bab i pendahuluan - perpustakaan digital itb ... usaha retail di indonesia khususnya di kota besar...
TRANSCRIPT
Project Akhir-MBA ITB
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Asal Masalah
Ditengah aktivitas bisnis yang berjalan, usaha dan kegiatan yang bertujuan untuk
meningkatkan kinerja dan daya saing seringkali terabaikan oleh perusahaan. Dengan
alasan bahwa apa yang sudah dan tengah berjalan sudah baik, karena itu tidak
diperlukan usaha dan kegiatan semacam itu karena hanya akan menyita waktu,
mengganggu tugas yang harus diselesaikan dan bersifat pemborosan sebab butuh
dana ekstra. Padahal dijaman globalisasi ini, perusahaan dituntut untuk selalu dapat
meningkatkan kinerja dan daya saing untuk dapat bertahan dari pesaing dan tidak
ditinggalkan klien. Sebagai salah satu divisi kerja di PT.Daya Indria Permai
(PT.DIP), maka divisi Quantity Surveyor (QS) perlu untuk mengajukan beberapa
usulan perbaikan kinerja khususnya pada divisi QS sebagai kontribusi kepada
perusahaan untuk meningkatkan daya saing.
Kondisi saat ini walaupun dapat berjalan rutin dengan apa adanya, tetapi seharusnya
masih dapat ditingkatkan lagi kinerjanya.
1.2. Sejarah Perusahaan
PT.Daya Indria Permai berdiri sejak tahun 1980 berdasarkan akte notaris
No. 25 Tgl. 25 Juli 1980, Bp. Darsono Purnomosaid, SH.
dan no 57 Tgl. 29 Maret 1995, Ibu Elly Soehandjo P, SH.
Persetujuan pemerintah melalui Departemen Kehakiman
NO.YAS/466/23 tgl. 19 Nopember 1980 dan No. C2-11734. HT. 0104 Thn.
1985Berita Negara NO.262 Tgl.2 Maret 1982 dan No. 1925 Tgl. 15 Februari 1996
Kepemilikan saham 100% dipegang oleh Induk usaha Grup Gajah Tunggal .
1
Project Akhir-MBA ITB
PT. DIP didirikan dengan latar belakang adanya kebutuhan grup usaha GT akan
konsultan Manajemen Proyek dan desain untuk ekspansi bank BDNI dan divisi
property pada saat itu. Domisili saat ini di Jalan Jendral Sudirman Kav.63-68 Jakarta
Selatan. Lokasi perusahaan adalah menempati salah satu properti milik grup. Sebagai
gambaran posisi perusahaan dalam struktur organisasi grup usaha Gajah Tunggal
(GT) dapat dilihat pada gambar 1.1.
GAJAH TUNGGAL
GROUP
(holding company)
Manufacturing
Rubber Industries Petrochemical Telecomunications & Elesctronic Consumer Products
Retail & Trading
Departemen Store Specialty Retail Outlet
Property Development
Office Buildings Retail Development Residential Hotel & Resort Konsultan Design, MP & QS - > PT.DIP
Financial Services
Banking Leasing & Finance Credit cards Insurance Securities Services Asset Management
Natural Resources
Aquaculture Agribisnis Mining
Gambar 1.1. Struktur Organisasi Grup Gajah Tunggal
Di awal berdirinya di tahun 1980 perusahaan hanya terdiri atas 10 orang , yang
selanjutnya kemudian terjadi penambahan pegawai yang berasal dari anak perusahaan
lain yang ditutup seperti PT.Gema Tunggal Adigraha dan PT. Bank BDNI, dan dari
pegawai dari anak usaha lain yang dimutasi. Jumlah pegawai saat ini pertahun 2007
2
Project Akhir-MBA ITB
ada 42 orang, dimana terbagi atas tenaga inti dan pendukung, tetap dan kontrak
dengan dipimpin oleh seorang Company Head . Penambahan pegawai yang berasal
dari mutasi juga merupakan salah satu masalah yang menimbulkan kesenjangan baik
dari aspek peran dan jabatan fungsional, pengelolaan sumber daya manusia (SDM)
dan berpengaruh terhadap cash flow perusahaan. Struktur organisasi PT.DIP dapat
dilihat pada gambar 1.2.
