evaluasi kualitas integrated library information system...

26
TINJAUAN PUSTAKA Bab ini akan menguraikan tinjauan pustaka yang berkaitan dengan teori yang digunakan sebagai landasan teoritis penelitian. Tinjauan pustaka dibagi menjadi enam bagian yang terdiri dari sistem informasi, sistem informasi perpustakaan, kualitas perangkat lunak, pengujian perangkat lunak, sistem informasi perpustakaan INLIS, dan kepustakawanan. Sistem Informasi Pengertian sistem menurut Murdick (1993) adalah seperangkat elemen yang digabungkan satu dengan lainya untuk suatu tujuan bersama. Sedangkan definisi sistem menurut Jogiyanto (2000) sistem adalah kumpulan elemen-elemen yang saling berinteraksi satu sama lain untuk mencapai satu tujuan yang telah ditetapkan. Sebuah sistem terdiri dari bagian-bagian yang saling berkaitan yang beroperasi bersama untuk mencapai beberapa sasaran atau maksud dan tujuan yang sama. Kamus Webster’s Unbriged dalam Al Fatta (2007) mendefinisikan sistem sebagai elemen-elemen yang saling berhubungan membentuk satu kesatuan atau organisasi. Definisi sistem informasi menurut Mukhtar (1999), adalah suatu pengorganisasian peralatan untuk mengumpulkan, menginput, memproses, menyimpan, mengatur, mengontrol, dan melaporkan informasi untuk pencapaian tujuan perusahaan. Ciri pokok sistem menurut Gapspert dalam Al Fatta (2007) ada empat, yaitu sistem itu beroperasi dalam suatu lingkungan, terdiri atas unsur- unsur, ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau tujuan utama. Empat komponen, yakni masukan, pengolahan, keluaran dan balikan atau control ditunjukkan pada Gambar 1 di bawah. Masukan / Input Pengolahan / Processing Keluaran / Output Gambar 1 Model Sistem. (Al Fatta, 2007)

Upload: vankhanh

Post on 30-Mar-2018

223 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Evaluasi Kualitas Integrated Library Information System …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52596/BAB...6 Sementara Mc. Leod (199 6) mendefinisikan sistem sebagai sekelompok

5

TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini akan menguraikan tinjauan pustaka yang berkaitan dengan teori

yang digunakan sebagai landasan teoritis penelitian. Tinjauan pustaka dibagi

menjadi enam bagian yang terdiri dari sistem informasi, sistem informasi

perpustakaan, kualitas perangkat lunak, pengujian perangkat lunak, sistem

informasi perpustakaan INLIS, dan kepustakawanan.

Sistem Informasi

Pengertian sistem menurut Murdick (1993) adalah seperangkat elemen yang

digabungkan satu dengan lainya untuk suatu tujuan bersama. Sedangkan definisi

sistem menurut Jogiyanto (2000) sistem adalah kumpulan elemen-elemen yang

saling berinteraksi satu sama lain untuk mencapai satu tujuan yang telah

ditetapkan. Sebuah sistem terdiri dari bagian-bagian yang saling berkaitan yang

beroperasi bersama untuk mencapai beberapa sasaran atau maksud dan tujuan

yang sama.

Kamus Webster’s Unbriged dalam Al Fatta (2007) mendefinisikan sistem

sebagai elemen-elemen yang saling berhubungan membentuk satu kesatuan atau

organisasi. Definisi sistem informasi menurut Mukhtar (1999), adalah suatu

pengorganisasian peralatan untuk mengumpulkan, menginput, memproses,

menyimpan, mengatur, mengontrol, dan melaporkan informasi untuk pencapaian

tujuan perusahaan. Ciri pokok sistem menurut Gapspert dalam Al Fatta (2007) ada

empat, yaitu sistem itu beroperasi dalam suatu lingkungan, terdiri atas unsur-

unsur, ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau

tujuan utama. Empat komponen, yakni masukan, pengolahan, keluaran dan

balikan atau control ditunjukkan pada Gambar 1 di bawah.

Masukan /

Input

Pengolahan /

Processing

Keluaran /

Output

Gambar 1 Model Sistem. (Al Fatta, 2007)

Page 2: Evaluasi Kualitas Integrated Library Information System …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52596/BAB...6 Sementara Mc. Leod (199 6) mendefinisikan sistem sebagai sekelompok

6

Sementara Mc. Leod (1996) mendefinisikan sistem sebagai sekelompok

elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu

tujuan. Sumber daya mengalir dari elemen output dan untuk menjamin prosesnya

berjalan dengan baik maka dihubungkan mekanisme kontrol. Untuk lebih jelasnya

elemen sistem tersebut ditunjukkan pada Gambar 2 sebagai berikut:

Pengertian-pengertian di atas secara jelas memberikan definisi bahwa sistem

adalah suatu kumpulan atau himpunan dari unsur atau variabel-variabel yang

saling teroganisasi, saling berinteraksi dan saling bergantung sama lain. Dari

pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa sebuah sistem harus memiliki

masukan (input), proses dan keluaran (output).

Informasi menurut Davis (2002) adalah data yang telah diolah menjadi

sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil

keputusan saat ini atau mendatang. Mc Leod (1996) juga mengatakan bahwa

informasi adalah data yang telah diproses, atau data yang memiliki arti.

Informasi menurut Mc Fadden (1999) adalah data yang telah diproses

sedemikian rupa sehingga meningkatkan pengetahuan seseorang yang

menggunakannya. Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa informasi adalah

data yang masih mentah yang belum dapat berbicara banyak, sehingga perlu

diolah lebih lanjut sehingga menjadi sebuah informasi yang berguna untuk

membuat suatu keputusan atau melakukan suatu tindakan.

Data yang ditangkap dianggap sebagai input, diproses kembali melalui

model dan seterusnya membentuk suatu siklus. Menurut Burch dan Grudnitski

Input Transformasi

g

Output

Mekanisme

Kontrol

Tujuan

Gambar 2 Model Hubungan Elemen-elemen Sistem. (Mc Leod, 1996)

Page 3: Evaluasi Kualitas Integrated Library Information System …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52596/BAB...6 Sementara Mc. Leod (199 6) mendefinisikan sistem sebagai sekelompok

7

(1986), siklus ini disebut dengan Siklus Informasi (Information Cycle) atau Siklus

Pengolahan Data ( Data Processing Cycle) (Gambar 3.).

Pengertian-pengertian di atas secara jelas memberikan definisi bahwa

informasi adalah data-data suatu kumpulan atau himpunan dari unsur atau

variabel-variabel yang saling teroganisasi, saling berinteraksi dan saling

bergantung sama lain.

Sistem Informasi Manajemen (SIM) menurut definisi Kertahadi (1995)

adalah suatu alat untuk menyajikan informasi dengan cara sedemikian rupa

sehingga bermanfaat bagi penerimanya. Tujuannya adalah untuk menyajikan

informasi guna pengambilan keputusan pada perencanaan, pemrakarsaan,

pengorganisasian, pengendalian kegiatan operasi subsistem suatu perusahaan dan

menyajikan sinergi organisasi pada proses. Sistem informasi berdasarkan konsep

masukan, proses dan keluaran (input, processing, output – IPO) dapat dilihat pada

Gambar 4 berikut.

