bab ii kajian pustaka a. kajian tentang media pembelajaran...
TRANSCRIPT
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Tentang Media Pembelajaran
1. Hakekat Media Pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum suatu
lembaga pendidikan agar dapat mempengaruhi para siswa mencapai tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan (Sudjana dan Rifai, 2010: 1). Pembelajaran
adalah segala sesuatu yang dapat membawa informasi dan pengetahuan dalam
interaksi yang berlangsung antara pendidik dengan peserta didik untuk
menyampaikan pesan-pesan pembelajaran (Asyar,2012:7). Proses interaksi yang
terjadi dapat berupa saling tukar informasi dalam bentuk pengetahuan, ide,
gagasan, kelahlian, skill, pengalaman, dll. Maka pembelajaran merupakan suatu
proses komunikasi yang melibatkan guru dan siswa dengan materi pembelajaran
sebagai pesan yang hendak disampaikan dengan orientasi pada ketercapaian suatu
tujuan pendidikan.
Pesan maupun informasi dalam yang terdapat pada proses belajar mengajar
harus dapat diterima oleh siswa, hal ini guna tercapainya tujuan suatu
pembelajaran, Akan tetapi terkadang dalam pembelajaran siswa kurang mampu
menyerap pelajaran yang diberikan guru secara efektif dan efisien. Salah satu cara
untuk mengatasi kekurangan tersebut adalah penggunaan media dalam
pembelajaran. Kedudukan media dalam pembelajaran menempati posisi yang
cukup penting, sebagai salah satu komponen system pembelajaran. Tanpa media,
komunikasi tidak akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai suatu komunikasi
juga tidak akan berlangsung secara optimal (Daryanto,2010:7).
adalah segala sesuatu yang dapat membawa informasi dan pengetahuan dalam
interaksi yang berlangsung antara pendidik dengan peserta didik untuk
menyampaikan pesan-pesan pembelajaran (Asyar,2012:7). Proses interaksi yang
dapat berupa saling tukar informasi dalam bentuk pengetahuan, ide,
gagasan, kelahlian, skill, pengalaman, dll. Maka pembelajaran merupakan suatu
proses komunikasi yang melibatkan guru dan siswa dengan materi pembelajaran
sebagai pesan yang hendak disampaikan dengan orientasi pada ketercapaian suatu
tujuan pendidikan.
esan maupun informasi dalam yang terdapat pada proses belajar mengajar
harus dapat diterima oleh siswa, hal ini guna tercapainya tujuan suatu
pembelajaran, Akan tetapi terkadang dalam pembelajaran siswa kurang mampu
11
Banyak ahli yang memberikan definisi mengenai media pembelajaran.
Menurut Suparman (Asyar,2012:4) media adalah alat yang digunakan untuk
menyalurkan pesan dan informasi dari pengeirim pesan kepada penerima pesan.
Dalam pendapat lain menyatakan bahwa media pembelajaran adalah segala
sesuatu yang dapat menyampaikan atau menyalurkan pesan dari suatu sumber
secara terencana sehingga terjadi lingkungan belajar yang kondusif dimana
penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif
(Asyar,2012:8). Pembelajaran di dalam kelas merupakan suatu kegiatan
komunikasi yang dilakukan secara timbal balik antara siswa dan guru, dengan
informasi yang ingin disampaikan berupa materi pelajaran.
Berdasarkan kedua pendapat di atas mengenai media pembelajaran, dapat
ditarik kesimpulan bahwa media pembelajaran adalah alat atau sarana yang
digunakan guru sebagai perantara untuk menyampaikan pesan atau informasi
pembelajaran kepada siswa guna mencapai tujuan pembelajaran. Media
pembelajaran membantu guru menjelaskan materi pembelajaran yang sulit
dijelaskan secara verbal serta memberikan pengalaman konkret pada peserta
didik. Materi pembelajaran akan lebih mudah diterima siswa menggunakan media
pembelajaran.
2. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran
Dewasa ini pembelajaran yang dilaksanakan dengan media pembelajaran akan
meningkatkan keefektifan penyampaian pesan dalam proses pembelajaran.
Pemakaian media pembelajaran mampu mempermudah siswa dalam menangkap
materi yang telah diajarkan. Menurut Asyhar (2012:29) media pembelajaran
2012:8). Pembelajaran di dalam kelas merupakan suatu kegiatan
komunikasi yang dilakukan secara timbal balik antara siswa dan guru, dengan
informasi yang ingin disampaikan berupa materi pelajaran.
Berdasarkan kedua pendapat di atas mengenai media pembelajaran
ditarik kesimpulan bahwa media pembelajaran adalah alat atau sarana yang
digunakan guru sebagai perantara untuk menyampaikan pesan atau informasi
pembelajaran kepada siswa guna mencapai tujuan pembelajaran. Media
pembelajaran membantu guru menjelaskan materi pembelajaran
dijelaskan secara verbal serta memberikan pengalaman konkret pada peserta
didik. Materi pembelajaran akan lebih mudah diterima siswa menggunakan media
pembelajaran.
