bab ii - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/3097/5/bab 2.pdfsebelumnya.63 bahan ajar tidak...

39
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 35 BAB II LANDASAN TEORI A. Bahan Ajar 1. Pengertian Bahan Ajar Bahan ajar adalah seperangkat sarana atau alat pembelajaran yang berisikan materi pembelajaran, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang didesain secara otomatis dan menarik dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu mencapai kompetensi atau sub kompetensi dengan segala kompleksitasnya. 61 Pengertian ini menggambarkan bahwa suatu bahan ajar hendaknya dirancang dan ditulis dengan kaidah instruksional karena akan digunakan oleh guru untuk membantu dan menunjang proses pembelajaran. 62 Dampak positif dari bahan ajar adalah guru akan mempunyai lebih banyak waktu membimbing siswa dalam proses pembelajaran, membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan baru dari segala sumber atau referensi yang digunakan dalam bahan ajar, dan peranan guru sebagai satu-satunya sumber pengetahuan menjadi berkurang. Dalam hal ini kemampuan guru dalam merancang ataupun menyusun bahan ajar menjadi hal yang sangat berperan dalam menentukan keberhasilan proses belajar dan pembelajaran melalui sebuah bahan ajar, bahan ajar dapat 61 . Ika lestari, Pengembangan Bahan Ajar…, 1. 62 . Guru merupakan komponen pengajaran yang memegang peranan penting dan utama, karena keberhasilan proses belajar mengajar sangat ditentukanoleh faktor guru. Tugas guru adalah menyampaikan materi pelajaran kepadasiswa melalui interaksi komunikasi dalam proses belajar mengajar yang dilakukan. Keberhasilan guru dalam menyampaikan materi sangat tergantung pada kelancaran interaksi komunikasi antara guru dengan siswanya. Ketidaklancaran komunikasi membawa akibat terhadap pesan yang diberikan guru. Asnawir dan Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran (Jakarta : Ciputat Pers, 2002), 1

Upload: phambao

Post on 11-Aug-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

35

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Bahan Ajar

1. Pengertian Bahan Ajar

Bahan ajar adalah seperangkat sarana atau alat pembelajaran yang

berisikan materi pembelajaran, metode, batasan-batasan, dan cara

mengevaluasi yang didesain secara otomatis dan menarik dalam rangka

mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu mencapai kompetensi atau sub

kompetensi dengan segala kompleksitasnya.61 Pengertian ini menggambarkan

bahwa suatu bahan ajar hendaknya dirancang dan ditulis dengan kaidah

instruksional karena akan digunakan oleh guru untuk membantu dan

menunjang proses pembelajaran.62

Dampak positif dari bahan ajar adalah guru akan mempunyai lebih

banyak waktu membimbing siswa dalam proses pembelajaran, membantu

siswa untuk memperoleh pengetahuan baru dari segala sumber atau referensi

yang digunakan dalam bahan ajar, dan peranan guru sebagai satu-satunya

sumber pengetahuan menjadi berkurang.

Dalam hal ini kemampuan guru dalam merancang ataupun menyusun

bahan ajar menjadi hal yang sangat berperan dalam menentukan keberhasilan

proses belajar dan pembelajaran melalui sebuah bahan ajar, bahan ajar dapat

61. Ika lestari, Pengembangan Bahan Ajar…, 1.62. Guru merupakan komponen pengajaran yang memegang peranan penting dan utama, karena keberhasilan

proses belajar mengajar sangat ditentukanoleh faktor guru. Tugas guru adalah menyampaikan materipelajaran kepadasiswa melalui interaksi komunikasi dalam proses belajar mengajar yang dilakukan.Keberhasilanguru dalam menyampaikan materi sangat tergantung pada kelancaran interaksi komunikasi antara gurudengan siswanya. Ketidaklancaran komunikasi membawa akibat terhadap pesan yang diberikan guru.Asnawir dan Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran (Jakarta : Ciputat Pers, 2002), 1

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

36

juga diartikan sebagai segala bentuk bahan yang disusun secara sistematis yang

memungkinkan siswa dapat belajar dengan dirancang sesuai kurikulum yang

berlaku. Dengan adanya bahan ajar, guru akan lebih runtut dalam mengajrkan

materi kepada siswa dan tercapai semua kompetensi yang telah ditentukan

sebelumnya.63 Bahan ajar tidak saja memuat materi tentang pengetahuan tetapi

berisi juga tentang keterampilan dan sikap yang perlu dipelajari siswa untuk

mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan pemerintah.

Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru

atau instruktur untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran.

Sebuah bahan ajar paling tidak mencangkup antara lain :

a. Petunjuk belajar (petunjuk siswa atau guru).

b. Kompetensi yang akan dicapai.

c. Informasi pendukung.

d. Latihan-latihan.

e. Petunjuk kerja, dapat berupa Lembar Kerja (LK)64.

f. Evaluasi.65

2. Jenis-Jenis Bahan Ajar

Jenis bahan ajar terdiri dari beberapa kelompok, di antaranya :

a. Kelompok Satu

1). Bahan ajar berbasis media grafis

63. Ibid., 1.64. Lembar kerja yang berisi informasi, perintah/ instruksi dari guru kepada siswa untuk

mengerjakan suatu kegiatan belajar dalam bentuk kerja, praktek atau dalam bentuk penerapan hasilbelajar untuk mencapai suatu tujuan. Bulu, Batjo, Menulis dan Menerapkan LKS (Ujung Pandang: Depdikbud Sulsel, 1993).

65. Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya Offset,2009), 173.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

37

Media grafis adalah media visual yang menyajikan fakta, ide atau

gagasan, penyajian kata-kata, kalimat, angka-angka, dan symbol atau

gambar. Yang termasuk media grafis antara lain grafik, diagram,

bagan, sketsa, poster, papan flannel, bulletin board.66

Kelebihan media grafis

a) Dapat mempermudah dan mempercepat pemahaman siswa

terhadap pesan yang disajikan.

b) Dapat dilengkapi dengan warna-warna sehingga lebih menarik

perhatian siswa

c) Pembuatannya mudah dan harganya murah

Kelemahan media grafis

a) Membutuhkan ketrampilan khusus dalam pembuatannya,

terutama untuk grafis yang lebih kompleks.

b) Penyajian pesan hanya berupa unsur visual

2). Bahan ajar berbasis bahan cetak (printed)

Bahan cetak dapat ditampilkan dalam berbagai bentuk. Yang

termasuk dalam bahan ajar ini67, yaitu:

a) Handout, adalah bahan tertulis yang dipersiapkan oleh seorang

guru untuk memperkaya pengetahuan peserta didik. Contoh:

dengan cara mendownload dari internet, atau menyadur dari

sebuah buku.

66. Rudi susilana dan Cepi riyana, Media Pembelajaran, hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan,dan Penilaian, (Bandung:CV. Wacana Prima, 2008), 13.67.Arief Sukadi Sadiman dkk, Beberapa Aspek Pengembangan Sumber Belajar, (Jakarta:

Mediyatama Sarana Perkasa, 1988), 186

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

38

b) Buku68, adalah bahan tertulis yang menyajikan ilmu

pengetahuan.

c) Modul, adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar

peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan

bimbingan guru, sehingga modul berisi paling tidak tentang

segala komponen dasar bahan ajar yang telah disebukan

sebelumnya.

d) Lembar kegiatan siswa69, adalah lembaran-lembaran berisi tugas

yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kegiatan

biasanyaberupa petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan

suatu tugas.

e) Brosur, adalah bahan informasi tertulis mengenai suatu masalah

yang disusun secara bersistem atau cetakan yang hanya terdiri

atas beberapa halaman dan dilipat tanpa dijilid atau selebaran

cetakan yang berisi keterangan singkat tetapi lengkap tentang

perusahaan atau organisasi.

