3. bab i

6
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) tersebar di daerah tropis dan subtropis. Di seluruh dunia setiap tahunnya diperkirakan terdapat 50-100 juta kasus infeksi Dengue, 500.000 diantaranya didiagnosis DBD dan memerlukan perawatan di rumah sakit dengan kematian sekitar 1-5 %. Sebagian besar kematian terjadi pada anak-anak di Asia Tenggara tempat kasus DBD banyak ditemukan. Sementara itu, World Health Organization (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai negara dengan kasus DBD tertinggi di Asia Tenggara terhitung sejak tahun 1968 hingga tahun 2009. 1,2 Di Indonesia, sejak tahun 1968 telah terjadi peningkatan persebaran jumlah provinsi dan kabupaten/kota yang endemis DBD, dari 2 provinsi dan 2 kota, menjadi 32 (97%) dan 382 (77%) kabupaten/kota

Upload: wira-rila-zulma

Post on 06-Dec-2015

214 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: 3. bab I

1

BAB IPENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) tersebar di daerah tropis dan

subtropis. Di seluruh dunia setiap tahunnya diperkirakan terdapat 50-100 juta

kasus infeksi Dengue, 500.000 diantaranya didiagnosis DBD dan memerlukan

perawatan di rumah sakit dengan kematian sekitar 1-5 %. Sebagian besar

kematian terjadi pada anak-anak di Asia Tenggara tempat kasus DBD banyak

ditemukan. Sementara itu, World Health Organization (WHO) mencatat negara

Indonesia sebagai negara dengan kasus DBD tertinggi di Asia Tenggara terhitung

sejak tahun 1968 hingga tahun 2009.1,2

Di Indonesia, sejak tahun 1968 telah terjadi peningkatan persebaran

jumlah provinsi dan kabupaten/kota yang endemis DBD, dari 2 provinsi dan 2

kota, menjadi 32 (97%) dan 382 (77%) kabupaten/kota pada tahun 2009. Provinsi

tersebut di antaranya Lampung, DKI Jakarta, Kalimantan Barat, Kalimantan

Timur dan Bali. Pada tahun 2008 telah tercatat sebanyak 136.339 kasus DBD di

Indonesia.2

Berdasarkan survei peneliti pada tahun 2012 di wilayah kerja

Puskesmas Way Kandis didapatkan data dari 13 kecamatan di Bandar

Lampung, seluruh kecamatan tersebut endemis DBD dan dari 98 kelurahan, 86

kelurahan endemis DBD. 3

1

Page 2: 3. bab I

2

Jumlah kasus DBD yang terjadi di wilayah kerja Puskesmas Way

Kandis cenderung menurun, dari 86 kasus pada tahun 2009 (merupakan angka

kejadian DBD tertinggi di Bandar Lampung) menjadi 43 kasus pada tahun

2010. Sedangkan pada tahun 2011 terdapat 37 kasus DBD, walaupun telah

terjadi penurunan, namun dilihat dari sebaran kasus DBD di kota Bandar

Lampung per Puskesmas, maka Puskesmas Way Kandis merupakan urutan

pertama Puskesmas dengan kasus DBD terbanyak. Tetapi, pada tahun 2012

kasus DBD terjadi peningkatan yang tajam yang menjadi Kejadian Luar Biasa.

Dari bulan Januari sampai bulan April telah tercatat sebanyak 104 kasus.3

Pada penyakit DBD terjadi penurunan jumlah trombosit yang dapat

mengakibatkan perdarahan dan syok. Penyakit ini sangat berbahaya karena

dapat menyebabkan penderita meninggal dalam waktu yang sangat pendek

(beberapa hari). Hingga saat ini belum ditemukan vaksin sebagai alat

pencegahan penyakit ini dan sampai dengan akhir tahun 2008 juga belum

ditemukan obat yang secara efektif dapat mengobati penyakit DBD.2,4

Di Bandar Lampung terdapat beragam jenis tumbuhan, sebagian besar

tumbuhan tersebut dapat bermanfaat dalam mengobati penyakit-penyakit

tertentu. Salah satunya adalah jambu biji merah. Masyarakat sering

memanfaatkan jambu biji merah untuk meningkatkan trombosit pada penyakit

DBD. Asam amino serin, treonin, senyawa flavonoid (quersetin), dan tannin

yang terkandung di dalam buah jambu biji merah (Psidium guajava linn sp.)

diduga berperan terhadap peningkatan jumlah trombosit.

Page 3: 3. bab I

3

Berdasarkan alasan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

dengan membuktikan pengaruh pemberian jus jambu biji merah

(Psidium guajava linn sp.) terhadap jumlah trombosit pada tikus putih

(Rattus norvegicus) jantan galur wistar.

1.2. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah dari

penelitian ini adalah apakah ada pengaruh pemberian jus jambu biji merah

(Psidium guajava linn sp.) terhadap jumlah trombosit pada tikus putih (Rattus

norvegicus) jantan galur wistar?

1.3. TUJUAN PENELITIAN

Membuktikan adanya pengaruh pemberian jus jambu biji merah

(Psidium guajava linn sp.) terhadap jumlah trombosit pada tikus putih

(Rattus norvegicus) jantan galur wistar.

1.4. MANFAAT PENELITIAN

1.4.1.Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan

wawasan mengenai pengaruh pemberian jus jambu biji merah

(Psidium guajava linn sp.) terhadap jumlah trombosit .

Page 4: 3. bab I

4

1.4.2.Manfaat Aplikatif

Memberikan informasi kepada masyarakat dalam upaya

pemanfaatan potensi buah jambu biji merah (Psidiun guajava linn sp.)

sebagai obat herbal yang aman bagi kesehatan, terutama dalam

meningkatkan jumlah trombosit.

1.4.3.Manfaat Klinis

Memberikan informasi kepada tenaga kesehatan akan adanya

alternatif penggunaan obat herbal dalam terapi.