12
memiliki beberapa fungsi yang sangat luas dalam pembelajaran, sebagaiman
diuraikan fungsi media pembelajaran antara lain:
a. Sebagai Sumber Belajar, yaitu sebagai penyalur, penyampai dari pebelajar
kepada pembelajar.
b. Fungsi Simantik, yakni fungsi media dalam memperjelas arti dari suatu kata,
istilah atau symbol.
c. Fungsi Fiksatif, yaitu fungsi yang berkaitan dengan kemampuan media untuk
menangkap, menyimpan, menampilkan kembali suatu objek sehingga dapat di
gunakan kembali sesuai keperluan.
d. Fungsi Manipulatif, yakni fungsi yang berkaitan dengan kemampuan media
untuk menampilkan kembali suatu objek atau peristiwa dengan berbagai cara,
teknik dan bentuk.
e. Fungsi Distributif, yaitu dalam sekali penampilan suatu objek atau kejadian
dapat menjangkau pengamat yang besar dalam kawasan yang sangat luas.
f. Fungsi Psikomotorik, adalah fungsi media dalam meningkatkan keterampilan
fisik peserta didik.
g. Fungsi Psikologis, yakni fungsi yang berkaitan dengan aspek psikologis yang
mencangkup fungsi atensi (menarik perhatian), fungsi afektif (menggugah
perasaan/emosi), fungsi kognitif (mengambangkan kemampuan daya pikir),
fungsi imajinasi dan fungsi motivasi(mendorong peserta didik membangkitkan
minat belajar)
h. Fungsi Sosial-Kultural, yakni media pembelajaran dapar memberikan
rangsangan presepsi yang sama kepada peserta didik.
menangkap, menyimpan, menampilkan kembali suatu objek sehingga dapat di
gunakan kembali sesuai keperluan.
Fungsi Manipulatif, yakni fungsi yang berkaitan dengan kemampuan media
untuk menampilkan kembali suatu objek atau peristiwa dengan berbagai cara,
teknik dan bentuk.
Fungsi Distributif, yaitu dalam sekali penampilan suatu objek atau kejadian
dapat menjangkau pengamat yang besar dalam kawasan yang sangat luas.
Fungsi Psikomotorik, adalah fungsi media dalam meningkatkan keterampilan
fisik peserta didik.
Fungsi Psikologis, yakni fungsi yang berkaitan dengan aspek psikologis yang
mencangkup fungsi atensi (menarik perhatian), fungsi afektif (meng
13
Berdasarkan beberapa fungsi yang di tampilkan terkait media pembelajaran
Midun (Asyhar, 2012:29) telah menerangkan beberapa manfaat dari penggunaan
media pembelajran, baik manfaat yang diperoleh pengajar maupun peserta didik
didalam pembelajaran,beberapa manfaat penggunaan media pembelajaran tersebut
dijelaskan sebagai berikut:
a. Memperluas cakrawala sajian materi pembelajaran yang diberikan di kelas
seperti buku, foto-foto, dan nara sumber sehingga peserta didik akan memiliki
banyak pilihan sesuai kebutuhan .
b. Peserta didik akan memperoleh pengalaman beragam selama proses
pembelajaran yang sangat berguna bagi pesetra didik dalam menghadapi
derbagai tugas dan tanggung jawab yang bermacam-macam.
c. Memberikan pengalaman belajar yang konkret dan langsung kepada peserta
didik, sehingga peserta didik akan merasakan dan melihat secara langsung
keterkaitan antara teori dan praktik atau memahami aplikasi ilmunya di
lapangan.
d. Menyajikan sesuatu yang sulit diadakan atau dilihat oleh peserta didik, baik
karena ukurannya yang terlalu besar seperti system tata surya, terlalu kecil
seperti virus, atau rentang waktu prosesnya terlalu lamapanjang misalnya
proses metamorfosa dan pelapukan bebatuan, atau masa kejadiannya sudah
lama seprti terjadinya perubahan wujud.
e. Memberikan informasi yang akurat dan terbaru, misalnya penggunaan bu teks,
majalah, dan orang sebagai sumber informasi.
f. Manambahkan kemenarikan tampilan materi sehingga menampilkan motivasi
dan minat serta mengambil perhatian peserta didik untuk fokus mengikuti
banyak pilihan sesuai kebutuhan .
Peserta didik akan memperoleh pengalaman beragam selama proses
pembelajaran yang sangat berguna bagi pesetra didik dalam menghadapi
derbagai tugas dan tanggung jawab yang bermacam-macam.
Memberikan pengalaman belajar yang konkret dan langsung kepada peserta
didik, sehingga peserta didik akan merasakan dan melihat secara langs
keterkaitan antara teori dan praktik atau memahami aplikasi ilmunya di
lapangan.
Menyajikan sesuatu yang sulit diadakan atau dilihat oleh peserta didik, baik
karena ukurannya yang terlalu besar seperti system tata surya, terlalu kecil
seperti virus, atau rentang waktu prosesnya terlalu lamapanjang misalnya
14
materi yang disajikan, sehingga diharapkan evektifitas belajar akan meningkat
pula.
g. Merangsang peserta didik untuk berfikir kritis, menggunakan kemampuan
imajinasinya, bersikap dan berkembang lebih lanjut, sehingga melahirkan
kreativitas dan karya-karya inovatif.
h. Penggunaan media dapat meningkatkan efesiensi proses pembelajaran, dengan
media dapat menjangkau peserta didik di tempat berbeda-beda dan di dalam
ruang lingkup yang tak terbatas pada suatu waktu tertentu. Dengan media,
durasi pembelajaran juga bisa di kurangi.
i. Media pembelajaran dapat memecahkan masalah pendidikan.
