aryadolfmananue_2011_065

24
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Berat Badan Lahir Ary Adolf Mananue (NIM : 102011065/A3) Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Terusan Arjuna No.6 Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Telp. 021-56942061 Abstrak Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan lahir dibawah 2500 gram. Untuk mengetahui faktor resiko apa saja yang mempengaruhi berat badan lahir bayi, dilakukan analisa data baik univariat maupun bivariat. Populasi dan sample berjumlah 101 orang. Tidak ada hubungan bermakna antara berat badan lahir rendah bayi dengan usia ibu, kebiasaan merokok dan riwayat hipertensi (p>0.05). Akan tetapi terdapat hubungan bermakna antara berat badan lahir dengan tingkat pendidikan ibu (p<0.05). Diharapkan dilakukan peningkatan kegiatan promosi kesehatan khususnya bagi ibu hamil. Selain itu, pemerintah diharapkan mengupayakan tenaga pelayanan kesehatan masyarakat semaksimal mungkin untuk mengurangi bayi lahir dengan berat badan rendah. Kata kunci : BBLR, faktor resiko, merokok, hipertensi, usia ibu, tingkat pendidikan Abstract Babies with Low Birth Weight (LBW) infants are born with a birth weight below 2500 grams. To determine the risk factors that influence birth weight babies, data analysis, both univariate and bivariate should be performed. Population and sample totaled as 101 people. There is no significant relationship between low birth weight infants with maternal age, smoking habits, and history of hypertension (P> 0.05). However, there is a significant association between birth weight by mother's education level (P <0.05). It is expected to improve the health promotion activities, especially for pregnant women. In addition, the government is expected to seek public health care personnel as much as possible to reduce babies born with low weight. Key words: low birth weight, risk factors, smoking, hypertension, maternal age, education level 1

Upload: raymond-edwin-lubis

Post on 28-Sep-2015

212 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

siapa aja boleh tahu

TRANSCRIPT

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Berat Badan Lahir

Ary Adolf Mananue (NIM : 102011065/A3)

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Terusan Arjuna No.6 Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Telp. 021-56942061

Abstrak

Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan lahir dibawah 2500 gram. Untuk mengetahui faktor resiko apa saja yang mempengaruhi berat badan lahir bayi, dilakukan analisa data baik univariat maupun bivariat. Populasi dan sample berjumlah 101 orang. Tidak ada hubungan bermakna antara berat badan lahir rendah bayi dengan usia ibu, kebiasaan merokok dan riwayat hipertensi (p>0.05). Akan tetapi terdapat hubungan bermakna antara berat badan lahir dengan tingkat pendidikan ibu (p 0.05). However, there is a significant association between birth weight by mother's education level (P 35 tahun lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok usia 20-34 tahun. Secara statistik, tidak didapatkan hubungan antara usia ibu kurang dari 20 tahun dengan kejadian BBLR. Sedangkan didapatkan hubungan antara usia ibu yang lebih dari 35 tahun dengan kejadian BBLR.

2. Hipertensi

a. Definisi

Hipertensi adalah peningkatan tekanan sistole, yang tingginya tergantung umur individu yang terkena. Tekanan darah berfluktuasi dalam batas-batas tertentu, tergantung posisi tubuh, umur, dan tingkat stres yang dialami.

Hipertensi juga sering digolongakan sebagai ringan, sedang, atau berat, berdasarkan tekanan diastole. Hipertensi ringan bila tekanan darah 95-104, hipertensi sedang tekanan diastole-nya 105-114, sedangkan hipertensi berat tekanan diastolenya >115.3

Hipertensi dengan peningkatan tekanan sistole tanpa disertai peningkatan tekanan diastole lebih sering pada lansia, sedangkan hipertensi peningkatan tekanan diastole tanpa disertai peningkatan tekanan sistole lebih sering terdapat pada dewasa muda.3

Hipertensi atau tekanan darah tinggi yang menimpa ibu hamil akan sangat membahayakan baik kehamilan itu sendiri maupun bagi ibu. hipertensi atau tekanan darah tinggi terjadi ketika darah yang dipompakan oleh jantung mengalami peningkatan tekanan, hingga hal ini dapat membuat adanaya tekanan dan merusak dinding arteri di pembuluh darah. Hipertensi pada kehamilan banyak terjadi pada usia ibu hamil di bawah 20 tahun atau di atas 40, kehamilan dengan bayi kembar, atau terjadi pada ibu hamil dengan kehamilan pertama.

b. Etiologi

1. Usia

Insidensi hipertensi makin meningkat dengan meningkatnya usia. Hipertensi pada yang berusia kurang dari 35 tahun dengan jelas menaikkan insiden penyakit arteri koroner dan kematian prematur.3,4

