69856939 radioterapi pada limfoma maligna
TRANSCRIPT
-
5/22/2018 69856939 Radioterapi Pada Limfoma Maligna
1/7
BAGIAN RADIOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
RADIOTERAPI PADA LIMFOMA MALIGNA
Disusun oleh :
Irfan Adi Saputra
C111 07 182
Willies Vrieswan
C111 07 266
Konsulen :
Dr. dr. H.Hasanuddin Sp.Rad (K)Onk.rad
BAGIAN RADIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2011
-
5/22/2018 69856939 Radioterapi Pada Limfoma Maligna
2/7
RADIOTERAPI PADA LIMFOMA MALIGNA
PENDAHULUAN
Limfoma maligna adalah kelompok neoplasma maligna/ganas yang muncul dalam
kelenjar limfe atau jaringan limfoid ekstranodal yang ditandai dengan proliferasi atau
akumulasi sel-sel asli jaringan limfoid (limfosit, histiosit dengan prasel dan derivatnya).Ada
dua jenis penyakit yang termasuk limfoma maligna yaitu Penyakit Hodgin (PH) dan limfoma
non Hodgin (LNH). Keduanya memiliki gejala yang mirip. Perbedaannya dibedakan
berdasarkan pemeriksaan patologi anatomi dimana PH ditemukan sel Reed Sternberg, dan
sifat LNH lebih agresif.
Saat ini, sekitar 1,5 juta orang di dunia hidup dengan limfoma maligna terutama tipe
LNH, dan dalam setahun sekitar 300 ribu orang meninggal karena penyakit ini. Dari tahun ke
tahun, jumlah penderita penyakit ini juga terus meningkat. Sekedar gambaran, angka kejadian
LNH telah meningkat 80 persen dibandingkan angka tahun 1970-an. Data juga menunjukkan,
penyakit ini lebih banyak terjadi pada orang dewasa dengan angka tertinggi pada rentang usia
antara 45-60 tahun. Makin tua umur, makin tinggi resiko terkena penyakit ini. Tapi secara
umum, LNH bisa mengenai segala usia.
ETIOLOGI
Limfoma merupakan golongan gangguan limfoproliferatif. Penyebabnya tidak
diketahui, tetapi dikaitkan dengan virus, khususnya virus Epstein Barr yang ditemukan pada
limfoma Burkitt. Adanya peningkatan insidens penderita limfoma Hodgkin dan non-Hodgkin
pada kelompok penderita AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) pengidap virus
HIV, tampaknya mendukung teori yang
menganggap bahwa penyakit ini disebabkan oleh virus. Awal pembentukan tumor pada
gangguan ini adalah pada jaringan limfatik sekunder (seperti kelenjar limfe dan limpa) danselanjutnya dapat timbul penyebaran ke sumsum tulang dan jaringan lain.
STADIUM LIMFOMA MALIGNA
Penyebaran limfoma dapat dikelompokkan dalam 4 stadium. Stadium I dan II sering
dikelompokkan bersama sebagai stadium awal penyakit, sementara stadium III dan IV
dikelompokkan bersama sebagai stadium lanjut.
1. Stadium I : penyebaran limfoma hanya terdapat pada satu kelompok yaitu kelenjargetah bening.
-
5/22/2018 69856939 Radioterapi Pada Limfoma Maligna
3/7
2. Stadium II : penyebaran limfoma menyerang dua atau lebih kelompok kelenjargetah bening, tetapi hanya pada satu sisi diafragma, serta pada seluruh dada atau
perut.
3. Stadium III : penyebaran limfoma menyerang dua atau lebih kelompok kelenjargetah bening, serta pada dada dan perut
4. Stadium IV : penyebaran limfoma selain pada kelenjar getah bening, setidaknyapada satu organ lain juga seperti sumsum tulang, hati, paru-paru, atau otak
PATOFISIOLOGI DAN GAMBARAN KLINIS
Proliferasi abnormal tumor dapat memberi kerusakan penekanan atau penyumbatan
organ yang diserang. Tumor dapat mulai di kelenjar getah beniih (nodal) atau diluar kelenjar
getah bening (ekstra nodal). Gejala pada limfoma secara fisik dapat timbul benjolan yang
kenyal, mudah digerakkan (pada leher, ketiak, atau pangkal paha). Pembesaran kelenjar tadi
dapat dimulai dengan gejala penurunan berat badan, demam, keringat malam. Hal ini dapat
segera dicurigai sebagai limfoma. Namun tidak semua benjolan yang terjadi di sistem
limfatik merupakan limfoma. Bisa saja benjolan tersebut hasil perlawanan kelenjar limfa
dengan sejenis virus atau mungkin tuberkulosis limfa. Gejala klinik dari limfoma maligna
antara lain:
Pembengkakan kelenjar getah bening : pada limfoma Hodgkin, 80% terdapat padakelenjar getah bening leher, kelenjar ini tidak lahir multiple, bebas atas konglomerasi
satu sama lain. Pada limfoma non-Hodgkin, dapat tumbuh pada kelompok kelenjar
getah bening lain misalnya pada traktus digestivus atau pada organ-organ parenkim.