3. Jenis-Jenis Media Pembelajaran
Media pembelajaran merupakan sarana dan prasarana untuk menunjang
terlaksananya suatu kegiatan pembelajaran, keberadaan media pembelajaran
sangat diperlukan dalam proses pembelajaran. Terdapat berbagai jenis media
yang dapat digunakan dan memiliki nilai kegunaan masing-masing. Menurut
Sudjana dan Rifai (2010:3) telah mengelompokkan beberapa jenis media
pembelajaran menjadi beberapa kelompok sebagai berikut: Pertama, media grafis
atau sering pula disebut media dua dimensi seperti gambar, foto, grafik, bagan
atau diagram, poster, kartun, komik, dll. Kedua, media tiga dimensi yaitu dalam
bentuk model seperti model padat (solid model), model penampang, model susun,
model kerja, mock up, diorama, dll. Ketiga, media proyeksi seperti slide, film
strips, film, penggunaan OHP dll; Keempat, penggunaan lingkungan sebagai
media pengajaran (Sudjana dan Rifai, 2010: 3).
ruang lingkup yang tak terbatas pada suatu waktu tertentu. Dengan media,
durasi pembelajaran juga bisa di kurangi.
Media pembelajaran dapat memecahkan masalah pendidikan.
Jenis-Jenis Media Pembelajaran
Media pembelajaran merupakan sarana dan prasarana untuk menunjang
terlaksananya suatu kegiatan pembelajaran, keberadaan media pembelaj
sangat diperlukan dalam proses pembelajaran. Terdapat berbagai jenis media
yang dapat digunakan dan memiliki nilai kegunaan masing-masing.
udjana dan Rifai (2010:3) telah mengelompokkan beberapa jenis media
pembelajaran menjadi beberapa kelompok sebagai berikut: Pertama, media grafis
15
Berdasarkan ciri dan bentuk fisiknya Asyhar (2012) mengelompokkan
media pembelajaran menjadi empat macan antara lain:
a. Media Pembelajaran Dua Dimensi (2D), yaitu media pembelajaran yang
tampilannya dapat diamati dari satu arah pandangan saja yang hanya dilihat
dimensi panjang dan lebarnya saja misalnya foto, grafik, peta, gambar, bagan
dan semua jenis media yang hanya di lihat dari sisi datar saja. Media ini
biasanya tidak memakai peralatan proyeksi dalam penggunaanya seperti buku,
modul dan sebagainya.
b. Media Pembelajaran Tiga Dimensi (3D), yaitu media yang tampilannya dapat
diamati dari arah pandang mana saja dan mempunyai dimensi panjang, lebar
dan tinggi/tebal. Media ini juga tidak menggunakan media proyeksi dalam
pemakaiannya. Kebayakan media tiga dimensi merupakan objek sungguhan
atau miniatur suatu objek , misalnya prototype, bola, kotak , meja, rumah,
gunung dan alam sekitar.
c. Media Pandang Diam (still picture), yaitu media yang menggunakan media
proyeksi yang hanya menampilkan gambar diam (tidak bergerak/statis) pada
layar misalnya foto, tulisan, gambar binatang, gambar alam semestayang
diproyeksikan dalam kegiatan pembelajaran.
d. Media Pandang Gerak (motion picture), yaitu media yang menggunakan
media proyeksi yang dapat menampilkan gambar bergerak dilayar, termasuk
media televisi, atau film termasuk media pandang gerak yang disajikan
melalui layar monitor (screen) dikomputer atau layar LCD dan sebagainya.
Berdasarkan indra yang dirangsang dalam proses pembelajaranAsyhar
(2012) juga membedakan jenis media kedalam 4 jenis, yaitu media visual, media
modul dan sebagainya.
Media Pembelajaran Tiga Dimensi (3D), yaitu media yang tampilannya dapat
diamati dari arah pandang mana saja dan mempunyai dimensi panjang, lebar
dan tinggi/tebal. Media ini juga tidak menggunakan media proyeksi dalam
pemakaiannya. Kebayakan media tiga dimensi merupakan objek sungguhan
atau miniatur suatu objek , misalnya prototype, bola, kotak , meja, rumah,
gunung dan alam sekitar.
Media Pandang Diam (still picture), yaitu media yang menggunakan media
proyeksi yang hanya menampilkan gambar diam (tidak bergerak/statis) pada
layar misalnya foto, tulisan, gambar binatang, gambar alam semestayang
royeksikan dalam kegiatan pembelajaran.
16
audio, media audio visual, dan multimedia. Berikut ini penjelasan keempat jenis
media tersebut:
a. Media Visual, yaitu jenis media yang di gunakan hanya mengandalkan indra
peglihatan semata-mata dari peserta didik dengan media ini pengelaman
belajar yang dialami peserta didik sangat tergantung pada kemampuan
penglihatannya. Beberapa media visual antara lain: (1) Media cetak seperti
buku,modul jurnal, peta, gambar dan poster, (2) Model dan prototype seperti
globe bumi dan (3) Media realitas alam sekotar dan sebagainya.
b. Media Audio, adalah jenis media yang di gunakan dalam proses pembelajaran
dengan hanya melibatkan indra pendengaran peserta didik. Pengalaman
belajar yang akan didapatkan adalah dengan mengandalkan indra kemampuan
pendengaran. Oleh karena itu media audio hanya memanipulasi kemampuan
suara semata.Pesan dan informasi yang diterima adalah berupa pesan verbal
seperti bahasa lisan, kata-kata dan lain-lain. Sedangkan pesan nonverbal
adalah dalam bentuk bunyi-bunyian, music, bunyi tiruan dan sebagainya.
