111815090-5-ekstraksi

Upload: akmal-alkhawarizmy

Post on 18-Oct-2015

18 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 5/27/2018 111815090-5-EKSTRAKSI

    1/9

    LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK

    EKSTRAKSI

    Oleh :

    Nama : Rinda Mailisa D.

    NRP : 103020046

    Kelompok : B

    Asisten : Annisa Khaira Wikaningtyas

    LABORATORIUM KIMIA ANALITIK

    JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS PASUNDAN

    BANDUNG

    2011

  • 5/27/2018 111815090-5-EKSTRAKSI

    2/9

    Loporan Praktikum Ekstraksi

    Laboratorium Kimia Analitik 2011-2012

    EKSTRAKSI

    Oleh:

    Rinda Meilisa Dewi

    103020046

    Intisari

    Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan kelarutannya

    terhadap 2 cairan yang tidak saling larut.Tujuan percobaanekstraksi adalah untuk menentukan

    koefisien distribusi I2 dalam sistem H2O CCl4 dan untuk memisahkan suatu larutan sehingga

    menghasilkan ekstraksi dari larutan tersebut. Prinsip percobaan ekstraksi adalah berdasarkan

    pada waktu pengambilan zat dari campuran larutan oleh zat ketiga yang tidak bereaksi denganlarutan tersebut dan hanya bereaksi dengan penyortirnya.

    Hasil pengamatan percobaan ekstraksi adalah corong 1 diperoleh hasil yaitu I2 dalam

    CCl4adalah 9 ml dan pada saat titrasi diperoleh 4,3 ml sedangkan I2dalam H2O adalah 120 mldan pada saat titrasi diperoleh 27,6 ml, [I2]CCl4 adalah 0,048 N [I2] H2O adalah 0,023 N dan Kd

    adalah 2,522. Pada corong 2 diperoleh hasil yaitu I2dalam CCl4adalah 5 ml dan pada saat titrasi

    diperoleh 2,9 ml sedangkan I2 dalam H2O adalah 120 ml dan pada saat titrasi diperoleh 28,6

    ml,[I2]CCl4 adalah 0,054 N [I2] H2O adalah 0,023 N dan Kd adalah 0,4 .

    PENDAHULUAN

    Waktu Percobaan

    Waktu dan tempatpelaksanaan percobaan ekstraksi

    adalah pada hari Rabu, 26 Oktober

    2011, di Laboratorium Kimia

    Analitik, lantai 4 Gedung Jalak

    Harupat.

    Tujuan Percobaan

    Tujuan percobaan ekstraksi

    adalah untuk menentukan koefisien

    distribusi I2 dalam sistem H2O

    CCl4 dan untuk memisahkan suatularutan sehingga menghasilkan

    ekstraksi dari larutan tersebut.

    Prinsip Percobaan

    Prinsip percobaan ekstraksi

    adalah berdasarkan pada waktu

    pengambilan zat dari campuran

    larutan oleh zat ketiga yang tidakbereaksi dengan larutan tersebut dan

    hanya bereaksi dengan penyortirnya.

    Reaksi PercobaanReaksi yang terjadi pada

    percobaan ini antara lain:

    I2+ S2O32- 2I-+ S4O6

    2-

    BAHAN, ALAT, DAN METODE

    PERCOBAAN

    Bahan yang DigunakanBahan-bahan yang digunakan

    pada percobaan ekstraksi adalah I2

    jenuh, aquadest, CCl4, H2SO4, KI

    padat, amilum,dan Na2S2O3.

    Alat yang Digunakan

    Alat-alat yang digunakanpada percobaan ekstraksi adalah

    pipet pisah, gelas ukur, erlenmeyer,

    buret, pipet tetes, klem, dan statif.

  • 5/27/2018 111815090-5-EKSTRAKSI

    3/9

    Loporan Praktikum Ekstraksi

    Laboratorium Kimia Analitik 2011-2012

    Metode Percobaan

    Gambar 1. Metode Percobaan Ekstraksi

    Dimasukkan

    ke dalam

    erlenmeyer

    250 ml + as.

