bab i erin
DESCRIPTION
bbbTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
Setiap perusahaan bertujuan untuk memaksimalkan kekayaan atau kemakmuran dari
pemegang saham mengacu pada tujuan perusahaan untuk memaksimalkan kemakmuran
pemegang saham, Maka salah satu cara untuk melihat berapa besarnya keuntungan yang
diberikan perusahaan kepada pemegang saham ditujukan dengan besarnya Earning per share
(EPS), Earning per share merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar keuntungan (laba)
yang diperoleh oleh investor atau lembar sahamnya. Para investor sering kali memusatkan
perhatiannya pada besarnya Earning per share (EPS ) dalam menganalisis saham. Para investor
tertarik untuk berinvestasi di perusahaan yang memiliki EPS yang besar , Earning per share
(EPS) yang besar menunjukkan kemampuan perusahaan yang lebih besar dalam memberikan
analisis keuntungan bersih per lembar saham yang merupakan indikator fundamental keuangan
perusahaan untuk meningkatkan kemakmuran para investor.
Adapun faktor –faktor yang dapat mempengharui Earning per share (EPS) yaitu
penggunaan hutang dan tingkat laba bersih sebelum bunga dan pajak (EBIT =Earning Before
Interest and Tax). Motivasi utama perusahaan memperoleh pendaan usaha melalui hutang adalah
potensi biaya yang lebih rendah. Dari sudut pandang pemegang saham, hutang lebih murah
dibandingkan pendanaan ekuitas. Dalam memilih alternative sumber dananya tersebut, perlu
diketahui pada tingkat profit sebelum bunga dan pajak (EBIT= Earning Before Interest and Tax)
berapa apabila dibelanjai dengan modal sendiri atau hutang menghasilkan EPS yang sama
Sutrisno (2003, hal 255).
Penggunaan hutang akan secaran langsung berdampak pada beban tetap berupa
pembayaran beban bunga hutang yang merupakan unsur dari penilaian Financial
Leverage.Sartono (2010, hal 263) mengatakan Financial Leverage adalah penggunaan sumber
dana yang memiliki beban tetap dengan harapan bahwa akan memberikan tambahan keuntungan
yang lebih besar dari pada beban tetapnya sehingga akan meningkatkan keuntungan yang
tersedia bagi pemegang saham. Dengan demikian alasan yang kuat untuk menggunakan data
dengan beban tetap adalah untuk meningkatkan pendapatan yang tersedia bagi pemegang saham.
Indikator pengukuran Financial Leverage menggunakan Debt to Assets Ratio (DAR) yaitu
perbandingan total hutang dengan total asset perusahaan, Semakin besar nilai DAR maka
semakin tinggi Financial Leverage. Alasan menggunakan DAR adalah karena ukuran
keseluruhan penggunaan hutang dari asset - asset perusahaan yang dapat menilai efektivitas dari
Financial Leverage yang digunakan untuk memperoleh keuntungan .
Investor tidak hanya melihat kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba, tetapi juga
banyaknya penggunaan hutang oleh perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya ,dimana dalam
menggunaan hutang akan mengakibatkan perubahan laba per lembar saham, dan juga perubahan
harga saham perusahaaan (Brigham dan Houston 2006:17). Rasio Leverage keuangan menilai
sejauh mana sebuah perusahaan dalam menggunakan dan melalui hutang. Penggunaan hutang
dapat menurunkan tagihan pajak dan memberikan laba operasi perusahaan, Dimana perusahaan
dapat menggunakan hutang untuk memperoleh aktiva, membayar bunga atas hutang dan sisanya
bagi pemegang saham.