Contoh media audio yang umum di gunakan adalah tipe recorder, radio, dan
CD player.
c. Media Audio-Visual, adalah jenis media yang digunakan dalam pembelajaran
dengan melibatkan pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam satu proses
atau kegiatan. Pesan dan informasi yang dapat di salurkan melalui media ini
dapat berupa pesan verbal dan nonverbal yang mengandalkan baik penglihatan
maupun pendengaran. Beberapa contoh media audio-visual adalah film, video,
program TV dan lain-lain.
globe bumi dan (3) Media realitas alam sekotar dan sebagainya.
Media Audio, adalah jenis media yang di gunakan dalam proses pembelajaran
dengan hanya melibatkan indra pendengaran peserta didik. Pengalaman
belajar yang akan didapatkan adalah dengan mengandalkan indra kemampuan
pendengaran. Oleh karena itu media audio hanya memanipulasi kemampuan
suara semata.Pesan dan informasi yang diterima adalah berupa pesan verbal
seperti bahasa lisan, kata-kata dan lain-lain. Sedangkan pesan nonverbal
adalah dalam bentuk bunyi-bunyian, music, bunyi tiruan dan sebagai
Contoh media audio yang umum di gunakan adalah tipe recorder, radio, dan
CD player.
Media Audio-Visual, adalah jenis media yang digunakan dalam pembelaj
17
d. Multimedia, yaitu media yang melibatkan beberapa jenis media dan peralatan
secara terintegrasi dalam suatu proses atau kegiatan pembelajaran.
Pembelajaran multimedia melibatkan indra penglihatan dan pendengaran
melalui media teks, visual diam, visual gerak, dan audio serta media interaktif
berbasis komputer dan teknologi komunikasi.
4. Kriteria dalam Pemilihan Media
Media merupakan salah satu komponen pembelajaran yang sangat penting
bukan sekedar sebagai alat bantu mengajar melainkan bagian integral dari
pembelajaran, sehingga diperlukan suatu pertimbangan yang matang dam
pemilihan suatu media pembelajaran. Sujana (2010:4) telah menjabarkan beberapa
kriteria-kriteria yang harus di perhatikan dalam pemilihan media, kriteria-kriteria
tersebut sebagai berikut:
a. Ketepatannya dengan tujuan pengajaran; artinya media pengajaran dipilih atas
dasar–dasar tujuan intruksional yang telah di tetapkan. Tujuan-tujuan
intruksional yang berisikan unsur pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, lebih
memunginkan digunakannya media pengajaran.
b. Dukungan Terhadap Isi Bahan Pelajaran; artinya bahan pelajaran yang
sifatnya fakta, prinsip, konsep dan generalisasi sangat memerlukan bantuan
media agar lebih mudah di pahami siswa.
c. Kemudahan memperoleh media; artinya media yang diperlukan mudah
diperoleh, tidak-setidaknya mudah dibuat oleh guru pada waktu mengajar.
Media grafis umumnya dapat dibuat oleh guru tanpa biaya yang mahal, di
samping sederhana dan praktis penggunaanya.
bukan sekedar sebagai alat bantu mengajar melainkan bagian integral dari
pembelajaran, sehingga diperlukan suatu pertimbangan yang matang dam
pemilihan suatu media pembelajaran. Sujana (2010:4) telah menjabarkan beberapa
-kriteria yang harus di perhatikan dalam pemilihan media, kriteria
tersebut sebagai berikut:
Ketepatannya dengan tujuan pengajaran; artinya media pengajaran dipilih atas
dasar–dasar–dasar dasar tujuan intruksional yang telah di tetapkan. Tujuan
intruksional yang berisikan unsur pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, lebih
memunginkan digunakannya media pengajaran.
Dukungan Terhadap Isi Bahan Pelajaran; artinya bahan pelajaran
sifatnya fakta, prinsip, konsep dan generalisasi sangat memerlukan bantuan
18
d. Ketemapilan guru dalam menggunakannya; apapun jenis media yang
diperlukan syarat utama adalah guru dapat menggunakannya dalam proses
pengajaran. Nilai dan manfaat yang diharapkan bukan pada medianya, tatapi
dampak dari penggunaan oleh guru pada saat terjadinya interaksi belajar siswa
dengan lingkungannya.
e. Tersedia waktu untuk menggunakannya; sehingga media tersebut dapat
dimanfaatkan bagi siswa selama pengajaran berlangsung.
f. Sesuai dengan taraf berfikir siswa; memilih media untuk pendidikan dan
pengajaran harus sesuai dengan taraf berfikir siswa, sehingga makna yang
terkandung didalamnya dapat dipahami oleh para siswa, menyajikan grafik
yang berisikan data dan angaka atau proposi dalam bentuk persegi bagi siswa
SD kelas-kelas rendah tidak ada manfaatnya mungkin lebih tepat dalam
bentuk gambar atau poster.