    Sulfat 5 ml

    dan KI padat 1

    gram

    Dititrasi dengan larutan

    Na2S2O30,1N hingga

    warna kuning jerami +

    10 tetes amilum dititrasi

    kembali hingga TAT

    biru -> hilang

    Dimasukkan 20 ml I2

    jenuh + 100 ml aquades+ CCl410 ml

    Lapisan bawah

    dipindahkan dan

    diukur volumenya

    Lapisan atas

    dipindahkan dan

    diukur volumenya

    Dimasukkan

    ke dalam

    erlenmeyer

    250 ml + as.

    Sulfat 5 ml

    dan KI padat 1

    gram

    NB: Lakukan metode yang sama tetapi pada saan mengekstraksi kloroform

    yang di pakai menjadi 5 ml

  • 5/27/2018 111815090-5-EKSTRAKSI

    4/9

    Loporan Praktikum Ekstraksi

    Laboratorium Kimia Analitik 2011-2012

    HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

    Hasil Pengamatan

    1.Hasil Pengamatan Lapisan Bawah I2dalam CCl4

    Tabel 1. Hasil Pengamatan Lapisan Bawah I2dalam CCl4

    Volume

    Lapisan

    Corong 1 Corong 2

    Awal Akhir Selisih Awal Akhir Selisih

    9 ml 0 ml 4,3 ml 4,3 ml

    5 ml 0 ml 2,9 ml 2,9 ml

    (Sumber: Rinda Mailisa D., Meja 6)

    2. hasil Pengamatan Lapisan Atas I2dalam H2O

    Tabel 2. Hasil Pengamatan Lapisan Atas I2 dalam H2O

    Volume

    Lapisan

    Corong 1 Corong 2

    Awal Akhir Selisih Awal Akhir Selisih

    120 ml 4,3 ml 31,9 ml 27,6 ml

    120 ml 3 ml 31,6 ml 28,6ml

    (Sumber: Rinda Mailisa D., Meja 6)

    PembahasanBerdasarkan hasil pengamatan

    corong 1 diperoleh hasil yaitu I2dalam CCl4 adalah 9 ml dan pada

    saat titrasi diperoleh 4,3 ml

    sedangkan I2dalam H2O adalah 120

    ml dan pada saat titrasi diperoleh

    27,6 ml, [I2]CCl4 adalah 0,048 N [I2]

    H2O adalah 0,023 N dan Kd adalah

    2,522. Pada corong 2 diperoleh hasil

    yaitu I2dalam CCl4adalah 5 ml dan

    pada saat titrasi diperoleh 2,9 ml

    sedangkan I2dalam H2O adalah 120

    ml dan pada saat titrasi diperoleh

    28,6 ml, [I2]CCl4adalah 0,054 N [I2]

    H2O adalah 0,023 N dan Kd adalah

    0,4 .

    Metode percobaan ekstraksi

    yaitu pertama dimasukkan 20 ml I2

    jenuh ke dalam pipet pemisah, lalu

    ditambahkan aquadest 100 ml dan

    CCl4 10 ml, kemudian dikocok

    (searah) selama 30 menit, pada

    selang menit kran pipet pemisah

    haruslah sering dibuka karenadidalam pipet pemisah tergapat CO2yang diuapkan oleh CCl4. Fungsi

    CCl4 sendiri adalah sebagai zat

    ketiga yang melarutkan I2 dan H2O,

    fungsi I2 adalah sebagai pelarut atau

    zat organik, sedangkan fungsi H2O

    adalah sebagai pelarut organik.

    Hasil ekstraksi yang sudak

    dikocok selama 30 menit kemudian

    didiamkan 10 menit agar

    menghasilkan endapan I2. Setelah ituendapan dimasukkan ke dalam gelas

    ukur untuk dihitung volume yang

    didapat, kemudian I2 dalam CCl4

    yang didapat dimasukkan kedalam

    labu erlenmeyer ditambahkan asam

    sulfat untuk mempercepat jalannya

    reaksi dan ditambahkan KI padat

    sebanyak 1 gram dan dititrasi

    menggunakan Na2S2O3. Ulangi

  • 5/27/2018 111815090-5-EKSTRAKSI

    5/9

    Loporan Praktikum Ekstraksi

    Laboratorium Kimia Analitik 2011-2012

    percobaan tetapi pada saat

    mengekstraksi volume kloroform

    menjadi 5 ml.

