234568910

11
1. SISTEM PENCERNAAN 2. Anatomi dan Fisiologi 1. Cavum Oris •rongga yang dibatasi bibir, pipi, palatum, lidah pada bagian dasar dan bersambung dengan faring pada bagian posterior. •Bagian dalam mulut dilapisi oleh selaput lendir & sel-sel epitel. Pada cavum oris terdapat gigi, lidah & kelenjar saliva. •Palatum terdiri dari palatum keras pada bagian anterior dibentuk oleh tulang maxila dan palatum lunak pada bagian posterior. Bagian tengah membentuk sebuah prosesus seperti kerucut yang disebut uvula 3. • Pencernaan Pada Mulut Terjadi : 1.Proses mekanik → penghancuran makanan oleh alat2 pada mulut. 2. Proses kimia berupa reaksi makanan dengan enzim2 yg terdpt pada saliva. • Mastikasi Penghancuran makanan oleh gigi. Pencampuarn makanan dengan saliva oleh lidah. Proses menelan bolus makanan ke esofagus 4. 2. Gigi (Dentis) • Gigi pertama terbentuk pada usia 6-8 bulan, kemudian bulan ke 8-12, bulan ke 12-16, bulan 16-20 dan akhirnya bulan ke 20-40. • Gigi pada bayi disebut dentis decidua

Upload: septiana-yollandha

Post on 28-Dec-2015

17 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: 234568910

1. SISTEM PENCERNAAN

2. Anatomi dan Fisiologi 1. Cavum Oris •rongga yang dibatasi bibir, pipi, palatum, lidah pada bagian dasar dan bersambung dengan faring pada bagian posterior. •Bagian dalam mulut dilapisi oleh selaput lendir & sel-sel epitel. Pada cavum oris terdapat gigi, lidah & kelenjar saliva. •Palatum terdiri dari palatum keras pada bagian anterior dibentuk oleh tulang maxila dan palatum lunak pada bagian posterior. Bagian tengah membentuk sebuah prosesus seperti kerucut yang disebut uvula

3. • Pencernaan Pada Mulut Terjadi : 1.Proses mekanik → penghancuran makanan oleh alat2 pada mulut. 2. Proses kimia berupa reaksi makanan dengan enzim2 yg terdpt pada saliva. • Mastikasi Penghancuran makanan oleh gigi. Pencampuarn makanan dengan saliva oleh lidah. Proses menelan bolus makanan ke esofagus

4. 2. Gigi (Dentis) • Gigi pertama terbentuk pada usia 6-8 bulan, kemudian bulan ke 8-12, bulan ke 12-16, bulan 16-20 dan akhirnya bulan ke 20-40. • Gigi pada bayi disebut dentis decidua (gigi susu) yang akan tanggal pada usia 6-13 tahun dan diganti dengan gigi tetap (dentis permanentes). • Susunan Gigi Dentis decidua 20 buah • permanentes 32 buah

5. Proses Kimia Pencampuran makanan dgn saliva Saliva mengandung ptialin, amilase, lisozim, sodium, mineral & musin. Fungsi saliva adalah membunuh kuman, melindungi mukosa mulut dari trauma fisik/kimia dan memudahkan proses menelan (membasahi makanan).

6. 3. Faring • Berbentuk kerucut terdiri dari muskulo membranosa dan tersambung dengan esofagus dan trakhea. Terbagi menjadi pars nasalis, pars oralis dan pars laringeal. • Faring laringeal adalah bagian terendah yang terdapat

Page 2: 234568910

pada posterior. • Struktur Faring Tersusun atas lapisan mukosa, fibrosa dan otot. Otot utama adalah otot konstriktor yang berkontraksi pada saat makanan masuk ke faring dan mendorongnya ke esofagus.

