metopen proposal
Post on 23-Dec-2015
20 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
I. PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Laporan keuangan adalah tahapan terakhir dari beberapa proses akuntansi yang berfungsi
memberikan informasi kepada investor, kreditor, maupun pengguna laporan lain dalam
pengambilan keputusan bisnis. Selain hal tersebut diatas, laporan keuangan dapat dijadikan
sebagai bahan pertimbangan bagi manajemen dalam menetapkan rencana kegiatan perusahaan
untuk periode yang akan datang. Tidak hanya itu, laporan keuangan juga bermanfaat bagi
manajemen untuk melaksanakan kegiatan operasional sehari-hari. Informasi-informasi dalam
laporan keuangan menjadi dasar bagi manajemen dalam membuat perencanaan perusahaan. Dan
bagi seorang investor laporan keuangan menjadi informasi yang sangat penting untuk mengambil
keputusan akan berinvestasi pada perusahaan tersebut atau tidak. Laporan keuangan sangat
berarti bagi investor dan kredibilitas profesi audit. Untuk mencegah dan mendeteksi kecurangan
dapat dilakukan dengan mengetahui penyebabnya (Wuerges dan Borba, 2014).
Karena laporan keuangan merupakan suatu yang penting bagi beberapa pihak, maka
laporan keuangan harus disusun sesuai dengan aturan akuntansi yang berlaku. Menurut PSAK
No.01 tentang Penyajian Laporan Keuangan menyebutkan karakteristik kualitatif laporan
keuangan yang merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna
bagi pemakai, yaitu : dapat dipahami, relevan, keandalan, dan dapat diperbandingkan.
Tetapi pada kenyataannya masih banyak penyimpangan - penyimpangan pada laporan
keuangan suatu perusahaan, sehingga menyebabkan informasi yang terdapat dalam laporan
keuangan menjadi tidak relevan dan tidak dapat diandalkan. Tindakan penyimpangan dalam
laporan keuangan ini merupakan salah satu tindakan kecurangan akuntansi. Tindakan tersebut
misalnya penghilangan jumlah atau pengungkapan angka yang dimanipulasi dalam laporan
keuangan untuk menipu pemakai laporan keuangan (Thoyibatun, 2012).
Tindakan kecurangan pada laporan keuangan akan berakhir pada tindakan korupsi,
seperti kasus yang sudah banyak terjadi akhir-akhir ini. Kecenderungan kecurangan akuntansi
(KKA) ditandai dengan adanya tindakan dan kebijakan menghilangkan atau penyembunyian
informasi yang sebenarnya untuk tujuan manipulasi. Indikasi kecurangan akuntansi juga dapat
dilihat dari bentuk kebijakan yang disengaja dan tindakan yang bertujuan untuk melakukan
penipuan atau manipulasi yang merugikan pihak lain yang berkepentingan dengan perusahaan.
Misalnya kasus Bank mandiri pada awal 2002, customer service representative Bank Mandiri
telah menggelapkan dana enam orang nasabah (deposan) beserta bunganya sejumlah Rp1,54
miliar.
Kecurangan-kecurangan yang terjadi sangat bergantung pada hal yang dasar yaitu sikap
dan tanggung jawab moral perusahaan. kecenderungan kecurangan akuntansi yang dilakukan
oleh manajemen perusahaan juga tergantung pada moralitas manajemen. Jika moralitas yang
dibangun dalam diri sendiri baik maka dengan sendirinya tindakan untuk melakukan kecurangan
juga akan minim bahkan tidak ada. Tedapat dua faktor individu yang paling penting yang
memiliki andil besar dalam terjadinya kecurangan adalah kompensasi yang terkait dengan
praktik akuntansi dan kegagalan manajemen dalam melaksanakan pengendalian internal
(Apostolou Dan Hassell, 2001).
Beberapa penelitian telah dilakukan sebelumnya. Diantaranya adalah penelitian yang
dilakukan oleh Thoyibatun (2012) yang meneliti faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
perilaku tidak etis dan kecenderungan kecurangan akuntansi serta akibatnya terhadap kinerja
organisasi. Dengan menggunakan variabel pengaruh keefektifan pengendalian internal,
kesesuaian kompensasi, perilaku tidak etis dan kecenderungan kecurangan akuntansi, penelitian
tersebut berhasil membuktikan bahwa keefektifan pengendalian internal berpengaruh negatif
terhadap perilaku tidak etis dan kecenderungan kecurangan akuntansi.
