eksistensi desa pakraman dalam pengelolaan wilayah pesisir (studi di desa pakraman serangan...
TRANSCRIPT
PROPOSAL PENELITIAN
EKSISTENSI DESA PAKRAMAN
DALAM PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR
(STUDI DI DESA PAKRAMAN SERANGAN KECAMATAN
DENPASAR SELATAN KABUPATEN DENPASAR)
OLEH
IDA BAGUS SUDARMA PUTRA
IDA AYU SRIE KUSUMA WARDANI
DEWA PUTU TAGEL
JURUSAN HUKUM AGAMA
FAKULTAS DHARMA DUTA
INSTITUT HINDU DHARMA NEGERI DENPASAR
2014
1
HALAMAN PENGESAHAN
1. Judul Penelitian : Eksistensi Desa Pakraman Dalam Pengelolaan
Wilayah Pesisir (Studi di Desa Pakraman
Serangan Kecamatan Denpasar Selatan
Kabupaten Denpasar)
2. Ketua Tim Peneliti
a. Nama Lengkap : Ida Bagus Sudarma Putra, S.H.
b. Jenis Kelamin : Laki-laki
c. NIP : 19820322 200604 1 002
d. Pangkat/Gol. : III/d
e. Jabatan Fungsional : Lektor (Dosen)
f. Fakultas : Dharma Duta
g. Alamat Kantor : Jalan Ratna Nomor 51 Tatasan, Denpasar
h. Hp/E-mail : 081337228167
3. Personalia
a. Jumlah Anggota : 2 Orang
b. Jumlah Personalia : 3 Orang
4. Jangka Waktu Penelitian : 4 bulan
5. Tempat Penelitian : Desa Serangan Kecamatan Denpasar Selatan
Kabupaten Denpasar
6. Jumlah Biaya yang Diperkirakan : Rp. 136.167.000,-
Menyetujui, Denpasar, 24 April 2014
Ketua LP2M IHDN Denpasar Ketua Tim Peneliti
Dr. Made Sri Putri Purnamawati, S.Ag., MA., M.Erg. Ida Bagus Sudarma Putra, S.H.NIP. 19720101 199703 2 002 NIP. 19820322 200604 1 002
Mengetahui,Rektor IHDN Denpasar
Prof. Dr. Drs. I Nengah Duija, M.Si.NIP. 19671231 200112 1 003
2
PROPOSAL PENELITIAN
EKSISTENSI DESA PAKRAMAN DALAM PENGELOLAAN WILAYAH
PESISIR (STUDI DI DESA PAKRAMAN SERANGAN KECAMATAN
DENPASAR SELATAN KABUPATEN DENPASAR)
I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Indonesia dilihat dari geografis merupakan Negara dengan sebagian besar
wilayahnya merupakan perairan yang tergugus pulau-pulau besar dan kecil. Letak
kepulauan Indonesia sangat strategis yakni di daerah tropis yang berada diantara dua
benua (Asia dan Australia), dua samudera (Pasifik dan India), serta merupakan
pertemuan tiga lempeng besar di dunia (Eurasia, India-Australia dan Pasifik) yang
menjadikan kepulauan Indonesia dikarunia kekayaan sumber daya kelautan yang
berlimpah, baik berupa sumber daya hayati dan non hayati, maupun jasa-jasa
lingkungan.
Pengelolaan wilayah pesisir di Indonesia mendapat perhatian khusus dengan
diundangkannya Undang-undang Nomor 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan
Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil. Undang-undang ini merupakan tahap awal
pengembangan wilayah laut dan pesisir untuk kepentingan masyarakat, terutama
masyarakat pesisir untuk meningkatkan kesejahteraannya. Pada tahun 2014, Undang-
undang Nomor 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-
pulau Kecil mengalami perubahan dengan ditetapkannya Undang-undang Nomor 1
Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 27 Tahun 2007
Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil.
