acute abdomen

Upload: tya-edward

Post on 14-Oct-2015

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 5/24/2018 Acute Abdomen

    1/24

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1Latar BelakangNyeri abdomen akut atau yang lebih dikenal sebagai acute abdomen

    didefinisikan sebagai nyeri yang sangat luar biasa (yang memiliki skor tinggi

    ketika dideskripsikan menggunakan VAS, visual analog score) yang timbul di

    area abdomen dan membutuhkan penanganan segera. Keluhan abdomen

    merupakan alasan utama pasien mencari pertolongan ke instalasi gawat darurat(IGD), dan diperkirakan sekitar 5-10% dari semua kunjungan ke IGD. Acute

    abdomen merupakan kegawatdaruratan medis yang dapat disebabkan oleh

    masalah bedah maupun nonbedah.1,2

    Acute abdomensecara umum merujuk pada nyeri yang timbul secara tiba-

    tiba dengan durasi kurang dari 48 jam. Nyeri yang timbul disebabkan oleh

    berbagai gangguan intraperitoneal, yang sebagian besar membutuhkan

    penanganan pembedahan, dan juga oleh gangguan ekstraperitoneal. Nyeri

    abdomen yang timbul selama 6 jam atau lebih biasanya disebabkan oleh gangguan

    bedah.3

    Nyeri abdomen dapat diklasifikasikan sebagai nyeri viseral, somatoparietal

    atau nyeri alih yang dapat beragam manifestasi dengan penyebeb sistemik dan

    lokal.1

    Penyebab tersering acute abdomenadalah nyeri abdomen non-spsifik (24-

    44,3%0, diikuti appendicitis (15,9-28,1%), gangguan biliar akut (2,9-9,7%), dan

    obstruksi bowel atau diverticulitis pada pasien geriatri. Appendicitis akut

    merupakan penyebab intervensi bedah pada dua pertiga anak dengan acute

    abdomen.4 Namun demikian, acute abdomendapat terjadi pada kondisi yang luas,

    mulai dari penyakit ringan yangself-limitingsampai yang membutuhkan tindakan

    pembedahan emergensi.5

    Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa pasien geriatri yang masuk ke

    ruang emergensi dengan nyeri abdomen, paling sedikit 50 persen dirawat, dan 30

    sampai 40 persen membutuhkan tindakan operasi dengan penyakit yang

  • 5/24/2018 Acute Abdomen

    2/24

    2

    mendasarinya. Pada populasi geriatri, gangguan traktus biliar didapatkan hampir

    25% pada kasus nyeri abdomen, diikuti dengan nyeri nonspesifik, malignansi,

    obstruksi usus, penyakit komplikasi ulkus peptik, dan hernia inkarserasi.

    Beberapa peneliti mendapatkan bahwa sekitar 40% pasien geriatri dengan acute

    abdomen terjadi misdiagnosis , yang berkontribusi menyebabkan mortalitas

    sekitar 10%.2

    Manajemen pada pasien dengan acute abdomen adalah (1) menentukan

    diagnosis banding dan planning untuk diagnosis melalui pemeriksaan imaging, (2)

    memutuskan apakah diperlukan tindakan pembedahan, dan (3) mempersiapkan

    pasien untuk operasi supaya dapat meminimalisir morbiditas dan mortalitas

    perioperatif. Sebagai dokter, khususnya di tingkat pelayanan primer harus mampu

    mengidentifikasi kasus-kasus baik bedah maupun nonbedah.1,3

    Keputusan untuk melakukan tindakan bedah harus segera diambil pada

    akut abdomen karena setiap keterlambatan akan menimbulkan penyulit yang

    berakibat meningkatnya morbiditas dan mortalitas. Ketepatan diagnosis dan

    penanggulangannya bergantung pada kemampuan melakukan analisis pada data

    anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.6 Hanya jarang dari

    anamnesis dan pemeriksaan fisik dapat memberikan informasi yang konklusif

    atau tegas terhadap akut abdomen, sehingga dalam kebanyakan kasus dokter

    harus melakukan pemeriksaan laboratorium atau imaging.7

  • 5/24/2018 Acute Abdomen

    3/24

    3

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Definisi

    Nyeri abdomen akut atau akut abdomen didefinisikan sebagai nyeri yang

    sangat luar biasa (yang memiliki skor tinggi ketika dideskripsikan menggunakan

    VAS, visual analog score) yang timbul di area abdomen dan membutuhkan

    penanganan segera. Akut abdomen merupakan kegawatdaruratan medis yang

    dapat disebabkan oleh masalah bedah maupun nonbedah.1

    Isilah gawat abdomen menggambarkan keadaan klinis akibat kegawatan di

    rongga perut yang biasanya timbul mendadak dengan nyeri sebagai keluhan

    utama.6Acute abdomensecara umum merujuk pada nyeri yang timbul secara tiba-

    tiba dengan durasi kurang dari 48 jam. Nyeri yang timbul disebabkan oleh

    berbagai gangguan intraperitoneal, yang sebagian besar membutuhkan

    penanganan pembedahan, dan juga oleh gangguan ekstraperitoneal.3

    2.2 Etiologi

    Nyeri akut abdomen dapat disebabkan oleh berbagai macam etiologi.

    Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh OMGE, penyebab terbanyak akut

    abdomen pada orang muda dan dewasa (Tabel 2.1) adalah nyeri abdomen

    nonspesifik, apendisitis, kolesistitis, obstruksi usus, pankreatitis, penyakit

    divertikular, kanker, hernia, dan penyakit vaskular.5

    Tabel 2.1. Frekuensi Diagnosis Spesifik Nyeri Abdomen Akut pada Orang Mudadan Dewasa Berdasarkan Penelitian OMGE3

  • 5/24/2018 Acute Abdomen

    4/24

    4

    Nyeri akut abdomen disebabkan oleh berbagai etiologi. Pada suatu kasus

    didapatkan penyebab tersering nyeri akut abdomen pada unit gawat darurat yaitu

    non spesifik sebesar 35%, appendicitis sebesar 17%, obstruksi usus sebesar 15%,

    penyebab urologi sebesar 6%, kelainan bilier 5%, penyakit divertikuler sebesar

    4% dan pankreatitis 2%. Penyebab tersering akut abdomen yaitu appendisitis,

    kolik biler, kolesistitis, diverticulitis, obstruksi bowel, perforasi visceral,

    pancreatitis, peritonitis, salpingitis, adenitis mesentrika dan kolik renal. Lain

    halnya dengan nekrosis hepatoma, infark limpa, infark miokard, ketoasidosis

    diabetic, inflamasi aneurrisma, sigmoid, caecum atau volvulus dan manifestasi

    herpes zoster jarang menimbulkan akut abdomen.1

    Etiologi nyeri abdomen dapat diprediksikan berdasarkan lokasi dan tipe

    nyeri, yang dapat membantu dokter dalam mendiagnosis. Etiologi berdasarkan

    nyeri diilustrasikan dalam Gambar 2.1 di bawah ini.

    Gambar 2.1. Perkiraan penyebab nyeri akut abdomen berdasarkan lokasi nyeri3

  • 5/24/2018 Acute Abdomen

    5/24

    5

    Tabel 2.2 Diagnosis Banding Nyeri Akut Abdomen5

    Lokasi Nyeri Diagnosis Banding

    Kuadran kanan atas Bilier: kolesistitis,kolelithiasis,kolagitis

    Kolon: colitis, diverticulitis

    Hepatic: abses, hepatitis, massa

    Paru: pneumonia, emboli

    Ginjal: nefrolithiasis, pielonefritis

    Epigastrium Bilier: kolesistitis, kolelithiasis, kolangitis

    Jantung: infark miokard, perikarditis

    Lambung: esofagitis, gastritis, ulkus peptikum

    Pankreas: massa, pankreatitis

    Vascular: diseksi aorta, iskemik mesentrium

    Kuadran kiri atas Jantung: angina, infark miokard, perikarditis

    Lambung: esofagitis, gastritis, ulkus peptikumGinjal: nefrolithiasis, pielonefritis

    Pankreas: massa, pankreatitis

    Vascular: diseksi aorta, iskemik mesentrium

    Periumbilikal Kolon: apendisitis akutLambung: esofagitis, gastritis, ulkus peptikum, massa usus halus dan obstruksi

    Vascular: diseksi aorta, iskemik mesentrium

    Kuadran kanan bawah Kolon: appendicitis,colitis, diverticulitis. IBD, IBS

    Ginekologi: kehamilan ektopik,fibroid,massa di ovarium, torsio, PID

    Ginjal: nefrolithiasis, pielonefritis

    Suprapubik Kolon : appendicitis,colitis, diverticulitis. IBD, IBS

    Ginekologi: kehamilan ektopik,fibroid,massa di ovarium, torsio, PID

    Ginjal: nefrolithiasis, pielonefritis, sistitis

    Kuadran kiri bawah Kolon: colitis,diverticulitis, IBD,IBS

    Ginekologi: kehamilan ektopik,fibroid,massa di ovarium, torsio, PID

    Lokasi lain Dinding abdomen : herpes zoster, hernia

    Lainnya: obstruksi bowel, iskemik mesentrium, peritonitis, krisis sikle sel,

    poryphyria,IBD

    2.3 Patofisiologi Nyeri Abdomen

    Secara umum, nyeri abdomen dibagi ke dalam nyeri viseral dan nyeri

    parietal.1

    A. Nyeri Viseral

    Nyeri visceral ditransmisikan oleh serabut saraf C yang umumnyaditemukan di otot, periosteum, mesenterium, peritoneum, dan visera. Kebanyakan

    nosiseptif dari visceral abdomen ditransmisikan oleh serabut saraf ini dan

    cenderung diinterpretasikan sebagai nyeri yang sifatnya tumpul, kram, sensasi

    terbakar, dan sulit dilokalisir.1,8 Jalur inervasi saraf visceral dapat dilihat pada

    Gambar 2.2.

    Nyeri viseral terjadi bila terdapat rangsangan pada organ atau struktur

    dalam rongga perut, misalnya karena cedera atau inflamasi. Nyeri visceral dapat

  • 5/24/2018 Acute Abdomen

    6/24

    6

    disebabkan oleh distensi viskus, iskemia, atau inflamasi yang terbatas pada

    viskus. Peritoneum viseral yang menyelimuti organ perut dipersarafi oleh sistem

    saraf otonom dan tidak peka terhadap rabaan, atau pemotongan. Dengan

    demikian, sayatan atau penjahitan pada usus dapat dilakukan tanpa terasa oleh

    pasien. Akan tetapi, bila dilakukan tarikan atau regangan organ, atau terjadi

    kontraksi yang berlebihan pada otot yang menyebabkan iskemia, misalnya kolik

    atau radang, seperti apendisitis, akan timbul nyeri. Pasien yang merasakan nyeri

    viseral biasanya tak dapat menunjukkan secara tepat letak nyeri sehingga biasanya

    ia menggunakan seluruh telapak tangannya untuk menunjuk daerah yang yang

    nyeri. Nyeri viseral kadang disebut nyeri sentral yang biasanya dirasakan pada

    garis median yaitu epigastrium, umbilicus atau hipogastrium.6,9

    Gambar 2.2. Jalur Inervasi Saraf Viseral1

  • 5/24/2018 Acute Abdomen

    7/24

    7

    B. Nyeri Somatik

    Nyeri somatik terjadi karena rangsangan pada bagian yang dipersarafi oleh

    saraf tepi, misalnya regangan pada peritoneum parietalis, dan luka pada dinding

    perut. Nyeri dirasakan seperti ditusuk atau disayat, dan pasien dapat menunjukkan

    secara tepat letaknya dengan jari. Rangsang yang menimbulkan nyeri ini dapat

    berupa rabaan, tekanan, rangsang kimiawi, atau proses radang.6

    Peritoneum parietal yang membatasi dinding anterior abdomen

    dipersarafi oleh enam nervus thorakalis bagian bawah dan nervus lumbalis I.

