analisis pengendalian persediaan bahan baku...

14
ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN PENDEKATAN LOT SIZING DALAM MENDUKUNG SISTEM MRP (MATERIAL REQUIREMENT PLANNING) Bagus Maulana Wisnu Atmoko 411306210 Dosen Pembimbing Dr. Ir. Muslimin A. Rahim, M.SIE. Teknik Industri, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya ABSTRAK Penelitian ini merupakan penelitian terapan ( applied research), yaitu merupakan penelitian yang dikerjakan dengan maksud untuk menerapkan, menguji, dan mengevaluasi kemampuan suatu teori yang diterapakan dalam pemecahan permasalahan pengendalian persediaan bahan baku.Dalam penelitian tentang pengendalian persediaan bahan baku ini menggunakan tiga metode MRP yaitu L4L,EOQ,dan FOQ yang pengolahan datanya berdasarkan Jadwal Induk Produksi yang sudah ditentukan Oleh CV. Hery Jaya Teknik.Berdasarkan hasil perhitungan dari ke tiga metode diatas maka metode lot sizing yang dipilih adalah EOQ. Karena metode tersebut mempunyai total biaya pemesanan yang paling minimum yaitu Rp.329.091.881 Kata Kunci : Sistem Produksi , Lot Sizing ABSTRACT This research is applied research, that is research done with intention to apply, test, and evaluate ability of a theory which applied in solving problem of raw material inventory control.In this research about raw material inventory control using three method of MRP that is L4L, EOQ, and FOQ which its data processing based on Master Production Schedule which have been determined by CV. Hery Jaya Teknik.Based on the results of the calculation of the three methods above then the lot sizing method chosen is EOQ. Because the method has a minimum total reservation cost of Rp.329.091.881 Key word : Supply Control, Lot Sizing PENDAHULUAN Perusahaan manufaktur diharuskan memiliki pelayanan,kebijakan, dan kualitas produk yang dapat diandalkan untuk memuaskan konsumen. Perlu adanya suatu system produksi yang efisien. Untuk menciptakan system produksi yang efisien maka diperlukan suatu perencanaan dan pengendalian produksi yang baik. Salah satu kegiatan perencanaan dan pengendalian diberlakukan khususnya untuk penyediaan bahan baku. Perencanaan dan pengendalian dilakukan sedemikian rupa agar dapat melayani kebutuhan bahan baku dengan tepat dan dengan biaya yang rendah. Selama ini perusahaan pada umumnya melakukan perencanaan dan pengendalian tidak

Upload: trinhthuy

Post on 11-May-2019

247 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU …industri.untag-sby.ac.id/backend/uploads/pdf/Jurnal_411306210.pdfPenelitian ini merupakan penelitian terapan (applied research), yaitu

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN

PENDEKATAN LOT SIZING DALAM MENDUKUNG SISTEM MRP (MATERIAL

REQUIREMENT PLANNING)

Bagus Maulana Wisnu Atmoko

411306210

Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Muslimin A. Rahim, M.SIE.

Teknik Industri, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

ABSTRAK

Penelitian ini merupakan penelitian terapan (applied research), yaitu merupakan penelitian

yang dikerjakan dengan maksud untuk menerapkan, menguji, dan mengevaluasi kemampuan

suatu teori yang diterapakan dalam pemecahan permasalahan pengendalian persediaan bahan

baku.Dalam penelitian tentang pengendalian persediaan bahan baku ini menggunakan tiga

metode MRP yaitu L4L,EOQ,dan FOQ yang pengolahan datanya berdasarkan Jadwal Induk

Produksi yang sudah ditentukan Oleh CV. Hery Jaya Teknik.Berdasarkan hasil perhitungan

dari ke tiga metode diatas maka metode lot sizing yang dipilih adalah EOQ. Karena metode

tersebut mempunyai total biaya pemesanan yang paling minimum yaitu Rp.329.091.881

Kata Kunci : Sistem Produksi , Lot Sizing

ABSTRACT

This research is applied research, that is research done with intention to apply, test, and

evaluate ability of a theory which applied in solving problem of raw material inventory

control.In this research about raw material inventory control using three method of MRP that

is L4L, EOQ, and FOQ which its data processing based on Master Production Schedule

which have been determined by CV. Hery Jaya Teknik.Based on the results of the calculation

of the three methods above then the lot sizing method chosen is EOQ. Because the method

has a minimum total reservation cost of Rp.329.091.881

Key word : Supply Control, Lot Sizing

PENDAHULUAN

Perusahaan manufaktur diharuskan memiliki pelayanan,kebijakan, dan kualitas

produk yang dapat diandalkan untuk memuaskan konsumen. Perlu adanya suatu system

produksi yang efisien. Untuk menciptakan system produksi yang efisien maka diperlukan

suatu perencanaan dan pengendalian produksi yang baik.