1
Lebih jauh memperhatikan masalah pesisir, berdasarkan pendekatan secara
ekologis, wilayah pesisir mencakup semua wilayah yang merupakan kawasan
pertemuan antara daratan dan lautan, ke arah darat meliputi bagian daratan baik
kering maupun terendam air yang masih dipengaruhi oleh proses-proses yang
berkaitan dengan laut atau sifat-sifat laut seperti pasang surut, angin laut dan
perembesan air asin. Sedangkan ke arah laut kawasan pesisir mencakup bagian laut
yang masih dipengaruhi oleh proses alami yang terjadi di darat seperti sedimentasi
dan aliran air tawar, maupun yang disebabkan karena kegiatan manusia di darat
seperti penggundulan hutan dan pencemaran.
Wilayah pesisir tersebut mempunyai nilai yang strategis karena mengandung
potensi sumber daya pesisir baik sumber daya hayati dan non hayati, serta jasa-jasa
lingkungan yang sangat rentan terhadap berbagai perubahan akibat pembangunan,
dan juga rentan terhadap bencana alam berupa gelombang pasang (tsunami), banjir,
erosi dan badai. Kekayaan sumber daya pesisir tersebut menimbulkan daya tarik bagi
berbagai pihak untuk mengeksplotasinya dan berbagai instansi berkepentingan untuk
meregulasi pemanfaatannya. Sumber daya tersebut dapat dibagi dalam empat
kategori, yaitu :
1. Sumber daya dapat pulih (renewable resources), seperti sumber daya ikan,
mangrove dan terumbu karang.
2. Sumber daya tidak dapat pulih (non renewable resources), seperti sumber daya
minieral, pasir laut dan garam.
3. Jasa lingkungan kelautan (environmental services), seperti wisata bahari,
transportasi laut dan energi kelautan seperti ocean thermal energy conversion
(OTEC).
2
4. Benda berharga tenggelam.
Wilayah pesisir terdapat berbagai ekosistem alami yang mempunyai fungsi
masing-masing yang berlainan, seperti hutan bakau, padang lamun, estuaria, delta
dan terumbu karang. Selain dimanfaatkan sebagai sumber alam pesisir, ekosistem
tersebut juga mempunyai fungsi ekologis yang penting yaitu sebagai pelindung
pantai, pengatur luapan banjir, sebagai tempat untuk mengendapnya sedimen atau
bahan pencemar dan tempat berlindung serta berkembangnya jenis-jenis biota yang
mempunyai potensi ekonomi tinggi, demikian juga berfungsi sebagai pengatur
sumber air tawar dan rembesan air laut ke arah darat.
Umumnya wilayah pesisir digunakan sebagai wadah berbagai aktivitas
manusia dengan intensitas yang tinggi, seperti untuk pemukiman, kawasan industry,
pertanian, pertambakan, pelabuhan, rekreasi dan pariwisata, pertambangan,
pembangkit tenaga listrik, dan konservasi sumber daya alam. Sedangkan pantai
digunakan untuk media pelayaran dan untuk penangkapan ikan, serta sumber daya
alam hayati lainnya. Masing-masing kegiatan tersebut belum tentu dapat saling
menguntungkan, bahkan justru dapat merugikan satu sama lain. Oleh karena itu
wilayah pesisir dapat dikatakan bahwa disamping sebagai pusat kegiatan, juga dapat
menjadi pusat konflik atau benturan antara kepentingan sektor yang satu dengan
sektor lainnya.1 Oleh karena itu perlu dipertegas dalam suatu pengaturan untuk
mengatur masalah pengelolaan wilayah pesisir dan sumber dayanya untuk
kepentingan masyarakat pesisir pada khususnya.
Desa Pakraman Serangan merupakan salah satu kesatuan masyarakat hukum
adat yang mendiami wilayah pesisir di Kota Denpasar. Wilayah pesisir tersebut pada
1 Soegiarto, Apriliani, 1988, Pemanfaatan Sumber Alam Laut Menjelang Tahun 2000 di Dalam Strategi Kelautan, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, h. 42
3
mulanya digunakan oleh masyarakat adat untuk kegiatan tani rumput laut, tempat
parkir kapal nelayan tradisional, dan tempat penyeberangan ke Pura Sakenan.
