04 - cognitive development revisi

23
PERKEMBANGAN KOGNITIF Pengertian mengenai kognisi merujuk pada proses yang terjadi didalam diri dan produk dari pemikiran yang mengacu pada keadaan “mengetahui”. Hal ini melibatkan semua aktivitas mental seperti: attending, remembring, symbolizing, categorizing, planning, reasoning, problem solving, creating dan fantasizing. Kemampuan penyesuaian dari kognisi yang belum matang memberikan implikasi yang besar bagi pendidikan. Tindakan memaksakan anak untuk mencapai level yang lebih tinggi akan merusak proses yang ada. Piaget merupakan salah satu tokoh yang pertama kali menekankan pentingnya kesiapan untuk belajar, dalam hal ini anak dihadapkan pada tugas dan tantangan yang sesuai dan dihindarkan dari stimulasi yang terlalu banyak dan kompleks yang dapat membingungkan dan membuat anak kewalahan. PIAGET’S COGNITIVE-DEVELOPMENTAL THEORY Menurut Piaget, bayi belum memiliki kognisi, melainkan mereka membuat dan menyaring struktur psikologis (mengorganisir cara-cara untuk mengerti pengalaman yang dapat membuat mereka lebih efektif dalam menyesuaikan diri terhadap dunia luar) melalui persepsi dan aktivitas motorik mereka. Piaget memandang anak-anak sebagai individu constructing, dimana segala pengetahuan mengenai dunianya didapat melalui 1

Upload: asri-indriyani-putri

Post on 26-Jun-2015

121 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: 04 - Cognitive Development Revisi

PERKEMBANGAN KOGNITIF

Pengertian mengenai kognisi merujuk pada proses yang terjadi didalam diri dan produk dari

pemikiran yang mengacu pada keadaan “mengetahui”. Hal ini melibatkan semua aktivitas

mental seperti: attending, remembring, symbolizing, categorizing, planning, reasoning,

problem solving, creating dan fantasizing. Kemampuan penyesuaian dari kognisi yang

belum matang memberikan implikasi yang besar bagi pendidikan. Tindakan memaksakan

anak untuk mencapai level yang lebih tinggi akan merusak proses yang ada. Piaget

merupakan salah satu tokoh yang pertama kali menekankan pentingnya kesiapan untuk

belajar, dalam hal ini anak dihadapkan pada tugas dan tantangan yang sesuai dan

dihindarkan dari stimulasi yang terlalu banyak dan kompleks yang dapat membingungkan

dan membuat anak kewalahan.

PIAGET’S COGNITIVE-DEVELOPMENTAL THEORY

Menurut Piaget, bayi belum memiliki kognisi, melainkan mereka membuat dan menyaring

struktur psikologis (mengorganisir cara-cara untuk mengerti pengalaman yang dapat

membuat mereka lebih efektif dalam menyesuaikan diri terhadap dunia luar) melalui

persepsi dan aktivitas motorik mereka. Piaget memandang anak-anak sebagai individu

constructing, dimana segala pengetahuan mengenai dunianya didapat melalui aktivitas

mereka, maka teori ini sering disebut sebagai constructivist approach pada cognitive

development.

KARAKTERISTIK DASAR DARI TAHAPAN KOGNISI PIAGET

Piaget percaya bahwa anak melalui 4 tahapan perkembangan: (1) sensorimotor, (2) pre

operational, (3) concrete operational, (4) formal operational (pada tahap ini perilaku

eksplorasi yang dilakukan anak berubah menjadi abstract, logical intelligence pada masa

adolesence dan adulthood). Keurutan dari tahapan Piaget memiliki 3 karakteristik penting:

1. general theory: terdapat asumsi bahwa semua aspek dari kognisi berkembang dalam

suatu cara yang terintegrasi, melalui arah dan perubahan yang hampir serupa.

1

Page 2: 04 - Cognitive Development Revisi

2. invariant: hal ini berarti tahapan yang ada selalu mengikuti urutan yang telah

ditetapkan dan tidak ada tahapan yang dapat dilewat.

3. universal: tahapan yang ada dapat diasumsikan untuk menggambarkan tahapan

kognitif setiap anak-anak dimana saja.

