bab ii landasan teori - uksw...10 bab ii landasan teori 2.1. atraumatic care 2.1.1. definisi...

23
10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Atraumatic Care 2.1.1. Definisi Atraumatic Care Dalam pediatrik, kebutuhan untuk memberikan atraumatic care dikenal secara luas. Atraumatic care merupakan filosofi dari penyediaan perawatan terapeutik melalui penggunaan intervensi yang menghilangkan atau mengurangi distres psikologi maupun fisik yang dialami oleh anak dan keluarga (Wong & Hockenberry, 2003). Meskipun kemajuan luar biasa telah dibuat dalam perawatan anak, banyak hal yang telah dilakukan terhadap anak dalam menyembuhkan penyakit dan memperpanjang kehidupan, tetap saja bersifat traumatis, menyakitkan, menjengkelkan, dan menakutkan. Sayangnya, pengurangan trauma dari intervensi medis tidak sejalan dengan kemajuan teknologi. Dengan pengetahuan stressor diterapkan pada anak yang sakit dan keluarganya dan bersenjatakan intervensi yang aman dan efektif dalam mengeliminasi dan mengurangi stressor, tenaga kesehatan profesional harus mengarahkan

Upload: others

Post on 01-May-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI - UKSW...10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Atraumatic Care 2.1.1. Definisi Atraumatic Care Dalam pediatrik, kebutuhan untuk memberikan atraumatic care dikenal secara

10

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Atraumatic Care

2.1.1. Definisi Atraumatic Care

Dalam pediatrik, kebutuhan untuk memberikan

atraumatic care dikenal secara luas. Atraumatic care

merupakan filosofi dari penyediaan perawatan

terapeutik melalui penggunaan intervensi yang

menghilangkan atau mengurangi distres psikologi

maupun fisik yang dialami oleh anak dan keluarga

(Wong & Hockenberry, 2003).

Meskipun kemajuan luar biasa telah dibuat

dalam perawatan anak, banyak hal yang telah

dilakukan terhadap anak dalam menyembuhkan

penyakit dan memperpanjang kehidupan, tetap saja

bersifat traumatis, menyakitkan, menjengkelkan, dan

menakutkan. Sayangnya, pengurangan trauma dari

intervensi medis tidak sejalan dengan kemajuan

teknologi. Dengan pengetahuan stressor diterapkan

pada anak yang sakit dan keluarganya dan

bersenjatakan intervensi yang aman dan efektif dalam

mengeliminasi dan mengurangi stressor, tenaga

kesehatan profesional harus mengarahkan

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI - UKSW...10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Atraumatic Care 2.1.1. Definisi Atraumatic Care Dalam pediatrik, kebutuhan untuk memberikan atraumatic care dikenal secara

11

perhatiannya terhadap pemberian atraumatic care

(Hockenberry & Wilson, 2007).

Atraumatic care melibatkan bimbingan anak

dan keluarganya untuk melewati pengalaman layanan

kesehatan menggunakan pendekatan yang berpusat

pada keluarga (Kyle, 2008).

2.1.2. Komponen Dalam Atraumatic Care

Tujuan utama dalam memberikan atraumatic

care adalah: tidak membahayakan. Tiga prinsip dalam

memberikan kerangka untuk mencapai tujuan ini: (1)

mencegah atau meminimalisir perpisahan anak dari

keluarganya, (2) mendorong rasa pengendalian diri,

dan (3) mencegah atau meminimalisir cedera fisik dan

nyeri. Contoh dalam memberikan atraumatic care

termasuk mendorong hubungan antara anak dan

orang tua selama hospitalisasi, mempersiapkan anak

sebelum melaksanakan perawatan dan prosedur yang

tidak biasa, mengontrol nyeri, menghargai privasi

anak, memberikan kegiatan bermain untuk

mengekspresikan rasa takut dan agresi, memberikan

pilihan pada anak, dan menghargai perbedaan kultur

(Hockenberry & Wilson, 2007).

