ceramah imunisasi

18
PENTINGNYA IMUNISASI APA ITU IMUNISASI? Imunisasi adalah proses untuk meningkatkan kekebalan tubuh terhadap serangan mikroorganisme (bakteri dan virus) yang dapat menyebabkan infeksi sebelum mikroorganisme tersebut memiliki kesempatan untuk menyerang tubuh kita. Imunisasi akan melindungi tubuh dari infeksi begitu pula orang lain karena tidak tertular dari kita. IMUNISASI DAN MANFAATNYA BAGI TUBUH Imunisasi bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang dan menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat bahkan dari dunia. Imunisasi diberikan untuk meningkatkan kekebalan aktif, yaitu kekebalan yang dibentuk oleh tubuh kita sendiri dengan memasukkan mikroorganisme yang sudah dilemahkan atau dimatikan. Mikroorganisme itu kemudian dimasukan kedalah tubuh yang biasanya melalui suntikan. Sistem pertahanan tubuh kemudian akan bereaksi terhadap mikroorganisme tersebut sama seperti 1

Upload: adityahrc

Post on 12-Aug-2015

138 views

Category:

Documents


23 download

DESCRIPTION

Ceramah Imunisasi

TRANSCRIPT

Page 1: Ceramah Imunisasi

PENTINGNYA IMUNISASI

 APA ITU IMUNISASI?

Imunisasi adalah proses untuk meningkatkan kekebalan tubuh terhadap serangan

mikroorganisme (bakteri dan virus) yang dapat menyebabkan infeksi sebelum mikroorganisme

tersebut memiliki kesempatan untuk menyerang tubuh kita. Imunisasi akan melindungi tubuh

dari infeksi begitu pula orang lain karena tidak tertular dari kita.

IMUNISASI DAN MANFAATNYA BAGI TUBUH

Imunisasi bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang

dan menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat bahkan dari

dunia. Imunisasi diberikan untuk meningkatkan kekebalan aktif, yaitu kekebalan

yang dibentuk oleh tubuh kita sendiri dengan memasukkan mikroorganisme yang sudah

dilemahkan atau dimatikan. Mikroorganisme itu kemudian dimasukan kedalah tubuh yang

biasanya melalui suntikan. Sistem pertahanan tubuh kemudian akan bereaksi terhadap

mikroorganisme tersebut sama seperti apabila mikroorganisme menyerang tubuh dengan cara

membentuk antibodi. Antibodi kemudian akan membunuh mikroorganisme itu layaknya

membunuh mikroorganisme yang menyerang tubuh. Kemudian antibodi akan terus berada di

peredaran darah membentuk kekebalan tubuh. Ketika suatu saat tubuh diserang oleh

mikrorganisme yang sama dengan yang terdapat di dalam vaksin, maka antibodi akan

melindungi tubuh dan mencegah terjadinya infeksi.

1

Page 2: Ceramah Imunisasi

PENYAKIT APAKAH YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI?

Hingga saat ini terdapat 10 jenis vaksinasi yang dapat mencegah terjadinya

infeksi pada anak, yaitu: polio, campak, gondongan, rubella (campak Jerman), difteria,

tetanus, batuk rejan (Pertusis), meningitis, cacar air, dan hepatitis B. Sedangkan terdapat 3

jenis vaksinasi yang dapat diberikan pada kelompok anak-anak ataupun dewasa  dengan risiko

tinggi menderita infeksi, yaitu: hepatitis A, flu (Influenza), dan pneumonia

APAKAH YANG TERJADI JIKA ANAK TIDAK DIIMUNISASI?

Secara garis besar, ada 2 kemungkinan;

Pertama,  jika anak tidak pernah terpapar dengan mikroorganisme penyebab infeksi, maka

tidak akan terjadi apa-apa, anak akan tumbuh sehat.

Kedua,  jika anak terpapar dengan mikroorganisme penyebab infeksi, kemungkinan anak akan

menderita penyakit atau tidak tergantung bagaimana kekebalan tubuhnya apakah dapat

melawan mikroorganisme tersebut atau tidak. Anak dapat sakit ringan saja dan hanya perlu

beristirahat dirumah, ataupun gejalanya cukup berat hingga harus dirawat di rumah sakit,

ataupun dapat berakibat fatal hingga menyebabkan kematian. Selain itu, dengan “membawa”

mikroorganisme dalam tubuhnya, ia dapat menularkan penyakit ke orang lain di sekitarnya

yang juga tidak memiliki perlindungan terhadap mikroorganisme tersebut dan pada akhirnya

dapat menimbulkan wabah dengan begitu banyak penderita yang sakit hingga meninggal.

