2.1. obejectives 2.2 conceptual...
TRANSCRIPT
2
D
a
t
m
2
A
m
m
H
k
k
m
m
m
s
u
d
p
c
2.1. Obeject
Dilihat dari
akhir ini ad
tantangan te
mempertaha
2.2 Concept
Astra Cred
menguasai m
mobil cash
Hubungan y
keberhasilan
kompetitor-k
munculnya
mobil Toyo
masa yang
semakin ket
untuk memb
dan profit d
peluang unt
conceptual f
E
tives
isu bisnis y
dalah bagaim
ersebut, sehi
ankan posisin
tual Framew
dit Compan
market share
dan kredit,
yang baik d
n dari As
kompetitorp
Toyota Astr
ota Astra Cr
akan datan
tatnya persa
buat strategi
dimasa yang
tuk meningk
framework b
EKSPLOR
yang ada pa
mana ACC d
ingga ACC
nya sebagai
work
nies merupa
e sebesar 17
, dan sebes
dengan deale
tra Credit
un bermunc
ra Finance y
redit Compa
ng harus m
ingan, Astra
i dan menca
akan datan
katkan mark
berikut ini:
Gambar 2.1
BAB II
RASI ISSU
ada bab sebe
dapat tetap g
dapat tetap
market lead
akan sebuah
7% dari tota
ar 30% unt
er mobil ad
Companie
culan sehing
yang mengur
anies, karena
melalui Toyo
a Credit Com
ari peluang u
ng. Untuk m
ket share da
1. Conceptual Fr
UE BISNIS
elumnya, ma
growth dalam
p meningkat
er dimasa ya
h perusahaa
al market sh
tuk total pe
dalah merup
s. Dengan
gga persain
rangi porsi k
a pembiayaa
ota Astra F
mpanies pun
untuk menin
membuat stra
an profit m
ramework
S
aka tujuan d
m kondisi y
tkan market
ang akan dat
an pembiay
hare seluruh
enjualan sec
akan salah
berjalanny
gan begitu
kredit untuk
an mobil To
inance. Ol
n harus teru
ngkatkan ma
ategi baru da
maka dapat d
19
dari proyek
yang penuh
share dan
tang.
yaan yang
h penjualan
cara kredit.
satu kunci
ya waktu,
ketat, dan
k pembiaan
oyota pada
leh karena
us berusaha
arket share
an mencari
dilihat dari
20
2.3 Analisa Industri
2.3.1 Teori Porter’s Five Forces Untuk melihat dari Analisa Industri, model Porter’s Five Force adalah satu model yang digunakan
dalam persaingan yang berdampak pada penyesuaian resiko yang mungkin terjadi antara
perusahaan dengan pesaing-pesaingnya di industri yang sama. Dimana dari beberapa studi
ekonomi yang menegaskan beberapa industri bisa bertahan dengan tingkat keuntungan yang
berbeda-beda, bagian perbedaan ini dijelaskan pada struktur industri. (Porter, M.E., 1985,
Competitive Advantage: Creating and Sustaining Superior Performance, New York, The Free
Press)
Gambar 2.2. Porter’s Five Forces
Sumber: (Competititve Advantage: Michael E. Porter: 1985)
INDUSTRY COMPETITORS
Bargaining power
of buyers
Threat of new entrants
Bargaining power
Entry barriers
Threat of substitute products
21
2.3.2 Analisa Porter’s Five Force Astra Credit Companies
Gambar 2.3. Analisa 5 Forces ACC
2.3.2.1 Industries
Terdapat beberapa pemain dalam industri pembiayaan mobil, Pemain dalam
industri tersebut dapat dibagi menjadi dua, yaitu perusahaan penyalur kredit
berlatar belakang Bank dan perusahaan penyalur kredit non Bank. Perusahaan
penyalur kredit berlatar belakang Bank terdiri dari Bank itu sendiri dan
perusahaan multifinance yang dibentuk oleh Bank. Sedangkan perusahaan
penyalur kredit non Bank, terbagi menjadi dua yaitu perusahaan pembiayaan yang
dibentuk oleh ATPM dan perusahaan pembiayaan yang dibentuk oleh suatu
perusahaan non ATPM. Contoh Bank yang menyalurkan kredit adalah Bank
BCA, BII, Permata, Niaga, Mandiri, dan lain-lain. Contoh perusahaan
multifinance yang dibentuk oleh Bank adalah BII Finance, BCA Finance, Niaga
Finance, Clipan, Adira dan lain-lain. Contoh perusahaan yang dibentuk oleh
ATPM adalah indomobil finance dan Toyota Astra Finance. Sedangkan contoh
multifinance non Bank dan yang bukan dibentuk oleh ATPM adalah Oto
22
Multiartha, U Finance, Tunas Finance, BFI Finance dan lain-lain. Posisi Astra
Credit Companies sendiri terletah diantara perusahaan multifinance/leasing yang
dimiliki oleh perusahaan non Bank dan juga perusahaan pemilik ATPM. Untuk
dapat mengetahui lebih jelas lagi mengenai pemain-pemain perusahaan penyalur
kredit untuk mobil dapat dilihat dari gambar berikut ini:
Gambar 2.4 Pemain Perusahaan Pembiayaan Mobil
Dari hasil interview dengan beberapa sales dari dealer mobil baru dan bekas,
didapatkan informasi bahwa, hampir semua sales-sales dari dealer tersebut
menawarkan kepada end user perusahaan kredit yang dapat memberikan suku
bunga yang rendah, suku bunga yang rendah banyak diberikan oleh “Bank
finance” atau oleh Bank itu sendiri. Bila dibandingkan dengan kredit yang
disalurkan oleh Bank untuk kredit mobil, bunga yang ditawarkan oleh ACC lebih
tinggi 1 sampai dengan 3% dibandingkan kredit yang diberikan oleh Bank.