PT.Gajah Tunggal
Function Head PT.IPP
Company Head PT.DIP
Secretary
Project Manager
Finance Project QS & Contract
HRD & Legal
Finance & Acct
Marketing VGP
Sales / Adm
Clerk
Staff Staff
Site Manager
Supervisor
Design Manager
Architect
CAD Drafter
Security Foreman
DriversOffice Girl/Boy
Messenger
Staf
HRD & G Adm
Gambar 1.2. Struktur Organisasi PT.DIP
3
Project Akhir-MBA ITB
1.3. Ruang Lingkup dan Bisnis Usaha
Bisnis utama perusahaan adalah jasa konsultan perencanaan design, manajemen
proyek bidang sipil, mekanikal elektrikal, interior dan furniture. Sedangkan bisnis
lainnya adalah sebagai developer rumah tinggal yaitu perumahan Villa Gading
Permai yang berlokasi di Semper Barat Jakarta Utara. Pada dasarnya bisnis utama
adalah sebagai konsultan, tetapi dari grup diberikan asset tanah yang kemudian
dikelola dan dikembangkan menjadi perumahan, dan untuk mengelolanya perusahaan
mendirikan sub anak usaha dengan bendera PT. Villa Gading Permai. Dalam thesis
ini bisnis developer tidak dibahas.
Pangsa pasar yang dikuasai pada bisnis utama yaitu jasa konsultan hanya pasar dalam
lingkungan grup. Walaupun anak usaha grup yang lain memiliki juga in house
konsultan, tetapi lebih dari 70% kegiatan proyek infrastruktur dan property
diserahkan penanganannya ke PT.DIP. Sedangkan pangsa pasar bisnis pembangunan
perumahan relatif masih sangat kecil persentasenya dibandingkan pesaing yang
namanya telah dikenal seperti grup Metropolitan, grup Citraland, grup Sinar Mas dan
lain-lain.
Klien-klien utama sebagian besar adalah anak usaha grup GT seperti :
1. PT.Gajah Tunggal Mulia pemilik Gajah Tunggal Ban 2. PT. Adimitra Perkasa Tbk pemilik Sport Station, Kidz Station 3. PT. Panen Lestari Internusa pemilik Sogo Departemen Store 4. PT. Panen Boga Lestari pemilik Chatterbox, Spice Garden 5. PT.Sari Coffe Indonesia pemilik Starbuck Coffe, Cryspy Cream 6. PT. Panen Selaras Intibuana pemilik Seibu Department Store 7. PT. Kinokunia Bukindo pemilik Toko Buku Kinokunia 8. PT. Wahyuni Mandira pemilik Tambak Udang 9. PT. Benua Hamparan Luas pemilik Debenhams Depatmen Store 10. PT.Alun Alun Kreasi Indonesia pemilik House of Indonesia
Berkaitan dengan visi “Menjadi konsultan professional dengan dapat memberikan
pelayanan The Best Care disertai kreativitas dan hasil yang memuaskan pada setiap
4
Project Akhir-MBA ITB
proyek grup”. Pelayanan yang memuaskan kepada klien dalam bentuk ketepatan
waktu, biaya yang wajar serta kualitas yang sesuai dengan spesifikasi. Sedangkan
misi perusahaan adalah “Menjadi unit bisnis pendukung, khususnya dalam bidang
perencanaan dan pengawasan pembangunan infrastruktur dan properti grup usaha
GT”.
Sesuai dengan visi dan misi diatas maka PT.DIP terus mengembangkan kemampuan
tecnical know-how dengan menjalin kerjasama dengan konsultan desain dalam dan
luar negeri yang cukup terkenal diantaranya seperti PT. Gradian Mitrakarsa untuk
mekanikal dan elektrikal, PT. Gistama dan PT.Ketira Enginering untuk struktur, Kay
Nge Tan untuk toko buku Kinokunia, Callison dari Amerika untuk SEIBU departmen
store dan Zebra untuk Debenhams departmen store. Tujuannya tidak lain untuk
memberikan kepuasan kepada klien agar desain yang dinginkan sesuai dengan image
yang diharapkan.
Sejak berdiri di tahun 1980 telah banyak karya yang dihasilkan oleh perusahaan yang
berbentuk pelayanan kepada klien dalam membangun infrastruktur dan properti yang
pada akhirnya menghasilkan produk dan merk yang beberapa diantaranya cukup
akrab dikenal dan dinikmati masyarakat, seperti pabrik untuk ban Gajah Tunggal,
Apartemen Cassablanca, Apartemen Tropic, Sogo departmen store, Dipasena,
Starbuck coffee. Pada saat ini di tahun 2007 karya terbaru yang dihasilkan adalah
Seibu departmen store yang dibuka pada tanggal 09 Mei 2007 berlokasi di Grand
Indonesia Jakarta Pusat.
