2009070310510004312455

Upload: anita-karolina

Post on 13-Jul-2015

144 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENGARUH LABA AKUNTANSI, TOTAL ARUS KAS DAN NET PROFIT MARGIN TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN ASURANSI YANG TERDAFTAR PADA BURSA EFEK INDONESIA

SKRIPSI Oleh Nama : FATHUL HILAL PK

Nomor Mahasiswa : 04.312.455 Program Studi : Akuntansi

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2009

PENGARUH LABA AKUNTANSI, TOTAL ARUS KAS DAN NET PROFIT MARGIN TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN ASURANSI YANG TERDAFTAR PADA BURSA EFEK INDONESIA

SKRIPSI Disusun dan diajukan untuk memenuhi syarat ujian akhir guna memperoleh gelar Sarjana jenjang Strata 1 Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia

Oleh Nama : FATHUL HILAL PK

Nomor Mahasiswa : 04.312.455 Program Studi : Akuntansi

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2009

ii

ABSTRAK Salah satu aspek yang dijadikan bahan pertimbangan oleh investor dalam melakukan investasi adalah laba akuntansi. Investor juga menggunakan informasi arus kas sebagai ukuran kinerja perusahaan. Penelitian ini berusaha untuk mengetahui pengaruh laba akuntasi, dan total arus kas terhadap return saham pada perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2007. Selain itu, penelitian ini juga memasukkan variabel Net Profit Margin (NPM) sebagai variabel yang mempengaruhi return saham perusahaan. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh laba akuntasi, total arus kas, dan Net Profit Margin (NPM) terhadap return saham pada perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan untuk mengetahui variabel yang mempunyai pengaruh paling besar terhadap return saham pada perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh saham perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2002 - 2007. Sampel diambil berdasarkan kriteria tertentu atau judgement sample. Teknik analisis data menggunakan regresi linier berganda yang dilanjutkan dengan uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan dari periode tahun 2002 sampai tahun 2007, laba akuntansi tidak mempunyai pengaruh signifikan secara sendiri-sendiri (parsial) terhadap return saham yang ditunjukkan dengan koefisien regresi sebesar 0,000000208 dengan t-hitung sebesar 0,072 yang lebih besar daripada tingkat signifikansi sebesar 5% atau 0,05. Total arus kas juga tidak mempunyai pengaruh signifikan secara sendiri-sendiri (parsial) terhadap return saham selama periode tahun 2002 sampai tahun 2007 yang ditunjukkan dengan koefisien regresi sebesar 0,000000512 dan t hitung sebesar 0,176 pada tingkat signifikansi 0,861 yang lebih besar daripada tingkat signifikansi sebesar 5% atau 0,05. Net Proft Margin (NPM) mempunyai pengaruh signifikan dengan arah positif terhadap return saham baik secara sendiri-sendiri (parsial) ataupun secara bersama-sama (simultan). Net Proft Margin (NPM) mempunyai pengaruh signifikan baik secara sendiri-sendiri (parsial) maupun secara bersama-sama (simultan) terhadap return saham. Net Proft Margin (NPM) mempunyai pengaruh paling dominan terhadap variabel return saham dibandingkan dengan variabel bebas lainnya yang mempengaruhi return saham. Hal ini ditunjukkan dengan koefisien regresi standar sebesar 0,335 yang lebih besar dibandingkan variabel bebas lainnya. Kata kunci : Laba Akuntansi, Total Arus Kas, Net Profit Margin, Perusahaan Asuransi

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya Ini Kupersembahkan Untuk : Ayahanda Tercinta Drs. Lukman M.Ag Ibunda Trcinta Dra. Nienuk Samini Adikku Kiki dan Dheia Semua Teman-teman FE UII

vii

MOTTO Success is not the key to happines . happiness is the key to success. If you love what you are doing, you will be successful.

Nobody can go back and start a new beginning, but anyone can start today and make a new ending.

Orang yang berhati-hati akan berhasil mencapai apa yang dicitacitakannya, dan orang yang selalu berusaha melakukan kebaikan akan mendapatkan kemenangan. Terburu-buru adalah kemandulan, dan keinginan adalah kebangkrutan.

Orang Muslim adalah orang yang jika orang muslim lainnya tidak merasa terganggu oleh lisan dan tangannya. Sedangkan orang mukmin adalah orang yang membuat orang lain merasa aman terhadap darah dan hartanya. (Al-Hadist)

viii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb. Alhamdulillahhirrobbilalamin Segala Puji dan Syukur kepada Allah SWT. atas segala Rahmat dan Hidayah-Nya, serta Sholawat dan Salam semoga tetap tercurah kepada Junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW. sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul PENGARUH LABA AKUNTANSI, TOTAL ARUS KAS DAN NET PROFIT MARGIN TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN ASURANSI YANG TERDAFTAR PADA BURSA EFEK INDONESIA. Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam rangka menyelesaikan studi dan untuk memperoleh gelar Sarjana Strata-1 di Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia. Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, pengarahan, doa dan dukungan dari berbagi pihak yang dengan ketulusan, kasih sayang, dan pengorbanannya memberikan bantuannya kepada penulis. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak Prof. Dr. H. Edy Suandi Hamid, M. Ec selaku Rektor Universitas Islam Indonesia. 2. Bapak Drs. Asmai Ishak, M.Bus, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia.

ix

3. Bapak Drs. Johan Arifin, M.Si, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah dengan penuh kesabaran memberikan bimbingan, ilmu, saran dan masukan yang sangat berguna dalam penyusunan skripsi ini. 4. Ayahanda dan Ibunda Tercinta, terimakasih atas didikan dan bimbingannya, lahir maupun batin, terrima kasih untuk semua kasih sayang yang telah engkau berikan. Terima kasih untuk semuannya. 5. Seluruh Keluarga Besar di Magetan dan di Jawa Timur, terimakasih untuk semua perhatian, kebaikkan dan kasih sayang yang telah diberikan kepadaku selama ini, terimakasih banyak. 6. Seluruh Keluarga Besar di Pagar Alam Sumatera Selatan, terimakasih untuk semua perhatian dan dukungan yang telah diberikan kepadaku selama ini, terimakasih banyak. 7. Orang Tua Angkatku, Papa dan Mama beserta Icha terima kasih banyak atas semua Doa dan dukungannya. 8. Kak Agus, Ayuk Eli, Sari (Ai) terima kasih untuk semua dukungan baik moril maupun sepirituil. Terima kasih banyak ya. 9. Para Dosen di Fakultas Ekonomi UII Khususnya Program Studi Akuntansi. Tak lupa kepada segenap pegawai, karyawan, dan satpam di Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia. Terima kasih saya ucapkan atas kerja samanya. 10. Teman-teman Seperjuanganku baik yang masih berjuang maupun yang sudah lulus (Hendra, Bang Jack, Ragil, Danang, Joko, Satria, Antok, Bagus, Fathil, Fandhy, Andi, Yansyah, Aga, Maya, Diah, Nur, Sinta, Diana, Eka, Dina, Rere,

x

Ana dan Wulan tanpa kalian semua, Hidupku di Jogja ini Sepi, thanks untuk Kebersamaan, Perhatian dan Kepedulian kalian selama ini. Semuanya akan menjadi Kenangan yang Berarti dalam hidupku. Tetap Semangat...!!! Perjalanan Kita Masih Panjang Sahabat. 11. Terimakasih Mas Ilham untuk semua bimbingan, waktu, kesabaran dan saran yang telah diberikan selama ini. 12. Teman-teman Lembaga Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia Periode Kepemimpinan Ridwan Pasolo, terimakasih untuk Kerjasama, Pengalaman dan Pembelajaran yang telah kalian berikan. 13. Teman-teman KKN Unit 18, Veron, Puspah, Seto, Intan, Lia, Irfan, Aldo, Ria dan Adfiko beserta keluarga besar Bapak Dukuh. Kenangan Indah bersama kalian selama kurang lebih 3 bulan di Dusun Kwadungan tak akan pernah kulupakan. 14. Keluarga besar Bapak Harto, Terima Kasih atas semua Kebaikkannya selama ini. Terimakasih. 15. Keluarga besar Bapak Giman terimakasih atas semua perhatian, petunjuk, dan kebaikkannya selama ini. Terima kasih telah membuatku merasa nyaman di Jogja seperti di rumah sendiri. 16. Thanks Special for all Memories to Maya Dini Agus Wina. Terimakasih karena telah pernah menjadi bagian Terindah dalam Hidupku. 17. Seluruh Komunitas FE UII dan pihak-pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu terimakasih atas segala bantuan yang telah diberikan.

xi

18. Teman-teman Jurusan Akuntansi Angkatan 2004 Kelas A Semester 1 dulu. Wah pada menghilang satu persatu nih...Terimakasih ya untu semuanya, walaupun pada jauh tapi khan tetap satu hati dan tetap kompak. 19. Teman-teman dan Kakak-kakak beserta Pembina PRAMUKA yang ada di KWARDA Bengkulu, Thanks for all and tetap Solid selalu ya... 20. Teman-temanku yang jauh di Bengkulu yang selalu memberi Dukungan (Dede, Toni, Eko, Ujek, Udin, Wiliam, Deni, Dian, Tuti) Thanks Berat ya Bro... 21. Teman-teman Akuntansi Semuanya yang telah banyak membantuku dan mau membimbingku yang tidak bisa aku sebutkan satu persatu dari angkatan 1999, 2000, 2001, 2002, 2003, 2004, 2005, 2006, 2007 Thanks for you all my friends. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi seluruh pembaca. Amin, Amin Ya Robbhal Alamiin...

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Yogyakarta,... Januari 2009

Penulis

xii

DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul ............................................................................................... i Halaman Judul Skripsi .................................................................................. Halaman Pernyataan Bebas Plagiarisme ....................................................... Halaman Pengesahan Skripsi ......................................................................... Halaman Pengesahan Ujian Skripsi .............................................................. Abstrak .......................................................................................................... ii iii iv v vi

Halaman Persembahan .................................................................................. vii Motto .............................................................................................................. viii Kata Pengantar .............................................................................................. Daftar Isi ........... Daftar Tabel ...... ix xiii xv

Daftar Lampiran ............................................................................................ xvi BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1.1 Latar Belakang Masalah ....... 1.2 Rumusan Masalah .... 1.3 Tujuan Penelitian .......... 1.4 Manfaat Penelitian .... 1.5 Batasan Penelitian ..................... LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA .............. 2.1. Pasar Modal ......................................................................... 2.2. Jasa ....................................................................................... 2.3. Asuransi ............................................................................... 2.4. Harga dan Return Saham ..................................................... 2.5. Kandungan Informasi pada Laporan Keuangan .. 2.6. Laba ..................................................................................... 2.7. Pengaruh Laba Akuntansi terhadap Return .......................... 2.8. Arus Kas .............................................................................. 2.9. Pengaruh Total Arus Kas terhadap Return Saham ........... 2.10. Pengaruh Net Profit Margin (NPM) terhadap Return Saham METODE PENELITIAN ......................................................... 3.1. Populasi ................................................................................ 3.2. Sampel ................................................................................. 3.3. Data yang Diperlukan .......................................................... 3.4. Cara Pengumpulan Data ...................................................... 3.5. Variabel Penelitian .............................................................. 1 1 3 4 4 5 6 6 8 12 13 15 17 22 26 27 29 31 31 31 32 32 33

BAB II

BAB III

xiii

BAB IV

3.6. Teknik Analisis Data ........................................................... 34 3.6.1 Uji Multikolinearitas .................................................. 35 3.6.2 Heterokedastisitas ....................................................... 36 3.6.3 Uji Autokorelasi ......................................................... 36 3.6.4 Pengujian Hipotesis .................................................... 37 HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN ............................. 39 4.1. Deskripsi Variabel Penelitian ............................................... 39 4.1.1 Laba Akuntansi .......................................................... 39 4.1.2 Total Arus Kas ........................................................... 41 4.1.3 Net Profit Margin (NPM) ......................................... 42 4.1.4 Return Saham ............................................................. 44 4.2. Uji Asumsi Klasik ............................................................... 45 4.2.1 Uji Multikolinieritas .................................................. 45 4.2.2 Uji Heteroskedastisitas ............................................... 46 4.2.3 Uji Autokorelasi ........................................................ 47 4.3. Pengujian Regresi Berganda................................................. 49 4.3.1 Uji Statistik ................................................................ 52 4.3.2 Hasil Pengujian Hipotesis........................................... 54 4.4. Pengaruh Dominan terhadap Return Saham......................... 58 KESIMPULAN DAN SARAN .. . 5.1. Kesimpulan .......................................................................... 5.2. Rekomendasi untuk Penelitian Selanjutnya ......................... 5.3. Keterbatasan Penelitian ....................................................... 60 60 61 62 64 66

BAB V

Daftar Pustaka ............................................................................................... Lampiran ......................................................................................................

