2397_makalah pkn

24
MEMILIKI KESADARAN HAK DAN KEWAJIBAN SEBAGAI WARGA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Disusun Oleh: Muhammad Ikhlasul Amal (15808144003) Nerisse Arviani Istanti (15808144014) Muhammad Abizar Al-Kautsar (15808144016)

Upload: irma-devii

Post on 14-Feb-2016

223 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ihcsidcoijd

TRANSCRIPT

Page 1: 2397_MAKALAH PKN

MEMILIKI KESADARAN HAK DAN KEWAJIBAN

SEBAGAI WARGA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Disusun Oleh:

Muhammad Ikhlasul Amal (15808144003)

Nerisse Arviani Istanti (15808144014)

Muhammad Abizar Al-Kautsar (15808144016)

Universitas Negeri Yogyakarta

Jalan Colombo 01 Yogyakarta 55281

Page 2: 2397_MAKALAH PKN

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta

hidayah-Nya  sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini kami susun

sebagai tugas dari mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan dengan judul “ Hak dan

Kewajiban Warga Negara Indonesia”.

Terima kasih saya sampaikan kepada Bapak Budi Mulyono, M.Pd selaku dosen mata kuliah

Pendidikan Kewarganegaraan yang telah membimbing dan memberikan kuliah demi

lancarnya terselesaikan tugas makalah ini.

Demikianlah tugas ini kami susun semoga bermanfaat dan dapat memenuhi tugas mata kuliah

Pendidikan Kewarganegaraan dan tim penyusun berharap semoga makalah ini bermanfaat

bagi diri kami dan khususnya untuk pembaca. Tak ada gading yang tak retak, begitulah

adanya makalah ini. Dengan segala kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang konstruktif

dan membangun sangat kami harapkan dari para pembaca guna peningkatan pembuatan

makalah pada tugas yang lain dan pada waktu mendatang.

Yogyakarta, 24 Oktober 2015

Tim Penyusun

Page 3: 2397_MAKALAH PKN

DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar isi

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

BAB II. KAJIAN TEORI

A. Pengertian Hak, Kewajiban, dan Warga Negara

B. Asas-Asas Kewarganegaraan

C. Memiliki Kesadaran Berbangsa dan Bernegara

D. Menganalisis Pelaksanaan Kewajiban Warga Negara pada Diri Sendiri

E. Merumuskan Berbagai Hak dan Kewajiban Sebagai Warga Negara

BAB III. ANALISIS MASALAH

A. Contoh Masalah

B. Analisis Masalah

BAB IV. PENUTUP

A. Simpulan

B. Saran

Daftar Pustaka

Lampiran

Page 4: 2397_MAKALAH PKN

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hak dan kewajiban merupakan suatu hal yang terikat satu sama lain, sehingga dalam

praktiknya harus dijalankan dengan seimbang. Hak merupakan segala sesuatu yang pantas

dan mutlak untuk didapatkan oleh individu sebagai anggota warga negara sejak masih berada

dalam kandungan, sedangkan kewajiban merupakan suatu keharusan/kewajiban bagi

individu dalam melaksanakan peran sebagai anggota warga negara guna mendapat pengakuan

akan hak yang sesuai dengan pelaksanaan kewajiban tersebut. Jika hak dan kewajiban tidak

berjalan seimbang dalam praktik kehidupan, maka akan terjadi suatu ketimpangan yang akan

menimbulkan gejolak masyarakat dalam pelaksanaan kehidupan individu baik dalam

kehidupan bermasyarakat, berbangsa, maupun bernegara.

Pengakuan akan kebebasan nurani (freedom of conscience), persamaan hak dan kewajiban

bagi semua (egalitarianism) merupakan norma demokrasi yang harus diintegrasikan dengan

sikap percaya pada iktikad baik orang dan kelompok lain (trust attitude). Norma ini akan

berkembang dengan baik jika ditopang oleh pandangan positif dan optimis terhadap manusia.