Pemain utama dari perusahaan-perusahaan pembiayaan yang memiliki aset lebih
dari 2 triliun rupiah adalah ACC, OTO Multiartha, Dipostar, ORIX, Cat Finance,
dan Adira. Perusahaan yang memiliki aset 1 sampai 2 triliun adalah Tunans
Financindo, Adira, Mitsui Leasing, Indomobil Finance, BFI Finance, U Finance,
Tiga Berlian Auto Finance, BOT Finance. Menurut pihak management ACC,
23
pemberian kredit yang dilakukan ACC sebagian besar diperuntukan untuk
pemberian kredit untuk retail/personal, pemberian kredit oleh ACC untuk
komersial tidak sebanyak retail. Sebaliknya, beberapa perusahaan seperti DIPO
Star Finance lebih banyak memberikan pembiayaan untuk komersial
dibandingkan pembiayaan untuk retail. Selain pembiayaan untuk mobil-mobil
Astra, ACC juga membiayai mobil untuk keluaran non Astra, masuknya ACC
untuk mobil non Astra sedikit terlambat, karena dalam mobil keluaran non Astra
sudah terdapat pemain yang cukup kuat yang berarti sudah terdapat kompetitor
yang sudah dekat dengan key person dari dealer mobil non Astra. ACC memiliki
banyak competitor dalam menjalankan bisnisnya, berikut dapat dilihat competitor
dari ACC menurut segmentnya:
Tabel 2.1 Kompetitor Berdasarkan Segment
Retail Regular (New & Used Car) Retail Commercial Fleet
ACC
OTO Multiartha
Dipostar
Tunas Financindo
Adira
Mitsui Leasing
Indomobil Finance
BFI Finance
U Finance
Dipostar
ACC
Oto Multiartha
Tiga Berlian Auto Finance
ORIX
ACC
Cat Finance
BOT Finance
Dari hasil observasi terhadap sales dari dealer mobil baru baik Astra maupun non
Astra, bunga yang ditawarkan oleh ACC sangat kompetitif bila dibandingkan
dengan beberapa perusahaan kredit non Bank.
Melihat penjualan mobilnya melalui kredit, beberapa ATPM pun tergiur untuk
membentuk perusahaan pembiayaan sendiri untuk menyalurkan kredit untuk
mobilnya. Contoh perusahaan finance yang dimiliki oleh ATPM adalah Toyota
Astra Finance, Indomobil Finance. Perusahaan-perusahaan ini merupakan
competitor yang memiliki pengaruh cukup besar terhadap Astra Credit Companies
karena ini akan mengurangi porsi dari penjualan dari perusahaan, khususnya
24
Toyota Astra Finance. Bagi ACC, Toyota memiliki separuh dari total pembiayaan
mobil keluaran Astra, ini dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel 2.2 Porsi Penjualan Toyota terhadap Astra Sumber: Astra Credit Companies
Jumlah (unit)
Total Penjualan ACC 91951 Total penjualan Toyota 20740 Total Penjualan Astra 40117
Total penjualan mobil baru ACC (Mobil baru dan mobil bekas) tahun 2007 adalah
sebesar 40.117 unit mobil, dan untuk penjualan mobil Toyota yang dibiayai ACC
pada tahun 2007 adalah sebesar 20.740 unit mobil. Dengan kata lain, Toyota
memegang sebesar 51,69% dari total pembiayaan mobil baru dan mobil bekas.
Sedangkan total pembiayaan mobil baru ASTRA oleh ACC memegang 45% porsi
dari seluruh pembiayaan yang dilakukan oleh ACC. Dengan demikian ACC akan
kehilangan 22,26% dari total pembiayaan yang dilakukan oleh ACC.
Kekhawatiran juga muncul dari pihak Astra International, Astra Inernational
khawatir bagaimana bila semua ATPM memiliki perusahaan pembiayaan sendiri,
ini berarti porsi 45% itu akan hilang seluruhnya.
Dengan adanya TAF, TAF akan mengambil alih seluruh pembiayaan mobil
Toyota. Karena TAF baru dibentuk, pembiayaan Toyota masih terbagi dengan
ACC dan perusahaan pembiayaan lainnya. TAF pada tahun 2007 memiliki target
untuk membiayai mobil Toyota sebesar 50%. Saat ini TAF baru memiliki 8 kantor
cabang, dalam waktu 3 tahun mendatang TAF akan membangun 13 cabang lagi.
ASTRA yang merupakan perusahaan induk dari ACC dan TAF mengatur
kebijakan agar pemberian kredit untuk mobil Toyota saat ini 70% diberikan oleh
Toyota dan 30% diberikan oleh ACC. Persentase tersebut berlaku untuk penjualan
mobil Toyota di TSO (Toyota Sales Operation). Tetapi untuk dimasa yang akan
datang, penjualan mobil toyota (TSO) seluruhnya akan diambil alih oleh Toyota
Astra Finance.
25
2.3.2.2 New Entrants
Persaingan yang cukup mempengaruhi ACC adalah persaingan yang berasal dari
perusahaan finance yang dimiliki oleh pabrikan mobil tertentu, dan dimasa yang
akan datang tidak menutup kemungkinan akan lebih banyak bermunculan finance
yang didirikan oleh pabrikan mobil (ATPM), ketika itu terjadi ACC bahkan
perusahaan pembiayaan lainnya pun akan sulit mempertahankan market share nya
karena finance yang didirikan oleh pabrikan mobil akan lebih diutamakan
ketimbang finance lainnya. Saat ini sudah muncul beberapa perusahaan
pembiayaan mobil yang didirikan oleh ATPM antara lain Indomobil Finance dan
Toyota Astra Finance.
Pedatang baru yang perlu dipertimbangkan juga berasal dari Bank. Bank saat ini
sedang mengalami likuidasi yang sangat tinggi, oleh karena itu penyaluran
pinjaman mobil saat ini sedang menjadi perhatian dari Bank. Menurut pihak
management ACC persaingan dengan Bank mulai terasa pada tahun 2007, pada
tahun 2007 Bank mulai menyalurkan pembiayaan untuk mobil dengan bunga yang
sangat rendah. Tidak hanya itu, Bank juga mulai membentuk perusahaan
multifinance untuk pembiayaan mobil dengan melakukan akusisi pada perusahaan
pembiayaan mobil yang sudah ada. Ini bertujuan agar pembiayaan untuk mobil
lebih terfokus lagi.
