jurusan pendidikan agama islam fakultas ilmu...
Post on 04-Apr-2019
221 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
Hubungan Minat Belajar Fikih Dengan Pengamalan Ibadah Siswa Madrasah Tsanawiyah As-Syafi’iyah Bukit Duri Jakarta
Selatan
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Untuk Memenuhi
Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. I)
Disusun oleh :
Ade Putri Iriani
106011000052
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/2010 M
ii
Hubungan Minat Belajar Fikih dengan Pengamalan Ibadah Siswa Madrasah Tsanawiyah As-Syafi’iyah Bukit Duri
Jakarta Selatan
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan
Untuk Memenuhi Syarat-syarat
Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. I)
Oleh :
Ade Putri Iriani
106011000052
Di bawah Bimbingan
Drs. H. Aminudin Yakub, M. Ag
NIP. 197102141997031001
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/2010 M
iii
LEMBAR PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Ade Putri Iriani No. Induk Mahasiswa : 106011000052 Jurusan : Pendidikan Agama Islam Alamat :Jl. D Asem Baris Rt. 008 Rw. 04 No. 38 Kebon Baru
Jakarta Selatan Judul Skripsi : Hubungan Minat Belajar Fikih Dengan
Pengamalan Ibadah Mahdah Siswa Madrasah Tsanawiyah As-Syafi’iyah Bukit Duri Jakarta Selatan
Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan karya asli saya sendiri yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata Satu (S1) di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 10 Desember 2010 Ade Putri Iriani
iv
ABSTRAK Nama : Ade Putri Iriani Nim : 106011000052 Fak/jur : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Judul : Hubungan Minat Belajar Fikih Dengan Pengamalan Ibadah Siswa
Madrasah Tsanawiyah As-Syafi’iyah Bukit Duri Jakarta Selatan
Minat merupakan salah satu faktor psikis yang membantu dan mendorong individu dalam memberi stimuli suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai. Minat timbul apabila individu tertarik kepada sesuatu karena sesuai dengan kebutuhannya dan merasakan bahwa sesuatu yang sedang dipelajari dirasakan berarti baginya. Sedangkan pengamalan ibadah yakni perbuatan yang dilakukan seorang hamba sebagai usaha menghubungkan dan mendekatkan diri kepada Allah swt dengan taat melaksanakan perintah-Nya serta menjauhi segala larangan-Nya. Maka apabila siswa memiliki minat yang tinggi terhadap bidang studi Pendidikan Agama Islam terutama pada mata pelajaran fiqih, maka kecenderungan siswa untuk selalu mempelajarinya, memperhatikan dan memperdalam pelajaran fiqih yang diberikan guru dikelas untuk menambah khazanah ilmu pengetahuan agar dapat mencukupi kebutuhannya dan mampu mempraktekkan serta mengamalkannya dalam kehidupan mereka sehari-hari
Penelitian ini dilaksanakan di MTs. As-Syafi’iyah Jakarta Selatan Oktober-November 2010 yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah siswa/siswi MTs. As-Syafi’iyah Jakarta kelas VII dengan jumlah 40 orang. Ini merupakan sebagian dari populasi yang berjumlah 140 orang siswa/siswi MTs. As-Syafi’iyah Jakarta Selatan.
Data tentang hubungan minat belajar fikih dengan pengamalan ibadah siswa diperoleh berdasarkan angket yang diisi oleh siswa. Metode yang digunakan adalah korelasi product moment dengan taraf 5 %. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan rumus korelasi product moment diperoleh r hitung sebesar 0,64. Kemudian hasil tersebut dibandingkan dengan r tabel dengan df = 38 taraf signifikansi 5 % adalah 0,304 berarti r hitung lebih besar dari r tabel. Dengan demikian hipotesis nol yang menyatakan tidak terdapat hubungan positif yang signifikan antara minat belajar fikih dengan pengamalan ibadah siswa ditolak dan sebaliknya hipotesis alternatif yang menyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara minat belajar fikih dengan pengamalan ibadah siswa diterima. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pengamalan ibadah siswa Madrasah Tsanawiyah dalam kehidupan sehari-hari salah satunya dapat dipengaruhi oleh minat belajar fikih, sehingga pengamalan ibadah memiliki kaitan yang erat dengan minat belajar fikih.
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadira Allah SWT, yang telah
melimpahkan kekuatan lahir dan batin kepada diri penulis, sehingga setelah
melalui proses yang cukup panjang, pada akhirnya skripsi in dapat terselesaikan.
Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw
beserta keluarga dan sahabatnya demikian juga para pengikutnya yang setia
mengikuti jejak Rasul.
Selanjutnya, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tak
terhingga kepada semua pihak yang membantu kelancaran penulisan skripsi ini,
baik berupa dorongan moril dan materil. Karena penulis yakin tanpa bantuan dan
dukungan tersebut, sulit rasanya bagi penulis untuk menyelesaikan penulisan
skripsi ini.
Disamping itu, izinkan penulis untuk menyampaikan ucapan terima kasih
dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Dekan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
bapak Prof. Dr. H. Dede Rosyada, M. A, selaku dosen seminar Proposal
beserta seluruh staffnya.
2. Ketua dan sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam beserta seluruh
staffnya.
3. Bapak Drs. H. Aminudin Yaqub, M.Ag yang telah sabar dan meluangkan
waktunya untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak dan Ibu dosen fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan yang telah
memberikan ilmunya kepada penulis, semoga bapak dan ibu dosen selalu
dalam rahmat dan lindungan Allah SWT. Sehingga ilmu yang telah diajarkan
dapat bermanfaat dikemudian hari.
5. Ungkapan terima kasih dan penghargaan yang sangat spesial penulis haturkan
dengan rendah hati dan rasa hormat kepada kedua Orang Tua penulis yang
tercinta, Ayahanda H.Anda.St.Bagindo dan ibunda Hj.Yulmaita serta keluarga
penulis yang dengan segala pengorbanannya yang tak pernah penulis lupakan
atas jasa-jasa mereka. Doa restu, nasihat dan petunjuk dari mereka berdua
vi
kiranya merupakan dorongan moril yang paling efektif bagi kelanjutan studi
penulis hingga saat ini.
6. Kepala sekolah MTs. As-Syafi’iyah Jakarta Selatan beserta staffnya yang
telah memberikan izin, bantuan, dan kerja samanya dalam, penelitian.
7. Bapak pimpinan beserta para staff Perpustakaan Utama, Perpustakaan
Fakulatas Tarbiyah dan Keguruan, atas segala kemudahan yang diberikan
kepada penulis untuk mendapatkan referensi yang mendukung penyelesaian
skripsi ini.
8. Teman-temanku Mahasiswa UIN khususnya anak-anak tarbiyah jurusan
pendidikan agama Islam Kelas B angkatan 2006, teman-teman dekatku Dini,
dahria, ani, dewi, aisyah, aminah, siti, sarifah dll yang selalu memberikan
support yang semangat.
Akhirnya penulis berharap semoga amal baik dari semua pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini mendapatkan balasan pahala
dari rahmat Allah SWT. Semoga apa yang telah ditulis dalam skripsi ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak. Amin ya Rabbal alamin.
Jakarta, 25 November 2010
Ade Putri Iriani
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK.............................................................................................................i
KATA PENGANTAR..........................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL ...............................................................................................vi
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah......................................................................1
B. Identifikasi Masalah............................................................................6
C. Pembatasan Masalah...........................................................................6
D. Perumusan Masalah............................................................................7
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian..........................................................7
BAB II : KAJIAN TEORI
A. Minat Belajar Fikih
1 Pengertian Minat Belajar...............................................................9
2 Konsep Pelajaran Fikih.................................................................12
3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Minat
Belajar...........................................................................................15
4 Pengukuran Minat.........................................................................17
5 Minat Belajar Fikih dalam Pengamalan Ibadah...........................17
B. Pengamalan Ibadah
1. Pengertian Ibadah........................................................................18
2. Pengertian Pengamalan Ibadah...................................................20
3. Ruang Lingkup Ibadah................................................................20
4. Tujuan Ibadah..............................................................................22
5. Dasar Hukum Ibadah...................................................................22
viii
6. Macam-macam Ibadah ...............................................................23
C. Kerangka Berfikir dan Hipotesis......................................................24
D. Perumusan Hipotesis…………………………….………………...25
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian..............................................................................27
B. Tempat dan Waktu Penelitian.......................................................27
C. Variabel Penelitian........................................................................27
D. Populasi dan Sampel.....................................................................28
E. Alat Pengumpulan Data................................................................28
F. Instrument Penelitian.....................................................................29
G. Teknik Pengolahan Data...............................................................30
H. Teknik Analisis Data.....................................................................31
BAB IV : HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Sekolah
1. Sejarah Berdirinya MTs. As-Syafi’iyah…….…………….....34
2. Visi dan Misi Madrasah Tsanawiyah as-Syafi’iyah………....35
3. Keadaan Siswa, Guru, dan Karyawan……………………….37
4. Kurikulum yang digunakan.....................................................40
5. Sarana dan Prasarana di MTs As-Syafi’iyah………………...43
B. Deskripsi Data Hasil Penelitian.....................................................46
C. Analisa Data .................................................................................65
D. Interprestasi Data………………………………………………..68
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………71
B. Saran-saran………………………………………………………72
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Daftar Tabel Hal
Tabel 1 Kisi-kisi Intrumen Penelitian 28
Tabel 2 Jawaban dalam Skoring 29
Tabel 3 Jawaban dalam Skoring 30
Tabel 4 Biografi MTs. As-Syafi’iyah 34
Tabel 5 Personal Madrasah 35
Tabel 6 Keadaan Peserta Didik 35
Tabel 7 Jumlah Rombongan Belajar 36
Tabel 8 Data Siswa sesuai usia, kelas dan jenis kelamin 36
Tabel 9 Data Tenaga Pendidik & Kependidikan 37
Tabel 10 Daftar Mata Pelajaran dan jam pelajaran 40
Tabel 11 Struktur Kurikulum KTSP MTs As-Syafi’iyah 41
Tabel 12 Ruangan Madrasah 42
Tabel 13 Sarana Mebel 43
Tabel 14 Sarana Administrasi 43
Tabel 15 Sarana Olah Raga dan Seni 44
Tabel 16 Hasil Perhitungan Angket 45
Tabel 17 Hasil perhitungan Product Moment 64
x
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan cara/jalan untuk mengembangkan dan
mengarahkan diri menjadi sosok manusia yang memiliki kepribadian yang utama
dan sempurna. Dengan pendidikan, manusia dapat mengembangkan kepribadian
baik jasmani maupun rohani ke arah yang lebih baik dalam kehidupannya,
sehingga semakin maju suatu masyarakat maka akan semakin penting pula adanya
pendidikan bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Bersamaan dengan itu
Islam memandang pendidikan sebagai dasar utama seseorang diutamakan dan
dimuliakan. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT dalam al-Qur'an Surat al-
Mujadilah ayat 11
......
“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi pengetahuan beberapa derajat….” (QS.Al Mujadilah:11)1 Pada dasarnya, pendidikan dalam persfektif Islam berupaya untuk
mengembangkan seluruh potensi peserta didik seoptimal mungkin, baik
1 Departemen Agama RI, Al- Quran dan Terjemahannya, (Bandung: CV J-Art, 2007), h.
543.
2
menyangkut aspek jasmaniah maupun rohaniah: akal dan akhlak. Dengan
optimalisasi seluruh potensi yang dimilikinya, Pendidikan Islam berupaya untuk
mengantarkan peserta didik ke arah kedewasaan pribadi secara paripurna, yaitu
yang beriman dan berilmu pengetahuan. Kesemua itu diharapkan saling
mempengaruhi antara satu sama yang lain dalam mencapai perkembangan
pendidikan yang diinginkan.2
Dari pernyataan di atas menjadi jelas bahwa pendidikan dalam persfektif
Islam adalah sebuah upaya mencerdaskan akal membentuk jiwa Islami, sehingga
akan terwujud sosok pribadi muslim sejati yang berbekal pengetahuan dalam
segala aspek kehidupan. Namun pada pelaksanaannya Pendidikan Islam yang
berlangsung masih banyak yang penekanannya pada aspek kognitif semata.
Tanpa mengembangkan pada dua aspek yang lain yakni aspek afektif dan
psikomotor.
Diakui bahwa persoalan-persoalan yang selalu menyelimuti dunia
pendidikan Islam sampai pada saat ini selalu berada dalam lingkaran : tujuan yang
tidak sejalan dengan kebutuhan masyarakat, metode pengajaran yang statis dan
kaku, sikap dan mental pendidik, kurikulum yang tidak progresif dan lain
sebagainya. Padahal pendidikan seyogyanya memiliki landasan-landasan yang
didasarkan pada perbedaan-perbedaan dan orientasi yang ada pada
masyarakatnya.
Ilmu pengetahuan menurut agama Islam bukan saja sangat penting untuk
perbaikan kehidupan dan kemajuan manusia, tetapi juga untuk mengingat dan
mendekatkan diri kepada Allah SWT. Karena pada dasarnya Al-Qur'an pun telah
memberikan suatu dorongan kepada pemeluknya untuk menguasai ilmu
pengetahuan, ini terlihat dari ayat-ayat Al-Qur'an yang mengajak untuk berfikir,
melakukan penalaran, dan bahkan menyanjung orang-orang yang suka
menggunakan akalnya.
Manusia diciptakan Allah selain menjadi hamba-Nya, juga menjadi
penguasa (khalifah) di atas bumi. Selaku hamba dan "khalifah", manusia telah
2 Samsul Nizar, Pengantar Dasar-dasar Pendidikan Islam, (Jakarta : Gaya Media
Pratama, 2001), h. 7
3
diberi kemampuan jasmaniah (fisiologis) dan rohaniah (mental psikologis) yang
dapat ditumbuh-kembangkan seoptimal mungkin, sehingga menjadi alat yang
berdaya guna dalam ikhtiar kemanusiaannya untuk melaksanakan tugas pokok
kehidupan di dunia.
Untuk mengembangkan atau menumbuhkan kemampuan dasar jasmaniah
dan rohaniah tersebut, pendidikan merupakan sarana (alat) yang menentukan
sampai di mana titik optimal kemampuan-kemampuan tersebut dapat dicapai.
Lebih jauh lagi, Zakiah Daradjat mengungkapkan dalam bukunya Ilmu
pendidikan Islam, bahwa manusia adalah makhluk pedagogik yakninya makhluk
Allah yang dilahirkan membawa potensi dapat dididik dan dapat mendidik.3
Dialah yang memiliki potensi dapat dididik dan mendidik sehingga mampu
menjadi khalifah di bumi, pendukung dan pengembang kebudayaan. Ia
dilengkapi dengan fitrah Allah, berupa bentuk atau wadah yang dapat diisi
dengan berbagai kecakapan dan keterampilan yang dapat berkembang, sesuai
dengan kedudukannya sebagai makhluk yang mulia. Pikiran, perasaan dan
kemampuannya berbuat merupakan komponen dari fitrah itu.
Sedangkan tujuan yang hendak dicapai adalah terbentuknya kepribadian
yang utuh, serta hamba Tuhan yang mengabdikan diri kepada-Nya. Firman Allah
dalam surat Az-Zariyat ayat 56, yang berbunyi:
)٥٦: الذاریات( لیعبدون إلا والإنس الجن خلقت وما "Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku". (Q.S. Az-Zariyat: 56)4 Al-Qur'an mengajarkan kepada manusia agar dapat memantau dan
mengatur tata kehidupan serta memanfaatkan perkembangan yang terjadi, sesuai
dengan fungsinya sebagai khalifah di muka bumi. Itulah sebabnya Al-Qur'an
mencela sikap fanatik orang jahiliyah terhadap pandangan kuno yang mereka
pusakai dari peninggalan nenek moyang mereka.
3Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 2000), h. 16 4Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung : Diponegoro, 2004), h.
523
4
Secara tegas Allah SWT memerintahkan manusia untuk beribadah kepada-
Nya dengan Firman-Nya dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 21 yaitu:
) ٢١: البقرة ( “Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan
orang-orang sebelummu, agar kamu bertakwa”. (Q.S. Al-Baqarah: 21).5 Perintah itu adalah esensi dari semua tugas manusia sehingga tugas
pendidikan juga merupakan salah satu tugas dalam rangka beribadah kepada-
Nya.
Ilmu tentang ibadah dimuat dalam Ilmu Fikih. Ibadah adalah wajib,
mempelajari ilmu tentang ibadah wajib pula, karena tidak mungkin seseorang
melaksanakan ibadah itu hanya mengetahui esensi dari ibadah saja tanpa
mengetahui cara melakukan ibadah tersebut.
Madrasah Tsanawiyah sebagai salah satu lembaga pendidikan islam yang
diakui oleh pemerintah. Di madrasah ini diajarkan teori dan praktek ibadah
sesuai dengan yang termuat dalam kurikulum bidang studi Fikih. Isi dari bidang
studi ini merupakan bahan pengajaran yang berdiri sendiri sebagai mata pelajaran
atau bidang studi pokok.
Tujuan mempelajari materi bidang studi ini yang tercantum didalam
kurikulum Madrasah Tsanawiyah adalah setelah mempelajari materi bidang studi
Fikih, siswa harus mengetahui bagaimana cara melaksanakan ibadah yang baik
dan benar, mereka juga terdorong untuk melaksanakan pengamalan ibadah yang
sesuai dengan materi pelajaran Fikih yang diajarkan kepada mereka di sekolah.
Siswa yang duduk di bangku Madrasah Tsanawiyah, secara umum berusia
13-15 Tahun dan pengamalan ibadah yang dilakukan oleh mereka dalam
kehidupan sehari-hari terutama yang berkaitan dengan pengamalan ibadah wajib
pada umumnya hanya pada shalat lima waktu, zakat serta puasa di bulan
Ramadhan.
