breast cancer.docx

16
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyakit yang sering dialami. Akan tetapi, beberapa masyarakat tidak mengetahui gejala-gejala yang dialami apabila mengalami peyakit kanker. Terutama, kanker yang sering dialami oleh kaum perempuan. Kanker payudara seringkali dianggap remeh oleh sebagian wanita ditambah lagi karena mereka tidak mengetahui gejala- gejala yang dialami oleh pengidap kanker payudara. Di Indonesia, kanker payudara menempati urutan ke dua setelah kanker leher rahim (Tjindarbumi, 1995). Kejadian kanker payudara di Indonesia sebesar 11% dari seluruh kejadian kanker (Siswono, 2003). Maka, penting mengetahui penyebab terjadinya kanker payudara yang belakangan ini merajalela di Indonesia. B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud kanker payudara ? 2. Apakah penyebab kanker payudara ? 3. Bagaimana siklus terjadinya kanker payudara ? C. Tujuan 1. Mengetahui tentang kanker payudara.

Upload: maria-meita

Post on 16-Sep-2015

214 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Kanker Payudara

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangKanker merupakan salah satu penyakit yang sering dialami. Akan tetapi, beberapa masyarakat tidak mengetahui gejala-gejala yang dialami apabila mengalami peyakit kanker. Terutama, kanker yang sering dialami oleh kaum perempuan. Kanker payudara seringkali dianggap remeh oleh sebagian wanita ditambah lagi karena mereka tidak mengetahui gejala-gejala yang dialami oleh pengidap kanker payudara. Di Indonesia, kanker payudara menempati urutan ke dua setelah kanker leher rahim (Tjindarbumi, 1995). Kejadian kanker payudara di Indonesia sebesar 11% dari seluruh kejadian kanker (Siswono, 2003). Maka, penting mengetahui penyebab terjadinya kanker payudara yang belakangan ini merajalela di Indonesia.

B. Rumusan Masalah1. Apa yang dimaksud kanker payudara ?2. Apakah penyebab kanker payudara ?3. Bagaimana siklus terjadinya kanker payudara ?

C. Tujuan1. Mengetahui tentang kanker payudara.2. Mengidentifikasi kanker payudara.3. Melihat siklus terjadinya kanker payudara.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk benjolan di payudara. Jika benjolan kanker itu tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar (metastase) pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah bening (limfe) ketiak ataupun di atas tulang belikat. Selain itu sel-sel kanker bisa bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit (Tapan, 2005).Payudara mengalami tiga perubahan yang dipengaruhi hormon. Perubahan pertama ialah mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas, masa fertilitas, sampai ke klimakterium dan menopause. Sejak pubertas pengaruh ekstrogen dan progesteron yang diproduksi ovarium dan juga hormon hipofise, telah menyebabkan duktus berkembang dan timbulnya asinus. Perubahan kedua adalah perubahan sesuai dengan daur menstruasi. Sekitar hari kedelapan menstruasi payudara jadi lebih besar dan pada beberapa hari sebelum menstruasi berikutnya terjadi pembesaran maksimal. Kadang-kadang timbul benjolan yang nyeri dan tidak rata. Selama beberapa hari menjelang menstruasi payudara menjadi tegang dan nyeri sehingga pemeriksaan fisik, terutama palpasi, tidak mungkin dilakukan. Perubahan ketiga terjadi waktu hamil dan menyusui. Pada kehamilan payudara menjadi besar karena epitel duktus lobul dan duktus alveolus berproliferasi, dan tumbuh duktus baru. Sekresi hormon prolaktin dari hipofisis anterior memicu laktasi. Air susu diproduksi oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian dikeluarkan melalui duktus ke puting susu (Samsuhidajat, 1997).Meski hanya disebabkan oleh sifat genetik, kemungkinannya hanya 5%-10 % sel kanker yang diturunkan dari ayah atau ibu. Pada umumnya kanker terjadi karena kelainan genetik yang disebabkan oleh factor penuaan atau gaya hidup (Ghara dkk., 2002). Diperkirakan satu diantara sepuluh sampai duabelas wanita harus berhadapan dengan kanker payudara (Timp 2006). Kanker payudara juga terjadi pada pria,meskipun sangat jarang ditemukan. Usia rata-rata wanita ketika terdiagnosis mengidap kanker payudara adalah 64 tahun, sementara sepertiga dari seluruh wanita terdiagnosis menderita penyakit ini saat berusia dibawah 50 tahun (Ghara dkk., 2002).Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kejadian kanker payudara menurut Lincoln dan Wilensky (2008) adalah menarche pada umur muda, menopause pada umur lebih tua, dan kehamilan pertama pada umur tua, Penggunaan hormon-hormon eksogen, Penyakit fibrokistik, Obesitas, Konsumsi lemak, terpapar radiasi, riwayat keluarga dengan kanker payudara. Menurut Rosfein (1992) ada 4 faktor yang berhubungan dengan terjadinya kanker payudara pada wanita di beberapa Rumah Sakit di Jakarta yaitu: umur pertama kali melahirkan antara 1835 tahun mempunyai risiko tinggi daripada umur melahirkan di bawah 18 tahun. Riwayat keluarga yang pernah menderita kanker payudara, riwayat menderita tumor jinak payudara, riwayat pernah mengalami radiasi pengion. Kejadian kanker payudara banyak terjadi pada populasi wanita menopause. Faktor usia sebagai faktor risiko kejadian kanker payudara diperkuat dengan data bahwa 78% kanker payudara terjadi pada pasien yang berusia lebih dari 50 tahun dan hanya 6% pada pasien yang kurang dari 40 tahun. Rata-rata usia pada saat ditemukannya kanker adalah 64 tahun, tetapi wanita yang menopause setelah usia 55 tahun mempunyai dua kali risiko timbulnya kanker payudara dibandingkan wanita yang menopausenya mulai sebelum usia 45 tahun (Sabiston, 1995).

