asuhan kebidanan tumbuh kembang pada baduta u …repository.poltekkes-tjk.ac.id/854/1/cover.pdf ·...

85
ASUHAN KEBIDANAN TUMBUH KEMBANG PADA BADUTA U DENGAN GIZI KURANG DI PMB NYI AYU HAFIZAH LABUHAN MARINGGAI LAMPUNG TIMUR Disusun oleh: RIZKI ROZHA SATIVA NIM.1615471043 LAPORAN TUGAS AKHIR KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG PRODI DII IKEBIDANAN METRO TAHUN 2019

Upload: others

Post on 27-Aug-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ASUHAN KEBIDANAN TUMBUH KEMBANG PADA BADUTA U …repository.poltekkes-tjk.ac.id/854/1/COVER.pdf · masalah gizi kurang yang terjadi dengan pendekatan manajemen kebidanan. Asuhan kebidanan

ASUHAN KEBIDANAN TUMBUH KEMBANG PADA BADUTA U DENGAN GIZI KURANG DI PMB NYI AYU HAFIZAH LABUHAN MARINGGAI

LAMPUNG TIMUR

Disusun oleh:

RIZKI ROZHA SATIVA NIM.1615471043

LAPORAN TUGAS AKHIR

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG

PRODI DII IKEBIDANAN METRO TAHUN 2019

Page 2: ASUHAN KEBIDANAN TUMBUH KEMBANG PADA BADUTA U …repository.poltekkes-tjk.ac.id/854/1/COVER.pdf · masalah gizi kurang yang terjadi dengan pendekatan manajemen kebidanan. Asuhan kebidanan

ii

ASUHAN KEBIDANAN TUMBUH KEMBANG PADA BADUTA U DENGAN GIZI KURANG DI PMB NYI AYU HAFIZAH

LABUHAN MARINGGAI LAMPUNG TIMUR

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Ahli Madya Kebidanan padaProgram Studi DIII Kebidanan Metro

Politeknik Kesehatan Tanjung karang

Oleh: RIZKI ROZHA SATIVA

NIM.1615471043

LAPORAN TUGAS AKHIR

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG

PRODI DII IKEBIDANAN METRO TAHUN 2019

Page 3: ASUHAN KEBIDANAN TUMBUH KEMBANG PADA BADUTA U …repository.poltekkes-tjk.ac.id/854/1/COVER.pdf · masalah gizi kurang yang terjadi dengan pendekatan manajemen kebidanan. Asuhan kebidanan

iii

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN METRO Laporan Tugas Akhir, Juli 2019

Rizki Rozha Sativa : 1615471043 Asuhan Kebidanan Terhadap Baduta U di BPM Nyi Ayu Hafizah, S.ST Desa Margasari Lampung Timur

xvi; 58 halaman ; 2 tabel; 4 gambar; 8 lampiran

RINGKASAN

Gizi kurang merupakan keadaan tidak sehat (patologi) yang timbul karena tidak cukup makan atau konsumsi energi dan protein kurang selama jangka waktu tertentu. Angka gizi kurang dari data puskesmas Labuhan Maringgai pada Tahun 2018 sebanyak 1,36%, salah satunya adalah Baduta U. Gizi kurang disebabkan oleh pola makan atau asupan gizi yang kurang (Cakrawati, Dewi. 2014). Tujuan asuhan kebidanan ini adalah untuk membantu ibu dan Baduta U mengatasi masalah gizi kurang yang terjadi dengan pendekatan manajemen kebidanan.

Asuhan kebidanan tumbuh kembang pada Baduta U usia 22 bulan dengan gizi kurang dilakukan selama 8 minggu dalam 5 kali pertemuan, pada saat pengkajian ditemukan BB: 8,5 kg dan PB: 81 cm, sehingga disimpulkan gizi anak masuk ke dalam -3,0 SD menurut BB/U yaitu gizi kurang. Dalam pelaksanaannya asuhan yang diberikan yaitu dengan mengatur pola makan anak, menganjurkan ibu untuk memberikan makanan tambahan dan bervariasi. Hasil melakukan asuhan didapat Baduta U mengalami peningkatan berat badan sebanyak 600 gram sehingga berat badan Baduta U dari 8,5 kg menjadi 9,1 kg.

Simpulan yang diperoleh dari asuhan kebidanan yang dilakukan terhadap Baduta U iyalah gizi kurang pada Baduta U sedikit teratasi karena perubahan peningkatan berat badan pada Baduta U dan tidak ditemukan adanya komplikas. Asuhan kebidanan ini sangat efektif untuk pemantauan kesehatan dan tumbuh kembang pada baduta dengan gizi kurang sehingga penulis menyarankan untuk keluarga lebih meningkatkan pemantauan kesehatan melalui pemantauan berat badan setiap bulan, pemberian makanan tambahan, pengaturan pola makan yang baik dan benar serta memberikan variasi makanan pada baduta yang mengalami masalah gizi kurang. Kata kunci : Gizi Kurang Daftar bacaan : 13 (2009-2018)

Page 4: ASUHAN KEBIDANAN TUMBUH KEMBANG PADA BADUTA U …repository.poltekkes-tjk.ac.id/854/1/COVER.pdf · masalah gizi kurang yang terjadi dengan pendekatan manajemen kebidanan. Asuhan kebidanan

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, atas semua berkat dan

rahmatNya sehingga dapat terselesaikannya Laporan Tugas Akhir yang berjudul

“Asuhan Kebidanan Terhadap Baduta U Dengan Gizi Kurang Di Desa Margasari

Wilayah Puskesmas Labuhan Maringgai Lampung Timur”, sebagai salah satu

syarat menyelesaikan pendidikan Ahli Madya Kebidanan pada Program Studi

DIII Kebidanan Metro Politeknik Kesehatan Tanjungkarang.

Dalam hal ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak,

karena itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terima kasih

kepada :

1. Warjidin Aliyanto, SKM, M.Kes. selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Tanjungkarang, yang telah memberikan kesempatan menyusun Laporan Tugas

Akhir ini.

2. Dr. Sudarmi, S.S.T, M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik

Kesehatan Tanjungkarang yang telah memberikan kesempatan menyusun

Laporan Tugas Akhir ini.

3. Islamiyati, AK, MKM selaku Ketua Program Studi DIII Kebidanan Metro

Politeknik Kesehatan Tanjungkarang dan selaku pembimbing I laporan tugas

akhir yang telah memberikan kesempatan menyusun Laporan Tugas Akhir ini.

4. Herlina, S.Pd., M.M.Kes selaku pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan sehingga LTA ini dapat terselesaikan.

5. Firda Fibrila, S.SiT.,M.Pd selaku penguji Utama yang telah memberikan

masukan dalam perbaikan LTA ini.

Page 5: ASUHAN KEBIDANAN TUMBUH KEMBANG PADA BADUTA U …repository.poltekkes-tjk.ac.id/854/1/COVER.pdf · masalah gizi kurang yang terjadi dengan pendekatan manajemen kebidanan. Asuhan kebidanan

v

6. Bidan Nyi Ayu Hafizah S.ST, yang telah memberikan kesempatan untuk

melakukan penyusunan LTA di BPS Nyi Ayu H Kecamatan Labuhan

Maringgai Kabupaten Lampung Timur.

7. An. U dan Orang tua atas kerjasamanya yang baik

8. Bapak, Ibu, kakak dan adikku atas cinta, dukungan dan doa yang selalu

diberikan sehingga LTA ini selesai pada waktunya.

9. Rekan seangkatan dan pihak-pihak yang terkait dan banyak membantu dalam

penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan pahala atas segala

amal baik yang telah diberikan dan semoga Laporan Tugas Akhir ini berguna bagi

semua pihak yang memanfaatkan.

Metro, Juli 2019

Penulis

Page 6: ASUHAN KEBIDANAN TUMBUH KEMBANG PADA BADUTA U …repository.poltekkes-tjk.ac.id/854/1/COVER.pdf · masalah gizi kurang yang terjadi dengan pendekatan manajemen kebidanan. Asuhan kebidanan

vi

BIODATA PENULIS

A. Identitas Diri

Nama : Rizki Rozha Sativa

NIM : 1615471043

Program Studi : DIII Kebidanan Metro

Tempat Tanggal Lahir : Purbolinggo,02 April 1998

Agama : Islam

E-mail : [email protected]

Hp : 085658883463

Alamat : Desa Tambah Luhur, Kec.Purbolinggo,

Kab. Lampung Timur

B. Riwayat Pendidikan

Taman Kanak-Kanak : TK Pertiwi Tambah Luhur

Sekolah Dasar : SDN 1 Tambah Luhur Lulus Tahun 2010

Sekolah Menengah Pertama : SMPN 1 Taman Purbolinggo Tahun 2013

Sekolah Menengah Atas : SMAN 1 Purbolinggo Lulus Tahun 2016

Page 7: ASUHAN KEBIDANAN TUMBUH KEMBANG PADA BADUTA U …repository.poltekkes-tjk.ac.id/854/1/COVER.pdf · masalah gizi kurang yang terjadi dengan pendekatan manajemen kebidanan. Asuhan kebidanan

vii

Page 8: ASUHAN KEBIDANAN TUMBUH KEMBANG PADA BADUTA U …repository.poltekkes-tjk.ac.id/854/1/COVER.pdf · masalah gizi kurang yang terjadi dengan pendekatan manajemen kebidanan. Asuhan kebidanan

viii

Page 9: ASUHAN KEBIDANAN TUMBUH KEMBANG PADA BADUTA U …repository.poltekkes-tjk.ac.id/854/1/COVER.pdf · masalah gizi kurang yang terjadi dengan pendekatan manajemen kebidanan. Asuhan kebidanan

ix

Page 10: ASUHAN KEBIDANAN TUMBUH KEMBANG PADA BADUTA U …repository.poltekkes-tjk.ac.id/854/1/COVER.pdf · masalah gizi kurang yang terjadi dengan pendekatan manajemen kebidanan. Asuhan kebidanan

x

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN SAMPUL LUAR ........................................................................ i HALAMAN SAMPUL DALAM .................................................................... ii RINGKASAN .................................................................................................. iii KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv BIODATA PENULIS ...................................................................................... vi LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. vii LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. viii SURAT PERNYATAAN ................................................................................ ix DAFTAR ISI .................................................................................................... x DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv DAFTAR SINGKATAN ................................................................................. xv BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................ 1 B. Pembatasan Masalah ............................................................... 3 C. Tujuan .................................................................................... 3 D. Manfaat ................................................................................... 4 E. Ruang Lingkup ........................................................................ 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Balita ...................................................................................... 6 1. Pengertian ........................................................................... 6 2. Pertumbuhan dan perkembangan balita ............................. 7 3. Faktor-faktor tumbuh kembang balita ................................. 7 4. Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan balita ............... 12

B. Gizi Pada Balita ....................................................................... 16 1. Status gizi .......................................................................... 16 2. Penilaian status gizi .......................................................... 19 3. Zat gizi ............................................................................. 24 4. Gizi kurang ......................................................................... 25

BAB III ASUHAN KEBIDANAN

A. Subyektif ............................................................................... 36 B. Obyektif ................................................................................ 39 C. Analisa Data .......................................................................... 42 D. Penatalaksanaan ..................................................................... 43

CATATAN PERKEMBANGAN I ........................................ 45 CATATAN PERKEMBANGAN II ...................................... 48 CATATAN PERKEMBANGAN III ..................................... 50 CATATAN PERKEMBANGAN IV ..................................... 52

Page 11: ASUHAN KEBIDANAN TUMBUH KEMBANG PADA BADUTA U …repository.poltekkes-tjk.ac.id/854/1/COVER.pdf · masalah gizi kurang yang terjadi dengan pendekatan manajemen kebidanan. Asuhan kebidanan

xi

BAB IV PEMBAHASAN .......................................................................... 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan .......................................................................... 57 B. Saran ..................................................................................... 57

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

Page 12: ASUHAN KEBIDANAN TUMBUH KEMBANG PADA BADUTA U …repository.poltekkes-tjk.ac.id/854/1/COVER.pdf · masalah gizi kurang yang terjadi dengan pendekatan manajemen kebidanan. Asuhan kebidanan

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Kategori Status Gizi ................................................................ 18 Tabel 2 Anjuran Pemberian Makan ...................................................... 30

Page 13: ASUHAN KEBIDANAN TUMBUH KEMBANG PADA BADUTA U …repository.poltekkes-tjk.ac.id/854/1/COVER.pdf · masalah gizi kurang yang terjadi dengan pendekatan manajemen kebidanan. Asuhan kebidanan

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1 Pengukuran Tinggi Badan Dengan Cara Terlentang ............... 14 Gambar 2 Pengukuran Berat Badan Dengan Cara Berdiri ....................... 15 Gambar 3 Pengukuran Lingkar Kepala .................................................... 16 Gambar 4 Kaitan Antara Perbaikan Gizi, SDM, Dan Kemiskinan ........... 28

Page 14: ASUHAN KEBIDANAN TUMBUH KEMBANG PADA BADUTA U …repository.poltekkes-tjk.ac.id/854/1/COVER.pdf · masalah gizi kurang yang terjadi dengan pendekatan manajemen kebidanan. Asuhan kebidanan

xiv

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Inform Consent Lampiran 2 Pemeriksaan KPSP usia 21 Bulan Lampiran 3 Pemeriksaan Lingkar Kepala Lampiran 4 Standar Berat Badan Menurut Umur Lampiran 5 KMS Lampiran 6 Dokumentasi Lampiran 7 Lembar Konsultasi Lampiran 8 Lembar Perbaikan

Page 15: ASUHAN KEBIDANAN TUMBUH KEMBANG PADA BADUTA U …repository.poltekkes-tjk.ac.id/854/1/COVER.pdf · masalah gizi kurang yang terjadi dengan pendekatan manajemen kebidanan. Asuhan kebidanan

xv

DAFTAR SINGKATAN AKG : Angka Kecukupan Gizi AN : Anak ASI : Air Susu Ibu BAB : Buang Air Besar BAK : Buang Air Kecil BB : Berat Badan BBL : Bayi Baru Lahir BBLR : Bayi Baru Lahir Rendah BGM : Bawah Garis Merah BPM : Bidan Praktek Mandiri CM : Centi Meter DO : Data Obyektif DS : Data Subyektif GPA : Grafik Pertumbuhan Anak IMD : Inisiasi Menyusu Dini IMT : Indeks Masa Tubuh KEK : Kekurangan Energi Kronik KEP : Kekurangan Energi Protein KG : Kilogram KIE : Komunikasi Informasi Edukasi KKAL : Kilokalori KMS : Kartu Menuju Sehat

Page 16: ASUHAN KEBIDANAN TUMBUH KEMBANG PADA BADUTA U …repository.poltekkes-tjk.ac.id/854/1/COVER.pdf · masalah gizi kurang yang terjadi dengan pendekatan manajemen kebidanan. Asuhan kebidanan

xvi

KPSP :Kuesioner Pra-Skrining Perkembangan LD : Lingkar Dada LK : Lingkar Kepala LLA : Lingka Lengan Atas PB : Panjang Badan PHBS : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PLKA : Pengukuran Lingkar Kepala Anak POZI : Pojok Gizi PSG : Pemantauan Status Gizi SD : Standar Deviasi SDM : Sumber Daya Manusia TB : Tinggi Badan TN : Tuan TTV : Tanda-tanda Vital U : Umur WHO : World Health Organitation

Page 17: ASUHAN KEBIDANAN TUMBUH KEMBANG PADA BADUTA U …repository.poltekkes-tjk.ac.id/854/1/COVER.pdf · masalah gizi kurang yang terjadi dengan pendekatan manajemen kebidanan. Asuhan kebidanan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak yang sehat, cerdas, berpenampilan menarik, dan berakhlak mulia

merupakan dambaan setiap orang tua. Agar dapat mencapai hal tersebut terdapat

berbagai kriteria yang harus terpenuhi dalam pertumbuhan dan perkembangan

anak, salah satunya adalah faktor keturunan atau genetika. Proses tumbuh

kembang merupakan hasil interaksi faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor

genetik atau keturunan adalah faktor yang berhubungan dengan gen yang berasal

dari ayah dan ibu, sedangkan faktor lingkungan meliputi lingkungan biologis,

fisik, psikologis, dan sosial (Marmi dan Rahardjo, Kukuh, 2015).