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI - UKSW...10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Atraumatic Care 2.1.1. Definisi Atraumatic Care Dalam pediatrik, kebutuhan untuk memberikan atraumatic care dikenal secara

12

Atraumatic care melibatkan bimbingan anak

dan keluarganya untuk melewati pengalaman layanan

kesehatan menggunakan pendekatan yang berpusat

pada keluarga dengan mempromosikan peran

keluarga, membina dukungan keluarga, dan

menyediakan informasi yang tepat. Perawat juga

membantu mereka mengatasi masalah tersebut

dengan menggunakan intervensi yang spesifik untuk

dan anak dan sesuai dengan usia. Persiapan dapat

membantu anak dan keluarga untuk menyesuaikan diri

terhadap penyakit dan hospitalisasi. Perawat

menggunakan teknik yang tepat untuk komunikasi

terapeutik (tujuan yang terarah, fokus, komunikasi

yang terarah), permainan terapeutik (jenis permainan

yang menyediakan outlet emosional atau

meningkatkan kemampuan anak untuk mengatasi

stres penyakit dan hospitalisasi), dan pendidikan

pasien untuk membantu anak dan keluarga

memahami alasan dari hospitalisasi dan uji yang

diperlukan dan prosedur-prosedur yang ada.

Persiapan lain juga dapat dengan membantu keluarga

dan anggota layanan kesehatan lainnya untuk

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI - UKSW...10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Atraumatic Care 2.1.1. Definisi Atraumatic Care Dalam pediatrik, kebutuhan untuk memberikan atraumatic care dikenal secara

13

memperoleh sumber dan hubungan yang diperlukan

untuk layanan yang optimal (Kyle, 2008).

Keperawatan bayi dan anak konsisten dengan

definisi keperawatan sebagai "diagnosis dan

pengobatan respon manusia terhadap masalah

kesehatan aktual atau potensial." Definisi ini

menggabungkan sifat penting empat dari praktek

keperawatan modern:

i. Memperhatikan berbagai pengalaman dan

tanggapan masyarakat terhadap kesehatan dan

penyakit tanpa batasan orientasi fokus masalah

ii. Integrasi data yang obyektif dengan

pengetahuan yang diperoleh dari pemahaman

pasien atau pengalaman subyektif kelompok

iii. Penerapan pengetahuan ilmiah terhadap proses

diagnosis dan pengobatan

iv. Penyediaan hubungan perawatan yang

memfasilitasi kesehatan dan penyembuhan.

Pembentukan hubungan terapeutik adalah

dasar penting untuk memberikan asuhan keperawatan

yang berkualitas tinggi. Perawat anak perlu

berhubungan dengan anak-anak dan keluarganya dan

harus dapat memisahkan antara perasaan dan

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI - UKSW...10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Atraumatic Care 2.1.1. Definisi Atraumatic Care Dalam pediatrik, kebutuhan untuk memberikan atraumatic care dikenal secara

14

kebutuhan mereka. Dalam hubungan terapeutik,

caring, batasan yang didefinisikan dengan baik,

memisahkan perawat dari anak dan keluarga. Batasan

ini bersifat positif dan profesional dan meningkatkan

kendali keluarga atas perawatan kesehatan anak.

Keduanya, baik perawat dan keluarga dimampukan

dan komunikasi yang terbuka dapat dipertahankan.

Dalam hubungan yang tidak terapeutik, batasan-

batasan ini tidak terlihat dengan jelas, dan banyak

tindakan keperawatan dilakukan hanya untuk

memenuhi kepentingan pribadi, seperti kepentingan

untuk dilibatkan dan merasa dibutuhkan, dibandingkan

hanya untuk memenuhi kebutuhan keluarga (Kyle,

2008).

2.1.3. Prinsip-Prinsip Atraumatic Care

2.1.3.1. Mencegah atau mengurangi stressor fisik,

termasuk nyeri, rasa tidak nyaman, imobilitas,

kurang tidur, ketidakmampuan untuk makan

atau minum, dan perubahan eliminasi.

i. Menghindari atau mengurangi prosedur

yang menggangu atau menyakitkan,

seperti injeksi, tusukan-tusukan,

kateterisasi uretra.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI - UKSW...10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Atraumatic Care 2.1.1. Definisi Atraumatic Care Dalam pediatrik, kebutuhan untuk memberikan atraumatic care dikenal secara

15

ii. Menghindari atau mengurangi berbagai

macam distres fisik, seperti kebisingan,

bau, gemetar, restrain, trauma kulit.

iii. Mengontrol nyeri melalui pengkajian yang

sering dan intervensi farmakologi dan

non-farmakologi.

