fakultas kedokteran gigi universitas...
TRANSCRIPT
1
Pilar/CommonGoals :MeningkatkanAksesibilitas danKualitasLayananKesehatan
.
USULAN
PROGRAM ACADEMIC LEADERSHIPS GRANT (PROGRAM1-1-6)
JUDUL PENELITIAN: Epidemiologi dan Analisis Molekuler Dalam Rangka Preventif
danTatalaksana Penderita Kelainan Celah Bibir Dan Langit-Langit
Subjudul:
A. Pola penurunan Polimorphisme gen TGFα, TGFβ3, MSX1, IRF6, dan BMP4 pada populasi penderita kelainan CB/L NS dengan riwayat keluarga.
B. Identifikasi Faktor Risiko Non-Genetik Kejadian Bayi Lahir dengan Celah Bibir dan Langit-langit Pada Wanita Hamil Imunokompromais
C. EffekProtaksiMaksiladalamArahAnteroposteriordanPergerakanGigi ImpaksipadaPasienCelahBibirdanLangit-LangitdalamMasaTumbuhKembangBerdasarkanIndikatorSefalometridanBeberapaMarker BiologisSeluler
D. Analisiskadarsitokinproinflamasi IL1β, IL-6, TNF-α dan PGE-2 padaibuhamildenganresikomelahirkanbayicelahbibirdanlangit .
TIM PENGUSUL : Prof. Dr. Eky S. SoeriaSoemantri, drg., Sp. Ort (K)
Dr. Ani Melani Maskoen,drg.,MKes Dr. Endah Mardiati, MS, drg., Sp. Ort (K)
Dr. Irna Sufiawati, drg, Sp.PM Dr. Ira Komaradrg., Sp. Perio (K)
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS PADJADJARAN
2015
!
2
HALAMAN PENGESAHAN
PROGRAM ACADEMIC LEADERSHIPS GRANT (PROGRAM 1-1-6)
Judul : Epidemiologi dan Analisis Molekuler dalam rangka preventif dan tatalaksana penderita Kelainan Celah Bibir dan Langit-‐Langit
Pilar/Common Goals : Meningkatkan Aksesibilitas dan Kualitas Layanan Kesehatan/Pemberantasan penyakit menular dan penyakit tidak menular serta peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat
Peneliti /Pelaksana
NamaLengkap : Prof. Dr. Eky S. SoeriaSoemantri, drg., Sp. Ort (K) NIDN/NIP : 0018074902/19490718197802 1001 JabatanFungsional : Guru Besar Departemen : Ortodontik Fakultas : Kedokteran Gigi Nomor HP : 08122325999 AlamatSurel (email) : [email protected] ; [email protected]
Anggota (1)
NamaLengkap : Dr. AniMelani Maskoen,drg.,MKes NIDN /NIP : 0017035382/195303171982032001 Departemen : Oral Biologi/Biokimia Fakultas : Kedokteran Gigi
Anggota (2)
NamaLengkap : Dr. EndahMardiati, MS, drg., Sp. Ort (K) NIDN/NIP : 0003065903/19680812 199802 2001 Departemen : Ortodontik Fakultas : Kedokteran Gigi
Anggota (3)
NamaLengkap : Dr. Irna Sufiawati, drg, Sp.PM NIDN/NIP : 0012086802/195911171989021001 Departemen : DepartemenPenyakitMulut Fakultas : Kedokteran Gigi
Anggota (4) NamaLengkap : Dr. Ira Komaradrg., Sp. Perio (K) NIDN/NIP : 0017115903/195911171989021001 Departemen : Periodontik Fakultas : Kedokteran Gigi
3
4
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR GAMBAR v
Ringkasan vi
Bab I Pendahuluan 1
Latar Belakang Penelitian 1
Tujuan Penelitian 4
Manfaat Penelitian 5
Target luaran Penelitian 5
Bab2 TinjauanPustaka 6
Gambaran Klinis dan Epidemiologi Celah Bibir
dan Langit-langit
6
Patogenesis Celah Bibir dan Langit-langit 7
Etiologi Celah Bibir dan Langit-langit 7
Tatalaksana Celah Bibir dan Langit-langit 8
Bab3 Metodepenelitian 13
PopulasidanSampelpenelitian 13
MetodePenelitian 14
Bab 4 Biaya dan jadwal pelaksanaan
15
JadwalPenelitian 15
Lampiran 1. Format Justifikasi Anggaran 18
Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas
20
DaftarPustaka 21
Lampiran 3. BiodataKetuadanAnggota Tim Peneliti
25
Lampiran 4 Suratpernyataanketuapeneliti
47
5
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Berbagai tipe anomali celah bibir dan/atau
langit-langit 6
Gambar2. A. Keadaan segmen rahang atas saat lahir pada penderita celah bibir, alveolus dan langit-langit tidak lengkap. B. keadaan segmen rahang atas setelah dilakukan pembedahan. C. titik-titik adalah gambaran alat ortopedik yang dibuat untuk memperbaiki segmen rahang atas. D. hasil perbaikan segmen rahang atas
11
Gambar3. Salah satukasus yang dirawat dengan facial
mask 12
6
RINGKASAN
Celah bibir dengan atau tanpa celah langit-langit (CB/L) merupakan deformitas
kraniofasial yang memberikan pengaruh besar terhadap penderitanya karena akan
menimbulkan masalah psikologis, gangguan makan, gangguan bicara, serta gangguan
pertumbuhan gigi. CB/L merupakan suatu kasus kompleks yang disebabkan oleh adanya
interaksi antara faktor genetik yang multiple dan berbagai faktor non-genetik (lingkungan).
Beberapa gen dipertimbangkan sebagai gen kandidat yang terkait dengan kejadian CB/L
yaitu antara lain gen transforming growth faktor beta 3 (TGFβ3) dan gen muscle segment
homeobox1 (MSX1), Methylene Tetra Hydro FolateReductase (MTHFR) dan beberapa gen
telah terditeksi dengan metoda Genome-wide Association Study(GWAS) adalah gen IRF6,
ABCA4, dan MAFB (Beaty, dkk., 2010).. Faktor non-genetik yang berperan sebagai penyebab
terjadinya CB/L antara lain defisiensi nutrisi (asamfolat, Vitamin B6, dan Zinc serum), virus
rubella, infeksi penyakit menular, gangguan endokrin. Perawatan penderita CB/L harus
dilakukan secara paripurna yang terdiri dari berbagai disiplin ilmu kedokteran, kedokteran
gigi dan profesi penunjang lainnya. Perawatan ortodonti merupakan salah satu bagian
perawatan yang terpenting dari perawatan CB/L. Pendertia CB/L seringkali mengalami
gangguan tumbuh kembang pada rahang atas. Pada masa lalu perawatan otodonti berupa
penarikan gigi pada daerah celah dilakukan setelah dilakukan bone graft, tetapi hasil
penelitian menunjukkan bahwa penarikan gigi di daerah celah akan menghasilkan penulangan
dan dapat memperkecil lebar celah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui epidemiologi dan melakukan analisis
molekuler terhadap faktor genetik serta pola penurunan beberapa polimorfisme gen dengan
cara menditeksinya pada anggota keluarga penderita dengan riwayat keluarga (diteksi
polimome gen MSX1, TGFalpha, TGFβ3, BMP4, dan IRF6) dan juga faktor non-genetik
yaitu defisiensi nutrisi (asamfolat, Vitamin B6, dan Zinc serum), IgG dan IgM Rubella pada
pasien HIV dan Diabetes Mellitus) sebagai faktor etiologi CB/L, serta penelitian terhadap
tatalaksana CB/L untuk menganalisis efek protaksi maksila dalam arah antero-posterior,
pergerakan gigi impaksi di daerah celah langit-langit, serta efek jaringan pendukung gigi
pada anak dalam masa tumbuh kembang.
Penelitian ini merupakan penelitian observasional (epidemiologi molekuler) dengan
metode cross sectional dengan rancangan penelitian kasus control dan penelitian
observasional restrospective comparative yang bersifat analitik dengan metode cross
sectional. Penelitian akan dilakukan dalam jangka waktu 4 tahun di beberapa lokasi yaitu di
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Rumahsakit Gigi dan Mulut/Yayasan Pembina Penderita
7
Celah Bibir dan celah Langit-langit Bandung, serta di Laboratorium Genetika Molekuler
Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran.
8
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN
Celah oral-fasial, khususnya celah bibir dengan atau tanpa celah langit-langit (CB/L),
merupakan deformitas kraniofasial yang paling sering terjadi yang mengenai 1 dari 700
sampai 1000 kelahiran hidup di seluruh dunia.1 CB/L dapat merupakan salah satu sindrom
dari suatu malformasi atau disebut CB/L sindromik, atau dapat juga merupakan malformasi
tersendiri yang disebut CB/L NS, dan sekitar 70% CB/L adalah non sindromik (NS).Celah
langit-langit (CL) adalah kelainan langit-langit yang dapat hanya terbatas pada uvula saja,
atau meluas sampai langit-langit lunak dan keras. Celah bibir (CB) melibatkan bibir atas dan
atau tanpa meluas ke hidung dan langit-langit.2,3
Prevalensi CB/L bervariasi bergantung kepada jenis ras dan latar belakang etnik, letak
geografis dan status sosioekonomi.1,4Prevalensi kelahiran bayi dengan kelainan CB/L NS di
Indonesia cukup tinggi yaitu sekitar 1,7/1000 kelahiran hidup3, dan di RSHS Bandung
berdasarkan penelitian terdahulu insidensinya sekitar 1,47/1000 kelahiran hidup.5Anomali
bibir dan rongga mulut memberikan pengaruh besar pada penampilan wajah (masalah
psikologis), menyebabkan gangguan makan, serta gangguan bicara. Penderita CB/L juga
akan mengalami gangguan pertumbuhan gigi, seperti terlambatnya erupsi gigi, dan
kehilangan gigi sebelum erupsi.6
CB/L NS merupakan suatu kasus yang kompleks yang ditentukan oleh adanya
interaksi antara faktor genetik yang multiple dan berbagai faktor lingkungan.1,7 Sebanyak
20% dari penderita CB/L pada polulasi yang berbeda mempunyai riwayat keluarga dengan
CB/L, hal ini mengindikasikan bahwa faktor genetik memegang peranan penting dalam
etiologi kelainan ini.7,15 Faktor lingkungan yang berperan sebagai penyebab CB/L NS
diantaranya adalah penyakit infeksi pada awal kehamilan, seperti infeksi virus dan
mikroorganisme lain, atau keterpaparan dengan obat yang berpotensi mutagenik dan
teratogenik.2,8 Pengaruh dari faktor-faktor lingkungan dan interaksinya dengan berbagai gen
yang terlibat pada embriogenesis juga memegang peranan penting dalam perkembangan
CB/L.7,16
Sampai saat ini, gen yang berperan pada kejadian CB/L NS masih dalam perdebatan.
Beberapa gen dipertimbangkan sebagai gen kandidat yang terkait dengan kejadian CB/L.
Gen-gen tersebut diantaranya adalah gen transforming growth faktor beta 3 (TGFβ3), gen
orofacial cleft (OFC1), gen transforming growth faktor α (TGFα), gen methylene
tetrahydrofolate reductase (MTHFR), gen muscle segment homeobox 1 (MSX1), gen retinoic
9
acid receptor alpha (RARA), gen orofacial cleft 2 (OFC2) dan gen orofacial cleft 3 (OFC3). 4,16,17Beberapa gen juga telah diteliti dengan metode dan beberapa gen telah terditeksi dengan
metoda Genome-wide Association Study(GWAS) adalah gen IRF6, ABCA4, dan MAFB
(Beaty, dkk., 2010)
Beberapa penelitian genetik pada kelainan CB/L NS populasi Sunda (Bandung) telah
diidentifikasi beberapa gen yang berperan, yaitu regio 3’UTR gen TGFα berperan pada
terjadinya kelainan CB/L NS (Maskoen,AM, 2005). Demikian juga polimorfisme pada gen
MTHFR alel 677T merupakan faktor risiko CB/L NS. Juga telah dilakukan penelitian deteksi
polimorfisme tertentu pada beberapa gen seperti gen RARA, BMP4-1, dengan hasilnya bukan
merupakan faktor risiko pada kejadian CBL NS, meskipun demikian perlu dilakukan
polimorfisme lain pada gen terbut yang jelas terlibat pada proses penutupan celah bibir dan
langit-langit.
Dalam studi tentang populasi Korea, Kim melaporkan bahwa alel G di SfaN1
polimorfisme dari TGFB3 dikaitkan dengan peningkatan risiko bibir sumbing nonsindromik
dengan atau tanpa celah langit-langit. Pada penelitian Populasi di Jepang, dilakukan
pengambilan sampel darah dari 20 keluarga dengan bibir sumbing nonsindromik dengan atau
tanpa langit-langit, analisis dengan menggunakanTGFB3 penanda polimorfik. Berdasarkan
hasil penelitian tersebut, para peneliti menyimpulkan bahwa baik TGFB3 gen itu sendiri atau
sekuens DNA yang berdekatan dapat berkontribusi bagi perkembangan celah bibir dan langit-
langit.
Belum diketahuinya gen yang dominan dalam patogenesis CB/L NS dapat saja terjadi
karena keterlibatan beberapa gen secara bersamaan atau interaksi antar gen. Salah satu
penelitian yang telah dilakukan antar gen yang terlibat pada kelainan CB/L NS adalah
terdapat bukti adanya asosiasi gen MSX1 dan gen TGFβ3 pada kelainan CB/L NS.
Faktor non-genetik yang berperan sebagai penyebab terjadinya celah bibir yaitu
defisiensi nutrisi (asam folat), zat kimia/obat-obatan, virus rubella, radiasi, infeksi penyakit
menular, gangguan endokrin, merokok dan alkohol, serta trauma (trauma mental dan trauma
fisik) (Wong & Haqq, 2004)
Penelitian terdahulu melaporkan adanya kejadian bayi lahir dengan celah langi-langit
yang dilahirkan oleh wanita imunokompromais. Diabetes Mellitus dan Hipertensi dilaporkan
berperan terhadap kelainan celah bibir dan langit-langit(Spilson et al., 2001). Kejadian bayi
lahir dengan celah langi-langit yang dilahirkan oleh wanita HIV-positif juga telah dilaporkan
(James et al, 2014). Penyebab celah langit-langit yangterjadipada bayi baru lahir tersebut
tidak diketahui dengan pasti, tetapi diduga karena berbagai faktor.Zat kimia atau obat -obatan
10
lain yang bersifat teratogenik seperti antiretrovirus (ARV), insulin, alkohol, kaffein, steroid,
dan lain-lain yang dikonsumsi pada masa kehamilan trimester pertama dapat meyebabkan
terjadinya celah bibir/langit-langit. Obat antiretrovirus (ARV) yang dikonsumsi ibu hamil
diduga dapat meningkatkan risiko kelahiran dini, bayi lahir dengan berat badan rendah,
sampai mengakibatkan anak cacat lahir. Salah satu obat antiretrovirus yaitu Efavirenz (EFV)
telah terbukti efektif untuk terapi infeksi HIV, namun mempunyai efek samping teratogenik
tinggi. Beberapa kasus cacat lahir pada bayi baru lahir dari wanita yang mendapat terapi EFV
pada trimester pertama kehamilan telah dilaporkan. (Ford et al., 2011; Cartsos et al., 2012;
Vrouenraets et al., 2007).