2. Kelamin

Pada ummnya insidens pada pria lebih tinggi daripada wanita, namun pada usia pertengahan dan lebih tua, insidens pada wanita mulai meningkat, sehingga pada usia di atas 65 tahun, insidens pada wanita lebih tinggi.4

3. Ras

Hipertensi pada yang berkulit hitam paling sedikit dua kalinya pada yang berkulit putih. Akibat penyakit ini umumnya lebih berat pada ras kulit hitam. Misalnya, mortalitas pasien pria hitam dengan diastole 115 atau lebih, 3,3 kali lebih tinggi daripada pria berkulit putih, dan 5,6 kali bagi wanita putih.4

4. Pola hidup

Faktor seperti pendidikan, penghasilan dan faktor pola hidup lain telah diteliti, tanpa hasil yang jelas. Penghasilan rendah, tingkat pendidikan rendah, dan kehiduopan atau pekerjaan yang penuh stres agaknya berhubungan dengan insidens hipertensi yang lebih tinggi.4

5. Diabetes Mellitus

Hubungan antara diabetes melitus dan hipertensi kurang jelas, namun secara statistik nyata ada hubungan antara hipertensi dan penyakit arteri koroner. Penyebab utama kematian pasien diabetes melitus adalah penyakit kardiovaskular, terutama yang mulainya dini dan kurang. Hipertensi dengan diabetes melitus meningkatan mortalitas.3,4

c. Manifestasi klinis

Bila timbul gejala, penyakit ini sudah lanjut. Gejala klasik yaitu sakit kepala, epistaksis, pusing, dan tinitus yang diduga berhubungan dengan naiknya tekanan darah, ternyata sama seringnya dengan yang terdapat pada yang tidak dengan tekanan darah tinggi. Namun gejala sakit kepala sewaktu bangun tidur, mata kabur, sepresi, dan nokturia, ternyata meningkat pada hipertensi yang tidak diobati.3

Jenis hipertensi pada kehamilan yang paling berbahaya adalah Preeklampsia. Pre-eklampsia ialah penyakit yg timbul dengan tanda-tanda hipertensi, edema dan proteinuria yg timbul karena kehamilan. Pada pre-eklampsia akan terjadi penimbunan cairan secara umum dan berlebihan dalam tubuh, biasanya dapat diketahui dari kenaikan berat badan serta pembengkakan kaki, jari tangan dan muka. Kenaikan berat badan sebesar 1 kg dalam seminggu beberapa kali dapat menjadi tanda pre-eklampsia.

Proteinuria pre-eklampsia terdapat konsentrasi protein dalam air kencing yg melebihi 0,3 g/liter dan air kencing 400 ml atau kurang dalam sehari.

3. Rokok

Rokok adalah produk yang berbahaya dan adiktif (menimbulkan ketergantungan) karena didalam rokok terdapat 4000 bahan kimia berbahaya yang 69 diantaranya merupakan zat karsinogenik (dapat menimbulkan kanker). Zat-zat berbahaya yang terkandung didalam rokok antara lain: tar, karbon monoksida, sianida, arsen, formalin, nitrosamine, dan lain sebagainya.5

Efek rokok terhadap kesehatan sendiri sangat membahayakan, akibat kandungan berbagai bahan kimia berbahaya yang ada di dalamrokokmaka dengan merokok sama saja kita memasukkan bahan-bahan berbahaya tersebut ke dalam tubuh kita. Penyakit-penyakit yang diketahui dapat disebabkan oleh rokok antara lain : kanker tenggorokan, kanker paru-paru, kanker lambung, penyakit jantung koroner, pneumonia, gangguan sistem reproduksi, dan lain sebagainya.6

4. Pendidikan

Definisi dan pengertian pendidikan menurut para ahli pada hakikatnya adalah suatu proses pembentukan perilaku manusia secara intelektual untuk menguasai ilmu pengetahuan, secara emosional untuk menguasai diri dan secara moral sebagai pendalaman dan penghayatan nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang di masyarakat.7

Pendidikan adalah kegiatan kemanusiaan atau disebut sebagai kegiatan memanusiakan manusia. Pendidikan merupakan suatu proses humanisasi yang artinya dengan pendidikan manusia akan lebih bermartabat, berkarakter, terampil, yang memiliki tanggung jawab terhadap sistem sosial sehingga akan lebih baik, aman dan nyaman.6-8

Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, mendefinisikan pendidikan sebagai suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.8,9