Sebaliknya, pandangan negati dan pesimis terhadap manusia dengan mudah akan melahirkan

sikap enggan untuk saling terbuka, saling berbagi untuk kemaslahatan bersama atau untuk

melakukan kompromi dengan pihak-pihak yang berbeda. Prof.Dr.Komaruddin Hidayat dan

Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA (2008:39).

Sebagai warga Negara Indonesia harus menyadari betapa pentingnya mempelajari pendidikan

kewarganegaraan, karena melalui pendidikan kewarganegaraan inilah kita dapat menyadari

semangat perjuangan para pahlawan yang telah memerdekakan bangsa Indonesia. Selain itu

juga kita dapat mengatasi masalah-masalah yang dihadapi oleh bangsa ini kedepannya dan

akan dapat menimbulkan rasa cinta tanah air, persatuan dan kesatuan demi tetap utuhnya

NKRI.

Mempelajari Pendidikan Kewarganegaraan tidak hanya waktu disekolah saja, tetapi di

perguruan tinggi pun kita akan mempelajari pendidikan kewarganegaraan kembali. Oleh

karena itu saat ini pendidikan kewarganegaraan menjadi pelajaran yang bermuatan softskill,

maka dari itu kita harus mengutamakan persatuan dan kesatuan dan mampu berintelektual

Page 5: 2397_MAKALAH PKN

dalam bidang politik, hukum dan kemasyarakatan. Mempelajari pendidikan kewarganegaraan

juga terdapat di dalam pasal 39 ayat 2 yaitu bahwa di setiap jenis, jalur, dan jenjang

pendidikan wajib memuat pendidikan kewarganegaraan agar kita dapat memahami hak dan

kewajiban seorang warga Negara.

Banyak masyarakat tidak memahami pentingnya mempelajari pendidikan kewarganegaraan,

contohnya yaitu mahasiswa yang bentrok dan tawuran sesama mahasiswa, demonstrasi yang

melanggar hukum, maka dari kejadian itu sudah jelas bahwa mereka menyalahgunakan dan

tidak memahami dari pelajaran pendidikan kewarganegaraan. Maka dari itu pendidikan

kewarganegaraan harus di mulai dari usia dini, agar kita dapat memahami pentingnya

keadaan lingkungan disekitar kita.

Selain mereka yang merasa hak-haknya sebagai warga negara belum didapat, ada juga orang-

orang yang benar-benar hak mereka sebagai warga negara telah didapat, akan tetapi mereka

tidak mau menunaikan kewajibannya sebagai warga negara. Mereka tidak mau membela

negaranya dikala hak-hak negeri ini dirampas oleh negara seberang, seperti contoh mereka

tidak mau tahu dikala hak paten seni-seni kebudayaan Indonesia dibajak dan diakui oleh

negara lain, dan bahkan mereka mengambil dan mencuri hak-hak rakyat jelata demi

kepentingan perutnya sendiri. Hal ini terjadi karena masyarakat kurang paham tentang hak

dan kewajibannya sebagai warga negara. Atau mereka paham tetapi hawa nafsu telah

menguasai akal pikiran mereka sehingga tertutup kebaikan di dalam jiwa mereka.

Oleh karena itu, disusunlah makalah Hak dan Kewajiban Warga Negara ini. Selain untuk

memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan, penulisan makalah ini juga agar

pembaca dapat memahami hak dan kewajiban mereka sebagai warga negara Indonesia.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana pengertian hak dan kewajiban warga negara?

Apa saja asas-asas kewarganegaraan?

Bagaimana hak dan kewajiban warga negara Indonesia?

Bagaimana hak dan kewajiban mahasiswa sebagai warga negara Indonesia?

Bagaimana cara memiliki kesadaran berbangsa dan bernegara?

Bagaimana pelaksanaan kewajiban warga negara pada diri sendiri?

Apa saja hak dan kewajiban sebagai warga negara?

