aryadolfmananue_2011_065
DESCRIPTION
siapa aja boleh tahuTRANSCRIPT
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Berat Badan Lahir
Ary Adolf Mananue (NIM : 102011065/A3)
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Terusan Arjuna No.6 Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Telp. 021-56942061
Abstrak
Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan lahir dibawah 2500 gram. Untuk mengetahui faktor resiko apa saja yang mempengaruhi berat badan lahir bayi, dilakukan analisa data baik univariat maupun bivariat. Populasi dan sample berjumlah 101 orang. Tidak ada hubungan bermakna antara berat badan lahir rendah bayi dengan usia ibu, kebiasaan merokok dan riwayat hipertensi (p>0.05). Akan tetapi terdapat hubungan bermakna antara berat badan lahir dengan tingkat pendidikan ibu (p 0.05). However, there is a significant association between birth weight by mother's education level (P 35 tahun lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok usia 20-34 tahun. Secara statistik, tidak didapatkan hubungan antara usia ibu kurang dari 20 tahun dengan kejadian BBLR. Sedangkan didapatkan hubungan antara usia ibu yang lebih dari 35 tahun dengan kejadian BBLR.
2. Hipertensi
a. Definisi
Hipertensi adalah peningkatan tekanan sistole, yang tingginya tergantung umur individu yang terkena. Tekanan darah berfluktuasi dalam batas-batas tertentu, tergantung posisi tubuh, umur, dan tingkat stres yang dialami.
Hipertensi juga sering digolongakan sebagai ringan, sedang, atau berat, berdasarkan tekanan diastole. Hipertensi ringan bila tekanan darah 95-104, hipertensi sedang tekanan diastole-nya 105-114, sedangkan hipertensi berat tekanan diastolenya >115.3
Hipertensi dengan peningkatan tekanan sistole tanpa disertai peningkatan tekanan diastole lebih sering pada lansia, sedangkan hipertensi peningkatan tekanan diastole tanpa disertai peningkatan tekanan sistole lebih sering terdapat pada dewasa muda.3
Hipertensi atau tekanan darah tinggi yang menimpa ibu hamil akan sangat membahayakan baik kehamilan itu sendiri maupun bagi ibu. hipertensi atau tekanan darah tinggi terjadi ketika darah yang dipompakan oleh jantung mengalami peningkatan tekanan, hingga hal ini dapat membuat adanaya tekanan dan merusak dinding arteri di pembuluh darah. Hipertensi pada kehamilan banyak terjadi pada usia ibu hamil di bawah 20 tahun atau di atas 40, kehamilan dengan bayi kembar, atau terjadi pada ibu hamil dengan kehamilan pertama.
b. Etiologi
1. Usia
Insidensi hipertensi makin meningkat dengan meningkatnya usia. Hipertensi pada yang berusia kurang dari 35 tahun dengan jelas menaikkan insiden penyakit arteri koroner dan kematian prematur.3,4
2. Kelamin
Pada ummnya insidens pada pria lebih tinggi daripada wanita, namun pada usia pertengahan dan lebih tua, insidens pada wanita mulai meningkat, sehingga pada usia di atas 65 tahun, insidens pada wanita lebih tinggi.4
3. Ras
Hipertensi pada yang berkulit hitam paling sedikit dua kalinya pada yang berkulit putih. Akibat penyakit ini umumnya lebih berat pada ras kulit hitam. Misalnya, mortalitas pasien pria hitam dengan diastole 115 atau lebih, 3,3 kali lebih tinggi daripada pria berkulit putih, dan 5,6 kali bagi wanita putih.4
4. Pola hidup
Faktor seperti pendidikan, penghasilan dan faktor pola hidup lain telah diteliti, tanpa hasil yang jelas. Penghasilan rendah, tingkat pendidikan rendah, dan kehiduopan atau pekerjaan yang penuh stres agaknya berhubungan dengan insidens hipertensi yang lebih tinggi.4
5. Diabetes Mellitus
