biologi rezek

34
MAKALAH TAKSONOMI VERTEBRATA MAKALAH TAKSONOMI VERTEBRATA (AMPHIBI DAN PISCES) Dosen Pembimbing: Kiptyah, MSi Oleh: Fathor Rahman (09620049)

Upload: andiyari-gappareng-manccsyah

Post on 12-Apr-2016

28 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Biologi

TRANSCRIPT

Page 1: biologi rezek

MAKALAH TAKSONOMI VERTEBRATA

MAKALAH TAKSONOMI VERTEBRATA

(AMPHIBI DAN PISCES)

Dosen Pembimbing:

Kiptyah, MSi

Oleh:

Fathor Rahman

(09620049)

 

Page 2: biologi rezek

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

MAULANA MALIK IBRAHIM

2010

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Amphibi merupakan hewan dengan kelembaban kulit yang tinggi, tidak tertutupi oleh

rambut dan mampu hidup di air maupun di darat. Amphibia berasal dari bahasa Yunani yaitu

Amphi yang berarti dua dan Bios yang berarti hidup. Karena itu amphibi diartikan sebagai

hewan yang mempunyai dua bentuk kehidupan yaitu di darat dan di air. Pada umumnya,

amphibia mempunyai siklus hidup awal di perairan dan siklus hidup kedua adalah di daratan.

(Zug, 1993). Saat dewasa hewan amphibi masih memerlukan tempat yang terdapat air atau

lembab untuk hidup.  Amphibi selalu hidup berasosiasi dengan air, tetapi hewan ini

menghuni habitat yang cukup beragam mulai dari yang hidup di bawah permukaan air sampai

yang hidup di puncak pepohonan. Kebanyakkan hewan ini hidup di kawasan berhutan,

karena  memerlukan kelembaban untuk melindungi tubuhnya dari kekeringan. Semua

amphibi adalah karnivora,makanannya terutama terdiri dari arthopoda, cacing dan larva

serangga untuk jenis kecil, untuk yang lebih besar dapat memakan binatang yang lebih kecil

seperti ikan kecil, udang, katak kecil, bahkan kadal kecil ataupun ular kecil.  Amfibi tidak

memiliki alat fisik untuk mempertahankan diri seperti taring dan cakar, sebagian besar untuk

jenis katak mengandalkan kaki belakangnya untuk melompat dan menghindari bahaya, alat

pertahanan lain yang cukup efektif adalah kulitnya yang  beracun.

Amphibi berbeda dengan makhluk hidup yang lainnya karena mempunyai kemampuan

untuk melakukan metamorfosis (perubahan bentuk). Perubahan bentuk ini terjadi mulai

Page 3: biologi rezek

ketika masih hidup dalam air sampai kemudian dewasa yang berpindah kedarat. Spesies

katak didunia ini begitu banyak dan beraneka ragam, namun yang paling sering kita jumpai

dalam kehidupan sehari-hari adalah kodok sawah yang habitatnya disawah. Oleh karena itu

kami memilih kodok sawah dalam pembahasan kali ini yang mewakili kelas amphibi.

1.2  Rumusan Masalah

A. Kodok

1.      Bagaimana bentuk morfologi dan anatomi kodok?

2.      Bagaimana metamorfisis kodok ?

B. Ikan

1.      Bagaimana morfologi dan anatomi ikan?

2.      Bagaimana tipe sisik ikan?

1.3 Tujuan

A. Kodok

1.      Untuk mengetahui morfologi dan anatomi pada kodok.

2.      Untuk mengetahui metamorfisis kodok.

B.     Ikan

1.      Untuk mengetahui morfologi dan anatomi ikan

2.      Untuk mengetahui tipe sisik ikan tersebut

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Morfologi Kodok

Kodok adalah bilateral simetris, dengan bagian sisi kiri dan kanan equal. Bagian

tengah disebut medial, samping/lateral, badan muka depan adalah ujung anterior, bagian

belakang disebutujung posterior, bagian punggung atau dorsal, sedang bagian muka ventral.

Bagian badan terdiri atas kepala/ caput, kerongkongan/ cervik, dada/ thorax atau pectoral,

Page 4: biologi rezek

perut atau abdomen, pantat pelvis serta bagian kaudal pendek (Kastowo, 1982: 32).

Ordo anura atau katak mudah dikenali dari tubuhnya yang seperti sedang berjongkok,

leher tidak jelas. Tubuh katak tersususn dari tiga bagian (1) kepala (2) badan (3) anggota

gerak,kepalanya pipih lebar begitu juga dengan mulutnya memiliki lidah yang panjang dan

lengket yang berfungsi untuk menangkap mangsa , pangkal lidah terdapat di depan dan ujung

lidah di belakang mulut.  Giginya terdapat pada langit-langit mulut yang disebut gigi vormer,

matanya yang besar menonjol di sisi kepala, terdapat du kelopak yaitu atas dan bawah tetapi

sulit digerakkan, sebagai gantinya katak memiliki selaput bening tipis yang disebut selaput

niktitans, pada ujung depan atas mulut erdapat lubang hidung yang dapat menutup saat

menyelam di air.   Di bagian sisi belakang mata terdapat selaput gendang telinga yang disebut

membran tympani.  Badan katak juga lebar  memiliki dua pasang anggota gerak (kaki),

bagian depan lebih kecil dan pendek dari kaki  bagian belakang.  Jari kaki depan ada empat

sedangkan jari kaki belakang ada lima, untuk memudahkan berenang pada bagian diantara

jari-jarinya terdapat slaput renang. Kulit katak selalu di basahi oleh kelenjar kulit yang

menghasilkan lendir. 

 Ordo Anura dibagi menjadi 27 famili, yaitu: Ascaphidae, Leiopelmatidae,

Bombinatoridae, Discoglossidae, Pipidae, Rhinophrynidae, Megophryidae, Pelodytidae,

Pelobatidae ,Allophrynidae, Bufonidae, Branchycephalidae, Centrolenidae, Heleophrynidae,

Hylidae, Leptodactylidae, Myobatrachidae, Pseudidae, Rhinodermatidae, Sooglossidae,

Arthroleptidae, Dendrobatidae, Hemisotidae, Hyperoliidae, Microhylidae, Ranidae,

Rachoporidae, ( Pough et. al.,1998). Ada 5 Famili yang terdapat di indonesia yaitu

Bufonidae, Megophryidae, Ranidae, Microhylidae dan Rachoporidae.

