case gyn ket puji

Upload: boy-harry

Post on 20-Jul-2015

248 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Laporan Kasus

KETERLAMBATAN DIAGNOSIS DAN PENANGANAN PADA KASUS KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU

Disusun Oleh: Abdul Gaffar Rizkillah Darmalius Saputra Eka Puji Astuti

Pembimbing: dr. Sri Wahyu Maryuni, Sp.OG

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU RSUD ARIFIN ACHMAD PROVINSI RIAU PEKANBARU

2010 BAB I PENDAHULUAN

Kehamilan ektopik adalah kehamilan yang terjadi bila telur yang dibuahi berimplantasi dan tumbuh di luar endometrium kavum uteri. Kehamilan ektopik terganggu (KET) merujuk pada keadaan di mana timbul gangguan pada kehamilan tersebut sehingga terjadi abortus maupun ruptur yang menyebabkan penurunan keadaan umum pasien.1,2 Kehamilan ektopik merupakan kehamilan yang berbahaya bagi seorang wanita yang dapat menyebabkan kondisi yang gawat bagi wanita tersebut. Hal yang menyebabkan besarnya angka kematian ibu akibat kehamilan ektopik adalah kurangnya deteksi dini dan pengobatan setelah diketahui mengalami kehamilan ektopik. Data surveillance Amerika Serikat tentang hubungan kematian dengan kehamilan tahun 19911999 didapatkan bahwa kehamilan ektopik merupakan penyebab 5,6% dari 4200 kematian maternal. Dari jumlah tersebut, 93% disebabkan oleh perdarahan. Di Inggris, 26% kematian maternal pada kehamilan awal dari tahun 2003-2005. Data WHO tahun 1997-2002, menyatakan kehamilan ektopik merupakan penyebab 4,9% dari kematian yang berhubungan dengan kematian pada negara berkembang.1 Kematian karena kehamilan ektopik terganggu cenderung turun dengan diagnosis dini dengan persediaan darah yang cukup. Hellman dkk., (1971) melaporkan 1 kematian dari 826 kasus, dan Willson dkk (1971) 1 diantara 591 kasus. Tetapi bila pertolongan terlambat, angka kematian dapat tinggi. Sjahid dan Martohoesodo (1970) mendapatkan angka kematian 2 dari 120 kasus.2,3 Diagnosis KET harus dipikirkan bila seorang pasien dalam usia reproduktif mengeluhkan nyeri perut bawah yang hebat dan tiba-tiba, ataupun nyeri perut bawah yang gradual, disertai keluhan perdarahan per vaginam setelah keterlambatan haid, dan pada pemeriksaan fisik ditemukan tanda-tanda akut abdomen, kavum Douglas menonjol, nyeri goyang porsio, atau massa di samping uterus. Beberapa pemeriksaan penunjang yang

dapat dilakukan antara lain laboratorium Hb, USG, kuldosentesis, laparaskopi serta dilatasi dan kerokan.1,3 Kehamilan ektopik terganggu merupakan peristiwa yang sering dihadapi oleh setiap dokter, dengan gambaran klinik yang sangat beragam. Tidak jarang yang menghadapi penderita untuk pertama kali adalah dokter umum atau dokter ahli lainnya, maka dari itu, perlu diketahui oleh setiap dokter klinik tentang cara penegakakn diagnosis dan penanganan segera kehamilan ektopik terganggu5,6. Dengan demikian diharapkan keterlambatan diagnosis dan penanganan pada kasus KET yang dapat menimbulkan komplikasi lanjut yang berbahaya bagi nyawa Ibu tidak akan terjadi. Berikut ini akan ditampilkan kasus KET dengan keterlambatan diagnosis dan penanganan, sehingga pasien datang dalam keadaan umum yang buruk, akut abdomen, jumlah Hb yang menurun, yang diakibatkan tidak tertanganinya pasien dengan baik di daerah dan alur rujukan yang tidak efektif.

