fisiologi nyeri. referred pain dikiiit
TRANSCRIPT
BAB 3. PEMBAHASAN
3.1 Penyebab terjadinya oral facial pain
Oral Facial Pain adalah suatu nyeri yang terkonsentrasi pada daerah wajah
dan kepala. Ada banyak penyebab terjadinya oral facial pain, yaitu:
1. Penyebab lokal
Terdiri dari:
- Gangguan pada TMJ, misalnya adanya bunyi seperti clicking dan
popping pada saat terjadi gerakan pada TMJ, hal ini mungkin
dikarenakan bergesernya posisi sendi sehingga menyebabkan
gangguan pada saat pergerakan sendi.
- Gangguan pada Glandula Saliva, misalnya karena mengeringnya
kelenjar saliva dan bisa juga karena kandungan dari saliva itu sendiri
- Gangguan pada pada otot, misalnya edema pada otot, yang
menyebabkan kejang otot, terutama pada otot-otot mastikatori
- Gangguan pada gigi dan jaringan pendukungnya, misalnya adanya
karies gigi, pulpitis dan periodontitis
- Sinusitis
2. Gangguan pada saraf
Contohnya adalah trigeminal neuralgia, biasanya bersifat idiopatik atau
belum diketahui pasti penyebab terjadinya. Tetapi ada yang
menyebutkan terjadinya trigeminal neuralgia terjadi karena adanya
penekanan oleh pembuluh darah di sekitar nervus trigeminus yang
disbut “vaskular compression” yang menyebabkan material pelindung
saraf rusak. Selain itu, adanya tumor atau jaringan yang terinfeksi di
sekitar jaringan saraf juga dimungkinkan menjadi penyebab terjadinya
trigeminal neuralgia. Selain trigeminal neuralgia, gangguan saraf yang
dapat menyebabkan terjadinya oral facial pain adalah glossopharyngeal
neuralgia, vagus neuralgia, accesorius neuralgia, dan cervical plexus
spinal nerve. Saraf-saraf tersebut adalah saraf yang menginervasi organ
pada daerah mulut-wajah-kepala serta saraf yang membantu dalam
penghataran impuls dari regio facei ke otak.
3. Gangguan pada vascular
Misalnya perubahan tekanan darah yang mengakibatkan sakit kepala,
migrain, cluster, giant cell arteria
4. Psikogenik, merupakan faktor dari emosi dan psikologis, misalnya
gangguan somatoform
3.2 Mekanisme Referred Pain
Fisiologi nyeri melalui proses-proses berikut:
1. Proses Transduksi (Transduction)
Proses transduksi merupakan proses dimana suatu stimuli nyeri diubah
menjadi suatu aktifitas listrik yang akan diterima ujung-ujung saraf.
Stimuli ini dapat berupa stimuli fisik (tekanan), suhu (panas) atau kimia
(substansi nyeri). Transduksi rasa sakit dimulai ketika ujung saraf bebas
(nociceptors) dari serat C dan serat A delta neuron aferen primer
menanggapi rangsangan berbahaya. Nosiseptors terkena rangsangan
berbahaya ketika kerusakan jaringan dan inflamasi terjadi sebagai akibat
dari, misalnya, trauma, pembedahan, peradangan, infeksi dan iskemia.
Nociceptors didistribusikan pada ;
1. Struktur Somatik (kulit, otot, jaringan ikat, tulang, sendi);
2. Struktur Viseral (organ viseral seperti hati, saluran gastro-intestinal).
3. Serat C dan serat A-delta yang terkait dengan kualitas yang berbeda
rasa sakit.
Ada tiga kategori rangsangan berbahaya:
1. Mekanik (tekanan, pembengkakan, abses, irisan, pertumbuhan tumor);
2. Thermal (membakar, panas);
3. Kimia (neurotransmitter rangsang, racun, iskemia, infeksi).
Penyebab stimulasi mungkin internal, seperti tekanan yang diberikan
oleh tumor atau eksternal, misalnya, terbakar. Stimulasi ini menyebabkan
pelepasan mediator kimia berbahaya dari sel-sel yang rusak, termasuk:
prostaglandin ,bradikinin ,serotonin ,substansi P, kalium, histamin.