    Pengaruh adanya pelarut lain

    yang tercampur pada pelarut pertamadapat menambah kelarutannya bila

    pelarut kedua tersebut bereaksi

    dengan zat tertentu. Jenis ikatan

    mempengaruhi kelarutan kompleks

    pada fase organik. Kelarutan elektolit

    pada medium yang sangat polar akan

    bertambah dengan gaya elektrostatik.

    Kelarutan zat pada air atau alkohol

    lebih ditentukan oleh kemampuan zat

    tersebut membentuk ikatan hidrogen.

    Kelarutan zat aromatik pada fase

    organik sebanding dengan kerapatan

    elektron pada inti aromatik dari

    senyawa-senyawa tersebut. Garam-

    garam logam tidak dapat larut sebab

    bersifat sebagai elektrolit kuat

    (Khopkar, 2007).

    Salah satu penyebeb harga Kd

    adalah penambahab KI, dimana iod

    berbanding dengan air, sehingga

    setelah pengocokkan bersama-samakemudian didiamkan akan

    membentuk dua lapisan, yaitu

    lapisan bawah dan lapisan atas. CCl4

    dapat lebih kuat mengekstraksi KI

    (Khopkar, 1990).

    Iod jauh lebih dapat larut dalam

    larutan kalium iodida daripada dalam

    air; ini disebabkan oleh terbentuknya

    ion tri-iodida, I3-. Kesetimbangan

    berikut berlangsung dalam suatu

    larutan seperti itu :I2 + I

    - I3

    -

    Jika larutan itu dititrasi dengan

    larutan natrium tiosulfat, konsentrasi

    iod total sebagai I2 bebas dan I3-

    tidak bebas, diperoleh karena, segera

    sesudah iod dihilangkan akibat

    interaksi dengan tiosulfat, sejumlah

    iod baru saja dibebaskan dari tri-

    iodida agar kesetimbangan tidak

    terganggu. Namun jika larutan

    dikocok dengan karbon tetraklorida,

    dalam mana iod saja yang dapat

    larut cukup banyak, maka iod dalam

    lapisan organikberada dalamkesetimbangan dengan iod bebas

    dalam larutan air (Svehla, 1985).

    Faktor kesalahan pasa ekstraksi

    adalah sebagai berikut:

    Suhu

    pH

    Pengocokkan yang tidak

    stabil

    Pengocokkan yang telalu

    cepat Pengocokkan yang terlalu

    lambat

    Peralatan yang kurang bersihEkstraksi adalah suatu proses

    pemisahan suatu zat berdasarkan

    perbedaan kelarutannya terhadap dua

    cairan tidak saling larut yang

    berbeda, biasanya air dan yang

    lainnya pelarut organik, yang pada

    dasarnya tidak saling bercampur dan

    menimbulkan perpindahan satu ataulebih zat terlarut ke dalam pelarut

    kedua itu. Cukup diketahui bahwa

    zat-zat tertentu lebih mudah larut

    dalam pelarut-pelarut tertentu

    dibandingkan dengan pelarut-pelarut

    yang lain, bila cairan-cairan tertentu

    seperti karbon disulfida dan air, dan

    juga eter dan air, dikocok bersama-

    sama dalam suatu bejana dan

    campuran kemudian dibiarkan, maka

    kedua cairan akan memisah menjadidua lapisan(Svehla, 1985).

    Partikel-partikel zat terlarut

    antara dua cairan yang tidak campur

    menawarkan banyak kemungkinan

    yang menarik untuk pemisahan

    analitis. Seringkali pemisahan secara

    ekstraksi dapat dilakukan dalam

    beberapa menit, teknik itu dapat

    diterapkan untuk suatu batas-batas

  • 5/27/2018 111815090-5-EKSTRAKSI

    6/9

    Loporan Praktikum Ekstraksi

    Laboratorium Kimia Analitik 2011-2012

    konsentrasi yang luas, dan telah

    dipakai secara ekstensif untuk isolasi

    isotop-isotop bebas pembawa dalam

    jumlah yang sangat sedikit yang

    diperoleh baik dari transmutasi nuklirmaupun dari material-material

    industri yang dihasilkan dalam

    jumlah ton. Pemisahan ekstrasi

    pelarut biasanya bersih dalam arti

    tidak ada analogi kopresipitasi

    dengan sistem sejenis itu

    (Underwood, 1999).

