glaukoma_sekunder
TRANSCRIPT
-
8/18/2019 glaukoma_sekunder
1/21
REFRAT ILMU KESEHATAN MATA
Glaukoma Sekunder
Penyaji:
Andrew Lukman (NIM: 07!000"7#
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MATA
FAKULTAS KE$%KTERAN UNI&ERSITAS PELITA HARAPAN
PERI%$E ' FEUARI !0" ) MARET !0"
RUMAH SAKIT MARINIR *ILAN$AK + ,AKARTA
1
-
8/18/2019 glaukoma_sekunder
2/21
A I
PEN$AHULUAN
Glaukoma adalah suatu neuropati optik kronik didapat yang ditandai oleh
pencekungan (cupping ) diskus optikus dan pengecilan lapangan pandang; biasanya
disertai peningkatan tekanan intraokuar.1 Peningkatan tekanan intraokular ini dapat
menghambat suplai darah ke serabut saraf optik, mengakibatkan kelemahan struktur
saraf. Gangguan saraf penglihatan dan kerusakan lapang pandang dapat terjadi mulai
ringan sampai berat sesuai tinggi dan lamanya tekanan tersebut mengenai saraf
mata.1,2
Pada glaukoma terjadi gangguan lapang pandang, kerusakan anatomi berupa
ekskaasi (penggaungan), serta degenerasi papil saraf optik yang dapat berakhir
dengan kebutaan.1
Glaukoma merupakan masalah kesehatan mata yang penting di !ndonesia.
"erdasarkan data dari departemen kesehatan #epublik !ndonesia pada tahun 2$$%,
distribusi penyakit glaukoma di !ndonesia sebesar 1&,'. Prealensi kebutaan akibat
penyakit glaukoma sebesar $,2 . Glaukoma adalah penyebab kebutaan nomor dua
terbesar di !ndonesia setelah katarak dan seringkali mengenai orang berusia lanjut.
ekanisme peningkatan tekanan intraokular pada glaukoma, adalah adanya
gangguan aliran keluar humor a*ueous akibat kelainan sistem drainase sudut bilik
mata depan (glaukoma sudut terbuka) atau gangguan akses humor a*ueous ke sistem
drainase (glaukoma sudut tertutup).&
+ekanan intraokular dapat diturunkan dengan cara mengurangi produksi
humor a*ueous atau dengan meningkatkan aliran keluarnya, menggunakan obat, laser,
atau pembedahan. Pada glaukoma sekunder, harus selalu dipertimbangkan terapi
untuk mengatasi kelainan primernya.1
Pada semua pasien glaukoma, perlu tidaknya diberikan terapi dan efektiitas
terapi ditentukan dengan melakukan pengukuran tekanan intraokular (tonometri),
inspeksi diskus optikus, dan pengukuran lapangan pandang secara teratur.1,2
2
-
8/18/2019 glaukoma_sekunder
3/21
A II
TIN,AUAN PUSTAKA
A- Ana./mi dan Fii/1/2i
umor akueus atau cairan a*uos adalah cairan jernih yang mengisi
bilik mata depan dan belakang. -olumenya sekitar 2$ /0 dan kecepatan
pembentukannya yang berariasi diurnal adalah 1,2 /0mnt. 3airan
a*uous diproduksi di badan siliar dan berjalan antara lensa dan iris, dan
melalui pupil. 3airan a*uous memba4a oksigen, glukosa dan beberapa
nutrisi penting lainnya. 3airan ini masuk di bilik anterior dan
mengalirkannya melalui sudut drainase (trabecullar meshwork). 5alinanjala
trabekula terdiri dari berkasberkas jaringan kolagen dan elastic yang dibungkus
oleh selsel trabekular yang membentuk saringan dengan ukuran poripori semakin
mengecil se4aktu mendekati kanalis 6chelmm.&
+erdapat dua jalur utama keluarnya cairan akuous yaitu ', 7
1. 8liran keluar konensional menyediakan mayoritas drainase akuous
menuju Trabecullar meshwork. 9ontraksi otot siliaris melalui insersinya ke
dalam jalinan trabekula memperbesar ukuran poripori di jalinan tersebut
sehingga kecepatan drainase cairan a*uos juga meningkat. 8liran cairan a*uos
ke dalam kanalis 6chelmm tergantung pada permukaan saluransaluran
transelular siklik di lapisan endotel. 6aluran eferan dari kanalis 6chelmm
(sekitar &$ saluran pengumpul dan 12 ena akueus).
2. 8liran keluar non konensional atau aliran keluar ueoskleral, menyediakan
sisa drainase aliran keluar akuous dari mata antara berkas otot siliaris dan le4at
selasela sklera. :rainase a*uos mela4an tahanan jadi tekanan intraokular
dijaga agar tetap lebih tinggi dibanding tekanan udara namun lebih rendah
dibanding tekanan darah.
&
-
8/18/2019 glaukoma_sekunder
4/21
3am4ar !-- A1iran A5ue/ Hum/r N/rma1
- $e6inii
Glaukoma adalah suatu neuropati optik kronik didapat yang ditandai oleh
pencekungan (cupping ) diskus optikus dan pengecilan lapangan pandang; biasanya
disertai peningkatan tekanan intraokuar, dan dapat menyebabkan kebutaan secara
permanen.&,',
Glaukoma sekunder adalah peningkatan tekanan intraokular yang didasari
oleh adanya penyakit mata lain.1 Glaukoma sekunder juga dapat disebabkan oleh
faktorfaktor seperti inflamasi, trauma, perdarahan, tumor, obatobatan, dan pengaruh
fisik atau kimia.2
*- Eidemi/1/2i
Glaukoma merupakan penyebab kebutaan nomor dua di !ndonesia setelah
katarak. Penyakit mata ini biasanya terjadi pada usia '$ tahun ke atas. tnis 8frika
dibandingkan etnis kaukasus pada glaukoma sudut terbuka primer adalah '71.
