bab iii metodelogi penelitian a. lokasi dan subjek...
TRANSCRIPT
48
Muhammad Elmy , 2013 Penerapan Microteaching Berbasis Pembelajaran Pkn Kontekstual Dalam Membangun Kompetensi Mengajar (Pedagogik) Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah Program Studi Pendidikan kewarganegaraan
(Prodi PKn), merupakan salah satu program studi pendidikan yang ada di
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lambung
Mangkurat (Unlam).
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen kuasi. Oleh karena itu,
subjek penelitian ini tidak menggunakan cara randomisasi untuk memasukkan
subjek ke dalam kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, melainkan
menggunakan kelompok subyek yang sudah ada sebelumnya (Seniati, 2008: 39).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa semester enam
prodi PKn FKIP Unlam yang terdiri dari dua kelas dengan jumlah 40 orang.
Randomisasi (undian) dilakukan untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas
kontrol dari dua subyek kelas yang telah ada. Untuk itu, tidak diperlukan
penarikan sampel dari populasi. Sehingga penelitian ini bukanlah penelitian yang
bersifat generalisasi.
Roscoe dalam buku Research Methods For Business (1982: 253)
sebagaimana yang dikutip oleh Sugiyono (2012: 90-91) memberikan saran-saran
tentang ukuran sampel untuk penelitian eksperimen yang sederhana, yang
menggunakan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka jumlah
anggota sampel masing-masing antara 10 s/d 20. Berkaca dari pendapat tersebut,
penelitian ini dengan jumlah populasi 40 siswa, masing-masing kelompok
eksperimen dan kontrol berjumlah 20 siswa dapat dianggap telah memadai.
Jadi, dari hasil undian diperoleh kelas A sebagai kelompok eksperimen
yang berjumlah 20 orang mahasiswa dan kelas B sebagai kelompok kontrol yang
48
49
Muhammad Elmy , 2013 Penerapan Microteaching Berbasis Pembelajaran Pkn Kontekstual Dalam Membangun Kompetensi Mengajar (Pedagogik) Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
juga berjumlah 20 orang mahasiswa. Penelitian ini dilaksanakan pada semester
genap tahun pelajaran 2012/ 2013.
B. Metode dan Desain Penelitian
Pendekatan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. “Pendekatan
kuantitatif merupakan penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivistik
yang digunakan untuk meneliti pada populasi dan sampel tertentu, pengumpulan
data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/ statistik
dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan” (Sugiyono, 2011:
8). Dari pendekatan kuantitatif tersebut dipilih menggunakan metode penelitian
eksperimen dalam penelitian ini. Karena penelitian eksperimen termasuk dalam
pendekatan kuantitatif. Cresswell (2009: 15) menyatakan: “experimental
research seeks to determine if a specific treatment influence an outcome in a
study. This impact is assessed by providing a specific treatment to one group and
withholding it from another group and then determining how both groups score
on an outcome”.
Beberapa bentuk desain eksperimen yang dapat digunakan adalam
penelitian yakni: “Pre-Experimental design, True Experimental design, Factorial
Experimental design, dan Quasi-experimental design” (Sugiyono, 2011: 111).
Dari beberapa bentuk jenis penelitian tersebut, dalam penelitian ini menggunakan
bentuk Quasi eksperimental designs (eksperimen kuasi).
Dalam penelitian, yang mejadi fokus adalah model Pembelajaran
Kontekstual untuk meningkatkan kompetensi mengajar (pedagogis) pada
Microteaching bagi mahasiswa PPL. Penelitian bermaksud melihat hubungan
sebab akibat. Variabel bebasnya adalah model microteaching berbasis
pembelajaran kontekstual, sedangkan variabel terikatnya adalah kemampuan
mengajar mahasiswa PPL. Eksperimen kuasi dilakukan untuk memperoleh
informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan
50
Muhammad Elmy , 2013 Penerapan Microteaching Berbasis Pembelajaran Pkn Kontekstual Dalam Membangun Kompetensi Mengajar (Pedagogik) Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
eksperimental sesungguhnya, dalam keadaan tidak memungkinkan untuk
mengontrol atau mengendalikan semua variabel.