2.1.3.2. Mencegah atau mengurangi perpisahan

orang tua dan anak.

i. Mendukung perawatan yang berfokus

pada keluarga, memperlakukan keluarga

sebagai pasien.

ii. Menggunakan perawatan inti.

iii. Mempertimbangkan hasil penelitian yang

berhubungan dengan preferensi orang

tua dan anak dan apakah tidak saling

berhubungan.

2.1.3.3. Mendukung rasa kendali

i. Memperoleh pengetahuan keluarga

tentang anak dan kondisi kesehatannya,

mempromosikan kemitraan,

keberdayaan, dan kemampuan.

ii. Mengurangi rasa takut yang tidak

diketahui melalui pendidikan, artikel yang

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI - UKSW...10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Atraumatic Care 2.1.1. Definisi Atraumatic Care Dalam pediatrik, kebutuhan untuk memberikan atraumatic care dikenal secara

16

dikenal, dan mengurangi ancaman

lingkungan.

iii. Memberikan kesempatan untuk kontrol,

seperti berpartisipasi dalam perawatan,

mencoba untuk menormalkan jadwal

harian, dan memberikan saran secara

langsung (Hockenberry & Wilson, 2007).

2.2. Hospitalisasi

2.2.1. Hospitalisasi Pada Anak

Hospitalisasi merupakan suatu proses yang

karena suatu alasan yang terencana atau darurat,

mengharuskan anak tinggal di rumah sakit, menjalani

terapi dan perawatan sampai pemulangannya kembali

ke rumah. Selama proses tersebut, anak dan orang

tua dapat mengalami kejadian yang menurut beberapa

penelitian ditunjukkan dengan pengalaman yang

sangat traumatik dan penuh dengan kecemasan

(Supartini, 2004).

Rentang sehat-sakit merupakan batasan yang

dapat diberikan bantuan pelayanan keperawatan pada

anak, adalah suatu kondisi anak berada dalam status

kesehatan yang meliputi sejahtera, sehat optimal,

sehat, sakit, sakit kronis, dan meninggal. Rentang ini

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI - UKSW...10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Atraumatic Care 2.1.1. Definisi Atraumatic Care Dalam pediatrik, kebutuhan untuk memberikan atraumatic care dikenal secara

17

suatu alat ukur dalam menilai status kesehatan yang

bersifat dinamis dalam setiap waktu, selama dalam

batas rentang tersebut anak membutuhkan bantuan

perawat baik secara langsung maupun tidak langsung,

seperti apabila anak berada pada rentang sehat, maka

upaya perawat untuk meningkatkan derajat kesehatan

sampai mencapai taraf kesejahteraan baik fisik, sosial

maupun spiritual. Demikian sebaliknya, apabila kondisi

anak dalam kondisi kritis atau meninggal maka

perawat selalu memberikan bantuan dan dukungan

pada keluarga (Supartini, 2004).

2.2.2. Dampak Hospitalisasi Pada Anak

Kyle, 2008 menyatakan stressor yang dialami

oleh anak selama hospitalisasi dapat menyebabkan

berbagai reaksi. Anak dapat bereaksi menjadi stres

karena hospitalisasi sebelum mereka masuk, selama

hospitalisasi, dan setelah keluar dari rumah sakit.

Pertahanan perilaku seperti marah, perasaan

bersalah, regresi, dan berakting dapat terjadi. Banyak

faktor yang mempengaruhi jumlah dan tingkat reaksi

anak, mungkin pengalaman, dan faktor ini dapat

meningkatkan atau mengurangi rasa takut pada anak.

Respon anak pada stressor rasa takut, kecemasan

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI - UKSW...10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Atraumatic Care 2.1.1. Definisi Atraumatic Care Dalam pediatrik, kebutuhan untuk memberikan atraumatic care dikenal secara

18

saat perpisahan, dan kehilangan kendali juga akan

beragam tergantung pada umur dan tingkat

perkembangan mereka. Anak dengan penyakit kronis

yang mempunyai berbagai pengalaman selama

hospitalisasi mungkin mempunyai reaksi yang

berbeda.