B. Pengembangan Media Komik Ceria
1. Komik
Secara umum komik dapat diartikan sebagai visualisasi dari pesan atau
informasi yang dikemas dan dituangkan kedalam gambar berurutan di dalam
bingkai yang disertai dengan balon-balon dialog atau kalimat penjelas, baik dalam
bentuk dialog ataupun teks percakapan. secara khusus komik dapat didefinisikan
sebagai suatu bentuk kartun yang mengungkapkan karakter dan memerankan
suatu cerita dalam urutan yang erat dihubungkan dengan gambar dan dirancang
untuk memberikan hiburan kepada para pembeca (Sudjana dan Rivai 2001:64),
sedangkan menurut Trimo (Mariyanah 2005:23 ) menyatakan bahwa komik
Sesuai dengan taraf berfikir siswa; memilih media untuk pendidikan dan
pengajaran harus sesuai dengan taraf berfikir siswa, sehingga makna yang
terkandung didalamnya dapat dipahami oleh para siswa, menyajikan grafik
yang berisikan data dan angaka atau proposi dalam bentuk persegi bagi siswa
SD kelas-kelas rendah tidak ada manfaatnya mungkin lebih tepat dalam
bentuk gambar atau poster.
Pengembangan Media Komik Ceria
Komik
Secara umum komik dapat diartikan sebagai visualisasi dari pesan atau
informasi yang dikemas dan dituangkan kedalam gambar berurutan di dalam
bingkai yang disertai dengan balon-balon dialog atau kalimat penjelas, baik dalam
19
merupakan visualisasi suatu ceritamelalui gambar-gambar, sedangkan kata-kata
atau kalimat hanyalah merupakansemacam penjelasan atas gambar-gambar
Dari pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa komik adalah
suatu media gambar berupa tokoh-tokoh kartun yang memerankan suatu cerita
untuk menyampaikan gagasan kepada pembaca. Dalam penelitian ini peneliti
mencoba mengembangkan komik sebagai media pembelajaran mengingat komik
dapat dijadikan sebagai wujud transformasi ilmu pengetahuan yang cukup
potensial.
Dlihat dari bentuknya komik memiliki beberapa jenis menurut Marcell
Boneff (Rizqiah 2009:24) menyatakan bahwa komik memiliki dua jenis yaitu
komik strip (comic strips) dan buku komik (comic books). Komik strips adalah
suatu bentuk komik yang terdiri dari beberapa lembar bingkai komik yang dimuat
dalam suatu harian atau majalah, biasanya mempunyai cerita yang bersambung.
Sedangkan buku komik adalah komik yang berbentuk buku biasanya mempunyai
cerita yang lebih panjang, langsung selesai ataupun bersambung dan komik buku
dapat mengantarkan cerita yang bertema legenda atau kisah-kisah kepahlawanan.
Maraknya komik di masyarakat dan banyaknya orang yang memiliki
ketertarikan terhadap komik dapat dijadikan landasan untuk menjadikan komik
sebagai media pembelajaran Sudjana dan Rivai (2001: 69) mengemukakan bahwa
komik memiliki nilai edukatif yang tidak diragukan lagi. Pemakaian yang luas
dengan ilustrasi, alur cerita yang ringan, dengan perwatakan yang realistis
menarik semua siswa dari berbagai tingkat usia. Pengembangan media komik
yang berisikan materi-materi pelajaran dapat membuat peserta didik yang
memiliki kecenderungan tidak begitu menyukai buku-buku teks lebih merasa
potensial.
Dlihat dari bentuknya komik memiliki beberapa jenis menurut Marcell
Boneff (Rizqiah 2009:24) menyatakan bahwa komik memiliki dua jenis yaitu
komik strip (comic strips) dan buku komik (comic books). Komik strips adala
suatu bentuk komik yang terdiri dari beberapa lembar bingkai komik yang dimuat
dalam suatu harian atau majalah, biasanya mempunyai cerita yang bersambung.
Sedangkan buku komik adalah komik yang berbentuk buku biasanya mempunyai
cerita yang lebih panjang, langsung selesai ataupun bersambung dan komik buku
dapat mengantarkan cerita yang bertema legenda atau kisah-kisah kepahlawanan.
Maraknya komik di masyarakat dan banyaknya orang yang memiliki
ketertarikan terhadap komik dapat dijadikan landasan untuk menjadikan komik
20
berantusias dalam membeca, komik yang disertai gambar dan ilustrasi menarik
dapat menarik perhatian siswa, bahwa dilihat dari segi empiric siswa lebih
cenderung menyukai buku yang bergambar, yang penuh warna dan
divisualisasikan dalam bentuk realistis maupun kartun.
2. Kelebihan dan Kelemahan Media Komik
Komik sebagai media pembelajaran nerupakan salah satu usaha untuk
menarik minat belajar siswa, agar dapat memahami suatu materi pelajaran dengan
lebih efektif. Seperti halnya dengan media-media yang lain, media komik juga
mempunyai kelebihan dan kelemahan. Menurut Trimo (Mariyanah 2005:26)
media komik yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran mempunyai kelebihan
sebagai berikut:
a. Komik menambah perbendaharaan kata-kata pembacanya.
b. dapat mempermudah minat baca anak.
c. Seluruh jalan cerita komik menuju kesatu hal yakni perbaikan.
d. Dengan membandingkan gambar-gambar, anak didik diberi kebebasan menilai
segi artistiknya.
e. Dapat mengembangkan imajinasi anak sehingga selaras dengan tujuan
pendidikan membentuk manusia kreatif.
f. Merupakan suatu alat yang ampuh sebagai bahan mengintroduksi suatu topik
atau subyek bahan pelajaran atau diskusi.