Guna mendapatkan gambaran implementasi model microteaching berbasis
pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan kemampuan mengajar mahasiswa
PPL digunakanlah metode quasi eksperimen (Fraenkel: 1993). Dengan desain ini
sampel dibagi dalam 2 kelompok yaitu satu kelompok dengan eksperimen dan
satu kelompok lagi dengan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen
mendapatkan pembelajaran microteaching berbasis pembelajaran kontekstual
sedangkan kelompok kontrol mendapatkan pembelajaran dengan model
konvensional. Terhadap ke dua kelompok diberikan angket tingkat pengetahuan
mahasiswa, yaitu angket sebelum dan sesudah pelaksanaan microteaching serta
lembar observasi untuk melihat pengaruh pembelajaran dengan model
microteaching berbasis pembelajaran kontekstual terhadap kemampuan mengajar
mahasiswa PPL seperti yang digambarkan di bawah ini:
Tabel: 3.1 Desain Eksperimen Kuasi
Kelompok Random Tes awal Perlakuan Tes akhir
Eksperimen R O1 X O2
Kontrol R O3 - O4
Sumber: Sugiyono (2011: 75)
Keterangan:
R = Random
X = Perlakuan (penerapan microteaching berbasis pembelajaran PKn
kontekstual)
- = Microteaching konvensional
O1 = Kondisi Awal Kelas Esperimen
O2 = Kelas Esperimen Setelah Mendapatkan Perlakuan Microteaching
berbasis pembelajaran PKn kontekstual
O3 = Kondisi awal Kelas Kontrrol
O4 = Kelas Kontrol menggunakan Microteaching konvensional
51
Muhammad Elmy , 2013 Penerapan Microteaching Berbasis Pembelajaran Pkn Kontekstual Dalam Membangun Kompetensi Mengajar (Pedagogik) Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Variabel Penelitian
Melihat kesesuaian dengan objek penelitian ini, maka ada dua variabel
utama yang dijadikan fokus penelitian, yakni variabel model microteaching
berbasis pembelajaran kontekstual sebagai variabel terikat (X) dan variabel
kompetensi mengajar (pedagogis) mahasiswa sebagai variabel bebas (Y).
Dari variabel di atas, maka hubungan antar variabel dalam penelitian ini
adalah paradigma penelitian sederhana yang terdiri atas satu variabel
independen dan dependen (Sugiyono, 2012: 42).
Hal ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3.1 Paradigma Penelitian Sederhana
r
Sumber: Sugiyono (2012: 42)
Keterangan:
X = variabel terikat (microteaching berbasis
pembelajaran PKn kontekstual)
Y = variabel bebas (kompetensi mengajar/ pedagogis
Mahasiswa)
2. Definisi Operasional
Definisi operasional dirumuskan untuk menghindari kesalahan persepsi
dan interpretasi terhadap istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini.
Sebagaimana di sampaikan oleh Christensen (1988: 18), definisi operasional
adalah “operationism means that terms must be defined by the steps or
operations used to measure them”. Terlebih lagi, setiap terminologi memiliki
makna yang berbeda dalam konteks dan dalam lapangan studi yang berbeda.
Dalam penelitian ini menggunakan 2 (dua) definisi operasional yang
menggambarkan variabel-variabel penelitian, sebagai berikut:
X Y
52
Muhammad Elmy , 2013 Penerapan Microteaching Berbasis Pembelajaran Pkn Kontekstual Dalam Membangun Kompetensi Mengajar (Pedagogik) Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
a. Model microteaching berbasis kontekstual (Variabel X)
Microteaching adalah merupakan suatu teknik atau metode latihan
yang dirancang untuk mengembangkan keterampilan mengajar, baik
keterampilan-keterampilan baru, maupun keterampilan-ketarampilan lama
yang telah dimiliki oleh calon guru/ guru (bersifat remedial), yang
dilakukan dengan cara mengisolasikan komponen-komponen
keterampilan mengajar, sehingga setiap komponen keterampilan mengajar
tersebut dapat dikuasai dengan baik oleh calon guru/ guru dalam situasi
dan kondisi pengajaran yang disederhanakan atau dimikrokan. Di
dalamnya memuat materi dan keterampilan tentang kemampuan
pembelajaran kontekstual bagi mahasiswa yang kelak dapat diajarkannya
dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya
dalam kehidupan mereka.
b. Kompetensi pedagogis (mengajar) mahasiswa calon guru (Variabel Y)
Menurut Kementerian Pendidikan Nasional. Direktorat Jenderal
Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (2010).
Kemampuan yang harus dimiliki guru berkenaan dengan aspek-aspek
pedagogik, yaitu:
1) Penguasaan terhadap karakteristik peserta didik dari aspek fisik,
moral, sosial, kultural, emosional dan intelektual.
2) Penguasaan terhadap teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran
yang mendidik.
3) Mampu mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang
pengembangan yang diampu.
4) Menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik.
Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan
penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang mendidik.
53
Muhammad Elmy , 2013 Penerapan Microteaching Berbasis Pembelajaran Pkn Kontekstual Dalam Membangun Kompetensi Mengajar (Pedagogik) Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
5) Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.
6) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta
didik.
7) Melakukan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar,
memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan
pembelajaran.
Untuk memudahkan peneliti dalam membuat instrument penelitian maka
aspek dan indikator kompetensi pedagogis di atas di kolaborasi dan di
substitusikan dengan aspek dan indikator keterampilan dasar mengajar
(Membuka sampai menutup pembelajaran) yang harus dikuasai oleh
mahasiswa.
D. Alur Penelitian (Perlakuan)
Alur penelitian diawali dengan studi literatur, mengkaji kurikulum Prodi
PKn, buku pedoman PPL 1 dan buku-buku lainnya yang relevan, yang dijadikan
sumber dalam penyusunan instrumen berupa tes, bahan ajar, angket dan lembar
observasi. Kemudian dilakukan validasi angket pada mahasiswa yang telah
mempelajari microteaching. Validasi angket dilakukan untuk menganalisis
tingkat pemahaman angket dan reliabilitas angket.
