kristaloid fazil islam

53
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Fisiologi Cairan Air merupakan bagian terbesar pada tubuh manusia, persentasenya dapat berubah tergantung pada umur, jenis kelamin dan derajat obesitas seseorang. Pada bayi usia < 1 tahun cairan tubuh adalah sekitar 80-85% berat badan dan pada bayi usia > 1 tahun mengandung air sebanyak 70-75 %. Seiring dengan pertumbuhan seseorang persentase jumlah cairan terhadap berat badan berangsur-angsur turun yaitu pada laki-laki dewasa 50-60% berat badan, sedangkan pada wanita dewasa 50 % berat badan (Anonimus a, 2010). Hal ini terlihat pada tabel berikut : Perubahan jumlah dan komposisi cairan tubuh, yang dapat terjadi pada perdarahan, luka bakar, dehidrasi, muntah, diare, dan puasa preoperatif 1

Upload: fazilamris

Post on 17-Feb-2015

259 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

TULISAN INI SEGAJA DISEBARKAN HANYA UNTUK KAUM MUSLIMIN DENGAN TUJUAN UNTUK MENAMBAH PENGETAHUAN DOKTER MUSLIM DALAM MEMBANTU PARA PEJUANG JIHAD ISLAM TTD FAZIL AMRIS FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA

TRANSCRIPT

Page 1: KRISTALOID FAZIL ISLAM

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Fisiologi Cairan

Air merupakan bagian terbesar pada tubuh manusia,

persentasenya dapat berubah tergantung pada umur, jenis

kelamin dan derajat obesitas seseorang. Pada bayi usia < 1

tahun cairan tubuh adalah sekitar 80-85% berat badan dan

pada bayi usia > 1 tahun mengandung air sebanyak 70-75

%. Seiring dengan pertumbuhan seseorang persentase

jumlah cairan terhadap berat badan berangsur-angsur turun

yaitu pada laki-laki dewasa 50-60% berat badan, sedangkan

pada wanita dewasa 50 % berat badan (Anonimus a, 2010). Hal

ini terlihat pada tabel berikut :

Perubahan jumlah dan komposisi cairan tubuh, yang

dapat terjadi pada perdarahan, luka bakar, dehidrasi,

muntah, diare, dan puasa preoperatif maupun perioperatif,

dapat menyebabkan gangguan fisiologis yang berat. Jika

gangguan tersebut tidak dikoreksi secara adekuat sebelum

tindakan anestesi dan bedah, maka resiko penderita

menjadi lebih besar.1 Seluruh cairan tubuh didistribusikan

1

Page 2: KRISTALOID FAZIL ISLAM

ke dalam kompartemen intraselular dan kompartemen

ekstraselular. Lebih jauh kompartemen ekstraselular dibagi

menjadi cairan intravaskular dan intersisial (Anonimus a, 2010).

Cairan intraselular merupakan cairan yang terkandung di antara sel

disebut cairan intraselular. Pada orang dewasa, sekitar duapertiga dari cairan

dalam tubuhnya terdapat di intraselular (sekitar 27 liter rata-rata untuk

dewasa laki-laki dengan berat badan sekitar 70 kilogram), sebaliknya pada

bayi hanya setengah dari berat badannya merupakan cairan intraselular

(Chaudhary et al, 2008).

Cairan ekstraselular adalah cairan yang berada di luar sel disebut

cairan ekstraselular. Jumlah relatif cairan ekstraselular berkurang seiring

dengan usia. Pada bayi baru lahir, sekitar setengah dari cairan tubuh terdapat

di cairan ekstraselular. Setelah usia 1 tahun, jumlah cairan ekstraselular

menurun sampai sekitar sepertiga dari volume total. Ini sebanding dengan

sekitar 15 liter pada dewasa muda dengan berat rata-rata 70 kg. (Chaudhary

et al, 2008).

Cairan ekstraselular dibagi menjadi5 :

1. Cairan Interstitial

Cairan yang mengelilingi sel termasuk dalam cairan interstitial,

sekitar 11-12 liter pada orang dewasa. Cairan limfe termasuk dalam

volume interstitial. Relatif terhadap ukuran tubuh, volume ISF

adalah sekitar 2 kali lipat pada bayi baru lahir dibandingkan orang

dewasan (Dileep et al, 2013).

2. Cairan Intravaskular

Merupakan cairan yang terkandung dalam pembuluh darah

(contohnya volume plasma). Rata-rata volume darah orang dewasa

sekitar 5-6L dimana 3 liternya merupakan plasma, sisanya terdiri

dari sel darah merah, sel darah putih dan platelet (Dileep et al,

2013.).

3. Cairan transeluler

Merupakan cairan yang terkandung diantara rongga tubuh tertentu

seperti serebrospinal, perikardial, pleura, sendi sinovial, intraokular

2

Page 3: KRISTALOID FAZIL ISLAM

dan sekresi saluran pencernaan. Pada keadaan sewaktu, volume

cairan transeluler adalah sekitar 1 liter, tetapi cairan dalam jumlah

banyak dapat masuk dan keluar dari ruang transeluler.5 Selain air,

cairan tubuh mengandung dua jenis zat yaitu elektrolit dan non

elektrolit (Dileep et al, 2013.).

4. Elektrolit

Merupakan zat yang terdisosiasi dalam cairan dan menghantarkan

arus listrik. Elektrolit dibedakan menjadi ion positif (kation) dan ion

negatif (anion). Jumlah kation dan anion dalam larutan adalah selalu

sama (diukur dalam miliekuivalen) (Dileep et al, 2013).

5. Kation

Kation utama dalam cairan ekstraselular adalah sodium (Na+),

sedangkan kation utama dalam cairan intraselular adalah potassium

(K+). Suatu sistem pompa terdapat di dinding sel tubuh yang

memompa keluar sodium dan potassium ini (Dileep et al, 2013.).

6. Anion

Anion utama dalam cairan ekstraselular adalah klorida (Cl-) dan

bikarbonat (HCO3-), sedangkan anion utama dalam cairan

intraselular adalah ion fosfat (PO4 3-). Karena kandungan elektrolit

dalam plasma dan cairan interstitial pada intinya sama maka nilai

elektrolit plasma mencerminkan komposisi dari cairan ekstraseluler

tetapi tidak mencerminkan komposisi cairan intraseluler. Pemenuhan

kebutuhan dasar/harian air, elektrolit dan kalori/nutrisi (Dileep et al,

2013.).

Kebutuhan air untuk penderita di daerah tropis dalam

keadaan basal sekitar ± 50 ml/kgBB/24 jam. Pada hari

pertama pasca bedah tidak dianjurkan pemberian

kalium karena adanya pelepasan kalium dari

sel/jaringan yang rusak, proses katabolisme dan

transfusi darah. Akibat stress pembedahan, akan

dilepaskan aldosteron dan ADH yang cenderung

menimbulkan retensi air dan natrium. Oleh sebab itu,

3

Page 4: KRISTALOID FAZIL ISLAM

pada 2-3 hari pasca bedah tidak perlu pemberian

natrium. Penderita dengan keadaan umum baik dan

trauma pembedahan minimum, pemberian

karbohidrat 100-150 mg/hari cukup memadai untuk

memenuhi kebutuhan kalori dan dapat menekan

pemecahan protein sampai 50% kadar albumin harus

dipertahankan melebihi 3,5 gr%. Penggantian cairan

pasca bedah cukup dengan cairan hipotonis dan bila

perlu larutan garam isotonis. Terapi cairan ini

berlangsung sampai penderita dapat minum dan

makan (Anonimus a, 2010).