Lebih lanjut Sartono (2010, hal 264) menjelaskan bahwa perusahaan yang menggunakan
hutang (sumber dana lain dengan beban tetap ) lebih besar berarti bahwa persentase perubahan
Earning per share (EPS) lebih responsif terhadap perubahan EBIT yang berarti perubahan EBIT
akan mengakibatkan perubahan EPS yang lebih besar bagi perusahaan yang menggunakan
hutang dari pada perusahaan yang menggunakan saham biasa. Tampak juga bahwa Financial
Leverage mempengaruhi keuntungan, baik secara positif maupun negative. Jika EBIT relatif
tinggi maka perusahaan yang menggunakan Financial Leverage akan memperoleh EPS yang
lebih tinggi dari perusahaaan yang tidak menggunakan financial leverage.Pernyataan ini
diperkuat dari hasil penelitian hamid (2009) yang membuktikan bahwa Financial Leverage
yang di ukur menggunakan Debt to assets ratio (DAR) berpengaruh terhadap Earning Per Share
(EPS). Berikut ini adalah beberapa data penelitian yang ditampilkan untuk melihat Fenomena
masalah yang terjadi .
Tabel 1.1
Financial leverage dan EPS
Perusahaan Perkebunan di Bursa Efek Indonesia
KODEFinancial Leverage (DAR) Earning Per Share (EPS )
2010 2011 2012 2013 2010 2011 2012 2013
AALI 0.15 0.17 0.25 0.311,280.7
01,527.5
91,530.5
71,143.9
3BWPT 0.57 0.6 0.66 0.65 - - 64.71 44.86GZCO 0.41 0.47 0.5 0.53 - - 16.17 -15.34LSIP 0.18 0.14 0.17 0.17 757.25 249.39 163.6 112.78SGRO 0.25 0.27 0.36 0.4 - - 174.18 63.03SMAR 0.53 0.5 0.45 0.65 - - 749.09 310.74TBLA 0.66 0.62 0.66 0.71 - - 48.89 17.08UNSP 0.54 0.52 0.58 0.73 - - -77.64 -201.36
Sumber : Bursa Efek Indonesia (2014)
Pada table di atas terlihat bahwa Financial Leverge pada perusahaan perkebunan di Bursa Efek
Indonesia, Diukur dengan Debt to Assets Ratio (DAR) mengalami peningkatan, Sebaliknya
Earning Per Share (EPS) pada perusahaan perkebunan tersebut mengalami penurunan , Menurut
Sartono (2010, hal 264) menjelaskan bahwa perusahaan yang menggunakan hutang (leverage)
lebih besar akan mengakibatkan perubahan pada Earning Per Share (EPS) yang lebih besar. Hal
yang terjadi menunjukkan ketidak sesuaian antara teori dengan fakta yang ada dimana hasil dari
teori menjelaskan bahwa financial Leverage meningkat, dalam arti kata utang perusahaan
meningkat maka EPS akan semakin meningkat, tapi dari data di atas menunjukkan bahwa
peningkatan Financial Leverage menyebabkan EPS mengalami penurunan.
Berdasarkan pada latar belakang masalah , maka penulis tertarik untuk meneliti mengenai
“Analisis pengaruh Financial leverage terhadap Earning Per Share (EPS) pada perusahaan
perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkanuraianlatarbelakangmasalah yang telah di jabarkanmakadapat di
identifikasipermasalahn yang adayaitu :
1. Financial Leverage (DAR) mengalami peningkatan dari tahun 2010-2013.
2. Earning Per Share (EPS) mengalami penurunan dari tahun 2010-2013.
3. Peningkatan Financial Leverage (DAR) yang meningkat tidak diikuti dengan
peningkatan Earning per share.
C. Batasan dan Rumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Agar penelitian tidak terlalu luas dan hanya focus pada masalah yang akan di teliti maka
Financial Leverage di batasi pada rasio DAR .
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan Identifikasi masalah yang ada maka penulis merumuskan permasalahan
dalam penelitian ini adalah : Apakah Financial Leverage (DAR) berpengaruh terhadap Earning
Per Share (EPS) pada perusahaan Perkebunan di Bursa Efek Indonesia ?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah : Untuk membuktikan secara empiris
pengaruh Financial Leverage (DAR) terhadap Earning Per Share (EPS) pada perusahaan
perkebunan di BEI.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat antara lain :
1. Bagi peneliti
Mempelajari lebih mendalam mengenai pengaruh Financial Leverage
berpengaruh terhadap Earning Per Share?