Demam tipe pel Ebstein Gatal-gatal Keringat malam Berat badan menurun lebih dari 10% tanpa diketahui penyebabnya. Nafsu makan menurun. Daya kerja menurun Terkadang disertai sesak nafas Nyeri setelah mendapat intake alkohol (15-20%) Pola perluasan limfoma Hodgkin sistematis secara sentripetal dan relatif lebih lambat,
sedangkan pola perluasan pada limfoma non-Hodgkin tidak sistematis dan relatif
lebih cepat bermetastasis ke tempat yang jauh.
-
5/22/2018 69856939 Radioterapi Pada Limfoma Maligna
4/7
DIAGNOSIS
1. AnanmnesisKeluhan terbanyak pada penderita adalah pembesaran kelenjar getah bening di leher,
aksila, ataupun lipat paha. Berat badan semakin menurun, dan terkadang disertai
dengan demam, sering berkeringat dan gatal-gatal.
2. Pemeriksaan FisikPalpasi pembesaran kelenjar getah bening di leher terutama supraklavikuler aksila
dan inguinal. Mungkin lien dan hati teraba membesar. Pemeriksaan THT perlu
dilakukan untuk menentukan kemungkinan cincin Weldeyer ikut terlibat. Apabila area
ini terlibat perlu diperiksa gastrointestinal sebab sering terlibat bersama-sama.
3. Pemeriksaan laboratoriumPemeriksaan darah yaitu hemogran dan trombosit. LED sering meninggi dan
kemungkinan ada kaitannya dengan prognosis. Keterlibatan hati dapat diketahui dari
meningkatnya alkali fosfatase, SGOT, dan SGPT.
4. Sitologi biopsi aspirasiBiopsi aspirasi jarum halus (BAJAH) sering dipergunakan pada diagnosis
pendahuluan limfadenopati jadi untuk identifikasi penyebab kelainan tersebut seperti
reaksi hiperplastik kelenjar getah bening, metastasis karsinoma, dan limfoma maligna.
Ciri khas sitologi biopsi aspirasi limfoma Hodgkin yaitu populasi limfosit yang
banyak aspek serta pleomorfik dan adanya sel Reed- Sternberg. Apabila sel Reed-
Sternberg sulit ditemukan adanya sel Hodgkin berinti satu atau dua yang berukuran
besar dapat dipertimbangkan sebagai parameter sitologi Limfoma Hodgkin. Penyulit
diagnosis sitologi biopsi aspirasi pada Limfoma non-Hodgkin adalah kurang sensitif
dalam membedakan Limfoma non- Hodgkin folikel dan difus. Pada Limfoma non-
Hodgkin yang hanya mempunyai subtipe difus, sitologi, biopsi aspirasi dapat
dipergunakan sebagai diagnosis definitif. Penyakit lain dalam diagnosis sitologi biopsi
aspirasi Limfoma Hodgkin ataupun Limfoma non-Hodgkin adalah adanya negatif
palsu termasuk di dalamnya inkonklusif. Untuk menekan jumlah negatif palsu
dianjurkan melakukan biopsi aspirasi multipel hole di beberapa tempat permukaan
tumor. Apabila ditemukan juga sitologi negatif dan tidak sesuai dengan gambaran
klinis, maka pilihan terbaik adalah biopsi insisi atau eksisi.
5. Histopatologi
-
5/22/2018 69856939 Radioterapi Pada Limfoma Maligna
5/7
Biopsi tumor sangat penting, selain untuk diagnosis juga identifikasi subtipe
histopatologi walaupun sitologi biopsi aspirasi jelas limfoma Hodgkin ataupun
Limfoma non- Hodgkin.
6. Radiologia. Foto thoraks
b. Limfangiografic. USGd. CT scan
7. Laparotomi rongga abdomen sering dilakukan untuk melihat kondisi kelenjar getahbening pada iliaka, para aorta dan mesenterium dengan tujuan menentukan stadium.