Proses

(Model)

Input

(Data)

Output

(information

)

Data

ditangkap

Penerima

Hasil

Tindakan

Keputusan

tindakan

Dasar

Data

Gambar 3 Siklus Informasi. (Burch dan Grudnitski, 1986)

Input

Data

Pengolahan /

Processing

Output

Data

Gambar 4 Konsep Sistem Informasi. (Al Fatta, 2007)

Page 4: Evaluasi Kualitas Integrated Library Information System …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52596/BAB...6 Sementara Mc. Leod (199 6) mendefinisikan sistem sebagai sekelompok

8

Leitch dan Davis (1983) mengemukakan bahwa sistem informasi adalah

suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan

pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan

strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-

laporan yang diperlukan. Sedangkan definisi sistem informasi menurut Sutabri

(2005), adalah proses komunikasi dimana informasi masukan (input) direkam,

disimpan dan diproses untuk menghasilkan informasi keluaran (output) yang

berupa keputusan tentang perencanaan, pengoperasian dan pengawasan.

Sistem informasi menurut Burch dan Grudnitski (1986) terdiri dari

komponen-komponen yang disebut dengan istilah blok bangunan, yaitu:

1. Blok masukan

Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input disini

termasuk metode-metode dan media untuk menangkap data yang akan

dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.

2. Blok model

Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematika yang

akan memanipulasi data dan data yang tersimpan di basisdata dengan cara yang

sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.

3. Blok keluaran

Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi

yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan

menajemen serta semua pemakai sistem.

4. Blok teknologi

Teknologi merupakan alat dalam sistem informasi. Teknologi digunakan

untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan data dan mengakses data,

menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian dari sistem

secara keseluruhan. Teknologi terdiri dari 3 bagian utama, yaitu teknisi (human

atau brainware), perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware).

Teknisi dapat berupa orang-orang yang mengetahui teknologi dan membuatnya

dapat beroperasi. Misalnya teknisi adalah operator komputer, pemprograman,

Page 5: Evaluasi Kualitas Integrated Library Information System …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52596/BAB...6 Sementara Mc. Leod (199 6) mendefinisikan sistem sebagai sekelompok

9

operator pengolahan kata, spesialis telekomunikasi, analisis sistem, penyimpanan

data dan lain sebagainya.

5. Blok Basisdata

Basisdata (database) merupakan kumpulan dari data yang saling

berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer

dan digunakan perangkat lunak untuk memenipulasinya. Data perlu disimpan di

dalam basisdata untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Data di dalam

basisdata perlu diorganisasikan sedemikian rupa, supaya informasi yang

dihasilkan berkualitas. Operasi data yang baik juga berguna untuk efisiensi

kapasitas penyimpananya. Basisdata diakses atau dimanipulasi dengan

menggunakan perangkat lunak paket yang disebut dengan DBMS (Database

Management Sistem).

6. Blok kendali

Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti misalnya bencana

alam, api, debu, kecurangan-kecurangan, kegagalan-kegagalan sistem itu sendiri,

kesalahan-kesalahan, ketidak efisienan, sabotase dan lain sebagainya. Beberapa

pengendalian perlu dirancangdan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal

yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-

kesalahan dapat langsung cepat diatasi

Sebagai suatu sistem, keenam blok tersebut masing-masing saling

berinteraksi satu dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai

sasaran.

Pengertian-pengertian di atas secara jelas memberikan definisi bahwa sistem

informasi secara umum adalah suatu susunan yang sistematik dan teratur dari

jaringan-jaringan aliran informasi yang saling berhubungan dalam prosedur

pengolahan data yang dikembangkan dalam organisasi dengan maksud

memberikan data kepada pengguna, baik data yang bersifat internal maupun data

yang bersifat eksternal untuk dasar pengambilan keputusan dalam rangka

mencapai suatu tujuan.

Page 6: Evaluasi Kualitas Integrated Library Information System …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52596/BAB...6 Sementara Mc. Leod (199 6) mendefinisikan sistem sebagai sekelompok

10

Sistem Informasi Perpustakaan

Sistem Informasi Perpustakaan dikembangkan dari pemikiran dasar

bagaimana melakukan otomatisasi terhadap berbagai proses bisnis dalam suatu

perpustakaan. Sistem Informasi Perpustakaan (SIPERPUS) merupakan sebuah

sistem yang terintegrasi untuk menyediakan informasi guna mendukung operasi,

manajemen, dan fungsi pengambilan keputusan dalam Perpustakaan.

Sistem Informasi Perpustakaan (SIPERPUS) merupakan perangkat lunak

yang didesain khusus untuk mempermudah pendataan koleksi perpustakaan,

katalog, data anggota/peminjam, transaksi dan sirkulasi koleksi perpustakaan.

Keseluruhannya administrasi dan operasional perpustakaan serta dapat

menghasilkan bentuk- bentuk laporan yang efektif dan berguna bagi manajemen

perpustakaan (Lutfian, 2009).

Sistem informasi perpustakaan menurut Siregar (2007) adalah suatu sistem

di dalam suatu organisasi pelayanan publik yang mempertemukan kebutuhan

pengolahan transaksi peminjaman, pengembalian dan perpanjangan buku dan

pembuatan laporan harian, bulanan ataupun tahunan guna mendukung operasi,

bersifat manajerial dan kegiatan dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar

tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.

Sistem informasi perpustakaan menurut Harmawan (2009) merupakan

sistem automasi perpustakaan. Sistem perpustakaan memiliki modul-modul yang

terintegrasi dari sistem yang satu ke sistem yang lain. Modul-modul yang dapat

terintegrasi yaitu:

1. Modul Pengadaan

Pengadaan merupakan kegiatan pokok dari perpustakaan atau pusat

dokumentasi karena kegiatan ini mengusahakan buku-buku yang dibutuhkan

bekerja secara sistematis sehingga dapat ada dalam koleksi. Modul pengadaan ini

berfungsi untuk membuat daftar usulan buku dan daftar pengadaan buku.

2. Modul Pengkatalogan

Katalog adalah daftar barang yang berada pada suatu tempat, sedangkan

katalog perpustakaan adalah daftar bahan pustaka yang ada dalam perpustakaan,

Page 7: Evaluasi Kualitas Integrated Library Information System …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52596/BAB...6 Sementara Mc. Leod (199 6) mendefinisikan sistem sebagai sekelompok

11

yang tujuannya adalah untuk memudahkan para anggota perpustakaan untuk

mengetahui koleksi perpustakaan dengan cepat. Adapun fungsi modul

pengatalogan adalah untuk mengelola data koleksi buku maupun koleksi berkala.

3. Modul keanggotaan

Keanggotaan perpustakaan sagat perlu untuk mempermudah pengguna

dalam meminjam koleksi perpustakaan. Pengurusan keanggotaan setiap

perpustakaan memiliki kebijakan sendiri. Modul keanggotaan berfungsi untuk

mengelola data anggota seperti penambahan, pengeditan dan penghapusan data

anggota.