Bayi

Bayi baru lahir dan bayi beradaptasi untuk hidup di luar

rahim dan masih bergantung pada orang lain untuk

diasuh dan dijaga. Sayangnya, selama sakit dan

hospitalisasi, pola penting dari makan, kontak, rasa

nyaman, tidur, eliminasi, dan stimulasi terganggu,

mengakibatkan ketakutan, kecemasan saat

perpisahan, dan kehilangan kendali. Pada usia lima

sampai enam bulan, bayi telah mengembangkan

kesadaran diri sebagai yang terpisah dari ibunya.

Sebagai hasil, bayi pada umur ini sadar akan adanya

pengasuh utama mereka dan menjadi takut terhadap

orang yang tidak dikenal (Kyle, 2008).

Balita

Balita lebih sadar terhadap diri sendiri dan dapat

mengomunikasikan keinginan mereka. Karena anatomi

mereka sedang berkembang, balita membutuhkan

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI - UKSW...10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Atraumatic Care 2.1.1. Definisi Atraumatic Care Dalam pediatrik, kebutuhan untuk memberikan atraumatic care dikenal secara

19

guru untuk mengurangi perkembangan rasa malu dan

ragu. Balita sering takut terhadap orang asing dan

dapat mengingatkan mereka kepada peristiwa-

peristiwa traumatis. Hanya berjalan menuju ruang

perawatan dimana peristiwa traumatis sebelumnya

terjadi dapat mengakibatkan gangguan ekstrim pada

balita. Ketika balita berpisah dari orang tua atau

pengasuhnya di lingkungan yang asing, kecemasan

saat pemisahan akan semakin parah. Respon untuk

kecemasan ini, balita akan mendemonstrasikan

perlakuan seperti memohon agar orang tuanya tetap

tinggal, secara fisik mencoba pergi setelah orang

tuanya, melemparkan amarah, menolak untuk

memenuhi rutinitas biasanya (Kyle, 2008).

Anak Usia Prasekolah

Anak usia prasekolah mempunyai kemampuan

perkembangan dan verbal yang lebih baik untuk

beradaptasi terhadap situasi yang bervariasi, namun

sakit dan hospitalisasi tetap menjadi tekanan. Anak

usia sekolah dapat memahami bahwa mereka

mengalami hospitalisasi karena mereka sakit, namun

mereka tidak dapat memahami penyebab penyakit

yang mereka alami. Secara keseluruhan, anak usia

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI - UKSW...10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Atraumatic Care 2.1.1. Definisi Atraumatic Care Dalam pediatrik, kebutuhan untuk memberikan atraumatic care dikenal secara

20

prasekolah berpikir konkret, egosentris, dan berpikiran

magis (jenis pemikiran yang memungkinkan untuk

berfantasi dan kreatif) membatasi mereka untuk

memahami, jadi komunikasi dan intervensi harus

dalam tingkat pemahaman mereka (Kyle, 2008).

Anak Usia Sekolah

Anak usia sekolah mampu berpisah dengan orang tua.

Meskipun mereka tidak sepenuhnya bebas dari

kecemasaan saat perpisahan, mereka lebih

berorientasi terhadap realita. Jika ditangani dengan

baik, hospitalisasi akan dipandang oleh anak usia

sekolah sebagai petualangan dimana mereka dapat

belajar banyak hal dan mempunyai teman baru. Untuk

mengurangi rasa takut, perawat dapat memberikan

penjelasan prosedural, memperbolehkan anak untuk

berpartisipasi dalam perencanaan, melakukan

perawatan sendiri, dan memberikan instruksi dan

jawaban yang jujur tentang sakit dan perjalanan

penyakit yang dialami oleh anak (Kyle, 2008).

Remaja

Remaja mungkin dapat atau bahkan tidak

mengekspresikan ketakutannya. Perawat diharapkan

mendidik remaja dengan jujur. Remaja yang lebih

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI - UKSW...10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Atraumatic Care 2.1.1. Definisi Atraumatic Care Dalam pediatrik, kebutuhan untuk memberikan atraumatic care dikenal secara

21

muda lebih membutuhkan penjelasan yang konkret,

sedangkan remaja yang lebih tua dapat memproses

konsep yang abstrak dengan lebih baik (Kyle, 2008).

2.3. Penelitian-Penelitian Terkait

2.3.1. Hospitalisasi Pada Anak Dan Atraumatic Care

Pet-therapy (terapi menggunakan hewan

peliharaan) juga termasuk salah satu atraumatic care.