Page 6: 2397_MAKALAH PKN

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pengertian Hak, Kewajiban, dan Warga Negara

Ditinjau dari etimologi kata, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, hak berarti milik,

kekuasaan yang benar atas sesuatu. Kewajiban berarti keharusan, atau sesuatu yang harus

dilakukan. Warga negara berarti pnduduk sebuah negara, yang berdasarkan keturunan, tempat

kelahiran dan sebagainya mempunyai kewajiban dan hak penuh sebagai seorang warga

(anggota) dari negara itu. Hak dan kewajiban warga negara berarti kekuasaan yang benar atas

sesuatu dan yang harus dilakukan oleh penduduk sebuah negara.

Hak adalah segala sesuatu yang pantas dan mutlak untuk didapatkan oleh individu sebagai

anggota warga negara sejak masih berada dalam kandungan. Hak pada umumnya didapat

dengan cara diperjuangkan melalui pertanggungjawaban atas kewajiban . Kewajiban adalah

segala sesuatu yang dianggap sebagai suatu keharusan / kewajiban untuk dilaksanakan oleh

individu sebagai anggota warga negara guna mendapatkan hak yang pantas untuk didapat.

Kewajiban pada umumnya mengarah pada suatu keharusan / kewajiban bagi individu dalam

melaksanakan peran sebagai anggota warga negara guna mendapat pengakuan akan hak yang

sesuai dengan pelaksanaan kewajiban tersebut .

Sumber: Prof. A. Masyhur Effendi, S.H., M.S.dan Taufani S.Evandri, S.H., M.H. (2014).

HAM Dalam Dinamika/Dimensi Hukum, Politik, Ekonomi, dan Sosial. Bogor: Penerbit

Ghalia Indonesia.

B. Asas-Asas Kewarganegaraan

Warga negara adalah penduduk yang sepenuhnya dapat diatur oleh Pemerintah Negara

tersebut dan mengakui Pemerintahnya sendiri. Adapun pengertian penduduk menurut Kansil

adalah mereka yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu yang ditetapkan oleh peraturan

Negara yang bersangkutan, di perkenankan mempunyai tempat tinggal pokok (domisili)

dalam wilayah Negara itu.

Setiap negara mempunyai kebebasan dan kewenangan untuk menentukan asas

kewarganegaraan. Dalam asas kewarganegaraan dikenal dua pedoman yaitu:

Page 7: 2397_MAKALAH PKN

Asas kelahiran (Ius soli)

Asas kelahiran (Ius soli) adalah penentuan status kewarganegaraan berdasarkan tempat atau

daerah kelahiran seseorang. Pada awalnya asas kewarganegaraan hanyalah ius soli saja,

sebagai suatu anggapan bahwa seseorang lahir di suatu wilayah negara, maka otomatis dan

logis ia menjadi warga negara tersebut, akan tetapi dengan tingginya mobilitas manusia maka

diperlukan asas lain yang tidak hanya berpatokan pada kelahiran sebagai realitas bahwa orang

tua yang memiliki status kewarganegaraan yang berbeda akan menjadi bermasalah jika

kemudian orang tua tersebut melahirkan di tempat salah satu orang tuanya (misalnya di

tempat ibunya). Jika asas ius soli ini tetap dipertahankan maka si anak tidak berhak untuk

mendapatkan status kewarganegaraan bapaknya. Atas dasar itulah maka muncul asas ius

sanguinis.

Asas keturunan (Ius sanguinis)

Asas keturunan (Ius sanguinis) adalah pedoman kewarganegaraan berdasarkan pertalian

darah atau keturunan. Jika suatu negara menganut asas ius sanguinis, maka seseorang yang

lahir dari orang tua yang memiliki kewarganegaraan suatu negara seperti Indonesia maka

anak tersebut berhak mendapat status kewarganegaraan orang tuanya, yaitu warga negara

Indonesia.