7. Refleks Menelan • Bolus makanan didorong oleh lidah ke bagian posterior Palatum lunak menutup saluran hidung Epiglotis menutup laring dan trakhea Makanan masuk ke esofagus

8. Esofagus • Merupakan tabung berotot dengan panjang 20-25 cm. Dimulai dari faring, thorax, menembus diafragma dan masuk ke dalam abdomen bersambung dengan lambung. Terletak di belakang trakhea di depan vertebra • Struktur Esofagus Terdiri dari 4 lapisan : Jaringan ikat yang longgar 2 lapis otot : sirkuler & longitudinal Lapisan sub mukosa mukosa • Pergerakan Pada Esofagus Esofagus dilapisi otot2 sirkuler & longitudinal sehingga meimbulkan gerakan peristaltik. Bolus makanan bergerak masuk ke lambung karena peristaltik & gaya gravitasi.

9. Gaster (lambung) • Terletak di daerah epigastrik dan sebagian di sebelah kiri • • • • hipokondrik dan umbilikal. fundus antrum pilorik. kardia pilorik.

10. Kelenjar Pada Lambung Glandula cardiacae Menghasilkan mukus Glandula gastricae Menghasilkan pepsin dan asam lambung (HCl) Glandula pyloricae Menghasilkan hormon pencernaan Pada Lambung Terjadi gerakan pada lambung yg berfungsi mencampur makanan dgn sekret lambung & mengosongkan makanan. Makanan bercampur dgn sekret lambung menjadi c hyme. Sekresi lambung : mukus, asam lambung, tripsin, lipase, amilase & protease

11. Usus Halus • Merupakan lanjutan lambung yang terbentang mulai pilorik sampai ileosaekal dengan panjang + 7 m. Menempati sebagian besar rongga abdomen terletak di bawah lambung dan hati. Terdapat ductus choledocus dan ductus pancreaticus. Terdiri dari duodenum, jejunum dan ileum • Struktur Usus Halus Lapisan mukosa Sangat luas karena terdapat lipatan2 mukosa dan vili serta mikrovili yang memudahkan terjadinya absorpsi. Lapisan sub mukosa Terdiri dari anyaman pembuluh darah dan saraf (pleksus sub mukosa meissner) Lapisan otot Terdiri dari lapisan otot longitudinal dan sirkuler. Lapisan serosa

12. • Pencernaan Pada Usus Halus Bolus makanan dari lambung sangat asam, dinetralkan oleh enzim pankreas (proteolistik, lipase, amilase, ion bikarbonat & air) Terjadi emulsi lemak oleh garam empedu untuk memudahkan absorpsi lemak. Nutrient diabsorpsi melalui mikrovili. Bolus bergerak karena gerakan segmental dan peristaltik.

13. Usus Besar • .Merupakan lanjutan usus halus berbentuk “U” terbalik terdiri dari appendiks vermiformis, colon asendens, colon trasversum, colon desendens, colon sigmoid dan rectum. Panjangnya sekitar 140 cm mulai dari valvula ileosaekal sampai anus. • Peristiwa2 Pada Kolon Terjadi reabsorpsi air & elektrolit dari bahan feses. Feses bergerak ke rektum karena kontraksi haustral & mass movement. Proses defekasi.

14. Fisiologi

15. Sistem biliaris

Fisiologi Sistem PencernaanFungsi utama sistem pencernaan adalah memindahkan nutrient, air dan elektrolit dari

Page 3: 234568910

makanan yang kita makan ke dalam lingkungan internal tubuh. Manusia menggunakan molekul-molekul organic yang terkandung dalam makanan dan O2 untuk menghasilkan energi.Makanan harus dicerna agar menjadi molekul-molekul sederhana yang siap diserap dari saluran pencernaan ke dalam sistem sirkulasi untuk didistribusikan ke dalam sel. Secara umum sistem pencernaan melakukan empat proses pencernaan dasar, yaitu:1. MotilitasMotilitas mengacu pada kontraksi otot yang mencampur dan mendorong isi saluran pencernaan. Otot polos di saluran pencernaan terus menerus berkontraksi dengan kekuatan rendah yang disebut tonus. Terhadap aktivitas tonus yang terus menerus terdapat dua jenis dasar motilitas pencernaan:

Gerakan propulsif (mendorong) yaitu gerakan memajukan isi saluran pencernaan ke depan dengan kecepatan yang berbeda-beda. Kecepatan propulsif bergantung pada fungsi yang dilaksanakan oleh setiap organ pencernaan.