KAPAN IMUNISASI SEBAIKNYA DILAKUKAN?

Seorang anak harus mendapatkan suntikan pertama sebelum berumur 2 bulan dan kemudian

mendapatkan 4 atau lebih suntikan berikutnya sebelum berusia 2 tahun. Beberapa vaksinasi

harus dilakukan suntikan booster (suntikan penguat) pada tahun- tahun berikutnya hingga

anak belajar di sekolah dasar.

2

Page 3: Ceramah Imunisasi

MENGAPA ANAK HARUS SEGERA DIVAKSINASI?

Vaksin diberikan pada usia sangat dini karena penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan

pemberian vaksinasi biasanya menyerang anak pada awal kehidupannya ataupun memberikan

gejala yang berat, menimbulkan berbagai komplikasi, hingga mengancam jiwa jika diderita

anak-anak tersebut.

Waktu pemberian vaksinasi juga disesuaikan dengan pola penyakit yang biasanya

menyerang anak pada usia tertentu, sehingga imunisasi akan melindungi anak lebih awal

sebelum penyakit tersebut memiliki kesempatan menyerang tubuh anak. 

BUKTI KEBERHASILAN IMUNISASI

Pada tahun 1977, setelah berkampanye selama 1 dekade, melibatkan 33 negara, cacar berhasil

dieradikasi di seluruh dunia. Polio yang disebabkan oleh virus liar telah berhasil dieradikasi di

belahan dunia Barat; tingkat vaksinasi anak-anak di Amerika Serikat selalu tinggi; dan

penyakit serta kematian akibat difteri, pertusis, tetanus, campak, gondongan (mumps), rubela,

dan HiB rendah.

BAGAIMANA JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI?

Jadwal imunisasi untuk tiap-tiap negara berbeda disesuaikan dengan pola penyakit yang ada

serta ketersediaan vaksin. Selain itu, karena faktor biaya, di Indonesia imunisasi dibagi

menajdi 2 kelompok. Kelompok pertama adalah imunisasi yang diwajibkan sehingga tersedia

hingga di Puskesmas dan Posyandu dengan harga yang cukup terjangkau, sedangkan kelompok

kedua adalah imunisasi yang dianjurkan.

BAGAIMANA JIKA IMUNISASI TERLAMBAT DILAKUKAN?

Jika anak belum mendapatkan imunisasi sama sekali, segeralah rencanakan

untuk memulai pemberian imunisasi. Tenaga medis akan memberikan vaksinasi sesuai umur

anak saat ini, yang jadwalnya biasanya berbeda dengan jadwal anak yang mendapat imunisasi 

sesuai dengan ketentuan umur. Pemberian yang terlambat tidak akan mengurangi

3

Page 4: Ceramah Imunisasi

efektivitas vaksinansi untuk membentuk imunitas tubuh, hanya saja anak tidak

mendapatkan perlindungan terhadap penyakit infeksi sedini mungkin.

Begitu pula apabila anak tidak lengkap mendapatkan vaksinasi, segeralah lengkapi sesuai

jadwal tanpa harus memulainya dari awal lagi.  

APAKAH SUNTIKAN VAKSINASI TIDAK BERBAHAYA?

Suntikan vaksinasi sangat aman, tapi tidak selalu 100%. Seperti obat-obat

lainnya vaksinasi dapat menyebabkan beberapa reaksi yang biasanya ringan seperti nyeri pada

lengan tempat suntikan dan demam dengan suhu tidak terlalu tinggi. Namun, reaksi yang berat

dapat terjadi, tapi sangat jarang sekali (1 diantara 1 juta suntikan), misalnya reaksi alergi

yang begitu hebat terhadap komponen zat-zat yang terdapat dalam vaksin.

Meskipun begitu, yang harus selalu diingat adalah menderita penyakit-penyakit

yang dapat dicegah jauh lebih berbahaya daripada kemungkinan komplikasi yang dapat

terjadi akibat suntikan vaksinasi atau dengan kata lain untungnya jauh lebih banyak

daripada kerugiannya.

APAKAH SEMUA ANAK BOLEH DISUNTIK?

Seperti dikatakan di atas, vaksinasi pada umumnya adalah aman dan manfaat imunisasi jauh

lebih banyak bila dibandingkan dengan komplikasi yang mungkin terjadi, namun ada beberapa

keadaan khusus yang membuat anak-anak atau dewasa tidak boleh diimunisasi. Keadaan ini

kita sebut indikasi kontra.

