fluburung dr.dr.idra

51
PENCEGAHAN PENULARAN INFEKSI AVIAN INFLUENZA PADA KASUS RESIKO TINGGI

Upload: shintadevii

Post on 11-Dec-2015

212 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

FKXH BKMXMHXXIC JX BKMXBJXJKJ XH HKNHH BNXJB JXXM B XJJ NH XNKB KJBNJH NXJN J H LU BURUNG SANGAT BERBAHAYA, BJJNXVXMXGGJSNN VKM,XMCLKCXJCXGCG VJJXL BCXGJCJXX BJNKXJCXKNX BKKSKXHSOSX BXKSXHSUXSK VJNJHKS BJSHGCSCJXKJNCHVHCXXXCX BHSJXJSJKS BKNNCHXCHSCDFYCICG VGHHXHXBVCNMXVXVSNS BXBX,NBX BXXB BXBXB VVSXGGHBHJJLSXHX X

TRANSCRIPT

PENCEGAHAN PENULARAN INFEKSI AVIAN INFLUENZA PADA KASUS RESIKO TINGGI

PENDAHULUAN

FLU BURUNG

Infeksi

Ungas

Hongkong1997

Pertama kali melaporkan, infeksi flu burung menyerang

manusia

Indonesia2008

132 kasus Konfirmasi H5N1

Angka kematian

90%

Kelompok Risiko Tinggi

• Kontak erat (dalam jarak satu meter)

• Terpajan misalnya memegang, menyembelih, mencabuti, memotong, mempersiapkan untuk mengkonsumsi ternak ayam

• Mengkonsumsi produk unggas mentah

• Kontak erat dengan binatang lain (selain ternak unggas)

• Memegang/menangani sampel yang dicurigai mengandung virus H5N1 dalam laboratorium

Cara penularan

Binatang Lingkungan

Manusia Makanan

Gejala

Demam > 38 0CBatuk

Nyeri tenggorokanSakit kepalaNyeri otot

Infeksi selaput mataDiare dan gangguan saluran cerna

Definisi Kasus

Kasus dalam investigasi

Kasus suspek H5N1

Kasus probabel

Kasus terkompirmasi

PENCEGAHANPencegahan paripurna tentunya meliputi :Perbaikan higieni dan sanitasi peternakan unggas yang menjadi sumber penularan virus.

Pemusnahan ternak unggas yang sakit/diduga mengidap avian influenza dan hewan yang kontak lainnya serta pembersihan lingkungan sekitar yang terkontaminasi.

Penyuluhan kepada para pekerja peternakan untuk selalu waspada dan menggunakan alat pelindung pribadi (APP).

Mengolah daging dan telur unggas hingga mencapai temperatur >83 0C.

PENCEGAHANPetugas kesehatan diharapkan waspada dan menjalankan beberapa tindakan pencegahan:•Tindakan pencegahan standar:Perhatikan dengan seksama kebersihan tangan sebelum dan sesudah kontak dengan semua penderita atau bahan-bahan yang berpotensi terkontaminasi sekret pernapasan.

• Tindakan pencegahan kontak:Mengenakan sarung tangan dan pakaian/gaun pelindung sebelum kontak dengan penderita. Gunakan stetoskop tersendiri, manset pengukur tensi disposable, termometer disposable, dan sebagainya.

PENCEGAHAN

*Perlindungan mataMengenakan kaca mata pelindung (Goggle), dan pelindung wajah (face shield) pada saat mendekati penderita dengan jarak sekitar satu meter>

•Tindakan pencegahan penularan melalui udaraPenderita dirawat di ruang khusus untuk mencegah penularan melalui udara dengan koridor bertekanan udara negatif, pergantian udara 6-12 kali setiap jam, saluran pengeluaran udara atau resirkulasi udara yang disaring dengan filter khusus. Gunakan masker yang ukurannya benar-benar sesuai (masker N-95) setiap akan memasuki ruangan.

PENCEGAHAN

Pemberian vaksin untuk para pekerja peternakan dan kelompok lain yang berisiko tinggi tertular virus avian influenza.

Pemberian obat anti viral propilaksis,seperti Oseltamivir untuk para pekerja peternakan dan kelompok beresiko lainnya selama kontak dengan hewan/manusia yang sakit atau lingkungan yang tercemar.