Mediator kimia ini mengaktifkan nosiseptor terhadap rangsangan
berbahaya. Dengan maksud memperbaiki rasa nyeri , pertukaran ion
natrium dan kalium (depolarisasi dan repolarisasi) terjadi pada membran
sel. Hal ini menghasilkan suatu potensial aksi dan generasi dari sebuah
impuls nyeri.
2. Proses Transmisi ( Trasmision)
Proses tranmisi dimaksudkan sebagai penyaluran impuls melalui saraf
sensoris menyusul proses transduksi. Impuls ini akan disalurkan oleh
serabut saraf A delta dan serabut C sebagai neuron pertama, dari perifer ke
medulla spinalis dimana impuls tersebut mengalami modulasi sebelum
diteruskan ke thalamus oleh traktus sphinotalamikus sebagai neuron
kedua. Dari thalamus selanjutnya impuls disalurkan ke daerah somato
sensoris di korteks serebri melalui neuron ketiga, dimana impuls tersebut
diterjemahkan dan dirasakan sebagai persepsi nyeri.
Penyaluran terjadi dalam tiga tahap. Nyeri impuls ditransmisikan:
1. Dari situs transduksi sepanjang serat nociceptor ke punggung tanduk di
sumsum tulang belakang
2. Dari sumsum tulang belakang ke otak batang;
3. Melalui hubungan antara korteks, talamus dan tingkat yang lebih tinggi
dari otak.
Serat C dan serat A-delta berakhir di tanduk dorsal sumsum tulang
belakang. Ada celah sinaptik antara akhir terminal serat C dan serat A-
delta dan neuron tanduk dorsal nociceptive (NDHN). Agar impuls rasa
sakit yang akan ditransmisikan dalam celah untuk NDHN sinapsis,
neurotransmiter rangsang yang dilepaskan, yang mengikat reseptor khusus
pada NDHN. Neurotransmitter adalah: adenosin trifosfat; glutamat ,
peptida terkait gen kalsitonin, bradikinin , oksida nitrous , substansi P.
Impuls nyeri ini kemudian ditransmisikan dari sumsum tulang belakang
untuk membendung otak dan thalamus melalui dua jalur utama meningkat
nociceptive. Ini adalah jalan spinothalamic dan spinoparabrachial . Otak
tidak memiliki pusat-pusat rasa sakit diskrit,jadi ketika impuls tiba di
thalamus mereka diarahkan untuk berbagai bidang otak dimana
mereka akan diproses.
3. Proses Modulasi (Modulation)
Proses modulasi adalah proses dimana terjadi interaksi antara sistem
analgesik endogen yang dihasilkan oleh tubuh pada saat nyeri masuk ke
kornu posterior medula spinalis. Proses acendern ini di kontrol oleh otak.
Sistem analgesik endogen ini meliputi enkefalin, endorfin, serotonin, dan
noradrenalin memiliki efek yang dapat menekan impuls nyeri pada kornu
posterior medulla spinalis. Kornu posterior ini dapat diibaratkan sebagai
pintu yang dapat tertutup atau terbukanya pintu nyeri tersebut diperankan
oleh sistem analgesik endogen tersebut di atas. Proses modulasi inilah
yang menyebabkan persepsi nyeri menjadi sangat subyektif pada setiap
orang.
4. Persepsi
Persepsi merupakan titik kesadaran seseorang terhadap nyeri. Pada saat
individu menjadi sadar akan nyeri, maka akan terjadi reaksi yang
kompleks.
1. Korteks somatosensori: Ini adalah terlibat dengan persepsi dan
interpretasi dari sensasi. Ini
mengidentifikasi intensitas, jenis dan lokasi sensasi rasa sakit dan
sensasi yang berkaitan dengan pengalaman masa lalu, memori dan
aktivitas kognitif. Ini mengidentifikasi sifat stimulus sebelum memicu
respons, misalnya, di mana rasa sakit itu, seberapa kuat itu dan
bagaimana rasanya.
2. Sistem limbik: Hal ini bertanggung jawab untuk respon emosi dan
perilaku terhadap rasa sakit misalnya, perhatian, suasana hati, dan
motivasi, dan juga dengan pengolahan rasa sakit,dan pengalaman masa
lalu rasa sakit.
Reffered pain adalah nyeri dalam yang disebabkan karena penyakit
organ/struktur dalam tubuh yang ditransmisikan ke bagian tubuh di daerah
yang berbeda, bukan dari daerah asal nyeri. Misalnya, nyeri pada lengan kiri
atau rahang berkaitan dengan iskemia jantung atau serangan jantung.
