
Download - TUGAS TERSTRUKTUR KARBOHIDRAT

TUGAS TERSTRUKTUR KARBOHIDRAT
KIMIA ORGANIK
Disusun oleh :
Doni Nurhidayah (A1M014023)
Ika Mustikasari (A1M014048)
Kris Imanias T (A1M014041)
Malinda Dwi A (A1M014065)
Revashidqii Baroto (A1M014058)
Kifayati Rosiyanti Dewi (A1M014069)
M. Sabdo Sampurno (A1M014062)
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDRAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2015

A. Definisi
Karbohidrat merupakan salah satu bahan makanan yang penting
dantersebar luas dalaam jaringan binatang maupun tumbuh-tumbuhan.
Karbohidrat adalah senyawa yang memiliki rumus umum Cn(H2O)mdengan harga
n dan m bisa sama atau berbeda. Namun demikian ada senyawa bukan karbohidrat
yang memiliki rumus Cn(H2O)m, misalnya asam etaneat CH3COOH dapat ditarik
rumus Cn(H2O)2. Rumus umum karbohidrat CnH2nOm tetap digunakan karena
semua karbohidrat memenuhi rumus tersebut, misalnya glukosa C6H12O6 dapat
dituliskan C6H12O6. Berdasarkan gugus fungsinya karbohidrat merupakan
polihidroksialdehid atau polihroksiketon. Berdasar reaksi hidrolisisnya
karbohidrat digolongkan menjadi monosakarida, disakarida, dan polisakarida.
B. Jenis-jenis Karbohidrat
1. Monosakarida
Monosakarida adalah satuan unit terkecil dari karbohidrat yang tidak dapat
dihidrolisis lagi menjadi molekul karbohidrat yang lebih kecil. Berdasarkan
gugusnya, monosakarida digolongkan menjadi golongan aldosa (mengandung
gugus aldehid) dan ketosa (mengandung gugus keton). Golongan aldosa terdiri
atas glukosa dan galaktosa sedang yang termasuk ketosa adalah fruktosa. Senyawa
yang tergolong monosakarida diantaranya sebagai berikut :
a) Glukosa
Monosakarida yang terpenting, kadang-kadang disebut gula darah (karena
dijumpai dalam darah), gula anggur (karena dijumpai dalam buah anggur), atau
dekstrosa (karena memutar bidang polarisasi ke kanan). Glukosa digunakan
makhluk hidup sebagai sumber energi. Glukosa relatif kurang manis dibandingkan
sukrosa, tetapi lebih manis daripada xilosa.

Glukosa rantai Alifatik Glukosa rantai Siklik
b) Fruktosa
Fruktosa disebut juga levulosa karena memutar bidang polarisasi ke kiri.
Fruktosa terdapat dalam buah-buahan, madu, maupun dalam sukrosa. Fruktosa
merupakan gula termanis dengan kadar kemanisan 173,3. Fruktosa merupakan
contoh monosakarida yang mengandung keton.
Fruktosa rantai
alifatik
Fruktosa rantai siklik
c) Galaktosa
Galaktosa terdapat dalam disakarida laktosa dalam keadaan terikat dengan
glukosa. Galaktosa mempunyai rasa kurang manis daripada xilosa, tetapi lebih
manis daripada laktosa. Gula ini kurang larut dalam air.

Galaktosa Rantai
Alifatik
Galaktosa Rantai Siklik
d) Xilosa
Xilosa tidak terdapat bebas di alam, tetapi dapat diperolehdari proses
hidrolisis terhadap jerami atau kayu. Xilosa terdapat pada urine seseorang yang
disebabkan oleh suatu kelainan pada metabolisme karbohidrat. Kondisi seseorang
yang demikian disebut pentosuria. Xilosa mempunyai tingkat kemanisan lebih
tinggi dibandingkan dengan maltosa.
Xilosa Rantai Alifatik
e) Ribosa
Ribosa adalah monosakarida yang membentuk sebagian kerangka polimer
dari asam-asam nukleat.