2. 2 Cairan Kristaloid

Dalam terapi cairan banyak hal yang bisa digunakan, salah-satunya

adalah menggunakan cairan kristaloid. Dalam cairan kristaloid banyak

variasi dalam kandungan antara kadar garam dengan atau glukosa. cairan

kristaloid ini mempunyai komposisi mirip cairan ekstraseluler (CES =

CEF). Keuntungan dari cairan ini antara lain harga murah, tersedia dengan

mudah di setiap pusat kesehatan, tidak perlu dilakukan cross match, tidak

menimbulkan alergi atau syok anafilaktik, penyimpanan sederhana dan

dapat disimpan lama. Cairan kristaloid bila diberikan dalam jumlah cukup

(3-4 kali cairan koloid) ternyata sama efektifnya seperti pemberian cairan

koloid untuk mengatasi defisit volume intravaskuler. Waktu paruh cairan

kristaloid di ruang intravaskuler sekitar 20-30 menit. Heugman et al (1972)

mengemukakan bahwa walaupun dalam jumlah sedikit larutan kristaloid

akan masuk ruang interstitiel sehingga timbul edema perifer dan paru serta

berakibat terganggunya oksigenasi jaringan dan edema jaringan luka,

apabila seseorang mendapat infus 1 liter NaCl 0,9%. Penelitian Mills dkk

(1967) di medan perang Vietnam turut memperkuat penelitan yang

dilakukan oleh Heugman, yaitu pemberian sejumlah cairan kristaloid dapat

mengakibatkan timbulnya edema paru berat. Selain itu, pemberian cairan

kristaloid berlebihan juga dapat menyebabkan edema otak dan

4

Page 5: KRISTALOID FAZIL ISLAM

meningkatnya tekanan intra kranial Karena perbedaan sifat antara koloid

dan kristaloid dimana kristaloid akan lebih banyak menyebar ke ruang

interstitiel dibandingkan dengan koloid maka kristaloid sebaiknya dipilih

untuk resusitasi defisit cairan di ruang interstitiel. Larutan Ringer

Laktat merupakan cairan kristaloid yang paling banyak

digunakan untuk resusitasi cairan walau agak hipotonis

dengan susunan yang hampir menyerupai cairan

intravaskuler. Laktat yang terkandung dalam cairan tersebut

akan mengalami metabolisme di hati menjadi bikarbonat.

Cairan kristaloid lainnya yang sering digunakan adalah NaCl

0,9%, tetapi bila diberikan berlebih dapat mengakibatkan

asidosis hiperkloremik (delutional hyperchloremic acidosis) dan

menurunnya kadar bikarbonat plasma akibat peningkatan

klorida (Chaudhary et al, 2008).

Beberapa protokol resusitasi menggunakan kombinasi kristaloid,

koloid dan cairan hipertonik telah dikembangkan. Resusitasi cairan isotonic

kristaloid digunakan pada sebagian pusat penanganan luka bakar dan

umumnya memberikan hasil resusitasi yang adekuat. Bufer cairan kristaloid

seperti ringer lactate merupakan cairan yang paling popular untuk resusitasi

sampai saat ini. Formula resusitasi klasik yang dimodifikasi oleh broke dan

parkland dikembangkan dari formula Evans and Brooke yang menyarankan

pemberian 2 ml/kg/% total tubuh yang terkena luka bakar selama 24 jam

pertama. Formula Evans telah dikembangkan sejak tahun 1950 dan

merupakan jenis formula pertama yang menggunakan persentase total

permukaan tubuh yang terkena luka bakar. Formula Brooke merupakan

modifikasi dari formula evans yang mengandung persentase kristaloid yang

relatif lebih besar dibandingkan koloid pada Formula Evans. Modifikasi

formula Brooke murni menggunakan cairan kristaloid. Konsep terbaru yang

dikembangkan oleh Baxter3 dan Shires4 menghasilkan perkembangan dari

formula Parkland yang memberikan volume cairan kristaloid sebesar

4ml/kg/ % luas permukaan tubuh yang terkena luka bakar. Setengah dari

volume cairan resusitasi diberikan pada 8 jam pertama dan setengahnya lagi

5

Page 6: KRISTALOID FAZIL ISLAM

diberikan pada 16 jam berikutnya15,18. Tetapi, perlu diperhatikan bahwa

formula ini merupakan suatu penuntun yang sederhana untuk terapi cairan

dimana pasien harus dimonitor secara ketat untuk mengoptimalisasi

resusitasi syok akibat luka bakar. Beberapa peneliti menggunakan rumus

Parkland dalam menghitung kebutuhan cairan terutama untuk pasien dengan

area luka bakar yang luas (Anonimus, 2005)

Kristaloid adalah cairan yang paling sering digunakan untuk

resusitasi syok akibat luka bakar. Sampai saat ini tidak ada studi yang

prospektif yang dapat memperlihatkan bahwa koloid atau salin hipertonik

memiliki manfaat yang lebih dibanding kristaloid isotonik dalam resusitasi

pasien luka bakar. Selain itu kristaloid isotonik lebih murah disbanding

koloid. Kekurangan penggunaan kristaloid adalah volume yang digunakan

relatif lebih besar untuk resusitasi syok akibat luka bakar sehingga

berpotensi menyebabkan udema jaringan. Hal ini bisa terjadi jika pasien

tidak dimonitor ketat, terutama jika penumpukan cairan terjadi diruang

interstitial. Kebanyakan studi tidak memperlihatkan insiden edema paru

pada pasien yang menerima resusitasi dengan kristaloid. Holm dan kawan

kawan mengkonfirmasi bahwa kebanyakan pasien pasien luka bakar tidak

memperlihatkan peningkatan permeabilitas pembuluh darah paru.

Komplikasi potensial yang lain akibat resusitasi kristaloid yang berlebihan

adalah hipoalbuminemia dan ketidakseimbangan elektrolit, namun

perubahan ini tidak signifikan dengan tingkat morbiditas dan mortalitas

(Anonimus, 2005)

2. 3 Kandungan Kristaloid

a. NatriumNatrium sebagai kation utama didalam cairan ekstraseluler dan

paling berperan di dalam mengatur keseimbangan cairan. Kadar

natrium plasma: 135-145mEq/liter. Kadar natrium dalam plasma diatur

lewat beberapa mekanisme:

a. Left atrial stretch reseptor

b. Central baroreseptor

6

Page 7: KRISTALOID FAZIL ISLAM

c. Renal afferent baroreseptor

d. Aldosterone (reabsorpsi di ginjal)

e. Atrial natriuretic factor

f. Sistem renin angiotensin

g. Sekresi ADH

h. Perubahan yang terjadi pada air tubuh total (TBW=Total

Body Water).

Kadar natrium dalam tubuh 58,5mEq/kgBB dimana + 70% atau

40,5mEq/kgBB dapat berubah-ubah. Ekresi natrium dalam urine 100-

180mEq/liter, faeces 35 mEq/liter dan keringat 58mEq/liter. Kebutuhan

setiap hari = 100mEq (6-15 gram NaCl).

Sumber : Luzius et al 2009

7

Page 8: KRISTALOID FAZIL ISLAM

Natrium dapat bergerak cepat antara ruang intravaskuler dan

interstitial maupun ke dalam dan keluar sel. Apabila tubuh banyak

mengeluarkan natrium (muntah,diare) sedangkan pemasukkan

terbatas maka akan terjadi keadaan dehidrasi disertai kekurangan

natrium. Kekurangan air dan natrium dalam plasma akan diganti

dengan air dan natrium dari cairan interstitial. Apabila kehilangan

cairan terus berlangsung, air akan ditarik dari dalam sel dan apabila

volume plasma tetap tidak dapat dipertahankan terjadilah kegagalan

sirkulasi (Dileep et al, 2013.).