TERAPI
Sebagian besar limfoma ditemukan pada stadium lanjut yang merupakan penyakit
dalam terapi kuratif. Penemuan penyakit pada stadium awal masih merupakan faktor penting
dalam terapi kuratif walaupun tersedia berbagai jenis kemoterapi dan radioterapi. Akhir-akhir
ini angka harapan hidup 5 tahun meningkat dan bahkan sembuh berkat manajemen tumor
yang tepat dan tersedianya kemoterapi dan radioterapi. Peranan pembedahan pada
penatalaksanaan limfoma maligna terutama hanya untuk diagnosis biopsi dan laparotomi
splenektomi bila ada indikasi.
1. Radiasia. Untuk stadium I dan II secara mantel radikal
b. Untuk stadium III A/B secara total nodal radioterapic. Untuk stadium III B secara subtotal body irradiationd. Untuk stadium IV secara total body irradiation
2. Kemoterapi untuk stadium III dan IV : Untuk stadium I dan II dapat pula diberikemoterapi pre radiasi atau pasca radiasi. Kemoterapi yang sering dipakai adalah
kombinasi.
COP (Untuk limfoma non Hodgkin)
C : Cyilopkosphamide 800 mg/m2 hari I
O : Oncovin 1,4 mg/m2 IV hari I
P : Prednison 60 mg/m2 hari I s/d VII lalu tapering off
MOPP (untuk Limfoma Hodgkin)
M : Nitrogen Mustrad 6 mg/m2 hari 1 dan 8
O : Oncovin 1,4 mg/m2 hari I dan VIII
-
5/22/2018 69856939 Radioterapi Pada Limfoma Maligna
6/7
P : Prednison 60 mg/m2 hari I s/d XIV
P : Procarbazin 100 mg/m2 hari I s/d XIV
RADIOTERAPI
Radioterapi adalah penggunaan partikel energi untuk menghancurkan sel sel dalam
pengobatan penyakit. Sel mati akibat dari reaksi kimia dalam sel yang menyebabkan
perubahan DNA dan RNA, mengurangi kemampuan sel untuk berfungsi. Jumlah kerusakan
DNA dan RNA sebuah sel tergantung dari radiosensitifitas sel. Ada 4 faktor yang
mempengaruhi radiosensitifits sel :
kecepatan pembelahan sel fase siklus sel derajat differensiasi sel kadar oxigenasi sel
pembelahan sel dengan cepat, apakah itu normal atau yang bersifat kanker, lebih rentan
terhadap terapi radiasi. Sel- sel yang sedang dalam kesenjangan fase 2 (periode setelah
sintesis DNA sebelum mitosis) dari siklus sel adalah paling sensitive terhadap raioterapi.
Differensiasi sel yang buruk dan sel teroksigenasi baik juga sangat radiosensitive. Umumnya
jenis kanker yang paling sensitive pada radioterapi adalah limfoma, seminoma, sel skuamosa
daerah orofaring,kulit dan sel epitel serviks. Sel normal yang paling sensitive terhadap
radioterapi adalh sel sel darah yang dihasilkan dalam sum-sum tulang, folikel rambut dan
sel traktus gastrointestinal. Untuk mengatasi kanker terapi radiasi digunakan sendiri atau
dlam kombinasi dengan pembedahan, kemoterapi dan/ immunoterapi.
Tujuan dari radioterapi pada limfoma maligna adalah:
Kuratif, seperti penyakit Hodgkin, kanker seminoma testis, kulit, serviks dan kankerlaring.
Mengontrol penyakit baik jangka pendek maupun jangka panjang seperti pada tumorotak, kanker kandung kemih, kanker ovarium dan kanker paru
Paliatif untuk meningkatkan kwalitas hidup dengan menghilangkan gejala danmencegah komplikasi
Radioterapi memiliki peranan yang sangat penting dalam pengobatan limfoma,
terutama limfoma hodgin dimana penyebaran penyakit ini lebih sulit diprediksi. Beberapa
jenis radioterapi yang tersedia telah banyak digunakan untuk mengobati limfoma hodgin
-
5/22/2018 69856939 Radioterapi Pada Limfoma Maligna
7/7
seperti radioimunoterapi dan radioisotop. Radioimunoterapi menggunakan antibodi
monoklonal seperti CD20 dan CD22 untuk melawan antigen spesifik dari limfoma secara
langsung, sedangkan radioisotop menggunakan 131iodine atau 90Yttrium untuk irradiasi sel-sel
tumor secara selektif. Teknik radiasi yang digunakan didasarkan pada stadium linfoma itu
sendiri, yaitu:
Untuk stadium I dan II secara mantel radikal Untuk stadium III A/B secara total nodal radioterapi Untuk stadium III B secara subtotal body irradiation Untuk stadium IV secara total body irradiation