2. Bagi perusahaan
Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi perusahaan dalam melakukan
kebijakan pengaruh Financial Leverage (DAR)
3. Bagi peneliti selanjutnya
Peneliti ini dapat berguna bagi penelitian lain sehubungan dengan pengaruh
Financial Leverage berpengaruh terhadap Earning Per Share agar memperoleh
hasil yang lebih baik lagi
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Uraian Teori
1. Earning Per Share
a. Pengertian Earning Per Share
Investor dalam melakukan investasi di pasar modal membutuhkan ketelitian dalam
mengambil keputusan yang berhubungan dengan saham, Penilaian saham secara akurat
dapat meminimalkan resiko agar tidak salah dalam pengambilan keputusan, oleh sebab
itu investor perlu menganalisis kondisi keuangan untuk pengambilan keputusan
Komponen pertama yang harus diperhatikan adalah laba per lembar saham (EPS)
Informasi Earning Per Share (EPS) perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih
perusahaan yang siap dibagikan bagi setiap pemegang saham perusahaan, Darmaji
(2001:139) menyatakan bahwa Earning per share (EPS) merupakan rasio yang
menunjukkan berapa besar keuntungan (laba) yang diperoleh investor atau pemegang
saham per lembar sahamnya .
Earning per share menggambarkan jumlah rupiah yang diperoeh umtuk setiap lembar
saham biasa. Para clon investor menginginkan EPS yang besar, karena hal ini merupakan
indikator keberhasilan perusahaan. Jumlah EPS yang besar belum menjamin akan
didistribusikan semua kepada pemegang saham.ini tergantung dari kebijakan perusahaan
dalam hal pembayaran dividen. Earning per share (EPS) yang besar menunujukkan
kemampuan perusahaan yang lebih besar dalam menghasilkan keuntungan bersih dari
setiap lembar saham. Peningkatan EPS menunjukkan bahwa perusahaan berhasil
meningkatkan kemakmuran dan keberhasilan para investor, dan dari hal tersebut akan
memicu investor untuk manambah jumlah modal yang ditanamkan pada perusahaan. Hal
itu akan mengakibatkan kenaikan laba yang pada akhirnya ada kecendrungan kenaikan
harga saham,dan sebaliknya.
Earning per share merupakan ukuran untuk menentukan berapa besar laba bersih
yang dihasilkan perusahaan dari setiap lembar saham yang digunakan. Penilaian rasio
Earning per share dapat dirumuskan sebagai berikut :
Keterangan :
- Laba bersih adalah jumlah laba bersih yang dihasilkan perusahaan
- Harga saham adalah harga pasar yang berlaku pada setiap lembar saham
EPS= Laba BersihHarga Pasar Saham
b. Faktor –faktor yang mempengharui Earning per share
Dalam menentukan sumber dana untuk menjelaskan perusahaan,manajemen dituntut
untuk mempertimbangkan kemungkinan perubahan dalam struktur modal yang
mampu memaksimumkan harga saham dalam perusahaannya. Adapun faktor-faktor
yang mempengaruhi Earning per share menurut sutrisno (2003, hal 225) :
1. Penggunaan Hutang (Leverage )
Motivasi utama perusahaan memperoleh pendanaan usaha melalui utang adalah
potensi biaya yang lebih rendah. Dari sudut pandang pemegang saham, Utang
lebih murah dibandingkan dengan pendanaan ekuitas”.pendapat tersebut
didasarkan oleh karena bunga lebih kecil dari pengembalian yang diperoleh dari
Pendanaan utang, selisih lebih atas pengembalian akan menjadi keuntungan bagi
investor ekuitas, selain itu karena bunga merupakan beban yang dapat
mengurangi pajak sedangkan dividen tidak,dampaknya adalah besarnya pajak
yang ditanggung perusahaan semakin kecil sebagai akibat dari penggunaan utang
dalam struktur modal perusahaan sehingga pada akhirnya terjadinya kenaikan
EPS.