8

Page 9: KRISTALOID FAZIL ISLAM

9

Page 10: KRISTALOID FAZIL ISLAM

b. Kalium

Kalium merupakan kation utama (99%) di dalam cairan ekstraseluler

berperan penting di dalam terapi gangguan keseimbangan air dan

elektrolit. Jumlah kalium dalam tubuh sekitar 53 mEq/kgBB dimana

99% dapat berubah-ubah sedangkan yang tidak dapat berpindah

adalah kalium yang terikat dengan protein didalam sel. 7 Kadar

kalium plasma 3,5-5,0 mEq/liter, kebutuhan setiap hari 1-3

mEq/kgBB. Keseimbangan kalium sangat berhubungan dengan

konsentrasi H+ ekstraseluler. Ekskresi kalium lewat urine 60-90

mEq/liter, faeces 72 mEq/liter dan keringat 10 mEq/liter (Dileep et

al, 2013.).

c. Kalsium

Kalsium dapat dalam makanan dan minuman, terutama susu, 80-

90% dikeluarkan lewat faeces dan sekitar 20% lewat urine. Jumlah

pengeluaran ini tergantung pada intake, besarnya tulang, keadaan

endokrin. Metabolisme kalsium sangat dipengaruhi oleh kelenjar-

kelenjar paratiroid, tiroid, testis, ovarium, da hipofisis. Sebagian

besar (99%) ditemukan didalam gigi dan + 1% dalam cairan

ekstraseluler dan tidak terdapat dalam sel (Dileep et al, 2013.).

d. Magnesium

Magnesium ditemukan di semua jenis makanan. Kebutuhan unruk

pertumbuhan + 10 mg/hari. Dikeluarkan lewat urine dan faeces

(Dileep et al, 2013.).

e. Karbonat

Asam karbonat dan karbohidrat terdapat dalam tubuh sebagai salah

satu hasil akhir daripada metabolisme. Kadar bikarbonat dikontrol

oleh ginjal. Sedikit sekali bikarbonat yang akan dikeluarkan urine.

Asam bikarbonat dikontrol oleh paru-paru dan sangat

penting peranannya dalam keseimbangan asam basa

(Dileep et al, 2013).

10

Page 11: KRISTALOID FAZIL ISLAM

f. Non elektrolit

Merupakan zat seperti glukosa dan urea yang tidak

terdisosiasi dalam cairan. Zat lainya termasuk penting

adalah kreatinin dan bilirubin (Dileep et al, 2013).

2. 4 Natrium Chlorida (NaCl) 0,9%

NaCl 0,9% (normal saline) dapat dipakai sebagai cairan resusitasi

(replacement therapy), terutama pada kasus seperti kadar Na+ yang rendah,

dimana RL tidak cocok untuk digunakan (seperti pada alkalosis, retensi

kalium). NaCl 0,9% merupakan cairan pilihan untuk kasus trauma kepala,

sebagai pengencer sel darah merah sebelum transfusi. Cairan ini memiliki

beberapa kekurangan, yaitu tidak mengandung HCO3-, tidak mengandung

K+, dapat menimbulkan asidosis hiperkloremik karena mempunyai

komposisi klorida sama dengan natrium, serta menyebabkan asidosis

dilusional, sebagai contoh, 1 liter larutan dengan komposisi Na+ 70 mEq/l

dan Cl- 55 mEq/l (SID=15) ditambahkan 1 liter larutan NaCl 0,9 % yang

terdiri dari Na+ 154 mEq/l dan Cl- 154 mEq/l (SID=0), maka hasilnya

adalah kadar natrium akan meningkat namun tidak sebesar peningkatan

kadar klorida, akibatnya SID turun, larutan saat ini mengandung Na+ 112

mEq/l dan Cl- 105 mEq/l sehingga SID turun dari 15 menjadi 7 (112-105).

Penurunan SID menyebabkan peningkatan H+ atau penurunan OH- yang

berakibat terjadinya asidosis (Hartanto, 2007).

Kemasan larutan kristaloid NaCl 0,9% yang beredar di pasaran

memiliki komposisi elektrolit Na+ (154 mEq/L) dan Cl- (154 mEq/L),

dengan osmolaritas sebesar 300 mOsm/L. Sediaannya adalah 500 ml dan

1.000 ml (Hartanto, 2007).

11

Page 12: KRISTALOID FAZIL ISLAM

Gambar Nacl 0.9 % Infusion

2. 5 Laktat hipertonik

Laktat hipertonik mengandung air, elektrolit, kalori, kalsium , dan

potasium. Dengan memberikan cairan ini sebenarnya kita menambahkan

Na+ lebih banyak dibandingkan Cl-. Meski SID laktat hipertonik sama

seperti NaCl yaitu 0, namun karena laktat cepat dimetabolisme oleh hati dan

ginjal maka SID larutan laktat hipertonik sebenarnya 504. Dengan demikian

pada cairan laktat hipertonik terjadi penambahan natrium tanpa

disertai penambahan klorida yang akan menaikkan SID atau

pH. Selain itu laktat juga berfungsi sebagai substrat energi

yang siap pakai pada kondisi hipoksia terutama pada organ

yang aktif seperti otak, jantung, ginjal, dan otot, melalui

mekanisme glukoneogenesis. Terdapat kandungan kalsium

untuk mempertahankan kontraktilitas jantung, sedangkan

potasium untuk mencegah terjadinya hipokalemia yang

mungkin terjadi karena pemberian infus laktat hipertonik.

(Hartanto, 2007).

Kemasan larutan laktat hipertonik yang beredar di

pasaran memiliki komposisi elektrolit Na+ (504,15 mEq/L),

Laktat (504,15 mEq/L), Ca+ (2,72 mEq/L), Cl- (6,74 mEq/L),

K+ (4,02) dengan osmolaritas sebesar 1020 mOsm/L .

Sediaannya adalah 250 ml (Hartanto, 2007).

12

Page 13: KRISTALOID FAZIL ISLAM

Indikasi laktat hipertonik :

a. Asidosis metabolik akibat : septic shock, perdarahan

dan cardiogenic shock

b. Acidosis hyperchloremic

c. Acidosis dilutional ( akibat TURP )

d. Pre load pada spinal anesthesia

e. Koreksi hiponatremia

f. Luka bakar

Karena hipertonisitasnya (osmolaritas sebesar 1020

mOsm/L), laktat hipertonik dapat dipergunakan untuk

mengisi volume intravaskuler yang kekurangan cairan

dalam waktu singkat dan dalam jumlah yang kecil dengan

meminjam cairan dari intrasel (Hartanto, 2007).

2. 6 Ringer Laktat (RL)

RL merupakan cairan yang paling fisiologis yang dapat diberikan pada

kebutuhan volume dalam jumlah besar. RL banyak digunakan sebagai

replacement therapy, antara lain untuk syok hipovolemik, diare, trauma, dan

luka bakar. Laktat yang terdapat di dalam larutan RL akan dimetabolisme oleh

hati menjadi bikarbonat yang berguna untuk memperbaiki keadaan seperti

asidosis metabolik. Kalium yang terdapat di dalam RL tidak cukup untuk

pemeliharaan sehari-hari, apalagi untuk kasus defisit kalium. Larutan RL tidak

mengandung glukosa, sehingga bila akan dipakai sebagai cairan rumatan, dapat

ditambahkan glukosa yang berguna untuk mencegah terjadinya ketosis.