 

Page 5: biologi rezek

Gb. Literature morfologi katak

(Anonim, 2009)

2.1.1. Morfologi badan dan kepala

Kepala dan badan lebar bersatu, ada dua pasang kaki atau anggota, tak ada leher dan

ekor. Bagian dalam ditutupi dengat kulit basah halus lunak. Kepala mempunyai mulut tang

lebar untuk mengambil makanan, 2 lubang hidung/ nares externa yang kecil dekat ujung

hidung yang berfungsi dalam pernapasan, 2 mata yang besar spherik, dibelakangnya 2 lubang

pipih tertutup oleh membrane tympani yang berfungsi sebagai telinga untuk menerima

gelombang suara. Tiap mata mempunyai kelopak mata atas dan bawah, serta di dalamnya

mempunyai selaput mata bening membrane nictitans untuk menutupi mata apabila berada di

dalam air. Di bagian ujung belakang badan dijumpai anus, lubang kecil untuk membuang

sisa-sisa makananyang tak dicerna, urine dan sel-sel kelamin/ telur atau sperma dari alat

reproduksi (Kastowo, 1982 ).

Kodok bertubuh pendek, gempal atau kurus, berpunggung agak bungkuk. Tubuh

kodok menunjukkan keadaan yang serupa dengan anggota yang lain dalam ordonya yaitu

memiliki batas antara caput dan truncus yang tidak jelas. Caput berbentuk tumpul, tanpa

rostrum yang menonjol, pada dataran rostrumnya terdapat sepasang lubang hidung yang

kecil. Dibagian apex caput terdapat sepasang mata yang berukuran besar dan menonjol yang

masing-masing memiliki Palmebra superior yaitu lipatan kulit tebal pada tepi atas,

Palmebra inferior yaitu berupa lipatan kulit tebal pada tepi bawah, Membrane nictitans yaitu

berupa lipatan kulit yang transparan terletak pada tepi bawah mata (Radiopoetro, 1996).

2.1.2 Morfologi kaki

Kaki kodok terdiri atas sepasang kaki depan dan sepasang kaki belakang. Kaki depan

terdiri atas lengan atas (bracium), lengan bawah (antebrancium), tangan (manus), dan jari-

jari (digiti). Pada kaki belakang terdiri atas paha (femur), betis (crus), kaki (pes) dan jari-jari

(digiti) (Radiopoetro, 1996).

Secara umum katak jumlah jari tungkai depan biasanya empat jari dan tungkai belakang

lima jari. Pada tungkai belakang memanjang yang berpotensi untuk melompat. Kadang-

Page 6: biologi rezek

kadang dijumpai jari tambahan sebagai prehaluk pada sisi ventral kaki. Prehaluk ini pada

Spadefoot (katak penggali tanah) berupa tulang -tulang keras yang digunakan untuk

menggali tanah sebagai tempat bersembunyi (Radiopoetro, 1996).

2.1.3 Morfologi kulit

Kodok umumnya berkulit halus, lembab, dan licin. Kulit Amphibi berperan penting

dalam respirasi dan proteksi. Kulit terjaga kelembapanya dengan adanya kelenjar mukosa,

bahkan pada spesies yang hidup di air, mukus memberikan minyak pelumas bagi tubuh.

Sebagian besar Amphibi memiliki kelenjar granular dan kelenjar mukus. Keduanya mirip

dalam beberapa hal antara lain, kelenjar glanular memproduksi zat abnoxius (menjijikkan)

atau racun untuk melindungi diri dari musuh. Racun yang terdapat pada Amphibi bervariasi

(Sukiya, 2005).

Sebagian besar Amphibi contohnya kodok dapat berubah warna kulitnya. Hal ini terjadi

karena perubahan konsetrasi antara pigmen hijau dan hitam. Perubahan ini terjadi apabila ada

musuh. Kulit Amfibi kaya akan kelenjar. Ada dua tipe kelenjar yaitu kelenjar mukosa dan

kelenjar racun. Kelenjar mukosa menghasilkan sekret yang membuat kulit kodok licin yang

melindungi diri ketika ada musuh atau bahaya lingkungan. (Boolootian, 1979).

Pergantian kulit pada Amphibi terjadi secara periodik. Proses ini berlangsung dibawah

kontrol hormon. Lapisan luar kulit tidak hanya satu bagian, tetapi dalam fragmen meskipun

tungkai biasanya utuh dan mengelupas bersamaan (Sukiya, 2005).

Warna tubuh pada amphibi beraneka ragam. Kodok sawah kulitnya berwarna coklat dan

pada punggungya terdapat warna hijau. Warna tubuh pada amphibi disebabkan oleh pigmen

atau secara struktural atau juga dihasilkan dari keduanya. Pigmen pada Amphibi terletak pada

kromatofora (di dalam kulit). Sel-sel pigmen ini biasanya dinamakan menurut jenis pigmen

yang dikandung. Melanofora mengandung pigmen coklat, dan hitam, sedangkan lipafora

mengandung pigmen merah, kuning dan orange. Amphibi juga memiliki sel-sel pigmen yang

disebut guanafora, semacam iridosit pada ikan, mengandung kristal guanine yang dapat

memproduksi iridesen atau efek putih terang (Sukiya, 2005).

2.2 Morfologi ikan

Kelompok pisces menunjukkan ukuran tubuh sangat bervariasi (mamalia seperti

sejenis ikan paling besar adalah ikan paus rhineodon thypu, mencapai panjang lebih dari

16,5m). ikan yang palilng kecil adalah sepses goby yang ditemukan di Filipina dinamakan

pandaka pygnea, berukuran 0,8cm. ikan umumnya hidup di laut, tetapi ada sekitar 7.000

Page 7: biologi rezek

species ditemukan hidup di air tawar, diantaranya yang paling besar adalah paddlefishes,

catfish, dan sturgeon Jasin, 1984).