Prevalensi Gizi Kurang di Indonesia tahun 2018 sebanyak 17,7 %.

Prevanlensi gizi kurang di Kabupaten/Kota tahun 2015 umur 0-23 bulan sebanyak

11,9%, umur 24-59 bulan 18,1%, dan umur 0-59 bulan sebanyak 14,9%.

(Kemenkes RI,2018). Prevalensi gizi kurang di Lampung pada tahun 2018

sebanyak 15,6%. Pada tahun 2018 sebanyak 8,6% balita dengan gizi kurang

(Dinkes Provinsi Lampung, 2018). Angka gizi kurang yang terjadi di Kecamatan

Labuhan Maringgai diperoleh dari data puskesmas Labuhan Maringgai dalam

kurun waktu sejak tahun 2018 terdapat 42 kasus atau 1,36%..

Gizi kurang disebabkan oleh beberapa penyebab yaitu penyebab langsung

dan penyebab tidak langsung, dari penyebab langsung gizi kurang iyalah makanan

dan penyakit dapat menyebabkan gizi kurang. Timbulnya gizi kurang tidak hanya

dikarenakan asupan makanan yang kurang, tetapi juga penyakit. Anak yang

Page 18: ASUHAN KEBIDANAN TUMBUH KEMBANG PADA BADUTA U …repository.poltekkes-tjk.ac.id/854/1/COVER.pdf · masalah gizi kurang yang terjadi dengan pendekatan manajemen kebidanan. Asuhan kebidanan

2

mendapat makan cukup banyak makan tetapi sering menderita sakit, dapat

menderita gizi kurang. Namun penyebab tidak langsungnya adalah ketahanan

pangan keluarga yang kurang memadai, pola pengasuhan anak yang kurang

memadai, serta pelayanan kesehatan dan lingkungan kurang memadi juga bida

menjadi faktor penyebab dari gizi kurang (Cakrawati, Dewi. 2014).

Gizi kurang berdampak langsung terhadap kesakitan dan kematian, gizi

kurang juga berdampak meningkatnya angka kesakitan dan menurunnya

produktivitas kerja manusia. Kekurangan gizi berdampak pada menurunnya

kecerdasan generasi muda yang cerdas yang sangat dibutuhkan dalam

pembangunan bangsa. Kondisi gizi kurang dapat menghambat aktivitas kerja yang

akan menurunkan produktifitas kerja (Cakrawati, Dewi. 2014).

Manfaat dilakukannya asuhan kebidanan ini adalah untuk melakukan

asuhan secara berkelanjutan dan mempermudah pelaksanaan yang tepat dalam

menentukan diagnosa, memecahkan masalah pasien, antisipasi masalah potensial,

rencana dan tindakan apa yang seharusnya dilakukan,serta mengevaluasi dari

semua asuhan yang sudah diberikan dengan fokus pada data subyektif dan

obyektif yang dikeluhkan dan dialami oleh klien.

Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk melakukan

penelitian di desa Margasari kecamatan labuhan maringgai dengan masalah gizi

kurang pada balita karena faktor kurang nya pengetahuan orang tua dan faktor

ekonomi yang rendah sehingga menyebabkan anaknya mengalami gangguan

pertumbuhan (gizi kurang).

Page 19: ASUHAN KEBIDANAN TUMBUH KEMBANG PADA BADUTA U …repository.poltekkes-tjk.ac.id/854/1/COVER.pdf · masalah gizi kurang yang terjadi dengan pendekatan manajemen kebidanan. Asuhan kebidanan

3

B. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat dibuat pembatasan

masalah sebagai berikut :

1. Apakah gizi kurang pada Baduta U dapat teratasi setelah dilakukan asuhan

kebidanan rutin di rumahnya

2. Apakah terdapat komplikasi pada Baduta U akibat gizi kurang setelah

dilakukan asuhan

C. Tujuan Penyusunan LTA

1. Tujuan Umum

Memberikan asuhan kebidanan pada Baduta U dengan kasus gizi kurang

dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan.

2. Tujuan Khusus

a. Melakukan Pengkajian pada Baduta U dengan kasus gizi kurang

b. Menyusun diagnosa Kebidanan sesuai dengan prioritas pada Baduta U

dengan kasus gizi kurang

c. Merencanakanan asuhan kebidanan pada Baduta U dengan kasus gizi

kurang

d. Melakukan tindakan asuhan kebidanan kepada Baduta U dengan kasus

gizi kurang

e. Melakukan evaluasi asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada

Baduta U dengan kasus gizi kurang

f. Mendokumentasikan asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada

Baduta U dengan kasus gizi kurang

Page 20: ASUHAN KEBIDANAN TUMBUH KEMBANG PADA BADUTA U …repository.poltekkes-tjk.ac.id/854/1/COVER.pdf · masalah gizi kurang yang terjadi dengan pendekatan manajemen kebidanan. Asuhan kebidanan

4

D. Manfaat

1. Manfaat Teoritis

Menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan dalam Asuhan

Kebidanan balita dengan gizi kurang serta dapat dijadikan bahan perbandingan

untuk penyusunan Laporan Tugas Akhir selanjutnya

2. Manfaat Praktik

a. Bagi Prodi Kebidanan Metro

Diharapkan berguna sebagai bahan referensi terhadap materi Asuhan

pelayanan kebidanan khususnya Politeknik Kesehatan Tanjungkarang Program

Studi Kebidanan Metro bagi mahasiswa dalam memahami pelaksanaan Asuhan

kebidanan dan dapat mengaplikasikan materi yang telah diberikan dalam proses

perkuliahan serta mampu memberikan asuhan yang bermutu dan berkualitas.

b. Bagi Puskesmas Labuhan Maringgai

Diharapkan dapat meningkatkan bagi tenaga kesehatan khususnya bidan

dengan kliennya mengenai Asuhan Kebidanan Tumbuh Kembang baduta dengan

menggunakan pendekatan manajemen kebidanan

c. Bagi keluarga

Diharapkan dapat menerapkan asuhan kebidanan dengan pendekatan

manajemen kebidanan yang dijelaskan dan diterapkan kepada baduta agar status

gizi anak membaik.

Page 21: ASUHAN KEBIDANAN TUMBUH KEMBANG PADA BADUTA U …repository.poltekkes-tjk.ac.id/854/1/COVER.pdf · masalah gizi kurang yang terjadi dengan pendekatan manajemen kebidanan. Asuhan kebidanan

5

E. Ruang Lingkup

1. Sasaran

Sasaran asuhan kebidanan adalah studi kasus yang dilakukan terhadap

Baduta U usia 22 bulan dengan masalah gizi kurang.

2. Tempat

Lokasi yang dipilih untuk memberikan asuhan kebidanan ini di rumah

orang tua Baduta U di desa Margasari Labuhan Lampung Timur.

3. Waktu

Waktu yang digunakan dalam pelaksanaan asuhan pada Baduta U dimulai

sejak tanggal 5 Maret sampai 6 Mei 2019.

Page 22: ASUHAN KEBIDANAN TUMBUH KEMBANG PADA BADUTA U …repository.poltekkes-tjk.ac.id/854/1/COVER.pdf · masalah gizi kurang yang terjadi dengan pendekatan manajemen kebidanan. Asuhan kebidanan

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Baduta

1. Pengertian

Masa baduta (bawa dua tahun) merupakan “window of opportunity”. Pada

masa ini, seorang anak memerlukan asupan zat gizi yang seimbang baik dari segi

jumlah maupun proporsinya untuk mencapai berat dan tinggi badan yang optimal

(Soeparmanto dalam Putri, 2008).

Masa ini merupakan masa kehidupan yang sangat penting dan perlu

perhatian yang sangat serius. Pada masa ini pula berlangsung proses tumbuh

kembang yang sangat pesat yaitu pertumbuhan fisik dan perkembangan

psikomotorik, mental, dan social. Stimulasi psikososial harus dimulai sejak dini

dan tepat waktu untuk tercapainya perkembangan psikososial yang optimal

(Adriani, Merryana, dan Wirjatmadi, Bambang. 2012).

Baduta merupakan salah satu sekelompok rawan gizi. Kekurangan gizi

pada baduta dapat menimbulkan gangguan tumbuh kembang secara fisik, mental,

social, dan intelektual yang sifatnya menetap danterus dibawah sampai anak

menjadi dewasa. Selain itu gizi kurang dapat menyebabkan terjadinya penurunan

atau rendahnya daya tahan tubu terhadap penyakit infeksi. World Hralthy

Organization (WHO) menyatakan terjadinya gagal tumbuh akibat gizi kurang

pada masa bayi mengakibatkan terjadinya gagal tumbuh akibat gizi kurang pada

masa bayi mengakibatkan terjadinya penurunan Intelektual Question (IQ) 11 point

lebih rendah dibandingkan dengan anak yang tidak gizi kurang (Depkes RI, 2006)

Page 23: ASUHAN KEBIDANAN TUMBUH KEMBANG PADA BADUTA U …repository.poltekkes-tjk.ac.id/854/1/COVER.pdf · masalah gizi kurang yang terjadi dengan pendekatan manajemen kebidanan. Asuhan kebidanan

7

2. Pertumbuhan dan Perkembangan Balita

Manusia hidup tidaklah secara permanen, melainkan terus berubah-ubah.

Mulai dari pembuahan, menjadi janin, bayii, lahir, dewasa, dan akhirnya mati.

Saat bayi lahir, belum memiliki kemampuan apapun kecuali menangis. Dengan

cara berinteraksi secara terus-menerus dengan lingkungan sekitar, bayi akan lebih

menyempurnakan diri hingga bayi tersebut mengalami perubahan fisik sampai

menjadi lebih seimbang (Marmi dan Rahardjo, Kukuh. 2015).

Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan

interselular, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau

keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat.

Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih

kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta

sosialisasi dan kemandirian (Kemenkes RI, 2012).

Seiring berjalannya waktu, bayi tersebut terus mengalami perubahan.

Perilaku dan keterampilannya juga semakin berkembang. Bayi tersebut mulai bisa

melakukan hal-hal tertentu, seperti membalik-kan badan, duduk, merangkak,

berdiri dan akhirnya bisa berialan dan berlari (Marmi dan Rahardjo, Kukuh.

2015).

3. Faktor-Faktor Tumbuh Kembang Balita

Pada umumnya anak memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan

normal yang merupakan hasil interaksi banyak faktor yang mempengaruhi

pertumbuhan dan perkembangan anak. Adapun faktor-faktor tersebut antara lain

(Kemenkes RI, 2012) :

Page 24: ASUHAN KEBIDANAN TUMBUH KEMBANG PADA BADUTA U …repository.poltekkes-tjk.ac.id/854/1/COVER.pdf · masalah gizi kurang yang terjadi dengan pendekatan manajemen kebidanan. Asuhan kebidanan

8

a. Faktor dalam (internal) yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak.

1) Ras/etnik atau bangsa.

Anak yang dilahirkan dari ras/bangsa Amerika, maka ia tidak memiliki

faktor herediter ras/bangsa indonesia atau sebaliknya.

2) Keluarga

Ada kecenderungan keluarga yang memiliki postur tubuh tinggi, pendek,

gemuk atau kurus.

3) Umur

Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal, tahun

pertama kehidupan dan masa remaja.

4) Jenis kelamin.

Fungsi reproduksi pada anak perempuan berkembang lebih cepat daripada

laki-laki. Tetapi setelah melewati masa pubertas, pertumbuhan anak laki-

laki lebih cepat.

5) Genetik

Genetik (heredokonstitusional) adalah bawaan anak yaitu potensi anak

yang akan menjadi ciri khasnya. Ada beberapa kelainan genetik yang

berpengaruh pada tumbuh kembang anak seperti kerdil.

6) Kelainan kromosom

Kelainan kromosom umumnya disertai dengan kegagalan pertumbuhan

seperti pada sindroma Down’s dan sindroma Turner’s.