2.3.2.3 Supplier
Astra Credit Companies dalam menjalankan bisnisnya tidak dapat terlepas dari
pinjaman dari beberapa pihak. Dalam hal ini Astra Credit Companies
mendapatkan beberapa pinjaman dari sejumlah Bank seperti bank Mandiri, BCA,
Permata, Niaga, dsb. Selain pinjaman dari Bank, ACC juga mendapat pendanaan
dari penerbitan surat obligasi. Dalam hal ini ACC mendapatkan tantangan yang
sangat besar, karena sumber dana dari ACC dari Bank, sedangkan Bank sendiri
juga memiliki bisnis yang sama dengan ACC, sehingga ACC akan sangat sulit
untuk bersaing dalam pemberian suku bunga kredit kepada end user. Bunga yang
ditawarkan juga bergantung pada BI Rate yang berlaku saat itu.
26
2.3.2.4 Subtitutes
Bila diliat dari subtitute dari kredit mobil, saat ini belum menjadi sebuah ancaman
yang serius karena penjualan mobil, 60-70% penjualan dilakukan melalui dengan
cara kredit dibanding penjualan dengan cara cash, dan diperkirakan oleh Gaikindo
akan terus tumbuh pada tahun 2008 ini sebesar 20% . Terdapat sebuah subtitute
dari kredit melalui perusahaan kredit mobil non bank, dan itu dapat
mempengaruhi market share, subtitute tersebut adalah personal loan yang di
berikan individu kepada individu lain, dan personal loan tersebut digunakan untuk
membeli sebuah kendaraan roda empat. Namun demikian hal ini tidak terlalu
mengancam karena jumlah modal individu yang memberikan personal loan
tersebut tidaklah sebesar perusahaan seperti Astra Credit Companies.
2.3.2.5 Buyers
Dari informasi yang diperoleh dari pihak management Astra Credit Companies,
Astra Credit Companies memiliki dua customer yaitu dealer dan End User.
Strategi dari Astra Credit Companies sendiri adalah lebih cenderung mem-
fokuskan pada dealer, ACC lebih banyak melakukan pendekatan terhadap dealer
dibandingkan terhadap End User.
Customer dealer untuk mobil baru terdapat beberapa kategori yaitu: Dealer mobil
baru dan dealer mobil bekas. Dealer mobil Baru dibagi menjadi dua kategori
yaitu: Direct dan indirect. Yang termasuk Direct adalah dealer resmi yang dimiliki
oleh Toyota (TSO), Daihatsu (DSO), Isuzu (ISO), BMW, Peugeot, dan Nissan
Diesel Sedangkan yang termasuk undirect adalah Dealer lain selain dari dealer
resmi dari Toyota, Daihatsu, Isuzu, BMW, Peugeot dan Nissan Diesel, biasanya
dealer undirect dimiliki oleh individu atau Perseroan. Customer untuk pabrikan
mobil yang dimiliki ASTRA (direct) memiliki hubungan yang lebih mengikat,
dengan kata lain, lebih mudah untuk menggunakan jasa ACC dibandingkan jasa
perusahaan kredit lainnya, ini diakibatkan karena ada keterikatan antara
perusahaan-perusahaan yang dimiliki oleh ASTRA International. Berbeda dengan
dealer undirect, dealer undirect ini tidak lebih terikat untuk menggunakan jasa
kredit dari Astra Credit Companies. Dari hasil observasi penulis di beberapa
27
kunjungan di pameran-pameran mobil yang diadakan di mall-mall di Jakarta dan
Bandung, penulis mendapatkan hasil pengamatan sebagai berikut:
1. Pameran-pameran mobil lebih banyak ditemui oleh penulis adalah dealer
undirect dan Non Astra
2. Sales Officer merekomendasikan menggunakan kredit melalui ACC bila
customer memang sudah pernah menggunakan jasa ACC dengan alasan,
proses dapat lebih cepat, walaupun suku bunga yang ditawarkan tetap
lebih tinggi dari ACC dibandingkan dengan perusahaan kredit yang
pertama mereka rekomendasikan.
Persaingan sangat dirasakan oleh perusahaan-perusahaan kredit untuk
mendapatkan order dari dealer-dealer, Perusahaan-perusahaan kredit biasanya
memiliki kedekatan dengan key person dari dealer berbeda-beda, kedekatan
tersebut dipengaruhi oleh faktor emosioal dan transaksional. Emosional dengan
artian kedekatan antara officer ACC dengan key person tersebut sedangkan
transaksional dengan artian key person akan dekat dengan melihat berapa banyak
yang bisa diberikan oleh ACC secara materi. Perusahaan-perusahaan kredit saling
berlomba-lomba untuk mendapatkan kedekatan dengan key person tersebut.
Pihak Management ACC menyebut customer penerima kredit adalah sebagai end
user. Sejak awal berdirinya ACC, pendekatan yang dilakukan lebih kepada dealer
bukan end user. Sebenarnya keberadaan end user disini sangatlah penting, tanpa
adanya end user tidak ada kredit yang dapat disalurkan.
Untuk menjaga kedekatan terhadap end user, belum banyak hal yang dilakukan
dari pihak perusahaan. Usaha yang telah dilakukan yang sampai saat ini masih
dijalankan adalah memberikan gift dalam bentuk souvenir pada end user, souvenir
yang diberikan pun disesuaikan dengan kondisi yang ada saat itu.
Dari hasil interview dengan beberapa end user yang melakukan pembelian mobil
secara kredit, tidak sedikit end user memilih perusahaan kredit karena
rekomendasi atau anjuran dari dealer, tetapi ketika end user membeli / akan
membeli mobil secara kredit lagi saat ini, end user lebih memilih perusahaan
kredit yang menawarkan suku bunga yang rendah. Beberapa end user memilih
28
perusahaan kredit yang direkomendasikan dealer, karena mereka belum banyak
mengerti mengenai perusahaan kredit.
