daftar rumah adat

11
BENGKULU

Upload: thomas-indrianto

Post on 24-Sep-2015

46 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Bengkulu

TRANSCRIPT

BENGKULU

Rumah Bubungan Lima adalah rumah adat resmi Provinsi Bengkulu. Rumah Bubungan Lima termasuk jenis rumah panggung. Bubungan lima sejatinya merujuk pada atap dari rumah panggung tersebut. Selain bubungan lima, rumah panggung khas Bengkulu ini memiliki bentuk atap lainnya, sperti bubungan limas, bubungan haji, dan bubungan jembatan. Material utama yang digunakan adalah kayu medang kemuning atau surian balam, yang berkarakter lembut namun tahan lama. Lantainya terbuat dari papan, sementara atapnya terbuat dari ijuk enau atau sirap. Sementara di bagian depan, terdapat tangga untuk naik-turun rumah, yang jumlahnya biasanya ganjil (berkaitan dengan nilai adat).

Menilik sejumlah literatur yang menerangkan tentang rumah adat ini, kesimpulan sementara yang bisa diambil adalah, rumah ini bukanlah jenis tempat tinggal yang umum ditempati masyarakat. Rumah Bubungan Lima (juga jenis rumah adat lainnya di Bengkulu) merupakan rumah dengan fungsi khusus yang digunakan untuk ritus-ritus adat atau acara khusus, seperti penyambutan tamu, kelahiran, perkawinan, atau kematian. Rumah Bubungan Lima, merupakan salah satu prototipe hunian tahan banjir, yang merepresentasikan nilai-nilai kearifan lokal pada masyarakat Bengkulu.

Pakaian yang dikenakan oleh kaum pria dalam adat Bengkulu terdiri atas jas, sarung, celana panjang, alas kaki yang dilengkapi dengan tutup kepala dan sebuah keris. Jas yang digunakan dalam adat Bengkulu biasanya berwarna gelap seperti hitam atau biru tua dan berasal dari kain bermutu tinggi seperti wol atau sejenisnya. Demikian pula untuk celananya terbuat dari bahan dan warna yang sama.Sementara pakaian yang dikenakan oleh kaum wanita dalam adat Bengkulu berupa baju kurung berlengan panjang yang terbuat dari bahan beludru. Baju ini memiliki hiasan bertabur corak-corak serta sulaman emas berbentuk lempengan-lempengan bulat seperti uang logam. Bahan beludru yang digunakan untuk pembuatan baju kurung umumnya berwarna merah tua, biru tua, lembayung atau hitam. Pemakaian baju kurung dipadukan dengan sarung songket berhias benang emas atau perak yang terbuat dari bahan sutra.

Badik jenis ini adakalanya bersifat sebagai senjata rahasia. Hal ini dapat di lihat dari morfologi bentuk badik tersebut yang bentuknya sangat kecil dan sangat beracun, serta bertuah dalam mitosnya.Dalam Mitologi yang berkembang di dalam tatanan adat masyarakat khususnya Lampung, Badik ini banyak di cari atau di pinjam oleh seseorang dalam rangka untuk NGEBAMBANG atau melarikan seorang gadis dalam salah satu prosesi adat Lampung.Dan karena Tuahnya pulalah yang diyakini oleh sebagian orang yang mengerti akan khasiat sebuah Badik, yaitu tidak dapat bertemu dengan musuh, sering kali badik ini digunakan untuk acara NGANTAK SALAH.