5 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 4
5
Untuk peningkatan kualitas siswa di bidang iman dan takwa, pengajaran
ilmu fikih dijadikan sebagai salah usaha mencapainya. Melalui pembelajaran
Fikih diharapkan dapat meningkatkan iman dan takwa siswa dan
mereka dapat merealisasikannya dalam sikap dan prilaku hidupnya sesuai
dengan tujuan pembelajaran mata pelajaran Fikih. Disamping itu Madrasah
Tsanawiyah as-Syafi’iyah Bukit Duri juga memiliki kegiatan keagamaan yang
rutin dan terprogram seperti pelaksanaan shalat zuhur secara berjamaah. Selain
itu Madrasah Tsanawiyah as-Syafi’iyah Bukit Duri juga memiliki sarana dan
prasana beribadah yang memadai serta kontrol yang baik terhadap pelaksanaan
ibadah siswa-siswinya.
Keberhasilan suatu proses pendidikan sangat dipengaruhi oleh kesiapan
pendidik dan peserta didik (siswa). Jika di antara keduanya atau salah satunya
tidak ada kesiapan, maka keberhasilan suatu proses pendidikan sukar dicapai.
Untuk mengetahui kesiapan peserta didik (siswa) dapat dilihat dari minat
belajarnya.
Dengan adanya minat pada diri peserta didik (siswa) dalam mempelajari
suatu pelajaran khususnya mata pelajaran Fikih akan membantu siswa tersebut
untuk mencapai keberhasilan belajarnya. Keberhasilan belajar yang dicapai
bukan hanya berupa nilai atau prestasi melainkan juga adanya perubahan tingkah
laku.
Dengan demikian jelas bahwa minat memiliki fungsi yang penting dalam
mencapai prestasi belajar. Mustahil apabila siswa yang tekun belajar nilainya
tidak akan memuaskan, demikian pula dengan minat belajar pada mata pelajaran
Fikih. Apabila siswa berminat pada mata pelajaran Fikih maka ia akan terus
tekun mempelajarinya yang pada akhirnya prestasi yang dicapai akan
memuaskan. Prestasi yang diraih bukan hanya dalam bentuk nilai melainkan juga
pengamalan dari isi atau tujuan pembelajaran mata pelajaran Fikih yang
diaktualisasikan dalam bentuk pengamalan ibadah yang ditunjukkan oleh siswa.
Dengan melihat pentingnya pembelajaran Fikih yang diberikan kepada
siswa, maka ada beberapa hal yang mendorong penulis tertarik untuk meneliti
6
permasalahan tersebut yang dituangkan ke dalam bentuk skripsi dengan judul.
“Hubungan Minat Belajar Fikih dengan Pengamalan Ibadah Siswa
Madrasah Tsanawiyah As-Syafi’iyah Bukit Duri”.
B. Identifikasi Masalah
Setelah penulis melakukan penelitian tentang “Hubungan minat belajar
fiqih dengan pengamalan ibadah siswa MTs As-Syafi’iyah” ini ternyata banyak
masalah yang muncul, masalah tersebut di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Minat belajar siswa di sekolah pada mata pelajaran fikih.
2. Pengamalan ibadah siswa dalam kehidupan sehari-hari.
3. Minat belajar fiqih dan kaitannya dengan pengamalan ibadah.
4. Pelaksanaan pengajaran Fikih Madrasah Tsanawiyah as-Syafi’iyah.
5. Keteladanan guru di sekolah dalam mempengaruhi pengamalan ibadah
siswa di Madrasah Tsanawiyah As-Syafi’iyah.
C. Batasan Masalah
Untuk memudahkan dalam mencapai sasaran yang ingin dicapai maka
penulis memberikan batasan masalah pada berbagai aspek permasalahan sebagai
berikut :
1. Pelaksanaan pengajaran Fikih Madrasah Tsanawiyah As-Syafi’iyah Bukit
Duri.
2. Pengamalan ibadah dan minat belajar Fikih siswa Madrasah Tsanawiyah
As-Syafi’iyah Bukit Duri.
3. Kendala yang dihadapi guru mengenai minat belajar Fikih dengan
pengamalan ibadah siswa Madrasah Tsanawiyah As-Syafi’iyah Bukit
Duri.
4. Usaha yang dilaksanakan oleh guru mengenai minat belajar Fikih dengan
pengamalan ibadah siswa Madrasah Tsanawiyah As-Syafi’iyah Bukit
Duri.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang penulis paparkan diatas, penulis
mengemukakan rumusan masalah : “Adakah hubungan minat belajar Fikih
7
dengan pengamalan ibadah siswa Madrasah Tsanawiyah As-Syafi’iyah Bukit
Duri”?.
E. Tujuan dan Manfaat Penulisan Skripsi
1. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :
a. Untuk dapat mengetahui gambaran umum Madrasah Tsanawiyah As-
Syafi’iyah Bukit Duri.
b. Untuk dapat mengetahui pelaksanaan pengajaran Fikih Madrasah
Tsanawiyah As-Syafi’iyah Bukit Duri.
c. Untuk dapat mengetahui Pengamalan ibadah dan minat belajar Fikih
siswa Madrasah Tsanawiyah As-Syafi’iyah Bukit Duri.
d. Untuk dapat mengetahui Kendala yang dihadapi guru mengenai minat
belajar Fikih dengan pengamalan ibadah siswa Madrasah Tsanawiyah
As-Syafi’iyah Bukit Duri.
e. Untuk dapat mengetahui usaha yang dilaksanakan oleh guru mengenai
minat belajar Fikih dengan pengamalan ibadah siswa Madrasah
Tsanawiyah As-Syafi’iyah Bukit Duri.
2. Manfaat Penelitian
Sedangkan kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Dapat berguna terutama bagi pihak pengelola pendidikan dalam
meningkatkan kegiatan belajar mengajar khususnya dalam bidang studi
fiqih demi peningkatan kualitas pendidikan yang lebih baik di masa
yang akan datang.
b. Menjadi acuan bagi guru dan orang tua dalam meningkatkan minat
belajar Fikih dan pengamalan ibadah siswa sehari-hari.
c. Dengan adanya penelitian ini, di harapkan dapat berguna terutama bagi
diri penulis untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan dan dapat
pula menjadi bahan masukan bagi calon guru khususnya bidang studi
Fikih.
8
BAB II
KAJIAN TEORI
Dalam bab II ini akan dijabarkan tentang kajian teori yang terkait dengan
minat belajar dan pengamalan ibadah.
A. Minat Belajar Fiqih
1. Pengertian Minat Belajar
Setiap individu mempunyai kecendrungan dasar untuk berhubungan
dengan sesuatu yang ada di sekitar lingkungannya. Apabila sesuatu itu
memberikan rasa senang, bahagia, dan bermanfaat kepada dirinya, kemungkinan
ia akan berminat terhadap sesuatu tersebut.
Minat timbul apabila individu tertarik kepada sesuatu karena sesuai
dengan kebutuhannya dan merasakan bahwa sesuatu yang sedang dipelajari
dirasakan berarti baginya.
Minat merupakan salah satu faktor psikis yang membantu dan mendorong
individu dalam member stimuli suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai
tujuan yang hendak dicapai.
Di dalam kamus bahasa Indonesia kontemporer dinyatakan bahwa “ minat
berarti kemauan yang terdapat dalam hati atas sesuatu : gairah, keinginan”1
Dari segi bahasa minat dapat diartikan sebagai kecenderungan hati yang
1 Peter Salim dan Yenni Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, ( Jakarta: modern English, 1991), h.979
9
tertinggi terhadap sesuatu gairah atau keinginan.2
Berdasarkan pernyataan diatas bahwa minat merupakan kecendrungan
yang terdapat dalam hati yang diharapkan tinggi terhadap sesuatu sehingga
menimbulkan gairah atau keinginan terhadap sesuatu itu. Sesuatu yang dilakukan
penuh minat akan mengahsilkan sesuatu yang baik.
Sedangkan minat menurut istilah yang dikemukakan oleh beberapa ahli
psikologi, diantaranya sebagai berikut:
Menurut Doyles Fryer “ minat atau interest adalah gejala psikis yang
berkaitan dengan objek atau aktivitas yang menstimulir perasaan senang pada
individu”3
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau
aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan
suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau
dekat hubungan tersebut, semakin besar minat.4 Kegiatan yang diminati
seseorang, diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa senang. Jadi
berbeda dengan perhatian, karena perhatian sifatnya sementara (tidak dalam
waktu yang lama) dan belum tentu diikuti dengan rasa senang, sedangkan minat
selalu diikuti dengan perasaan senang dan dari situlah diperoleh kepuasan.
Menurut Alisuf Sabri, minat adalah “suatu kecenderungan untuk selalu
memperhatikan dan mengingat sesuatu yang secara terus menerus, minat ini erat
kaitannya dengan perasaan terutama perasaan senang, karena itu dapat dikatakan
minat itu terjadi karena sikap senang kepada sesuatu”.5
Ahmad D. Marimba mengemukakan bahwa, minat ialah kecenderungan
jiwa kepada sesuatu, karena kita merasa ada kepentingan dengan sesuatu itu, pada
2 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2007), cet. Ke-4, hal. 744. 3 Wayan Nurkencana dan P.P.N Sumartana, Evaluasi Pendidikan, ( Surabaya: Usaha
Nasional, 1986), h.229 4 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, ( Jakarta: PT. Bina
Aksara, 1988), cet ke-1, h.182. 5 Alisuf sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta :Pedoman Ilmu Jaya, 1995), cet. Ke-2. Hal.
84.
10
umumnya disertai dengan perasaan senang akan sesuatu itu.6
Elizabeth B.Hurlock juga mengemukakan bahwa, minat merupakan
sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka
inginkan bila mereka bebas memilih.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Minat itu
berperan sebagai “motivating force” yaitu sebagai kekuatan yang akan
mendorong siswa untuk belajar. Siswa yang berminat (sikapnya senang) kepada
pelajaran akan tampak terdorong terus untuk tekun belajar.7
Dengan demikian segala aktifitas atau kegiatan bila dilakukan dengan
minat maka akan mendatangkan perasaan senang dan tidak bosan, karena kegiatan
tersebut pada dasarnya tidak bertentangan dengan keinginan seseorang. Termasuk
dalam menjalani kegiatan proses belajar mengajar, sehingga dalam hal ini siswa
dapat memahami materi yang diberikan oleh guru dengan baik tanpa adanya
hambatan yang sifatnya dari dalam diri siswa tersebut. Dan seorang guru harus
berusaha memotivasi siswanya. Karena siswa yang mempunyai motivasi yang
tinggi terhadap belajar, akan mempunyai minat yang tinggi pula terhadap kegiatan
belajar.
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat
fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan.ini
berarti berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat tergantung
pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika berada di sekolah maupun di
lingkungan rumah atau keluarganya sendiri.
Menurut Chaplin, yang dikutip oleh Muhibbin Syah mengartikan bahwa
belajar adalah “perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai
akibat latihan dan pengalaman.”8
Sedangkan menurut Cronbach belajar yang sebaik-baiknya adalah dengan
mengalami, dan dalam mengalami itu si pelajar mempergunakan pancainderanya.9
6 Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: PT. Al-ma’arif,
1992), cet ke-8, h. 73. 7 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan , (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), cet ke-2, h. 85 8 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008), h. 90. 9 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan ,(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008),
h. 231.
11
Senada dengan pendapat diatas James Wittaker mendefenisikan belajar
sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau
pengalaman.10
2. Konsep Pelajaran Fiqih
a. Pengertian pelajaran Fiqih
Fiqih menurut bahasa berarti tahu atau faham. Dalam Al-Qur’an disebutkan :
“Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka Telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.” (at-Taubah : 122).
Ayat di atas menunjukkan bahwa fiqih berarti tahu, yaitu pengatahuan
yang mendalam tentang agama.
Kata “fiqh”, secara etimologis berarti “paham yang mendalam”.
Sedangkan secara definitif, fikih berarti ilmu tentang hukum-hukum syar’i yang
bersifat amaliyah yang digali dan ditemukan dari dalil-dalil yang tafsili.”11
Quraisy Shihab mengemukakan bahwa fiqih yang pada mulannya
dimaksudkan sebagai pengetahuan yang menyeluruh tentang agama mencakup
hukum, keimanan, akhlak, al-Qur’an dan Hadis, tetapi istilah itu kemudian
dipakai khusus mengenai pengetahuan tentang hukum agama saja.12
Dari sini dapat diketahui, bahwa pembahasan ilmu fikih adalah hukum
yang terinci pada setiap perbuatan manusia, baik halal, haram, makruh atau wajib
10 Fadhilah Suralaga, dkk. Psikologi Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Jakarta: UIN
Jakarta Press, 2005), h. 62. 11 Amir Syarifuddin, Ushul Fiqih Jilid I, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), h. 2. 12 M. Quraysi Shihab, Membumikan Al-Qur’an, (Bandung: Mizan, 1992), h.383.
12
beserta dalilnya masing-masing.13
Secara definitif Ibnu Subki dalam kitabnya Jamu al-Jawami “fiqih” berarti
ilmu tentang hukum-hukum syar’i yang bersifat amaliyah yang digali dan
ditemukan dari dalil-dalil tafsili.14
Saefuddin al Amidiy, memberikan definisi fiqih yang berbeda dengan
definisi diatas yaitu: “ilmu tentang seperangkat hukum, hukum syara’ yang
bersifat furu’iyah, yang berhasil didapatkan melalui penalaran atau istidlal”.15
Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan sederhana
bahwa fiqih adalah pengetahuan hukum-hukum amalan mukallaf yang diperoleh
dari dalil-dalil yang rinci. Dalam perkembangan selanjutnya fiqih dapat diartikan
dengan sekumpulan hukum syara’ yang berhubungan dengan perbuatan yang
diketahui melalui dalil-dalilnya yang terperinci dan dihasilkan dengan jalan
ijtihad para ulama.
Fiqih merupakan ilmu yang harus dipelajari agar seorang muslim dapat
mengetahui dari apa yang dilakukannya, baik dalam masalah ibadah maupun
dalam perbuatan sehari-hari. Karena dengan mempelajari fiqih, ibadah kita akan
lebih sempurna dan tentu kita akan selamat dari perbuatan-perbuatan yang
dilarang oleh Allah.
Sedangkan ilmu fikih itu sendiri adalah ilmu yang bertugas menentukan
dan menguraikan norma-norma hukum dasar yang terdapat di dalam Al-Qur’an
dan ketentuan-ketentuan umum yang terdapat dalam sunah nabi yang direkam
dalam kitab-kitab hadis.16
Di MTs as-Syafi’iyah mata pelajaran Fiqih memiliki jam pelajaran yang
lebih banyak di bandingkan SMP lain, sehingga mereka dapat mempelajari
materi Fiqih secara lebih luas dan mendalam. Mengenai pengertian pelajaran
fiqih dapat dilihat sebagai berikut :
Mata pelajaran fiqih adalah salah satu bagian mata pelajaran pendidikan
13 Muhammad Abu Zahrah, Ushul Fiqih, (Jakarta: Pustaka Firdaus,2007), cet ke-10, h.3. 14 Amir Syarifuddin, Garis-Garis Besar Fiqih, (Kencana: 2003), h. 5. 15 Amir Syarifuddin, Garis-Garis Besar Fiqih,… h.7. 16 Mohammad Daud Ali, Hukum Islam Pengantar Ilmu Hukum Dan Tata Hukum Islam di
Indonesia, ( Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1990), h. 48.
13
agama islam yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik untuk mengenal,
memahami, menghayati, dan mengamalkan hukum islam, yang kemudian
menjadi dasar pandangan dasar pandangan hidupnya (way of life) melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman dan
pembiasaan.17
b. Dasar-dasar fiqih
Mempelajari ilmu fiqih akan membawa manusia mencapai tujuan hidup
yang lebih baik, diantaranya memelihara agama, memelihara diri dan memelihara
keturunan serta kehormatan.
Adapun dasar-dasar fiqih antara lain:
1) Al-Qur’an
2) Hadits
3) Ijma’ mujtahidin
4) Qiyas.18
Dasar-dasar itu ditinjau dari pengambilannya terbagi menjadi empat, yaitu:
1) Hukum yang diambil dari nas yang jelas
2) Hukum yang diambil dari nas yang tidak jelas
3) Hukum yang tidak ada nasnya
Hukum yang tidak ada nas, baik qath’i maupun dzanni dan tidak pula ada
kesepakatan mujtahidin atas hukum itu.19
c. Tujuan dan Ruang Lingkup pelajaran Fiqih
Tujuan diajarkannya mata pelajaran fiqih di Sekolah Menengah Pertama
Islam memiliki tujuan yang sama dengan di madrasah Tsanawiyah, diantaranya
untuk membekali peserta didik agar dapat :
1) Mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum islam secara terperinci
dan menyeluruh, baik berupa dalil naqli dan aqli. Pengetahuan dan
pemahaman tersebut diharapkan menjadi pedoman hidup dalam kehidupan
pribadi dan social.
17 Departemen Agama RI, Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Madrasah Tsanawiyah, (Jakarta: Direktorat Jendral Kelembagaan Islam, 2004), hal. 46.
18 Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam, (Bandung: PT. Sinar Baru Algensido, 2006), cet ke-39, h. 1.
19 Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam…, h. 3.
14
2) Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum islam dengan benar.