Indikasi kontra imunisasi adalah:

Secara umum (berlaku untuk semua vaksin): alergi terhadap vaksin (setelah vaksinasi

pertama timbul reaksi alergi, bahkan sampai syok), alergi terhadap zat lain yang terdapat di

dalam vaksin (antibiotika yang terdapat di dalam vaksin, pengawet , dll), sakit sedang atau

berat, dengan atau tanpa demam (sakit akut ringan dengan atau tanpa demam bukan indikasi

kontra imunisasi)

4

Page 5: Ceramah Imunisasi

Secara khusus (untuk beberapa vaksin)

1. Imunodefisiensi (keganasan darah atau tumor padat, imunodefisiensi kongenital,

terapi dengan obat-obatan yang menurunkan daya tahan tubuh seperti

kortikosteroid (prednisone, metil prednisolon) jangka panjang →imunisasi polio

oral, MMR, varisela

2. Infeksi HIV (polio oral dan varisela) atau kontak HIV serumah (polio oral)

3. Imunodefisiensi (gangguan kekebalan tubuh) penghuni rumah → polio oral

4. Kehamilan → MMR, Varisela (tapi bila ibunya yang hamil, tidak apa-apa bila

anaknya diimunisasi)  

MITOS-MITOS TENTANG IMUNISASI: BENAR ATAU SALAH?

Saat ini banyak orangtua yang enggan melakukankan imunisasi karena berbagai

informasi yang beredar di masyarakat mengenai efek samping vaksinasi yang dapat terjadi,

misalnya vaksinasi MMR menyebabkan autisme, beberapa vaksinasi menyebabkan sindroma

kematian bayi mendadak (sudden infant death syndrome), kadar thimerosal (zat pengawet)

yang terdapat dalam vaksin begitu tinggi sehingga bisa menyebabkan keracunan merkuri, dan

lain sebagainya. Informasi-informasi tersebut menyebabkan penurunan drastis jumlah bayi-

bayi yang mendapatkan imunisasi dan secara langsung menyebabkan jumlah penderita infeksi

kembali meningkat. Ternyata pendapat-pendapat tersebut tidak berdasarkan bukti-bukti

ilmiah, hanya berupa dugaan belaka. Berbagai penelitian yang telah dilakukan tidak

menemukan hubungan secara langsung kejadian-kejadian tersebut dengan pemberian

vaksinasi. Selain itu, berbagai teknologi terus dikembangkan untuk membuat vaksin yang

lebih aman dan tidak menimbulkan efek samping.

Sekali lagi harus diingat bahwa setiap tindakan yang dilakukan manusia selalu ada

risikonya namun janganlah hanya mengkhawatirkan risiko yang mungkin terjadi dari suatu

tindakan yang akan dilakukan tanpa mempertimbangkan manfaat yang akan didapat. Jelas-

5

Page 6: Ceramah Imunisasi

jelas manfaat pemberian imunisasi jauh lebih besar dari kemungkinan komplikasi yang dapat

terjadi.    

6

Page 7: Ceramah Imunisasi

IMUNISASI PPI

DEFINISI

Suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu antigen,

sehingga bila kelak ia terpajan antigen serupa, tidak terjadi penyakit. Dilihat dari cara

timbulnya maka terdapat dua jenis kekebalan, yaitu kekebalan pasif dan kekebalan aktif.

- Kekebalan pasif adalah kekebalan yang diperoleh dari luar tubuh, bukan dibuat oleh

individu sendiri, contohnya: kekebalan pada janin diperoleh dari ibu, pemberian

suntikan imunoglobulin.

- Kekebalan aktif adalah kekebalan yang dibuat oleh tubuh sendiri akibat terpajan

antigen seperti pada imunisasi, atau terpajan secara alamiah.

TUJUAN

Untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang, dan menghilangkan penyakit

tertentu pada sekelompok masyarakat (populasi) atau bahkan menghilangkan penyakit tertentu

dari dunia, seperti cacar.