68. Buku diartikan sebagai “beberapa helai kertas yang terjilid berisi tulisan untuk dibaca atauhalaman-halaman kosong untuk ditulisi”. A Rahmat Rosyadi, Menjadi Penulis Profesional ItuMudah : Proses Kreatif Menulis dan Menerbitkan Buku Sekolah dan Perguruan Tinggi, (Bogor :Ghalia Indonesia, 2008), 93. Lihat juga KBBI, 1984 : 161. Pengertian buku yang dimaksudkanbukan buku cetakan, melainkan buku bacaan yang diterbitkan oleh penerbit. Buku yang diterbitkanitu terdaftar secara resmi di Perpustakaan Nasional dengan memiliki nomor seri yang disebutInternational Series Book Number (ISBN). Buku yang ditulis tidak cukup sekeda terbit, kemudiandiedarkan, lalu dijual. Yang terpenting dari kehadiran buku di tengah pembacanya adalah buku ituharus bergizi, tidak kering. Buku yang bergizi harus mampu menggerakkan pikiran pembacanya.Hernowo, Mengikat Makna, (Bandung : Kaifa, 2001), 88 “Buku adalah jendela dunia”: R MasriSareb Putra dan Yennie Hardiwidjaya, How to Write and Market a Novel : Panduan Bagi Novelis,Pendidik, dan Industri Penerbitan, (Bandung : Kolbu, 2007), 82.

69. Menurut buku Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar yang disusun Diknas tahun 2004,Lembar Kegiatan Siswa atau student work sheet adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harusdikerjakan oleh peserta didik. Diknas, Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar (Jakarta :Ditjen Dikdasmenum, 2004).

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

39

f) Leaflet, adalah bahan cetak tertulis berupa lembaran yang dilipat

tapi tidak dimatikan atau dijahit.

g) Wallchart, adalah bahan cetak, biasanya berupa bagian siklus

atau proses atau grafik yang bermakna menunjukkan posisi

tertentu. Contoh: tentang siklus makhluk hidup binatang antara

ular, tikus dan lingkungannya.

h) Foto atau gambar, sebagai bahan ajar tentu diperlukan satu

rancangan yang baik agar setelah selesai melihatsebuah atau

serangkaian foto atau gambar siswa dapat melakukan sesuatu

yang pada akhirnya menguasai satu atau lebih kompetensi dasar.

i) Model atau maket70, adalah bentuk yang dapat dikenal

menyerupai persis benda sesungguhnya dalam ukuran skala

yang diperbesar atau dikecilkan.

3). Bahan ajar berbentuk gambar diam

Bahan ajar berbentuk gambar diam adalah bahan ajar visual yang

berupa gambar yang dihasilkan melalui proses fotografi. Jenis bahan

ajar ini adalah foto.

Kelebihan bahan ajar gambar diam

a) Dibanding dengan grafis, foto lebih nyata

b) Dapat menunjukkan perbandingan yang tepat dari obyek yang

sebenarnya.

70. Menurut Sudjana dan Rivai seperti yang di kutip Andi mengungkapkan bahwa model adalahtiruan tiga dimensi dari beberapa benda nyata yang terlalu besar, terlalu kecil, terlalu jauh, terlalumahal, terlalu jarang, atau terlalu ruwet untuk di bawa ke dalam kelas dan dipelajari peserta didikdalam wujud aslinya. Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif,(Yogjakarta, Diva Press, 2012), 228

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

40

c) Pembuatannya mudah dan harganya murah

d) Kelemahan media gambar diam

e) Biasanya ukurannya terbatas, sehingga kurang efektif untuk

pembelajaran kelompok besar.

f) Perbandingan yang kurang tepat dari suatu obyek, akan

menimbulkan kesalahan persepsi.

b. Kelompok kedua : Bahan Ajar Proyeksi Diam

Bahan ajar proyeksi diam adalah bahan ajar visual yang

diproyeksikan atau yang memproyeksikan pesan, di mana hasil

proyeksinya tidak bergerak atau memiliki sedikit unsur gerakan. Jenis

bahan ajar ini di antaranya :

1) OHP dan OHT

OHT (Overhead Transparency) adalah alat visual yang

diproyeksikan melalui alat proyeksi yang disebut OHP (Overhead

Projector). OHT terbuat dari bahan transparan yang biasanya

berukuran 8.5 x 11 inci.

Ada tiga jenis bahan yang dapat digunakan sebagai bahan OHT,

yaitu :

a) Write on film (plastik transparansi), yaitu jenis transparansi

yang dapat ditulis atau digambari secara langsung dengan

menggunakan spidol.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

41

b) PPC Transparency Film (PPC = Plan Paper Copier), yaitu

jenis transparansi yang dapat diberi tulisan atau gambar dengan

menggunakan mesin Photocopy.

c) Infrared Transparency Film, yaitu jenis transparansi yang

dapat diberi tulisan ata gambar dengan menggunakan mesin

thermofax.

OHP (Overhead projector) adalah alat yang digunakan untuk

memproyeksikan program-program transparansi pada sebuah layar.

Biasanya alat ini digunakan untuk menggantikan papan tulis.

Ada 2 jenis model OHP :

a) OHP classroom, yaitu OHP yang dirancang dan dibuat secara

permanen untuk disimpan di suatu kelas atau ruangan.

Biasanya memiliki bobot yang lebih berat dibandingkan

dengan OHP jenis portable.

b) OHP Portable, yaitu OHP yang dirancang agar mudah dibawa

kemana-mana sehingga ukuran dan bobot beratnya lebih

ringkas.

2) Opaque Projector

Opaque Projector atau projector yang tidak tembus

pandang adalah media yang digunakan untuk memproyeksikan

bahan dan benda-benda yang tidak tembus pandang, seperti buku,

foto dan model-model baik yang dua dimensi ataupun yang tiga

dimensi. Berbeda dengan OHP, Opaque Projector ini tak

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

42

memerlukan transparansi, tetapi memerlukan penggelapan ruangan.

Opaque Projector ini biasanya dapat pula digunakan untuk

memproyeksikan film bingkai atau slide akan tetapi tidak

dilengkapi dengan tape recorder.

Kelebihan dan kelemahan Opaque Projector ini hampir

mirip dengan kelemahan dan kelebihan OHP dan media slide.

Dikarenakan Opaque Projector dengan segala karakteristiknya

dapat berfungsi sebagai OHP dan slide projector.

3) Slide

Slide atau film bingkai media visual yang diproyeksikan

melalui alat yang disebut dengan projector slide. Slide atau film

bingkai terbuat dari film positif yang kemudian diberi bingkai yang

terbuat dari karton atau plastik. Film positif yang bisa digunakan

untuk film slide adalah film positif yang ukurannya 35 mm dengan

ukuran bingkai 2x2 inchi. Sebuah program slide biasanya terdiri

atas beberapa bingkai yang banyaknya tergantung pada

bahan/materi yang akan disampaikan.

Kelebihan Slide :

a) Membantu menimbukan pengertian dan ingatan yang kuat

pada pesan yang disampaikan dan dapat dipadukan dengan

unsur suara.

b) Merangsang minat dan perhatian siswa dengan warna dan

gambar yang kongkrit.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

43

c) Program slide mudah direvisi sesuai dengan kebutuhan,

karnanya film terpisah-pisah.

d) Penyimpanannya mudah karena ukurannya kecil.

Kelemahan Slide :

a) Memerlukan penggelapan ruangan untuk memproyeksikannya

b) Pembuatannya memerlukan waktu yang cukup lama, jika

program yang dibuatnya cukup panjang.

c) Memerlukan biaya yang boleh dikatakan besar.

d) Hanya dapat menyajikan gambar yang diam (geraknya terbatan

walaupun dengan menggunakan lebih dari sebuah projector).

4) Filmstrip

Filmstrip atau film rangkai atau film gelang adalah bentuk

visual proyeksi diam, y ang pada dasarnya hampir sama dengan

slide. Hanya saja filmstrip ini terdiri atas beberapa film yang

merupakan satu kesatuan (merupakan gelang, di mana antara ujung

yang satu dengan ujung yang lainnya bersatu). Jumlah frame atau

gambar dari suatu filmstrip yang berjumlah 50 buah dan ada pula

yang berjumlah 75 buah dengan panjang 100 sampai dengan 130

cm.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

44

Menurut Cuban yang di kutip oleh Lee dan Artur dalam

bukunya “The Use Intructional Technologi In School, lesson to be

learn”, dari hasil observasi Thomas Edison di katakan71:

“I believe that the motion picture is destined to revolutionize oureducation system and that in a few years it will supplant largely, ifnot entirely, the use of textbooks.… The education of the future, as I see it, will be conductedthrough the medium of the motion picture … where it should bepossible to obtain onehundred percent efficiency.”