PAPUA

Oleh suku Dani dan beberapa suku yang mendiami wilayah pegunungan tengah Papua, Honai dikenal sudah sejak lama di Kabupaten Jayawijaya. Artinya, honai memang didesain khusus sebagai rumah yang melindungi dari hawa dingin. Sampai saat ini, honai secara turun-temurun masih dibangun sesuai dengan tradisi dan kondisi setempat. Secara morfologis, honai dibenuk dari dua kata. Pertama yaitu Hun yang berarti pria dewasa dan Ai yang berarti rumah. Secara harfiah, honai berarti rumah laki-laki dewasa. Bukan saja miliki laki-laki dewasa, kaum perempuan juga mempunyai honai hanya saja dalam pengistilahannya berbeda. Untuk kaum wanita, hanoi disebut Ebeai. Seperti halnya honai, Ebeai terdiri dari dua kata, yakni Ebe atau tubuh dalam pengertian kehadiran tubuh dan Ai yang berarti rumah.

Pakaian adat pria dan wanita di Papua hampir sama bentuknya. Mereka memakai baju dan penutup badan bagian bawah dengan model yang sama. Mereka juga sama-sama memakai hiasan kepala berupa burung cendrawasih, gelang, kalung, dan ikat pinggang dari manik-manik, serta rumbai-rumbai pada pergelangan kaki. Dengan tombak/panah dan perisai yang dipegang mempelai laki-laki menambah kesan adat Papua.

Salah satu senjata tradisional di Papua adalah Pisau Belati. Senjata ini terbuat dari tulang kaki burung kasuari dan bulunya menghiasi hulu belati tersebut. senjata utama penduduk asli Papua lainnya adalah Busur dan Panah. Busur tersebut dari bambu atau kayu, sedangkan tali Busur terbuat dari rotan. Anak panahnya terbuat dari bambu, kayu atau tulang kangguru. Busur dan panah dipakai untuk berburu atau berperang.

JAMBI

Jambi pernah berada pada masa-masa pencarian identitas rumah adat. Uniknya pencarian identitas tersebut bukan karena rumah adat di Jambi telah punah, melainkan karena terlalu banyak pilihan dan harus memilih satu di antara dua jenis arsitektur rumah tertua di Jambi. Hingga kemudian pada tahun 70-an, gubernur menyelenggarakan sayembara untuk memastikan rumah adat identitas negeri Sepucuk Jambi Sembilan Lurah ini.

Dari hasil sayembara tersebut, rumah panggung yang menjadi simbol hunian tradisional masyarakat Jambi dan kita kenal hari ini adalah Rumah Panggung Kajang Leko. Sebagai bentuk dukungan langsung, Pemerintah Provinsi Jambi membangun rumah tersebut di dalam kompleks Kantor Gubernur Jambi. Dikerjakan pada tahun 1971-1974 serta memusiumkannya. Hingga hari ini kita masih mudah menemukan Rumah Panggung Kajang Leko, bahkan di luar kantor-kantor pemerintahan. Hal ini menjadi poin positif tentunya, karena masyarakat Jambi justru bereforia membangun rumah-rumah berarsitektur adat di tengah perkembangan budaya dan rongrongan kemajuan zaman.

Rumah Panggung Kajang Leko adalah konsep arsitektur dari Marga Bathin. Sampai sekarang orang Bathin masih mempertahankan adat istiadat yang diwariskan oleh nenek moyang mereka, bahkan peninggalan Kajang Leko atau Rumah Lamo pun masih bisa dinikmati keindahannya dan masih dipergunakan hingga kini. Salah satu perkampungan Bathin yang masih utuh hingga sekarang adalah Kampung Lamo di Rantau Panjang

Pakaian adat tradisional Jambi sama seperti yang ada di daerah Pulau Sumatera yang lain, yaitu pakaian adat tradisional Melayu. Pakaian adat tradisional Melayu dari Jambi ini biasanya lebih mewah daripada pakaian yang digunakan sehari-hari karena disulam dengan benang emas dan dihiasi dengan berbagai hiasan yang mewah untuk kelengkapannya.

Senjata adat ini berbentuk menyerupai badik milik masyarakat bugis, namun memiliki gagang yang lurus, hampir juga menyerupai keris hanya tidak bergelombang. Selain untuk berburu senjata ini juga dipergunakan untuk berperang. Proses pembuatannya menyerupai keris atau badik