Page 25: ASUHAN KEBIDANAN TUMBUH KEMBANG PADA BADUTA U …repository.poltekkes-tjk.ac.id/854/1/COVER.pdf · masalah gizi kurang yang terjadi dengan pendekatan manajemen kebidanan. Asuhan kebidanan

9

b. Faktor luar (eksternal)

1) Faktor Prenatal

a) Gizi

Nutrisi ibu hamil terutama dalam trimester akhir kehamilan.

b) Mekanis

Posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan kelainan kongenital

seperti club foot.

c) Toksin/zat kimia

Beberapa obat-obatan seperti Aminopterin, Thalidomid, dapat

menyebabkan kelainan kongenital seperti palatoskisis.

d) Endokrin

Diabetes meilitus dapat menyebabkan mekrosomia, kardiomegali,

hiperplasia adrenal.

e) Radiasi

Paparan radium dan sinar Rontgen dapat mengakibatkan kelainan pada

janin seperti mikrosefali, spina bifida, retardasi mental dan deformitas

anggota gerak, kelainan kongenital mata, kelainan jantung.

f) Infeksi

Infeksi pada trimester pertama dan kedua oleh TORCH (Toksoplasma,

Rubella, Sitomegalo Virus Herpers simpleks) dapat menyebabkan

kelainan pada janin ; katarak, bisu tuli, mikrosefali, retardasi mental,

dan kelainan jantung kongenital.

Page 26: ASUHAN KEBIDANAN TUMBUH KEMBANG PADA BADUTA U …repository.poltekkes-tjk.ac.id/854/1/COVER.pdf · masalah gizi kurang yang terjadi dengan pendekatan manajemen kebidanan. Asuhan kebidanan

10

g) Kelainan imunologi

Eritobaltosis fetalis timbul atas dasar perbedaan golongan darah antara

janin dan ibu sehingga ibu membentuk antibodi terhadap sel darah

merah janin, kemudian melalui plasenta masuk dalam peredaran darah

janin dan akan menyebabkan hemolisis yang selanjutnya

mengakibatkan hiperbilirubinemia dan Kern icterus yang akan

menyebabkan kerusakan jaringan otak.

h) Anoksia embrio

Anoksia embrio yang disebabkan oleh gangguan fungsi plasenta

menyebabkan pertumbuhan terganggu.

i) Psikologi ibu

Kehamilan yang tidak diinginkan, perlakuan salah/kekerasan mental

pada ibu hamil dan lain-lain.

2) Faktor Persalinan

Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala, asfiksia, dapat

menyebabkan kerusakan jaringan otak.

3) Faktor Pasca persalin

a) Gizi

Untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan yang adekuat.

b) Penyakit kronis/kelainan kongenital

Tuberkulosis, anemia, kelainan jantung bawaan mengakibatkan

retardasi pertumbuhan janin.

Page 27: ASUHAN KEBIDANAN TUMBUH KEMBANG PADA BADUTA U …repository.poltekkes-tjk.ac.id/854/1/COVER.pdf · masalah gizi kurang yang terjadi dengan pendekatan manajemen kebidanan. Asuhan kebidanan

11

c) Lingkungan fisis dan kimia

Lingkungan sering disebut melieu adalah tempat anak tersebut hidup

yang berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak (provider).

Sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurangnya sinar matahari ,

paparan sinar radioaktif, zat kimia tertentu (Pb, Mercuri, rokok, dll)

mempunyai dampak yang negatif terhadap pertumbuhan anak.

d) Psikologis

Hubungan anak dengan prang sekitarnya. Seorang anak yang tidak

diketahui oleh orang tuanya atau anak yang selalu merasa tertekan,

akan mengalami hambatan di dalam pertumbuhan dan

perkembangannya.

e) Endokrin

Gangguan hormon, misalnya pada penyakit hipotiroid akan

menyebabkan anak mengalami hambatan pertumbuhan.

f) Sosio-ekonomi

Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan, kesehatan

lingkungan yang jelek dan ketidaktahuan, akan menghambat

pertumbuhan anak.

g) Lingkungan pengasuh

Pada lingkungan pengasuh, interaksi ibu-anak sangat mempengaruhi

tumbuh kembang anak.

Page 28: ASUHAN KEBIDANAN TUMBUH KEMBANG PADA BADUTA U …repository.poltekkes-tjk.ac.id/854/1/COVER.pdf · masalah gizi kurang yang terjadi dengan pendekatan manajemen kebidanan. Asuhan kebidanan

12

h) Stimulasi

Perkembangan memerlukan rangsangan/stimulasi khususnya dalam

keluarga, misalnya penyediaan alat mainan, sosialisasi anak,

keterlibatan ibu dan anggota keluarga lain terhadap kegiatan anak.

i) Obat-obatan

Pemakaian kortikosteroid jangka lama akan menghambat

pertumbuhan, demikian halnya dengan pemakaian obat perangsang

terhadap susunan saraf yang menyebabkan terhambatnya produksi

hormon pertumbuhan.

4. Deteksi Dini Penyimpangan Pertumbuhan Balita

Deteksi dini merupakan upaya penjaringan yang dilaksanakan secara

komprehensif untuk menemukan penyimpangan tumbuh kembang dan

mengetahui serta mengenal faktor resiko pada balita, yang disebut juga anak usia

dini. Melalui deteksi dini dapat diketahui penyimpangan tumbuh kembang anak

secara dini, sehingga upaya pencegahan, stimulasi, penyembuhan serta pemulihan

dapat diberikan dengan indikasi yang jelas pada masa-masa kritis proses tumbuh

kembang (Marmi dan Rahardjo, Kukuh. 2015).

Masing-masing penilaian mempunyai parameter dan alat ukur tersendiri.

Dasar utama dalam menilai pertumbuhan fisik anak adalah penilaian

menggunakan alat baku (standar). Untuk menjamin ketepatan dan keakuratan

penilaian harus dilakukan dengan teliti dan rinci. Pengukuran perlu dilakukan

dalam kurun waktu tertentu untuk menilai kecepatan pertumbuhan (Marmi dan

Rahardjo, Kukuh. 2015).

Page 29: ASUHAN KEBIDANAN TUMBUH KEMBANG PADA BADUTA U …repository.poltekkes-tjk.ac.id/854/1/COVER.pdf · masalah gizi kurang yang terjadi dengan pendekatan manajemen kebidanan. Asuhan kebidanan

13

Parameter ukuran antropometrik yang dipakai dalam penilaian

pertumbuhan fisk adalah tingi badan, berat badan, lingkar kepala, lipatan kulit,

lingkar lengan atas, panjang lengan, proporsi tubuh, dan panjang tungkai. Menurut

Pedoman Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita macam-macam penilaian

pertumbuhan fisik yang dapat digunakan adalah (Marmi dan Rahardjo, Kukuh.

2015) :

a. Pengukuran Berat Badan (BB)

Pengukuran ini dilakukan secara teratur untuk memantau pertumbuhan dan

keadaan gizi balita. Balita ditimbang setiap bulan dan dicatat dalam Kartu Menuju

Sehat Balita (KMS Balita) sehingga dapat dilihat grafik pertumbuhannya dan

dilakukan interfensi jika terjadi penyimpangan.

Berat badan dapat juga sebagai menghitung dosis obat. Penilaian berat

badan berdasarkan umur menurut WHO dengan baku NCHS, berdasarkan tinggi

badan menurut WHO, dan NCHS yaitu ; persentil ke 75-25 dikatakan normal,

persentil 10-5 malnutrisi sedang dan kurang.

Kenaikan BB pada bayi cukup bulan kembali pada hari ke-10.

1) Umur 10 hari : BBL

2) Umur 5 bulan : 2 x BBL

3) Umur 1 tahun : 3 x BBL

4) Umur 2 tahun : 4 x BBL

5) Pra Sekolah : meningkat 2 Kg/tahun

6) Adolencent : meningkat 3-3,5 Kg/tahun

Page 30: ASUHAN KEBIDANAN TUMBUH KEMBANG PADA BADUTA U …repository.poltekkes-tjk.ac.id/854/1/COVER.pdf · masalah gizi kurang yang terjadi dengan pendekatan manajemen kebidanan. Asuhan kebidanan

14

Perkiraan BB dalam Kilogram

1) Usia 3-12 bulan = ���� (�����)� �

2) Usia 1-6 tahun = (umur (tahun) x 2) + 8

3) Usia 6-12 tahun = (���� (�����)� �)� �

b. Pengukuran Tinggi Badan (TB)

Pengukuran tinggi badan pada anak sampai usia 2 tahun dilakukan dengan

berbaring, sedangkan di atas umur 2 tahun dilakukan dengan berdiri. Hasil

pengukuran setiap bulan dapat dicatat pada dalam KMS yang mempunyai grafik

pertumbuhan tinggi badan.

1) Cara mengukur dengan posisi berbaring:

a) Sebaiknya dilakukan oleh 2 orang.

b) Bayi dibaringkan telentang pada alas yang datar.

c) Kepala bayi menempel pada pembatas angka O.

d) Petugas 1: kedua tangan memegang kepala bayi agar tetap menempel

e) pada pembatas angka 0 (pembatas kepala).

f) Petugas 1: tangan kiri menekan lutu bayi agar lurus, tangan kanan

menekan batas kaki ke telapak kaki

g) Petugas 2: membaca angka di tepi di luar pengukur

Gambar 1 Pengukuran Tinggi Badan Dengan Cara Telentang

Sumber : Kemenkes RI, 2016

Page 31: ASUHAN KEBIDANAN TUMBUH KEMBANG PADA BADUTA U …repository.poltekkes-tjk.ac.id/854/1/COVER.pdf · masalah gizi kurang yang terjadi dengan pendekatan manajemen kebidanan. Asuhan kebidanan

15

2) Pengukuran dengan posisi berdiri

a) Anak tidak memakai sandal atau sepatu.

b) Berdiri tegak menghadap kedepan.

c) Punggung, pantat dan tumit menempel pada tiang pengukur.

d) Turunkan batas atas pengukur sampai menempel di ubun-ubun.

e) Baca angka pada batas tersebut.

Gambar 1 Pengukuran Tinggi Badan Dengan Cara Berdiri

Sumber : Kemenkes RI, 2016

c. Pengukuran Lingkar Kepala Anak (PLKA)

PLKA adalah cara yang biasa dipakai untuk mengetahui pertumbuhan dan

perkembangan otak anak. Biasanya ukuran pertumbuhan tengkorak mengikuti

perkembangan otak, sehingga bila ada hambatan pada pertumbuhan tengkorak

maka perkembangan otak anak juga terhambat. Pengukuran dilakukan pada

diameter occipitofrontal dengan mengambil rerata 3 kali pengukuran sebagai

standard

1) Tujuan pengukuran lingkaran kepala anak adalah untuk mengetahui lingkaran

kepala anak dalam batas normal atau di luar batas normal.

2) Jadwal, disesuaikan dengan umur anak. Umur 0–11 bulan, pengukuran

dilakukan setiap tiga bulan. Pada anak yang lebih besar, umur 12–72 bulan,

Page 32: ASUHAN KEBIDANAN TUMBUH KEMBANG PADA BADUTA U …repository.poltekkes-tjk.ac.id/854/1/COVER.pdf · masalah gizi kurang yang terjadi dengan pendekatan manajemen kebidanan. Asuhan kebidanan

16

pengukuran dilakukan setiap enam bulan. Pengukuran dan penilaian lingkaran

kepala anak dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih.

3) Cara mengukur lingkaran kepala

4) Alat pengukur dilingkarkan pada kepala anak melewati dahi, menutupi alis

mata, diatas kedua telinga, dan bagian belakang kepala yang menonjol, tarik

agak kencang.

5) Baca angka pada pertemuan dengan angka O.

6) Tanyakan tanggal lahir bayi/anak, hitung umur bayi/anak.

7) Hasil pengukuran dicatat pada grafik lingkaran kepala menurut umur dan jenis

kelamin anak.

8) Buat garis yang menghubungkan ukuran yang lalu dengan ukuran sekarang.

Gambar 3 Pengukuran Lingkar Kepala

Sumber : Kemenkes RI, 2016

B. Gizi Balita

1. Status Gizi

Status gizi adalah suatu keadaan tubuh yang diakibatkan oleh

keseimbangan antara asupan zat gizi dengan kebutuhan. Keseimbangan tersebut

dapat dilihat dari variable pertumbuhan, yaitu berat badan, tinggi badan atau

panjang badan, lingkar kepala, lingkar lengan, dan panjang tungkai. Jika

Page 33: ASUHAN KEBIDANAN TUMBUH KEMBANG PADA BADUTA U …repository.poltekkes-tjk.ac.id/854/1/COVER.pdf · masalah gizi kurang yang terjadi dengan pendekatan manajemen kebidanan. Asuhan kebidanan

17

keseimbangan tadi terganggu, misalnya pengeluaran energi dan protein lebih

banyak dibandingkan pemasukan maka akan terjadi kekurangan energi protein,

dan jika berlangsung lama akan timbul masalah yang dikenal dengan KEP berat

atau gizi buruk (Marmi dan Rahardjo, Kukuh, 2015).

Status gizi dipengaruhi oleh konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat

gizi di dalam tubuh. Bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi dan digunakan

secara efesien akan tercapai status gizi optimal yang memungkinkan pertumbuhan

fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada

tingkat setinggi mungkin (Marmi dan Rahardjo, Kukuh. 2015).

Status gizi dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu (Cakrawati, Dewi., dan

Mustika NH. 2014) :

a. Produk pangan (jumlah dan jenis makanan)

b. Pembagian makanan atau pangan

c. Akseptabilitas, menyangkut penerimaan atau penolakan terhadap makanan

yang terkait dengan cara memilih dan menyajikan makanan.

d. Prasangka buruk pada bahan makanan tertentu

e. Pantangan pada makanan tertentu

f. Kesukaan terhadap jenis makanan tertentu

g. Keterbatasan ekonomi

h. Kebiasaan makan

i. Selera makan

j. Sanitasi makanan

k. Pengetahuan gizi

Page 34: ASUHAN KEBIDANAN TUMBUH KEMBANG PADA BADUTA U …repository.poltekkes-tjk.ac.id/854/1/COVER.pdf · masalah gizi kurang yang terjadi dengan pendekatan manajemen kebidanan. Asuhan kebidanan

18

Status gizi dibagi menjadi tiga kelompok yaitu (Cakrawati, Dewi., dan

Mustika NH. 2014) :

a. Gizi baik

Asupan gizi harus seimbang dengan kebutuhan gizi seseorang yang

bersangkutan. Kebutuhna gizi ditentukan oleh: kebutuhan gizi basal, aktivitas,

keadaan fisiologis tertentu, misalnya dalam keadaan sakit.

b. Gizi kurang

Merupakan keadaan tidak sehat (patologis) yang timbul karena tidak

cukup makan atau konsumsi energi dan protein kurang selam jangka waktu

tertentu.

c. Gizi lebih

Keadaan patologis (tidak sehat) yang disebabkan kebanyakan makan.