Kedepannya proses pembelajaran, akan sangat

ketergantungan dan dipengaruhi oleh kehadiran gambar bergerak

ini.

c. Kelompok tiga : Bahan Ajar Audio

Bahan ajar audio adalah bahan ajar yang berupa sinyal audio

yang di rekam dalam suatu media rekam.72 Penyampaian pesan dari

bahan ajar audio hanya dapat diterima oleh indra pendengaran, pesan

atau informasi yang akan disampaikan, dituangkan ke dalam lambang-

lambang auditif yang berupa kata-kata, musik dan sound effect.73

1) Radio

Radio adalah media audio yang penyampaian pesannya

dilakukan melalui pancaran gelombang elektromagnetik dari suatu

pemancar. Pemberi pesan (penyiar) secara langsung dapat

mengkomunikasikan pesan atau informasi melalui suatu alat

71 Mal Lee dan Arthur Winzenried, The Use Intructional Technologi In School, lesson to belearn ( Victoria, Australia: Acer Press, 2009), 42

72 Andi Prastowo, Panduan Kratif Membuat Bahan Ajar Inovatif , (Jogjakarta: DIVA press, CetV, 2013) , 41

73 Ibid., 18.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

45

(microfon) yang kemudian diolah dan dipancarkan ke segenap

penjuru melalui gelombang elektromagnetik dan penerima pesan

(pendengar) dapat menerima pesan atau inforamasi tersebut dari

pesawat radio di rumah-rumah atau para siswa mendengarkannya

di kelas-kelas.74

William Levenson menulis di tahun 1945, seperti yang di

lansir Lee dan Arhur75:

“The time may come when a portable radio receiver will be as

common in the classroom as the blackboard. Radio instruction will

be integrated into school life as an accepted educational medium.”

Kelebihan radio

a) Memiliki variasi program yang banyak

b) Sifatnya mobile, karena mudah dipindah-pindah tempat dan

gelombangnya.

c) Baik untuk menggambarkan imajinasi siswa.

d) Dapat lebih memusatkan perhatian siswa terhadap kata,

kalimat atau musik, sehingga sangat cocok digunakan untuk

pelajaran bahasa.

e) Jangkauannya sangat luas, sehingga dapat didengar oleh massa

yang banyak.

f) Harganya relatif murah.

Kelemahan media radio

74 Ibid, 18.75 Mal Lee dan Arthur Winzenried…, 49

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

46

a) Sifat komunikasinya hanya satu arah (one way comunication)

b) Jika siarannya monoton akan lebih cepat membosankan siswa

untuk mendengarkannya.

c) Program siarannya selintas, sehingga tidak bisa diulang-ulang

dan disesuaikan dengan kemampuan belajar siswa secara

individual.76

2) Alat perekam Pita Magnetik

Alat perekam pita magnetik atau kaset tape rekorder

adalah bahan ajar yang menyajikan pesannya melalui proses

perekaman kaset audio. Tidak seperti radio yang menggunakan

gelombang elektromagnetik sebagai alat pemancarnya.

Kelebihan Alat Perekam Pita Magnetik

a) Pita rekaman dapat diputar berulang-ulang sesuai dengan

kebutuhan siswa.

b) Rekaman dapat dihapus dan digunakan kembali.

c) Mengembangkan daya imajinasi siswa.

d) Sangat efektif untuk pembelajaran bahasa.

e) Penggandaan programnya sangat mudah.

Kelemahan Alat Perekam Pita Magnetik

a) Daya jangkauannya terbatas.

b) Biaya penggandaan alatnya relatif lebih mahal dibanding radio.

d. Kelompok Empat : Bahan Ajar Audio Visual Diam

76 Ibid., 18.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

47

Bahan ajar audio visual diam adalah bahan ajar yang

penyampaian pesannya dapat diterima oleh indra pendengaran dan indra

penglihatan, akan tetapi gambar yang dihasilkannya adalah gambar

diam atau sedikit memiliki unsur gerak.

Jenis bahan ajar ini anatara lain sound slide (slide suara), film

strip bersuara dan halaman bersuara.

Kelebihan dan kelemahan bahan ajar ini tidak jauh berbeda

dengan proyeksi diam. Perbedaannya adalah adanya aspek suara pada

audio visual diam.

e. Kelompok Lima : Film / Motion Picture

Film disebut juga gambar hidup (motion pictures), yaitu

serangkaian gambar diam (still Pictures) yang meluncur secara cepat

dan diproyeksikan sehingga menimbulkan kesan hidup dan bergerak.

Film merupakan media yang menyajikan pesan audio visual dan gerak,

oleh karenanya, film memberikan kesan yang impressif bagi

pemirsanya.

Ada beberapa jenis film, di antaranya film bisu, film bersuara,

dan film gelang yang ujungnya saling bersambung dan proyeksinya tak

memerlukan penggelapan ruangan.

Kelebihan Film

1) Memberikan pesan yang dapat diterima secara lebih merata oleh

siswa

2) Sangat bagus untuk menerangkan sebuah proses.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

48

3) Mengatasi keterbatasan ruang dan waktu.

4) Lebih realistis, dapat diulang-ulang dan dihentikan sesuai dengan

kebutuhan.

5) Memberikan kesan yang mendalam, yang dapat mempengaruhi

sikap siswa.

Kelemahan Film

1) Harga produksinya cukup mahal.

2) Pembuatannya memerlukan banyak waktu dan tenaga.

3) Memerlukan operator khusus untuk mengoprasikannya

4) Memerlukan penggelapan ruangan.

f. Kelompok Enam : Televisi

Televisi adalah bahan ajar yang dapat menampilkan pesan

secara audiovisual dan gerak (sama dengan film). Jenis media televisi di

antaranya : televisi tebuka (open broadcast television), televisi siaran

terbatas/TVST (cole circuit television/CCTV) dan video-cassette

recorder (VCR).

1) Televisi Terbuka

Televisi terbuka adalah audio visual gerak yang

penyampaian pesannya melalui pancaran gelombang

eletromagnetik dari satu stasiun, kemudian pesan tadi diterima oleh

pemirsa melalui pesawat televisi.

Kelebihan Televisi Terbuka

a) Informasi/pesan disajikan lebih aktual.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

49

b) Jangkauan penyebarannya sangat luas.

c) Memberikan pesan yang dapat diterima secara lebih merata

oleh siswa.

d) Sangat bagus untuk menerangkan sebuah proses.

e) Mengatasi perbatasan ruang dan waktu.

f) Memberikan kesan yang mendalam, yang dapat mempengaruhi

sikap siswa.

Kelemahan Pada Media Televisi Terbuka

a. Programmnya tidak dapat diulang-ulang.

b. Sifat komunikasinya hanya satu arah.

c. Gambarnya relatif kecil.

d. Kadangkala terjadi distorsi gambar dan warna akibat

kerusakan atau gangguan magnetik.

2) Televisi Siaran Terbatas

TVST atau CCTV adalah audio visual gerak penyampaian

pesannya didistribusikan melalui kabel (bukan TV kabel). Dengan

perkataan lain, kamera televisi mengambil suatu objek di studio,

misalnya guru yang sedang mengajar, kemudian hasil pengambilan

tadi didistribusikan melalui kabel-kabel ke pesawat televisi yang

ada di ruangan-ruangan kelas.

Adapun kelebihannya dibandingkan dengan televisi

terbuka adalah komunikasi dapat dilakukan secara dua arah

(hubungan antara studio dan kelas dilakukan melalui interkom),

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

50

kebutuhan siswa dapat lebih diperhatikan dan terkontrol, sedangkan

kelemahannya adalah jangkauannya relatif terbatas.

a) Media Video Cassette Recorder (VCR)

Berbeda dengan media film, media VCR perekamannya

dilakukan dengan menggunakan kasat video, dan

penayangannya melalui pesawat televisi. Sedangkan media

film, perekaman gambarnya menggunakan film selluloid yang

positif dan gambarnya diproyeksikan melalui proyeksi ke

layar.