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 4.1 Perkembangan Laba Akuntansi Emiten Asuransi Tahun 2002 2007 (Jutaan Rupiah) ...................................................... Tabel 4.2 Perkembangan Total Arus Kas Emiten Asuransi Tahun 2002 2007 (Jutaan Rupiah) ......................................................

40

41

Tabel 4.3 Perkembangan Net Profit Margin (NPM) Emiten Asuransi Tahun 2002 2007.................................................................................. 43 Tabel 4.4 Perkembangan Return Saham Emiten Asuransi Tahun 2002 2007.............................................................................................. Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinieritas ........................................................... Tabel 4.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas ...................................................... Tabel 4.7 Hasil Analisis Regresi .................................................................. Tabel 4.8 Hasil Uji t .................................................................................... Tabel 4.9 Urutan Nilai Koefisien Beta.........................................................

44 45 47 50 52 58

xv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah Dalam pasar modal yang efisien, harga saham mencerminkan semua informasi publik yang relevan yang tersedia di pasar (Suad Husnan,1994:5). Informasi publik tersebut antara lain laba akuntansi (accounting earnings) dan laporan arus kas (cash flow) yang diterbitkan melalui laporan keuangan. Laba akuntansi dalam laporan keuangan merupakan salah satu salah satu parameter kinerja perusahaan yang mendapat perhatian utama dari investor. Untuk membuktikan hal ini, dapat menggunakan model pengujian EBO (Edward-Bell-Ohloson) dalam Anggono dan Baridwan (2003), yang mengekspreksikan nilai perusahaan sebagai fungsi laba dan nilai buku. Investor juga menggunakan informasi arus kas sebagai ukuran kinerja perusahaan, sehingga informasi arus kas dapat dijadikan sebagai salah satu pertimbangan investor. Ketika dihadapkan pada dua ukuran kinerja akuntansi perusahaan: Laba akuntansi, dan total arus kas investor harus merasa yakin bahwa ukuran kinerja yang menjadi fokus perhatian mereka, adalah yang mampu secara baik menggambarkan kondisi ekonomi serta menyediakan sebuah dasar bagi peramalan aliran kas masa depan suatu saham yang biasa diukur dengan menggunakan harga atau return saham (market value). Penelitian-penelitian di pasar modal sudah banyak dilakukan, baik di pasar modal dalam negeri maupun luar negeri. Penelitian di pasar modal ini terus dilakukan karena faktor-faktor yang mempengaruhi pasar modal sangat

1

2

beragam. Pengaruh dari faktor-faktor tersebut juga bisa berubah sewaktuwaktu sehingga menarik untuk diteliti. Lev dan Zarowin (1995) meneliti kegunaan informasi laba dan arus kas operasi dibandingkan dengan total informasi yang ada di pasar, dengan periode pengamatan 20 tahun (19771996). Penemuannya mengindikasikan hubungan cross sectional model return, yaitu hubungan pelaporan laba akuntansi dan arus kas operasi dengan return saham mengalami penurunan selama 20 tahun masa pengamatan. Pada penggunaan model harga, yaitu hubungan antara laba akuntansi dan nilai buku dengan harga saham juga menurun selama 20 tahun masa pengamatan. Ini dikarenakan keterbatasan dari laporan keuangan yang tidak cukup menggambarkan perubahan-perubahan dari kegiatan operasi perusahaan yang disebabkan oleh inovasi teknologi, kompetisi dan regulasi. Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya karena memasukkan Net Profit Margin sebagai salah satu variabel yang menentukan return saham. Ini didasari oleh kenyataan bahwa salah satu indikator keberhasilan perusahaan adalah kemampuan mencetak laba secara efisien. Yaitu bahwa manajer perusahaan tersebut mampu membukukan pendapatan dan penjualan yang signifikan, dan dalam waktu yang sama manajer mampu meminimalisir biaya biaya. Mengingat laba adalah selisih antara pendapatan dan biaya, maka ukuran efisiensi dapat dilihat dengan membandingkan (rasio) antara laba terhadap pendapatan. Rasio ini terkenal dengan sebutan NPM (Net Profit Margin), dimana tingginya NPM menyiratkan keahlian manajer dalam mencetak laba dengan meminimalisir biayabiaya.

3

Berdasarkan pada penjelasan inilah, maka penelitian ini berusaha untuk mengetahui pengaruh laba akuntasi, total arus kas, dan Net Profit Margin (NPM) terhadap return saham. Adapun obyek penelitian adalah pada perusahaan asuransi yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) yang terdaftar dari tahun 2002-2007. Pemilihan perusahaan asuransi didasari oleh adanya kenyataan bahwa pasar asuransi di Indonesia tumbuh cukup pesat. Pertumbuhan pasar asuransi di Indonesia pada tahun 2007 meningkat diatas 25 persen dibanding tahun sebelumnya yang hanya 20 persen. Selain itu, potensi pasar masih cukup bagus dan didukung kecenderungan turunnya suku bunga kredit bank. Pada akhir tahun 2007, total perusahaan asuransi di Indonesia mencapai 162 perusahaan, terdiri atas 102 perusahaan asuransi kerugian, 56 asuransi jiwa, dan 4 reasuransi. Dibandingkan dengan negara lainnya di Asia Tenggara seperti di Singapura dan malaysia, jumlah tersebut termasuk besar, tetapi dari segi perolehan premi Indonesia jauh tertinggal dengan negara-negara tersebut. Di Indonesia, rasio premi asuransi terhadap sumbangan Pendapatan Nasional Bruto/PDB hanya berkisar kurang dari 5 persen, sedang negara tetangga kita tersebut sudah mencapai diatas 15 persen.

1.2 Rumusan Masalah 1. Apakah laba akuntasi, total arus kas dan Net Profit Margin mempunyai pengaruh signifikan terhadap return saham pada perusahaan asuransi yang

4

terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) yang terdaftar dari tahun 20022007? 2. Variabel manakah yang mempunyai pengaruh paling besar terhadap return saham perusahaan asuransi yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) yang terdaftar dari tahun 2002-2007.

1.3 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui pengaruh laba akuntasi, total arus kas dan Net Profit Margin mempunyai pengaruh signifikan terhadap return saham pada perusahaan asuransi yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) yang terdaftar dari tahun 2002-2007; 2. untuk mengetahui variabel yang mempunyai pengaruh paling besar terhadap return saham perusahaan asuransi yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) yang terdaftar dari tahun 2002-2007.

1.4 Manfaat Penelitian 1. Investor maupun calon investor Dapat melakukan analisa terhadap laporan keuangan sebagai dasar keputusan dalam hal penanaman modal atau investasi yang dilihat dari return saham perusahaan. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan pertimbangan dalam melakukan investasi saham, dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi return saham,

5

sehingga investor dapat mengambil keputusan dengan tepat dalam melakukan investasi. 2. Bagi Perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan petunjuk seberapa besar pentingnya laporan keuangan perusahaan bagi investor untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan dan pengaruhnya terhadap return saham. 3. Mahasiswa Diharapkan mampu memberikan tambahan referensi khususnya mengenai manajemen keuangan

1.5 Batasan Penelitian 1. Perusahaan yang menjadi sampel pada penelitian ini adalah perusahaanperusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan juga dibatasi pada perusahaan asuransi yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) yang terdaftar dari tahun 2002-2007. 2. Laporan keuangan yang dipakai di dalam penelitian ini adalah laporan keuangan tahunan yang diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory dan publikasi lainnya. 3. Harga saham yang digunakan merupakan harga saham penutupan tiap akhir tahun dari perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

BAB II LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pasar Modal Husnan (1994:3) menyatakan bahwa pasar modal adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjual belikan baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah maupun perusahaan swasta. Pasar modal (capital market) adalah suatu perusahaan abstrak yang mempertemukan dua kelompok yang saling berhadapan tetapi mempunyai kepentingan untuk saling mengisi, yaitu calon pemodal (investor) dan pihak yang membutuhkan dana (emiten), dengan kata lain pasar modal adalah tempat (dalam pengertian abstrak) bertemunya penawaran dan permintaan dana jangka menengah dan jangka panjang (Bambang Riyanto, 1993:164) Ada empat tipe pasar modal (Jogiyanto,2000:15) yaitu: 1. Pasar Perdana (Primary Market) Surat berharga yang baru dikeluarkan oleh perusahaan dijual di pasar ini. Sarat berharga yang baru dikeluarkan dapat berupa penawaran perdana ke publik atau tambahan surat berharga baru jika perusahaan sudah go public. 2. Pasar Sekunder (Secondary Market) Surat berharga yang sudah beredar diperdagangkan di pasar ini ditentukan oleh permintaan dan penawaran.

6

7

3. Pasar Ketiga (Third Market) Pasar ketiga merupakan pasar perdagangan surat berharga pada saat pasar sekunder tutup. Pasar ini dijalankan oleh broker yang mempertemukan pembeli dan penjual pada saat pasar sekunder tutup. 4. Pasar Keempat (Fourt Market) Pasar keempat merupakan pasar modal yang dilakukan oleh institusi yang berkapasitas besar untuk menghindari komisi broker. Bedasarkan Kepres No.53 /1990 tentang pasar modal yang dimaksud dengan pasar modal adalah bursa efek. Sedangkan bursa efek menurut UU No.8/1995 tentang pasar modal adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan system dan atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek diantara mereka. Sedangkan pengertian pasar modal di Indonesia berbeda dengan tujuan pasar modal dinegara negara lainnya. Pasar modal di Indonesia memiliki jangkauan dan misi yng lebih luas. Jangkauan ini diusahakan sesuai dengan pasal 33 ayat 1 UUD 1945 yang menyebutkan bahwa perekonomian kita dijalankan dengan azas kekeluargaan. Ada 3 aspek mendasar yang ingin dicapai pasar modal di Indonesia yakni : 1. Mempercepat proses perluasan partisipasi masyarakat dalam pemilikan saham saham perusahaan 2. Pemeratan pendapatan masyarakat melalui kepemilikan saham.