Ribosa Rantai Alifatik
2. Oligosakarida
Dua atau lebih monosakarida bergabung membentuk suatu senyawa
dinamakan oligosakarida. Jumlah maksimum monomer yang tergolong
oligosakarida tidak pasti, tetapi umumnya sampai delapan monomer. Disakarida
terdiri atas dua monosakarida. Ikatan yang menghubungkan kedua monosakarida
itu disebut ikatan glikosida, dibentuk dengan cara kondensasi gugus hidroksil
pada atom karbon nomor satu dengan gugus hidroksil dari salah satu atom karbon
nomor 2, 4, atau 6 pada monosakarida yang lain.
a) Sukrosa
Sukrosa tersusun dari molekul glukosa dan fruktosa. Hidrolisis dengan
enzim sukrase, sukrosa akan terpecah dan menghasilkan satu molekul glukosa dan
satu molekul fruktosa. Sukrosa digunakan sebagai zat pemanis secara langsung
dan untuk mengawetkan buah dalam kaleng.
Sifat-sifat sukrosa adalah:

1) Bersifat optis aktif putar kanan.
2) Tidak dapat mereduksi larutan fehling dan tollens.
3) Dapat mengalami hidrolisis menghasilkan glukosa dan
fruktosadengan enzim invertase.
Pada hidrolisis ini disertai inversi, yaitu perubahan arah putar
bidangpolarisasi cahaya dari arah kanan ke kiri (sehingga sukrosa disebut gula
invert).
4) Larut dalam air
5) Pada pemanasan yang kuat menghasilkan karamel.
b) Maltosa
Gula ini merupakan disakarida utama yang diperoleh darihidrolisis pati.
Hidrolisis maltosa dengan enzim maltase akan menghasilkan dua molekul
glukosa. Maltosa mudah larut dalam air dan mempunyai rasa lebih manis daripada
laktosa, tetapi kurang manis daripada sukrosa. Maltosa digunakan dalam makanan
bayi dan susu bubuk beragi (malted milk).
Sifat-sifat Maltosa:
1) Dapat mereduksi larutan fehling maupun tollens
2) Dapat dihidrolisis menghasilkan glukosa dengan enzim maltase
MaltosaH+ glukosa + glukosa

3) Larut dalam air
4) Bersifat optis aktif putar kanan
c) Laktosa
Laktosa merupakan disakarida alamiah yang dijumpaihanya pada binatang
menyusui. Air susu sapi dan manusia mengandung sekitar 5 % laktosa. Laktosa
diperoleh secara komersial sebagai hasil samping pabrik keju. Hidrolisis laktosa
dengan enzim laktase akan menghasilkan satu molekul glukosa dan satu molekul
galaktosa.
3. Polisakarida
Polisakarida terdiri atas rantai monosakarida. Polisakarida
dapatdigolongkan ke dalam dua kelompok besar secara fungsional, yaitu
polisakarida struktural dan polisakarida nutrien. Polisakarida struktural berfungsi
sebagai pembangun komponen organel sel dan sebagai unsur pendukung intrasel.
Polisakarida yang termasuk golongan ini adalah selulosa (ditemukan dalam
dinding sel tanaman), kitosan, kondroitin, dan asam hialuronat.Polisakarida
nutrien berperan sebagai sumber cadangan monosakarida.Polisakarida yang
termasuk golongan ini adalah paramilum, pati, dan glikogen.
Polisakarida merupakan polimer yang disusun oleh rantai monosakarida
yang disatukan dengan ikatan glikosida, mempunyai massa molekul tinggi dan
tidak larut dalam air atau hanya dapat membentuk emulsi. Hidrolisis lengkap akan
mengubah polisakarida menjadi monosakarida (heksosa). Ikatan antara molekul