Dengan kelebihan yang dimiliki media komik, maka seorang pengajar
hendaknya dapat memanfaatkan media komik dengan sebaik-baiknya sebagai
media pembelajaran yang dapat membantu guru menyampaikan materi kepada
siswa.Kelebihan komik sebagai media pembelajaran yang dipaparkan di atas,
lebih efektif. Seperti halnya dengan media-media yang lain, media komik juga
mempunyai kelebihan dan kelemahan. Menurut Trimo (Mariyanah 2005:26
media komik yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran mempunyai
sebagai berikut:
Komik menambah perbendaharaan kata-kata pembacanya.
dapat mempermudah minat baca anak.
Seluruh jalan cerita komik menuju kesatu hal yakni perbaikan.
Dengan membandingkan gambar-gambar, anak didik diberi kebebasan menilai
segi artistiknya.
Dapat mengembangkan imajinasi anak sehingga selaras dengan tujuan
pendidikan membentuk manusia kreatif.
21
komik juga memiliki kelemahan. Seperti yang diungkapkan Trimo (mariyanah
2005:26) komik memiliki kelemahan dalam hal-hal tertentu antara lain:
a. Kemudahan orang membaca komik membuat malas membaca sehingga
menyebabkan penolakan-penolakan atas buku-buku yang tidak bergambar.
b. Ditinjau dari segi bahasa komik sering menggunakan kata-kata kotor atau pun
kalimat-kalimat yang kurang dapat dipertanggung jawabkan.
c. Komik menyebabkan anak malas belajar atau bekarja.
d. Banyak adegan percintaan yang menonjol.
e. Banyak gambar-gambar tokoh yang tidak atau kurang artistik.
Berdasarkan berbagai kelebihan dan kelemahan komik yang diungkapkan
di atas, peneliti berpendapat bahwa komik dapat dijadikan sebagai media yang
memiliki nilai edukatif tinggi, dengan adanya keprofesionalan seorang guru.
Penggunaan komik sebagai media pembelajaran seorang guru harus dapat
mengatatasi kelemahan komik.Dengan demikian, media komik yang diterapkan
dalam penelitian ini adalah komik yang didalamnya mengandung nilai edukatif
dan dapat digunakan sebagai media pembelajaran untuk mempermudah peserta
didik dalam menerima dan memahami materi ynag disampaikan oleh guru secara
efektif dan efisien.
3. Media Komik Ceria
Pembelajaran dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
membutuhkan kreativitas yang tinggi dari setiap guru. Guru tidak hanya sekadar
mengandalkan buku teks, sebagai satu-satunya sumber bahan ajar. Guru dituntut
untuk memiliki kreatifitas yang tinggi dalam mengaplikasikan strategi
Banyak adegan percintaan yang menonjol.
Banyak gambar-gambar tokoh yang tidak atau kurang artistik.
Berdasarkan berbagai kelebihan dan kelemahan komik yang diungkapkan
di atas, peneliti berpendapat bahwa komik dapat dijadikan sebagai media yang
memiliki nilai edukatif tinggi, dengan adanya keprofesionalan seorang guru.
Penggunaan komik sebagai media pembelajaran seorang guru harus dapat
mengatatasi kelemahan komik.Dengan demikian, media komik yang diterapkan
penelitian ini adalah komik yang didalamnya mengandung nilai edukatif
dan dapat digunakan sebagai media pembelajaran untuk mempermudah peserta
didik dalam menerima dan memahami materi ynag disampaikan oleh guru secara
efektif dan efisien.
22
pembelajaran yang inovatif, agar proses pembelajaran dapat berjalan
menyenangkan dan tidak membosankan.
Media pembelajaran komik ceria merupakan penggembangan komik yang
digunakan sebagai alat bantu pada pembelajaran IPA dengan pokok bahasan
siklus daur hidup pada hewan. Media komik ceria menyajikan materi berbentuk
gambar percakapan para tokoh mengenai apa saja tahapan siklus daur hidup pada
hewan. Media ini diharapkan mampu membuat peserta didik merasa senang dan
antusias dalam mengikuti pembelajara, juga membantu guru dalam mengenal
inovasi baru media pembelajaran. Media komik ceria anak merupakan alternatif
media pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru terutama dalam bidang studi
Ilmu Pengetahuan Alam, khususnya pada materi siklus daur hidup pada hewan.
C. Hakikat Pembelajaran IPA
IPA merupakan singkatan dari “Ilmu Pengetahuan Alam” yang merupakan
terjemahan dari Bahasa Inggris “Natural Science”. Natural berarti alamiah atau
berhubungan dengan alam. Science berarti ilmu pengetahuan. IPA merupakan
salah satu cabang ilmu pengetahuan yang fokus pengkajiannya adalah alam dan
proses-proses yang ada didalamnya, IPA didefinisikan sebagai suatu sistem untuk
memahami alam semesta melalui observasi dan eksperimen yang terkontrol
(Retnawati, 2010:1). Sedangkan menurut Sutrisno(Susanto 2008:19) menerangkan
bahwa IPA merupakan usaha manusia untuk memahami alam semesta melalui
pengematan yang tepat (correct) pada sasaran serta menggunakan prosedur yang
benar (valid) sehingga dihasilkan kesimpulan yang betul( truth).