Salah satu kegiatan perencanaan dan pengendalian diberlakukan khususnya untuk

penyediaan bahan baku. Perencanaan dan pengendalian dilakukan sedemikian rupa agar

dapat melayani kebutuhan bahan baku dengan tepat dan dengan biaya yang rendah.

Selama ini perusahaan pada umumnya melakukan perencanaan dan pengendalian tidak

Page 2: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU …industri.untag-sby.ac.id/backend/uploads/pdf/Jurnal_411306210.pdfPenelitian ini merupakan penelitian terapan (applied research), yaitu

berdasarkan metode-metode yang sudah baku, tetapi hanya berdasarkan pada

pengalaman-pengalaman sebelumnya.

Hal tersebut sering menyebabkan terjadinya kelebihan atau penumpukan bahan

baku maupun kekurangannya yang menyebabkan pembengkakan biaya, disamping

terjadi kekurangan-kekurangan yang dapat mengganggu atau menghambat proses

produksi dalam memenuhi permintaan konsumen.

Cara memecahkan masalah di atas, khususnya masalah perencanaan kebutuhan

bahan baku, telah dikembangkan sistem Material Requirements Planning (MRP).

Dengan menerapkan sistem tersebut diharapkan pemenuhan kebutuhan bahan baku dapat

dilakukan secara tepat, dan penentuan biaya persediaannya dapat ditetapkan seoptimal

mungkin.

Dalam implementasi MRP salah satu factor yang harus dipertimbangkan adalah

penggunaan teknik Lot Sizing . Dengan penggunaan teknik Lot Sizing yang tepat dapat

menimalkan biaya total persediaan. Teknik Lot Sizing merupakan penentu dari ukuran

Lot untuk pengadaan material.

CV. HERY JAYA TEKNIK yang berlokasi di jalan Tanjung Sari No.63 Surabaya

merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri pembuatan suku cadang alat

berat. CV. HERY JAYA TEKNIK memproduksi berbagai jenis suku cadang alat berat,

salah satunya baut tandem suspensi trailer. Menurut wawancara yang dilakukan dengan

pihak CV. HERY JAYA TEKNIK, diketahui bahwa dalam pelaksanaan sistem produksi

pada CV. HERY JAYA TEKNIK terdapat masalah mengenai bahan baku, khusus nya

pada bahan baku Hollow Bronze, dimana sering terjadi kelangkaan bahan baku pada

bulan-bulan tertentu seperti bulan November,Desember,Januari dan Februari.

Melalui wawancara yang dilakukan, CV HERY JAYA TEKNIK belum

menerapkan metode perencanaan bahan baku sehingga peneliti tertarik untuk membuat

perencanaan bahan baku produk andalan dari CV HERY JAYA TEKNIK yaitu baut

tandem suspensi trailer untuk 6 bulan berdasarkan Jadwal Induk Produksi yang telah di

tetapkan perusahaan untuk tahun 2018. Diantara berbagai metode MRP yang ada ,

peneliti lebih tertarik menggunakan metode L4L (lot for lot) , EOQ (economic order

quantity), dan FOQ (fixed order quantity) .

LANDASAN TEORI

Pengertian Persediaan

Menurut Sofjan (2008:237) ”Pengertian dari persediaan dalam hal ini adalah suatu aktiva

yang meliputi barang-barang milik perusahaan untuk dijual dalam beberapa periode yang

normal,atau persediaan barang-barang yang masih dalam pengerjaan/proses produksi,ataupun

persediaan barang baku yang menunggu penggunaannya dalam suatu proses produksi.”

Berdasarkan difinisidiatas, dapat disimpulkan bahwa persediaan merupakan barang yang

berupa bahan baku, barang setengah jadi, atau barang jadi yang disimpan untuk kontinuitas

proses produksi dalam memenuhi kebutuhan pelanggan.

Jenis Persediaan

Menurut Heizer dan Render, (2016:554) “Untuk menjalankan fungsi-fungsi

persediaan, perusahaan harus memelihara empat jenis persediaan yaitu:

1. Persediaan bahan mentah, persediaan bahan mentah yang telah dibeli,tetapi belum

diproses produksi.

Page 3: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU …industri.untag-sby.ac.id/backend/uploads/pdf/Jurnal_411306210.pdfPenelitian ini merupakan penelitian terapan (applied research), yaitu

2. Persediaan barang dalam proses, (work in process) ialah komponen-komponen atau

bahan mentah yang telah melewati beberapa proses perubahan,tetapi belum selesai.