Secara umum kelebihan media VCR sama dengan

kelebihan yang dimiliki oleh media televisi terbuka. Selain itu,

media VCR ini memiliki kelebihan lainnya, yaitu

programmnya dapat diulang-ulang. Akan tetapi kelemahannya

adalah jangkauan terbatas.

g. Kelompok Tujuh : Bahan Ajar Multi Media

Pengertian bahan ajar multi media sering dikacaukan dengan

pengertian multi image. Multi media merupakan suatu sistem

penyampaian dengan menggunakan berbagai jenis bahan ajar yang

membentuk suatu unit atau paket. Contohnya suatu modul belajar yang

terdiri atas bahan cetak, bahan audio, dan bahan audiovisual.

Sedangkan multi image merupakan gabungan dari beberapa jenis

proyeksi visual yang digabungkan lagi dengan komponen audio yang

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

51

kuat, sehingga dapat diselenggarakan pertunjukan besar yang cocok

untuk penyajian di suatu auditorium yang luas.

Kelebihan bahan ajar multi media

1) Siswa memiliki pengalaman yang beragam dari segala media.

2) Dapat menghilangkan kebosanan siswa karena media yang

digunakan lebih bervariasi.

3) Sangat baik untuk kegiatan belajar mandiri.

Kelemahan Multi Media

1) Biayanya cukup mahal.

2) Memerlukan perencanaan yang matang dan tenaga yang

profesional.

3. Pemilihan dan penggunaan bahan ajar

Perbedaan karakteristik dari peserta didik dan juga faktor geografis

yang juga pada akhirnya bepengaruh pada sektor sosiologi peserta didik.

Pemilihan bahan ajar diharapkan mampu memnuhi kebutuhan peserta didik

sehingga dapat mempelajari suatu kompetensi secara runtut dan sistematis

sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua keompetensi secara utuh

dan terpadu. 77

Salah satu masalah penting yang sering dihadapi oleh guru dalam

kegiatan pembelajaran adalah memilih atau menentukan bahan ajar atau materi

pembelajaran yang tepat dalam rangka membantu siswa mencapai kompetensi.

77 Ika lestari…,3

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

52

Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa dalam kurikulum atau

silabus, materi bahan ajar hanya dituliskan secara garis besar dalam bentuk

materi pokok. Menjadi tugas guru untuk menjabarkan materi pokok tersebut

sehingga menjadi bahan ajar yang lengkap. Selain itu, bagaimana cara

memanfaatkan bahan ajar juga merupakan masalah. Pemanfaatan yang

dimaksud adalah bagaimana cara mengajarkannya ditinjau dari pihak guru dan

cara mempelajarinya ditinjau dari pihak siswa.

Bahan ajar atau materi pembelajaran secara garis besar terdiri dari

pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka

mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara terperinci, jenis-

jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip,

prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai. Bahan ajar merupakan salah satu

komponen sistem pembelajaran yang memegang peranan penting dalam

membantu siswa mencapai Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar atau

tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.

Dengan menerapkan bahan ajar yang telah dikembangkan tersebut,

diharapkan diperoleh alternatif bagi guru dalam menyampaikan suatu materi

pembelajaran sehingga proses belajar mengajar akan berjalan lebih optimal dan

bervariasi dan pada akhirnya hasil belajar maupun aktivitas peserta didik

diharapkan juga meningkat.

Sebuah bahan ajar yang baik harus mencakup :

a. Petunjuk belajar (petunjuk untuk guru dan siswa)

b. Kompetensi yang akan di capai

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

53

c. Informasi pendukung

d. Latihan-latihan

e. Petunjuk kerja, bisa berupa lembar kerja (LK), dan

f. Evaluasi 78

Selain itu penggunaan bahan ajar dapat berfungsi dari bahan ajar

sendiri bagi pendidik79 adalah:

a) Menghemat waktu pendidik dalam mengajar;

b) Mengubah peran pendidik dari seorang pengajar menjadi seorang

fasilitator;

c) Meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan interaktif;

d) Sebagai pedoman bagi pendidik yang akan mengarahkan semua

aktivitasnya dalam proses pembelajaran dan merupakan substansi

kompetensi yang semestinya diajarkan kepada peserta didik;

e) Sebagai alat evaluasi pencapaian atau penguasaan hasil belajar

4. Langkah-langkah pokok penyusunan bahan ajar

Langkah-langkah utama dalam penyusunan bahan ajar ini terdiri atas

tiga tahap penting yang meliputi analisis kebutuhan bahan ajar, menyusun peta

bahan ajar, dan membuat bahan ajar berdasarkan struktur masing-masing

bentuk bahan ajar. 80

a. Melakukan Analisis Kebutuhan Bahan Ajar

Analisis kebutuhan bahan ajar adalah suatu proses awal yang dilakukan

untuk menyusun bahan ajar. Diantaranya terdiri atas tiga tahapan, yaitu

78 Ika lestari,...379 http://cindyfitri.blogspot.com/2012/02/fungsi-bahan-ajar.html, diakses, 24 mei 201480 Andi Prastowo, Panduan kreatif.., 49.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

54

menganalisis kurikulum, menganalisis sumber belajar dan penentuan jenis

bahan ajar.81 Keseluruhan proses tersebut menjadi bagian integral dari suatu

proses pembuatan bahan ajar yang tidak bisa kita pisah-pisahkan. Adapun

tahapan-tahapan tersebut adalah :

1) Analisis Kurikulum

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengalisis

kurikulum. Langkah ini ditujukan untuk menentukan kompetensi–

kompetensi yang memerlukan bahan ajar. Dengan harapan akan mampu

membuat peserta didik mampu menguasai kompetensi yang telah

ditentukan tersebut. Sedangkan untuk menganalisis kurikulum ada

beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain adalah:

a) Standar Kompetensi (SK)82, yaitu kualifikasi kemampuan minimal

peserta didik yang menggambarka penguasaan sikap, pengetahuan dan

keterampilan yang diharapkan yang dicapai pada setiap tingkat dan

semester.

b) Kompetensi Dasar (KD),83 yaitu sejumlah kemampuan yang harus

dimiliki peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan

untuk menyusun indicator kompetensi.

81 Ibid, 49.82 . PP nomor. 32 tahun 2013 tentang standart nasional pendidikan perubahanan dari PP. Nomor

19 tahun 2005, pada bagian kedua struktur kurikulum, pasal 77B ayat 2 di jelaskan bahwa StandartKompetensi (liat PP. Nomor 19 tahun 2005) berubah menjadi Kompetensi Inti (KI) sebagaimanadimaksud pada ayat (1) merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai Standar KompetensiLulusan yang harus dimiliki seorang Peserta Didik pada setiap tingkat kelas atau program yangmenjadi landasan Pengembangan Kompetensi dasar.83 Pada ayat 3 pasal 77B PP nomor. 32 tahun 2013 tentang standart nasional pendidikan

perubahanan PP. Nomor 19 tahun 2005, pada bagian kedua struktur kurikulum, yang berbunyi :Kompetensi Dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan tingkat kemampuan dalamkonteks muatan Pembelajaran, pengalaman belajar, atau mata pelajaran yang mengacu pada

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

55

c) Indikator pencapaian hasil belajar, yakni rumusan kompetensi yang

spesifik, yang dapat dijadikan sebagai acuan kriteria penilaian dalam

menentukan kompeten tidaknya seseorang.84

d) Materi pokok, adalah sejumlah informasi utama, pengetahuan,

keterampilan atau nilai yang disusun sedemikian rupa oleh pendidik

atau guru agar peserta didik menguasai kompetensi yang telah

ditetapkan. Materi pokok ini menjadi salah satu acuan utama dalam

menyusun isi bahan ajar.

e) Pengalaman Belajar, maksudnya adalah suatu aktifitas yang didesain

oleh pendidik supaya dilakukan oleh peserta didik agar mereka

menguasai kompetensi yang telah ditentukan melalui kegiatan

pembelajaran yang diselenggrakan.

Setelah memperhatikan lima hal tersebut diatas, maka selanjutnya

tahap menganalisis kurikulum bisa dilakukan mulai dari menganalisis

pengalaman belajar peserta didik, yang ditujukan untuk mengidentifikasi

bentuk serta bahan ajar yang tepat dan sesuai dalam aktifitas pembelajaran

yang dilakukan.