4. Modul sirkulasi

Sirkulasi adalah proses transaksi keluar dan masuknya koleksi perpustakaan

yang melibatkan anggota perpustakaan. Pamuntjak (2000) mengemukakan:

“Peminjaman buku atau sirkulasi adalah kegiatan pengedaran koleksi

perpustakaan, baik untuk dibaca di dalam perpustakaan maupun untuk keluar

perpustakaan. Pelayanan dapat diberikan dengan sistem pelayanan terbuka dan

dengan sistem pelayanan tertutup”.

5. OPAC

Otomasi perpustakaan akan memudahkan pengguna/pustakawan dalam

menelusur informasi khususnya katalog melalui OPAC (Online Public Access

Catalog). Pengguna/ pustakawan dapat menelusur suatu judul buku secara

bersamaan. Disamping itu, mereka juga dapat menelusur buku dari berbagai

pendekatan, misalnya melalui judul, kata kunci, pengarang, kata kunci pengarang,

subyek, kata kunci subyek, dan sebagainya, sedangkan apabila menggunakan

katalog manual, pengguna/pustakawan hanya dapat akses melalui tiga pendekatan

yaitu judul, pengarang, dan subyek (Harmawan, 2009).

Sistem informasi perpustakaan digunakan untuk memudahkan para

pustakawan dalam mengorganisir dan memberikan layanan bahan pustaka yang

dimilikinya serta memudahkan pengguna untuk mencari bahan pustaka

dibutuhkan. Pembuatan sistem informasi perpustakaan sangat diperlukan pada

semua perpustakaan baik yang menggunakan pelayanan tertutup, maupun

Page 8: Evaluasi Kualitas Integrated Library Information System …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52596/BAB...6 Sementara Mc. Leod (199 6) mendefinisikan sistem sebagai sekelompok

12

pelayanan terbuka. Sekalipun dalam sistem pelayanan terbuka pengguna dapat

masuk ke ruang penyimpanan koleksi untuk mencari dan menemukan sendiri

bahan pustaka yang di butuhkan, namun keberadaan sebuah sistem informasi

perpustakaan sangat diperlukan karena pengguna perpustakaan dapat langsung

mengetahui status keberadaan bahan pustaka yang diinginkan.

Pengertian-pengertian di atas secara jelas memberikan definisi bahwa sistem

informasi perpustakaan adalah sistem yang digunakan dalam perpustakaan untuk

menjembatani proses-proses yang ada dalam perpustakaan baik itu yang bersifat

manajerial maupun operasional, serta menjembatani antara pustakawan sebagai

pengelola perpustakaan dengan pengguna. Sistem informasi perpustakaan harus

mampu menyediakan setidaknya 4 modul utama yaitu modul keanggotaan, modul

katalogisasi, modul sirkulasi dan modul OPAC.

Kualitas Perangkat Lunak

Definisi kualitas, di antaranya menurut Armand Vallin Feigenbaum dalam

Berander dkk (2005), menjelaskan bahwa kualitas ditentukan oleh pelanggan,

tidak ditentukan oleh pembuatnya, tidak oleh penjualnya, juga tidak oleh

manajemen. Kualitas didasarkan atas pengalaman nyata pelanggan dengan suatu

produk atau jasa, diukur menurut kebutuhannya, dinyatakan eksplisit atau implisit,

disadari atau hanya dirasakan, keseluruhannya subyektif.

The Institute of Electrical and Electronic Engineers (IEEE) dalam

Simarmarta (2010) mendefinisikan kualitas sebagai “the degree to which a system,

component or process meets customer or user needs or expectations”, ini

diartikan bahwa kualitas adalah tingkatan pada sistem, komponen, atau proses

yang sesuai kebutuhan atau harapan dari pelanggan atau pengguna. Menurut

definisi Steve McConnell’s dalam Simarmata (2010) kualitas perangkat lunak

dibagi dalam dua hal yaitu: kualitas internal dan kualitas eksternal. Karakteristik

kualitas eksternal merupakan bagian-bagian dari suatu produk yang berhubungan

dengan para pemakainya, sedangkan karakteristik kualitas internal tidak secara

langsung berhubungan dengan pemakai.

Page 9: Evaluasi Kualitas Integrated Library Information System …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52596/BAB...6 Sementara Mc. Leod (199 6) mendefinisikan sistem sebagai sekelompok

13

Pengertian-pengertian di atas secara jelas memberikan definisi bahwa untuk

menilai kualitas perangkat lunak dapat didasarkan pada karakteristik perangkat

lunak itu sendiri dan berdasarkan pada pemenuhan kebutuhan pengguna perangkat

lunak tersebut. Dari pemahaman tersebut maka dapat dipahami bahwa untuk

menentukan kualitas perangkat lunak haru melakukan pengujian terhadap

perangkat lunak tersebut serta melakukan pengujian terhadap penggunanya.

Definisi kualitas menurut The International Standards

Organization (ISO) mendefinisikannya sebagai: “the totality of features and

characteristics of a product or service that bear on its ability to satisfy specified

or implied needs”, yang diartikan bahwa kualitas adalah totalitas fitur-fitur dan

karakteristik-karakteristik dari produk atau layanan yang berpengaruh pada

kemampuan untuk memenuhi kebutuhan tertentu atau kebutuhan tersirat. ISO

menyoroti pada fitur-fitur dan karakteristik dari produk atau layanan dalam

kemampuannya memenuhi kebutuhan yang ditentukan. menyediakan model yang

berbasikan obyek dalam 3 konteks dasar yaitu: quality, requirements dan

characteristics.

Kualitas perangkat lunak adalah keberadaan karakteristik dari suatu produk

yang dijabarkan dalam kebutuhannya, artinya kita harus melihat terlebih dahulu

karakteristik apa yang berhubungan atau tidak dengan kebutuhan

yang diiinginkan oleh pemakai. Mengetahui karakteristik tersebut diperlukan

untuk mengurangi kontra produktif dari kualitas perangkat lunak yang dimaksud

dan relevan atau tidak perangkat lunak tersebut untuk kebutuhan suatu organisasi.

Pada Gambar 5 di bawah menunjukkan hubungan antara perangkat lunak, dimana

untuk memenuhi suatu kebutuhan diperlukan karakteristik yang sesuai.

Keberadaan hubungan antara kebutuhan dan karakteristik menjadikan

dimungkinkannya statemen yang jelas tentang kualitas suatu produk.

Page 10: Evaluasi Kualitas Integrated Library Information System …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52596/BAB...6 Sementara Mc. Leod (199 6) mendefinisikan sistem sebagai sekelompok

14

Gambar 5 Hubungan Kualitas, Perangkat Lunak dan Karakteristik.

(Simarmata, 2010)

Berander dkk (2005) selanjutnya menyebutkan terdapat beberapa model

kualitas secara terstruktur dan kuantitatif, di antaranya menurut International

Organization for Standardization (ISO) 9126 yang berisi mengenai standar

evaluasi kualitas perangkat lunak dan merupakan pengembangan dari ISO 90001.