2. Tingkat laba bersih sebelum bunga dan pajak (EBIT)
Dalam memilih alternative sumber dananya tersebut perlu diketahui pada tingkat
profit sebelum bunga dan pajak (EBIT = Earning Before Interest and Tax ) berapa
apabila dibelanjai dengan modal sendiri (ekuitas) atau hutang menghasilkan EPS
yang sama”. Dari penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa tingkat laba bersih
sebelum bunga dan pajak (EBIT) merupakan faktor yang mempengaruhi besar
laba per lembar saham.
Kristina (2011) mengatakan faktor faktor yang mempengharuhi EPS adalah debt
to total assets ratio debt to equity ratio dan long term debt to equity.
2. Leverage
a. Pengertian Leverage
Sawir (2005, hal 34) mengatakan “Leverage menunjukan hutang yang dimiliki
perusahaan dalam arti harfiah, Leverage berarti pengungkit/tuas. Sumber dana
perusahaan dapat dibedakan menjadi dua yaitu sumber dana ekstern”. Sumber data
intern berasal dari laba yang ditahan pemilik perusahaan yang tercermin pada lembar
saham kepemilikan yang trdapat dalam neraca. Sementara sumber dana ekstern
merupakan sumber dana perusahaan yang berasal dari luar perusahaan , misalnya
hutang. Kedua sumber dana terdapat pada neraca di kewajiban
Sutrisno (2002, hal 56) mengatakan “leverage” diartikan sebagai penggunaan
aktiva atau dana dimana umtuk penggunaan tersebut perusahaan harus menutup
biaya tetap harus menutup biaya tetap atau membayar beban tetap . Kalau pada
‘Operating Leverage “penggunaan aktiva dengan biaya tetap adalah dengan
harapan bahwa revenue yang dihasilkan oleh pengguna aktiva itu akan
cukupuntuk menutupi biaya tetap dan biaya variable, Maka pada “financial
Leverage” pengguna dana dengan beban tetap itu untuk memperbesar pendapatan
per lembar saham biasa.
2.2 Jenis –Jenis Leverage
Konsep Operating Leverage sangat berguna untuk analisi,perencanaandan
pengendalian keuangan. Dalam manajemen keuangan, Leverage adalah
penggunaan assets dan sumber dana (sources of founds ) oleh perusahaan yang
memiliki biaya tetap (beban tetap) dengan maksud agar meningkatkan
keuntungan potensial pemegang saham. Jika semua biaya bersifat variable, Maka
akan memberikan kepastian bagi perusahaan dalam menghasilkan laba,. Tetapi
karena sebagai biaya perusahaan bersifat biaya tetap, Maka untuk menghasilkan
laba diperlukan tingkat penjualan minimum tertentu.
Perusahaan menggunakan Operating dan Financial Leverage dngan tujuan
agar keuntungan yang diperoleh lebih besar daripada biaya assets dn sumber
dananya, Dengan demikian akan meningkatkan keuangn pemegang saham.
Sebaliknya Leverage juga meningkatkan variabilitas (risiko) keuntungan, jika
perusahaan ternyata mendapat keuntungan yang lebih rendah dari biaya tetapnya
maka penggunaan Leverage akan menurunkan keuntuntungan pemegang saham.
1. Operating Leverage
Apabila perusahaan memiliki biaya operasi atau biaya modal tetap, maka
dikatakan perusahaan menggunakan Leverage. Dengan menggunakan
Operating Leverage, perushaan mengharapkan bahwa perubahan penjualan
mengakibatkan perubahan laba sebelum bunga dan pajak lebih besar.