monosakarida yang satu dengan yang lainnya terjadi antara gugus alkohol pada
atom C ke-4 molekul yang satu (II) dengan gugus aldehida pada atom C ke-1
molekul monosakarida dengan yang lain.
Polisakarida dibedakan menjadi dua jenis, yaitu polisakarida nutrien dan
polisakarida struktural. Polisakarida nutrien berfungsi sebagai materi cadangan
yang ketika dibutuhkan akan dihidrolisis untuk memenuhi permintaan gula bagi
sel. Sedangkan polisakarida struktural berfungsi sebagai materi penyusun dari
suatu sel atau keseluruhan organisme.Glikogen dan pati merupakan polisakarida
nutrien yang terdapat pada tumbuhan dan manusia sedangkan selulosa merupakan
polisakarida strukural yang berfungsi sebagai tulang semu bagi tumbuhan. Pati
dan glikogen dihidrolisa di dalam saluran pencernaan oleh amilase, sedangkan
selulosa tidak dapat dicerna. Namun, selulosa mempunyai peran penting bagi
manusia karena merupakan sumber serat dalam makanan manusia.Berikut ini
adalah uraian tentang polisakarida nutrien dan polisakarida struktural.
1) Polisakarida Nutrien
2) Polisakarida Struktural
C. Uji Kualitatif
Analisa kualitatif meliputi Uji Molisch, Uji Barfoed, Uji Benedict, Uji
Seliwanoff, dan Uji Iodin.
1. Uji Molisch
Uji Molisch adalah uji kimia kualitatif untuk mengetahui adanya
karbohidrat.Uji Molisch dinamai sesuai penemunya yaitu Hans Molisch, seorang
alhi botani dari Australia.Uji ini didasari oleh reaksi dehidrasi karbohidrat oleh
asam sulfat membentuk cincin furfural yang berwarna ungu. Reaksi positif
ditandai dengan munculnya cincin ungu di purmukaan antara lapisan asam dan
lapisan sampel
Sampel yang diuji dicampur dengan reagent Molisch, yaitu α-naphthol
yang terlarut dalam etanol.Setelah pencampuran atau homogenisasi, H2SO4 pekat

perlahan-lahan dituangkan melalui dinding tabung reaksi agar tidak sampai
bercampur dengan larutan atau hanya membentuk lapisan.
H2SO4 pekat (dapat digantikan asam kuat lainnya) berfungsi untuk
menghidrolisis ikatan pada sakarida untuk menghasilkan furfural.Furfural ini
kemudian bereaksi dengan reagent Molisch, α-naphthol membentuk cincin yang
berwarna ungu.
2. Uji Seliwanoff
Uji Seliwanoff adalah sebuah uji kimia yang membedakan gula aldosa dan
ketosa.Ketosa dibedakan dari aldosa via gugus fungsi keton/aldehida gula
tersebut. Jika gula tersebut mempunyai gugus keton, ia adalah ketosa. Sebaliknya
jika ia mengandung gugus aldehida, ia adalah aldosa. Uji ini didasarkan pada
fakta bahwa ketika dipanaskan, ketosa lebih cepat terdehidrasi daripada aldosa.
Seliwanoff-Reaction
Reagen uji Seliwanoff ini terdiri dari resorsinol dan asam klorida pekat:

Asam reagen ini menghidrolisis polisakarida dan oligosakarida menjadi
gula sederhana.
Ketosa yang terhidrasi kemudian bereaksi dengan resorsinol,
menghasilkan zat berwarna merah tua.Aldosa dapat sedikit bereaksi dan
menghasilkan zat berwarna merah muda.
Fruktosa dan sukrosa merupakan dua jenis gula yang memberikan uji
positif. Sukrosa menghasilkan uji positif karena ia adalah disakarida yang terdiri
dari furktosa dan glukosa.
3. Uji Benedict
Uji benedict adalah uji kimia untuk mengetahui kandungan gula
(karbohidrat) pereduksi.Gula pereduksi meliputi semua jenis monosakarida dan
beberapa disakarida seperti laktosa dan maltosa.
Nama Benedict merupakan nama seorang ahli kimia asal Amerika, Stanley
Rossiter Benedict (17 Maret 1884-21 Desember 1936). Benedict lahir di
Cincinnati dan studi di University of Cincinnati.Setahun kemudian dia pergi ke
Yale University untuk mendalami Physiology dan metabolisme di Department of
Physiological Chemistry.
Pada uji Benedict, pereaksi ini akan bereaksi dengan gugus aldehid,
kecuali aldehid dalam gugus aromatik, dan alpha hidroksi keton. Oleh karena itu,
meskipun fruktosa bukanlah gula pereduksi, namun karena memiliki gugus alpha
hidroksi keton, maka fruktosa akan berubah menjadi glukosa dan mannosa dalam
suasana basa dan memberikan hasil positif dengan pereaksi benedict.
Satu liter pereaksi Benedict dapat dibuat dengan menimbang sebanyak 100
gram sodium carbonate anhydrous, 173 gram sodium citrate, dan 17.3 gram
copper (II) sulphate pentahydrate, kemudian dilarutkan dengan akuadest sebanyak
1 liter.
Untuk mengetahui adanya monosakarida dan disakarida pereduksi dalam
makanan, sample makanan dilarutkan dalam air, dan ditambahkan sedikit pereaksi
benedict.Dipanaskan dalam waterbath selamaa 4-10 menit. Selama proses ini

larutan akan berubah warna menjadi biru (tanpa adanya glukosa), hijau, kuning,
orange, merah dan merah bata atau coklat (kandungan glukosa tinggi).
Sukrosa (gula pasir) tidak terdeteksi oleh pereaksi Benedict.Sukrosa
mengandung dua monosakrida (fruktosa dan glukosa) yang terikat melalui ikatan
glikosidic sedemikian rupa sehingga tidak mengandung gugus aldehid bebas dan
alpha hidroksi keton.Sukrosa juga tidak bersifat pereduksi.
Uji Benedict dapat dilakukan pada urine untuk mengetahui kandungan
glukosa.Urine yang mengandung glukosa dapat menjadi tanda adanya penyakit
diabetes. Sekali urine diketahui mengandung gula pereduksi, test lebih jauh mesti
dilakukan untuk memastikan jenis gula pereduksi apa yang terdapat dalam urine.
Hanya glukosa yang mengindikasikan penyakit diabetes.
4. Uji Barfoed
Pada uji barfoed untuk mendeteksi karbohidrat yang tergolong
monosakarida.Pereaksi barfoed terdiri dari kupri asetat dan asam asetat.Ke dalam
5 ml peraksi dalam tabung reaksi ditambahkan 1 ml larutan contoh, kemudian
tabung reaksi ditempatkan dalam air mendidih selama 1 menit.Endapan berwarna
merah orange menunjukkan adanya monosakarida dalam contoh.

Ion Cu2+ dari pereaksi Barfoed dalam suasana asam akan direduksi lebih
cepat oleh gula reduksi monosakarida dari pada disakarida dan menghasilkan
Cu2O (kupro oksida) berwarna merah bata. Hal inilah yang mndasari uji Barfoed.
Pada uji Barfoed, yang terdeteksi monosakarida membentuk endapan
merah bata karena terbentuk hasil Cu2O.
dalam pengujian monosakarida mengunakan perekaksi Barfoed, setelah
dipanaskan selama 1 menit, didiamkan beberapa saat sehingga dapat dilihat
perubahan yang terjadi pada larutan uji tersebut.
5 Uji Iodin dan Iod
Pada uji iodine, kondensasi iodine dengan karbohidrat, selain
monosakarida dapat menghasilkan warna yang khas. Amilum dengan iodine dapat
membentuk kompleks biru, sedangkan dengan glikogen akan membentuk warna
merah.
6. Uji iod
Setelah tabung diuji yod, warna yang muncul berturut-turut adalah biru
pekat (hitam), coklat kemerahan, merah hati, merah, orange dan akhirnya warna
serupa dengan warna yod. Warna-warna tersebut merupakan indikasi bahwa
terjadi proses hidrdolisis sempurna amilum menjadi glukosa. Hal ini ditunjukkan
dengan uji yod negatif, karena glukosa jika diuji dengan pereaksi Yod akan
memberikan hasil negatif.
Sedangkan setelah diuji dengan Benedict, warna larutan menjadi kuning
keruh dan terdapat endapan merah bata yang menandakan bahwa glukosa memilii
gugus reduksi yang dapat mereduksi ion Cu2+ menjadi Cu+ dan akan mengendap
sebagai Cu2O.
D. Uji Kuantitatif
Banyaknya cara yang dapat digunakan untuk menentukan banyaknya
karbohidrat dalam suatu bahan yaitu antara lain dengan cara kimiawi, cara fisik,
cara ensimatik, atau biokimiawi, dan cara kromatografi. Penentuan karbohidrat
yang termasuk polisakarida maupun oligosakarida memerlukan perlakuan