Defisiensi nutrisi yang kurang pada masa kehamilan juga merupakan satu hal
penyebab terjadinya celah bibir/langit-langit, khususnya defisiensi asam folat dan vitamin B6.
Absorpsi yang buruk, kurangnya asupan, dan kebutuhan nutrisi yang meningkat berkontribusi
terhadap terjadinya defisiensi nutrisi pada wanita hamil imunokompromais. Kekurangan
mikronutrien dapat terjadi di awal perjalanan infeksi HIV, terutama pada wanita hamil (Friis
et al., 2002). Oleh karena itu defisiensi nutrisi pada wanita hamil HIV-positif dapat
meningkatkan risiko terjadinya celah bibir/langit-langit pada bayi yang dilahirkannya.
Penderita diabetes mengalami gangguan metabolisme glukosa yang mungkin terkait dengan
peningkatan risiko untuk celah di daerah orofacial (Moore et al, 2000;. Aberg et al., 2001;
Spilson et al., 2001).
Wanita hamil dilaporkan menghadapi berbagai stressor psikososial dan mengalami
tekanan psikologis yang signifikan, termasuk wanita HIV-positif (Jones, 2008) dan wanita
dengan Diabetes Mellitus(Lydon, 2012). Stress psikologis yang timbul dapat menyebabkan
stimulasi fungsi korteks adrenal untuk mensekresi hidrokortison sehingga akan meningkat di
dalam darah dan dapat berakibat menganggu pertumbuhan. Faktor risiko lain yang dapat
menyebabkan kelainan celah bibir pada bayi baru lahir adalah kebiasaan buruk seperti
merokok dan alkohol (Lorente, 2000). Faktor ini mempertinggi insiden terjadinya celah
mulut. Selain itu, wanita hamil berisiko terinfeksi virus Rubella. Infeksi virus rubella diduga
juga dapat menyebabkan cacat pada bayi baru lahir (Cheng, 2003).
Perawatan pada penderita celah bibir dan langit-langit harus dilakukan secara
paripurna (team approach) yaitu terdiri dari petugas perawatan medis dan non-medis, dari
berbagai disiplin ilmu kedokteran, kedokteran gigi dan profesi penunjang lainnya yang telah
mendapat pendidikan, latihan atau pun pengalaman di bidang perawatan penderita celah
bibir dan celah langit-langit. Petugas perawatan medis terdiri dari berbagai keahlian yang erat
kaitannya dengan pemulihan kesehatan penderita celah bibir dan celah langit-langit,
11
sedangkan petugas perawatan non-medis terdiri dari para ahli yang dapat memulihkan
gangguan mental-emosional-sosial dan gangguan bicara.
Spesialis ortodonti merupakan salah satu bagian dan termasuk bagian terpenting
dari tim paripurna ini. Sejak awal Spesialis ortodonti terlibat dalam perawatan penderita
celah bibir dan langit2 yaitu memonitor keadaan perkembangan orofasial dan bicara. Secara
umum, spesialis ortodonti akan berhubungan dengan penderita celah bibir dan celah langit-
langit lebih sering dan dalam jangka waktu yang lebih lama dibandingkan dengan spesialis
lain dalam tim paripurna. Sebagai anggauta tim paripurna, spesialis ortodonti mempelajari
tumbuh kembang kraniofasial dengan perhatian khusus pada gigi geligi, oklusi dan
pertumbuhan fasial dan akan ikut serta berpartisipasi dalam evaluasi dan perencanaan
perawatan penderita secara menyeluruh dan akan membuat rencana perawatan pada setiap
tahap pertumbuhan dan perkembangan individu penderita celah bibir dan celah langit-langit
tersebut.
Pasien pendertia celah langit dan celah bibir seringkali mengalami gangguan tumbuh
kembang pada rahang atas. Hambatan tumbuh kembang rahang kearah anterior serta
hambatan erupsi gigi didaerah impaksi, masalah pada jaringan pendukung gigi serta
kesehatan jaringan mulut pasien. Gigi yang mengalami impaksi biasanya adalah gigi dimana
terletak pada daerah celah yaitu gigi insisif lateral dan gigi kaninus. Pada masa lalu penarikan
gigi pada daerah celah dilakukan setelaah dilakukan bone graft, tetapi hasil penelitiain
menunjukkan bahwa penarikPerawatan penderita celah bibir dan langit-langit harus
dilakukan secara paripurna (team approach) yaitu terdiri dari tenaga medis dan non-medis,
berbagai disiplin ilmu kedokteran, kedokteran gigi dan profesi penunjang lain yang telah
terlatih dalam merawat penderita celah bibir dan celah langit-langit. Tenaga medis terdiri
dari berbagai keahlian yang erat kaitannya dengan pemulihan kesehatan penderita celah bibir
dan celah langit-langit, sedangkan petugas non-medis terdiri dari para ahli yang dapat
memulihkan gangguan mental-emosional-sosial dan gangguan bicara.
Spesialis ortodonti merupakan salah satu bagian dan termasuk bagian terpenting dari tim
paripurna ini. Sejak awal spesialis ortodonti terlibat dalam perawatan penderita celah bibir
dan langit2 yaitu memantau tumbuh kembang orofasial dan kemampuan bicaranya. Secara
umum, spesialis ortodonti akan berhubungan dengan penderita celah bibir dan celah langit-
langit dalam jangka waktu lebih lama dibandingkan dengan spesialis lain, karena ortodontis
akan memantau tumbuh kembang struktur dento-fasial pasien, melakukan perawatan
modifikasi pertumbuhan terutama pertumbuhan maksila serta perawatan gigi pasien,
sehingga diperoleh estetika wajah yang harmonis dan oklusi gigi yang baik.
12
Pasien pendertia celah langit dan celah bibir seringkali mengalami gangguan tumbuh
kembang pada rahang atas. Hambatan tumbuh kembang rahang kearah anterior serta
hambatan erupsi gigi didaerah impaksi, masalah pada jaringan pendukung gigi serta
kesehatan jaringan mulut pasien. Gigi yang mengalami impaksi biasanya adalah gigi dimana
terletak pada daerah celah yaitu gigi insisif lateral dan gigi kaninus. Pada masa lalu penarikan
gigi pada daerah celah dilakukan setelaah dilakukan bone graft, tetapi hasil penelitiain
menunjukkan bahwa penarikan gigi di daerah celah akan menghasilkan penulangan dan dapat
memperkecil lebar celah.
Kajian komprehensif Epidemiologi dan Analisis Molekuler Dalam Rangka Preventif dan
Tatalaksana Penderita Kelainan Celah Bibir dan Langit-Langitperlu dilakukan untuk
memutus mata rantai permasalahan tersebut. Kajian ini akan menghasilkan faktor penyebab,
efek obat dan pengelolaan pada pemnderita celah bibir dan langit-langit sehingga
penanggulangannya dapat dilakukan secara terpadu
1.2 TUJUAN PENELITIAN
Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui epidemiologi dan melakukan
analisis molekuler terhadap faktor genetik dan non-genetik penyebab celah bibir dan langit-
langit dalam rangka tindakan preventif dan tatalaksana secara komprehensif.
Secara khusus, tujuan penelitian terbagi atas 3 penelitian yang akan dilakukan dalam jangka
waktu 4 tahun, yaitu:
Penelitian I: Untuk menentukan pola penurunan polimorfisme gen TGFα, gen TGFβ3, gen
MSX1 dan gen IRF6 , BMP4, pada populasi penderita kelainan CB/L NS dengan riwayat
keluarga.
Penelitian II: Untuk mengidentifikasi dan menganalisis faktor risiko non-genetik kejadian
celah bibir dan langit-langit pada wanita hamil dengan HIV-positifdan Diabetes
Melitusdengan menganalisis profil indikator nutrisi (Vit B6, Asam Folat, Zinc serum) dan
hubungannya dengan tingkat keparahan kelainan sistemik (CD4 dan kadar gula darah)
Penelitian III: Untuk mengetahui peningkatan proses penulangan pada perawatan pasien
celah bibir dan langit unilateral dengan protaksi maksila dan retraksi gigi di daerah alveolar
berdasarkan marker bone formation Cbfa1, osterx dan osteocalcin
Penelitian IV: Untuk mengetahuikadar sitokin proinflamasi IL1β, IL-6, TNF-α dan PGE-2
pada ibu hamil untuk menganalisa resiko kejadian celah bibir dan langit .
13
1.3 MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat ilmiah: Hasil penelitian diharapkan dapat membantu untuk menjelaskan
patogenesis dari celah bibir dan langit-langit dengan mengetahui interaksi antara faktor
etiologi (genetik dan non-genetik) sebagai dalam upaya untuk pencegahan kejadian celah
bibir dan langit-langit.
2. Manfaat praktis: Dengan mengetahui faktor risiko celah bibir dan langit-langit atas dasar
pengaruh lingkungan (non-genetik) diharapkan akan membantu dalam konseling dan
pengembangan langkah-langkah pencegahan kejadian kelainan bawaan celah bibir dan
langit-langit di masa depan, serta tatalaksananya secara komperehensif.
1.4 Peta Jalan Kegiatan
Tabel 1.2.1. Penelitian yang terkait topic (tolong ditambahin dg artikel2 yg terkait program kita)
No Judul Tahun Keterangan Bidang kajian
Peran Polimorfisme gen Transforming Growth Factors Alpha pada Penderita Celah Bibir dengan atau tanpa Celah Langit-langit Nonsindromi
2005 Disertasi
Pengaruh Perawatan Skeling Dan Root PlaningPada Ibu Hamil Terhadap Marker InflamasiIL-1danKelahiran Prematur/ Bayi Berat Lahir Rendah
2014 Kondisi kesehatan Ibu Hamil
The molecular mechanism of HIV-induced adherens junctions disrupted and facilitates HSV infection and spread within the mucosal epithelium.
2014 -2015 Penelitian Kerjasama Luar Negeri dan Publikasi Internasional, DIKTI
Peran Gen MSX1dan Gen TGFβ 3 Pada Kelainan Celah Bibir dengan atau tanpa Celah Langit-langit Nonsindromik Populasi Deutromelayu
2010 Stranas DIPA Unpad
Peran Polimorfisme A104G Pada Regio Intron3 Gen Transforming
2010 Tesis: Maskoen,AM1,Andy Tajrin2,
14
Growth Factor Betha 3 Pada Penderita Celah Langit-langit Nonsindromik Populasi Deuteromelayu
Mangundjaja,S3
Hubungan Variasi Genetik C101G Regio Ekson 1 Gen MSX1 dengan Kejadian Celah Bibir dengan Celah Langit-langit Nonsindromik (CB/L NS) Populasi Deuteromelayu
2010 Tesis : Ani Melani Maskoen1,Saskia L.Nasroen2, Harmas Yazid2
1Departemen Biokimia Fakultas Kedokteran Gigi UNPAD 2Departemen Bedah Mulut Fakultas Kdokteran Gigi UNPAD
Interaksi Polimorfisme Retinoic Acid Receptor Alpha Dengan Transforming Growth Factor Alpha Pada Penderita Celah Bibir/Langit-langit Non Sindromik Populasi Deuteromelayu (Valentino)
2012 Tesis : Ani Melani Maskoen1,Valentino2, Harmas Yazid2
Peran Polimorfisme A104G Pada Regio Intron3 Gen Transforming Growth Factor Betha 3Pada Penderita Celah Langit-langit Nonsindromik Populasi Deuteromelayu
2010 Tesis: Maskoen,AM1,Andy Tajrin2, Mangundjaja,S3
Hubungan Variasi Genetik C330T Regio Ekson 1 Gen MSX1 dengan Kejadian Celah Bibir dengan Celah Langit-langit Nonsindromik (CB/L NS) Populasi Deuteromelayu
2010 Tesis, Ani Melani Maskoen1,Saskia L.Nasroen2, Harmas Yazid2
Kontribusi Genotip Maternal Methylenetetrahydrofolate Reductase (MTHFR) pada Risiko Celah Bibir dengan atau tanpa Celah Langit-langit Nonsindromik ()
hibah Risbiniptekdok
15
1.5 Tujuan Khusus penelitian
Menghasilkan teori dan metoda perawatan penderita celah bibir dan langit langit yang sesuai dengan kondisi Indonesia, khususnya Jawa Barat.
1.6. Luaran penelitian
Kegiatan 2015 2016 2017 2018
Seminar internasional
Membuat manuscript
Satu APCA internasional
Dua penelitian Satu penelitian
Publikasi international di jurnal terndex
1 Publikasi (AM) (draft 1, submit diterima)
1 Publikasi (M) ( draft 1, submit diterima)
1 Publikasi ( IS) ( draft 1, submit diterima)
1 Publikasi ( ESS, EM) ( draft 1, submit diterima)
Buku teks manuscript manuscript 1 buku teks (draft)
1 buku teks (terbit)
Proses pengajuan professor (minimal)
Persiapan Proses fakultas dan universitas 1 profesor baru
Proses dikti 2 profesor baru
Keterangan: ESS: Eky S. Soeria Soemantri, AM= Ani Melani, IS: Irna Sufiawati, IK= Ira Komara, EM= Endah Mardiati)
16
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 GAMBARAN KLINIS DAN EPIDEMIOLOGI CELAH BIBIR DAN CELAH
LANGIT-LANGIT (CB/L)
Secara klinis, kelainan CB/L NS mempunyai variasi luas, mulai dari bentuk ringan
yaitu indentasi bibir, uvula bifida, dan celah langit-langit submukosa, sampai yang berat
yaitu kelainan yang meluas ke hidung serta langit-langit. Celah langit-langit (CL) adalah
kelainan langit-langit yang dapat hanya terbatas pada uvula saja, atau meluas sampai
langit-langit lunak dan keras. Celah bibir (CB) melibatkan bibir atas dan atau tanpa
meluas ke hidung dan langit-langit.2,3
Gambar 1. Berbagai tipe anomali celah bibir dan/atau langit-langit
CB/L merupakan kasus yang sering terjadi yaitu sekitar 45%-50%, sedang celah
langit-langit (CL) 25%-30% dan celah bibir (CB) 25%.3,5 Frekuensi kejadian CB/L pada
laki-laki dua kali lipat wanita, sebaliknya CL saja lebih sering pada wanita15,16 CB
tengah jarang terdapat dibandingkan CB di bagian sisi, unilateral maupun bilateral, CB/L
lebih sering pada sisi kiri wajah. Rasio antara CB kiri unilateral, CB kanan unilateral
dan CB bilateral adalah 6:3:1. Insidensi CB/L bervariasi bergantung kepada jenis ras
dan latar belakang etnik, letak geografis dan status sosioekonomi.1,4Sedangkan frekuensi
kejadian CB/L ini pada populasi Indonesia belum ada yang melaporkan, hal tersebut
disebabkan karena pencatatan kejadian CB/L di pusat kesehatan tidak terdokumentasi
dengan baik,
17
2.2 PATOGENESIS CELAH BIBIR DENGAN ATAU TANPA CELAH LANGIT-
LANGIT
Terdapat beberapa teori yang menerangkan tentang perkembangan embrional
kelainan CB/L, patogenesis CB/L, serta teori-teori yang mengemukakan tentang
patogenesis CB/L. Sampai saat ini patogenesis dari CB/L belum dapat disimpulkan
dengan baik.