    Oleh sebab itu, nyeri abdomen yang berasal dari peritoneum parietal merupakan

    jenis somatic dan dapat dilokalisasi dengan tepat; biasanya sangat hebat.

    Peritoneum parietal di dalam pelvis dipersarafi oleh nervus obturatorius dan dapat

    diraba dengan cara pemeriksaan melalui rektum atau vagina.8

    Nyeri parietal berkaitan dengan serabut A- yang ditemukan pada kulit

    dan otot. Stimulus jaras saraf ini memiliki karakteristik berupa nyeri tajam,tiba-

    tiba dan dapat dilokalisir dengan baik yang menyerupai nyeri pada acute injury.

    Nyeri sering meningkat apabila bergerak atau fibrasi. Nyeri parietal disebabkan

    oleh inflamasi pritoneum parietal dengan intensitas lebih berat dan lebih

    terlokalisir dibandingkan nyeri visera. Sebagai contoh, pada appendicitis akut,

    awalnya pada berupa nyeri visceral di periumbilikal atau epigastrium yang diikuti

    nyeri somatoparietal terlokalisir pada titik McBurney yang terjadi akibat proses

    inflamasi pada peritoneum parietal.1,9

    Nyeri alih didefinisikan sebagai nyeri yang terdapat jauh dari organ yang

    berkaitan. Hal ini terjadi karena adanya penggabungan neuron aferen visceral

    dengan neuron aferen parietal dari lokasi anatomi yang berbeda dari neuron

    kedua pada segmen spinal yang sama darispinal cord.

    1

    Onset terjadinya nyeri yang dapat menjadi panduan dalam mekanisme

    patologi yang menyebabkan nyeri, yaitu1:

    Nyeri yang sifatnya tajam (terjadi dalam beberapa detik), sangat nyerisehingga pasien berhenti beraktivitas, dapat terjadi akibat adanya perforasi,

    embolisme, atau ruptur organ (misalnya kehamilan tuba yang mengalami

    perforasi, anurisma, dll)

  • 5/24/2018 Acute Abdomen

    8/24

    8

    Nyeri progresif cepat yang mencapai maksimum dalam beberapa jam,menunjukkan adanya obstacle, iskemia, atau torsio.

    Nyeri yang terjadi dalam beberapa hari dan dapat ditahan, menunjukkanadanya inflamasi, obstruksi atau tumor.

    2.4 Kriteria Diagnosis

    Penegakan diagnosis acute abdomendapat dilakukan dengan anamnesa,

    pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan fisik diawali dengan

    menilai secara umum dan menilai patensi jalan nafas, pernapasan dan sirkulasi.

    Pasien dengan obesitas perlu ditanyai mengenai adanya pembesaran organ

    intraabdomen. Penilaian auskultasi meliputi peristaltik dan bising usus dilakukan

    sebelum melakukan pemeriksaan palpasi dan perkusi. Auskultasi dilakukan

    selama 2 menit dan dinilai pada beberapa regio abdomen. Beberapa karakteristik

    gejala sering ditemukan pada nyeri abdomen. Sebagai contoh dapat ditemukan

    Murphy signpada palpasi saat pasien inspirasi dalam apabila terdapat gangguan

    pada kuadran kanan. Hal ini sensitif tetapi tidak spesifik sebagai tanda

    kolesisttitis akut, Mcburney sign untuk appendicitis akut, Corvoisier sign pada

    pasien ikterik menunjukkan adanya tumor pancreas periampula, Cullen signyaitu

    ekimosis periumbilikal menunjukkan adanya hemoperitoneum.1

    Pemeriksaan organ pelvis dan genitalia harus dilakukan pada pasien

    dengan nyeri akut abdomen. Pemeriksaan rectal touch dan vaginal touch dapat

    memberikan informasi diagnostik. Evaluasi kelainan ginekologi harus dilakukan

    pada semua wanita dengan akut abdomen.1

    1. Kuadran kanan atasNyeri kuadran kanan atas berkaitan dengan kelainan pada sistem

    hepatobilier, ginjal kanan, pancreas, bowel, pleura, paru dan sistem

    musculoskeletal. Pada penelitian retrospektif pada 100 pasien dengan kecurigaan

    adanya kolesistitis akut yang dilakukan pemeriksaan CT scan dengan ditemukan

    atau tidaknya variasi klinis ataupun laboratorium (termasuk leukosit, bilirubin,

    SGOT, SGPT, alkali fosfatase dan amylase) memiliki resiko tinggi ditemukan

    hasil positif pada CT Scan.7

  • 5/24/2018 Acute Abdomen

    9/24

    9

    Penggunaan USG dalam penegakkan diagnosis pada nyeri abdomen

    kuadran kanan atas merupakan pilihan diagnostik yang dianjurkan dalam

    mengevaluasi gallbladder dan bilier. Penggunaan USG dapat mendeteksi

    cholelithiasis dengan sensitivitas 91% dan spesifisitas 66%. Pada USG akan

    ditemukan adanya penebalan dinding, cairan pericholesistik dan adanya Murphy

    sign.7

    Pada ikterus akut, USG dapat mendeteksi adanya stasis bilier, lokasi

    adanya obstruksi duktus dan identifikasi penyebab obstruksi. Kemampuan USG

    dalam mendeteksi adanya batu empedu memiliki keterbatasan dengan sensitivitas

    70%, tetapi pada intrahepatik kalkuli USG lebih akurat dari CT Scan dikarenakan

    pada batu empedu memiliki komposisi ringan kalsium untuk memperlihatkan

    radioopak.7

    2. Kuadran kiri atasNyeri abdomen pada region kiri atas yang jarang ditemukansebagai

    penyebab dalam acute abdomen. Diagnosis yang dipertimbangkan meliputi

    gastritis, splenomegali, infark limpa atau abses, pancreatitis, dan kelainan ginjal