8

3. Menggairahkan partisipasi masyarakat dalam pengerahan penghimpunan dana untuk digunakan secara produktif

2.2 Jasa Menurut Tjiptono (1997 : 23), jasa merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual. Perusahaan jasa lebih mengutamakan berbagai cara untuk memberikan pelayanan yang baik kepada para pelanggannya. Menurut Philip Kotler (2002:486) Jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh salah satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apa pun. Produksinya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan pada satu produk fisik. Melihat definisi diatas dapat ditarik suatu garis besar mengenai pengertian jasa yang dapat dilihat sebagai suatu produk yang berupa kegiatan, manfaat atau kepuasan yang diperjualbelikan dengan suatu tujuan yang saling menguntungkan antara produsen dan konsumen. Jasa merupakan suatu produk yang sangat erat kaitannya dengan pola kebutuhan atau keinginan dari konsumen. Karakteristik jasa menurut Philip Kotler (2002:488) dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Tidak berwujud (intangible), produk jasa sebagai bentuk kegiatan dan keuntungan dari suatu pihak ke pihak lain tidak memungkinkan pemilikan terhadap produk tersebut.

9

2. Tidak terpisahkan (inseparability), kegiatan jasa tidak bisa dipisahkan dari pemberi jasa, baik perorangan maupun organisasi serta perangkat keras teknologi. 3. Bervariasi (variability), mutu jasa yang diberikan oelh tenaga manusia atau peralatan bisa berbeda-beda tergantung pada siapa yang memberi, waktu dan tempat jasa yang dipasarkan tersebut. 4. Tidak tahan lama (perishability), sifat ini berbeda dengan produk fisik yang bisa diproduksi dan disimpan dalam bentuk persediaan dan pada dasarnya langsung dikonsumsi pada saat membeli. Menurut Philip Kotler jasa sangat beragam dan dapat dikelompokkan berdasarkan klasifikasi sebagai berikut : 1. Jasa berpangkal pada manusia dan jasa berpangkal pada peralatan. Jasa yang berpangkal pada manusia, dapat dibedakan antara jasa yang melibatkan para profesional (jasa akuntan publik, konsultan manajemen), para tenaga ahli (pekerja las, bengkel) dan tenaga tidak terlatih (pemelihara kebun). Sedangkan jasa yang berpangkal pada peralatan dibedakan antara jasa yang melibatkan peralatan otomatis (pencuci mobil otomatis) peralatan yang ditangani oleh tenaga yang relatif kurang terlatih (taxi, bioskop) dan peralatan yang ditangani oleh tenaga terlatih (perusahaan komputer) 2. Perlu tidaknya kehadiran pelanggan dalam pelaksanaan jasa. Dalam operasi otak, pasien harus hadir, namun dalam jasa perbaikan mobil, pelanggan tidak perlu hadir selama perbaikan dilakukan.

10

3. Motivasi pembeli. Pemberian jasa dapat membedakan kebutuhan untuk perorangan atau kebutuhan bisnis. Selain itu pemberi jasa dapat pula mengembangkan program pemasaran yang berbeda bagi pasar perorangan dan pasar bisnis. Sektor perdagangan jasa tumbuh rata-rata sebesar 7 persen per tahun selama periode 1980-1993, atau melampaui angka pertumbuhan perdagangan komoditi yang besarnya 4,9 persen per tahun selama periode yang sama (Fandy Tjiptono, 2000 : 4). Perkembangan sektor jasa (tersier) tersebut menurut beberapa pakar ekonomi secara umum berhubungan erat kaitannya dengan tahap-tahap perkembangan aktivitas ekonomi primer (ekstraktif) maupun sekunder (produksi barang). Kemudian menurut Schoell dan Gultinan (1992 : 27), berbagai faktor pemicu perkembangan sektor jasa yang demikian pesat tersebut antara lain dipengaruhi oleh : 1. Adanya peningkatan pengaruh sektor jasa dalam perekonomian 2. Waktu santai yang semakin banyak 3. Presentase wanita yang masuk dalam angkatan kerja semakin besar 4. Tingkat harapan hidup semakin meningkat 5. Produk-produk yang dibutuhkan dan dihasilkan semakin kompleks 6. Adanya peningkatan kompleksitas kehidupan 7. Meningkatnya perhatian terhadap ekologi dan kelangkaan sumber daya 8. Perubahan teknologi berlangsung semakin cepat. (Schoell dan Gultinan, 1992 : 27 ).

11

Di negara berkembang seperti di Indonesia maupun negara-negara yang tergolong maju, perkembangan industri jasa semakin hari semakin meningkat. Menurut Teddy Pawitra, bahwa di Indonesia kontribusi sektor jasa juga sangat dominan. Distribusi persentase PDB menurut lapangan usaha (1991-1993) menunjukkan kontribusi sektor jasa telah mendekati 50 % atas dasar harga konstan 1983 (BPS, 1994). Jika ditelaah laju pertumbuhan PDB menurut lapangan usaha, maka untuk kurun waktu yang sama ternyata sektor jasa tumbuh 8,8 % per tahun (BPS, 1994). Untuk negara-negara industri, dua pertiga dari kegiatan ekonomi berwujud jasa. Kemudian dijelaskan pula bahwa Produk Domestik Bruto meningkat dari 37,3 % di tahun 1983 menjadi 42,4 % pada tahun 1993. Kenyataan ini mendorong adanya peningkatan minat dan perhatian, baik dari kalangan akademisi maupun praktisi untuk menelaah dan mengkaji berbagai permasalahan dalam sektor jasa (Fandy Tjiptono, 2000:4 ). Ada beberapa alasan mengapa permasalahan sektor jasa untuk kurun waktu yang akan datang, khususnya di Indonesia, menarik untuk ditelaah dan dikaji, antara lain : 1. Terlihat bahwa industri jasa makin mencuat untuk Indonesia maupun negara-negara lain di dunia yang sedang membangun maupun yang tergolong negara yang telah maju. 2. Perkembangan sektor primer (pertanian, peternakan, kehutanan,

perikanan, pertambangan & penggalian), sektor sekunder (industri pengolahan), dan tersier (jasa) dalam tatanan ekonomi Indonesia. Teori

12

ekonomi menalarkan bahwa sektor primer mendorong perkembangan sektor sekunder, yang pada gilirannya memacu pertumbuhan sektor tersier. Namun apa yang terjadi sekarang yakni terlepas sambungan dari perkembangan masing-masing sektor dan juga arah dorongan berubah yakni sektor tersier ke arah sektor sekunder. 3. Secara berangsur-angsur jasa menggantikan produk fisik sebagai keunggulan dari penawaran kepada pelanggan. Produk fisik masih tetap diperlukan, namun hanya sebagai salah satu unsur dari berbagai unsur lainnya dari paket total yang ditawarkan.

2.3 Asuransi Kebutuhan akan jasa perasuransian makin dirasakan, baik oleh perorangan maupun dunia usaha di Indonesia. Asuransi merupakan sarana finansial dalam tata kehidupan rumah tangga, baik dalam menghadapi resiko yang mendasar seperti resiko kematian atau dalam menghadapi resiko atas harta benda yang dimiliki. Definisi asuransi menurut Darmawi (2000;2) dapat diberikan dari berbagai sudut pandang, yaitu dari sudut pandang ekonomi, hukum, bisnis, sosial ataupun berdasarkan pengertian matematika. Dalam pandangan ekonomi, asuransi merupakan suatu metode untuk mengurangi risiko dengan jalan memindahkan dan mengkombinasikan ketidakpastian akan adanya kerugian keuangan (finansial). Menurut pandangan bisnis, asuransi adalah sebuah perusahaan yang usaha utamanya menerima/menjual jasa, pemindahan resiko dari pihak lain, dan memperoleh keuntungan dengan berbagai resiko (sharing of risk) di antar sejumlah besar

13

nasabahnya. Dari sudut pandang sosial, asuransi didefinisikan sebagai organisasi sosial yang menerima pemindahan resiko dan mengumpulkan dana dari anggota-anggotanya guna membayar kerugian yang mungkin terjadi pada masing-masing anggota tersebut.

2.4 Harga dan Return Saham Harga saham adalah nilai bukti penyertaan modal pada perseroan terbatas yang telah listed di bursa efek, dimana saham tersebut telah beredar (outstanding securities) (Yarnes, 2003:613). Elemen-elemen dari harga saham adalah sebagai berikut : (Yarnes, 2003 : 614) a. Open Open adalah harga pembentukan atau harga perdagangan pertama untuk suatu periode (misalnya harga perdagangan pertama untuk hari ini). b. High High adalah harga tertinggi atau harga perdagangan tertinggi untuk suatu periode. High adalah titik dimana ada lebih banyak penjual daripada pembeli (artinya, selalu ada penjual yang tersedia menjual pada harga yang lebih tinggi). High juga mencerminkan harga tertinggi dimana pembeli bersedia membayar. c. Low Low adalah harga terendah atau harga perdagangan terendah untuk suatu periode. Low adalah titik dimana lebih banyak pembeli daripada penjual (artinya, selalu ada pembeli yang bersedia membeli pada harga yang lebih

14

rendah). Low juga mencerminkan harga terendah dimana penjual bisa menerima. d. Close Close adalah harga penutup atau harga perdagangan terakhir untuk suatu periode. e. Bid Bid adalah harga dimana pembeli bersedia membayar untuk suatu saham. f. Ask Ask adalah harga dimana penjual bersedia menerima untuk suatu saham. Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi tetapi diharapkan akan terjadi di masa yang akan datang. Return realisasi (realized return) merupakan return yang telah terjadi yang dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan serta sebagai dasar penentuan return ekspektasi (expected return). Return total merupakan return keseluruhan dari suatu investasi dalam suatu periode tertentu (Jogiyanto, 2000: 108). Pengukuran return saham diperoleh dari perubahan harga saat awal membeli dikurangi harga saat menjual. Harga suatu saham pada hakikatnya ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan terhadap saham yang bersangkutan. Kedua kekuatan itu sendiri merupakan pencerminan dari ekpektasi pemodal terhadap kinerja saham di masa yang akan datang. (Ajie 2003).

15

Return saham suatu periode dapat dihitung menggunakan modal Robert. A Ariel (1987) dalam Joko Sukendro (1999: 20) dengan formula sebagai berikut : Pt Pt -1 Rit = Pt 1 Keterangan : Rit = Return saham pada perode t

Pt-1 = Harga saham pada periode t-1 Pt = Harga saham periode

Jika harga investasi pada saham sekarang (Pt ) lebih tinggi dari harga investasi pada saham periode lalu (Pt-1) ini berarti terjadi keuntungan modal (Capital gain) dan jika sebaliknya, maka terjadi kerugian modal (Capital loss). Investasi pada saham akan membawa kondisi ketidakpastian sehingga Capital gain yang diinginkan investor hanya suatu pengharapan atau merupakan tingkat keuntungan yang diharapkan yang sering disebut dengan expected rate of return atau expected return.