    Mekanisme ekstraksi adalah

    proses distribusi dari zat yang

    terekstraksi ke fase organik. Proses

    ekstraksi pelarut berlangsung tiga

    tahap, yaitu:

    (1) pembentukan kompleks tidak

    bermuatan yang merupakan

    golongan ekstraksi,

    (2) distribusi dari kompleks yang

    terekstraksi, dan

    (3) interaksinya yang mungkin dalam

    fase organik (Khopkar, 2007).

    Memahami teknikpembentukan

    ion kompleks tidak bermuatan,sebaiknya kita tinjau masing-masing

    tahap secara terperinci.Pembentukan

    kompleks tidak bermuatan

    merupakan tahap paling penting

    dalam ekstraksi. Jelaslah bahwa

    kompleks bermuatan tidak akan

    terekstraksi sehingga mutlak

    kompleks diekstraksi harus tanpa

    muatan. Kompleks tidak bermuatan

    dapat dibentuk melalui proses

    pembentukan khelat yaitu khelatnetral, solvasi atau pembentukan

    pasangan ion (Khopkar, 2007).

    Fenomena solvasi ataupun

    pada ekstraksi yang melibatkan

    pembentukkan pasangan ion

    kompleks yang terbentuk dapat

    berupa anion dan kation yang

    berasosiasi dengan masing-masing

    kation atau anion lain untuk

    menghasilkan kompleks tidak

    bermuatan yang dapat diekstraksi ke

    fase organik. Pada tahap ini penting

    untuk memperhatikan sifat kompleks

    logam dan faktor-faktor yangmempengaruhi pembentukannya

    akan dilihat juga kompleks

    koordinasinya. Kestabilan kompleks

    koordinasi tergantung pada

    keasaman ion logam, kebasaan ligan

    yang akan berkoordinasi,

    pertimbangan stereokimia, serta

    konfigurasi kompleks yang

    terbentuk. Kompleks yang terbentuk

    dapat berupa khelat atau bukan

    khelat dapat juga berupa kompleks

    koordinasi sederhana ataupun

    kompleks dengan asam bervalensi

    tinggi (Khopkar, 2007).

    Tahap yang penting pada

    mekanisme ekstraksi adalah proses

    distribusi dari zat yang terekstraksi

    ke fase organik. Distribusi tersebut

    bergantung pada bermacam faktor,

    antara lain: kebasaan ligan, faktor

    stereokimia dan adanya garam padasistem ekstraksi. Kelarutan kompleks

    logam selain ditetapkan oleh

    perbandingan koefisien distribusinya

    juga ditentukan oleh perubahan

    koefisien aktivitas zat terlarut pada

    masing-masing fase. Pengaruh

    adanya pelarut lain yang tercampur

    pada pelarut pertama dapat

    menambah kelarutannya bila pelarut

    kedua tersebut bereaksi dengan zat

    terlarut. Jenis ikatan mempengaruhikelarutan kompleks pada fase

    organik.Garam-garam logam tidak

    dapat larut sebab bersifat sebagai

    elektrolit kuat.Sifat kelarutan khelat

    atau asosiasi ion (baik solvasi atau

    kompleks pasangan ion) sangat

    penting pada mekanisme ekstraksi

    (Khopkar, 2007).

  • 5/27/2018 111815090-5-EKSTRAKSI

    7/9

    Loporan Praktikum Ekstraksi

    Laboratorium Kimia Analitik 2011-2012

    Tiga metode dasar pada

    ekstraksi cair-cair adalah ekstraksi

    bertahap (batch), ekstraksi kontinyu,

    dan ekstraksi counter current.

    Ekstraksi bertahap merupakan carayang paling sederhana. Caranya

    cukup dengan menambahkan pelarut

    pengekstraksi yang tidak bercampur

    dengan pelarut semula kemudian

    dilakukan pengocokan sehingga

    terjadi kesetimbangan konsentrasi zat

    yang akan diekstraksi pada kedua

    lapisan, setelah ini tercapai lapisan

    didiamkan dan dipisahkan

    (Khopkar, 2007).