BAB II ILUSTRASI KASUS

IDENTITAS PASIEN Nama Umur Pendidikan Pekerjaan Agama Suku Alamat Masuk RS No. MR ANAMNESIS (Autoanamnesis) Seorang pasien masuk IRD RSUD AA Pekanbaru pada tanggal 23 Desember 2010 Jam 01 30 WIB, dengan: Keluhan Utama : Nyeri seluruh perut sejak 5 hari SMRS Riwayat Penyakit Sekarang :-

: Ny. W : 28 tahun : Tamat SD : Petani sawit : Islam : Jawa : Ujung Tanjung : Tanggal 23/12/2010 : 69 71 68

Nama suami : Tn. T Umur Pekerjaan Agama Suku : 30 tahun : Petani sawit : Islam : Jawa Pendidikan : Tamat SMP

Sejak 5 hari SMRS secara tiba-tiba pasien mengeluhkan nyeri perut hebat, perut terasa tegang, semakin nyeri jika dipegang. Selain itu, pasien merasakan badannya makin lemah dan kepala terasa pusing. Perdarahan dari kemaluan (+), sedikit. Riwayat terjatuh (-). Pasien mengatakan sudah telat haid selama 2 bulan. Pasien tidak ada memeriksa apakah dia hamil atau tidak.

-

Pasien dibawa ke puskesmas Koto Lama yg ditempuh selama 3 jam dari tempat tinggal pasien. Selama di perjalanan pasien merasakan nyeri seluruh perut yang makin hebat, perut tegang, disentuh sedikit saja perutnya sakit. Pasein merasa badannya terasa menggigil dan sangat lemah. Pasien dirawat di puskesmas selama 1 hari. Terhadap pasien tidak diberikan tindakan apa-apa karena di puskesmas tersebut dokter yg bertugas sedang tidak berada di tempat.

-

4 hari SMRS pasien dibawa ke RS Ibu Musina di Ujung Batu. Disana pasien dirawat lagi selama 2 hari. Terhadap pasien dipasang infus dan diberikan obat. Pasien lupa nama obatnya. Keluhan pasien tidak berkurang sama sekali.

-

2 hari SMRS pasien dirujuk ke RSU Pasir Pangaraian. Disana dilakukan USG dan pemeriksaan laboratorium darah. Dikatakan kalau pasien mengalami hamil di luar kandungan dan Hb pasien rendah. Darah yang keluar dari kemaluan juga semakin banyak. Darah yang keluar seperti darah haid. Menurut keterangan petugas disana, dokter kandungannya baru ada hari sabtu. Pasien direncanakan dirawat sampai hari sabtu dan direncanakan akan dilakukan tranfusi darah 2 kantong, tapi pada hari rabu malam pasien sudah tidak tahan lagi dan akhirnya pihak keluarga minta dirujuk ke Pekanbaru. Darah yang sudah dibeli belum sempat dipasang dan akhirnya dibawa ke Pekanbaru.

-

Sesampainya di RSUD Arifin Achmad pasien langsung dibawa ke VK IGD, diperiksa dokter jaga, bidan jaga, dan koas jaga. Pasien kemudian didiagnosis kehamilan di luar kandungan dan akan segera dilakukan operasi.

RPD RPK R.Haid

: Riwayat hipertensi (-), R/asma (-), R/peny. Jantung (-), R/DM (-), R/peny.paru (-) : Riwayat Hipertensi (-), Riwayat DM (-) : Teratur 1 x sebulan, siklus 28 hari, selama 5-6 hari, ganti duk 2x/hari. HPHT : 23-10-2010 Usia gestasi: 8-9 minggu

R.Perkawinan : 2 kali, perkawinan ke-1 (1998-2000), perkawinan ke-2 (2000-sekarang) R.Kehamilan/Abortus/Persalinan : 2/0/1 Kehamilan I : abortus pada tahun 2003, pada usia kehamilan 4 bulan (dilakukan kuretase)

R.Kontrasepsi : KB (-)

III. PEMERIKSAAN FISIK Status Generalis Pemeriksaan Fisik Dilakukan pada tgl 23-12-2010 pukul 01 30 WIB Keadaan Umum Kesadaran TD T BB Kepala Thoraks : 50 kg : tampak lemah + kesakitan : Somnolen : 90/60 mmHg : 36,8 0C TB : 155 cm IMT HR RR : 116 x/menit : 32 x/menit

: 21,64 kg/m2 (Baik).