Keasrian wilayah pesisir Desa Pakraman Serangan sebelum adanya jalan darat
sebagai penghubung, kawasan ini sangat banyak menghasilkan ikan hias. Akan
tetapi, kawasan wilayah pesisir tersebut kini telah banyak mengalami perubahan
akibat adanya reklamasi. Kegiatan-kegiatan yang menggunakan wilayah pesisir pun
semakin banyak, seperti sebagai kawasan wisata dolpin, restoran apung maupun
sebagai tempat perbaikan kapal, bahkan sering digunakan sebagai tempat parkir bagi
kapal-kapal bukan nelayan. Kondisi tersebut seharusnya mampu meningkatkan
kesejahteraan masyarakat pesisir yaitu masyarakat Desa Pakraman Serangan.
Oleh karena itu, penelitian ini akan mengkaji terlebih dahulu mengenai
peranan dan kewenangan Desa Pakraman Serangan dalam pengelolaan wilayah
pesisir dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Pakraman
Serangan dengan judul “Eksistensi Desa Pakraman Dalam Pengelolaan Wilayah
Pesisir (Studi Di Desa Pakraman Serangan Kecamatan Denpasar Selatan Kabupaten
Denpasar)”.
4
I.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka untuk memperoleh
perlindungan hukum bagi Desa Pakraman Serangan dalam pengelolaan wilayah
pesisir dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah kewenangan Desa Pakraman dalam pengelolaan wilayah pesisir?
2. Bagaimanakah peranan Desa Pakraman dalam pengelolaan wilayah pesisir?
I.3. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini, antara lain :
1. Untuk mengetahui kewenangan Desa Pakraman Serangan dalam pengelolaan
wilayah pesisir di Desa Serangan Kecamatan Denpasar Selatan Kabupaten
Denpasar dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir sesuai
dengan amanat peraturan perundang-undangan terkait dengan pengelolaan
wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.
2. Untuk mengetahui peranan Desa Pakraman Serangan dalam pengelolaan
wilayah pesisir untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir sesuai
dengan amanat peraturan perundang-undangan terkait dengan pengelolaan
wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.
5
I.4. Keluaran
Keluaran yang diharapkan dari hasil penelitian ini, yaitu :
1. Diketahuinya sistem yang diterapkan oleh Desa Pakraman Serangan dalam
pengelolaan wilayah pesisir.
2. Terumuskannya pertimbangan-pertimbangan terhadap pengelolaan wilayah
pesisir oleh Desa Pakraman Serangan.
3. Terinventarisasinya usaha-usaha yang ada terkait dengan pengelolaan wilayah
dari tahun ke tahun serta perkembangannya terkait dengan kesejahteraan
masyarakat wilayah pesisir.
I.5. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini akan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak sebagai
berikut :
1. Bagi Pemerintah khususnya Pemerintah Daerah, sebagai bahan dalam
mengambil kebijakan terhadap pengelolaan wilayah pesisir khususnya wilayah
pesisir yang berada pada lingkungan Desa Pakraman Serangan dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan masyarakat wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.
2. Bagi masyarakat Desa Pakraman Serangan, sebagai bahan masukan dalam
pengelolaan wilayah pesisir agar sesuai dengan tujuan yang diharapkan dalam
peraturan perundang-undangan dalam hal meningkatkan kesejahteraan
masyarakat wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.
