cpm (2).docx

5
1). Konsep Dasar CPM CPM muncul terlebih dahulu, di tahun 1957, sebagai alat yang dikembangkan oleh J. E. Kelly dari Remmington Rand dan M. R. Walker dari duPont untuk membantu pembangunan dan pemeliharaan pabrik kimia di DuPont. CPM adalah metode yang dapat digunakan untuk membuat perencanaan, skedul, dan proses pengendalian suatu proyek. Untuk dapat menerapkan kedua metode ini, perlu ditetapkan terlebih dahulu kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan dalam suatu proyek dan menyusunnya dalam bentuk jaringan. Jaringan menunjukan saling hubungan antara satu kegiatan dengan kegiatan lain. CPM mengikuti enam langkah dasar: 1. Mengidentifkasikan proyek dan menyiapkan struktur pecahan kerja, 2. Membangun hubungan antara kegiatan, memutuskan kegiatan mana yang harus terlebih dahulu dan mana yang mengikuti yang lain, 3. Menggambarkan jaringan yang menghubungkan keseluruhan kegiatan, 4. Menetapkan perkiraan waktu dan/atau biaya untuk tiap kegiatan, 5. Menghitung jalur waktu terpanjang melalui jaringan. Ini yang disebut jalur kritis, 6. Menggunakan jaringan untuk membantu perencanaan, penjadwalan, dan pengendalian proyek. Langkah ke-5, menentukan jalur kritis, adalah bagian utama dalam pengendalian proyek. Kegiatan pada jalur kritis mewakili tugas yang akan menunda keseluruhan proyek, kecuali bila mereka dapat diselesaikan tepat waktu. Manajer mempunyai keleluasaan untuk menghitung tugas penting dengan mengidentifikasi kegiatan yang kurang penting dan melakukan perencanaan ulang, penjadwalan ulang, dan pengalokasian ulang sumber daya manusia dan uang. CPM membuat asumsi bahwa waktu kegiatan diketahui pasti, hingga hanya diperlukan satu faktor waktu untuk tiap kegiatan.

Upload: efantrisaktio

Post on 09-Nov-2015

216 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

1). Konsep Dasar CPM

CPM muncul terlebih dahulu, di tahun 1957, sebagai alat yang dikembangkan oleh J. E. Kelly dari Remmington Rand dan M. R. Walker dari duPont untuk membantu pembangunan dan pemeliharaan pabrik kimia di DuPont. CPM adalah metode yang dapat digunakan untuk membuat perencanaan, skedul, dan proses pengendalian suatu proyek. Untuk dapat menerapkan kedua metode ini, perlu ditetapkan terlebih dahulu kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan dalam suatu proyek dan menyusunnya dalam bentuk jaringan. Jaringan menunjukan saling hubungan antara satu kegiatan dengan kegiatan lain.

CPM mengikuti enam langkah dasar:1. Mengidentifkasikan proyek dan menyiapkan struktur pecahan kerja, 2. Membangun hubungan antara kegiatan, memutuskan kegiatan mana yang harus terlebih dahulu dan mana yang mengikuti yang lain, 3. Menggambarkan jaringan yang menghubungkan keseluruhan kegiatan, 4. Menetapkan perkiraan waktu dan/atau biaya untuk tiap kegiatan, 5. Menghitung jalur waktu terpanjang melalui jaringan. Ini yang disebut jalur kritis, 6. Menggunakan jaringan untuk membantu perencanaan, penjadwalan, dan pengendalian proyek.

Langkah ke-5, menentukan jalur kritis, adalah bagian utama dalam pengendalian proyek. Kegiatan pada jalur kritis mewakili tugas yang akan menunda keseluruhan proyek, kecuali bila mereka dapat diselesaikan tepat waktu. Manajer mempunyai keleluasaan untuk menghitung tugas penting dengan mengidentifikasi kegiatan yang kurang penting dan melakukan perencanaan ulang, penjadwalan ulang, dan pengalokasian ulang sumber daya manusia dan uang. CPM membuat asumsi bahwa waktu kegiatan diketahui pasti, hingga hanya diperlukan satu faktor waktu untuk tiap kegiatan.Sumber : http://repository.widyatama.ac.id/0200188.pdf

3). Durasi Kegiatan Dengan CPM

Durasi (kurun waktu) kegiatan dalam metode jaringan kerja adalah lama waktu yang diperlukan untuk melakukan kegiatan dari awal sampai akhir. Kurun waktu ini lazimnya dinyatakan dengan jam, hari, atau minggu. Pada bisnis konstruksi acapkali tersedia catatan perkiraan jumlah jam orang, untuk menyelesaikan suatu macam pekerjaan. Sampai saat ini kita telah menggunakan waktu penyelesaian suatu aktivitas (durasi) sebagai perhitungan waktu dan penjadwalan proyek, namun uraian mengenai analisis unsur waktu pada tiap-tiap kegiatan yang ada hanya didasarkan taksiran, perkiraan, anggapan, pengalaman, dan opini dari seorang estimator.Perhitungan durasi pada metode CPM digunakan untuk memperkirakan (estimasi) waktu penyelesaian aktivitas, yaitu dengan cara Single Duration Estimate. Cara ini dilakukan apabila durasi diketahui dengan akurat dan tidak terlalu berfluktuasi. Rumus Durasi Kegiatan :