Penerapan model microteaching berbasis pembelajaran kontekstual
dilakukan pada satu kelas yang telah ditentukan dengan suatu mekanisme
sebelumnya. Tahap ini dimulai dengan mahasiswa mengisi angket pertama untuk
mengetahui kemampuan awal mahasiswa, kemudian diberikan perlakuan berupa
model microteaching berbasis pembelajaran kontekstual dan diakhiri dengan
mengisi angket bagian kedua. Selanjutnya dosen mata kuliah mengisi lembar
observasi dan dilakukan wawancara terhadap beberapa mahasiswa untuk
mengetahui minat, motivasi dan tanggapan mahasiswa terhadap model yang
diterapkan dalam pembelajaran. Langkah terakhir diadakan analisis data dan
54
Muhammad Elmy , 2013 Penerapan Microteaching Berbasis Pembelajaran Pkn Kontekstual Dalam Membangun Kompetensi Mengajar (Pedagogik) Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
temuan yang diperoleh berupa data untuk menyusun laporan. Alur penelitian
tersebut dapat digambarkan dalam bagan berikut ini:
Gambar 3.2 Bagan Alur Penelitian
Sumber: Diolah oleh peneliti
Temuan
Studi pendahuluan tentang model microteaching pada
matakuliah PPL 1 mahasiswa PKn FKIP Unlam
Merumuskan masalah dan tujuan penelitian
Studi literatur tentang:
Kurikulum Prodi PKn
Buku Panduan PPL 1
Buku-buku sumber lainnya
Penyusunan sintak microteaching
berbasis pembelajaran kontekstual
Pengaruh model microteaching
berbasis pembelajaran kontekstual
Validasi, Uji
coba, Revisi
Kelompok
Kontrol
Model
microteaching
konvensional
Angket
Pertama
Observasi
Analisis data
Kesimpulan
Angket
Kedua
Angket dan
lembar ovservasi
Model
microteaching
berbasis
pembelajaran
kontekstual
Kelompok
eksperimen
55
Muhammad Elmy , 2013 Penerapan Microteaching Berbasis Pembelajaran Pkn Kontekstual Dalam Membangun Kompetensi Mengajar (Pedagogik) Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
E. Instrumen Penelitian
Untuk menjawab permasalahan penelitian dibuat instrumen penelitian
sebagai alat bantu untuk mengumpulkan data. Instrumen yang digunakan berupa:
tes pemahaman konsep, angket tanggapan mahasiswa dan lembar penilaian dosen
terhadap mahasiswa PPL I pada pembelajaran microteaching mengenai
implementasi tindakan (intervensi) yang dilakukan.
Tabel: 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian
No Variabel Sub. Variabel Indikator Alat ukur Subjek
1
Kompetensi
Pembelajaran
PKn
1. Materi
Pembelajaran
PKn
1. Sesuai kurikulum
2. Sesuai tingkat kemempuan
3. Disampaikan secara
sistematis
4. Memberikan contoh aktual
skala
bertingkat
(rating scale)
Mahasiswa
2. Metode
pembelajaran
PKn berbasis
kontekstual
1. Sesuai dengan materi yang
disampaikan
2 Menggunakan metode yang
bervariasi
3. Menuntut partisipasi aktif
4. Metode yang digunakan
mampu meningkatkan
motivasi belajar
3 Media
pembelajaran
PKn berbasis
kontekstual
1. Menggunakan media
bervariasi
2. Sesuai dengan materi
pembelajaran
3. Mendukung materi
pembelajaran
4. Digunakan dengan baik dan
tepat
4 Sumber
pembelajaran
PKn
1. Berasal dari buku paket
2. Berasal dari lingkungan
sekitar
3. Perpustakaan sebagai
sumber belajar
56
Muhammad Elmy , 2013 Penerapan Microteaching Berbasis Pembelajaran Pkn Kontekstual Dalam Membangun Kompetensi Mengajar (Pedagogik) Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
5 Evaluasi
pembelajaran
PKn
1. Menggunakan tes tulis dan
lisan
2. Ada self assesment
3. Menentukan KKM
4. Memberikan tugas
4. Mengadakan Pengayaan dan
remidial
2
Kompetensi
Pedagogis guru/
calon guru PKn
dalam
pembelajaran
microteaching
berbasis
kontekstual
1. Keterampilan
membuka dan
menutup
pembelajaran
1. Menarik perhatian peserta
didik
2. Menumbuhkan motivasi
3. Memberi acuan
4. Membuat kaitan
5. Meninjau kembali
6. Mengevaluasi
skala
bertingkat
(rating scale)
2. Pengelolaan
kelas
1. Bersikap tanggap
2. Membagi perhatian
3. Memusatkan perhatian
kelompok
4. Menurut tanggung jawab
siswa
5. Petunjuk yang jelas
3. Keterampilan
menjelaskan
1. Kejelasan
2. Penggunaan contoh
3. Pengorganisasian
4. Penekanan pada yang
penting
4. Keterampilan
mengadakan
variasi
1. Suara
2. Mimik dan gerak
3. Kesenyapan
4. Kontak pandang
5. Perubahan posisi
6. Memusatkan
7. Variasi visual
8. Variasi oral
5. Keterampilan
melakukan
penguatan
1. Penguatan verbal
2. Penguatan non-verbal
6. Keterampilan
bertanya dasar
lanjut
1. Bertanya dasar
2. Bertanya lanjut
7. Keterampilan
membimbing
kelompok
1. Merumuskan perhatian
2. Memperjelas masalah dan
urutan pendapat
57
Muhammad Elmy , 2013 Penerapan Microteaching Berbasis Pembelajaran Pkn Kontekstual Dalam Membangun Kompetensi Mengajar (Pedagogik) Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3. Menganalisis pandangan
siswa
4. Meningkatkan urutan siswa
5. Menyebarkan kesempatan
berpartisipasi
6. Menutup diskusi
Berdasarkan kisi-kisi instrumen di atas maka disusunlah instrument penelian
yang digunakan berupa: tes pemahaman konsep, angket tanggapan mahasiswa
dan lembar penilaian dosen terhadap mahasiswa PPL I pada pembelajaran
microteaching (terlampir).