3. Persediaan barang jadi, adalah produk yang telah selesai dan tinggal menunggu

pengiriman. Barang jadi dapat dimasukan ke persediaan karena permintaan

pelanggan pada masa mendatang tidak diketahui

Fungsi Persediaan

Menurut Heizer dan Render, (2016:553) “Persediaan dapat memiliki berbagai fungsi yang

menambah fleksibilitas operasi perusahaan,keempat fungsi persediaan adalah sebagai berikut

:

1. Untuk dapat memberikan pilihan agar dapat memenuhi permintaan pelanggan yang

diantisipasi dan memisahkan perusahaan dari fluktuasi permintaan. Persediaan seperti

ini digunakan secara umum pada perusahaan ritel.

2. Untuk memisahkan dari beberapa tahapan proses produksi yang sedang berlangsung.

3. Untuk mengambil keuntungan dari diskon harga karena pembelian dalam jumlah

besar dapat menurunkan biaya pengiriman barang.

4. Untuk menghindari inflasi dan kenaikan harga.

Pengendalian Persediaan

Pengertian pengendalian persediaan menurut Kumar dan Suresh (2009:92)adalah

pendekatan terencana untuk menentukan apa yang dipesan, kapan harus memesan dan berapa

banyak yang dipesan dan berapa banyak persediaan sehingga biaya yang terkait dengan

pembelian dan penyimpanan optimal tanpa mengganggu produksi dan penjualan.

Pengendalian persediaan pada dasarnya berkaitan dengan dua masalah: (i) Kapan sebaiknya

pesanan ditempatkan? (Order level), dan (ii) Berapa banyak harus dipesan?(Order quantity).

manfaat dari pengendalian persediaan:

a. peningkatan hubungan pelanggan karena pengiriman barang dan jasa yang tepat

waktu.

b. produksi yang lancar dan tanpa gangguan dan, karena itu, tidak ada kekurangan

persediaan.

c. penggunaan modal kerja yang efisien. Membantu dalam meminimalkan kerugian

akibat kerusakan, keusangan, dan pencurian.

d. penghematan dalam pembelian.

e. menghilangkan kemungkinan pemesanan duplikat.

Material Requirement Planning (MRP)

Heizer dan Render (2016:641) menyatakan bahwa “Material Requirement Planning

adalah teknik permintaan dependen yang menggunakan material,persediaan,penerimaan yang

Page 4: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU …industri.untag-sby.ac.id/backend/uploads/pdf/Jurnal_411306210.pdfPenelitian ini merupakan penelitian terapan (applied research), yaitu

diharapkan,dan perencanaan kebutuhan material.” Sedangkan menurut Diana (2013:97)

“MRP adalah konsep yang membahas cara yang tepat dalam perencanaan kebutuhan barang

dalam proses produksi, sehingga barang yang dibutuhkan dapat tersedia sesuai dengan yang

direncanakan.”

Adapun tujuan dari MRP menurut Diana (2013:98) “Untuk menghasilkan informasi

persediaan yang mampu digunakan untuk mendukung melakukan tindakan secara tepat dalam

melakukan produksi.Agar MRP dapat berfungsi dan dioperasionalisasikan dengan efektif ada

beberapa persyaratan dan asumsi yang harus dipenuhi.

Menurut Diana (2013:98) ada empat input yang di butuhkan dalam konsep MRP yaitu :

a. Jadwal Induk Produksi (Master Production Schedules /MPS)

JIP merupakan rencana produksi jumlah barang yang akan diproduksi pada

beberapa satuan waktu dalam perencanaan. JIP merupakan optimasi biaya

dengan memperhatikan variabel kapasitas yang tersedia dan ramalan permintaan

untuk mencapai rencana produksi yang akan meminimasi total biaya produksi

dan persediaan.

b. Struktur Produk dan Bill of Materials (BOM)

Setiap komponen produk harus memiliki identifikasi yang jelas dan sehingga

berguna pada saat komputerisasi. Hal ini dilakukan dengan membuat struktur

produk dan Bill of Material (BOM) tiap produk. Struktur produk berisi

informasi hubungan antara komponen dalam perakitan. Lebih jauh lagi, struktur

produk juga mengandung informasi tentang semua item. Struktur produk ini

dibagi menjadi beberapa level/tingkatan. Level 0 (nol) ialah tingkatan produk

akhir. Level 1 merupakan sub assembly yang jika dirakit akan menjadi produk

akhir. Level di bawahnya lagi (Level 2) merupakan sub-sub assembly yang

membentuk sub assembly jika dirakit.

c. Catatan Persediaan (inventory record files)