Keterangan : D = Durasi KegiatanV = Volume KegiatanPr = Produktivitas Kerja Rata-rataN = Jumlah Tenaga Kerja dan Peralatan

Sumber : http://eprints.undip.ac.id/1788_chapter_II.pdf5). Konsep Float dan Lintasan Kritis dalam CPM

Float (penundaan) adalah waktu yang diperbolehkan suatu kegiatan bisa ditunda, Pada float total menunjukan jumlah waktu yang diperbolehkan kegiatan dapat ditunda tanpa mempengaruhi jadwal proyek secara keseluruhan. Jumlah waktu tersebut sama dengan jumlah waktu yang didapat bila semua kegiatan terdahulu dimulai seawal mungkin, sedangkan kegiatan berikutnya dimulai selambat mungkin. Float total sangat berguna untuk memecahkan masalah pemerataan penggunaan sumber daya. Float total dapat berada di bagian paling awal kegiatan (ES) atau pada waktu selesai paling akhir (LF) atau bias dipecah sesuai kebutuhan asal masih dalam batas L(j) E(i).

Rumus Float Total : TF = LF EF = LS ES

Keterangan :TF = Float Total KegiatanLF = (Latest Finish) Waktu Selesai Paling AkhirEF = (Earliest Finish) Waktu Selesai Paling AwalLS = (Latest Start) Waktu Mulai Paling AkhirES = (Earliest Start) Waktu Mulai Paling Awal

Disamping float total masih ada float lain yang menjadi bagian dari float total seperti float bebas dan float interferen. Float Bebas

salah satu syarat adanya float bebas (FF) adalah bilamana semua kegiatan pada jalur yang bersangkutan dimulai seawal mungkin. Besarnya FF suatu kegiatan adalah sama dengan sejumlah waktu di mana penyelesaian kegiatan tersebut dapat ditunda tanpa mempengaruhi waktu mulai paling awal dari kegiatan berikutnya ataupun semua peristiwa yang lain pada jaringan kerja. Dengan kata lain, float bebas dimiliki oleh satu kegiatan tertentu sedangkan float total dimiliki oleh kegiatan-kegiatan yang berada di jalur yang bersangkutan. Float bebas dihitung dengan cara berikut:bila rangkaian terdiri dari kegiatan-kegiatan A(1-2) dan B(2-3) dengan node 1, 2 dan 3 maka kegiatan A mempunyai float bebas sebesar:FF(1-2) = ES(2-3) - EF(1-2)Dapat pula dilukiskan sebagai berikut: Float InterferenDefinisi Float Interferen adalah float interferen sama dengan float total dikurangi float bebas atau IF = FT - FF. Arti dari float interferen adalah bila suatu kegiatan menggunakan sebagian dari IF sehingga kegiatan nonkritis berikutnya pada jalur tersebut perlu dijadwalkan lagi (digeser) meskipun tidak sampai mempengaruhi penyelesaian proyek secara keseluruhan.

Float Independen

Float independen memberikan identifikasi suatu kegiatan tertentu dalam jaringan kerja yang meskipun kegiatan tersebut terlambat, tidak berpengaruh terhadap float total dari kegiatan yang mendahului ataupun kegiatan berikutnya. Battersby memberi batasan float independen, yaitu semua predecessor selesai selambat mungkin dan successors mulai seawall mungkin, dan bila selisih waktu (interfal) tersebut melebihi kurun waktu kegiatan yang dimaksudkan, maka selisih ini disebut float independen. Atau bila dirumuskan adalah sebagai berikut:Float Independen (Fid) = ES kegiatan berikutnya dikurangi LF kegiatan terdahulu dikurangi kurun waktu kegiatan yang dimaksud.

Jalur Kritis

Jalur Kritis adalah kegiatan yang tidak mempunyai waktu senggang (s = 0), artinya kegiatan tersebut harus dimulai tepat pada ES agar tidak mengakibatkan bertambahnya waktu penyelesaian proyek. Biasanya sebuah jalur kritis terdiri dari pekerjaan-pekerjaan yang tidak dapat ditunda waktu pekerjaannya. Bila salah satu kegiatan mengalami keterlambatan dalam pelaksanaannya, maka akan menyebabkan keterlambatan penyelesaian keseluruhan proyek yang disebut kegiatan kritis.

Sifat jalur kritis antara lain :a) Pada kegiatan pertama, ES LS = 0b) Pada kegiatan akhir, LF = EFc) Total float, TF = 0

Jalur Hampir Kritis

Jalur ini memerlukan prioritas perhatian dari pengelola yang tidak sebesar pada kegiatan di jalur kritis. Meskipun demikian, bila tidak cukup diperhatikan bisa berubah menjadi kritis karena memiliki float yang tidak besar.

Jalur Kurang Kritis

Kegiatan-kegiatan pada jalur ini pada umumnya dianggap kurang memerlukan perhatian dari pucuk pimpinan proyek terutama dalam aspek jadwal. Pendekatan dengan cara di atas yang dikenal dengan "management by exception" adalah salah satu keuntungan yang diperoleh dari penggunaan metode jalur kritis.

Sumber : Soeharto, Iman., Manajemen Proyek , Penerbit Erlangga, 1999