Kemasan larutan kristaloid RL yang beredar di pasaran memiliki komposisi

elektrolit Na+ (130 mEq/L), Cl- (109 mEq/L), Ca+ (3 mEq/L), dan laktat (28

mEq/L). Osmolaritasnya sebesar 273 mOsm/L. Sediaannya adalah 500 ml dan

1.000 ml (Hartanto, 2007).

13

Page 14: KRISTALOID FAZIL ISLAM

Gambar. Ringer Lactate 500 ml

2. 7 Ringer acetate (Asering)

Kandungan Per 1000 ml :

CaCl2 0,2 gram

KCl 0,3 gram

NaCl 6 gram

Na asetat 3,8 gram

2. 7. 1 Indikasi

Nutrien dan pengobatan asidosis yang berhubungan dengan

dehidrasi dan kehilangan ion alkali dalam tubuh (Taylor et al . 2013).

2. 7. 2 Kontra Indikasi

Gagal jantung kongestif, kerusakan ginjal, edema paru yang

disebabkan oleh retensi Natrium dan hiperproteinemia, hipernatremia,

hiperkloremia, hiperhidrasi (Anonimus a, 2010).

2. 7. 3 Keunggulan

14

Page 15: KRISTALOID FAZIL ISLAM

1. Asetat dimetabolisme di otot, dan masih dapat ditolelir pada pasien

yang mengalami gangguan hati

2. Pada pemberian sebelum operasi sesar, RA mengatasi asidosis laktat

lebih baik dibanding RL pada neonatus

3. Pada kasus bedah, asetat dapat mempertahankan suhu tubuh sentral

pada anestesi dengan isofluran

4. Mempunyai efek vasodilator

5. Pada kasus stroke akut, penambahan MgSO4 20 % sebanyak 10 ml

pada 1000 ml RA, dapat meningkatkan tonisitas larutan infus

sehingga memperkecil risiko memperburuk edema serebral

(Anonimus a, 2010).

2. 7. 4 Perhatian

1. Anak-anak,lansia, penderita hipertensi & toksemia pada

kehamilan.

2. Jangan diberikan bersamaan dengan transfusi darah.

3. Pemakaian jangka panjang.

2. 7. 5 Efek Samping

Demam, infeksi pada tempat penyuntikan, trombosis vena atau

flebitis (radang pembuluh balik) pada tempat penyuntikan, hipervolemia

(bertambahnya volume plasma darah yang beredar) (Anonimus a, 2010).

2. 7. 6 Kemasan

Larutan Asering 500 ml.

2. 7. 7 Dosis :

Dosis disesuaikan pada setiap individu.  

15

Page 16: KRISTALOID FAZIL ISLAM

Gambar. Ringer Acetate (Asering)

2. 8 Sodium Cloride 0.9 %

Sodium Cloride atau disebut juga cairan normal salin yang

mengandung Natrium dan Clorida dn tidak mengandung potassium, dan

sodium chloride 0,9 % diindikasikan untuk terapi kekurangan cairan dan

elektrolit dimana jika level potassium meningkat maka akan menyebabkan

perburukan prognosis penyakit pasien tersebut (Anonimus b, 2010).

2. 8. 1 Komposisi Kualitatif dan Kuantitatif

1000 ml of solution contain

Sodium chloride : 9.00 g

Theoretical osmolarity : 308 mOsm/l

Titration acidity : < 0.3 mmol/l

pH : 4.5 – 7.0

Electrolyte concentrations:

Sodium :154 mmol/l

Chloride : 154 mmol/l

2. 8. 2 Sediaan Farmasi

Berbentuk cairan yang bening dan tidak berwarna.

16

Page 17: KRISTALOID FAZIL ISLAM

2. 8. 3 Indikasi

Indikasi Terapeutik:

1. Untuk menggantikan kebutuhan elektrolit dan substitusi

alkalosis hypochloraemic,

2. Kehilangan Chloride,

3. Short-term substitusi volume intravaskular,

4. Dehidrasi hipotonik atau dehidrasi isotonik,

5. Sebagai cairan untuk menggantikan elektrolit yang kompatibel

konsentrat dengan obat-obatan,

2. 8. 4 Dosis

Dewasa dan orang tua

Rekomendasi dosis:

Dosis dan laju infus disesuaikan sesuai dengan persyaratan berat

badan, kondisi klinis pasien, status terutama ginjal dan kardiovaskular.

Pemantauan elektrolit serum sangat penting (Anonimus b, 2010).

Maksimum Dosis harian

40 ml / kg BB, sesuai dengan 6 mmol sodium per kg BW

Infusion rate: Sampai dengan 5 ml / kg BB / jam.

Dalam pengelolaan shock, volume yang lebih tinggi dan tingkat

yang lebih tinggi dari kebutuhan cairan dapat diberikan. Pada pasien dengan

hiponatremia kronis tingkat infus harus lambat, sehingga peningkatan yang

dihasilkan dari tingkat natrium serum dibatasi maksimal 0,35 mmol / l / h.

(Anonimus b, 2010).

Anak-anak

Pada anak-anak posologi untuk orang dewasa harus digunakan

sebagai panduan.

Infus IV : wadah infus berisi volume yang signifikan udara. Untuk

menghindari risiko emboli udara, menghilangkan semua udara

sebelum infus tekanan (Anonimus b, 2010).

17

Page 18: KRISTALOID FAZIL ISLAM

2. 8. 5 Kontraindikasi

Sodium Klorida 0,9% b / v Infusion intravena tidak boleh diberikan

pada pasien pasien hyperhydration (Anonimus b, 2010).

2. 8. 6 Peringatan khusus dan Tindakan Pencegahan Penggunaan

Peringatan Khusus

Sodium Klorida 0,9% b / v Infusion intravena harus diberikan

dengan hati-hati dalam kasus:

1. hypokalemia

2. hypernatremia

3. Hiperkloremia

4. Gangguan di mana pembatasan asupan natrium diindikasikan,

seperti insufisiensi jantung, edema umum, edema paru, hipertensi,

eklampsia, insufisiensi ginjal berat.

Precautions for use

Pemantauan klinis harus mencakup pemeriksaan dari elektrolit

serum, keseimbangan air, dan status asam-basa.

Tingkat infus tinggi harus dihindari dalam kasus dehidrasi hipertonik

karena kenaikan kemungkinan osmolaritas plasma dan konsentrasi natrium

plasma (Anonimus b, 2010).

2. 8. 7 Pemberian Terhadap Ibu Hamil dan Menyusui

Sodium Klorida 0,9% b / v Infusion intravena dapat digunakan

seperti petunjuk di atas (Anonimus b, 2010).

2. 8. 8 Efek yang tidak diinginkan

Pemberian dalam jumlah besar dapat menyebabkan hipernatremia

dan Hiperkloremia. Klinis dapat dilihat gejala kelebihan natrium dalam

tubuh termasuk mual, muntah, diare, perut kram, rasa haus, air liur

berkurang dan lachrymation, berkeringat, demam, takikardia, hipertensi,

gagal ginjal, perifer dan edema paru, sakit kepala, pusing, gelisah, kejang,

koma, dan kematian (Anonimus b, 2010).

18

Page 19: KRISTALOID FAZIL ISLAM

2. 8. 9 Overdosis

Gejala Overdosis dapat terlihat gejala hipernatremia, Hiperkloremia,

hyperosmolarity overhydration, dari asidosis serum, dan metabolisme.

Segera penghentian pemberian cairan, berikan diuretik dengan pemantauan

terus menerus dari elektrolit serum, koreksi ketidakseimbangan elektrolit

dan asam-basa (Anonimus b, 2010).