Sistem MRP berdasarkan keakuratan data status persediaan yang dimiliki

sehingga keputusan untuk memproduksi atau melakukan pembelian barang pada

saat dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya.Untuk tingkat persediaan

komponen dan material harus selalu diamati. Jika terjadi perbedaan antara

tingkat persediaan aktual dengan data persediaan dalam sistem komputer maka

data persediaan dalam sistem komputer harus segera dimutakhirkan. MRP tidak

mungkin dijalankan tanpa adanya catatan persediaan yang akurat.

d. Waktu ancang (lead time)

Prasyarat terakhir agar MRP dapat diterapkan dengan baik ialah diketahuinya

waktu ancang pemesanan komponen. Lead time ialah waktu yang diperlukan

mulai dari saat pesanan item dilakukan sampai dengan saat item tersebut

diterima dan siap untuk digunakan, baik item produk yang harus dibuat sendiri

maupun item produk yang dipesan dari luar perusahaan. Waktu inilah yang

mempengaruhi kapan rencana pemesanan akan dilakukan.

Page 5: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU …industri.untag-sby.ac.id/backend/uploads/pdf/Jurnal_411306210.pdfPenelitian ini merupakan penelitian terapan (applied research), yaitu

keluaran (output) MRP sekaligus juga tercermin kemampuan dan ciri dari MRP,

yaitu :

a. Jadwal pemesanan terencana adalah bentuk penentuan jumlah kebutuhan

bahan baku serta waktu pemesanannya untuk masa yang akan datang.

b. Laporan pengeluaran pesanan akan berguna bagi pembeli yang akan

melakukan negosiasi dengan pemasok, dan berguna juga bagi manajer

manufaktur,yang akan digunakan untuk mengontrol proses produksi.

c. Perubahan terhadap pesanan yang telah direncanakan ialah bentuk

pembatalan pesanan, pengurangan pesanan dan perubahan jumlah

pesanan.

d. Laporan penampilan adalah suatu tampilan yang menunjukkan sejauh

mana sistem bekerja, berkaitannya dengan kekosongan persediaan dan

ukuran yang lain.

Teknik Pengukuran Lot

Heizer dan Render (2016:654) menyatakan bahwa sistem MRP adalah cara

yang sangat baik untuk menentukan jadwal produksi dan kebutuhan bersih.

Bagaimana pun, ketika terdapat kebutuhan bersih, maka keputusan berapa banyak

yang perlu dipesan harus dibuat.Keputusan ini disebut keputusan penentuan ukuran

lot (lot-sizing decision). Beberapa teknik yang dapat digunakan adalah sebagai

berikut:

a. Lot for lot (LFL)

Lot for lot merupakan sebuah cara penentuan ukuran lot yang menghasilkan apa

yang diperlukan untuk memenuhi rencana secara tepat. Menurut Diana

(2013:105), metode Lot for Lot (LFL), atau juga dikenal sabagai metode

persediaan minimal, berdasarkan pada ide menyediakan persediaan (atau

memproduksi) sesuai dengan yang diperlukan saja, jumlah persediaan diusahakan

seminimal mungkin. Jumlah pemesanan disesuaikan dengan jumlah permintaan

sesungguhnya yang diperlukan (lot-for-lot) ini dan menghasilkan tidak adanya

persediaan yang disimpan. Sehingga, biaya yang timbul hanya berupa biaya

pemesanan saja. Asumsi yang ada di balik metode ini adalah bahwa pemasok (dari

luar atau dari lantai pabrik) tidak mensyaratkan ukuran lot tertentu, artinya

berapapun ukuran lot yang dipilih akan dapat dipenuhi.

b. Economic Order Quantity (EOQ)

Menurut Heizer dan Render (2016:655) EOQ adalah sebuah teknik statistic yang

menggunakan rata-rata (seperti permintaan rataan satu tahun), sedangkan prosedur

MRP mengasumsikan permintaan (terikat) diketahui yang digambarkan dalam

sebuah jadwal produksi induk. Penentuan ukuran lot ini berdasarkan biaya setup

atau biaya pemesanan per pesanan, dengan formula sebagai berikut (Heizer dan

Render) (2016:655) :

Page 6: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU …industri.untag-sby.ac.id/backend/uploads/pdf/Jurnal_411306210.pdfPenelitian ini merupakan penelitian terapan (applied research), yaitu

𝑄 ∗= √2𝐷𝑆

𝐻…………………(1)

Dimana :

D = Pemakaian tahunan

S = biaya setup / biaya pemesanan per pesanan

H = biaya penyimpanan per unit per tahun

c. Fixed Order Quantity( FOQ)

Menurut Diana (2013:98) bahwa Fixed Order Quantity adalah metode yang

besarnya ukuran lot sudah di tentukan berdasarkan pengalaman produksi atau

intuisi . Tidak ada teknik yang dapat dikemukakan untuk menetukan ukuran lot

pada metode ini. Besarnya ukuran lot dalam metode FOQ ini mencerminkan

pertimbangan factor-faktor r luar , seperti kejadian yang tidak dapat di hitung

dengan teknik-teknik penentuan ukuran lot.

