pengaruh core stability exercise terhadap …eprints.ums.ac.id/34976/16/naskah pub.pdfpost test with...
Post on 20-Mar-2019
217 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENGARUH CORE STABILITY EXERCISE TERHADAP PENURUNAN
NYERI PUNGGUNG BAWAH MYOGENIC PADA PENGRAJIN BATIK
TRADISIONAL PT. DANAR HADI SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI PERSYARATAN AKHIR DALAM
MENDAPATKAN GELAR SARJANA FISIOTERAPI
Diajukan Oleh:
DIASNOPTA PRATAMA
J120131023
PROGRAM STUDI FISIOTERAPI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
ABSTRAK
PROGRAM STUDI S I FISIOTERAPIFAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTASkripsi, Juni 2015
DIASNOPTA PRATAMAPENGARUH CORE STABILY EXERCISE TERHADAP PENGURANGAN NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PENGRAJIN BATIK TRADISIONAL PT. DANAR HADI SURAKARTA5 Bab, 84 halaman, 11 tabel, 2 gambar, 4 bagan(Dibimbing Oleh: Totok Budi. S, SST.Ft, M.Ph dan Umi Budi.R,S.Fis.,M.Sc)
Latar belakang: Kondisi kerja memaksa pekerja selalu berada pada sikap dan posisi kerja yang tidak alamiah yang berlangsung lama dan menetap statis yang dapat memicu terjadinya berbagai keluhan pada pembatik salah satunya adalah nyeri punggung bawah (NPB). Nyeri punggung bawah myogenic adalah nyeri punggung bawah yang disebabkan oleh gangguan atau kelainan musculoskeletal disertai gangguan neurologi antara vertebra thorakal 12 sampai dengan bagian bawah pinggul atau anusTujuan: Untuk mengetahui pengaruh core stability exercise terhadap pengurangan nyeri punggung bawah pada pengrajin batik tradisional PT. Danar Hadi Surakarta.Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian quasi experiment dengan pre test dan post test with control group design. Sampel penelitian berjumlah 30 responden. Alat ukur menggunakan Visual Analog Scale (VAS). Teknik analisis data menggunakan uji Paired Sample T-Test dan Independent Sample T-Test.Hasil: Terdapat perbedaan antara nilai pre test dan post test pada kelompok perlakuan, dengan p = 0,0001. Terdapat perbedaan antara nilai pre test dan post test pada kelompok kontrol, dengan p = 0,0001. Ada perbedaan pengaruh Core Stability Exercise terhadap penurunan nyeri punggung bawah myogenic kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.Kesimpulan: Ada perbedaan pengaruh core stability exercise terhadap penurunan nyeri punggung bawah myogenic kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.
Kata Kunci: Core Stability Exercise, Nyeri Punggung Bawah
ABSTRACT
S1 PHYSICAL THERAPY STUDY PROGRAMHEALTH FACULTY
MUHAMMADIYAH UNIVERSITY OF SURAKARTAThesis, June, 2015
DIASNOPTA PRATAMAEFFECT OF CORE STABILY EXERCISE ON THE REDUCTION LOWER BACK PAIN IN TRADITIONAL BATIK CRAFTSMEN PT. HADI DANAR SURAKARTA5 chapter, 84 pages, 11 tables, 2 images, 4 charts(Guided By: Totok Budi, S, SST.Ft, M.Ph and Umi Budi.R, S.Fis., M.Sc)
Background: The working conditions are forcing workers always work on the attitudes and positions that are not natural long-lasting and permanent static that can trigger a variety of complaints on pembatik one of which is Lower Back Pain (LBP). Lower back pain myogenic is lower back pain caused by disorders or musculoskeletal disorders accompanied by neurological disorders between vertebrae thoraces 12 to the bottom of the hip or anusObjective: To determine the effect of the reduction of core stability exercise lower back pain in traditional batik craftsmen PT. Dana Hadi Surakarta.Methods: This study is a Quasi Experimental study with pre-test and post-test with control group design. These samples included 30 respondents. Measuring tools using Visual Analog Scale (VAS). Analysis using Paired Sample T-Test and Independent Sample T-Test.Results: There is a difference between the value of pre-test and post-test in the experimental group, with p = 0.0001. There is a difference between the value of pre-test and post-test in the control group, with p = 0.0001. There are differences in the effect of core stability exercise for lower back pain myogenic reduction in the treatment group and the control group.Conclusions: There are differences in the influence of core stability exercises to decrease low back pain myogenic treatment group and the control group.
