bab i erin

35
BAB I PENDAHULUAN Setiap perusahaan bertujuan untuk memaksimalkan kekayaan atau kemakmuran dari pemegang saham mengacu pada tujuan perusahaan untuk memaksimalkan kemakmuran pemegang saham, Maka salah satu cara untuk melihat berapa besarnya keuntungan yang diberikan perusahaan kepada pemegang saham ditujukan dengan besarnya Earning per share (EPS), Earning per share merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar keuntungan (laba) yang diperoleh oleh investor atau lembar sahamnya. Para investor sering kali memusatkan perhatiannya pada besarnya Earning per share (EPS ) dalam menganalisis saham. Para investor tertarik untuk berinvestasi di perusahaan yang memiliki EPS yang besar , Earning per share (EPS) yang besar menunjukkan kemampuan perusahaan yang lebih besar dalam memberikan analisis keuntungan bersih per lembar saham yang merupakan indikator fundamental keuangan perusahaan untuk meningkatkan kemakmuran para investor. Adapun faktor –faktor yang dapat mempengharui Earning per share (EPS) yaitu penggunaan hutang dan tingkat laba bersih

Upload: ellyn-fajriah

Post on 14-Jul-2016

218 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

bbb

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I erin

BAB I

PENDAHULUAN

Setiap perusahaan bertujuan untuk memaksimalkan kekayaan atau kemakmuran dari

pemegang saham mengacu pada tujuan perusahaan untuk memaksimalkan kemakmuran

pemegang saham, Maka salah satu cara untuk melihat berapa besarnya keuntungan yang

diberikan perusahaan kepada pemegang saham ditujukan dengan besarnya Earning per share

(EPS), Earning per share merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar keuntungan (laba)

yang diperoleh oleh investor atau lembar sahamnya. Para investor sering kali memusatkan

perhatiannya pada besarnya Earning per share (EPS ) dalam menganalisis saham. Para investor

tertarik untuk berinvestasi di perusahaan yang memiliki EPS yang besar , Earning per share

(EPS) yang besar menunjukkan kemampuan perusahaan yang lebih besar dalam memberikan

analisis keuntungan bersih per lembar saham yang merupakan indikator fundamental keuangan

perusahaan untuk meningkatkan kemakmuran para investor.

Adapun faktor –faktor yang dapat mempengharui Earning per share (EPS) yaitu

penggunaan hutang dan tingkat laba bersih sebelum bunga dan pajak (EBIT =Earning Before

Interest and Tax). Motivasi utama perusahaan memperoleh pendaan usaha melalui hutang adalah

potensi biaya yang lebih rendah. Dari sudut pandang pemegang saham, hutang lebih murah

dibandingkan pendanaan ekuitas. Dalam memilih alternative sumber dananya tersebut, perlu

diketahui pada tingkat profit sebelum bunga dan pajak (EBIT= Earning Before Interest and Tax)

berapa apabila dibelanjai dengan modal sendiri atau hutang menghasilkan EPS yang sama

Sutrisno (2003, hal 255).

Page 2: BAB I erin

Penggunaan hutang akan secaran langsung berdampak pada beban tetap berupa

pembayaran beban bunga hutang yang merupakan unsur dari penilaian Financial

Leverage.Sartono (2010, hal 263) mengatakan Financial Leverage adalah penggunaan sumber

dana yang memiliki beban tetap dengan harapan bahwa akan memberikan tambahan keuntungan

yang lebih besar dari pada beban tetapnya sehingga akan meningkatkan keuntungan yang

tersedia bagi pemegang saham. Dengan demikian alasan yang kuat untuk menggunakan data

dengan beban tetap adalah untuk meningkatkan pendapatan yang tersedia bagi pemegang saham.

Indikator pengukuran Financial Leverage menggunakan Debt to Assets Ratio (DAR) yaitu

perbandingan total hutang dengan total asset perusahaan, Semakin besar nilai DAR maka

semakin tinggi Financial Leverage. Alasan menggunakan DAR adalah karena ukuran

keseluruhan penggunaan hutang dari asset - asset perusahaan yang dapat menilai efektivitas dari

Financial Leverage yang digunakan untuk memperoleh keuntungan .