Multiplier effect hasil penggunaan biaya operasi tetap terhadap laba sebelum
bunga dan pajak disebut dengan degree of operating Leverage (DOL)
Sementara itu perusahaan yang menentukan sumber dana dengan beban
tetap dikatakan bahwa perusahaan mempunyai Financial Leverage dengan
harapan agar terjadi perubahan laba per lembar saham (EPS) yang lebih besar
daripada perubahan laba sebelum bunga dan pajak (EBIT).
DOL pada X=% Perubahan EBIT% Perubahan Penjualan
2. Financial Leverage
Financial Leverage adalah penggunaan sumber dana yang memiiki beban
tetap dengan harapan memberikan keuntungan lebih besar daripada beban
tetapnya sehingga akan meningkatkan keuntungan yang tersedia bagi
pemegang saham. Pengukuran Financial Leverage menggunaakan Debt to
assets ratio (DAR) . Rasio ini memperlihatkan proporsi antara kewajiban
yang dimiliki dan seluruh kekayaan yang dimiiki . Semakin tinggi hasil
persentasenya ,cenderung semakin besar risiko keuanganya bagi kreditor
maupun pemegang saham,
Rasio – rasio yang yang umum digunakan adalah :
1. Rasio utang atau Debt ratio ( Debt to Total Assets Ratio )
Rasio ini memperlihatkan antara kewajiban yang dimiliki dan
keseluruhan kekayaaan yang dimiliki. Semakin tinggi hasil
persentasenya , cenderung semakin besar risiko keuangannya bagi
kreditor maupun pemegang saham. Rasio ini dapat diformulasikan
sebagai berikut :
Debt Ratio= Total DebtTotal assets
2. Rasio utang terhadap ekuitas atau DER (debt to Equity Ratio)
Rasio ini mangambarkan perbandingan utang dan ekuitas dalam
pendanaan tersebut untuk memenuhi seluruh kewajibannya,
Rasio ini dapat diformulasikan sebagai berikut :
Debt ¿ Equity Ratio= Total DebtTotal Equity
3. Rasio Laba terhadap beban bunga atau TIE (Times Interest earned)
Rasio ini disebut jugag rasio penutupan (Coverage Ratio ) mengukur
kemampuan memenuhi kewajiban bunga tahunan dengan laba operasi
(EBIT), sejauh mana laba operasi boleh turun tanpa menyebabkan
kegagalan dalam pemenuhan kewajiban membayar bunga pinjaman.
Rasio ini dapat diformulasikan sebagai berikut :
¿ Interest Earned=Earning Before∧interest∧taxed(EBIT )
InterestCharge
4. Rasio penutupan beban tetap (Fixed Charge Coverage )
Ratio ini mirip dengan Rasio TIE Namun rasio ini lebih lengkap
karena dalam rasio ini diperhitungkan kewajiban perusahaan
seandaianya perusahaan melakukan leasing (sewa beli ) dan
memperoleh utang jangka panjang berdasarkan kontrak sewa beli.
Rasio ini dapat diformulasikan sebagai berikut :
¿ChargeCoverage= Income Before taxed+ InterestCharge+LeaseObligationInterest Charge+ LeaseObligation
Penelitian ini hanya menggunakan rasio menggunakan rasio DAR saja
karena rasio ini mengukur dalam menilai Leverage Sawir (2005, hal 37)
mengatakan Debt to Assets Ratio (DAR) merupakan proporsi antara
kewajiban yang dimiliki dan seluruh kekayaan (total asset ) yang dimiliki
Semakin tinggi hasil persentasenya,maka semakin besar risiko keuanganya
bagi kreditor maupun pemegang saham. Sedangkan Kasmir (2012, hal
151) mengatakan “Debt to assets Ratio merupakan perbandingan utang
dengan total asset perusahaan”.