Ikan bandeng adalah salah satu spesies dari class pisces. Ikan bandeng memiliki ciri-

ciri sebagai berikut, tubuh berbentuk torpedo, seluruh permukaan tubuhnya tertutup oleh sisik

yang bertipe lingkaran yang berwarna keperakan, pada bagian tengah tubuh terdapat garis

memanjang dari bagian penutup insang hingga ke ekor. Sirip dada dan sirip perut dilengkapi

dengan sisik tambahan yang besar, sirip anus menghadap kebelakang. Selaput bening

menutupi mata, mulutnya kecil dan tidak bergigi, terletak pada bagian depan kepala dan

simetris. Ikan bandeng memiliki dua jenis kelamin yaitu jantan dan betina, bandeng jantan

dapat diiketahui dari lubang ansunya yang hanya dua buah dan ukuran badan agak kecil

sedangkan bandeng betina memiliki lubang anus tiga buah dan ukuran badan lebih besar dari

ikan bandeng jantan (Paranto, 1982).

2.3 Klasifikasi

A.1 Kodok

Berdasarkan morfologi di atas klasifikasi dari kodok adalah sebagai berikut:

Kingdom Animalia

Kelas Amphibia

Ordo Annura

Famili Fejervaryadeae

Genus Fejervarya

Spesies Fejervarya limnocharis (Merrem, 1982).

A.2 Ikan

Klasifikasi Bandeng Menurut Forsskal (1775), adalah sebagai berikut :

Kingdom Animalia

Phyllum Chordats

Kelas Actinopterygii

Ordo Gonorynchiformes

Familia Chanidae

Genus Chanos

Spesies Chanos

Nama jenis Chanos chanos

(Forsskal, 1775)

Page 8: biologi rezek

2.3 Anatomi 2.3.1 Sistem rangka kodok

Amphibi memiliki sistem rangka yang lebih tebal dan luas secara proporsional, apabila

dibandingkan dengan pisces. Tengkorak Amphibi mempunyai tulang-tulang premaksila,

nasal, frontal, parietal, dan skuamosa. Pada permukaan dorsal dari tubuh annura tidak tertutup

tulang seluruhnya. Bagian kondrokronium belum mengeras, hanya daerah oksipital dan

eksoksipital yang mengeras, dan masing-masing memiliki kondila bertemu dengan vertebra

pertama. Amphibi tidak memiliki langit-langit (palatum skunder), akibatnya nares

internal lebih maju di dalam langit-langit mulut. Di bagian ventral otak tertutup oleh

tulang dermal dinamakan parasfenoid. Gigi terletak pada premaksila, maksila, palatine,

vomer, parasfenoid, dan tulang dental. Ada beberapa Amphibi yang tidak memiliki gigi, atau

gigi pada rahang bawah mereduksi (Sukiya, 2005).

 

Gambar 2: Sistem rangka kodok diambil dari www. wikipedia.com

Page 9: biologi rezek

Jumlah ruas tulang belakang Amphibi bervariasi dari 10 ruas pada Salientia 200 ruas

pada Gymnophiona. Tengkorak bersendi dengan tulang tengkuk, jumlah vertebra kaudal

bervariasi. Pada Salientia, satu elemen vertebra mengalami elongasi (memanjang), yang

dinamakan urostile memanjang dari sacrum menuju ke ujung posterior pelvis. Tulang iga

pendek dan kurang berkembang, sehingga tidak berhubungan dengan sternum seperti yang

terjadi pada Reptil, Aves, atau pada Mamalia. Sebagian besar Amphibi mempunyai 2 pasang

tungkai dengan 4 jari pada kaki depan, dan 5 jari pada kaki belakang. Jumlah jari kaki

mungkin ada yang berkurang sebanyak 2 jari, tungkai belakang berkurang seperti pada

Salamander, dan pasangan tungkai tidak ada pada caecillia. Tungkai biasanya tidak

mempunyai kuku, tetapi semacam tanduk pada jari-jarinya (Sukiya, 2005).

2.3.2 Sistem rangka ikan Berdasarkan strukturnya sistem rangka pada ikan di bagi menjadi 2 macam yaitu

rangka tulang rawan, pada ikan-ikan Elasmobranchii (cucut dll), rangka tulang benar, pada

ikan-ikan Teleostei (pada umumnya ikan-ikan). Sedangkan berdasarkan letaknya sistem

rangka ikan adalh tulang tengkorak, tulang punggung, tulang rusuk. Disebut rangka Visceral

(tulang penyokong insang) dan disebut rangka Appendicular ( tulang penyokong sirip).

Adapun Tulang-tulang penutup insang antara lain operculum, sub operculum (di bawah), pre

operculum (di depan), interculum (diantara). Adapun fungsi rangka pada ikan adalh sebaga,

penegak tubuh, tempat melekatnya otot, pelindung organ-organ dalam dan membentuk

eritrosit (Sukiya, 2005).

2.3.3 Sistem otot kodok

Sistem otot Amphibi, seperti sistem-sistem otot pada organ yang lain sebagai transisi

antara ikan dan reptil. Sistem otot ikan terpusat pada gerakan tubuh ke lateral, membuka dan

menutup mulut serta gill apertura (operculum atau penutup lubang/celah insang), dan

gerakan sirip yang relatif sederhana. Ada perbedaan antara ikan dengan amphibi, yaitu sekat

horizontal pada amphibi membagi otot dorsal dan ventral (Sukiya, 2005).

Bagian otot dorsal (epaksial) yaitu mempengaruhi gerakan kepala, dan pada bagian

ventral yaitu menjadi bukti dalam pembagian otot-oto setiap segmen tubuh Amphibi. Otot

hipaksial terbagi menjadi beberapa lapisan diantaranya: otot oblique eksternal, otot oblique

internal, otot tranversus, sedangkan otot dermal sangat kurang. Ada beberapa gerakan pada

amphibi: berenang, berjalan, meloncat, dan memanjat dari kesekian gerakan ini melibatkan

Page 10: biologi rezek

perkembangan beberapa tipe otot, yang terletak dalam tungkai itu sendiri dan berupa otot

intrinsic (Sukiya, 2005).

Gambar 3:

Sistem otot

pada kodok

bagian dorsal

dan ventral

(Boolootian,1979:249-250)

2.3.4        Sistem Otot Ikan

Sistem otot pada ikan jenisnya bergaris, polos dan jantung. Adapun sistem kerjanya di bawah

rangsang saraf dan tidak di bawah rangsang saraf. Sistem otot ikan berfungsi untuk

pergerakan tubuh, sirip-sirip, rongga mulut, dan organ-organ dalam. Pada ikan ada modifikasi

urat daging, menjadi organ listrik pada 250 spesies ikan terutama ikan-ikan laut, di daerah

tropis dan sub-tropis. Fungsinya untuk pertahanan diri (voltase listrik yg dihasilkan tinggi)

dan untuk mencari makan (voltase rendah).