Wilopo (2006) melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
kecenderungan kecurangan akuntansi pada perusahaan publik dan BUMN di Indonesia. Wilopo
menggunakan variabel keefektifan pengendalian internal, kesesuaian kompensasi, asimetri
informasi, ketaatan aturan akuntansi, moralitas manajemen, perilaku tidak etis, dan
kecenderungan kecurangan akuntansi. Penelitian tersebut berhasil membuktikan bahwa perilaku
tidak etis manajemen dan kecenderungan kecurangan akuntansi dapat diturunkan dengan
meningkatkan keefektifan pengendalian internal, ketaatan aturan akuntansi, moralitas
manajemen, serta menghilangkan asimetri informasi. Sedangkan kesesuaian kompensasi tidak
berpengaruh terhadap perilaku tidak etis dan kecenderungan kecurangan akuntansi.
Perbedaan penelitian yang akan dilakukan ini dengan peneliti sebelumnya adalah
objeknya. Pada penelitian sebelumnya objek yang digunakan adalah perusahaan publik dan
BUMN di Indonesia, pada penelitian ini menggunakan objek Bank-Bank BUMN dan Swasta di
kota Surakarta. Dengan berbagai pertimbangan yang digunakan dan semakin banyaknya kasus
kecurangan akuntansi yang melibatkan perusahaan perbankan, maka penting dilakukan
penelitian kecurangan akuntasi untuk mengetahui faktor apa yang mempengaruhi perusahaan
perbankan melakukan kecurangan akuntansi. Meski kecurangan akuntansi ini sudah terjadi
berulang kali, namun di Indonesia belum terdapat kajian teoritis dan empiris secara
komprehensif.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini mengambil judul “FAKTOR-
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECURANGAN PADA LAPORAN KEUANGAN
BANK BUMN DAN SWASTA DI KOTA SURAKARTA”
Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam
penlitian ini sebagai berikut:
1. Apakah ketaatan dalam penggunaan aturan akuntansi berpengaruh terhadap kecurangan
laporan keuangan ?
2. Apakah pengendalian internal berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan ?
3. Apakah kompensasi berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan?
Tujuan Penelitian
Berkaitan dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dari
penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah ketaatan dalam penggunaan aturan akuntansi berpengaruh
terhadap indikasi kecurangan pada laporan keuangan.
2. Untuk mengetahui apakah pengendalian internal berpengaruh terhadap indikasi kecurangan
pada laporan keuangan.
3. Untuk mengetahui apakah kompensasi berpengaruh terhadap indikasi kecurangan pada
laporan keuangan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Landasan Teori
1. Kecurangan Akuntansi
IAI (2001) menjelaskan kecurangan akuntansi sebagai:
a. Salah saji yang timbul dari kecurangan dalam pelaporan keuangan yaitu salah saji atau
penghilangan secara sengaja jumlah atau pengungkapan dalam laporan keuangan untuk
mengelabuhi pemakai laporan keuangan,
b. Salah saji yang timbul dari perlakuan tidak semestinya terhadap aktiva (seringkali
disebut dengan penyalahgunaan atau penggelapan) berkaitan dengan pencurian aktiva
entitas yang berakibat laporan keuangan tidak disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum di Indonesia. Perlakuan tidak semestinya terhadap aktiva entitas
dapat dilakukan dengan berbagai cara, termasuk penggelapan tanda terima barang/uang,
pencurian aktiva, atau tindakan yang menyebabkan entitas membayar barang atau jasa
yang tidak diterima oleh entitas. Perlakuan tidak semestinya terhadap aktiva dapat
disertai dengan catatan atau dokumen palsu atau yang menyesatkan dan dapat
menyangkut satu atau lebih individu di antara manajemen, karyawan, atau pihak ketiga.