Teori tentang patogenesis CB/L antara lain adalah teoiri dari perkembangan
embrional CB/L. Sebuah teori lain menerangkan tentang mekanisme terjadinya CB/L
yaitu teori penguatan oleh jaringan mesodermal pada membran brankialis dan gabungan
teori fusi dengan teori penetrasi mesoderm.Teori fusi dan teori klasik menyatakan bahwa
celah bibir terjadi akibat kegagalan penyatuan antara prosesus maksilaris dengan
prosesus nasalis medialis. Gabungan teori fusi dan teori penetrasi mesoderm diajukan
pertama kali oleh Patten.19
1.3 ETIOLOGI CELAH BIBIR DAN CELAH LANGIT-LANGIT (CB/L)
Celah bibir dan celah langit-langit adalah suatu kelainan bawaan yang terjadi pada
bibir bagian atas serta langit-langit lunak dan langit-langit keras mulut. Etiologi kelainan
bawaan ini belum dapat diketahui secara pasti, tetapi diduga multifaktorial yaitu faktor
genetik dan non-genetik.
2.3.1 Aspek Genetik CB/L NS
Beberapa peneliti telah melakukan penelitian untuk mengungkap faktor genetik
yang berperan pada terjadinya CB/L NS. Penelitian pertama kali dilakukan pada gen-
gen yang membawa kode genetik faktor pertumbuhan yang terlibat pada proses
perkembangan fasial. Maka didapat beberapa kandidat gen yang diduga merupakan
faktor genetik yang berhubungan dengan kejadian CB/L, dan dilakukan pada beberapa
penelitian yang berbeda. Gen-gen tersebut diantaranya adalah gen transforming
growth faktor beta 3 (TGFβ3), gen orofacial cleft (OFC1), gen transforming growth
faktor α (TGFα), gen methylene tetrahydrofolate reductase (MTHFR), gen muscle
segment homeobox 1 (MSX1), gen retinoic acid receptor alpha (RARA), gen orofacial
cleft 2 (OFC2) dan gen orofacial cleft 3 (OFC3). 4,10,11 Peneltian terkini menunjukkan
bahwa kombinasi genetik dari varian yang jarang gen TGFα dan MSX1 dapat
meningkatkan resiko terjadinya celah langit-langit sampai 9,7 kali, hal ini menunjukkan
adanya interaksi antar gen sacara signifikan pada etiologi CB/L NS.10 Adanya Linkage
18
Disequilibrium (LD) yang signifikan ditemukan antara CB/L NS dengan MSX1 maupun
TGFβ3, dan antara CL NS dan MSX1.11
Gen MSX1 pada manusia (juga dikenal sebagai HOX7,OFC5 dan HYD1)
dipetakan dalam 4p16, terdiri atas dua ekson dan sebuah intron.4,7 Dalam beberapa
tahun terakhir ini, gen MSX1 muncul sebagai kandidat kuat pada CB/L NS berdasarkan
terjadinya celah langit-langit sekunder komplit, kegagalan komplit pada perkembangan
gigi-gigi insisivus berdasarkan percobaan pada miceknockout. 4,12
Penelitian secara molekuler telah dilakukan terhadap pasien dengan celah bibir
dengan atau tanpa celah langit yang menunjukkan terjadinya mutasi terhadap 30 buah
gen (Pegelow, dkk., 2008). Polimorfisme gen yang berhubungan dengan celah bibir
dengan atau tanpa celah langit nonsidromik telah teridentifikasi oleh metode Genome-
wide Association Study (GWAS) berupa gen IRF6, ABCA4, dan MAFB (Beaty, dkk.,
2010).
i. Aspek Non-Genetik (Lingkungan)
Faktor non-genetik atau lingkungan yang berperan sebagai penyebab
terjadinya celah bibir yaitu defisiensi nutrisi (asam folat), zat kimia/obat-obatan, virus
rubella, radiasi, infeksi penyakit menular, gangguan endokrin, merokok dan alkohol,
serta trauma (trauma mental dan trauma fisik) (Wong & Haqq, 2004)
2.4 TATALAKSANA CELAH BIBIR DAN CELAH LANGIT-LANGIT (CB/L)
Beberapa pusat rehabilitasi penderita celah bibir dan celah celah langit-langit
membuat suatu tahapan dari perawatan. Protokol perawatan ini sangat tergantung dari
tim yang membuatnya dan berisi tahapan perawatan secara interdisipliner dengan
mengacu kepada teori, teknik dan waktu dimulainya perawatan yang telah disepakati
oleh masing-masing disiplin ilmu dalam tim paripurna tersebut, tujuannya adalah untuk
mempermudah prosedur, menyamakan visi mengenai teknik serta mempermudah
prosedur evaluasi.
Menurut Bergland, Dahl dan Thilander (1985), penanganan penderita celah bibir
dan celah langit-langit secara ortodonti dapat dibagi dalam dua tahap, yaitu :
1. Periode lahir, geligi sulung dan geligi campuran
2. Periode geligi tetap
19
Pada kedua periode ini, dilakukan teknik perawatan yang berbeda sesuai dengan
kelainan masing-masing individu.
Maloklusi pada anak dengan celah pada bibir atau langit-langit akan berbeda
dengan maloklusi pada anak normal tergantung dari etiologi dan patogenesisnya,
sehingga tatalaksana perawatan ortodonti memerlukan prosedur yang khusus.
Perbedaan juga timbul diantara tiga tipe celah, akan tetapi perbedaan tipe celah tidak
menghasilkan respon yang sama terhadap perawatan. Perawatan ortodonti atau
orthopedi maksiler pada anak dengan celah langit-langit dapat dimulai sebelum atau
sesudah pembedahan, tergantung pada kebutuhan dan derajat keparahan anomali
(Coccaro dan Valauri dalam Converse, 1977).
Tujuan utama perawatan pada tahap periode lahir, geligi sulung dan geligi
campuranadalah untuk memperbaiki lengkung maksila dalam posisi harmonis dengan
mandibula, hal ini akan mempengaruhi oklusi normal pada periode perkembangan
selanjutnya dan mengurangi resiko perubahan sekunder. Pola fungsional dari bibir dan
lidah akan mendapat keuntungan dalam perbaikan periode ini (Bergland, Dahl dan
Thilander, 1985).
Dalam tim paripurna bayi yang baru lahir pertama kali dilihat oleh ahli bedah
dan ahli ortodonti diikuti oleh pekerja sosial. Ahli bedah akan menjelaskan waktu dan
metode operasi. Penjelasan selanjutnya diberikan oleh pekerja sosial, yang juga akan
mengevaluasi apakah diperlukan pertolongan lainnya. Dalam periode bayi yang baru
lahir, beberapa peneliti seperti Mc.Neil (1956) dan Burston (1958) menganjurkan
penggunaan obturator (feeding plate) guna membantu pemberian makanan,
memperbaiki fungsi bicara, mempertahankan lebar lengkung maksila dan susunan gigi
serta memperbaiki pertumbuhan langit-langit (dalam Converse, 1977). Baal et. al
(1989) menganjurkan penggunaan obturator untuk tujuan yang sama (Gambar 2).
Obturator tersebut adalah suatu alat dari akrilik keras dan akrilik lunak yang akan
digunakan untuk menutupi celah langit-langit dan linggir alveolar.
Keuntungan dari perawatan dini adalah bayi yang baru lahir akan menerima alat
lebih mudah. Alat ini diberikan karena beberapa alasan. Yang pertama untuk
memperbaiki kondisi alamiah rongga mulut, karena dengan adanya alat ini celah
antara hidung dan mulut menjadi terpisah. Dengan pemakaian alat ini masalah dalam
pemberian makanan akan berkurang. Dengan alat terletak pada tempatnya, anak akan
mengisap dengan jumlah yang cukup dari ujung dot yang pendek, karena mengisap
susu ibu seringkali tidak mungkin pada kasus celah bibir dan celah langit-langit. Selain
20
itu keuntungan lainnya adalah alat ini berguna untuk mencegah kebiasaan lidah
diletakan pada celah, sehingga tanpa intervensi dari lidah celah dapat berkurang
besarnya. Diduga alat ini akan memperbaiki susunan dari segmen maksila. Dengan
terapi ini celah pada linggir alveolar berkurang besarnya, sehingga ahli bedah lebih
mudah dalam memperbaiki bibir dengan ketegangan yang berkurang dari jaringan
parut sehingga hasilnya secara estetik lebih baik.
Anak akan memakai alat tersebut sampai berumur kira-kira 14 – 16 bulan. Pada
saat itu gigi molar sulung erupsi dan akan menyebabkan alat tersebut tidak stabil.
Kebanyakan anak pada usia ini sudah mengetahui bahwa mereka mempunyai benda
asing dalam mulut dan mereka mencoba mempermainkan dengan
menyembunyikannya. Hal ini menyebabkan sulitnya mencapai perawatan yang efektif.
Alat ini diganti beberapa kali selama pertumbuhan anak.
Pada kasus celah bibir dan langit-langit bilateral seringkali premaksila menonjol
keluar dan retroposisi tanpa pembedahan diindikasikan pada pasien celah bilateral
dengan protrusi premaksila. Diperlukan alat semacam headgear/headcup supaya
premaksila dapat mundur ke belakang sehingga operasi dapat dilakukan dengan lebih
mudah (Gambar 3).
Manipulasi tanpa pembedahan pada segmen rahang atas lebih sering disebut
perawatan ortopedik prabedah (presurgical orthopedics) dibandingkan perawatan
ortodontik. Dalam periode ini diperlukan perawatan ortodonti untuk memperbaiki
gigitan silang anterior yang disebabkan oleh kolapsnya maksila. Mc.Neil (1956),
Nordin (1957), Schrudder dan Stellmach (1959) mengemukakan bahwa konstriksi
maksila tidak dapat dihindari setelah tindakan penutupan celah bibir (dalam Converse,
1977). Yang paling sering dilakukan pada tahap ini adalah mereposisi segmen maksila
ke dalam lengkung yang normal terutama pada celah bibir, alveolus dan langit-langit
unilateral dan bilateral yang lengkap.
Tahapan ini biasanya dilakukan pada tahap geligi sulung dan geligi campuran dan
tujuan utamanya untuk memperbaiki lengkung celah rahang atas dalam hubungannya
secara harmonis dengan rahang bawah. Hal ini akan menghasilkan perkembangan
gigitan antara rahang atas dan rahang bawah yang normal. Pola fungsional dari bibir
dan lidah juga akan memperoleh keuntungan karena perbaikan ini (Bergland, Dahl dan
Thilander, 1985; Shprintzen dan Bardach, 1995). Berbagai tipe dari pelat intraoral
digunakan dalam usaha mereposisi segmen rahang atas, antara lain pelat tanpa alat
tambahan, splint ekspansi, pelat ekspansi atau alat ekspansi lingual dengan pegas
ii
tambahan (Gambar 4) Beberapa ahli ortodonti dan ahli bedah mengunakan pelat ini
secara rutin, akan tetapi ada bukti bahwa dalam beberapa keadaan perawatan ortopedik
prabedah ini tidak diperlukan dan tidak menolong dalam memperbaiki segmen rahang
atas. Untuk alasan ini, tidak direkomendasikan untuk menggunakan prosedur ini pada
semua pasien unilateral dan bilateral yang lengkap.
Penelitian yang dilakukan oleh Huddart (1974), Ross dan MacNamara (1994)
dengan melakukan perbandingan pasien yang dirawat pada pusat perawatan yang sama
dengan dan tanpa ortopedik pra pembedahan tidak menunjukkan keuntungan dari
intervensi tersebut. Pemakaiana alat ortodontik prabedah sekarang kelihatannya lebih
diarahkan untuk perkembangan alat-alat yang memberikan kontrol yang lebih langsung
dan tepat untuk segmen maksila baik sebelum maupun setelah pembedahan (Latham,
1980). Perluasan cetakan nasal pada alat ortopedik telah memperluas tujuan-tujuan
perawatan sehingga mencakup peningkatan estetik nasal setelah reparasi primer
(Grayson et al. 1999, Maull et al. 1999). Meskipun demikian, dari semua protokol
ortodontik yang saat ini digunakan, pemakaian alat ini sangat tidak pasti akibat
masalah-masalah umum yang telah digambarkan di atas, tidak terdapat evaluasi jangka
panjang dari hasil perawatan, tidak ada penelitian terkontrol, dan kegagalan untuk
memperlihatkan bahwa beban tambahan dari perawatan yang ada dalam metode-
metode ini menghasilkan keuntungan-keuntungan jangkap panjang yang lebih baik
daripada yang tersedia melalui prosedur yang lebih murah dan kurang mendalam.
Meskipun sejumlah upaya awal telah dilakukan untuk mengungkap masalah ini (Wood
et al. 1997), merupakan hal yang mendesak untuk teknik-teknik ini untuk melakukan
dokumentasi terstandardisasi, untuk melakukan audit intra dan inter pusat penelitian
terhadap hasil akhir penelitian dan berpartisipasi dalam percobaan kontrol acak. Hingga
saat ini, satu-satunya percobaan acak dari ortopedi pra bedah yang dilaporkan tidak
mengungkap keuntungan apapun tetapi memang mendokumentasikan beban ekonomi
dari perawatan (Kuijpers-Jagtman dan Prahl, 1996).
iii
Gambar 2. A. Keadaan segmen rahang atas saat lahir pada penderita celah bibir, alveolus dan langit-langit tidak lengkap. B. keadaan segmen rahang atas setelah dilakukan pembedahan. C. titik-titik adalah gambaran alat ortopedik yang dibuat untuk memperbaiki segmen rahang atas. D. hasil perbaikan segmen rahang atas ( Rosenstein, 1985).
Perawatan ortodonti biasanya dimulai dengan ekspansi rahang atas ke lateral.
