cairan kristaloid dan koloid

4
CAIRAN KRISTALOID DAN KOLOID A. Definisi 1. Koloid Koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya antara larutan dan suspen Koloid merupakan sistem heterogen, dimana suatu zat “didispersikan” ke dalam media yang homogen. Ukuran koloid berkisar antara 11!! nm. Koloid tergolong campuran heterogen dan merupakan sistem dua fase. "at yang didipersikan disebut fase terdispersi, sedangkan medium yang digunakanuntuk mendispersikan zat disebut medium dispersi. #ase terdispersi bersifat diskontinu $terputusputus%, sedangkan medium dispersi bersifat campuran susu dengan air, fase terdispersi adalah lemak, sedangkan medium dis adalah air. '. Kristaloid Kristaloid adalah mayoritas berisi larutan air steril dengan elektrolit dan(a yang ditambahkan sesuai dengan kandungan mineral plasma manusia. Kristaloid t dalam berbagai formulasi, mulai dari hipotonik, isotonik hingga hipertonik. ) formulasi yang paling umum, normal salin !.*+, dirancang untuk perkiraan mine konsentrasi elektrolit plasma manusia. Kristaloid merupakan cairan yang mempunyai komposisi mirip cairan ekstraselul -#%. Keuntungan dari cairan ini antara lain harga murah, tersedia dengan m setiap pusat kesehatan, tidak perlu dilakukancross match, tidak menimbulkan a syok anafilaktik, penyimpanan sederhana dan dapat disimpan lama. airan krista diberikan dalam /umlah cukup $0 kali cairan koloid% ternyata sama efektifny pemberian cairan koloid untuk mengatasi defisit 2olume intra2askuler. cairan kristaloid di ruang intra2askuler sekitar '!0! menit. 4. 5ekanisme Ker/a 1. Koloid airan koloid adalah larutan kristaloid yang mengandung molekul besar sehingga membran kapiler tidak permeabel terhadap cairan tersebut. 6arutan koloid meru pengganti cairan intra2askular. Darah total, plasma, dan albumin peka koloidalami dalam bentuk protein, terutama albumin. De7tran danhydroxyethyl starches $8-)% adalah koloid sintetis yang dalam penggunaannya dapat digabung darah total atau plasma, tetapi tidak dianggap sebagai pengganti produk darah albumin, sel darah merah, antitrombin, atau protein koagulasi dibutuhkan. &em dehidrasi dengan menggunakan kombinasi koloid dan kristaloid membutuhkan 2olu yang lebih sedikit, dan 9aktu pemulihan dicapai lebih cepat. Apabila ditambah /umlah infus kristaloid dapat berkurang !:!+ dibandingkan menggunaka sa/a. Kombinasi kristaloid, koloid sintetis, dan koloid alami sering memenuhi kebutuhan pasien.

Upload: muhammad-hamzah-asadullah

Post on 05-Nov-2015

161 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

cair

TRANSCRIPT

CAIRAN KRISTALOID DAN KOLOID

A. Definisi1. KoloidKoloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya antara larutan dan suspensi. Koloid merupakan sistem heterogen, dimana suatu zat didispersikan ke dalam suatu media yang homogen. Ukuran koloid berkisar antara 1-100 nm.Koloid tergolong campuran heterogen dan merupakan sistem dua fase. Zat yang didipersikan disebut fase terdispersi, sedangkan medium yang digunakan untuk mendispersikan zat disebut medium dispersi. Fase terdispersi bersifatdiskontinu(terputus-putus), sedangkan medium dispersi bersifatkontinu. Pada campuran susu dengan air, fase terdispersi adalah lemak, sedangkan medium dispersinya adalah air.2. KristaloidKristaloid adalah mayoritas berisi larutan air steril dengan elektrolit dan/atau dekstrosa yang ditambahkan sesuai dengan kandungan mineral plasma manusia. Kristaloid tersedia dalam berbagai formulasi, mulai dari hipotonik, isotonik hingga hipertonik. Salah satu formulasi yang paling umum, normal salin 0.9%, dirancang untuk perkiraan mineral dan konsentrasi elektrolit plasma manusia.Kristaloid merupakan cairan yang mempunyai komposisi mirip cairan ekstraseluler (CES = CEF). Keuntungan dari cairan ini antara lain harga murah, tersedia dengan mudah di setiap pusat kesehatan, tidak perlu dilakukancross match, tidak menimbulkan alergi atau syok anafilaktik, penyimpanan sederhana dan dapat disimpan lama. Cairan kristaloid bila diberikan dalam jumlah cukup (3-4 kali cairan koloid) ternyata sama efektifnya seperti pemberian cairan koloid untuk mengatasi defisit volume intravaskuler. Waktu paruh cairan kristaloid di ruang intravaskuler sekitar 20-30 menit.