Keywords: Core Stability Exercise, Lower Back Pain
Pendahuluan
Di kota solo terdapat banyak sekali sentra-sentra industry pengrajin batik yang
sudah sangat terkenal di Indonesia, salah satu nya yaitu PT. Danar Hadi Surakarta
yang sekarang berlokasi di Pabelan kota Surakarta. PT. Danar Hadi Surakarta ini
memiliki sekitar 100 orang pembatik. Jenis batik yang diproduksi oleh PT. Danar
Hadi Surakarta ini yaitu batik tulis. Proses kerja pada pembuatan batik di PT. Danar
Hadi Surakarta terdiri dari tahap ngemplong, nyorek, mbathik, nembok, medel,
ngerok, mbironi, menyoga dan mbolorot. Bahan bahan yang di perlukan untuk proses
pembuatan batik ini yaitu kain mori, canting, gawang, bandul, malam, wajan, kompor
kecil, saringan malam (Anin, 2013). Berdasarkan pengamatan di lokasi industri
beberapa tahapan proses produksi batik yang jenis pekerjaannya memerlukan sikap
kerja yang tidak nyaman secara ergonomis namun harus tetap dilakukan seperti apa
adanya, misalnya pada proses membatik. Pembatik di PT. Danar Hadi Surakarta
biasanya bekerja duduk di atas sebuah dingklik dengan sikap tubuh pengrajin
membungkuk menyesuaikan dengan bahan/alat yang dikerjakan. Posisi lutut (kaki)
pembatik ditekuk dan kadang lurus ke depan selama kurang lebih 8,5 jam dalam satu
hari. Dimulai dari pukul 08.00 pagi sampai dengan pukul 17.00 sore. Mereka hanya
diberi waktu untuk beristirahat selama 30 menit.Kondisi kerja seperti ini memaksa
pekerja selalu berada pada sikap dan posisi kerja yang tidak alamiah yang
berlangsung lama dan menetap statis yang dapat memicu terjadinya berbagai keluhan
pada pembatik salah satunya adalah nyeri punggung bawah (NPB). Nyeri Punggung
Bawah Myogenic adalah nyeri punggung bawah yang disebabkan oleh gangguan atau
kelainan musculoskeletal disertai gangguan neurologi antara vertebra thorakal 12
sampai dengan bagian bawah pinggul atau anus (Paliyama, 2003).
Berdasarkan hasil survey pendahuluan dengan menggunakan kuisioner
Nordic body map yang dilakukan oleh peneliti di PT Danar Hadi Surakarta di
dapatkan 30 pembatik mengalami nyeri punggung bawah. Para pembatik di PT Danar
Hadi Surakarta yang mengalami keluhan nyeri punggung bawah ini biasanya
mengatasi nyeri punggung bawah nya hanya dengan diberikan minyak urut saja. Hal
ini antara lain dikarenakan masih sedikitnya informasi dan data-data mengenai model
latihan yang sesuai dengan tipe pekerjaan. Dalam dunia kesehatan (medis) khususnya
fisioterapi dikenal beberapa bentuk latihan khusus yang ditujukan untuk mengatasi
keluhan nyeri punggung bawah salah satu nya adalah core stability exercise. Core
stability merupakan kemampuan untuk mengontrol posisi dan gerak dari trunk sampai
pelvic yang digunakan untuk melakukan gerakan secara optimal dalam proses
perpindahan, kontrol tekanan dan gerakan saat aktivitas. Aktifitasnya akan membantu
memelihara postur dengan baik dalam melakukan gerakan. Core juga menjadi dasar
untuk semua gerakan pada anggota gerak atas maupun bawah yang dapat dilakukan
dengan efisien (Irfan, 2010). Core stability exercise digunakan dalam penelitian ini
dengan alasan lebih murah, mudah dilakukan, praktis dan dapat dijadikan sebagai
home edukasi.