Beberapa keterbatasan yang harus dipertimbangkan antara lain kapasitas , batas

waktu rusak , pengepakan, penyimpanan atau ukuran gudang bahan baku ,dan lain

sebagainya .

METODE PENELITIAN

1. Jenis penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian terapan (applied research), yaitu merupakan

penelitian yang dikerjakan dengan maksud untuk menerapkan, menguji, dan

mengevaluasi kemampuan suatu teori yang diterapakan.

2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di CV. Hery Jaya Teknik. Penelitian dilaksanakan kurang

lebih 2 bulan, yaitu pada tanggal 01 September 2017 sampai tanggal 01

November 2017

3. Sumber Data

a. Data permintaan

b. Data setatus persediaan

c. Struktur produk

d. Jadwal induk produksi

4. Pengolahan data

a. JIP

b. BOM

Page 7: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU …industri.untag-sby.ac.id/backend/uploads/pdf/Jurnal_411306210.pdfPenelitian ini merupakan penelitian terapan (applied research), yaitu

c. MRP

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam analisa pengolahan untuk Material Requirement Planning (MRP) data yang

diperlukan untuk pemecahan terhadap masalah yang dibahas adalah :

1. Jadwal Induk Produksi (JIP)

2. Bill Of Material

3. Status Persediaan

Tabel Jadwal Induk Produksi

Bulan Permintaan Kebutuhan/jam

Januari 125 187,5

Februari 125 187,5

Maret 150 225

April 150 225

Mei 130 195

Juni 130 195

Sumber: CV. Hery Jaya Teknik, 2017

Tabel diatas merupakan tabel Jadwal induk produksi dimana ditabel tersebut sudah

direncanakan dengan jelas oleh perusahaan dari bulan Januari 2018 sampai dengan bulan Juni 2018.

Gambar Struktur Produk Baut Tandem Suspensi Trailer

Page 8: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU …industri.untag-sby.ac.id/backend/uploads/pdf/Jurnal_411306210.pdfPenelitian ini merupakan penelitian terapan (applied research), yaitu

Gambar Struktur Produk Baut Tandem Suspensi Trailer diatas berisi tentang nama

komponen yang digunakan untuk merakit baut tandem suspense trailer dan pada gambar

tersebut dijelaskan juga jumlah kebutuhan komponen atau bahan baku yang akan di gunakan

untuk membuat satu unit baut tandem.

Tabel Bill Of Material Baut Tandem Suspensi Trailer

Tabel Bill Of Material menjelaskan tentang komponen apa saja yang akan digunakan untuk

memproduksi sebuah baut tandem suspense trailer, pada tabel ini juga dijelaskan harga per unit yang

akan digunakan untuk membuat satu baut tandem suspense trailer.

Tabel Data Status Persediaan

Nama Barang Sat Harga Satuan Biaya Pengadaan On

Hand

Biaya Simpan

/ unit/th

Lead

time

Baut tandem suspensi trailer unit - -

Baut 2 ¼ inch x 270,5 mm Pcs Rp. 70.000 Rp. 25.000.000 50 Rp. 7.000 1

Mur ¼ inch Pcs Rp. 12.500 Rp. 14.000.000 75 Rp. 1.250 1

Ring pipa Ø 85x 55mm x 30mm Pcs Rp. 12.500 Rp. 29.000.000 100 Rp.1.250 2

Nama Bahan Baku Satuan

Kebut

uhan/u

nit

Harga

Satuan

(Rp)

Biaya

dibutuhka

n (Rp)

Level

Baut tandem suspense

trailer Unit 0

Baut 2 ¼ inch x 270,5

mm Mm 1 70.000 70.000 1

Mur ¼ inch Inch 1 12.500 12.500 1

Ring pipa Ø 85x

55mm x 30mm Mm 2 12.500 25.000 1

Pipa 90mm x68mm

x110mm Mm 1 50.000 50.000 1

Ring Plat Ø 1 ½ x

5mm Mm 1 6.000 6.000 1

Hollow bronze Ø 72mm x 54mm x

110mm

Mm 1 150.000 150.000 2

Grease nipple

Ø8,5mm Mm 1 7.000 7.000 2

Ring ver Ø 1 ½ Inch 1 6.000 6.000 2

Grease Nipple Ø6mm Mm 1 3.000 6.000 2

Page 9: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU …industri.untag-sby.ac.id/backend/uploads/pdf/Jurnal_411306210.pdfPenelitian ini merupakan penelitian terapan (applied research), yaitu