PERUBAHAN KOGNITIF MENURUT PIAGET

Menurut Piaget struktur psikologis (suatu cara yang terorganisir untuk mengerti tentang

pengalaman yang ada, yang disebut sebagai skema) berubah sesuai dengan usia. Pada

mulanya skema berupa suatu pola tindakan sensorimotor. Contohnya saat kita melihat bayi

berumur 6 bulan melihat, menggenggam, dan menjatuhkan benda kita melihat “skema

menjatuhkan” benda yang masih kaku namun seiring dengan pertambahan usia skema yang

ada menjadi tindakan yang disengaja dan semakin kreatif dalam pelaksanaannya. Lama

kelamaan sebelum melakukan suatu tindakan anak menunjukkan bahwa terlebih dahulu ia

berpikir sebelum melakuakn hal tersebut. Perubahan ini menandai perubahan dari

pendekatan sensorimotor pada pendekatan kognitif pada dunia sekitar yang didasarkan pada

mental representation, atau penggambaran didalam diri mengenai informasi yang dapat

dimanipulasi oleh pikiran. Mental representation yang memiliki pengaruh besar adalah:

1. images: penggambaran secara mental terhadap benda, individu lain dan ruang.

Dengan menggunakan mental image kita dapat menelusuri kembali langkah-

langkah yang telah kita lakukan saat kita kehilangan suatu benda.

2. concepts: merupakan kategori yang mengelompokkan benda-benda dan kejadian-

kejadian yang serupa. Kita dapat menjadi seorang pemikir yang lebih efisien, dapat

mengorganisir berbagai pengalaman yang ada menjadi sesuatu yang lebih berarti,

teratur, dan lebih mudah diingat.

Dalam teori Piaget ada 2 proses yang terlibat dalam perubahan dari sensorimotor pada pre

operational:

1. adaptasi: melibatkan pembuatan skema melalui interaksi dengan dunia luar, terdiri

dari 2 aktivitas yang bersifat komplementer, yaitu :

* asimilasi: individu menggunakan skema yang ada untuk mengintepretasikan

dunia luar

2

Page 3: 04 - Cognitive Development Revisi

* akomodasi: individu menyesuaikan skema lama dan membuat skema baru

untuk menghasilkan sesuatu yang lebih sesuai dengan lingkungan.

Keseimbangan antara asimilasi dan akomodasi bervariasi dari waktu ke waktu. Saat

anak tidak mengalami perubahan yang berarti, mereka lebih banyak melakukan

asimilasi dibanding akomodasi. Piaget menyabut kondisi ini sebagai keseimbangan

kognitif, merujuk pada keadaan yang stabil, nyaman.

Saat anak tidak banyak mengalami perubahan maka kondisi ini disebut cognitive

equilibrium (kondisi tenang & nyaman). Saat anak mengalami perubahan kognitif

yang cepat maka kondisi ini disebut cognitive disequilibrium or cognitive

discomfort. Pada saat ini anak menyadari bahwa informasi yang diterima sudah

tidak sesuai dengan skema yang ada à mereka mengganti asimilasi menjadi

akomodasi. Perubahan maju dan mundur antara cognitive equilibrium dan

disequilibrium yang mengarahkan pada skema yang lebih efektif = equilibration

2. organization: merupakan suatu pengaturan yang dilakukan didalam diri dan

menghubungkan antar skema sehingga dapat terbentuk suatu sistem kognitif yang

terhubung dengan kuat. Contoh: bayi akan mengkaitkan antara “menjatuhkan” ke

“melempar” untuk mengembangkan pengertian “dekat” dan “jauh”.

TAHAP SENSORI MOTOR (SEJAK LAHIR SAMPAI USIA 2 TAHUN)

tahap sensorimotor terbagi dalam 6 tahap:

No Sub tahapan

sensorimotor

Tingkah laku adaptif

1. Reflexive schemes (0-

1 bulan)

Newborn reflexes

2. Primary circular

reactions (1-4 bulan)

Kebiasan motorik sederhana yang berpusat pada sekitar tubuh

bayi, antisipasi kejadian yang terbatas, usaha pertama untuk

melakukan imitasi

3. Secondary circular

reactions (4-8 bulan)

Tindakan yang dilakukan ditujukan untuk pengulangan dari

efek yang menyenangkan dari dunia sekitar; pengimitasian

tingkah laku yang familiar.

3

Page 4: 04 - Cognitive Development Revisi

4. Coordination of

secondary circular

reactions (8-12

bulan)

Tingkah laku yang bertujuan/ goal directed, kemampuan

untuk menemukan benda pada tempat pertamakali dimana

benda tersebut disembunyikan (object permanence), antisipasi

terhadap kejadian yang lebih maju, imitasi tingkah laku yang

dilakukan sedikit berbeda dengan yang dilakukan pertama

kali.