6
II. KAJIAN PUSTAKA
Pengelolaan wilayah pesisir merupakan proses yang menyatukan pemerintah
dan masyarakat, ilmu pengetahuan dan manajemen, kepentingan sektor dan
kepentingan public dalam menyiapkan dan melaksanakan suatu rencana untuk
perlindungan dan pembangunan ekosistem dan sumber daya pesisir.2
Secara teoritis, batasan pengertian wilayah pesisir dapat dijelaskan dengan
menggunakan tiga pendekatan, yaitu pendekatan ekologis, pendekatan perencanaan
dan pendekatan administratif.3 Ketiga pendekatan tersebut dapat diuraikan sebagai
berikut :
1. Pendekatan ekologis yaitu wilayah pesisir merupakan kawasan daratan yang
masih dipengaruhi oleh proses-proses kelautan, seperti pasang surut.
2. Pendekatan perencanaan yaitu wilayah pesisir merupakan wilayah perencanaan
pengelolaan sumber daya yang difokuskan pada penanganan suatu masalah yang
akan dikelola secara bertanggung jawab.
3. Pendekatan administrasi yaitu wilayah pesisir merupakan wilayah yang secara
administrasi pemerintahan mempunyai batas terluar sebelah hulu dari kecamatan
atau kabupaten atau kota yang mempunyai wilayah laut dan ke arah laut sejauh
12 mil dari garis pantai untuk propinsi atau sepertiganya untuk kabupaten atau
kota.
Konsep pengaturan pengelolaan wilayah pesisir di Indonesia terdapat dalam
Undang-undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan
Pulau-pulau Kecil. Pada tahun 2014 undang-undang tersebut diubah dengan Undang-
2 Budiharsono, Sugeng, 2005, Teknik Analisis Pembangunan Wilayah Pesisir dan Lautan, Pradnya Paramita, Jakarta, h. 157
3 Setyawanto, Lazarus Tri, 2005, Masalah-masalah Hukum di Wilayah Pesisir dan Laut, Syclosundip, Semarang, h. 84.
7
undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 27
Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil. Pengertian
wilayah pesisir menurut Undang-undang tersebut adalah daerah peralihan antara
ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut.
Sedangkan ruang lingkup pengaturan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil menurut
Pasal 2 Undang-undang Nomor 27 Tahun 2007 meliputi daerah peralihan antara
ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut, ke arah
laut sejauh 12 mil laut diukur dari garis pantai. Dengan demikian batasan yang
dipakai dalam undang-undang adalah secara administratif.
Perencanaan dan pengelolaan wilayah pesisir secara sektoral biasanya
berkaitan dengan pemanfaatan sumber daya atau ruang pesisir untuk memenuhi
tujuan tertentu seperti perikanan tangkap, tambak, pariwisata, pelabuhan.
Pengelolaan wilayah pesisir meliputi kegiatan-kegiatan yang diatur dalam peraturan
perundang-undangan sektoral diantaranya sektor pertanahan, pertambangan,
perindustrian dan perhubungan, perikanan, pariwisata, pertanian serta sektor
kehutanan.
Dalam pengelolaan wilayah pesisir dilakukan melalui tahap perencanaan
dengan tujuan :4
1. Menjaga fungsi dan kualitas lingkungan pesisir
2. Menjaga keanekaragaman spesies
3. Melindungi area-area yang sensitive secara ekologis
4. Mengkonservasi proses ekologis yang penting
4 Dahuri, Rokhmin dkk, 1996, Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu, Pradnya Paramita, Jakarta, h. 12.
8
5. Memelihara kualitas air melalui perwujudan konsep keterpaduan pengembangan
wilayah hulu dan hilir
6. Mengkonservasi habitat tertentu
7. Untuk kesejahteraan masyarakat di sekitar wilayah pesisir.
III. PENDEKATAN LAPANG
III.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Pakraman Serangan Kota Denpasar dengan
pertimbangan sebagai berikut :
1. Desa Pakraman Serangan merupakan wilayah pesisir dengan berbagai usaha
terkait dengan pengelolaan wilayah pesisir, seperti tani rumput laut, tempat
makan terapung dan lain-lain.
2. Wilayah pesisir Desa Pakraman Serangan banyak dimanfaatkan sebagai tempat
bersandarnya kapal baik kapal yang dimiliki oleh warga Negara Indonesia
maupun warga Negara asing.