Pengamalan terebut diharapkan dapat menumbuhkan ketaatan dalam
menjalankan hukum islam, disiplin dan tanggung jawab social yang tinggi dalam
kehidupan pribadi maupun sosialnya.20
Berdasarkan tujuan di atas, diharapkan mata pelajaran fiqih mampu
menjadi mata pelajaran Fiqih mampu menjadi mata pelajaran yang diminati
siswa sehingga semua tujuan tersebut dapat tercapai dengan baik agar dapat
menjadi pedoman hidup mereka.
Ruang lingkup pelajaran fiqih di SMP Islam juga sama dengan di MTs,
yang meliputi keserasian, keselarasan, dan keseimbangan antara: hubungan
manusia dengan Allah swt, hubungan manusia dengan sesame manusia dan
hubungna manusia dengan alam (selain manusia) dan lingkungan.
Adapun ruang lingkup mata pelajaran fiqih terfokus pada aspek : fiqih
ibadah, fiqih muamalah, fiqih jinayah, dan fiqih siyasah. Sedangkan ruang
lingkup pelajaran fiqih di SMP dan MTs terfokus pada aspek ibadah saja.
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengembangan Minat Belajar
Salah satu pendorong dalam keberhasilan belajar adalah minat, terutama
minat yang tinggi. Minat tidak muncul dengan sendirinya akan tetapi banyak
faktor yang dapat menimbulkan pengembangan minat anak terhadap mata
pelajaran yang diajarkan oleh guru bidang studi. Crow & Crow mengemukakan
ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pengembangan minat belajar,
antara lain:
a. Motivasi
Motivasi seseorang, baik yang bersifat internal maupun eksternal
berhubungan erat dengan bangkitnya minat belajar. Menurut D.P Tampubolon,
bahwa “minat merupakan perpaduan antara keinginan yang dapat berkembang
jika ada motivasi.21
20 Departemen Agama RI, Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Madrasah Tsanawiyah,
hal. 47 21 D.P Tampubolon, Mengembangkan Minat Membaca pada Anak, (Bandung: Angkasa,
1993), cet. Ke-1. hal. 41.
15
Motivasi ada dua macam22 yaitu motivasi intrinsik yaitu motivasi yang
timbul dari dalam diri seseorang atau motivasi yang erat hubungannya dengan
tujuan belajarnya, misalnya ingin memahami suatu konsep. Yang kedua motivasi
ekstrinsik yaitu motivasi yang datangnya dari luar individu, atau motivasi yang
tidak ada kaitannya dengan tujuan belajar, misalnya belajar karena takut kepada
guru.
Dengan demikian siswa yang memiliki motivasi yang tinggi kepada
pengetahuan Agama Islam, maka siswa itu akan berkeinginan atau berminat
memperdalam Pengetahuan Agama Islam, dengan tekun belajar, membaca buku
tentang agama islam, mengikuti kegiatan-kegiatan yang islami, berdiskusi, dan
sebagainya.
b. Kebutuhan
Kebutuhan dapat menjadi faktor timbulnya minat, menguti pendapat
Zakiah Daradjat bahwa semakin besar kebutuhan yang dirasakan mereka,
semakin kuat pula minat yang dimiliki.
c. Belajar
Dengan belajar akan bertambah pengetahuan dan pengalaman yang lebih
luas. Dalam proses belajar, siswa yang semula tidak senang terhadap suatu
pelajaran tertentu lama kelamaan dengan bertambahnya pengetahuan mengenai
pelajaran tersebut, maka minat pun akan tumbuh sehingga ia akan lebih giat lagi
mempelajari pelajaran tersebut. Hal ini sejalan dengan yang dikatakan Singgih
Gunarsa dan NY. Singgih Gunarsa, bahwa “minat akan timbul dari sesuatu yang
kita ketahui dan kita dapat mengetahui sesuatu dengan belajar, karena itu
semakin banyak belajar semakin luas pula bidang minat.”23
d. Bahan Pelajaran dan Guru
Minat belajar dapat timbul dari mata pelajaran yang disampaikan oleh
guru terhadap anak didik. Minat tersebut akan muncul apabila pendidik dapat
mengemas pelajaran yang akan disampaikan dengan baik. Baham pelajaran yang
dapat menarik minat belajar anak, maka akan sering dipelajari oleh anak
22 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan , (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), cet ke-2, h.85 23 Singgih D Gunarsa dan Ny. SInggih D Gunarsa, Psikologi Perawatan, (Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 1995), cet. Ke-2. hal. 69.
16
tersebut.
Seorang guru yang pandai, baik, ramah, disiplin serta disenangi siswa
sangat besar pengaruhnya dalam membangkitkan minat belajar siswa. Oleh
karena itu, minat kepada bahan pelajaran dan guru dapat menunjang dalam
belajar. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan Alisuf Sabri bahwa “minat yang
dapat menunjang belajar adalah minat kepada bahan/mata pelajaran dan kepada
guru yang mengajarnya. Apabila siswa tidak berminat kepada bahan /mata
pelajaran juga kepada gurunya, maka siswa tidak akan mau belajar. Oleh karena
itu apabila siswa tidak berminat sebaiknya dibangkitkan sikap positif (sikap
menerima) kepada pelajaran dan gurunya, agar siswa mau belajar memperhatikan
pelajaran.
e. Keluarga
Orang tua adalah orang terdekat dalam keluarga. Oleh karenanya keluarga
sangat besar pengaruhnya dalam mengembangkan minat belajar anaknya, karena
tidak semua anak memulai studi baru karena faktor minatnya sendiri. Ada yang
mengembangkan minatnya terhadap bidang pelajaran tersebut karena pengaruh
dari gurunya, teman sekelasnya, atau orangtuanya
4. Pengukuran Minat
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal
atau aktifitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan
akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatudi luar diri. Semakin kuat
atau dekat hubungan keduanya tersebut senmakin besar pula minat.
Minat juga dapat diekspresikan melalui pertanyaan yang menunjukkan
bahwa seseorang lebih menyukai suatu hal dari pada hal yang lain, dapat pula
dimanifestasikan melalui partisipasi dalm suatu aktivitas. Seseorang yang
memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian
yang lebih besar terhadap subjek tertentu
Adapun indikator yang dapat dijadikan pedoman dalam pengukuran minat
adalah perasaan senang, perhatian, serta kecenderungan hati bersungguh-sungguh
dalam belajar dan juga dalam beribadah.
17
5. Minat Belajar Fiqih Dalam Pengamalan Ibadah
Peran memiliki arti seperangkat tingkat yang diharapkan dimiliki oleh orang
yang berkedudukan dimasyarakat
Menurut W.S.Winkel, “minat diartikan sebagai kecenderungan subyek yang
menetap, untuk merasa tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan tertentu
dan merasa senang mempelajari materi itu.24
Penulis berpendapat bahwa minat merupakan kecenderungan hati yang
tinggi terhadap sesuatu yang ada sangkut paut dengan dirinya dan berguna bagi
dirinya, sehingga timbul gairah atau keinginan. Keinginan atau gairah disini yaitu
keinginan belajar fiqih.
Dengan demikian, minat merupakan hal penting yang harus dimiliki oleh
setiap siswa. Minat akan menjadikan siswa lebih giat belajar. Semakin tinggi
minat belajar siswa, semakin tinggi pula kemauan untuk mendalami mata
pelajaran fiqih dan mereka akan mengamalkannya dalam ibadah mereka sehari-
hari.
Dari pengertian-pengertian di atas penulis melihat antara definisi yang satu
dengan yang lainnya memiliki titik persamaan bahwa fikih adalah ilmu yang
menerangkan hukum-hukum syara’ yang berhubungan dengan perbuatan orang
mukallaf yang diistinbatkan dari dalil-dalil yang tafsili.
Jadi yang dimaksud dengan minat belajar fikih adalah kecenderungan
untuk selalu mengingat dan memperhatikan secara terus menerus terhadap ilmu
yang menerangkan tentang segala hak dan kewajiban seorang mukallaf (ilmu
fikih) yang disertai dengan keinginan untuk mengetahui dan mempelajari serta
membuktikannya dalam perubahan tingkah laku atau sikap yang sifatnya
menetap.
B. Pengamalan Ibadah
1. Pengertian Ibadah
24 W.s.Winkel, Psikologi Pengajaran,(Jakarta : PT. Gramedia, 1987), hal. 105
18
Secara etimologi kata “ibadah” diambil dari bahasa arab kata ‘Abada-
ya’budu- ‘ibaadatan yang berarti beribadah atau menyembah.25
Al-Azhari berkata: perkataan ‘abada- ya’budu-‘ibadatan, tidak boleh
dipakai melainkan untuk orang yang menyembah kepada Allah, dan orang yang
menyembah kepada Tuhan selain Allah adalah termasuk orang-orang yang
merugi.26
Yusuf al-Qhardhawi juga menjelaskan bahwa, kata “ibadah” diambil dari
bahasa arab yang secara etimologi berasal dari akar kata “Abada” yang berarti
taat, tunduk patuh,dan merendahkan diri. Kesemuanya itu memiliki makna yang
berdekatan. Seseorang yang tunduk, patuh, merendahkan diri dihadapan yang
disembah disebut ‘abid (yang beribadah). Budak disebut abd, karena dia harus
tunduk dan patuh serta merendahkan diri terhadap majikannya.27
Ahli lughat (ahli bahasa) mengartikan kata ibadah dengan taat, arti ini
dipergunakan dalam firman Allah swt yang berbunyi :
“ Bukankah Aku Telah memerintahkan kepadamu Hai Bani Adam supaya kamu tidak menyembah syaitan? Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu". (Q.S. Yassin : 60).
Menurut Al-Jurjani, ibadah adalah perbuatan yang dilakukan oleh
mukallaf, tidak menurut hawa nafsunya, untuk memuliakan Tuhannya.
Adapun pengertian ibadah secara terminology adalah ibadah itu nama
yang mencakup segala perbuatan yang disukai dan diridhoi oleh Allah, baik
berupa perkataan maupun perbuatan, baik terang-terangan mapun tersembunyi
dalam rangka mengagungkan Allah dan mengharapkan palaha-Nya”.28
Pengertian umum ibadah tersebut termasuk segala bentuk hukum, baik
yang dapat dipahami maknanya (ma’qulat al-ma’na) seperti yang menyangkut
25 Atabik Ali & Ahmad Zuhdi Muhdlor, Kamus Kontemporer Indonesia-Arab,
(Yogyakarta: Multi Karya Grafika), cet. Ke-5. h. 1268. 26 Yusuf Al-Qardlawi, Ibadah Dalam Islam, (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1998), h. 37. 27 Zurinal. Z & Aminuddin, Fiqih Ibadah, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN, 2008), h.26. 28 Zurinal. Z & Aminuddin, Fiqih Ibadah…, h. 30.
19
dengan muamalat pada umumnya, maupun yang tidak dipahami maknanya
(ghairu ma’qulat al-ma’na), seperti thaharah dan shalat, baik yang berhubungan
dengan anggota badan seperti rukuk dan sujud maupun yang berhubungan dengan
lidah seperti zikir dan yang berhubungan dengan hati seperti niat.
2. Pengertian Pengamalan Ibadah
Pengamalan adalah dari kata amal, yang berarti perbuatan, pekerjaan,
segala sesuatu yang dikerjakan dengan maksud berbuat kebaikan.29
Dari pengertian di atas,pengamalan berarti sesuatu yang dikerjakan dengan
maksud berbuat kebaikan, dari hal di atas pengamalan masih butuh objek
kegiatan.
Menurut kamus istilah fiqih, ibadah yaitu memperhambakan diri kepada
Allah dengan taat melaksanakan segala perintahnya dan anjurannya, serta
menjauhi segala larangan-Nya, baik dalam bentuk kepercayaan, perkataan,
amupun perbuatan. Orang beribadah berusaha melengkapi dirinya dengan
perasaan cinta, tunduk dan patuh kepada Allah swt.30
Dari uraian di atas, menggabungkan pengertian pengamalan dan
pengertian ibadah, maka pengertian pengamalan ibadah yakni perbuatan yang
dilakukan seorang hamba sebagai usaha menghubungkan dan mendekatkan diri
kepada Allah swt dengan taat melaksanakan perintah-Nya serta menjauhi segala
larangan-Nya.
3. Ruang Lingkup ibadah
Ibadah itu mensyukuri nikamt Allah, atas dasar inilah tidak diharuskan
baik oleh syara’, maupun oleh akal beribadah kepada selain Allah, karena Allah
sendiri yang berhak menerimanya, lantaran Allah sendiri yang memberikan
nikmat yang paling besar kepada kita yaitu hidup, wujud, dan segala yang
29 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1985), cet. ke-8, hal. 33.
30 M. Abdul Majieb et. El, Kamus Istilah Fiqih, (Jakarta: PT. Pustaka Firdaus, 1995), cet. ke-2, hal. 109.
20
berhubungan dengan-Nya.
Untuk meyakini ruang lingkup ibadah ini tidak terlepas dari pemahaman
terhadap pengertian itu sendiri. Oleh sebab itu menurut ibnu Taimiyah (661-728
H/1262-1327 M) seperti yang telah dikuti oleh Ahmad Ritonga, ibadah mencakup
semua bentuk cinta dan kerelaan kepada Allah swt, baik dalam perkataan maupun
perbuatan, lahir dan batin, maka yang termasuk ke dalam hal ini adalah shalat,
zakat, puasa, haji, benar dalam pembicaraan, menjalankan amanah, berbuat baik
kepada orang tua, menhubung tali silaturahmi, memneuhi janji, amar ma’ruf nahi
munkar, dan lain sebagainya.
Ruang lingkup ibadah yang dikemukakan ibnu Taimiyah di atas
cakupannya sangat luas, bahkan menurut beliau seluruh ajaran agama itu termasuk
ibadah. Bila mana diklasifikasikan kesemuanya dapat menjadi beberapa
kelompok, yaitu :
a. Kewajiban-kewajiban atau rukun-rukun syariat seperti shalat, puasa, zakat,
dan haji
b. Yang berhubungan dengan (tambahan dari) kewajiban-kewajiban di atas
dalam bentuk ibadah-ibadah sunnah, seperti zikir, membaca al-qur’an, doa
dan istigfar.
c. Semua bentuk hubungan social yang baik serta pemenuhan hak-hak
manusia, baik seperti berbuat baik kepada orang tua, menjalin silaturahmi,
berbuat baik kepada sesame.
d. Akhlak insaniyah, (bersifat kemanusiaan), seperti benar dalam berbicara,
menjalankan amanah, dan menepati janji.
e. Akhlak Rabbaniyah (bersifat ketuhanan), seperti mencintai Allahswt, dan
rasul-rasul-Nya, takut kepada-Nya, ikhlas dan sabar terhadap hukuman-
Nya.31
Lebih khusus lagi ibadah dapat diklasifikasikan menjadi ibadah umum
dan ibadah khusus. Ibadah umum mempunyai ruang lingkup yang amat luas,
yaitu mencakup segala amal kebajikan yang dilakukan dengan niatb ikhlas dan
31 A. Rahman Ritonga, Fiqh Ibadah, (Jakarta : Gaya Media Pratama, 2002), cet, ke-2,
hal. 6.
21
sulit untuk mengemukakan sistematikanya. Tetapi ibadah khusus ditentukan oleh
syara’ (nash), bentuk dan caranya. Oleh Karen aitu dapat dikemukakan
sistematikannya secara garis besar sebagai berikut :
1) Thaharah
2) Shalat
3) Penyelenggaraan jenazah
4) Zakat
5) Puasa
6) Haji dan umrah
7) Iktikaf
8) Sumpah dan kafarat
9) Nazar, qurban dan aqiqah
4. Tujuan Ibadah
Ibadah mempunyai tujuan pokok dan tujuan tambahan. Tujuan
pokoknya adalah menghadapkan diri kepada Allah yang Maha Esa dan
mengkonsentrasikan niat kepada-Nya dalam setiap keadaan. Dengan adanya
tujuan itu seseorang akan mencapai derajat yang tinggi di akhirat.
Sedangkan tujuan tambahan adalah agar terciptanya kemaslahatan diri
manusia dan terwujudnya usaha yang baik. Shalat umpamanya, disyari’atkan
pada dasarnya bertujuan untuk menundukkan diri kepada Allah swt dengan
ikhlas, mengingatkan diri dengan berzikir. Sedangkan tujuan tambahannya antara
lain adalah untuk menghindarkan diri dari perbuatan keji dan munkar,
sebagaiman dipahami dalam firman Allah swt :
“ Bacalah apa yang Telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan Dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang
22
lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (al-Ankabut : 45). 5. Dasar Hukum Ibadah
Jika kita renungi hakikat ibadah, kita pun yakin bahwa perintah beribadah itu
pada hakikatnya berupa peringatan, memperingatkan kita menunaikan kewajiban
terhadap Allah yang telah melimpahkan karunianya.
Firman Allah swt dalam surat Al-Baqarah : 21
“Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang Telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa,”32
Ibadah itulah ghayah (tujuan) dijadikannya jin, manusia dan makhluk lainnya.
Firman Allah swt :
”Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”
6. Macam-macam Ibadah
Dalam kaitan dengan maksud dan tujuan persyariatannya ulam fiqih
membaginya kepada tiga macam, yakni: ibadah mahdah, ibadah ghair mahdah
dan ibadah zi al-wajhain.33
a. Ibadah mahdah adalah ibadah yang mengandung hubungan dengan Allah
swt semata-mata, yakni hubungan vertical. Ibadah ini hanya sebatas pada-
pada khusus. Cirri-ciri ibadah mahdah adalah semua ketentuan dan aturan
pelaksanaanya telah ditetapkan secara rinci melalui penjelasan-penjelasan
Al-Qur’an dan hadits. Ibadah mahdah dilakukan semata-mata bertujuan
untuk mendekatkan diri kepada Allah swt.