5. Tertiary circular

reactions (12-18

bulan)

Eksplorasi terhadap benda dengan cara baru: mengimitasi

tingkah laku yang tida familiar; kemampuan untuk mencari

benda yang disembunyikan pada beberapa tempat berbeda

6. Mental

representation (18

bulan-2 tahun)

Penggambaran objek dan kejadian didalam diri, yang

ditunjukkan oleh pemecahan masalah yang dilakukan dengan

segera; kemampuan untuk menemukan objek yang telah

dipindahkan saat tidak terlihat (invisible displacement),

imitasi yang tertunda, make-believe play

PERKEMBANGAN SENSORIMOTOR

* Kesempatan pengulangan tingkah laku

Saat berumur 1 bulan bayi memasuki sub tahap 2, mereka mulai mulai secara sukarela

memperoleh kendali atas tingkah laku mereka selama primary circular reaction, melalui

kesempatan untuk melakukan pengulangan, tingkah laku yang ada sebagian besar

dimotivasi oleh kebutuhan-kebutuhan dasar. Konsekuensinya mereka mengembangkan

beberapa kebiasaan motorik sedrhana seperti menghisap ibu jari atau kepalan tangan.

Selama sub tahap 3, bayi mulai belajar duduk, meraih dan memanipulasi objek.

Kemampuan motorik yang telah diperoleh ini berperan besar pada pengalihan perhatian

mereka pada dunia luar. Dengan menggunakan secondary circular reaction, mereka

berusaha untuk mengulang efek yang menyenangkan pada dunia luar yang disebabkan oleh

tingkah laku mereka.

* Tingkah laku yang bertujuan

Pada sub tahap 4, pengkombinasian skema menjadi skema yang baru, keurutan yang lebih

kompleks. Bayi dapat terlibat dalam tingkah laku yang bertujuan, atau yang berorientasi

pada goal. Pada tahap ini bayi mengkoorinasikan skema dengan sengaja untuk

4

Page 5: 04 - Cognitive Development Revisi

memecahkan permasalahan sederhana. Saat bayi dapat mengambil kembali benda yag

disembunyikan, menunjukkan bahwa bayi telah mulai menguasai object permanence,

meski begitu kesadaran mengenai hal ini belum seutuhnya dikuasai. Bayi belum memiliki

gambaran yang jelas mengenai benda sebagai sesuatu yang tetap saat disembunyikan dari

pandangan (a-not-B search error). Pada tahap ini bayi juga telah memiliki kelebihan lain;

bayi dapat dengan lebih baik mengantisipasi kejadian yang ada sehingga kadang kala

mereka menggunakan kemampuan mereka untuk suatu tingkah laku yang bertujuan untuk

mengubah kejadian tersebut. Selain itu bayi dapat mengimitasi tingkah laku dengan sedikit

berbeda dari yang biasa mereka lakukan.

Pada sub tahap 5 tertiary circular reactions muncul. Anak mengulang suatu tingkah laku

dengan variasi dan hasil yang baru. Karena pendekatan terhadap dunia luar dilakukan

dengan sengaja, anak menjadi problem solver yang lebih baik. Contohnya mereka dapat

memikirkan bagaimana caranya untuk memasukkan suatu benda dengan pas pada lubang

yang ada, menggunakan tongkat untuk meraih mainan yang berada diluar jangkauan.

* Mental representation

Pada sub tahap 6, perkembangan sensori motor mencapai puncaknya melalui mental

representation. Tanda dari tercapainya kemampuan ini adalah anak dapat memperoleh

solusi dengan segera terhadap masalah, terkesan mereka bereksperimen dengan berbagai

tindakan yang akan dilakukan didalam pemikirannya. Selain itu kemampuan ini

menghasilkan beberapa kapasitas yang lain. Pertama hal ini mengacu pada kapasitas untuk

memecahkan masalah object permanence lebih lanjut yang melibatkan invisible

displacemant (menemukan menda yang dipindahkan saat tidak terlihat), kedua hal in

memungkinka terjadinya deferred imitation kemampuan untuk mengingat dan meniru

tingkah laku dari model yang tidak ada. Terakhir hal ini memungkinkan untuk terjadinya

make believe play, dimana anak melakukan dan membayangkan aktivitas yang ada.