2. 8. 10 Mekanisme Farmakologi

Sodium merupakan kation utama dari ruang ekstraseluler dan

bersama-sama dengan berbagai anion. Natrium dan kalium merupakan

mediator utama proses bioelectric dalam tubuh. Kandungan natrium dan

metabolisme cairan tubuh erat digabungkan satu sama lain. Setiap

penyimpangan dari konsentrasi natrium plasma dari yang fisiologis secara

simultan mempengaruhi status cairan dari tubuh. Peningkatan kandungan

natrium tubuh juga berarti pengurangan air bebas tubuh independen dari

osmolalitas serum konten. larutan natrium klorida 0,9 persen memiliki

osmolaritas yang sama dengan plasma (Anonimus b, 2010).

Kandungan natrium total tubuh adalah ca. 80 mmol / kg yang ca.

97% adalah ekstraseluler dan ca. 3 intraseluler%. Omset harian ca. 100-180

mmol (sesuai dengan 1,5 - 2,5 mmol / kg berat badan). Ginjal merupakan

regulator utama dari saldo natrium dan air. Dalam kerjasama dengan

mekanisme kontrol hormonal (renin-angiotensin-aldosterone, hormon

antidiuretik) dan hormon natriuretik hipotetis mereka terutama bertanggung

jawab untuk menjaga volume konstan ruang ekstraseluler dan mengatur

komposisi cairan nya. Klorida dipertukarkan untuk karbonat hidrogen dalam

sistem tubulus dan, dengan demikian, terlibat dalam pengaturan

keseimbangan asam basa (Anonimus b, 2010).

19

Page 20: KRISTALOID FAZIL ISLAM

Gambar . Sodium Cloride 0,9% ( sumber : Anonimus b, 2010).

2. 9 Sterofundin ISO

Sterofundin ISO atau dikenal dengan Ringerfundin merupakan

cairan elektrolit isotonic yang mempunyai kesamaan dengan plasma

manusia dimana anion-anion esensial akan dimetabolisme di semua organ

dan otot dengan minimum konsumsi oksigen (Anonimus, 2009).

2. 9. 1 Keuntungan Sterofundin ISO

1. Cairan isotonic dan plasma sterofundin iso tidak menganggu

keseimbangan elektrolit dalam tubuh dan mencegah perpindahan

cairan intraselular

2. Sterofundin ISO mencegah asidosis delusional karena

sterofundin memiliki lactate free sehingga dapat digunakan

sebagai marker hipoksia (Anonimus, 2009).

2. 9. 2 Indikasi

Dapat digunakan untuk mengganti kehilangan cairan ekstraselular

dalam kasus dehidrasi isotonic dimana terjadinya asidosis (Anonimus,

2009).

3. 9. 3 Sediaan

20

Page 21: KRISTALOID FAZIL ISLAM

Sediaan : Ecoflac plus 250, 500, 1000 ml dan Ecobag 250, 500, 1000

ml (Anonimus, 2009).

Gambar . Sterofundin 500 ml Produksi Braun USA

2. 9. 4 Plasma Lyte 56 dan Dextrose 5%

Plasma lyte 56 dan Dextrose 5% merupakan infusion steril, clear,

dan larutan nonpyrogenic hypertonic dalam sediaan dosis tunggal untuk

digunakan secara intravena (Anonimus, 2005).

Setiap 1000 ml Plasma Lyte 56 dan Dextrose 5 % IV mengandung :

Sodium Chloride 2.34g

Potassium acetate 1.28g

Magnesium Acetate 320mg

Glucose-anhydrous* 50g

Hydrochloric acid pH adjustment

Water for Injections q.s. to 1000mL

21

Page 22: KRISTALOID FAZIL ISLAM

pH range 3.5 to 6.0.

Approximate

Osmolality

389 mOsm

Approximate

Kilojoules

796 kJ

Plasma lyte 56 dan Dextrose 5 % merupakan cairan intravena yang

mengandung air, electrolyte, dan kalori serta tidak mengandung anti

mikroba. Plasma lyte 56 dan Dextrose 5 % memiliki osmolaritas sebesar

363 mOsmol/L. Osmolaritas fisiologi normal memiliki range 280 sampai

310 mOsmol/L, namun jika osmolaritas mencapai 600 mOsmol/L akan

menyebabkan kerusakan pembuluh darah (Anonimus, 2005).

Setiap 1000 ml Plasma Lyte 56 dan dextrose 5 % mengandung konsentrasi ion :

Sodium 40 mmol Potassium 13 mmol Magnesium 1.5 mmol Chloride 40 mmol Acetate 16 mmol Glucose 278 mmol

Plasma lyte 56 dan Dextrose 5 % merupakan cairan intravena yang

mengandung air, electrolyte, dan kalori serta tidak mengandung anti

22

Page 23: KRISTALOID FAZIL ISLAM

mikroba. Hal ini mampu menginduksi diuresis tergantung pada kondisi

klinis pasien (Anonimus, 2005).

Plasma lyte 56 dan Dextrose 5 % memproduksi metabolic

alkalinising effect Acetate ions dimetabolisme menjadi carbon dioxide and air,

yang akan mengkonsumsi hydrogen cations (Anonimus, 2005).

2. 9. 5 Indikasi

Plasma lyte 56 dan Dextrose 5 % di indikasikan untuk terapi

kekurangan cairan, elektrolit, dan kalori atau sebagai alkalinizing agent

(Anonimus, 2005).

2. 9. 6 Kontraindikasi

Plasma lyte 56 dan Dextrose 5 % merupakan cairan yang berisi

glucose sehingga dikontraindikasikan pada pasien allergy to corn or corn

products (Anonimus, 2005).

2. 9. 7 Perhatian

Plasma lyte 56 dan Dextrose 5 % harus digunakan secara hati-hati

pada pasien diruang perawatan intensive care seperti pada kasus congestive

heart failure, severe renal insufficiency , severe renal failure, hyperkalemia,

conditions where potassium retention is present, patients with metabolic or

respiratory alkalosis, severe hepatic insufficiency. dan pada clinical states

pada kasus sodium retention (Anonimus, 2005).

Plasma-Lyte 56 dan 5% Glukosa Infusion tidak boleh diberikan

bersamaan dengan darah melalui satu selang infusion karena memungkinkan

pseudoagglutination atau hemolysis (Anonimus, 2005).

Pemberian intravena Plasma-Lyte 56 Pemeliharaan dan 5% Glukosa

Infusion dapat menyebabkan cairan dan / atau overloading mengakibatkan

dilution of serum electrolyte concentrations, overhydration, congested

states, or pulmonary oedema. Risiko dilution of serum electrolyte

concentrations berbanding terbalik dengan konsentrasi elektrolit infusion.

Risiko kelebihan zat terlarut menyebabkan congested states dengan edema

23

Page 24: KRISTALOID FAZIL ISLAM

perifer dan paru berbanding lurus dengan konsentrasi elektrolit infusion.

Pada pasien dengan insufisiensi fungsi renal ginjal, Plasma-Lyte 56 dan

dextrose 5 % Infusion dapat menyebabkan retensi natrium atau kalium.

Clinical evaluation and periodic laboratory determinations diperlukan untuk

memantau perubahan dalam keseimbangan cairan, konsentrasi elektrolit,

dan keseimbangan asam basa selama terapi parenteral berkepanjangan.

(Anonimus, 2005).

Plasma-Lyte 56 dan dextrose 5 % Infusion harus digunakan dengan

hati-hati karena dapat menyebabkan alkalosis metabolik. Plasma-Lyte 56

dan dextrose 5% Infusion harus digunakan dengan hati-hati pada pasien

dengan overt or subclinical diabetes mellitus.