Berdasarkan pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa Debt
to assets merupakan rasio yang mengukur sejauh mana perusahaan
dibiayai oleh hutang dibandingkan dengan asset yang dimiliki. Rasio ini
dapat diformulasikan sebagai berikut :
Debt ¿ Assets Ratio= Total DebtTotal assets Keterangan :
- DAR adalah rasio hutang terhadap asset (Debt to Assets Ratio )
- Total Debt adalah jumlah hutang jangka panjang ditambah hutang
Jangka panjang yang dimiliki selama setahun
- Total Assets adalah jumlah kekayaan yang dimiliki perusahaan selama
setahun
4. Penelitian Terdahulu
Niranda (2008) meneliti tentang pengaruh Leverage terhadap EPS pada sektor
industri makanan dan minuman di BEJ, Hasilnya penelitiannya membuktikan bahwa Financial
Leverage (DAR) berpengaruh terhadap EPS pada industri makanan dan minuman yang telah go
public periode 2001-2006. Hasil penelitiannya membuktikan bahwa Financial Leverage
berpengaruh signifikan terhadap EPS.
Kristina (2011) Meneliti tantang analisi pengaruh financial leverage terhadap
Earning per share pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di bursa efek
Indonesia. Hasil penelitiannya membuktikan bahwa Financial Leverage berpengaruh
signifikan terhadap EPS.
Krisman (2011) meneliti tentang analisis pengaruh Financial Leverage terhadap
Earning per share pada industry manufaktur di BEI. Hasil penelitiannya membuktikan
bahwa Financial Leverage berpengaruh signifikan terhadap EPS
B. Kerangka Konseptual
Kerangka Konseptual merupakan unsur-unsur pokok dalam penelitian dimana konsep teoritis
akan berubah kedalam defenisi operasional yang dapat menggambarkan beberapa rangkaian
variabel yang akan diteliti.
Masalah Financial Leverage akan timbul setelah perusahaan menggunakan dana dari saham
atau dengan hutang.perusahaan yang menggunakan dana dari hutang akan menghasilkan
Financial Leverage yang tinggi dampaknya dari Financial Leverage yang tinggi dapat
mempengaruhi naik turunnya Earning per share EPS) Financial Leverage dapat
meningkatkan Earning per share (EPS) perusahaan yang memperoleh pendapatan yang
besar dari penggunaan dana dari hutang tersebut akan mampu menutupi kewajiban dan
membayar beban bunganya. Hal ini akan berdampak pada peningkatan laba bersih yang
merupakan indikator naiknya EPS. Financial Leverage itu dapat menurunkan Earning per
share (EPS) jika perusahaan tidak dapat memperoleh pendapatan dari penggunaan dana dari
hutang tersebut. Sedangkan perusahaan harus membayar kewajiban hutangnya beserta beban
bunga.
Niranda (2008) meneliti tentang pengaruh Leverage terhadap EPS pada sektor industri
makanan dan minuman di BEJ, Hasilnya penelitiannya membuktikan bahwa Financial Leverage
(DAR) berpengaruh terhadap EPS pada industri makanan dan minuman yang telah go public
periode 2001-2006. Hasil penelitiannya membuktikan bahwa Financial Leverage berpengaruh
signifikan terhadap EPS.
Kristina (2011) Meneliti tantang analisi pengaruh financial leverage terhadap
Earning per share pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di bursa efek
Indonesia. Hasil penelitiannya membuktikan bahwa Financial Leverage berpengaruh
signifikan terhadap EPS.
Krisman (2011) meneliti tentang analisis pengaruh Financial Leverage terhadap
bahwa Financial Leverage berpengaruh signifikan terhadap EPS. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa Financial Leverage berpengaruh signifikan terhadap EPS
D. Hipotesis
Berdasarkan gambar kerangka konseptual diatas maka hipotesis dalam penelitian ini
adalah Ada pengaruh Financial Leverage(DAR) terhadap Earning per share (EPS) pada
perusahaan perkebunan di BEI.
BAB III
METODE PENELITIAN
Financial Leverage (DAR) EPS
A. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan asosiatif merupakan penelitian untuk
mengetahui pengaruh antara variable bebas yaitu financial Leverage (DAR) terhadap
variabel terikatnya yaitu Earning per share.