B. Mekanisme Kerja1. KoloidCairan koloid adalah larutan kristaloid yang mengandung molekul besar sehingga membran kapiler tidak permeabel terhadap cairan tersebut. Larutan koloid merupakan pengganti cairan intravaskular. Darah total, plasma, dan albumin pekat mengandung koloid alami dalam bentuk protein, terutama albumin. Dextran danhydroxyethyl starches(HES) adalah koloid sintetis yang dalam penggunaannya dapat digabung dengan darah total atau plasma, tetapi tidak dianggap sebagai pengganti produk darah ketika albumin, sel darah merah, antitrombin, atau protein koagulasi dibutuhkan. Pemulihan dehidrasi dengan menggunakan kombinasi koloid dan kristaloid membutuhkan volume yang lebih sedikit, dan waktu pemulihan dicapai lebih cepat. Apabila ditambah koloid, jumlah infus kristaloid dapat berkurang 40-60% dibandingkan menggunakan kristaloid saja. Kombinasi kristaloid, koloid sintetis, dan koloid alami sering diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pasien.Cairan koloid dapat mengembalikan volume plasma secara lebih efektif dan efisien daripada kristaloid, karena larutan koloid mengekspansikan volume vaskuler dengan lebih sedikit cairan dari pada larutan kristaloid. Sedangkan larutan kristaloid akan keluar dari pembuluh darah dan hanya bagian tetap tinggal dalam plasma pada akhir infus.2,4 Koloid adalah cairan yang mengandung partikel onkotik dan karenanya menghasilkan tekanan onkotik. Bila diberikan intravena, sebagian besar akan menetap dalam ruang intravaskular.Meskipun semua larutan koloid akan mengekspansikan ruang intravaskular, namun koloid yang mempunyai tekanan onkotik lebih besar daripada plasma akan menarik pula cairan ke dalam ruang intravaskular. Ini dikenal sebagai ekspander plasma, sebab mengekspansikan volume plasma lebih dari pada volume yang diberikan.

2. KristaloidCairan kristaloid adalah larutan berbahan dasar air dengan molekul kecil sehingga membran kapiler permeabel terhadap cairan tersebut. Cairan kristaloid dapat mengganti dan mempertahankan volume cairan ekstraselular. Oleh karena 75-80% cairan kristaloid yang diberikan secara IV menuju ruang ekstravaskular dalam satu jam, maka cairan kristaloid sangat diperlukan untuk rehidrasi interstisial. Konsentrasi natrium dan glukosa pada kristaloid menentukan osmolalitas dan tonisitas larutan. Pada kebanyakan situasi kritis, cairan kristaloid isotonis pengganti elektrolit yang seimbang, seperti cairan Ringer laktat, digunakan untuk mengganti elektrolit dan bufer pada konsentrasi khas cairan ekstraselular. Normal salin (cairan natrium klorida 0,9%) juga merupakan cairan pengganti yang isotonis tetapi tidak seimbang dalam hal elektrolit dan buffer. Cairan kristaloid dalam volume besar yang diberikan dengan cepat secara IV menyebabkan peningkatan tekanan hidrostatik intravaskular dan penurunan COP dengan cepat. Hal tersebut mengakibatkan ekstravasasi ke interstisial.

C. PerbandinganKomposisi cairan kristaloid:Karena perbedaan sifat antara koloid dan kristaloid dimana kristaloid akan lebih banyak menyebar ke ruang interstitiel dibandingkan dengan koloid maka kristaloid sebaiknya dipilih untuk resusitasi defisit cairan di ruang interstitiel.Sedangkan koloid sering digunakan untuk resusitasi cairan secara cepat terutama pada syok hipovolemik/hermorhagik atau pada penderita dengan hipoalbuminemia berat dan kehilangan protein yang banyak (misal luka bakar).Kerugian dari plasma expander yaitu mahal dan dapat menimbulkan reaksi anafilaktik.Jenis larutan koloid:

Perbandingan kristaloid dan koloidKristaloidKolloid

Efek volume intravaskuler-Lebih baik (efisien, volume lebih kecil, menetap lebih lama

Efek volume interstisialLebih baik-

Sembab paruKeduanya sama-sama potensial menyebabkan sembab paru

Sembab periferSeringJarang

Koagulopati-Dekstran > kanji hidroksi etil

Aliran urineLebih besarGFR menurun

Reaksi-reaksiTidak adaJarang

HargaMurahAlbumin mahal, lainnya sedang

DAFTAR PUSTAKADarmawan, I., 2008. Konstroversi Koloid vs Kristaloid: Beberapa Informasi Tambahan PT Otsuka.http://www.otsuka.co.idDepartemen Kesehatan. 2004. Kajian Masalah Kesehatan: Demam Berdarah Dengue. Jakarta.Hartanto, W.W., 2007, Terapi Cairan dan Elektrolit Perioperatif. Bandung.

TUGAS MAKALAH SKILLRESUSITASI CAIRAN KRISTALOID DAN KOLOID

KELOMPOK SKILL1

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG2014