2. 9. 8 Penggunaan Dalam Kehamilan

Penelitian terhadap hewan reproduksi belum pernah dilakukan

dengan pemberian Plasma-Lyte 56 dan dextrose 5% Infusion. Sehingga

tidak diketahui apakah Plasma-Lyte 56 dan dextrose 5% dapat

menyebabkan kerusakan pada janin bila diberikan kepada wanita hamil atau

dapat mempengaruhi kesehatan reproduksi. Plasma-Lyte 56 dan dextrose

5% harus diberikan kepada wanita hamil hanya jika jelas indikasinya

(Anonimus, 2005)

2. 9. 9 Penggunaan terhadap Ibu yang menusui

Hal ini tidak diketahui apakah obat ini diekskresikan dalam air susu

manusia. Karena obat-obatan banyak diekskresikan dalam air susu manusia,

sehingga hati-hati jika diberikan Plasma-Lyte 56 dan dextrose 5% kepada

ibu menyusui (Anonimus, 2005).

2. 9. 10 Penggunaan dalam Kehamilan

Keamanan dan efektivitas Plasma-Lyte 56 dan dextrose 5% pada

pasien anak-anak belum dilaporkan, Namun penggunaan larutan elektrolit

dalam populasi anak-anak didasarkan pada pengalaman dan literatur medis.

24

Page 25: KRISTALOID FAZIL ISLAM

Pada bayi baru lahir dengan berat badan rendah, pemberian Plasma-Lyte 56

dan dextrose 5% yang berlebihan atau cepat dapat menyebabkan osmolaritas

serum meningkat dan perdarahan mungkin dapat terjadi..

2. 9. 11 Penggunaan Pada Usia Lanjut

Studi klinis dari pemberian Plasma-Lyte 56 dan dextrose 5% tidak

memasukkan cukup banyak subyek yang berusia 65 dan lebih untuk

menentukan apakah mereka merespon secara berbeda dari subyek dari yang

lebih muda. Pengalaman klinis lain yang dilaporkan belum mengidentifikasi

perbedaan respon antara orang tua dan pasien yang lebih muda. Secara

umum, dosis seleksi untuk pasien lanjut usia harus berhati-hati, biasanya

dimulai pada dosis rendah dari kisaran dosis, mencerminkan frekuensi yang

lebih besar dari fungsional hati, ginjal atau jantung yang menurun, dan

penyakit penyerta atau terapi obat lainnya (Anonimus, 2005).

2. 9. 12 Karsinogen

Studi pemberian Plasma-Lyte 56 dan dextrose 5% belum dilakukan

untuk mengevaluasi potensi karsinogenik.

2. 9. 13 Genotoksik

Studi pemberian Plasma-Lyte 56 dan dextrose 5% belum dilakukan

untuk mengevaluasi potensi mutagenik.

2. 9. 14 Efek Terhadap Fertilitas

Studi pemberian Plasma-Lyte 56 dan dextrose 5% belum dilakukan

untuk mengevaluasi efek pada kesuburan.

2. 9. 15 Interaksi dengan Obat lain

Perhatian harus dilakukan pemberian Plasma-Lyte 56 dan dextrose

5% untuk pasien yang menerima kortikosteroid atau kortikotropin.

25

Page 26: KRISTALOID FAZIL ISLAM

2. 9. 16 General

Wadah plastik Viaflex yang dibuat dari polyvinyl chloride

diformulasikan khusus (PL 146 plastik). Jumlah air yang dapat menyerap

dari dalam wadah tersebut ke overwrap tidak cukup untuk mempengaruhi

solusi signifikan. Solusi dalam kontak dengan wadah plastik bisa

melarutkan komponen kimia tertentu dari plastik dalam jumlah yang sangat

kecil namun, pengujian biologis adalah mendukung keselamatan bahan

wadah plastic (Anonimus, 2005).

2. 9. 17 Efek Samping

Reaksi yang mungkin terjadi karena solusi atau teknik administrasi

meliputi respon demam atau infeksi pada lokasi infus. Reaksi lain yang

mungkin terjadi antara lain:

Circulatory effects: Extravasation

Hypervolemia

Venous thrombosis

Phlebitis extending from the site of injection

Jika reaksi yang merugikan tidak terjadi, hentikan infus,

mengevaluasi pasien, penanggulangan lembaga terapi yang tepat, dan

menyimpan sisa cairan untuk pemeriksaan jika dianggap perlu.

2. 9. 17 Dosis

Sebagaimana diarahkan oleh dokter. Dosis tergantung pada usia,

berat badan dan kondisi klinis pasien serta penentuan laboratorium. Setiap

wadah Viaflex untuk digunakan pasien tunggal saja.

Produk obat parenteral harus diperiksa secara visual untuk hal

tertentu dan perubahan warna sebelum pemberian setiap kali pemakaian.

Semua suntikan dalam wadah plastik Viaflex dimaksudkan untuk pemberian

intravena menggunakan peralatan steril (Anonimus, 2005).

Sebagaimana dilaporkan dalam literatur, dosis infus dan laju konstan

dextrose 5 % intravena harus dipilih dengan hati-hati pada pasien anak-

anak, terutama neonatus dan bayi baru lahir dengan berat badan lahir

26

Page 27: KRISTALOID FAZIL ISLAM

rendah, karena peningkatan risiko hiperglikemia / hipoglikemia (Anonimus,

2005).

2. 9. 18 OverdosisJika overdosis dicurigai (melalui pemantauan elektrolit, terutama

natrium dan kalium), pemberian obat harus dihentikan segera dan pasien

harus diobservasi ketat.

2. 9. 19 Perhatian

Hati-hati: Jangan gunakan wadah plastik di sambungan seri. Penggunaan

tersebut bisa mengakibatkan emboli udara karena udara residu

ditarik dari wadah primer sebelum pemberian cairan dari wadah

sekunder selesai.

Gambar dextrose 5 %

27

Page 28: KRISTALOID FAZIL ISLAM

Gambar . Plasma Lyte 56

2.10 Plasma Lyte 148

Cairan plasma-Lyte 148 (Multiple Electrolyte) cairan steril yang

jelas, larutan isotonik nonpyrogenic dalam wadah dosis tunggal untuk

pemberian intravena (Anonimus c. 2010).

Setiap 1000 mL Plasma-Lyte 148 Replacement IV Infusion contains:

Sodium Chloride 5.26g

Sodium Gluconate 5.02g

Sodium Acetate 3.68g

Potassium Chloride 370mg

Magnesium Chloride 300mg

Hydrochloric acid pH adjustment

Water for Injections q.s. to 1000mL

pH range 4.0 to 6.5

Approximate Osmolality

294 mOsm

Approximate Kilojoules

66 kJ

Plasma-Lyte 148 dapat diberikan intravena dan merupakan sumber

air, elektrolit, dan kalori dan tidak mengandung agen antimikroba.

Osmolalitas adalah 294 mOsmol / L (calc). Osmolalitas yang fisiologis

normal adalah sekitar 280-310 mOsmol / L (Anonimus c. 2010).

28

Page 29: KRISTALOID FAZIL ISLAM

Setiap 1000 mL Plasma-Lyte 148 mengandung kandungan konsentrasi ionic

:

Sodium 140 mmol Potassium 5 mmol Magnesium 1.5 mmol Chloride 98 mmol Acetate 27 mmol Gluconate 23 mmol

2. 10. 1 Farmakologi

Plasma-Lyte 148 merupakan sumber cairan dan elektrolit. Hal ini

mampu menginduksi diuresis tergantung pada kondisi klinis pasien. Plasma-

Lyte 148 menghasilkan efek alkalinising metabolik. Asetat dan glukonat ion

dimetabolisme pada akhirnya menjadi karbon dioksida dan air, yang

memerlukan konsumsi kation hydrogen (Anonimus c. 2010).