2.5 Kandungan Informasi pada Laporan Keuangan Informasi amatlah penting bagi para investor dan pelaku bisnis karena informasi pada hakekatnya memberikan gambaran mengenai kondisi sebuah perusahaan dalam bentuk catatan, keterangan, maupun gambaran baik untuk keadaan masa lalu, sekarang maupun prediksi kemasa depan bagi kelangsungan sebuah perusahaan dan bagaimana pasaran efeknya. Oleh sebab

16

itu informasi yang lengkap, akurat, relevan dan tepat waktu sangat dibutuhkan oleh investor. Laporan keuangan berfungsi untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan sebuah perusahaan,kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam mengambil sebuah keputusan. Selain itu laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dikerjakan oleh manajemen perusahaan sehingga laporan keuangan itu sendiri juga dapat digunakan sebagai alat untuk mengevaluasi kinerja perusahaan. Laporan keuangan digunakan juga oleh manajemen perusahaan untuk membuat keputusan ekonomi, seperti keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen. Laporan keuangan adalah alat utama perusahaan untuk menyampaikan informasi akuntansi kepada pihak luar perusahaan (SFAC No 1 (1978)). Suatu laporan keuangan dikatakan memiliki kandungan informasi apabila publikasi laporan keuangan tersebut menvebabkan reaksi pasar. Istilah reaksi pasar ini mengacu pada perilaku investor dan pelaku pasar lainnya untuk melakukan transaksi membeli ataupun menjual saharn (Adjie, 2003). Sejalan dengan pernyataan Francis and Schipper (1999), yang mengungkapkan alternatif interprestasi dari relevansi nilai Informasi keuangan, diantaranya: 1) Apakah informasi keuangan mempcngaruhi harga saham? dengan melihat nilai instrinstik saham menuju harga saham penutupan (drift).

17

2) Informasi keuangan merupakan nilai rclevan, jika informasi tersebut berisi variabelvariabel yang digunakan dalam model penilaian atau membantu dalam memprediksi variabel-variabei tersebut. 3) Nilai relevan akan diukur oleh kemampuan informasi laporan keuangan untuk mengubah semua informasi yang ada dalam pasar. Interprestasi ini menyatakan bahwa nilai relevan diukur berkenaan dengan "informasi", yang menyatakan secara tidak langsung bahwa informasi nilai yang rclevan mengubah harga saham, karma informasi tersebut membuat investor untuk merevisi ekspektasi mereka. Untuk melihat relevansi nilai ini dengan menggunakan hubungan statistik antara informasi keuangan dengan market value. 4) Jika hubungan statistik antara informasi keuangan dengan market value menurun sejalan dengan waktu (overtime), ia beragumen bahwa relevansi nilai dari informasi lain meningkat.

2.6 Laba Dalam bukunya (Anis Cariri, 128-129), laba adalah jumlah pendapatan yang diperoleh dalam satu periode. Disisi lain akuntan mendefinisikan laba dari sudut pandang perusahaan sebagai satu kesatuan. Laba akuntansi secara operasional didefinisikan sebagai perbedaan

pendapatan yang direalisasi dan transaksi yang terjadi selama satu periode dengan biaya yang berkaitan dengan pendapatan tertentu. Data laba sering dilaporkan dalam penerbitan laporan keuangan dan digunakan secara luas oleh

18

pemegang saham dan penanam modal serta potensial dalam mengevaluasi kemampuan perusahaan. Berdasarkan tingkatannya ada tiga jenis laba yaitu : (Anis Cariri :130) 1. Laba kotor Laba kotor adalah selisih lebih dari hasil penjualan bersih diatas harga pokok penjualan. Laba kotor sering disebut juga laba dari penjualan. 2. Laba operasi Laba operasi adalah selisih lebih dari laba kotor dengan biaya-biaya operasi. Biaya operasi terdiri dari biaya penjualan dan biaya administrasi dan umum. 3. Laba bersih setelah pajak Laba bersih setelah pajak adalah keseluruhan penjualan dengan biaya dan telah dipotong atau dikurangi oleh pajak. Keunggulan, kelemahan dan karakteristik laba adalah (Chairi dan Ghozali, 2001 : 302) : a. Laba akuntasi teruji dalam sejarah dimana pemakai laporan keuangan masih mempercayai bahwa laba akuntansi masih bermanfaat untuk membantu pengambilan keputusan akuntansi. b. Laba akuntansi dapat diukur dan dilaporkan secara obyektif dapat diuji kebenarannya karena didasarkan pada transaksi / fakta aktual, yang didukung bukti yang obyektif.

19

c. Laba akuntansi memenuhi kriteria konservatisme yang berarti akuntansi tidak mengakui perubahan nilai tetapi hanya mengakui untung yang direalisasi. d. Laba akuntansi dipandang bermanfaat untuk tujuan pengendalian terutama pertanggungjawaban kepada manajemen. Sedangkan kelemahan laba yaitu : a. Laba akuntansi gagal mengakui kenaikan nilai aktiva yang belum direalisasikan dalam suatu periode karena prinsip cost histories dan prinsip realisasi. b. Laba akuntansi yang didasarkan pada cost histories mempersulit perbandingan keuangan karena adanya perbedaan metode perhitungan cost dan metode akuntansi. c. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip realisasi, cost histories, dan konservatisme dapat menghasilkan data yang menyesatkan dan tidak relevan. Ada lima karakteristik laba yaitu : (Chairi dan Gozali,2001 : 304) a. Laba akuntansi didasarkan pada transaksi aktual terutama yang berasal dari penjualan barang dan jasa. b. Laba akuntansi didasarkan pada postulat periodesasi dan mengacu pada kinerja perusahaan selama satu periode tertentu. c. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip pendapatan yang memerlukan pemahaman khusus tentang definisi, pengukuran dan pengakuan pendapatan.

20

d. Laba akuntansi memerlukan pengakuan tentang biaya (exspense) dalam bentuk cost histories. e. Laba akuntansi menghendaki adanya penandingan (matching) antara pendapatan dengan biaya yang relevan dan berkaitan dengan pendapatan tersebut. Dengan informasi tentang laba diharapkan para pemakai laporan dapat mengambil keputusan sesuai dengan kepentingannya. Informasi tentang laba perusahaan dapat digunakan sebagai : (Anis Cariri :146) 1. Indikator efisiensi penggunaan dana yang tertanam dalam perusahaan yang diwujudkan dalam tingkat kembalian. 2. Pengukur prestasi manajemen. 3. Dasar penentuan besarnya pengenaan pajak. 4. Alat pengendalian alokasi sumber daya ekonomi suatu negara. 5. Dasar kompensasi dan pembagian bonus 6. Alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan. 7. Dasar untuk kenaikan perusahaan. 8. Dasar pembagian deviden. Dalam bukunya (Widoatmojo :47), laba dimaksudkan untuk mengukur efisiensi suatu perusahaan. Efisiensi berhubungan dengan penggunaan sumber-sumber ekonomi perusahaan untuk memperoleh laba. Ukuran efisiensi umumnya dilakukan dengan membandingkan laba periode berjalan dengan laba periode sebelumnya atau dengan perusahaan lain dengan industri yang sama. Hingga saat ini banyak partisipan pasar yang memandang laporan laba

21

rugi akuntansi akrual sebagai informasi terbaik dalam menilai prospek arus kas dimasa depan, walaupun laporan arus kas lebih baik karena menunjukkan hubungan yang kuat tentang penerimaan dan pengeluaran arus kas perusahaan. Akuntansi dasar aktual menyediakan informasi mengenai arus kas perusahaan dimasa depan dengan melaporkan arus kas masuk dan keluar setelah arus kas tersebut dapat diestimasikan dengan tingkat kepastian yang diterima dan bukan pada saat kas diterima atau dibayarkan. Beaver, yang dikutip oleh Charles (1999), mengungkapkan bahwa aktual mencerminkan ekspektasi manajemen tentang aliran kas di masa datang dan system ini didasarkan pada informasi yang lebih lengkap. Adapun konsep perilaku laba berkaitan dengan keputusan para investor dan kreditor (Chairi dan Gozali, 2001 : 305) Effisiensi manajemen dalam perusahaan menggunakan laba aktual sebagai alat pengukur yang tercermin dalam tingkat hasil pengembalian atas investasi (rate of return on investment). Tingkat ini diperoleh dengan membagi laba bersih dengan modal saham (tingkat hasil pengembalian atas investasi pemegang saham) atau dengan membagi laba bersih ditambah bunga (setelah dikurangi pajak) dengan total kapitalisasi perusahaan termasuk hutang jangka panjang dan modal sendiri (tingkat pengembalian atas total ekuitas). Hal ini menunjukkan bahwa laba akuntansi aktual memberikan informasi yang memadai bagi investor. Terlebih lagi FASB statement of financial accounting concept No. l menyatakan bahwa laba akuntansi merupakan pengukur yang baik atas prestasi perusahaan dan bahwa laba akuntansi dapat digunakan dalam prediksi

22

arus kas yang akan datang. Hal ini menunjukkan bahwa laba akrual sebagai alat ramal yang baik bagi investor dan kreditor. Kualitas laba akuntansi yang dilaporkan oleh manajemen menjadi pusat perhatian pihak eksternal perusahaan. Laba akuntansi yang berkualitas adalah laba akuntansi yang memiliki sedikit atau tidak mengandung gangguan persepsian (perceived noise), dan dapat mencerminkan kinerja keuangan perusahaan yang sesungguhnya (Chandrarin, 2003). Hayn (1995) menjelaskan bahwa gangguan persepsian dalam laba akuntansi disebabkan oleh peristiwa transitori (transitory events) atau penerapan konsep akrual dalam akuntansi. Peristiwa transitori adalah peristiwa yang terjadi pada waktu tertentu dan hanya berpengaruh pada perioda terjadinya peristiwa tersebut. Chandrarin (2001) juga menjelaskan bahwa komponen transitori merupakan komponen yang hanya berpengaruh pada perioda tertentu, terjadinya tidak persisten atau tidak terus-menerus, dan mengakibatkan angka laba (rugi) yang dilaporkan dalam laporan laba-rugi berfluktuasi. Semakin besar gangguan persepsi yang terkandung dalam laba akuntansi, maka semakin rendah kualitas laba akuntansi.

2.7 Pengaruh Laba Akuntansi terhadap Return Saham Para pemegang saham hendaknya memperhatikan pendapatan

perusahaan, karena baik pendapatan yang dilaporkan maupun ramalan pendapatan membantu investor dalam memperkirakan atau meramalkan penghasilan dimasa yang akan datang. Perkembangan penjualan memberikan arti bahwa perusahaan mampu mengatasi persaingan. Disamping itu juga

23

menunjukkan adanya stabilitas penjualan yang cukup besar. Perkembangan laba umumnya digunakan sebagai ukuran untuk lembaga keuangan dan para pemegang saham. Pertumbuhan keuntungan ini dapat dilihat dari kenaikan laba (Sawiaji Widoatmojo, 1996 : 49). Pengamatan dipasar modal mengindikasi bahwa laba mempengaruhi harga saham. Menurut Husnan (1997:272-274) harga saham dipengaruhi oleh dua unsur utama yaitu: 1. Resiko atau Beta saham tersebut. Apabila resiko meningkat maka laba makin besar. 2. Tingkat keuntungan bebas resiko. Semakin tinggi keuntungan bebas resiko maka semakin besar keuntungan yang diisyaratkan oleh pemodal. Keuntungan bebas resiko juga mempengaruhi besarnya tingkat keuntungan portofolio pasar yang berpengaruh terhadap harga saham. Jika perusahaan bisa memperoleh laba yang besar maka secara teoritis perusahaan mampu membagikan deviden yang makin besar. Teori keuangan mengatakan bahwa laba tidak perlu dibagikan sebagai deviden jika perusahan bisa menggunakan laba tersebut dengan menguntungkan. Uraian tersebut menunjukkan bahwa kalau kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba meningkat maka harga saham akan meningkat. Dengan kata lain informasi tentang laba perusahaan akan sangat berpengaruh terhadap harga saham. Laba tahunan memiliki kandungan informasi, apabila pengumuman laba akan menyebabkan perubahan reaksi investor terhadap distribusi aliran kas di masa yang akan datang, yang akan menyebabkan perubahan harga saham.

