bedah preprostetik & dental implant

13
DERYANA SEPTRIANNISA DEFINISI BEDAH PRE – PROSTETIK Bedah preprostetik adalah bagian dari bedah mulut dan maksilofasial yang bertujuan untuk membentuk jaringan keras dan jaringan lunak yang seoptimal mungkin sebagai dasar dari suatu protesa. Meliputi teknik pencabutan sederhana dan persiapan mulut untuk pembuatan protesa sampai dengan pencangkokan tulang dan implan alloplastik (Stephens, 1997). Bedah preprostetik lebih ditujukan untuk modifikasi bedah pada tulang alveolar dan jaringan sekitarnya untuk memudahkan pembuatan dental prothesa yang baik, nyaman dan estetis. Ketika gigi geligi asli hilang, perubahan akan terjadi pada alveolus dan jaringan lunak sekitarnya. Beberapa dari perubahan ini akan mengganggu kenyamanan pembuatan gigi tiruan. Evaluasi intra oral jaringan lunak yang mendukung gigi tiruan secara sistematis dan hati - hati sebaiknya dilakukan sebelum mencoba melakukan rehabilitasi pengunyahan dengan geligi tiruan (Panchal et al, 2001). KLASIFIKASI BEDAH PRE – PROSTETIK Macam-macam bedah preprostetik diantaranya: a. Alveolektomi adalah suatu tindakan pembedahan yang radikal untuk mengambil prosessus alveolaris sehingga bisa dilakukan aposisi mukosa untuk mempersiapkan lingir sebelum dilakukan terapi radiasi. Hal ini dilakukan untuk menghilangkan kontur yang tidak diinginkan, pegunungan, maupun tajam untuk memberikan landasan yang lebih halus yang nyaman untuk gigi tiruan sebuah. (Pedersen, 1997) Alveolektomi dibagi dalam beberapa klasifikasi:

Upload: deryana-septriannisa

Post on 15-Jul-2016

77 views

Category:

Documents


21 download

DESCRIPTION

Definisi, Sejarah, Klasifikasi, dan Teknik

TRANSCRIPT

Page 1: Bedah Preprostetik & Dental Implant

DERYANA SEPTRIANNISA

DEFINISI BEDAH PRE – PROSTETIK

Bedah preprostetik adalah bagian dari bedah mulut dan maksilofasial yang bertujuan untuk membentuk jaringan keras dan jaringan lunak yang seoptimal mungkin sebagai dasar dari suatu protesa. Meliputi teknik pencabutan sederhana dan persiapan mulut untuk pembuatan protesa sampai dengan pencangkokan tulang dan implan alloplastik (Stephens, 1997).

Bedah preprostetik lebih ditujukan untuk modifikasi bedah pada tulang alveolar dan jaringan sekitarnya untuk memudahkan pembuatan dental prothesa yang baik, nyaman dan estetis. Ketika gigi geligi asli hilang, perubahan akan terjadi pada alveolus dan jaringan lunak sekitarnya. Beberapa dari perubahan ini akan mengganggu kenyamanan pembuatan gigi tiruan. Evaluasi intra oral jaringan lunak yang mendukung gigi tiruan secara sistematis dan hati - hati sebaiknya dilakukan sebelum mencoba melakukan rehabilitasi pengunyahan dengan geligi tiruan (Panchal et al, 2001).

KLASIFIKASI BEDAH PRE – PROSTETIK

Macam-macam bedah preprostetik diantaranya:

a. Alveolektomi adalah suatu tindakan pembedahan yang radikal untuk mengambil

prosessus alveolaris sehingga bisa dilakukan aposisi mukosa untuk mempersiapkan

lingir sebelum dilakukan terapi radiasi. Hal ini dilakukan untuk menghilangkan

kontur yang tidak diinginkan, pegunungan, maupun tajam untuk memberikan

landasan yang lebih halus yang nyaman untuk gigi tiruan sebuah. (Pedersen, 1997)

Alveolektomi dibagi dalam beberapa klasifikasi:

- Simple alveolektomi. Dilakukan setelah multiple ekstraksi, apabila ada tulang

yang tajam di periksa dulu kemudian di alveolektomi

- Radical alveolektomi. Merupakan pembentukan kontur tulang radiks dari

tulang alveolar yang diindikasikan karena adanya undercut yang sangat

menonjol

b. Gingivoplasty. Mereka dilakukan untuk menghapus atau membentuk kembali

jaringan gusi untuk memberikan permukaan yang lebih dapat diterima untuk gigi

tiruan removable. Kadang-kadang jaringan lunak kelebihan atau berlebihan

memerlukan penghapusan (Fortin, 2000).