Pada kasus CB//L unilateral lengkap, ekspansi harus dapat mempengaruhi koreksi
unilateral yang ditujukan untuk mereposisi sebagian segmen rahang atas. Ekspansi
sagital rahang atas dapat dilakukan bersamaan dengan ekspansi transversal dengan
menggunakan alat yang didisain khusus. Pada kasus dimana relasi sagital yang parah
dapat digunakan traksi ektra oral seperti facial mask untuk merangsang pertumbuhan
rahang atas ke depan .
Gambar 3. Salah satu kasus yang dirawat dengan facial mask(Bergland, et al., 1985)
Pada usia 16 – 18 tahun, koreksi pembedahan terakhir dilakukan yaitu osteotomi
atau pembedahan rahang, koreksi septum nasal dan koreksi bibir, tergantung dari
keinginan pasien. Jika relasi sagital rahang atas dan bawah cukup besar, dapat
dilakukan bedah orthognati atau osteotomi, dimana ahli bedah dan ahli ortodonti
bekerja sama dalam penanganan kasus ini.
iv
Ross (1987a, 1987b, 1987c, 1987d) melaporkan didasarkan pada 1600
sefalometri radiografi dari 15 pusat perawatan di seluruh dunia dan menyatakan bahwa
insidensi retrusi maksila yang memerlukan pembedahan ortognatik tahap akhir adalah
sekitar 25%. Demikian pula, Mars et al. (1992) dalam evaluasi mereka pada model
studi gigi dari pasien berusia 9 tahun dari enam pusat perawatan berbeda menemukan
kisaran 10% hingga 50% pasien memperlihatkan indikasi jelas keperluan pembedahan
ortognatik pada akhirnya, bergantung pada pusat perawatan secara individual.
Seluruh prosedur perawatan ortodonti yang dilakukan disini ditujukan untuk
memperoleh fungsi dan estetik yang baik. Hal ini dapat dilakukan dengan bekerja sama
terutama antara spesialis ortodonti, ahli bedah dan spesialis prosthodonti.
v
BAB 3. METODE PENELITIAN
3.1 DESAIN PENELITIAN
Penelitian Idan: Merupakan penelitian deskriptif laboratories dengan metode cross
sectional.
Penelitian II: Merupakan penelitian Quasi eksperimental
Penelitian III dan IV: Merupakan penelitian observasional dengan metode cross
sectional.
3.2 POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN
Penelitian I:
Subjek penelitian adalah penderita CB/L dan keluarga yang terdaftar di Yayasan Pembina Penderita Celah Bibir dan Langit (YPPCBL), Sampel diambil dari 5 keluarga dengan riwayat CBL lebih dari satu orang. Penelitian II: Populasi adalah pasien yang datang ke Klinik Teratai dan Endokrinologi RSHS Bandung. Sampel dipilih secara purposive sampling dan 30 wanita hamil HIV (+), 30 wanita hamil dengan DM, dan 30 orang individu sehat sebagai kontrol,yang telah memenuhi kriteria inklusi yang telah ditentukan. Kriteria inkulsi meliputi wanita hamil dengan HIV-positive yang mendapat pengobatan ARV, wanita hamil dengan Diabetes Mellitus, bersedia berpartisipasi (menjadi subyek) dalam penelitian dengan menandatangani informed consent. Penelitian III:
Populasi penelitian penderita CB/L yang datang ke Rumah sakit Gigi dan Mulut (RSGM) FKG Unpad dan Yayasan Penderita Celah Bibir dan Langit-langit/ FKG Unpadpada usia pertumbuhan pubertas (9-14 tahun). Sampel adalah dilakukan perawatan dengan alat myofunctional (facial Mask) dan alat cekat (fixed appliance).
Penelitian IV:
Populasi adalah pasien yang datang ke Klinik Teratai dan Endokrinologi RSHS Bandung. Sampel dipilih secara purposive sampling dan 30 wanita hamil HIV (+), 30 wanita hamil dengan DM, dan 30 orang individu sehat sebagai kontrol,yang telah memenuhi kriteria inklusi yang telah ditentukan. Kriteria inkulsi meliputi wanita hamil dengan HIV-positive yang mendapat pengobatan ARV, wanita hamil dengan Diabetes Mellitus, bersedia berpartisipasi (menjadi subyek) dalam penelitian dengan menandatangani informed consent. Dilakukan pemeriksan sitokin proinflamasi IL1β, IL-6, TNF-α dan PGE-2 pada ibu hamil untuk menganalisa resiko kejadian celah bibir dan langit .
.
vi
3.3. METODE PENELITIAN
Penelitian I: Sampel darah vena yang diambil dari penderita yang melakukan operasi
perbaikan di Bagian Bedah Mulut dan Maksilofasia juga keluarganya 3 generasi ke
atas, dan juga dapat diperoleh pada saat bakti sosial yang dilakukan dengan bantuan
kandidat doktor yang terlibat pada penelitian ini.
Penelitian II: Sampel dari darah vena yang diambil dari penderita HIV dan DM, serta
individu sehat dikumpulkan untuk dilakukan pemeriksaan Hematologi Lengkap,
Vitamin B6, Asam Folat, Zinc, CD4, Kadar gula darah dan Hb, serta pemeriksaan IgG
dan IgM virus Rubella.
Penelitian III:Pada sampel dilakukan pengambilan roentgen foto sefalometri dan
pengukuran sudut dan jarak dengan gabungan metode Steiner, Downs, Witts dan
Rickets dan dilakukan pengukuran sefalometri sebelum dan setelah perawatan.
Perbedaan pengukura Hasil pengukuran diuji dengan dengan menggunakan uji
statsistik regresi linier.
Peneliti IV : Sampel cairan sulkus gusi diambil dari ibu yang melahirkan bayi dengan
celah bibir dan langit-langit, kemudian diteliti mediator inflamasinya melalui marker
biologisIL-1β, TNF-α, gamma interferon dan PGE-2 cairan sulkus gusi
Metoda kerja Penelitian 1.
- Deteksi Polimorfisme, menggunakan metode PCR-RFLP
DNA diisolasi dari darah subjek penelitian, yang terdiri dari subjek penderita beserta
keluarga 3 generasi ke atas. Metoda isolasi DNA yang digunakan adalah dengan
metode standard (Salting out/home brew).
Step selanjutnya adalah dengan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) yang
dimodifikasi dengan metode Restriction Fragment Length Polymorphisms (RFLP)
dengan menggunakan enzim restriksi yang spesifik untuk setiap polymorfisme.
Hasil PCR dan RFLP kemudian di elektroforesis dalam agarose 2% dalam buffer
TAE ph 8.6., dan menggunakan pewarnaan Gel red. Kemudian dilihat dibawah UV
transiluminator pendarannya mengggambarkan adanya pita2 DNA.
Setelah itu dianalisis dan dibahas hasil yang didapat dari seluruh anggota keluarga dan
dihitung probabilitynya..
vii
Metoda Kerja Peneliti 2
1. Hematologi Lengkap, dikerjakan di laboratorium Patologi Klinik RSHS, konsentrasi
Vitamin B6, Asam Folat, Zinc, CD4, Kadar gula darah dan Hb, serta pemeriksaan
IgG dan IgM virus Rubella.dikerjakan di lab Prodia.
2. Kadar sitokin pro inflamasi dipoeriksa dengan menggunakan metoda ELISA
Metoda Kerja Peneliti 3
1. Kadar sitokin pro inflamasi dipoeriksa dengan menggunakan metoda ELISA
2. Pemeriksaan sefalometri
Metoda Kerja Peneliti 4
1. Kadar sitokin pro inflamasi dipoeriksa dengan menggunakan metoda ELISA
viii
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL PELAKSANAAN
4.1 Anggaran Biaya
Tabel 1. Format Ringkasan Anggaran Biaya ProgramAcademic Leadership Grant1-1-6 Diajukan Setiap Tahun
No Jenis Pengeluaran Biaya yang Diusulkan (Rp.) Thn 1 Thn 2 Thn 3 Thn 4
1. Gaji dan upah (Maks. 30%) 74.944.000 74.944.000 74.944.000 74.944.000
2. Bahan habis pakai dan peralatan (30–40%)
156.000.000 145.500.000 139.225.000 151.000.000
3 Peralatan penunjang 10.500.000 10.500.000 6.000.000 6.000.000
3. Perjalanan (15–25%) 5.000.000 7.500.000 7.500.000 7.500.000
4.
Lain-lain: publikasi, seminar, laporan, (Maks.15%)
3.556.000 11.556.000 22.331.000 10.556.000
Jumlah 250.000.000 250.000.000 250.000.000 250.000.000
4.2 Jadwal Penelitian
Tahun ke I
No Kegiatan Bulan ke
1 2 3 4 5 1 Pengajuan perizinan ke komite etik FK-UNPAD
2 Pengumpulan sampel DNA penderita CBL NS dan keluarga
3 Analisis polimorfisme gen TGFalfa, dan TGFB3 penderita CBL NS dan keluarga
4 Analisis viiirthodont pola penurunani genotip TGFalfa, dan TGFB3
5 Seleksi subjek penelitian dan pengumpulan bahan penelitian ke 2
6 Pemeriksaan Hematologi Lengkap 7 Pemeriksaan Zinc serum 8 Pemeriksaan CD4 serum 9 Pemeriksaan Kadar Gula darah
10 Menulis laporan penelitian 11 Menulis draft artikel
ix
12 Publikasi dan seminar nasional/internasional
13 Persiapan penelitian (koordinasi, persiapan alat dan bahan penelitian, ethical clearance)
14
Seleksi subjek penelitian dan pengumpulan bahan penelitian adalah anak dalam masa tumbuh kembang : perempuan 8 -13 tahun, laki-laki 10-14 tahun
15 Pemeriksaan sefalometri, foto hand wrist, pencetakan, foto intra dan ekstra oral, pencetakan analisis model gigi
16 Perawatan modifikasi pertumbuhan dengan melakukan protraksi maksila
17 Perawatan ortodonti dengan alat ortodonti cekat
18 Menulis laporan penelitian
19 Menulis draft artikel
20 Publikasi dan seminar nasional dan internasional
21 Persiapan penelitian (koordinasi, persiapan alat dan bahan penelitian, ethical clearance)
22 Seleksi subjek penelitian dan pengumpulan bahan penelitian
23 Pemeriksaan cairan sulkus gusi
Tahun Ke II
No Kegiatan Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Pemesanan bahan2 penelitian untuk deteksi polimorfisme gen MSX1, dan BMP4
2 PCR dan sekuensing
3 Analisis hasil
4 Pembuatan manuskrip untuk publikasi
5 Pemeriksaan Vit B12 serum
6 Pemeriksaan CD4 serum
7 Pemeriksaan Kadar Gula darah
8 Menulis laporan penelitian
x
9 Menulis draft artikel
10 Publikasi dan seminar nasional/internasional
11 Persiapan penelitian (koordinasi, persiapan alat dan bahan penelitian, ethical clearance)
12 Seleksi subjek penelitian dan pengumpulan bahan penelitian adalah anak dalam masa tumbuh kembang : perempuan 8 -13 tahun, laki-laki 10-14 tahun
13 Pemeriksaan sefalometri, foto hand wrist, pencetakan, foto intra dan ekstra oral, pencetakan analisis model gigi
14 Perawatan modifikasi pertumbuhan dengan melakukan protraksi maksila
15 Perawatan ortodonti dengan alat ortodonti cekat
16 Pemeriksaan indikator osifikasi didaerah celah melalui marker biologis
17 Menulis laporan penelitian
18 Menulis draft artikel
1\9 Publikasi dan seminar nasional dan internasional
Persiapan penelitian (koordinasi, persiapan alat dan bahan penelitian, ethical clearance)
Seleksi subjek penelitian dan pengumpulan bahan penelitian
Pemeriksaan cairan sulkus gusi
Analisis hasil pemeriksaan sulkus gusi
Menulis laporan penelitian
Menulis draft artikel
xi
Tahun 3 No Kegiatan Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Pemesanan bahan untuk pemeriksaan polimorfisme gen IRF6
2 PCR-Sekuensing
3 Analisis Hasil
4 Pembuatan Laporan thn 3
5 Pembuatan manuskrip dan publikasi
6 Pemeriksaan Asam Folat serum
7 Pemeriksaan CD4 serum
8 Pemeriksaan Kadar Gula darah
9 Menganalisis hasil
10 Menulis laporan penelitian
11 Menulis draft artikel
12 Publikasi dan seminar nasional/internasional
13 Persiapan penelitian (koordinasi, persiapan alat dan bahan penelitian, ethical clearance)
14 Perawatan modifikasi pertumbuhan dengan melakukan protraksi maksila
15 Perawatan ortodonti dengan alat ortodonti cekat
16 Pemeriksaan indikator osifikasi didaerah celah melalui marker biologis
17 Menulis laporan penelitian
18 Menulis draft artikel
19 Publikasi dan seminar nasional dan internasional
20 Persiapan penelitian (koordinasi, persiapan alat dan bahan penelitian, ethical clearance)
xii
21 Seleksi subjek penelitian dan pengumpulan bahan penelitian
22 Pemeriksaan cairan sulkus gusi
23 Analisis hasil pemeriksaan sulkus gusi
24 Menulis laporan penelitian
25 Menulis draft artikel
Tahun 4 No Kegiatan Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Melanjutkan pemeriksaan polimorfisme gen IRF6
2 PCR-Sekuensing
3 Analisis Hasil
4 Pembuatan Laporan thn 3
5 Pembuatan manuskrip dan publikasi
6 Pemeriksaan IgG dan IgM Rubella
7 Pemeriksaan CD4 serum
8 Pemeriksaan Kadar Gula darah
9 Menganalisis hasil
10 Menulis laporan penelitian
11 Menulis draft artikel
12 Publikasi dan seminar nasional/internasional
13 Persiapan penelitian (koordinasi, persiapan alat dan bahan penelitian, ethical clearance)
14 Perawatan ortodonti dengan alat ortodonti cekat
15 Pemeriksaan indikator osifikasi didaerah celah melalui marker biologis
16 Menulis laporan penelitian
xiii
17 Menulis draft artikel
18 Publikasi dan seminar nasional dan internasional
19 Persiapan penelitian (koordinasi, persiapan alat dan bahan penelitian, ethical clearance)
20 Seleksi subjek penelitian dan pengumpulan bahan penelitian
21 Pemeriksaan cairan sulkus gusi
22 Analisis hasil pemeriksaan sulkus gusi
24 Menulis laporan penelitian
25 Menulis draft artikel
xiv
DAFTAR PUSTAKA
1. Murray JC. Gene/environment causes of cleft lip and/or palate. Clin Genet 61: 248-256. 2002
2. Gorlin RJ, Cohen MM, Levin LS. Syndromes of head and neck. 3rd ed. New York: Oxford University Press. 1990
3. Godfrey K. Epidemiology of congenital cleft lip and cleft palate. In: Seminar Penanggulangan Terpadu Celah Langit-langit dan Bibir. Panitia Hari kesehatan Sedunia ke-46; 1994; Semarang: PDGI Korwil Jateng, Bagian/SMF/Gigi dan Mulut FK Undip/RSDK. 1994
4. Lee HK, Kim SS, Son WS. Characteristics of MSX1 gene in Korean nonsyndromic cleft lip and palate individuals. Korean J Orthod 2008;38(2):133-43
5. Winata P. Insidensi Celah Bibir dan Langit-langit dari Persalinan di Kodya Bandung. In: Pekan Ilmiah Kongres Nasional III Persatuan Ahli Bedah Mulut; 1981; Bandung. 1981. P. 242-250
6. Yuan MS. Human Development and Genetics. Melalui msyl2columbia.edu 7. Lace B, Vasiljeva I, Dundure I, Barkane B, Akota I, Krumina A. Mutation analysis of
the MSX1 gene exons and intron in patients with nonsyndromic cleft lip and palate. Stomatologija, Baltic Dental and Maxillofacial Journal, 8:21-4, 2006
8. Carinci F, Pezzetti F, Scapoli L, Martinelli M, Avantaggiato A, carinci P, et al. Recent developments in orofacial cleft genetics. J Craniofac Surg 2003; 14: 130-43
9. Bremmer FA. Genetic of Schisis. In: Mulyono DH, Sudoyo H, Harahap A, editors. Recent Advances in Medical Genetics; 1995; Jakarta: Dutch Foundation Postgraduate Medical Course in Indonesia. 1995
10. Cobourne MT. The complex genetics of cleft lip and palate. Eur J Orthod 2004; 6: 7-16 11. Stainer P, Moore GE. Genetics of cleft lip and palate: syndromic genes contribute to the
incidence of non-syndromic clefts. Human Molecular Genetics, 2004, Vol. 13 12. Alappat S, Zhang ZY, Chen YP. Msx homeobox gene family and craniofacial
development. Cell research (2003); 13(6): 429-442 13. Morkuniene A, Steponaviciute D, Kasnauskiene J, Kucinkas V. Nucleotide sequence
changes in the MSX1 and IRF6 genes in Lithuanian patient with nonsyndromic orofacial clefting. ACTA MEDICA LITUANICA. 2006. Volume 13 No. 4. P. 219-225
14. Kim MH, Kim HJ, Choi JY, Nahm DS.Transforming Growth Factor-β3 Gene SfaN1 Polymorphism in Korean Nonsyndromic Cleft Lip and Palate Patients. Journal of Biochemistry and Molecular Biology, Vol. 36, No. 6, November 2003, pp. 533-537
15. Yoon PW, Merz R, Forrester M. The effect of maternal race on oral clefts in Hawaii. Am J Epidemiol. 1997;145 (S3)
16. Robert E, Vollset SE, Botto L. Malformation surveillance and maternal drug exposure: The MADRE project. Int J Risk Safety Med 1994;6:75-118
17. Blackburn GM and Gait MJ. Nucleic Acids in Chemistry and Biology. 2th ed. New York: Oxford University Press. 2000
18. Mullis KB et al. The Unusual origin of the Polymerase Chain Reaction. Scientific American 1990;262(4):56-65
19. Zhang Z et al. Rescue of cleft palate in Msx1-deficient mice by transgenic Bmp4 reveals a network of BMP and Shh signaling in the regulation of mammalian palatogenesis. Development 129, 4135-4146 ;2002 [diunduh 8 November 2009]. Tersedia dari: http://dev.biologists.org/content/129/17/4135.full.pdf
xv
20. Jezewski PA et al. Complete sequencing shows a role for MSX1 in non-syndromic cleft lip and palate. J Med Genet 2003;40:399-407 [diunduh 14 September 2009]. Tersedia dari: http://jmg.bmj.com/content/40/6/399.abstract