24

Beberapa penelitian tentang hubungan laba akuntansi dengan return saham dapat dilihat dari hasil penelitian dipasar modal yang telah dilakukan sebelumnya yaitu antara lain (dikutip oleh Budi Purwanto Jati, 1998): 1. Ball dan Brown (1968) dalam Linda dan Syam (2005) menunjukkan adanya hubungan positif antara laba tahunan dan tingkat keuntungan abnormal, artinya jika laba mengalami kenaikan maka rata-rata tingkat keuntungan abnormal juga akan meningkat dan peningkatan itu terjadi sepanjang tahun, sebaliknya jika perubahan laba tersebut berupa penurunan maka tingkat keuntungan abnormal juga akan menurun terus sepanjang tahun. 2. Breaver (1970) dalam Linda dan Syam (2005) menunjukkan bahwa pengumuman laba memberikan informasi baru bagi pasar, sehingga menyebabkan terjadinya perubahan harga saham. 3. Brown (1970) dalam Linda dan Syam (2005) menunjukkan terjadinya peningkatan abnormal return sebesar 5% selama 12 bulan sebelum laba diumumkan pada perusahaan yang labanya mengalami penurunan, abnormal returnnya selama 12 bulan sebelum laba diumumkan terus menerus mengalami penurunan sebesar 9%. 4. Beaver, Charke dan Wright (1979) dalam Linda dan Syam (2005) menunjukkan adanya hubungan yang searah antara tanda (sign) dan besarnya (magnitude) perubahan laba tak terduga dengan tanda dan besarnya keuntungan abnormal dalam periode sebelum laba tahunan diumumkan.

25

5. Easton dan Harris (1991) dalam Linda dan Syam (2005), menunjukkan bahwa secara signifikan keuntungan saham dipengaruhi oleh perubahan laba akuntansi dengan probability-value (p-value) < 0,01. 6. Strong (1993) dalam Linda dan Syam (2005), menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara tingkat keuntungan (return) saham dengan perubahan laba (earning changes). 7. Husnan, et al (1995) dalam Linda dan Syam (2005), menunjukkan bahwa laporan keuangan yang menurut informasi laba mempunyai pengaruh terhadap kegiatan perdagangan dan variabilitas tingkat keuntungan saham. Hal ini tercemin pada lebih tingginya kegiatan perdagangan dan variabilitas tingkat keuntungan saham pada periode pengumuman laporan keuangan dibandingkan dengan periode di luar pengumuman. Dari berbagai hasil penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa laba akuntansi mempunyai hubungan yang positif dengan tingkat keuntungan saham. Peningkatan laba akuntansi dapat mendorong investor untuk lebih tertarik dalam membeli saham perusahaan. Ketertarikan investor untuk membeli saham perusahaan akan dapat meningkatkan harga saham perusahaan dan berujung pada meningkatnya return saham perusahaan. Laba yang tinggi akan mendorong investor untuk membeli saham perusahaan yang

bersangkutan karena tertarik akan laba investasi yang lebih tinggi. Ini secara langsung akan mendorong pada peningkatan harga saham dan return saham perusahaan (Linda dan Syam, 2005).

26

Berdasarkan pada uraian mengenai pengaruh laba akuntansi terhadap return saham, maka dapat dirumuskan hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut: H1 : Laba akuntasi berpengaruh positif terhadap return saham 2.8 Arus Kas Arus kas adalah arus kas masuk (inflow) dan arus kas keluar (uotflow) dan setara kas yang dihasilkan perusahaan periode tertentu. Klasifikasi arus kas (Prastowo,1995:120) ada tiga yaitu : 1) Aktivitas operasi (operating activities) Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan dan aktivitas lain yang mencakup aktivitas produksi dan pengiriman barang atau penyerahan jasa. 2) Aktivitas investasi (investing activities) Aktivitas investasi mencakup aktivitas meminjamkan uang dan

mengumpulkan piutang serta memperoleh dan menjual investasi dan aktiva jangka panjang produktif. 3) Aktivitas pendanaan (financing activities) Aktivitas pendanaan berkaitan dengan pos-pos hutang jangka panjang dan modal. Laporan arus kas dapat digunakan untuk ( PSAK No 2 ) : 1. Menilai kemampuan perusahaan menghasilkan, merencanakan,

mengontrol arus kas masuk dan keluar perusahaan pada masa lalu.

27

2. Menilai kemungkinan keadaan arus kas masuk dan arus kas keluar bersih perusahaan termasuk kemampuan membayar deviden. 3. Menyajikan informasi bagi investor, kreditor untuk memproyeksikan return dari sumber kekayaan perusahaan. 4. Menilai kemampuan perusahaan untuk memasukkan kas ke perusahaan di masa yang akan datang. 5. Menilai atas perbedaan antara laba bersih dikaitkan dengan penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan. 6. Menilai pengaruh investasi baik kas maupun bukan kas dan transaksi lainnya terhadap posisi keuangan perusahaan selama satu periode.

2.9 Pengaruh Total Arus Kas Terhadap Return Saham Arus kas begitu vital karena perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya membutuhkan kas. Gambaran menyeluruh mengenai penerimaan dan pengeluaran kas hanya bisa diperoleh dari laporan arus kas, tetapi bukan berarti laporan arus kas menggantikan neraca ataupun laporan laba rugi, melainkan saling melengkapi. Arus kas merupakan komponen di dalam penentuan nilai perusahaan. Nilai pasar (market value) dari perusahaan, merupakan nilai sekarang (present value) dari aliran-aliran kas (cash flows) masa datang. Jika ini benar, maka investor seharusnya menggunakan nilai arus kas untuk menentukan harga dari sekuritas perusahaan bersangkutan. Sebagai alternatif dari arus kas, laba perusahaan juga dapat digunakan untuk menghitung nilai perusahaan, sejalan dengan pendapat Hughes (1986) yang menunjukkan bahwa nilai di laporan keuangan seperti laba bersih perusahaan

28

dianggap sebagai sinyal yang menunjukkan nilai dari perusahaan. Kadangkala aliran kas dan laba memberikan informasi yang bertentangan, yaitu kenaikan laba dapat diikuti oleh penurunan aliran kas dan sebaliknya. Jika hal ini terjadi informasi mana yang seharusnya digunakan oleh investor. Jika informasi aliran kas lebih diyakini mewakili nilai dari perusahaan dibandingkan infonnasi laba, maka seharusnya investor yang canggih menggunakan informasi aliran kas ini (Jogiyanto 1998). Dari hasil penelitian Board dan Day, yang dikutip oleh Triyono dan Yogiyanto (2000), menunjukkan bahwa arus kas tidak mempunyai kandungan informasi dalam hubungannya dengan harga saham. Kandungan informasi arus kas diluar laba akuntansi hanya memberikan dukungan yang lemah untuk kegunaan data arus kas bagi investor. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Siti Majuroh (2004), dengan menggunakan uji statistik regresi linier sederhana menunjukkan bahwa total arus kas mempunyai pengaruh positif tidak signifikan terhadap harga saham. Dengan menggunakan uji statistik regresi linier berganda menunjukkan bahwa total arus kas mempunyai pengaruh positif signifikan. Dari hasil penelitian Livnat dan Zarowin, yang dikutip oleh Triyono dan Jogiyanto (2000), menunjukkan bahwa unexpected cash inflow or outflow dari operasi dalam periode tertentu akan mempengaruhi harga saham melalui pengaruhnya pada arus kas, sehingga diharapkan komponen arus kas dalam operasi mempunyai hubungan yang signifikan dengan harga saham.

29

Namun demikian, penelitian oleh Clubb (1995) dalam Indra dan Fazli (2004:936) menyatakan data arus kas diluar laba akuntansi hanya memberikan dukungan yang lemah bagi investor, hal ini menunjukkan bahwa data arus kas tidak mempunyai kandungan informasi jika dilihat pengaruhnya terhadap harga saham. Arus kas merupakan salah satu indikator nilai pasar perusahaan. Artinya perusahaan yang mempunyai arus kas yang tinggi berarti mempunyai nilai pasar yang tinggi. Nilai pasar yang tinggi ini akan mendorong investor untuk tertarik berinvestasi pada saham perusahaan itu. Tentu saja ini akan meningkatkan harga saham perusahaan dan pada akhirnya berimbas pada meningkatnya return perusahaan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa peningkatan arus kas akan mendorong peningkatan pada return saham. Demikian pula sebaliknya, penurunan dalam arus kas dapat mendorong penurunan pada return saham (Hughes, 1986). Berdasarkan pada uraian mengenai pengaruh total arus kas terhadap return saham, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H2 : Total arus kas berpengaruh positif terhadap return saham

2.10

Pengaruh Net Profit Margin (NPM) terhadap Return Saham Salah satu indikator keberhasilan perusahaan adalah kemampuan

mencetak laba secara efisien. Yaitu bahwa manajer perusahaan tersebut mampu membukukan pendapatan dan sales yang signifikan, dan dalam waktu yang sama manajer mampu meminimalisir biaya biaya. Mengingat laba

30

adalah selisih antara pendapatan dan biaya, maka ukuran efisiensi dapat dilihat dengan membandingkan (rasio) antara laba terhadap pendapatan. Rasio ini terkenal dengan sebutan NPM (Net Profit Margin), dimana tingginya NPM menyiratkan keahlian manajer dalam mencetak laba dengan meminimalisir biaya biaya. Investor di bursa seringkali mengkaitkan antara NPM terhadap return saham, dimana perusahaan dengan NPM yang tinggi dipersepsikan sebagai perusahaan yang memiliki prospek baik dimasa datang. Pengaruh NPM terhadap return saham ini menunjukkan bahwa dengan peningkatan pada NPM menunjukkan adanya peningkatan keahlian

manajemen dalam mencetak laba yang berartI semakin membaiknya return saham perusahaan sehingga perusahaan akan memiliki prospek baik di masa depan. Dengan demikian, NPM yang meningkat akan mendorong peningkatan pada nilai return saham. Demikian pula sebaliknya, penurunan pada NPM akan mendorong penurunan pada return saham (Jones, 2000). Berdasarkan pada uraian mengenai pengaruh Net Profit Margin (NPM) terhadap return saham, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H3 : Net Profit Margin (NPM) berpengaruh positif terhadap return saham

BAB III METODE PENELITIAN

Metode penelitian bertujuan untuk mengarahkan dalam mencapai tujuan penelitian untuk menjawab permasalahan. Dalam metode penelitian, diuraikan mengenai populasi penelitian, sampel, data-data yang diperlukan, cara pengumpulan data, variabel penelitian dan definisi operasionalnya, serta teknis analisis data. 3.1 Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan perusahaan yang bergerak pada bidang asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2002-2007.

3.2 Sampel Sampel merupakan himpunan objek pengamatan yang dipilih dari populasi yang karakteristiknya akan diselidiki dan dianggap dapat mewakili keseluruhan populasi. Populasi yang telah didapat kemudian diambil sampel yang sesuai dengan kriteria yang ditentukan oleh penulis sesuai dengan apa yang akan diteliti. Sampel diambil berdasarkan kriteria tertentu atau judgement sample. Kriteria perusahaan yan dijadikan sampel adalah : a. Perusahaan yang terdaftar di BEI pada periode 2002-2007dan terdaftar sebagai emiten (perusahaan) asuransi secara berturut-turut.

32

33

b. Perusahaan yang datanya tersedia secara lengkap atau yang telah mempublikasikan laporan keuangannya untuk kebutuhan analisis. Perusahaan yang memenuhi kriteria judgement sample ini ada 10 perusahaan. Dengan demikian, 10 perusahaan inilah yang dijadikan sampel dalam penelitian ini.