Tujuan
Tujuan dilakukan penelitian ini adalah ingin mengetahui Core Stability
Terhadap Nyeri Punggung Bawah Myogenic Pengrajin Batik Tradisional PT Danar
Hadi Surakarta.
Metode
Penelitian ini telah dilakukan di PT. Danar Hadi Surakarta pada tanggal
18 maret–13 April 2015. Metode penelitian ini menggunakan quasi experimental,
dengan design pre test and post test control groups design. Sampel dalam penelitian
ini berjumlah 30 orang.
Hasil dan Pembahasan
1. Karakteristik Responden
a. Distribusi subyek berdasarkan usia
Karakteristik demografi responden berdasarkan usia dipaparkan dalam
Tabel 1.1.
Tabel 1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia Responden (Tahun)
Kelompok Perlakuan KelompokKontrolFrequensi Persentase Frequensi Persentase
45-59 (Midle Age) 4 27% 6 40%60-70 (Elderly) 11 73% 9 60%
Jumlah 15 100% 15 100%Sumber : Hasil Olahan Data, 2015.
Berdasarkan Tabel 1.1 jumlah responden terbanyak pada kelompok
perlakuan pada usia 60-70 tahun yaitu sebanyak 11 orang (73%) dan paling
sedikit pada usia 45-59 tahun yaitu sebanyak 4 orang (27%), sedangkan pada
kelompok control jumlah responden terbanyak pada usia 60-70 tahun sebanyak
9 orang (60%) dan paling sedikit pada usia 45-59 tahun sebanyak 6 orang
(40%).
b. Distribusi subyek penelitian berdasarkan masa kerja
Karakteristik demografi responden berdasarkan masa kerja dipaparkan
dalam Tabel 1.2.
Tabel 1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja
Masa Kerja Responden
(Tahun)
Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol
Frequensi Presentase Frequensi Persentase
5-6 2 13 % 3 20 %7-8 6 40 % 4 27 %9-10 7 47 % 8 53 %
Jumlah 15 100 % 15 100 %Sumber : Hasil Olahan Data, 2015.
Berdasarkan Tabel 1.2 jumlah responden terbanyak pada kelompok
perlakuan yaitu pada masa kerja 9-10 tahun sebanyak 7 responden (47%)dan
paling sedikit yaitu pada masa kerja 5-6 tahun sebanyak 2 responden (13%),
sedangkan pada kelompok kontrol jumlah responden terbanyak yaitu pada
masa kerja 9-10 tahun sebanyak 8 responden (53%) dan paling sedikit yaitu
pada masa kerja 5-6 tahun sebanyak 3 responden (20%).
c. Tingkat Nyeri Punggung Bawah
Hasil penelitian pengukuran nyeri punggung bawah dengan VAS
dipaparkan dalam tabel dibawah ini.
1) Tingkat Nyeri Punggung Bawah dengan VAS (Visual Analoque Scale) pada
Kelompok Perlakuan.
Hasil pengukuran tingkat nyeri punggung bawah dengan VAS
(Visual Analoque Scale) pre test dan post test pada kelompok perlakuan
disajikan pada Tabel 1.3.
Tabel 1.3 Hasil Pengukuran Nyeri VAS Pre Test dan Post Test Perlakuan pada Kelompok Perlakuan
Interval Data Nyeri
Pre Test Post Test
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
0.40 - 1.74 - 0 12 80%
1.75 - 3.09 - 0 3 20%
3.10 - 4.44 - 0 - 0
4.45 - 5.79 - 0 - 0
5.80 - 7.14 - 0 - 0
7.15 - 8.50 15 100% - 0
Total 15 100% 15 100%
Sumber : Hasil Olahan Data, 2015.
Berdasarkan tabel 1.3 diketahui tingkat nyeri pre test paling banyak
antara 7,15 - 8,50 yaitu sebanyak 15 orang (100%), sedangkan post test
paling banyak antara 0,40 - 1,74 yaitu sebanyak 12 orang (80%).
2) Tingkat Nyeri Punggung Bawah dengan VAS pada Kelompok Kontrol
Hasil pengukuran tingkat nyeri punggung bawah dengan VAS
(Visual Analoque Scale) pre test dan post testpada kelompok kontrol
disajikan pada Tabel 1.4.