Asas perkawinan

Status kewarganegaraan dapat dilihat dari sisi perkawinan yang memiliki asas kesatuan

hukum, yaitu paradigma suami isteri atau ikatan keluarga merupakan inti masyarakat yang

mendambakan suasana sejahtera, sehat dan bersatu. Di samping itu asas perkawinan

mengandung asas persamaan derajat, karena suatu perkawinan tidak menyebabkan perubahan

status kewarganegaraan masing-masing pihak. Asas ini menghindari penyelundupan hukum,

misalnya seorang yang berkewarganegaraan asing ingin memperoleh status kewarganegaraan

suatu negara dengan cara berpura-pura melakukan pernikahan denga perempuan di negara

tersebut, setelah mendapat kewarganegaraan itu ia menceraikan isterinya.

Unsur pewarganegaraan (naturalisasi)

Dalam naturalisasi ada yang bersifat aktif, yaitu seseorang yang dapat menggunakan hak opsi

untuk memilih atau mengajukan kehendak untuk menjadi warga negara dari suatu negara.

Sedangkan naturalisasi pasif, seseorang yang tidak mau diwarganegarakan oleh suatu negara

Page 8: 2397_MAKALAH PKN

atau tidak mau diberi status warga negara suatu negara, maka yang bersangkutan

menggunakan hak repudiasi yaitu hak untuk menolak pemberian kewarganegaraan tersebut.

Sumber: Sunarso, M.Si., Kus Eddy Sartono, M.Si., Sigit Dwikusrahmadi, M.Si., Y. Ch. Nany

Sutarini, M.Si. (2013). Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: UNY Press.

C. Memiliki Kesadaran Berbangsa dan Bernegara

Hak dan kewajiban merupakan suatu hal yang terikat satu sama lain , sehingga dalam praktik

harus dijalankan dengan seimbang . Jika hak dan kewajiban tidak berjalan secara imbang

dalam praktik kehidupan, maka akan terjadi suatu ketimpangan dalam pelaksanaan kehidupan

individu baik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, maupun bernegara. Ketimpangan

akan hak dan kewajiban yang terjadi akan menimbulkan gejolak dalam kehidupan baik dari

kalangan individu maupun kelompok.

Gejolak tersebut merupakan bentuk ketidakpuasan atas tidak berjalannya hak dan kewajiban

secara seimbang. Oleh sebab itu, untuk menghindari adanya gejolak pada masyarakat

mengenai ketimpangan akan hak dan kewajiban tersebut diperlukan kesadaran secara

mendasar pada individu akan kewajiban yang harus dipenuhi guna mendapatkan hak yang

pantas dan sesuai atas pelaksanaan kewajiban tersebut.

Sumber: Prof.Dr.Komaruddin Hidayat dan Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA. (2008).

Demokrasi Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani. Jakarta: ICCE UIN Syarif

Hidayatullah.

D. Menganalisis Pelaksanaan Kewajiban Warga Negara pada Diri Sendiri

Sebelum kita menuntut atau mendapatkan Hak sebagai warga Negara selayaknya kita terlebih

dahulu menjalankan kewajiban sebagai warga Negara. Kewajiban warga Negara Indonesia,

diantara lain:

a. Setiap warga Negara wajib membayar pajak dan retribusi yang telah ditetapkan oleh

pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

b. Setiap warga Negara wajib mentaati serta menjunjung tinggi dasar Negara, hukum

dan pemerintahan tanpa terkecuali, serta dijalankan dengan sebaik-baiknya.

c. Setiap warga Negara turut serta dalam pembangunan untuk membangun bangsan agar

bangsa kita bisa berkembang maju ke arah yang lebih baik.

Page 9: 2397_MAKALAH PKN

d. Setiap warga Negara memiliki kewajiban untuk berperan serta dalam membela,

mempertahankan kedaulatan Negara Indonesia dari serangan musuh.