2.3.5 Sistem pencernaan kodok

Page 11: biologi rezek

Alat pencernaan makanan diawali oleh cavum oris yang diakhiri oleh anus. Mangsa yang

berupa hewan kecil yang ditangkap untuk dimakan akan dibasahi oleh air liur. Katak sedikit

mempunyai kelenjar ludah. Dari cavum oris makanan akan melewati pharynx, oesophagus

yang menghasilkan sekresi alkalin (basis) dan mendorong makanan masuk dalam ventriculus

yang besar, ventriculus yang besar itu disebut cardiac ,sedangkan bagian posterior mengecil

dan berakhir dengan pyloris. Kontraksi dinding otot ventriculus dapat meremas makanan

sampai menjadi hancur dan dicampur dengan sekresi ventriculus yang mengandung enzim

atau fermen, yang merupakan katalisator (Jasin,1984).

Di dalam mulut terdapat banyak gigi-gigi kecil disepanjang rahang atas, dan ada gigi

vomerin pada langit-langit mulut. Lidah berotot, biofurkat (cabang dua) pada ujungnya, dan

bertaut pada bagian anterior mulut (Brotowidjoyo,1989).

Lidah katak berfungsi untuk menangkap mangsa. Sebagian besar Amphibi mempunyai

lidah yang dapat dijulurkan keluar seperti pada katak dan kodok, kemudian lidah digulung

kebelakang jika tidak digunakan (Sukiya, 2005).

Enzim yang dihasilkan oleh ventriculus dan intestinum terdiri dari: pepsin, tripsin,

erepsin untuk protein, lipase untuk lemak. Disamping itu ventriculus menghasilkan asam

klorida untuk mengasamkan bahan makanan. Gerakan yang menyebabkan bahan makanan

masuk kedalam saluran disebut gerak peristaltis. Beberapa penyerapan zat makanan terjadi di

ventriculus terutama terjadi di intestinum. Makanan masuk kedalam intestinum dari

ventriculus melalui klep pyloris (Jasin,1984).

Kelenjar pencernakan yang besar ialah hepar dan pancreaticum yang memberikan

sekresinya pada intestinum, kecuali itu intestinum menghasilkan sekresi sendiri. Hepar yang

besar terdiri atas beberapa lobus dan bilus (zat empedu) yang dihasilkan akan ditampung

sementara dalam vesica felea, yang kemudian akan dituangkan dalam intestinum melalui

ductus cystecus dahulu kemudian melalui ductus cholydocus yang merupakan saluran

gabungan dengan saluran yang dari pangkreas. Fungsi bilus untuk mengemulsikan zat lemak.

Bahan makanan yang merupakan sisa didalam intestuinum major menjadi feces dan

selanjutnya dikeluarkan melalui anus (Jasin,1984).

2.3.6        Sistem pencernaan ikan

Sistem pencernaan adalah proses penyederhanaan makanan melaului cara fisik dan

kimia, sehingga menjadi sari-sari makanan yang mudah diserap di dalam usus, kemudian

diedarkan ke seluruh organ tubuh melalui sistem peredaran darah. Organ-organ saluran

Page 12: biologi rezek

pencernaan pada ikan terdiri dari (dari arah depan/anterior ke arah belakang/posterior)

berturut-turut: hati, empedu, pankreas lambung esophagus mulut/rongga mulut usus(pilorus

dan pilorik saeka). Organ-organ tambahan berupa kelenjar hati, kelenjar empedu, dan

kelenjar pancreas dan organ-organ pelengkap diantaranya sungut, gigi, tapis insang. Menurut

jenis makanannya, ikan tergolong menjadi karnivor (makan ikan lain, kepiting, serangga,

dsb), herbivor (makan plankton, tanaman air, dsb), dan omnivor (makannya campuran). Jenis

makanan ikan dan cara makannya dapat dibagi menurut bentuk mulut, posisi mulut, tipe gigi

dari ikan adalah canin, incisor, dan tulang-tulang tapis insang : rapat, panjang, halus,

perbandingan antara panjang usus dengan panjang tubuhnya. Untuk efektivitas sistem

pencernaan, terdapat modifikasi-modifikasi pada lambung (misalkan belanak) dan pada usus

(misal pada ikan hiu). Dengan mengetahui jenis makanan alami dan cara makannya, dapat

diterapkan pada usaha budidaya ikan.

2.3.7        Sistem ekskresi kodok

Sistem ekskresi sebagai sistem pembuangan zat-zat yang tidak berguna dilakukan oleh

kulit, paru-paru dan beberapa zat yang tidak berguna dilepaskan oleh hati berupa empedu dan

yang terpenting dilakukan oleh ren. Ren yang berbentuk bulat panjang, berwarna coklat

terpisah dari coelom dibawah vertebrae. Pemisah ini disebut retroperitoneal. Ren merupakan

alat filter selektif untuk membuang sisa-sisa zat organis dan garam-garam mineral dari

pembuluh darah (Jasin,1984).

Proses filtrasi terjadi pada capsula renalis. Sebuah kapsula renalis terdiri atas: pembuluh

darah kecil yang berlekuk-lekuk yang disebut glomerulus, Dinding ganda yang berbentuk

mangkokan yang yang disebut capsul bowman, Tubulus uriniferus yang merupakan

pembuluh lanjutan darah arteri, Tubukus itu akan menyalurkan isinya pada pembuluh

pengumpul yang disebut ductus Wolfian atau urether, yang merupakan yang merupakan

pembuluh sepanjang dorsal menuju ke vesica urinaria sebagai penyimpan sementara.

Akhirnya urin sebagai bahan sampah dibuang ke kloaka dan selanjutkan dikeluarkan dari

tubuh (Jasin,1984).

2.3.8        Sistem eksresi ikan

Sistem ekskresi pada ikan bandeng melalui beberapa organ antaralain dapat melalui

kulit, ginjal, dan saluran pencernaan atau anus yang terletak di depan pina analis. Sedangkan

pada sisitem keseimbangan tubuh pada ikan ini yaitu sirip baik pina analis, ataupun pina

dorsalis keduanya itu sangat berfungsi untuk proses keseimbangan tubuh pada ikan tersebut.

Page 13: biologi rezek

Pada ikan mas juga sama alat keseimbangan berupa pina dorsalis dan pina analis (Jasin,

1984).