F. Instrumen Pengumpulan Data
1. Strategi Pengembangan Instrumen
Suatu instrumen pengukuran yang kredibel harus memenuhi syarat
validitas dan reliabelitas. Suatu instrumen memenuhi syarat validitas jika
dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Sementara reliabelitas
menunjuk pada konsistensi, akurasi, dan stabilitas nilai hasil skala
pengukuran.
Berdasarkan hal itu, maka strategi pengembangan instrument dilakukan
melalui prosedur sebagai berikut:
a. Melakukan analisis induktif, yaitu mengembangkan instrumen
berdasarkan teori model microteaching berbasis pembelajaran kontekstual
dan kompetensi pedagogis (mengajar) yang telah diuraikan pada bagian
sebelumnya, serta merupakan hasil adaptasi dan elaborasi dari alat
penilaian kemampuan guru (APKG 1dan 2) dari Kemendikbud dengan
Instrumen dari Kokom Komalasari (2008) dari disertasi yang berjudul
“Pengaruh Pembelajaran Kontekstual dalam PKn terhadap Kompetensi
Kewarganegaraan Siswa SMP”. Hal ini untuk memenuhi validitas isi,
yaitu bahwa item-item instrument mencerminkan domain konsep dari
variable yang akan diteliti. Untuk itu maka dibuat kisi-kisi instrument
58
Muhammad Elmy , 2013 Penerapan Microteaching Berbasis Pembelajaran Pkn Kontekstual Dalam Membangun Kompetensi Mengajar (Pedagogik) Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
penelitian yang dikembangkan dari definisi operasional variabel.
Instrument penelitian yang digunakan untuk mengukur variabel model
microteaching berbasis pembelajaran kontekstual (Variabel X) berupa
aspek pengetahuan menggunakan skala bertingkat (rating scale) dengan
pilihan dari rentang:
0 = bila sama sekali belum tahu
1 = telah mengetahui sampai dengan 25%
2 = telah mengetahui sampai dengan 50%
3 = telah mengetahui sampai dengan 75%
4 = telah mengetahui 100% (semuanya)
Sedangkan, variable kompetensi mengajar (pedagogis) mahasiswa
(Variabel Y) berupa aspek praktik keterampilan kompetensi mengajar
(pedagogis) menggunakan skala bertingkat (rating scale) dengan pilihan
rentang 1 sampai 5 yaitu: 1=tidak baik; 2=kurang baik; 3=biasa-biasa,
4=baik; 5=sangat baik.
b. Melakukan analisis induktif dengan mengumpulkan data terlebih dahulu
melalui penyebaran instrument uji coba yang kemudian dianalisis dengan
teknik korelasi product moment dari Pearson.
Rumus yang digunakan menghitung validitas keseluruhan adalah korelasi
product moment. (Arikunto, 2007: 53)
Ada 3 unsur yang digunakan untuk menentukan koefisien korelasi ini,
yaitu:
59
Muhammad Elmy , 2013 Penerapan Microteaching Berbasis Pembelajaran Pkn Kontekstual Dalam Membangun Kompetensi Mengajar (Pedagogik) Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Dari ketiga rumus di atas akan didapat koefisien korelasi (r) lalu
diinterpretasikan. Untuk interpretasi dapat dilihat tabel berikut:
Tabel: 3.3 Interpretasi koefisien korelasi (r)
Besarnya r Interpretasi
0,800<r<1
0,600<r<0,600
0,400<r<0,600
0,200<r<0,400
0,000<r<0,200
Tinggi
Cukup
Agak Rendah
Rendah
Sangat Rendah
Sumber: Arikunto, (2007: 54)
Apabila diperoleh angka negatif, berarti kelasnya negatif, ini
menunjukkan kebalikan urutan indeks korelasi tidak pernah lebih dari 1
(satu).
c. Melakukan pengujian reliabelitas instrument. Uji ini dilakukan untuk
mengukur sejauh mana suatu pengukuran dapat dipercaya dan sejauh
mana skor hasil pengukuran terbebas dari kekeliruan ukur.