1.4. Unit Analisis
Evaluasi kinerja akan dilakukan hanya pada divisi QS dengan pertimbangan :
1. Ketersediaan data sebagai dasar analisis dan evaluasi.
2. Divisi QS berperan vital dalam bisnis jasa konsultan seperti yang dijalankan
perusahaan.
5
Project Akhir-MBA ITB
3. Terbatasnya jumlah pekerja dibandingkan jumlah proyek yang sedang dan
akan berjalan.
1.5. Pembatasan Masalah
Variable kinerja yang akan ditinjau pada thesis ini hanya pada 3 aspek yaitu:
1. Aspek cost plan dan cost control dengan membandingkan selisih biaya proyek
antara cost plan dengan actual cost .
2. Aspek fee dengan meninjau ulang dasar pengajuan fee yang digunakan
perusahaan dibandingkan fee pada umumnya agar hasil yang diperoleh sesuai
dengan jasa yang diberikan.
3. Aspek SDM dan teknologi dengan melakukan pengukuran pada kapasitas
SDM dan teknologi yang ada saat ini berdasarkan proyek yang telah
diselesaikan dan antisipasi yang perlu dilakukan untuk menghadapi rencana
pertumbuhan perusahaan dengan banyaknya proyek yang akan berjalan.
1.6. Tantangan dan Isu Bisnis
PT. DIP sebagai perusahaan bisnis jasa konsultan dengan visi menjadi konsultan
professional dengan pelayanan The Best Care nya dalam bentuk ketepatan waktu,
biaya yang wajar serta kualitas yang sesuai dengan spesifikasi, seharusnya tidak
hanya mengembangkan aspek technical know how pada sisi desain saja, tetapi juga
memperhatikan aspek SDM khususnya pada divisi QS yang berfungsi sebagai
perencana dan pengendali biaya agar proyek dapat terlaksana dengan biaya yang
wajar.
Sedangkan tantangan yang dihadapi QS dari sisi perencanaan dan pengendalian biaya
agar proyek terlaksana dengan biaya yang wajar menghadapi kendala seperti :
1. Budget harus dibuat walaupun gambar belum jadi dan baru berbentuk konsep.
2. Bill of quantities (BQ) tidak dapat dibuat optimal karena proyek selalu fast
track .
6
Project Akhir-MBA ITB
3. Desain yang tidak jelas dan lengkap yang disebabkan kurangnya informasi
dari partner consultan atau klien.
4. Ketiadaan material lokal pengganti material ex.import yang relatif lebih
mahal.
5. Tugas yang saling bertumpuk antara Pre Contract & Post Contract
6. Keterbatasan jumlah SDM dibandingkan tugas yang dibebankan
Tantangan tersebut bertambah dengan adanya rencana dari perusahaan untuk
bertumbuh pada tahun 2007 keatas dengan akan dilaksanakannya proyek-proyek
berikut dalam waktu yang bersamaan (overlapping), yaitu :
1. Pembukaan Harvey Nichols Departemen Store Jakarta
2. Renovasi total Sogo Plaza Senayan Jakarta
3. Pembukaan Sogo Puri Indah Jakarta
4. Pembukaan Java Lotus Departemen Store Jakarta
Mayoritas proyek diatas adalah dalam bidang retail, hal ini tidak lepas dari tren bisnis
bidang usaha retail di Indonesia khususnya di kota besar yang masih memiliki
peluang menciptakan keuntungan. Grup GT dengan Sogo departmen store nya
dikenal sebagai leader dalam bisnis ini khususnya pangsa pasar menengah keatas,
karena itu untuk tetap menjaga image dan memberikan kepuasan lebih kepada
pelanggan serta merintangi (barrier to entry) kepada pesaing maka proyek tersebut
dilaksanakan. Pemetaan posisi Sogo dalam industri retail ditinjau dari keragaman
barang yang disediakan (product lines) terhadap rentang harga (price), dapat dilihat
pada gambar 1.3.