    seperti kolik renal dan pielonefritis. Pemeriksaan laboratorium tidak spesifik pada

    nyeri abdomen regio kuadran kiri atas. Pada anamnesis dan pemeriksaan fisik

    memperlihatkan adanya gejala esofageal dan gaster. CT scan dapat

    memperlihatkan adanya pancreatitis, infark atau abses, karsinoma gaster,

    pielonefritis dan colitis. Pada kasus trauma tumpul dapat mendeteksi cairan bebas

    pada abdomen yang mengindikasikan adanya trauma pada limpa.7

    3.

    Kuadran kanan bawah

    Nyeri pada kuadran kanan bawah disebabkan oleh appendicitis, kelainan

    ovarium, kehamilan ektopik, hernia, kelainan intestinal dan kolik renal.

    Pemeriksaan foto polos abdomen memiliki keterbatasan dalam mengevaluasi

    nyeri kanan bawah. Pemeriksaan USG dan CT Scan sering digunakan dalam

    evaluasi appendicitis akut. CT Scan lebih akurat dibandingkan USG dalam

    mengevaluasi appendicitis. CT Scan dapat memperlihatkan adanya abses pada

    28% pasien dengan appendicitis dan 17% pada USG. Pada beberapa populasi

  • 5/24/2018 Acute Abdomen

    10/24

    10

    memiliki kontra indikasi dalam pemeriksaan CT Scan. Appendicitis akut pada

    anak merupakan penyebab tersering dan memiliki efek radiasi jangka panjang.

    4.

    Kuadran kiri bawah

    Diagnosis yang dipertimbangkan pada nyeri abdomen kuadran kiri bawah

    meliputi diverticulitis dan colitis ( penyakit crohn, colitis ulseratif dan colitis

    clostridium). Sama halnya dengan nyeri abdomen kuadran kanan bawah, pada

    nyeri kuadran kiri bawah dapat timbul sekunder pada kolik renal, kelainan

    ovarium, kehamilan ektopik terganggu dan hernia.7

    Diverticulitis akut merupakan penyebab tersering nyeri kuadran kiri

    bawah. Prevalensi diverticulitis bergantung pada usia dimana didapatkan

    meningkat 5% pada usia 40 tahun, 30% pada usia 60 tahun dan 65% pada usia 85

    tahun. Pasien dapat ditemukan adanya leukositosis, akan tetapi 45% ditemukan

    dalam batas normal, fungsi hati normal, amilase normal atau terjadi peningkatan.

    CT Scan dengan kontras sensitif untuk mendeteksi adanya diverticulitis akut (79-

    98%) dan dapat membedakan dari penyebab nyeri kuadran kiri bawah lainnya.

    CT Scan juga berguna dalam mengindentifikasikan adanya komplikasi pada

    diverticulitis meliputi perforasi atau abses. Penggunaan USG memiliki

    sensitivitas 84,5% dan spesifisitas 80,3% dan USG lebih sensitive dari CT Scan

    dalam deteksi abses dan mikro perforasi.7

    5. EpigastriumAmilase dan lipase merupakan marker serologi yang digunakan untuk

    mendiagnosis pancreatitis akut. Pada studi retrospektif pada 10.931 pasien

    pemeriksaan amylase dan lipase dibandingkan dengan pemeriksaan radiologidalam menegakkan diagnosis. Pemeriksaan amylase memiliki sensitivitas 90,3%

    dan spesifisitas 93%, sedangkan lipase sensitivitas 78,7% dan spesifisitas 92,6%.

    Peningkatan level enzim pancreas tidak berkaitan dengan keparahan penyakit dan

    menilai progresifitas klinis atau prognosis.7

    Pemeriksaan CT Scan abdomen kontras merupakan pemeriksaan radiologi

    pilihan dalam mengevaluasi nekrosis pankreas. Foto polos abdomen memberikan

    sedikit informasi dalam mengevaluasi pancreatitis. Pemeriksaan USG

  • 5/24/2018 Acute Abdomen

    11/24

    11

    memberikan informasi pancreas, akan tetapi hal ini terbatas dengan habitus dan

    distribusi udara usus. Pemeriksaan USG berguna dalam negakkan diagnose

    pancreatitis yang disebabkan oleh batu empedu. Pasien dengan nekrosis pancreas

    ditemukan tingkat mortalitas sebesar 10-23% dibandingkan dengan mortaliltas

    pada pancreatitis interstitial kurang dari 1%. Tidak semua pasien dengan

    pancreatitis dianjurkan pemeriksaan CT Scan.7

    Seluruh pasien dengan nyeri akut abdomen harus dilakukan pemeriksaan

    darah perifer, elektrolit, ureum, kreatinin, gula darah dan urinalisis. Pemeriksaan

    kehamilan dilakukan pada wanita usia produktif dengan nyeri abdomen. Penilaian

    fungsi hati dan serum amylase dilakukan pada pasien nyeri abdomen di area

    kuadran kanan atas dengan klinis ikterik ataupun tidak.1Algoritme pemeriksaan

    penunjang pada acute abdomendapat dilihat pada gambar 2.3 di bawah ini. 7

    Gambar 2.3. Algoritme pemeriksaan penunjang pada acute abdomen1

    Note: ABC= airway, breathing, circulation; CT=computed tomography; FAST= focused

    abdominal sonography for trauma; RLQ=right lower quadrant; RUQ=right upper quadrant;

    USG=ultrasonography. *Untuk nyeri kuadran kiri bawah, kemungkinan diagnosis adalahdiverticulitis.