21. Pai AC, Muchidin A. Dasar-dasar Genetika. Edisi kedua ed. Jakarta: Penerbit Erlangga; 1987.
22. Park J. et al. MSX1 polymorphism associated with risk of oral cleft in Korea: evidence from case-parent trio and case control studies. Korean Journal of Medicine 2006;38(2):120-125.
23. Zhang Z et al. Rescue of cleft palate in Msx1-deficient mice by transgenic Bmp4 reveals a network of BMP and Shh signaling in the regulation of mammalian palatogenesis. Development 129, 4135-4146 ;2002 [diunduh 8 November 2009]. Tersedia dari: http://dev.biologists.org/content/129/17/4135.full.pdf
24. Lidral J et al. Association of MSX1 and TGFβ3 with nonsyndromic clefting in humans. Journal of molecular genetics 2006 [diunduh 14 Desember 2009]:40(2): 140-148. Tersedia dari: http://dev.biologists.org/content/129/17/4135.full.pdf
25. Jezewski PA et al. Complete sequencing shows a role for MSX1 in non-syndromic cleft lip and palate. J Med Genet 2003;40:399-407 [diunduh 14 September 2009]. Tersedia dari: http://jmg.bmj.com/content/40/6/399.abstract
26. Wong FK, Haqq U. An update on the aetiology of orofacial clefts. Hong Kong Med J. 2004 Oct;10(5):331-6.
27. James AF, et al. Cleft palate in HIV-exposed newborns of mothers on highly active antiretriviral therapy. Oral Surg. 2014 December ; 7(Suppl 1): 102–106. Doi:10.1111/ors.12117.
28. Ford N, Calmy A, Mofenson L. Safety of Efavirenz in the first trimester of pregnancy: an updated systematic review and meta-analysis. AIDS. 2011; 25:2301–2304. [PubMed: 21918421]
29. Cartsos VM, Palaska PK, Zavras AI. Antiretroviral prophylaxis and risk of cleft lip and palate: Preliminary signal detection in the food and drug administration’s adverse events reporting system database. Cleft Palata Craniofac J. 2012; 49:118–121.
30. Vrouenraets SM, Wit FW, van Tongeren J, Lange JM. Efavirenz: a review. Expert Opin Pharmacother. 2007; 8:851–871. [PubMed: 17425480]
31. Aberg A, Westbom L, Ka¨lle´n B. Congenital malformations among infants whose mothers had gestational diabetes or preexisting diabetes. Early Hum Dev. 2001;61:85–95.
32. Moore LL, Singer MR, Bradlee ML, Rothman KJ, Milunsky A. A prospective study of the risk of congenital defects associated with maternal obesity and diabetes mellitus. Epidemiology.2000;11:689–694.
33. Spilson SV, Kim HJ, Chung KC. Association between maternal diabetes mellitus and newborn oral cleft. Ann Plast Surg 2001 Nov;47(5):477-81.
34. Friis H, Gomo E, Michaelsen K. F. Micronutrient interventions and the HIV pandemic. 2002. In H. Friis (Ed.), Micronutrients and HIV Infection (pp. 219–246).
35. Jones TB. Psychosocial dimensions of HIV infection in pregnancy. Clin Obstet Gynecol. 2008 Jun;51(2):456-66. Doi: 10.1097/GRF.0b013e31816feafc.
36. Correa A, Gilboa SM, Besser LM, Botto LD, Moore CA, Hobbs CA, Cleves MA, Riehle-Colarusso TJ, Waller DK, Reece EA. Diabetes mellitus and birth defects. American Journal of Obstetrics and Gynecology 2008;199:237.e1-9.
37. Lydon K, Dunne FP, Owens L, Avalos G, Sarma KM, O’Connor C, Nestor L, McGuire BEPsychological stress associated with diabetes during pregnancy: a pilot study.Irish Medical Journal 2012;105(5 Suppl):26-28.
xvi
38. Cheng N, et al. Prevalence of birth defects and rubella infection in pregnant women in Gansu, west China. A survey. J Reprod Med. 2003 Nov;48(11):869-74.
39. Lorente C, et al. Tobacco and alcohol use during pregnancy and risk of oral clefts. Occupational Exposure and Congenital Malformation Working Group. Am J Public Health. 2000 March; 90(3): 415–419.
40. Albery, E.H., I.S. Hathorn dan R.W. Pigott. 1986. Cleft lip and palate a team approach.Bristol: Wright.
41. Baal J.V. et.al. 1989. Schisis: xvirthodontic over kinderen met aangeboren lip-, kaak- en gehemeltespleten. Nederlandse vereniging voor schisis en craniofaciale afwijkingen. Tilburg: St. Elizabeth ziekenhuis.
42. Bergland, O., Dahl, E., Thilander B. 1985. Congenital orofacial clefts. Dalam Birgit Thilander dan Olli Ronning (Eds.), Introduction to xvirthodontics. Stockholm:.Tandlakaforlaget.
43. Converse, J.M., Hogan. V.M dan. Mc Carthy, J. G. 1977. Cleft lip and palate : introduction. Dalam Converse, J.M. (Eds.), Reconstructive plastic surgery. 2nd ed. Vol. IV. Philadelphia: W.B. Saunders Company.
44. Cooper, H.K. 1953. Integration of services in the treatment of cleft lip and cleft palate. JADA. Vol. 47
45. Cooper, H.K., Harding, R.L. et al. 1979. A team xvirthodon to clinical management and rehabilitation of patient, cleft palate and cleft lip. 1 st ed. Philadelphia: W.B. Saunders Co.
46. Fraser, F.C. 1971. Etiology of cleft lip and palate. Dalam Grabb, W.C., Sheldon, W.R. dan Kenneth, R.B. (Eds.), Cleft lip and palate : surgical, dental and speech aspects. Boston. Little, Brown Company.
47. Hotz, M. dan Gnoinsky, W. 1976. Comprehensive care of cleft lip and palate children at Zurich University; A xvirthodontic report. Am. J Orthod., 70, 481-504.
48. Mazaheri, M. et al. 1971. Changes in arch form and dimension of cleft patients. American Journal Orthodont., 60, 19-33.
49. Prahl-Andersen B. 1983. De plaats van het schisis team in de gezondheidszorg in Nederland. Ned Tijdschr Tandheelk., 90, 201-204
50. Prahl-Andersen,B.1985. Behandeling van de schisispatient. Dalam Van der Kwast, 51. W.A.M., Davidson, C.L., Eykman, M.A.J., Kayser, A.F., Tasa J.J., Van der Waal, I.
Het Tandheelkunde Jaar. Eds:, Anwerpen:Utrecht: Scheltema & Holkema. 52. Pruzansky, S. 1955. Factors Determining Arch Form in Clefts of the Lip and Palate.
Americam Journal Orthodont. 1, 411-418. 53. Rosenstein S.W. 1985. Early habilitation of the cleft lip and palate child. Dalam Johnston
L.E. (Eds.), New vistas in xvirthodontics. Philadelphia: Lea & Febiger, 320 – 340. 54. Ross, R.B., Johnston, M.C. 1972. Cleft Lip and Palate. Baltimore: The Wiliam and
Wilkins Co. 55. Shprintzen, R.J dan Bardach, J. 1995. Cleft Palate Speech Management: A
Multidisciplinary Approach.