60
Muhammad Elmy , 2013 Penerapan Microteaching Berbasis Pembelajaran Pkn Kontekstual Dalam Membangun Kompetensi Mengajar (Pedagogik) Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas
a. Uji Validitas
1) Validitas X
Validitas konstruk (construct validity) instrumen variabel X
(model microteaching berbasis pembelajaran kontekstual) aspek
pengetahuan dapat dilihat secara terperinci dalam setiap komponen
keterampilan mengajar berikut ini:
a) Keterampilan membuka dan menutup pembelajaran
Sub Variabel Pernyataan r hitung r tabel Keterangan
Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran 1 0,849 0,444 Valid
2 0,857 0,444 Valid
3 0,758 0,444 Valid
4 0,919 0,444 Valid
5 0,900 0,444 Valid
6 0,800 0,444 Valid
Berdasarkan hasil pengolahan data yang disajikan pada tabel
di atas tampak 6 pernyataan pengukur keterampilan membuka dan
menutup pembelajaran, semua item memiliki r hitung > r tabel.
Dengan demikian ini menunjukkan semua item pernyataan sub
variabel dinyatakan valid.
b) Keterampilan mengelola kelas
Sub Variabel Pernyataan r hitung r tabel Keterangan
Keterampilan Mengelola Kelas 7 0,684 0,444 Valid
8 0,815 0,444 Valid
9 0,740 0,444 Valid
10 0,771 0,444 Valid
11 0,839 0,444 Valid
Berdasarkan hasil pengolahan data yang disajikan pada tabel
di atas tampak 5 pernyataan pengukur keterampilan mengelola
kelas, semua item memiliki r hitung > r tabel. Dengan demikian ini
61
Muhammad Elmy , 2013 Penerapan Microteaching Berbasis Pembelajaran Pkn Kontekstual Dalam Membangun Kompetensi Mengajar (Pedagogik) Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
menunjukkan semua item pernyataan sub variabel dinyatakan
valid.
c) Keterampilan menjelaskan
Sub Variabel Pernyataan r hitung r tabel Keterangan
Keterampian Menjelaskan 12 0,834 0,444 Valid
13 0,934 0,444 Valid
14 0,801 0,444 Valid
15 0,911 0,444 Valid
16 0,718 0,444 Valid
Berdasarkan hasil pengolahan data yang disajikan pada tabel
di atas tampak 5 pernyataan pengukur keterampilan menjelaskan,
semua item memiliki r hitung > r tabel. Dengan demikian ini
menunjukkan semua item pernyataan sub variabel dinyatakan
valid.
d) Keterampilan mengadakan variasi
Sub Variabel Pernyataan r hitung r tabel Keterangan
Keterampilan Mengadakan Variasi 17 0,883 0,444 Valid
18 0,694 0,444 Valid
19 0,714 0,444 Valid
20 0,694 0,444 Valid
21 0,728 0,444 Valid
22 0,728 0,444 Valid
23 0,840 0,444 Valid
24 0,816 0,444 Valid
Berdasarkan hasil pengolahan data yang disajikan pada tabel
di atas tampak 8 pernyataan pengukur keterampilan mengadakan
variasi, semua item memiliki r hitung > r tabel. Dengan demikian
ini menunjukkan semua item pernyataan sub variabel dinyatakan
valid.
62
Muhammad Elmy , 2013 Penerapan Microteaching Berbasis Pembelajaran Pkn Kontekstual Dalam Membangun Kompetensi Mengajar (Pedagogik) Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
e) Keterampilan memberikan penguatan
Sub Variabel Pernyataan r hitung r tabel Keterangan
Keterampilan Memberikan Penguatan 25 0,852 0,444 Valid
26 0,946 0,444 Valid
Berdasarkan hasil pengolahan data yang disajikan pada tabel
di atas tampak 2 pernyataan pengukur keterampilan mengadakan
variasi, semua item memiliki r hitung > r tabel. Dengan demikian
ini menunjukkan semua item pernyataan sub variabel dinyatakan
valid.
f) Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil
Sub Variabel Pernyataan r hitung r tabel Keterangan
Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok 27 0,832 0,444 Valid
28 0,882 0,444 Valid
29 0,821 0,444 Valid
30 0,902 0,444 Valid
31 0,545 0,444 Valid
32 0,669 0,444 Valid
Berdasarkan hasil pengolahan data yang disajikan pada tabel
di atas tampak 6 pernyataan pengukur keterampilan membimbing
diskusi kelompok kecil, semua item memiliki r hitung > r tabel.
Dengan demikian ini menunjukkan semua item pernyataan sub
variabel dinyatakan valid.
g) Keterampilan bertanya dasar dan lanjut
Sub Variabel Pernyataan r hitung r tabel Keterangan
Keterampilan Bertanya Dasar dan Lanjutan 33 0,827 0,444 Valid
34 0,739 0,444 Valid
35 0,767 0,444 Valid
36 0,734 0,444 Valid
37 0,889 0,444 Valid
38 0,925 0,444 Valid
39 0,754 0,444 Valid
63
Muhammad Elmy , 2013 Penerapan Microteaching Berbasis Pembelajaran Pkn Kontekstual Dalam Membangun Kompetensi Mengajar (Pedagogik) Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
40 0,876 0,444 Valid
41 0,691 0,444 Valid
42 0,760 0,444 Valid
43 0,524 0,444 Valid
Berdasarkan hasil pengolahan data yang disajikan pada tabel
di atas tampak 6 pernyataan pengukur keterampilan bertanya dasar
dan lanjut, semua item memiliki r hitung > r tabel. Dengan
demikian ini menunjukkan semua item pernyataan sub variabel
dinyatakan valid.