BAB IIIISI

A. Pengertian Kanker PayudaraKanker payudara adalah kanker pada jaringan payudara, penyakit ini berupa neoplasma ganas yang berasal dari parenkim, pertumbuhan jaringan payudara abnormal yang tidak mengikuti jaringan disekitarnya tumbuh infiltratif dan destruktif, serta dapat bermetastase (Reksoprodjo, 1995). Umur responden pada kelompok kasus berumur 40-49 tahun (46,7%), sedangkan pada kelompok kontrol responden terbanyak berumur 50-59 tahun (56,6%). Jenis kelamin seluruh responden kelompok kasus maupun kontrol yang diikutsertakan dalam penelitian ini adalah wanita. Sebenarnya penyakit kanker payudara dapat terjadi pada pria meskipun angkanya relatif kecil yakni hanya sekitar 1% dari seluruh insiden kanker payudara (Lincoln dan Wilensky, 2008).Kanker payudara pada pria harus diwaspadai sejak dini karena bisa juga mengakibatkan kematian sebagaimana yang terjadi pada wanita. Pada penelitian ini hanya mengikutsertakan responden wanita karena penelitian ini ingin melihat faktor-faktor risiko kanker payudara yang dialami oleh wanita di masa menopause. Banyaknya pasien yang berusia 40 tahun keatas dikarenakan pada usia ini risiko terkena kanker payudara semakin besar. Kanker payudara mulai berkembang pesat saat umur 40-49 tahun sebelum wanita memasuki usia 50 tahun keatas, sedangkan risiko kanker payudara sendiri berkembang sampai usia 50 tahun dengan perbandingan peluang 1 diantara 50 wanita (Lincoln dan Wilensky, 2008).

B. Penyebab Kanker Payudara Beberapa penyebab kanker payudara menurut Abidin dkk. (2014) adalah :1. Hubungan obesitas dengan kejadian kanker payudaraJika ada anggota keluarga yang memiliki riwayat obesitas, maka pada anggota keluarganya memiliki resiko tinggi terjadinya obesitas dibanding dengan yang tidak memiliki keturunan obesitas. Tapi faktor genetik juga berhubungan dengan masalah gaya hidup yang kurang sehat, Sebab jika ada anggota keluarga yang memiliki masalah obesitas yang disebabkan karena hal tersebut, maka hal itu juga akan memengaruhi keturunannya. Dan penyebab lain obesitas yaitu obesitas adalah konsumsi obat-obatan tertentu seperti obat depresi dan faktor usia. Menurut pendapat peneliti, bahwa resiko pada kegemukan akan meningkat karena meningkatnya sintesis estrogen pada timbunan lemak. Tingginya kadar estrogen akan berpengaruh terhadap proliferasi jaringan payudara. Proliferasi yang berlebihan dan tidak adanya batas kematian sel akan menyebabkan sel membelah secara terus menerus. Melalui proses progresi maka terjadilah kanker payudara.2. Hubungan kontrasepsi hormonal dengan kanker payudaraHasil uji statistik dengan risk estimate diperoleh hasil sebagai faktor resiko antara kontrasepsi hormonal dengan kejadian kanker payudara. Dimana nilai OR yang menggunakan kontrasepsi hormonal memiliki peluang 3,431 beresiko menderita kanker payudara dibanding yang tidak menggunakan kontrasepsi hormonal. Dan nilai CI 95% berada dalam rentang 1,026- 11,476 dimana rentangnya diatas angka 1 yang berarti kontrasepsi hormonal sebagai faktor resiko kanker payudara.3. Hubungan genetik dengan kanker payudaraGenetik dalam penelitian ini adalah suatu sifat penyakit yang diturunkan dalam keluarga. yang membawa gen BRCA mutan mempunyai resiko tinggi untuk menderita kanker payudara dan ovarium, bergantung pada jumlah protein yang bermutasi tersebut terjadi. Kanker payudara merupakan penyakit familial (Sindroma Li Fraumeni / LFS). 75% dari sindroma tersebut disebabkan adanya mutasi pada gen p53. Gen p53 merupakan gen penekan tumor/suppressor gene (Indrati, 2005).Menurut pendapat peneliti, bahwa adanya mutasi pada gen ini menyebabkan fungsi gen sebagai gen penekan tumor mengalami gangguan sehingga sel akan berproliferasi secara terus menerus tanpa adanya batas kendali. Adanya peningkatan resiko kanker payudara pada wanita yang memiliki riwayat kanker pada keluarga menunjukkan adanya asosiasi kausal (strength).4. Hubungan paritas dengan kanker payudaraMenurut pendapat peneliti, bahwa riwayat reproduksi dihubungkan dengan banyak paritas, umur melahirkan anak pertama dan riwayat menyusui anak. Wanita yang tidak mempunyai anak atau yang melahirkan anak pertama di usia lebih dari 30 tahun beresiko 2-4 kali lebih tinggi daripada wanita yang melahirkan pertama di bawah usia 30 tahun. Wanita yang tidak menyusui anaknya mempunyai resiko kanker payudara 2 kalo lebih besar. Kehamilan dan menyusui, kelenjar payudara dapat berfungsi secara normal dalam proses laktasi dan menstimulir sekresi hormon progesteron yang bersifat melindungi wanita dari kanker payudara.