B. Defenisi Operasional Variabel
1. Variabel Independen (Variabel Bebas)
Variabel Independen yaitu Variabel bebas yang keberadaannya tidak dipengharuhi
oleh variabel – variabel lain. Variebel independent pada penelitian ini adalah
financial Leverage yaitu penggunaan sumber dana yang memiliki beban tetap dengan
harapan bahwa akan memberikan tambahan keuntungan yang lebih besar daripada
beban tetapnya sehingga akan meningkatkan keuntungan yang tersedia bagi
pemegang saham. Financial Leverage di formulasikan sebagai berikut :
DAR= Total DebtTotal Assets
2. Variabel Dependent (Variabel Terikat )
Variabel terikat adalah variabel yang diprediksi terbentuk sebagai akibat dari pengaruh
variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu earning per share (EPS)
Earning per Share (EPS) yaitu rasio yang menunjukkan berapa besar keuntungan (laba)
yang diperoleh investor atau pemegang saham per lembar sahamnya. EPS
diformulasikan sebagai berikut :
EPS= Laba bersihHarga Pasar Saham
C. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan meneliti mengenai fonomena faktor –faktor yang
mempengaruhi struktur modal perusahaan perkebunan yang liting di bursa Efek
Indonesia (BEI), melalui tempat/media perantara dengan melakukan browsing pada
situs web http://www.bei.co.id. Waktu penelitian ini dilaksanakan dimulai pada bulan
November – april 2015, Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam table dibawah ini :
Tabel III-1Rincian Waktu Penelitian
NO Jenis Penelitian November Desember januari februari maret 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengumpulan Data
2Pengajuan judul
3
penyusunan dan bimbingan
proposal
4Seminar Proposal
5pengolahan
data
6
penyusunan dan
bimbingan skripsi
7Sidang
D. Populasi dan Sampel Penelitian
1.Populasi
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan dalam
sector perkebunan yang terdaftar di bursa efek Indonesia (BEI) periode tahun
2010 sampai dengan 2013 yang berjumlah 15 perusahaan. Untuk lebih jelasnya
berikut disajikan populasi dalam penelitian ini.
Tabel III.1
Perusahaan yang menjadi populasi
NO KODE Nama Perusahaan1 AALI Astra Agro Lestari Tbk, PT2 ANJT Austindo Nusantara jaya Tbk, PT3 BWPT BW Plantation Tbk, PT4 DNSG Dharma Satya Nusantara 5 GZCO Gozco Plantation Tbk, PT6 JAWA Jaya Agra Wattie, PT7 LSIP PP London Sumatera Indonesia Tbk, PT8 MAGP Multi Agro Gemilang Plantation Tbk PT9 PALM Provident Agro Tbk, PT 10 SGRO Sampoerna Agro Tbk, PT11 SIMP Salim Ivomas Pratama Tbk, PT 12 SMAR Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk, PT13 SSMS Sawit Sumbermas Sarana Tbk, PT14 TBLA Tunas Baru Lampung Tbk, PT15 UNSP Bakrie Sumatera Plantation Tbk, PT
Sumber : Populasi Perusahaan Pertambangan
Sampel merupakan bagian dari jumlah data karakteristik yang dimiliki
oleh populasi . Untuk menentukan ukuran sampel digunakan Metode Purposive
Sampling, Teknik penarikan sampel Purposive sampling yaitu memilih sampel
dari suatu populasi didasarkan pada informasi yang tersedia, sehingga
keterwakilannya terhadap populasi dapat dipertanggungjawabkan. Jenis metode
ini termasuk kedalam metode penarikan sampel non probability sampling, yaitu
metode pengambilan sample yang tidak memberikan peluang atau kesempatan
yang sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Hanya
elemen populasi yang memenuhi kriteria tertentu dari penelitian ini saja yang bias
menjadikan sampel penelitian.