Pipa 90mm x68mm x110mm Pcs Rp. 50.000 Rp.7.500.000 50 Rp. 5.000 2

Ring Plat Ø 1 ½ x 5mm Pcs Rp. 6.000 Rp. 900.000 100 Rp. 600 1

Hollow bronze Ø 72mm x 54mm x

110mm Pcs Rp. 150.000 Rp.22.500.000 50 Rp.15.000 3

Grease nipple Ø8,5mm Pcs Rp. 7.000 Rp. 1.050.000 75 Rp.700 1

Ring ver Ø 1 ½ Pcs Rp. 6.000 Rp. 900.000 75 Rp.600 1

Grease Nipple Ø6mm Pcs Rp. 3.000 Rp. 900.000 100 Rp. 600 1

Sumber: Olahan peneliti,2018

Tabel Data Status Persediaan pada tabel diatas menjelaskan tentang bahan baku per

unit untuk baut tandem suspensi trailer dengan lead time yaitu lamanya waktu pemesanan

barang, on hand yaitu jumlah persediaan yang ada di gudang pada saat ini,dan juga

menjelaskan biaya-biaya yang digunakan untuk pemesanan bahan baku per unit yang terdiri

dari biaya per unit,biaya pesan dan biaya simpan/unit/tahun yang diketahui biaya simpannya

10% dari harga komponen per unit.

L4L (lot for lot)

Menurut Heizer dan Render(2016) Lot for lot adalah lot sizing yang paling sederhana

dan mudah , teknik ini selalu melakukan perhitungan kembali terutama apabila terjadi

perubahan pada kebutuhan bersih. Penggunaan teknik ini bertujuan untuk meminimumkan

ongkos simpan , sehingga dengan teknik ini ongkos simpan menjadi nol .

Tabel Lotting komponen baut 2 ¼ inch dengan Teknik Lot for Lot

Item : Baut 2 ¼ inch x 270,5 mm Order Quantity :

1

Lead Time : 1

Lot size : Lot For Lot

On hand :

50

Periode

1 2 3 4 5 6

Keb Kotor 125 125 150 150 130 130

J Penerimaan

On Hand 50

Keb Bersih -75 -125 -150 -150 -130 -130

Ukuran Lot 75 125 150 150 130 130

Rencana Pesan 75 125 150 150 130 130

Biaya pengadaan : 6 x Rp. 25.000.000 = Rp. 150.000.000

Biaya simpan : 0 x Rp. 583= Rp. 0

Page 10: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU …industri.untag-sby.ac.id/backend/uploads/pdf/Jurnal_411306210.pdfPenelitian ini merupakan penelitian terapan (applied research), yaitu

Sehingga total biaya sebesar : Rp. 150.000.000

Sumber : Olahan peneliti,2018

Tabel Data Status Persediaan pada tabel diatas menjelaskan tentang bahan baku per unit untuk

baut tandem suspensi trailer dengan lead time yaitu lamanya waktu pemesanan barang, on hand yaitu

jumlah persediaan yang ada di gudang pada saat ini,dan juga menjelaskan biaya-biaya yang

digunakan untuk pemesanan bahan baku per unit yang terdiri dari biaya per unit,biaya pesan dan

biaya simpan/unit/tahun yang diketahui biaya simpannya 10% dari harga komponen per unit.

Teknik EOQ (Eqonomic Order Quantity)

Menurut Heizer dan Render (2016), EOQ ialah sebuah teknik statistic yang

menggunakan rata-rata (seperti permintaan rataan satu tahun), sedangkan prosedur MRP

mengasumsikan permintaan (terikat) diketahui yang digambarkan dalam sebuah jadwal

produksi induk. Penentuan ukuran lot ini berdasarkan biaya setup atau biaya pemesanan per

pesanan, dengan formula sebagai berikut. Heizer dan Render (2016):

EOQ = √2𝐷𝐾

𝐻…………….(2)

Dimana:

D = pemakaian tahunan

k = biaya setup atau biaya pemesanan perpesanan

h = biaya penyimpanan per unit per bulan

Tabel Hasil Perhitungan EOQ

Nama Barang k D H

Baut 2 ¼ inch x 270,5 mm Rp. 25.000.000 583 710 293

Mur ¼ inch Rp. 14.000.000 104 710 518

Ring pipa Ø 85x 55mm x

30mm Rp. 29.000.000 104 1420 746

Pipa 90mm x68mm x110mm Rp.7.500.000 416 710 190

Ring Plat Ø 1 ½ x 5mm Rp. 900.000 50 710 189

Hollow bronze Ø 72mm x

54mm x 110mm Rp.22.500.000 1250 710 189

Grease nipple Ø8,5mm Rp. 1.050.000 58 710 190

Ring ver Ø 1 ½ Rp. 900.000 50 710 189

Grease Nipple Ø6mm Rp. 900.000 50 710 189

Sumber : olah data,2018

Page 11: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU …industri.untag-sby.ac.id/backend/uploads/pdf/Jurnal_411306210.pdfPenelitian ini merupakan penelitian terapan (applied research), yaitu

Pada Tabel Hasil Perhitungan EOQ menjelaskan perhitungan ukuran lot pada setiap

komponen baut tandem suspensi trailer menggunakan teknik EOQ sehingga dapat diperoleh ukuran

lot yang sama selama 6 periode pada setiap komponen. Dari hasil pengukuran lot di Tabel Hasil

Perhitungan EOQ dapat langsung dilakukan perhitungan selanjutnya seperti pada tabel berikut:

Tabel Perhitungan EOQ pada komponen Baut 2 ¼ inch

Item : Baut 2 ¼ inch x 270,5 mm Order Quantity :

1

Lead Time : 1

Lot size : EOQ

On hand :

50

Periode

1 2 3 4 5 6

Keb Kotor 125 125 150 150 130 130

J Penerimaan

On Hand 50 218 93 236 86 249 119

Keb Bersih -75 0 -57 0 -44 0

Ukuran Lot 293 293 293 293

Rencana Pesan 293 293 293

Biaya pengadaan : 3 x Rp. 25.000.000 = Rp. 75.000.000

Biaya simpan : (218+93+236+86+249+119) x Rp. 583= Rp. 583.583

Sehingga total biaya sebesar : Rp. 75.583.583

Sumber : olah data,2018

Pada Tabel Perhitungan EOQ pada komponen Baut 2 ¼ inch menjelaskan tentang

perhitungan setiap 6 periode menggunakan ukuran lot 293 unit sehingga menghasilkan biaya

pengadaan bahan baku komponen baut 2 ¼ inch sebesar Rp. 75.000.000 dan biaya simpan Rp.

583.583 dengan itu dapat diketahui total biaya sebesar Rp. 75.583.583.

FOQ (fixed order quantity)

Teknik FOQ (fixed order quantity) menggunakan kuantitas pemesanan yang tetap

untuk suatu persediaan item tertentu dapat ditentukan secara sembarangan atau berdasarkan

pada faktor-faktor intuitif .

Page 12: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU …industri.untag-sby.ac.id/backend/uploads/pdf/Jurnal_411306210.pdfPenelitian ini merupakan penelitian terapan (applied research), yaitu

Tabel Perhitungan FOQ komponen Baut 2 ¼ inch

Item : Baut 2 ¼ inch x 270,5 mm Order Quantity : 1

Lead Time : 1

Lot size : FOQ

Ukuran Lot : 300 unit

On hand :

50

Periode

1 2 3 4 5 6

Keb Kotor 125 125 150 150 130 130

J Penerimaan

On Hand 50 235 110 260 110 280 150

Keb Bersih -75 0 -40 0 -20 0

Ukuran Lot 300 300 300 300

Rencana Pesan 300 300 300

Biaya pengadaan : 3 x Rp. 25.000.000 = Rp. 75.000.000

Biaya simpan : (235+110+260+110+280+150) x Rp. 583= Rp. 667.535

Sehingga total biaya sebesar : Rp. 75.667.535

Sumber : olah data,2018

Pada Tabel Perhitungan FOQ komponen Baut 2 ¼ inch menjelaskan tentang perhitungan

komponen baut 2 ¼ inch menggunakan teknik FOQ dengan menentukan ukuran lot nya sebesar 300

unit untuk setiap periode selama 6 bulan. Dengan itu diperoleh hasil perhitungan biaya pengadaan

bahan baku baut 2 ¼ inch sebesar Rp. 75.000.000 dan biaya simpan sebesar Rp. 667.535. Sehingga

didapatkan total biaya sebesar Rp. 75.667.535 selama 6 periode.

Perhitungan-perhitungan komponen yang lain dengan metode L4L (lot for lot) , EOQ

(economic order quantity ), dan FOQ (fixed order quantity) dicantumkan pada Lampiran.1 .

Berikut ini adalah hasil perhitungan seluruh komponen menggunakan ke tiga teknik tersebut.