7
Project Akhir-MBA ITB
Pric
e Sogo Hotel
sGolf Clubs
K-Mart -
AmPm Mart Alfamart Indomart
Yogya Matahari
Hero Carrefour
Makro, Giant Hypermart
Traditional ‘warung’
Traditional ‘pasar’
Metro
Retail Business in Indonesia
Wide range Limited goods Product Lines
Low
High
Gambar 1.3. Mapping Industri Strategic for Retail Industri in Jakarta
1.7. Proses Bisnis
Proses bisnis yang berjalan di PT.DIP dapat dilihat pada gambar 1.4
Klien permintaan Jasa konsultansi type A, B, C atau D
PT.DIP menerima
Kontrak kerja
Jasa Konsultansi diberikan
Pembayaran
Klien Puas
Permintaan Ulang
Ya
Klien beralih ke Konsultan lain
Tidak
Manajemen Proyek Saja
Design saja
Cost saja
Kombinasi A,B,C
A
B
C
D
Gambar 1.4. Proses Bisnis Jasa Konsultan PT.DIP
8
Project Akhir-MBA ITB
1.8. Tahapan Pekerjaan Konsultansi
Sedangkan tahapan pekerjaan dalam bisnis konsultansi secara umum dan juga
dilakukan di PT.DIP dapat dilihat pada tabel 1.1
Tabel 1.1. Tahapan Pekerjaan Konsultansi di PT.DIP
TAHAPAN PEKERJAANKeputusan untuk membangunPenunjukan arsitek
INCEPTION Arsitek menyarankan atas penunjukan tsb suatu team perencanaMenyiapkan garis besar perencanaan (Brief) BRIEFINGPemeriksaan lapanganLaporan kelayakanKeputusan untuk kelanjutan proyekPersetujuan garis besar perencanaan Perkiraan biayaPengesahan tata letak umumMencari alternatif design SKETCHPengembangan rencana
SCHEME Laporan perencanaanDESIGN Cost plan
Persetujuan perencanaan keseluruhanPengembangan perencanaan
DETAIL Pengesahan dari instansi berwenangDESIGN Gambar perencanan
Cost checkGambar-gambar WORKING
PRODUCTION Spesifikasi DRAWINGINFORMATION Jadwal-jadwal
Bagian-bagian kontrakPerhitungan QtyPembuatan BQPenyiapan LelangDaftar lelang & undangan lelangAnalisa lelangPenunjukan kontraktor
PROJECT Tata letak lapanganPLANNING Perencanaan jangka panjang SITE
Perencanaan jangka pendek OPERATIONPelaksanaanPembayaran sementaraPemeriksaan dan pemindahtangananFinal Account
FEED BACK Analisa - analisa
COMPLETION
OPERATION ON SITE
OUTLINE PROPOSAL
FEASIBILITY
BILL OF QUANTITY
TENDER ACTION
Tahapan pekerjaan konsultansi diatas adalah suatu penguraian atas tahapan-tahapan
perencanaan yang harus dilakukan oleh team perencana tanpa terpengaruh oleh besar,
macam maupun biaya bangunan yang direncanakan.
9
Project Akhir-MBA ITB
Tahapan ini disusun sebagai tuntunan atau petunjuk dalam melaksanakan
perencanaan, akan tetapi tuntunan ini tidak diartikan secara kaku karena dalam
pelaksanaannya dituntut fleksibilitas terutama dengan banyak digunakannya metode
Fast track dalam pelaksanaan pembangunan. Namun fleksibilitas ini juga tidak
berarti bahwa tahapan pekerjaan ini dilewati, tetapi harus diartikan bahwa tahapan ini
bisa saling tumpang tindih (Overlapping) satu dengan yang lainnya.
1.8.1. Tahapan Inception
Maksud utama dari tahap ini adalah untuk membuat suatu garis besar persyaratan
atau keinginan klien atau untuk menetukan apa saja yang dimilikinya apakah cukup
atau tidak klien juga harus mempertimbangkan mana yang lebih menguntungkan
apakah harus membangun gedung dan proyek baru, membeli yang sudah jadi untuk
dikelola, atau cukup dengan menyewa lokasi saja. Jika semua sumberdaya sudah
tercapai dan telah dipertimbangkan pilihan mana yang akan diambil, maka barulah
keputusan untuk berkembang diambil dan klien menunjuk seorang arsitek untuk
membuat perencanaan.
Briefing yaitu mempertimbangkan garis besar usulan proyek dimana Arsitek meminta
semua rincian persyaratan klien atas proyek yang akan dilaksanakan dalam surat
perjanjian yang mencakup waktu dan dana, anggota tim perencana yang terlibat dan
lain-lain. Garis besar ini akan berkembang sesuai perkembangan perencanaan
sehingga harus diperhatikan juga agar perkembangan tersebut tidak melenceng dari
persyaratan klien yang sesungguhnya.
1.8.2. Feasibility
Mempelajari semua masalah teknis, fungsi dan keuangan yang berhubungan dengan
proyek dan memberi masukan klien apakah proyek layak atau tidak. Bila klien
memutuskan layak diteruskan maka dibuat jadwal pekerjaan perencanaan untuk
tindakan selanjutnya.
