/membuka pembelajaran tentang menulis khususnya dalam bidang cerpen. Guru menjelaskan tentang tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan, kemudia guru memberikan ilustrasi mengenai cerpen yang tujuannya untuk memudahkan siswa berpikir memberikan kasimpulan tentang pengertian cerpen.

Materi yang disampaikan oleh guru adalah materi mengenai penulisan cerpen

melalui media audio visual, pada penyampaian materi inilah guru meminta kepada siswa untuk memahami materi cerpen yang telah disampaikan oleh guru kepada siswa/siswi. Sebelum guru melanjutkan ke langkah kedua, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan tentang materi yang belum mereka pahami.

Langkah kedua/inti adalah guru mengelompokkan siwa menjadi 4 kelompok yang terdiri dari empat orang. Setelah duduk berdasarkan kelompok masing-masing, guru memberikan sebuah video klip music yang berjudul “Ku Katakan dengan Indah” karya Noah. Siswa mengamati dengan cermat dan senang video tersebut karena kebetulan siswa banyak yang menyukai grup band Noah.

Selesai menonton video klip musik, guru memberikan sebuah cerpen pada tiap-tiap kelompok. Cerpen yang ditulis oleh guru merupakan hasil gambaran dari video klip yang berjudul “Ku Katakan dengan Indah” tersebut. Seluruh kelompok berdiskusi untuk menganalisis dengan membandingkan antara video klip dengan cerpen yang peneliti buat, kemudian perwakilan dari setiap kelompok mempresentasikan hasil dari diskusi tersebut.

Langkah terahir adalah guru menutup kegiatan pembelajaran dengan membahas atau mengulas kembali yang sudah dibahas pada langkah pertama dan kedua tadi ke dalam sebuah kesimpulan. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan kegiatan pembelajaran pada pertemuan kali ini dan siswa diberi kesempatan lagi oleh guru mengajukan pertanyaan tentang pemahaman mereka tentang materi yang sudah dibahas, namun siswa tidak ada yang mengajukan pertanyaan. Karena tidak ada yang menajukan pertanyaan guru menganggap bahwa siswa sudah mengerti tentang materi yang disampaikan. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.

Setelah pelaksanaan pembelajaran I selesai maka ada pertemuan berikutnya dan dilanjutkan dengan pelaksanaan pembelajaran II. Pelaksanaan pembelajaran

4

Page 5: file · Web viewSeolah-olah cerpen merupakan bentuk ringkas dari sebuah novel. ... Cerpen tersusun atas unsur unsur cerita yang saling berkaitan erat antara satu dengan

ISSN 2337-6384 Jurnal Pendidikan Volume 1 Nomor 4, Agustus 2013

II dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 9 Mei 2013, yaitu pembelajaran dengan materi menulis cerpen melalui media audio visual. Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan di dalam kelas adalah praktik menulis cerpen dan menggali daya kemampuan siswa siswa dalam menulis cerpen melalui media audio visual berupa video klip muik. Tapi sebelum itu guru mengulas sedikit tentang materi yang sudah dibahasa pada pertemuan sebelumnya, guru memberikan contoh yang jelas dan uraian yang jelas kepada siswa agar siswa bisa memahami dengan tepat tentang materi yang disampaikan oleh guru.

Sebelum guru menyuruh siswa menulis cerpen, guru terlebih dahulu memberikan video klip music yang berjudul “Aisyah” karya five Minutes. Guru memberikan pengarahan terhadap siswa agar lebih memperhatikan video klip tersebut yang tujuannya sebagai bahan inspirasi untuk menulis cerpen.

Setelah cerpen selesai ditulis oleh siswa, hasil cerpen tersebut ditukarkan oleh teman sebangku yang tujuannya untuk dinilai/dievaluasi oleh teman sebangkunya mengenai unsur intrinsik dalam cerpen tersebut.

Pada bagian penutup, guru merefleksikan tentang apa yang dirasakan, dan dipahami siswa terkait pembelajaran menulis cerpen melalui media audio Siswa dapat mengungkapkan perasaan yang didapat terkait dengan proses pembelajaran menulis cerpen yang sudah dilakukan. Siswa juga dapat mengungkapkan pemahaman dan keterampilan yang sudah diperoleh.