xvii
Lampiran 4. Format Justifikasi Anggaran 1. Honor
Honor Honor /Jam (Rp)
Waktu (j/m) Minggu
Honor per Tahun (Rp)
Th.1 Th.2 Th.3 Th.4
Ketua 23.000 18 36 14.904.000 14.904.000 14.904.000 14.904.000
Anggota 1 20.000 18 36 12.960.000 12.960.000 12.960.000 12.960.000
Anggota 2 20.000 18 36 12.960.000 12.960.000 12.960.000 12.960.000
Anggota 3 20.000 18 36 12.960.000 12.960.000 12.960.000 12.960.000
Anggota 4 20.000 18 36 12.960.000 12.960.000 12.960.000 12.960.000
Asisten Peneliti 1 10.000 18 36 6.480.000 6.480.000 6.480.000 6.480.000
Teknisi lab 1.800.000 1.800.000 1.800.000 1.800.000 SUB TOTAL (Rp) 74.944.000 74.944.000 74.944.000 74.944.000 2. Peralatan penunjang
Material Justifikasi Pemakaian Kuantitas
Harga Satuan
(Rp)
Harga Peralatan penunjang (Rp)
Th.1 Th.2 Th.3 Th.4
Mikropipet
Isolasi DNA dan PCR 2 3.000.000 6.000.000 6.000.000- 6.000.000- 6.000.000
Multiple Pipet ELISA 1 4.500.000 4.500.000 4.500.000 - -
- - SUB TOTAL (Rp) 10.500.000 10.500.000 6.000.000 6.000.000 3. Bahan habis pakai
Material Justifikasi Pemakaian
Kuan-
titas
Harga Satuan
(Rp)
Harga Peralatan penunjang (Rp)
Th.1 Th.2 Th.3 Th.4
DNA isolation kit Isolasi DNA 2 7.000.000 14.000.000 - - -
Primers Untuk PCR 60 15..000 900.000 900.000 900.000 900.000 Enzim restriksi Untuk RFLP 2 2.500.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000
Agarose gel DNA elektroforesis 3 2.500.000 7.500.000 - -
Marker ladder 100 PCR 3 2.000.000 6.000.000 6.000.000
Gel red PCR 1 4.500.000 4.500.000 4.500.000 PCR mix PCR 2 7.000.000 14.000.000 14.000.000 14.000.000 14.000.000 Sekuensing Sanger
Analisis mutasi 100 150.000 - 15.000.000 15.000.000 15.000.000
Pemeriksaan Hematologi Lengkap
90
125.000
11.250.000 -
xviii
Pemeriksaan Kadar Gula darah (puasa & 2 jam pp)
90 65.000 5.850.000 5.850.000 5.850.000 5.850.000
HbA1C 90 160.000 14.400.000 14.400.000 14.400.000 14.400.000 Pemeriksaan Asam Folat serum
60 760.000 - 31.500.000 - -
Pemeriksaan Zinc 90 325.000 14.100.000 - - -
Pemeriksaan Vit B6 serum
90 720.000 - - 36.000.000 -
Pemeriksaan CD4 serum 90 65.000 3.900.000 3.900.000 3.900.000 3.900.000
Pemeriksaan IgG & Ig M Rubella
90 650.000 39.000.000
Biaya Perawatan Orto Cekat 5 3.500.000 17.500.000 17.500.000 17.500.000
Face Mask 5 2.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000
Biaya Foto Rontgen 5 375.000 1.875.000 1.875.000 1.875.000
Reagen pemeriksaan biologi molekuler
10.000.000 10.000.000 10.000.000 12.500.000
Biaya Foto Rontgen Progres
2.000.000 2.000.000 2.000.000 5.250.000
Reagen elisa untuk pemeriksaan biomarker sulkus gusi
19.225.000 13.575.000 8.575.000 29.200.000
SUB TOTAL (Rp) 156.000.000 145.500.000 139.225.000 151.000.000
4. Perjalanan
SMaterial Justifikasi Pemakaian
Kuan-titas
Harga Satuan (Rp)
Harga Peralatan penunjang (Rp) Th.1 Th.2 Th.3 Th.4
Perjalanan
Pengambilan sampel
2 2.500.000 5.000.000
Perjalanan
Pengambilan sampel
1 2.500.000 2.500.000 2.500.000 2.500.000
Seminar Seminar nasional 5 1.000.000 - 5.000.000 5.000.000 5.000.000
xix
SUB TOTAL (Rp) 5.000.000 7.500.000 7.500.000 7.500.000
5. Lain-lain
Kegiatan Justifikasi Pemakaian
Kuan-titas
Harga Satuan (Rp)
Harga Peralatan penunjang (Rp) Th.1 Th.2 Th.3 Th.4
ATK ATK 3.556.000 1.556.000 2.331.000 556.000
Publikasi Publikasi - 10.000.000 20.000.000 10.000.000
SUB TOTAL (Rp) 3.556.000- 11.556.000 22.331.000 10.556.000
TOTAL ANGGARAN YANG DIPERLUKAN SETIAP TAHUN (Rp)
Th.1 Th.2 Th.3 Th.4
250.000.000 250.000.000 250.000.000 250.000.000
TOTAL ANGGARAN YANG DIPERLUKAN SELURUH TAHUN (Rp) 1.000.000.000-
xx
Lampiran 5. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas
No Nama/NIDN Instansi Asal Bidang Ilmu
Alokasi Waktu (J/M
Uraian Tugas
1. Prof. Dr. Eky S. Soeria Soemantri, drg., Sp. Ort (K)
Fakultas Kedokteran
Gigi
Ilmu Ortodontik 18
Kordinator Penelitian, supervisi, penulisan makalah ilmiah
2. Dr. Ani Melani Maskoen, drg., MKes
Fakultas Kedokteran
Gigi
Biokimia dan Biomolekuler
, Genetik 18
Analisis mutasi gen TGFB3 dan MSX1 PCR, RFLP, penlisan makalah ilmiah
3. Dr. Endah Mardiati, MS, drg., Sp. Ort (K)
Fakultas Kedokteran
Gigi
Ilmu Ortodontik 18
Perawatan orto dan menganalisis hasil biomarker
4. Dr. Irna Sufiawati, drg, Sp.PM
Fakultas Kedokteran
Gigi
Ilmu Kesehatan
Anak, Genetik
18
Pemeriksaan pasien HIV dgn beberapa biomarker
5. Dr. Ira Komara drg., Sp. Perio (K)
Fakultas Kedokteran
Gigi
Ilmu Periodontik 18
Pemeriksaan periodontitis pada org tua CBL NS dan memeriksa marker biologisnya
8. Mahasiswa S3 Fakultas Kedokteran
Ilmu Bedah Mulut 18
Membantu penelitian aspek genetic CBL NS
xxi
Lampiran 3. Biodata Ketua dan Anggota Tim Peneliti Biodata Ketua Peneliti
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Prof. Dr. H. Eky Setiawan Soeria Soemantri, drg., Sp.Ort. (K)
2 Jenis Kelamin Laki-laki 3 Jabatan Fungsional Guru Besar 4 NIP/NIK 1949 0718 1978 02 1001 5 NIDN 0018074902 6 Tempat dan Tanggal Lahir Bandung, 18 Juli 1949 7 E-mail [email protected] 8 Nomor Telepon/HP 08122325999 9 Alamat Kantor FKG Unpad
Jalan Sekeloa Selatan I No. 1 Bandung, 40132
10 Nomor Telepon/Faks +62 22 2504985/+62 22 2532805/ +62 22 2532861
11 Lulusan yang Telah Dihasilkan S1= orang S2= orang S3= orang 12 Mata Kuliah yang Diampu 1. Sefalometri Program Spesialis
2. Praktikum Cekat Program Spesialis 3. Seminar Ortodontik III Program Spesialis 4. Klinik Ortodontik I Program Spesialis 5. Keterampilan Klinik III Program Spesialis 6. Seminar Ortodonti II Program Spesialis 7. Pertumbuhan dan Perkembangan Kraniofasial
Program Spesialis 8. Praktikum Cekat II Program Spesialis 9. Perawatan Kelainan Dento Kraniofasial IV
Program Spesialis Program Spesialis 10. Seminar IV Program Spesialis 11. Klinik IV Program Spesialis
B. Riwayat Pendidikan S-1
S-2/Sp S-3
Nama Perguruan Tinggi UNPAD Kedokteran Gigi
(SP) Academisch Centrum voor Tandheelkunde Amsterdam Belanda
Doktor (2002) Ilmu Kedokteran (S3) Sandwich Program antara Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran dengan Academisch Centrum voor Tandheelkunde
xxii
Amsterdam, Belanda
Bidang Ilmu Kedokteran Gigi
Tahun Masuk/Lulus 1976 (SP) 1986 – 1990
2002
Judul Skripsi/Tesis/Disertasi Pengaruh waktu pembedahan pada tumbuh kembang kraniofasial penderita celah bibir dan langit2 dengan metode sefalometri
Nama Pembimbing/Promotor Prof. Dr. B. Prahl-Andersen
Prof. Tet Soeparwadi Sp. BM dan Prof. Dr. B. Prahl-Andersen
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir (Bukan Skripsi, Tesis dan Disertasi)
No. Tahun Judul Penelitian
1 2011 Endah Mardiati, Eky Soeria Soemantri, Bergman Thahar. The Relationship Between Menarche and Skeletal Maturation Stage vertebrae of Deutero-Malayid Indonesian Female".
2 2012 Endah Mardiati, Eky S. Soeria Soemantri The Relationship Between Menarche and Hand-Wrist Skeletal Maturation of Deutero-Malay Indonesian Subject. Poster.
4 2014 Muhammad Ruslin, Tymour Forouzanfar, Ida A. Astuti, Eky S. Soemantri, Dirk B. Tuinzing. The epidemiologi, treatment, and compilation of dentofacial deformities in an Indonesian population: A 21-year analysis.
5 2014 Parta L. Silitonga, Bergman Thahar, Endah Mardiati, Tono Hambali, Eky Soeria Soemantri. Evaluasi kesesuaian standar ukuran vertical slot breket ortodonti. Journal Kedokteran gigi Unhas.
D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir (Bukan Skripsi, Tesis dan Disertasi)
No. Tahun Judul Pengabdian Kepada
Masyarakat
Pendanaan Sumber Jml (Juta
Rp) 1 2011 Supervisor pada kegiatan Bulan
Kesehatan Gigi Nasional FKG UNPAD-Unilever
2 2012 Supervisor pada kegiatan Bulan Kesehatan Gigi Nasional
FKG UNPAD-Unilever
xxiii
3 2013 Supervisor pada kegiatan Bulan Kesehatan Gigi Nasional
FKG UNPAD-Unilever
4 2014 Supervisor pada kegiatan Bulan Kesehatan Gigi Nasional
FKG UNPAD-Unilever
E. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal 5 Tahun Terakhir
No. Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/Nomor/Tahun
1 Majalah Kedokteran Gigi Universitas Hasanudin
2 Padjadjaran Journal of Dentistry 3 Jurnal Persatuan Dokter Gigi
Indonesia
F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir
No. Nama Pertemuan Ilmiah/Seminar
Judul Artikel Ilmiah
Waktu dan Tempat
1
Telaah fakultas/Prodi Kedokteran Gigi di Indonesia. Kongres PSMKGI. Gedung Rektorat Universitas Airlangga
Gedung Rektorat Universitas Airlangga. Oktober 2011
2
Telaah kedokteran gigi di Indonesia. Penyusunan rencana Program Kesehatan Gigi dan Mulut tahun 2011-2015. Kemkes RI. Hotel Grand Seriti bandung
Hotel Grand Seriti bandung, 21-24 Juni 2011
3 Revitalisasi Budaya Organsiasi Universitas Padjadjaran
Putri Gunung Hotel. Lembang , 25-27 April 2011
4 Peril IKG IV Iprosi Bandung HotelHorison.Bandung , 8-9 Juli 2011
5
Perkembangan Ilmu kedokteran gigi di Universitas Terkemuka di Indonesia, Dies Natalis PSMKGI
FKG Unair Surabaya, 14-15 Oktober 2011
6 Draf Final Standar Pendidikan dan standar kompetensi dokter gigi
Hotel Grand Aquila, 8-10 November 2011
7
Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa (LKMM) tingkat menengah Unpad, pemateri
lembang Surabaya, 21-23 November 2011
xxiv
8
Kurikulum berbasis kompetensi . Lokakarya Operasionalisasi . Kurikulum berbasis kompetensi Unpad
Hotel Savoy Homan. Bandung. 12-13 Desember 2011
9 Arah keperawatan gigi. Diskusi Panel PPGI DPD Jawa Barat
Jawa Barat. 2 Februari 2012
10
Curriculum development toward Internatinationallization of study program.
Seminar Fakultas Ekonomi dan Bisnis. 25-27 Januari 2012
11
Perawatan Ortodonti pada anak2, remaja,dewas antara kebutuhan dan trend. Seminar IKORTI Jabar
Hotel grand Serela. 28 April 2012
12
Kurikulum berbasis kompetensi di lingkungan Unpad . Lokakarya Evaluasi peleatihan Pekerti dan Applied approach tahun 2011 di lingkungan Unpad
Hotel Maison paine Padalarang. 19-20 Juni 2012
13 Pengenalan Dini Kelainan Dentofasial. Dies Forum FKG Unpad
FKG Unpad. 7 Desember 2012
14
KPPIKG2013. 16th Scientific Meeting and Refresher Course in Dentistry
FKG UI, February 27- March 2, 2013. Integrated Speaker.
15 Perawatan Ortodontik pada Masa Tumbuh Kembang. Makasar Scientific Meeting IV
Grand Clarion Hotel. 15 Maret 2013
16
Profil Dokter Gigi Indonesia Holistik yang Membumi Dalam Rangka penerapan Jaminan Kesehatan Nasional. Timnas Lustrum XVII FKG Universitas Airlangga
FKG Universitas Airlangga. Hotel Shangrila. 27 April 2013
17
Interceptive Orthodontics. 8th Indonesian Association of Orthodontists Annual Meeting. Hotel Sahid Rich
Yogyakarta. June 6-8, 2013
18
Peningkatan Mutu Lulusan yang Berorientasi Pada Penguasaan 21st Century Skills . Lokakarya KBK Unpad 2013 Tim KBK dan LP3M Unpad
Hotel Haris. Agustus 2013
19 Sosialisasi Undang2 Dikdok. Panelis. Perhimpunan Pengkaji Ilmu Pendidikan
Fakultas KedokteraMaranatha. Bandung. 10
xxv
Kedokteran Indonesia (PERPIPKI). Fakultas Kedokteran Maranatha
Desember 2013.
20 Prodi KG Universitas Brawijayaatha
Batu Malang. 22Februari 2014.
21 Tumbuh Kembang Kraniofasial
Hotel Trans Bandung. 15 Maret 2014.
22 Orthognatic Surgery Makasar. 2 – 5 Mei2014.
G. Karya Buku dalam 5 Tahun Terakhir
No Judul Buku Tahun Penerbit 1 Naskah akademik revisi
standar kompetensi dan standar pendidikan dokter gigi Indonesia
2011
Afdokgi
2 Kajian kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan gigi
2011
Afdokgi
3 Budaya Organisasi Unpad 2012
Unpad
4 Pendidikan Dokter Gigi di Indonesia
2014 Afdokgi
H.Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya dalam 5 Terakhir
No Judul/Tema/Jenis Rekayasa Sosial Lainnya
yang Telah Ditetapkan Tahun Tempat Penerapan
Respon Masyarakat
1 Rancangan Undang2 Dikdok 2011 DPR RI 2.
I. Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir (dari Pemerintah, asosiasi atau institusi) II.
No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan
Tahun
1 Piagam Penghargaan Satya Karya Bhakti Kelas 2 Universitas Padjadjaran
Satya Karya Bhakti
Universitas Padjadjaran 2003
2 Piagam Tanda Kehormatan Satyalancana Karya Satya 20 Tahun
Presiden Republik Indonesia
2005
3 Diiangkat sebagai spesialis konsultan Kolegium Ikorti 7 Agustus 2006.
4 Fellow dari International College of Continuing Dental Education
27 April 2007
xxvi
International College of Continuing Dental Education
5 Sertifikat Pendidik Departemen Pendidikan Nasional Republik
Indonesia
Departemen Pendidikan Nasional Republik
Indonesia
Juni 2008
6 Piagam Tanda Kehormatan Satyalancana Karya Satya 25
Presiden Republik Indonesia
2010
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah Hibah Penugasan Penelitian Unggulan Academic Leaderships Grant (PROGRAM 1-1-6)
Jatinangor/Bandung, 27 Mei 2015 Pengusul,
Prof. Dr. H. Eky Setiawan Soeria Soemantri, drg., Sp.Ort. (K)
xxvii
1. BIODATA ANGGOTATIM PENELITI
A. Identitas diri
1 Nama Lengkap Dr. Ani Melani Maskoen,drg.,MKes
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Jabatan Fungsional Lektor
4 NIP/NIK/ Identitas lainnya 195303171982032001
5 NIDN 0017035382
6 Tempat dan Tanggal Lahir Bandung, 17 Maret 1953
7 Email [email protected]
8 Nomor Telepon HP 08122350840
9 Alamat Kantor Jl. Prof Eiyckman 38 Bandung
10 Nomor Telepon/Faks 022-2030776
11 Lulusan yang Telah Dihasilkan S-1=20…orang, S-2=15…orang,
S3=22….orang
B. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2 S-3
Nama Perguruan Tinggi UNPAD UNPAD UNPAD
Bidang Ilmu Ilmu Kedokteran Gigi
Biokimia medik
Kedokteran Dasar
Tahun Masuk-Lulus 1972-1980 1992-1995 1998-2005
Judul Skripsi Tesis
Disertasi
Skripsi : Ranula Thesis: Restriction Fragment Length Polymorphisms region D-loop mtDNA dengan enzim RsaI (Disertasi: Peran Polimorfisme Gen Transforming Growth Factors Alpha pada pasien Celah Bibir dengan atau tanpa celah langit-langit Nonsindromik populasi Indonesia
Nama
Pembimbing/Promotor
Skripsi: Pembimbing. Drg Yahya,SpBM, Thesis: Pembimbing : Prof.,Dr.Mohamad Nurhalim Shahib,dr., Prof. Dr. Sudigdo Disertasi :Promotor: Prof. Tet Soeparwadi,Drg.,SpBM, Prof Dr.,Ponpon Idjradinata,dr.,SpA(K). Dr med. Tri Hanggono Achmad,dr.
xxviii
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 tahun Terakhir
No. Tahun Judul Penelitian Pendanaan
Sumber Jml (Juta Rp)
1 2010 Desection HPV L1 Sequences from Bandung,Indonesia as potential Vaccine for cervical cancer.