C. Siklus Sel Kanker Payudara Menurut Romahdon (2013), siklus sel dikontrol secara ketat oleh regulator siklus sel, yaitu:1. Cyclin. Jenis cyclin utama dalam siklus sel adalah cyclin D, E, A, dan B. Cyclin diekspresikan secara periodik sehingga konsentrasi cyclin berubah-ubah pada setiap fase siklus sel. Cyc D jenis cyclin yang berfungsi mengaktifkan dan mengikat Cdk4/6 untuk mengadkan fosforilasi protein retinoblastoma (pRb) selama awal G1,untuk memicu progresi siklus sel dari fase M ke fase S. Berbeda dengan cyclin yang lain, cyclin D tidak diekspresikan secara periodik akan tetapi selalu disintesis selama ada stimulasi growth factor.Cyc E, jenis cyclin yang didegredasi pada awal fase S yang memicu sintesis cdk 2 yang akan berikatan dengan cyc A. Protein cyclin E yang terekspresi berlebihan menyebabkan proliferasi fase S menjadi mudah, lebih lanjut meningkatkan proliferasi tak terkendali sel kanker payudara. Overekspresi cyclin E membuat kanker payudara resisten terhadap terapi antibodi monoklonal untuk HER2. Keberadaan protein cyclin E dapat dideteksi menggunakan pemeriksaan Western Blot.Cyc A, jenis cylin yang akan berikatan dengan cdk 2 untuk mereplikasin DNA selama fase S dan pada awal fase M, cyc A akan didegredasi untuk meningkatkan cyc B. Cyc B: jenis cyclin yang berikatan dengan cdk 1 yang memicu tejadinya proses mitosis.2. CDKGen p16 yang juga dikenal dengan MTS1, CDKN2, dan p16INK4aterletak pada kromosom 9 lokus p21 sehingga sering disingkat 9p21. p16 merupakan gen penekan tumor yang berfungsi menghambat proliferasi sel berlebih. P16 adalah gen penekan tumor yang menghasilkan protein yang mengikat CDK4/ CDK6 sehingga mampu menghambat siklus sel. Aktifitas p16 diperlukan dalam siklus sel terutama pada fase G1 ke fase S. Ketika sel berada dalam kondisi tertekan, maka sel tidak dapat melanjutkan ke fase berikutnya, oleh karena itu p16 berperan penting dalam menghambat perkembangan kanker pada manusia. Mutasi yang terjadi pada gen p16 menghasilkan protein P16 yang tidak mampu mengikat CDK4/CDK6 dan menyebabkan tidak terkontrolnya siklus sel sehingga, mengakibatkan proses keganasan. Beberapa kanker timbul sebagaiakibat hilangnya atau tidak berfungsinya gen penekan tumor secara sempurna, salah satu diantaranya adalah gen p16. Perubahan dari gen p16 memicu tidak terkontrolnya pertumbuhan sel dan perjalanan terjadinya kanker (Assmudin, 2004).Gen p16 yang juga dikenal dengan MTS1, CDKN2, dan p16INK4aterletak pada kromosom 9 lokus p21 sehingga sering disingkat 9p21 (Gambar 1), bekerja menghambat cyclin dependent kinase 4 (CDK4) yang berinteraksi dengan cyclin D dan menstimulasi jalan masuk melalui fase G1. Formasi dari CDK4-MTS1 memblok fosforilasi kompleks protein PRB dan hal ini merupakan, langkah penting yang dibutuhkan sel untuk bergerak dari fase G1ke fase S. Gen p16 diketahui sebagai salah satu regulator negatif pa-da siklus sel, yang menghambat dan memblok fosforilasi cyclin D-CDK4/CDK6 pada pRb serta mencegahnya keluar dari fase G1 (Assmudin, 2004).3. BRCAEkspresi protein BRCA1 ada dimana-mana pada manusia yang lokasinya di nukleus, sedangkan kadar tertinggi didapat dalam ovarium, testis dan thymus. Ini