pendahuluan sehingga diperoleh monosakarida.Untuk keperluan ini maka bahan
dihidrolisis dengan asam atau enzim pada suatu keadaan yang tertentu.
1) Metode Luff Schoorl
Pada penentuan gula cara Luff-Schrool yang ditentukan bukannya
kuprooksida yang mengendap tetapi dengan menentukan kupri oksida dalam
larutan sebelum direaksikan dengan gula reduksi (titrasi blanko) dan sesudah
direaksikan dengan sampel gula reduksi (titrasi sampel). Penentuannya dengan
titrasi menggunakan Natrium tiosulfat.Selisih titrasi blanko dengan titrasi sampel
ekuivalen dengan kupro oksida yang terbentuk dan juga ekuivalen dengan jumlah
gula reduksi yang ada dalam bahan atau larutan. Reaksi yang terjadi selama
penentuan karbohidrat cara ini mula-mula kupri oksida yang ada dalam reagen
akan membebaskan iod dari garam kalium iodida. Banyaknya iod yang
dibebaskan ekuivalen dengan banyaknya kupri oksida.Banyaknya iod dapat
diketahui dengan titrasi menggunakan Natrium tiosulfat.Untuk mengetahui bahwa
titrasi sudah cukup maka diperlukan indikator amilum.Apabila larutan berubah
warnanya dari biru menjadi putih berarti titrasi sudah selesai.Agar perubahan
warna biru menjadi putih dapat tepat maka penambahan amilum diberikan pada
saat titrasi hampir selesai. Setelah diketahui selisih banyaknya titrasi blanko dan
titrasi sampel kemudian dikonsultasikan dengan tabel yang sudah tersedia yang
menggambarkan hubungan antara banyaknya Natrium tiosulfat dengan banyaknya
gula reduksi
2) Metode Nelson-Somogyi
Salah satu metode kimiawi yang dapat digunakan untuk analisa
karbohidrat adalah metode oksidasi dengan kupri.Metode ini didasarkan pada
peristiwa tereduksinya kupri okisida menjadi kupro oksida karena adanya
andungan senyawa gula reduksi pada bahan.Reagen yang digunakan biasanya
merupakan campuran kupri sulfat, Na-karbonat, natrium sulfat, dan K-Na-tartrat
(reagen Nelson Somogy)
3) Metode Anthrone
Penggunaan Metode Anthrone untuk analisis total karbohidrat mulai
berkembang sejak penggunaan pertama kali oleh Dreywood pada tahun 1946

