bab i1.docx

15
 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Lat ar Belakan g Rinos inusi tis didef inisi kan sebagai inflamasi mukosa sinus paranasal yang umumnya dis ert ai atau dipicu oleh ri nit is. Peny ebab utamanya ada lah sales ma (common cold) yang merupakan infeksi virus, yang selanjutnya dapat diikuti oleh infeksi bakteri.  Adanya kedekatan letak anatomi dari rongga hidung dan sinus serta struktur epitel yang serupa menyebabkan keduanya sering terjadi bersamaan.Sinus etmoid dan maksila mer upakan sin us yang ser ing ter kena . ,!  Rinosinusitis dapat terja di secara akut atau kronik. "enurut  European Position Paper on Rhinosinusitis and Nasa l Polyps (#P$S) !%! dikatakan akut secara durasi penyakit bila terjadi  perbaikan sempurna d ari gejala kurang dari dua belas minggu. &ikatakan kronis jika tidak terdapat perbaikan sempurna dari gejala lebih atau sama dengan dua belas minggu. 'er dapat pula eksaserbasi akut pada rinosinusitis kronik. Rinos inusi tis akut menuru t #P$S !%! dikla sifikasikan menja di  Acute viral rhin osinu siti s/ common cold , acute post viral rhinosin usit is, dan acute bacter ial rhinosinusitis.  Pembagian ini ter kai t deng an tat ala ksa na yang kit a ber ika n pada  pasien. erdasarkan ge jala yan g terjadi rinositis akut lebih menunjukkan gejala khas dibandi ngka n rin osi tis kronis . Sel ain gej ala sepert i hidung ter sumbat , rin orea, hiposmia* anosmia, post nasal drip, adanya keluhan nyeri atau rasa tertekan sinus merupa kan ciri khas rinosinusit is akut. +amun perlu diperh atikan pada anak gejala rinosinusitis akut berbeda dengan deasa. ,

Upload: shachirina

Post on 13-Jan-2016

220 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I1.docx

7/18/2019 BAB I1.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i1docx-56961f0b95bf7 1/15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rinosinusitis didefinisikan sebagai inflamasi mukosa sinus paranasal yang

umumnya disertai atau dipicu oleh rinitis. Penyebab utamanya adalah salesma

(common cold) yang merupakan infeksi virus, yang selanjutnya dapat diikuti oleh

infeksi bakteri.  Adanya kedekatan letak anatomi dari rongga hidung dan sinus serta

struktur epitel yang serupa menyebabkan keduanya sering terjadi bersamaan.Sinus

etmoid dan maksila merupakan sinus yang sering terkena. ,!  Rinosinusitis dapat

terjadi secara akut atau kronik. "enurut European Position Paper on Rhinosinusitis

and Nasal Polyps (#P$S) !%! dikatakan akut secara durasi penyakit bila terjadi

 perbaikan sempurna dari gejala kurang dari dua belas minggu. &ikatakan kronis jika

tidak terdapat perbaikan sempurna dari gejala lebih atau sama dengan dua belas

minggu. 'erdapat pula eksaserbasi akut pada rinosinusitis kronik.

Rinosinusitis akut menurut #P$S !%! diklasifikasikan menjadi  Acute viral 

rhinosinusitis/ common cold , acute post viral rhinosinusitis, dan acute bacterial 

rhinosinusitis.  Pembagian ini terkait dengan tatalaksana yang kita berikan pada

 pasien. erdasarkan gejala yang terjadi rinositis akut lebih menunjukkan gejala khas

dibandingkan rinositis kronis. Selain gejala seperti hidung tersumbat, rinorea,

hiposmia* anosmia, post nasal drip, adanya keluhan nyeri atau rasa tertekan sinus

merupakan ciri khas rinosinusitis akut. +amun perlu diperhatikan pada anak gejala

rinosinusitis akut berbeda dengan deasa. ,

Page 2: BAB I1.docx

7/18/2019 BAB I1.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i1docx-56961f0b95bf7 2/15

Angka kejadian rinosinusitis akut dapat terbilang tinggi, yakni mengenai -/

0 populasi di dunia. Sekitar %,/0 dari semua infeksi saluran pernapasan atas yang

rumit disebabkan oleh sinusitis. Angka kejadian sinusitis akut berkisar dari / sampai

1% episode per %%% pasien per tahun. &iperkirakan baha orang deasa menderita

episode ARS Acute viral rhinosinusitis ! sampai / per tahun dan anakanak sekolah

2 sampai % kali pertahun. &iperkirakan pula %,/!0 infeksi saluran pernapasan atas

oleh virus berkomplikasi pada infeksi bakteri.1,

Rinosinusitis akut yang tidak ditatalaksana dengan baik dapat menyebabkan

koplikasi. 3omplikasi dapat berupa komplikasi intraorbital (-%2/0), intrakranial

(/!%0), dan komplikasi pada tulang (/%0). 3omplikasi tersebut dapat terbilang

 jarang pada rinosinusitis akut namun dapat menimbulkan klinis yang serius pada

 pasien. &engan demikianpenting bagi kita untuk mengetahui mengenai rinosinusitis

akut sehingga dapat menatalaksana dengan baik dan komplikasi dapat dicegah.