2.3.2.6 PESTN
2.3.2.6.1 Ekonomi
Untuk memperoleh margin yang lebih besar salah satu faktornya adalah
mendapatkan nilai COF yang rendah. Contribution value adalah merupakan
selisih antara selling rate (suku bunga yang dibebabkan kepada end user) dengan
Cost Of Fund (Biaya yang dibebankan kepada perusahaan untuk beban pinjaman
yang dilakukan oleh ACC). Besarnya nilai Cost of Fund selalu mengikuti nilai
dari BI rate, bila BI rate mengalami kenaikan, maka COF juga akan mengalami
kenaikan begitu pula bila sebaliknya. BI rate sangat mempengaruhi selling rate
dari ACC karena dengan naik atau turunnya nilai BI rate, maka akan
mempengaruhi suku bunga pinjaman dari sumber pendanaan ACC dalam hal ini
adalah Bank. Bank akan menurunkan tingkat suku bunga pinjaman kepada Astra
Credit Companies ketika BI rate mengalami penurunan, begitu juga Bank akan
menaikan bunga pinjaman kepada Astra Credit Companies bila BI rate naik.
2.3.2.6.2 Teknologi
Dalam analisa industri pengaruh teknologi memiliki peran yang perlu
dipertimbangkan dalam menjalankan sebuah bisnis. Untuk saat ini sistem
penjualan dapat dilakukan dengan cara konvensional tetapi untuk dimasa yang
akan datang, penjualan lebih mengarah pada penjualan melalui dunia digital
(internet).
2
T
a
t
p
s
P
n
P
p
t
d
d
P
d
4
I
m
b
t
2.4 Industri
Total aset i
akhir 2007
triliun. Berd
pembiayaan
sebelumnya
Pencapaian
nasional Rp
Pembiayaan
pertumbuhan
terbesar aset
dan obligas
diperkirakan
Perusahaan
dari pertumb
433.341unit
Indonesia te
mengalami
belum meng
tahun.
i Lifecycle
ndustri peru
tumbuh me
dasarkan dat
n tumbuh seb
hanya 12,2
aset pembia
p130 triliun
n Indonesia
n pada indu
t industri pem
si sekitar R
n mencapai R
multifinance
buhan penju
kendaraan
erdapat 50
kenaikan ka
galami kejen
Gambar
usahaan pem
enjadi Rp127
ta Bank Ind
besar 17,5%
2% dengan t
ayaan itu ha
n atau ter
(APPI) D
ustri pembi
mbiayaan m
Rp13 triliun
Rp16 triliun.
e untuk pem
ualan mobil.
baru. Dan
juta kendar
arena kebut
nuhan ini terb
r 2.5 Product Lif
mbiayaan (m
7,26 triliun
donesia per D
% atau lebih
total aset pa
ampir mende
rpaut 2,5%.
Dennis D. F
iayaan sekit
masih dari pin
n. Bahkan,
.
mbiayaan mo
. Penjualan
dari data
raan. Penjua
tuhan masya
bukti ATPM
fecycle
multifinance)
dari tahun
Desember 2
besar diban
ada 2005 se
ekati predik
. Sekjen A
Firmansjah
tar 15% set
njaman bank
rencana ob
obil sangat m
mobil pada
Gaikindo d
alan mobil
arakat Indon
M terus memp
) secara nas
sebelumnya
2007 total as
ndingkan pe
ebesar Rp96
si pertumbu
Asosisiasi P
mengatakan
tiap tahun.
k sekitar Rp8
ligasi pada
mengikuti p
tahun 2007
idapat juga
tiap tahun
nesia akan m
produksi mo
29
sional pada
a Rp108,34
set industri
ertumbuhan
6,52 triliun.
uhan secara
Perusahaan
n rata-rata
Kontribusi
83,7 triliun
tahun ini
pertumuhan
7 mencapai
bahwa di
juga akan
mobil juga
obilnya tiap
30
2.5 TOWS
2.5.1 Threats
- Ancaman yang muncul yaitu berasal dari Bank karena Bank saat ini sangat
gencar dalam menyalurkan kredit terutama untuk kredit mobil. Bank memberikan
pembiayaan untuk mobil dengan bunga yang sangat rendah. Bunga yang
ditawarkan oleh Bank dapat lebih rendah 1-3% dari bunga yang ditawarkan oleh
ACC. Bank juga melakukan pendekatan terhadap end user secara langsung
dengan melakukan pendekatan terhadap nasabahnya yang dianggop potensial
untuk melakukan pembelian mobil melalui kredit.
- Ancaman yang berikutnya muncul adalah dari perusahaan pembiayaan mobil
yang didirikan oleh sebuah ATPM. Sebut saja Toyota Astra Finance yang muncul
sebagai perusahaan pembiayaan yang dibentuk oleh sebuah ATPM Toyota. Astra
Credit Companies akan sangat sulit untuk bersaing dengan perusahaan
pembiayaan seperti itu karena dari pihak ATPM sendiri akan cenderung
memberikan kebijakan untuk menjual mobilnya secara kredit melalui perusahaan
pembiayaan yang juga milihmya.
2.5.2 Opportunities
- Peluang yang dapat diharapkan adalah adanya pertumbuhan penjualan mobil
akan tumbuh sebesar 20% pada tahun 2008 menurut Gaikindo. Dengan
meningkatnya penjualan mobil maka ini juga akan berdampak pada perusahaan
pembiayaan mobil dimana penjualan mobli sampai saaty ini dilakukan sebagian
besar dengan cara kredit.
- Dengan kondisi ekonomi yang seperti saat ini, pembiayaan mobil melalui kredit
juga diprediksi oleh pihak management akan meningkat karena perpindahaan
pembelian dengan cara cash menjadi pembelian mobil melalui kredit.
- Dengan jumlah database customer yang besar yang dimiliki oleh Astra Credit
Companies ACC sampai saat, ACC belum melakukan pendekatan langsung
terhadap end user. Dari jumlah customer end user tahun 2002 sampai dengan
tahun 2006 jumlah customer yang melakukan repeat order maupun additional
31
order hanya sebesar 15,37% saja, ini berarti peluang untuk mendapatkan income
dari existing customer end user juga masih besar.