Sistem ekskresi yaitu sistem pembuangan proses metabolisme tubuh (berupa gas, cairan,

dan padatan) melalui kulit, ginjal, dan saluran pencernaan). Sistem Osmoregulasi : sistem

pengaturan keseimbangan tekanan osmotik cairan tubuh (air dan darah) dengan tekanan

osmotik habitat (perairan). Organ-organ dalam sistem ekskresi : kulit, saluran pencernaan,

dan ginjal. Organ-organ sistem osmoregulasi : kulit, ginjal, insang, lapisan tipis mulut.

Ginjal : teletak di atas rongga perut, di luar peritonium, di bawah tulang punggung dan aorta

dorsalis, sebanyak satu pasang, berwarna merah, memanjang.

Ginjal memiliki beberapa fungsi antara lain, Boolotion (1979) :

1. menyaring sisa-sisa proses metabolisme untuk dibuang, zat-zat yang diperlukan tubuh

diedarkan lagi melalui darah

2.1 mengatur kekentalan urin yang dibuang untuk menjaga keseimbangan tekanan

osmotikcairantubuh. Tekanan osmotik cairan tubuh berbeda antara ikan-ikan bertulang benar

(Teleostei) yang hidup di laut dengan yang hidup di perairan tawar, demikian juga dengan

ikan-ikan bertulang rawan (Elasmobranchii), sehingga struktur dan jumlah ginjalnya juga

berbeda, demikian juga dengan sistem osmoregulasinya.

2.3.9        Sistem sirkulasi kodok

Ampibi mempunyai problem untuk mengisi jantung yang menerina darah oksigen dari

paru-paru dan darah deoksi yang tidak mengandung oksigen dari tubuh (tapi hanya sebagian).

Untuk mencegah banyaknya percampuran dua jenis darah tersebut, bahwa ampibi tidak

mengembangkan kearah sistem sirkulasi transisional. Jantung mempunyai sekat interatrial,

kantong ventrikuler, dan pembagian konus arteriosus dalam pembuluh sistemik dan

pembuluh pulmonari. Darah dari tubuh masuk ke atrium kanan dari sinus vensus kemudian

masuk ke sisi kanan ventrikel, kemudian dipompa ke paru-paru (Sukiya, 2005).

Kebanyakan pada Amphibi pasangan arkus aorta pertama, kedua dan kelima hilang.

Arkus aorta ketiga pada sisi dasar carotid internal, dan arkus aorta ke empat merupakan

system arkus yang menuju ke posterior berupa dorsal aorta. Bagian proksimal dari pasangan

keenam arkus aorta cabang dari arteri pulmokutaneus, membawa darah ke paru-paru dan kulit

di mana aersi terjadi (Sukiya, 2005).

Darah yang mengandung oksigen dari paru-paru masuk ke atrium kiri, lewat vena

pulmonalis kemudian menuju sisi kiri ventrikel kemudian dipompa keseluruh tubuh.

Page 14: biologi rezek

Peristiwa ini tidak terjadi pada Salamander yang tidak mempunyai paru-paru sebab celah

interatrial tidak lengkap dan vena pulmonalis tidak ada (Sukiya, 2005).

2.3.9 Sitem sirkulasi ikan

Sistem sirkulasi adalah sistem yang berfungsi untuk mengangkut dan mengedarkan

O2 dari perairan ke sel-sel tubuh yang membutuhkan, juga mengangkut enzim, zat-zat nutrisi,

garam-garam, hormon, dan anti bodi serta mengangkut CO2 dari dalam usus, kelenjar-

kelenjar, insang, dan sebagainya, keluar tubuh. Organ-organ : jantung, pembuluh nadi (aorta,

arteri) dan pembuluh balik (vena), dan kapiler-kapiler darah. Bahan yang diedarkan : darah

(plasma darah dan butir-butir darah). Fungsi jantung ikan untuk memompa darah ke seluruh

bagian tubuh. Beda jantung ikan dengan jantung hewan ada alat pacu jantung yg

memungkinkan jantung terus berdenyutàlain walaupun otak sudah rusak. Bagian-bagian

jantung : Atrium, berdinding tipis, Ventrikal, berdinding tebal, sebagai pemompa darah,

Bulbus arteriosus. Sebelum atrium, terdapat sinus venosus (SV) yang mengumpulkan darah

berkadar CO2 tinggi, berasal dari organ-organ tertentu. Darah dari SV masuk ke dalam

atrium melalui katup sinuautrial, dari atrium darah masuk ke dalam ventricle melalui katup

atrioventricular. Dari ventrikel darah ditekan dengan daya pompa padanya, menuju ke arah

aorta ventralis, menuju ke insang. Di insang terjadi pertukaran O2 dengan CO2 (pada sistem

pernafasan) dan seterusnya darah dengan kandungan O2 tinggi àdiedarkan ke daerah kepala,

ke bagian dorsal, ke ventral, dan ekor kembali ke jantung dan seterusnya setelah

mengedarkan nutrisi.

2.3.10    Sistem respirasi kodok

Katak dalam daur hidupnya mengalami metamorfosis atauperubahan bentuk. Pada katak,

oksigen berdifusi lewat selaput rongga mulut, kulit, dan paru-paru. Kecuali pada fase berudu

bernapas dengan insang karena hidupnya di air. Selaput rongga mulut dapat berfungsi sebagai

alat pernapasan karena tipis dan banyak terdapat kapiler yang bermuara di tempat itu. Pada

saat terjadi gerakan rongga mulut dan faring, Iubang hidung terbuka dan glotis tertutup

sehingga udara berada di rongga mulut dan berdifusi masuk melalui selaput rongga mulut

yang tipis. Selain bernapas dengan selaput rongga mulut, katak bernapas pula dengan kulit,

ini dimungkinkan karena kulitnya selalu dalam keadaan basah dan mengandung banyak

kapiler sehingga gas pernapasan mudah berdifusi. Oksigen yang masuk lewat kulit akan

melewati vena kulit (vena kutanea) kemudian dibawa ke jantung untuk diedarkan ke seluruh

tubuh. Sebaliknya karbon dioksida dari jaringan akan di bawa ke jantung, dari jantung

dipompa ke kulit dan paru-paru lewat arteri kulit pare-paru (arteri pulmo kutanea). Dengan

Page 15: biologi rezek

demikian pertukaran oksigen dan karbon dioksida dapat terjadi di kulit. Selain bernapas

dengan selaput rongga mulut dan kulit, katak bernapas juga dengan paruparu walaupun paru-

parunya belum sebaik paru-paru mamalia. Katak mempunyai sepasang paru-paru yang

berbentuk gelembung tempat bermuaranya kapiler darah. Permukaan paru-paru diperbesar

oleh adanya bentuk- bentuk seperti kantung sehingga gas pernapasan dapat berdifusi. Paru-

paru dengan rongga mulut dihubungkan oleh bronkus yang pendek. Dalam paru-paru terjadi

mekanisme inspirasi dan ekspirasi yang keduanya terjadi saat mulut tertutup. Fase inspirasi

adalah saat udara (kaya oksigen) yang masuk lewat selaput rongga mulut dan kulit berdifusi

pada gelembung-gelembung di paru-paru.