1.2 Batasan Masalah

Referat ini membahas mengenai rhinosinusitis akut yang mencakup anatomi

sinus paranasal , definisi, epidemiologi, etiologi dan faktor risiko, klasifikasi,

 patogenesis, manifestasi klinis, diagnosis, terapi , serta komplikasi dari rinosinusitis

akut.

Page 3: BAB I1.docx

7/18/2019 BAB I1.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i1docx-56961f0b95bf7 3/15

1.3 Tujuan Penulisan

'ujuan penulisan referat ini adalah untuk memahami mengenai anatomi sinus

 paranasal , definisi, epidemiologi, etiologi dan faktor risiko, klasifikasi, patogenesis,

manifestasi klinis, diagnosis, terapi , serta komplikasi dari rinosinusitis akut.

1.4 Met!e Penulisan

Referat ini disusun berdasarkan studi kepustakaan dengan merujuk ke

 berbagai literatur.

Page 4: BAB I1.docx

7/18/2019 BAB I1.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i1docx-56961f0b95bf7 4/15

BAB II

TIN"AUAN PU#TA$A

2.1 Anat%i !an &isilgi #inus Paranasal

Sinus paranasal adalah ronggarongga yang terdapat di dalam os ma4illa, os

frontale, os sphenoidale, dan os ethmoidale. Sinussinus in dilapisi oleh

mukoperiosteum dan berisi udara, berhubungan dengan kavum nasi melalui apertura

yang relatif kecil. Sinus paranasal berasal dari invaginasi mukosa rongga hidung dan

 berkembang mulai dari fetus usia 1 bulan, kecuali sinus sphenoid dan sinus

frontalis. Sinus etmoid dan sinus maksila telah ada sejak bayi lahir. Sinus frontalis

 berasal dari sinus ethmoid anterior saat anak usia kurang lebih 5 tahun. Pneumatisasi

sinus sphenoid saat usia 5% tahun berasal dari bagian posterosuperior rongga

hidung. Sinussinus ini umumya mencapai besar maksimal saat usia /5 tahun.,/

&i setiap sisi ada empat sinus paranasal udara dalam empat tulang tengkorak6

frontal, rahang, ethmoid dan sphenoid. "ereka dibagi menjadi dua kelompok6-

. Anterior 6 sinus yang terbuka ke arah anterior basal lamella dari konka di

meatus tengah, membentuk kelompok anterior sinus paranasal. 'erdiri dari

sinus maksila, frontal dan anterior sinus ethmoid.

Page 5: BAB I1.docx

7/18/2019 BAB I1.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i1docx-56961f0b95bf7 5/15

!. Posterior 6 sinus yang terbuka kearah posterior dan superior pada basal lamella

dari konka media. 'erdiri dari sinus ethmoid dan sinus sphenoid. Posterior 

sinus etmoidalis terbuka di meatus superior dan sinus sphenoid terbuka reses

sphenoethmoidal.

Page 6: BAB I1.docx

7/18/2019 BAB I1.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i1docx-56961f0b95bf7 6/15

7ambar !. 7ambaran umum sinus Paranasal

2.1.1 #inus Maksilaris

Sinus maksilaris adalah sinus paranasal yang terbesar. "erupakan suatu ruang

tunggal. Saat lahir sinus maksila bervolume -5 ml, sinus kemudian berkembang

dengan cepat dan akhirnya mencapai ukuran maksimal, yaitu / ml. Sinus maksila

 berbentuk pyramid,

&inding anterior 6 permukaan fasial os maksila yang disebut fosa kranina

&inding posterior 6 permukaan infratemporal maksila

Page 7: BAB I1.docx

7/18/2019 BAB I1.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i1docx-56961f0b95bf7 7/15