c. Torus removal adalah prosedur  pembedahan  yang dilakukan untuk

menghilangkan satu atau lebih tonjolan ekstra tulang baik pada rahang atas maupun

Page 2: Bedah Preprostetik & Dental Implant

rahang bawah. Meskipun segmen seperti tulang tambahan tidak berbahaya, kehadiran

tulang ini dapat menjadikan masalah bagi pasien yang memerlukan beberapa jenis

protesa gigi, seperti gigi tiruan lengkap ataupun sebagian.     (Neville, et all., 2002)

d. Frenektomi adalah prosedur pembedahan yang dilakukan untuk menghilangkan

jaringan fibrosa (frenulum). Pembedahan jaringan lunak ini bertujuan untuk

meningkatkan kenyamanan dan kestabilan protesa. (Pedersen, 1997)

e. Vestibuloplasty suatu tindakan memperdalam sulkus vestibulum. Prosedur

memperdalam sulkus untuk rahang atas atau bawah biasanya dibutuhkan oleh sulkus

yang sangat rendah sehinggga protesa tidak stabil.

f. Implan merupakan prosedur tindakan bedah yang bertujuan untuk pemasangan akar

gigi buatan yang nantinya digunakan untuk menyagga gigi tiruan.

Namun ada yang membaginya menjadi 2 kelompok, yaitu bedah preprostetik mayor dan bedah preprostetik minor.

a. Bedah preprostetik mayor, diantaranya meliputi augmentasi alveolaris relatif (vestibuloplasti), augmentasi alveolaris absolute (osteotomi), dan implan.

b. Bedah preprostetik minor, diantaranya bedah pada jaringan keras dan lunak.

PROSEDUR BEDAH PRE – PROSTETIK

Alveolektomi

Prosedur kerja Alveolektomi:

a. Disinfeksi dengan povidon iodineb. Anastesi daerah kerjac. Buat flap (triangular atau trapesium) pada daerah pembedahand. Pengurangan tulang dengan bur tulang, knabel tang, dan bone filee. Dilakukan perabaan pada mukosa, bila masih ada yang tajam dikurangi lagif. Irigasi denga bersih dengan larutan saline (NaCl)g. Apabila didapatkan pengambilan tulang yang berlebihan dilakukan free grafth. Ditutup dan dijahiti. Pemberian anti inflamasi, antibiotik dan analgesikj. Instruksi pasien

Komplikasi yang timbul pasca alveolektomi adalah infeksi, parastesi, hematoma, fraktur tulang, osteomielitis, resorbsi tulang yang berlebihan, pembengkakan, dan nekrosis.

Frenektomi

Page 3: Bedah Preprostetik & Dental Implant

Teknik Frenektomi konvensional:

1. Persiapan alat bedah

2. Desinfeksi dengan Iod gliserin pada daerah yang akan di anestesi. Anestesi pada

sinistra dan dextra frenulum labialis superior yang akan dieksisi dan bagian palatal

perluasan frenulum labialis superior.

3. Jepit frenulum pada kedalaman vestibulum dengan hemostat dan dekat dengan

permukaan mukosa bibir untuk menghindari perdarahan pasca eksisi.

4. Eksisi frenulum labialis superior di bawah hemostat.dengan scalpel.

5. Daerah dasar vestibulum dan mukosa bibir dijahit agar tidak terjadi perluasan daerah

irisan dan perdarahan yang berlebihan.

6. Eksisi perluasan frenulum labialis superior yang melebar hingga palatal.

7. Lakukan kuret di daerah permukaan tulang. Bersihkan semua serabut periosteum agar

tidak terjadi pertemuan serabut bagian koronal dan apikal

8. Irigasi dengan saline, tekan 3-5 menit

9. Pemasangan periodontal pack pada daerah bedah agar penyembuhan luka optimal dan

tidak terjadi perlekatan bibir dengan gingival selama proses penyembuhan gingival.

10. Pemberian resep dan instruksi; obat yang digunakan berupa analgetik dan antibiotik.

11. Kontrol I (1 minggu pasca operasi): pembukaan periodontal pack dan pengambilan

jahitan, irigasi dengan antiseptic dan instruksi untuk perawatan di rumah.

12. Kontrol II ( 2-3 minggu pasca operasi): penyembuhan 2 minggu pasca operasi, irigasi

dan instruksi perawatan.