Investor tidak hanya melihat kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba, tetapi juga

banyaknya penggunaan hutang oleh perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya ,dimana dalam

menggunaan hutang akan mengakibatkan perubahan laba per lembar saham, dan juga perubahan

harga saham perusahaaan (Brigham dan Houston 2006:17). Rasio Leverage keuangan menilai

sejauh mana sebuah perusahaan dalam menggunakan dan melalui hutang. Penggunaan hutang

dapat menurunkan tagihan pajak dan memberikan laba operasi perusahaan, Dimana perusahaan

dapat menggunakan hutang untuk memperoleh aktiva, membayar bunga atas hutang dan sisanya

bagi pemegang saham.

Lebih lanjut Sartono (2010, hal 264) menjelaskan bahwa perusahaan yang menggunakan

hutang (sumber dana lain dengan beban tetap ) lebih besar berarti bahwa persentase perubahan

Earning per share (EPS) lebih responsif terhadap perubahan EBIT yang berarti perubahan EBIT

akan mengakibatkan perubahan EPS yang lebih besar bagi perusahaan yang menggunakan

Page 3: BAB I erin

hutang dari pada perusahaan yang menggunakan saham biasa. Tampak juga bahwa Financial

Leverage mempengaruhi keuntungan, baik secara positif maupun negative. Jika EBIT relatif

tinggi maka perusahaan yang menggunakan Financial Leverage akan memperoleh EPS yang

lebih tinggi dari perusahaaan yang tidak menggunakan financial leverage.Pernyataan ini

diperkuat dari hasil penelitian hamid (2009) yang membuktikan bahwa Financial Leverage

yang di ukur menggunakan Debt to assets ratio (DAR) berpengaruh terhadap Earning Per Share

(EPS). Berikut ini adalah beberapa data penelitian yang ditampilkan untuk melihat Fenomena

masalah yang terjadi .

Tabel 1.1

Financial leverage dan EPS

Perusahaan Perkebunan di Bursa Efek Indonesia

KODEFinancial Leverage (DAR) Earning Per Share (EPS )

2010 2011 2012 2013 2010 2011 2012 2013

AALI 0.15 0.17 0.25 0.311,280.7

01,527.5

91,530.5

71,143.9

3BWPT 0.57 0.6 0.66 0.65 - - 64.71 44.86GZCO 0.41 0.47 0.5 0.53 - - 16.17 -15.34LSIP 0.18 0.14 0.17 0.17 757.25 249.39 163.6 112.78SGRO 0.25 0.27 0.36 0.4 - - 174.18 63.03SMAR 0.53 0.5 0.45 0.65 - - 749.09 310.74TBLA 0.66 0.62 0.66 0.71 - - 48.89 17.08UNSP 0.54 0.52 0.58 0.73 - - -77.64 -201.36

Sumber : Bursa Efek Indonesia (2014)

Pada table di atas terlihat bahwa Financial Leverge pada perusahaan perkebunan di Bursa Efek

Indonesia, Diukur dengan Debt to Assets Ratio (DAR) mengalami peningkatan, Sebaliknya

Earning Per Share (EPS) pada perusahaan perkebunan tersebut mengalami penurunan , Menurut

Sartono (2010, hal 264) menjelaskan bahwa perusahaan yang menggunakan hutang (leverage)

lebih besar akan mengakibatkan perubahan pada Earning Per Share (EPS) yang lebih besar. Hal

yang terjadi menunjukkan ketidak sesuaian antara teori dengan fakta yang ada dimana hasil dari

Page 4: BAB I erin

teori menjelaskan bahwa financial Leverage meningkat, dalam arti kata utang perusahaan

meningkat maka EPS akan semakin meningkat, tapi dari data di atas menunjukkan bahwa

peningkatan Financial Leverage menyebabkan EPS mengalami penurunan.

Berdasarkan pada latar belakang masalah , maka penulis tertarik untuk meneliti mengenai

“Analisis pengaruh Financial leverage terhadap Earning Per Share (EPS) pada perusahaan

perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Page 5: BAB I erin

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkanuraianlatarbelakangmasalah yang telah di jabarkanmakadapat di

identifikasipermasalahn yang adayaitu :

1. Financial Leverage (DAR) mengalami peningkatan dari tahun 2010-2013.

2. Earning Per Share (EPS) mengalami penurunan dari tahun 2010-2013.

3. Peningkatan Financial Leverage (DAR) yang meningkat tidak diikuti dengan

peningkatan Earning per share.

C. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Agar penelitian tidak terlalu luas dan hanya focus pada masalah yang akan di teliti maka

Financial Leverage di batasi pada rasio DAR .

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan Identifikasi masalah yang ada maka penulis merumuskan permasalahan

dalam penelitian ini adalah : Apakah Financial Leverage (DAR) berpengaruh terhadap Earning

Per Share (EPS) pada perusahaan Perkebunan di Bursa Efek Indonesia ?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah : Untuk membuktikan secara empiris

pengaruh Financial Leverage (DAR) terhadap Earning Per Share (EPS) pada perusahaan

perkebunan di BEI.

Page 6: BAB I erin

Manfaat Penelitian

Penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat antara lain :

1. Bagi peneliti

Mempelajari lebih mendalam mengenai pengaruh Financial Leverage

berpengaruh terhadap Earning Per Share?

2. Bagi perusahaan

Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi perusahaan dalam melakukan

kebijakan pengaruh Financial Leverage (DAR)

3. Bagi peneliti selanjutnya

Peneliti ini dapat berguna bagi penelitian lain sehubungan dengan pengaruh

Financial Leverage berpengaruh terhadap Earning Per Share agar memperoleh

hasil yang lebih baik lagi

Page 7: BAB I erin

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Uraian Teori

1. Earning Per Share

a. Pengertian Earning Per Share

Investor dalam melakukan investasi di pasar modal membutuhkan ketelitian dalam

mengambil keputusan yang berhubungan dengan saham, Penilaian saham secara akurat

dapat meminimalkan resiko agar tidak salah dalam pengambilan keputusan, oleh sebab

itu investor perlu menganalisis kondisi keuangan untuk pengambilan keputusan

Komponen pertama yang harus diperhatikan adalah laba per lembar saham (EPS)

Informasi Earning Per Share (EPS) perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih

perusahaan yang siap dibagikan bagi setiap pemegang saham perusahaan, Darmaji

(2001:139) menyatakan bahwa Earning per share (EPS) merupakan rasio yang

menunjukkan berapa besar keuntungan (laba) yang diperoleh investor atau pemegang

saham per lembar sahamnya .

Earning per share menggambarkan jumlah rupiah yang diperoeh umtuk setiap lembar

saham biasa. Para clon investor menginginkan EPS yang besar, karena hal ini merupakan

indikator keberhasilan perusahaan. Jumlah EPS yang besar belum menjamin akan

didistribusikan semua kepada pemegang saham.ini tergantung dari kebijakan perusahaan

dalam hal pembayaran dividen. Earning per share (EPS) yang besar menunujukkan

kemampuan perusahaan yang lebih besar dalam menghasilkan keuntungan bersih dari

setiap lembar saham. Peningkatan EPS menunjukkan bahwa perusahaan berhasil

Page 8: BAB I erin

meningkatkan kemakmuran dan keberhasilan para investor, dan dari hal tersebut akan

memicu investor untuk manambah jumlah modal yang ditanamkan pada perusahaan. Hal

itu akan mengakibatkan kenaikan laba yang pada akhirnya ada kecendrungan kenaikan

harga saham,dan sebaliknya.

Earning per share merupakan ukuran untuk menentukan berapa besar laba bersih

yang dihasilkan perusahaan dari setiap lembar saham yang digunakan. Penilaian rasio

Earning per share dapat dirumuskan sebagai berikut :

Keterangan :

- Laba bersih adalah jumlah laba bersih yang dihasilkan perusahaan

- Harga saham adalah harga pasar yang berlaku pada setiap lembar saham

EPS= Laba BersihHarga Pasar Saham

b. Faktor –faktor yang mempengharui Earning per share

Dalam menentukan sumber dana untuk menjelaskan perusahaan,manajemen dituntut

untuk mempertimbangkan kemungkinan perubahan dalam struktur modal yang

mampu memaksimumkan harga saham dalam perusahaannya. Adapun faktor-faktor

yang mempengaruhi Earning per share menurut sutrisno (2003, hal 225) :