TAHAP PREOPERATIONAL (2-7 TAHUN)

KEMAJUAN DALAM MENTAL REPRESENTATION

* Bahasa dan pemikiran

Piaget menganggap bahwa bahasa merupakan alat yang paling fleksibel dalam mental

representation namun Piaget tidak mempercayai bahwa bahasa memegang peranan penting

5

Page 6: 04 - Cognitive Development Revisi

dalam perkembangan kognitif. Sebaliknya ia percaya bahwa aktivitas semsorimotor

mengarah pada penggambaran dalam diri dari pengalaman, yang kemudian diberi label

dalam bentuk bahasa. Dengan melepaskan pemikiran dari tindakan, memungkinkan

dilakukannya pemikiran yang lebih jauh dari yang sebelumnya.

* Make believe play

Piaget percaya bahwa dengan berpura-pura, anak berlatih dan memperkuat skema baru

yang telah mereka miliki. Perkembangan dari make believe play:

1. sejalan dengan waktu, permainan semakin terlepas dari kondisi kehidupan nyata

yang telah diasosiasikan. Awal mulanya anak menggunakan objek nyata, lama

kelamaan mereka bermain tanpa menggunakan objek nyata.

2. permainan menjadi semakin kurang berpusat pada umur. Saat anak pertamakali

berpura-pura, nampak bahwa hal tersebut ditujukan pada dirinya, contohnya anak

berpura-pura makan. Namun kemudian anak melakukannya pada benda lain,

contohnya anak berpura-pura memberi makan boneka.

3. permainan semakin lama melibatkan kombinasi skema yang lebih kompleks.

Mulanya anak mungkin dapat berpura-pura minum dari cangkir, namun tidak

mengkombinasikannya dengan tindakan menuangkan dan meminum. Namun

kemudian anak mengkombinasikan skema berpura-pura dengan teman sebayanya

dalam sociodramatic play.

Keuntungan dari make believe play : Piaget menangkap aspek penting dari kegiatan ini saat

ia menelaah perannya dalam melatih skema representational. Dia juga mencatat adanya

pemfungsian emosi yang terintegrasi, suatu ciri yang ada dalam teori psikoanalisa. Anak

kecil selingkali mengalami kembali kejadian yang memicu anxiety, seperti pergi ke dokter

atau tindakan pendisiplinan dari orang tua, tapi dengan memutarbalikkan peran yang ada

ana dapat mengendalikan dan melakukan kompensasi untuk pengalaman yang tidak

menyenangkan tersebut. Permainan yang dilakukan oleh anak tidak hanya merefleksikan

tetapi juga memberi kontribusi terhadap kognitif anak dan keterampilan sosial.

* Drawings

Kemajuan kognitif dan penekanan budaya pada pengekspresian secara artistik

mempengaruhi perkembangan dari representasi seni anak. Secara umum kegiatan

menggambar memlalui keurutan sebagai berikut:

6

Page 7: 04 - Cognitive Development Revisi

1. scribbles (corat coret): pada mulanya gerakan yang dilakukan, yang menghasilkan

coretan-coretan mengandung suatu representasi, contoh: coretan-coretan yang

melompat-lompat menjelaskan kelinci yang sedang melompat.

2. representasi pertama dari bentuk.

3. gambar yang semakin realistik. Anak kecil tidak menuntuk suatu gambar yang

relistik, namun ketika kognitif dan motorik halus berkembang mereka belajar untuk

lebih realistik lagi.

Hubungan antara simbol dengan dunia nyata → dual representation: memandang objek

dalam 2 hal, yaitu dalam arti sebenarnya dan sebagai symbol.

KETERBATASAN DALAM PEMIKIRAN PREOPERASIONAL

Pada tahap ini anak belum mampu melakukan operations (mental representation dari suatu

tindakan yang mengikuti aturan-atruan yang logis). Sebaliknya pemikiran mereka masih

kaku, terbatas pada satu aspek dari suatu situasi pada suatu waktu, dan secara kuat

mempengaruhi pemunculan segala sesuatu pada saat tersebut.

* Pemikiran yang egosentris dan animistik

Bagi Piaget kekurangan yang paling serius dalam pemikiran preoperasional, yang

merupakan dasar dari segala sesuatunya adalah sifat egosentris. Saat pertama kali anak

melakukan mental representation, mereka cenderung terfokus pada sudut pandang mereka

sendiri dan mengabaikan sudut pandang orang lain. Meski begitu mereka sering

mengasumsikan orang lain melihat, berpikir dan merasakan hal yang sama dengan mereka.