2. Keefektifan Pengendalian Internal
Pengendalian adalah suatu proses yang dipengaruhi oleh dewan komisaris, manajemen,
dan personil satuan usaha lainnya, yang dirancang untuk mendapat keyakinan memadai
tentang pencapaian tujuan dalam hal keandalan laporan keuangan, kesesuaian dengan
undang-undang, dan peraturan yang berlaku. Menurut Hermawan, 2008 (dalam Naibaho,
2013) pengendalian internal merupakan kebijakan dan prosedur yang melindungi aktiva
dari penyalahgunaan, memastikan informasi akurat, dan memastikan bahwa perundang-
undangan dan peraturan dipatuhi sebagaimana mestinya. Sedangkan menurut COSO,
pengendalian internal merupakan suatu proses yang dipengaruhi oleh direksi organisasi,
manajemen, dan personel lainnya, yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai
akan tercapainya tujuan dalam kategori berikut :
a. Efektivitas dan efisiensi operasi
b. Keandalan pelaporan keuangan
c. Ketaatan pada hukum dan peraturan yang berlaku
Sasaran Pengendalian Internal adalah :
1. Mendukung operasi perusahaan yang efektif dan efisien.
2. Laporan Keuangan yang handal/akuntabel
3. Perlindungan aset
4. Mengecek keakuratan dan kehandalan data akuntansi
5. kesesuaian dengan hukum dan peraturan–peraturan yang berlaku
6. membantu menentukan kebijakan manajerial
3. Ketaatan Aturan Akuntansi
Dalam suatu organisasi atau perusahaan terdapat aturan yang menjadi dasar
perilaku manajemen yang dibuat untuk mencegah terjadinya aktivitas menyimpang yang
dapat merugikan perusahaan. Salah satu aturan dalam suatu perusahaan atau organisasi
adalah aturan akutansi. Aturan akuntansi mengatur tentang pelaporan keuangan yang
berpedoman pada PSAK yang dikeluarkan oleh IAI. Informasi yang tersedia dalam
laporan keuangan sangat penting bagi investor dan manajemen sehingga harus dapat
diandalkan. Sehingga dibutuhkan suatu aturan untuk menjaga keandalan informasi
tersebut dan menghindari tindakan yang menyimpang yang dapat merugikan perusahaan
atau organisasi.
4. Kompensasi
Kompensasi merupakan komponen biaya yang dibayarkan oleh organisasi pada
karyawan. Bagi karyawan kompensasi merupakan faktor yang menentukan tingkat
kesejahteraan, sedang bagi organisasi kompensasi merupakan komponen biaya yang
mempengaruhi tingkat efisiensi dan profitabilitas. Oleh karena itu, organisasi perlu hati-
hati dalam mengontrol dan mendesain kompensasi supaya kedua kepentingan tersebut
dapat diakomodasi. Hal tersebut merupakan tantangan bagi organisasi untuk membuat
sistem kompensasi yang mampu mendorong karyawan berprestasi secara optimal,
Leopold (2000), (dalam Thoyibatun, 2012). Kompensasi menjadi penting diberikan bagi
karyawan untuk memicu kinerjanya menjadi semakin baik. Kompensasi bisa dijadikan
reward bagi karyawan atas kinerjanya dan loyalitas kepada perusahaan. Dengan adanya
kompensasi kesejahteraan karyawan juga akan lebih terjamin. Karena adanya gaji diluar
gaji pokok yang digunakan untuk memnuhi kebutuhan hidup.
Kerangka Pemikiran
Dari kerangka pemikiran diatas dapat disimpulkan, suatu Bank memiliki beberapa
personil yang berkaitan langsung dalam pembuatan laporan keuangan dan memiliki wewenang
dalam perencanaan, penggunaan, pencairan, dan pelaporan , yaitu: kepala cabang, kepala bagian
keuangan, dan staff keuangan. Perusahaan atau dalam penelitian ini adalah bank memiliki aset,
beban, hutang, pendapatan, dan modal yang kemudian digunakan untuk operasional. Setiap yang
berpengaruh terhadap aset perusahaan akan dicatat dan kemudian disusun lapopran keuangan.
Dalam penyusunan laporan keuangan sering terjadi kecurangan yang disebabkan oleh faktor-
faktor seperti ketaatan aturan akuntansi, keefektifan pengendalian internal, dan kompensasi.
BANK
KEPALA CABANG KEPALA BAGIAN AKUNTANSI
STAFF KEUANGAN BANK
ASET BANK BEBAN HUTANG MODALPENDAPATAN
KETAATAN ATURAN AKUNTANSI
KEEFEKTIFAN PENGENDALIAN INTERNAL
KOMPENSASI
KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN
LAPORAN KEUANGAN
H1
H2
H3
Ketiga faktor tersebut dapat memicu terjadinya kecenderungan kecurangan pada laporan
keuangan.