1. Penggunaan Hutang (Leverage )

Motivasi utama perusahaan memperoleh pendanaan usaha melalui utang adalah

potensi biaya yang lebih rendah. Dari sudut pandang pemegang saham, Utang

Page 9: BAB I erin

lebih murah dibandingkan dengan pendanaan ekuitas”.pendapat tersebut

didasarkan oleh karena bunga lebih kecil dari pengembalian yang diperoleh dari

Pendanaan utang, selisih lebih atas pengembalian akan menjadi keuntungan bagi

investor ekuitas, selain itu karena bunga merupakan beban yang dapat

mengurangi pajak sedangkan dividen tidak,dampaknya adalah besarnya pajak

yang ditanggung perusahaan semakin kecil sebagai akibat dari penggunaan utang

dalam struktur modal perusahaan sehingga pada akhirnya terjadinya kenaikan

EPS.

2. Tingkat laba bersih sebelum bunga dan pajak (EBIT)

Dalam memilih alternative sumber dananya tersebut perlu diketahui pada tingkat

profit sebelum bunga dan pajak (EBIT = Earning Before Interest and Tax ) berapa

apabila dibelanjai dengan modal sendiri (ekuitas) atau hutang menghasilkan EPS

yang sama”. Dari penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa tingkat laba bersih

sebelum bunga dan pajak (EBIT) merupakan faktor yang mempengaruhi besar

laba per lembar saham.

Kristina (2011) mengatakan faktor faktor yang mempengharuhi EPS adalah debt

to total assets ratio debt to equity ratio dan long term debt to equity.

2. Leverage

a. Pengertian Leverage

Sawir (2005, hal 34) mengatakan “Leverage menunjukan hutang yang dimiliki

perusahaan dalam arti harfiah, Leverage berarti pengungkit/tuas. Sumber dana

perusahaan dapat dibedakan menjadi dua yaitu sumber dana ekstern”. Sumber data

Page 10: BAB I erin

intern berasal dari laba yang ditahan pemilik perusahaan yang tercermin pada lembar

saham kepemilikan yang trdapat dalam neraca. Sementara sumber dana ekstern

merupakan sumber dana perusahaan yang berasal dari luar perusahaan , misalnya

hutang. Kedua sumber dana terdapat pada neraca di kewajiban

Sutrisno (2002, hal 56) mengatakan “leverage” diartikan sebagai penggunaan

aktiva atau dana dimana umtuk penggunaan tersebut perusahaan harus menutup

biaya tetap harus menutup biaya tetap atau membayar beban tetap . Kalau pada

‘Operating Leverage “penggunaan aktiva dengan biaya tetap adalah dengan

harapan bahwa revenue yang dihasilkan oleh pengguna aktiva itu akan

cukupuntuk menutupi biaya tetap dan biaya variable, Maka pada “financial

Leverage” pengguna dana dengan beban tetap itu untuk memperbesar pendapatan

per lembar saham biasa.

2.2 Jenis –Jenis Leverage

Konsep Operating Leverage sangat berguna untuk analisi,perencanaandan

pengendalian keuangan. Dalam manajemen keuangan, Leverage adalah

penggunaan assets dan sumber dana (sources of founds ) oleh perusahaan yang

memiliki biaya tetap (beban tetap) dengan maksud agar meningkatkan

keuntungan potensial pemegang saham. Jika semua biaya bersifat variable, Maka

akan memberikan kepastian bagi perusahaan dalam menghasilkan laba,. Tetapi

karena sebagai biaya perusahaan bersifat biaya tetap, Maka untuk menghasilkan

laba diperlukan tingkat penjualan minimum tertentu.

Page 11: BAB I erin

Perusahaan menggunakan Operating dan Financial Leverage dngan tujuan

agar keuntungan yang diperoleh lebih besar daripada biaya assets dn sumber

dananya, Dengan demikian akan meningkatkan keuangn pemegang saham.

Sebaliknya Leverage juga meningkatkan variabilitas (risiko) keuntungan, jika

perusahaan ternyata mendapat keuntungan yang lebih rendah dari biaya tetapnya

maka penggunaan Leverage akan menurunkan keuntuntungan pemegang saham.