Gerakan mencampur memiliki fungsi ganda. Pertama, mencampur makanan dengan getah pencernaan. Kedua, mempermudah penyerapan dengan memajankan semua bagian isi usus ke permukaan penyerapan saluran pencernaan.

2. SekresiSejumlah getah pencernaan disekresikan ke dalam lumen saluran pencernaan oleh kelenjar-kelenjar eksokrin. Setiap sekresi pencernaan terdiri dari air, elektrolit, dan konstituen organik spesifik yang penting dalam proses pencernaan (misalnya enzim, garam empedu, dan mukus). Sekresi tersebut dikeluarkan ke dalam lumen saluran pencernaan karena adanya rangsangan saraf dan hormon sesuai.

3. PencernaanPencernaan merupakan proses penguraian makanan dari struktur yang kompleks menjad struktur yang lebih sederhana yang dapat diserap oleh enzim. Manusia mengonsumsi tiga komponen makanan utama, yaitu:

Karbohidrat

Kebanyakan makanan yang kita makan adalah karbohidrat dalam bentuk polisakarida, misalnya tepung kanji , daging (glikogen), atau tumbuhan (selulosa) .Bentuk karbohidrat yang paling sederhana adalah monosakarida seperti glukosa, fruktosa, dan galaktosa.

Lemak

Protein terdiri dari kombinasi asam amino yang disatukan oleh ikatan peptida. Protein akan diuraikan menjadi asam amino serta beberapa polipeptida kecil yang dapat diserap dalam saluran pencernaan.

Protein

Sebagian besar lemak dalam makanan berada dalam bentuk trigelsida. Produk akhir pencernaan lemak adalah monogliserida dan asam lemak.Proses pencernaan dilakukan melalui proses hidrolisis enzimatik. Dengan menambahkan H2O di tempat ikatan, lalu enzim akan memutuskan ikatan tersebut sehinggan molekul-molekul kecil menjadi bebas.4. PenyerapanProses penyerapan dilakukan di usus halus. Proses penyerapan memindahkan molekul-molekul dan vitamin yang dihasilkan setelah proses pencernaan berhenti dari lumen saluran pencernaan ke dalam darah atau limfe.Saluran pencernaan (traktus digestivus) merupakan saluran dengan panjang sekitar 30 kaki (9 m) yang berjalan melalui bagian tengaj

Page 4: 234568910

tubuh menuju ke anus. Pengaturan fungsi saluran pencernaan bersifat kompleks dan sinergistik. Terdapat empat faktor yang berperan dalam pengaturan fungsi pencernaan, yaitu:

Fungsi otonom otot polos

Pleksus saraf intrinsik

Saraf ekstrinsik

Hormon saluran pencernaan

Proses PencernaanProses pencernaan dimulai ketika makanan masuk ke dalam organ pencernaan dan berakhir sampai sisa-sisa zat makanan dikeluarkan dari organ pencernaan melalui proses defekasi. Makanan masuk melalui rongga oral (mulut). Langkah awal adalah proses mestikasi (mengunyah). Terjadi proses pemotongan, perobekan, penggilingan, dan pencampuran makanan yang dilakukan oleh gigi. Tujuan mengunyah adalah (1) menggiling dan memecah makanan; (2) mencampur makanan dengan air liur; dan (3) merangsang papil pengecap. Ketika merangsang papil pengecap maka akan menimbulkan sensasi rasa dan secara refleks akan memicu sekresi saliva. Di dalam saliva terkandung protein air liur seperti amilase, mukus, dan lisozim. Fungsi saliva dalam proses pencernaan adalah:

Memulai pencernaan karbohidrat di mulut melalui kerja enzim amilase.

Mempermudah proses menelan dengan membasahi partikel-partikel makanan dengan adanya mukus sebagai pelumas.

Memiliki efek antibakteri oleh lisozim.