Sifat egosentris juga dikatakan bertanggung jawab atas pemikiran animistik yang dimiliki

anak. Anak percaya bahwa benda mati memiliki kualitas seperti makhluk hidup, seperti

berpikir, berharap, memiliki perasaan, dan tujuan seperti mereka.

* Ketidakmampuan untuk mempertahankan

Conservation merujuk pada pemikiran mengenai karakteristik fisik tertentu dari suatu

benda tetap sama meski penampilan luarnya berubah. Pemikiran yang paling tidak logis

dari pemikiran preoperasional adalah ireversibility. Anak pada tahap ini secara mental tidal

dapat melakukan beberapa tahap tingkah laku dan kemudian membalikkan tahapan tersebut

ke titik awal. Reversibility adalah bagian dapi pengoperasian secara logis.

* Kurangnya pengklasifikasian bertahap

7

Page 8: 04 - Cognitive Development Revisi

Kurangnya pengoperasian secara logis membuat anak sulit untuk membuat klasifikasi

bertahap. Mereka tidak dapat mengorganisir benda kedalam kelas-kelas atau subklas yang

didasarkan pada persamaan atau perbedaan.

TAHAP CONCRETE OPERATIONAL (7-11 TAHUN)

Piaget memandang tahap concrete operational sebagai suatu titik balik pada perkembangan

kognitif. Saat anak telah mencapai tahap ini, pemikiran mereka semakin mendekati

pemikiran orang dewasa. Menurut Piaget pada tahap ini pemikiran yang ada lebih logis,

fleksibel, dan terorganisir.

PEMIKIRAN CONCRETE OPERATIONAL

Dalam tahap-tahap ini anak dapat melakukan bermacam-macam hal:

1. conservation

Kemampuan untuk mengetahui bahwa sesuatu memiliki ketetapan, menunjukkan bahwa

anak telah mampu untuk melakukan suatu pengoperasian. Dahulu anak tidak dapat

mengatakan bahwa air yang ada pada suatu wadah bila dipindahkan ke wadah lain yang

lebih lebar tanpa mengurangi atau memberikan penambahan maka jumlahnya akan tetap

sama. Saat ini anak dapat melakukan penjabaran, mengenali bahwa perubahan pada suatu

aspek pada air (ketinggiannya) dikompensasikan oleh perubahan pada aspek lainnya (yaitu

lebar wadah yang baru). Penjelasan ini juga menjelaskan kapasitas untuk membayangkan

bahwa airi yang ada dapat dikembalikan ke wadah semula sebagai bukti dari ketetapan

(reversibility).

2. pengklasifikasian yang bertahap

Saat berumur antara 7-10 tahun anak lebih menyadari adanya pengklasifikasian yang

bertahap dan dapat memusatkan perhatian pada hubungan antara kategori umum dengan

kategori yang lebih spesifik pada saat yang sama.

3. seriation

Kemampuan untuk mengurutkan sesuatu secara kuantitatif seperti berdasarkan panjang atau

berat disebut sebagai seriation. Pada tahap ini anak juga dapat melakukan seriation secara

mental, suatu kemampuan yang disebut sebagai transitive inverence.

8

Page 9: 04 - Cognitive Development Revisi

4. kemampuan daya bayang ruang

Pada tahap ini anak lebih mengerti mengenai konsep ruang dibanding tahap sebelumnya.

* Jarak: pengertian mengenai jarak mulai berkembang, dapat membedakan apakah

suatu benda berjarak lebih dekat atau lebih jauh bukannya mengecil atau membesar.

* Arah: dapat menunjukkan arah yang harus ditempuh untuk mencapai suatu tempat.

* Peta kognitif: merupakan representasi mental mengenai ruang yag berskala besar.

Anak dapat menggambarkan penunjuk-penunjuk jalan yang dilewati sepanjang

perjalanan mereka dari rumah ke sekolah.

KETERBATASAN DALAM PEMIKIRAN CONCRETE OPERATIONAL

Pada tahap ini anak berpikir dalam suatu cara yang terorganisir dan logis hanya pada saat

dihadapkan pada permasalahan yang konkret. Pengoperasian secara mental yang mereka

miliki tidak dapat diterapkan pada permasalahan abstrak (hal-hal yang tidak nampak pada

kenyataan). Contohnya anak memiliki kesulitan untuk memecahkan permasalahan seperti:

“Susan lebih tinggi dari Sally dan Sally lebih tinggi dari Mary. Siapa yang paling tinggi?”