32 Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Jakarta : CV Penerbit J-Art, 2005), hal.5 33 Ensiklopedi Hukum Islam, (Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve,1999), cet. ke-3, jilid II.
hal. 592.
23
b. Ibadah ghair mahdah ialah ibadah yang tidak hanya sekedar menyangkut
hubungan kepada Allah swt, tetapi juga berkaitan dengan sesame makhluk
(habl minallah wa habl mi an-nas), Di samping hubungan vertikal juga ada
hubungan horizontal. Hubungan sesama makhluk ini tidak hanya terbatas
pada hubungan antar manusia, tetapi juga hubungan manusia dengan
lingkungannya, seperti ayat yang artinya : “dan janganlah kamu membuat
kerusakan di muka bumi sesudah (Allah) memperbaikinya…” (Q.A 7 :
56).
c. Ibadah zi al-wajhain ibadah yang memiliki dua sifat sekaligus, yaitu
mahdah dan ghairu mahdah. Maksudnya adalah sebagian dari maksud dan
tujuan persyariatannya dapat diketahui dan sebagian lainnya tidak dapat
diketahui, seperti nuikah dan iddah.
Dari segi ruang lingkupnya ibadah dapat di bagi kepada dua macam, yaitu:
1) Ibadah khassah, yakni ibadah yang ketentuan dan cara pelaksanaannya
secara khusus ditetapkan oleh nash, seperti shalat, zakat, puasa, haji dan
lain sebagainya.
2) Ibadah ‘ammah, yakni semua perbuatan baik yang dilakukan dengan niat
yang baik dan semata-mata karena Allah swt (ikhlas), seperti makan dan
minum, bekerja, maar ma’ruf nahi munkar, berlaku adil berbuat baik
kepada orang lain dan sebagainya.34
C. Kerangka Berfikir
Berdasarkan kajian teoritis di atas, maka penulis dapat merumuskan
kerangka berfikir.
Minat adalah rasa suka dan perhatian seseorang terhadap sesuatu maupun
manusia, benda atau kegiatan yang membuat orang tersebut merasa terikat dan
memberikan perhatian penuh terhadap suatu objek yang disukainya tanpa adanya
perintah atau paksaan dari luar.
Siswa yang memiliki minat terhadap suatu pelajaran, maka sudah pasti ia
A. Rahman Ritonga, Fiqih Ibadah, (Jakarta : Gaya Media Pratama, 2002), cet, ke-2,
hal. 6.
24
akan memberikan perhatian penuh terhadap pelajaran tersebut, perasaan senang,
rasa tertarik, giat belajar, mengerjakan tugas dan mentaati peraturan pada proses
pelajaran tersebut agar proses belajarnya berjalan dengan baik dan tidak
terganggu dengan apapun yang dapat merusak proses belajar. Minat dan belajar
tidak dapat dipisahkan, karena keduanya adalah satu kesatuan. Belajar tanpa
minat, maka proses tersebut tidak akan berjalan dengan baik.
Pengamalan adalah sesuatu pekerjaan yang bermaksud berbuat kebaikan.
Pengamalan ibadah yakni perbuatan yang dilakukan seorang hamba sebagai
usaha menghubungkan dan mendekatkan diri kepada Allah swt dengan taat
melaksanakan perintah-Nya serta menjauhi segala larangan-Nya.
Minat yang dapat menunjang belajar adalah minat kepada bahan atau mata
pelajaran. Apabila siswa tidak berminat kepada bahan atau mata pelajaran, maka
siswa tidak akan mau belajar. Adapun minat belajar yang dimaksud disini adalah
minat belajar terhadap bahan atau mata pelajaran fiqih. Mata pelajaran fiqih
merupakan unsur dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang ada pada
Madrasah Tsanawiyah, karena itu apabila siswa tidak berminat sebaiknya
dibangkitkan sikap positif (sikap menerima) kepada pelajaran tersebut, agar
siswa mau belajar memperhatikan pelajaran.
Dengan demikian yang menjadi dasar pemikiran penulis adalah bahwa
apabila siswa memiliki minat yang tinggi terhadap bidang studi Pendidikan
Agama Islam terutama pada mata pelajaran fiqih, maka kecenderungan siswa
untuk selalu mempelajarinya, memperhatikan dan memperdalam pelajaran fiqih
yang diberikan guru dikelas untuk menambah khazanah ilmu pengetahuan agar
dapat mencukupi kebutuhannya dan mampu mempraktekkan serta
mengamalkannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Seperti melakukan
ibadah shalat, zakat, puasa serta haji jika mampu.
D. Perumusan Hipotesis
Setelah penulis melakukan teknik pengumpulan data melalui observasi,
wawancara dan angket, data yang berhasil diperoleh oleh penulis kemudian
diolah melalui tahapan editing, scoring, dan tabulating. Kemudian untuk
25
mengetahui koefisien korelasi antara dua variabel yang digunakan dalam
penelitian ini penulis memasukkan hasil penjumlahan skor angket kedalam
rumus “r” product moment. Setelah angka korelasinya diketahui penulis
kemudian mencocokkannya dengan tabel nilai “r” product moment sehingga
dapat diketahui apakah terdapat hubungan yang signifikan antara variabel
pengamalan ibadah siswa dan variabel minat belajar fikih, atau tidak terdapat
hubungan yang signifikan antara variabel pengamalan ibadah siswa dan variabel
minat belajar fikih.
Berdasarkan uraian di atas, penulis merumuskan kedalam suatu hipotesis
sebagai berikut:
Ho: Tidak terdapat korelasi yang signifikan antara minat belajar fiqih dengan
pengamalan ibadah siswa di Madrasah Tsanawiyah as-Syafi’iyah Bukit
Duri.
Ha: Terdapat korelasi yang signifikan antara minat belajar fiqih dengan
pengamalan ibadah siswa di Madrasah Tsanawiyah as-Syafi’iyah Bukit
Duri.
26
26
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian lapangan (Field Research) yang bersifat
Deskriptif Kuantitatif (Usaha menggambarkan kegiatan di lapangan). Penelitian
ini dilakukan untuk dapat menggambarkan kenyataan yang ada serta bagaimana
sebetulnya hubungan minat belajar Fikih dengan pengamalan ibadah siswa
Madrasah Tsanawiyah as-Syafi’iyah Bukit Duri.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Sesuai dengan judul skripsi ini maka penelitian akan dilakukan di lokasi
Madrasah Tsanawiyah As-Syafi’iyah Jalan Bali Matraman No.17 Bukit Duri
Jakarta Selatan 12860.
Penelitian ini akan dilaksanakan di pada tanggal 22 sampai 30 Oktober 2010.
C. Variabel Penelitian
Variabel adalah karakter dari unit observasi yang mempunyai variasi atau
segala sesuatu yang dijadikan objek penelitian. Sedangkan penelitian yang
berjudul “Hubungan Minat Belajar Fikih dengan Pengamalan Ibadah Siswa
Madrasah Tsanawiyah As-Syafi’iyah Bukit Duri”, variabelnya sebagai berikut:
27
- Variabel bebas (independent variable) yakni Minat Belajar Fiqih sebagai
variabel X
- Variabel terikat (dependent variable) yakni Pengamalan Ibadah sebagai
variabel Y
D. Populasi dan Sampel
Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penyusunan penelitian ini,
maka penulis mengadakan penelitian langsung ke Madrasah Tsanawiyah As-
Syafi’iyah Bukit Duri. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa Madrasah
Tsanawiyah As-Syafi’iyah Bukit Duri, sedangkan yang dijadikan populasi dalam
penelitian ini adalah siswa/i kelas VII. Teknik sampling yang digunakan adalah
random sampling, yaitu dengan cara mengambil angka secara acak disetiap kelas
yang dapat mewakilli jumlah keseluruhan.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII MTs. As-as-Syafi’iyah
tahun ajaran 2009-2010 yang terbagi dari 4 kelas yang berjumlah 140 siswa.
Peneliti mengambil 25 % dari jumlah siswa. Jadi yang menjadi sampelnya adalah
40 siswa dalam penelitian ini
Tabel 1
Populasi dan Sampel
NO Kelas Populasi Sampel
1 A 40 10
2 B 40 10
3 C 40 10
4 D 40 10
Jumlah 160 40
Adapun teknik yang penulis gunakan dalam pengambilan sampel
adalah Random Sampling artinya pengambilan sampel dilakukan dengan
cara acak, dengan teknik itu setiap populasi mempunyai kesempatan yang
sama untuk menjadi anggota sample. Dari penarikan sample dengan teknik
random sampling sebagai berikut:
28
Misalnya kita mempunyai populasi sebanyak 160 orang dan sampelnya kita
tentukan 40 orang. Setelah seluruh subjek diberi nomor, yaitu nomor 1 sampai
dengan 160, maka sampel random kita lakukan dengan salah satu cara yaitu
undian atau untung-untungan1 maksudnya pada kertas kecil-kecil kita tuliskan
nomor subjek, satu nomor untuk setiap kertas. Kenudian kertas itu digulung.
Kemudian kita mengambil 40 gulungan kertas, sehingga nomor-nomor yang
tertera pada gulungan kertas yang terambil itulah yang merupakan nomor subjek
sampel penelitian kita.
E. Alat Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian ini, dipergunakan
kiat dan teknik untuk mengumpulkan data, Caranya sebagai berikut :
1. Wawancara
Wawancara penulis lakukan terhadap kepala sekolah serta guru mata
pelajaran fikih Madrasah Tsanawiyah As-Syafi’iyah Bukit Duri tentang
hubungan minat belajar Fikih dengan pengamalan ibadah siswa Madrasah
Tsanawiyah As-Syafi’iyah Bukit Duri.
2. Observasi
Dengan cara melakukan pengamatan secara langsung dan memperhatikan
keadaan atau situasi yang penulis jadikan masalah
3. Angket.
Digunakan untuk memperoleh data tentang siswa Madrasah Tsanawiyah
As-Syafi’iyah Bukit Duri, dalam bentuk pertanyaan tertulis dan dijawab
oleh para siswa Madrasah Tsanawiyah As-Syafi’iyah Bukit Duri.
F. Instrument Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan variabel minat belajar fiqih dengan
pengamalan ibadah siswa. Adapun kisi-kisi instrumentnya sebagai berikut:
1 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian,(Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2006), cet. ke-13,
h. 136.
29
Tabel 2
Kisi-kisi Instrument Penelitian
Variabel Dimensi Variabel Indikator Variabel No. Item
Variabel X
Minat
Belajar
fikih
a. Perasaan senang
b. Perasaan tertarik
c. Perhatian
d. Partisipasi aktif
dalam KBM
e. Ketekunan
1. Mengikuti pelajaran
dengan senang
2. kehadiran siswa dikelas
1. Sikap siswa terhadap
pelajaran fiqih
2. Arti penting materi
pelajaran fikih bagi
siswa
1. Memperhatikan
Penjelasan Guru
1. Terlibat aktif dalam
diskusi kelas.
1. Bertanya
2. Giat Belajar
1,2,3 4 5 6,7,8,9 10,11 12,13 14 15
Variabel Y
Pengamalan
Ibadah
Siswa
a. Ibadah Wajib
b. ibadah Sunnah
1. Melaksanakan shalat
lima waktu dan shalat
berjamaah
2. Zakat fitrah
3. Melaksanakan puasa
di bulan ramadhan
1. Baca Al-qur’an
2. Do’a sehari-hari
3. Shalat sunnah
16,17,18,19
20
21,22
23
24,25
26,27
30
4. Puasa sunnah
5. Shadaqah
28
29,30
Untuk mengukur variabel minat belajar fikih digunakan skala sikap,
dengan menyediakan alternatif jawaban yaitu sangat Setuju (SS), Setuju (S),
Sangat Tidak Setuju (STS).
G. Teknik Pengolahan Data
Setelah semua angket dikumpulkan dengan lengkap, maka penulis mengolah
data dengan teknik :
1. Editing
Hasil angket diperiksa satu persatu
2. Klasifikasi data
Setelah semua angket diperiksa dan diberi tanda selanjutnya data tersebut
dikelompokkan dan diklasifikasiakn sesuai dengan aspek masalah.
3. Skoring yaitu tahap untuk menentukan skor dalam hasil penelitian,
tetapkan bahwa untuk responden yang menjawab diberi bobot nilai sebagai
berikut:
Tabel 2
Skor Dan Alternatif Jawaban Untuk Varibel
Minat Belajar Siswa
Alternatif Jawaban Positif Negatif
Sangat setuju 4 1
Setuju 3 2
Tidak setuju 2 3
Sangat tidak setuju 1 4
31
Tabel 3
Skor Dan Alternatif Jawaban Untuk Varibel
Pengamalan Ibadah Siswa
Alternatif Jawaban Positif Negatif
Selalu 4 1
Sering 3 2
Kadang-kadang 2 3
Tidak Pernah 1 4
4. Tabulasi data
Setelah dihitung persentasenya, selanjutnya adalah memasukkan data
tersebut ke dalam tabel.
5. Prosentase
Prosentase artinya data diprosentasikan setelah ditabulasikan dalam jumlah
frekuensi jawaban responden untuk setiap alternatif jawaban. Rumusnya
adalah :
P = %100NF
Keterangan :
P = Persentase untuk setiap kategori jawaban
F = Frekuensi jawaban responden
N = number of cases
6. Analisa data
Adapun teknik pelaksanaan atau analisanya adalah dengan memeriksa
jawaban-jawaban dari tiap responden, kemudian dijumlah dan menghasilkan
(dibuat tabel), seterusnya data yang didapat dari setiap item pertanyaan akan
dibuat masing-masing satu tabel.
Kemudian dari data presentase tersebut dianalisa menggunakan teknik
analisa korelasi product moment untuk mendapatkan hasil seberapa besar
32
kontribusi minat belajar fiqih terhadap pengamalan ibadah siswa di madrasah
As-Syafi’iyah Bukit Duri. Dengan rumus sebagai berikut :2
rxy= 2222 YYNXXN
YXXYN
rxy =Angka indeks korelasi antara variable X dan variable Y
N =Number of cases
XY =Jumlah hasil perkalian X dan Y
X =Jumlah skor X
Y =Jumlah skor Y
Memberikan interpretasi terhadap rxy, yaitu:
Interprestasi sederhana dengan mencocokkan hasil perhitungan dengan angka
indeks korelasi “r” product moment seperti dibawah ini:
Besar “r” product momen “rxy” interprestasi:
0,00-0,20 : tidak terdapat korelasi
0,20-0,40 : terdapat korelasi yang lemah
0,40-0,70 : terdapat korelasi yang sedang
0,70-0,90 : terdapat korelasi yang tinggi
0,90-1,00 : terdapat korelasi yang sangat tinggi (sempurna)
Setelah diberikan interpretasi terdapat angka indeks korelasi “r”
product moment dengan jalan berkonsultasi pada nilai product moment,
maka prosedur selanjutnya secara berturut-turut adalah sebagai berikut:
1. Merumuskan atau membuat hipotesis alternatif (Ha) dan hipotesis nihil
atau hipotesis nol (Ho).
2. Menguji kebenaran atau kepalsuan dari hipotesis yang diajukan dengan
cara membandingkan besarnya “r” yang telah diperoleh dalam
2 Anas Sujiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Grafindo, 2006), h.206
33
prosespenghitungan atau “r” observasi (ro) dengan besarnya “r” yang
tercantum dalam tabel nilai “r” product moment (rt), dengan terlebih
dahulu mencari derajat bebasnya (db) atau degrees of freedomnya (d)
yang rumusnya:
Df = N – nr
Df = Degrees of feedom
N = Number of cases
nr = banyaknya variabel yang dikorelasikan
Setelah hasilnya dicocokan dengan pedoman nilai koefisien
korelasi “r” product moment baik pada taraf signifikansi 5 % ataupun
pada taraf signifikansi 1 % kemudian dibuat kesimpulan apakah terdapat
korelasi positif yang signifikan atau tidak
34
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Sejarah Singkat MTs. As-Syafi’iyah
1. Sejarah Berdirinya MTs. As-Syafi’iyah
Madrasah Tsanawiyah as-Syafi’iyah didirikan oleh KH. Abdullah Syafi’i.
beliau adalah anak dari H. Syafi’i bin H. Sairan. Beliau adalah orang yang sangat
cerdas dan aktif dalam setiap pengajian/keagamaan, buktinya ia sering diundang
untuk mengisi ceramah dan mengajar disetiap masjid atau acara di Jakarta dan
sekitarnya.
Sampai akhirnya beliau dapat membangun madrasah-madrasah. Pada
tahun 1957 mendirikan Madrasah Tsanawiyah as-Syafi’iyah, Madrasah
Tsanawiyah as-Syafi’iyah yang terletak di Kampung Balimatrman Jakarta Selatan.
Tidak hanya itu saja, pada tahun 1963 beliau juga mendirikan yayasan
pendidikan islam As-Syafi’iyah yang membangun Akademi Pendidikan Islam
(AKPI). Tahun 1967 didirikan Radio as-Syafi’iayh . AKPI ditingkatkan menjadi
Universitas Islam As-Syafi’iyah (UIA) tahun 1969.
Yayasan perguruan As-syafi’iyah didirikan pada tahun 1971 untuk
mengasuh seluruh kegiatan. Pemberian nama as-Syafi’iyah dilatar belakangi oleh
35
keinginan untuk mengabdikan nama ayahnya Haji Syafi’ie (Nashaban) dan
mazhab yang dianut yaitu mazhab Imam Syafi’ie (Madzhaban).