&inding medial 6 lateral rongga hidung,

&inding superior 6 dasar orbita

&inding inferior 6 prosesus alveolaris dan palantum

$stium sinus maksila berada di sebelah superior dinding medial sinus dan

 bermuara ke hiatus semilunaris melalui infundibulum. &asar sinus maksila sangat

 berdekatan dengan akar gigi rahang atas, yaitu premolar (P dan P!), molar (" dan

"!), kadangkadang juga gigi taring (8), dan gigi molar ("), bahkan akarakar gigi

tersebut dapat menonjol ke dalam sinus sehingga infeksi gigi geligi mudah naik ke

atas dan menyebabkan infeksi.,/

2.1.2 #inus &rntalis

Sinus frontal terletak di os frontal mulai terbentuk sejak bulan ke empat fetus

 berasal dari selsel resesus frontal atau dari selsel infundibulum etmoid. Sesudah

lahir, sinus frontal mulai berkembang pada usia 5% tahun dan mencapai ukuran

maksimal sebelum usia !% tahun. 9kuran sinus frontal ! 4 !,1 4 !,5 cm besekatsekat

dan tepi sinus berkelokkelok. Sinus frontalis bermuara pada meatus medius dan

rongga hidung melalui jalur yang kompleks.eberapa penulis mendeskripsikan

sebagai duktus nasofrontalis yang membentuk hubungan nasofrontal. +amun

sekarang istilah yang lebuh tepat adalah ressesus frontalis, yakni bagian

antyerosuperior dari sinus ethmoid anterior yang berhubungan dengan sinus frontalis.

atasan dari ressesus frontalis bagian lateral adalah lamina papyracea, medial dengan

meatus media, dan posterosuperior dengan selsel ager nasi. ,/

Page 8: BAB I1.docx

7/18/2019 BAB I1.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i1docx-56961f0b95bf7 8/15

2.1.3 #inus Et%i!alis

&ari semua sinus paranasal, sinus etmoid yang paling bervariasi dan akhir

akhir ini dianggap paling penting, karena dapat merupakan fikus infeksi bagi sinus

sinus yang lain. Pada orang deasa bentuk sinus etmoid seperti pyramid dengan

dasarnya di posterior. 9kuran dari anterior ke posterior 1/ cm, tinggi !,1 cm dan

lebar %,/ cm di bagian anterior dan ,/ cm di bagian posterior.

Sinus etmoid beronggarongga seperti sel sarang taon, yang terdapat di

dalam bagian os lateral os etmoid, yang terletak diantara konka media dan dinding

medial orbita. erdasarkan letak dibagi menjadi sinus etmoid anterior yang bermuara

di meatus medius dan sinus etmoid posterior bermuara ke meatus superior. &i bagian

terdepan sinus etmoid anterior ada bagian yang sempit disebut resesus frontal yang

 berhubungan dengan sinus frontal. &i daerah etmoid anterior terdapat suatu

 penyempitan yang disebut infundibulum, tempat bermuara sinus maksila. Atap sinus

etmoid disebut fovea etmoidalis berbatasan dengan lamina kribrosa. &inding lateral

sinus adalah lamina papirasea yang sangat tipis dan membatasi sinus etmoid dari

rongga orbita. &i belakang sinus etmoid posterior berbatasan dengan sinus sfenoid.,/

Page 9: BAB I1.docx

7/18/2019 BAB I1.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i1docx-56961f0b95bf7 9/15

7ambar !.! :lustrasi Potongan 8oronal Sinus #thmoid

Page 10: BAB I1.docx

7/18/2019 BAB I1.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i1docx-56961f0b95bf7 10/15

7ambar !. &inding lateral rongga hidung. Middle turbinate di reseksi untuk 

memperlihatkan struktur penting 6 Prosesus ucinatus (up), bula ethmoid (eb), hiatus

semilunaris (;)

2.1.4 #inus #'eni!

Sinus sfenoid terletak dalam os sfenoid di belakang sinus etmoid posterior.

Sinus dibagi dua oleh sekat yang disebut septum intersfenoid. 9kurannya adalah !,

4 ,2 4 ! cm. <olumenya bervariasi dari /2,/ ml. Saat sinus berkemabang, pembuluh

darah dan nervus di bagian lateral os sfenoid akan menjadi sangat berdekatan dengan

rongga sinus dan tampak sebagai indentasi pada dinding sinus sfenoid. atas

 batasnya adalah sebagai berikut,

Superior 6 fossa serebri media dan kelenjar hipofisis

Page 11: BAB I1.docx

7/18/2019 BAB I1.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i1docx-56961f0b95bf7 11/15

:nferior 6 atap nasofaring

=ateral 6 sinus kavernosa dan arteri karotis interna

Posterior 6 fosa serebri posterior daerah pons.

2.1.( $%)leks *ste Meatal

3ompleks osteomeatal bukan merupakan suatu strukstur anatomi

tersendiri, namun merupakan keseluruhan struktur menuju meatus media6 prosesus

usinatus, infundibulum ethmoid, selsel etmoid anterior, dan ostium dari anterior 

ethmoid, maksila,dan sinus frontalis. Peradangan kronis dan edema dari 3$"

menyebabkan obstruksi anatomis dan fungsional, yang menyebabkan peradangan

kronis dari sinus.,/

Page 12: BAB I1.docx

7/18/2019 BAB I1.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i1docx-56961f0b95bf7 12/15

7ambar . 3ompleks osteomeatal yang diilustrasikan dengan bayangan hitam.