2. Piaget menggunakan istilah horizontal decalage (yang berarti berkembang dalam

suatu tahapan) untuk menggambarkan penguasaan konsep logika yang bertahap ini.

Horizontal decalage merupakan salah satu indikasi mengenai kesulitan anak yang

berada dalam tahap concrete operational untuk menyelesaikan permasalahan yang

abstrak. Anak yang berada dalam tahap ini tidak secara langsung memiliki prinsip

logika yang umum dan mengaplikasikannya dalam situasi yang relevan. Sebaliknya

mereka nampak menyelesaikan permasalahan logis yang ada secara terpisah. Anak

tidak secara langsung menguasai logika umum, misalnya dalam masalah

consevation. Anak akan menguasai mengenai angka, diikuti oleh pengertian

mengenai panjang, cairan dan banyaknya lalu diikuti penguasaan mengenai berat.

TAHAP FORMAL OPERATIONAL (MULAI DARI USIA 11 TAHUN)

Kapasitas untuk berpikir secara abstrak dimulai pada sekitar usia 11 tahun. Pada tahap ini

benda atau kejadian-kejadian konkret tidak lagi diperlukan sebagai alat bantu dalam

berpikir.

9

Page 10: 04 - Cognitive Development Revisi

HYPOTHETICO-DEDUCTIVE REASONING

Hypothetico-deductive reasoning merupakan suatu bentuk problem solvingdari tahap

formal operational dimana anak mulai dari teori yang bersifat umum dari segala faktor

yang memungkinkan yang dapat mempengaruhi penyelesaian dari masalah dan membuat

hipotesis yang sesuai yang telah mereka uji sesuai dengan keurutan yang ada. Piaget

mengilustrasikan hal in dalam permasalahan “pendulum”. Mereka akan membandimgkan

pendulum yang berat dengan tali senar yang panjang serta pendulum ringan dengan tali

senar yang pendek. Mereka menguji semua pengaruhnya.

PERENCANAAN

Pada tahap ini anak dapat mengevaluasi kemungkinan-kemungkinan logis (dalam bentuk

verbal) tanpa melihat keadaan nyata. Meski Piaget tidak memandang bahasa memegang

peranan utama dalam perkembangan kognitif, namun ia mengakui bahwa hal tersebut

menjadi penting selama tahap ini. Pemikiran secara abstrak memerlukan suatu sistem yang

didasarkan pada bahasa dari representasi yang ada, yang tidak mewakili dunia nyata seperti

yang ada dalam proses matematika. Pemikiran secara formal operational juga melibatkan

kemampuan verbal mengenai konsep abstrak. Orang dewasa menggunakan kapasitas ini

saat mereka berusaha untuk mencari tau mengenai relasi antara waktu, ruang, dan

permasalahan dalam fisika dan kebebasan dalam berfilosofi dan studi mengenai

permasalahan sosial.

KONSEKUENSI DARI PEMIKIRAN ABSTRAK

Piaget mempercayai bahwa suatu bentuk baru dari sikap egosentris turut muncul seiring

dengan dicapainya tahapan ini, yaitu berupa ketidakmampuan untuk membedakan sudut

pandang yang dimiliki oleh diri sendiri dengan yang dimiliki oleh orang lain. Sebagai

seorang remaja membayangkan apa yang dipikirkan oleh orang lain. Dalam hal ini muncul

2 gambaran dalam berelasi antara diri dengan orang lain yang terganggu. Pertama disebut

sebagai imaginary audience, yaitu keyakinan bahwa mereka adalah pusat dari perhatian dan

kepedulian orang lain. Gangguan kognitif yang kedua adalah personal fable, yaitu

keyakinan bahwa mereka spesial dan unik. Hal inI mengarahkan mereka pada kesimpulan

bahwa orang lain tidak mungkin dapat mengerti pemikiran dan perasaan mereka.

TEORI PIAGET DALAM PENDIDIKAN

10

Page 11: 04 - Cognitive Development Revisi

Teori Piaget memiliki pengaruh yang besar dalam pendidikan, terutama dalam masa pra

sekolah dan sekolah dasar. Berdasarkan teori ini didapat 3 prinsip, yaitu:

1. discovery learning

Anak didorong untuk menemukan segala sesuatunya sendiri melalui interaksi

spontan dengan lingkungan. Guru diharapkan lebih banyak menyediakan berbagai

variasi aktivitas yang ditujukan untuk eksplorasi dibandingkan memberikan materi

yang telah dipersiapkan secara verbal.