    Metode ini sering digunakan

    untuk pemisahan analitik.

    Kesempurnaan ekstraksi tergantung

    pada banyaknya ekstraksi yang

    dilakukan. Hasil yang baik diperoleh

    jika jumlah ekstraksi yang dilakukan

    berulangkali dengan jumlah pelarut

    sedikit-sedikit. Ekstraksi bertahap

    baik digunakan jika perbandingan

    distribusi besar.Alat yang biasa

    digunakan pada ekstraksi bertahapadalah corong pemisah. Ekstraksi

    kontinyu digunakan apabila

    perbandingan distribusi relatif kecil

    sehingga untuk pemisahan yang

    kuantitatif diperlukan berapa tahap

    ekstraksi. Efisiensi yang tinggi pada

    ekstraksi kontinyu tergantung pada

    viskositas fase dan faktor-faktor lain

    yang mempengaruhi kecepatan

    tercapinya kesetimbangan. Efisiensi

    ekstraksi dapat ditingkatkan denganmenggunakan luas kontak yang

    besar. Volume setengah ekstraksi

    adalah volume pengekstraksi pelarut

    yang diperlukan untuk menurunkan

    zat terekstraksi menjadi setengah

    kalinya (Khopkar, 2007).

    Ekstraksi kontinyu counter

    current, fase cair pengekstraksi

    dialirkan dengan arah yang

    berlawanan dengan larutan yang

    mengandung zat yang akan

    diekstraksi. Biasanya digunakan

    untuk pemisahan zat, isolasi ataupun

    pemurnian. Sangat bermanfaat untukfraksionasi senyawa organik tetapi

    kurang bermanfaat untuk senyawa-

    senyawa anorganik. Secara umum,

    pemilihan metode yang digunakan

    tergantung pada perbandingan

    distribusi zat terlarut dan zat-zat lain

    yang bercampur dan mengganggu

    pemisahan (Khopkar, 2007).

    Pemisahan yang ideal oleh

    ekstraksi pelarut, semua bahan yang

    diinginkan akan larut dalam satu

    pelarut dan semua bahan yang tidak

    diinginkan akan larut dalam pelarut

    yang lain. Pemindahan semua atau

    tidak satupun dari satu pelarut ke

    pelarut yang lain yang demikian itu

    jarang, dan besar kemungkinannya

    untuk didapatkan campuran bahan

    yang hanya berbeda sedikit dalam

    kecenderungannya untuk berpindah

    dari pelarut yang satu ke yang lain.Jadi satu kali pemindahan tidak akan

    berakibatkan pemisahan yang

    benar-benar murni. Dalam

    mempertimbangkan bagaimana

    kedua fase boleh dipakai secara

    berulang-ulang, dapat dibedakan

    menurut empat derajat kesukaran

    (Underwood, 1999).

    Pertama secara sederhana

    adalah satu hubungan yang tunggal.

    Kedua, satu fase dapat dipakaikembali untuk mengadakanhubungan

    dengan bagian yang baru dari fase

    yang kedua. Hal ini harus

    diperhatikan apabila suatu bahan

    terdapat dalam jumlah kuantitatif

    dalam satu fase, sedangkan bahan

    yang lain terbagi-bagi antara kedua

    fase.Sebuah contoh pada larutan air

    harus diekstraksi ulang dengan suatu

  • 5/27/2018 111815090-5-EKSTRAKSI

    8/9

    Loporan Praktikum Ekstraksi

    Laboratorium Kimia Analitik 2011-2012

    bagian pelarut organik secara

    berturut-turut. Alat ekstrasi soxhlet

    dapat digolongkan dalam hal ini

    sebagai teknik untuk melakukan

    pengendapan kembali dalam analisagravimetri. Ketiga, satu fase dapat

    bergerak sambil mengadakan kontak

    dengan fase kedua yang tetap tinggal.

    Fase bergerak boleh bergerak

    terus-menerus, seperti pada beberapa

    teknik kromatografi, atau pada suatu

    seri langkah keseimbangan.

    Beberapa teknik dari bentuk ini telah

    dinyatakan dengan istilah counter

    current. Keempat, kita mencatat cara

    counter current yang sebenarnya,

    dengan ketentuan kedua fase

    bergerak, selalu berhubungan satu

    sama lain, dalam arah yang

    berlawanan (Underwood, 1999).