Kompetensi inti. Pasal ini menunjukkan bahwa TIK berubah menjadi Kompetensi Dasar.Kompetensi Dasar (KD) adalah kemampuan untuk mencapai Kompetensi Inti yang harusdiperoleh peserta didik melalui pembelajaran. Kompetensi Dasar setiap mata pelajarandikembangkan dengan merujuk kepada Kompetensi Inti dan setiap KI memiliki KD yang sesuai.Dengan perkataan lain, KI 1 memiliki KD yang berkaitan dengan sikap spiritual, KI 2 memilikiKD yang berkaitan dengan sikap sosial, KI 3 memiliki KD yang berkaitan dengan pengetahuandan KI 4 memiliki KD yang berkaitan dengan keterampilan. KI-1, KI-2, dan KI-4 dikembangkanmelalui proses pembelajaran setiap materi pokok yang tercantum dalam KI-3. KI-1 dan KI-2 tidakdiajarkan langsung, tetapi indirect teaching pada setiap kegiatan pembelajaran.

84. Nasar, Merancang Pembelajaran Aktif dan Kontekstual Berdasarkan SISKO 2006, (Jakarta:Grasindo, 2006), 4

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

56

Setelah proses analisis pengalaman belajar selesai selanjutnya

adalah dengan menyusun matriksnya. Matriks analisis kebutuhan bahan

ajar berisi sejumlah kolom yang terdiri atas Kompetensi Dasar (KD),

Indikator, Materi Pokok, Pengalaman Belajar dan Jenis Bahan Ajar.85.

Masing – masing kolom diisi sesuai dengan hasil analisis kurikulum yang

telah dilakukan. Dari hasil analisis tersebut maka dapat ditentukan jenis

bahan ajar yang cocok.

2) Analisis Sumber Belajar

Pada langkah ini, yang terpenting adalah harus memahami terlebih

dahulu bahwa sumber belajar yang akan digunakan sebagai bahan untuk

menyusun bahan ajar perlu dilakukan analisis. Adapun kriteria analisis

terhadap sumber belajar dilakukan berdasarkan86:

a) Ketersediaan. Kriteria ini berkenaan dengan ada atau tidaknya sumber

belajar disekitar. Usahakan agar sumber belajar yang akan digunakan

praktis dan ekonomis. Jika sumber belajar tidak ada atau ada tapi

berada di suatu tempat yang jauh, maka sebaiknya jangan digunakan.

b) Kesesuaian. Maksudnya adalah apakah sumber belajar itu sesuai atau

tidak dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Jika sumber

belajar ternyata dinilai mampu membantu peserta didik untuk

menguasai kompetensi yang harus mereka kuasai, maka sumber

belajar itu layak untuk digunakan.

85 Andi prastowo...,52-55.86 Bruri Triyono, dkk, materi Diklat Training of Trainer Calon Tenaga Pengajar: Pengembangan

Bahan Ajar, kerjasama Badiklat Perhubungan dengan Magister Sistem dan Teknik TransportasiUGM dan AKMIL Magelang, 2009.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

57

c) Kemudahan. Yaitu mudah atau tidaknya sumber belajar itu disediakan

maupun digunakan. Sebaiknya memilih sumber belajar yang mudah

pengadaan maupun pengoperasiannya. Jika tidak mudah maka jangan

digunakan.

3) Memilih dan menentukan Bahan Ajar

Langkah yang ketiga ini bertujuan untuk memenuhi salah satu

kriteria bahwa bahan ajar harus menarik dan dapat membantu peserta didik

untuk mencapai kompetensi yang diinginkan.

Berkaitan dengan pemilihan bahan ajar, ada tiga prinsip yang

dijadikan pedoman, antara lain87:

a) Prinsip relevansi, maksudnya adalah bahan ajar yang akan dipilih

hendaknya ada relasi dengan pencapaian Standar Kompetensi maupun

dengan Kompetensi Dasar.

b) Prinsip konsistensi, yakni bahan ajar yang dipilih harus memiliki nilai

keajegan (berkesinambungan).

c) Prinsip kecukupan, berarti bahwa ketika memilih bahan ajar sebaiknya

dicari yang memadai untuk membantu siswa dalam menguasai

kompetensi dasar yang diajarkan

B. Modul

1. Pengertian Modul

Modul pembelajaran merupakan satuan program belajar mengajar

yang terkecil, yang dipelajari oleh siswa sendiri secara perseorangan atau

87 Ibid.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

58

diajarkan oleh siswa kepada dirinya sendiri (self-instructional). 88 Modul

merupakan bahan ajar cetak yang dirancang untuk dapat dipelajari secara

mandiri oleh peserta pembelajaran. Modul disebut juga media untuk belajar

mandiri karena di dalamnya telah dilengkapi petunjuk untuk belajar sendiri.

Artinya, pembaca dapat melakukan kegiatan belajar tanpa kehadiran

pengajar secara langsung. Bahasa, pola, dan sifat kelengkapan lainnya yang

terdapat dalam modul ini diatur sehingga ia seolah-olah merupakan “bahasa

pengajar” atau bahasa guru yang sedang memberikan pengajaran kepada

murid-muridnya. Maka dari itulah, media ini sering disebut bahan

instruksional mandiri.

Modul pembelajaran adalah bahan ajar yang disusun secara

sistematis dan menarik yang mencakup isi materi, metode dan evaluasi yang

dapat digunakan secara mandiri untuk mencapai kompetensi yang

diharapkan.89 Menurut Goldschmid seperti yang di ungkapkan Wijaya,

meneyatakan bahwa Modul pembelajaran sebagai sejenis satuan kegiatan

belajar yang terencana, di desain guna membantu siswa menyelesaikan

tujuan-tujuan tertentu. Modul adalah semacam paket program untuk

keperluan belajar.90 Vembriarto menyatakan bahwa “suatu modul

pembelajaran adalah suatu paket pengajaran yang memuat satu unit konsep

daripada bahan pelajaran. Pengajaran modul merupakan usaha

penyelanggaraan pengajaran individual yang memungkinkan siswa

88 . Winkel. Psikologi Pengajaran.( Yogyakarta : Media Abadi. 2009), 47289 Anwar, Ilham.. Pengembangan Bahan Ajar. Bahan Kuliah Online. Direktori UPI. Bandung,

201090 Wijaya, Cece,.dkk.. Upaya Pembaharuan Dalam Pendidikan dan Pengajaran. (Bandung:

Remadja Karya,1988), 128

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

59

menguasai satu unit bahan pelajaran sebelum dia beralih kepada unit

berikutnya”.91 Modul adalah suatu unit program kegiatan belajar mengajar

terkecil yang secara terperinci menggariskan hal-hal sebagai berikut :

a. Tujuan-tujuan intruksional umum yang akan di tunjang pencapaiannya;

b. Topik yang akan dijadikan pangkal proses belajar mengajar;

c. Tujuan-tujuan intruksional khusus yang akan di capai oleh siswa;

d. Pokok-pokok materi yang akan dipelajari dan diajarkan;

e. Kedudukan dan fungsi satuan (modul) dalam kesatuan program yang

lebih luas;

f. Peranan guru dalam proses belajar mengajar;

g. Alat-alat dan sumber yang akan dipakai;

h. Kegiatan-kegiatan belajar yang harus dilakukan dan dihayati murid

secara berurutan;

i. Lembaran-lembaran kerja yang harus diisi murid; dan

j. Program evaluasi yang akan dilaksanakan selama berjalannya proses

belajar ini.92

Berdasarkan beberapa pengertian modul di atas maka dapat

disimpulkan bahwa modul pembelajaran adalah salah satu bentuk bahan ajar

yang dikemas secara sistematis dan menarik sehingga mudah untuk

dipelajari dan dilaksanakan secara mandiri (self-instructional), tetapi tidak

mengurangi guru sebagai pendidik dan fasilitator yang membatu untuk

91 Vembriarto, St., Pengantar Pengajaran Modul. (Yogyakarta, Yayasan Pendidikan Paramita,1985), 20

92 . Andi Prastowo…,105.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

60

mengarahkan dengan tepat arah pembelajaran dan juga memberikan

evaluasi terhadap proses pembejaran.