2.5.3 Weakness
- Astra Credit Companies memiliki kelemahan terhadap suku bunga yang
ditawarkan kepada end user. Dibandingkan dengan Bank maupun perusahaan
multifinance yang berbasiskan pada Bank, Astra Credit Companies memilihi nilai
suku bunga yang lebih tinggi sebesar 1 -3%.
- Penjualan ACC bergantung kepada dealer, dengan demikian Astra Credit
Companies akan mendapatkan jumlah aplikasi yang banyak bila partner dealer
tersebut aktif dalam mencari customernya. Akan tetapi Astra Credit Companies
menilai bahwa banyak rekanan dealer mobil bekas ACC sangat pasif dalam
menjual mobilnya. Dealer mobil bekas rekanan ACC hanya menunggu customer
datang untuk membeli mobilnya, dengan demikian jumlah pembeliannya akan
menjadi kurang maksimal, apabila penjualan dealer kurang maksimal maka
jumlah aplikasi yang diterima Astra Credit Companies pun secara otomatis akan
menjadi kurang maksimal.
- Menurut pihak Astra Credit Companies, kecepatan proses approval aplikasi
dinilai cukup lambat dibandingkan dengan beberapa kompetitornya. Ini
diakibatkan karena model survey yang dilakukan ACC menggunakan survey
langsung terhadap end user, sedangkan kompetitor kebanyakan menggunakan
metode check list.
- Kelemahan yang dimiliki ACC adalah persaingan insentif yang diberikan kepada
dealer, ACC memberikan insentif yang tidak lebih besar dibandingkan dengan
kompetitornya, hal tersebut dapat dilihat dari tabel berikut ini.
32
Tabel 2.3 Perbandingan insentif Dealer
ACC OTO BCA
Finance
ADIRA Tunas
Insentif 22,5% 30% Max 40% 25% 25%
- Kelemahan yang dirasakan oleh Astra Credit Companies adalah kurangnya
direct access untuk ATPM untuk produk non Astra, ini menjadikan penjualan
mobil Non Astra masih sangat kurang yaitu hanya sebesar 16% dari porsi
seluruh penjualan dari Astra Credit Companies.
2.5.4 Strength
- Salah satu kekuatan yang dimiliki oleh Astra Credit Companies adalah bahwa
Astra Credit Companies dimiliki oleh Astra International, dengan demikian Astra
Credit Companies memiliki hubungan yang kuat dengan anak perusahaan Astra
international yang lainnya, sedangkan anak perusahaan Astra International adalah
sebagian besar merupakan ATPM, dengan demikian Astra Credit Companies
dapat lebih mengikat ATPM untuk melakukan pembiayaan melalui Astra Credit
Companies karena adanya kebijakan dari Astra International yang mengatur hal
tersebut.
- Telah dikatakan sebelumnya bahwa Astra Credit Companies merupakan
perusahaan pembiayaa yang sudah berdiri sangat lama, dengan demikian jumlah
database customer ACC sangat besar yaitu sebesar 600.000 customer lebih. Ini
adalah sebuah kekuatan yang dimiliki oleh Astra Credit Companies.
- Astra Credit Companies memiliki reputasi yang baik dimata masyarakat, oleh
karena itu Astra Credit Companies dapat memperoleh sumber pendanaan yang
kuat dari Bank yang menjadi sumber pendanaan ACC, ini menjadikan ACC dapat
sedikit bersaing melalui suku bunga.
- ACC sampai saat ini juga sudah memiliki kantor cabang yang banyak yang
terletak dibeberapa kota besar di Indonesia, sehingga jangkauan yang dapat
d
p
2
D
m
v
2
dilakuakn o
pembayaran
2.6 Value P
Dalam men
memiliki va
value prepor
2.6.1 Value
2.6.2 V
FunctiBene
KindProduc& Use
FunctBen
ProdCar
oleh ACC ju
n yang cukup
Preposition
njalankan b
alue proport
rtion masing
Preportion
Value Prepo
onal efit
d Of ct (New ed Car)
tional efit
uct New & used car
uga dapat se
p banyak.
bisnisnya A
tion masing
g-masing.
n ACC
Gambar 2.
ortion Bank
Gambar 2.
EmotioBenef
Link to sAstra Pr
GooreputaComp
Persyaryang fle
EmotBen
Direwith
emakin luas
Astra Credi
g-masing, su
6 Value Preport
k
7 Value Preport
onal fit
strong roduk
od ation pany
rataneksibel
tional nefit
ct contact h end user
s. ACC juga
it Compani
ub-bab dibaw
tion ACC
tion Bank
FinanciBenefi
Point Rewto deal
FinaBe
L
a memiliki p
iesdan kom
wah akan m
al t
ward er
ancial enefit
Low rate
33
point-point
mpetitornya
menjelaskan
34
2.6.3 V
2.7 ST
Astra
segme
Comp
Kredit
FuB
P
Value Prepo
TP Astra Cr
Credit Com
ent pembiay
anies adalah
t.
nctionalBenefit
Product New& Used Car
ortion Mult
Gambar 2.8
redit Compa
mpanies adala
aan untuk o
h semua or
Gamb
w
Em
tifinance No
Value Preportio
anies
ah sebuah p
otomotif (m
rang yang m
bar 2.9 STP Astr
motionaBenefit
Prosesapproval Cepat
Persyaratafleksibel
on Bank
on Multifinance
erusahaan p
mobil). Targe
membeli mo
ra Credit Compa
al
n
F
Non Bank
pembiayaan
et yang disa
obil baru d
anies
FinanciaBenefit
High Insentto deale
Point Rewato Deale
yang menga
asar Astra C
dan bekas se
al
tiveer
ard er
ambil
Credit
ecara
2
2
P
o
b
d
B
p
p
d
p
2
A
u
m
N
h
y
d
2.8 Marketi
2.8.1 Produ
Produk utam
otomotif. AC
baru non A
dibidang oto
Bila dilihat
peningkatan
perusahaan)
dapat diliha
penjualan m
2.8.2 Price
ACC memil
untuk kedu
memberikan
Nett tersebu
harga yang
yaitu 7% sa
dalam bent
ing Mix
uk
ma yang di
CC menyed
Astra, mobil
omotif saja.