Yayasan dipimpin langsung oleh K.H Abdullah Syafi’ie. Kegiatan terus
dikembangkan. Berbagai lembaga dibidang pendidikan, dakwah dan usaha social
dibangun untuk menambah atau memperluas yang ada. Sekolah Dasar (SD),
Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) dibangun
sekaligus tahun 1970. Dibangun pula kompleks pendidikan As-syafi’iyah di Jalan
Bukit Duri Selatan tahun 1974.
Dalam rangka mematuhi Undang-Undang No. 8 tahun1985, dilakukan
penataan kembali perangkat yayasan. Nama yayasan dipertegas dengan
menambahkan perkataan islam menjadi “Yayasan Perguruan Islam As-
Syafi’iyah” peristilahanpun dimantapkan. Bidang dakwah diubah menjadi
Pembina ma’ah, bidang sosial menjadi pembinaan Maslahatul Ummah, sedangkan
bidang pendidikan tetap.
Tabel 4
NAMA MADRASAH MTs As-Syafi’iyah
Tahun Berdiri 1957
Status Terakreditasi A
Tahun Akreditasi 2005
Jumlah Guru 24
Tenaga Kependidikan 5
Jumlah Siswa (2009/2010) 432
2. Visi dan Misi Madrasah Tsanawiyah as-Syafi’iyah
Visi :
Mendidik manusia yang berwawasan IMTAQ dan IPTEK serta mandiri
Misi :
Untuk mewujudkan visi tersebut, maka kami menyusun misi sebagai berikut:
36
a) Mewujudkan lingkungan belajar yang aman, nyaman, bernuansa
agamis dan akademis
b) Menciptakan kultur kreatifitas dan kemandirian siswa dalam kegiatan
belajar mengajar
c) Meningkatkan kualitas SDM baik guru maupun karyawan di
lingkungan MTs As-Syafi’iyah 01
d) Menciptakan kultur penerapan nilai-nilai agama yang menitik beratkan
pada aqidah dan ibadah
Tabel 5
Personal Madrasah
No Personal Jumlah
Lk Pr Total
1 Kepala madrasah 1 - 1
2 Wakil kepala madrasah 1 - 1
3 Guru mata pelajaran umum 2 12 14
4 Guru BK 1 - 1
5 Guru Pendidikan Agama 6 1 7
6 Kepala TU 1 - 1
7 Administrasi (TU) 1 - 1
8 Pustakawan - 1 1
9 Laboran - 1 1
10 Instruktur ekskul 4 - 4
11 Personil lainnya 1 - 1
Total 18 15 33
37
3. Keadaan Siswa, Guru, dan Karyawan
a) Keadaan Siswa
Keadaan siswa pada tahun ajaran 2009/2010
Tabel 6
No Keadaan siswa Kelas VII Kelas VIII Kelas IX
Lk Pr Lk Pr Lk Pr
1. Jumlah siswa 94 75 47 58 31 35
2. Siswa berkebutuhan
khusus - - - - - -
3 Rombel 4 3 2
Jumlah siswa dan Rombongan belajar menurut waktu belajar tahun
pelajaran saat ini
Tabel 7
Uraian Pagi Siang Jumlah
Lk Pr Lk Pr Lk Pr
Jumlah siswa 172 168 - - 172 168
Total 340 - 340
Rombel 9 - 9
Siswa berdasarkan usia, kelas, dan jenis kelamin tahun pelajaran saat
ini
Tabel 8
No Keadaan
siswa
Kelas VII Kelas
VIII Kelas IX Jumlah
Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr Jml
1 <13 Tahun 67 47 9 5 - - 76 52 128
2 13 Tahun 19 19 34 33 5 5 58 57 115
38
3 14 Tahun 6 9 9 14 18 27 33 50 83
4 15 Tahun 2 - 1 5 5 5 8 10 18
5 >15 Tahun - - - - - 1 - 1 1
Total 94 75 53 52 28 34 175 161
169 105 66 340
b) Keadaan Guru dan Karyawan
Madrasah Tsanawiyah As-Syafi’iyah adalah salah satu madrasah yang
dikelola oleh yayasan yang bergerak di bidang pendidikan dan social
keagamaan. Keberadaan guru dan karyawan menjadi tanggung jawab
yayasan sepenuhnya, yang diangkat dan digaji oleh yayasan. Oleh karena
itu semua guru dan karyawan adalah seseorang yang mau mengabdikan
dirinya dengan tulus dan ikhlas untuk mencari ridha Allah semata, untuk
lebih jelasnya, berikut ini penulis cantumkan daftar guru dan karyawan
Madrasah Tsanawiyah As-Syafi’iyah :
Tabel 9
No. Nama Guru/Karyawan Jabatan Pend.
Terakhir
Mulai
Bertugas di
Sekolah ini
1 Drs.Ahmad Kosasi Kepala
Sekolah S1 Januari 1994
2 Dra.Siti Khadijah Guru aqidah S1 Juni 1990
3 Drs. Ali Alhimam Guru PLKJ SM Juni 1974
4 Sugiarti Spd Guru IPS S1 Juli 1995
5 Hj.T.Puji Astuti Guru al-qur’an
hadits SM
September
1996
6 Nurlaela Musa Guru IPA SM Juli 1998
7 Zainal Arifin S.Ag Guru Bhs.Arab S1 April 2002
8 Abdurrahman Nasuha Guru B.Inggris SM Juli 2004
39
9 Wasilatun BA Guru PKN SM Agustus 2002
10 Nury Sobirin Guru TI S1 Agustus 2004
11 Sarinurlita Guru Seni
Budaya S1 Agustus 2004
12 M.Taufik Hidayat Guru penjaskes S1 Sep-04
13 Drs.Maman Chotaman MM Guru S2 Juli 2004
14 Suroyah S,Pd Guru IPA S1 Juli 2005
15 Lestari S,Pd Guru
matematika S1 Juli 2005
16 Nona Eva Nurmala sari S,Pd Guru
Bhs.Indonesia S1 Juli 2005
17 Sholakhudin Spd Guru
Bhs.Indonesia S1 Juli 2005
18 Fitriyanti S,Pd Guru IPS S1 Juli 2005
19 Zulmansyah Guru
Bhs.Inggris SM
September
2005
20 Nurrahmawati FZA S,Pd Guru
matematika S1
September
2005
21 Abdul Aziz R S,Ag Guru BP S1 Juli 2005
22 Firmansyah FZA S.PdI Guru Fiqih S1 Juli 2006
23 Aef Abdullah Guru tahfiz SM Juli 2006
24 Arifin Abdullah LC.MA Guru SKI S1 Juli 2006
25 Zainal Arifin AM BA Karyawan SM September
1983
26 SitiKomariah Karyawan SMEA Juli 2004
27 Hamidah Karyawan SMEA Juli 2005
28 Muhammad Idrus Karyawan ALIYAH Desember
2005
29 Yosep Hardiansyah Karyawan MTS Juli 2006
40
Adapun guru bidang studi mata pelajaran fikih pada Madrasah Tsanawiyah
as-Syafi’iyah Jakarta Selatan adalah 1 orang dan bertugas pada 3 kelas, yaitu
kelas satu, kelas dua, dan kelas tiga.
4. Kurikulum yang Digunakan
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.1. isi kurikulum merupakan susunan
dan bahan kajian dan pelajaran untuk mencapai tujuan penyelenggaraan satuan
pendidikan yang bersangkuta, dalam rangka upaya pencapaian tujuan pendidikan
nasional. Oleh karena itu, kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk
disesuaikan dengan program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi daerah.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum
terbaru di Indonesia yang disarankan untuk dijadikan rujukan oleh para
pengembang kurikulum di tingkat satuan pendidikan.2 KTSP merupakan
kurikulum berorientasi pada pencapaian kompetensi, oleh sebab itu kurikulum ini
merupakan penyempurnaan dari kurikulum berbasis kompetensi atau KBK
(kurikulum 2004).
a. Landasan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disusun agar dapat memberi
kesempatan peserta didik
1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional
2) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) jenjang pendidikan dasar dan menengah disusun oleh
satuan pendidikan dengan mengacu kepada SI, SKL, dan panduan yang
disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP);
3) UU No. 20/2003 dan PP No. 19/2005
1 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009),cet. ke-9, h. 18.
2 Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2008), h. 127.
41
b. Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dirumuskan mengacu pada
tujuan umum berikut ini.
Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut.
Sedangkan tujuan pengajaran fikih di Madrasah Tsanawiyah As-syafi’iayah
itu sendiri adalah siswa mengetahui dan memahami tentang hal-hal yang menjadi
bahasan didalam ilmu fikih, serta mendapatkan informasi tentang hukum islam
secara benar, khususnya dalam masalah ubudiyah, sehingga dalam prakteknya
tidak terjadi kesalahan atau pemahaman yang berbeda.3
c. Data Kurikulum dan Kegiatan Belajar
Tabel 10
Tabel daftar mata pelajaran dan jam pelajaran per-minggu (JP) MTs
As-Syafi’iyah
No Mata Pelajaran
Kelas
VII
Kelas
VIII Kelas IX
JP JP JP UAM UAN
1. Pendidikan Agama Islam
a. Al-Qur’an Hadist 2 2 2
b. Aqidah Akhlak 2 2 2
c. Fiqih 2 2 2
d. Bahasa Arab 3 3 3
e. Sejarah Kebudayaan
Islam 2 2 2
2. Pend. Kewarganegaraan 2 2 2
3 Firmansyah Fza, S.Pd.I, Guru Mata Pelajaran Fikih, Wawancara Pribadi, Ruang Guru
Madrasah Tsanawiyah As-Sysfi’iyah, 22 Oktober 2010.
42
3. Bahasa Indonesia 6 6 6
4. Bahasa Inggris 6 6 6
5. Matematika 6 6 6
6. Ilmu Pengetahuan Alam 4 4 4
7. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4
8. Seni Dan Budaya 2 2 2
9. Pend. Jasmani & Kesehatan 2 2 2
10. Keterampilan 2 2 2
11. Teknologi informasi &
komunikasi 2 2 2
12. Muatan local 2 2 2
Selain kegiatan formal di MTs As-Syafi’iyah ini juga mengadakan kegiatan
non formal atau yang biasa disebut ekstrakulikuler. Kegiatannya diantaranya
pramuka, kesenian, marawis, baca al-Qur’an (Rohis), dan paskibra. Kegiatan ini
diadakan setelah pelajaran formal.berakhir. Dan MTs As-syafi’iyah juga sering
mengikuti perlombaan dan sering juga mendapatkan juara, prestasi yang diraih
diantaranya:
Juara umum lomba mentari se-DKI Jakarta tahun 2001 (pidato, MTQ, dan
nasyid)
Juara umum LAGANDIKNAS (muratal, kaligrafi, MTQ, dan pidato )
tahun 2003.
Lomba PORSEMA KKM 23 (footsal, pidato, basket ball, dan marawis
juara 1 & 2) tahun 2005
Cerdas cermat bahasa arab tingkat DKI Jakarta
Lomba marawis juara III di MAN VI, tahun 2007
Lomba marawis juara I di SMA 17 Agustus 1945, tahun 2007
Lomba pencak silat juara I, tahun 2007.
Menyelenggarakan kegiatan lomba “Gempita Anak Bangsa” April 2007.
43
Tabel 11
Struktur Kurikulum KTSP MTs As-Syafi’iyah
Tahun Ajaran 2009-2010
No Komponen Kelas dan alokasi waktu
Seharusnya VII VIII IX
Mata pelajaran VII VIII IX
1 Bahasa Arab 2 2 2 3 3 3
2 Al-Qur’an Hadits 2 2 2 2 2 2
3 Aqidah Akhlak 2 2 2 2 2 2
4 Fikih 2 2 2 2 2 2
5 Sejarah Kebudayaan Islam 2 2 2 2 2 2
6 Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2 2 2 2
7 Bahasa Indonesia 4 4 4 6 6 6
8 Bahasa Inggris 4 4 4 6 6 6
9 Matematika 4 4 4 6 6 6
10 Ilmu Pengetahuan Alam 4 4 4 4 4 4
11 Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4 4 4 4
12 Kesenian 2 2 2 2 2 2
13 Penjaskes 2 2 2 2 2 2
14 Teknologi Informatika &
Komunikasi 2 2 2 2 2 2
Pengembangan diri
Tadarus Al-Qur’an - - - 2 2 2
Tajwidul Qur’an - - - 2 2 2
PLKJ - - - 1 1 1
Jumlah 38 38 38 50 50 50
5. Sarana dan Prasarana di MTs As-Syafi’iyah
Suatu pendidikan dan pengajaran dapat berjalan dengan baik dan lancer jika
semua aspek terpenuhi, termasuk didalamnya sarana dan prasarana, fasilitas-
44
fasilitas dan benda-benda yang ada hubungannya dengan pendidikan dan
pengajaran.
Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki Madrasah Tsanawiyah As-
Syafi’iyah sebagai berikut :
a. Data fisik Ruang Belajar (Sarana Prasarana)
1) Tanah Madrasah
Luas tanah seluruhnya : 3000 M2
Status : Sertifikat hak milik
2) Luas Penggunaan Tanah
Bangunan : 2.400 M2
Lapangan Olahraga : 500 M2
Taman : 100 M2
3) Jumlah dan Kondisi Bangunan / Ruangan Madrasah
Tabel 12
Ruangan Madrasah
No Ruangan/Bangunan
Kondisi (unit)
Baik Rusak
ringan
Rusak
berat Jumlah
1 Ruang kelas 12 - - 12
2 Ruang kepala madrasah 1 - - 1
3 Ruang guru 1 - - 1
4 Ruang tata usaha 1 - - 1
5 Laboratorium IPA 1 - - 1
6 Laboratorium computer 1 - - 1
7 Laboratorium bahasa - - - -
8 Perpustakaan 1 - - 1
9 Ruang keterampilan 1 - - 1
10 Ruang BP/BK 1 - - 1
11 Ruang UKS 1 - - 1
45
12 Ruang aula 1 - - 1
13 Masjid 1 - - 1
14 Kantin 1 - - 1
15 Koperasi 1 - - 1
16 WC guru 1 - - 1
17 WC siswa 2 - - 2
Tabel 13
Sarana Mebel
No Mebel
Madrasah
Kondisi (unit)
Baik Rusak
ringan
Rusak
berat Jumlah
1 Meja siswa 200 - - 200
2 Kursi siswa 400 - - 400
3 Papan tulis 10 - - 10
4 Meja pengajar 10 - - 10
5 Kursi pengajar 10 - - 10
6 Lemari pengajar 10 - - 10
Tabel 14
Sarana Administrasi
No Perlengkapan
Tata Usaha
Kondisi (unit)
Baik Rusak
ringan
Rusak
berat Jumlah
1 Mesin tik - 1 - 1
2 Komputer 3 - - 3
3 Pengeras suara 1 - - 1
4 Faksimili 1 - - 1
5 Printer 3 - - 3
6 Meja & kursi 5 - - 5
46
Tabel 15
Sarana olah raga dan seni
No Perlengkapan olah
raga & seni
Kondisi (unit)
Baik Rusak
ringan
Rusak
berat Jumlah
1 Lapangan bola voli 1 - - 1
2 Lapangan bola basket 1 - - 1
3 Lapangan sepak bola 1 - - 1
4 Lapangan badminton 2 - - 2
5 Perlengkapan seni 10 - - 10
B. Deskripsi Data
Mengenai minat belajar fikih dan pengamalan ibadah siswa/siswi Madrasah
Tsanawiyah As-Syafi’yah Jakarta Selatan, berdasarkan angket yang telah
disebarkan dan hasil observasi penulis dilokasi penelitian maka data yang di
peroleh dapat dilihat pada tabel-tabel berikut:
1. Minat belajar fikih siswa/siswi Madrasah Tsanawiyah As-Syafi’iyah
Berdasarkan hasil perhitungan angket yang telah disebarkan kepada
responden, wawancara, dan observasi di tempat penelitian maka data yang
diperoleh penulis mengenai minat belajar siswa/siswi Madrasah
Tsanawiyah As-Syafi’iyah Jakarta Selatan dapat dilihat pada tabel-tabel
berikut:
Tabel 16.1
Pelajaran fikih adalah pelajaran yang sangat menyenangkan
Kategori Responden (F) Persentase (%)
47
Sangat Setuju 23 57,5%
Setuju 17 42,5%
Tidak setuju - -
Sangat tidak setuju - -
Jumlah 40 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 57,5% siswa
sangat setuju bahwa pelajaran fikih itu menyenangkan dan 42,5% siswa
setuju pelajaran fikih itu menyenangkan, 0% siswa yang tidak setuju. Jadi
dapat disimpulkan bahwa 100% siswa menganggap bahwa pelajaran fikih
itu menyenangkan.
Tabel 16.2
Saya senang mengikuti pelajaran fikih karena saya senang beribadah
Kategori Responden (F) Persentase (%)
Sangat Setuju 24 60%
Setuju 13 32,5%
Tidak setuju 3 7,5%
Sangat tidak setuju - -
Jumlah 40 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 24 responden
(60%) menjawab sangat setuju (SS) siswa senang belajar fikih karena
mereka senang beribadah, 13 responden (32,5%) menjawab setuju(S)
siswa senang belajar fikih karena mereka senang beribadah, dan 3
responden (7,5%) menjawab tidak setuju(TS), hal tersebut menunjukkan
bahwa perasaan senang siswa terhadap pelajaran fikih positif.
Tabel 16.3
Saya merasa bersemangat ketika pelajaran fikih berlangsung
Kategori Responden (F) Persentase (%)
48
Sangat Setuju 28 70%
Setuju 11 27,5%
Tidak setuju 1 2,5%
Sangat tidak setuju - -
Jumlah 40 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 28 responden
(70%) menjawab setuju, mereka merasa bersemangat ketika pelajaran fikih
berlangsung dan 11 responden (27,5%) menjawab setuju bahwa siswa
merasa bersemangat ketika pelajaran fikih berlangsung dan 1 responden
(2,5%)menjawab tidak setuju bahwa siswa merasa bersemangat ketika
pelajaran fikih berlangsung. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas siswa
bersemangat ketika pelajaran fikih berlangsung.