Perumusan hipotesis
1. Hubungan Ketaatan Aturan Akuntansi dan Kecenderungan Kecurangan Akuntansi
Dalam menjalankan tugasnya manajemen berorientasi pada aturan yang berlaku pada suatu
perusahaan. Dengan demikian ketaatan peraturan akuntansi dapat membentuk moral
manajemen dan menurunkan kecenderungan kecurangan dalam melakukan tugasnya. Apabila
suatu perusahaan tidak taat terhadap peraturan akuntansi maka kecenderungan kecurangan
dalam pembuatan laporan keuangan juga akan tinggi.
H1 : Ketaatan aturan akuntansi berpengaruh negatif terhadap kecenderungan
kecurangan laporan keuangan
2. Hubungan Keefektifan Pengendalian Internal dengan Kecenderungan Kecurangan
Laporan keuangan
Sistem Pengendalian Internal merupakan suatu sistem pengendalian yang terjadi dari dalam.
Pengendalian ini dapat dilakukan oleh auditor intern maupun ekstern. Suatu pengendalian
internal dibutuhkan untuk mencegah kecurangan yang dilakuk an oleh manajemen. Karena
manajemen akan cenderung melakukan kecurangan untuk mengambil keuntungan sendiri.
Dan kecenderungan tersebut akan sangat tinggi apabila sistem pengendalian internal suatu
perusahaan lemah.
H2: Keefektifan pengendalian internal berpengaruh negatif terhadap kecenderungan
kecurangan laporan keuangan
3. Hubungan Kompensasi dengan Kecenderungan Kecurangan Laporan Keuangan
Suatu kompensasi diperlukan untuk memberikan reward atas pekerjaan yang telah dilakukan.
Selain itu pemberian kompensasi juga akan membuat pekerja merasa tercukupi. Dengan
demikian pemberian kompensasi akan mengurangi tindakan kecurangan yang dapat
dilakukan dalam pembuatan laporan keuangan. Pemberian kompensasi berpengaruh terhadap
kecenderungan kecurangan.
H3: Kompensasi berpengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan laporan
keuangan
III. PROSEDUR PENELITIAN
a. Metode
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian survey dengan teknik
pengumpulan data menggunakan angket. Metode angket digunakan bila responden
jumlahnya besar sehingga dapat membaca dengan baik dan dapat mengungkapkan hal hal
yang sifatnya rahasia (Sugiyono, 2009). Metode pengumpulan data dengan menggunakan
penyebaran angket ini menggunakan skala pengukuran likert. Dengan skala likert, variabel
yang akan diukur dijabarkan menjadi indicator variabel. Kemudian indikator tersebut
dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang dapat berupa
pertanyaan atau pernyataan. Dalam penelitian ini jawaban diberi skor dari 1-5 yang memiliki
gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif.
b. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
- Variabel Dependen
Kecenderungan kecurangan laporan keuangan
Dalam penelitian ini kecenderungan kecurangan pada laporan keuangan merupakan
variabel dependen. Kecurangan dalam laporan keuangan merupakan salah saji yang
terdapat pada laporan keuangan dimana salah saji tersebut dapat menimbulkan kerugian
bagi perusahaan maupun pihak yang berkait. Kecenderungan kecurangan ini diukur
dengan menggunakan Skala Pengukuran Likert. Dimana responden diberikan pertanyaan
untuk kemudian menjawab dengan skala 1-5. Semakin tinggi jawaban maka semakin
tinggi kecurangan yang terjadi pada laporan keuangan.
- Variabel Independen
Ketaatan Aturan Akuntansi
Suatu perusahaan pasti memiliki aturan yang dijadikan acuan pada setiap kegiatan
operasionalnya. Begitu halnya bagi manajemen, manajemen memiliki aturan yang
merupakan acuan bagi pelaksanaan kegiatannya. Untuk itu ketaatan terhadap aturan
yang berlaku memegang peran yang sangat penting bagi kelancaran suatu perusahaan
dan dapat pula menghindarkan perusahaan dari tindakan kecurangan pada laporan
keuangannya. Jika aturan akuntansi dilaksanakan dengan baik maka kecurangan pun
dapat diminimalisasi. Ketaatan aturan akuntansi diukur dengan menggunakan skala
likert dimana terdapat pilihan 1-5 ysng menggambarkan indikator indikator ketaatan
terhadap aturan akuntansi. Nilai tertinggi menggambarkan semakin taat suatu
perusahaan menetapkan penggunaan aturan akuntansi dalam setiap kegiatan
operasionalnya.