Hubungan antara diabetes melitus dan hipertensi kurang jelas, namun secara statistik nyata ada hubungan antara hipertensi dan penyakit arteri koroner. Penyebab utama kematian pasien diabetes melitus adalah penyakit kardiovaskular, terutama yang mulainya dini dan kurang. Hipertensi dengan diabetes melitus meningkatan mortalitas.3,4
c. Manifestasi klinis
Bila timbul gejala, penyakit ini sudah lanjut. Gejala klasik yaitu sakit kepala, epistaksis, pusing, dan tinitus yang diduga berhubungan dengan naiknya tekanan darah, ternyata sama seringnya dengan yang terdapat pada yang tidak dengan tekanan darah tinggi. Namun gejala sakit kepala sewaktu bangun tidur, mata kabur, sepresi, dan nokturia, ternyata meningkat pada hipertensi yang tidak diobati.3
Jenis hipertensi pada kehamilan yang paling berbahaya adalah Preeklampsia. Pre-eklampsia ialah penyakit yg timbul dengan tanda-tanda hipertensi, edema dan proteinuria yg timbul karena kehamilan. Pada pre-eklampsia akan terjadi penimbunan cairan secara umum dan berlebihan dalam tubuh, biasanya dapat diketahui dari kenaikan berat badan serta pembengkakan kaki, jari tangan dan muka. Kenaikan berat badan sebesar 1 kg dalam seminggu beberapa kali dapat menjadi tanda pre-eklampsia.
Proteinuria pre-eklampsia terdapat konsentrasi protein dalam air kencing yg melebihi 0,3 g/liter dan air kencing 400 ml atau kurang dalam sehari.
3. Rokok
Rokok adalah produk yang berbahaya dan adiktif (menimbulkan ketergantungan) karena didalam rokok terdapat 4000 bahan kimia berbahaya yang 69 diantaranya merupakan zat karsinogenik (dapat menimbulkan kanker). Zat-zat berbahaya yang terkandung didalam rokok antara lain: tar, karbon monoksida, sianida, arsen, formalin, nitrosamine, dan lain sebagainya.5
Efek rokok terhadap kesehatan sendiri sangat membahayakan, akibat kandungan berbagai bahan kimia berbahaya yang ada di dalamrokokmaka dengan merokok sama saja kita memasukkan bahan-bahan berbahaya tersebut ke dalam tubuh kita. Penyakit-penyakit yang diketahui dapat disebabkan oleh rokok antara lain : kanker tenggorokan, kanker paru-paru, kanker lambung, penyakit jantung koroner, pneumonia, gangguan sistem reproduksi, dan lain sebagainya.6
4. Pendidikan
Definisi dan pengertian pendidikan menurut para ahli pada hakikatnya adalah suatu proses pembentukan perilaku manusia secara intelektual untuk menguasai ilmu pengetahuan, secara emosional untuk menguasai diri dan secara moral sebagai pendalaman dan penghayatan nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang di masyarakat.7
Pendidikan adalah kegiatan kemanusiaan atau disebut sebagai kegiatan memanusiakan manusia. Pendidikan merupakan suatu proses humanisasi yang artinya dengan pendidikan manusia akan lebih bermartabat, berkarakter, terampil, yang memiliki tanggung jawab terhadap sistem sosial sehingga akan lebih baik, aman dan nyaman.6-8
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, mendefinisikan pendidikan sebagai suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.8,9
Berdasarkan tingkat pendidikan ibu dapat dijelaskan bahwa terdapat kecenderungan terhadap kematian bayi yang jumlahnya lebih banyak pada ibu yang memiliki tingkat pendidikan rendah (SD) hingga tidak sekolah, namun dalam uji korelasi tidak terdapat hubungan yang bermakna.8 Pendidikan banyak menentukan sikap dan tindakan dalam menghadapi berbagai masalah misalnya membutuhkan vaksinasi untuk anaknya, memberi oralit waktu diare misalnya kesedian menjadi peserta keluarga, termasuk pengaturan makanan bagi ibu hamil untuk mencegah timbulnya bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) bahwa ibu mempunyai peranan yang cukup penting dalam kesehatan dan pertumbuhan. Pendidikan lebih tinggi ibu akan memberikan kesempatan anak mendapat kesempatan hidup serta tumbuh kembang yang baik.8,9