3.3 Data yang diperlukan Adapun data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Harga saham yang digunakan untuk menghitung return saham 2. Laba akuntansi berupa laba bersih sebelum extraordinary items dan discounted operations. 3. Total arus kas dari laba bersih ditambah dengan beban depresiasi dan amortisasi 4. Ne Profit Margin yaitu net profit dibagi dengan total penjualan

3.4 Cara Pengumpulan Data Data yang diperlukan dalam penelitian ini menggunakan data

sekunder yaitu data yang diperoleh tidak secara langsung dari sumber pertama. Jadi data diperoleh dari sumber data kedua, ketiga dan seterusnya atau sumber data yang berhubungan dengan penelitian ini. Peneliti juga mencari tambahan data dari jurnal dan litelatur lain serta membaca, mempelajari dan menelaah guna memperkuat data dan informasi yang ada dan dibutuhkan.

34

3.5 Variabel Penelitian Dalam penelitian ini digunakan dua macam variable yakni variable terikat (Y) atau disebut juga Variabel Dependen dan Variabel tergantung (X) atau disebut juga variable independent 1. Variabel Dependen / Terikat (Y) Variabel Dependen dari penelitian ini adalah return saham, yang dalam penelitian ini digunakan pengukuran sebagai berikut: Rit = Pt Pt -1

Pt 1 Keterangan : Rit = Return saham pada perode t Pt-1 = Harga saham pada periode t-1 Pt = Harga saham periode

2. Variabel Independen / Tergantung (Y) Seperti yang telah diutarakan sebelumya, pada penelitian ini diajukan variable bebas yang diduga mempengaruhi variabilitas return saham. Variabel bebas tersebut adalah : laba akuntasi, total arus kas, dan NPM. Bentuk hubungan antara variable variable tersebut adalah sebagai berikut : Return Saham = f (X1,X2,X3) Keterangan : X1 = Laba akuntansi X2 = Total Arus Kas X4 = NPM

35

Ketiga variabel bebas yang mempengaruhi return saham antara lain : a. Laba Akuntansi (X1) Laba Akuntansi adalah laba bersih sebelum extraordinary items dan discounted operations. Ukuran ini mendasarkan pada penelitian Kothari dan Zimmerman (1995), Paul dan Zarowin (1999), Francis dan Schipper (1999). Alasan mengeluarkan kedua item tersebut adalah untuk menghilangkan elemen yang mungkin menyebabkan pertumbuhan laba meningkat dalam satu periode yang tidak akan timbul dalam periode lainnya. b. Total Arus Kas (X2) Total Arus Kas, adalah total cash flows yang merupakan laba bersih ditambahkar kembali dengan beban depresiasi dan amortisasi. Ukuran ini mendasarkan pada penelitian Triyono dan Jogiyanto (2000), Gunawan dan Bandi (2000) c. Net Profit Margin (X3) NPM dalam persamaan akuntansi dapat dirumuskan sebagai berikut: NPM = Profit after tax Total sales

3.6 Teknik Analisis Data Metode analisis data dalam penelitian ini digunakan model persamaan regresi linier ganda yang menggunakan OLS. R = + 1LAK + 2TAK + 3NPM + ei,t

36

Dimana: Rit = Return realisasi saham i pada periode pengamatan t, dihitung berdasarkan persamaan (1) LAK = laba akuntansi perusahaan TAK = total arus kas perusahaan NPM = Net Profit Margin perusahaan = Informasi relevan lainnya pada perusahaan i pada periode t. ei,t Agar model regresi yang digunakan akan benar benar menunjukkan hubungan yang signifikan dan representative atau disebut BLUE (Best Linier Unbiased Estimator) maka model regresi tersebut harus memenuhi asumsi dasar klasik regresi, yaitu multikolinieritas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi. 3.6.1 Uji Multikolinearitas Merupakan situasi adanya korelasi variabel variabel bebas diantara satu dengan yang lainnya, dimana variable bebas ini tidak bersifat orthogonal (Sritua Arief, 1993: 23). Variabel bebas yang bersifat orthogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasinya diantara sesamanya sama dengan nol. Cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi multikolinearitas antara lain dengan metode Koutsoyiannis,

mentransformasikan variabel variabel dan memperoleh lebih banyak data. Berdasarkan metode ini, langkah awal yang dilakukan adalah regresi variabel terikat atas setiap variabel bebas yang terkandung dalam suatu model regresi yang sedang diuji. Kemudian dari hasil regresi ini, dipilih salah satu model regresi yang secara apriori dan statistic yang paling meyakinkan. Model regresi yang terpilih ini disebut regresi elementer (elementary regression).

37

Selanjutnya dimasukkan satu persatu variabel bebas lainnya untuk diregresikan dalam kaitannya dengan variabel terikat yang telah ditentukan. Hasil regresi yang terjadi diteliti baik mengenai koefisien regresi, standard error yang berkaitan dengan koefisien regresi ini maupun R2. Variabel bebas yang baru dimasukkan kedalam percobaan dapat diklasifikasikan sebagai variabel bebas yang berguna (useful), tidak perlu (superfluous) dan merusak hasil (detrimental).Dalam penelitian ini akan digunakan metode VIF (Variance Inflation Factor) untuk mendeteksi ada tidaknya ----multikolieniritas. 3.6.2 Heterokedastisitas Merupakan nilai varian setiap disturbance term yang dibatasi oleh nilai tertentu mengenai variabel bebas adalah tidak sama (Sritua Arief, 1993:31). Keadaan heterokedastisitas akan menyebabkan penaksiran koefisien regresi jadi tidak efisien. Hasil taksiran dapat menjadi kurang dari semestinya, melebihi dai semestinya atau menyesatkan. Dalam penelitian ini dipakai metode gletser test untuk menguji ada tidaknya ---heterokedastisitas dalam model penelitian ini 3.6.3 Uji Autokorelasi Adalah korelasi yang terjadi diantara anggota anggota dari serangkaian pengamatan yang tersusun dalam rangkaian waktu seperti data runtun waktu (time series data) atau yang tersusun dalam rangkaian ruang

38

(seperti data silang waktu atau cross sectional data) (Sritua Arief 1993: 27). Untuk menguji apakah hasil estimasi model regresi tersebut tidak mengandung korelasi serial diantara disturbance term-nya maka dipergunakan metode Durbin Watson Statistic. Pengujian dengan teknik regresi linier berganda dan pengujian asumsi klasik tersebut dilakukan dengan menggunakan program aplikasi komputer SPSS For Windows versi 15.00.

3.6.4

Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi dilanjutkan dengan uji t, uji F, dan uji koefisien determinasi. Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas/independen secara sendiri-sendiri terhadap variabel tidak bebas/dependen. Pengambilan kesimpulannya adalah bahwa jika signifikansi < 0,05 Ha diterima dan Ho ditolak yang berarti ada pengaruh signfikan variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Demikian pula sebaliknya, jika signifikansi > 0,05, maka Ha ditolak dan Ho diterima yang berarti bahwa tidak ada pengaruh signfikan variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan atau tidak antara variabel independen (X) secara keseluruhan atau bersama-sama terhadap variabel dependen (Y) Pengambilan

39

kesimpulannya adalah bahwa jika signifikansi < 0,05 Ha diterima dan Ho ditolak yang berarti ada pengaruh signfikan variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Demikian pula sebaliknya, jika signifikansi > 0,05, maka Ha ditolak dan Ho diterima yang berarti bahwa tidak ada pengaruh signfikan variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Koefisien determinasi (R) menentukan besarnya variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel independennya, dan nilainya berkisar antara 0 dan 1. Semakin besar R berarti semakin besar variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen. Sebaliknya, semakin kecil R berarti semakin kecil variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel

independen.

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini diuraikan mengenai hasil-hasil penelitian, terutama berkaitan dengan data-data yang diperoleh selama penelitian. Pembahasan dalam analisis data dimulai dengan analisis mengenai variabel penelitian, yaitu laba akuntansi (X1), total arus kas (X2), dan Net Profit Margin (NPM) serta return saham pada masing-masing periode, yaitu dari tahun 2002 sampai dengan 2007. Setelah penghitungan dan analisis mengenai variabel penelitian, analisis dilanjutkan dengan pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi. 4.1 Deskripsi Variabel Penelitian Dalam penelitian ini, ada empat variabel yang diteliti, yaitu laba akuntansi (X1), total arus kas (X2), dan Net Profit Margin (NPM) (X3) serta return saham (Y). Berikut ini adalah uraian perkembangan variabel penelitian selama periode penelitian tahun 2002 sampai dengan tahun 2007. 4.1.1 Laba Akuntansi Dalam penelitian ini, laba akuntansi diukur berdasarkan pada laba bersih dikurangi dengan discounted operations. Berikut ini adalah perkembangan laba akuntansi selama periode tahun 2002 sampai dengan tahun 2007 pada perusahaan yang masuk dalam emiten (perusahaan) asuransi.

40

41

Tabel 4.1 Perkembangan Laba Akuntansi Emiten Asuransi Tahun 2002 2007 (Jutaan Rupiah) Tahun 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2002-2007 Total 75.281 152.781 423.850 518.124 304.517 678.727 2.153.280 Rata-Rata 7.528 15.278 42.385 51.812 30.452 67.873 35.888 Persentase Peningkatan 102,95 177,42 22,24 -41,23 122,89 76,85

Sumber : Lampiran 2 (diolah) Berdasarkan pada Tabel 4.1, laba akuntansi menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun, kecuali pada tahun 2006 yang menunjukkan penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya, baik secara total maupun rata-rata. Ini terlihat dari persentase peningkatan yang menunjukkan tanda negatif yang berarti terjadi penurunan

dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Persentase peningkatan paling besar terjadi pada tahun 2004 dimana terjadi peningkatan dalam rata-rata laba akuntansi untuk emiten asuransi. Secara keseluruhan selama periode tahun 2002 sampai dengan tahun 2007, total laba akuntansi perusahaan yang tergabung dalam emiten asuransi adalah sebesar Rp2,153280 milyar atau rata-rata diperoleh laba akuntansi Rp35,888 milyar setiap perusahaan dalam emiten

42

asuransi. Nilai laba akuntansi terbesar terjadi pada tahun 2007 dimana diperoleh laba akuntansi secara total untuk perusahaan yang tergabung dalam emiten asuransi sebesar Rp678,727 milyar atau rata-rata Rp67,873 milyar untuk setiap perusahaan.