Page 4: Bedah Preprostetik & Dental Implant

DEFINISI DENTAL IMPLAN

Menurut Federation Dental of America (FDA) pengertian Dental Implan adalah:

• Bila ditinjau secara lokal : merupakan suatu alat yang menahan protesa baik dalam bentuk

plastis taupun logam dengan berbagai cara dan sistem serta dimasukkan ke dalam tulang

alveolar yang tinggal pada maksila atau mandibula.

• Bila ditinjau secara prosthesis : merupakan suatu metal frame work yang terdapat pada

permukaan tulang dibawah mukoperiosteum (sub periostal implant) atau tertanam di dalam

tulang (endosteal implan).

Dental implant adalah gigi palsu (dari bahan sintetik) yang dipasang ke dalam mulut

pasien melalui tindakan pembedahan sehingga gigi palsu ini tertanam ke dalam tulang

rahang. Dengan demikian gigi palsu ini dapat berdiri sendiri tanpa mengganggu gigi-gigi lain

yang masih sehat. Dental implant adalah gigi palsu yang paling mirip dengan gigi asli. Bahan

yang dipakai terbuat dari titanium yang bersifat ’bio-innert’ dengan jaringan tubuh (tulang)

atau biocompatible, implan dapat diterima dan terintegrasi dengan baik dalam tubuh manusia,

tanpa komplikasi atau reaksi penolakan dari jaringan tubuh.

SEKILAS SEJARAH DENTAL IMPLAN

Dental implant telah dikenal sejak beberapa tahun yang silam, dan mengalami

kemajuan pesat sejak tahun 1987. Di negara-negara maju, pemasangan dental implant

merupakan prosedur bedah yang rutin dikerjakan pada prakter dokter gigi seperti halnya

pencabutan gigi.

Professor Ingle Brånemark dari Swedia merupakan pelopor pengembang dental

implant yang mulai dikembangkannya sejak tahun 1967. Saat ini dental implant terus

berkembang sehingga seluruh negara industri maju ikut mengembangkan dan memproduksi

dental implant.

Page 5: Bedah Preprostetik & Dental Implant

Secara umum pemasangan dental implant dilakukan 2-2.5 bulan setelah pencabutan

gigi, dimaksudkan karena luka pada tulang bekas pencabutan gigi telah sembuh dan tulang

baru yang sehat telah terbentuk sehingga dental implant akan dapat dipasang dengan baik.

Hal ini dimaksudkan, dental implant dapat terpasang dengan baik di tulang dan dapat

diperoleh primary stability, yaitu terpasangnya dental implant secara kencang pada tulang

rahang di awal pemasangan. Primary stability diperlukan agar proses penyatuan antara dental

implant dengan tulang rahang melalui proses yang disebut dengan osseointegration.dapat

berlangsung dan proses ini akan berjalan dalam kurun waktu antara 2-2.5 bulan setelah dental

implant terpasang. Setelah dental implant mengalami osseointegrasi, tahapan selanjutnya

adalah pemasangan mahkota gigi yang didahului dengan pemasangan bagian di atas dental

implant yang disebut dengan abutment implant.

(catatan: terjadinya osseointegrasi dental implant dan tulang disekitarnya merupakan penentu

keberhasilan pemasangan suatu dental implant)

Pada banyak kasus pemasangan dental implant dapat dilakukan segera setelah

pencabutan gigi dan dapat diperoleh hasil yang baik dalam pencapaian osseointegrasi. Teknik

pemasangan dental implant semacam ini disebut dengan Immediate implant placement (Dasar

pemikirannya dapat dijelaskan bahwa luka di tulang rahang bekas pencabutan gigi secara

natural akan terisi oleh pertumbuhan tulang baru, sehingga bila dental implant dipasang

segera setelah pencabutan gigi, maka jaringan tulang disekeliling soket gigi akan juga

tumbuh disekeliling dental implant seperti halnya pada luka bekas pencabutan gigi normal

sehingga dengan sendirinya dental implant tersebut akan tertutup oleh pertumbuhan tulang

baru tersebut).

Dengan demikian teknik ini dapat dipakai sebagai teknik pemasangan dental implant

dengan mempertimbangan akan memperpendek waktu kunjungan ke dokter dibandingkan

apabila dental implant dipasang menunggu luka bekas pencabutan gigi dibiarkan sembuh

dahulu baru kemudian dental implant dipasang.