untuk uji kualitatif. Dasar dari reaksi ini adalah kemampuan karbohidrat untuk
membentuk turunan furfural dengan keberadaan asam dan panas, yang kemudian
diikuti dengan reaksi dengan anthrone yang menghasilkan warna biru
kehijauan).Uji Anthrone ini memiliki kelebihan dalam hal sensitifitas dan
kesederhanaan ujinya Kekurangan dari Metode Anthrone adalah ketidakstabilan
dari reagen (anthrone yang dilarutkan dalam asam sulfat), sehingga perlu
dilakukan persiapan reagen yang baru setiap hari.
4) Metode Folin
Mempunyai prinsip, filtrat darah bebas protein dipanaskan dengan larutan
CuSO4 alkali. Endapan CuO yang dibentuk oleh glukosa akan larut dengan
penambahan larutan fosfo molibdat. Larutan ini dibandingkan secara kolorimetri
dengan larutan standar glukosa
5) Metode Enzimatis
Penentuan gula dengan cara enzimatis sangat tepat terutama untuk tujuan
penentuan gula tertentu yang ada dalam suatu campuran berbagai macam gula.
Cara kimiawi mungkin sulit untuk penentuan secara individual yang ada dalam
campuran itu,tetapi dengan cara enzimatis ini penentuan gula tertentu tidak akan
mengalami kesulitan karena tiap enzim sudah sangat spesifik untuk gula yang
tertentu.
6) Metode Kromatografi
Penentuan karbohidrat dengan cara kromatografi adalah dengan
mengisolasi dan mengidentifikasi karbohidrat dalam suatu campuran. Isolasi
karbohidrat ini berdasarkan prinsip pemisahan suatu campuran berdasarkan atas
perbedaan distribusi rationya pada fase tetap dengan fase bergerak. Fase bergerak
dapat berupa zat cair atau gas,sedangkan fase tetap dapat berupa zat atau zat cair.
Apabila zat padat sebagai fase tetapnya maka disebut kromatografi serapan,
sedang bila zat cair sebagai fase tetapnya disebut khromatografi partisi.

E. Fungsi Karbohidrat di Bidang Pangan
Secara umum, karbohidrat digolongkan menjadi 3 kelompok, yaitu :
monosakarida dan turunannya, oligosakarida serta polisakarida. Masing-masing
kelompok memiliki keunggulan serta fungsi yang khas dalam pangan.
Higroskopisitas karbohidrat bervariasi dan tergantung pada struktur, isomer dan
kemurnian. Sedangkan solubilitas karbohidrat akan berkurang jika karbohidrat
lengket satu sama lain. Monosakarida dan oligosakarida larut dalam air.
Monosakarida juga larut dalam etanol tetapi tidak larut dalam pelarut organic
(ether, chloroform, benzene). Monosakarida dan oligosakarida serta gula alcohol
memiliki rasa manis. β – D Mannose memiliki rasa manis dan pahit. Beberapa
oligosakarida, seperti gentiobiosa, memiliki rasa pahit. Pemanis yang sering
digunakan adalah sukrosa, starch syrup (campuran glukosa, maltosa dan malto
oligosakarida), glukosa, gula invert, fruktosa, laktosa dan gula alcohol (sorbitol,
mannitol, xylitol). Sukrosa memiliki rasa manis yang paling nyaman, meskipun
digunakan dalam konsentrasi tinggi.
Monosakarida merupakan molekul karbohidrat yang tidak dapat dipecah
menjadi bentuk yang lebih sederhana lagi. Molekul ini merupakan molekul
pembentuk oligosakarida dan polisakarida. Glukosa, fruktosa dan galaktosa
merupakan beberapa jenis karbohidrat yang termasuk ke dalam kelompok
monosakarida. Glukosa dan fruktosa biasa digunakan sebagai pemanis. Gula
pereduksi (glukosa, fruktosa) yang bereaksi dengan gugus amino pada suhu
tinggi/water activity rendah akan menimbulkan warna kecoklatan. Reaksi ini
disebut reaksi maillard (berguna dalam pembuatan roti/bread). Pada proses
pemanasan suhu tinggi dengan katalis asam atau basa, gula pereduksi akan
mengalami karamelisasi. Beberapa turunan monosakarida adalah
D-glucitol/sorbitol (pemberi kesan dingin pada candies), D-mannitol (non sticky
coating pada candies) dan D-xylitol (pemberi kesan dingin). Reaksi pyrolitik yang
terjadi pada maltol dan isomaltol akan menghasilkan warna dan aroma yang khas.
Polyols adalah istilah untuk menyebutkan gula-gula alkohol. Polyols
menimbulkan efek/sensasi dingin saat senyawa tersebut larut di dalam mulut.