h) Pembelajaran kontekstual PKn
Sub Variabel Pernyataan r hitung r tabel Keterangan
Pembelajaran Kontekstual PKn 44 0,647 0,444 Valid
45 0,633 0,444 Valid
46 0,691 0,444 Valid
47 0,715 0,444 Valid
48 0,792 0,444 Valid
49 0,637 0,444 Valid
50 0,836 0,444 Valid
51 0,704 0,444 Valid
52 0,604 0,444 Valid
53 0,657 0,444 Valid
54 0,893 0,444 Valid
55 0,635 0,444 Valid
56 0,596 0,444 Valid
57 0,662 0,444 Valid
58 0,775 0,444 Valid
59 0,835 0,444 Valid
60 0,598 0,444 Valid
61 0,656 0,444 Valid
62 0,775 0,444 Valid
63 0,760 0,444 Valid
64 0,778 0,444 Valid
65 0,541 0,444 Valid
66 0,678 0,444 Valid
67 0,837 0,444 Valid
64
Muhammad Elmy , 2013 Penerapan Microteaching Berbasis Pembelajaran Pkn Kontekstual Dalam Membangun Kompetensi Mengajar (Pedagogik) Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
68 0,603 0,444 Valid
69 0,741 0,444 Valid
70 0,690 0,444 Valid
71 0,666 0,444 Valid
72 0,589 0,444 Valid
73 0,807 0,444 Valid
74 0,580 0,444 Valid
75 0,481 0,444 Valid
76 0,861 0,444 Valid
77 0,691 0,444 Valid
78 0,787 0,444 Valid
79 0,901 0,444 Valid
80 0,884 0,444 Valid
81 0,811 0,444 Valid
82 0,828 0,444 Valid
83 0,846 0,444 Valid
84 0,859 0,444 Valid
85 0,803 0,444 Valid
86 0,845 0,444 Valid
87 0,827 0,444 Valid
88 0,745 0,444 Valid
89 0,814 0,444 Valid
90 0,675 0,444 Valid
91 0,797 0,444 Valid
92 0,688 0,444 Valid
93 0,775 0,444 Valid
94 0,822 0,444 Valid
95 0,712 0,444 Valid
96 0,746 0,444 Valid
97 0,828 0,444 Valid
98 0,562 0,444 Valid
99 0,631 0,444 Valid
100 0,605 0,444 Valid
101 0,465 0,444 Valid
102 0,538 0,444 Valid
103 0,667 0,444 Valid
65
Muhammad Elmy , 2013 Penerapan Microteaching Berbasis Pembelajaran Pkn Kontekstual Dalam Membangun Kompetensi Mengajar (Pedagogik) Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Berdasarkan hasil pengolahan data yang disajikan pada tabel
di atas tampak 60 pernyataan pengukur keterampilan pembelajaran
kontekstual PKn, semua item memiliki r hitung > r tabel. Dengan
demikian ini menunjukkan semua item pernyataan sub variabel
dinyatakan valid.
2) Validitas Y
Validitas konstruk (construct validity) instrumen variabel Y
(kompetensi mengajar (pedagogis) mahasiswa) aspek keterampilan
(skiil) yang menggunakan lembar observasi, dikonstruksi berlandaskan
teori yang relevan dan merujuk pada APKG 1 dan 2, selanjutnya
dikonsultasikan dengan ahli. Para ahli yang dimaksud adalah: 1) Prof.
Dr. Ace Suryadi, M.Sc; 2) Dr. Hj. Kokom Komalasari, M.Pd; dan 3)
Prof. Dr. H. Wahyu, MS.
Berdasarkan pendapat dari ahli (judgment experts) memberi
keputusan: instrumen dapat digunakan dengan penyesuaian.
b. Uji Reliabilitas
Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.978 103
Reliabilitas instrumen penelitian ini berdasarkan pengujian pada
seluruh item pernyataan yang sudah dianggap valid, menghasilkan
koefisien korelasi (ρ value) 0.978 yang artinya lebih besar dari 0.7.
Dengan demikian, instrumen dinyatakan reliabel dan dapat digunakan.
66
Muhammad Elmy , 2013 Penerapan Microteaching Berbasis Pembelajaran Pkn Kontekstual Dalam Membangun Kompetensi Mengajar (Pedagogik) Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
G. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian meliputi tahap-tahap sebagai berikut:
1. Tahap persiapan
Persiapan yang dilakukan dalam pembelajaran meliputi:
a. Melakukan studi pendahuluan yang meliputi kajian teori tentang konsep
microteaching berbasis pembelajaran kontekstual.
b. Memperkenalkan pembelajaran dengan model microteaching berbasis
pembelajaran kontekstual pada mahasiswa
Tahap awal dari pelaksanaan mikro dimulai dengan perkuliahan
teori. Pelaksanaan perkuliahan teori ini paling tidak membutuhkan waktu
sebanyak 2 kali pertemuan, dengan lama waktu pertemuan 100
menit.perkuliahan teori ini diberikan dalam bentuk kuliah tatap muka,
diskusi kasus, dan pemutaran video model-model pembelajaran untuk
setiap keterampilan dasar mengajar. Diskusi kasus dan pemutaran video
model-model pembelajaran tersebut dimaksudkan untuk memberikan
gambaran konkrit tentang aktivitas mengajar guru kepada mahasiswa,
serta mengembangkan daya antisipasi mahasiswa terhadap tugas latihan
mengajar yang akan mereka jalani. Untuk lebih memberikan motivasi
mahasiswa terhadap penguasaan teori, maka perkuliahan teori ini diakhiri
dengan ujian teori tentang pembelajaran mikro.