Pada banyak kasus, pemasangan dental implant dapat dilakukan pada kasus emergensi

(misalnya: kehilangan gigi oleh karena sesuatu hal (mis: kecelakaan) dimana gigi harus

dilakukan pencabutan dan dental implant dapat segera dipasang melalui teknik immediate

dental implant placement.

Page 6: Bedah Preprostetik & Dental Implant

Immediate dental implant placement tidak diindikasikan pada luka bekas gigi yang

mengalami infeksi. Sangat baik bila dilakukan pada gigi-gigi anterior atau gigi depan dan

sebaiknya sangat dipertimbangkan untuk dipasangkan gigi-gigi posterior atau gigi geraham.

JENIS DENTAL IMPLAN

1. Implan Subperiosteal

Implan tipe ini berupa kerangka logam yang diletakkan di bawah periosteum tetapi di atas

permukaan tulang alveolar. Implan ini dapat digunakan pada maksila maupun mandibula.

Implan subperiosteal mempunyai riwayat percobaan klinis yang paling panjang, tetapi tingkat

keberhasilan jangka panjangnya diragukan, tingkat kesuksesannya 54% dalam 15 tahun.

Implan subperiosteal jarang diindikasikan kecuali untuk area resorpsi edentulous yang parah.

Implan ini juga tidak dianjurkan untuk ditempatkan pada tempat yang antagonisnya

merupakan gigi asli.

Page 7: Bedah Preprostetik & Dental Implant

2. Implan Transosseous

Implan ini menembus seluruhnya pada mandibula. Implan transmandibular ini diindikasikan

hanya untuk mandibula dengan resorpsi tulang yang parah.

3. Implan Endosseous

Implan endosseous ini diletakkan langsung pada tulang seperti akar gigi asli dan dapat

digunakan untuk berbagai tujuan. Ada tiga desain dasar dari endosseous implan yaitu bilah,

silindris, sekrup dan kombinasi dari tiga desain dasar implan tersebut. Implan endosseous

secara umum terbuat dari titanium/ alloy titanium, diberi lubang-lubang atau jendela, dan

seringkali dilapisi (semprotan plasma titanium, pyrolitik karbon, aluminium oksida dan

hidroksi apatit) untuk membantu integrasi tulang yaitu penggabungan tulang dengan implan

atau penyatuan tanpa diperantai jaringan lunak.

Page 8: Bedah Preprostetik & Dental Implant

Pada dasarnya rencana perawatan untuk pemasangan implan sebagai penyangga gigi

tiruan cekat hampir sama dengan rencana perawatan pada pemasangan gigi tiruan cekat

secara konvensional. Namun pada pemasangan gigi tiruan dukungan implan harus

dipertimbangkan mengenai tipe, dan posisi implan yang akan ditempatkan. Selain itu,

pemilihan jenis restorasi yang akan mendukung implan juga harus dipertimbangkan. Jenis

gigi tiruan yang dapat didukung implan antara lain:

1. Implan Penyangga Jembatan

Fungsi implan penyangga jembatan hampir sama dengan gigi asli sebagai penyangga

jembatan konvensional, tetapi gigi tiruan ini didukung oleh implan bukan didukung oleh gigi

asli. Implan penyangga jembatan ini digunakan pada kasus kehilangan lebih dari satu gigi.

Implan ini juga digunakan apabila penggunaan dengan implan tunggal dapat menimbulkan

tekanan yang berlebihan, contohnya pada kasus clenching dimana dapat menimbulkan

tekanan yang berlebihan pada implan tunggal dan nantinya akan menyebabkan kegoyahan

pada implan.

Page 9: Bedah Preprostetik & Dental Implant

2. Implan Penyangga Overdenture

Implan penyangga overdenture adalah implan yang mendukung overdenture yang

dilekatkan di atasnya. Implan penyangga overdenture digunakan ketika seseorang kehilangan

banyak gigi, tetapi masih memiliki tulang yang adekuat untuk mendukung implan. Implan

penyangga overdenture biasanya dibuat untuk kehilangan gigi di rahang bawah karena gigi

tiruan penuh konvensional cenderung kurang baik adaptasinya apabila digunakan di rahang

bawah.

3. Implan Penyangga Mahkota

Implan penyangga mahkota merupakan implan yang mendukung gigi tiruan yang

terdiri dari unit yang berdiri sendiri tanpa harus dihubungkan dengan gigi atau implan

lainnya. Implan penyangga mahkota ini biasa digunakan untuk menggantikan kehilangan

salah satu elemen gigi pada regio anterior.