Adapun komponen-komponen yang terdapat dalam modul Cece

Wijaya adalah sebagai berikut:93

a. Petunjuk untuk guru

1) Tujuan pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran khusus.

2) Penjelasan tentang cara menyelenggarakan proses belajar mengajar

yang efisien.

3) Penjelasan tentang materi pelajaran yang akan disajikan dan strategi

belajarnya.

4) Waktu yang disediakan untuk mempelajari materi modul.

5) Alat-alat dan bahan pelajaran serta sumber-sumber yang harus

digunakan, dan

6) Prosedur penilaian, jenis, cara/alat, dan materi penilaian yang

digunakan.

b. Kegiatan siswa

1) Pendahuluan. Pada bagian ini dicantumkan jadwal modul lainnya

dan kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan siswa. Di samping

itu, memuat tujuan yang dicapai dan materi yang akan dipelajari oleh

siswa.

2) Petunjuk belajar. Pada bagian ini, akan diuraikan apa-apa atau urutan

langkah yang harus dikerjakan siswa dalam menggunakan modul.

93 . Cece Wijaya…, 99

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

61

3) Kegiatan belajar. Pada bagian ini, terdiri dari beberapa kegiatan

masing-masing kegiatan memuat tujuan yang akan dicapai. Materi

pokok yang akan dipelajari dan uraian materinya. Pada akhir uraian

materi pelajaran, disajikan tugas atau masalah yang harus

dipecahkan maupun pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab

siswa mengenai materi pelajaran yang telah dipelajari. Tugas-tugas

ini, diberikan agar siswa dapat menilai hasil belajarnya sendiri.

4) Kunci tugas. Kunci tugas disediakan pada akhir kegiatan siswa

dengan harapan agar siswa dapat dengan segera mengetahui apakah

tugas-tugas yang dikerjakannya benar.

c. Tes akhir modul

Setiap modul dilengkapi dengan tes akhir modul. Dari hasil tes siswa,

guru dapat mengetahui apakah tujuan pembelajaran yang ditetapkan

telah tercapai atau belum. Cakupan tes akhir modul antara lain dapat

mengukur aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik

d. Kunci tes akhir modul

Kunci tes disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang telah

dirumuskan. Kunci tes ini, hanya dipegang oleh guru yang senantiasa

dijaga kerahasiaannya.

2. Pentingnya Modul

Penggunaan modul sering dikaitkan dengan aktivitas pembelajaran

mandiri (self-instruction). Karena fungsinya yang seperti tersebut di atas,

maka konsekuensi lain yang harus dipenuhi oleh modul ini ialah adanya

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

62

kelengkapan isi; artinya isi atau materi sajian dari suatu modul haruslah

secara lengkap terbahas lewat sajian-sajian sehingga dengan begitu para

pembaca merasa cukup memahami bidang kajian tertentu dari hasil belajar

melalui modul ini. Kecuali apabila pembaca menginginkan pengembangan

wawasan tentang bidang tersebut, bahkan dianjurkan untuk menelusurinya

lebih lanjut melalui daftar pustaka (bibliografi) yang sering juga

dilampirkan pada bagian akhir setiap modul. Isi suatu modul hendaknya

lengkap, baik dilihat dari pola sajiannya, apalagi isinya.

Modul mempunyai banyak arti berkenaan dengan kegiatan belajar

mandiri. Orang bisa belajar kapan saja dan di mana saja secara mandiri.

Karena konsep belajarnya berciri demikian, maka kegiatan belajar itu

sendiri juga tidak terbatas pada masalah tempat, dan bahkan orang yang

berdiam di tempat yang jauh dari pusat penyelenggara pun bisa mengikuti

pola belejar seperti ini

Penyususnan modul mempunyai arti penting bagi kegiatan

pembelajaran, hal tersebut dikarnakan modul mempunyai fungsi:94

a. Bahan ajar mandiri : peserta didik dapat melakukan PBM sendiri tanpa

tergantung kepada kehadiran pendidik

b. Pengganti fungsi pendidik : modul sebagai bahan ajar harus mampu

menjelaskan materi pembelajaran dengan baik dan mudah dipahami oleh

peserta didik sesuai dengan tingkat pengetahuan dan usia mereka,

sehingga mampu mengganti fungsi dan peran fasilitator/pendidik.

94 . Andi Prastowo, Panduan Kreatif...., 107

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

63

c. Sebagai alat evaluasi : dengan modul peserta didik dituntut mampu

mengukur dan menilai sendiri tingkat penguasaan materi yang telah

dipelajari.

d. Sebagai bahan rujukan bagi peserta didik : materi yang harus dipelajari.

Tujuan digunakannya modul di dalam proses belajar mengajar

menurut B. Suryosubroto , ialah agar:95

a. Tujuan pendidikan dapat dicapai secara efisien dan efektif.

b. Murid dapat mengikuti program pendidikan sesuai dengan kecepatan

dan kemampuannya sendiri.

c. Murid dapat sebanyak mungkin menghayati dan melakukan kegiatan

belajar sendiri, baik di bawah bimbingan atau tanpa bimbingan guru.

d. Murid dapat menilai dan mengetahui hasil belajarnya sendiri secara

berkelanjutan.

e. Murid benar-benar menjadi titik pusat kegiatan belajar mengajar.

f. Kemajuan siswa dapat diikuti dengan frekuensi yang lebih tinggi

melalui evaluasi yang dilakukan pada setiap modul berakhir.

g. Modul disusun dengan berdasar kepada konsep “Mastery Learning”

suatu konsep yang menekankan bawa murid harus secara optimal

menguasai bahan pelajaran yang disajikan dalam modul itu. Prinsip ini,

mengandung konsekwensi bahwa seorang murid tidak diperbolehkan

mengikuti program berikutnya sebelum ia menguasai paling sedikit

75% dari bahan tersebut.

95 B. Suryosubroto. Sistem Pengajaran dengan Modul, (Jakarta: Bina Aksara, 1983), 18

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

64

Belajar menggunakan modul sangat banyak manfaatnya, siswa

dapat bertanggung jawab terhadap kegiatan belajarnya sendiri, pembelajaran

dengan modul sangat menghargai perbedaan individu, sehingga siswa dapat

belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya, maka pembelajaran semakin

efektif dan efisien.

Tjipto mengungkapkan beberapa keuntungan yang diperoleh jika

belajar menggunakan modul, antara lain :96

a) Motivasi siswa dipertinggi karena setiap kali siswa mengerjakan tugas

pelajaran dibatasi dengan jelas dan yang sesuai dengan kemampuannya.

b) Sesudah pelajaran selesai guru dan siswa mengetahui benar siswa yang

berhasil dengan baik dan mana yang kurang berhasil.

c) Siswa mencapai hasil yang sesuai dengan kemampuannya.

d) Beban belajar terbagi lebih merata sepanjang semester.

e) Pendidikan lebih berdaya guna.

Selain itu disebutkan beberapa keuntungan yang diperoleh dari

pembelajaran dengan penerapan modul adalah sebagai berikut :

a. Meningkatkan motivasi siswa, karena setiap kali mengerjakan tugas

pelajaran yang dibatasi dengan jelas dan sesuai dengan kemampuan.

b. Setelah dilakukan evaluasi, guru dan siswa mengetahui benar, pada

modul yang mana siswa telah berhasil dan pada bagian modul yang

mana mereka belum berhasil.

c. Bahan pelajaran terbagi lebih merata dalam satu semester.