2. kepekaan terhadap kesiapan anak untuk belajar

dalam hal ini tidak dilakukan percepatan pada perkembangan yang ada. Piaget

percaya bahwa pengalaman belajar yang sesuai membangun tingkat pemikiran anak

sesuai dengan kondisinya sekarang. Guru memperhatikan dan mendengarkan siswa,

memperkenalkan pengalaman yang memberikan kesempatan kepada mereka untuk

melatih skema berpikir yang baru. Tetapi guru tidak boleh memaksakan

keterampilan baru sebelumanak menunjukkan ketertarikannya atau kesiapannya

karena hal ini dapat berakibat pada penerimaan yang dangkal dibanding pengertian

yang seutuhnya.

3. penerimaan terhadap perbedaan yang dimiliki setiap individu.

Semua anak melalui urutan yang sama dalam perkembangan, namun dalam

kecepatan yang berbeda. Guru harus merancang aktivitas untuk individu dan

kelompok kecil dibanding hanya melakukan perencanaan untuk seluruh kelas. Guru

mengevaluasi kemajuan yang diperoleh dengan membandingkan kemampuan yang

sebelumnya telah dimiliki oleh setiap anak.

11

Page 12: 04 - Cognitive Development Revisi

TEORI SOSIOKULTURAL DARI VYGOTSKY

Lev Vygotsky juga percaya bahwa anak adalah pencari pengetahuan yang aktif, namun ia

tidak memandang hal ini sebagai sesuatu yang berdiri sendiri. Dalam teorinya, kondisi

sosial dan budaya mempengaruhi kognisi anak, kognisi yang dimiliki oleh manusia menjadi

pembawaan dalam dasar bersosialisasi dan berbahasa. Menurut Vygotsky bayi telah

dipersiapkan dengan persepsi dasar, kemampuan untuk memperhatikan, dan kapasitas

memori seperti yang ada pada binatang. Hal-hal tersebut berkembang pada 2 tahun pertama

melalui kontak langsung dengan lingkungan. Perkembangan bahasa yang cepat mengarah

pada perubahan dalam berpikir.

CHILDREN’S PRIVATE SPEECH

Pada anak pra sekolah seringkali didapati bahwa mereka berbicara pada diri sendiri saat

mereka bermain atau mengeksplorasi lingkungan.

* Pandangan Piaget:

Piaget menamakan ungkapan-ungkapan ini sebagai egosentric speech, suatu istilah

untuk menggambarkan kayakinannya bahwa hal tersebut merupakan refleksi dari

ketidakmampuan pada tahap pre operational anak untuk membayangkan sudut

pandang orang lain. Piaget percaya bahwa kematangan kognitif dan pengalaman

sosial tertentu seperti pertentangan dengan teman sebaya pada akhirnya akan

mengakhiri egosentric speech. Melalui berarguman dengan teman sebaya, anak

secara berulang melihat bahwa orang lain memegang sudut pandang berbeda dari

dirinya. Selanjutnya egosentric speech secara bertahap menurun dan digantikan

dengan social speech, dimana anak dapat menyesuaikan apa yang mereka katakan

kepada pendengarnya.

* Pandangan Vygotsky

Vygotsky menentang keras kesimpulan yang dibuat Piaget. Ia memberikan alasan

bahwa anak belajar berbicara pada diri sendiri sebagai self gudance. Bahasa

membantu anak untuk berpikir mengenai aktivitas mental, perilaku, dan tindakan-

tindakan tertentu. Vygotsky menganggap hal tersebut sebagai dari semua proses

kognitif.

12

Page 13: 04 - Cognitive Development Revisi

Vygotsky menduga private speech berlangsung seiring dengan usia, berubah

menjadi bisikan dan gerakan mulut. Lebih jauh, anak yang dengan bebas

menggunakan private speech selama aktivitas yang menantang, menjadi lebih

perhatian dan terlibat dan menunjukkan perbaikan besar dalam penampilannya.