Tabel hasil perhitungan seluruh komponen

No Nama Item Metode MRP

L4L EOQ FOQ

1 Baut 2 ¼ inch x 270,5 mm Rp.150.000.000 Rp. 75.583.583 Rp. 75.667.535

2 Mur ¼ inch Rp.8.400.000 Rp. 28.116.008 Rp. 42.000.000

3 Ring pipa Ø 85x 55mm x 30mm Rp.174.000.000 Rp. 87.252.720 Rp. 174.132.080

4 Pipa 90mm x68mm x110mm Rp.45.000.000 Rp. 30.218.400 Rp. 22.976.320

5 Ring Plat Ø 1 ½ x 5mm Rp. 5.400.000 Rp. 3.631.000 Rp. 2.739.250

6 Hollow bronze Ø 72mm x 54mm x Rp.135.000.000 Rp. 90.872.500 Rp. 68.856.250

Page 13: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU …industri.untag-sby.ac.id/backend/uploads/pdf/Jurnal_411306210.pdfPenelitian ini merupakan penelitian terapan (applied research), yaitu

110mm

7 Grease nipple Ø8,5mm Rp. 6.300.000 Rp. 5.282.770 Rp. 3.221.630

8 Ring ver Ø 1 ½ Rp. 5.400.000 Rp. 4.534.900 Rp. 2.761.750

9 Grease Nipple Ø6mm Rp. 5.400.000 Rp. 3.600.000 Rp. 5.463.500

Total Rp.534.900.000 Rp.329.091.881 Rp. 397.818.315

Sumber : Hasil olah data,2018

Tabel hasil perhitungan seluruh komponen menjelaskan hasil dari perhitungan 3

metode yaitu Lot for lot, EOQ dan FOQ diketahui biaya dengan menggunakan metode L4L

(Lot for lot) sebesar Rp.534.900.000 , dengan menggunakan metode EOQ (economic order

quantity ) sebesar Rp. 329.091.881 dan dengan menggunakan teknik FOQ (fixed order

quantity) sebesar Rp. 397.818.315 dengan membandingkan ketiga total biaya pada setiap

teknik lot sizing maka dapat disimpulkan untuk biaya pengadaan bahan baku baut tandem

suspensi trailer yang paling minimum menggunakan metode EOQ dengan total biaya Rp.

329.091.881 untuk 6 periode kedepan berdasarkan JIP yang sudah ditentukan oleh

perusahaan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Perencanaan bahan baku pada CV. Hery Jaya Teknik menggunakan tiga metode MRP

yaitu L4L (Lot for lot), EOQ (economic Order Quantity) dan FOQ (Fixed Order

Quantity) dan dilakukan untuk 6 bulan kedepan berdasarkan Jadwal Induk Produksi

yang sudah ditentukan oleh CV. Hery Jaya Teknik.

2. Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan tiga metode pada BAB 4 maka metode

lot sizing yang dipilih adalah EOQ (Economic Order Quantity). Karena metode

tersebut mempunyai total biaya pemesanan yang paling minimum yaitu

Rp.329.091.881.

Saran

CV. HERY JAYA TEKNIK perlu menerapkan metode perencanaan dan

persediaan bahan baku secara baik untuk mengontrol persediaan bahan baku agar tidak

terlalu berlebihan ataupun kekurangan.

Perusahaan juga harus membuat perencanaan produksi untuk masa yang akan

datang, keuntungan dari membuat perencanaan produksi dimasa yang akan datang

adalah perusahaan dapat mengatur strategi apa yang akan diambil untuk mengantisipasi

permintaan konsumen dengan melihat hasil pergitungan perencanaan produksi yang

telah tersusun.

Page 14: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU …industri.untag-sby.ac.id/backend/uploads/pdf/Jurnal_411306210.pdfPenelitian ini merupakan penelitian terapan (applied research), yaitu

DAFTAR PUSTAKA

Heizer, Jay dan Render, Barry. 2016. Manajemen Operasi. Edisi Sebelas.. Jakarta: Salemba

Empat.

Hendra Kusuma. 2009. Manajemen Produksi : Perencanaan Dan Pengendalian Produksi.

Edisi Empat. Yogyakarta : Penerbit Andi.

Kumar, A. S., dan Suresh, N., 2009. Production And Operations Management: With Skill

Development, Caselets And Cases. New Delhi: New Age International (P) Limited,

Publishers.Cooper.

Sofjan Assauri. 2008. Manajemen Produksi Dan Operasi. Edisi Empat. Jakarta: Lembaga

Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Sofyan Khairani Diana. 2013. Perencanaan Dan Pengendalian Produksi. Yogyakarta: Graha

Ilmu.

Ristono Agus. 2013. Manajemen Persediaan. Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.