Perkuliahan teori ini dimaksudkan untuk menanamkan konsep-
konsep dasar pembelajaran mikro berbasis pembelajaran kontekstual dan
prosedur pelaksanaannya. Di samping itu dalam perkuliahan teori ini juga
dikenalkan berbagai model pembelajaran untuk setiap jenis keterampilan
mengajar yang akan dilatihkan. Materi perkuliahan teori tersebut paling
tidak mencakup materi pokok yang berkaitan dengan keterampilan dasar
mengajar dan berbagai model dalam pembelajaran kontekstual. Secara
rinci materi tersebut adalah sebagai berikut:
67
Muhammad Elmy , 2013 Penerapan Microteaching Berbasis Pembelajaran Pkn Kontekstual Dalam Membangun Kompetensi Mengajar (Pedagogik) Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1) Materi tenutang konsep dasar pembelajaran microteaching
2) Materi tenutang prosedur pelaksanaan pembelajaran
microteaching
3) Materi tentang keterampilan dasar dalam pembelajaran
microteaching
4) Materi tentang model-model dalam pembelajaran kontekstual
Untuk meningkatkan keefektifan perkuliahan teori yang
dilaksanakan, perkuliahan perlu ditunjang dengan handout materi
perkuliahan dan video latihan keterampilan mengajar media pembelajaran
yang disiapkan oleh peneliti dan dosen matakuliah PPL. Bahan-bahan ini
dipersiapkan karena perkuliahan teori dilakukan dengan metode diskusi
atau Tanya jawab untuk menghindari kejenuhan, maka dengan kesiapan
materi yang demikian itu, mahasiswa telah memahami apa yang
dibicarakan (diskusi dan Tanya jawab yang dilaksanakan). Dengan
demikian perkuliahan akan menjadi hidup dan efektif.
c. Menyusun perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian.
d. Melakukan validasi instrumen.
e. Melakukan uji coba dan analisis angket pada kelompok eksperimen dan
kontrol untuk mengetahui pemahaman konsep awal mahasiswa tentang
kemampuan/ kompetensi mengajar di kelas.
2. Pelaksanaan
a. Menerapkan pembelajaran dengan model microteaching berbasis
pembelajaran kontekstual pada kelas eksperimen dan pembelajaran
microteaching secara konvensional pada kelas kontrol.
1) Mahasiswa harus menyusun Satuan Pembelajaran (SP) atau Rencana
Pembelajaran (RP) atau Skenario, lama penyajian antara 10-15 menit,
ditulis rapi dan diserahkann kepada dosen pembimbing sebelum tampil
untuk mencocokkan apa yang ditulis sesuai dengan yang dipraktikkan.
68
Muhammad Elmy , 2013 Penerapan Microteaching Berbasis Pembelajaran Pkn Kontekstual Dalam Membangun Kompetensi Mengajar (Pedagogik) Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2) Bagi mahasiswa yang tidak tampil bertugas sebagai supervisor,
observer, sekaligus sebagai peserta didik di kelas.
3) Dilakukan pembagian kelompok microteaching
4) Dilakukan pembagian tugas untuk praktek komponen keterampilan
5) Kegiatan dalam pembelajaran microteaching berbasis pembelajaran
kontekstual
a) Microteaching dilakukan di dalam sebuah ruangan yang dilengkapi
dengan berbagai alat/barang yang diperlukan.
b) Prinsip pelaksanaan microteaching dapat dijelaskan sebagai
berikut: guru/ calon guru mengajar di area mengajar.
c) Selama proses itu segala aktivitas guru/calon guru direkam oleh
kamera video. Setiap pelaksanaan mengajar direkam supaya dapat
dilihat kembali dan dievaluasi cara mengajarnya. Pastikan bahwa
gambar dan guru dapat terekam dengan jelas.
d) Pihak pengamat (Dosen matakuliah PPL 1)
e) Sekali-sekali pengamat dapat bertanya, berdiskusi dengan guru/
calon guru supaya proses mengajar lebih hidup.
f) Speaker dapat ditambahkan sepanjang memang dibutuhkan agar
suara guru terdengar lebih keras.
g) Setelah selesai, hasil rekaman dapat di diputar kembali (playback)
dengan memanfaatkan tv monitor. Pada sesi ini calon guru/calon
guru dapat melihat kembali penampilannya selama mengajar.