Kegemukan (obesitas) merupakan tanda pertama yang dapat dilihat dari keadaan

gizi lebih. Obesitas yang berkelanjutan akan mengakibatkan berbagai penyakit

atar lain: diabetes mellitus, tekanan darah tinggi, dan lain-lain.

Tabel 1 Kategori Status Gizi Balita

Indikator Status Gizi Z-Score

BB/U

Gizi Buruk < -3,0 SD Gizi Kurang -3,0 SD s/d < -2,0 SD Gizi Baik -2,0 SD s/d 2,0 SD Gizi Lebih >2,0 SD

TB/U

Sangat Pendek < -3,0 SD Pendek -3,0 SD s/d < -2,0 SD Normal ≥ -2,0 SD

BB/TB

Sangat Kurus < -3,0 SD Kurus -3,0 SD s/d < -2,0 SD Normal -2,0 SD s/d 2,0 SD Gemuk >2,0 SD

Sumber : Kemenkes RI, 2017

Page 35: ASUHAN KEBIDANAN TUMBUH KEMBANG PADA BADUTA U …repository.poltekkes-tjk.ac.id/854/1/COVER.pdf · masalah gizi kurang yang terjadi dengan pendekatan manajemen kebidanan. Asuhan kebidanan

19

2. Penilaian Status Gizi

Pada dasarnya penilaian status gizi dibagi menjadi dua yaitu secara

langsung dan tidak langsung. Proses riwayat alamiah terjadinya penyakit yang

diterapkan pada masalah gizi (gizi kurang) melalui berbagai tahap yaitu diawali

dengan terjadinya antara pejamu, sumber penyakit, dan lingkungan (Faudiyah,

Fikriyah. 2009).

a. Penilaian status gizi secara langsung

Penilaian status gizi secara langsung dapat dibedakan menjadi empat

penilain yaitu: antopometri, klinis, biokimia, dan biofisik. Masing-masing

penilaian tersebut akan dibahas secara umum sebagai berikut (Faudiyah, Fikriyah.

2009) :

1) Antopometri

Secara umum antopometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari

sudut pandang gizi, maka antopometri gizi berhubungan dengan berbagai macam

pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan

tingkat gizi. Antopometri dapat digunakan untuk melihat ketidakseimbangan

asupan protein dan energi. Hal ini dilihat pada pola pertumbuhan fisik dan

proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot, dan jumlah air dalam tubuh

(Faudiyah, Fikriyah. 2009).

a) Umur

Faktor umur sangat penting dalam penentuan status gizi. Kesalahan

penentuan umur dapat mengakibatkan interpertasi status gizi salah batasan umur

yang digunakan (Faudiyah, Fikriyah. 2009) :

Page 36: ASUHAN KEBIDANAN TUMBUH KEMBANG PADA BADUTA U …repository.poltekkes-tjk.ac.id/854/1/COVER.pdf · masalah gizi kurang yang terjadi dengan pendekatan manajemen kebidanan. Asuhan kebidanan

20

(1) Tahun umur penuh (completed year)

Contoh : 6 tahun 2 bulan, dihitung 6 tahun

5 tahun 11 bulan, dihitung 5 tahun

(2) Bulan usia penuh (completed month) untuk anak umur 0-2 tahun :

Contoh : 3 bulan 7 hari, dihitung 3 bulan

2 bulan 26 hari, dihitung 2 bulan

b) Berat badan

Berat badan merupakan ukuran antopometri yang terpenting dipakai pada

setiap kesempatan memeriksa kesehatan anak pada setiap kelompok umur. Berat

badan merupakan hasil peningkatan seluruh jaringan tulang, otot, lemak, cairan

tubuh dan lain-lainnya, merupakan indicator tunggal yang terbaik pada watu ini

untuk keadaan gizi dan keadaan tumbuh kembang. Alat yang digunakan untuk

mengukur berat badan terdiri dari beam balance untuk anak kurang dari 2 tahun,

setelah umur tersebut digunakan timbangan injak atau elektronik (Faudiyah,

Fikriyah. 2009).

c) Tinggi Badan (TB)

Tinggi badan merupakan antopometri yang menggambarkan pertumbuhan

skeletal. (Pengukuran Antropometri Gizi, 2009) untuk bayi, pengukuran

pertumbuhan linear adalah panjang badan; untuk anak yang lebih tua pengukiuran

berdasarkan tinggi badan. (Nelson, 2004 dalam Fikriyah Faudiyah, 2009) tinggi

badan merupakan parameter paling penting bagi keadaan yang telah lalu dan

keadaan sekarang, jika umur tidak diketahui dengan tepat, serta dapat digunakan

sebagai ukuran kedua yang penting, karena dengan menghubungkan BB terhadap

TB factor umur dikesampingkan (Faudiyah, Fikriyah. 2009).

Page 37: ASUHAN KEBIDANAN TUMBUH KEMBANG PADA BADUTA U …repository.poltekkes-tjk.ac.id/854/1/COVER.pdf · masalah gizi kurang yang terjadi dengan pendekatan manajemen kebidanan. Asuhan kebidanan

21

Alat ukur tinggi badan meliputi:

(1) Alat pengukur panjang badan bayi : untuk bayi atau anak yang belum

dapat berdiri

(2) Microtoise : untuk anka yang sudah dapat berdiri

d) Lingkar lengan atas

Pengukuran ini dapat memberikan gambaran tentang keadaan jaringan otot

dan jaringan lemak bawah kulit. Lingkar lengan atas mencerminkan cadangan

energi, sehingga dapat mencerminkan (Faudiyah, Fikriyah. 2009).:

(1) Status KEP pada balita

(2) KEK pada ibu hamil : resiko BBLR

Lingkar lengan atas menggunakan alat : pita pengukur dari fiberglass atau

sejenis kertas tertentu berlapis plastik.

Ambang batas (cut of points) :

(1) LLA WUS dengan resiko KEK di Indonesia : ≤23,5 cm

(2) Pada bayi 0-30 hari : ≥9,5 cm

(3) Balita dengan KEP : ≤12,5 cm

e) Lingkar Kepala

Lingkar kepala dihubungkan dengan ukuran otak dan tulang tengkorak.

Ukuran otak meningkat secara cepat pada tahun pertama, tetapi besar lingkar

kepala tidak menggambarkan keadaan kesehatan dan gizi. Dalam antopometri gizi

rasio lingkar kepala dan lingkar dada cukup berarti dan menetukan KEP pada

anak. Lingkar kepala digunakan juga sebagai informasi tambahan dalam

pengukuran umur (Faudiyah, Fikriyah. 2009).

Page 38: ASUHAN KEBIDANAN TUMBUH KEMBANG PADA BADUTA U …repository.poltekkes-tjk.ac.id/854/1/COVER.pdf · masalah gizi kurang yang terjadi dengan pendekatan manajemen kebidanan. Asuhan kebidanan

22

f) Lingkar Dada

Biasa digunakan pada anak umur 2-3 tahun, karena pertumbuhan lingkar

dada pesat sampai anak berumur 3 tahun. Rasio lingkar dada dan kepala dapat

digunakan sebagai indikator KEP pada balita (Faudiyah, Fikriyah. 2009).

g) Tinggi Lutut

Tinggi lutut erat kaitannya dengan tinggi badan, sehingga data tinggi

badan didapat dari tinggi lulut bagi orang tidak dapat berdiri atau lansia

(Faudiyah, Fikriyah. 2009).

2) Klinis

Pemeriksaan klinis adalah metode yangs sangat penting untuk menilai

status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang

terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat

dari jaringan epitel seperti kulit, mata, rambut, dan mukosa oral atau pada organ-

organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid. Penggunaan

metode ini umumnya untuk survey klinis secara cepat. Survey ini dirancang untuk

mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis umum dari kekurangan salah satu atau

lebih zat gizi. Suvei juga digunakan untuk mengetahui tingkat status gizi

seseorang dengan melakukan pemeriksaan fisik yaitu tanda dan gejala atau

riwayat penyakit (Faudiyah, Fikriyah. 2009).

3) Biokimia

Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang

diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh.

Jaringan tubuh yang digunakan anatar lain : darah, urin, tinja, dan beberapa

jaringan tubuh seperti hati dan otot. Metode ini digunakan untuk suatu peringatan

Page 39: ASUHAN KEBIDANAN TUMBUH KEMBANG PADA BADUTA U …repository.poltekkes-tjk.ac.id/854/1/COVER.pdf · masalah gizi kurang yang terjadi dengan pendekatan manajemen kebidanan. Asuhan kebidanan

23

bahwa kemungkinan akan terjadi malnutrisi yang lebih parah lagi. Banyak gejala

klinis yang kurang spesifik, maka penentu kimia faali dapat lebih banyak

menolong untuk menentukan kekurangan gizi yang spesifik (Faudiyah, Fikriyah.

2009).

4) Biofisik

Penentu status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi

dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat perubahan

struktur dan jaringan. Umumnya dapat digunakan dalam situasi tertentu seperti

kejadian buta senja epidemic, cara yang digukana adalah tes adaptasi gelap

(Faudiyah, Fikriyah. 2009).

b. Penilaian Status Gizi Secara Tidak Langsung

Penilaian status gizi secara tidak langsung terdiri dari survei konsumsi

makanan, statistik vital, dan factor ekologi (Faudiyah Fikriyah, 2009).

1) Survei konsumsi makanan

Survei konsumsi makanan adalah metode penentu status gizi secara tidak

langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat yang dikonsumsi. Pengumpulan

data konsumsi makanandapat memberikan gambaran tentang konsumsi berbagai

zat gizi pada masyarakat, keluarga, dan individu. Survei ini dapat

mengidentifikasikan kelebihan dan kekurangan zat gizi.

2) Statistik vital

Pengukuran status gizi dengan statistik vital adalah dengan menganalisis

data berbagai statistik kesehatan seperti angka kematian berdasarkan umur, angka

kesakitan dan angka kematian akibat penyebab tertentu dan data lainnya yang

Page 40: ASUHAN KEBIDANAN TUMBUH KEMBANG PADA BADUTA U …repository.poltekkes-tjk.ac.id/854/1/COVER.pdf · masalah gizi kurang yang terjadi dengan pendekatan manajemen kebidanan. Asuhan kebidanan

24

berhubungan dengan gizi. Penggunaannya dipertimbangkan sebagai bagian dari

indikator tidak langsung pengukuran status gizi masyarakat.

3) Faktor ekologi

Jumlah makanan yang tersedia sangat tergantung dari keadaan ekologi

seperti iklim, tanah, irigasi, dan lain-lain. Pengukuran factor ekologi dipandang

sangat penting untuk mengetahui penyebab maslaha gizi di suatu masyarakat

sebagai dasar untuk melakukan program intervensi gizi.

3. Zat Gizi

Pertumbuhan dan perkembangan, serta konsekuensi yang akan

ditimbulkan diakibatkan oleh tidak terpenuhinya kebutuhan gizi pada makanan.

Zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh secara umum dapat dikelompokkan menjadi

lima, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Terdapat beberapa

zat gizi yang berperan penting dalam proses pertumbuhan, yaitu (Fikawati,

Sandra, 2017) :

a. Karbohidrat

Fungsi utama karbohidrat adalah menyediakan sumber tenaga utama bagi

tubuh dalam bentuk energi. 1gram karbohidrat menyediakan energi sejumlah 4

kilo kalori (Kal) bagi tubuh. Karbohidrat dalam bentuk glukosa merupakan satu-

satunya sumber energi bagi otak. Karbohidrat terbagi dalam dua bentuk,yaitu

karbidrat sederhana dan karbohidrat komplek. Karbohidrat sederhana seperti

fruktosa, glukosa, dan laktosa, ditemukan dalam buah-buahan, gula serta susu dan

produknya. Sedangkan karbohidrat kompleks dapat ditemukan dalam sayuran

bersera, gandum, nasi, sereal, oat, dan lain sebagainya.

Page 41: ASUHAN KEBIDANAN TUMBUH KEMBANG PADA BADUTA U …repository.poltekkes-tjk.ac.id/854/1/COVER.pdf · masalah gizi kurang yang terjadi dengan pendekatan manajemen kebidanan. Asuhan kebidanan

25

b. Protein

Selain dapat menjadi sumber energi, protein merupakan komponen utama

protoplasma di dalam sel, serta hormon dan enzim yang berperan penting dalam

proses pertumbuhan. Protein berperan dalam pemeliharaan jaringan, perubahan

komposisi tubuh, serta regenerasi jaringan.

c. Lemak

Lemak menyumbangkan 40-50% energi yang dikonsumsi bayi. Lemak

menyediakan sekitar 60% energi yang diperlukan tubuh selama istirahat dan saat

tubuh melakukan latihan olahraga yang cukup intens. Lemak penting untuk semua

sel tubuh, sebagai komponen utama pembentukkan membran sel.

d. Kalsium

Kalsium berperan dalam pertumbuhan dan mineralisasi tulang. Lebihdari

98% kalsium tubuh terbentuk oleh tulangdan 1% lainnya berada pada cairan tubuh

dan otot. Sejumlah 30-60% asupan kalsium diserap oleh tubuh. Selain itu, kalsium

juga membantu menjaga detak jantung teratur dan mengirimkan impuls saraf .

e. Zat besi

Zat besi merupkan bahan dasar pembentukkan hemoglobin. Zat besi

berperan dalam pengangkuttan oksigen dan sari-sari makanan ke seluruh sel

dalam tubuh. Hal ini penting untuk pertumbuhan, sistem kekebalan tubuh, dan

produksi energi.

4. Gizi Kurang

Gizi kurang merupakan salah satu masalah gizi utama pada balita di

Indonesia. Rendahnya konsumsi energi dan protein dari makanan sehari-hari dan

terjadi dalam waktu yang cukup lama (Cakrawati Dewi, 2014).