Ada enam ukuran kualitas yang ditetapkan oleh ISO 9126, yaitu fungsionalitas,

kehandalan (reliability), kebergunaan (usability), efisiensi, portabilitas, serta

keterpeliharaan (maintainability). Penelitian ini menggunakan beberapa faktor

model kualitas ISO 9126, karena model tersebut memiliki seperangkat kriteria

yang relevan untuk menguji aplikasi INLIS. Model kualitas tersebut dapat

digambarkan secara ringkas sebagai berikut:

Gambar 6 Model Kualitas ISO 9126. (Berander dkk, 2005)

Page 11: Evaluasi Kualitas Integrated Library Information System …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52596/BAB...6 Sementara Mc. Leod (199 6) mendefinisikan sistem sebagai sekelompok

15

ISO 9126 mengidentifikasi enam karakteristik kualitas perangkat lunak

utama serta sub-karakteristiknya untuk melengkapi enam karakteristik tersebut,

yaitu:

1. Functionality: kemampuan perangkat lunak dalam memenuhi fungsi produk

perangkat lunak yang menyediakan kepuasan kebutuhan pengguna.

Fungsionalitas perangkat lunak mempunyai 5 sub-karakteristik, yaitu :

a. Suitability: Kemampuan perangkat lunak untuk menyediakan serangkaian

fungsi yang sesuai untuk tugas-tugas tertentu dan tujuan pengguna;

b. Accuracy: Kemampuan perangkat lunak dalam memberikan hasil yang

presisi dan benar sesuai dengan kebutuhan;

c. Security: Kemampuan perangkat lunak untuk mencegah akses yang tidak

diinginkan, menghadapi penyusup (hacker) maupun otorisasi dalam

modifikasi data;

d. Interoperabilitas: Kemampuan perangkat lunak untuk berinteraksi dengan

satu atau lebih sistem tertentu;

e. Compliance: Kemampuan perangkat lunak dalam memenuhi standar dan

kebutuhan sesuai peraturan yang berlaku.

2. Reliability: kemampuan perangkat lunak untuk perawatan dengan level

performansi. Reliability atau keandalan perangkat lunak mempunyai 3 sub-

karakteristik, yaitu :

a. Maturity: Kemampuan perangkat lunak untuk menghindari kegagalan

sebagai akibat dari kesalahan dalam perangkat lunak;

b. Fault tolerance: Kemampuan perangkat lunak untuk mempertahankan

kinerjanya jika terjadi kesalahan perangkat lunak;

c. Recoverability: Kemampuan perangkat lunak untuk membangun kembali

tingkat kinerja dan memulihkan data yang rusak.

3. Efficiency: kemampuan yang berhubungan dengan sumber daya fisik yang

digunakan ketika perangkat lunak dijalankan. Efesiensi perangkat lunak

memiliki 2 sub-karakteristik, yaitu :

Page 12: Evaluasi Kualitas Integrated Library Information System …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52596/BAB...6 Sementara Mc. Leod (199 6) mendefinisikan sistem sebagai sekelompok

16

a. Time behavior: Kemampuan perangkat lunak dalam memberikan respon

dan waktu pengolahan yang sesuai saat melakukan fungsinya;

b. Resource behavior: Kemampuan perangkat lunak dalam menggunakan

sumber daya yang dimilikinya ketika melakukan fungsi yang ditentukan

4. Maintainability: kemampuan yang dibutuhkan untuk membuat perubahan

perangkat lunak. Maintanability memiliki 4 sub-karakteristik, yaitu :

a. Analyzability: Kemampuan perangkat lunak dalam mendiagnosis

kekurangan atau penyebab kegagalan;

b. Changeability: Kemampuan perangkat lunak untuk dimodifikasi tertentu;

c. Stability: Kemampuan perangkat lunak untuk meminimalkan efek tak

terduga dari modifikasi perangkat lunak;

d. Testability: Kemampuan perangkat lunak untuk dimodifikasi dan

divalidasi perangkat lunak lain

5. Portability: kemampuan yang berhubungan dengan kemampuan perangkat

lunak yang dikirim ke lingkungan berbeda. Portability memiliki 4 sub-

karakteristik, yaitu :

a. Adaptability: Kemampuan perangkat lunak untuk diadaptasikan pada

lingkungan yang berbeda-beda;

b. Instalability: Kemampuan perangkat lunak untuk diinstal dalam

lingkungan yang berbeda-beda;

c. Co-existence: Kemampuan perangkat lunak untuk berdampingan dengan

perangkat lunak lainnya dalam satu lingkungan dengan berbagi sumber

daya

d. Replaceability: Kemampuan perangkat lunak untuk digunakan sebagai

sebagai pengganti perangkat lunak lainnya

6. Usability: kemampuan yang berhubungan dengan penggunaan perangkat

lunak. Usability perangkat lunak memiliki 3 sub-karakteristik, yaitu :

a. Understandibility: Kemampuan perangkat lunak dalam kemudahan untuk

dipahami;

Page 13: Evaluasi Kualitas Integrated Library Information System …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52596/BAB...6 Sementara Mc. Leod (199 6) mendefinisikan sistem sebagai sekelompok

17

b. Operabilitas: Kemampuan perangkat lunak dalam kemudahan untuk

dioperasikan;

c. Attractiveness: Kemampuan perangkat lunak dalam menarik pengguna

ISO 9126 adalah standar terhadap kualitas perangkat lunak yang diakui

secara internasional. Terpenuhinya item-item pada ISO 9126 pada sebuah

perangkat lunak tidak serta merta memberikan sertifikat ISO terhadap perangkat

lunak tersebut karena standar ISO juga harus dipenuhi dari sisi manajemen

pembuat perangkat lunak tersebut, dengan kata lain jika manajemennya tidak

memenuhi standar ISO maka hasil kerjanyapun tidak dapat diberikan sertifikat

standar ISO.

Penelitian menggunakan standar ISO 9126 sebagai pengujian terhadap

kualitas perangkat lunak INLIS. Penelitian ini hanya meneliti tiga karakteristik

yang terdapat pada ISO 9126, yaitu fungsionalitas, portabilitas dan usability.

Pengujian Perangkat Lunak

Pengujian merupakan bagian tak terpisahkan dari suatu perangkat lunak.

Proses pengujian juga mempengaruhi masa penggunaan suatu perangkat lunak.

Semakin rinci proses pengujian yang dilakukan, akan semakin lama rentang waktu

yang diperlukan antara maintenance satu dan selanjutnya.

Definisi pengujian perangkat lunak menurut Myers (2004) adalah proses

menjalankan program dengan maksud menemukan kesalahan. Sedangkan menurut

IEEE (1990) pengujian perangkat lunak adalah sebuah proses yang dijalankan

pada sebuah sistem operasi atau komponennya pada kondisi tertentu, dengan

pengamatan atau pencatatan hasil yang kemudian dievaluasi dari beberapa aspek

sistem dan komponen. Pengujian perangkat lunak ini juga merupakan proses

analisis item perangkat lunak untuk mendeteksi perbedaan antara kondisi yang

ada dengan yang diinginkan dan mengevaluasi fitur item perangkat lunak.