Pada siklus 1 data yang diperoleh berupa data tes hasil kerja siswa yang diperoleh dari tugas kelompok dan tugas individu di akhir pertemuan. Data diperoleh dari tes menulis cerpen melalui media audio visual yang dianalisis melalui pedoman penilaian tes hasil siklus. Hasil tindakan ini memperoleh nilai-nilai siswa. Nilai-nilai ini terdiri atas nilai proses dan nilai hasil. Berikut ini temuan kedua nilai hasil tindakan yang dimaksud.Hasil Tindakan Berdasarkan Penilaian Proses

Pembelajaran pada tahap proses difokuskan untuk menjelaskan tentang cerpen dan unsur-unsur yang ada dalam cerpen. Pada tahap ini guru menggunakan metode pembelajaran berupa tanya jawab, inquiri, dan penugasan dengan tujuan membimbing siswa untuk memhami berbagai macam karya sastra terutama pada cerpen.

Pada kegiatan awal pembelajaran siswa terlihat kurang antusias ketika guru membuka kegiatan belajar mengajar yang dimulai dengan memeriksa kehadiran siswa.

Pada kegiatan inti hanya sedikit siswa yang mampu menunjukkan perhatiannya ketika guru menjelaskan/menerangkan pengertian dan unsur-unsur cerpen. Setelah guru selesai menjelaskan hanya ada 1 siswa yang aktif untuk bertanya. Meskipun guru memancing siswa dengan pertanyaan-pertanyaan yang tujuannya supaya siswa aktif untuk menjawab pertanyaan dari guru. Tetapi hampir semuanya diam tidak menunjukkan respon yang baik terhadap pertanyaan tersebut.

Pada kegiatan penutup siswa terlihat diam ketika guru merefleksi pelajaran. Guru berharap siswa menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan bahan ajar yang telah diajarkan, tetapi tidak ada jawaban dari siswa. Guru pun mencoba menunjuk salah satu siswa untuk menjawab pertanyaan tersebut tetapi siswa hanya menundukkan kepala tanpa bersuara.

Kemudian terlihat siswa begitu antusias dan senang ketika guru memberikan media audio visual kepada siswa yang berupa video klip musik. Guru memilih media audio visual berupa Video klip musik karena siswa pada usia SLTA gemar atau menyukai music-musik dari videonya.

Dari deskripsi di atas dapat disimpulkan penilaian proses pada siklus I masih belum berhasil, hal ini terlihat pada nilai-nilai karakter yang masih belum digunakan oleh siswa ketika proses pembelajaran berlangsung. sehingga akan dilanjutkan pada siklus ke II.

Untuk mengetahui keterampilan siswa dalam menganalisis dan mendiskusikan hasil cerpen yang diberikan

5

Page 6: file · Web viewSeolah-olah cerpen merupakan bentuk ringkas dari sebuah novel. ... Cerpen tersusun atas unsur unsur cerita yang saling berkaitan erat antara satu dengan

ISSN 2337-6384 Jurnal Pendidikan Volume 1 Nomor 4, Agustus 2013

oleh guru/peneliti secara kelompok hasilnya akan diperoleh dari hasil pengoreksian terhadap cerpen yang telah ditulis oleh siswa dengan menggunakan pedoman penilaian tes menulis. pengoreksian dimulai dari bagaimana siswa bisa menyesuaikan judul cerpen dengan isi, tokoh, latar, alur sesuai dengan gambaran video klip musik yang diberikan oleh peneliti. Adapun hasil analisis tes menulis cerpen siswa pada siklus I dapat diketahui bahwa kelompok yang mampu dan mendapat nilai 55 sebanyak 1 kelompok, nilai 60 sebanyak 1 kelompok, nilai 65 sebanyak 1 kelompok, nilai 70 sebanyak 1 kelompok, dan yang mendapatkan 75 sebanyak 1 kelompok. Dari analisis ini bisa disimpulkan bahwa siswa masih kesulitan dalam berdiskusi dan presentasi dengan memperhatikan kerjasama, antusias data kelompok, keberanian dalam berbicara, dan keseriusan dalam mengerjakan. Sedangkan dari hasil tersebut presentase siswa hanya mencapai 65%.

Untuk mengetahui keterampilan siswa dalam menulis cerpen secara individu hasilnya akan diperoleh dari hasil pengoreksian terhadap hasil cerpen yang ditulis oleh siswa dengan menggunakan pedoman penilaian tes menulis cerpen.