Pelarut untuk molekul-molekul yang merangsang pupil pengecap.

Penyangga bikarbonat di air liur menetralkan asam di makanan serta asam yang dihasilkan bakteri di mulut sehingga membantu mencegah karies.

Selanjutnya adalah proses deglutition (menelan). Menelan dimulai ketika bolus di dorong oleh lidah menuju faring. Tekanan bolus di faring merangsang reseptor tekanan yang kemudian mengirim impuls aferen ke pusat menelan di medula. Pusat menelan secara refleks akan mengaktifkan otot-otot yang berperan dalam proses menelan. Tahap menelan dapat dibagi menjadi 2, yaitu:

Tahap orofaring: berlangsung sekitar satu detik. Pada tahap ini bolusdiarahkan ke dalam esofagus dan dicegah untuk masuk ke saluran lain yang berhubungan dengan faring.

Tahap esofagus: pada tahap ini, pusat menelan memulai gerakan peristaltik primer yang mendorong bolus menuju lambung. Gelombang peristaltik berlangsung sekitar 5-9 detik untuk mencapai ujung esofagus.

Selanjutnya, makanan akan mengalami pencernaan di lambung. Di lambung terjadi proses motilita. Terdapat empat aspek proses motilitas di lambung, yaitu:

Pengisian lambung (gastric filling): volume lambung kosong adalah 50 ml sedangkan lambung dapat mengembang hingga kapasitasnya 1 liter

Penyimpanan lambung (gastric storage): pada bagian fundus dan korpus lambung, makanan yang masuk tersimpan relatif tenang tanpa adanya pencampuran. Makanan secara bertahap akan disalurkan dari korpus ke antrum.

Page 5: 234568910

Pencampuran lambung (gastric mixing): kontraksi peristaltik yang kuat merupakan penyebab makanan bercampur dengan sekresi lambung dan menghasilkan kimus. Dengan gerakan retropulsi menyebankan kimus bercampur dengan rata di antrum. Gelombang peristaltik di antrum akan mendorong kimus menuju sfingter pilorus.

Pengosongan lambung (gastric emptying): kontraksi peristaltik antrum menyebabkan juga gaya pendorong untuk mengosongkan lambung.

Selain melaksanakan proses motilitas, lambung juga mensekresi getah lambung. Beberapa sekret lambung diantaranya:

HCL: sel-sel partikel secara aktif mengeluarkan HCL ke dalam lumen lambung. Fungsi HCL dalam proses pencernaan adalah (1) mengaktifkan prekusor enzim pepsinogen menjadi pepsin dan membentuk lingkungan asam untuk aktivitas pepsin; (2) membantu penguraian serat otot dan jaringan ikat; (3) bersama dengan lisozim bertugas mematikan mikroorganisme dalam makanan.

Pepsinogen: pada saat di ekresikan ke dalam lambiung, pepsinogen mengalami penguraian oleh HCL menjadi bentuk aktif, pepsin. Pepsin berfungsi dalam pencernaan protein untuk menghasilkan fragmen-fragmen peptida. Karena fungsinya memecah protein, maka peptin dalam lambung harus disimpan dan disekresikan dalam bentuk inaktif (pepsinogen) agar tidak mencerna sendiri sel-sel tempat ia terbentuk.

Sekresi mukus: Mukus berfungsi sebagai sawar protektif untuk mengatasi beberapa cedera pada mukosa lambung.

Faktor intrinsik: faktor intrinsik sangat penting dalam penyerapan vitamin B12. vitamin B12 penting dalam pembentukan eritrosit. Apabila

tidak ada faktor intrinsik, maka vitamin B12 tidak dapat diserap.

Sekresi Gastrin: Di daerah kelenjar pilorus (PGA) lambung terdapat sel G yang mensekresikan gastrin.