Pengujian perangkat lunak adalah proses untuk memberikan informasi

tentang kualitas produk yang diuji. Pengujian tidak terbatas pada proses eksekusi

sebuah program atau aplikasi dengan tujuan menemukan kesalahan namun dapat

juga untuk mengetahui sejauhmana kualitas perangkat lunak yang dibuat.

Page 14: Evaluasi Kualitas Integrated Library Information System …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52596/BAB...6 Sementara Mc. Leod (199 6) mendefinisikan sistem sebagai sekelompok

18

Dalam penelitian ini pengujian perangkat lunak digunakan untuk

menganalisa sejauhmana perangkat lunak INLIS mampu memenuhi item-item

yang menjadi penilaian ISO 9126. Sudut pandang pengujian ini dilakukan untuk

mencegah subjektivitas responden jika dilakukan analisa sistem dengan

melakukan survey terhadap pengguna INLIS.

Pengujian sistem dapat digunakan berbagai metode, diantaranya pengujian

black box dan pengujian white box. Dalam penelitian ini, pendekatan yang

digunakan dalam pengujian sistem menggunakan metode black box, metode ini

digunakan dengan asumsi tidak mengenal struktur internal dari program.

Pengujian black box berkonsentrasi untuk menemukan kondisi dimana

program tidak berjalan sesuai dengan spesifikasi (fungsional), berusaha

menemukan kesalahan fungsi yang tidak benar atau tidak ada, kesalahan interface,

kesalahan pada struktur data atau akses database, serta kesalahan perilaku atau

performa. Menurut Myers (2004) Pengujian black box testing digunakan untuk

menguji fungsi-fungsi khusus dari perangkat lunak. Kebenaran perangkat lunak

yang diuji hanya dilihat berdasarkan keluaran yang dihasilkan dari data atau

kondisi masukan yang diberikan untuk fungsi yang ada tanpa melihat bagaimana

proses untuk mendapatkan keluaran tersebut. Dari keluaran yang dihasilkan,

kemampuan program dalam memenuhi kebutuhan pemakai dapat diukur sekaligus

dapat diiketahui kesalahan-kesalahannya.

Menurut Beizer (1995) pada pengujian dengan black box testing, seorang

penguji tidak akan secara langsung berhubungan dengan control flow, data flow,

dan code program. Seorang penguji memperhatikan kesesuaian antara output dari

input yang diberikan. Untuk bisa menemukan semua kesalahan menggunakan

strategi ini, diperlukan exhaustive input testing (menggunakan segala macam

kemungkinan sebagai input). Input tidak hanya valid input, tetapi juga kombinasi

yang mungkin dimasukkan.

Sistem Informasi Perpustakaan INLIS

Sistem Informasi Perpustakaan Terpadu (INtegrated LIbrary System/INLIS),

yaitu sebuah sistem berbasis teknologi informasi yang didesain dan dikembangkan

Page 15: Evaluasi Kualitas Integrated Library Information System …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52596/BAB...6 Sementara Mc. Leod (199 6) mendefinisikan sistem sebagai sekelompok

19

untuk mendukung pelaksanaan tugas subtantif dan administratif perpustakaan,

khususnya di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Perpustakaan Nasional

sebelum mengembangkan INLIS telah menerapkan otomasi perpustakaan dengan

menggunakan Virtua yaitu aplikasi sistem informasi perpustakaan versi web dari

The Virginia Tech Library System (VTLS), sebuah perangkat lunak perpustakaan

produk Amerika Serikat untuk mendukung pekerjaan pengkatalogan dan

penelusuran informasi. Fasilitas Virtua yang dioperasikan di Perpustakaan

Nasional RI saat itu terbatas pada modul pengkatalogan (cataloging) dan OPAC

(Online Public Access Catalog). Virtua merupakan sistem perpustakaan dengan

basisdata Oracle 8i, yang sudah memenuhi standar INDOMARC (INDOnesian

format for MAchine Readable Catalog) dan MARC (Machine Readable Catalog)

pada umumnya.

Dinamika perkembangan bisnis proses perpustakaan berubah sedemikian

rupa sehingga Perpustakaan Nasional RI merasa Virtua tidak dapat lagi

mengakomodir seluruh proses bisnis yang terjadi. Perpustakaan Nasional RI juga

merasa perlu adanya suatu sistem informasi terpadu sebagai pendukung seluruh

proses manajerial dilingkungan perpustakaan.

INLIS pada awalnya dirancang dan dikembangkan khusus untuk

kepentingan pembangunan pangkalan data Katalog Induk Nasional (Union

Catalog) yang lengkap yang dapat diakses melalui internet secara cepat dan

mudah oleh pengguna perpustakaan di manapun. Penerapan teknologi informasi

perpustakaan di Indonesia yang masih sangat heterogen dan melihat bahwa INLIS

sendiri dapat digunakan untuk mendukung pelaksanaan berbagai tugas di

perpustakaan, maka INLIS dikembangkan menjadi sebuah sistem perpustakaan

yang lebih komprehensif dan terpadu.

INLIS sebagai sebuah sistem yang digunakan untuk mengelola berbagai

basisdata bibliografis dan mengorganisasikan jaringan kerja sama antar

perpustakaan, maka penerapan format standar dalam struktur data bibliografisnya

merupakan syarat mutlak. Oleh karenanya, fasilitas pengembangan basisdata

bibliografis yang disediakan dalam INLIS dikembangkan dengan mengacu kepada

INDOMARC. INDOMARC sendiri diadopsi dari USMARC (United State

Page 16: Evaluasi Kualitas Integrated Library Information System …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52596/BAB...6 Sementara Mc. Leod (199 6) mendefinisikan sistem sebagai sekelompok

20

Machine Readable Catalog) dan MARC21, standar pengkatalogan terbacakan

mesin yang digunakan dalam lingkup internasional.

Penerapan MARC akan sangat mendukung upaya Perpustakaan Nasional

dalam membangun berbagai basis data nasional (national databases) untuk

kepentingan seluruh perpustakaan yang ada di Indonesia maupun di luar negeri.

Untuk itu kajian yang berkesinambungan terhadap sistem informasi berbasis

MARC, yang perkembangannya sangat dinamis, akan sangat membantu

Perpustakaan Nasional dalam pengembangan pangkalan data berstandar dan dapat

dimanfaatkan dalam lingkup internasional.

Sistem informasi INLIS rencananya terdiri dari 5 Modul Utama, yaitu :

1. Modul Akuisisi (Acquisition)

2. Modul Pengkatalogan (Cataloging)

3. Modul Penelusuran (OPAC)

4. Modul Sirkulasi (Circulation)

5. Modul Keanggotaan (Patron)

Saat ini baru 4 modul yang telah digunakan, yaitu modul pengkatalogan,

modul penelusuran, modul sirkulasi dan modul keanggotaan. Walaupun

merupakan sistem informasi yang terintegrasi, namun modul-modul dalam

aplikasi INLIS diciptakan untuk bisa berdiri sendiri-sendiri (standalone).

Page 17: Evaluasi Kualitas Integrated Library Information System …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52596/BAB...6 Sementara Mc. Leod (199 6) mendefinisikan sistem sebagai sekelompok

21

Berikut adalah diagram flow dari aplikasi INLIS :

BUDGET

MAINT.