Hasil Analisis Keterampilan Menulis Cerpen

Berdasarkan hasil menulis cerpen dapat diketahui bahwa siswa yang mandapatkan nilai 50 sebanyak 3 0rang, nilai 55 sebanyak 1 orang, nilai 60 sebanyak 3 orang, nilai 65 sebanyak 4 orang, nilai 70 sebanyak 3 orang, nilai 75 sebanyak 2 orang, dan nilai 80 sebanyak 1 orang. Dari analisis ini dapat disimpulkan bahwa siswa masih kesulitan dalam menulis cerpen dengan memperhatikan tema/judul, tokoh, setting, dan alur. Adapun dari hasil tes tersebut presentase siswa hanya mencapai 63,82%.

Siklus IIHasil Tindakan Berdasarkan Penilaian Proses

Setelah melakukan kegiatan pembelajaran menulis cerpen, guru memperoleh nilai proses. Nilai proses ini terkait dengan perhatian, pemahaman, dan ketertiban mengikuti kegiatan belajar.

Pada penilaian proses siklus II ini sudah ada perkembangan pada siswa dalam memperhatikan penjelasan dari guru. Hampir semuanya siswa mencatat hal-hal penting yang dijelaskan oleh guru. Siswa pun aktif di dalam kelas untuk bertanya dan menjawab pertanyaan-pertanyaan dari guru.

Kemudian hampir semuanya siswa sangat antusias ketika guru memberikan video klip lagu yang tujuannya untuk merangsang inspirasi siswa untuk menulis cerpen. Adapun nilai-nilai karakter hampir semuanya siswa menerapkannya. Yaitu siswa mampu berbicara/presentasi di depan teman-temannya, siswa mampu memperhatikan penjelasan guru, dll.

Dari analisis ini bisa disimpulkan bahwa ada peningkatan hasil dari siklus I ke siklus II siswa dalam berdiskusi dan presentasi dengan memperhatikan pada keterampilan pendahuluan, inti, dan penutup pada proses pembelajaran.

Hasil Tindakan Berdasarkan Penilaian Hasil

Berdasarkan hasil penilaian kelompok dapat diketahui bahwa kelompok yang mampu dan mendapat nilai 85 sebanyak 2 kelompok, nilai 90 sebanyak 1 kelompok, dan yang mendapatkan 95 sebanyak 2 kelompok. Dari analisis ini bisa disimpulkan bahwa ada peningkatan hasil dari siklus I ke siklus II siswa dalam berdiskusi dan presentasi dengan memperhatikan kerjasama, antusias dala kelompok, keberanian dalam berbicara, dan keseriusan dalam mengerjakan.

Untuk mengetahui keterampilan siswa dalam menulis cerpen secara individu hasilnya akan diperoleh dari hasil pengoreksian terhadap hasil cerpen yang ditulis oleh siswa dengan menggunakan pedoman penilaian tes menulis cerpen.

Berdasarkan hasil penilaian individu dapat diketahui, bahwa siswa yang mandapatkan nilai 75 sebanyak 3 0rang,

6

Page 7: file · Web viewSeolah-olah cerpen merupakan bentuk ringkas dari sebuah novel. ... Cerpen tersusun atas unsur unsur cerita yang saling berkaitan erat antara satu dengan

ISSN 2337-6384 Jurnal Pendidikan Volume 1 Nomor 4, Agustus 2013

nilai 85 sebanyak 4 orang, nilai 90 sebanyak 7 orang, dan nilai 95 sebanyak 3 orang. Dari analisis ini bisa disimpulkan bahwa ada peningkatan hasil dari siklus I ke siklus II siswa dalam menulis cerpen melalui media audio visual dengan memperhatikan Tema/judul, tokok, setting, dan alir. Sedangkan dari hasil tersebut presentase siswa mencapai 90%.

SIMPULAN DAN SARANBerdasarkan hasil penelitian dan

pembahasan, secara umum peneliti menyimpulkan sebagai berikut.

Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan keterampilan menulis cerpen yang ditunjukkan oleh siswa setelah mengikuti pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan media audio visual. Peningkatan ini dapat dilihat pada hasil tes yang dilakukan dalam proses belajar mengajar yang dilakukan di dalam kelas pada kelas X MA Al-Mustaqim Lawang Malang. Pada hasil tes akhir siklus I nilai rata-rata yang dicapai oleh siswa adalah 63. Sedangkan hasil nilai rata-rata yang dicapai pada siklus kedua adalah 87. Hal ini menunjukkan antara hasil tes pada siklus I dan siklus II terjadai peningkatan. Peningkatan nilai rata-rata ini membuktikan keberhasilan pembelajaran menulis cerpen melalui media audio visual.