III.2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam waktu empat bulan, yakni dari bulan Juli
sampai dengan Oktober 2014 terhitung dari saat survey pendahuluan sampai dengan
terwujudnya laporan final. Jadwal penelitian direncanakan sebagai berikut :
No. Jenis Kegiatan Tahun 2014Juli Agustus September Oktober
9
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 41 Survey Pendahuluan2 Pengumpulan Data3 Analisis Data4 Penulisan Draf Laporan
5Seminar Hasil Penelitian
6Perbaikan Laporan/ Penulisan Laporan Final
7Penggandaan/Penjilidan dan Penyerahan Laporan Akhir
III.3. Penentuan Informan Kunci
Informan kunci yang digunakan dalam penelitian ini dipilih secara sengaja.
Pemilihan informan kunci tersebut berdasarkan criteria bahwa yang bersangkutan
dipandang mampu memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan berkaitan
dengan tujuan penelitian. Informan kunci yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Bendesa Desa Pakrama Serangan Kecamatan Denpasar Selatan Kabupaten Denpasar.
III.4. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data
kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang berupa uraian atau penjelasan yang tidak
dapat dihitung dalam satuan hitung, sedangkan data kuantitatif adalah data berupa
angka yang dapat dihitung dengan satuan tertentu.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer merupakan data yang berasal dari lapangan, oleh karena itu
data primer dalam penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara dan observasi. Data
sekunder merupakan data yang berasal dari penelitian kepustakaan.
III.5. Pengumpulan Data
10
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara :
1. Wawancara mendalam dengan informan, dengan menggunakan instrument
pedoman wawancara.
2. Observasi, yaitu pengamatan langsung pada lokasi penelitian, untuk
mendapatkan gambaran yang lebih konkrit mengenai hal yang dikaji berkaitan
dengan tujuan penelitian.
3. Kepustakaan, yaitu pengumpulan data melalui kajian dokumen tertulis seperti
buku-buku yang berkaitan dengan tujuan penelitian.
III.6. Analisis Data
Data yang berhasil dikumpulkan dalam penelitian ini, akan dianalisis secara
deskriptif kualitatif.
IV. BIAYA PENELITIAN
11
Penelitian ini diperkirakan akan membutuhkan dana sebesar Rp. 50.000.000,00
(Lima puluh juta rupiah) dengan rincian sebagai berikut :
No. Jenis Biaya VolumeBiaya Satuan
(Rp)Jumlah Biaya
(Rp)1 Honorarium
1. Ketua Tim Peneliti2. Anggota Tim Peneliti3. Tenaga Administrasi4. Tenaga Lapang
1 org x 4 bulan2 org x 4 bulan1 org x 4 bulan2 org x 4 bulan
2.500.000,001.600.000,00
600.000,00800.000,00
10.000.000,0012.800.000,00
600.000,001.600.000,00
Sub Total I 25.000.000,002 Pelaksanaan Penelitian
1. Pengumpulan data sekunder2. Observasi3. Wawancara mendalam4. Analisis data5. Penyusunan draf laporan6. Seminar
a. Tim Penelitib. Peserta
7. Perbaikan Laporan final8. Penjilidan laporan akhir9. Rapat-rapat
5 OH x 105 OH x 105 OH x 153 OH x 103 OH x 1
3 OH x 115 OH x 13 OH x 150 eksp.10
400.000,00400.000,00400.000,00250.000,00
1.750.000,00
400.000,00182.500,00
1.750.000,0040.000,00
200.000,00
20.000.000,0020.000.000,0030.000.000,007.500.000,005.250.000,00
1.200.000,002.737.500,005.250.000,002.000.000,002.000.000,00
Sub Total II 95.937.500,003 Alat dan Bahan
1. Tas lapang2. Topi lapang3. Kamera4. Jas hujan5. Kertas HVS A46. Block note7. Bolpoin8. Pensil9. Karet penghapus10. Flashdisk 16 GB11. Tinta printer black12. Amplop royal13. Baterai kamera14. Peruncing pensil15. Clipboard
5 buah5 buah1 buah5 buah10 rim12 buah2 kotak2 kotak10 buah3 buah3 buah2 box1 buah6 buah3 buah
300.000,00100.000,00
8.000.000,0050.000,0031.000,0012.500,0075.000,0030.000,004.000,00
150.000,0040.000,0023.000,00
100.000,003.000,00
12.500,00
1.500.000,00500.000,00
8.000.000,00250.000,00310.000,00150.000,00150.000,0060.000,0040.000,00
450.000,00120.000,0046.000,00
100.000,0018.000,0037.500,00
Sub Total III 11.729.500,004 Biaya tidak terduga 3.500.000,00
Sub Total IV 3.500.000,00Total I + II + III + IV 136.167.000,00
V. TIM PENELITI12
Tim peneliti dalam penelitian ini sebagai berikut :
Ketua : Ida Bagus Sudarma Putra, S.H.