  • 5/24/2018 Acute Abdomen

    12/24

    12

    A. Pemeriksaan Imaging

    American College of Radiology merekomendasikan penggunaan

    pemeriksaan imaging yang berbeda untuk menilai nyeri abdomen berdasarkan

    lokasi nyeri, ultrasonografi (USG) direkomendasikan untuk menilai nyeri di

    kuadran kanan atas, dan computed tomography (CT) direkomendasikan untuk

    menilai nyeri di kuadran kanan dan kiri bawah.5

    1.Foto Polos AbdomenPemeriksaan foto polos abdomen memiliki nilai yang terbatas dan

    mungkin hanya meningkatkan biaya perawatan dan menambah total pasien yang

    terpapar radiasi. Indikasi dilakukan pemeriksaan foto polos abdomen yaitu adanya

    suspek pneumoperitoneum atau obstruksi usus halus pada keadaan dimana

    pemeriksaan CT tidak memungkinkan, untuk mengetahui letak benda asing yang

    tertelan, dan untuk mengetahui lokasi kateter.7

    Pada kasus akut abdomen dewasa, sebaiknya dilakukan foto polos

    abdomen dalam 3 posisi, yaitu10:

    1. Tiduran terlentang (supine), sinar dari arah vertical, dengan proyeksiantero-posterior (AP)

    2. Duduk atau setengah duduk atau berdiri jika memungkinkan, dengan sinarhorizontal, proyeksi AP

    3. Tiduran miring ke kiri (left lateral decubitus), dengan sinar horizontal,proyeksi AP

    Pemeriksaan foto polos abdomen tiga posisi harus dilakukan apabila

    terdapat gejala perforasi dan obstruksi saluran pencernaan. Foto polos abdomen

    akan berguna dalam mengevaluasi kalsifikasi pancreas, fraktur vertebra dan batu

    radiolusen pada kontur ginjal.

    10

    Walaupun memiliki keterbatasan, foto polos abdomen masih menjadi

    pemeriksaan penunjang pada pasien dengan gejala abdomen, khususnya pada

    suspek obstruksi usus halus. Nilai diagnostik meningkat pada pasien dengan sign

    atau simptom batu empedu atau batu saluran kemih, obstruksi usus, perforasi atau

    iskemia. Foto polos abdomen kurang bermanfaat pada pasien dengan nyeri

    abdomen yang samar-samar dan temuan pemeriksaan fisik yang tidak spesifik.11

  • 5/24/2018 Acute Abdomen

    13/24

    13

    Pada kasus small bowel obstruction (SBO), foto polos abdomen

    memberikan nilai diagnostic mencapai 50% sampai 60%. Penelitian analisis foto

    polos pada ahli radiologi gastrointestinal, didapatkan sensitivitas hanya 66% pada

    kasus SBO.11

    Variasi pola gas usus halus yaitu11:

    1. Gambaran udara usus normal menunjukkan tidak adanya atau adanya udaradalam jumlah sedikit dengan bentuk yang tidak distensi (diameter kurang dari

    2,5 cm)

    2. Gambaran udara abnormal namun tidak spesifik menunjukkan pola palingsedikit satu batas putaran usus halus mengalami distensi ringan (diameter 2,5-

    3 cm) dengan 3 atau lebih air-fluid level pada posisi duduk atau lateral

    dekubitus. Distribusi gas kolon dan feses normal atau mengalami distensi.

    Pola ini juga dapat disebut mild small bowel stasis, karena banyak kondisi

    yang dapat menyebabkan hal ini, termasuk obstruksi ringan, ileus reaktif, dan

    hipoperistaltik yang diinduksi obat.

    3. Pola suspek small bowel obstructionmenunjukkan adanya gas multipel ataufluid-filled loops dari usus halus yang mengalami dilatasi dengan jumlah gas

    kolon yang sedang. Adanya gas di kolon mengindikasikan adanya SBO

    mekanik komplet awal, SBO inkomplet, atau ileus nonobstruktif. Pola ini juga

    terdapat pada beberapa kondisi inflamasi intraabdomen akut termasuk usus

    halus seperti divertikulitis, appendicitis, atau iskemik mesenterium. Diagnosis

    harus dikonfirmasi melalui pemeriksaan CT scan segera pada pasien dengan

    tidak ada temuan objektif dari pemeriksaan klinis.

    4. Pola pasti SBO menunjukkan adanya gas atau fluid-filled loops yangmenyebabkan dilatasi usus halus pada keadaan tidak adanya udara di dalamkolon. Gambaran ini patognomonik untuk SBO. Pola gambaran udara

    intestinal dapat dilihat pada Gambar 2.4.

  • 5/24/2018 Acute Abdomen

    14/24

    14

    2.Ultrasonografi (USG)USG dapat memberikan informasi sekitar 56% pasien dengan nyeri akut

    abdomen, dan dilaporkan oleh beberapa penulis yang menyebutkan bahwa USG

    sangat membantu untuk mendiagnosis secara benar dalam evaluasi awal pada

    pasien dengan nyeri akut abdomen.5

    Gambar 2.4. Pola udara intestinal. (A)

    Distribusi gas usus normal. Terdapat udara

    dalam jumlah yang sedikit di bulbus duodenum

    (tanda panah) dan di ileum distal (panah

    melengkung). Tidak menunjukkan adanya

    distensi gaster atau kolon. Lipatan kolon jelasterlihat pada segmen intraperitoneal kolon. (B)

    Gambaran udara abnormal namun tidakspesifik. Dilatasi ringan usus halus pada

    hemiabdomen kanan (tanda panah). Tidak ada

    distensi kolon. Udara terdapat di dalam bulbus

    duodenum (dekat clip) dan di distal ileum(panah melengkung). (C) Enterocolysis yang

    mengikuti (B) menunjukkan obstruksi adhesive

    sempit derajat sedang (tanda panah terbuka)

    termasuk pelvic loop ileum. Terdapat tahanan

    cairan di dalam loop yang berdilatasi.