1. Operating Leverage

Apabila perusahaan memiliki biaya operasi atau biaya modal tetap, maka

dikatakan perusahaan menggunakan Leverage. Dengan menggunakan

Operating Leverage, perushaan mengharapkan bahwa perubahan penjualan

mengakibatkan perubahan laba sebelum bunga dan pajak lebih besar.

Multiplier effect hasil penggunaan biaya operasi tetap terhadap laba sebelum

bunga dan pajak disebut dengan degree of operating Leverage (DOL)

Sementara itu perusahaan yang menentukan sumber dana dengan beban

tetap dikatakan bahwa perusahaan mempunyai Financial Leverage dengan

harapan agar terjadi perubahan laba per lembar saham (EPS) yang lebih besar

daripada perubahan laba sebelum bunga dan pajak (EBIT).

DOL pada X=% Perubahan EBIT% Perubahan Penjualan

Page 12: BAB I erin

2. Financial Leverage

Financial Leverage adalah penggunaan sumber dana yang memiiki beban

tetap dengan harapan memberikan keuntungan lebih besar daripada beban

tetapnya sehingga akan meningkatkan keuntungan yang tersedia bagi

pemegang saham. Pengukuran Financial Leverage menggunaakan Debt to

assets ratio (DAR) . Rasio ini memperlihatkan proporsi antara kewajiban

yang dimiliki dan seluruh kekayaan yang dimiiki . Semakin tinggi hasil

persentasenya ,cenderung semakin besar risiko keuanganya bagi kreditor

maupun pemegang saham,

Rasio – rasio yang yang umum digunakan adalah :

1. Rasio utang atau Debt ratio ( Debt to Total Assets Ratio )

Rasio ini memperlihatkan antara kewajiban yang dimiliki dan

keseluruhan kekayaaan yang dimiliki. Semakin tinggi hasil

persentasenya , cenderung semakin besar risiko keuangannya bagi

kreditor maupun pemegang saham. Rasio ini dapat diformulasikan

sebagai berikut :

Debt Ratio= Total DebtTotal assets

2. Rasio utang terhadap ekuitas atau DER (debt to Equity Ratio)

Rasio ini mangambarkan perbandingan utang dan ekuitas dalam

pendanaan tersebut untuk memenuhi seluruh kewajibannya,

Rasio ini dapat diformulasikan sebagai berikut :

Page 13: BAB I erin

Debt ¿ Equity Ratio= Total DebtTotal Equity

3. Rasio Laba terhadap beban bunga atau TIE (Times Interest earned)

Rasio ini disebut jugag rasio penutupan (Coverage Ratio ) mengukur

kemampuan memenuhi kewajiban bunga tahunan dengan laba operasi

(EBIT), sejauh mana laba operasi boleh turun tanpa menyebabkan

kegagalan dalam pemenuhan kewajiban membayar bunga pinjaman.

Rasio ini dapat diformulasikan sebagai berikut :

¿ Interest Earned=Earning Before∧interest∧taxed(EBIT )

InterestCharge

4. Rasio penutupan beban tetap (Fixed Charge Coverage )

Ratio ini mirip dengan Rasio TIE Namun rasio ini lebih lengkap

karena dalam rasio ini diperhitungkan kewajiban perusahaan

seandaianya perusahaan melakukan leasing (sewa beli ) dan

memperoleh utang jangka panjang berdasarkan kontrak sewa beli.

Rasio ini dapat diformulasikan sebagai berikut :

¿ChargeCoverage= Income Before taxed+ InterestCharge+LeaseObligationInterest Charge+ LeaseObligation

Penelitian ini hanya menggunakan rasio menggunakan rasio DAR saja

karena rasio ini mengukur dalam menilai Leverage Sawir (2005, hal 37)

mengatakan Debt to Assets Ratio (DAR) merupakan proporsi antara

kewajiban yang dimiliki dan seluruh kekayaan (total asset ) yang dimiliki

Page 14: BAB I erin

Semakin tinggi hasil persentasenya,maka semakin besar risiko keuanganya

bagi kreditor maupun pemegang saham. Sedangkan Kasmir (2012, hal

151) mengatakan “Debt to assets Ratio merupakan perbandingan utang

dengan total asset perusahaan”.