Pada kodok, oksigen berdifusi melalui kulit, dan paru-paru. Kecuali pada fase berudu

bernapas dengan insang karena hidupnya di air. Selaput rongga mulut dapat berfungsi sebagai

alat pernapasan karena tipis dan banyak terdapat kapiler yang bermuara di tempat itu. Pada

saat terjadi gerakan rongga mulut dan faring, Iubang hidung terbuka dan glotis tertutup

sehingga udara berada di rongga mulut dan berdifusi masuk melalui selaput rongga mulut

yang tipis. Selain bernapas dengan selaput rongga mulut, katak bernapas pula dengan kulit,

ini dimungkinkan karna kulitnya selalu dalam keadaan basah dan mengandung banyak

kapiler sehingga gas pernapasan mudah berdifusi (Godknecht, 2004).

Oksigen yang masuk lewat kulit akan melewati vena kulit (vena kutanea) kemudian

dibawa ke jantung untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Sebaliknya karbon dioksida dari

jaringan akan di bawa ke jantung, dari jantung dipompa ke kulit dan paru-paru lewat arteri

kulit paru-paru (arteri pulmo kutanea). Dengan demikian pertukaran oksigen dan karbon

dioksida dapat terjadi di kulit. Selain bernapas dengan selaput rongga mulut dan kulit, katak

bernapas juga dengan paru-paru walaupun paru-parunya belum sebaik paru-paru mamalia

(Godknecht, 2004).

Mekanisme inspirasi adalah sebagai berikut. Otot Sternohioideus berkonstraksi

sehingga rongga mulut membesar, akibatnya oksigen masuk melalui koane. Setelah itu koane

menutup dan otot rahang bawah dan otot geniohioideus berkontraksi sehingga rongga mulut

mengecil. Mengecilnya rongga mulut mendorong oksigen masuk ke paru-paru lewat celah-

celah. Dalam paru-paru terjadi pertukaran gas, oksigen diikat oleh darah yang berada dalam

kapiler dinding paru-paru dan sebaliknya, karbon dioksida dilepaskan ke lingkungan,

sedangkan Mekanisme ekspirasi adalah sebagai berikut. Otot-otot perut dan sternohioideus

berkontraksi sehingga udara dalam paru-paru tertekan keluar dan masuk ke dalam rongga

mulut. Celah tekak menutup dan sebaliknya koane membuka. Bersamaan dengan itu, otot

Page 16: biologi rezek

rahang bawah berkontraksi yang juga diikuti dengan berkontraksinya geniohioideus sehingga

rongga mulut mengecil. Dengan mengecilnya rongga mulut maka udara yang kaya karbon

dioksida keluar.

 

Gambr 4 sistem mekanisme

respirasi pada kodok

2.3.11    Sistem respirasi ikan

Pernafasan yaitu pertukaran CO2 (sisa-sisa proses metabolisme tubuh yg harus

dibuang) dengan O2 (berasal dari perairan, dibutuhkan tubuh untuk proses metabolisme dsb).

Organ-organ pernafasan : mengambil O2 dari perairan, terutama insang, organ tambahan

mengambil O2 dari udara paru-paru, labirin. pada embrio dan larva kulit dan kantung kuning

telur Insang, bagian-bagiannya :

Bagian-bagian insang memiliki fungsi antara lain, Jasin (1984) :

1. Tulang lengkung insang sebagai tempat melakeatnya tulang tapis insang dan daun insang,

mempunyai banyak saluran-saluran darah dan saluran syaraf

2. Tulang tapis insang, berfungsi dalam sistem pencernaan untuk mencegah keluarnya

organisme makanan melalui celah insang

3. Daun insang, berfungsi sebagai dalam sistem pernafasan dan peredaran darah, tempat

terjadinya pertukaran gas O2 dengan CO2. Mekanisme pernafasan : Pertukaran gas CO2 dan

O2 terjadi secara difusi ketika air dari habitat yang masuk melalui mulut, terdorong ke arah

daerah insang. O2 yang banyak dikandung di dalam air akan diikat oleh hemoglobin darah,

sedangkan CO2 yang dikandung di dalam darah akan dikeluarkan ke perairan. Darah yang

sudah banyak mengandung O2 kemudian diedarkan kembali ke seluruh organ tubuh dan

seterusnya.

2.3.12    Reproduksi kodok

Page 17: biologi rezek

Reproduksi pada katak yaitu dengan cara fertilisasi eksternal, katak jantan menjepit

katak betina ketika perkawinan (yaitu ketika telur dilepaskan dan sperma disemprotkan)

(Brotowijdoyo.1989: 201).

Pada saat bereproduksi katak dewasa akan mencari lingkungan yang berair. Disana

mereka meletakkan telurnya untuk dibuahi secara eksternal. Telur tersebut berkembang

menjadi larva dan mencari nutrisi yang dibutuhkan dari lingkungannya, kemudian

berkembang menjadi dewasa dengan bentuk tubuh yang memungkinkannya hidup di darat,

sebuah proses yang dikenal dengan metamorfosis. Tidak seperti telur reptil dan burung, telur

katak tidak memiliki cangkang dan selaput embrio. Sebaliknya telur katak hanya dilindungi

oleh kapsul mukoid yang sangat permeabel sehingga telur katak harus berkembang di

lingkungan yang sangat lembab atau berair.

a.      Sistem Reproduksi Jantan

Berupa sepasang testis berbentuk oval berwaran keputih-putihan, terletak disebelah

anterior. Disebelah cranial testis melekatlah corpus adiposum, sedang disebelah testis

terdapat saluran-saluran halus yang disebut : vasa defferensia yang bermuara pada saluran

kencing, kemudian menuju ke cloaca, dan vesicula seminalis, sebagai tempat penampungan

spermatozoa sementara (Jasin,1984).