Keefektifan Pengendalian Internal
Sistem Pengendalian Internal merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan.
Pengendalian Internal dapat mencegah kecurangan-kecurangan yang mungkin
dilakukan oleh pembuat laporan keuangan ataupun pihak terkait yang ingin
mengambil keuntungan dari kecurangan tersebut. Keefektifan pengendalian intyernal
diukur dengan menggunakan skala likert dengan skala 1-5. Skala tertinggi
menunjukkan semakin bagus pengendalian internal dalam suatu perusahaan.
Kompensasi
kompensasi dibutuhkan untuk memberikan reward bagi para pekerja pada dasarnya.
Sehingga mereka akan merasa dihargai dan semakin loyal terhadap perusahaan.
Pemberian kompensasi juga dapat mencegah kecurangan pada pembuatan laporan
keuangan sebab para pekerja sudah merasa tercukupi dan tidak perlu lagi melakukan
kecurangan. Kesesuaian kompensasi diukur dengan menggunakan skala likert dengan
skala 1-5. Skala tertinggi menunjukkan kompensasi yang semakin sesuai.
c. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah semua pimpinan bank BUMN dan swasta yang berada di
kota Surakarta. Sedangkan sampel dari penelitian ini adalah kepala cabang, kepala bagian
akuntansi, dan staff keuangan bank BUMN dan swasta yang ada di kota Surakarta. Pemilihan
sampel ini terjadi dengan asumsi bahwa jabatan tersebut memiliki tanggung jawab yang besar
terhadap penyusunan laporan keuangan dan wewenang untuk dalam mengelola keuangan
bank termasuk perencanaan, penggunaan, pencairan serta pelaporan anggaran sehingga
terdapat kesempatan yang cukup besar untuk melakukan tindak kecurangan untuk men
gambil keuntungan sendiri.
d. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang dilakukan dengan
mengirimkan angket pada responden. Responden dalam penelitian ini adalah kepala cabang.
Kepala bagian akuntansi, dan staff keuangan.
e. Metode Pengumpulan Data
Data dikumpulkan dengan mengirimkan angket. Pertanyaan dalam angket terdiri dari empat
bagian, masing-masing bagian terdiri dari lima pertanyaan yang dapat menjelaskan indikator
kecurangan terhadap laporan keuangan.
f. Analisis Data
Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi berganda digunakan untuk mengukur pengaruh variabel bebas, yaitu
ketaatan aturan akuntansi, keefektifan pengendalian internal, dan kompensasi terhadap
variabel terikat, yaitu kecenderungan kecurangan pada laporan keuangan. Adapun persamaan
regresi berganda yang dipakai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + ε
dimana:
Y = kecenderungan kecurangan pada laporan keuangan
α = Konstanta
β1-β4 = Koefisien Regresi
X1 = Ketaatan Aturan Akuntansi
X2 = Keefektifan Pengendalian Internal
X3 = Kompensasi
ε = kesalahan pengganggu
Uji F
Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen yang digunakan dalam
model penelitian mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. Cara pengujiannya:
1. Membandingkan antara F hitung dengan F tabel
Jika F hitung < F tabel, maka variabel bebas secara serentak tidak berpengaruh
terhadap variabel terikat.
Jika F hitung > F tabel, maka variabel bebas secara serentak berpengaruh terhadap
variabel terikat.
2. Berdasarkan nilai signifikansi
H0 diterima Ha ditolak apabila nilai signifikansi lebih besar daripada nilai alpha 0,05
yang berarti variabel bebas secara serentak tidak berpengaruh terhadap variabel
terikat.
H0 ditolak Ha diterima apabila nilai signifikansi lebih kecil daripada nilai alpha 0,05
yang berarti variabel bebas secara serentak berpengaruh terhadap variabel terikat.
Uji t
Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh ketaatan aturan akuntansi,
keefektifan pengendalian internal, dan kompensasi terhadap kecenderungan kecurangan pada
laporan keuangan. Dalam pengujian ini menggunakan uji t. Uji t digunakan untuk
mengetahui seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam
menerangkan variasi variabel dependen. Kriteria pengujiannya:
1. Membandingkan antara t hitung dengan t tabel
Jika t hitung < t tabel, maka variabel bebas secara individual tidak berpengaruh
terhadap variabel terikat.