Berdasarkan pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa Debt

to assets merupakan rasio yang mengukur sejauh mana perusahaan

dibiayai oleh hutang dibandingkan dengan asset yang dimiliki. Rasio ini

dapat diformulasikan sebagai berikut :

Debt ¿ Assets Ratio= Total DebtTotal assets Keterangan :

- DAR adalah rasio hutang terhadap asset (Debt to Assets Ratio )

- Total Debt adalah jumlah hutang jangka panjang ditambah hutang

Jangka panjang yang dimiliki selama setahun

- Total Assets adalah jumlah kekayaan yang dimiliki perusahaan selama

setahun

4. Penelitian Terdahulu

Niranda (2008) meneliti tentang pengaruh Leverage terhadap EPS pada sektor

industri makanan dan minuman di BEJ, Hasilnya penelitiannya membuktikan bahwa Financial

Page 15: BAB I erin

Leverage (DAR) berpengaruh terhadap EPS pada industri makanan dan minuman yang telah go

public periode 2001-2006. Hasil penelitiannya membuktikan bahwa Financial Leverage

berpengaruh signifikan terhadap EPS.

Kristina (2011) Meneliti tantang analisi pengaruh financial leverage terhadap

Earning per share pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di bursa efek

Indonesia. Hasil penelitiannya membuktikan bahwa Financial Leverage berpengaruh

signifikan terhadap EPS.

Krisman (2011) meneliti tentang analisis pengaruh Financial Leverage terhadap

Earning per share pada industry manufaktur di BEI. Hasil penelitiannya membuktikan

bahwa Financial Leverage berpengaruh signifikan terhadap EPS

B. Kerangka Konseptual

Page 16: BAB I erin

Kerangka Konseptual merupakan unsur-unsur pokok dalam penelitian dimana konsep teoritis

akan berubah kedalam defenisi operasional yang dapat menggambarkan beberapa rangkaian

variabel yang akan diteliti.

Masalah Financial Leverage akan timbul setelah perusahaan menggunakan dana dari saham

atau dengan hutang.perusahaan yang menggunakan dana dari hutang akan menghasilkan

Financial Leverage yang tinggi dampaknya dari Financial Leverage yang tinggi dapat

mempengaruhi naik turunnya Earning per share EPS) Financial Leverage dapat

meningkatkan Earning per share (EPS) perusahaan yang memperoleh pendapatan yang

besar dari penggunaan dana dari hutang tersebut akan mampu menutupi kewajiban dan

membayar beban bunganya. Hal ini akan berdampak pada peningkatan laba bersih yang

merupakan indikator naiknya EPS. Financial Leverage itu dapat menurunkan Earning per

share (EPS) jika perusahaan tidak dapat memperoleh pendapatan dari penggunaan dana dari

hutang tersebut. Sedangkan perusahaan harus membayar kewajiban hutangnya beserta beban

bunga.

Niranda (2008) meneliti tentang pengaruh Leverage terhadap EPS pada sektor industri

makanan dan minuman di BEJ, Hasilnya penelitiannya membuktikan bahwa Financial Leverage

(DAR) berpengaruh terhadap EPS pada industri makanan dan minuman yang telah go public

periode 2001-2006. Hasil penelitiannya membuktikan bahwa Financial Leverage berpengaruh

signifikan terhadap EPS.

Kristina (2011) Meneliti tantang analisi pengaruh financial leverage terhadap

Earning per share pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di bursa efek

Page 17: BAB I erin

Indonesia. Hasil penelitiannya membuktikan bahwa Financial Leverage berpengaruh

signifikan terhadap EPS.

Krisman (2011) meneliti tentang analisis pengaruh Financial Leverage terhadap

bahwa Financial Leverage berpengaruh signifikan terhadap EPS. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa Financial Leverage berpengaruh signifikan terhadap EPS

D. Hipotesis

Berdasarkan gambar kerangka konseptual diatas maka hipotesis dalam penelitian ini

adalah Ada pengaruh Financial Leverage(DAR) terhadap Earning per share (EPS) pada

perusahaan perkebunan di BEI.