Dalam penelitian Kaminski, Pellino & Wish (2002)

menyatakan anak-anak dan orang tua atau care givers

melihat kehidupan anak dan terapi hewan peliharaan

sebagai pengalaman yang positif. Anak-anak dalam

kelompok terapi hewan peliharaan tampaknya

mengalami kegembiraan antisipatif ketika mereka

melihat anjing; pre-intervensi nadi lebih tinggi dalam

kelompok ini dibandingkan kelompok terapi kehidupan

anak. Anak-anak yang berada dalam kelompok terapi

hewan peliharaan cenderung mengatakan ingin

bersama binatang peliharaan dan menginginkan untuk

bermain lebih sering daripada kelompok terapi

kehidupan anak. Penggunaan terapi hewan

memberikan pengalihan perhatian yang diperlukan

atau juga berupa persahabatan tanpa syarat untuk

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI - UKSW...10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Atraumatic Care 2.1.1. Definisi Atraumatic Care Dalam pediatrik, kebutuhan untuk memberikan atraumatic care dikenal secara

22

beberapa pasien, seperti mereka yang beberapa kali

masuk atau mungkin untuk mereka yang dirawat di

rumah sakit dalam jangka waktu yang lama. Hewan

dapat membuat rumah sakit yang asing lebih seperti

suasana di rumah, meningkatkan persepsi keluarga,

dan mungkin meningkatkan pemulihan.

Penelitian Hendon & Bohon (2007)

menyatakan atraumatic care dengan menggunakan

terapi musik mendapatkan hasil yang signifikan

(M=12.43, SD=4.83) dimana anak lebih banyak

tersenyum selama tiga menit dibandingkan dengan

menggunakan terapi bermain (M=5.74, SD=3.10).

Terapi musik juga membantu agar pengalaman saat

dihospitalisasi dapat menjadi hal yang positif bagi anak

dengan memberikan mereka kenyamanan bersama

orang yang menyenangkan, melalui upaya dukungan

koping, dan menyediakan saluran komunikasi agar

rasa takut, marah, sedih, dan kesepian dapat

diungkapkan (McDonnell, 1983).

Dalam penelitiannya, Bossert (1994)

menghasilkan enam kategori peristiwa tekanan:

peristiwa mengganggu, gejala fisik, intervensi

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI - UKSW...10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Atraumatic Care 2.1.1. Definisi Atraumatic Care Dalam pediatrik, kebutuhan untuk memberikan atraumatic care dikenal secara

23

terapeutik, aktivitas terbatas, perpisahan, dan

lingkungan.

Ketika penyakit sudah cukup serius untuk

memerlukan perawatan seseorang di rumah sakit,

proses dari hospitalisasi dapat menghasilkan stres

(bagi semuanya) yang independen yang ditimbulkan

oleh penyakit itu sendiri. Penyakit mungkin dapat

menjadi situasi yang menimbulkan stres tidak hanya

terhadap orang yang diserang, tetapi juga terhadap

anggota keluarganya (Skipper et al.).

2.3.2. Dampak Hospitalisasi Pada Anak

Pengumpulan data yang dilakukan Kennedy et

al. (2004) dalam penelitiannya di Cina umumnya

terjadi kemudian dalam urutan sementara ini, ketika

balita lebih cenderung menunjukkan perilaku menarik

diri. Anak prasekolah yang dihospitalisasi

menunjukkan masalah, secara signifikan berupa

kecemasan.

Jessee, Strickland, Lipper & Hudson (1986)

mengatakan stres yang dialami oleh anak-anak karena

hospitalisasi terus menjadi perhatian utama dari

spesialis kehidupan anak. Kemampuan untuk

mengatasi stres ini dapat ditingkatkan dengan positif,

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI - UKSW...10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Atraumatic Care 2.1.1. Definisi Atraumatic Care Dalam pediatrik, kebutuhan untuk memberikan atraumatic care dikenal secara

24

kegiatan produktif mengundang keterlibatan sensorik

serta memuaskan rasa ingin tahu alami anak tentang

dunianya. Empat kegiatan khusus juga telah

direncanakan untuk mempromosikan keterlibatan lebih

jauh dengan alam di luar rumah sakit. Empat kegiatan

tersebut antara lain belajar mengenai tanaman,

melukis keadaan luar, merancang sebuah kolase

alam, dan meneliti lingkaran pohon. Sebagai satu unit,

pengalaman ini memberikan pendekatan yang

komprehensif terhadap terapi bagi anak yang sedang

dihospitalisasi dan menambahkan hal positif.