Aliran sekresi getah lambung akan dihentikan secara bertahap seiring dengan mengalirnya makanan ke dalam usus. Di dalam lambung telah terjadi pencernaan karbohidrat dan mulai tejadi pencernaan protein. Makanan tidak diserap di lambung. Zat yang diserap di lambung adalah etil alkohol dan aspirin.Makanan selanjutnya memasuki usus halus. Usus halus merupakan tempat berlangsungnya pencernaan dan penyerapan. Usus halus di bagi menjadi tiga segmen, yaitu:

Duodenum (20 cm/ 8 inci): pencernaan di lumen duodenum di bantu oleh enzim-enzim pankreas. Garam-garam empedu mempermudah pencernaan dan penyerapan lemak.

Jejenum (2,5 m/ 8 kaki)

Ileum (3,6 m/12 kaki)

Proses motalitas yang terjadi di dalam usus halus mencakup:

Segmentasi: merupakan proses mencampur dan mendorong secara perlahan kimus. Kontraksi segmental mendorong kimus ke depan dan ke belakang. Kimus akan berjalan ke depan karena frekuensi segmentasi berkurang seiring dengan panjang usus halus. Kecepatan segmentasi di duodenum adalah 12 kontraksi/menit, sedangkan kecepatan segmentasi di ileum adalah 9 kontraksi/menit. Segmentasi lebih sering terjadi di bagian awal usus halus daripada di bagian akhir, maka lebih banyak kimus yang terdorong ke depan daripada ke belakang.

Page 6: 234568910

Akibatnya, kimussecara perlahan bergerak maju ke bagian belakang usus halus dan selama proses ini kimus mengalami proses maju mundur sehingga terjadi pencampuran dan penyerapan yang optimal.

Komplek motilitas migratif: jika sebagian makanan sudah diserap maka proses segmentasi akan berhenti dan digantikan oleh komplek motilitas migratif yang akan “menyapu” bersih usus diantara waktu makan.

Usus halus mensekresikan 1,5 liter larutan garam dan mukus cair yang disebut sukus enterikus ke dalam lumen yang fungsinya adalah (1) mukus menghasilkan proteksi dan limbrikasi; (2) sekresi encer ini menghasilkan H2O untuk ikut serta dalam pencernaan makanan secara enzimatik. Proses pencernaan di usus halus dilakukan oleh enzim-enzim pankreas. Dalam keadaan normal, semua produk pencernaan karbohidrat, protein dan lemak serta sebagian besar elektrolit, vitamin, dan air diserap oleh usus halus. Sebagian besar penyerapan terjadi di duodenum dan jejenum.Organ pencernaan yang terakhir adalah usus besar yang terdiri dari kolon, sekum, apendiks, dan rektum. Dalam keadaan normal kolon menerima 500 ml kimus dari usus halus setiap hari. Isi usus yang disalurkan ke kolon terdiri dari residu makanan yang tidak dapat dicerna, komponen empedu yang tidak diserap, dan sisa cairan. Zat-zat yang tersisa untuk dieliminasi merupakan feses. Fungsi utama usus besar adalah untuk menyimpan feses sebelum defekasi. Feses akan dikeluarkan oleh refleks defekasi yang disebabkan oleh sfingter anus internus (terdiri dari otot polos) untuk melemas dan rektum serta kolon sigmoid untuk berkontraksi lebih kuat. Apabila sfingter anus eksternus (terdiri dari otot rangka) juga melemas maka akan terjadi defekasi.

Peregangan awal di dinding rektum menimbulkan rasa ingin buang air besar. Ketika terjaid defekasi biasanya dibantu oleh mengejan volunter yang melibatkan kontraksi simultan otot-otot abdomen dan ekspirasi paksa dengan glotis dalam posisi tertutup sehingga meningkatkan tekanan intra-abdomen yang membantu pengeluaran feses

I OlfactoriusKomponen: sensorik (SVA)Fungsi: penghiduTempat keluar di tengkorak: celah-celah di lamina cribrosa ossis ethmoidalis

II OpticusKomponen: sensorik (SSA)Fungsi: pengelihatanTempat keluar di tengkorak: canalis opticus

III OculomotoriusKomponen: motorik (GSE, GVE)Fungsi: mengangkat kelopak mata atas, menggerakkan bola mata ke atas, bawah, dan medial; kontraksi pupil; akomodasi mataTempat keluar di tengkorak: fissura orbitalis superior