BOOK FUND

MAINT.

BOOK SELLER

MAINT.

PROSES

PENGADAAN

BIBLIOGRAPHY

RECORD

AUTHORITY

RECORD

ITEMS BOOKS

MAINT.

BOOKS

AVAILABILITY

STATUS

PROSES

TRANSFER

ANTAR PERPUS

PROSES

PELAYANAN

PUBLIK

BORROWERS

MAINT.

REGISTRATION

PROCESS

OPACAcquisition Modul Circulation Modul

Patron Modul

OPAC Modul

Cataloging Modul

KETERANGAN :

Gambar 7 Diagram Flow Aplikasi INLIS. (PT. Quadra Solution, 2006)

Penjelasan Diagram Flow Aplikasi INLIS:

1. Modul Pengkatalogan (Cataloging Modul)

Dalam modul pengkatalogan terdapat dua fasilitas, yaitu fasilitas

Bibliography Record (Cantuman Bibliografi) dan Fasilitas Authority Format (File

Kendali). Bibliography Record adalah fasilitas untuk memasukkan data katalog.

Authority format mempunyai fitur untuk membangun dan memelihara File

Kendali (Authority File) untuk lima jenis Tajuk (headings), mencakup :

Page 18: Evaluasi Kualitas Integrated Library Information System …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52596/BAB...6 Sementara Mc. Leod (199 6) mendefinisikan sistem sebagai sekelompok

22

a. File Kendali untuk Tajuk Pengarang (Author Headings)

b. File Kendali untuk Tajuk Subjek (Subject Headings)

c. File Kendali Tajuk Nama Badan Korporasi (Corporate Body Name

Headings)

d. File Kendali Tajuk Nama Geografis (Geographic Name Headings)

e. File Kendali Tajuk Nama Pertemuan (Meeting Name Headings).

File kendali berisi daftar tajuk yang digunakan dan tajuk yang tidak boleh

digunakan. File kendali juga harus dapat menunjukkan keterkaitan antara tajuk-

tajuk yang sejenis. Dengan mengacu kepada File Kendali, seorang pengkatalog

dapat memilih tajuk yang sesuai dan benar untuk bahan pustaka yang dibuatkan

katalognya dan dapat menunjukkan kepada pengguna tajuk-tajuk yang mungkin

dapat dijadikan sebagai alternatif dalam penelusuran. Daftar tajuk yang boleh dan

tidak boleh dipakai akan terus berkembang. Oleh karenanya, diperlukan fasilitas

yang memungkinkan pustakawan untuk memelihara file kendali (menambah,

menghapus, membuat link dalam daftar tajuk yang boleh dan tidak boleh dipakai).

Sebagaimana halnya data bibliografis, MARC juga menyediakan format standar

untuk pembuatan file kendali.

2. Modul Sarana Penelusuran atau OPAC (Online Public Catalog)

Modul Sarana Penelusuran merupakan sebuah sistem temu kembali

informasi (information retreival system), yaitu sarana bagi pengguna perpustakaan

untuk menelusur (searching) bahan pustaka yang diperlukannya dengan

melakukan kegiatan temu kembali informasi (information retreival) melalui data

bibliografis (katalog, indeks, dan sebagainya.) yang mewakili koleksi sebuah

perpustakaan. Pada umumnya, pengguna OPAC dapat dikategorikan ke dalam

kelompok: Pengguna Pemula (Novice User) dan Pengguna Ahli (Advanced User),

oleh karenanya diterapkan teknik penelusuran yang bervariasi dalam sistem dan

temu kembali informasi ini.

Penelusuran berdasarkan tajuk dapat dilakukan dengan merujuk tiga (3)

jenis Tajuk (headings) yang dijadikan dasar penelusuran, yaitu: judul, pengarang,

dan subjek. Melalui penelusuran model ini, pengguna dapat meminta sistem untuk

Page 19: Evaluasi Kualitas Integrated Library Information System …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52596/BAB...6 Sementara Mc. Leod (199 6) mendefinisikan sistem sebagai sekelompok

23

mencari informasi yang diperlukan berdasarkan Tajuk tertentu ke dalam ruas

(field) tertentu saja. Sebagai contoh, bila pengguna meminta sistem untuk

memanggil (retreive) bahan pustaka dengan subjek “Politik”, maka sistem akan

mencari ke ruas-ruas yang berisi tajuk subjek untuk memanggil dan

menampilkannya di layar dalam bentuk daftar tajuk subjek yang dijajarkan secara

alfabetis dan diawali dengan kata politik.

Di belakang setiap tajuk dilengkapi dengan jumlah bahan pustaka

menggunakan tajuk tersebut. Bila pengguna memilih salah satu tajuk, maka sistem

akan menampilkan daftar seluruh judul bahan pustaka yang mempunyai subjek

yang bersangkutan. Bila pengguna memilih salah satu judul, maka sistem akan

menampilkan entri katalog judul tersebut. Langkah yang serupa dapat dilakukan

untuk penelusuran berdasarkan Judul dan Pengarang.

Penelusuran kata kunci dapat dilakukan untuk semua ruas atau secara

spesifik ke ruas pengarang, subjek atau judul saja. Penelusuran dapat

menampilkan suatu daftar alfabetis berdasarkan kata kunci yang dicari, di mana

kata kunci yang cocok berada di paling atas dari daftar itu. Di samping itu

penelusuran dapat pula menampilkan sejumlah kata yang ditemukan secara eksak

dari kata kunci yang dimasukkan. Argumen pencarian untuk penelusuran kata

kunci, termasuk pencarian string (rangkaian kata-kata) kata kunci, adalah 26

karakter pertama.

Sistem mendukung penelusuran untuk nomor panggil dengan format

Library of Congress (LC), Dewey Decimal Classification (DDC), dan Universal

Decimal Classification (UDC). Untuk perpustakaan yang menerapkan klasifikasi

berdasarkan Dewey Decimal Classification System, misalnya Perpustakaan

Nasional RI, nomor panggil dibentuk dari {[Nomor klas] [3 huruf pertama nama

pengarang] [1 huruf pertama judul]}.

Contoh: buku berjudul “Sejarah, cita-cita dan pengaruhnya Konferensi

Asia-Afrika Bandung” karangan H. Roeslan Abdulgani, diberi nomor panggil

327.09 ABD s

Semua penelusuran menghasilkan beberapa entri yang hampir mendekati

argumen penelusuran. Bila cocok, akan tampil sebagai entri pertama pada layar

Page 20: Evaluasi Kualitas Integrated Library Information System …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52596/BAB...6 Sementara Mc. Leod (199 6) mendefinisikan sistem sebagai sekelompok

24

Nomor Panggil ini. Bila tidak ada yang cocok, beberapa entri akan mendahului

atau mengikuti argumen pencarian akan ditampilkan.

Penelusuran Bibliografis dan Nomor Kendali termasuk didalamnya nomor

ISSN (Internasional Standard Serial Number), ISBN (International Standard

Book Number), LCCN, OCLC, Bib-ID (Nomor Bibliografi), Auth-ID (Nomor

Kendali), dan Item-ID (Nomor Koleksi).