Anggota : Ida Ayu Sri Kusuma Wardhani, S.H., M.H.
Dewa Putu Tagel, S.H., M.H.
Petugas Administrasi : I Wayan Ragen Suprapta
Tenaga Lapang : Anggara Putu Dharma Putra
Ni Komang Sudarningsih
Denpasar, 10 April 2014
Ketua Tim Peneliti
Ida Bagus Sudarma Putra, S.H.
13
DAFTAR PUSTAKA
Budiharsono, Sugeng, 2005, Teknik Analisis Pembangunan Wilayah Pesisir dan Lautan, Pradnya Paramita, Jakarta.
Dahuri, Rokhmin dkk, 1996, Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu, Pradnya Paramita, Jakarta.
Setyawanto, Lazarus Tri, 2005, Masalah-masalah Hukum di Wilayah Pesisir dan Laut, Syclosundip, Semarang.
Soegiarto, Apriliani, 1988, Pemanfaatan Sumber Alam Laut Menjelang Tahun 2000 di Dalam Strategi Kelautan, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.
Undang-undang Nomor 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
Undang-undang Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Perubahan Undang-undang Nomor 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil.
14
TIM PENELITIEKSISTENSI DESA PAKRAMAN DALAM
PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR(STUDI DI DESA PAKRAMAN SERANGAN KECAMATAN
DENPASAR SELATAN KABUPATEN DENPASAR)Jl. Ratna No. 51 Tatasan Denpasar, Telp. (0361) 226656
Nomor :
Lamp. : 1 (Satu) Gabung
Perihal : Mohon Bantuan Dana Untuk Penelitian
Yth. : Bapak Walikota Denpasar
Cq. Bapak Wakil Walikota Denpasar
Di Denpasar
Dengan hormat, berkenaan dengan dilaksanakannya penelitian dengan judul “Eksistensi
Desa Pakraman Dalam Pengelolaan Wilayah Pesisir (Studi di Desa Pakraman Serangan
Kecamatan Denpasar Selatan Kabupaten Denpasar)”, dengan ini kami sampaikan proposal
penelitian sebagai terlampir.
Jumlah dana/biaya yang dibutuhkan untuk penelitian tersebut, sebesar Rp. 136.167.000,00
(Seratus Tiga Puluh Enam Juta Seratus Enam Puluh Tujuh Ribu Rupiah). Besar harapan
kami kiranya Bapak berkenan mempertimbangkan memberikan bantuan dana untuk
penelitian tersebut, yang akan dilaksanakan mulai bulan Juli sampai dengan bulan Oktober
2014.
Demikian permohonan kami, atas segala perhatian Bapak kami ucapkan terima kasih.
Tim Peneliti
Ketua, Sekretaris,
Ida Bagus Sudarma Putra, S.H. Ida Ayu Sri Kusuma Wardhani, S.H., M.H.
Mengetahui
Camat Denpasar Utara
I Nyoman Lodra, S.E., M.Si.
1