Stres dihasilkan oleh hasil hospitalisasi dan

pembedahan dari kesepian, duka cita, rasa

ditinggalkan, rasa terpenjara, dan ancaman dari luka

fisik, seperti halnya kebutuhan lebih untuk cinta, kasih

sayang, dan perlindungan dari seorang ibu (Skipper et

al.). Serupa dengan studi terbaru tentang distres

emosional pada anak usia sekolah yang menjalani

hospitalisasi pediatrik, temuan dalam penelitian Mabe,

Treiber, & Rilley (1991) menyatakan bahwa anak yang

dihospitalisasi akan mengalami distres yang tidak lebih

besar dari yang dicatat untuk anak-anak di populasi

umum. Faktanya, dari 80 anak yang diteliti, hanya

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI - UKSW...10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Atraumatic Care 2.1.1. Definisi Atraumatic Care Dalam pediatrik, kebutuhan untuk memberikan atraumatic care dikenal secara

25

tujuh yang melaporkan gejala-gejala depresi yang

menunjukkan distres yang signifikan (yaitu,

memperoleh skor 19 atau lebih tinggi pada CDI) dan

hanya lima yang melaporkan gejala-gejala kecemasan

yang menunjukkan distres yang signifikan (yaitu,

memperoleh t-skor 70 atau lebih pada CMAS-R).

Penelitian yang dilakukan oleh Moghaddam,

Moghaddam, Sadegmoghaddam, & Ahmadi (2011)

menunjukkan bahwa hospitalisasi anak dapat

membawa perubahan negatif dan tekanan mental dan

spiritual pada anak dan orang tua, dan dapat

membahayakan kesehatan mereka. Walaupun anak

pada usia menuju sekolah dapat beradaptasi lebih

baik dalam hal perpisahan, stres dari penyakit atau

hospitalisasi memaksa mereka untuk dapat

meningkatkan kebutuhan perlindungan dan bimbingan

dari orang tua mereka. Anak usia sekolah (usia

sekolah menengah pertama dan menengah atas)

menunjukkan reaksi lebih besar dalam perpisahan dari

aktivitas mereka saat ini seperti halnya aktivitas sosial

dari pada perpisahan dengan orang tua. Perasaan

kesepian, perpisahan, depresi, dan kekesalan

merupakan hal yang biasa. Hal tersebut penting untuk

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI - UKSW...10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Atraumatic Care 2.1.1. Definisi Atraumatic Care Dalam pediatrik, kebutuhan untuk memberikan atraumatic care dikenal secara

26

membedakan apakah reaksi tersebut disebabkan oleh

perpisahan dibandingkan penyakit atau penyembuhan

atau oleh kondisi rumah sakit.

2.3.3. Peran Dan Implementasi Perawat Tentang Atraumatic

Care

Penelitian Brown & Ritchie (1990)

menunjukkan bahwa pemberdayaan keluarga,

partisipasi orang tua dalam perawatan dan

pengambilan keputusan, dan mendukung komunikasi

perawat-orang tua yang selaras dengan lingkungan

rumah sakit yang telah membatasi pola komunikasi,

meningkatkan kontrol orang tua oleh perawat, dan

dimana model medis bantuan berlaku. Perubahan

akan terjadi jika perawat menerima pendidikan dasar

dan berkelanjutan yang relevan, jika mereka

mempraktikkan penggunaannya dan memberdayakan

model perawatan, dan jika mereka berlatih dalam

lingkungan yang secara aktif mempromosikan dan

mendukung komunikasi perawat-orang tua, perawatan

holistik, dan pemberdayaan keluarga. Penelitian ini

juga menemukan bahwa dalam banyak situasi perawat

mengalami kesulitan memenuhi kewajibannya

terhadap orang tua anak-anak dirawat di rumah sakit.