Sistem Pencatatan, Rujukan dan Pengobatan Kasus Infeksi Avian

Influenza

Sistem Rujukan

Mengingat bahwa tidak semua sarana pelayanan kesehatan mempunyai sarana, fasilitas, dan peralatan khusus untuk perawatan pasien influenza pandemi, maka perawatannya harus dilakukan di rumah sakit rujukan flu burung yang telah ditetapkan.

Pasien influenza suspek pandemi yang akan dirujuk biasanya berasal dari:

1. Puskesmas 2. Praktik dokter umum atau spesialis 3. Dari klinik pengobatan 4. Rumah sakit nonrujukan influenza

Langkah–langkah yang harus dilakukan dalam merujuk pasien suspek influenza pandemi: * Bila sarana kesehatan mendapat pasien suspek influenza pandemi harus segera mungkin merujuk ke rumah sakit rujukan influenza. * Sarana kesehatan yang merujuk harus

memberi informasi kondisi pasien.

* Informed consent kepada pasien dan keluarganya.

* Pasien yang akan dirujuk sedapat mungkin dalam kondisi stabil. * Seluruh dokumen medik pasien harus

disertakan pada saat merujuk, termasuk pemeriksaan–pemerikasaan yang telah dilakukan,seperti rontgen, laboratorium).

Rujukan pada influenza pandemi meliputi 2 aspek, yaitu:

1. Rujukan pasien 2. Rujukan spesimen

Puskesmas dalam wilayah penaggulangan pandemi influenza

• Puskesmas di luar wilayah penaggulangan pandemi influenza

Alur Pasien Influenza di sarana Pelayanan Non Rujukan

Alur Pasien Influenza di sarana Pelayanan Rujukan

Alur Pengiriman Spesimen dan Laporan Hasil

Pengambilan Spesimen dari Nasal

Skema Operasional Pengawasan Kedatangan di Bandara dan Pelabuhan

PENGOBATAN

Golongan Adamantan Golongan Neuraminidase Inhibitor

*Amantadine

*Rimantadin

• Zanamivir

* Oseltamivir

Alur Pelayanan Ruang Pasien Influenza ke Ruang Isolasi

UNIVERSAL PRECAUTON DALAM TATALAKSANA PASIEN

Pencegahan dan Pengendalian Infeksi hal-hal yang perlu dilakukan meliputi: (1) Kewaspadaan standar Prinsip Utama – Menjaga higiene perorangan/individu – Higiene sanitasi ruangan – Sterilisasi alat kesehatan

Diterapkan pada: Darah, semua cairan tubuh,

sekeresi dan ekskresi, kecuali keringat tanpa memandang ada tidaknya darah, kulit yang nonintak, mukosa.

Kewaspadaan standar : 1. Cuci tangan 2. Penggunaan alat pelindung diri 3. Pengelolaan jarum dan benda tajam 4. Pengelolaan alat bekas pakai 5. Pengelolaan limbah dan sanitasi lingkungan 6. Penanganan linen

Kewaspadan berdasar transmisi ada 3 jenis yaitu: 1. Kewaspadaan kontak 2. Kewaspadaan droplet 3. Kewaspadaan airborne

(2) Penanganan Limbah / Sampah Penatalaksanaan limbah / sampah

yang terkontaminasi yang benar mencakup : 1. Menggunakan plastik atau wadah besi

dengan tutup yang dapat dipasang dengan rapat. 2. Pisahkan sampah terkontaminasi dan

tidak terkontaminasi. Beri tanda pada wadah untuk sampah terkontaminasi.

3. Taruh tempat sampah ditempat yang memerlukan dan nyaman bagi pemakai. 4. Perlengkapan yang digunakan untuk menampung dan membuang sampah tidak boleh digunakan untuk keperluan lain. 5. Cuci semua wadah atau tempat sampah dengan

menggunakan larutan disinfektan (klorin 0,5%) dan bilas dengan air secara teratur. Petugas

kebersihan harus memakai APD.