  • 5/24/2018 Acute Abdomen

    15/24

    15

    Pemeriksaan USG abdomen dapat memberikan gambaran mengenai

    anatomi, fungsi, dan informasi dinamis selama dilakukan pemeriksaan. USG

    abdomen merupakan pemeriksaan yang cepat pada pasien yang tidak stabil,

    efisien dalam menyingkirkan diagnosis banding, dapat diulang sepanjang proses

    resusitasi, dan kurang memiliki efek biologis. Kelemahan utama dari pemeriksaan

    USG ini yaitu gambar yang diperoleh dan interpretasi hasil tergantung dari

    operator, dan juga dipengaruhi oleh faktor pasien meliputi kebiasaan tubuh dan

    gas usus membuat pemeriksaan ini memiliki nilai yang terbatas. 7

    USG terbukti secara khusus berguna dalam evaluasi awal pada pasien

    yang tidak stabil. Pelatihan pemeriksaan USG pada dokter nonradiologis dapat

    mendeteksi adanya cairan bebas intraperitoneal, aneurisma aorta abdominal,

    ruptur pada kehamilan ektopik, dan dapat menilai morfologi dan fleksibilitas vena

    cava inferior.7

    a. AppendicitisPemeriksaan USG merupakan pemeriksaan awal yang dilakukan pada

    hampir semua kasus dengan nyeri abdomen berat. Jika dicurigai apendisitis (14%

    penyebab akut abdomen pada ruang emergensi) dari hasil pemeriksaan klinis,

    USG merupakan prosedur pencitraan pilihan dengan sensitivitas mencapai 85%

    sampai 90% pada pemeriksaan yang dilakukan oleh ahli radiologis, dimana dapat

    didiagnosis tanpa terpapar radiasi. Dicurigai kuat apendisitis jika dari hasil USG

    didapatkan adanya penebalan apendiks (>6 mm) yang nonkompresi (Gambar 2.5),

    dengan cairan di pinggir periapendiks, dan aperistaltik. Adanya gambaran

    apendikolitis menunjukkan nilai positif palsu untuk apendisitis karena hal ini

    dapat ditemukan juga pada individu yang tidak menderita apendisitis.

    5

    Gambar 2.5. Gambaran USG pada apendisitis. (a) penebalan apendiks (>6 mm) dengan

    apendikolitis dan cincin cairan periapendiceal; (b) pembesaran lymphnodes sepanjang pembuluh

    darah ileo-colic, dan (c) tanda hiperemis melalui USG Doppler.5

  • 5/24/2018 Acute Abdomen

    16/24

    16

    Gambar 2.6. Apendisitis akut pada pemeriksaan ultrasonografi. a. Potongan transversal didapatkan

    adanya penebalan dinding apendiks dengan diameter 10 mm dan hyperechoicdisekitar jaringan

    lemak (tanda panah putih). b. Potongan longitudinal USG Doppler menunjukkan incompressible,

    blind-ended, gambaranfluid-filled tubulardengan dinding hiperemis.9

    USG dibutuhkan untuk mengkonfirmasi adanya apendisitis karena,

    walaupun USG memiliki sensitivitas yang tinggi (sampai 100%), evaluasi klinis

    memiliki sensitivitas yang relatif rendah (73%) dan diagnosis yang salah dapat

    memicu adanya eksplorasi bedah yang sebenarnya tidak diperlukan, yang

    berhubungan dengan peningkatan resiko mortalitas, lamanya hari rawatan rumah

    sakit, dan peningkatan resiko komplikasi infeksi. Selain itu, adanya misdiagnosis

    menyebabkan penanganan terhadap pasien yang lama dan peningkatan resiko

    perforasi, yang insidensinya sangat tinggi pada populasi anak-anak (hampir 100%

    pada usia di bawah 1 tahun, dan 60-65% pada usia di bawah 6 tahun.5

    b. CholecystitisPenelitian retrospektif yang mengevaluasi penggunaan ultrasonografi

    (USG) versus CT pada kolesistitis akut, USG terbukti secara signifikan memiliki

  • 5/24/2018 Acute Abdomen

    17/24

    17

    sensitivitas yang tinggi (83% vs 39%), nilai prediksi positif (75% vs 50%), dan

    nilai prediksi negatif (97% vs 89%) disbanding CT scan, dengan spesifisitas (95%

    vs 93%). Dikarenakan USG sensitif, spesifik dengan biaya yang murah dan tidak

    terpapar radiasi, sehingga CT scan tidak menjadi pencitraan utama pada gangguan

    biliar akut.7,12

    Acute cholecystitis pada USG tampak adanya gambaran batu empedu

    (khususnya jika tampak di leher kandung empedu), penebalan dinding,

    pericholecystic fluid, dan adanya gambaranMurphy sign(Gambar 2.7 dan 2.8).7

    Gambar 2.7. Gambaran USG potongan longitudinal menunjukkan adanya batu kandung empedu(kepala panah), yang terdapat pada leher kandung empedu dengan bayangan posterior (tanda

    panah). Pada kasus cholecystitis ini, terdapat penebalan dinding dengan gambaran gelap akibat

    edem intramural.7

    Gambar 2.8. Gambaran cholecystitis pada USG. Tampak adanya batu empedu multipel dengan

    penebalan dinding yang terdapat pada potongan longitudinal (a) dan axial (b).