Sedangkan pengamat memberi penilaian, menyampaikan
kelebihan dan kekurangannya. Di sinilah menjadi titik penting
untuk melihat, mengevaluasi, memberi pendapat terhadap
kelebihan dan kekurangan guru/calon. Dengan demikian
microteaching dapat dijadikan sebuah pendekatan baru yang
69
Muhammad Elmy , 2013 Penerapan Microteaching Berbasis Pembelajaran Pkn Kontekstual Dalam Membangun Kompetensi Mengajar (Pedagogik) Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
inovatif dan aplikatif untuk mempersiapkan performance guru agar
lebih kapabel.
h) Prasyarat utama yang dibutuhkan agar microteaching dapat
berjalan adalah, tersedianya sebuah ruangan khusus yang
dilengkapi dengan kamera video, recorder, mic, penerangan yang
cukup. Ukuran ruangan tidak ada standar yang baku. Ukuran
ruangan bisa antara 8 m x 6 m, atau 8 m x 7 m. Selanjutnya
tersedianya sejumlah sarana lainnya layaknya sebuah ruang kelas.
Ada white board, meja dan kursi, OHP kalau memang diperlukan.
b. Memberikan angket pertama dan kedua pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
3. Pengolahan dan analisis data
Menghitung gain ternormalisasi kemampuan/ kompetensi model untuk
kelas kontrol dan eksperimen, melakukan uji normalitas data gain
ternormalisasi, melakukan uji homogenitas varians, melakukan uji kesamaan
dua rata-rata, serta melakukan analisis data angket dan observasi.
H. Teknik Analisis Data
Setelah penelitian diperoleh data. Data tersebut merupakan data mentah
yang harus diolah agar dapat memberikan gambaran nyata mengenai
permasalahan penelitian dan memberikan arah untuk mengkaji lebih lanjut. Hasil
penghitungannya dilakukan dengan menggunakan skor gain yang dinormalisasi.
Gain yang dinormalisasi dapat dihitung dengan menggunakan rumus score
ternormalisasi dengan rumusan Meltzer.
Selanjutnya, pengolahan dan analisis data menggunakan uji statistik
inferensial parametrik sebagai berikut:
1. Menyeleksi data
Menyeleksi data agar dapat diolah lebih lanjut, yaitu dengan memeriksa
jawaban responden sesuai kriteria yang telah ditetapkan.
70
Muhammad Elmy , 2013 Penerapan Microteaching Berbasis Pembelajaran Pkn Kontekstual Dalam Membangun Kompetensi Mengajar (Pedagogik) Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. Menentukan bobot nilai
Penentuan bobot nilai untuk setiap kemungkinan jawaban pada setiap item
variabel penelitian dengan menggunakan skala penilaian yang telah
ditentukan, kemudian menentukan skornya.
3. Pemberian koding
Untuk setiap jawaban pada angket selanjutnya skor tersebut dijumlahkan. Hal
ini dilakukan untuk mengetahui kecenderungan jawaban responden secara
umum terhadap setiap variabel penelitian.
4. Melakukan analisis secara deskriptif,untuk mengatahui kecenderungan data.
Dari analisis ini dapat diketahui rata-rata, median, standar deviasi, dan varians
data dari masing-masing variabel.
5. Pemeriksaan distribusi populasi data sampel
Pengujian distribusi populasi dari data sampel bertujuan untuk mengetahui
sebaran dari populasi data sampel yang diperoleh, apakah data sampel berasal
populasi yang berdistribusi normal atau distribusi teoritis lainnya. Hal ini
sangat berpengaruh terhadap pemilihan uji statistik yang dipergunakan apakah
parametrik atau nonparametrik. Dalam penelitian ini, data sampel yang
diperoleh diasumsikan berawal dari populasi yang berdistribusi normal. Oleh
karena itu, pengujian atas asumsi tersebut dilakukan dengan uji kecocokan
atau lebih dikenal sebagai uji kolmogorov-smirnov. Pengujian dilakukan
dengan menggunakan bantuan sofware statistik SPSS. Selanjutnya, untuk
melihat pengaruh variabel lainnya berupa pengetahuan awal mahasiswa yang
dilihat dari indikator perbedaan asal kelas mahasiswa (regular dan mandiri)
dengan IPK dan IP semester berjalan terhadap kompetensi pedagogis
mahasiswa maka dilakukan melalui analisis uji regresi.
71
Muhammad Elmy , 2013 Penerapan Microteaching Berbasis Pembelajaran Pkn Kontekstual Dalam Membangun Kompetensi Mengajar (Pedagogik) Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
6. Menghitung skor gain ternormalisasi
Untuk menjawab pertanyaan penelitian tentang perbedaan pemahaman konsep
dan keterampilan proses sains antara sebelum dan sesudah pembelajaran,
dilakukan berdasarkan pertimbangan hasil penghitungan skor gain yang
dinormalisasi.
7. Uji kesamaan dua rata-rata (bebas)
Uji kesamaan dua rata-rata (bebas) jika sebaran data berdistribusi normal dan
homogen, dilakukan dengan menggunakan uji parametrik, yaitu uji-t (t-test)
satu pihak (pihak kanan). Tujuan dari uji hipotesis adalah untuk mencari gain
yang lebih besar antara peningkatan (gain) kelompok eksperimen dengan
kelompok kontrol.