(3) Penanganan Linen 1. Linen bekas pakai dimasukkan dalam

kantong, diikat, dan diberi label. 2. Linen bekas pakai didekontaminasi dan

direndam dengan air hangat dan sabun sebelum dimasukkan ke dalam mesin cuci.

3. Petugas laundry dengan APP, proses pencucian terpisah dengan linen yang digunakan pasien suspek influenza

pandemi dan yang bukan, mesin cuci diletakkan di ruang tersendiri atau di ruang kontaminasi.

4. Jika mengumpulkan dan membawa linen kotor lakukan sesedikit mungkin dengan kontak minimal untuk mencegah perlukaan dan penyebaran mikroorganisme.

5. Anggap semua bahan kain yang telah dipakai untuk suatu prosedur sebagai infeksius. Sekalipun tidak tampak adanya kontaminasi.

6. Bawa linen kotor dalam kontainer tertutup atau kantong plastik untuk mencegah

tercecer dan batasi linen kotor itu dalam area tertentu sampai dibawa ke binatu. 7. Pilih dengan hati-hati semua linen di area

binatu sebelum dicuci. Jangan mulai memilih atau mencuci linen pada saat mau dipakai.

(4) Transportasi Pasien Dalam memindahkan (merujuk) pasien

influenza pandemi dari satu tempat ke tempat lain harus mengikuti langkah- langkah sebagai berikut:

1. Mencuci tangan dengan baik dan benar

2. Petugas kesehatan menggunakan alat perlindungan diri (APD) lengkap

3. Pasien menggunakan masker

4. Menjaga kontak seminimal mungkin dengan pasien 5. Desinfeksi alat transport dan peralatan lain

setelah selesai 6. Keluarga pasien atau petugas kebersihan: 7. Bagi penunggu pasien atau petugas kebersihan yang membersihkan ruangan dan mengambil APD yang kotor, diperlakukan seperti petugas kesehatan lainnya dalam penggunaan APD.

PEMULASARAAN JENAJAH PASIEN

*Penatalaksanaan terhadap jenazah pasien influenza pandemi dilakukan secara khusus:- Memperhatikan norma agama atau kepercayaan dan perundangan yang berlaku. - Pemeriksaan terhadap jenazah dilakukan

oleh petugas kesehatan. - Perlakuan terhadap jenazah dan penghapushamaan bahan dan alat yang digunakan dalam penatalaksanaan jenazah dilakukan oleh petugas kesehatan.

1. Kamar Jenazah a. Seluruh petugas pemulasaraan jenazah telah

mempersiapkan kewaspadaan standar (standard precaution).

b. Sebelumnya mencuci tangan dengan sabun, serta sebelum dan sesudah sarung tangan

dilepas. c. Perlakuan terhadap jenazah: luruskan tubuh,

tutup mata, telinga, dan mulut dengan kapas/plester kedap air, lepaskan alat kesehatan yang terpasang, setiap luka harus diplester dengan rapat.

d. Jika diperlukan untuk memandikan jenazah (air pencuci dibubuhi bahan desinfektan) atau perlakuan khusus terhadap jenazah maka hanya dapat dilakukan oleh petugas khusus dengan tetap memperhatikan

universal precaution. e. Jenazah pasien influenza pandemi ditutup

dengan kain kafan/bahan dari plastik (tidak dapat tembus air). Dapat juga jenazah

ditutup dengan bahan kayu atau bahan lain yang tidak mudah tercemar.

f. Jenazah tidak boleh dibalsem atau disuntik pengawet. g. Jika akan diautopsi hanya dapat dilakukan oleh

petugas khusus, autopsi dapat dilakukan jika sudah ada izin dari pihak keluarga dan direktur rumah sakit.

h. Jenazah yang sudah dibungkus tidak boleh dibuka lagi. i. Jenazah sebaiknya hanya diantar/diangkut dengan mobil jenazah. j. Jenazah sebaiknya disemayamkan tidak lebih

dari 4 jam di dalam pemulasaraan jenazah.

2. Tempat Pemakaman Umum: (a) Setelah semua prosedur jenazah dilaksanakan dengan baik, maka pihak keluarga dapat turut dalam penguburan jenazah tersebut. (b) Penguburan dapat dilaksanakan di tempat pemakaman umum.

TERIMAKASIH