 

Gambar 5: sistem reproduksi kodok jantan dan betina (Boolootian, 1979)

kencing dan berakhir divesikula seminalis yang merupakan tempat penyimpanan

sperma (Boolootian, 1979).

Page 18: biologi rezek

b.      Sistem Reproduksi Betina

Terdiri atas sepasang ovarium di bagian dorsal coelom terdapat corpus adiposum yang berwarna kekuning-kuningan. Suatu saluran yang berkelok-kelok dengan ujung terbuka sehingga tidak berhubungan dengan ovarium. Pada sebelah posterior saluran ini melebar dengan dinding yang tipis atau uterus. Selanjutnya ovum menuju ke cloaca pada suatu papillae (Jasin Maskoeri.1984).

Perkawinan, Kodok kawin pada

waktu-waktu tertentu, misalnya pada saat menjelang hujan. Kodok jantan akan berbunyi

untuk memanggil betinanya, dari tepian atau tengah perairan. Di mana beberapa hewan jantan

berkumpul berdekatan dan berbunyi bersahut-sahutan. Pembuahan pada kodok dilakukan di

luar tubuh. Kodok jantan akan melekat di punggung betinanya dan memeluk erat ketiak si

betina dari belakang. Sambil berenang di air, kaki belakang kodok jantan akan memijat perut

kodok betina dan merangsang pengeluaran telur. Pada saat yang bersamaan kodok jantan

akan melepaskan spermanya ke air, sehingga bisa membuahi telur-telur yang dikeluarkan si

betina (Gravenhorst, 1829).

 

Gambar 08:

Organ reproduksi pada kodok betina (Boolootian,1979: 261)

Embrio, Kodok dan katak mengawali hidupnya sebagai telur yang diletakkan induknya

di air, atau sarang busa. Sekali bertelur katak bisa menghasilkan 5000-20000 telur. Telur-

telur kodok menetas menjadi berudu atau kecebong, bernafas dengan insang dan hidup di air.

Page 19: biologi rezek

Perlahan-lahan akan tumbuh kaki belakang, yang kemudian diikuti dengan tumbuhnya kaki

depan, menghilangnya ekor dan bergantinya insang dengan paru-paru. Kemudian berudu ini

akan melompat ke darat sebagai kodok (Gravenhorst, 1829).

2.3.13    Reproduksi ikan

Sistem reproduksi adalah sistem untuk mempertahankan/melestarikan spesies dengan

menghasilkan keturunan yang fertil. Embriologi adalah urutan proses perkembangan dari

zygot (hasil pembuahan sel telur oleh sel sperma) sampai menjadi anak ikan dan seterusnya.

Organ-organ reproduksi : Organ kelamin (gonad) : menghasilkan sel-sel kelamin (gamet)

menghasilkan spermatozoa Gonad jantan : testes, biasanya sepasang, kiri dan kanan

menghasilkan telur. Gonad betina : ovary atau ovarium (Barnes, 1984).

2.3.14    Sistem saraf kodok

Sistem saraf pada amfibi terdiri atas sistem saraf sentral dan sistem saraf periforium.

Sistem saraf sentral terdiri dari : encephalon (otak) dan medulla spinalis. Enchephalon

terdapat pada kotak otak (cranium). Pada sebelah dorsal akan tampak dua lobus olfactorium

menuju saccus nasalis, dua haemisperium cerebri atau cerebrum kanan kiri yang berbentuk

ooid yang dihubungkan dengan comisure anterior, sedangkan bagian anteriornya dergabung

dengan dienchepalon medialis. Dibagian belakang ini terdapat dua bulatan lobus opticus yang

ditumpuk otak tengah tengah (mesenchepalon) sebelah bawahnya merupakan cerebreum

(otak kecil). Dibelakang terdapat bagian terbuka sebelah atas yakni medulla oblongata yang

berhubungan dengan medulla spinalis dan berakhir disebelah felium terminale (Jasin, 1984).

Diencephalon mempunyai badan sebuah dorsal yang disebut glandula pinealis dan

dibawahnya terdapat opticus dan selanjutnya infundubulum tumbuh keluar sebagai

hypophysise pada posteriornya. Didalam otak terdapat rongga yang disebut ventriculus.

Rongga tersebut diisi oleh cairan cerebropinalis. Pertukaran zat metabilosme dilakukan oleh

pembuluh darah arteri dan venulae yang meliputi jaringan permukaan otot. Otak medula

spinalis dibungkus 2 membran tebal yaitu duramater dan piamater (Jasin, 1984).

Sistem nervous periferum terdiri atas nervi cranialis dan nervi spinalis. Nervi spinalis

berpusat diotak pada lobus. Jumlah 10 pasang akan menberikan persarafan pada alat sensori,

otot daging dan otot lainnya. Fungsi otak dapat diketahui dari lobus-lobusnya yaitu lubus

olfactorium menanggapi rangsangan kimiawi yang larut dalan air dan udara. Heames

pharium cerebri merupakan daerah menyimpan ingatan., intelejensi, dan mengontrol

kebebasan. Dienchephalon berhubungan dengan mata dan keseimbangan. Sedangkan medulla

oblongata mengendalikan sebagian besar aktivitas tubuh. (Jasin, 1984).

Page 20: biologi rezek

Sistem saraf vertebrata lebih komplek daripada hewan yang lain. Otak kodok terdiri dari

2 bagian besar yaitu lobus olfactory, 2 hemispheres cerebral, sebuad dienchephalon, 2 lobus

optic, sebuah cerebellum, dan medula oblongata ( Bolootian, 1979).

2.3.14    Sitem saraf dan hormon ikan

Kedua sistem ini dapat dikatakan sebagai sistem koordinasi untuk mengantisipasi

perubahan kondisi lingkungan dan perubahan status kehidupan (reproduksi dsb). Perubahan

lingkungan akan diinformasikan ke sistem saraf (saraf pusat dsb), saraf akan merangsang

kelenjar endokrin hormon dikirim ke untuk mengeluarkan hormon-hormon yang dibutuhkan

akan merangsang organ target dan aktivitas metabolisme jaringan-jaringan a.l untuk bergerak.