Contohnya adalah nyeri dari organ viseral yang dialihkan ke permukaan tubuh
lainya. Cabang-cabang dari serabut nyeri visceral bersinaps di dalam medulla
spinalis dengan beberapa neuron urutan kedua serupa yang menerima
rangsang dari kulit. Bila serabut visceral tersebut dirangsang kuat, sensasi
nyeri visceral menyebar ke dalam beberapa neuron yang biasanya
menghantarkan sensasi nyeri hanya dari kulit, dan orang tersebut mempunyai
perasaan bahwa sensasi itu benar-benar berasal dari kulit.
Pada referred pain, nyeri yang berpindah biasanya ke daerah yang satu
jalur saraf atau saraf yang menjalarkan impuls mengalami sinaps pada saat
proses transmisi ke otak, sehingga impuls yang berasal dari afferen lain, bisa
masuk ke dalam jalur saraf lain yang sejalur atau karena pengaruh terjadinya
sinaps tadi. Biasanya kondisi ini saat otak menerima terlalu banyak impuls
dari berbagai saraf afferen yang mengakibatkan kekacauan pada saar proses
pengembalian impuls ke efektor.
3.3 Jalur terjadinya Oral facial pain
Jalur-jalur terjadinya nyeri pada daerah oral fasial selalu mengikuti jalur saraf
yang menginervasi pada daerah oral fasial tersebut. Pada skenario, nyeri yang
terjadi karena gigi berlubang yang justru dirasakan pada daerah kepala. Hal ini
disebabkan karena beberapa daerah temporal dan frontal kepala dan juga gigi
diinervasi oleh saraf yang sama yaitu nervus trigeminus. Nervus ini
mempunyai 3 percabangan, yaitu:
1. Nervus ophtalmikus
Saraf ini merupakan cabang pertama bersifat sensoris yang pempersarafi
bulbus, glandula lacrimalis, conjuntiva, mukasovakum nasi, kulit hidung,
palpebra, dahi, kulit kepala. Membentang ke ventral didinding sinus lateral
cavernosus dibawah n.okulamotorius dan troghlearis. Menerima serabut
simpatis dari pleksus corotikus internus serta memberikan cabang romus
tentorii/ meningeus. Sebelum memasuki fissura orbitaris.
2. Nervus Maksilaris
Dari ganglion trigeminal divisi ini berjalan kedepan pada dinding lateral
sinus cavernosus dibawah N.VI, dan meninggalkan fossa crani melalui
foramen rotundum dan memasuki bagian superior dari fossa
pterygopalatina. Sesudah memutari sisi lateral processus orbitalis dari os
platina, memasuki orbital melalui fissura orbitalis inferior. Berjalan
kedepan pada sulcus infraorbitali pada orbital floor dan berubah nama
menjadi n.infraobita. selanjutnya memasuki canalis dan keluar pada pipi
melalui foramen infraorbitalis untuk mempersarafi kulit palpebra inferior,
kulit sisi hidung dan pipi, bibir atas dan mucosa bibir atas dan pipi.
3. Nervus mandibularis
Divisi ini merupakan divesi yang terbesar. Dibentuk pada fossa
infratempolar tepat dibawah foramen ovale oleh gabungan motor root N.V
dengan sensory root V3. Nervus ini segera mempercabangkan dua cabang
kecil : cabang meningea (n.spinosus ) dan nervus untuk m.pterygoid
media, kemudian terbagi dua menjadi divisi anterior dan posterior . dari
divisi posterior keluar N.buccalis dan nervus untuk M.masetter,
m.pterygoid lateral dan dua dee tempotal nervus. Nervus spinosus
melewati foramen spinosus untuk mencapai dasar fossa crani media untuk
mempersarafi durameter pada fossa anterior dan media serta membran
mucosa cellulae mastoid.
Seperti yang telah dijelaskan pada mekanisme referred pain, jalur
penghantaran nyeri yang terjadi pada daerah wajah terutama pada jalur nervus
trigeminus karena nervus ini yang paling besar yang menginervasi di daerah
oral facial. Selain itu, setiap saraf selalu berhubungan, seperti nervus
trigeminus yang mempunyai hubungan dengan nervus facialis, yang
menyebabkan impuls nyeri yag terjadi dapat menyebar ke daerah oral facial
yang lain.