BAB III

METODE PENELITIAN

Financial Leverage (DAR) EPS

Page 18: BAB I erin

A. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan asosiatif merupakan penelitian untuk

mengetahui pengaruh antara variable bebas yaitu financial Leverage (DAR) terhadap

variabel terikatnya yaitu Earning per share.

B. Defenisi Operasional Variabel

1. Variabel Independen (Variabel Bebas)

Variabel Independen yaitu Variabel bebas yang keberadaannya tidak dipengharuhi

oleh variabel – variabel lain. Variebel independent pada penelitian ini adalah

financial Leverage yaitu penggunaan sumber dana yang memiliki beban tetap dengan

harapan bahwa akan memberikan tambahan keuntungan yang lebih besar daripada

beban tetapnya sehingga akan meningkatkan keuntungan yang tersedia bagi

pemegang saham. Financial Leverage di formulasikan sebagai berikut :

DAR= Total DebtTotal Assets

2. Variabel Dependent (Variabel Terikat )

Variabel terikat adalah variabel yang diprediksi terbentuk sebagai akibat dari pengaruh

variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu earning per share (EPS)

Earning per Share (EPS) yaitu rasio yang menunjukkan berapa besar keuntungan (laba)

yang diperoleh investor atau pemegang saham per lembar sahamnya. EPS

diformulasikan sebagai berikut :

EPS= Laba bersihHarga Pasar Saham

Page 19: BAB I erin

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan meneliti mengenai fonomena faktor –faktor yang

mempengaruhi struktur modal perusahaan perkebunan yang liting di bursa Efek

Indonesia (BEI), melalui tempat/media perantara dengan melakukan browsing pada

situs web http://www.bei.co.id. Waktu penelitian ini dilaksanakan dimulai pada bulan

November – april 2015, Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam table dibawah ini :

Tabel III-1Rincian Waktu Penelitian

NO Jenis Penelitian November Desember januari februari maret 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengumpulan Data

2Pengajuan judul

3

penyusunan dan bimbingan

proposal

4Seminar Proposal

5pengolahan

data

6

penyusunan dan

bimbingan skripsi

7Sidang

D. Populasi dan Sampel Penelitian

Page 20: BAB I erin

1.Populasi

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan dalam

sector perkebunan yang terdaftar di bursa efek Indonesia (BEI) periode tahun

2010 sampai dengan 2013 yang berjumlah 15 perusahaan. Untuk lebih jelasnya

berikut disajikan populasi dalam penelitian ini.

Tabel III.1

Perusahaan yang menjadi populasi

NO KODE Nama Perusahaan1 AALI Astra Agro Lestari Tbk, PT2 ANJT Austindo Nusantara jaya Tbk, PT3 BWPT BW Plantation Tbk, PT4 DNSG Dharma Satya Nusantara 5 GZCO Gozco Plantation Tbk, PT6 JAWA Jaya Agra Wattie, PT7 LSIP PP London Sumatera Indonesia Tbk, PT8 MAGP Multi Agro Gemilang Plantation Tbk PT9 PALM Provident Agro Tbk, PT 10 SGRO Sampoerna Agro Tbk, PT11 SIMP Salim Ivomas Pratama Tbk, PT 12 SMAR Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk, PT13 SSMS Sawit Sumbermas Sarana Tbk, PT14 TBLA Tunas Baru Lampung Tbk, PT15 UNSP Bakrie Sumatera Plantation Tbk, PT

Sumber : Populasi Perusahaan Pertambangan

Sampel merupakan bagian dari jumlah data karakteristik yang dimiliki

oleh populasi . Untuk menentukan ukuran sampel digunakan Metode Purposive

Sampling, Teknik penarikan sampel Purposive sampling yaitu memilih sampel

dari suatu populasi didasarkan pada informasi yang tersedia, sehingga

keterwakilannya terhadap populasi dapat dipertanggungjawabkan. Jenis metode

ini termasuk kedalam metode penarikan sampel non probability sampling, yaitu

Page 21: BAB I erin

metode pengambilan sample yang tidak memberikan peluang atau kesempatan

yang sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Hanya

elemen populasi yang memenuhi kriteria tertentu dari penelitian ini saja yang bias

menjadikan sampel penelitian.