Sistem saraf terdiri dari Radiopetro (1996) :

a.       sistem cerebro spinal

b.      sistem saraf pusat : otak dan tulang punggung

c.       sistem saraf tepi

d.      sistem otonomi : simpati dan parasimpati

e.       organ-organ khusus : hidung, telinga, mata, LL

Keistimewaan mendeteksi kondisi sistem saraf pada ikan : sistem saraf pada LL lingkungan

(pH, suhu, dsb) karena mengandung ujung-ujung sel saraf dan sel darah.

Sistem Hormon : Hormon dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar hormon a.l hormon

pertumbuhan, hormon reproduksi, hormon ekskresi & osmoregulasi. Menurut hasil kelenjar

hormon :

a.       endo hormon : yang bekerja di dalam tubuh, seperti hormon-hormon di atas

b.      ekto hormon : yang bekerja di luar tubuh, seperti fenomen : merangsang jenis kelamin lain

mendekat untuk berpijah.

2.3.15    Organ sensoris kodok

Perubahan yang terjadi pada lingkungan hewan merupakan rangsangan bagi organon

acsesori atau reseptor tubuh. Organ ini mempunyai hubungan dengan nervous sensoris yang

menbawa rangsangan ke pusat otak ( lobus pada otak). Tiap-tiap rangsangan akan

merangsang organon sensoria tertentu. Organon visus akan menerima rangsangan yang

berupa gelombang sinar. Sedangkan reseptor kulit menerima rangsangan yang berupa

sentuhan. Pada lingua terdapat papil-papil yang berupa tonjolan yang berisi reseptor perasa

yang peka terhadap zat-zat kimia yang larut dalam air. Saccus nasalis yang mengandung 2

reseptor yang peka terhadap rangsangan berupa gas. Telinga pada Amphibi terdapat

aorganon auditorius dan alat keseimbangan tubuh (Jasin, 1984).

Page 21: biologi rezek

2.3.16    Organ sensoris ikan

Organ sensori atau indera pada ikan bandeng meliputi mata yang mana mata pada

ikan ini besar dan tidak memiliki kelopak mata, mata pada ikan bandeng hanya dapat melihat

benda-benda yang jaraknya sangat dekat. Didalam rongga olfactory yang mana rongga ini

terletak disebelah dorsal moncong yang mana seel ini mengandung sel-sel yang sangat peka

terhadap zat kimia yang larut dalam air. Indra perasa pada ikan terdapat didalam dan disekitar

mulut. Linea lateralis berisi sel-sel yang peka terhadap getaran tekanan air yang berupa

gelombang, yang terakhir yaitu telingga yang mana dalam telingga ini terdapat saluran

setengan lingkaran dan terdapat sebuah otolith yang juga berfungsi sebagai alat

keseimbangan (Sukiya, 2005).

2.3.17    Kelenjar endokrin

Kodok memiliki beberapa kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon. Fungsi hormon

adalah mengatur tugas-tugas tubuh, mengontrol pertumbuhan, dan mengaktifkan beberapa

macam jaringan yang berpengaruh terhadap tingkah laku. Pada dasar otak terdapat kelenjar

hipophysa yang menghasilkan hormon pertumbuhan. Fungsi hormon ini adalah mengontrol

pertumbuhan. Bila kelenjar hipophysa seekor berudu diambil maka berudu tersebut tidak

akan tumbuh menjadi kodok (Jasin, 1984).

Kelenjar berikutnya adalah kelenjar pituataria yang menghasilkan hormon yang

berfungsi untukn merangsang gonad untuk menghasilkan sel kelamin. Glandulae thyroida

terdapat dibelakang tulang rawan yang menghasilkan hormon thryroid yang berfungsi

mengatuir metabolisme secara umum. Pada pancreas terdapat kelenjar yang menghasilkan

hormon insulin yang berfungsi mengatur metabolisme zat gula. Glandulae supra renalis

menghasilkan hormon adrenalin yang berfungsi utntuk mengubah glikogen menjadi glukosa.

(Jasin, 1984).

2.4 Metamorfosis Katak

Katak melakukan persenyawaan luar yaitu di dalam air. Telur yang disenyawakan

(zigot) kemudian mengalami pebelahan menjadi satu blastula kemudian pembentukan

gastrula dan usus primitive mulai terbentuk. Gastrula berubah menjadi neurula yang

menempatkan sistem saraf primitive. Perkembangan selanjutnya membentukan larva atau

berudu. Berudu mempunyai insang luar untuk bernafas dalam air, mulut dan kloaka serta

ekor. Berudu mendapat makanan dari tumbuhan akuatik. Kemudian insang luar digantikan

Page 22: biologi rezek

oleh insang dalam dan anggota-anggota depan serta belakang mula berkembang (Bolkay,

1915).

Gambar 11: Metamorfosis kodok (Boolootian,1979: 262)

Selepas kira-kira 3 bulan , berudu melakukan proses metamorfosis untuk menjadi katak

dewasa yang diawali oleh hormon tiroksina. Selama proses metamorfosis, anggota belakang

berkembang diikuti oleh anggota depan, insang dan ekor menjadi pendek. Mulut bertambah

lebar, lidah terbentuk, membran timpanum serta kelopak mata muncul dan bentuk kanta mata

berubah,dan perubahan biokimia juga terbentuk dalam badan (Bolkay, 1915).

2.5 Sirip Ikan

Pada permukaan tubuh dari ikan ini berlendir yang menghasilkan mucus, dan pada

permukaan dari badan ikan ini tertutupi oleh sisik yang mana pada sisik bagian ekor

mempunyai tipe ganoid yang artinya sisik ini berbentuk belah ketupat, dengan sisik yang

tertanam dalam saku dermis. Permukaan sebelah luar dilapisi oleh zat ganoine dan

mengandung duri-duri yang halus. Pada bagian pina dorsalis, terdapat 6 tulang keras dan 7

tulang lunak. Dari cirri-ciri morfologi ikan yang kami amati ini menunjukkan cirri-ciri ikan

tulang keras (Osteichtyes). Ikan yang kami amati adalah ikan bandeng yang ternasuk ikan

tulang keras yang hidup di air tawar. Kami mengatakan ikan bandeng ini ikan tulang keras

dikarenakan dari cirri-ciri morfologi ikan ini yang mana pada pisa dorsalis dari ikan ini kami

temukan adanya sejumlah tulang keras.

 

Page 23: biologi rezek

 

 

 

v