Stranas 60 juta
2 2010 Peran Gen MSX1dan Gen TGFβ 3 Pada Kelainan Celah Bibir dengan atau tanpa Celah Langit-langit Nonsindromik Populasi Deutromelayu
Stranas DIPA
Unpad
60 juta
3 2011 Study of gene succeptibility in cervical cancer using 48 SNP platform from BeadXpress
Andalan Unpad 150 jt
4 2011 Desection HPV L1 Sequences from Bandung,Indonesia as potential Vaccine for cervical cancer.
PHKPKPD
5 2013 ANALISIS VARIASI SEKUENS GEN E6, L1, DAN L2 HUMAN PAPILOMA VIRUS (HPV) TIPE 16 PENYEBAB KANKER SERVIKS
BOPTN 60 jt
6 2014 Distribusi Kromosom Seks (X dan Y) Pada Penderita Gangguan Perkembangan Organ Seksual dengan Metode Fluorescence In Situ Hybridization (FISH)
Hibah Pengembangan
Karir
75 jt
7 2014 Analisis Biomolekular Gen Glukosa6Fosfat Dehidrogenase pada Hiperbirubinemia neonatal yang lahir di Indonesia
Hibah pembinaan Penelitian
50 jt
8 2014 Deteksi Mutasi gen WDR1 sebagai Kandidat Gen Novel Pada Kasus Celah Langit-langit nonsindromik dengan riwayat environmental Tobacco smoking
Hibah Pengembangan
Karir
75 jt
D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 TahunTerakhir
No. Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat
Pendanaan Sumber Jml
(JutaRp)
xxix
1 2013 Pemeriksaan Kesehatan gigi pada masyarakat di sekitar kampus FKG Unpad
Unilever
2 2014 Penyuluhan pada keluarga penderita Hipospadia
E. Publikasi Artikel Ilmiah dalam Jurnal 5 Tahun Terakhir
No Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/Nomor/Tahu
n 1
1 Pengaruh Iontoforesis NaF 2% dan KCl terhadap
kadar MMP8 pada gingival Crevicular Fluid (GCF) dentin hipersensitif kelompok usia dewasa
Bionatura, Unpad 2011
2 2
Distribution of D543N NRAMP1 Polymorphism in Tuberculosis Patients from Kupang, East Region of Indonesia
Medical J Indonesia
2013
3
Exploring TLR-2 Gene Polymorphisms in Cervical Cancer Development.
Majalah Kedokteran
Bandung
2013
4 IGNG Polymorphism (+874 T>A) is not a Risk Factor for Servical Cancer
Universa Medicina
2013
5
Potential Apoptotic Effect Of Plantain Extract (Plantago mayor L.) Through Increasing Of Caspase-3 Level On Hypergastrinemic Rat Model
International Journal of
Research in Pharmaceutical
and Nano Sciences
2013
6
The Hepatoprotective Effect Of Ethanol Extract Of Plantain (Plantago major L.) On Drug Induced Hepatotoxicity Rat (Rattus norvegicus) Model
Asian Journal of Phytomedicine
and Clinical Research
2013
7
Peran Ekstrak Etanol Topikal Daun Mengkudu (Morinda citrifolia L.) padaPenyembuhan Luka Ditinjau dari Imunoekspresi CD34 dan Kolagen padaTikus Galur Wistar – Role of Noni (Morinda citrifolia L.) Leaf Ethanolic Extract TopicalApplication on Wound Healing Examined from CD34 Immunoexpressionand Collagen on Wistar Rats
Majalah Kedokteran
Bandung
2013
8
Exploring TLR2 Gene Polymorphisms in Cervical Cancer Development - Polimorfisme Gen TLR2 dan Perkembangan Kanker Serviks
Majalah Kedokteran
Bandung
2013
9
GyrA Gene Mutations of M. tuberculosis and Previous Use of Ciprofloxacin and Ofloxacin in Quinolone Resistance
Malaysian Journal of Medicine and Health Sciences
2013
xxx
Peran Polimorfisme A104G pada Regio Intron 5 Gen Transforming Growth Faktor Betha 3 pada Penderita Celah Langit-langit Nonsindromikpopulasideuteromelayu
Lembaga Survey Kesehatan
Indonesia (LSKI)
2011
F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir
No Nama Pertemuan Ilmiah/Seminar
Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
1 Dies FKG Unpad Genetic Aspect of Cleft Lip and Palate Nonsyndromic
Bandung, 2012 Nama Jurnal Volume/Nomor/Tahun
2 Thallassemia Day /PHTDI
DIAGNOSIS MOLEKULER
THALASSEMIA
8 Juni 2011
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak
sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam pengajuan Hibah ALG 1.1.6.
Bandung, Mei 2015 Pengusul
(Dr.Ani Melani Maskoen,drg.,MKes)
xxxi
2. BIODATA ANGGOTATIM PENELITI
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Dr. Endah Mardiati, drg., MS., Sp.Ort.(K) 2 Jenis Kelamin Perempuan 3 Jabatan Fungsional Lektor Kepala 4 NIP/NIK 1959 0603 1985 03 2001 5 NIDN 0003065903 6 Tempat dan Tanggal Lahir Yogyakarta, 03 Juni 959 7 E-mail [email protected]
[email protected] 8 Nomor Telepon/HP 08122359797 9 Alamat Kantor FKG Unpad
Jalan Sekeloa Selatan I No. 1 Bandung, 40132
10 Nomor Telepon/Faks +62 22 2504985/+62 22 2532805/ +62 22 2532861
11 Lulusan yang Telah Dihasilkan S1= 7 orang S2=64 orang S3= 2 orang 12 Mata Kuliah yang Diampu 12. Sefalometri Program Spesialis
13. Praktikum Cekat Program Spesialis 14. Seminar Ortodontik III Program Spesialis 15. Klinik Ortodontik I Program Spesialis 16. Keterampilan Klinik III Program Spesialis 17. Seminar Ortodonti II Program Spesialis 18. Pertumbuhan dan Perkembangan
Kraniofasial Program Spesialis 19. Praktikum Cekat II Program Spesialis 20. Perawatan Kelainan Dento Kraniofasial IV
Program Spesialis Program Spesialis 21. Seminar IV Program Spesialis 22. Klinik IV Program Spesialis
B. Riwayat Pendidikan S-1
S-2 S-3
Nama Perguruan Tinggi
UNPAD Kedokteran Gigi UGM Program Doktor Pasca Sarjana UNPAD, Post Graduate Faculty of Dentistry Tohoku University Sendai, Japan
xxxii
tahun 2010 (Sandwich Program)
Bidang Ilmu Kedokteran Gigi Ilmu Kesehatan/ Ilmu Kedokteran Gigi UGM
Ortodonsia/Ilmu Kedokteran Gigi
Tahun Masuk/Lulus
1978-1983
1986-1989 (S2)
1994-1999 (SP)
2004-2010
Judul Skripsi/Tesis/Disertasi
Perbedan Inklinasi Anterior Rahang Atas dan Rahang Bawah Pasca Perawatan Pada Maloklusi Kelas Dento-Skeletal dengan Pencabutan Gigi Premolar Terhadap Norma Inklinasi Deutero-Malayid
Resorbsi Apikal Akar Gigi Molar Pertama Rahang Bawah Pada Perawatan Ortodonti Dengan Alat Cekat Edgewise
Disertasi Umur Vertebra Servikal dan Tahap Maturasi Fisiologis Untuk Prediksi Pertumbuhan Pubertal Anak Indonesia Ras Deutero Melayu (Berdasarkan Beberapa Indeks Maturasi Fisiologis)
Nama Pembimbing/Promotor
Jono Salim, drg., Sp.Ort Bergman Thahar, drg., Sp.Ort Defianty Agustini
Tono S. Hambali, drg., Sp.Ort(K)
Jono Salim, drg., Sp. Ort(K)
Prof. Dr. drg. Eky, S. Soeria Soemantri, Sp.Ort.(K) Prof. Dr. drg. Bergman Thahar, Sp.Ort.(K) Prof .(EM). Dr. drg. Edeh Roleta, MS., AIFM Prof. Dr. dr. Bambang Sutrisna, MHSc
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir (Bukan Skripsi, Tesis dan Disertasi)
No. Tahun Judul Penelitian
1 2011 “Meningkatkan Profesionalisme Dokter Gigi Gigi Menjelang Re-Sertifikasi STR tahun 2011
2 2011 “The Relationship Between Menarche and Vertebrae Skeletal Maturation Stage of Deutero-Malayid Indonesian Female”.
4 2011 “Kegagalan Perawatan Maloklusi Kelas III Skeletal”
xxxiii
5 2012 The Relationship Between Menarche and Skeletal Maturation of Deutero-Malayid Indonesian Subjec.
6 2012 Perawatan Ortodonti (kawat gigi) Pada Anak, Remaja dan Dewasa antara Kebutuhan dan Trend” IKORTI Komda Jawa Barat
7 2012 “Indikator Maturasi Fisiologis Untuk Perawatan Ortodonti Interseptif”. 8 2012 “Seminar Kesehatan Populer: Earphone dan behel, gaya atau
berbahaya?”. Bale Sawala Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjran
9 2012 Distribusi Maloklusi Pasien Ortodonti RSGM FKG UNPAD Berdasarkan Klasifikasi Maloklusi Angle, Umur, dan Jenis Kelamin
10 2013 Perawatan Ortodonti Pada Kasus Penyakit Periodontitis Parah 11 2013 The Relationship Between Menarch and Skeletal Maturation Stage of
Deutero-Malay Indonesian Subject 12 2013 Perawatan Maloklusi Dento-Skeletal Pada Masa Anak-Anak 13 2013 Penanganan Maloklusi Pada Periode Gigi Sulung dan Gigi Bercampur
Dengan Alat Ortodonti Lepasan 14 2014 Perawatan Ortodonti Pada Anak-anak 15 2014 The Relationship Determination Between Menarche and The Peak of
Skeletal Maturation Using Handwrist and Cervical Vertebrae Index 15 2015 Perubahan Dimensi Dento-Kraniofasial Dalam Arah Sagital dan
Vertikal Pasien Maloklusi Kelas II Divisi I Berdasarkan Saat Dimulainya Perawatan Ortodonti dengan Twin Blok
16 2015 Perbedaan Tingkat Klasifikasi Gigi Anak Perempuan dan Laki-Laki Indonesia
D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir (Bukan Skripsi, Tesis dan Disertasi)
No. Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat
Pendanaan Sumber Jml (Juta Rp)
1 2005-2015
Pelayanan di Instalasi Spesialis Ortodonti RSGM FKG Unpad
2 2014 Bulan Kesehatan Gigi Nasional Unilever
E. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal 5 Tahun Terakhir
No. Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/Nomor/Tahun
1 2011 (Jurnal)
The difference of canines, first and second premolar teeth size resulted from cone beam computed tomography imaging with Moyers prediction table on study models final scientific works
Padjadjaran Journal of Dentistry Volume 23, Number 1 (11-15), March 2011 (Pembimbing)
2 2011 (Jurnal)
Post orthodontic treatment stability measurement in dentoskeletal class I malocclusion
Padjadjaran Journal of Dentistry Volume 23, Number 1 (53-60), March
xxxiv
based on The Objective Grading System Index.
2011 (Pembimbing)
3 2012 (Jurnal)
Mandibulary Dental Arch form Differences Between Fourth Degree Polynominal and Pentamorphic Arch form in Normal Occlusion Sample at FKG UNPAD
OrthodonticsMagazine Publish by Association ofOrthodontistIndonesia. Volume 8, Number 1 (73-78), June 2012 (Pembimbing)
4 2012 (Jurnal)
Treatment of Non Extraction Class II Division I Malocclusion Using Standard Edgewise and Headgear in Growing Patient
OrthodonticsMagazine Publish by Association ofOrthodontistIndonesia. Volume 9, Number 2 (53-57), December 2012 (Pembimbing)
5 2014 (Dental Jurnal
Majalah Kedokteran Gigi)
The Relationship Determination Between Menarche and The Peak of Skeletal Maturation Using Handwrist and Cervical Vertebrae Index
ISSN 1978-3728 Volume 47, Number 2, June 2014
F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir
No. Nama Pertemuan Ilmiah/Seminar
Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
1
“Meningkatkan Profesionalisme Dokter Gigi Gigi Menjelang Re-Sertifikasi STR
“Meningkatkan Profesionalisme Dokter Gigi Gigi Menjelang Re-Sertifikasi STR
10 April 2011. Hotel Aston Primera Pasteur -Bandung,
2
Seminar (PERIL IKG IV 2011 IPROSI Bandung) “Perawatan Ortodonti Cekat Pada Pasien dengan Penyakit Periodontal Parah
Seminar (PERIL IKG IV 2011 IPROSI Bandung) “Perawatan Ortodonti Cekat Pada Pasien dengan Penyakit Periodontal Parah
08 - 09 Juli 2011. Hotel Horison Bandung,.
3
Menegakkan Diagnosa, Pencegahan dan Pengelolaan Deformitas Wajah
Kepala Bagian Bedah Mulut dan Maksilofasial FKG UNPAD/ RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
15 Oktober 2011. Bandung RSHS
4
7thFDI-IDA Joint Meeting &Semarang Dental Exhibition 2011 “The Relationship Between Menarche and Vertebrae Skeletal Maturation Stage of Deutero-Malay Indonesian Female”.
7thFDI-IDA Joint Meeting &Semarang Dental Exhibition 2011
12 - 13 November 2011. Gumaya Tower Hotel Semarang, Indonesia
5 Dies Natalis ke-52 “Kegagalan Perawatan
Dies Natalis ke-52 “Kegagalan Perawatan
9 Desember 2011. Hotel Horison
xxxv
Maloklusi Kelas III Skeletal Maloklusi Kelas III Skeletal
Bandung,
6
“23 rd Australian Orthodontic Congress” Pert Convention and Exhibition Centre (The Relationship Between Menarche and Skeletal Maturation of Deutero-Malayid Indonesian Subjec)
“23 rd Australian Orthodontic Congress” Pert Convention and Exhibition Centre (The Relationship Between Menarche and Skeletal Maturation of Deutero-Malayid Indonesian Subjec)
10-14 Februari 2012. Western Ausralia,
7
“Perawatan Ortodonti (kawat gigi) Pada Anak, Remaja dan Dewasa antara Kebutuhan dan Trend”
“Perawatan Ortodonti (kawat gigi) Pada Anak, Remaja dan Dewasa antara Kebutuhan dan Trend”
28 April 2012. Hotel Grand Serela Bandung,
8
Bandung Dentistry9. “Indikator Maturasi Fisiologis Untuk Perawatan Ortodonti Interseptif
Bandung Dentistry9. “Indikator Maturasi Fisiologis Untuk Perawatan Ortodonti Interseptif
15-16 Juni 2012. Hotel Aston Primera Bandung,
9
“Seminar Kesehatan Populer: Earphone dan behel, gaya atau berbahaya?”.
“Seminar Kesehatan Populer: Earphone dan behel, gaya atau berbahaya?”.