Teknik temu kembali Boolean juga diterapkan pada INLIS yang merupakan

teknik perluasan atau penyempitan relasi antar kata kunci dengan menggunakan

operator “dan” (and), "bukan” (not), serta “atau” (or). Penelusuran Boolean

memungkinkan pengguna untuk meminta sistem agar mengkombinasikan lebih

dari satu kata kunci atau model penelusuran untuk mendapatkan hasil retreival

yang lebih luas atau lebih spesifik.

3. Modul Sirkulasi (Circulation Modul)

Dalam modul ini meliputi fungsi-fungsi :

a. Pelaporan statistik keanggotaan, misalnya: jumlah transaksi pendaftaran

dan perpanjangan keanggotaan per tahun; Frekuensi keaktifan anggota;

statistik anggota berdasarkan jenis keanggotaan, gender, wilayah domisili,

dan sebagainya.

b. Pemeliharaan data aset koleksi, misalnya: Koleksi apa saja yang dipunyai,

tahun terbit, jumlah eksemplar yang dipunyai, kondisi fisik koleksi, lokasi

penyimpanan, dan lain-lain.

c. Status keberadaan koleksi, misalnya: Jumlah koleksi, jumlah yang

dipinjam berapa, jumlah yang ada di perpustakaan, status tanggal

pengembalian, dan lain-lain.

d. Transaksi peminjaman, pengembalian, perpanjangan pinjaman oleh

anggota.

e. Proses peminjaman oleh perpustakaan lainnya (interlibrary loan)

f. Pencatatan denda keterlambatan pengembalian

Page 21: Evaluasi Kualitas Integrated Library Information System …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52596/BAB...6 Sementara Mc. Leod (199 6) mendefinisikan sistem sebagai sekelompok

25

g. Mencatat anggota yang terlambat mengembalikan, alasan keterlambatan,

jumlah denda yang dikenakan disesuaikan dengan jenis koleksi yang

dipinjam.

h. Pencatatan status kondisi fisik saat dikembalikan.

i. Pelaporan statistik sirkulasi, misalnya: jumlah transaksi peminjaman per

tahun, frekuensi keterpakaian setiap bahan pustaka, subjek yang paling

banyak diminati; keterpakaian per judul, dan sebagainya.

4. Modul Keanggotaan (Patron Modul)

Dalam modul keanggotaan ini terdapat fungsi-fungsi :

a. Penyediaan fasilitas pembangunan basisdata Anggota Perpustakaan, yang

memuat informasi tentang Nama, alamat, pekerjaan, status, nomor telpon,

dan lain-lain.

b. Administrasi Keanggotaan

c. Mencatat transaksi pendaftaran, tanggal awal masuk menjadi anggota,

masa akhir berlakunya keanggotaan, perpanjangan masa keanggotaan, dan

sebagainya.

d. Jenis Keanggotaan

e. Mencatat jenis anggota (Umum, Mahasiswa, Perusahaan) berikut fasilitas

yang bisa digunakan dan pembatasan yang diterapkan untuk masing-

masing jenis anggota.

f. Profil Keanggotaan

g. Mencatat keaktifan anggota, mencatat prilaku anggota dalam

menggunakan fasilitas perpustakaan, misalnya: berapa kali terlambat

dalam mengembalikan buku, pelanggaran-pelanggaran yang pernah

dilakukan, dan sebagainya.

Modul yang menjadi fokus utama dalam penelitian ini adalah modul

Pengkatalogan (Cataloging Modul), karena pada modul inilah pustakawan

berinteraksi secara intens dengan aplikasi INLIS. Dalam modul ini pustakawan

Page 22: Evaluasi Kualitas Integrated Library Information System …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52596/BAB...6 Sementara Mc. Leod (199 6) mendefinisikan sistem sebagai sekelompok

26

adalah sebagai pengguna akhir (end-user) yang dalam pekerjaan sehari-harinya

sangat bergantung kepada aplikasi INLIS.

Kepustakawanan

Kepustakawanan menurut Perpustakaan Nasional RI dalam Petunjuk Teknis

Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya adalah kegiatan utama

dalam lingkungan unit perpustakaan, dokumentasi dan informasi (perpusdokinfo)

yang meliputi kegiatan pengadaan, pengolahan dan pengelolaan bahan

pustaka/sumber informasi, pendayagunaan dan pemasyarakatan informasi, baik

dalam bentuk karya cetak, karya rekam maupun multi media, serta kegiatan

pengkajian atau kegiatan lain untuk pengembangan perpusdokinfo, termasuk

pengembangan profesi. Kepustakawanan tidak dapat dipisahkan dari perpustakaan

sebagai tempat bernaung dan pustakawan sebagai profesi yang melaksanakan

tugas kepustakawanan.

Tugas kepustakawanan sangat beragam dan yang paling utama adalah

bagaimana mengadakan, mengolah, mengelola dan mendayagunakan informasi

sehingga dapat bermanfaat. Informasi itu sendiri mempunyai bentuk yang sangat

beragam, baik itu berbentuk buku, majalah, jurnal, audio-visual dan lain

sebagainya sehingga perlu untuk di klasifikasi untuk dapat ditemukan kembali

oleh pengguna.

Tugas klasifikasi menurut Sulistyo Basuki (1991) adalah proses

pengelompokan, artinya mengumpulkan benda/entitas yang sama serta

memisahkan benda/entitas yang tidak sama. Secara umum dapat dikatakan bahwa

batasan klasifikasi adalah usaha menata alam pengetahuan ke dalam tata urutan

sistematis. Hamakonda dan Tairas (1995) mengatakan bahwa klasifikasi adalah

pengelompokan yang sistematis daripada sejumlah obyek, gagasan, buku atau

benda-benda lain ke dalam kelas atau golongan tertentu berdasarkan ciri-ciri yang

sama.

Klasifikasi bahan pustaka adalah proses awal dalam pengolahan bahan

pustaka yang dimiliki untuk membantu pemakai perpustakaan dalam melakukan

Page 23: Evaluasi Kualitas Integrated Library Information System …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52596/BAB...6 Sementara Mc. Leod (199 6) mendefinisikan sistem sebagai sekelompok

27

penelusuran bahan pustaka yang dibutuhkan secara mudah dan cepat, diperlukan

suatu sistem klasifikasi. Sistem klasifikasi dalam dunia perpustakaan adalah :

1. Klasifikasi Artifisial

Sistem ini adalah mengelompokan bahan pustaka berdasarkan ciri atau sifat-

sifat lainnya, misal pengelompokan menurut pengarang, atau berdasarkan ciri

fisiknya, misalnya ukuran, warna sampul, dan sebagainya.

2. Klasifikasi Utility

Pengelompokan bahan pustaka dibedakan berdasarkan kegunaan dan

jenisnya. Misal, buku bacaan anak dibedakan dengan bacaan dewasa. Buku

pegangan siswa di sekolah dibedakan dengan buku pegangan guru. Buku koleksi

referens dibedakan dengan koleksi sirkulasi (berdasar kegunaannya).