96 Utomo, Tjipto. Peningkatan dan Pengembangan Pendidikan. (Jakarta: Gramedia PustakaUtama, 1991), 72

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

65

d. Pendidikan lebih berdaya guna, karena bahan pelajaran disusun

menurut jenjang akademik

3. Karakteristik Modul

Setiap ragam bentuk bahan ajar, pada umumnya memiliki sejumlah

karakteristik tertentu yang membedakan dengan membentuk bahan ajar

yang lain. Begitu pula dengan modul, bahan ajar ini memiliki beberapa

karakteristik, antara lain:

a. Dirancang untuk pembelajaran mandiri;

b. Merupakan program pembelajaran yang utuh dan sistematis;

c. Mengandung tujuan, bahan atau kegiatan, dan evaluasi;

d. Diupayakan agar mengganti beberapa peran pengajar;

e. Cakupan bahan terfokus dan terukur;

f. Mementingkan aktifitas belajar pemakai.97

Sebuah modul bisa dikatakan baik dan menarik apabila terdapat

karakteristik sebagai berikut:98

a. Self Instructional; yaitu melalui modul tersebut seseorang atau peserta

belajar mampu membelajarkan diri sendiri, tidak tergantung pada pihak

lain. Untuk memenuhi karakter self instructional, maka dalam modul

harus;

1) berisi tujuan yang dirumuskan dengan jelas;

2) berisi materi pembelajaran yang dikemas ke dalam unit-unit kecil/

spesifik sehingga memudahkan belajar secara tuntas;

97 . Andi Prastowo, Panduan Kreatif....,109-11098 . Belawati,dkk., Pengembangan Bahan Ajar, (Jakarta, Pusat Penerbitan Universitas Terbuka,

2003)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

66

3) menyediakan contoh dan ilustrasi yang mendukung kejelasan pema

paran materi pembelajaran;

4) menampilkan soal-soal latihan, tugas dan sejenisnya yang

memung- kinkan pengguna memberikan respon dan mengukur

tingkat penguasa- annya;

5) kontekstual yaitu materi-materi yang disajikan terkait dengan

suasana atau konteks tugas dan lingkungan penggunanya;

6) menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif;

7) terdapat rangkuman materi pembelajaran;

8) terdapat instrumen penilaian/assessment, yang memungkinkan

peng- gunaan diklat melakukan ‘self assessment’;

9) terdapat instrumen yang dapat digunakan penggunanya mengukur

atau mengevaluasi tingkat penguasaan materi;

10) terdapat umpan balik atas penilaian, sehingga penggunanya menge-

tahui tingkat penguasaan materi; dan

11) tersedia informasi tentang rujukan/pengayaan/referensi yang

mendu- kung materi pembelajaran dimaksud

2. Self Contained; yaitu seluruh materi pembelajaran dari satu unit

kompetensi atau sub kompetensi yang dipelajari terdapat di dalam satu

modul secara utuh. Tujuan dari konsep ini adalah memberikan

kesempatan pembelajar mempelajari materi pembelajaran yang tuntas,

karena materi dikemas ke dalam satu kesatuan yang utuh. Jika harus

dilakukan pembagian atau pemisahan materi dari satu unit kompetensi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

67

harus dilakukan dengan hati-hati dan memperhatikan keluasan

kompetensi yang harus dikuasai.

3. Stand Alone (berdiri sendiri); yaitu modul yang dikembangkan tidak

tergantung pada media lain atau tidak harus digunakan bersama-sama

dengan media pembelajaran lain. Dengan menggunakan modul,

pebelajar tidak tergantung dan harus menggunakan media yang lain

untuk mempe- lajari dan atau mengerjakan tugas pada modul tersebut.

Jika masih menggunakan dan bergantung pada media lain selain modul

yang digunakan, maka media tersebut tidak dikategorikan sebagai

media yang berdiri sendiri.

4. Adaptive; modul hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap

perkembangan ilmu dan teknologi. Dikatakan adaptif jika modul dapat

menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta

fleksibel digunakan. Dengan memperhatikan percepatan perkembangan

ilmu dan teknologi pengembangan modul multimedia hendaknya tetap

“up to date”. Modul yang adaptif adalah jika isi materi pembelajaran

dapat digunakan sampai dengan kurun waktu tertentu.

5. User Friendly; modul hendaknya bersahabat dengan pemakainya.

Setiap instruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat membantu

dan bersahabat dengan pemakainya, termasuk kemudahan pemakai

dalam merespon, mengakses sesuai dengan keinginan. Penggunaan

bahasa yang sederhana, mudah dimengerti serta menggunakan istilah

yang umum digunakan merupakan salah satu bentuk user friendly.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

68

4. Jenis-jenis modul

a. Menurut Penggunanya

Dilihat dari penggunanya, modul terbagi menjadi dua macam,

yaitu modul untuk perserta didik dan modul untuk pendidik. Modul untuk

peserta berisi kegiatan belajar yang dilakukan oleh peserta didik,

sedangkan modul untuk pendidik berisi petuntuk pendidik, tes akhir

modul, dan kunci jawaban tes akhir modul.99

b. Menurut Tujuan Penyusunannya.

Jenis modul lainnya dikemukakan oleh Vembriato dalam

bukunya Andi Prastowo, dikatakan bahwa menurut tujuan

penyusunannya, modul dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu modul

inti (modul dasar) dan modul pengayaan.100

1). Modul Inti

Modul inti adalah modul yang disusun dari kurikulum dasar,

yang merupakan tuntutan dari pendidikan dasar umum yang

diperlukan oleh seluruh warga negara Indonesia. Modul pengajaran

ini merupakan hasil penyusunan dari unit-unit program yang disusun

menurut tingkat (kelas) dan bidang studi (mata pelajaran).

2). Modul Pengayaan

Modul Pengayaan adalah modul hasil penyusunan unit-unit

program pengayaan yang berasal dari program pengayaan yang

bersifat memperluas (dimensi horizontal) dan/atau memperdalam

99 . Andi Prastowo,.. 110-111100 . Ibid, 111-112

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

69

(dimensi vertikal) program pendidikan yang bersifat umum tersebut.

Modul ini disusun sebagai bagian dari usaha untuk mengakomodasi

peserta didik yang telah menyelesaikan dengan baik program

pendidikan dasarnya mendahului teman-temanya.

Dilihat dari bentuknya modul dibagi menjadi dua bentuk, yaitu:

a. Modul Sederhana : bahan pembelajaran tertulis yang memuat 3-5

halaman, bahan pelajaran ini dibuat untuk kepentingan pembelajaran 1-2

jam;

b. Modul Kompleks : bahan pembelajaran yang terdiri dari 30-40 halaman,

untuk 20-30 jam pelajaran. Modul kompleks ini dilengkapai dengan

audio, video/film, kegiatan percobaan dan praktikum.101

4. Langkah-Langkah Penyususnan Modul

Suatu modul yang digunakan di sekolah, disusun atau ditulis dengan

melalui langkah-langkah seperti berikut:

a. Menyusun kerangka modul

1) Menetapkan (menggariskan) tujuan intruksional umum (TIU)102

yang akan dicapai dengan mempelajari modul tersebut.

101.Asep Heri Hernawan, dkk. Pengembangan Bahan Ajar, (pdf)//http.Asep.hernawa..blogspot/pengembangan bahan ajar, diakses 21 Oktober 2013.

102 . Berdasarkan PP nomor. 32 tahun 2013 tentang standart nasional pendidikan perubahananPP. Nomor 19 tahun 2005, pada bagian kedua struktur kurikulum, pasal 77B ayat 2 di jelaskanbahwa TIU (pada kurikulum 1994)/Standart Kompetensi (liat PP. Nomor 19 tahun 2005) berubahmenjadi Kompetensi Inti (KI) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan tingkatkemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan yang harus dimiliki seorang PesertaDidik pada setiap tingkat kelas atau program yang menjadi landasan Pengembangan Kompetensidasar, Lihat juga . Liat Salinan Lampiran iii; Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan,Nomor 58 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama/MadrasahTsanawiyah. Pada Pedoman Mata Pelajaran Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah, 3.Kompetensi Inti terdiri atas empat dimensi yang satu sama lain saling terkait. Keempat dimensitersebut adalah: sikap spiritual (KI 1), sikap sosial (KI 2), pengetahuan (KI 3), dan keterampilan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

70

2) Merumuskan tujuan intruksional khusus (TIK)103 yang merupakan

perincian atau pengkhususan dari tujuan intruksional umum tadi.

3) Menyusun soal-soal penilaian untuk mengukur sejauh mana tujuan

intruksional khusus bisa dicapai.

4) Identifikasi pokok materi pelajaran yang sesuai dengan setiap

tujuan intruksional khusus.

5) Mengatur/menyusun pokok-pokok materi tersebut di dalam urutan

yang logis dan fungsional.

6) Menyusun langkah-langkah kegiatan belajar murid.

7) Memeriksa sejauh mana langkah-langkah kegiatan belajar telah

diarahkan untuk mencapai semua tujuan yang telah dirumuskan.