Keberhasilan Imunisasi tergantung

- Genetik pejamu: Faktor MHC I dan MHC II

- Status imun pejamu

- Kualitas dan kuantitas vaksin (cara pemberian, dosis, frekuensi pemberian, bahan-bahan

tambahan yang digunakan, dan jenis vaksin

JENIS VAKSIN

1. LIVE ATTENUATED

- Bakteri/virus yang sudah dilemahkan

- Bersifat labil dan cepat rusak bila terkena panas atau sinar sehingga penyimpanan &

transport harus baik

- Virus : campak, mumps, rubella, polio, rotavirus, dan demam kuning

7

Page 8: Ceramah Imunisasi

2. INACTIVATED

- Bakteri/virus atau komponen yang dibuat tidak aktif

- Selalu membutuhkan dosis ganda

- Seluruh sel virus inaktif: influenza, polio, rabies, hepatitis A

- Seluruh sel bakteri inaktif: pertusis, tifoid, kolera.

- Fraksional: hepatitis B, pertusis aseluler, tifoid Vi, influenza

- Toksoid: difteri, tetanus, botulinum

- Polisakarida murni: pneumokokus, meningokokus

- Gab Polisakarida: HiB, Pneumokokus

PROSEDUR IMUNISASI

Prosedur imunisasi terdiri atas:

- Tata cara Pemberian imunisasi

- Penjelasan kepada orang tua mengenai imunisasi dan efek samping

- Pencatatan imunisasi

- Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi

- Pelaporan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi

- Imunisasi pada kelompok beresiko

Hal-Hal Yang harus diperhatikan

- Penyimpanan

- Pengenceran

- Pembersihan kulit

- Pemberian suntikan

- Teknik dasar dan ukuran jarum

- Arah sudut jarum pada suntikan im

- Tempat suntikan yg dianjurkan

- Posisi anak dan lokasi suntikan

- Pengambilan vaksin dari botol (vial)

- Pemberian dua atau lebih vaksin pada hari yang sama

8

Page 9: Ceramah Imunisasi

BCG

Tidak mencegah infeksi tapi mengurangi resiko Tb Berat

Dibuat dari Mycobacterium bovis.

Efek Proteksi 8-12 minggu setelah penyuntikan.

Penyimpanan pada suhu 5oC dan terhindar dari sinar matahari langsung maupun tidak

langsung. Selalu perhatikan rantai dingin pada saat pengangkutan.

Vaksin setelah dilarutkan harus segera dipakai dalam waktu 3 jam dan sisanya

dibuang.

Pemberian; anak: 0,1 ml, Bayi: 0,05 ml diberikan secara intradermal dilengan atas

(otot deltoid).

Diberikan pada anak umur 0-2 bulan, biasanya dilakukan di rumah sakit bersamaan

dengan pemberian vaksin hepatitis B dan polio segera setelah lahir.

Kontra Indikasi:

- Uji Tuberkulin >5 mm, Sedang menderita HIV, Gizi buruk, Kehamilan,

- Demam tinggi, Infeksi kulit luas, Pernah Tbc

Hal-hal yang diperhatikan pada pemberian BCG :

- Reaksi Lokal

Terjadi 1-2 minggu setelah penyuntikan: indurasi & eritema

pustulaulkussembuh spontan dalam 8-12 minggu dengan jaringan parut.

- Reaksi Regional

Pembesaran kelenjar axila/cervikal, tidak demam

Komplikasi

- Abses (cold abses), tidak memerlukan terapi, sembuh spontan, bila matang

lakukan insisi

- Limfadenitis supurativa: sembuh 2-6 bulan, bila matang lakukan insisi

9

Page 10: Ceramah Imunisasi

HEPATITIS B

Ada dua macam imunisasi Hepatitis B: imunisasi pasif (dengan Imunoglobulin) dan Imunisasi

aktif (dengan partikel HBsAg yang tidak infeksius).

Imunisasi Pasif

Indikasi utama

- Paparan dengan darah yg HBsAg (+)

- Paparan Seksual dengan HBsAg (+)

- Paparan Perinatal, Ibu HBsAg (+)

- Harus segera sebelum 48 jam

Dosis

- Paparan kecelakaan jarum suntik: 0,06 ml/kgBB maksimal 5 ml secra

intramuskuler, diulang 1 bulan kemudian

- Paparan seksual: dosis tunggal: 0,06 ml/kgBB maksimal 5ml

- paparan perinatal: 0,5 ml (im)

Imunisasi Aktif

- Pemberian im di daerah deltoid/ paha anterolateral.

- Pemberian dengan subkutan dapat menghambat penyerapan vaksin.

- Penyimpanan vaksin pada suhu 2-8oC, jangan sampai beku.

- Jadwal: awal 3x Suntikan I usia 0 bulan, suntikan II usia 1-2 bulan, dan suntikan ke

III pada waktu 6 bulan.