: Conjunctiva anemis +/+ , sklera ikterik (-) : Jantung Paru : BJ I > II, bising (-), tachycardia (+) : vesikuler +/+, ronkhi -/-, wh -/-, tachypneu (+/+)

Abdomen Genitalia Ekstremitas

: Status ginekologis : Status ginekologis : Akral pucat, dingin, reff. Kapiler > 2

Status Ginekologis Muka Mammae Abdomen: Inspeksi Palpasi : Perut datar, simetris : distensi (+), defence muscular(+), nyeri tekan(+), nyeri lepas (+) : Kloasma gravidarum (-) : Tidak membesar, hiperpigmentasi areola (-)

Perkusi: Nyeri ketok (+) Auskultasi Genitalia: Inspeksi Inspekulo Pemeriksaan dalam: Vagina Portio Cavum douglas Uterus : rugae (+), konsistensi kenyal. : Nyeri goyang portio (+). : teraba menonjol : sumbu midline, arah anteversiofleksi, permukaan rata, : Vulva dan Uretra tampak pendarahan merembes : tidak dilakukan : BU (+) normal.

konsistensi padat, batas tegas, sebesar telur ayam. Adneksa dan parametrium kanan : nyeri tekan (+)

Adneksa dan parametrium kiri: nyeri tekan (+)

IV. PEMERIKSAAN LABORATORIUM Darah rutin (2312-2010):

Hb Leukosit Trombosit Ht BT CT

= 7,7 gr % = 11.900 /mm3 = 357.000/mm3 = 28,1 vol% = 2 = 4

Planotest (+)

V. DIAGNOSIS KERJA : G2P0A1H0 gravid 8-9 minggu + acute abdomen ec suspek KET VI. SIKAP Observasi vital sign Terapi : Cefotaxim 2 x 1 gr IVFD = RL 20 tetes/ menit

VII. RENCANA Laparatomi cito

Diagnosis Pre-operatif

:

G2P0A1H0 gravid 8 9 minggu dengan acute abdomen ec susp. KET Durante operasionum Dilakukan laparotomi a/i KET Setelah dinding perut dibuka tampak darah dalam cavum abdomen, setelah dibersihkan tidak didapatkan stole cell. Ditemukan kehamilan di ampula tuba kanan (janin 12-14 minggu), terjadi perlengketan dengan ovarium, dilakukan SOD --- Cavum abdomen dibersihkan dari sisa perdarahan kumbah 4 kali dengan NaCl fisiologis. :

a

b

Keterangan gambar a : janin 12-14 minggu b : plasenta

Jenis operasi Diagnosis Post operasi

: Salphingoovarectomy dextra : P2A0H2 post salphingoovarectomy dextra a/i ruptur tuba

dextra pars ampula ec kehamilan tuba. Instruksi post-op

:

IVFD RL 28 gtt/i Puasa 24 jam Inj. Ceftriaxon 2 x 1gr Transfusi PRC 4 labu Pronalges supp. / 8 jam

FOLLOW UP POST OPERASI Tanggal 23-12-2010 S O : Nyeri luka operasi (+), demam (-), pendarahan (-) : KU = tampak sakit sedang Kesadaran = komposmentis VS : TD = 110/60 RR = 23x/mnt T = 36,5 0C N = 90 x/mnt Conjunctiva anemis +/+ Abdomen : - Infus RL terpasang - Post transfusi 1 labu - terpasang catheter

Genital A P

Ins Pal

: datar : distensi (-), NT (+) : pendarahan (-)

: P0A1H0 post salphingoovarectomy dextra hr I a/i ruptur tuba dextra pars ampula : inj. Alinamin F Inj. Ceftriaxon 1 gr / 12 jam Pronalges supp. prn Pro transfusi labu ke-2

ec kehamilan tuba

Tanggal 24-12-2010 S O : Nyeri luka operasi (+), demam (-), pendarahan (-), luka op terawat baik : KU = tampak sakit sedang Kesadaran = komposmentis VS : TD = 110/70 RR = 23x/mnt T = 36,4 0C N = 90 x/mnt Conjunctiva anemis +/+ Abdomen

- Infus RL terpasang 1 line - Post transfusi 2 kantong

: : datar : distensi (-), NT (+)