Page 42: ASUHAN KEBIDANAN TUMBUH KEMBANG PADA BADUTA U …repository.poltekkes-tjk.ac.id/854/1/COVER.pdf · masalah gizi kurang yang terjadi dengan pendekatan manajemen kebidanan. Asuhan kebidanan

26

Pada hakikatnya keadaan gizi kurang dapat dilihat sebagai suatu proses

kurang makan ketika kebutuhan normal terhadap satu atau beberapa nutrien tidak

terpenuhi, atau nutrient-nutrien tersebut hilang dengan jumlah yang lebih besar

daripada yang didapat. Gizi kurang dibedakan menjadi gizi kurang makro

(makronutrien) dan gizi kurang mikro ( mikro nutrien). Dalam memenuhi asupan

gizinya, tubuh membutuhkan makronutrien, yaitu karbohidrat, lemak, protein dan

mikronutrien, vitamin, yodium, zat besi, seng, asam folat, dan lain sebagainya

(Cakrawati Dewi, 2014).

a. Penyebab Gizi Kurang

Masalah gizi kurang dapat disebabkan oleh (Cakrawati, Dewi. 2014).:

1) Penyebab langsung

Makan dan penyakit dapat secara langsung langsung memnyebabkan gizi

kurang. Timbulnya gizi kurang tidak hanya dikarenakan asupan makanan yang

kurang, tetapi juga penyakit. Anak yang mendapat cukup makanan tetapi sering

menderita sakit, dapat menderita gizi kurang. Demikian pula pada anak yang yang

tidak memperoleh cukupmakan, maka daya tahan tubuh akan melemah dan akan

mudah terserang penyakit (Cakrawati, Dewi. 2014).

2) Penyebab tidak langsung

a) Ketahanan pangan keluarga kurang memadai. Setiap keluarga

diharapkan mampu untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh

anggota keluargany dalam jumlah yang cukup baik jumlah maupun

mutu gizi.

b) Pola pengasuhan anak kurang memadai. Setiap keluarga dan

masyarakat diharapkan dapat menyediakan waktu, perhatian, dan

Page 43: ASUHAN KEBIDANAN TUMBUH KEMBANG PADA BADUTA U …repository.poltekkes-tjk.ac.id/854/1/COVER.pdf · masalah gizi kurang yang terjadi dengan pendekatan manajemen kebidanan. Asuhan kebidanan

27

dukungan terhadap anak agar dapat tumbuh kembang dengan baik

secara fisik, mental maupun sosial.

c) Pelayanan kesehatan dan lingkungan kurang memadai. Sistem

pelayanan kesehatan yang ada diharapkan dapat menjamin penyediaan

air bersih dan sarana pelayanan kesehatan dasar yan terjangkau oleh

setiap keluarga yang membutuhkan.

b. Akibat gizi kurang

Menurut Dr. Arisman, MB akibat kurang gizi terhadap proses tubuh

bergantung pada zat-zat gizi apa yang kurang. Kekurangan berat badan pada anak

yang sedang tumbuh merupakan masalah serius (Arisman, M. B. 2010).

Kekurangan gizi secara umum (makanan kurang dalam kuantitas dan kualitas)

menyebabkan gangguan pada proses-proses (Cakrawati, Dewi. 2014) :

1) Pertumbuhan

Anak-anak tidak tumbuh menurut potensialnya. Protein digunakan sebagai zat

pembakar, sehingga otak-otak menjadi lembek dan rambut mudah rontok.

Anak-anak yang berasal dari tingkat sosial ekonomi menengah ke atas rata-

rata lebih tinggi dari pada yang berasal dari keadaan sosial ekonomi rendah.

2) Produksi Tenaga

Kekurangan energi berasal dari makanan menyebabkan seorang kekurangan

tenaga untuk bergerak, bekerja, dan melakukan aktivitas. Orang menjadi

malas, merasa lemah, dan produktivitas kerja menurun

3) Pertahanan Tubuh

Daya tahan terhadap tekanan dan stres menurun. Sistem imunitas dan antibodi

berkurang, sehingga orang mudah terserang infeksi seperti pilek, batuk, dan

diare. Pada anak-anak hal ini dapat membawa kematian.

Page 44: ASUHAN KEBIDANAN TUMBUH KEMBANG PADA BADUTA U …repository.poltekkes-tjk.ac.id/854/1/COVER.pdf · masalah gizi kurang yang terjadi dengan pendekatan manajemen kebidanan. Asuhan kebidanan

28

4) Struktur dan Fungsi Otak

Kurang gizi pada usia muda dapat berpengaruh terhadap perkembangan

mental, dengan demikian kemampuan berpikir. Otak mencapai bentuk

maksimal pada usia dua tahun. Kekurangan gizi dapat berakibat terganggunya

fungsi otak permanen.

5) Perilaku

Baik anak-anak atau orang dewasa yang kurang gizi menunjukkan perilaku

tidak tenang. Mereka mudah tersinggung, cengeng dan apatis

c. Perbaikan Gizi kurang

Kegiatan penilaian status gizi menghasilkan status gizi individu. Individu

yang memiliki status gizi yang baik harus terus dipertahankan, sedangkan yang

mempunyai masalah gizi harus diperbaiki agar menjadi lebih baik. Tujuan

perbaikan gizi adalah menghasilkan masyarakat yang mempunyai status gizi

optimal, sehat, dan menjadi sumber daya manusia yang berkualitas (Holil

muhammad ,2017), dapat dilihat pada gambar 4 berikut ini :

Gambar 4 Kaitan Antara Perbaikan Gizi, Peningkatan SDM, Dan Kemiskinan

Sumber : Kemenkes RI,2011, dalam Holil, Muhammad,2017

Kemiskinan kurang

Ekonomi Meningkat

Perbaikan Gizi Tumbuh kembang fisik dan mental

Peningkatan kualitas SDM

Investasisektor sosial (gizi, kesehatan, pendidikan)

Peningkatan pertumbuhan

Page 45: ASUHAN KEBIDANAN TUMBUH KEMBANG PADA BADUTA U …repository.poltekkes-tjk.ac.id/854/1/COVER.pdf · masalah gizi kurang yang terjadi dengan pendekatan manajemen kebidanan. Asuhan kebidanan

29

Pada gambar 11.1 dapat diketahui bahwa apabila usaha perbaikan gizi

dapat tercapai, tumbuh kembang fisik dan mental akan menjadi baik. Anak-anak

yang dapat tumbuh optimal akan menjadi sumber daya manusia yang berkualitas

dimasa yang akan datang sehingga dapat meningkatkan produktivitas.

Produktivitas yang tinggi akan meningkatkan ekonomi bangsa sehingga tingkat

kemiskinan akan berkurang. Masalah gizi yang diderita oleh anak usia di bawah 5

tahun (balita), dapat mengakibatkan hal yang serius pada kesehatan dan masa

depannya. Balita yang menderita gizi sangat kurus mudah terkena penyakit,

sedangkan balita yang kurus atau gizi kurang, pertumbuhan jaringan tubuhnya

akan mengalami keterlambatan. Oleh sebab itu, balita yang mengalami masalah

gizi harus mendapatkan pelayanan untuk memperbaiki status gizinya (Holil,

Muhammad,2017).

Mengatasi masalah gizi pada balita dapat dilakukan melalui konseling.

Masalah gizi dapat diketahui dari hasil pemantauan pertumbuhan yang dilakukan

dengan menggunakan grafik pertumbuhan anak (GPA). Jika berdasarkan

pemantauan GPA anak tumbuh dengan baik, nasihat selanjutnya adalah

memberikan makanan yang sesuai dengan umur anak sehingga anak akan tumbuh

dengan baik. Anak yang mengalami masalah pertumbuhan, baik masalah gizi

kurang maupun masalah gizi lebih, harus dilakukan penanganan yang khusus

(Holil, Muhammad,2017).

Masalah gizi dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain sosial dan

lingkungan yang dapat memengaruhi cara pemberian makan, pola asuh dan

pertumbuhan anak. Oleh sebab itu, penyebab timbulnya masalah gizi pada anak

perlu diketahui sebelum memberikan konseling. Pada waktu melakukan

Page 46: ASUHAN KEBIDANAN TUMBUH KEMBANG PADA BADUTA U …repository.poltekkes-tjk.ac.id/854/1/COVER.pdf · masalah gizi kurang yang terjadi dengan pendekatan manajemen kebidanan. Asuhan kebidanan

30

konseling, ada beberapa hal penting yang harus menjadi perhatian, yaitu

mendengarkan dan belajar dari ibu dengan cara mengajukan pertanyaan terbuka,

mendengarkan dan meyakinkan bahwa konselor memahami apa yang dikatakan

ibu, serta menggunakan bahasa tubuh dan isyarat untuk menunjukkan bahwa

konselor sangat memerhatikan dan empati terhadap perasaan ibu. Pada waktu

melakukan konseling juga harus membangun kepercayaan dan memberikan

dukungan dengan cara memuji ibu jika sudah berbuat baik; menghindari kata

yang dapat menyalahkan ibu; menerima apa yang ibu pikian dan rasakan;

memberikan informasi dalam bahasa yang sederhana dan mudah dipahami;

memberikan saran yang terbatas dan bukan bersifat perintah; serta menawarkan

bantuan yang mudah dilakukan (Holil, Muhammad,2017).

1) Pemenuhan Makan Sebagai Perbaikan Gizi

Banyak cara untuk memperbaiki status gizi, antara lain yang telah

dikembangkan pada standar pertumbuhan WHO 2005 (Kemenkes, 2011).

Anjurkan utama yang telah dikembangkan adalah cara pemberian air susu ibu

(ASI) dan makanan pendamping (MPASI), seperti yang diuraikan pada tabel 11.1

Tabel 2 Anjuran Makan Anak Sehat dan Sakit

Usia Anak Anjurkan Pemberian Makan Bayi sampai usia 6 bulan

Berikan ASI sesuai keinginana anak, paling sedikit 8 kali sehari, pagi, siang, maupun malam. Jangan diberikan makanan atau minuman selain ASI.

Umur 6-9 bulan

Teruskan pemberian ASI Mulai memberikan makanan pendamping ASI, seperti bubur, susu, pisang, pepaya lumat halus, air jeruk, air tomat saring, dan sebagainya. Secara bertahap sesuai pertambahan umur, berikan bubur tim lumat, ditambah telur/ ayam/ ikan/ tempe/ tahu/ daging sapi/ wortel/ bayam/ kacang hijau/ santan/ minyak. Setiap hari diberikan makan sebagai berikut : 6 bulan : 2 x 6 sendok makan peres

Page 47: ASUHAN KEBIDANAN TUMBUH KEMBANG PADA BADUTA U …repository.poltekkes-tjk.ac.id/854/1/COVER.pdf · masalah gizi kurang yang terjadi dengan pendekatan manajemen kebidanan. Asuhan kebidanan

31

7 bulan : 2-3 x 7 sendok makan peres 8 bulan : 3 x 8 sendok makan peres

Umur 9-12 bulan

Teruskan pemberian ASI Berikan makanan pendamping ASI (MPASI) yang lebih padat dan kasar seperti bubur, nasi tim, nasi lembek. Tambahkan telur/ ayam/ ikan/ tempe/ tahu/ daging sapi/ wortel/ bayam/ santan/minyak. Setiap hari (pagi/siang/malam) berikan makanan berikut : 9 bulan : 3 x 9sendok makan peres 10 bulan : 3 x 10 sendok makan peres 11 bulan : 3 x 11 sendok makan peres Berikan makanan selingan 2 kali sehari (buah, biskuit, kue) di antara waktuu makan.

Umur12-24 bulan

Teruskan pemberian ASI Berikan makanan keluarga secara bertahap sesuai kemampuan anak. Berikan 3 x sehari, sebanyak 1/3 porsi makan orang dewasa terdiri dari nasi, lauk pauk, sayur, dan buah. Beri makan selingan 2 kali di antara waktu makan (biskuit, kue)

Umur 24 bulan atau lebih

Berikan makanan keluarga 3 x sehari 1/2-1/2 porsi makan orang dewasa yang terdiri dari nasi, lauk pauk, sayur, dan buah. Berikan makanan selingan kaya gizi 2 x sehari diantara waktu makan.

Sumber, Kemenkes RI, 2011 dalam Holil Muhammad, 2017.

2) Konseling bagi lbu yang Mempunyai Anak Gizi Kurang

Apabila berdasarkan penilaian pertumbuhan anak menderita gizi kurang

penting untuk mencari penyebab mengapa anak menderita gizi kurang. Seorang

anak dikatakan menderita gizi kurang apabila kurus (nilai z-skor<-2SD untuk

indikator BB/PB atau BB/TB atau IMT/U): berat badan kurang (nilai z-skor -2SD

unruk indikator BB/U); pendek (nilai z-skor<-2SD untuk indikator PB/U atau

TB/U); atau mempunyai kecenderungan pertumbuhan ke arah salah satu masalah

gizi. konseling bagi ibu yang anaknya menderita gizi kurang dilakukan melalui

dua kegiatan utama, yaitu mencari penyebab gizi kurang dan memberikan

konseling (Holil muhammad,2017).

Page 48: ASUHAN KEBIDANAN TUMBUH KEMBANG PADA BADUTA U …repository.poltekkes-tjk.ac.id/854/1/COVER.pdf · masalah gizi kurang yang terjadi dengan pendekatan manajemen kebidanan. Asuhan kebidanan

32

3) Mencari Penyebab Gizi Kurang

Penyebab teriadinya gizi kurang pada anak diketahui dengan melakukan

wawancara pada ibu anak oleh konselor. Konselor perlu mengajukan beberapa

pertanyaan yang sesuai dengan umur anak, mendengarkan dengan baik semua

jawaban yang diberikan ibu, mengajukan pertanyaan lanjuta untuk melengkapi

informasi dalam memahami penyebab kurang gizi anak, kemudian mencatat

penyebab terjadinya gizi kurang tersebut. Apabila terdapat banyak faktor yang

menyebabkan anak menderita gizi kurang, temukan dan cari penyebab utamanya

bersama-sama dengan ibu (Holil muhammad,2017).

Apabila pada saat wawancara anak sakit atau menderita sakit yang kronis

sebagai penyebab gizi kurang, anak harus mendapat perawatan dan pengobatan

dengan cara dirujuk, dan wawancara dihentikan. Berikan nasihat kepada ibu,

mengenai cara pemberian makan anak sesuai dengan umurnya (Tabel 11.1). Anak

dapat mengalami traum, seperti kematian salah satu anggota keluarga atau

pergantian pengasuh yang dapat mengakibatkan menurunnya nafsu makan anak.

Dalam keadaan seperti ini, wawancara lebih baik dihentikan untuk kemudian

dilakukan di lain waktu (Holil muhammad,2017).

Di dalam buku Modul Pelatihan Pertumbuhan Anak dari Kemenkes RI

(2011) secara garis besar terdapat delapan langkah untuk melakukan konseling

bagi ibu yang anaknya menderita gizi kurang, yaitu :

Langkah 1 Menentukan apakah anak sakit pada saat kunjungan atau menderita

sakit yang kronis.