Pembelajaran IPA di sekolah diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta
didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Pendidikan IPA
ias dalam mengikuti pembelajara, juga membantu guru dalam mengenal
inovasi baru media pembelajaran. Media komik ceria anak merupakan alternatif
media pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru terutama dalam bidang studi
Ilmu Pengetahuan Alam, khususnya pada materi siklus daur hidup pada hewan
Hakikat Pembelajaran IPA
IPA merupakan singkatan dari “Ilmu Pengetahuan Alam” yang merupakan
terjemahan dari Bahasa Inggris “Natural Science”. Natural berarti alamiah atau
berhubungan dengan alam. Science berarti ilmu pengetahuan. IPA merupakan
salah satu cabang ilmu pengetahuan yang fokus pengkajiannya adalah alam dan
proses yang ada didalamnya, IPA didefinisikan sebagai suatu sistem untuk
memahami alam semesta melalui observasi dan eksperimen yang
23
menekankanpada pemberian pengalaman langsung untukmengembangkan
kompetensi agar peserta didik mampumenjelajahi dan memahami alam sekitar
secarailmiah (Mulyasa 2012:110). Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga
IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupafakta-fakta,
konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses
penemuan.
1. Tujuan Pembelajaran IPA di SD
Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) atau
Kurikulum 2006 tujuan pendidikan IPA di Sekolah Dasar adalah agar peserta
didik mampu memiliki kemampuan sebagai berikut:
a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya.
b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran tentang adanya
hubunga yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan
masyarakat.
d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah dan membuat keputusan
e. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga
dan melestarikan lingkungan alam. Meningkatkan kesadaran untuk
menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan
Tujuan Pembelajaran IPA di SD
Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) atau
Kurikulum 2006 tujuan pendidikan IPA di Sekolah Dasar adalah agar peserta
didik mampu memiliki kemampuan sebagai berikut:
Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan
Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran tentang adanya
hubunga yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan
masyarakat.
24
Tuhan.Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai
dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs. (Mulyasa, 2010: 111).
Dengan demikian pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dapat melatih dan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan-
keterampilan yang dimiliki, melatih siswa untuk dapat berpikir serta bertindak
secara rasional dan kritis terhadap persoalan yang bersifat ilmiah yang ada di
lingkungannya. Keterampilan-keterampilan yang diberikan kepada siswa sebisa
mungkin disesuaikan dengan tingkat perkembangan usia dan karakteristik siswa
Sekolah Dasar, sehingga siswa dapat menerapkannya dalamkehidupannya sehari-
hari.
Dalam pembelajaran IPA di sekolah dasar standar kopetensi dan
kompetensi dasar dalam Ruang Lingkup bahan kajian IPA SD/MI meliputi
aspek-aspek berikut. (Mulyasa, 2012:112): a) Makhluk hidup dan proses
kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan,
serta kesehatan, b) Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat
dan gas, c) Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,
cahaya dan pesawat sederhana, d) Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi,
tata surya, dan benda-benda langit lainnya.
2. Materi Daur Hidup pada Hewan
Daur hidup merupakan suatu proses yang menandai perkembangan suatu
organisme/makhluk hidup sejak memulai hidupnya di bumi sampai bereproduksi
untuk mempertahankan keberadaan jenisnya. Proses tersebut merupakan suatu
perputaran (daur atau siklus) karena akan kembali pada titik awal mulanya. Materi
yang diajarkan pada kelas IV SD merupakan materi yang sesuai dengan SK dan
mungkin disesuaikan dengan tingkat perkembangan usia dan karakteristik siswa
Sekolah Dasar, sehingga siswa dapat menerapkannya dalamkehidupannya sehari
Dalam pembelajaran IPA di sekolah dasar standar kopetensi dan
mpetensi dasar dalam Ruang Lingkup bahan kajian IPA SD/MI
aspek berikut. (Mulyasa, 2012:112): a) Makhluk hidup dan proses
kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan,
serta kesehatan, b) Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat
dan gas, c) Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,
cahaya dan pesawat sederhana, d) Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi,
tata surya, dan benda-benda langit lainnya.
25
KD yang telah ditetapkan menurut kurikulum tingkat satuan pendidikan atau
KTSP yaitu Mendeskripsikan daur hidup beberapa hewan di lingkungan sekitar,
misalnya kecoa, nyamuk, kupu-kupu, kucing .
Lebih jelas mengenai materi siklus daur hidup hewan pada kelas IV
SD/MI, berikut ini dijabarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Pendidikan IPA SD/MI Kelas IV Semester 1 berdasarkan SK Nomor 22 Tahun
2006 tentang Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran IPA.
Materi yang dipilih dalam penelitian ini kan dikembangkan menjadi media komik
yakni tentang siklus daur hidup mahluk hidup. Adapun standar kompetensi yang
diambil yaitu
SK 4 :Memahami daur hidup beragam jenis makhluk hidup.
KD 4.1:Mendeskripsikan daur hidup beberapa hewan di lingkungan sekitar,
misalnya kecoa, nyamuk, kupu-kupu, kucing dan kompetensi dasar.
4.2 :Menunjukkan kepedulian terhadap hewan peliharaan, misalnya kucing,
ayam, ikan.