Semakin kecil ukuran partikel, maka akan semakin cepat larut dan efek dinginnya
lebih terasa. Xylitol dan sorbitol memberikan cooling effect yang lebih baik jika
dibandingkan dengan maltitol, manitol atau sukrosa. Polyols tidak menyebabkan
pengikisan gigi. Bahkan, xylitol dilaporkan dapat menghambat pertumbuhan
Streptococcus (bakteri yang sering dijumpai pada plak gigi). Selain itu, xylitol
juga dapat membuat plak menjadi mudah dihilangkan, membantu menghambat
demineralisasi pada lapisan enamel, dan menstimulasi keluarnya kelenjar saliva
untuk menetralisir asam. Energi yang dihasilkan oleh polyols antara 2 - 4 kkal/g
(rata-rata : 2,4 kkal/g). Polyols memiliki efek laksatif. Sorbitol dan maltitol
mempunyai efek humektan yang sangat bagus. Kedua polyol ini sangat mudah
menyerap air pada RH tinggi. Pada RH rendah, sorbitol dan maltitol akan
melepaskan air ke udara dan membentuk keseimbangan kadar air yang baru.
Oligosakarida merupakan gabungan dari molekul-molekul monosakarida.
Oligosakarida dapat berupa disakarida, trisakarida, dst. Sebagian besar
oligosakarida dihasilkan dari proses hidrolisa polisakarida dan hanya beberapa
oligosakarida yang secara alami terdapat di alam. Oligosakarida yang paling
banyak digunakan dalam industri pangan adalah maltosa, laktosa dan sukrosa.
Maltosa terdiri dari 2 molekul glukosa. Maltosa diperoleh dari hasil hidrolisa pati.
Kegunan maltosa yang paling menonjol adalah sebagai bahan pemanis. Laktosa
terdiri dari 1 molekul glukosa dan 1 molekul galaktosa. Secara alami, laktosa
terdapat pada air susu. Laktosa yang terfermentasi akan berubah menjadi asam
laktat. Laktosa dapat menstimulasi penyerapan kalsium. Lactose intolerance
merupakan gangguan ketidakmampuan tubuh mencerna laktosa akibat
kurang/tidak adanya enzim lactase. Sukrosa merupakan gabungan dari α-D-
glukopyranosil/glukosa dan β-D-fruktofuranosil/fruktosa. Sukrosa biasa diperoleh
di alam sebagai gula tebu dan gula bit (dalam ekstrak gula bit, sukrosa bercampur
dengan rafinosa dan stakiosa).

Polisakarida merupakan polimer dari monosakarida yang tersusun dalam
rantai bercabang atau lurus. Derajat polimerisasi polisakarida dinyatakan dalam
DP (Degree of Polymerization), contoh : DP selulosa sebesar 7000 – 15000.
Polisakarida juga biasa disebut sebagai glikan. Berdasarkan unit pembentuknya,
glikan terbagi menjadi 2 kelompok : homoglikan (selulosa, pati, amilopektin) dan
heteroglikan (algin, guar gum). Polisakarida yang sering digunakan dalam industri
pangan adalah agar, alginate, carragenan, LBG, pectin, CMC, modified starch dan
xanthan gum.
Agar merupakan hasil isolasi rumput laut (alga merah/Rhodopyceae), seperti :
Gelidium spp., Pterocladia spp., Glaciralia spp., melalui proses ekstraksi dengan
bantuan air panas. Agar tidak larut dalam air dingin, sedikit larut dalam
ethanolamine dan larut dalam formamide. Agar biasa digunakan sebagai media
dalam mikrobiologi dan bahan baku/tambahan dalam industri pangan. Beberapa
sifat dan kegunaan agar adalah : tidak dapat dicerna, membentuk gel tahan panas
serta dapat digunakan sebagai emulsifier dan stabilizer. Sejumlah 0.1 % agar biasa
ditambahkan pada ice cream dan sherbets (frozen dessert dari jus buah, gula, air
dan susu). Sejumlah 0.1 – 1 % agar biasa digunakan sebagai stabilizer pada
yoghurt, keju, candy dan produk bakery.
Alginate diperoleh dari alga coklat (Phaeophyceae) melalui proses ekstraksi
dalam kondisi alkali. Alginat berfungsi sebagai thickening, stabilizing dan gel
forming agent. Sejumlah 0.25 – 0.5 % alginate dapat memperbaiki dan
menstabilkan konsistensi isi dari produk yang dipanggang (cake, pie), salad
dressing dan coklat, serta dapat mencegah pembentukan kristal berukuran besar
pada ice cream selama penyimpanan. Alginat juga biasa digunakan dalam
pembuatan pudding.
Carrageenans berasal dari spesies Chondur, Eucheuma, Gigartina, Gloiopeltis
dan Iridaea yang diekstraksi menggunakan air panas sedikit alkali. Carrageenans
biasa digunakan untuk menaikkan kekentalan dan menstabilkan emulsi. Sejumlah
0.03 % carrageenans ditambahkan pada coklat untuk mencegah pemisahan lemak