2. 10. 2 Indikasi

Plasma-Lyte 148 diindikasikan sebagai terapi pada kekurangan

cairan dan elektrolit atau sebagai agen alkalinizing (Anonimus c. 2010).

2. 10. 3 Kontra Indikasi

Tidak ada diketahui

2. 10. 4 Perhatian

Plasma-Lyte 148 harus digunakan dengan hati-hati, jika sama sekali,

pada pasien dengan gagal jantung kongestif, insufisiensi ginjal parah, dan

terdapat klinis di mana terdapat edema dengan retensi natrium. Plasma-Lyte

148 harus digunakan dengan hati-hati jika sama sekali, pada pasien dengan

hiperkalemia, gagal ginjal yang parah, dan dalam kondisi di mana retensi

kalium hadir (Anonimus c. 2010).

Plasma-Lyte 148 harus digunakan dengan hati-hati pada pasien

dengan alkalosis metabolik atau pernapasan. Pemberian ion asetat atau

glukonat harus dilakukan dengan hati-hati dalam kondisi di mana ada

29

Page 30: KRISTALOID FAZIL ISLAM

peningkatan tingkat atau pemanfaatan gangguan ion ini, seperti insufisiensi

hati berat (Anonimus c. 2010).

Pemberian intravena Plasma-Lyte 148 dapat menyebabkan cairan

dan / atau overloading terlarut mengakibatkan pengenceran konsentrasi

elektrolit serum, overhydration, negara padat, atau edema paru. Risiko

negara pengenceran berbanding terbalik dengan konsentrasi elektrolit infus.

Risiko kelebihan zat terlarut menyebabkan negara-negara padat dengan

edema perifer dan paru berbanding lurus dengan konsentrasi elektrolit infus.

Pada pasien dengan fungsi ginjal berkurang, administrasi Plasma-Lyte 148

Infusion dapat menyebabkan retensi natrium atau kalium (Anonimus c.

2010).

2. 10. 5 Penggunaan Di dalan Kehamilan

Studi Hewan reproduksi belum dilakukan dengan Plasma-Lyte 148

Infusion Penggantian IV. Hal ini juga tidak diketahui apakah Plasma-Lyte

148 Penggantian Infusion IV dapat menyebabkan kerusakan janin bila

diberikan kepada wanita hamil atau dapat mempengaruhi kapasitas

reproduksi. Plasma-Lyte 148 Penggantian IV Infusion harus diberikan

kepada wanita hamil hanya jika jelas diperlukan (Anonimus c. 2010).

2. 10. 6 Penggunaan Pada Ibu Menyusui

Hal ini tidak diketahui apakah obat ini diekskresikan dalam air susu

manusia. Karena obat-obatan banyak diekskresikan dalam air susu manusia,

hati-hati harus dilakukan ketika Plasma-Lyte 148 Penggantian IV Infus

diberikan pada ibu menyusui (Anonimus c. 2010).

2. 10. 7 Penggunaan Pada Anak-anak

Keamanan dan efektivitas Plasma-Lyte 148 Infusion pada pasien

anak belum ditetapkan oleh pengadilan yang memadai atau terkontrol

dengan baik, Namun, penggunaan larutan elektrolit dalam populasi anak

dirujuk dalam literatur medis. Tindakan dan reaksi yang merugikan yang

30

Page 31: KRISTALOID FAZIL ISLAM

diidentifikasi dalam dokumen ini harus diamati dalam populasi anak

(Anonimus c. 2010).

2. 10. 8 Penggunaan Pada Usia Lanjut

Studi klinis dari Plasma-Lyte IV 148 Penggantian Infusion tidak

termasuk jumlah yang cukup dari subyek yang berusia 65 dan lebih untuk

menentukan apakah mereka merespon secara berbeda dari subyek yang

lebih muda. Pengalaman klinis lain yang dilaporkan belum mengidentifikasi

perbedaan respon antara orang tua dan pasien yang lebih muda. Secara

umum, dosis seleksi untuk pasien lanjut usia harus berhati-hati, biasanya

dimulai pada akhir rendah dari kisaran dosis, mencerminkan frekuensi yang

lebih besar dari hati menurun, fungsi ginjal atau jantung, dan penyakit

penyerta atau terapi obat (Anonimus c. 2010).

2. 10. 9 Karsinogenik

Studi dengan Plasma-Lyte IV 148 Penggantian Infusion belum

dilakukan untuk mengevaluasi potensi karsinogenik (Anonimus c. 2010).

2. 10. 10 Genotoksik

Studi dengan Plasma-Lyte IV 148 belum dilakukan untuk

mengevaluasi potensi mutagenic (Anonimus c. 2010).

2. 10. 11 Efek Terhadap Fertilitas

Studi dengan Plasma-Lyte 148 Infusion belum dilakukan untuk

mengevaluasi efek pada kesuburan (Anonimus c. 2010).

2. 10. 12 Interaksi Dengan Obat Lain

Perhatian harus dilakukan dalam pemberian Plasma-Lyte 148

Infusion untuk pasien yang menerima kortikosteroid atau kortikotropin

(Anonimus c. 2010).

31

Page 32: KRISTALOID FAZIL ISLAM

2. 10. 13 Efek Samping

`Reaksi yang mungkin terjadi karena solusi atau teknik pemberian

meliputi respon demam atau infeksi pada lokasi infus. Reaksi lain yang

mungkin terjadi antara lain:

Peredaran Darah Efek: Ekstravasasi

hipervolemia

trombosis vena

Flebitis memanjang dari tempat injeksi (Anonimus c. 2010).

2. 11 Hartmann’s

Hartmann’s atau disebut dengan sodium lactate yang mempunyai

rumus molekul : Potassium chloride: KCl; sodium chloride: NaCl; calcium

chloride dihydrate: CaCl2; sodium S- lactate (nama kimia : sodium 2-

hydroxypropionate): C3H5O3Na. merupakan cairan intravena yang berisi

Sodium Lactate (3.17 g/L), Sodium Chloride (6.0 g/L), Potassium Chloride

(400 mg/L) and Calcium Chloride Dihydrate (270 mg/L). Sodium

Hydroxide and Hydrochloric acid ditambahkan untuk menstabilkan PH.

total electrolytes per liter adalah sodium 131 mmol, potassium 5 mmol,

chloride 112 mmol, calcium 2 mmol, bicarbonate (as lactate) 28 mmol. The

osmolality is approximately 255 mOsm/kg water. Hartmann’s merupakan

cairan intravena yang bersifat isotonic, sterile, non-pyrogenic dan tidak

berisi antimicrobial agent. pH range sekitar 5.0 sampai 7.0 (Anonimus d.

2010).

2. 11. 1 Farmakologi

Hartmanns merupakan suatu cairan yang berisi banyak elektrolit

yang ditujukan untuk memulihkan keseimbangan dan elektrolit air untuk

hidrasi cairan. Yang merupakan kombinasi dari beberapa elektrolit dan

natrium laktat, agen alkalinising, yang akan menstabilkan elektrolit dan

menormalkan pH asam basa fisiologis (Anonimus d. 2010).