(KI 4), yang tercantum dalam pengembangan Kompetensi Dasar, Silabus, dan RPP. Dalam prosespembelajaran, KI 1 dan KI 2 dikembangkan di setiap kegiatan sekolah dengan pendekatanpembelajaran tidak langsung (indirect teaching). Sedangkan KI 3 dan KI 4 dikembangkan olehmasing-masing mata pelajaran dengan pendekatan pembelajaran langsung (direct teaching).Kompetensi Inti 3 (KI 3) menitikberatkan pada pengembangan pengetahuan (faktual, konseptual,prosedural, dan metakognitif) dalam jenjang kemampuan kognitif dari mengingat sampaimencipta. Sedangkan KI 4 merupakan penerapan dari apa yang dipelajari pada KI 3 dalam prosespembelajaran yang terintegrasi ataupun terpisah. Pembelajaran terintegrasi mengandung maknabahwa proses pembelajaran KI 3 dan KI 4 dilakukan pada waktu bersamaan baik di kelas,laboratorium maupun di luar sekolah. Pembelajaran terpisah mengandung makna bahwapembelajaran mengenai KI 3 terpisah dalam waktu dan/atau tempat dengan KI 4.

103. Lihat juga pada ayat 3 pasal 77B PP nomor. 32 tahun 2013 tentang standart nasionalpendidikan perubahanan PP. Nomor 19 tahun 2005, pada bagian kedua struktur kurikulum, yangberbunyi : Kompetensi Dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan tingkat kemampuandalam konteks muatan Pembelajaran, pengalaman belajar, atau mata pelajaran yang mengacu padaKompetensi inti. Pasal ini menunjukkan bahwa TIK berubah menjadi Kompetensi Dasar.Kompetensi Dasar (KD) adalah kemampuan untuk mencapai Kompetensi Inti yang harusdiperoleh peserta didik melalui pembelajaran. Kompetensi Dasar setiap mata pelajarandikembangkan dengan merujuk kepada Kompetensi Inti dan setiap KI memiliki KD yang sesuai.Dengan perkataan lain, KI 1 memiliki KD yang berkaitan dengan sikap spiritual, KI 2 memilikiKD yang berkaitan dengan sikap sosial, KI 3 memiliki KD yang berkaitan dengan pengetahuandan KI 4 memiliki KD yang berkaitan dengan keterampilan. KI-1, KI-2, dan KI-4 dikembangkanmelalui proses pembelajaran setiap materi pokok yang tercantum dalam KI-3. KI-1 dan KI-2 tidakdiajarkan langsung, tetapi indirect teaching pada setiap kegiatan pembelajaran. Lihat juga . LiatSalinan Lampiran Iii; Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan, Nomor 58 Tahun 2014Tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah. Pada Pedoman MataPelajaran Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah, 3-4.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

71

8) Identifikasi alat-alat yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan

belajar dengan modul itu

b. Menyusun (menulis) program secara terperinci meliputi pembuatan

semua unsur modul, yakni petunjuk guru, lembar kegiatan murid, lembar

kerja murid, lembar jawaban, lembar penilaian (tes), dan lembar jawaban

tes.

Secara garis besarnya, penyusunan modul atau pengembangan

modul menurut S. Nasution dapat mengikuti langkah-langkah berikut:104

a. Merumuskan sejumlah tujuan secara jelas, spesifik, dalam bentuk

kelakuan siswa yang dapat diamati dan diukur.

b. Urutan tujuan itu yang menentukan langkah-langkah yang diikuti dalam

modul itu.

c. Tes diagnostik untuk mengukur latar belakang siswa, pengetahuan, dan

kemampuan yang telah dimilikinya sebagai pra-syarat untuk menempuh

modul itu (Entry Behaviour atau Entering Behaviour).

d. Menyusun alasan atau rasional pentingnya modul ini bagi siswa. Ia

harus tahu apa gunanya ia mempelajari modul ini, siswa harus yakin

akan manfaat modul itu agar ia bersedia mempelajarinya dengan

sepenuh tenaga.

e. Kegiatan-kegiatan belajar direncanakan untuk membantu dan

membimbing siswa agar mencapai kompetensi-kompetensi seperti

dirumuskan dalam tujuan. Kegiatan itu dapat berupa mendengarkan

104 . S. Nasution, Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar dan Mengajar, ( Jakarta: BinaAksara, 1987), h. 217-218

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

72

rekaman, melihat film, mengadakan percobaan dalam laboratorium,

mengadakan bacaan membuat soal, dan sebagainya. Perlu disediakan

beberapa alternatif, beberapa cara yang dijalani oleh siswa sesuai

dengan pribadinya. Bagian inilah yang merupakan inti modul, aspek

yang paling penting dalam modul itu, karena menyangkut proses belajar

itu sendiri.

f. Menyusun post-tes untuk mengukur hasil belajar murid, hingga

manakah ia menguasai tujuan-tujuan modul. Dapat pula disusun

beberapa bentuk tes yang pararel. Butir-butir tes harus bertalian erat

dengan tujuan-tujuan modul.

g. Menyiapkan pusat sumber-sumber berupa bacaan yang terbuka bagi

siswa setiap waktu ia memerlukannya.

Secara teoritis penyusunan modul dimulai dengan perumusan

tujuan, akan tetapi dalam prakteknya sering dimulai dengan penentuan topik

dan bahan pelajarannya dapat dipecahkan dalam bagian-bagian yang lebih

kecil yang akan dikembangkan menjadi modul. Baru sebagai langkah kedua,

dirumuskan tujuan-tujuan modul yang berkenaan dengan bahan yang perlu

dikuasai itu. Dalam penyusunan modul Pendidikan Agama Islam105, lebih

105 . Pendidikan Agama Islam pada kurikulum 2013 telah berubah menjadi Pendidikan AgamaIslam (PAI) dan Budi Pekerti. Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Budi Pekerti adalah pendidikanyang memberikan pengetahuan dan keterampilan serta membentuk sikap, dan kepribadian pesertadidik dalam mengamalkan ajaran agama Islam. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekertidilaksanakan melalui mata pelajaran pada semua jenjang pendidikan, yang pengamalannya dapatdikembangkan dalam berbagai kegiatan baik yang bersifat kokurikuler maupun ekstrakurikuler.Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti adalah pendidikan yang berlandaskan pada aqidah yangberisi tentang keesaan Allah Swt sebagai sumber utama nilai-nilai kehidupan bagi manusia danalam semesta. Sumber lainnya adalah akhlak yang merupakan manifestasi dari aqidah, yangsekaligus merupakan landasan pengembangan nilai-nilai karakter bangsa Indonesia. Dengandemikian, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti adalah pendidikan yang ditujukan untuk

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

73

baiknya memperhatikan karakteristik dari mata pelajaran ini. Sehingga

mampu menyajikan modul yang baik dan dapat di manfaatkan dengan tepat

dan benar.

dapat menserasikan, menselaraskan dan menyeimbangkan antara iman, Islam, dan ihsan yangdiwujudkan dalam: (1). Hubungan manusia dengan Allah Swt. Membentuk manusia Indonesiayang beriman dan bertakwa kepada Allah Swt serta berakhlak mulia dan berbudi pekerti luhur. (2).Hubungan manusia dengan diri sendiri. Menghargai, menghormati dan mengembangkan potensidiri yang berlandaskan pada nilai-nilai keimanan dan ketakwaan. (3). Hubungan manusia dengansesama. Menjaga kedamaian dan kerukunan hubungan inter dan antar umat beragama sertamenumbuhkembangkan akhlak mulia dan budi pekerti luhur. (4) Hubungan manusia denganlingkungan alam. Penyesuaian mental keislaman terhadap lingkungan fisik dan sosial. Liat SalinanLampiran Iii; Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan, Nomor 58 Tahun 2014 TentangKurikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah. Pada Pedoman MataPelajaran Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah. Lihat Juga Tingkat Kompetensi danruang lingkup materi diterapkan untuk setiap muatan sebagaimana diatur dalam Pasal 77I ayat (1),Pasal 77C ayat (1), danPasal 77K ayat (2), ayat (4) dan ayat (5) Peraturan Pemerintah Nomor 32Tahun 2013 Tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 TentangStandar Nasional Pendidikan