10
Project Akhir-MBA ITB
1.8.3. Outline Proposal
Memeriksa beberapa alternative usulan atas pendekatan umum perencanaan dan
pelaksanaan proyek. Perencana struktur akan mempertimbangkan alternative usulan
yang menyangkut jenis struktur, pondasi, jalan dan lain-lain. Perencana MEP
memeriksa elemen-elemennya dengan memperhitungkan juga aspek
pemeliharaannya. Arsitek akan mempersiapkan konsep desain interior dan furniture.
QS bekerjasama dengan tim perencana lainnya akan membuat suatu perencanaan
awal biaya.
1.8.4. Scheme Design
Memeriksa aspek-aspek perencanaan secara lebih luas seperti metoda pelaksanaan,
garis besar spesifikasi, masalah dana dan keuangan secara lebih luas lagi. QS akan
menyiapkan sebuah perencanaan biaya secara menyeluruh yang dapat menunjukkan
kapan dan dimana dana klien akan digunakan.
1.8.5. Detail Design
Keputusan akhir untuk mengembangkan desain secara lebih mendalam pada semua
bagian perencanaan. Para tim perencana harus berkonsolidasi untuk membentuk
konsekuensi bentuk akhirnya. Setelah perencanaan siap dan diperiksa oleh QS dan
ternyata biaya pembangunan masih didalam batas anggaran maka Arsitek akan
mengirimkan ke instansi yang berwenang untuk dimintakan persetujuannya.
Perubahan-perubahan setelah tahap ini akan mengakibatkan gagalnya perencanaan
dan akan mengakibatkan naiknya biaya.
1.8.6. Production Information
Mengembangkan desain ke dalam bentuk informasi yang terperinci untuk
kepentingan kelanjutan proyek, seperti menyangkut pembuatan gambar, spesifikasi,
jadwal-jadwal dan bagian-bagian proyek.
11
Project Akhir-MBA ITB
1. Gambar dikembangkan dan dibuat dalam skala yang lebih besar sehingga
dapat digunakan pada pelaksanaan.
2. Spesifikasi adalah pernyataan tertulis dari perencana yang menyangkut
kwalitas dan pengerjaan yang diinginkan atas pekerjaan yang akan
dilaksanakan.
3. Jadwal-jadwal adalah suatu metode untuk membuat suatu daftar dari data-
data yang menyangkut perencanaan dan disajikan dalam bentuk tabel
seperti daftar besi, pintu dan kusen, saniter dan-lain-lain.
4. Bagian kontrak yaitu suatu pengaturan yang menyangkut aturan main dari
pelaksanaan proyek. Dimana pada dokumennya mengikutkan sebagai
berikut:
• Nama dan alamat dari masing-masing pihak dan perwakilan yang
ditunjuk
• Keterangan umum mengenai lapangan atau lokasi
• Penjelasan umum pekerjaan
• Jumlah kontrak yang akan digunakan
• Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh sub kontraktor dan pemasok
yang ditunjuk
1.8.7. Bill of Quantities
Menyiapkan detail pekerjaan kedalam suatu daftar pokok item pekerjaan untuk
diketahui jumlah dan harganya. Hal-hal yang termasuk dalam tahap ini adalah
perhitungan kuantitas, persiapan BQ dan persiapan dokumen tender.
1.8.8. Feed Back
Tujuan utama tahap ini adalah mengulas dan membahas proses-proses perencanaan
dan perencanaan itu sendiri untuk dijadikan acuan perencanaan di masa mendatang.
Hal ini menyangkut analisis dari catatan pekerjaan, pelaksanaan pemeriksaan
12
Project Akhir-MBA ITB
bangunan atau konstruksi yang telah selesai dan mempelajari fungsi dari bangunan
dan konstruksi tersebut.
1. QS akan membuat analisis keuangan dari proyek tersebut untuk digunakan
pada pembuatan perencanaan biaya dimasa datang.
2. Perencana struktur akan mengulas keefektifan dari pekerjaan dan desain
mereka.
3. Arsitek akan membahas apakah tim perencana telah berhasil dalam
mewujudkan keinginan klien.
Feed back harus dilihat sebagai suatu proses yang berkesinambungan yang
digambarkan siklusnya. Informasi yang diperoleh dari tahap Feed back ini akan
sangat membantu dalam perencanaan di kemudian hari. Informasi-informasi utama
Feed back harus diambil dari setiap tahapan perencanaan seperti terlihat pada gambar
1.5
Briefing
Feed Back Sketch Plan
Working Drawing
Site Operation
Building in use
Gambar 1.5. Pengambilan Informasi untuk Feed Back
13
Project Akhir-MBA ITB
14