  • 5/24/2018 Acute Abdomen

    18/24

    18

    c. Pancreatitis

    Gambar 2.9. USG pada pancreatitis setelah 24 jam timbulnya simptom tampak lumpur (panah

    hitam) dan batu kecil (panah putih) dalam kandung empedu. Pada duktus empedu ekstrahepatik

    tampak adanya batu kecil (kepala panah).9

    d. Acute Splenic TraumaPada kondisi trauma tumpul, USG dapat mendeteksi adanya cairan bebas

    di dalam abdomen sebagai marker pada acute splenic trauma(Gambar 2.10).7

    Gambar 2.10. USG potongan longitudinal pada kuadran kiri atas. Tampak adanya airan

    bebas (tanda bintang) pada pole bawah spleen dan di ruang splenorenal.7

    e. Kelainan Pada Organ PelvisKehamilan ektopik, pelvic inflammatory disease, dan perdarahan kista

    ovarium merupakan diagnosis ginekologik yang paling sering ditemukan pada

    nyeri pelvik akut. USG menjadi pencitraan utama dalam pemeriksaan penunjang

    pada acute pelvic painpada wanita. Keunggulan USG dalam pemeriksaan nyeri

  • 5/24/2018 Acute Abdomen

    19/24

    19

    acute abdominalpada wanita yaitu kemampuan USG dalam mendeteksi gangguan

    ginekologis dan secara efektif menyingkirkan penyebab penyebab acute abdomen

    yang membutuhkan tindakan pembedahan. USG tidak hanya digunakan untuk

    diagnostik, namun juga untuk terapeutik pada pasien denganpelvic inflammatory

    diseaseuntuk guiding drainase abses melalui transvaginal (Gambar 2.11).5

    Gambar 2.11. Pemeriksaan Gray-scale USG (a) dan Colour imaging (b) menggambarkan pelvic

    inflammatory disease,yang tampak saat pembedahan (c).5

    Pada wanita usia produktif, khususnya yang sedang hamil, harus

    dipikirkan kemungkinan kehamilan ektopik dan aborsi sebagai diagnosis banding.

    Kemungkinan kehamilan membatasi kemungkinan penyakit dan perubahan yang

    signifikan pada pendekatan diagnostic (seperti menghindari pemeriksaan yang

    dapat terpapar radiasi). Pada pasien ini, dan khususnya pada suspek kehamilan

    ektopik, pemeriksaan USG dengan kadar hCG kuantitatif dapat dipertimbangkan

    sebagai prosedur imaging terbaik untuk memandu diagnosis dan menentukan

    ukuran dan lokasi kehamilan ektopik, dan adanya perdarahan, yang dapat menjadi

    panduan dalam pengambilan keputusan.5

    Gambar 2.12. USG gray scale (a dan b) menunjukkan gambaran kehamilan ovarium ektopik

    yang terdapat di dalamgestational sac5

  • 5/24/2018 Acute Abdomen

    20/24

    20

    3.Computed Tomography (CT)Penggunaan pemeriksaan imaging computed tomography(CT) merupakan

    pemeriksaan yang relatif baru, yang pertama sekali secara komersial diumumkan

    terbuka pada tahun 1972. Keuntungan pemeriksaan menggunakan CT antara lain

    menghasilkan gambar dengan resolusi tinggi, format pencitraan multiplanar, dan

    dapat mendiagnosis suatu penyakit dengan akurasi tinggi. CT merupakan

    pemeriksaan pilihan dalam menyingkirkan berbagai diagnosis banding.

    Kekurangan pemeriksaan menggunakan CT antara lain terpapar radiasi, biaya

    yang mahal, sulit untuk dilakukan pengulangan, alergi zat kontras, dan beresiko

    untuk memindahkan pasien pada ruang emergensi. CT terutama berguna pada

    pasien dengan hemodinamik stabil tanpa patologi bedah terbuka tetapi memiliki

    diagnosis banding gangguan abdomen.7

    Appendicitis

    Gambar 2.13. gambaran CT scan pada apendisitis. Tampak apendiks (tanda panah) yang

    membesar dan tidak terisi kontras (dibandingkan dengan usus).7

    Gambar 2.14. Strategi diagnosis suspek apendisitis akut berdasarkan hasil pemeriksaan Ct scan9

  • 5/24/2018 Acute Abdomen

    21/24

    21

    Pankreatitis

    Gambar 2.15. CT scan pada pancreatitis berat dengan nekrosis pada caput pancreas. Tampak

    daerah yang nonenhanced dan contrast-enhanced, area nonenhanced menunjukkan nekrosis

    parenkim caput pancreas.9

    Acute Mesenterium

    Gambar 2.16. Gambaran CT scan potongan koronal (A) dan axial (B) pada pasien iskemia

    mesenterium didapatkan gas yang ekstensif pada vena portal (kepala panah), edem pada dinding

    kolon (panah pendek), dan pneumatosis intestinal (panah panjang).7

    4. Magnetic Resonance Imaging (MRI)Pada saat ini beberapa penelitian mengevaluasi manfaat pemeriksaan

    magnetic resonance imaging (MRI) terhadap nyeri abdomen kanan bawah

    khususnya populasi umum apendisitis akut. MRI dapat digunakan dikarenakan

  • 5/24/2018 Acute Abdomen

    22/24

    22

    kurangnya terpapar radiasi; namun, pemeriksaan ini masih memiliki keterbatasan

    karena memerlukan biaya yang tinggi, waktu pemeriksaan yang lama, dan kurang

    bermanfaat dibandingkan dengan pemerksaan klinis. Sebuah penelitian

    metaanalisis dari 8 penelitian (5 penelitian retrospektif) mengevaluasi penggunaan