dari grafik
n amount fi
ACC selalu
at dari data
mobil baru da
lki dua custo
ua customer
n kredit deng
ut hampir ti
dikeluarkan
ampai deng
tuk insentif
imiliki oleh
diakan produ
l bekas. Sam
Gambar 2.10Sumber: A
Sales Perfor
inance (besa
u mengikuti p
statistik Gai
an bekas ada
omer sehing
rnya (deale
gan harga N
idak pernah
n untuk mob
an 10%. U
f yang bera
h ACC sem
uk untuk pem
mpai denga
0 Performa ACCAstra Credit Com
rmance ACC
arnya total
perkembang
ikindo. Dari
alah sebesar 6
gga terdapat
er dan end
Nett 5,25% s
h dikeluarka
bil bekas bia
ntuk dealer
asal dari a
muanya berk
mbiayaan m
an saat ini
2004-2007 mpanies
C 2004-200
dana kredi
gan dari penj
i grafik por
61%-34%.
harga yang
d user). Un
ampai denga
an untuk pe
asanya meng
sendiri AC
asuransi dan
kaitan denga
mobil baru A
ACC masih
7, dapat dili
it yang dite
jualan mobil
si yang dica
di sediakan
ntuk End u
an 8,25%, te
embelian mo
ggunakan co
CC member
n PDC. PD
35
an industri
Astra, mobil
h bergerak
ihat bahwa
erima oleh
l baru yang
apai antara
oleh ACC
user ACC
etapi harga
obil bekas,
ounter rate,
ikan harga
DC adalah
36
menam
ditamb
Rate y
dengan
nett, k
mengi
bunga
suku b
besar.
dengan
Dari h
yang
sedang
Bila d
dari ta
penuru
menur
penuru
beriku
mbahkan be
bahkan itu d
yang ditawar
n dengan A
karena komp
ikuti maka h
yang diber
bunga count
Akan tetap
n ACC. List
hasil intervie
didapatkan
gkan dari kre
diperhatikan
ahun 2005 sa
unan contri
runnya sellin
unan selling
ut:
eberapa per
diberikan kep
rkan oleh ko
ACC. Untuk
etitor juga m
harga ACC
rikan untuk
ter, yang ar
pi harga cou
t suku bunga
ew dengan
dari kredi
edit mobil b
Gamba
nilai contrib
ampai denga
ibution valu
ng rate dari p
g rate. Penu
rsen bunga
pada dealer.
ompetitor ter
mobil baru
memberikan
akan menj
mobil beka
rtinya ACC
unter komp
a dapat diliha
Nasional M
it mobil ba
ekas profit b
ar 2.11 Perkemba
bution value
an tahun 200
ue, yaitu m
perusahaan.
urunan sellin
dari coun
rutama Bank
ACC meng
rate yang sa
adi terlihat
as, suku bun
dapat mend
petitor tetap
at dihalaman
Marketing He
aru adalah
berasal dari m
angan Spread M
e tersebut me
7. Terdapat
meningkatny
Dari data ya
ng rate dap
nter rate, d
k lebih rend
geluarkan ra
angat rendah
lebih maha
nga yang di
dapatkan ma
lebih renda
n lampiran.
ead, dikatak
melalui vo
margin dari b
Margin
engalami pe
dua indikasi
ya suku bu
ang diperole
pat dilihat d
dan beban
dah dibandin
ate dengan h
h, bila ACC
al. Berbeda
itawarkan ad
argin yang
ah dibandin
kan bahwa p
olume penju
bunga.
enurunan dim
i mengapa te
unga bank
h ternyata te
dari data seb
yang
ngkan
harga
tidak
suku
dalah
lebih
ngkan
profit
ualan
mulai
erjadi
atau
erjadi
bagai
37
Tabel 2.4 Efektif Rate 2007-2006 Sumber: Astra Credit Companies
2007 2006 Toyota 14.53 19.5 Daihatsu 16.95 22.07 ISUZU 17.18 22.86 BMW 12.92 17.3 PEUGEOT 15.6 19.68 Nissan Diesel 16.22 20.76 Used Car C2C 19.52 23.18 Used Car R 18.59 22.79 NONA 15.93 20.73 Rata‐rata 16.38% 20.99%
Terjadi penurunan selling rate pada tahun 2006-2007, ini terjadi karena adanya
persaingan yang semakin ketat. Ini juga dikatakan oleh pihak management ACC
bahwa saat ini persaingan begitu ketat, persaingan hargapun tidak dapat
dihindarkan.
2.8.3 Promosi
Menurut Nasional Marketing Head Astra Credit Companies, ACC tidak pernah
melakukan promosi melalui media cetak maupun media elektronik yang ditujukan
untuk end user. Biaya promosi dialihkan untuk me-“maintenance” key person dari
dealer. Tetapi setelah munculnya C2C, menurut kepala cabang bagian C2C
Jakarta, ACC mulai melakukan promosi melalui media masa, radio maupun
dengan mengadakan pameran yang diadakan dari pihak ACC sendiri untuk end
user, promosi yang dilakukan lebih terfokus untuk program C2C. Promosi yang
dilakukan ACC terhadap end user lebih banyak bergantung kepada dealer rekanan
dari ACC terutama dealer mobil baru ASTRA direct. Seringkali dealer direct
dalam mempromosikan produknya mengikut sertakan nama ACC sebagai
penyedia jasa kredit mobil.
38
2.8.4 Place
ACC tidak secara langsung melayani end user, karena tempat transaksi
pembiayaan melalui dealer. Kantor-kantor yang dimiliki oleh ACC lebih
berfungsi sebagai after sales service, yaitu tempat sebagai pembayaran angsuran,
complain, dan mengurus urusan administrasi lainnya.