3. Klasifikasi fundamental

Pengelompokan bahan pustaka berdasarkan ciri subyek atau isi pokok

persoalan yang dibahas dalam suatu buku. Pengelompokan bahan pustaka

berdasarkan sistem ini mempunyai beberapa keuntungan, diantaranya:

a. Bahan pustaka yang subyeknya sama atau hampir sama, letaknya

berdekatan.

b. Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menilai koleksi yang

dimiliki dengan melihat subyek mana yang lemah dan mana yang kuat.

c. Memudahkan pemakai dalam menelusur informasi menurut subyeknya.

d. Memudahkan pembuatan bibliografi menurut pokok masalah.

e. Untuk membantu penyiangan atau weeding koleksi.

Klasifikasi fundamental banyak digunakan oleh perpustakaan besar maupun

kecil. Dalam sistem tersebut buku dikelompokan berdasarkan subyek, sehingga

memudahkan pemakai dalam menelusur suatu informasi. Yang termasuk

klasifikasi fundamental adalah :

Page 24: Evaluasi Kualitas Integrated Library Information System …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52596/BAB...6 Sementara Mc. Leod (199 6) mendefinisikan sistem sebagai sekelompok

28

1. Klasifikasi DDC (Dewey Decimal Classification).

DDC merupakan sistem klasifikasi yang populer dan paling banyak

pemakainya. Klasifikasi ini dalam pengembangannya menggunakan sistem

desimal dengan angka arab sebagai simbol notasinya.

2. Klasifikasi UDC (Universal Decimal Classification).

UDC sebenarnya merupakan perluasan dari klasifikasi DDC. Pertama kali

diterbitkan pada 1905 dengan nama Classification Decimal yang dikembangkan

oleh FID (Federation International Documentation). UDC pembentukan

notasinya menggunakan satu angka atau lebih. Klasifikasi ini mempunyai Tabel

tambahan yang berfungsi untuk menyatakan adanya hubungan antar subyek satu

dengan lainnya atau dengan aspek-aspek tertentu yang ada dalam pokok

persoalan.

3. Klasifikasi LC (Library of Congress Classification)

Klasifikasi ini mulai dikembangkan pada 1899 dan diterbitkan pertama kali

pada 1901. Klasifikasi ini disusun dengan menggunakan huruf dan angka sebagai

simbol atas dasar urutan abjad.

Usai proses klasifikasi hal kedua yang paling utama dalam tugas

kepustakawanan adalah katalogisasi yaitu proses pembuatan katalog dimana

dalam katalog dicantumkan data penting yang terkandung dalam bahan pustaka,

baik ciri fisik maupun isi intelektual, seperti nama pengarang, judul buku, penerbit

dan subyek. Jadi katalogisasi adalah proses pengambilan keputusan yang

menuntut kemampuan mengintepretasikan dan menerapkan berbagai standar

sehingga hal-hal penting dari bahan pustaka terekam menjadi katalog.

Tujuan katalogisasi adalah merupakan sarana yang efisien membantu

pengguna perpustakaan dalam memperoleh dokumen. Menurut Cutter dalam

Hamakonda dan Tairas (1995) tujuan katalog adalah sebagai berikut:

1. Memungkin seseorang mememukan sebuah buku yang diketahui berdasarkan

pengarang, judul atau subyek.

2. Menunjukan buku yang dimiliki perpustakaan berdasarkan pengarang

tertentu, berdasarkan subyek tertentu, atau dalam jenis literatur tertentu.

Page 25: Evaluasi Kualitas Integrated Library Information System …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52596/BAB...6 Sementara Mc. Leod (199 6) mendefinisikan sistem sebagai sekelompok

29

3. Membantu dalam pemilihan buku berdasarkan edisinya atau berdasarkan

karakternya.

Menurut bentuknya (fisik katalog) antara lain :

1. Book catalogue atau printed book adalah bentuk katalog paling tua yang

dulunya digunakan di Perpustakaan Amerika. Ciri katalog ini adalah mahal

pembuatannya dan tidak fleksibel terhadap perubahan koleksi perpustakaan

Disamping itu perpustakaan harus menyediakan beberapa eksemplar untuk

memenuhi kebutuhan pengguna.

2. Sheaf Catalogue, jenis ini terbuat dari kertas karton berukuran 10 X 20 cm,

yang kemudian dijilid/dibendel dimana seetiap jilid berisi 50 kartu. Jenis ini

kurang berkembang karena tidak fleksibel terhadan perubahan koleksi

perpustakaan.

3. Microform catalogue (COM = Computer Output Microform), jenis katalog ini

menjadi populer dengan adanya perkembangan komputer. Microform atau

microfiche adalah hasil dari COM tersebut secara periodik perlu diperbaharui

sebelum edisi terbaru dibuat. COM catalogue tidak fleksibel terhadap koleksi

perpustakaan seperti jenis katalog sebelumnya, jenis katalog ini harus dibuat

banyak.

4. Card Catalogue (katalog kartu), jenis katalog ini yang paling umum di

perpustakaan seluruh dunia, sebelum peran komputer menggantikannya.

Setiap entri dituangkan dalam kartu standar berukuran 7.5 X 12,5 cm.

Kumpulan entri ini kemudian disusun secara sistematis berdasarkan

pengarang, subyek, judul dan call number ke dalam almari katalog. Katalog

kartu sangat fleksibel terhadap perubahan koleksi perpustakaan, karena jenis

katalog ini akan dengan mudah diadakan penambahan dan

pengurangan/penyusutan atau perubahan terhadap entrinya bisa dilakukan

pada kartu itu sendiri, dan kemudian di-file kembali.

5. OPAC (Online Public Catalogue)

Dalam perkembangan perpustakaan akhir-akhir ini banyak perpustakaan

memanfaatkan kecanggihan komputer. Koleksi perpustakaan terekam dan

Page 26: Evaluasi Kualitas Integrated Library Information System …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52596/BAB...6 Sementara Mc. Leod (199 6) mendefinisikan sistem sebagai sekelompok

30

tersimpan dalam sebuah database, dimana pemustaka bisa akses melalui

komputer yang disediakan. Database dapat diakses baik lokal, regional maupun

internasional. Bentuk katalog ini yang paling fleksibel dan paling modern :

penambahan, penyusutan atau perubahan terhadap entri bahan pustaka dapat

dilakukan setiap saat dan sangat cepat. Sehingga hasilnya akan segera diketahui,

yang paling menguntungkan bagi pemustaka, karena mereka bisa mengakses

dengan menggunakan access point yang divariasikan.

Beberapa keunggulan OPAC antara lain : Filing tidak diperlukan lagi.

Database dapat di update secara online atau remote, tersedianya menu help dan

cross reference : dapat diproduksi dalam bentuk katalog lain, misalnya CD-ROM

(Compact Disk Read Only Memory), dapat dihubungkan dengan database lain,

perubahan secara global dapat dilakukan, namun demikian, beberapa

kelemahannya seperti, lebih sensitif terhadap “spelling” karena setiap kesalahan

eja akan muncul hasil yang tidak diinginkan, atau pengguna akan menjadi

bingung dengan munculnya terlalu banyak bibliografi; perlu adanya training bagi

pemustaka; dan tidak akan berfungsi jika listrik padam.