    pemeriksaan MRI terhadap diagnosis apendisitis akut pada dewasa, kebanyakan

    wanita hamil, menunjukkan bahwa sensitivitas dan spesifisitas MRI yaitu 97%

    dan 95%. Penelitian prospektif metaanalisis dari 138 pasien menunjukkan

    sensitivitas MRI 100% dan spesifisitas 99%, namun penelitian prospektif lain

    dengan hanya 52 pasien didapatkan sensitivitas MRI hanya 85% dan spesifisitas

    97%. Untuk mengantisipasi hal tersebut, maka diperlukan penjelasan lebih lanjut

    manfaat pemeriksaan MRI terhadap nyeri abdomen kanan bawah.13

    Tabel 2.3. Pemeriksaan Pencitraan Berdasarkan Lokasi Nyeri Abdomen

    Lokasi Nyeri Jenis Pencitraan

    Kuadran kanan atas Ultrasonografi

    Kuadran kiri atas CT Scan

    Kuadran kanan bawah CT Scan kontras

    Kuadran kiri bawah CT Scan kontras

    Suprapubik Ultrasonografi

    B. Pemeriksaan Laboratorium

    Dalam penelitian terhadap 100 wanita muda (usia 15 sampai 45 tahun)

    yang datang ke instalasi gawat darurat dengan keluhan utama nyeri perut bawah

    dicoba dilakukan evaluasi hasil pemeriksaan darah lengkap terhadap pengambilan

    keputusan klinis. Semua pasien dalam penelitian ini dengan apendisitis, maupun

    satu pasien dengan kehamilan ektopik, telah didiagnosis dengan tepat tanpa hasil

    pemeriksaan darah lengkap.7

    Pada apendisitis akut, hiperleukositosis dengan predominan neutrofil

    polinuklear (>1010/L) dapat dapat ditemukan. Peningkatan kadar C-reactive

    protein (CRP) > 10 mg/L merupakan penemuan klasik lain walaupun rata-rata

    memiliki nilai prediksi negatif; nilai aboratorium yang normal tidak

    menyingkirkan diagnosis apendisitis akut.9

  • 5/24/2018 Acute Abdomen

    23/24

    23

    Pada pankreatitis akut, amilase dan lipase merupakan marker serologik.

    Pada penelitian retrospektif terhadap 10.931 pasien dengan pancreatitis akut yang

    terbukti melalui radiografik, dilakukan pengukuran serum amylase dan lipase

    yang kemudian dibandingkan antara keduanya. Dari hasil penelitian didapatkan

    akurasi diagnostik lipase lebih tinggi daripada amylase, dengan sensitivitas dan

    spesifisitas lipase mencapai 90,3% dan 93,0%, sedangkan pada amilase hanya

    78,7% dan 92,6%. Peningkatan enzim pancreas tidak berkorelasi dengan beratnya

    penyakit, namun pengukuran enzim harian dapat digunakan untuk menilai

    kemajuan serta prognosis penyakit.7

    2.5 Penatalaksanaan

    Pada evaluasi pasien dengan nyeri akut abdomen perlu dinilai secara cepat

    pasien yang memiliki kemungkinan membutuhkan tindakan operatif. Pada

    beberapa kasus didapatkan koreksi cairan dan elektrolit sangat menguntungkan,

    meskipun tindakan operatif penting pasien dengan hemodinamik stabil.

    Penatalaksanaan terapi spesifik pada nyeri akut abdomen bergantung pada etiologi

    yang mendasari. Pada kasus appendicitis pasien dianjurkan mendapatkan

    antibiotic dan segera lakukan appendektomi dengan operasi terbuka atau

    laparoskopi. Pada kasus pancreatitis penatalaksanaan berupa suportif dan

    mengistirahatkan usus, pemberian cairan agresif dan koreksi elektrolit, kontrol

    nyeri, terapi antibiotic dan nutrisi. Pembedahan dilakukan pada penatalaksanaan

    komplikasi yang timbul meliputi nekrosis pancreas dan simtomatik pseudokista.14

    Penatalaksanaan nyeri merupakan pilihan terapi awal setelah pemeriksaan

    klinis awal. Diagnosis non spesifik atau nyeri perut yang tak terinci biasa

    didiagnosis dengan iritabel bowel sindrom terdapat pada 37% pada wanita dan

    19% pria. Hanya 10%mendapatkan keuntungan dari pemeriksaan singkat dan 80-

    90% harus di rawat inap. Diagnosis yang meragukan memerlukan pemeriksaan

    lebih rinci seperti penilaian ulang pemeriksaan fisk, pemeriksaan laboratorium

    ,pemeriksaan radiologi dan konsultasi.7

  • 5/24/2018 Acute Abdomen

    24/24

    24

    BAB III

    KESIMPULAN

    Nyeri abdomen akut atau akut abdomen didefinisikan sebagai nyeri yang

    sangat luar biasa yang timbul di area abdomen dan membutuhkan penanganan

    segera. Acute abdomen timbul secara tiba-tiba dengan durasi kurang dari 48 jam

    dan merupakan kegawatdaruratan medis. Nyeri akut abdomen dapat disebabkan

    oleh berbagai macam etiologi. Penyebab acute abdomen antara lain nyeri

    abdomen nonspesifik, apendisitis, kolesistitis, obstruksi usus, pankreatitis,

    penyakit divertikular, kanker, hernia, dan penyakit vascular. American College ofRadiology merekomendasikan penggunaan pemeriksaan imaging yang berbeda

    untuk menilai nyeri abdomen berdasarkan lokasi nyeri, ultrasonografi (USG)

    direkomendasikan untuk menilai nyeri di kuadran kanan atas, dan computed

    tomography (CT) direkomendasikan untuk menilai nyeri di kuadran kanan dan

    kiri bawah. Penatalaksanaan terapi spesifik pada nyeri akut abdomen bergantung

    pada etiologi yang mendasari.