Langkah 2. Jika anak tidak sakit, mulai mencari penyebab mengapa anak

menderita gizi kurang

Page 49: ASUHAN KEBIDANAN TUMBUH KEMBANG PADA BADUTA U …repository.poltekkes-tjk.ac.id/854/1/COVER.pdf · masalah gizi kurang yang terjadi dengan pendekatan manajemen kebidanan. Asuhan kebidanan

33

Langkah 3. Menanyakan perubahan pola makan dan/atau menyusui saat ini

Langkah 4 Menanyakan tentang pemberian makan sesuai umurnya.

Langkah 5. Menanyakan apakah anak sering menderita penyakit yang berulang

Langkah 6. Mengkaji kemungkinan penyebab masalah sosial dan lingkungan

Langkah 7. Menentukan penyebab utama anak menderita gizi kurang yang

dilakukan bersama ibu.

Langkah 8. Memberikan nasihat pada ibu untuk menanggulangi gizi kurang

anak.

4) Memberikan nasihat sesuai penyebab gizi kurang

Nasihat yang diberikan kepada ibu adalah atas dasar penyebab utama anak

menderita gizi kurang yang dirasakan ibu. Selanjutnya, mendiskusikan apa yang

dapat dilakukan oleh ibu dan siapa yang kira-kira dapat membantu ibu. Selain itu,

pahami kemungkinan kesulitan yang hadapi ibu, dan berikan dukungan untuk

menghadapinya (Holil muhammad,2017).

Apabila ada banyak penyebab yang mengakibatkan anak mengalami gizi

kurang, mungkin akan ada banyak nasihat yang perlu diberikan. Namun, harus

diperhatikan bahwa kemampuan ibu untuk dapat mengingat dan memahami,

mungkin hanya untuk beberapa nasihat saja. Oleh sebab itu, nasihat yang

diberikan sebaiknya tidak terlalu banyak, cukup dua atau tiga nasihat yang paling

mungkin dapat dilakukan oleh ibu (Holil muhammad,2017).

Anak yang pendek, tetapi nilai z-skor indikator BB/TB atau BB/PB atau

IMT/U tergolong nomal memerlukan asupan gizi yang dapat meningkatkan

panjang dan tinggi badan anak. tanpa meningkatkan berat berlebih yang dapat

menyebabkan kelebihan berat badan. Nasihat untuk anak seperti ini adalah

Page 50: ASUHAN KEBIDANAN TUMBUH KEMBANG PADA BADUTA U …repository.poltekkes-tjk.ac.id/854/1/COVER.pdf · masalah gizi kurang yang terjadi dengan pendekatan manajemen kebidanan. Asuhan kebidanan

34

memperbaiki jumlah dan bioavailabilitas zat gizi mikro dalam makanan, dengan

cara meningkatkan konsumsi makanan sumber protein hewani. Makanan yang

berasal dari protein hewani umumnya mengandung zat gizi mikro yang tingi dan

kandungan mineralnya dapat diabsorpsi lebih baik dibanding makanan nabati

(Holil muhammad,2017).

Beberapa nasihat tentang masalah pemberian makan pada anak ialah (Holil

muhammad,2017) :

a) Jika pemberian makan tidak sesuai anjuran, berikan nasihat pada ibu tenang

cara pemberian makan yang sesuai dengan umur anak

b) Jika ibu kesulitan memberikan ASI Pada bayinya. Berikan konseling

menyusui, yaitu melakukan penilaian cara ibu menyusui menunjukkan cara

menyusui yang benar, serta memberikan contoh tindakan yang benar jika ada

masalah menyusui.

c) Jika bayi berumur kurang dari 6 bulan mendapat susu formula makanan lain,

anjurkan ibu untuk melakukan relaktasi, dengan cara membangkitkan rasa

percaya diri bahwa ibu mampu memproduksi ASI sesuai kebutuhan bayinya.

Ajak ibu menyusui bayi lebih sering lagi, lebih lama, pada pagi, siang,

maupun malam dan secara bertahap mengurangi pemberian susu formula atau

makanan lain.

d) Jika umur bayi lebih dari 6 bulan dan ibu menggunakan botol untuk

memberikan susu pada anaknya, minta ibu untuk mengganti botol dengan

cangngkir atau angkuk atau gelas, peragakan cara memberikan susu dengan

cangkir atau gelas, dan berikan makanan pendamping ASI sesuai dengan

kelompok umur.

Page 51: ASUHAN KEBIDANAN TUMBUH KEMBANG PADA BADUTA U …repository.poltekkes-tjk.ac.id/854/1/COVER.pdf · masalah gizi kurang yang terjadi dengan pendekatan manajemen kebidanan. Asuhan kebidanan

35

e) Jika anak tidak diberi makan secara aktif, nasihati ibu agar duduk dekat anak,

membujuk anak agar mau makan, jika perlu menyuapi anak. Memberi anak

makan bergizi dengan jumlah yang cukup dan yang disukai anak.

f) Jika ibu mengubah pemberian makan selama anak sakit. Ibu tidak perlu

merubah pemberian makan anak, memberi makan pada anak sesuai dengan

kelompok umur.

Hal-hal yang harus diperhatikan pada waktu memberikan nasihat kepada

ibu antara lain memberikan nasihat tidak terlalu banyak, cukup 2 atau 3 nasihat;

memberikan pujian apabila ibu sudah mulai mengerjakannya; memberikan

pertanyaan pemahaman untuk mengetahui apakah ibu betul-betul sudah

memahami nasihat yang diberikan; serta membuat janji bertemu kembali untuk

melihat perkembangan anak setelah mendapat intervensi (Holil muhammad,2017)

Page 52: ASUHAN KEBIDANAN TUMBUH KEMBANG PADA BADUTA U …repository.poltekkes-tjk.ac.id/854/1/COVER.pdf · masalah gizi kurang yang terjadi dengan pendekatan manajemen kebidanan. Asuhan kebidanan

36

BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN TERHADAP BADUTA U

DENGAN GIZI KURANG

A. DATA SUBYEKTIF

Tanggal : 14 Maret 2019

1. Identiatas Anak Dan Orang Tua

a. Biodata

Nama Anak : Baduta U

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Tanggal Lahir : 03 mei 2017

Usia : 22 bulan

Anak ke : 2

Nama ibu : Ny. B Nama Ayah : Tn. P

Umur : 30 tahun Umur : 32 tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Suku/bangsa : Jawa Suku/bangsa : Jawa

Pendidikan : SD Pendidikan : SMP

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Nelayan

Alamat : Margasari Alamat : Margasari

Page 53: ASUHAN KEBIDANAN TUMBUH KEMBANG PADA BADUTA U …repository.poltekkes-tjk.ac.id/854/1/COVER.pdf · masalah gizi kurang yang terjadi dengan pendekatan manajemen kebidanan. Asuhan kebidanan

37

b. Riwayat Kesehatan

Ibu mengatakan tidak menderita penyakit kronis seperti jantung,

Hipertensi, TBC atau kelainan selama kehamilan yang dapat

mempersulit kelahiran bayinya dan telah melakukan pemeriksaan

kehamilan 10 kali.

c. Riwayat persalinan

No Tahun JK Bb

lahir Pb

lahir Persalianan

Keadaan sekarang

1 2008 Perempuan 3100 gram

49 cm Spontan Sehat

2 2017 Laki-Laki 2700 gram

48 cm Spontan Sehat

d. Riwayat penyakit yang lalu dan saat ini

Ibu mengatakan baduta U tidak pernah mederita penyakit menular atau

penyakit yang berbahaya dan tidak perbah dirawat di rumah sakit. Jika

anak sakit hanya demam, flu, batuk. Anak sembuh apabila berobat ke

bidan atau tenaga kesehatan lainnya dengan meminum obat.

e. Riwayat Pertumbuhan Anak

Ibu mengatakan anaknya rajin datang ke posyandu untuk dilakukan

penimbangan dan pengukuran tinggi sedangkan pertumbuhan anaknya

tidak mengalami peningkatan dari penimbangan posyandu selama 2

bulan berturut turut.

f. Imunisasi (sudah/belum),usia di Imunisasi

BCG : 14 Juni 2017

DPT /HB I : 14 Juli 2017

DPT /HB II : 15 Agustus 2017

Page 54: ASUHAN KEBIDANAN TUMBUH KEMBANG PADA BADUTA U …repository.poltekkes-tjk.ac.id/854/1/COVER.pdf · masalah gizi kurang yang terjadi dengan pendekatan manajemen kebidanan. Asuhan kebidanan

38

DPT /HB III : 15 September 2017

Polio I : 14 Juni 2017

Polio II : 16 Juli 2017

Polio III : 15 Agustus 2017

Polio IV : 15 September 2017

Campak : 14 Maret 2018

2. Pola Kebutuhan Dasar

a. Nutrisi

1) Makan

2) Makan 2 x sehari dengan porsi sedikit ¼ porsi orang dewasa →

Nasi, lauk pauk dan sayur.

3) Minum susu → 3-4 x sehari setiap botol susul 120 ml.

4) Minum Air mineral → ± Sebanyak 2-3 gelas/hari (dengan gelas

ukuran sedang

a) Makanan yang tidak disukai

Kurang menyukai hampir semua jenis sayur

b) Porsi makan sekarang

Ibu mengatakan Baduta U sulit untuk makan, jika makan

porsinya sedikit, kira-kira hanya 5-6 suap Baduta U sudah

berkata kenyang ataupun sudah tidak mau membuka mulut

lagi.

5) Minum

Ibu mengatakan anaknya kurang minum air putih. Baduta U

meminum air putih kira-kira 2-3 cangkir kecil/hari. Baduta U

Page 55: ASUHAN KEBIDANAN TUMBUH KEMBANG PADA BADUTA U …repository.poltekkes-tjk.ac.id/854/1/COVER.pdf · masalah gizi kurang yang terjadi dengan pendekatan manajemen kebidanan. Asuhan kebidanan

39

menyukai susu putih terkadang ia meminum susu dan terkadang

tidak meminum sama sekali

b. Eliminasi: Saat ini BAK ±7x sehari, BAB ±2x sehari feses lunak bau

khas.

c. Personal hygiene : Saat ini mandi 2x sehari pagi dan sore hari

d. Istirahat

1) Tidur siang

Ibu mengatakan anaknya tidur siang mulai dari jam 13.00 WIB ±1

jam dan terkadang anak tidak mau tidur.

2) Tidur malam

Ibu mengatakan terkadang anaknya sulit tidur malam, jika bisa

tidur mulai pukul 21.00 WIB ± 9 jam.

e. Aktifitas : Ibu mengatakan sehari-hari anaknya sudah bermain dengan

teman sebaya tetapi terkadang anaknya malas untuk bermain dan

memilih untuk di dalam rumah.

B. DATA OBJEKTIF

1. Pemeriksaan Umum

a. Keadaan Umum : Baik

b. Kesadaran : Composmentis

c. TTV : N : 100 x/menit , R : 28 x/menit S : 36,7 OC

d. Pemeriksaan Antropometri

Berat Badan Saat ini : 8,5 kg

Berat Badan seharusnya : 9,4 – 14,7 kg

Standar Deviasi : -3,0 SD

Page 56: ASUHAN KEBIDANAN TUMBUH KEMBANG PADA BADUTA U …repository.poltekkes-tjk.ac.id/854/1/COVER.pdf · masalah gizi kurang yang terjadi dengan pendekatan manajemen kebidanan. Asuhan kebidanan

40

Panjang Badan : 81 cm

LK : 48 cm

LD : 45 Cm

2. Pemeriksaan Fisik

a. Kepala

UUK : Datar

UUB : Datar

Bentuk kepala : Bulat, simetris

Keadaan : Rambut hitam, bersih, sedikit

Lingkar Kepala : 48 cm

b. Mata

Bentuk Mata : Simetris ka/ki

Strabismus : Tidak ada

Konjugtiva : merah muda

Sklera : Tidak ikterik

c. Hidung

Bentuk : Simetris

Lubang Hidug : Ada terbentuk sempurna

Keadaan : Bersih

Lendir / Sekret : Tidak ada

d. Mulut

Bentuk : Simetris

Palatum : Normal

Reflek : Baik

Page 57: ASUHAN KEBIDANAN TUMBUH KEMBANG PADA BADUTA U …repository.poltekkes-tjk.ac.id/854/1/COVER.pdf · masalah gizi kurang yang terjadi dengan pendekatan manajemen kebidanan. Asuhan kebidanan

41

Gusi : Normal

Bibir : Bersih, normal

Stomatitis : Tidak ada

Caries : Tidak ada

e. Telinga

Posisi : Memanjang

Bentuk : Simetris kanan dan kiri

Lubang : Ada dan tidak ada serumen

Leher : Kepala bisa bergerak normal

f. Dada

Posisi : Simetris

Suara pernafasan : Tidak terdengar ronchi dan wheezing

Tarikan dinding dada : Tidak Ada

Bunyi Jantung : Lup-Dup

g. Perut

Bentuk : Bulat

Pembesaran abnormal : Tidak ada

h. Punggung

Tonjolan Tulang Punggung : Tidak ada

i. Ekstremitas

Ekstremitas Atas : Lengkap tanpa cacat

Ekstremitas Bawah : Lengkap tanpa cacat, otot-otot kaki

tampak terlihat kecil, dan kurus terlihat

saat berdiri

Pergerakan : Aktif

Page 58: ASUHAN KEBIDANAN TUMBUH KEMBANG PADA BADUTA U …repository.poltekkes-tjk.ac.id/854/1/COVER.pdf · masalah gizi kurang yang terjadi dengan pendekatan manajemen kebidanan. Asuhan kebidanan

42

j. Genetalia

Jenis kelamin : Laki-laki

Lubang anus : ada

Bentuk : normal

Keadaan : bersih

C. ANALISA DATA

Diagnosa

Baduta dengan gizi kurang

Dasar :

DS :

1. Ibu mengatakan berat badan anaknya terlihat kurus dan berat badannya

tidak mengalami peningkatan selama 2 bulan berturut – turut

2. Ibu mengatakan pola makan anaknya tidak teratur

DO :

Berat badan saat ini : 8.5 kg

Berat badan seharusnya : 9,4 – 14,7 kg

Tinggi Badan : 81 cm

LK : 48 cm

Masalah : Pola makan yang tidak teratur

Kebutuhan : Pemberian kebutuhan nutrisi yang bergizi

seimbang dan memberikan makanan sedikit

tapi sering

Diagnosa Potensial : Gizi Buruk

Page 59: ASUHAN KEBIDANAN TUMBUH KEMBANG PADA BADUTA U …repository.poltekkes-tjk.ac.id/854/1/COVER.pdf · masalah gizi kurang yang terjadi dengan pendekatan manajemen kebidanan. Asuhan kebidanan

43

D. PENATALAKSANAAN

1. Memberitahu orang tua hasil pemeriksaan pada Baduta U mulai dari

tanda-tanda vital dalam batas normal, pemeriksaan fisik ditemukan Baduta

U keterlambatan pada pertumbuhan atau berat badan kurang dari normal,

pada pemeriksaan perkembangan dalam batas normal dengan KPSP 21

bulan anak dapat melakukan semua item dengan baik dan benar.