32

Page 33: KRISTALOID FAZIL ISLAM

Sodium adalah kation utama cairan ekstraselular dan berfungsi sebagai

kontrol keseimbangan distribusi air, cairan dan elektrolit dan tekanan

osmotic cairan di seluruh tubuh. Klorida merupakan anion ekstraselular

utama, mengikuti disposisi fisiologis kation natrium dalam pemeliharaan

keseimbangan asam-basa, isotonicity dan elektrodinamik dari karakteristik

sel. Berbeda dengan ion kalium, kalium merupakan kation utama dari

intraseluler fluida (160 mEq / L air intraseluler) dan fungsi terutama sebagai

kontrol komposisi cairan tubuh dan keseimbangan elektrolit. Kalium

berpartisipasi dalam pemanfaatan karbohidrat, sintesis protein, dan sangat

penting dalam regulasi konduksi saraf dan kontraksi otot, terutama di hati.

Kalsium sangat penting untuk pemeliharaan integritas fungsional dari saraf,

otot, dan tulang sistem dan membran sel dan permeabilitas kapiler. Kalsium

merupakan komponen utama dari kerangka tubuh. Kandungan kalsium

dalam tulang terus menerus mengalami proses resorpsi dan proses

pembentukan. konsentrasi normal kalsium dalam plasma adalah antara 2,2

dan 2,6 mmol / L. Natrium laktat adalah agen alkalising. Laktat secara

perlahan dimetabolisme untuk bikarbonat dan air. Reaksi ini tergantung

pada aktivitas oksidatif seluler. Dalam kondisi normal fisiologis natrium

laktat menjadi bikarbonat membutuhkan sekitar satu sampai dua jam.

Bikarbonat metabolit kemudian memiliki tindakan serupa dengan persiapan

natrium bikarbonat. Artinya, metabolit bikarbonat bereaksi dengan asam

untuk menghasilkan karbon dioksida dan air (Anonimus d. 2010).

2. 11. 2 Farmakokinetik

Senyawa Natrium Laktat (Hartmann) secara langsung diberikan

kepada sirkulasi sistemik, bioavailabilitas (penyerapan) dari komponen aktif

selesai (100%). Kelebihan kalsium terutama diekskresikan oleh sistem

ginjal, seperti halnya dalam kasus kalium dan ekskresi natrium (Anonimus

d. 2010).

33

Page 34: KRISTALOID FAZIL ISLAM

2. 11. 3 Indikasi

Senyawa Natrium Laktat (s Hartmann) digunakan:

1. Untuk cairan intravena dan penggantian elektrolit

2. Sebagai sumber bikarbonat dalam pengobatan ringan sampai sedang

metabolic asidosis yang berhubungan dengan dehidrasi atau

berhubungan dengan kekurangan kalium

3. Sebagai media untuk memasukkan obat intravena

2. 11. 4 Kontraindikasi

Gagal jantung kongestif atau gangguan berat fungsi ginjal. Senyawa

Natrium Laktat (s Hartmann) tidak untuk digunakan dalam pengobatan

asidosis laktat (Anonimus d. 2010).

2. 11. 5 Perhatian

Senyawa Natrium Laktat (s Hartmann) adalah isotonik. Pada pasien

dengan berkurang fungsi ginjal, fungsi Senyawa Natrium Laktat (s

Hartmann) dapat mengakibatkan retensi natrium. Terapi harus dipantau

untuk perubahan keseimbangan cairan, konsentrasi elektrolit dan

keseimbangan asam / basa. Pada pasien dengan penurunan ekskresi kalium,

pemberian kalium IV dengan cepat dapat menyebabkan hiperkalemia tanpa

gejala, yang dapat menyebabkan efek samping yang fatal. Senyawa Natrium

Laktat (s Hartmann) tidak boleh diberikan bersamaan dengan persiapan

darah melalui set infus yang sama, karena kemungkinan koagulasi

(Anonimus d. 2010).

Pemberian intravena Laktat Senyawa Natrium (Hartmann, AOS)

dapat menyebabkan cairan dan / atau overloading terlarut mengakibatkan

cairan serum konsentrasi elektrolit, overhydration, sesak atau paru edema.

Risiko pengenceran berbanding terbalik dengan elektrolit konsentrasi

suntikan. Risiko kelebihan zat terlarut menyebabkan edema perifer dan paru

secara langsung (Anonimus d. 2010).

Pengaruh komponen laktat natrium dalam Laktat Senyawa Natrium

(Hartmann, AOS) pada pasien dengan alkalosis metabolik atau pernafasan

34

Page 35: KRISTALOID FAZIL ISLAM

harus dipantau ketat. Senyawa Natrium Laktat (Hartmann, AOS) harus

diberikan dengan sangat hati-hati pada pasien dengan insufisiensi hati yang

berat, shock dan gagal jantung kongestif. Senyawa Natrium Laktat

(Hartmann, AOS) harus digunakan dengan hati-hati pada pasien yang

menerima kortikosteroid atau kortikotropin, yaitu natrium retensi potensial.

Demikian pula dengan pasien yang menerima suplemen kalium, karena

dapat menyebabkan hiperkalemia. kapasitas reproduksi. Produk-produk ini

hanya boleh diberikan kepada wanita hamil jika manfaat melebihi risiko

(Anonimus d. 2010).

2. 11. 6 Penggunaan Pada Ibu Yang Menyusui

Keselamatan dalam pemberian hartmann menyusui belum

dilaporkan. Produk ini seharusnya hanya diberikan kepada wanita menyusui

jika manfaat melebihi risiko (Anonimus d. 2010).

2. 11. 7 Penggunaan Pada Anak-anak

Keamanan dan efektivitas Laktat Senyawa Natrium (s Hartmann) di

pasien anak belum dilaporkan. Penggunaan larutan elektrolit pada populasi

pediatric direferensikan dalam literatur medis (Anonimus d. 2010).

2. 11. 8 Interaksi

Senyawa Natrium Laktat (Hartmann) tidak boleh diberikan

bersamaan dengan tranfusi darah melalui set infus yang sama, karena

kemungkinan koagulasi. Produk-produk ini tidak boleh diberikan bersamaan

dengan diuretik hemat kalium dan angiotensin converting enzyme (ACE)

inhibitor. Simultan administrasi tersebut obat dapat menyebabkan

hiperkalemia berat (Anonimus d. 2010).

2. 11. 9 Efek Samping

Reaksi alergi atau anafilaksis / anaphylactoid gejala seperti local

atau generalisasi urtikaria, ruam kulit dan eritema dan gatal / pruritus, kulit

pembengkakan, periorbital, wajah dan / atau edema laring (Quincke itu

35

Page 36: KRISTALOID FAZIL ISLAM

edema); dada sesak, nyeri dada, dengan takikardia atau bradikardia, hidung

tersumbat, batuk, bersin, bronkospasme dan / atau kesulitan bernapas telah

dilaporkan selama pemberian cairan Hartmann. Infus intravena

berkepanjangan dari jenis produk dapat menyebabkan vena trombosis atau

flebitis memanjang dari tempat injeksi, ekstravasasi, dan hypervolaemia

(Anonimus d. 2010).

2. 11. 10 Dosis

Untuk digunakan seperti yang diarahkan oleh dokter. Dosis Sodium

Senyawa Laktat ( Hartmann) tergantung pada usia, berat badan dan klinis

kondisi pasien serta penentuan laboratorium. Parenteral obat produk harus

diperiksa secara visual untuk partikel dan perubahan warna sebelum

pemberian. Tidak mengandung antimikroba. Untuk penggunaan pada satu

pasien pada satu kesempatan saja. Membuang bagian yang tidak terpakai.

Perawatan harus diambil dengan intravena administrasi teknik untuk

menghindari reaksi situs administrasi dan infeksi (Anonimus d. 2010).

Gambar. Hartmann’s infusion

36