Astra Credit Companies saat ini memiliki 36 kantor cabang di 26 kota besar,
jumlah ini tidak banyak bila dibandingkan dengan perusahaan kredit lain milik
Astra International yaitu FIF. Jumlah cabang dari ACC tidak sebanyak FIF
karena dilihat dari segment customer yang diincarnya, ACC lebih mengincar
segment masyarakat menengah sampai menengah keatas, berbeda dengan FIF
yang lebih mengincar segment yang lebih bawah lagi. Kantor pusat dari ACC
sendiri terletak di Jakarta Selatan. Dengan adanya kantor cabang yang terletak
menyebar dibeberapa kota besar, diharapkan banyak masyarakat yang dapat
menggunakan jasa ACC lebih banyak lagi.
Berikut lokasi kantor-kantor cabang dari ACC:
Tabel 2.5 Lokasi Kantor Cabang ACC
Medan Pekanbaru Jambi
Palembang Padang Lampung
Jakarta Tangerang Bekasi
Bogor Bandung Kerawang
Bekasi Sukabumi Tasikmalaya
Purwokerto Tegal Semarang
Yogyakarta Surakarta Kediri
Surabaya Malang jember
Denpasar Mataram Makasar
Manado Cirebon Samarinda
Balikpapan Banjarmasin Pontianak
39
2.8.5 Proses
Tidak hanya tempat, proses bisnis yang dilakukan ACC juga mengandalakan
dealer sebagai tempat transaksi. Proses yang ditawarkan ACC menurut pihak
management masih biasa saja, dalam artian terdapat kompetitor yang dapat
menawarakan proses bisnis dari pengajuan aplikasi sampai dengan approval
dalam waktu yang lebih cepat. Tetapi proses bisnis yang diberikan ACC dapat
lebih cepat dibandingkan Bank ketika end user kurang memenuhi persyaratan
kredit. Berikut adalah proses bisnis secara global dari ACC:
Gambar 2.12 Proses Bisnis Global ACC
2.8.6 People
ACC sendiri memiliki karyawan yang berkualitas. Karyawan yang berkualitas ini
didapatkan melalui Astra Human Resource Management System (AHRM).
AHRM merupakan suatu sistem pengelolaan sumber daya manusia astra yang
terpadu yang dijabarkan dalam bentuk aturan/policy yang jelas untuk mendukung
tercapainya tujuan organisasi.
Menurut management ACC keberadaan end user disini sangatlah penting, tanpa
adanya end user tidak ada kredit yang dapat disalurkan, tetapi tidak semata-mata
semua end user adalah customer yang dapat memberikan profit bagi ACC,
terdapat banyak end user yang bahkan dapat merugikan. Contoh end user yang
dapat merugikan perusahaan adalah end user yang tidak melunasi angsurannya
secara penuh atau sering mengalami keterlambatan dalam mengangsur. Dari hasil
FGD terhadap pemilik dealer dan customer, didapatkan bahwa pelayanan yang
diberikan ACC kurang memuaskan.
Customer DealerTransaksi
Dealer dengancustomer
TransaksiDealer dengan
ACC
40
Tabel 2.6 Hasil FGD Dealer dan Customer Sumber: Astra Credit Companies
Komentar Showroom
Cara survey kurang bagus, surveyor ketus! sehingga konsumen tersinggung dan mencari leasing lain
. Surveyor Bandung mesti diperhatikan
. U finance juga menggunakan surveyor independent, tapi orangnya bagus
. Surveyor ACC dalam mewawancara tidak ramah sehingga menyebabkan customer tidak
simpatik, berbeda dengan kompetitor yang menggunakan sistem CMO (SO, Surveyor,
Underwriting) oleh satu orang saja.
. Customer Service sangat kurang ramah, CS yang dulu lebih bagus
Penerima tamu / Customer Service harus yang bagus, jangan yang jutek dan suka cemberut, CS
yang dulu baguuss banget
2.8.7 Physical Evidence
Logo dari Astra Credit Companies adalah gambar seseorang yang sedang
mengendarai mobil dengan ceria, ini menggambarkan bahwa akan
menyenangkan untuk membeli mobil melalui Astra Credit Companies. Saat ini
ACC memiliki 36 kantor cabang, setiap kantor cabang tidak memiliki bentuk
bangunan yang seragam, peralatan didalam masing-masing kantor cabang juga
semuanya sama, seperti contohnya adalah mesin antrian, tidak semua cabang
memiliki mesin antrian.
2.9 Perilaku customer
Sebelum Bank gencar menyalurkan kredit untuk kendaraan bermotor, end user
tidak terlalu banyak pertimbangan dalam memilih perusahaan pembiayaan karena
suku bunga yang ditawarkan perusahaan pembiyaan yang satu dengan yang lain
tidak jauh berbeda, end user lebih memilih suatu perusahaan pembiayaan atas
dasar rekomendasi dari dealer. Sejak Bank mulai gencar masuk dalam industri ini,
Bank memiliki strategy dengan menawarkan suku bunga yang rendah, dan hal ini
menjadi pertimbangan bagi end user dalam memilih perusahaan kredit.
41
Dari hasil interview dengan beberapa end user yang melakukan pembelian mobil
secara kredit, tidak sedikit end user memilih perusahaan kredit karena
rekomendasi atau anjuran dari dealer, tetapi ketika end user membeli / akan
membeli mobil secara kredit lagi saat ini, end user lebih memilih perusahaan
kredit yang menawarkan suku bunga yang rendah.
Untuk mengetahui bagaimana customer dalam memilih perusahaan maka
dilakukan penelitian melalui interview tehadap customer ACC. Berikut adalah
gambar grafik yang menggambarkan alasan mengapa customer ACC memilih
ACC sebagai sumber pembiayaan mobilnya:
Gambar 2.13 Alasan customer memilih ACC
Untuk mengetahui kepuasan pelanggan maka dapat dilihat dari research yang
telah dilakukan perusahaan pada akhir tahun 2007. Research tersebut
menggunakan metode servqual. Dalam research tersebut metode yang digunakan
adalah sebagai berikut:
1. Menggunakan SERQUAL Measurement
2. Pengukuran GAP current level of service vs customer expectation
3. Questionnaire, berdasarkan random sampling disemua cabang
0 2 4 6 8 10 12
Proses approval
Persyaratan yang fleksibel
Rekomendasi Dealer
Rate
Pelayanan
Brand Image
42
Dengan metode servqual maka dapat memasukan beberapa dimensi yang erat
hubungannya dengan kepuasan pelanggan, dimensi-dimensi tersebut adalah
reliability, tangibles, empathy, assurance, responsiveness.
Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengukur kepuasan pelanggan
atas jasa yang diterimanya adalah metode SERVQUAL. Metode ini termasuk
salah satu cara dimana responden diminta untuk menilai tingkat harapan mereka
terhadap atribut tertentu dan juga tingkat yang mereka rasakan. Metode yang
dikembangkan oleh Zeithaml (1990) ini, khusus digunakan untuk mengukur
kepuasana pelanggan atas jasa yang diberikan. Metode ini menggunakan user
based-approach (melakukan pendekatan), yang mengukur kualitas jasa secara
kuantitatif dalam bentuk kuisioner dan mengandung dimensi-dimensi jasa seperti
tangibles, responsiveness, realibility, assurance dan empathy.
Tujuan dari penggunaan dimensi servqual dalam pengukuran kesenjangan adalah
untuk melakukan program perbaikan dalam pengendalian jasa layanan yang
digunakan sebagai alternatif usulan dalam perbaikan kualitas jasa yang
berorientasi terhadap kepuasan pelanggan, sebagai salah satu strategi
perusahaan dalam memberdayakan Total Quality Service. Hasil pengolahan data
kuestioner akan dilakukan dengan menggunakan analisa diagram Kartesius dan
probabilistik kesenjangan (gap), yang merupakan penerapan dari Metoda
Servqual (Service Quality). Pada metode Servqual dibutuhkan data skor harapan
(expected score) dan skor persepsi (perceive score). Perbedaan antara kedua skor
ini memiliki sasaran penilaian pelanggan untuk mengetahui kualitas jasa yang
diterima pelanggan dengan menggunakan metode penilaian (assessment) yang
disebut dengan nama servqual. Langkah-langkah yang harus dilakukan pada
metode Servqual ini adalah sebagai berikut :
1. Menentukan daftar atribut-atribut pelayanan yang akan diukur.
Untuk menentukan atribut apa saja yang akan ditampilkan, penyedia
jasa dapat memuali dengan mengacu pada lima dimensi utama kualitas
jasa sebagai variabel penelitian. Atribut-atribut yang dibuat berupa
pertanyaan yang sesuai dengan maksud dari variabel masing-masing
penelitian.
43
2. Mengetahui pendapat pelanggan tentang atribut-atribut tersebut.
Responden diminta untuk menjawab pertanyaan masing-masing atribut
yang ada dalam daftar tersebut, yaitu seberapa penting atau seberapa
besar harapan pelanggan terhadap atribut tersebut, berapa besar bobot
yang diberikan untuk masing-masing pelayanan yang diberikan dan
seberapa baik prestasi jasa yang dirasakan pelanggan setelah
memakainya.
3. Terhadap setiap pelanggan tentukan servqual score (Si) untuk setiap
pelayanan/atribut dengan persamaan sebagai berikut:
Si = Pi – Ei; I = 1,2,3,…,n
dimana
Pi : Nilai persepsi yang diberikan untuk pertanyaan ke-i
Ei : Nilai harapan yang diberikan pelanggan untuk pertanyaan ke-i
N : nomor pertanyaan.
4. Terhadap pelanggan, jumlahkan nilai Servqual yang didapat untuk
setiap dimensi, kemudian bagi jumlahnya dengan banyaknya pertanyaan/
atribut pada dimensi tersebut. Persamaan yang digunakan adalah
dimana
Ski : Nilai rata-rata Servqualuntuk setiap dimensi
N : Jumlah pertanyaan yang mewakili dimensi tersebut
Terhadap setiap pelanggan, kalikan nilai Ski dengan bobot (wi) yang
diberikan untuk setiap dimensi sehingga didapatkan nilai Servqual
terbobot (Sqi) untuk setiap dimensi.
5. Terhadap setiap pelanggan, kalikan nilai Ski dengan bobot (wi) yang
diberikan untuk setiap dimensi sehingga didapatkan nilai Servqual
terbobot (Sqi) untuk setiap dimensi.
6. Perhitungan TSQ seluruh pelanggan dijumlahkan lalu dibagi dengan n
untuk mendapatkan rata-rata nilai Servqual (Sumber: http://ta-tugasakhir.blogspot.com)
44
Mekan
Survey
dealer
langsu
terkum
hasil
depart
nisme yang d
y dilakukan
-dealer reka
ung, dilakuk
mpul, kemud
pengolahan
temen terkait
digunakan a
GambSu
n dengan me
anan dari A
kan juga su
dian diolah o
akan dian
t. Data yang
GambarS
dalah sebaga
ar 2.14 mekanisumber: Astra Cr
enyebarkan
ACC. Selain
urvey melal
oleh service
nalisa yang
g terkumpul d
r 2.15 PerolehanSumber Astra Cr
ai berikut:
sme reserch CSIredit Companies
kuisioner k
dengan me
lui telepon.
head ataupu
kemudian
dari survey t
n Responden Resedit Companies
I DSI
kepada end u
enyebarkan
Dari hasil
un sales hea
dijadikan f
tersebut adal
search
user dan ke
kuisioner se
kuisioner
ad dan kemu
feedback ke
lah:
epada
ecara
yang
udian
epada
45
Hasil dari research untuk end user adalah sebagai berikut:
Grafik 2.16 Marketing/sales dimata end user
Sumber: Astra Credit Companies
Grafik 2.17 Gap Perception vs expectation Marketing
Sumber Astra Credit Companies
Grafik 2.18 Bobot Marketing
Sumber: Astra Credit Companies
46
Grafik 2.19 Final score Marketing Sumber: Astra Credit Companies
Dari hasil research tersebut, maka diperoleh hasil ternyata customer kurang puas
terhadap suku bunga yang ditawarkan oleh ACC. Untuk hasil untuk dealer
didapatkan pula bahwa dealer menginginkan rate yang lebih kompetitif.