Ibu sudah mengerti akan kondisi anaknya saat ini

2. Melakukan pendekatan pada ibu dan keluarga dengan menjelaskan tujuan

petugas untuk memberikan asuhan kebidanan atau bimbingan selama

kurang lebih 2 bulan terhadap Baduta yang mengalami masalah gizi

kurang.

Ibu dan keluarga kooperatif dengan tindakan petugas

3. Menjelaskan pada ibu tentang penyebab dan efek samping dari gizi

kurang. Penyebab Gizi kurang seperti tingkat pengetahuan ibu atau orang

tua, tingkat ekonomi yang rendah, sanitasi, prilaku dan pola asuh. Efek

samping dari Gizi kurang seperti ganggung dari proses - proses

pertumbuhan, produksi tenaga, pertahanan tubuh, fungsi otak dan prilaku

yang tidak tenang pada anak.

Ibu mengerti tentang penyebab dan efek samping dari baduta yang

mengalami gizi kurang

4. Menganjurkan ibu untuk memberikan makanan yang mengandung

karbohidrat kompleks dapat ditemukan dalam sayuran berserat, gandum,

nasi, sereal, dan sebagainya.

Ibu mengerti akan penjelasan yang sudah di sampaikan

Page 60: ASUHAN KEBIDANAN TUMBUH KEMBANG PADA BADUTA U …repository.poltekkes-tjk.ac.id/854/1/COVER.pdf · masalah gizi kurang yang terjadi dengan pendekatan manajemen kebidanan. Asuhan kebidanan

44

5. Memberitahu ibu pola makan yang baik pada anak dengan berat badan

kurang dari normal yaitu teruskan pemberian ASI, berikan makanan

keluarga secara bertahap sesuai kemampuan anak, berikan 3 x sehari

sebanyak 1/3 porsi makan orang dewasa atau 4 sendok makan nasi, lauk

pauk, sayur, dan buah dan beri makan selingan 2 kali di antara waktu

makan seperti biskuit atau kue.

Ibu mengerti dan bersedia melaksanakan penjelasan yang telah dijelaskan

tenaga kesehatan

6. Menganjurkan ibu untuk memberikan variasi makanan yang akan berikan

pada anaknya agar anak tertarik dan tidak bosan saat makan seperti

Contoh :

Makan pagi : 4 sendok makan nasi, 1 butir telur ayam rebus, sayur

kangkung ½ mangkuk ukuran sedang, pepaya 1

mangkuk ukura sedang

Makan siang : 1 buah kentang goreng ukuran sedang, 2 potong tempe

goreng sebesar kotak korek api, sayur bayam ½

mangkuk ukuran sedang

Makan malam : 4 sendok makan nasi, 3 buah tahu goreng sebesar korek

api, pisang potong 1 mangkok ukuran sedang.

Ibu mengerti dan bersedia melaksanakan penjelasan yang telah dijelaskan

tenaga kesehatan

7. Memberitahu ibu untuk menjaga kebersihan lingkungan terutama

perlengkapan makan yang akan digunakan

Page 61: ASUHAN KEBIDANAN TUMBUH KEMBANG PADA BADUTA U …repository.poltekkes-tjk.ac.id/854/1/COVER.pdf · masalah gizi kurang yang terjadi dengan pendekatan manajemen kebidanan. Asuhan kebidanan

45

Ibu mengerti dan bersedia menjaga kebersihan lingkungannya terutama

perlengkapan makan anak yang digunakan

8. Memberitahu orang tua untuk rutin memeriksakan pertumbuhan dan

perkembangan anaknya untuk mengetahui apakah Baduta U tumbuh dan

berkembang sesuai usianya atau bila ada keluhan ke puskesmas

Ibu mengerti dan akan melaksanakan penjelasan tenaga kesehatan

CATATAN PERKEMBANGAN I

Tanggal : 30 Maret 2019

Pukul : 14.00 WIB

A. DATA SUBJEKTIF

1. Ibu mengatakan pola makan anak masih tidak teratur

2. Ibu mengatakan sudah memberikan variasi pada makanan anaknya.

B. DATA OBJEKTIF

1. Pemeriksaan umum

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

2. Pemeriksaan Fisik

Berat badan minggu lalu : 8.5 kg

Berat badan sekarang : 8,6 kg

Berat badan Seharusnya : 9,4 – 14,7 kg

Standar Deviasi : -3,0 SD

Lingkar Kepala : 48 cm

Lingkar Dada : 46 cm

Tinggi Badan : 81 cm

Page 62: ASUHAN KEBIDANAN TUMBUH KEMBANG PADA BADUTA U …repository.poltekkes-tjk.ac.id/854/1/COVER.pdf · masalah gizi kurang yang terjadi dengan pendekatan manajemen kebidanan. Asuhan kebidanan

46

C. ANALISA DATA

Diagnosa : Baduta dengan Gizi kurang

Dasar : 1. Ibu mengatakan anaknya dalam keadaan sehat

2. Ibu mengataka pola makan anaknya masih tidak

teratur.

3. Ibu mengatakan sudah memberikan variasi pada

makanan anaknya

Keadaan Umum : Baik

Berat badan minggu lalu : 8,5 kg

Kesadaran : Composmentis

Berat badan sekarang : 8,6 kg

Berat badan seharusnya : 9,4 – 14,7 kg

Standar deviasi : -3,0 SD

Lingkar kepala : 48 cm

Lingkar dada : 46 cm

Tinggi badan : 81 cm

Masalah : Pola makan anak yang tidak teratur dan porsi

makan sedikit

D. PENATALAKSANAAN

1. Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan anaknya bahwa keadaa

umum anak baik dan berat badan anak mengalami peningkatan 2 minggu

0,1 kg

Ibu sudah mengerti akan penjelasan yang sudah di sampaikan dan tampak

senang dengan dengan hasil pemeriksaan anaknya

Page 63: ASUHAN KEBIDANAN TUMBUH KEMBANG PADA BADUTA U …repository.poltekkes-tjk.ac.id/854/1/COVER.pdf · masalah gizi kurang yang terjadi dengan pendekatan manajemen kebidanan. Asuhan kebidanan

47

2. Memberikan pujian pada ibu bahwa ibu berhasil melaksanakan anjuran

yang dijelaskan pada pertemuan sebelumnya dan anak berhasil mengalami

peningkatan berat badan selama 2 minggu 0.1 kg

3. Mengevaluasi apakah ibu memberikan pola makan dan variasian makanan

yang baik pada anak dengan berat badan kurang dari normal yaitu

teruskan pemberian ASI, berikan makanan keluarga secara bertahap sesuai

kemampuan anak, berikan 3 x sehari sebanyak 1/3 porsi makan orang

dewasa terdiri dari nasi, lauk pauk, sayur, dan buah.

Ibu sudah melaksanakan penjelasan yang telah dijelaskan tenaga

kesehatan dengan meneruskan pemeberian ASI, namun makan yang

seharusnya 1/3 porsi orang dewasa atau 4 sendok makan nasi sebanyak 3 x

sehari dengan sayuran, lauk pauk dan buah-buahan tapi pola makan anak

masih tidak teratur, anak makan 1-2x/ dengan porsi 1/3 porsi orang

dewasa atau 2-3 sendok makan nasi.

4. Mengevaluasi apakah ibu menjaga kebersihan lingkungan terutama

perlengkapan makan yang akan digunakan anak

Ibu sudah mengerti dan melaksanakannya dengan menjaga kebersihan

lingkungan sekitar terutama perlengkapan makan anak yang digunakan

5. Menganjurkan ibu untuk memberikan snack atau makanan tambahan

seperti biskuit, kue, bubur kacang hijau, bubur sum-sum dan bubur kacang

merah

Ibu mengerti dan bersedia melaksanakan penjelasan yang telah dijelaskan

tenaga kesehatan

Page 64: ASUHAN KEBIDANAN TUMBUH KEMBANG PADA BADUTA U …repository.poltekkes-tjk.ac.id/854/1/COVER.pdf · masalah gizi kurang yang terjadi dengan pendekatan manajemen kebidanan. Asuhan kebidanan

48

6. Memberitahu orang tua untuk tetep rutin memeriksakan pertumbuhan dan

perkembangan anaknya untuk mengetahui apakah Baduta U tumbuh dan

berkembang sesuai usianya atau bila ada keluhan ke puskesmas

Ibu mengerti dan akan melaksanakan penjelasan tenaga kesehatan

CATATAN PERKEMBANGAN II

Tanggal :14 April 2019

Pukul : 16.00 WIB

A. DATA SUBJEKTIF

Ibu mengatakan pola makan anak nya sudah menigkat

B. DATA OBJEKTIF

Pemeriksaan Umum

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Compos mentis

Berat badan minggu lalu : 8,6 Kg

Beratbadan sekarang : 8,8 kg

Berat badan Seharusnya : 9,4 – 14,7 kg

Standar Deviasi : -3,0 SD

Lingkar kepala : 48 cm

Tinggi badan : 81 cm

C. ANALISA DATA

Diagnosa : Baduta dengan gizi kurang

Dasar : Ibu mengatakan pola makan anaknya sudah

meningkat

Page 65: ASUHAN KEBIDANAN TUMBUH KEMBANG PADA BADUTA U …repository.poltekkes-tjk.ac.id/854/1/COVER.pdf · masalah gizi kurang yang terjadi dengan pendekatan manajemen kebidanan. Asuhan kebidanan

49

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Compos mentis

Berat badan minggu lalu : 8,6 kg

Beratbadan sekarang : 8,8 kg

Berat badan Seharusnya : 9,4 – 14,7 kg

Standar Deviasi : -3,0 SD

Lingkar kepala : 48 cm

Tinggi badan : 81 cm

Masalah : Belum teratasi sepenuhya

D. PENATALAKSANAAN

1. Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan anaknya bahwa keadaan

umum anak baik dan berat badan anak mengalami peningkatan 0,2 Kg

selama 2 minggu

2. Memberikan pujian pada ibu bahwa ibu berhasil melaksanakan anjuran

yang dijelaskan pada pertemuan sebelumnya dan anak berhasil mengalami

peningkatan berat badan 2 minggu 0,2 kg

3. Menganjurkan ibu untuk tetap mempertahankan pemberian pola makan

dan variasi yang baik pada anaknya

Ibu sudah melaksanakan penjelasan yag telah dijelaskan tenaga kesehatan

dengan meneruskan pemberian ASI makan 1/3 porsi orang dewasa atau 4

sendok makan nasi sebanyak 3x sehari dengan 1 mangkuk ukuran sedang,

lauk pauk dan buah.

4. Menganjurkan ibu untuk tetap memberikan snack atau makanan tambahan seperti

biskuit, kue, bubur kacang hijau, bubur sum-sum dan bubur kacang merah

Page 66: ASUHAN KEBIDANAN TUMBUH KEMBANG PADA BADUTA U …repository.poltekkes-tjk.ac.id/854/1/COVER.pdf · masalah gizi kurang yang terjadi dengan pendekatan manajemen kebidanan. Asuhan kebidanan

50

Ibu mengerti dan mengatakan anaknya selalu makan makanan selingan

pada pagi dan siang hari

5. Memberitahu orang tua untuk rutin memeriksakan pertumbuhan dan

perkembangan anaknya untuk mengetahui apakah Baduta U tumbuh da

berkembang sesuai usianya atau bila ada keluhan ke puskesmas

Ibu mengerti dan akan melaksanakan penjelasan tenaga kesehatan

CATATAN PERKEMBANGAN III

Tanggal : 21 April 2019

Pukul : 16.00 WIB

A. DATA SUBJEKTIF

1. Ibu mengatakan anaknya dalam keadaa sehat

2. Ibu mengatakan anakanya sudah mau makan

B. DATA OBJEKTIF

1. Pemeriksaan Umum

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

2. Tanda Fisik

Berat Badan minggu lalu : 8,8 kg

Berat Badan sekarang : 8,9 Kg

Berat Badan Seharusnya : 9,4 – 14,7 kg

Standar devisiasi : -3,0 SD

Lingkar Kepala : 48 cm

Tinggal Badan : 81 cm

Page 67: ASUHAN KEBIDANAN TUMBUH KEMBANG PADA BADUTA U …repository.poltekkes-tjk.ac.id/854/1/COVER.pdf · masalah gizi kurang yang terjadi dengan pendekatan manajemen kebidanan. Asuhan kebidanan

51

C. ANALISA DATA

Diagnosa : Baduta dengan Gizi kurang

Dasar : Ibu mengatakan anaknya sudah mau makan dan

keadaan sehat

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : compos mentis

Badan minggu lalu : 8,8 kg

Berat Badan sekarang : 8,9 Kg

Berat Badan Seharusnya : 9,4 – 14,7 kg

Standar devisiasi : -3,0 SD

Lingkar Kepala : 48 cm

Tinggal Badan : 81 cm

Masalah : Belum teratasi sepenuhnya

D. P ENATALAKSANAAN

1. Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan anaknya bahwa keaadaan

umum anak baik dan berat badan anak mengalami peningkatan selama 1

minggu 0,1 kg

Ibu sudah mengerti akan penjelasan yang sudah disampaikan dan tampak

senang dengan hasil pemeriksaan anaknya.

2. Memberikan pujian pada ibu bahwa ibu berhasil melaksanakan anjuran

yang dijelaskan pada pertemuan sebelumnya dan anak berhasil mengalami

peningkatan berat bafdan selama 1 minggu 0,1 kg

Ibu terlihat senang dan bahagia dengan penambahan berat badan

anaknya

Page 68: ASUHAN KEBIDANAN TUMBUH KEMBANG PADA BADUTA U …repository.poltekkes-tjk.ac.id/854/1/COVER.pdf · masalah gizi kurang yang terjadi dengan pendekatan manajemen kebidanan. Asuhan kebidanan

52

3. Mengevaluasi tentang pemberian pola makan pada anaknya yang sudah di

jelaskan pada pertemuan sebelumnya.