Tabel 1.4 Hasil Pengukuran Nyeri VAS Pre Test dan Post Test Perlakuan pada
Kelompok Kontrol
Interval Data Nyeri
Pre Test Post Test
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
7.30 - 7.51 1 7% 3 20%
7.52 - 7.73 1 7% 2 13%
7.74 - 7.95 2 13% 5 33%
7.96 - 8.17 2 13% 3 20%
8.18 - 8.39 5 33% 2 13%
8.40 - 8.61 4 27% 0 0
Total 15 100% 15 100%
Sumber : Hasil Olahan Data, 2015.
Berdasarkan tabel 1.4 diketahui tingkat nyeri pre testpaling banyak
antara 8,18-8,39 yaitu sebanyak 5 orang (33%), sedangkan post test paling
banyak antara 7,74-7,95 yaitu sebanyak 5 orang (33%).
d. Analisis Deskriptif Kelompok perlakuan
Berikut ini adalah hasil analisis deskriptif kelompok perlakuan yang
akan digambarkan pada Tabel 1.5.
Tabel 1.5 Analisis Deskriptif Kelompok Perlakuan
Pre Post SelisihMinimal 7,5 0,4 7,1Maximum 8,5 2,5 6Mean 8,113 1,293 6,82Std. Deviation 0, 3204 0,6170
Sumber : Hasil Olahan Data, 2015
Dari tabel diatas terlihat perbedaan mean pre test dan post test.Mean
pada pre test kelompok perlakuan yaitu sebesar 8,113 sedangkan mean pada
post test nya yaitu sebesar 1,293. Selisih mean antara pre dan post test yaitu
sebesar 6,82.
e. Analisis Deskriptif Kelompok Kontrol
Berikut ini adalah hasil analisis deskriptif kelompok kontrol yang akan
digambarkan pada Tabel 1.6.
Tabel 1.6 Analisis Deskriptif Kelompok Kontrol
Pre Post SelisihMin 7,7 7,3 0,4Max 8,6 8,2 0,4Mean 8,160 7,800 0,36Std. Deviation 0,2971 0,2952
Sumber : Hasil Olahan Data, 2015
Dari tabel diatas terlihat perbedaan mean pre test dan post test . Mean
pada pre test kelompok kontrol yaitu sebesar 8,160 sedangkan mean pada post
test nya yaitu sebesar 7,800. Selisih mean antara pre dan post test yaitu sebesar
0,36.
2. Analisa Data
a. Uji Normalitas dan Uji Homogenitas Data
Berdasarkan Uji normalitas data dengan menggunakan metode
Shapiro-wilk test pada sebelum dan setelah nyeri diperoleh hasil
perhitungan seperti dalam Tabel 1.7.
Tabel 1.7 Uji Shapiro-Wilk
Kelompok Perlakuan KontrolP Kesimpulan P Kesimpulan
Pre Nyeri 0.165 Normal 0.280 NormalPost Nyeri 0.141 Normal 0.251 Normal
Sumber : Hasil Olahan Data, 2015.
Berdasarkan hasil Uji Shapiro-Wilk pada tabel 1.7 diketahui bahwa
data dari kelompok perlakuan sebelum perlakuan berdistribusi normal
(P>0.05) dan setelah perlakuan berdistribusi normal (P>0.05). sedangkan
data dari kelompok kontrol sebelum kontrol berdistribusi normal (P>0.05)
dan setelah kontrol berdistribusi normal (P>0.05).Uji homogenitas
dihitung melalui Levene’s Test of Homogeneity untuk menguji setiap group
(kategori) variabel memiliki variance yang sama. Hasil uji homogenitas
disajikan pada tabel 1.8.
Tabel 1.8 Hasil Uji Homogenitas
F Df Sig. Kesimpulan
3,969 28 0,056 Homogen
Sumber : Hasil Olahan Data, 2015.