DASAR SOSIAL PERKEMBANGAN KOGNITIF

Vygotsky percaya bahwa semua proses kognitif yang lebih tinggi berkembang melalui

interaksi sosial. Melalui aktivitas bersama yang dilakukan dengan anggota msyarakat yang

lebih matang, anak belajar untuk semakin menguasai aktivitas yang ada dan berpikir dalam

cara yang memiliki arti dalam budayanya. Hal ini kemudian dijelakan melalui zone of

proximal development, yang merupakan suatu jajaran tugas yang belum dapat dilakukan

oleh anak seorang diri tapi dapat dilakukan dengan bantuan individu yang lebih

berpengalaman.

* Interaksi sosial yang efektif

Untuk meningkatkan perkembangan kognitif, dalam interaksi sosial harus terkandung

beberapa komponen:

1. intersubjectivity: merupakan suatu proses dimana 2 orang partisipan yang memulai

suatu tugas dengan pengertian-pengertian berbeda, sampai pada suatu pengertian

yang dapat dibagikan.

2. scaffolding: perubahan kualitas dari dukungan selama sesi pengajaran dimana orang

dewasa menyesuaikan bantuan yang mereka berikan agar sesuai dengan tingkatan

tampila yang dapat ditunjukkan oleh anak. Instruksi langsung ditawarkan saat

adanay tugas baru, bantuan yang diberikan semakin dikurangi seiring dengan

meningkatnya kompetensi.

PANDANGAN VYGOTSKY MENGENAI MAKE BELIEVE PLAY

Sesuai dengan penekanannya menganai pengalaman sosial dan bahasa sabagai unsur vital

dalam perkembangan kognitif, Vgotsky menganggap permainan berpura-pura sebagai

sesuatu yang unik, secara luas mempengaruhi zone of proxilam development dimana anak

mencapai kemajuan dengan sendirinya saat mereka mencoba berbagai keterampilan yang

menantang. Menurut Vygotsky pada awalnya anak menciptakan situasi imajiner, mereka

13

Page 14: 04 - Cognitive Development Revisi

belajar untuk bertingkah laku yang sesuai dengan ide yang ada, bukan hanya sebagai respon

dari stimulus eksternal. Objek substitusi menjadi penting dalam proses ini. Saat berpura-

pura, anak secara berkelanjutan menggunakan suatu objek untuk menjadi individu lain.

Unsur kedua dalam permainan berpura-pura adalah aturan dasarnya yang alamiah, yang

juga memperkuat kapasitas anak untuk berpikir sebelum bertindak. Permaina ini menurut

Vygotsky secara konstan menuntut anak bertingkah laku berlawanan dengan impulsnya

karena mereka harus menyesuaikan diri kedalam situasi permainan.

TEORI VYGOTSKY DALAM PENDIDIKAN

Teori Vygotsky menawarkan pandangan baru dalam pengajaran dan pmbelajaran, yang

ditekankan pada pentingnya konteks sosial dan kolaborasi.

Persamaan yang ada antara teori Piaget dengan tori Vygotsky dalam pendidikan adalah

adanya kesempatan untuk secara aktif berpartisipasi dan penerimaan dari perbedaan-

perbedaan yang dimiliki oleh individu. Meski begitu penerapan dalam teori Vygotsky

bejalan diluar penerapan yang independen, mengungkapkan perlunya penemuan yang

dibantu. Guru membimbing proses pembelajaran yang dijalani oleh anak, merancang

intervensi bagi setiap zone of proximal development. Hal ini juga dilakukan oleh kolaborasi

dari teman sebaya.

* PENGAJARAN YANG TIMBAL BALIK

Merupakan suatu metode pengajaran yang didasarkan pada teori Vygotsky dimana guru

dan 2 atau 4 orang siswa berkolaborasi membentuk kelompok belajar. Perbincangan yang

terjadi membentuk zone of proxilam development dimana pengertian dalam membaca

meningkat.

* PEMBELAJARAN SECARA KOOPERATIF

Meski pengajaran yang timbal balik menggunakan kolaborasi teman sebaya, guru hadir

untuk memberikan bimbingan, membantu untuk memastikan hal tersebut berjalan dengan

lancar. Saat ini kolaborasi teman sebaya banyak digunakan, namun beberapa bukti

menunjukkan perkembangan hanya terjadi dalam kondisi-kondisi tertentu. Faktor yang

penting dalam hal ini adalah pembelajaran secara kooperatif, yang merupakan suatu

lingkungan pembelajaran dimana kelompok-kelompok teman sebaya bekerja menurut

tujuan yang sama.

14