Berdasarkan tingkat pendidikan ibu dapat dijelaskan bahwa terdapat kecenderungan terhadap kematian bayi yang jumlahnya lebih banyak pada ibu yang memiliki tingkat pendidikan rendah (SD) hingga tidak sekolah, namun dalam uji korelasi tidak terdapat hubungan yang bermakna.8 Pendidikan banyak menentukan sikap dan tindakan dalam menghadapi berbagai masalah misalnya membutuhkan vaksinasi untuk anaknya, memberi oralit waktu diare misalnya kesedian menjadi peserta keluarga, termasuk pengaturan makanan bagi ibu hamil untuk mencegah timbulnya bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) bahwa ibu mempunyai peranan yang cukup penting dalam kesehatan dan pertumbuhan. Pendidikan lebih tinggi ibu akan memberikan kesempatan anak mendapat kesempatan hidup serta tumbuh kembang yang baik.8,9

HASIL PENELITIAN

Tabel Statistik Umur Ibu

umur ibu

N

Valid

101

Missing

0

Mean

23.4257

Median

23.0000

Mode

20.00

Std. Deviation

4.96859

Variance

24.687

Range

21.00

Gambar Histogram Umur Ibu

Tabel dan Diagram Frekuensi Ibu yang Merokok

Merokok

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid

tidak

62

61.4

61.4

61.4

merokok

39

38.6

38.6

100.0

Total

101

100.0

100.0

Tabel dan Diagram Frekuensi Hipertensi pada Ibu

Hipertensi

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid

tidak

97

96.0

96.0

96.0

iya

4

4.0

4.0

100.0

Total

101

100.0

100.0

Tabel Berat Badan Lahir

berat badan lahir

N

Valid

101

Missing

0

Mean

2.7738E3

Median

2.9060E3

Mode

2.38E3a

Std. Deviation

6.66025E2

Variance

4.436E5

Range

3444.00

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Histogram Berat Badan Lahir

Tabel dan Diagram Tingkat Pendidikan Ibu

Pendidikan

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid

tinggi

38

37.6

37.6

37.6

sedang

63

62.4

62.4

100.0

Total

101

100.0

100.0

Uji Korelasi berat badan lahir terhadap umur ibu

Correlations

berat badan lahir

umur ibu

berat badan lahir

Pearson Correlation

1

.030

Sig. (2-tailed)

.769

N

101

101

umur ibu

Pearson Correlation

.030

1

Sig. (2-tailed)

.769

N

101

101

Uji Chi Square kebiasaan merokok terhadap berat badan lahir

Chi-Square Tests

Value

Df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square

1.140a

1

.286

Continuity Correctionb

.737

1

.391

Likelihood Ratio

1.134

1

.287

Fisher's Exact Test

.304

.195

Linear-by-Linear Association

1.128

1

.288

N of Valid Casesb

101

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15.45.

b. Computed only for a 2x2 table

Uji Chi Square riwayat hipertensi terhadap berat badan lahir

Chi-Square Tests

Value

Df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square

.188a

1

.664

Continuity Correctionb

.000

1

1.000

Likelihood Ratio

.184

1

.668

Fisher's Exact Test

.647

.520

Linear-by-Linear Association

.186

1

.666

N of Valid Casesb

101

a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.58.

b. Computed only for a 2x2 table

Uji Chi Square pendidikan terhadap berat badan lahir

Chi-Square Tests

Value

Df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square

17.464a

1

.000

Continuity Correctionb

15.753

1

.000

Likelihood Ratio

17.635

1

.000

Fisher's Exact Test

.000

.000

Linear-by-Linear Association

17.291

1

.000

N of Valid Casesb

101

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15.05.

b. Computed only for a 2x2 table

Uji Chi Square umur ibu terhadap berat badan lahir

Chi-Square Tests

Value

Df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square

.587a

1

.444

Continuity Correctionb

.311

1

.577

Likelihood Ratio

.590

1

.442

Fisher's Exact Test

.534

.289

Linear-by-Linear Association

.581

1

.446

N of Valid Casesb

101

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15.84.

b. Computed only for a 2x2 table

PEMBAHASAN

Pada penelitian statistik uji bivariat digunakan uji statistik korelasi, uji statistik t-test dan juga uji statistik chi-square. Pada pembandingan variabel bebas yaitu umur dengan variabel terikat yaitu berat badan lahir digunakan uji statistik korelasi bivariat. Didapatkan hasil nilai dari p adalah 0,769 dan alfa yang digunakan oleh penulis adalah 0,05, maka berdasarkan uji statistik korelasi hipotesis nol yang disusun diterima, bahwa tidak ada hubungan diantara umur ibu dengan berat badan lahir bayi.