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI - UKSW...10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Atraumatic Care 2.1.1. Definisi Atraumatic Care Dalam pediatrik, kebutuhan untuk memberikan atraumatic care dikenal secara

27

Semua perawat mengakui bahwa merawat orang tua

adalah bagian dari peran mereka, dan bahwa

perawatan mereka terhadap anak-anak didasarkan

pada apa yang mereka percaya adalah terbaik untuk

mereka. Hal ini menunjukkan bahwa perawat mungkin

bersedia menemukan cara untuk merawat keluarga

dimana perawatan psikososial orang tua harus

didahulukan daripada kebutuhan dalam kontrol orang

tua. Namun, perawat hanya dapat membuat

perubahan ini dengan peluang pendidikan yang

sesuai, dan jika mereka mampu untuk berlatih di

lingkungan yang mendukung dan memungkinkan

mereka untuk memberikan pemberdayaan perawatan

berpusat pada keluarga.

Studi Danemon, Macaluso, & Guzzetta (2003)

mengungkapkan bahwa sikap pemberi layanan

kesehatan anak yang multidisiplin menerima ke arah

partisipasi keluarga dalam perawatan. Perbedaan

dalam sikap ditemukan diantara bagian PPAS terpilih

dan di antara responden yang berhubungan dengan

jenis kelamin, jabatan pekerjaan, tingkat pendidikan,

dan tipe bagian (umum, bidang khusus, atau

perawatan kritis) dimana pemberi layanan kesehatan

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI - UKSW...10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Atraumatic Care 2.1.1. Definisi Atraumatic Care Dalam pediatrik, kebutuhan untuk memberikan atraumatic care dikenal secara

28

bekerja. Dalam studi ini, wanita lebih menerima

partisipasi keluarga dibandingkan pria; biarpun kedua

kelompok masuk dalam jangkauan sikap penerimaan.

Seperti dalam studi terbaru, peneliti menemukan sikap

mendukung yang lebih didasarkan pada tingkat

pendidikan tertinggi, namun secara keseluruhan, sikap

yang menerima ke arah partisipasi keluarga tanpa

memperhatikan pendidikan. Berdasarkan hasil, dapat

disebutkan bahwa orang tua dalam penelitian ini

menerima tingkat dukungan yang tinggi (4.1 ± 0.7) dari

perawat.

Dalam penelitian ini, dukungan instrumental

dan satu dari pertanyaan, “perasaan optimis anak,’

mempunyai nilai tertinggi. Disebutkan sebelumnya,

subskala ini mencakup jenis dukungan yang termasuk

pemberian perawatan, dukungan finansial, waktu,

tenaga kerja, dan modifikasi lingkungan. Hasil studi

saat ini menunjukkan bahwa beberapa lingkungan

yang melekat dan faktor budaya (seperti reaksi

emosional yang berat oleh orang tua selama prosedur)

dapat menghambat perawat pediatrik dalam membina,

tetapi tidak semua, komponen dari peran orang tua.

Temuan penelitian ini juga mengungkapkan bahwa

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI - UKSW...10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Atraumatic Care 2.1.1. Definisi Atraumatic Care Dalam pediatrik, kebutuhan untuk memberikan atraumatic care dikenal secara

29

orang tua dengan tingkat pendidikan rendah dikatakan

menerima dukungan emosional yang tinggi.

Penemuan lain menunjukkan adanya perbedaan yang

signifikan antara dukungan instrumental dan jenis

kelamin dari orang tua, dengan ayah menerima

dukungan lebih dibandingkan ibu. Hasil ini

menyarankan ayah dapat menemukan dukungan

finansial, waktu, dan faktor lingkungan yang lebih

penting sebagai pendukung (Sanjari, Shirazi, Heidari,

Salemi, Rahmani, & Shoghi, 2009).

Temuan Stratton (2004) memiliki kesamaan

dengan badan dari literatur pada perawatan kualitas

kesehatan untuk anak. Penemuan penelitian saat ini

menyatakan bahwa hubungan antara pemberi layanan

kesehatan yang lain dan keluarga/anak sama penting.

Dalam pembicaraan tentang pemberi layanan

kesehatan, penelitian ini menemukan bahwa orang tua

tidak tertuju pada kemampuan teknik pemberi layanan

kesehatan kecuali kecelakaan spesifik yang

menimbulkan ketidak nyamanan, distres atau nyeri.