dan menstabilkan suspensi partikel kakao. Carrageenans mencegah syneresis pada
keju serta memperbaiki sifat adonan produk bakery. Carrageenans dengan garam
K+ biasa digunakan dalam desserts dan daging kaleng. Pengendapan protein pada
susu kental manis dapat dicegah dengan penambahan carrageenans. Carrageenans
juga biasa ditambahkan untuk menstabilkan ice cream dan menjernihkan
minuman.
Locust Bean Gum (LBG) digunakan sebagai thickener, binder dan stabilizer
dalam pembuatan daging kaleng, salad dressing, sosis, keju lunak dan ice cream.
LBG juga digunakan untuk memperbaiki water holding capacity terigu bergluten
rendah.
Pektin biasa digunakan pada pembuatan marmalade dan jelly. Gel akan
terbentuk pada kondisi pH 2.8 – 3.5 dan 58 – 75 % sukrosa serta pectin < 1 %.
Pektin juga digunakan pada pembuatan minuman dan ice cream. Modified starch
merupakan starch yang sifatnya telah dimodifikasi secara fisika atau kimia
sehingga memiliki sifat tertentu yang menguntungkan.
Carboxymethyl Cellulose (CMC) merupakan hasil perlakuan antara cellulose
bersifat alkali dengan chloroacetic acid. CMC berfungsi sebagai binder dan
thickener yang digunakan untuk memperbaiki tekstur produk-produk seperti :
jelly, pasta, keju, salad dressing dan ice cream. CMC dapat mempertahankan
tekstur ice cream dan mencegah kristalisasi gula pada produk candy serta
mencegah retrogradasi pati pada produk yang dipanggang.
Xanthan Gum merupakan polisakarida yang diperoleh dari Xanthomonas
campestris dan beberapa mikroorganisme lain. Xanthan gum tahan pada
pemanasan suhu tinggi serta bisa berfungsi sebagai thickener dan stabilizer.
Dekstran biasa digunakan sebagai thickener atau stabilizer pada confectionery,
minuman, ice cream dan produk yang dipanggang.
Polyvinyl Pyrrolidone (PVP) merupakan kompleks tidak larut yang mengandung
komponen phenol sehingga biasa digunakan sebagai penjernih

Daftar Pustaka
Hernanto, Hari.Kimia 3. Jakarta : Depdiknas
Partana, Fajar, dkk. 2009. Mari Belajar Kimia. Jakarta : Depdiknas
Sunarya, Yayan. Mudah dan Aktif Belajar Kimia. Jakarta: Depdiknas
http://k2castle.blogspot.com/2015/02/makalah-kimia-polimer-polisakarida-
dan.html. Diakses Pada 16 Juni 2015
http://organiksmakma3c13.blogspot.com/2013/03/uji-pada-karbohidrat.html.
Diakses Pada 16 Juni 2015
http://pustakapanganku.blogspot.com/2012/07/beberapa-fungsi-karbohidrat-
dalam.html. Diakses pada 20 Juni 2015