Ibu mengatakan pemberian pola makan pada anaknya sudah baik, anak

tetap meneruskan ASI, makan 3x sehari sebanyak 1/3 porsi orang makan

dewasa yang terdiri dari nasi, lauk pauk, sayur dan buah.

4. Memberitahu kepada ibu untuk tidak bosan memberikan menu makanan

bervaariasi kepada anaknya, agar anak tidak merasa bosan dan nafsu

makan makan bertambah.

Ibu mengerti dan tetap meberikan makanan bervariasi pada anaknya

5. Memberitahu orang tua untuk rutin memeriksakan pertumbuhan dan

perkembangan anaknya mengetahui apakah Baduta U tumbuh dan

berkembang sesuai usianya atau bila ada keluhan ke puskesmas

Ibu mengerti dan akan melaksanakan penjelasan tenaga kesehatan.

CATATAN PERKEMBANGAN IV

Tanggal : 30 April 2019

Pukul : 16.00 WIB

A. DATA SUBYEKTIF

1. Ibu mengatakan anaknya dalam keadaan sehat

2. Ibu megatakan sangat senang karena berat badan anak mengalami

kenaikan

B. DATA OBJEKTIF

1. Pemeriksaan umum

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

Page 69: ASUHAN KEBIDANAN TUMBUH KEMBANG PADA BADUTA U …repository.poltekkes-tjk.ac.id/854/1/COVER.pdf · masalah gizi kurang yang terjadi dengan pendekatan manajemen kebidanan. Asuhan kebidanan

53

2. Pemeriksaan Fisik

Berat Badan minggu lalu : 8, 9 kg

Berat Badan sekarang : 9,1 kg

Berat Badan Seharusnya : 9,4 – 14,7 kg

Standar Deviasi : -3,0 SD

Lingkar Kepala : 46,5 cm

Tinggi Badan : 81 cm

C. ANALISA DATA

Diagnosa : Baduta dengan Gizi Kurang

Dasar : Ibu mengatakan Baduta sangat senang

kareana berat badan anak mengalami

kenaikan

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Compos mentis

Berat Badan minggu lalu : 8 9 kg

Berat Badan sekarang : 9,1 kg

Berat Badan Seharusnya : 9,4-14,7 kg

Standar Deviasi : -3,0 SD

Lingkar Kepala : 46,5 cm

Tinggi Badan : 81 cm

Masalah : tidak ada

Page 70: ASUHAN KEBIDANAN TUMBUH KEMBANG PADA BADUTA U …repository.poltekkes-tjk.ac.id/854/1/COVER.pdf · masalah gizi kurang yang terjadi dengan pendekatan manajemen kebidanan. Asuhan kebidanan

54

D. PENATALKSANAAN

1. Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan anaknya bahwa keadaan

umum anak baik dan berat badan anak mengalami peningkatan selama 1

minggu 0,2 kg

Ibu sudah mengerti akan penjelasan yang sudah di sampaikan dan

tampak senang dengan hasil pemeriksaan anaknya

2. Memberikan pujian pada ibu bahwa ibu berhasil melaksanakan anjuran

yang dijelaskan pada pertemuan sebelumnya dan anak berhasil

mengalami peningkatan berat badan selama 1 minggu 0,2 kg dan

kenaikan berat badan sudah mencapai 600 gram selama 8 minggu.

Ibu terlihat senang dan bahagia dengan penambahan berat badan

anaknya

3. Menganjurkan ibu untuk tetap melanjutkan pemberikan pola makan yang

baik pada anak dengan meneruskan pemberian ASI, makanan keluarga

secara bertahap sesuai kemampuan anak, berikan 3 x sehari sebanyak 1/3

porsi makan orang dewasa terdiri dari nasi, lauk pauk, sayur, dan buah.

Ibu mengerti dan mengatakan anaknya mau menyusui dan makan 1/3

porsi orang dewasa sebanyak 3 kali dalam sehari secara teratur

4. Mengevaluasi dan menganjurkan ibu untuk tetap mempertahankan

kebersihan lingkungan terutama perlengkapan makan yang akan

digunakan anak

Ibu sudah mengerti dan melaksanakannya dengan menjaga kebersihan

lingkungan sekitar terutama perlengkapan makan anak yang digunakan

Page 71: ASUHAN KEBIDANAN TUMBUH KEMBANG PADA BADUTA U …repository.poltekkes-tjk.ac.id/854/1/COVER.pdf · masalah gizi kurang yang terjadi dengan pendekatan manajemen kebidanan. Asuhan kebidanan

55

5. Memberitahu orang tua untuk rutin memeriksakan pertumbuhan dan

perkembangan anaknya untuk mengetahui apakah Baduta U tumbuh dan

berkembang sesuai usianya atau bila ada keluhan ke puskesmas

Ibu mengerti dan akan melaksanakan penjelasan tenaga kesehatan

Page 72: ASUHAN KEBIDANAN TUMBUH KEMBANG PADA BADUTA U …repository.poltekkes-tjk.ac.id/854/1/COVER.pdf · masalah gizi kurang yang terjadi dengan pendekatan manajemen kebidanan. Asuhan kebidanan

56

BAB IV

PEMBAHASAN

.

Hasil pengajian studi kasus asuhan kebidanan pada Baduta yang telah

diberikan kepada Baduta U pada tanggal 14 maret 2019 dilakukan pemeriksaan

BB dan PB di dapatkan hasil pemeriksaan BB Baduta 8,5 kg dan PB 81 cm yaitu

Baduta mengalami masalah di perkembangan dengan Berat badan Baduta masuk

kedalam Gizi kurang yaitu -3,0 SD. Pada Baduta U dengan usia 22 bulan normal

berat badan nya yaitu 9,4-14,7 kg.

Masalah ini terjadi karena pola makan Baduta yang tidak teratur dan

asupan Nurtrisi yang tidak seimbng, maka dari itu dapat diatasi dengan

menerapkan pola hidup sehat dengan cara memberi penyuluhan pada keluarga

asupan Gizi seimbang dengan di berikan 3x sehari yang terdiri dari Nasi, lauk

pauk sayuran dan buah-buahan.

Dampak dari Gizi kurang Baduta dapat mengakibatkan keterlambatan

perkembangan motorik yang meliputi perkembangan emosi dan tingkah laku.

Umumnya anak akan mengisolasi dirinya, apatis, pasif dan tidak mampu

berkonsentrasi, akhirnya perkembangan kognifif anak anak terlambat.

Setelah dilakukan 5 kali kunjungan Baduta U sudah menunjukan beberapa

kemajuan yaitu kenaikan berat badan sebanyak 0,6 kg dan ibu sudah mengetahui

pola makan teratur . pada kunjungan ke 5 tanggal 30 April 2019 Berat badan

Baduta U sudah mengalami kenaikan dari sebelumnya dan berat badan Baduta U

9,1 kg

Page 73: ASUHAN KEBIDANAN TUMBUH KEMBANG PADA BADUTA U …repository.poltekkes-tjk.ac.id/854/1/COVER.pdf · masalah gizi kurang yang terjadi dengan pendekatan manajemen kebidanan. Asuhan kebidanan

57

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 14 Maret 2019

Baduta U yaitu memberikan asuhan kebidanan pada Baduta U dengan gizi kurang.

pada hasil pengkajian didapatkan BB : 8,5 TB : 8,1 cm yaitu dibawah dari standar

berat badan menurut umur (BB/U) normal nya 9,4 – 14,7 kg. Dengan hasil

pengkajian tersebut maka akan di lakukan asuhan kebidanan yang diberikan

terhadap Baduta U dan keluarga yaitu, cara membuat makanan bervariasi, bergizi

seimbang.

Setelah diberikan Asuhan selama 2 bulan Baduta U ada kenaikan berat

badan, asuhan yang berikan yaitu sesuai dengan kebutuhan anak, karena orang tua

tidak mengetahui pola makan yang teratur. Maka di anjurkan pada orang tua

untuk memberikan pola makan teratur dan asupan Gizi seimbang.

B. Saran

1. Bagi BPM Nyi Ayu Hafizah

Diharapkan agar dapat meningkatkan kualitas pemberian pelayanan dan

memberikan pelayanan yang optimal Asuhan Kebidanan pada Balita dengan Gizi

kurang.

2. Bagi Program Studi Prodi Kebidanan Metro

Agar dapat menambah buku tentang Gizi keluar terbaru di perpustakaan

Prodi Kebidanan Metro agar mempermudah mahasiswa dalam memahami

pelaksanaan asuhan kebidanan pada Baduta dengan Gizi kurang.

Page 74: ASUHAN KEBIDANAN TUMBUH KEMBANG PADA BADUTA U …repository.poltekkes-tjk.ac.id/854/1/COVER.pdf · masalah gizi kurang yang terjadi dengan pendekatan manajemen kebidanan. Asuhan kebidanan

58

3. Bagi Penulis Selanjutnya

Sebagai bahan pembelajaran supaya terpapar dengan asuhan kebidanan

pada tumbu kembang dan dapat menerapkannya sesuai dengan masalah-masalah

yang di hadapi.

Page 75: ASUHAN KEBIDANAN TUMBUH KEMBANG PADA BADUTA U …repository.poltekkes-tjk.ac.id/854/1/COVER.pdf · masalah gizi kurang yang terjadi dengan pendekatan manajemen kebidanan. Asuhan kebidanan

DAFTAR PUSTAKA

Adriani, Merryana, dan Wirjatmadi, Bambang. 2012. Peranan Gizi Dalam Siklus Kehidupan. Jakarta: Prenadamedia Group

Arisman, M. B. 2010. Buku Ajar Ilmu Gizi Dalam Daur Kehidupan. Edisi-2.

Jakarta: EGC. Cakrawati, Dewi dan Mustika NH. 2014. Bahan Pangan, Gizi, dan Kesehatan.

Bandung: Alfabet Fikawati, Sandra. 2017. Gizi Anak dan Remaja. Jakarta: PT. Rajagrafindo

persada, Depok. Fuadiyah, Fikriyah. 2009. Penilaian Status Gizi Balita Berdasarkan Berat Badan

Terhadap Umur di Kecamatan Ciputat. Skripsi, Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta

Holil, Muhammad. 2017. Penilaian status gizi. Jakarta: EKG Marmi dan Rahardjo, Kukuh. 2015. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, Dan Anak

Prasekolah . Yogyakarta: Pustaka Pelajar Mitayani, sartika. 2010. Buku Saku Ilmu Gizi. Jakarta: Trans Info Media

http://journal2.unusa.ac.id/index.php/JHS/article/download/204/189/. [diakses 19 Juni 2019].

Kementerian Kesehatan RI. 2010. Standar Antropometri Penilaian Status Gizi

Anak. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Gizi Dan Kesehatan Ibu Dan Anak Kementerian Kesehatan RI. 2012. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan

Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak Ditingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat

Kementerian Kesehatan RI. 2016. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi Dini

Tumbuh Kembang Anak Ditingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat

Kementerian Kesehatan RI. 2017. Buku Saku Pemantauan Status Gizi. Jakarta:

Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat

Page 76: ASUHAN KEBIDANAN TUMBUH KEMBANG PADA BADUTA U …repository.poltekkes-tjk.ac.id/854/1/COVER.pdf · masalah gizi kurang yang terjadi dengan pendekatan manajemen kebidanan. Asuhan kebidanan

LAMPIRAN

Page 77: ASUHAN KEBIDANAN TUMBUH KEMBANG PADA BADUTA U …repository.poltekkes-tjk.ac.id/854/1/COVER.pdf · masalah gizi kurang yang terjadi dengan pendekatan manajemen kebidanan. Asuhan kebidanan

Lampiran 1

Page 78: ASUHAN KEBIDANAN TUMBUH KEMBANG PADA BADUTA U …repository.poltekkes-tjk.ac.id/854/1/COVER.pdf · masalah gizi kurang yang terjadi dengan pendekatan manajemen kebidanan. Asuhan kebidanan

Lampiran 2

Page 79: ASUHAN KEBIDANAN TUMBUH KEMBANG PADA BADUTA U …repository.poltekkes-tjk.ac.id/854/1/COVER.pdf · masalah gizi kurang yang terjadi dengan pendekatan manajemen kebidanan. Asuhan kebidanan

Lampiran 3

Page 80: ASUHAN KEBIDANAN TUMBUH KEMBANG PADA BADUTA U …repository.poltekkes-tjk.ac.id/854/1/COVER.pdf · masalah gizi kurang yang terjadi dengan pendekatan manajemen kebidanan. Asuhan kebidanan

Lampiran 4

Page 81: ASUHAN KEBIDANAN TUMBUH KEMBANG PADA BADUTA U …repository.poltekkes-tjk.ac.id/854/1/COVER.pdf · masalah gizi kurang yang terjadi dengan pendekatan manajemen kebidanan. Asuhan kebidanan

Lampiran 5

Page 82: ASUHAN KEBIDANAN TUMBUH KEMBANG PADA BADUTA U …repository.poltekkes-tjk.ac.id/854/1/COVER.pdf · masalah gizi kurang yang terjadi dengan pendekatan manajemen kebidanan. Asuhan kebidanan

Lampiran 6

FOTO DOKUMENTASI

Page 83: ASUHAN KEBIDANAN TUMBUH KEMBANG PADA BADUTA U …repository.poltekkes-tjk.ac.id/854/1/COVER.pdf · masalah gizi kurang yang terjadi dengan pendekatan manajemen kebidanan. Asuhan kebidanan

Lampiran 7

Page 84: ASUHAN KEBIDANAN TUMBUH KEMBANG PADA BADUTA U …repository.poltekkes-tjk.ac.id/854/1/COVER.pdf · masalah gizi kurang yang terjadi dengan pendekatan manajemen kebidanan. Asuhan kebidanan

Lampiran 7

Page 85: ASUHAN KEBIDANAN TUMBUH KEMBANG PADA BADUTA U …repository.poltekkes-tjk.ac.id/854/1/COVER.pdf · masalah gizi kurang yang terjadi dengan pendekatan manajemen kebidanan. Asuhan kebidanan

Lampiran 8