"eliputi ostium sinus maksila, sel etmoid anterior dan ostiumnya, infundibulum

ethmoid, hiatus semilunaris, dan meatus media

2.1. + &ungsi #inus Paranasal

Sinus paranasal memiliki berbagai fungsi, yaitu6

. "eringankan berat kepala,

Sinus membantu keseimbangan kepala karena mengurangi berat tulang muka.

Akan tetapi bila udara dalam sinus digantikan dengan tulang, hanya akan

memberikan pertambahan berat 0 dari berat kepala.

!. Pelembab dan pemanasan menghirup udara

Sinus berfungsi sebagai penahan panas, melindungi orbita dan fossa serebri

dari suhu rongga hidung yang berubahubah.

. "eningkatkan resonansi suara

Sinus berfungsi sebagai rongga resonansi suara dan mempengaruhi kualitas

suara.

1. "embantu produksi mukus

"ukus yang dihasilkan oleh sinus paranasal membersihkan partikel yang turut

masuk dengan udara inspirasi karena mukus dari meatus medius.

Page 13: BAB I1.docx

7/18/2019 BAB I1.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i1docx-56961f0b95bf7 13/15

2.2 De'inisi ,insinusitis Akut

Rhinosinusitis didefinisikan sebagai peradangan pada selaput lendir hidung

dan sinus paranasal. 9mumnya disertai atau dipicu oleh rinitis sehingga sering

disebut rhinosinusitis. Penyebab utamanya ialah selesma (common cold ) yang

merupakan infeksi virus, yang selanjutnya dapat diikuti oleh infeksi bakteri.

Sinusitis dikarakteristikkan sebagai suatu peradangan pada sinus paranasal. Sinusitis

diberi nama sesuai dengan sinus yang terkena. ila mengenai beberapa asinus disebut

multisinusitis. ila mengenai semua sinus paranasalis disebut pansinusitis.

"enurut #P$S !%! rinosinusitis akut pada deasa diartikan sebagai onset

mendadak dari dua atau lebih gejala, yang harus ada salah satu dari sumbatan hidung

atau nasal discharge (anterior atau posterior nasal drip 6

> nyeri pada ajah* rasa tertekan pada ajah

> penurunan*hilangnya rasa penciuman

&engan interval bebas gejala bila terjadi rekurensi, validasi dengan via telepon atau

intervie.

2.3 E)i!e%ilgi ,insinusitis Akut

Prevalensi Rinosinusitis tergolong tinggi, yakni -/ 0 populasi di dunia.

:nsiden rinosinusitis akut sendiri juga sangat tinggi. &iperkirakan deasa menderita

!/ episode akut rinosinusitis akibat virus per tahun dan anak sekolah berjumlah 2

% kali pertahun. erdasarkan data epidemiologi infeksi virus di saluran pernafasan

Page 14: BAB I1.docx

7/18/2019 BAB I1.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i1docx-56961f0b95bf7 14/15

atas %,/!0 berkomplikasi pada infeksi bakteri. erdasarkan penelitian 8herry tahun

!%%/ di Amerika Serikat didapatkan baha infeksi saluran pernafasan atas yang

didalamnya termasuk Rinosinusitis Akut menduduki peringkat ke untuk konsultasi

 penyakit di pusat pelayanan primer. &i :ndonesia sendiri berdasarkan profil kesehatan

dasar :ndonesia tahun !% period prevalensi :nfeksi Saluran Pernafasan Atas pada

 balita berjumlah !/0.,2

Page 15: BAB I1.docx

7/18/2019 BAB I1.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i1docx-56961f0b95bf7 15/15

DA&TA, PU#TA$A

. "angunkusumo #, Soetjipto &. Sinusitis. uku ajar ilmu kesehatan telinga,

hidung, tenggorok, kepala dan leher. #disi ketujuh. ?akarta 6 @akultas

3edokteran 9niversitas :ndonesia !%!.

!. &estrosiers ", et al. 8anadian 8linical Practice 7uidelines for Acute

and 8hronic Rhinosinusitis. &esrosierset al. Allergy, Asthma B 8linical

:mmunology. !%2!

. @okken C?. #t al. #uropean Position Paper on Rhinosinusitis and nasal

Polyps. Rhinology $fficial ?ournal of the #uropean and :nternational

Societies. !%!6 !!1.

1. Aring A". Acute Rhinosinusitis in adult. American @amily Physician. !%6

%/5%-!

/. 3ennedy &C, olger #C, Dinreich S?. &isease of Sinuses &iagnosis and

"anagement. =ondon6 8 &ecker. !%!.

-. ansal ", &iseases of #ar, nose and 'hroat.. ?aypee rothers "edical Publishers (P)

=td. !%6 22.