Selanjutnya pada variabel yang dibandingkan dengan variabel terikat yaitu berat badan lahir, yaitu seperti kebiasaan merokok dengan terjadinya berat badan lahir rendah. Penulis pada karya ilmiah ini menggunakan 2 uji statistik yaitu uji statistik t-test yang membandingkan antara berat badan lahir yang numerik dengan kebiasaan merokok yang merupakan kategorik, dan uji statistik chi-square dengan menggunakan berat badan lahir yang sudah diubah ke dalam kategorik dengan kebiasaan merokok yang merupakan data kategorik. Pada karya ilmiah ini penulis hanya membahas perbandingan berat badan lahir dengan kebiasaan merokok dengan uji statistik chi-square karena jumlah populasi lebih dari 25. Pada hasil uji statistik chi-square didapatkan nilai p sebesar 0,444. Bila dikoreksi maka nilai p nya adalah 0,577 dan dibandingkan dengan alfa yang dibuat maka nilai p lebih besar daripada alfa dan hipotesis nol diterima, tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan merokok dan berat badan lahir bayi.

Variabel bebas yang akan dibandingkan berikutnya adalah hipertensi dengan variabel terikat yaitu berat badan lahir. Sama seperti variabel bebas sebelumnya, yaitu kebiasaan merokok, digunakan uji t-test dan chi-square untuk menguji hipotesis nol pada kedua variabel ini. Karena sampel yang ada lebih besar dari 25 maka akan dibahas yang chi-square. Didapatkan hasil nilai p adalah 0,647 dan lebih besar dari alfa maka hipotesis nol diterima yaitu tidak ada hubungan antara hipertensi dengan berat badan lahir bayi. Dan yang terakhir akan dibahas dengan uji statistik adalah hubungan antara variabel bebas yaitu pendidikan dengan variabel terikat yaitu berat badan lahir bayi. Sama seperti uji statistik pada variabel sebelumnya, penulis akan menggunakan chi-square karena jumlah sampel yang lebih dari 25. Dari hasil uji statistik didapatkan hasil p adalah 0,000. Dan lebih kecil dibandingkan dengan alfa yang ditentukan oleh penulis yaitu 0,05, maka hipotesis nol ditolak, yaitu ada hubungan bermakna antara pendidikan ibu dengan berat badan lahir bayi.

KESIMPULAN dan SARAN

1. Kesimpulan

Kesimpulan dari karya ilmiah adalah tidak ditemukan adanya hubungan antara usia ibu, konsumsi rokok dan riwayat hipertensi pada berat badan lahir bayi. Akan tetapi, ditemukan hubungan bermakna antara tingkat pendidikan ibu dengan berat badan lahir bayi.

2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah disimpulkan di atas, dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:

a. Dilakukannya peningkatan kegiatan promosi kesehatan yang ditujukan secara khusus kepada ibu hamil berpendidikan rendah sampai sedang yang mencakup kegiatan penyuluhan mengenai pentingnya pemeriksaan kehamilan secara teratur dan program perbaikan gizi.

b. Dalam hal ini, pemerintah diharapkan mengupayakan tenaga pelayanan kesehatan di masyarakat semaksimal mungkin dalam usaha meningkatkan kesehatan ibu dan anak guna meningkatkan kualitas hidup bangsa.

DAFTAR PUSTAKA

1. Azwar A. Pengantar epidemiologi. Ed 1. Jakarta: Binarupa Aksara; 2000.h. 2-3, 19-26.

2. Wiknjosastro. H, Prof, dr, SpOG. Ilmu Kebidanan. Ed.4, Cet. 3. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2013.h. 530-53.

3. Bapelkes Magelang. Pedoman praktis pelaksanaan kerja di puskesmas. Magelang: Podorejo Offset; 2000.h. 6,10-3.

4. Pelayanan kesehatan dasar. Diunduh dari www.bogorkab.go.id/wp.../Ekspos-Puskesmas.pdf. pada tanggal 7 Juli 2014.

5. Maulana HD. Promosi kesehatan. Jakarta: EGC; 2009.h. 84.

6. Menkes RI. Pedoman penyelenggaraan sistem surveilans epidemiologi penyakit menular dan tidak menular terpadu. Menkes RI; 2003.h. 5.

7. Timmreck TC. Epidemiologi: suatu pengantar. Jakarta: EGC; 2004.h. 337-46.

8. Mudyahardjo Redja. Pengantar pendidikan. Jakarta: Rajagrafindo Persada; 2006.h. 17.

9. Sastroasmoro S. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. Jakarta: Sagung Seto; 2011.h. 21-30.

17