D. Kajian Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan yang pertama yaitu yang dilakukan oleh Aan
Andrianto dengan judul “Pengembangan media komik SA-WA (Isa Jawa) pada
pembelajaran bahasa jawa siswa kela IV SDN 2 Siki Kabupaten Trenggalek. Hasil
penelitian yang di lakukan oleh Aan Hardianto menunjukkan bahwa Komik yang
dikembangkan dinyatakankategori sangat baik, media pembelajaran komik Sa-Wa
dengan aspek-aspek yang di kembangkan berhasil menjadi media alternative
dalam pembelajaran di sekolah dasar khususnya kelas IV Sekolah Dasar mata
pelajaran bahasa jawa materi unggah-ungguh basa, mampu menjadi bagian
Materi yang dipilih dalam penelitian ini kan dikembangkan menjadi media komik
yakni tentang siklus daur hidup mahluk hidup. Adapun standar kompetensi yan
diambil yaitu
:Memahami daur hidup beragam jenis makhluk hidup.
4.1:Mendeskripsikan daur hidup beberapa hewan di lingkungan sekitar,
misalnya kecoa, nyamuk, kupu-kupu, kucing dan kompetensi dasar.
:Menunjukkan kepedulian terhadap hewan peliharaan, misalnya kucing,
ayam, ikan.
Kajian Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan yang pertama yaitu yang dilakukan oleh Aan
Andrianto dengan judul “Pengembangan media komik SA-WA (Isa Jawa) pada
26
strategi pembelajaran dalam upaya mengatatasi penguasaan konsep pada siswa
dengan cara lebih menarik dengan melibatkan partisipasi aktif dari siswa,
meneyangkan, dan menjadi tahap akhir produksi media, karena telah dilakukan
evaluasi terhadap media melalui hasil validai ahli media pembelajara dan ahli
bidang materi, serta uji coba
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah
sama-sama melakukan penelitian pengembangan media Komik. Perbedaan
penelitian ini dengan penelitian akan dilakukan adalah pada penelitian
pengembangan komik di di tukjukan pada mata pelajaran bahasa jawa sedangkan
penelitian yang ingin dilakukan di tujukan pada mata pelajaran IPA.
Penelitian yang relevan yang kedua yaitu yang dilakukan oleh Eko Yuli
Supriyanta dengan judul “ Pengembangan Media Komik Untuk Mata Pelajaran
IPS Tentang Sejarah Persiapan Kemerdekaan Indonesia Pada Kelas V SD
Muhammadiyah Mutuhan Wates Kulon Progo”.Hasil penelitian yang dilakukan
oleh Eko Yuli Supriyanta menunjukkan bahwa komik yang dikembangkan
dinyatakan kategori layak. Media yang dikembangkan mampu meningkatkan
motivasi dan minat siswa dalam belajar materi sejarah persiapan kemerdekaan
Indonesia, membantu mengaktifkan siswa secara fisik dan emosi, serta
mempermudah belajar siswa.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah
sama-sama melakukan penelitian pengembangan pada media Komik. Perbedaan
penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah pada penelitian ini
pengembangan Komik ditujukan pada mata pelajaran IPS sedangkan penelitian
yang akan dilakukan adalah ditujukan pada mata pelajaran IPA.
itian ini dengan penelitian akan dilakukan adalah pada penelitian
pengembangan komik di di tukjukan pada mata pelajaran bahasa jawa sedangkan
penelitian yang ingin dilakukan di tujukan pada mata pelajaran IPA.
Penelitian yang relevan yang kedua yaitu yang dilakukan oleh Eko Yuli
Supriyanta dengan judul “ Pengembangan Media Komik Untuk Mata Pelajaran
IPS Tentang Sejarah Persiapan Kemerdekaan Indonesia Pada Kelas V SD
Muhammadiyah Mutuhan Wates Kulon Progo”.Hasil penelitian yang dilakukan
oleh Eko Yuli Supriyanta menunjukkan bahwa komik yang dikembangkan
dinyatakan kategori layak. Media yang dikembangkan mampu meningkatkan
motivasi dan minat siswa dalam belajar materi sejarah persiapan kemerdekaan
Indonesia, membantu mengaktifkan siswa secara fisik dan emosi, serta
27
E. Kerangka Pikir
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
Media pembelajaran hanya menggunakan LKS berisi ringkasan materi dan soal-soal saja
• Metode pembelajaran kontekstual
• Imajinasi siswa kurang berkembang
Dilakukan Desain Pengembangan Media Komik
Ceria
Validasi dari
Ahli Materi dan Ahli Media
Tidak Layak
LayakUji Coba Media Komik Ceria
di Sekolah Dasar
Revisi Media KomikCeria
Pengembangan Media Komik Ceria
di SD
Pembelajaran Mata Pelajaran IPA kelas IV di SDN Arjosari 03 Kec
Kalipare
• Siswa merupakan siswa yang aktif
• Siswa miliki ketertarikan pada media yang berhubungandengan gambar
•
Revisi
Diharapakan penggunaan media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik guna tercapainya proses pembelajaran
yang maksimal.
Media pembelajaran hanya menggunakan LKS berisi ringkasan materi dan soal-soal saja
• Metode pembelajaran kontekstual
• Imajinasi siswa kurang berkembang
Dilakukan Desain Pengembangan Media Komik
Ceria Ahli Materi dan Ahli M
LayakUjUjU i Coba Media Komik Ceria
iswa merupakan siswa yang aktif Siswa miliki ketertarikan pada media yang berhubungandengan gambar
karakteristik peserta didik guna tercapainya proses pembelajaran
yang maksimal.