4.1.2 Total Arus Kas Total arus kas diukur berdasarkan pada total aliran kas yang merupakan laba bersih ditambahkar kembali dengan beban depresiasi dan amortisasi yang terjadi pada periode yang sama. Berikut ini adalah perkembangan nilai total arus kas perusahaan selama periode tahun 2002 sampai dengan tahun 2007 pada perusahaan yang masuk dalam emiten asuransi. Tabel 4.2 Perkembangan Total Arus Kas Emiten Asuransi Tahun 2002 2007 (Jutaan Rupiah) Tahun 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2002-2007 Total 81.859 159.703 361.865 579.179 372.635 596.410 2.151.651 Rata-Rata 8.185,9 15.970,3 36.186,5 57.917,9 37.263,5 59.641,0 41.395,8 Persentase Peningkatan 95,096 126,59 60,054 -35,66 60,05 61,23

Sumber : Lampiran 2 (diolah)

43

Berdasarkan pada Tabel 4.2, nilai total arus kas menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun, kecuali pada tahun 2006 yang menunjukkan penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya, baik secara total maupun rata-rata. Ini terlihat dari persentase peningkatan yang menunjukkan tanda negatif untuk tahun 2006 yang berarti terjadi penurunan dibandingkan dengan tahun 2005. Persentase peningkatan paling besar terjadi pada tahun 2004 dimana terjadi peningkatan dalam rata-rata nilai total arus kas untuk emiten syariah atau emiten yang tergabung dalam emiten asuransi sebesar 126,59%. Secara keseluruhan selama periode tahun 2002 sampai dengan tahun 2007, total nilai total arus kas perusahaan yang tergabung dalam emiten asuransi adalah sebesar Rp78,673 milyar atau rata-rata diperoleh nilai buku sebesar Rp41.395,8 juta setiap perusahaan dalam emiten asuransi. Nilai total arus kas terbesar terjadi pada tahun 2007 dimana diperoleh nilai total arus kas secara total untuk perusahaan yang tergabung dalam emiten asuransi sebesar Rp596,410 milyar atau rata-rata Rp59,641 milyar untuk setiap perusahaan dengan peningkatan rata-rata setiap tahunnya sebesar 61,23%.

4.1.3 Net Profit Margin (NPM) Net Profit Margin (NPM)merupakan pembagian antara laba setelah pajak (profit after tax) dengan ekuitas total. Dalam laporan keuangan, nilai Net Profit Margin (NPM) sudah tercantum, sehingga nilai inilah yang digunakan dalam penelitian ini. Berikut ini adalah perkembangan

44

nilai Net Profit Margin (NPM) perusahaan selama periode tahun 2002 sampai dengan tahun 2007 pada perusahaan yang masuk dalam emiten asuransi. Tabel 4.3 Perkembangan Net Profit Margin (NPM) Emiten Asuransi Tahun 2002 2007 Tahun 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2002-2007 Total 1,51 2,11 3,23 2,17 1,60 1,43 12,05 Rata-Rata 0,151 0,211 0,323 0,217 0,160 0,143 0,211 Persentase Peningkatan 39,74 53,08 -32,82 -26,27 -10,63 4,62

Sumber : Lampiran 2 (diolah) Berdasarkan pada Tabel 4.3, nilai Net Profit Margin (NPM) menunjukkan penurunan dari tahun ke tahun, kecuali pada tahun 2003 dan 2004 yang menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya, baik secara total maupun rata-rata. Ini terlihat dari persentase peningkatan yang menunjukkan tanda positif untuk tahun 2003 dan 2004 yang berarti terjadi peningkatan dibandingkan dengan tahun 2000 dan 2005. Persentase penurunan paling besar terjadi pada tahun 2005 dimana terjadi penurunan dalam rata-rata nilai Net Profit

45

Margin (NPM) untuk emiten syariah atau emiten yang tergabung dalam emiten asuransi sebesar 32,82%. Secara keseluruhan selama periode tahun 2002 sampai dengan tahun 2007, total nilai Net Profit Margin (NPM)perusahaan yang tergabung dalam emiten asuransi adalah sebesar 12,05 atau rata-rata diperoleh nilai Net Profit Margin (NPM) sebesar 0,211 untuk setiap perusahaan dalam emiten asuransi.

4.1.4 Return Saham Return saham merupakan selisih antara harga saham periode sedang berjalan dengan periode sebelumnya. Berikut ini adalah perkembangan return saham perusahaan selama periode tahun 2002 sampai dengan tahun 2007 pada perusahaan yang masuk dalam emiten asuransi. Tabel 4.4 Perkembangan Return Saham Emiten Asuransi Tahun 2002 2007 Tahun 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2002-2007 Total -2,37 0,97 1,52 1,56 -1,39 -0,77 -0,49 Rata-Rata -0,0237 -0,097 0,152 0,156 -0,139 -0,077 -0,0081 Persentase Peningkatan 309,28 -256,70 2,63 -189,10 -44,60 -35,70

Sumber : Lampiran 2 (diolah)

46

Secara umum return saham menunjukkan penurunan dari tahun ke tahun, kecuali yang terjadi untuk tahun 2003 dan tahun 2005 yang menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Tahun 2003 menunjukkan peningkatan return saham paling besar pada emiten asuransi, yaitu mencapai 309,28%. Pertumbuhan return saham yang sangat besar ini terjadi karena adanya return yang cukup besar pada saham-saham perusahaan yang tergabung dalam emiten asuransi. Ini juga akibat adanya rata-rata return saham yang negatif pada tahun 2002 akibat penurunan harga saham pada banyak perusahaan yang tergabung dalam emiten asuransi.

4.2 Uji Asumsi Klasik 4.2.1 Uji Multikolinieritas Salah satu deteksi ada tidaknya multikolinearitas adalah dengan melihat pada nilai Variance Inflation Factor (VIF). Nilai VIF diperoleh dengan melakukan regresi secara parsial dan kemudian menghitung nilai VIF. Jika VIF dari suatu variabel melebihi 10, dimana hal ini terjadi ketika nilai R2 melebihi 0,90, maka suatu variabel dikatakan berkorelasi sangat tinggi. Berikut ini adalah rangkuman nilai VIF pada periode penelitian:

47

Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinieritas Variabel Laba Akuntansi (X1) Total Arus Kas (X2) Net Profit Margin (X3) VIF 4,776 04,733 1,022 Kesimpulan Tidak Multikolinierietas Tidak Multikolinierietas Tidak Multikolinierietas

Dari tabel diatas terlihat bahwa semua nilai VIF dari hasil regresi parsial masih dibawah 10. Dapat disimpulkan bahwa dalam persamaan bebas dari masalah multikolinearitas. 4.2.2 Uji Heterokedastisitas Heteroskedastisitas adalah adanya varians yang berbeda yang dapat membiaskan hasil yang telah dihitung, serta menimbulkan konsekuensi adanya model yang akan menaksir terlalu rendah varians yang sesungguhnya. Heteroskedastisitas bisa dideteksi dengan berbagai macam uji. Salah satu uji yang digunakan dalam penulisan ini adalah uji Glejser. Uji Glejser dilakukan dengan meregresi nilai absolut residual hasil regresi awal terhadap variabel-variabel independennya. Kriteria pengujiannya adalah dengan melihat nilai koefisien regresi pada persamaan. Apabila t hitung > t tabel atau signifikansi < 0,05, maka Ho diterima yang berarti menunjukan adanya homoskedastisitas (tidak menunjukkan gejala heterokedastisitas), sebaliknya apabila t

48

hitung > t tabel , maka menolak Ho dan menerima H1 yang berarti menunjukan adanya gejala heteroskedastisitas. Berikut ini adalah rangkuman hasil uji heteroskedastisitas dengan Uji Glejser. Tabel 4.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas Variabel Konstanta Laba Akuntansi (X1) Total Arus Kas (X2) Net Profit Margin (X3) Sumber : Lampiran Dari hasil perhitungan tersebut ternyata dalam model T-Hitung 0,001 0,106 -0,103 -0,006 Sig. 0,999 0,916 0,919 0,995 Kesimpulan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan

regresi tersebut semua menunjukan t-hitung < t-tabel atau probabitas > 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi ini tidak terjadi masalah heterokedastisitas. 4.2.3 Uji Autokorelasi Autokorelasi terjadi apabila gangguan dalam periode tertentu berhubungan dengan nilai gangguan periode sebelumnya.

Konsekuensi adanya autokorelasi adalah selang keyakinan menjadi besar serta varians dan kesalahan standar akan ditaksir terlalu rendah. Pengujian autokorelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin Watson.

49

Pengujian Durbin Watson ini dilakukan dengan menggunakan nilai Durbin Watson dari hasil estimasi. Menurut Durbin Watson, besarnya koefisien Durbin Watson adalah antara 0-4. Kalau koefisien Durbin Watson sekitar 2, dapat dikatakan tidak ada korelasi. Kalau besarnya mendekati nol, maka terdapat autokorelasi positif, dan jika besarnya mendekati 4, maka terdapat autokorelasi negatif. Berikut ini tabel yang dapat dipergunakan untuk pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi : 4-dL < d < 4 4-dU < d < 4-dL 2 < d < 4-dU dU < d < 2 dL < d < dU 0 < d < dL Mempunyai autokorelasi negatif Pengujian tidak meyakinkan Tidak mempunyai autokorelasi Tidak mempunyai autokorelasi Pengujian tidak meyakinkan Mempunyai autokorelasi positif

Penentuan dL dan dU tergantung dari besarnya derajat kebebasan. Dari tabel Durbin Watson pada tingkat = 0,05 dan dengan n=60, diketahui dL sebesar 1,14 dan dU sebesar 1,74, sehingga batasan autokorelasinya menjadi : 2,86 < d < 4 2,26 < d < 2,86 2 < d < 2,26

Mempunyai autokorelasi negatif Pengujian tidak meyakinkan Tidak mempunyai autokorelasi

50

1,74 < d < 2 1,14 < d < 1,74 0 < d < 1,14

Tidak mempunyai autokorelasi Pengujian tidak meyakinkan Mempunyai autokorelasi positif

Adapun hasil perhitungan durbin watson untuk periode tahun 2002 sampai dengan tahun 2007 diperoleh nilai Durbin Watson sebesar 1,848. Nilai ini berada pada daerah 1,74 < d < 2,26, sehingga bisa disimpulkan bahwa pada persamaan tersebut telah berada pada daerah tidak mempunyai autokorelasi.

4.3 Pengujian Regresi Berganda Analisis regresi berganda berguna untuk mengetahui pengaruh laba akuntansi, total arus kas, dan NPM terhadap return saham pada perusahaan yang tergabung dalam emiten asuransi selama periode tahun 2002 sampai tahun 2007. Berikut ini adalah rangkuman hasil regresi untuk periode tahun 2002 sampai 2007.

51

Tabel 4.7 Hasil Analisis Regresi Variabel Konstanta Laba Akuntansi (X1) Total Arus Kas (X2) Net Profit Margin (X3) R = 0,738 Koef regresi -0,184 0,000000208 0,000000512 0,746 thitung -2.277 0,072 0,176 2,671 Sign. 0,027 0,943 0,861 0,010 Ket Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Signifikan

F hitung = 2,969 Sig. = 0,040

R Square = 0,545 N = 60

Sumber : Lampiran Berdasarkan hasil perhitungan regresi, secara keseluruhan diperoleh hasil persamaan regresi sebagai berikut: R = -0,184 + 0,000000208 LAK + 0,000000512 TAK + 0,746NPM

Dimana: Rit LAK TAK NPM = Return realisasi saham = laba akuntansi perusahaan = total arus kas perusahaan = Net Profit Margin perusahaan

Hasil persamaan regresi secara keseluruhan ini menunjukkan hasil interpretasi sebagai berikut: 1. Koefisien regresi laba akuntansi menunjukkan nilai sebesar 0,000000208. Tanda koefisien regresi ini adalah positif. Ini berarti peningkatan pada laba

52

akuntansi akan mendorong peningkatan pada return saham. Begitu pula sebaliknya, penurunan dalam laba akuntansi akan mendorong pada penurunan dalam return saham. Koefisien regresi ini merupakan Earning Response Coefficient (ERC). Koefisien ini menunjukkan kepekaan perubahan laba akuntansi dalam menjelaskan return saham. Dengan demikian, perubahan (peningkatan atau penurunan) laba akuntansi sebesar 1 persen akan direspons dengan perubahan (peningkatan atau penurunan) dalam return saham sebesar 0,000000208 persen. 2. Koefisien regresi total arus kas menunjukkan nilai sebesar 0,000000512. Tanda koefisien regresi ini adalah positif. Ini berarti peningkatan pada total arus kas akan mendorong peningkatan pada return saham. Begitu pula sebaliknya, penurunan dalam total arus kas akan mendorong pada penurunan dalam return saham. Koefisien regresi ini merupakan Cash flows Response Coefficient (CFRC). Koefisien ini menunjukkan kepekaan perubahan total anus kas dalam menjelaskan return saham. Dengan demikian, perubahan (peningkatan atau penurunan) total arus kas sebesar 1 persen akan direspons dengan perubahan (peningkatan atau penurunan) dalam return saham sebesar 0,000000512 persen. 3. Koefisien regresi Net Profit Margin (NPM) menunjukkan nilai sebesar 0,746. Tanda koefisien regresi ini adalah positif. Ini berarti peningkatan pada Net Profit Margin (NPM) akan mendorong peningkatan pada return saham. Begitu pula sebaliknya, penurunan dalam Net Profit Margin (NPM)akan mendorong pada penurunan dalam return saham. Koefisien ini

53

menunjukkan kepekaan perubahan NPM dalam menjelaskan return saham. Dengan demikian, perubahan (peningkatan atau penurunan) Net Profit Margin (NPM) sebesar 1 persen akan direspons dengan perubahan (peningkatan atau penurunan) dalam return saham sebesar 0,746 persen.