Tabel 16.4
Pelajaran fikih wajib diikuti oleh setiap siswa
Kategori Responden (F) Persentase (%)
Sangat Setuju 21 52,5%
Setuju 18 45%
Tidak setuju 1 2,5%
Sangat tidak setuju - -
Jumlah 40 100%
Tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa MTs As-
syafi’iyah menyatakan pelajaran fikih wajib diikuti oleh setiap siswa.
Dimana sebanyak 52,5% menjawab sangat setuju, dan 45% menjawab
setuju, sedangkan 2,5% menjawab tidak setuju bahwa pelajaran fikih wajib
diikuti oleh setiap siswa.
49
Tabel 16.5
Pada saat guru menjelaskan pelajaran tentang fikih saya
mendengarkan dengan seksama
Kategori Responden (F) Persentase (%)
Sangat Setuju 25 62,5%
Setuju 15 37,5%
Tidak setuju - -
Sangat tidak setuju - -
Jumlah 40 100%
Tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa MTs As-
syafi’iyah menyatakan disaat guru menjelaskan pelajaran tentang fikih
siswa mendengarkan dengan seksama. Dimana 62,5% % siswa menjawab
sangat setuju dan 37,5% siswa menjawab setuju bahwa saat guru
menjelaskan pelajaran tentang fikih siswa mendengarkan dengan seksama.
Tabel 16.6
Pelajaran fikih sangat diperlukan setiap siswa
Kategori Responden (F) Persentase (%)
Sangat Setuju 22 55%
Setuju 17 42,5%
Tidak setuju 1 2,5%
Sangat tidak setuju - -
Jumlah 40 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 22 responden
(55%) menjawab sangat setuju bahwa pelajaran fikih sangat diperlukan
setiap siswa dan 17 responden (42,5%) menjawab setuju bahwa pelajaran
fikih sangat diperlukan setiap siswa dan 1 responden (2,5%). Jadi sebagian
besar siswa menganggap bahwa pelajaran fikih itu sangat penting.
50
Tabel 16.7
Ibadah adalah wajib, mempelajari ilmu tentang ibadah (fikih) wajib
pula
Kategori Responden (F) Persentase (%)
Sangat Setuju 20 50%
Setuju 18 45%
Tidak setuju 2 5%
Sangat tidak setuju - -
Jumlah 40 100%
Berdasarkan tabel di atas mengenai ibadah adalah wajib maka
mempelajari fikih wajib pula menunjukkan bahwa 20 responden (50%)
menjawab sangat setuju (SS) dan 18 responden (45%) menjawab setuju
(S) dan 2 responden (5%) menjawab tidak setuju (TS). Hal ini
menunjukkan bahwa mayoritas siswa berpendapat bahwa mempelajari
fikih merupakan suatu keharusan atau kewajiban.
Tabel 16.8
Dengan belajar fikih siswa dapat mengetahui cara beribadah yang
baik dan benar
Kategori Responden (F) Persentase (%)
Sangat Setuju 13 32,5%
Setuju 27 67,5%
Tidak setuju - -
Sangat tidak setuju - -
Jumlah 40 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 13 responden
(32,5%) menjawab sangat setuju (SS) dengan mempelajari fikih siswa
51
dapat mengetahui cara beribadah yang baik dan benar, dan 27 responden
(67,5%) menjawab setuju (S) dengan mempelajari fikih siswa dapat
mengetahui cara beribadah yang baik dan benar. Dan hal ini menunjukkan
bahwa seluruh siswa setuju bahwasanya dengan mempelajari fikih siswa
dapat mengetahui cara beribadah yang baik dan benar.
Tabel 16.9
Pengetahuan siswa terhadap fikih sangat penting bagi pengamalan
ibadah sehari-hari
Kategori Responden (F) Persentase (%)
Sangat Setuju 14 35%
Setuju 25 62,5%
Tidak setuju 1 2,5%
Sangat tidak setuju - -
Jumlah 40 100%
Berdasarkan tabel di atas mengenai pengetahuan siswa terhadap
fikih sangat penting bagi pengamalan ibadah menunjukkan bahwa 35%
menjawab sangat setuju, 62,5% menjawab setuju dan 2,5 % menjawab
tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan siswa terhadap fikih
sangat penting bagi pengamalan ibadah sehari-hari.
Tabel 16.10
Saya belajar fikih dengan perhatian yang besar sebab fikih
merupakan salah satu pelajaran penting bagi siswa.
Kategori Responden (F) Persentase (%)
Sangat Setuju 16 40%
Setuju 23 57,5%
Tidak setuju 1 2,5%
Sangat tidak setuju - -
52
Jumlah 40 100%
Tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa MTs As-
syafi’iyah menyatakan bahwa belajar fikih dengan perhatian yang besar
sebab fikih merupakan salah satu pelajaran penting bagi siswa. Dimana
sebanyak 40% menjawab sangat setuju dan 57,5% menjawab setuju bahwa
belajar fikih harus dengan penuh perhatian karena pelajaran fikih
merupakan pelajaran penting bagi siswa dan 2,5% siswa menjawab tidak
setuju bahwa belajar fikih harus dengan penuh perhatian karena pelajaran
fikih merupakan pelajaran penting bagi siswa.
Tabel 16.11
Bertambahnya pengetahuan tentang fikih membuat saya lebih rajin
beribadah
Kategori Responden (F) Persentase (%)
Sangat Setuju 11 27,5%
Setuju 28 70%
Tidak setuju 1 2,5%
Sangat tidak setuju - -
Jumlah 40 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 11 responden
(27,5%) menjawab sangat setuju (SS) bertambahnya pengetahuan tentang
fikih membuat siswa lebih rajin beribadah, dan 28 responden (70%)
menjawab setuju (S) bertambahnya pengetahuan tentang fikih membuat
siswa lebih rajin beribadah, dan 1 responden (2,5%) menjawab tidak setuju
(TS) bertambahnya pengetahuan tentang fikih membuat siswa lebih rajin
beribadah. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas siswa lebih rajin untuk
beribadah dengan bertambahnya pengetahuan fikih.
53
Tabel 16.12
Dengan aktif diskusi dikelas akan mempermudah pemahaman
siswa tentang materi fikih
Kategori Responden (F) Persentase (%)
Sangat Setuju 9 22,5%
Setuju 29 72,5%
Tidak setuju 2 5%
Sangat tidak setuju - -
Jumlah 40 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 9 responden
(22,5%) siswa menjawab sangat setuju dengan aktif diskusi dikelas akan
mempermudah pemahaman siswa tentang materi fikih, 29 responden
(72,5%) menjawab setuju dengan aktif diskusi dikelas akan mempermudah
pemahaman siswa tentang materi fikih, dan 2 responden (5%) menjawab
tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas siswa aktif diskusi
dikelas karena akan mempermudah pemahaman siswa tentang materi fikih.
Tabel 16.13
Saya selalu aktif mengikuti kegiatan keagamaan yang dilaksanakan
disekolah
Kategori Responden (F) Persentase (%)
Sangat Setuju 10 25%
Setuju 29 72,5%
Tidak setuju 1 2,5%
Sangat tidak setuju - -
Jumlah 40 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 10 responden
(25%) menjawab sangat setuju siswa selalu aktif mengikuti kegiatan
54
keagamaan yang dilaksanakan disekolah, 29 responden (72,5%) menjawab
setuju siswa selalu aktif mengikuti kegiatan keagamaan yang dilaksanakan
disekolah, dan 1 responden (2,5%) menjawab tidak setuju siswa selalu
aktif mengikuti kegiatan keagamaan yang dilaksanakan disekolah. Hal ini
menunjukkan bahwa siswa selalu aktif mengikuti kegiatan keagamaan
yang dilaksanakan disekolah.
Tabel 16.14
Siswa bertanya tentang materi fikih yang belum siswa pahami
Kategori Responden (F) Persentase (%)
Sangat Setuju 12 30%
Setuju 26 65%
Tidak setuju - -
Sangat tidak setuju 2 5%
Jumlah 40 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 12 responden
(30%) menjawab sangat setuju Siswa bertanya tentang materi fikih yang
belum siswa pahami, dan 26 responden (65%) menjawab setuju dan 2
responden (5%) siswa menjawab sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan
bahwa mayoritas siswa sering bertanya tentang materi fikih yang belum
siswa pahami.
Tabel 16.15
Saya selalu mengulang pelajaran fikih dirumah
Kategori Responden (F) Persentase (%)
Sangat Setuju 9 22,5%
Setuju 26 65%
Tidak setuju 3 7,5%
Sangat tidak setuju 2 5%
55
Jumlah 40 100%
Tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa MTs As-
syafi’iyah menyatakan bahwa siswa selalu mengulang pelajaran dirumah.
Dimana bahwa 22,5% siswa menjawab sangat setuju, 65% siswa
menjawab setuju bahwa siswa selalu mengulang pelajaran dirumah. 7,5%
siswa menjawab tidak setuju bahwa siswa selalu mengulang pelajaran
dirumah dan 5% siswa menjawab sangat tidak setuju bahwa siswa selalu
mengulang pelajaran dirumah.
2. Pengamalan ibadah siswa/siswi Madrasah Tsanawiyah As-Syafi’iyah
Jakarta Selatan.
Berdasarkan perhitungan skor angket yang telah disebarkan oleh
penulis maka data yang diperoleh mengenai pengamalan ibadah siswa
Madrasah Tsanawiyah As-Syafi’iyah dapat dilihat pada tabel-tabel berikut
ini:
Tabel 16.16
Siswa meninggalkan shalat lima waktu ketika sedang asyik
menonton TV
Kategori Responden (F) Persentase (%)
Sangat Sering - -
Sering 2 5%
Kadang-kadang 17 42,5%
Tidak pernah 21 52,5%
Jumlah 40 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 2 responden (5%)
menjawab sering, 17 responden (42,5%) menjawab kadang-kadang
meninggalkan shalat lima waktu ketika sedang asyik menonton TV, dan 21
56
responden (52,5%) menjawab tidak pernah meninggalkan shalat lima
waktu ketika sedang asyik menonton TV. Hal ini menunjukkan bahwa
sebagian besar siswa tidak meninggalkan shalat lima waktu ketika sedang
asyik menonton TV.
Tabel 16.17
Siswa mengikuti shalat berjamaah yang dilaksanakan di sekolah
Kategori Responden (F) Persentase (%)
Sangat Sering 16 40%
Sering 22 55%
Kadang-kadang 2 5%
Tidak pernah - -
Jumlah 40 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 16 responden
(40%) siswa menjawab sangat sering mengikuti shalat berjamaah yang
dilaksanakan di sekolah, dan 22 responden (55%) siswa menjawab sering
mengikuti shalat berjamaah yang dilaksanakan di sekolah, dan 2
responden (5%) siswa menjawab kadang-kadang mengikuti shalat
berjamaah yang dilaksanakan di sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa
mayoritas siswa suka mengikuti shalat berjamaah yang dilaksanakan di
sekolah.
Tabel 16.18
Siswa lupa mengerjakan shalat tepat pada waktunya
Kategori Responden (F) Persentase (%)
Sangat Sering - -
Sering 1 2,5%
Kadang-kadang 21 52,5%
Tidak pernah 18 45%
57
Jumlah 40 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 2,5% siswa
menjawab sering lupa mengerjakan shalat tepat pada waktunya, 52,5%
menjawab kadang-kadang lupa mengerjakan shalat tepat pada waktunya,
dan 45% siswa menjawab tidak pernah lupa mengerjakan shalat tepat pada
waktunya. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa tidak lupa
mengerjakan shalat tepat pada waktunya.
Tabel 16.19
Pada waktu istirahat, dan bertepatan dengan waktu shalat dhuha.
Siswa memanfaatkan waktu istirahat untuk shalat dhuha
Kategori Responden (F) Persentase (%)
Sangat Sering 9 22,5%
Sering 8 20%
Kadang-kadang 20 50%
Tidak pernah 3 7,5%
Jumlah 40 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 22,5% siswa
menjawab sangat sering pada waktu istirahat, dan bertepatan dengan
waktu shalat dhuha. Siswa memanfaatkan waktu istirahat untuk shalat
dhuha, dan 20% siswa menjawab sering memanfaatkan waktu istirahat
untuk shalat dhuha, 50% siswa menjawab kadang-kadang memanfaatkan
waktu istirahat untuk shalat dhuha, dan 7,5% siswa menjawab tidak pernah
memanfaatkan waktu istirahat untuk shalat dhuha. Dan hal ini
menunjukkan bahwa mayoritas siswa pada waktu istirahat, dan bertepatan
dengan waktu shalat dhuha. Siswa memanfaatkan waktu istirahat untuk
shalat dhuha.
Tabel 16.20
58
Siswa membayar zakat fitrah pada akhir bulan ramadhan
Kategori Responden (F) Persentase (%)
Sangat Sering 21 52.5%
Sering 19 47,5%
Kadang-kadang - -
Tidak pernah - -
Jumlah 40 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 52,5% siswa
menjawab sangat sering membayar zakat fitrah pada akhir bulan ramadhan
dan 47,5% siswa menjawab sering membayar zakat fitrah pada akhir bulan
ramadhan. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh siswa sering membayar
zakat fitrah pada akhir bulan Ramadhan.
Tabel 16.21
Pada bulan ramadhan siswa melaksanakan puasa
Kategori Responden (F) Persentase (%)
Sangat Sering 21 52,5%
Sering 19 47,5%
Kadang-kadang -
Tidak pernah - -
Jumlah 40 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 52,5% siswa
menjawab sangat sering pada bulan ramadhan siswa melaksanakan puasa,
dan 47,5% siswa menjawab sering pada bulan ramadhan siswa
melaksanakan puasa. Dan hal ini menunjukkan bahwa mayoritas siswa
sering pada bulan ramadhan siswa melaksanakan puasa.
59
Tabel 16.22
Siswa membatalkan puasa ketika letih
Kategori Responden (F) Persentase (%)
Sangat Sering - -
Sering 1 2,5%
Kadang-kadang 21 52,5%
Tidak pernah 18 45%
Jumlah 40 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 2,5% siswa
menjawab sering membatalkan puasa ketika letih, 52,5% siswa menjawab
kadang-kadang membatalkan puasa ketika letih, dan 45% siswa menjawab
tidak pernah membatalkan puasa ketika letih. Dan hal ini menunjukkan
bahwa sebagian kecil siswa pernah membatalkan puasa ketika letih.
Tabel 16.23
Berapa kali siswa membaca Al-Qur’an dalam satu minggu?
Kategori Responden (F) Persentase 30% siswa
menjawab (%)
2 kali 2 5%
3 kali 10 25%
4 kali 8 20%
5 kali 20 50%
Jumlah 40 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 5% siswa
menjawab 2 kali membaca Al-Qur’an dalam satu minggu, 25% siswa
menjawab 3 kali membaca Al-Qur’an dalam satu minggu, 20% siswa
menjawab 4 kali membaca Al-Qur’an dalam satu minggu, dan 50% siswa
menjawab 5 kali membaca Al-Qur’an dalam satu minggu. Dan hal ini
menunjukkan bahwa mayoritas siswa senang membaca Al-Qur’an.
60
Tabel 16.24
Menurut ajaran islam setiap mengerjakan sesuatu hendaknya
dimulai dengan membaca basmalah dan diakhiri dengan hamdalah.
Bagaimana dengan kamu?
Kategori Responden (F) Persentase (%)
Sangat Sering 24 60%
Sering 15 37,5%
Kadang-kadang 1 2,5%
Tidak pernah -
Jumlah 40 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 60% siswa
menjawab sangat sering setiap mengerjakan sesuatu hendaknya dimulai
dengan membaca basmalah dan diakhiri dengan hamdalah, 37,5% siswa
menjawab sering setiap mengerjakan sesuatu hendaknya dimulai dengan
membaca basmalah dan diakhiri dengan hamdalah, dan 2,5% siswa
menjawab kadang-kadang setiap mengerjakan sesuatu hendaknya dimulai
dengan membaca basmalah dan diakhiri dengan hamdalah, Dan hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar siswa setiap mengerjakan sesuatu
dimulai dengan membaca basmalah dan diakhiri dengan hamdalah.
Tabel 16.25
Siswa berdo’a setiap sesudah melaksanakan shalat
Kategori Responden (F) Persentase (%)
Sangat Sering 12 30%
Sering 26 65%
Kadang-kadang 1 2,5%
Tidak pernah 1 2,5%
Jumlah 40 100%
61
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 30% siswa
menjawab sangat sering berdo’a setiap sesudah melaksanakan shalat, 65%
siswa menjawab sering berdo’a setiap sesudah melaksanakan shalat, 2,5%
siswa menjawab kadang-kadang berdo’a setiap sesudah melaksanakan
shalat, dan hanya 2,5% siswa menjawab tidak pernah berdo’a setiap
sesudah melaksanakan shalat. Dan hal ini menunjukkan bahwa sebagian
besar siswa sering berdo’a setiap sesudah melaksanakan shalat.
Tabel 16.26
Siswa melaksanakan shalat tarawih pada bulan ramadhan
Kategori Responden (F) Persentase (%)
Sangat Sering 17 42,5%
Sering 17 42,5%
Kadang-kadang 6 15%
Tidak pernah - -
Jumlah 40 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 42,5% siswa
menjawab sangat sering melaksanakan shalat tarawih pada bulan
ramadhan, 42,5% siswa menjawab sering melaksanakan shalat tarawih
pada bulan ramadhan, 15% siswa menjawab kadang-kadang melaksanakan
shalat tarawih pada bulan ramadhan. Dan hal ini menunjukkan bahwa
sebagian besar siswa sering melaksanakan shalat tarawih pada bulan
ramadhan.