Untuk Menentukan ukuran sampel digunakan metode Purposive sampling,

Dimana metode ini untuk Unit sampel menurut kriteria tertentu yaitu :

1. Perusahaan Perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

2. Perusahaan mempublikasikan laporan keuangan tahun 2010 -2013 .

Tabel III-3 Penentuan Populasi sasaran penelitian

Sumber : kriteria Sampel perusahaan perkebunan di BEI

Setelah dilakukan metode purposive sampling maka diperoleh sampel sebanyak 8

perusahaan dari 15 perusahaan pada perusahaan perkebunan yang terdaftar di BEI.

Untuk itu sampel penelitian ini berjumlah 8 perusahaan sebagai berikut :

NO NAMA PERUSAHAAN

1 Astra Agro Lestari Tbk, PT

2 BW Plantation Tbk PT

3 Gozco Plantation Tbk, PT

4 PP London Sumatera Indonesia Tbk, PT

5 Sampoerna Agro Tbk, PT

Keterangan Kriteria

Perusahaan Perkebunan yang terdaftar di BEI tahun 2010-2013 15

perusahaan yang tidak mempublikasikan laporan kinerja keuangan tahun 2010-2013 7

sampel yang digunakan 8

Page 22: BAB I erin

6 Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk, PT

7 Tunas Baru Lampung Tbk, PT

8 Bakrie Sumatera Plantation Tbk, PT

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan studi dokumentasi yaitu

mengumpulan data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara

internet di ambil langsung dari situs bursa efek Indonesia (www.idx.co.id).

F. Teknik Analisis Data

1. Statistik Deskriptif

Penelitian ini akan menjelaskan deskripsi seluruh data sampel perusahaan

berdasarkan variabel penelitian. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui tren nilai

terendah (minimum), nilai tertinggi (maksimum), nilai rata-rata (mean) dan standar

deviasinya sehingga penulis dapat mendeskriptifkan hasil penelitian yang berupa

angka- angka kedalam analisis.

2. Uji Normalitas Data

Sebelum dilakukan uji hipotesis maka dilakukan uji asumsi klasik. Persamaan regresi

diatas harus bersifat BLUE (Best Liner Unbiased Estimator), artinya pengambilan

keputusan melalui uji t tidak boleh bias.Apabila salah satu dari klasik tersebut

dilanggar, maka persamaan regresi yang diperoleh tidak lagi bersifat BLUE ( Best

Page 23: BAB I erin

Linier Unbiased Estimator). Sehingga pengambilan keputusan melalui uji t menjadi

bias.Menurut Ghozali (2004,hal 23) uji Disribusi normal merupakan distribusi

teoritisdari variabel random yang kontinyu, Kurva yang menggambarkan distribusi

normal adalah kurva normal yang berbentuk simetris. Untuk menguji apakah

pengujian Kolmogorov-Smirnov Goodness of Fit Test terhadap masing-masing

variabel.

Pengambilan keputusan :

Jika Probabilitas > 0.05, maka distribusi data normal

Jika Probabilitas < 0.05, maka distribusi data tidak normal

3. Regresi Linear Sederhana

Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi sederhana yaitu untuk

membuktikan pengaruh dari satu variabel bebas terhadap variabel terikat.

Berdasarkan ini semua, maka spesifikasi model yang digunakan dalam penelitian ini

adalah :

Y = a + βX

Dimana :

Y = EPS X =DAR

Β =parameter Koefisien variabel a =konstanta

e =standart error

4. Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t)

Untuk membuktikan hipotesis diterima atau ditolak digunakan pengujian regresi

sederhana secara parsial. Uji statistic t pada dasarnya menunjukkan seberapa besar

pengaruh masing-masing variabel bebas/independen terhadap variabel

Page 24: BAB I erin

terikat/independen. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan t-hitung dengan t-

tabel pada derajat signifikan 5% (α = 0.05).

Kriteria keputusan adalah

- H 0 di terima (H a ditolak ) jika t hitung ≤ t table pada α = 5% (0.05)

- H 0 ditolak (H a diterima ) jika t hitung > t table pada α = 5% (0.05)