    Distribusi bertingkat adalah

    contoh yang nyata dari proses

    counter current, cairan untuk

    merefluks bergerak terus-menerus ke

    dalam kolom destilasi yang

    berhubungan dengan uap yang naik.Proses counter current adalah

    pemakaian yang luas oleh ahli teknik

    kimia dalam perencanaan kerja

    dengan ukuran yang luas

    (Underwood, 1999).

    Zat-zat tertentu lebih mudah

    larut dalam pelarut-pelarut tertentu

    dibandingkan dengan pelarut-pelarut

    yang lain. Jadi iod jauh lebih dapat

    larut dalam karbon disulfide,

    kloroform, atau tetraklorida daripadadalam air. Lagi pula, bila cairan-

    cairan tertentu seperti karbon

    disulfida dan air, dan juga eter dan

    air, dikocok bersama-sama dalam

    satu bejana dan campuran kemudian,

    dibiarkan maka kedua cairan akan

    memisah menjadi dua lapisan

    (Svehla, 1990).

    Hukum distribusi dapat

    dirumuskan: bila suatu zat terlarut

    terdistribusi antara pelarut yang tidak

    dapat bercampur, maka pada suatu

    temperatur yang konstan untuk tiapspesi molekul terdapat angkabanding

    distribusi yang konstan antara dua

    pelarut itu dan angka banding

    distribusi ini tidak tergantung pada

    spesi molekul lain yang mungkin

    ada. Harga angkabanding berubah

    dengan sifat dasar kedua pelarut,

    sifat dasar zat terlarut, dan

    temperatur. Mengambil suatu zat

    terlarut dari dalam larutan air oleh

    suatu pelarut yang tak dapat campur

    dengan air disebut ekstraksi (dengan)

    pelarut (Svehla, 1990).

    KESIMPULAN DAN SARAN

    Kesimpulan

    Kesimpulan dari percobaan

    ekstraksi adalah corong 1 diperoleh

    hasil yaitu I2 dalam CHCl3 adalah 9

    ml dan pada saat titrasi diperoleh 4,3

    ml sedangkan I2 dalam H2O adalah120 ml dan pada saat titrasi diperoleh

    27,6 ml, [I2]CHCl3 adalah 0,048 N

    [I2] H2O adalah 0,023 N dan Kd

    adalah 2,522. Pada corong 2

    diperoleh hasil yaitu I2dalam CHCl3

    adalah 5 ml dan pada saat titrasi

    diperoleh 2,9 ml sedangkan I2dalam

    H2O adalah 120 ml dan pada saat

    titrasi diperoleh 28,6 ml,[I2]CHCl3

    adalah 0,054 N [I2] H2O adalah 0,023

    N dan Kd adalah 0,4 .

    SaranPercobaan ekstraksi bersifat

    sangat hati-hati, disarankan agar

    berhati-hati dalam menggunakan

    pipet pemisah dan juga harus teliti

    ketika membedakan antara lapisan

    bawah dengan lapisan atas pipet

    sehingga dalam proses titrasinya

  • 5/27/2018 111815090-5-EKSTRAKSI

    9/9

    Loporan Praktikum Ekstraksi

    Laboratorium Kimia Analitik 2011-2012

    tidak salah dan proses pengocokan

    campurannya juga harus sampai

    benar-benar terpisah, dan teliti sesuai

    ketentuan yang ada dalam prosedur.

    DAFTAR PUSTAKA

    Anonimous, (2011), Ekstraksi

    http:google

    Permanganometri.com,

    Accesses Oktober 31.

    Khopkar, S.M, (2007), Konsep

    Dasar Kimia Analitik(hal 87;88-89; 94; 100; 101-102),

    Universitas Indonesia, Jakarta.

    Underwood, A. L dan Day, R. A,

    (1999), Analisa kimia

    Kualitatif, Edisi kelima (hal

    451; 458-459), PT Erlangga,

    Jakarta.

    Svehla, G. (1985), Analisis

    Anorganik Kualitatif Makro

    dan Semimakro, Edisi kelima

    (139; 140; 142), PT Kalman

    Media Pustaka, Jakarta.