14 November 2012. Bale Sawala Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjran Bandung,
10 Perawatan Ortodonti Pada Kasus Penyakit Periodontitis Parah
Perawatan Ortodonti Pada Kasus Penyakit Periodontitis Parah
7-18 Mei 2013. Medan
11
8 th Indonesian Association Of Orthodontists Annual Meeting Passion for Excellence (The Relationship Between Menarche and Skeletal Maturation Stage of Deutero-Malay Indonesian Subject)
8 th Indonesian Association Of Orthodontists Annual Meeting Passion for Excellence (The Relationship Between Menarche and Skeletal Maturation Stage of Deutero-Malay Indonesian Subject)
06-08 Juni 2013. Yogyakarta
12
Dies Forum 54 (Perawatan Maloklusi Dento-Skeletal Pada Masa Anak-anak ( Dento-skeletal maloclusion treatment in childhood)
Dies Forum 54 (Perawatan Maloklusi Dento-Skeletal Pada Masa Anak-anak ( Dento-skeletal maloclusion treatment in childhood)
06-07 September 2013
13
1 st JOM (Jakarta Orthodontic Meeting (Penanganan Maloklusi Pada Periode Gigi Sulung dan Gigi
1 st JOM (Jakarta Orthodontic Meeting (Penanganan Maloklusi Pada Periode Gigi
04-06 November 2013. Jakarta
xxxvi
Bercampur Dengan Alat Ortodonti Lepasan)
Sulung dan Gigi Bercampur Dengan Alat Ortodonti Lepasan)
14 Perawatan Ortodonti Pada Anak-anak
Perawatan Ortodonti Pada Anak-anak
20-21 November 2014. Jakarta Ladokgi
15
Pendidikan dan Pelatihan Profesionalisme Kedokteran GIgi Berkelanjutan (P3KGB) “Pertemuan Ilmiah 6 Ilmu Kedokteran Gigi
Pendidikan dan Pelatihan Profesionalisme Kedokteran GIgi Berkelanjutan (P3KGB) “Pertemuan Ilmiah 6 Ilmu Kedokteran Gigi
22-23 Mei 2015. Hotel Horison Bandung
G. Perolehan HKI 5-10 Tahun Terakhir
No Judul/Tema HKI Tahun Jenis 1 Disertasi Umur Vertebra Servikal dan Tahap Maturasi
Fisiologis Untuk Prediksi Pertumbuhan Pubertal Anak Indonesia Ras Deutero Melayu (Berdasarkan Beberapa Indeks Maturasi Fisiologis)
2010 HAKI
H. Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir (dari Pemerintah, asosiasi atau institusi) No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi
Penghargaan Tahun
1 Dosen Berprestasi Utama Dekan FKG UNPAD 2002 2 Satya Karya Bhakti Kelas 2 Rektor UNPAD 2004
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah Hibah Penugasan Penelitian Unggulan Academic Leaderships Grant (PROGRAM 1-1-6)
Jatinangor/Bandung, 27 Mei 2015 Pengusul,
Dr. drg. Endah Mardiati, MS., Sp.Ort.(K)
xxxvii
3. BIODATA ANGGOTA TIM PENELITI
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Dr. Irna Sufiawati, drg, Sp.PM 2 Jenis Kelamin Perempuan 3 Jabatan Fungsional Lektor Kepala 4 NIP/NIK 19680812 199802 2001 5 NIDN 0012086802 6 Tempat dan Tanggal Lahir Mataram/ 12 Agustus 1968 7 E-mail [email protected]
[email protected] 8 Nomor Telepon/HP 08122166756 9 Alamat Kantor FKG Unpad
Jalan Sekeloa Selatan I No. 1 Bandung, 40132
10 Nomor Telepon/Faks +62 22 2504985/+62 22 2532805 B. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir
No. Tahun Judul Penelitian
1 2010-2011
Detection of cdr-1 and cdr-2 Mutation in Candida albicans Resistant to Fluconazole among patients with HIV/AIDS (1st year). Penelitian Multitahun Hibah Bersaing, DIKTI.
2 2010 The molecular mechanism of the interaction between human immunodeficiency virus (HIV) and the two herpesviruses (Herpes simplex virus-1 and CytomegaloVirus) in oral epithelial cell monolayers. Sandwich Programme, DIKTI.
4 2012 Expresion of p24-HIV in Saliva and Serum Related to Epithelial Tight Junctions disrupted (Occludin, ZO-1, Claudin) among patients with HIV/AIDS. Hibah Doktor, DP2M DIKTI
5 2013-2015
Efektifitas Obat Kumur Ekstrak Buah Delima (Punica granatum L.) Terhadap Daya Hambat Pertumbuhan Streptococcus Sanguis Penyebab Stomatitis Aftosa Rekuren tahun 2014. Hibah Penelitian Unggulan FKG Unpad.
6 2014-2015
Analisis Molekuler Gen Vitamin D Receptor (VDR) dan Kadar Mineral Serta Massa Tulang Mandibula Sebagai Indikator Tumbuh Kembang pada Anak yang Terinfeksi HIV/AIDS dengan Highly Active Antiretroviral Therapy. PUPT, Unpad.
7 2014-2015
The molecular mechanism of HIV-induced adherens junctions disruptedand facilitates HSV infection and spread within the mucosal epithelium. Penelitian Kerjasama Luar Negeri dan Publikasi Internasional, DIKTI.
xxxviii
A. Publikasi Ilmiah Dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir
No. Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/Nomor/Tahun
1 The management of noma in a child with systemic lupus erythematosus
Dental Journal
2010;43(1):6-10.
2 Seroprevalence of Herpes Simplex Virus Types 1 and 2 and Their Association with CD4 Count among HIV-Positive Patients.
Dental Journal
2012;45( 2):115–121.
3 A Study of Cytomegalovirus Serology among HIV-Infected Patients in the Highly Active Antiretroviral Therapy Era.
Majalah Kedokteran Bandung
2013;45(2):112-117.
4 HIV-associated disruption of tight and adherens junctions of oral epithelial cells facilitates HSV-1 infection and spread.
International Journal PLoS ONE
2014;9(2): e88803. doi:10.1371/ journal.pone.0088803
B. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir
No. Nama Pertemuan Ilmiah/Seminar Judul Materi/Artikel Ilmiah
1 Hari AIDS Dunia, RS Dr. Hasan Sadikin. Bandung, 3Desember, 2011
The important role of Oral Health Care Workers in recognizing HIV/AIDS-related oral lesions.
2 One Day Seminar, Dinas Kesehatan Kabupaten Purwakarta, 21April, 2012
Penanganan pasien anak secara komperehensif dan deteksi dini manifestasi oral HIV/AIDS serta keganasan
3 Workshop HIV/AIDS, Baiturahmah University. Padang, 19 Mei, 2012
Pengenalan infeksi HIV/AIDS lebih dekat dan manifestasinya di rongga mulut yang berperan penting dalam deteksi dini serta pencegahan penularannya pada praktek dokter gigi
4 Congress of Perhimpunan Mikologi Kedokteran Indonesia (PMKI). Bandung/Juni 30, 2013
Oral Fungal Infection
5 Seminar PDGI Cabang Sukabumi, 13 September 2014.
Cross-infection control in the dental practice
6 Seminar PIT-6 FK Unjani. Bandung, 24-25 Oktober 2015.
The importance of Dental Practitioner Awareness about HIV/AIDS
7 Dies Forum ke-55. Bandung, 12-13 Desember 2014.
Overview of Oral Viral Infection
8 Seminar The 10th ACOMER 2014. Bali, 20-24 November 2014.
The Use of Ultrasonography in the Diagnosis of Salivary Gland Disease
xxxix
F. Perolehan HKI 5-10 Tahun Terakhir
No Judul/Tema HKI Tahun Jenis
1 Mekanisme molekular interaksi antara human immunodeficiency virus tipe 1 danherpesviruses(Herpes simplex virus-1dan human cytomegalovirus) pada sel epitel oral monolayer
2015 HAKI
G. Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi aatau institusi lainnya)
No.
Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan
Tahun
1 Pemenang ketiga karya tulis ilmiah kategori laporan kasus pada The 17th South East Asia Association for Dental Education (SEAADE) Meeting dan The 14th Scientific Meeting and Refresher Course at Dentistry (KPPIKG XIV) Universitas Indonesia.
SEAADE/UI/ PT Unilever Tbk.
2006
2 Pemenang ketiga karya tulis ilmiah kategori poster pada The 15th Scientific Meeting and Refresher Course at Dentistry (KPPIKG XV) Universitas Indonesia.
SEAADE/UI/ PT Unilever Tbk.
2009
3 Pemenang pertama karya tulis ilmiah kategori penelitian pada the 4th Regional Dental Meeting and Exhibition (RDM&E)-IV.
USU 2009
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah Hibah Penugasan Penelitian Unggulan Academic Leaderships Grant (PROGRAM 1-1-6)
Jatinangor/Bandung, 27 Mei 2015 Pengusul,
Dr. Irna Sufiawati, drg, Sp.PM NIP. 19680812 199802 2001
xl
1. BIODATA ANGGOTA TIM PENELITI
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Dr. Ira Komara drg.Sp.Perio (K ) 2 Jenis Kelamin Laki-laki 3 Jabatan Fungsional Lektor 4 NIP/NIK 19591117 198902 1001 5 NIDN 0017115903 6 Tempat dan Tanggal Lahir Kuningan, 17 November 1959 7 E-mail [email protected] 8 Nomor Telepon/HP 08122026778 9 Alamat Kantor FKG Unpad
Jalan Sekeloa Selatan I No. 1 Bandung, 40132
10 Nomor Telepon/Faks +62 22 2504985/+62 22 2532805/ +62 22 2532861
B. Riwayat Pendidikan S-1
S-2 S-3
Nama Perguruan Tinggi
UNPAD Kedokteran Gigi
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran, Bandung Kolegium Periodonsia Indonesia
Program Doktor Pasca Sarjana UNPAD, Fakultas Kedokteran
Bidang Ilmu Kedokteran Gigi Spesialis Periodonsia Spesialis Periodonsia Konsultan Non Bedah & Protesa Periodontal
Periodonsia/Ilmu Kedokteran Gigi
Tahun Masuk/Lulus 1979-1987
1999-2006 (SP1) 2007-2009 (SP2)
2010-2014
Judul Skripsi/Tesis/Disertasi
Peran pemuka masyarakat dalam upaya kesehatan gigi di puskesmas.
Hubungan antara peridontitis pd Ibu hamil dengan bayi berat lahir rendah
Korelasi Antara Kadar; IL-1β, TNF- α Didalam CairanSulkus Gusi Dan Cairan Amnion Dengan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Pada Ibu Hamil Penderita Periodontitis
Nama Pembimbing/Promotor
Drg. Syarief Soewondo SKM.
Prof. Dr. Soertini E.L, drg.,MSc.,Sp.Perio(K)
Prof. Sunardhi Widyaputra,
xli
Drs. Muhamad Nu'man
Drg. Ina Hendiani Sp Perio (K).
drg.,MS.,PhD Prof. Dr. Soertini E.L, drg.,MSc.,Sp.Perio(K) Prof. Dr. Firman F. Wirakusumah, dr ., Sp.OG(K)
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir (Bukan Skripsi, Tesis dan Disertasi)
No. Tahun Judul Penelitian
1 2013 Kehilangan Perlekatan Klinis Pada Perokok Dan Bukan Perokok
2 2014 Pengaruh Perawatan Skeling Dan Root PlaningPada Ibu Hamil Terhadap Marker InflamasiIL-1danKelahiran Prematur/ Bayi Berat Lahir Rendah
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir
No. Nama Pertemuan Ilmiah/Seminar
Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
1
LUSTRUM I and Aceh Syiah Kuala Dental Meeting II (ASYIAH DM II)
Splinting. Banda Aceh. Tahun 2011.
2
Dies Forum 52 FKG UNPAD.
Bahan Synthetic Bone Graft di Bidang Periodontik: A Review tentang Keberhasilan klinis dan radiografi.
Bandung. Tahun 2011.
3 DIES Forum FKG UNPAD 54
Perbedaan Kehilangan perlekatan klinis pada perokok dan bukan perokok
Hotel Harris Festival City Link Bandung, 5-8 September 2013
4 Seminar sehari Kabupaten Bandung.
Optimalisasi Fungsi Gigi. PDGI Cabang Bandung. Tahun 2010.
5
RDME V 2011
Papilla preservation flap as a modified surgical technique in anterior region with esthetics compromised: case report.
Nov 11-12 Tiara Hotel Medan.
xlii
6 Sriwijaya Dentistry. Tahun 2010.
Konsep dasar yang harus dipahami untuk mendukung keberhasilan implan,
Palembang. 24 to 25 July 2010.
7 Sriwijaya Dentistry. Tahun 2010
Perio-ortho case management comprehensively.
Palembang. 24 to 25 July 2010.
J. KEGIATAN PROFESIONAL/PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Tahun Bentuk Penghargaan Penyalenggaraan
2011 Supervisor pada kegiatan Bulan Kesehatan Gigi Nasional
FKG UNPAD-Unilever
2012 Supervisor pada kegiatan Bulan Kesehatan Gigi Nasional
FKG UNPAD-Unilever
2013 Supervisor pada kegiatan Bulan Kesehatan Gigi Nasional
FKG UNPAD-Unilever
2014 Supervisor pada kegiatan Bulan Kesehatan Gigi Nasional
FKG UNPAD-Unilever
K. Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir (dari Pemerintah, asosiasi atau institusi)
No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan
Tahun
1 Satya Lencana Kesetiaan Depdiknas 2008
2 Satya Karya Bhakti Rektor UNPAD 2009
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah Hibah Penugasan Penelitian Unggulan Academic Leaderships Grant (PROGRAM 1-1-6)
Jatinangor/Bandung, 27 Mei 2015 Pengusul,
Dr. Ira Komara drg.Sp.Perio (K )
xliii
Lampiran 4. Surat pernyataan ketua peneliti
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI Jalan Raya Bandung - Sumedang Km.21 Jatinangor 45363
Telp. 022 2504985., Fax. 022 2532805 , e-mail : http://[email protected]
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Prof. Dr. Eky S. Soeria Soemantri, drg., Sp. Ort (K)
NIP/ NIDN : 0018074902/19490718197802 1001
Pangkat/ Golongan :Pembina Utama Muda (Gol IV/C)
Jabatan Fungsional : Guru besar
Alamat : Jl. Dago Asri V no. G.5
Bandung 40135
Dengan ini menyatakan bahwa proposal penelitian saya yang berjudul: yang diusulkan dalam Hibah Penugasan Penelitian Unggulan Academic Leaderships Grant (PROGRAM 1-1-6) untuk tahun anggaran 2015 bersifat original dan belum pernah dibiayai oleh lembaga/sumber dana lain. Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan mengembalikan seluruh biaya penelitian yang sudah diterima ke kas negara. Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenarnya-benarnya.