Tabel 1.8 diatas menunjukkan data berasal dari variance yang sama
atau data berdistribusi homogen, hal ini dibuktikan dengan diperolehnya
signifikansi >0,05.
b. Uji Perbedaan Pre dan Post test Pada Kelompok Perlakuan
Tabel 1.9 Uji Paired Sample T-Test
KelompokPerlakuan Mean thitung Sig. Keputusan
Nilai Pre Test 8,113-44,720 0,0001 Ho ditolak
Nilai Post Test 1,293
Sumber : Hasil Olahan Data, 2015.
Tabel 1.9 di atas memperlihatkan bahwa pada kelompok perlakuan
diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,0001, nilai ini <0,05, maka H0
ditolak, sehingga dapat disimpulkan terdapat perbedaan antara nilai pre
test dan post test pada kelompok perlakuan.
c. Uji Perbedaan Pre dan Post test Pada Kelompok Kontrol
Tabel 1.10 Uji Paired Sample T-Test
KelompokPerlakuan Mean thitung Sig. Keputusan
Nilai Pre Test 8,160-18,924 0,0001 Ho ditolak
Nilai Post Test 7,800
Sumber : Hasil Olahan Data, 2015.
Tabel 1.10 di atas memperlihatkan bahwa pada kelompok kontrol
diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,0001, nilai ini <0,05, maka H0
ditolak, sehingga dapat disimpulkan terdapat perbedaan antara nilai pre
test dan post test pada kelompok kontrol.
d. Uji Beda Pengaruh Core Stability Exercise Terhadap Nyeri Punggung Bawah
Tabel 1.11 Uji Independent Sample T-Test
Jumlah Mean Sig. KesimpulanPre PostNyeriPunggungBawah 15 8.113 1.293 0.0001 Signifikan
Sumber : Hasil Olahan Data, 2015.
Berdasarkan uji pengaruh Independent sample T-Test didapatkan
nilai signifikansi sebesar 0.0001, artinya ada perbedaan pengaruh core
stability exercise terhadap penurunan nyeri pada kasus nyeri punggung
bawah kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.
Pembahasan
1. Karakteristik Responden
Berdasarkan data 1.1 didapatkan penderita nyeri punggung bawah
pada kelompok perlakuan dan kontrol terbanyak pada usia 60-70 tahun yaitu
sebanyak dan paling sedikit pada usia 45-59 tahun. Hal ini sesuai dengan
pendapat dari Tarwaka (2004) keluhan nyeri punggung bawah pertama biasa
dirasakan pada usia 35 tahun dan tingkat keluhan akan meningkat seiring
bertambahnya usia. Menurut Betti, et al yang dikutip Tarwaka 2004, kekuatan
maksimal otot terjadi pada saat umur 20-29 tahun, Pada umur mencapai 60
tahun rata-rata kekuatan otot menurun sampai 20%.
Berdasarkan data 1.2 didapatkan penderita nyeri punggung bawah
terbanyak pada kelompok perlakuan dan kontrol yaitu pada masa kerja 9-10
tahun dan paling sedikit yaitu pada masa kerja 5-6 tahun. Hal ini sesuai
dengan pendapat OSHA (2010) gangguan pada otot muncul 2 tahun setelah
bekerja dengan jenis pekerjaan yang sama. Pekerjaan yang sama merupakan
pekerjaan yang menggunakan otot yang sama dalam waktu yang lama atau
lebih dari 2 jam.
2. Hasil Uji Beda Pengaruh
Berdasarkan tabel 1.9 diketahui bahwa pada kelompok perlakuan
diperoleh signifikansi sebesar 0,0001, nilai ini <0,05, maka H0 ditolak,
sehingga dapat disimpulkan terdapat perbedaan antara nilai pre test dan post
test pada kelompok perlakuan. Berdasarkan tabel 1.10 diketahui bahwa pada
kelompok kontrol diperoleh signifikansi sebesar 0,0001, nilai ini <0,05, maka
H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan terdapat perbedaan antara nilai pre
test dan post test pada kelompok kontrol.
Setelah dilakukan uji perbedaan pre dan post test kelompok perlakuan
dan kontrol, maka selanjutnya adalah melakukan uji beda pengaruh Core
Stability Exercise terhadap nyeri punggung bawah yang dipaparkan pada tabel
1.11 yang hasilnya berdasarkan uji pengaruh Independent sample T-Test
didapatkan signifikansi sebesar 0.0001, artinya ada perbedaan pengaruh Core
Stability Exercise terhadap penurunan nyeri pada kelompok perlakuan dan
kelompok kontrol.
Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan hasil dari analisa data dan perhitungan uji statistik, dapat diambil
kesimpulan bahwa Ada perbedaan pengaruh core stability exercise terhadap
penurunan nyeri punggung bawah myogenic kelompok perlakuan dan kelompok
kontrol.
Saran dalam penelitian ini adalah : 1) Diharapkan dapat menjauhi dan
mengendalikan faktor-faktor pemicu nyeri punggung bawah myogenic dan selalu
selalu memperhatikan ergonomi kerja, 2) Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk
menambah waktu penelitian dan metode-metode baru untuk mengatasi nyeri
punggung bawah myogenic pada pembatik, 3) Disarankan bagi peneliti selanjutnya
perlu memperluas wilayah penelitian agar jumlah respondennya semakin banyak, 4)
Disarankan bagi peneliti selanjutnya agar mengkaji lebih dalam tentang faktor-faktor
yang meyebabkan terjadinya nyeri punggung bawah myogenic pada pembatik.
Daftar Pustaka
Akuthota, 2007. Core Stability Exercise Principles diambil pada tanggal 13 November 2014 dari http://www.pnfchi.com/
Anin Rumah Batik, 2013. Proses Pembuatan Bati diambil pada tanggal 13 November 2014 dari http://www.rumahbatik.com/
Chevan, 2013. Physical Therapy Management For Low Back Pain. Unite States America : Lightspring.
Cricton, N. 2001. Visual Analogue Scale dalam Journal Of Clinical Nursing. Diambil pada tanggal 16 November 2014 dari http://www.blackwellpublishing.com/
David G Simons, Siegfried Mense and IJ Russell, 2001. Musccle Pain: Understanding Its Nature, Diagnosis and Treatment Chapter: Myofascial Pain Caused by Trigger Points”, p. 205-288 (1st hardcover edition). Lippincott Wiliams & Wilkins available at http://en.wikipedia.org/wiki/Massage, 1-01-2015.
Departement Perdagangan RI, 2008. Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2025 diambil pada tanggal 13 November 2014 dari http://dgi-indonesia.com/
Hardian., 2010. Vitamin B1,B6 dan B12 Terhadap Kelelahan Otot. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.
Irfan, 2010. Prolaps Uteri, [Cited 2014 November 13]. Available from http://050285.wordpress.com/2010/02/21/prolaps-uteri/
Karimi. N. 2014. The effects of Consecutive Supervised Functional Lumbar Stabilizing exercises on the Postural Balance and Functional Disability in low back pain. Iran.
Kibler, 2006. The Role of Core Stability in Athletic Function. Diambil pada tanggal 13 November 2014 dari http://nhg-kba.nl/pluginfile.php
McGill S.M. Coordination of muscle activity to assure stability of the lumbar spine. Journal of Electromyographical Kinesiology 2003; 13(4): 353-9.
Mutiara, E. 2003. Karakteristik Penduduk Lanjut Usia di Provinsi Sumatra Utara. USU, Sumatra Utara.
Notoatmodjo, S. 2005. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Of core training vs traditional strengthening exercises. Malta
OSHA. Treat your own back. http://www.osha.gov ( sitasi 30 Mei 2012 ).
Paliyama , J. M, 2003. Perbandingan efek terapi arus intervensi dengan TENS dalam pengurangan nyeri punggung bawah musculoskeletal. FK Undip Semarang , Semarang 103
Personalia PT. Danar Hadi Surakarta, 2015.
Rogers, R.G. 2006. Research-Based Rehabilitation of The Lower Back. Strength And Conditioning Journal. Diambil pada tanggal 13 November 2014 dari www.proquest.com/pqdauto
Sapsford, R. Explanation of medical terminology (letter). Neurourol. Urodyn. 19:633, 2000.
Schembri, L. 2014. Low back pain: a comparative study on the value
Tarwaka, Dkk. 2004. Ergonomi Untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktifitas. Surakarta : UNIBA PRESS.
top related