HASIL PENELITIAN
Tabel Statistik Umur Ibu
umur ibu
N
Valid
101
Missing
0
Mean
23.4257
Median
23.0000
Mode
20.00
Std. Deviation
4.96859
Variance
24.687
Range
21.00
Gambar Histogram Umur Ibu
Tabel dan Diagram Frekuensi Ibu yang Merokok
Merokok
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
tidak
62
61.4
61.4
61.4
merokok
39
38.6
38.6
100.0
Total
101
100.0
100.0
Tabel dan Diagram Frekuensi Hipertensi pada Ibu
Hipertensi
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
tidak
97
96.0
96.0
96.0
iya
4
4.0
4.0
100.0
Total
101
100.0
100.0
Tabel Berat Badan Lahir
berat badan lahir
N
Valid
101
Missing
0
Mean
2.7738E3
Median
2.9060E3
Mode
2.38E3a
Std. Deviation
6.66025E2
Variance
4.436E5
Range
3444.00
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
Histogram Berat Badan Lahir
Tabel dan Diagram Tingkat Pendidikan Ibu
Pendidikan
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
tinggi
38
37.6
37.6
37.6
sedang
63
62.4
62.4
100.0
Total
101
100.0
100.0
Uji Korelasi berat badan lahir terhadap umur ibu
Correlations
berat badan lahir
umur ibu
berat badan lahir
Pearson Correlation
1
.030
Sig. (2-tailed)
.769
N
101
101
umur ibu
Pearson Correlation
.030
1
Sig. (2-tailed)
.769
N
101
101
Uji Chi Square kebiasaan merokok terhadap berat badan lahir
Chi-Square Tests
Value
Df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square
1.140a
1
.286
Continuity Correctionb
.737
1
.391
Likelihood Ratio
1.134
1
.287
Fisher's Exact Test
.304
.195
Linear-by-Linear Association
1.128
1
.288
N of Valid Casesb
101
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15.45.
b. Computed only for a 2x2 table
Uji Chi Square riwayat hipertensi terhadap berat badan lahir
Chi-Square Tests
Value
Df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square
.188a
1
.664
Continuity Correctionb
.000
1
1.000
Likelihood Ratio
.184
1
.668
Fisher's Exact Test
.647
.520
Linear-by-Linear Association
.186
1
.666
N of Valid Casesb
101
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.58.
b. Computed only for a 2x2 table
Uji Chi Square pendidikan terhadap berat badan lahir
Chi-Square Tests
Value
Df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square
17.464a
1
.000
Continuity Correctionb
15.753
1
.000
Likelihood Ratio
17.635
1
.000
Fisher's Exact Test
.000
.000
Linear-by-Linear Association
17.291
1
.000
N of Valid Casesb
101
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15.05.
b. Computed only for a 2x2 table
Uji Chi Square umur ibu terhadap berat badan lahir
Chi-Square Tests
Value
Df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square
.587a
1
.444
Continuity Correctionb
.311
1
.577
Likelihood Ratio
.590
1
.442
Fisher's Exact Test
.534
.289
Linear-by-Linear Association
.581
1
.446
N of Valid Casesb
101
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15.84.
b. Computed only for a 2x2 table
PEMBAHASAN
Pada penelitian statistik uji bivariat digunakan uji statistik korelasi, uji statistik t-test dan juga uji statistik chi-square. Pada pembandingan variabel bebas yaitu umur dengan variabel terikat yaitu berat badan lahir digunakan uji statistik korelasi bivariat. Didapatkan hasil nilai dari p adalah 0,769 dan alfa yang digunakan oleh penulis adalah 0,05, maka berdasarkan uji statistik korelasi hipotesis nol yang disusun diterima, bahwa tidak ada hubungan diantara umur ibu dengan berat badan lahir bayi.