Tabel 16.27
Siswa melaksanakan shalat dengan menjamak dan menqodo’
ketika sedang berpergian jauh
Kategori Responden (F) Persentase (%)
Sangat Sering 17 42,5%
Sering 14 35%
62
Kadang-kadang 6 15%
Tidak pernah 3 7,5%
Jumlah 40 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 42,5% siswa
menjawab sangat sering melaksanakan shalat dengan menjamak dan
menqodo’ ketika sedang berpergian jauh, 35% siswa menjawab sering
melaksanakan shalat dengan menjamak dan menqodo’ ketika sedang
berpergian jauh, 15% siswa menjawab kadang-kadang melaksanakan
shalat dengan menjamak dan menqodo’ ketika sedang berpergian jauh, dan
7,5% siswa menjawab tidak pernah melaksanakan shalat dengan
menjamak dan menqodo’ ketika sedang berpergian jauh. Dan hal ini
menunjukkan bahwa mayoritas siswa pernah melaksanakan shalat dengan
menjamak dan menqodo’ ketika sedang berpergian jauh.
Tabel 16.28
Siswa melaksanakan puasa sunnah senin & kamis
Kategori Responden (F) Persentase (%)
Sangat Sering 27 67,5%
Sering 12 30%
Kadang-kadang 10 25%
Tidak pernah 1 2,5%
Jumlah 40 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 67,5% siswa
menjawab sangat sering melaksanakan puasa sunnah senin & kamis, 30%
siswa menjawab sering melaksanakan puasa sunnah senin & kamis, 25%
siswa menjawab kadang-kadang melaksanakan puasa sunnah senin &
kamis, dan 2,5% siswa menjawab tidak pernah melaksanakan puasa
sunnah senin & kamis. Dan hal ini menunjukkan bahwa mayoritas siswa
melaksanakan puasa sunnah senin & kamis.
63
Tabel 16.29
Siswa memberikan uang atau sedekah kepada orang yang tidak
mampu
Kategori Responden (F) Persentase (%)
Sangat Sering 23 57,5%
Sering 15 37,5%
Kadang-kadang 2 5%
Tidak pernah - -
Jumlah 40 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 57,5% siswa
menjawab sangat sering memberikan uang atau sedekah kepada orang
yang tidak mampu, 37,5% siswa menjawab sering memberikan uang atau
sedekah kepada orang yang tidak mampu, 5% siswa menjawab kadang-
kadang memberikan uang atau sedekah kepada orang yang tidak mampu,
dan 2,5% siswa menjawab tidak pernah memberikan uang atau sedekah
kepada orang yang tidak mampu. Dan hal ini menunjukkan bahwa
mayoritas siswa suka memberikan uang atau sedekah kepada orang yang
tidak mampu.
Tabel 16.30
Siswa menyisihkan uang jajannya untuk berinfak/beramal
Kategori Responden (F) Persentase (%)
Sangat Sering 20 50%
Sering 15 37,5%
Kadang-kadang 5 12,5%
Tidak pernah - -
Jumlah 40 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 50% siswa
64
menjawab sangat sering menyisihkan uang jajannya untuk
berinfak/beramal, 37,5% siswa menjawab sering menyisihkan uang
jajannya untuk berinfak/beramal, dan 12,5% siswa menjawab kadang-
kadang menyisihkan uang jajannya untuk berinfak/beramal. Dan hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar siswa suka menyisihkan uang
jajannya untuk berinfak/beramal.
Berdasarkan hasil observasi, wawancara penulis dengan guru-guru
serta jawaban-jawaban respoden terhadap angket yang disebarkan oleh
penulis diatas, dapat diketahui bagaimana minat belajar fikih serta
pengamalan ibadah siswa/siswi Madrasah Tsanawiyah as-Syafi’iyah
Jakarta Selatan.
Untuk pengamalan ibadah terlihat bahwa sebagian besar
siswa/siswi Madrasah Tsanawiyah as-Syafi’iyah Jakarta Selatan selalu
melaksanakan shalat lima waktu, berpuasa di bulan ramadhan, membayar
zakat, melaksanakan hal-hal yang disunnahkan oleh Nabi. Hal tersebut
menunjukkan bahwa pengamalan ibadah siswa/siswi Madrasah
Tsanawiyah as-Syafi’iyah Jakarta Selatan keaktifannya sangat positif.
Adapun mengenai minat belajar fikih siswa/siswi Madrasah
Tsanawiyah as-Syafi’iyah yang meliputi kehadiran siswa dikelas,
pengetahuan siswa tentang materi fikih, pelaksanaan tugas-tugas dari guru,
keaktifan siswa di kelas dan perasaan senang menunjukkan bahwa
siswa/siswi Madrasah Tsanawiyah as-Syafi’iyah Jakarta Selatan sebagian
besar berminat terhadap mata pelajaran fikih hal tersebut ditunjukkan
dengan sebagian besar dari responden dalam penelitian ini memberikan
jawaban sangat setuju (SS) dan setuju (S) atau sangat sering dan sering
untuk pernyataan positif dan jawaban tidak setuju (TS) dan sangat tidak
setuju (STS) atau kadang-kadang dan tidak pernah untuk penyataan negatif
C. Analisis dan Interpretasi Data
1. Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanan data kedalam bentuk
65
yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan, dalam proses ini
digunakan statistik yang salah satu fungsinya adalah untuk
menyederhanakan data penelitian yang besar jumlahnya menjadi informasi
yang lebih sederhana dan mudah dipahami.
Tekhnik analisis data yang digunakan sesuai dengan tujuan yang
hendak dicapai. Berdasarkan jenis data yang dikumpulkan yaitu data
kuantitatif, maka tekhnik yang digunakan adalah analisis statistik sebagai
berikut:
a. Prosentase ialah, data diprosentasekan setelah ditabulasi dalam jumlah
frekuensi jawaban responden untuk setiap alternatif jawaban dengan
rumus:
%100XNFP
Keterangan: P = Prosentase untuk setiap kategori jawaban
F = Frekuensi jawaban responden
N = Number of clases
b. Korelasi
Rumus statistik yang digunakan untuk mencari dan mengetahui ada
tidaknya hubungan antara kedua variabel ialah rumus korelasi “product
moment”, karena dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang perlu
mendapat kejelasan, apakah terdapat hubungan antara kedua variabel
atau tidak terdapat hubungan. Kedua variabel tersebut ialah Minat
Belajar Fikih Dan Pengamalan Ibadah.
Tabel 17
Perhitungan Angka Indeks Korelasi antara Variabel X (Minat Belajar Fikih)
dan Variabel Y (Pengamalan Ibadah Siswa ) dalam Bidang Study Fiqih
N X Y XY X2 Y2
1 53 52 2756 2809 2704
2 53 50 2650 2809 2500
3 51 50 2550 2601 2500
66
4 54 49 2646 2916 2401
5 54 50 2700 2916 2500
6 54 53 2862 2916 2809
7 57 47 2679 3249 2209
8 53 49 2597 2809 2401
9 52 48 2496 2704 2304
10 51 49 2499 2601 2401
11 46 48 2208 2116 2304
12 55 55 3025 3025 3025
13 51 52 2652 2601 2704
14 52 51 2652 2704 2601
15 44 47 2068 1936 2209
16 50 50 2500 2500 2500
17 52 45 2340 2704 2025
18 52 53 2756 2704 2809
19 51 52 2652 2601 2704
20 60 55 3300 3600 3025
21 49 46 2254 2401 2116
22 47 49 2303 2209 2401
23 45 45 2025 2025 2025
24 48 46 2208 2304 2116
25 46 45 2070 2116 2025
26 53 50 2650 2809 2500
27 48 51 2448 2304 2601
28 53 51 2703 2809 2601
29 52 50 2600 2704 2500
30 53 55 2915 2809 3025
31 49 48 2352 2401 2304
32 47 48 2256 2209 2304
67
33 51 52 2652 2601 2704
34 52 53 2756 2704 2809
35 47 47 2209 2209 2209
36 47 45 2115 2209 2025
37 45 44 1980 2025 1936
38 50 50 2500 2500 2500
39 54 50 2700 2916 2500
40 51 52 2652 2601 2704
JUMLAH 2032 1982 100936 103686 98540
Dari tabel diatas diketahui data sebagai berikut :
N = 40 XY = 100936
X= 2032 X2 = 103686
Y = 1982 Y2 = 98540
Selanjutnya data di atas akan di uji keabsahannya dengan menggunakan
rumus product moment untuk mengetahui tingkat korelasi variabel, yaitu:
rxy = 2222 YYNXXN
YXXYN
= 22 19829854040203210368640
1982203210093640
xxx
x
= 3928324394160041290244147440
40274244037440
x
= 1327618416
10016x
= 244490816
10016
68
= 20.15636
10016
= 0,64
2. Interpretasi Data
Seperti telah disebutkan di atas pada bab terdahulu, dalam memberikan
interpretasi rxy atau ro dapat ditempuh dengan dua macam cara :
a. Interpretasi secara sederhana
Interprestasi sederhana dari perhitungan diatas ternyata angka korelasi
antara variable X dan variabel Y tidak bertanda negatif, jadi terdapat
korelasi positif rxy sebesar 0,64 ternyata terletak antara 0,40-0,70 maka ini
menunjukkan bahwa korelasi antara variable X dan variable Y termasuk
korelasi sedang atau cukup (lihat rentangan harga “r” product moment).
b. Interpretasi dengan menggunakan tabel nilai “r” product moment.
Untuk melihat apakah ada hubungan antara variabel X dengan variabel
Y yang signifikan atau tidak, dilakukan dengan jalan membandingkan
besarnya r hitung dengan r tabel.
Langkah pertama yang ditempuh yaitu adalah terlebih dahulu
melakukan uji hipotesa. Untuk uji hipotesa maka perlu dibuat rumusan
hipotesa sebagai berikut:
Ho = Tidak ada korelasi positif yang signifikan antara minat belajar fikih
dengan pengamalan ibadah siswa
Ha = Ada korelasi positif yang signifikan antara minat belajar fikih
dengan pengamalan ibadah siswa
Untuk mengetahui apakah koefisien korelasi hasil perhitungan tersebut
signifikan atau tidak, maka perlu dibandingkan dengan r tabel product moment
dengan terlebih dahulu mencari derajat bebas (db), karena dalam penelitian ini
sampelnya berjumlah 40 dan variable yang dikorelasikan ada dua yaitu: minat
belajar fiqih (X) dan pengamalan ibadah (Y), maka derajat bebasnya dapat
dihitung denganl;angkah sebagai berikut:
Db = N- nr
69
= 40-2
=38
Setelah diketahui db sebesar 38, diperoleh “r” product moment pada taraf
signifikan 5% diperoleh rtabel =0,304 dan pada taraf signifikan 1% diperoleh rtabel
= 0,393.
Selanjutnya kita bandingkan “rxy” dengan “rtabel”(rt). Seperti diketahui rxy
yang diperileh adalah 0,64 sedangkan rtabel masing-masing 0,304 dan 0,393.
Dengan demikian ternyata rxy adalah lebih besar dari pada r tabel baik pada taraf
signifikansi 5% maupun pada taraf signifikansi 1%. Maka hipotesa alternative
(Ha) diterima sedangkan hipotesa nihil (Ho) ditolak, dengan demikian berarti
bahwa ada korelasi yang sedang atau cukup yang signifikan (menyakinkan) antara
minat belajar fiqih dan pengamalan ibadah siswa. Hal ini maka semakin besar
minat belajar fiqih siswa semakin besar pula pengamalan ibadahnya, begitu juga
sebaliknya.
Selanjutnya untuk mengetahui seberapa besar konstribusi (sumbangan)
yang diberikan variable X terhadap variable Y, maka harus diketahui terlebih
dahulu suatu koefisien yang disebut dengan “Coefficient Of Determination”
(korelasi penentu). Dengan rumus:
KD = rxy2 x 100%
= 0,642 x 100%
= 0,409
= 40,9%
Dari perhitungan diatas diperoleh hasil KD sebesar 40,9% . ini berarti
variable X (minat belajar fiqih) memberikan kontribusi sebesar 40,9% terhadap
variable Y (pengamalan ibadah siswa) dan ini berarti sekitar 59,1% dipengaruhi
oleh faktor-faktor diluar minat belajar fikih.
70
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan minat belajar fikih dan
pengamalan ibadah siswa-siswi Madrasah Tsanawiyah As-Syafi’iyah Bukit
Duri dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil analisis didapat adanya hubungan antara minat
belajar fikih dengan pengamalan ibadah, hal itu dibuktikan dengan
perhitungan dengan menggunakan rumus “r” product moment yaitu
dimana nilai rxy 0,64, jika dibandingkan rxy dan rtabel (rt), rxy lebih
besar dari pada r tabel 0,304 pada taraf signifikansi 5% dan 0,393 pada
taraf signifikansi 1% sehingga hipotesis alternatif (Ha) yang
menyatakan adanya hubungan yang signifikan antara variabel X
dengan variabel Y diterima, sedangkan hipotesa nihil (Ho) yang
menyatakan tidak adanya hubungna yang signifikan antara variabel X
dan variabel Y ditolak.
2. Hubungan antara minat belajar fikih dengan pengamalan ibadah
bersifat sedang atau cukup, hal itu terbukti dimana nilai rxy terletak
diantara angka indeks korelasi “r” product moment 0,40-0,70.
3. Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan rumus
71
korelasional “r” product moment dan kesimpulan yang didapat,
pengamalan ibadah siswa Madrasah Tsanawiyah dalam kehidupan
sehari-hari salah satunya dapat dipengaruhi oleh minat belajar fikih,
sehingga pengamalan ibadah memiliki kaitan yang erat dengan minat
belajar fikih.
B. Saran-saran
Minat belajar siswa disekolah, khususnya minat belajar pada mata
pelajaran fikih dapat memeberikan pengaruh yang positif terhadap
pengamalan ibadah siswa, oleh karena itu penulis memberikan saran-saran
sebagai berikut:
1. Sebaiknya, guru terus berupaya maksimal dalam meningkatkan
efektifitas pengajarannya, dan juga terus memberi motivasi dan minat
pada siswa agar menyukai pelajaran fiqih. Karena dengan adanya
minat belajar pada diri siswa akan membantu dalam usaha pencapaian
tujuan pembelajaran yang ditandai dengan adanya pengamalan
terhadap materi melalui perubahan sikap dan tingkah laku.
2. Diharapkan kepada lembaga pendidikan yang bersangkutan MTs As-
Syafi’iyah agar lebih dapat menciptakan suasana yang dapat
mendukung tumbuhnya minat belajar siswa terhadap mata pelajaran
fikih, dengan misalnya sering mengadakan kegiatan keagamaan
disekolah.
3. Kepada para orang tua agar dapat memberikan control dan teladan
yang baik terhadap pengamalan ibadah putra-putrinya dirumah.
72
DAFTAR PUSTAKA
Ali Atabik & Muhdlor Ahmad Zuhdi, Kamus Kontemporer Indonesia-Arab, Yogyakarta: Multi Karya Grafika, cet. Ke-V.
Al-Qardhawi, Yusuf, ibadah dalam islam, Terj. Umar Fanani, Surabaya: PT. Biru Ilmu, 1988.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian, Jakarta : Bumi Aksara, 1992.
Ash-Shiddiqi, Hasbi, Kuliah Ibadah : Ibadah Ditinjau Dari Segi Hukum Dan Hikmah, Jakarta: Bulan Bintang, cet. Ke-8, 1994.
D Gunarsa Singgih dan Ny. SInggih D Gunarsa, psikologi perawatan, Jakarta: BPK Gunung mulia, cet. Ke-3. 1980.
Daradjat , Zakiah, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara, 2000.
Daud Ali, Mohammad, Hukum Islam Pengantar Ilmu Hukum Dan Tata Hukum Islam di Indonesia, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1990
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Bandung : Diponegoro, 2004
Departemen Agama RI, Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Madrasah Tsanawiyah, Jakarta : Direktorat jendral kelembagaan Islam, 2004
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka, 2005.
Ensiklopedi Hukum Islam, Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve, cet. ke-3, jilid II, 1999.
Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: PT. Bumi Aksara, cet. ke-9, 2009.
Marimba, Ahmad D., Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: PT. Al-ma’arif, 1992.
Mujieb. M. Abdul, Kamus Istilah Fiqh, Jakarta : PT Pustaka Firdaus, 1994.
Nizar, Samsul, Pengantar Dasar-dasar Pendidikan Islam, Jakarta : Gaya Media Pratama, 2001.
Nurkencana Wayan dan P.P.N Sumartana, Evaluasi Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional, 1986.
Poerwadarminta W.J.S, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1985.
Rasjid, Sulaiman, Fiqih Islam, Jakarta, Attahiriyyah, cet. ke-17, 1976.
Ritonga, A. Rahman, Fiqh Ibadah, Jakarta : Gaya Media Pratama, cet, ke-2,
2002.
Sabri, Alisuf, Psikologi Pendidikan, Jakarta :Pedoman Ilmu Jaya, cet. Ke-2, 1995.
Sanjaya,Wina, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Kencana, 2008.
Shihab M. Quraysi, Membumikan Al-Qur’an, Bandung: Mizan, 1992
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: PT. Bina Aksara, cet ke-1, 1988.
73
Sujiono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT Grafindo, 2006.
Suralaga, Fadhilah, dkk. Psikologi Pendidikan Dalam Perspektif Islam, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005.
Suryabrata, Sumadi, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008.
Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008
Syarifuddin, Amir, Ushul Fiqih Jilid I, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997.
Syarifuddin, Amir, Garis-Garis Besar Fiqih, Kencana: 2003.
Tampubolon D.P, Mengembangkan Minat Membaca pada Anak, Bandung: Angkasa, cet. Ke-1, 1993.
Tim penyusun kamus pusat pembinaan dan pengembangan bahasa, kamus besar bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, cet. Ke-10, 1999.
Winkel W.s, Psikologi Pengajaran, Jakarta : PT. Gramedia, 1987.
Zahrah Abu, Muhammad, Ushul Fiqih, Jakarta: Pustaka Firdaus,2007, cet ke-10
Zurinal, Z & Aminuddin, Fiqih Ibadah, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN, 2008.
74
OUT LINE
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan dan Batasan Masalah
C. Penjelasan Judul
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
E. Sitematika Penulisan
BAB II LANDASAN TEORITIS
A. Minat Belajar Fikih
1. Pengertian Minat Belajar
2. Konsep Pelajaran Fiqih
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat
4. Pengukuran Minat
5. Peran Minat Belajar Fikih Dalam Pengamalan Ibadah
6. Kajian Teoritis dan Rumusan Hipotesa
B. Pengamalan Ibadah
1. Pengertian Ibadah
2. Pengamalan Ibadah
3. Ruang Lingkup Ibadah
4. Dasar Hukum Ibadah
5. Macam-macam Ibadah
BAB III METODELOGI PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
2. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Sumber Data
2. Alat pengumpulan Data
75
3. Tehnik Pengolahan Data
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran umum Madrasah Tsanawiyah As-Syafi’iyah Bukit Duri,
serta Tentang Sholat Berjamaah
B. Pelaksanaan pengajaran Fikih Madrasah Tsanawiyah As-Syafi’iyah
Bukit Duri
C. Pengamalan ibadah dan minat belajar Fikih siswa Madrasah
Tsanawiyah As-Syafi’iyah Bukit Duri.
D. Kendala yang dihadapi guru mengenai minat belajar Fikih dengan
pengamalan ibadah siswa Madrasah Tsanawiyah As-Syafi’iyah
Bukit Duri.
E. Usaha yang dilaksanakan oleh guru mengenai minat belajar Fikih
dengan pengamalan ibadah siswa Madrasah Tsanawiyah As-
Syafi’iyah Bukit Duri.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
1
ANGKET PENELITIAN
Angket ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang “Hubungan minat belajar fiqih dengan pengamalan ibadah siswa MTs As-Syafi’iyah”. Data yang diberikan semata-mata untuk keperluan penelitian dan tidak ada hubungannya dengan nama baik siswa dan hal-hal lain yang dapat merugikan siswa. Oleh karena itu peneliti berharap siswa dapat menjawab dan memberikan informasi sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dialami oleh siswa.
Data pribadi siswa Nama : Kelas :
Petunjuk pengisian 1. Berilah tanda (X) pada salah satu jawaban yang kamu anggap sesuai
dengan keadaanmu yang sebenarnya 2. Apapun jawaban yang kamu berikan tidak akan mempengaruhi nilai
pelajaranmu. Pernyataan tentang minat belajar fikih
1. Pelajaran fiqih adalah pelajaran yang sangat menyenangkan a. Sangat tidak Setuju c. Setuju b. Tidak setuju d. Sangat setuju
2. Saya senang mengikuti pelajaran fikih karena saya senang beribadah
a. Sangat tidak Setuju c. Setuju b. Tidak setuju d. Sangat setuju
3. Saya merasa bersemangat ketika pelajaran fiqih berlangsung
a. Sangat tidak setuju c. Setuju b. Tidak setuju d. sangat setuju
4. Pelajaran fikih wajib diikuti oleh setiap siswa
a. Sangat tidak setuju c. Setuju b. Tidak setuju d. sangat setuju
5. Pada saat guru menjelaskan pelajaran tentang fiqih saya mendengarkan
dengan seksama a. Sangat tidak setuju c. Setuju b. Tidak setuju d. Sangat setuju
2
6. Pelajaran fikih sangat diperlukan setiap siswa a. Sangat tidak Setuju c. Setuju b. Tidak setuju d. Sangat setuju
7. Ibadah adalah wajib, mempelajari ilmu tentang ibadah yaitu fikih wajib
pula a. Sangat tidak Setuju c. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat setuju
8. Dengan belajar fikih siswa dapat mengetahui cara beribadah yang baik dan
benar a. Sangat tidak setuju c. Setuju b. Tidak setuju d. Sangat setuju
9. Pengetahun siswa terhadap fikih sangat sangat penting bagi pengamalan ibadah sehari-hari. a. Sangat tidak setuju c. Setuju b. Tidak setuju d. Sangat setuju
10. Saya belajar fikih dengan perhatian yang besar sebab fikih merupakan salah satu pelajaran penting bagi siswa a. Sangat tidak setuju c. Setuju b. Tidak setuju d. Sangat setuju
11. Bertambahnya pengetahuan tentang fikih membuat saya lebih rajin
beribadah a. Sangat tidak setuju c. Setuju b. Tidak setuju d. Sangat setuju
12. Dengan aktif diskusi dikelas akan mempermudah pemahaman siswa
tentang materi fikih a. Sangat tidak setuju c. Setuju b. Tidak setuju d. Sangat setuju
13. Saya selalu aktif mengikuti kegiatan keagamaan yang dilaksanakan di
sekolah a. Sangat tidak setuju c. Setuju b. Tidak setuju d. sangat setuju
14. Siswa bertanya tentang materi fikih yang belum siswa pahami
a. Sangat tidak setuju c. Setuju b. Tidak setuju d. Sangat setuju
15. Saya selalu mengulang pelajaran fiqih dirumah
a. Sangat tidak setuju c. Setuju
3
b. Tidak setuju d. Sangat setuju Pertanyaan Tentang Pengamalan Ibadah Siswa
16. Apakah kamu meninggalkan salat lima waktu ketika sedang asyik menonton TV a. Sering c. Kadang-kadang b. Selalu d. Tidak pernah
17. Apakah kamu mengikuti shalat berjamaah yang dilaksanakan di sekolah? a. Sering c. Kadang-kadang b. Selalu d. Tidak pernah
18. Apakah kamu pernah lupa mengerjakan shalat tepat pada waktunya?
a. Sering c. Kadang-kadang b. Selalu d. Tidak pernah
19. Apabila ada waktu istirahat, dan bertepatan dengan waktu shalat dhuha. Apakah kamu memanfaatkan waktu istirahat untuk shalat? a. Sering c. Kadang-kadang b. Selalu d. Tidak pernah
20. Apakah kamu membayar zakat fitrah pada akhir bulan ramadhan?
a. Sering c. Kadang-kadang b. Selalu d. Tidak pernah
21. Pada bulan ramadhan apakah kamu melaksanakan puasa?
a. Sering c. Kadang-kadang b. Selalu d. Tidak pernah
22. Apakah kamu pernah membatalkan puasa ketika kamu letih?
a. Sering c. Kadang-kadang b. Selalu d. Tidak pernah
23. Berapa kali kamu membaca Al-Qur’an dalam satu minggu?
a. 2 kali c. 4 kali b. 3 kali d. 5 kali
24. Menurut ajaran islam setiap mengerjakan sesuatu hendaknya dimulai
dengan membaca basmalah dan diakhiri dengan hamdalah. Bagaimana dengan kamu. a. Sering membaca c. Kadang-kadang b. Selalu d. Tidak pernah
25. Apakah setiap sesudah shalat kamu berdo’a?
a. Sering c. Kadang-kadang b. Selalu d. Tidak pernah
4
26. Apakah kamu suka melaksanakan shalat tarawih pada bulan Ramadhan?
a. Sering c. Kadang-kadang b. Selalu d. Tidak pernah
27. Ketika kamu sedang berpergian jauh, apakah kamu melaksanakan shalat
dengan menjamak atau menqodo’? a. Sering c. Kadang-kadang b. Selalu d. Tidak pernah
28. Apakah kamu suka melaksanakan puasa sunah senin & kamis?
a. Sering c. Kadang-kadang b. Selalu d. Tidak pernah
29. Apakah kamu suka memberikan uang atau sedekah kepada orang yang
tidak mampu? a. Sering c. Kadang-kadang b. Selalu d. Tidak pernah
30. Apakah kamu menyisihkan uang jajan mu untuk berinfak/ beramal?
a. Sering c. Kadang-kadang b. Selalu d. Tidak pernah
Variable x
N 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 1 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 53 2 4 4 4 3 3 4 2 4 4 4 3 4 3 3 4 53 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 51 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 54 5 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 54 6 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 54 7 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 57 8 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 53 9 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 52
10 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 51 11 3 3 2 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 46 12 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 55 13 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 51 14 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 52 15 3 2 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 44 16 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 2 50 17 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 52 18 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 52 19 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 2 3 3 3 51 20 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 21 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 49 22 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 47 23 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 45 24 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 48 25 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 46 26 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 2 3 3 4 53 27 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 48 28 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 53 29 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 52 30 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 53 31 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 1 2 49 32 3 2 4 3 4 4 3 3 2 4 2 4 3 3 3 47 33 3 2 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 51 34 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 52 35 4 4 4 3 4 3 2 3 4 2 3 3 3 4 1 47 36 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 47 37 3 3 4 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 1 45 38 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 1 2 50
39 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 54 40 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 51
2032
Variable y
N 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 1 3 4 4 2 4 4 3 4 3 3 4 4 2 4 4 52 2 3 3 4 4 4 4 3 2 4 1 4 4 4 4 2 50 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 2 2 3 4 4 50 4 4 4 3 2 3 4 4 4 4 3 2 2 4 3 3 49 5 4 4 4 4 4 4 3 4 2 3 3 3 3 3 2 50 6 4 4 4 2 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 2 53 7 3 3 4 2 4 4 3 2 4 3 3 2 2 4 4 47 8 4 3 4 2 4 4 4 2 3 3 3 3 3 4 3 49 9 3 4 3 2 4 4 4 4 3 3 3 3 2 3 3 48
10 3 3 4 2 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 49 11 3 3 3 3 3 3 2 4 4 3 3 4 2 4 4 48 12 4 4 4 2 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 55 13 3 3 3 2 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 52 14 4 4 4 2 4 3 4 2 4 4 4 3 3 2 4 51 15 4 4 4 2 4 4 3 2 4 4 4 1 2 3 2 47 16 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 50 17 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 45 18 3 4 3 2 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 53 19 3 3 2 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 52 20 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 55 21 4 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 2 4 3 46 22 3 4 3 1 4 4 3 3 4 3 4 2 4 4 3 49 23 4 3 4 1 3 4 4 1 3 3 4 3 2 3 3 45 24 2 2 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 2 46 25 4 4 3 2 3 3 3 2 4 3 2 4 2 3 3 45 26 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 50 27 2 4 3 3 4 4 4 2 4 4 4 3 4 2 4 51 28 3 4 4 4 4 4 4 2 3 3 3 2 4 4 3 51 29 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 2 3 4 4 50 30 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 55 31 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 4 4 4 3 48 32 4 3 4 2 4 4 3 4 3 3 3 1 2 4 4 48
33 4 4 3 2 4 4 4 2 4 2 4 4 3 4 4 52 34 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 2 4 4 3 4 53 35 4 3 3 1 3 3 3 3 4 4 2 4 2 4 4 47 36 3 3 3 4 3 3 3 1 4 4 4 3 1 3 3 45 37 3 2 3 2 3 3 4 3 3 3 2 1 4 4 4 44 38 3 3 3 2 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 50 39 3 3 3 2 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 50 40 3 3 3 2 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 52
1982
PEDOMAN WAWANCARA
Hasil wawancara dengan kepala sekolah Madrasah Tsanawiyah As-Syafi’iyah Jakarta Selatan
Tempat Wawancara : MTs. As-Syafi’iyah Bukit Duri
Hari/tanggal : Selasa, 20 Oktober 2010
Responden : Kepala Sekolah MTs. As-Syafi’iyah Bukit Duri
Daftar Pertanyaan!
1. Sejak kapan lembaga ini berdiri dan siapa pendirinya? 2. Bagaimana sejarah berdirinya Madrasah Tsanawiyah ini berada didalam lembaga
atau yayasan As-Syafi’iyah ini?
3. Berapa luas wilayah Madrasah Tsanawiyah As-Syafi’iyah?
4. Bagaimana keadaan pendidik atau tenaga kependidikan disekolah ini?
Jakarta, 20 Oktober 2010
Interviewer Interviewee Kepala sekolah
Ade Putri Iriani Drs. Ahmad Kosasi
Hasil Wawancara
1. Yayasan Madrasah Tsanawiyah As-Syafi’iyah berdiri sejak tahun 1957.
Dan Madrasah Tsanwiyah As-syafi’iyah ini didirikan oleh KH. Abdullah
Syafi’i. Sekolah ini sudah berdiri selama 53 tahun.
2. Sejarah berdirinya Madrasah Tsanawiyah ini pada awalnya KH. Abdullah
Syafi’I adalah orang yang sangat aktif dikalangan masyarakat. Selain
mengajar beliau juga memimpin pengajian di masjid Al-Barkah. Awalnya
beliau hanya membangun sebuah madrasah yang dinamakan madrasah
islamiyah, baik fasilitas maupun pendidikannya. Disediakan asrama
pelajar, perumahan guru dan karyawan. System pendidikan madrasah
dikembangkan. Berdatanglah para siswa-siswi/santri dari berbagai
penjuru terutama dari daerah Jakarta, bahkan ada yang dari singapura dan
Malaysia. Nah dengan berkembangnya waktu dan zaman, beliau akhirnya
membangun yayasan yang diberi nama As-Syafi’iyah, dan pada tahun
1957 didirikan MTs As-syafi’iyah dan MA As-syafi’iyah.
3. Luas bangunan MTs As-syafi’iyah 560 meter.
4. Keadaan pendidik atau tenaga kependidikan sangat baik sampai saat ini
sudah ada kurang lebih 40 orang tenaga kependidikan termasuk karyawan
PEDOMAN WAWANCARA
Wawancara ke : 2
Hari/tanggal : Selasa, 22 Oktober 2010
Tempat Wawancara : MTs. As-Syafi’iyah Bukit Duri
Responden : Guru bidang study fiqih
Pertanyaan
1. Sudah berapa lama bapak mengajar disekolah ini? 2. Kurikulum apa yang diterapkan dalam mengajar mata pelajaran fikih? 3. Metode apa yang bapak gunakan dalam megajarkan mata pelajaran fikih? 4. Apakah menurut bapak pengamalan ibadah siswa MTs As-Syafi’iyah
Bukit Duri memiliki hubungan dengan minat belajar fikih? 5. Menurut bapak, apakah siswa MTs As-Syafi’iyah memiliki minat yang
tinggi terhadap mata pelajaran fikih? 6. Usaha apa yang bapak lakukan untuk meningkatkan minat belajar siswa
terhadap mata pelajaran fikih? 7. Kendala apa yang dihadapi guru mengenai minat belajar dengan
pengamalan ibadah siswa MTs As-Syafi’iyah? 8. Usaha apa yang dilakukan sekolah untuk mengetahui sejauh mana
pengamalan ibadah siswa MTs As-Syafi’iyah?
Jawaban
1. Saya sudah mengajar disekolah ini selama 4 Tahun 2. Kurikulum yang saya pakai dalam pelajaran fikih adalah kurikulum yang
berbasis kompetensi sesuai dengan PERMENAG RI No. 2 Tahun 2008 3. Metode yangb saya gunakan bervariatif, sesuai dengan materi yang akan
disampaikan diantaranya: ceramah, diskusi, Tanya jawab dan terkadang dengan demonstrasi.
4. Di MTs As-Syafi’iyah ini jelas sekali terjadi adanya hubungan yang kuat antara minat siswa mempelajari fikih dengan pengamalan ibadahnya. Hal yang demikian itu dapat dilihat dan diamati dengan sangat antusiasnya mereka mengikuti pelajaran dan banyak teori-teori yang sudah mulai diterapkan didalam kehidupan sehari-hari.
5. Menurut saya siswa MTs As-syafi’iyah memiliki minat yang besar terhadap pelajaran fikih, hal ini terlihat dari semangat mereka ketika
pelajaran fikih dimulai dan dilihat dari nilai pelajaran fikih mereka yang cukup bagus.
6. Usaha yang saya lakukan untuk meningkatkan minat siswa mempelajari fikih diantaranya : Melakukan praktek ibadah Memberikan wawasan yang benar tentang hukum mempelajari
fikih Menjelaskan betapa pentingnya fikih untuk menunjang sahnya
suatu ibadah 7. Kendala yang saya hadapi mengenai minat belajar fikih dengan
pengamalan ibadah siswa, diantaranya: Factor umur/usia yang masih dalam masa peralihan, sehingga
siswa agak sulit untuk diajak berfikir serius. Faktor teman, yang terkadang siswa masih banyak terpengaruh
dengan yang lainnya. 8. Setelah mengetahui sejauh mana tingkat minat belajar siswa terhadap
pelajaran fikih, maka usaha yang akan dilakukan sekolah untuk mengetahui sejauh mana pengamalan ibadah siswa adalah dengan cara mengikut sertakan siswa dalam kegiatan-kegiatan keagamaan seperti: sholat dhuha diwaktu istirahat, shalat zuhur berjamaah, acara-acara santunan kepada anak yatim, mengadakan Qurban dan membentuk panitia qurban.
Jakarta, 22 Oktober 2010
Interwiewer interwiewee
Guru Fikih
Ade Putri Iriani Firmansyah Fza, S,Pd.I
top related