4.3.1 Uji Statistik 1. Uji t Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara sendiri-sendiri atau parsial terhadap variabel dependennya. Adapun hasil rangkuman uji t untuk model diatas dapat ditunjukkan pada tabel berikut ini : Tabel 4.8 Hasil Uji t Variabel Konstanta Laba Akuntansi (X1) Total Arus Kas (X2) Net Profit Margin (X3) Sumber : Lampiran Dari hasil tersebut diatas dapat dilihat bahwa tidak semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai nilai t-hitung yang tingkat signifikansinya kurang dari 0,05. Pada T-Hitung -2.277 0,072 0,176 2,671 Sig. 0,027 0,943 0,861 0,010 Kesimpulan Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Signifikan

54

keseluruhan periode, pada = 5%, tidak semua variabel independen signifikan secara statistik dan berpengaruh secara sendiri-sendiri terhadap variabel dependennya. Hanya variabel Net Profit Margin (X3) saja yang mempunyai pengaruh yang signifikan secara sendiri-sendiri terhadap variabel Return saham (Y). Dua variabel lainnya, yaitu Laba Akuntansi (X1) dan Total Arus Kas (X2) tidak signifikan secara statistik. 2. Uji F Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independent dalam model mempengaruhi secara bersama-sama terhadap variabel dependent. Dari hasil estimasi, diperoleh nilai F hitung sebesar 2,969 dengan tingkat signifikansi 0,04. Nilai ini signifikan secara statistik, karena tingkat signifikansinya dibawah 0,05 yang berarti variabel-variabel independennya secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependennya. Ini juga berarti bahwa variabel Laba Akuntansi (X1), Total Arus Kas (X2), dan Net Profit Margin (X3) berpengaruh signifikan secara bersama-sama terhadap Return Saham. 3. Uji Koefisien Determinasi Uji ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independent dalam model mempengaruhi variabel dependent. Nilai ini ditunjukkan dengan nilai R2 (R-square).

55

Dari hasil estimasi diperoleh nilai R2 sebesar 0,545, yang artinya 54,5% variasi dalam variabel dependen (return saham) dapat dijelaskan oleh variabel independen yang dimasukkan dalam model (Laba Akuntansi (X1), Total Arus Kas (X2), dan Net Profit Margin (X3). Sedangkan sisanya sebesar 45,5% dipengaruhi oleh variabel yang tidak tersebut. 4.3.2 Hasil Pengujian Hipotesis 1. Hipotesis 1 : Laba akuntansi mempunyai pengaruh positif dijelaskan dalam model atau selain tiga variabel

terhadap return saham Berdasarkan hasil pengujian, secara keseluruhan diperoleh koefisien regresi laba akuntansi yang menunjukkan tanda positif. Ini berarti peningkatan pada laba akuntansi akan mendorong peningkatan pada return saham. Begitu pula sebaliknya, penurunan dalam laba akuntansi akan mendorong pada penurunan dalam return saham. Berdasarkan hasil uji t menunjukkan bahwa bahwa nilai signifikansi t-hitung lebih besar dibandingkan 0,05. Dengan demikian, pengaruh laba akuntasi terhadap return saham adalah tidak signifikan secara statistik. Pengujian koefisien dan

berdasarkan hasil uji t ini secara keseluruhan menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan antara laba akuntansi terhadap return saham. Dengan demikian hipotesis pertama yang

56

menyatakan bahwa laba akuntansi mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap return saham tidak terbukti. Tidak terbuktinya hipotesis pertama ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh oleh Paul dan Zarowin (1999). Tidak terbuktinya hipotesis ini juga karena sifat perusahaan yang diteliti berbeda dimana penelitian ini menggunakan perusahaan jasa asuransi yang mempunyai karakteristik yang berbeda dengan perusahaan dagang atau manufaktur, terutama berkaitan dengan adanya peristiwa transitori dalam akuntansi, dimana konsep ini banyak diterapkan pada industri akuntansi. Sebagaimana disebutkan, ini disebabkan oleh peristiwa transitori (transitory events) dimana hanya berpengaruh pada perioda terjadinya peristiwa tersebut dan mengakibatkan angka laba (rugi) yang dilaporkan dalam laporan laba-rugi berfluktuasi. Perbedaan antara perusahaan asuransi dan perusahaan manufaktur juga terlihat dari sifat industri jasa sendiri yang sangat tergantung dari pemberi jasa. Ini berarti kemampuan manajemen, perangkat fisik dan juga teknologi turut mempengaruhi

keberhasilannya yang ditunjukkan dengan adanya return saham pada perusahaan jasa asuransi.

2. Hipotesis 2 return saham

: Total Arus Kas berpengaruh positif terhadap

57

Berdasarkan hasil pengujian, secara keseluruhan diperoleh koefisien regresi total arus kas yang menunjukkan tanda positif. Ini berarti peningkatan pada total arus kas akan mendorong peningkatan pada return saham. Begitu pula sebaliknya, penurunan dalam total arus kas akan mendorong pada penurunan dalam return saham. Berdasarkan hasil uji t menunjukkan bahwa bahwa nilai signifikansi t-hitung lebih besar dibandingkan 0,05. Dengan demikian, pengaruh total arus kas terhadap return saham adalah tidak signifikan secara statistik. Pengujian koefisien dan

berdasarkan hasil uji t ini secara keseluruhan menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh dengan arah positif dan signifikan antara total arus kas terhadap return saham. Dengan demikian hipotesis kedua yang menyatakan bahwa total arus kas mempunyai pengaruh signifikan terhadap return saham tidak terbukti. Tidak terbuktinya hipotesis kedua ini tidak sejalan dengan artikel yang ditulis oleh Anggono dan Baridwan (2004) yang mengungkapkan bahwa semakin tinggi arus kas operasi terhadap laba bersih, berarti semakin tinggi kualitas laba tersebut dan sebaliknya perusahaan dengan laba bersih yang tinggi namun arus kasnya rendah, dicurigai menggunakan pengakuan laba atau pengeluaran akrual. Penelitian ini berbeda karena menggunakan data perusahaan jasa asuransi sehingga hasilnya juga relatif

58

berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Anggono dan Baridwan (2004). Pada perusahaan jasa asuransi, pengaruh total arus kas terhadap return saham baru dapat dirasakan dalam periode waktu yang lebih lama. Artinya, perusahaan asuransi cenderung membutuhkan waktu lebih lama (adanya lag waktu) agar pengaruh total arus kas dapat dirasakan mempengaruhi return saham dibandingkan dengan perusahaan manufaktur. Namun penelitian ini didukung Clubb (1995) dalam Indra dan Fazli (2004:936) menyatakan data arus kas diluar laba akuntansi hanya memberikan dukungan yang lemah bagi investor, hal ini menunjukkan bahwa data arus kas tidak mempunyai kandungan informasi jika dilihat pengaruhnya terhadap harga saham. Ini berkaitan dengan kepercayaan masyarakat terhadap industri asuransi yang masih rendah.

3. Hipotesis 3

: Net Profit Margin (NPM) berpengaruh positif

terhadap return saham Berdasarkan hasil pengujian, secara keseluruhan diperoleh koefisien regresi Net Profit Margin (NPM) yang menunjukkan tanda positif. Ini berarti peningkatan pada Net Profit Margin (NPM) akan mendorong peningkatan pada return saham. Begitu

59

pula sebaliknya, penurunan dalam Net Profit Margin (NPM) akan mendorong pada penurunan dalam return saham. Berdasarkan hasil uji t menunjukkan bahwa bahwa nilai signifikansi t-hitung lebih kecil dibandingkan 0,05. Dengan demikian, pengaruh Net Profit Margin (NPM) terhadap return saham signifikan secara statistik. Pengujian koefisien dan berdasarkan hasil uji t ini secara keseluruhan menunjukkan bahwa pengaruh dengan arah positif antara Net Profit Margin (NPM) terhadap return saham signifikan secara statistik. Dengan demikian hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa Net Profit Margin (NPM) mempunyai pengaruh signifikan terhadap return saham terbukti. Terbuktinya hipotesis ketiga ini sejalan dengan artikel yang ditulis oleh Francis dan Schipper (1999) yang menyatakan bahwa Net Profit Margin (NPM) merupakan suatu pengukuran dari penghasilan yang tersedia dari para pemilik perusahaan atas modal yang diinvestasikan dalam perusahaan dan ini menjadi salah satu penentu dari return saham.

4.4 Pengaruh Dominan terhadap Return Saham Untuk mengetahui variabel bebas mana yang memberikan pengaruh dominan terhadap return saham maka dapat digunakan persamaan regresi berganda yang telah diperoleh. Pengaruh yang paling dominan dapat ditunjukkan dari koefisien regresi yang telah dilakukan sebelumnya. Koefisien

60

regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah koefisien regresi standar (standardize coefficient). Koefisien regresi standar digunakan karena koefisien ini sudah tidak ada standar error dan konstanta. Adapun urutan dominasi masing-masing variabel bebas terhadap return saham dapat dilihat pada tabel sebagai berikut. Tabel 4.9 Urutan Nilai Koefisien Beta Variabel Bebas Koefisien Regresi Standar 0,034 0,084 0,335 Urutan Kontribusi

Laba Akuntansi (X1) Total Arus Kas (X2) Net Profit Margin (X3) Sumber : Lampiran

Ketiga Kedua Pertama

Berdasarkan pada tabel diatas menunjukkan bahwa variabel Net Profit Margin (X3) memberikan kontribusi yang paling besar terhadap return saham yang ditunjukkan dengan nilai koefisien regresi standar yang paling besar yaitu 0,335.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh signifikan laba akuntansi, total arus kas, dan net profit margin (NPM) terhadap return saham pada emiten asuransi dan juga mengetahui variabel manakah yang mempunyai pengaruh paling besar terhadap return saham pada emiten asuransi. Berdasrkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Secara keseluruhan dari periode tahun 2002 sampai tahun 2007, laba akuntansi tidak mempunyai pengaruh signifikan secara sendiri-sendiri (parsial) terhadap return saham yang ditunjukkan dengan koefi