Menganalisis hak dan kewajiban sebagai warga Negara pada diri sendiri yaitu dengan cara

membayar pajak sesuai dengan pajak yang telah ditentukan. Menyadari bahwa kita memiliki

hak yang harus diikuti dengan baik oleh kewajiban yang ada, seperti mentaati peraturan yang

sudah dibuat oleh pemerintahan pusat maupun daerah, mengikuti struktur jalannya Negara

dengan baik tanpa membuat masalah, memanfaatkan hak untuk mendapatkan pendidikan dan

pengajaran sesuai dengan jenjang masing-masing. Menjalani tugas dengan baik sebagai

seorang siswa atau mahasiswa, menghargai dan menghormati pendapat orang lain,

bermusyawarah untuk mendapatkan mufakat, demonstrasi dengan baik dan tidak melanggar

hukum yang ada.

Sumber: Jazim Hamidi, Mohamad Sinal, Ronny Winarno, Any Suryani, I Ketut Sudantra,

Mariyadi, Tunggul Anshari S. Negara. (2012).Teori Hukum tata Negara. Jakarta: Salemba

Humanika.

E. Merumuskan berbagai Hak dan Kewajiban Sebagai Warga Negara

Hak warga Negara yang terdapat dalam UUD 1945 yang telah di amandemen:

1. Pasal 28D ayat 1: dalam memberikan aspirasi rakyat ke pemerintah serta

mendapatkan keadilan dari pemerintah dan dalam persidangan hukuman

2. Pasal 27 ayat 2: setiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang

layak

3. Pasal 28B ayat 1: setiap warga Negara berhak untuk meneruskan keturunan mereka

dan membentuk keluarga yang disahkan oleh agama dan Negara

4. Pasal 28C ayat 1: setiap warga Negara berhak mendapatkan pendidikan dan

pengajaran tanpa memandang sisi ekonominya. Bagi warga Negara yang kurang

mampu selama ini sudah disediakan berbagai macam beasiswa agar mereka tetap bisa

mendapatkan pendidikan dan ilmu untuk meningkatkan kualitas yang lebih tinggi dan

berguna sebagai rakyat dan memenuhi kebutuhan dalam pencarian pekerjaan.

5. Pasal 19: bahwa setiap orang berhak mendapatkan kebebasan mempunyai dan

mengeluarkan pendapat

Page 10: 2397_MAKALAH PKN

6. Pasal 27 ayat 1: bahwa segala warga Negara bersamaan kedudukannya di dalam

hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan

tidak ada kecualinya.

7. Pasal 27 ayat 3: setiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya

pembelaan Negara

8. Pasal 30 ayat 1: tiap-tiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha

pertahanan dan keamanan Negara.

Kewajiban warga Negara yang tercantum pada UUD 1945 yang sudah di amandemen:

1. Pasal 9 ayat 1: setiap warga Negara wajib ikut serta dalam upaya bela negara yang

diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan negara.

2. Pasal 27 ayat 3: setiap warga Negara wajib ikut serta dalam upaya pembelaan Negara.

3. Pasal 30 ayat 1: tiap-tiap warga Negara wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan

keamanan Negara.

4. Pasal 28 ayat 1: setiap warga negara wajib mentaati serta menjunjung tinggi dasar

Negara, hukum dan pemerintahan tanpa terkecuali, serta dijalankan dengan sebaik-

baiknya.

Sumber: Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, S.H. (2010). Prihal Undang-Undang. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada. dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945

Page 11: 2397_MAKALAH PKN

BAB III

ANALISIS MASALAH

A. Contoh Masalah

SEKRETARIS Daerah (Sekda) Kabupaten Bintan, Azirwan telah ditetapkan Pengadilan

terbukti melakukan suap kepada anggota Komisi IV DPR, Al-Amin Nasution untuk

mendapat rekomendasi alih fungsi hutan di Bintan. Seperti diketahui, Pengadilan Tindak

Pidana Korupsi Jakarta telah menjatuhi hukuman dua tahun enam bulan penjara kepada

Azirwan karena dininyatakan terbukti melakukan penyuapan pada alih fungsi hutan lindung

Bintan, Kepulauan Riau. Di kasus itu, Azirwan juga diwajibkan membayar denda Rp 100 juta

subsidair tiga bulan kurungan.