IV TrochlearisKomponen: motorik (GSE)Fungsi: membantu menggerakkan bola mata ke bawah dan lateralTempat keluar di tengkorak: fissura orbitalis superior

V TrigeminusDivisi ophtalmicusKomponen: sensorik (GSA)Fungsi: kornea, kulit dahi, kulit kepala, kelopak mata, dan hidung; juga membran mukosa sinus paranasal dan rongga hidungTempat keluar di tengkorak: fissura orbitalis superiorDivisi maxillaris

Page 7: 234568910

Komponen: sensorik (GSA)Fungsi: kulit wajah di atas maksila; gigi-geligi rahang atas; membran mukosa hidung, sinus dan lempeng maksilaTempat keluar di tengkorang: foramen rotundumDivisi mandibullarisKomponen: motorik (SVE) dan sensorik (GSA)Fungsi: motorik (otot-otot pengunyah, M. mylohyoideus, M. digastricus venter anterior, M. tensor veli palatini, dan M. tensor tympanicum), sensorik (kulit pipi; kulit di atas mandibula dan sisi kepala, gigi-geligi rahang bawah dan articulatio temporo-mandibularis; membran mukosa mulut dan bagian anterior lidahTempat keluar di tengkorak: foramen ovale

VI abducensKomponen: motorik (GSE)Fungsi: M. rectus lateralis menggerakkan mata ke lateralTempat keluar di tengkorak: fissura orbitalis superior

VII facialisKomponen: motorik (SVE), sensorik (SVA), dan sekretomotorik parasimpatis (GVE)Fungsi: motorik (otot-otot wajah dan kulit kepala, M. stapedius, M. digasticus venter posterior, dan M stylohyodeus), sensorik (pengecapan dari dua pertiga bagian anterior lidah, dari dasar mulut dan palatum), sekretomotorik parasimpatis (kelenjar ludah submandibula dan sublingual, kelenjar lakrimalis, dan kelenjar hidung dan palatum)Tempat keluar di tengkorak: meatus acusticus internus, canalis fasialis, foramen sylomastoideus

VIII vestibulocochlearVestibularKomponen: sensorik (SSA)Fungsi: dari utriculus, sacculus, dan canalis semicircularis-posisi dan gerak kepala

CochlearKomponen: sensorik (SSA)Fungsi: organ corti-pendengaranTempat keluar di tengkorak: meatus acusticus internus

IX glosopaharyngeusKomponen: motorik (SVE), sekretomotorik parasimpatis (GVE), dan sensorik (GVA, SVA, GSA)Fungsi: motorik (M. stylopharingeus-membantu menelan), sekretomotorik (kelenjar parotis), sensorik (sensasi umum dan pengecap dari dua pertiga bagian posterior lidah dan faring; sinus carotis (baroreseptor); corpus carotis (kemoreseptor)Tempat keluar di tengkorak: foramen jugulare

X vagusKomponen: motorik (GVE, SVE), sensorik (GVA, SVA, GSA)Fungsi: jantung dan pembuluh darah besar di toraks; laring, trakea, bronkus, dan paru; traktus alimentari dari faring ke fleksura splenicus kolon; hepar, ginjal, dan pankreasTempat keluar di tengkorak: foramen jugulare

XI accessoriusRadix cranialisKomponen: motorik (SVE)Fungsi: otot-otot palatum molle (kecuali M. tensor veli palatini), faring (kecuali M. stylopharingeus), dan laring (kecuali M. cricothyroid) di cabang-cabang n. vagusRadix spinalisKomponen: motorik (SVE)Fungsi: M. sternocleidomastoideus dan M. trapeziusTempat keluar di tengkorak: foramen jugulare

XII hypoglossusKomponen: motorik (GSE)Fungsi: otot-oto lidah (kecuali M. palatoglossus) mengatur bentuk dan pergerakan lidahTempat keluar di tengkorak: canalis hypoglossus

Page 8: 234568910