Prilaku siswa kelas X MA Al-Mustaqim Lawang Malang mengalami perubahan ke arah positif setelah mengikuti pembelajaran menulis cerpen melalui media audio visual . Perubahannya yaitu siswa yang awalnya masih belum mampu menulis cerpen dengan baik menjadi lebih baik dalam menulis cerpen.

Selain diperoleh simpulan secara umum, juga diperoleh simpulan secara khusus pada setiap tahap pembelajaran, meliputi: (1) tahap proses, dan (2) tahap hasil.

Simpulan Pada Tahap ProsesSimpulan pada bagian ini merupakan

jawaban atas rumusan masalah pertama, Bagaimana proses peningkatan kemampuan menulis cerpen siswa kelas X MA Al-

Mustaqim Lawang melalui media audio visual? Berdasarkan hasil penerapan dapat disimpulkan bahwa penerapan media audio visual untuk meningkatkan kemampun menulis cerpen, pada tahap proses siswa mengalami peningkatan setelah dilakukan tindakan pada siklus I dan siklus II yang pada akhirnya pembelajaran ini dapat dijadikan sebagai suatu alternatif untuk meningkatkan kemampuan berkarya siswa dalam menulis cerpen melalui media audio visual.

Simpulan Pada Tahap HasilSimpulan pada bagian ini merupakan

jawaban atas rumusan masalah kedua, Bagaimana hasil peningkatan kemampuan menulis cerpen siswa kelas X MA Al-Mustaqim Lawang melalui media audio visual? Hasil peningkatan kemmapuan menulis cerpen siswa dilihat melalui pengoreksian yang dimulai dari bagaimana siswa bisa menyesuaikan judul cerpen dengan isi, tokoh, latar, alur sesuai dengan gambaran video klip musik yang diberikan oleh peneliti. Pada tahap Hasil ini terdapat peningkatan antara siklus I dan siklus II, sehingga siswa mampu membuat cerpen melalui media audio visual. Adapun presentase nilai hasil antara siklus I dan siklus II adalah 63,82% dan 87% dengan tingkat keberhasilan sebesar 23,18%.

SaranBerdasarkan hasil penelitian, maka

peneliti mengemukakan beberapa saran yang perlu disampaikan, antara lain:

Bagi kepala sekolah hasil penelitian ini, untuk dijadikan acuan dalam membuat kebijakan tentang peningkatan kualitas sekolah.

Bagi guru BI disarankan untuk menjadikan pembelajaran melalui media audio visual sebagai suatu alternatif pembelajaran yang dapat dilaksanakan dalam upaya membantu siswa memahami materi pelajaran. Pelajar atau guru yang akan menerapkan pembelajaran melalui media audio perlu mengalokasikan dan memantau waktu sebaik mungkin, sehingga proses pembelajaran akan berlangsung

7

Page 8: file · Web viewSeolah-olah cerpen merupakan bentuk ringkas dari sebuah novel. ... Cerpen tersusun atas unsur unsur cerita yang saling berkaitan erat antara satu dengan

ISSN 2337-6384 Jurnal Pendidikan Volume 1 Nomor 4, Agustus 2013

secara efektif dan efesien. Pada awal pembelajaran melalui media audio visual, pengajaran atau guru hendaknya mengingatkan pentingnya tanggungjawab individual, mengingatkan bahwa peserta didik memiliki kesempatan yang sama untuk sukses, serta mengingatkan adanya penghargaan kelompok yang akan diperoleh apabila setiap anggota kelompok bekerja lebih baik dari pada sebelumnya.

Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian penerapan pembelajaran melalui media audio visual pada materi lain yang mungkin dirasakan sulit bagi siswa, serta pada kelas yang mengalami masalah dalam hal peserta didiknya kurang memiliki motivasi belajar.

DAFTAR RUJUKANEffendi, Haris. 2008. Kiat Menulis Cerita

Pendek. Bandung: Penerbit Angkasa.

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.

Wiyanto, Asul. 2005. Kesusastraan Sekolah. Jakarta: PT Gramedia Wididasarana.

Suharsemi, Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta.   Rieneka Opta.

Moleong, Lexy. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

8