KPK menangkap Azirwan pada 8 April 2008 bersama anggota DPR, Al Amin Nasution.

KPK menyita uang senilai Rp 4 juta saat penangkapan dan Rp 67 juta di mobil Al-Amin.

Uang itu diduga diberikan Azirwan untuk memuluskan pembahasan di Komisi IV Dewan

Perwakilan Rakyat guna mendapatkan rekomendasi alih fungsi hutan Bintan.

Jaksa penuntut dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyatakan, Azirwan terbukti

menyuap anggota Komisi IV DPR RI Al Amin Nur Nasution sebesar Rp 2,250 miliar untuk

memuluskan persetujuan DPR dalam alih fungsi hutan lindung Bintan Buyu di Kabupaten

Bintan.

Setelah selesai menjalani hukuman, pemerintah setempat mulai mempromosikan Azirwan

kembali menjadi Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan. Menurut Menteri Dalam Negeri

Gamawan Fauzi mengatakan tak ada masalah aturan dalam promosi jabatan Azirwan.

Promosi itu sesuai Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999. Sementara Menteri

Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Azwar Abubakar, berpendapat

pengangkatan Azirwan merupakan wewenang Gubernur Kepulauan Riau.

Sumber: Okezone, Rabu (17/10/2012).

B. Analisis Masalah

Telah disebutkan sebelumnya oleh TH Marshall dalam bukunya Citizenship and Sosial Class

(1950) menyatakan citizenship sebagai “a status bestowed on those who are full members of

Page 12: 2397_MAKALAH PKN

a community (including civil, political, social rights”. Bahwa ada tiga hak yang mendasar

pada warga negara yaitu hak sipil, politik, dan sosial. Dimana, hak sipil berkaitan dengan

aturan hukum dan kebebasan berbicara; hak politik berkaitan dengan proses politik legal

formal terutama hak dipilih/memilih; serta sosial berisikan hak untuk mendapatkan jaminan

keamanan dan kesejahteraan yang layak sebagai sesama warganegara. Dalam kasus diatas,

Azirwan yang merupakan warga negara Indonesia mendapatkan hak sipil berupa kebebasan

berbicara dan apapun yang berkaitan dengan aturan hukum. Seperti disebutkan dalam UUD

1945 pasal 28I ayat 1 : Hak untuk mempunyai hak milik pribadi Hak untuk hidup, hak untuk

tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani,hak beragama, hak untuk tidak

diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut

atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi

dalam keadaan apapun.

Mengenai hak politiknya, dia seharusnya mendapatkan hak untuk berserikat sesuai pasal 28.

Akan tetapi, karena dia telah terbukti melanggar peraturan hukum yang berlaku yakni

melakukan tindak pidana korupsi. Maka, sesuai dengan UU nomor 43 tahun 1999 tentang

pokok kepegawaian, pasal 23 ayat 3b, 5c menyatakan PNS yang terlibat korupsi, dapat

dihentikan dengan tidak hormat jika dihukum penjara atau kurungan yang tetap karena

melakukan tindakan pidana kejahatan yang ancamannya di atas 4 tahun. Hal ini dukung

dengan kutipan dari salah satu Anggota Badan Pekerja Indonesia Corruption Watch (ICW),

Emerson Yuntho, mengatakan seharusnya Gubernur Riau justru memecat Azirwan setelah

ditetapkan Pengadilan terbukti melakukan suap kepada anggota Komisi IV DPR, Al-Amin

Nasution, pada 8 April 2008 untuk mendapat rekomendasi alih fungsi hutan di Bintan.

"Gubernur Kepulauan Riau harus membatalkan pengangkatan Azirwan sebagai Kepala Dinas

Perikanan dan Kelautan serta memecatnya sebagai PNS," kata Emerson dalam surat

elektronik yang diterima Okezone, Rabu (17/10/2012).