Selanjutnya pada variabel yang dibandingkan dengan variabel terikat yaitu berat badan lahir, yaitu seperti kebiasaan merokok dengan terjadinya berat badan lahir rendah. Penulis pada karya ilmiah ini menggunakan 2 uji statistik yaitu uji statistik t-test yang membandingkan antara berat badan lahir yang numerik dengan kebiasaan merokok yang merupakan kategorik, dan uji statistik chi-square dengan menggunakan berat badan lahir yang sudah diubah ke dalam kategorik dengan kebiasaan merokok yang merupakan data kategorik. Pada karya ilmiah ini penulis hanya membahas perbandingan berat badan lahir dengan kebiasaan merokok dengan uji statistik chi-square karena jumlah populasi lebih dari 25. Pada hasil uji statistik chi-square didapatkan nilai p sebesar 0,444. Bila dikoreksi maka nilai p nya adalah 0,577 dan dibandingkan dengan alfa yang dibuat maka nilai p lebih besar daripada alfa dan hipotesis nol diterima, tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan merokok dan berat badan lahir bayi.
Variabel bebas yang akan dibandingkan berikutnya adalah hipertensi dengan variabel terikat yaitu berat badan lahir. Sama seperti variabel bebas sebelumnya, yaitu kebiasaan merokok, digunakan uji t-test dan chi-square untuk menguji hipotesis nol pada kedua variabel ini. Karena sampel yang ada lebih besar dari 25 maka akan dibahas yang chi-square. Didapatkan hasil nilai p adalah 0,647 dan lebih besar dari alfa maka hipotesis nol diterima yaitu tidak ada hubungan antara hipertensi dengan berat badan lahir bayi. Dan yang terakhir akan dibahas dengan uji statistik adalah hubungan antara variabel bebas yaitu pendidikan dengan variabel terikat yaitu berat badan lahir bayi. Sama seperti uji statistik pada variabel sebelumnya, penulis akan menggunakan chi-square karena jumlah sampel yang lebih dari 25. Dari hasil uji statistik didapatkan hasil p adalah 0,000. Dan lebih kecil dibandingkan dengan alfa yang ditentukan oleh penulis yaitu 0,05, maka hipotesis nol ditolak, yaitu ada hubungan bermakna antara pendidikan ibu dengan berat badan lahir bayi.
KESIMPULAN dan SARAN
1. Kesimpulan
Kesimpulan dari karya ilmiah adalah tidak ditemukan adanya hubungan antara usia ibu, konsumsi rokok dan riwayat hipertensi pada berat badan lahir bayi. Akan tetapi, ditemukan hubungan bermakna antara tingkat pendidikan ibu dengan berat badan lahir bayi.
2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah disimpulkan di atas, dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:
a. Dilakukannya peningkatan kegiatan promosi kesehatan yang ditujukan secara khusus kepada ibu hamil berpendidikan rendah sampai sedang yang mencakup kegiatan penyuluhan mengenai pentingnya pemeriksaan kehamilan secara teratur dan program perbaikan gizi.
b. Dalam hal ini, pemerintah diharapkan mengupayakan tenaga pelayanan kesehatan di masyarakat semaksimal mungkin dalam usaha meningkatkan kesehatan ibu dan anak guna meningkatkan kualitas hidup bangsa.
DAFTAR PUSTAKA
1. Azwar A. Pengantar epidemiologi. Ed 1. Jakarta: Binarupa Aksara; 2000.h. 2-3, 19-26.
2. Wiknjosastro. H, Prof, dr, SpOG. Ilmu Kebidanan. Ed.4, Cet. 3. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2013.h. 530-53.
3. Bapelkes Magelang. Pedoman praktis pelaksanaan kerja di puskesmas. Magelang: Podorejo Offset; 2000.h. 6,10-3.
4. Pelayanan kesehatan dasar. Diunduh dari www.bogorkab.go.id/wp.../Ekspos-Puskesmas.pdf. pada tanggal 7 Juli 2014.
5. Maulana HD. Promosi kesehatan. Jakarta: EGC; 2009.h. 84.
6. Menkes RI. Pedoman penyelenggaraan sistem surveilans epidemiologi penyakit menular dan tidak menular terpadu. Menkes RI; 2003.h. 5.
7. Timmreck TC. Epidemiologi: suatu pengantar. Jakarta: EGC; 2004.h. 337-46.
8. Mudyahardjo Redja. Pengantar pendidikan. Jakarta: Rajagrafindo Persada; 2006.h. 17.
9. Sastroasmoro S. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. Jakarta: Sagung Seto; 2011.h. 21-30.
17