Jika t hitung < t tabel, maka variabel bebas secara individual berpengaruh terhadap
variabel terikat.
2. Berdasarkan nilai signifikansi
H0 diterima Ha ditolak apabila nilai signifikansi lebih dari nilai alpha 0,05. Hal ini
berarti variabel bebas secara individual tidak berpengaruh terhadap variabel terikat.
H0 ditolak Ha diterima apabila nilai signifikansi kurang dari nilai alpha 0,05. Hal ini
berarti variabel bebas secara individual berpengaruh terhadap variabel terikat.
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji Koefisien Determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa besar peranan ketaatan
aturan akuntansi, keefektifan pengendalian internal, dan kompensasi terhadap kecenderungan
kecurangan pada laporan keuangan. Nilai koefisien determinasi dilihat dari nilai R square
(R2). Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir
semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel independen (Ghozali,
2009).
DAFTAR PUSTAKA
Ansar, Muhammad. 2011. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecurangan
Pelaporan Keuangan Pada Perusahaan Publik di Indonesia. Diponegoro Journal of
Accounting.
Apostolou, Barbara., Hassell, John M., Webber, Sally A. 2001. Management Fraud Risk
factors: Ratings By Forensic Experts. The CPA Journal from Gale Light Arts,
Economy, Education, Humanities & Social Science. October.
Banking & Financial Services Policy Report. 2011. Bank Regulation. Gale Light
Economy & Finance. June.
Bryan. Christopher S. 2012. Fraud Deterrence in the Role of Leadership. Financial
Executive from Gale Light Economy & finance. March.
Cancino, Fernando. 2010. The Fraud Beneath The Surface: Internal Auditor Can Help
Their Organization Manage Fraud and Misstatement Risks in the Conversion to
International Financing Reporting Standards. Internal Auditor from Gale Light
Economy & Finance. February.
Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan
Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang
Koroy, Tri Ramaraya. 2008. Pendeteksian Kecurangan(Fraud) Laporan Keuangan oleh
Auditor Eksternal. Jurnal Akuntansi dan Keuangan., Vol.10., No.1. Mei.
Martantya. 2013. Pendeteksian Kecurangan Laporan Keuangan Melalui Faktor Risiko
Tekanan dan Peluang. Diponegoro Journal of Accounting., Vol.2., No.2.
Millage, Anne. 2009. A Fraud Focus. Internal Auditor from Gale Light Arts, Economy,
Education, Humanities & Social Science. October.
Naibaho, Alex Tarukdatu. 2013. Analisis Pengendalian Internal Persediaan Bahan Baku
Terhadap Efektifitas Pengelolaan Persediaan Bahan Baku. Jurnal EMBA., Vol.1,
No.3. Juni.
Respati, Novita. 2011. Pengaruh Locus of Control Terhadap Hubungan Sikap Manajer,
Norma-Norma Subyektif, Kendali Perilaku, Persepsian, dan Intensi Manajer dalam
Melakukan Kecurangan Penyajian Laporan Keuangan. Jurnal Akuntansi dan
Keuangan Indonesia., Vol.8, No.2. Desember.
Soltani, Bahram. 2009. A Closer look at financial reporting: understanding the fraud
risks associated with corporate reporting is vital to maintaining organizational
nwell-being. Internal Auditor From Gale Light Arts, Economy, Education,
Humanities & Social Science. October.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Summers, Bruce J. 2009. Fraud Containment. Economic Perspective from Gale Light
Arts, Economy, Education, Humanities & Social Science. Spring.
Thoyibatun, Siti. 2012. Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Perilaku Tidak Etis
dan Kecenderungan Kecurangan Akuntansi serta Akibatnya Terhadap Kinerja
Organisasi. Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan, Volume 16, Nomor 2, Juni
2012 : 245 – 260.
Tipqos, Manuel A. 2002. Why Management fraud is unstoppable. (Casting Doubt on
Internal Control). The CPA Journal from Gale Light Arts, Economy, Education,
Humanities & Social Science. December.
Wuerges, Artur., Borba, Jose Alonso. 2014. Accounting Fraud: An estimation of
detection probability. Brazilian Journal of Business Management from Gale Light N
Arts, Economy, Education, Humanities & Social Science. July-September.
top related