Untuk Menentukan ukuran sampel digunakan metode Purposive sampling,
Dimana metode ini untuk Unit sampel menurut kriteria tertentu yaitu :
1. Perusahaan Perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
2. Perusahaan mempublikasikan laporan keuangan tahun 2010 -2013 .
Tabel III-3 Penentuan Populasi sasaran penelitian
Sumber : kriteria Sampel perusahaan perkebunan di BEI
Setelah dilakukan metode purposive sampling maka diperoleh sampel sebanyak 8
perusahaan dari 15 perusahaan pada perusahaan perkebunan yang terdaftar di BEI.
Untuk itu sampel penelitian ini berjumlah 8 perusahaan sebagai berikut :
NO NAMA PERUSAHAAN
1 Astra Agro Lestari Tbk, PT
2 BW Plantation Tbk PT
3 Gozco Plantation Tbk, PT
4 PP London Sumatera Indonesia Tbk, PT
5 Sampoerna Agro Tbk, PT
Keterangan Kriteria
Perusahaan Perkebunan yang terdaftar di BEI tahun 2010-2013 15
perusahaan yang tidak mempublikasikan laporan kinerja keuangan tahun 2010-2013 7
sampel yang digunakan 8
6 Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk, PT
7 Tunas Baru Lampung Tbk, PT
8 Bakrie Sumatera Plantation Tbk, PT
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan studi dokumentasi yaitu
mengumpulan data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara
internet di ambil langsung dari situs bursa efek Indonesia (www.idx.co.id).
F. Teknik Analisis Data
1. Statistik Deskriptif
Penelitian ini akan menjelaskan deskripsi seluruh data sampel perusahaan
berdasarkan variabel penelitian. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui tren nilai
terendah (minimum), nilai tertinggi (maksimum), nilai rata-rata (mean) dan standar
deviasinya sehingga penulis dapat mendeskriptifkan hasil penelitian yang berupa
angka- angka kedalam analisis.
2. Uji Normalitas Data
Sebelum dilakukan uji hipotesis maka dilakukan uji asumsi klasik. Persamaan regresi
diatas harus bersifat BLUE (Best Liner Unbiased Estimator), artinya pengambilan
keputusan melalui uji t tidak boleh bias.Apabila salah satu dari klasik tersebut
dilanggar, maka persamaan regresi yang diperoleh tidak lagi bersifat BLUE ( Best
Linier Unbiased Estimator). Sehingga pengambilan keputusan melalui uji t menjadi
bias.Menurut Ghozali (2004,hal 23) uji Disribusi normal merupakan distribusi
teoritisdari variabel random yang kontinyu, Kurva yang menggambarkan distribusi
normal adalah kurva normal yang berbentuk simetris. Untuk menguji apakah
pengujian Kolmogorov-Smirnov Goodness of Fit Test terhadap masing-masing
variabel.
Pengambilan keputusan :
Jika Probabilitas > 0.05, maka distribusi data normal
Jika Probabilitas < 0.05, maka distribusi data tidak normal
3. Regresi Linear Sederhana
Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi sederhana yaitu untuk
membuktikan pengaruh dari satu variabel bebas terhadap variabel terikat.
Berdasarkan ini semua, maka spesifikasi model yang digunakan dalam penelitian ini
adalah :
Y = a + βX
Dimana :
Y = EPS X =DAR
Β =parameter Koefisien variabel a =konstanta
e =standart error
4. Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t)
Untuk membuktikan hipotesis diterima atau ditolak digunakan pengujian regresi
sederhana secara parsial. Uji statistic t pada dasarnya menunjukkan seberapa besar
pengaruh masing-masing variabel bebas/independen terhadap variabel
terikat/independen. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan t-hitung dengan t-
tabel pada derajat signifikan 5% (α = 0.05).
Kriteria keputusan adalah
- H 0 di terima (H a ditolak ) jika t hitung ≤ t table pada α = 5% (0.05)
- H 0 ditolak (H a diterima ) jika t hitung > t table pada α = 5% (0.05)