Menurut Emerson, berdasarkan Undang-undang Kepegawaian dan Peraturan Pemerintah

nomor 100 tahun 2000, Azirwan seharusnya dipecat dari status Pegawai Negeri. Selain itu,

Azirwan juga tidak dapat diangkat dalam jabatan struktural di lingkungan pemerintah karena

pertimbangan melanggar sumpah jabatan.

"PNS yang telah menjadi terpidana dalam kasus korupsi, berapa pun hukumannya harus

diberhentikan dengan tidak hormat. Tidak ada alasan apa pun," terang Emerson. Emerson

Page 13: 2397_MAKALAH PKN

menilai pengangkatan Azirwan sebagai Kepala Dinas harus dimaknai sebagai kegagalan

reformasi birokrasi dan kebijakan pro terhadap koruptor. "Di lingkungan birokrasi, mulai

terjadi pergeseran dari sikap zero tolerance menjadi 100 % tolerance terhadap koruptor.

Koruptor dapat diterima atau diberikan kesempatan kembali bekerja dilingkungan

pemerintah," ungkap Emerson. Mengenai hak social Azirwan, berupa hak untuk menerima

jaminan kesejahteraan dan keamanan telah diatur oleh Undang Undang Dasar 1945 yaitu:

1. Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak : “Tiap warga negara berhak atas

pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan” (pasal 27 ayat 2).

2. Hak untuk hidup dan mempertahankan kehidupan: “setiap orang berhak untuk hidup

serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya.”(pasal 28A).

3. Hak untuk mengembangkan diri dan melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya dan

berhak mendapat pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya demi

meningkatkan kualitas hidupnya demi kesejahteraan hidup manusia.(pasal 28C ayat 1)

4. Hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta

perlakuan yang sama di depan hukum.(pasal 28D ayat 1)

Akan tetapi, dalam menjalankan semua haknya tersebut Azirwan juga memiliki kewajiban

berupa tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang. Pasal 28J ayat 2

menyatakan : “Dalam menjalankan hak dan kebebasannya,setiap orang wajib tunduk kepada

pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud untuk menjamin

pengakuan serta penghormatan atas hak kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan

yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban

umum dalam suatu masyarakat demokratis.” Azirwan yang merupakan mantan koruptor bisa

menjalankan haknya tetapi ada batasan-batasan tertentu karena ia memiliki catatan ex

koruptor sehingga tidak seleluasa seperti sebelumnya. Selain dari hukum itu sendiri, dalam

kehidupan sosialnya kemungkinan akan mendapat cemooh ataupun dikucilkan oleh

masyarakat sekitarnya.

Page 14: 2397_MAKALAH PKN

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hak dan kewajiban warga negara berarti kekuasaan yang benar atas sesuatu dan yang harus

dilakukan oleh penduduk sebuah negara. Setiap negara mempunyai kebebasan dan

kewenangan untuk menentukan asas kewarganegaraan. Hak dan kewajiban Warga Negara

Indonesia ditetapkan dalam UUD 1945 yaitu tercantum di dalam pasal 27, pasal 28, pasal 29,

pasal 30, dan pasal 31.

Hak memiliki pengertian tentang sesuatu hal yang benar, milik, kepunyaan, kewenangan,

kekuasaan untuk berbuat sesuatu (krn telah ditentukan oleh undang-undang, aturan, dan

sebagainya), kekuasaan yg benar atas sesuatu atau untuk menuntut sesuatu, derajat atau

martabat. Sedangkan kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan, keharusan (sesuatu

hal yang harus dilaksanakan). Menurut Prof. Dr. Notonagoro: Hak adalah kuasa untuk

menerima atau melakukan suatu yang semestinya diterima atau dilakukan melulu oleh pihak

tertentu dan tidak dapat oleh pihak lain manapun juga yang pada prinsipnya dapat dituntut

secara paksa olehnya.

Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 berbunyi “ Tiap - tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan

penghidupan yang layak bagi kemanusiaan “. Pasal tersebut menjelaskan bahwa setiap

individu sebagai anggota warga negara berhak untuk mendapatkan pekerjaan serta kehidupan

yang layak dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Lapangan pekerjaan

merupakan sarana yang dibutuhkan guna menghasilkan pendapatan yang akan digunakan

dalam pemenuhan kehidupan yang layak. Penghidupan yang layak diartikan sebagai

kemampuan dalam melakukan pemenuhan kebutuhan dasar, seperti : pangan, sandang, dan

papan.

B. Saran

Hak dan kewajiban merupakan suatu instrumen yang saling terkait, sehingga pelaksanaan hal

tersebut harus dilakukan secara seimbang agar tidak terjadi ketimpangan yang akan

menyebabkan timbulnya gejolak masyarakat yang tidak diinginkan.

Page 15: 2397_MAKALAH PKN

Kepada para mahasiswa bela Negara adalah tekad, sikap, dan tindakan warga negara yang

teratur, menyeluruh, terpadu, dan berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan pada tanah air serta

kesadaran hidup berbangsa dan bernegara. peran mahasiswa dalam membela negara di

antaranya belajar dengan tekun, ikut kegiatan ekstrakurikuler, meningkatkan kesadaran

berbangsa dan bernegara termasuk menghayati arti demokrasi dengan menghargai pendapat

dan tidak memaksakan kehendak.

Untuk pemerintah Sebaiknya dilakukan proses penanaman (sosialisasi dan internalisasi )

nilai-nilai anti korupsi atau Budaya Anti Korupsi (BAK). Proses tersebut dilakukan melalui

proses pendidikan yang terencana, sistematis, terus menerus dan terintegrasi, sejak usia dini

hingga ke perguruan tinggi. Demikian juga sosialisasi dan internalisasi nilai anti korupsi

tersebut dilakukan kepada seluruh komponen masyarakat dan aparatur pemerintah di pusat

dan daerah, lembaga tinggi negara, BUMN, BUMD, sehingga nilai sosial anti korupsi atau

Budaya Anti Korupsi (BAK) menjadi gerakan nasional dan menjadi kebiasaan hidup seluruh

komponen bangsa Indonesia, menuju kehidupan yang adil makmur dan sejahtera.

Dengan ditulisnya makalah yang menjelaskan tentang Hak dan Kewajiban Warga Negara

Sebagai Anggota Masyarakat ini, semoga kita semua bisa benar-benar memahami tentang apa

yang seharusnya kita dapatkan sebagai warga negara di negeri ini. Sehingga, jika ada hak-hak

yang belum kita dapatkan, kita bisa memperjuangkannya. Begitu juga sebaliknya, jika hak-

hak sebagai warga negara telah kita terima, maka sepatutnya kita menjalankan kewajiban kita

sebagai warga negara. Dengan demikian, negeri ini akan maju dan penuh dengan keadilan,

kemakmuran, aman dan sejahtera.

Page 16: 2397_MAKALAH PKN

DAFTAR PUSTAKA

1. Prof. A. Masyhur Effendi, S.H., M.S.dan Taufani S.Evandri, S.H., M.H. (2014).

HAM Dalam Dinamika/Dimensi Hukum, Politik, Ekonomi, dan Sosial. Bogor:

Penerbit Ghalia Indonesia.

2. Prof.Dr.Komaruddin Hidayat dan Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA. (2008). Demokrasi

Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani. Jakarta: ICCE UIN Syarif Hidayatullah

3. Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, S.H. (2010). Prihal Undang-Undang. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada.

4. Jazim Hamidi, Mohamad Sinal, Ronny Winarno, Any Suryani, I Ketut Sudantra,

Mariyadi, Tunggul Anshari S. Negara. (2012).Teori Hukum tata Negara. Jakarta:

Salemba Humanika.

5. Sunarso, M.Si., Kus Eddy Sartono, M.Si., Sigit Dwikusrahmadi, M.Si., Y. Ch. Nany

Sutarini, M.Si. (2013). Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: UNY Press.

6. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945

7. Okezone, Rabu (17/10/2012).