- Kontra indikasi : Tidak ada absolut, kecuali ibu hamil

POLIO

Isi: virus Polio Sabin tipe 1,2 dan 3 yg dilemahkan

Oral Polio Vaksin (OPV)

Jadwal dan dosis

10

Page 11: Ceramah Imunisasi

- Imunisasi dasar (II,III,IV) diberikan 3x dengan interval 4 minggu. Pada daerah

endemis diberikan dosis tambahan segera setelah lahir (Polio I)

- Polio Ulangan: 1 tahun setelah Polio IV kemudian saat masuk SD

- Dosis 2 tetes (0,1 ml) per oral.

Penyimpanan

- Suhu -20oC, dalam suhu 2-8oC stabil 6 minggu.

Kontra Indikasi dan hal yang perlu diperhatikan.

- Pasien mendapat imunosupresan dan kehamilan.

- Angka kejadian paralisis paska imunisasi polio 1 diantara 1 juta, dapat terjadi dalam

waktu 30 hari setelah imunisasi atau dalam waktu 60 hari pada orang lain yang tidak

divaksinasi.

DPT

Tidak diberikan sebelum 2 bulan karena bersifat reaktogenitas dosis Pertusis pd bayi kecil.

Disimpan pada suhu 2-8oC.

Reaksi pasca imunisasi demam dan nyeri pada tempat suntikan dapat diberikan analgetik

anti piretik, bila reaksi berlebihan pada tempat suntikan berikutnya diberikan DT.

Komponen: Toxin Difteri, Whole cel Pertusis, Toxoid Tetanus

Kontra indikasi mutlak terhadap komponen pertusis

- Riwayat anafilaksis.

- Encephalopati setelah pemberian vaksin sebelumnya.

Precaution: Bila pada pemberian sebelumnya ada riwayat hiperpireksia, hipotonik-

hiporeponsif dalam 48 jam, anak menangis terus selama 3 jam, kejang 3 hari sesudahnya.

Jadwal dan dosis :

- Imunisasi DPT diberikan 5 kali, terdiri dari imunisasi dasar 3 kali ( DPT I, II, III ),

dan DPT ulangan IV dan V.

- DPT I : usia 2-4 bulan di RS pada usia 2 bulan.

- DPT II : usia 3-5 bulan di RS pada usia 4 bulan.

- DPT III : usia 4-6 bulan di RS pada usia 6 bulan.

11

Page 12: Ceramah Imunisasi

- DPT IV : usia 18 bulan

- DPT V : anak usia 6 tahun.

- Dosis DPT 0,5 ml intramuskular didaerah paha anterolateral.

CAMPAK

Virus campak mengandung virus campak starin CAM70 hidup yang telah sangat

dilemahkan, dibiakan dalam jaringan janin ayam, kemudian dibeku keringkan.

Setiap dosis yang telah dilarutkan mengandung virus campak tidak kurang dari 5000

CCID50 atau PFU dan kanamisin sulfat tidak lebih dari 100 mcg dan eritromicin tidak lebih

dari 30 mcg.

Vaksin diberikan subkutan tidak boleh intravena.

Vaksin dilarutkan dengan pelarut yang telah dikemas, jangan memakai pelarut lain. Vaksin

yang telah dilarutkan hanya tahan 8 jam dalam suhu 2-8oC.

Jadwal dan Dosis : Dianjurkan 1 x (0,5 ml sc) umur 9 bl, pd KLB dpt diberikan umur 6

bulan dan diulang 6 bulan kemudian.

Penyimpanan : Suhu 2-8oC, terhindar dari sinar Matahari.

Efek samping

- Demam, diare, ruam kulit, konjungtivitis dan gejala kataral jarang : timbul 7-12 hari

setelah disuntik

- Ensephalitis 1/1 juta : timbul 30 hari pasca imunisasi

Kontra indikasi

- Infeksi akut disertai demam, imunodefisiensi, terapi imunosupresif, alergi protein telur,

kanamisin, eritromisin dan ibu hamil

- Anak yang diberi tranfusi darah atau Ig, imunisasi ditangguhkan minimal 3 bulan

12

Page 13: Ceramah Imunisasi

Tabel Jadwal Pemberian Vaksin.

VaksinBulan Tahun

Lhr 1 2 3 4 5 6 9 12 15 18 2 3 5 6 10 12

PPI (Program Pengembangan Imunisasi) = diwajibkan

BCG

Hepatitis B 1 2 3

Polio 0 1 2 3 4 5

DPT 1 2 3 4 5 6

Campak 1 2

13