Pada penelitian Kennedy, Kools, Kong, Chen,

Franck, & Wong (2004) menyatakan pola perilaku

nampak menjadi spesifik dalam stase perkembangan.

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI - UKSW...10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Atraumatic Care 2.1.1. Definisi Atraumatic Care Dalam pediatrik, kebutuhan untuk memberikan atraumatic care dikenal secara

30

Anak-anak mempunyai masalah yang lebih besar

ketika keluarganya menunjukkan keterlibatan yang

cenderung kurang. Sebelum anak memasuki rumah

sakit, sudah ada kepercayaan yang mungkin hadir jika

orang tua akrab dengan atau memiliki pengalaman

yang baik sebelumnya dengan rumah sakit, dan/atau

jika mereka sudah memiliki keyakinan dalam penyedia

layanan kesehatan (Thompson, Hupcey, & Clark,

2003).

Orang tua yang berpartisipasi dalam studi yang

dilakukan Espezel & Canam (2003) memiliki interaksi

umum yang positif dengan perawat yang merawat

anak-anak mereka, tetapi interaksi ini tidak

digolongkan sebagai hubungan kolaboratif. Orang tua

dan perawat sering dapat mengadakan hubungan dan

berbagi dalam memberikan perawatan anak.

Pengalaman hospitalisasi pada anak dapat

mempertimbangkan proses upaya untuk

mengembalikan kesehatan, secara keseluruhan,

mendapatkan kembali status individu di dunia.

Perawat dapat mendorong proses ini dengan

menunjukkan pentingnya pengalaman dan perasaan

individu pada saat hospitalisasi dan membantu orang-

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI - UKSW...10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Atraumatic Care 2.1.1. Definisi Atraumatic Care Dalam pediatrik, kebutuhan untuk memberikan atraumatic care dikenal secara

31

orang untuk mengadaptasikan diri terhadap

lingkungan barunya (Moghaddam et al., 2011).

Kemampuan tim medis untuk berkomunikasi

dengan pasien, sangat penting untuk proses

perawatan kesehatan. Kualitas hubungan dan

komunikasi dengan pasien anak dan keluarga

mempengaruhi semua aspek perawatan pasien,

seperti proses diagnostik, keputusan pengobatan,

kepatuhan dengan rekomendasi. Selain itu, pediatrik

berbeda dan tidak hanya membutuhkan komunikasi

antara pasien dan keterampilan dokter, tetapi juga

komunikasi dengan orang tua dan anggota keluarga

lainnya, dan pemahaman keluarga dinamika dan tahap

kognitif dan perkembangan anak (Rider, Volkan &

Hafler, 2008).

2.4. Kerangka Konseptual

Berdasarkan studi literatur yang telah dipaparkan,

maka dapat disimpulkan bahwa anak yang menjalani

perawatan di rumah sakit atau hospitalisasi akan mengalami

dampak dari hospitalisasi tersebut. Dampak yang terjadi dapat

berupa dampak yang buruk yaitu berupa stres yang dapat

menimbulkan trauma pada anak. Selama hospitalisasi, anak

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI - UKSW...10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Atraumatic Care 2.1.1. Definisi Atraumatic Care Dalam pediatrik, kebutuhan untuk memberikan atraumatic care dikenal secara

32

akan didukung dan didampingi oleh orang tua/primary care

giver. Dari dampak-dampak yang muncul perawat akan

memberikan perawatan yang dapat mengurangi hingga tidak

menimbulkan trauma pada anak atau dapat disebut dengan

atraumatic care. Dalam pelaksaannya, orang tua/primary care

giver tetap dilibatkan. Akan tetapi fenomena yang terjadi

adalah saat perawat sudah melakukan prinsip atraumatic

care, anak masih saja menangis bahkan takut ketika

berhadapan dengan perawat dan tidak mau bertemu perawat.

Maka dari itu peneliti merasa penting untuk melakukan

penelitian tentang pelaksanaan atraumatic care oleh perawat

terhadap anak selama hospitalisasi dilihat dari pandangan

orang tua/primary care giver.

Sakit Hospitalisasi

Dampak yang

terjadi saat

hospitalisasi

Penerapan

atraumatic care

Anak tidak mau menemui

perawat

Anak masih menangis

Yang akan diteliti: Pelaksanan atraumatic care

perawat dilihat dari pandangan orang

tua/primary care givers