adalah tumor suppresor dan ekspresi berkurang dihubungkan dengan prosedur transformasi dan etiologi dari kanker payudara sporadik. Pengurangan ekspresi dikatakan diregulasi secara transkripsional implikasi dari metilasi promoter CpG dinukleotid maupun CREB binding sites.Peran BRCA1 adalah dalam perbaikan DNA, BRCA1 tampaknya penting untuk perannya dalam aktivasi checkpoint fase S. Fungsi BRCA2 implikasinya adalah menjaga integritas genom terhadap respon selluler kerusakan DNA. Protein BRCA2 berperan dalam pembentukan cekpoin spindel mitosis melalui modulasi pembentukan protein spindel cekpoin termasuk Aurora A dan Aurora B. Ekspresi BRCA2 proporsional dengan kecepatan proliferasi sel. Sel-sel yang tidak membelah tidak mengekspresikan BRCA2 sementara ekspressi yang jelas dari BRCA2 terlihat dalam jaringan yang aktif membelah, Ekspresi BRCA2 diregulasi selama siklus sel dengan ekspresi tertinggi pada fase S. Penemuanpenemuan ini telah menghantar kita pada hipotesis bahwa BRCA1 dan BRCA2 memainkan peranan pada perbaikan struktur abnormal DNA pada tempat sintesis DNA dan kerusakan DNA. Bukti keterlibatan BRCA2 dalam perbaikan DNA telah digambarkan bersamaan dengan BRCA1. Karena BRCA1 dan BRCA2 dibutuhkan untuk homologous DNA recombination (HDR), tidak mengherankan bila sel-sel dengan defisiensi fungsi BRCA1 atau BRCA2 menunjukkan tanda-tanda instabilitas genomik.Bukti-bukti menunjukkan bahwa pada sel kanker gen-gen tumor suppressor mengalami hipermetilasi pada daerah promoternya sehingga gen-gen tersebut switched off dengan akibat kontrol proliferasi sel terganggu. Gen-gen yang diduga berperan dalam perkembangan kanker ovarium adalah BRCA1 dan BRCA2 baik karena mutasi genetik atau proses epigenetik. Sejauh ini penelitian metilasi gen BRCA1 dan BRCA2 pada kanker ovarium belum pernah dilakukan di Indonesia, khususnya BRCA2 belum pernah dilaporkan status metilasinya pada kanker ovarium jenis epitelial. Pemeriksaan gambaran metilasi BRCA1 dan BRCA2 pada kanker ovarium sangat penting untuk memahami molekuler patologi kanker ovarium, yang pada akhirnya akan sangat bermanfaat pada penatalaksanaan klinik. Selain itu akan diteliti status metilasi gen BRCA1 dan BRCA2 dari DNA dalam serum dibandingkan dengan status metilasi gen BRCA1 dan BRCA2 pada sel-sel jaringan tumor. Hasilnya akan sangat penting untuk upaya diagnosis dini, follow up terapi dan prognosis penderita kanker ovarium.

BAB IV KESIMPULAN

Berdasarkan makalah pembelahan sel pada kanker payudara dapat di kesimpulan:1. Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus tumbuh berupa ganda.2. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kejadian kanker payudara adalah menarche pada umur muda, menopause pada umur lebih tua, dan kehamilan pertama pada umur tua, Penggunaan hormon-hormon eksogen, Penyakit fibrokistik, Obesitas, Konsumsi lemak, terpapar radiasi, riwayat keluarga dengan kanker payudara.3. Gangguan yang terjadi dalam siklus sel dapat menyebabkan pembelahan sel yang tak terkendalikan yang biasa disebut sebagai kanker, gangguan yang terjadi diakibatkan oleh overekspresi dari sistem regulasi pengontrol sel dan adanya mutasi gen dari BRCA 1 dan BRCA 2.