Glaukoma berpigmen terutama pada etnis 9aukasus. Pada orang 8sia lebih sering
dijumpai glaukoma sudut tertutup &.
'
-
8/18/2019 glaukoma_sekunder
5/21
$- Fak./r Riik/
+ekanan bola mata, makin tinggi makin berat
> akin tua makin berat, makin bertambah resiko
> #esiko kulit hitam % kali dibanding kulit putih
> ipertensi, risiko ? kali lebih sering> 9erja las, risiko ' kali lebih sering
> iopia, risiko 2 kali lebih sering
> :iabetes melitus, risiko 2 kali lebih sering-
E- Pa./2enei
Penyebab glaukoma tidak diketahui secara pasti, bisa juga karena
traumabenturan, atau karena penyakit mata lain seperti katarak yang sudah pecah
(katarak hipermatur), ueitis dan pengaruh obatobatan.
+iga faktor sehingga terjadinya peningkatan tekanan intraokuler yang
akhirnya menyebabkan terjadinya glaukoma adalah 7
1. Produksi berlebih humor akuous pada corpus siliaris
2. 8danya resistensi dan aliran akuous pada sistem trabekular maupun kanal
6chlemm.
&. Peningkatan tekanan ena episklera.
"ilik anterior dan bilik posterior mata terisi oleh cairan encer yang disebut
humor a*ueus. :alam keadaan normal, cairan ini dihasilkan di dalam bilik
posterior, mele4ati pupil masuk ke dalam bilik anterior lalu mengalir dari mata
melalui suatu saluran. 5ika aliran cairan ini terganggu (biasanya karena
penyumbatan yang menghalangi keluarnya cairan dari bilik anterior), maka akan
terjadi peningkatan tekanan sehingga merusak serabut saraf mata. Perlu diketahui,
saraf mata berfungsi meneruskan bayangan yang dilihat ke otak. :i otak, bayangan
tersebut akan bergabung di pusat penglihatan dan membentuk suatu benda (vision).
Peningkatan tekanan intraokuler akan mendorong perbatasan antara saraf optikus
dan retina di bagian belakang mata. 8kibatnya pasokan darah ke saraf optikus
-
8/18/2019 glaukoma_sekunder
6/21
berkurang sehingga selsel sarafnya mati. 9arena saraf optikus mengalami
kemunduran, maka akan terbentuk bintik buta pada lapang pandang mata atau
menimbulkan skotoma (kehilangan lapangan pandang). "ila seluruh serabut saraf
rusak dan tidak diobati, glaukoma pada akhirnya akan menimbulkan kebutaan
total.@ang pertama terkena adalah lapang pandang tepi, lalu diikuti oleh lapang
pandang sentral. Pada penderita glaukoma, yang terjadi adalah kerusakan serabut
saraf mata sehingga menyebabkan blind spot.?
-
8/18/2019 glaukoma_sekunder
7/21
ekstrasel di dalam jalinan dan di ba4ah lapisan endotel kanalis 6chelmm.
al ini berbeda dari proses penuaan normal. 8kibatnya adalah penurunan
drainase cairan a*uos yang menyebabkan peningkatan tekanan intraokular.
b. Glaukoma sudut tertutup, terdiri atas 7
• 8kut
Glaukoma sudut tertutup akut primer terjadi apabila terbentuk iris bombe
yang menyebabkan sumbatan sudut bilik mata depan (":) oleh iris
perifer. al ini menyumbat aliran cairan a*uos dan tekanan intraokular
meningkat dengan cepat. Glaukoma sudut tertutup terjadi pada mata yang
sudah mengalami penyempitan anatomik ":.
• 6ub akut
Pada glaukoma sudut tertutup sub akut episode peningkatan +!B
berlangsung singkat dan rekuren. pisode penutupan sudut membaik
secara spontan, tetapi terjadi akumulasi kerusakan pada sudut ":
berupa pembentukan sinekia anterior perifer.
• 9ronik
6ejumlah kecil pasien dengan predisposisi penutupan ": tidak pernahmengalami episode peningkatan akut +!B tetapi mengalami sinekia
anterior perifer yang semakin meluas disertai peningkatan bertahap dari
+!B.
2. Glaukoma kongenital 7 primer atau infantile dan disertai kelainan kongenital
lainnya.
&. Glaukoma sekunder
Glaukoma sekunder merupakan glaukoma yang terjadi akibat penyakit
mata yang lain atau penyakit sistemik yang menyertainya, seperti 7
a. 8kibat perubahan lensa (dislokasi lensa, intumesensi lensa, glaukoma fakolitik
dan fakotoksik pada katarak, glaukoma kapsularis sindrom eksfoliasi).
b. 8kibat perubahan uea (ueitis anterior, tumor, rubeosis iridis)
c. 8kibat trauma (hifema, kontusio bulbi, robeknya kornea atau limbus yang
disertai prolaps iris)
%
-
8/18/2019 glaukoma_sekunder
8/21
d. 8kibat post operasi (pertumbuhan epitel konjungtia, gagalnya pembentukan
bilik mata depan postoperasi katarak, blok pupil post operasi katarak).
e. 8kibat pemakaian kortikosteroid sistemik atau topikal dalam jangka 4aktu yang
lama.
'. Glaukoma absolut
Glaukoma absolut merupakan stadium akhir glaukoma (sempitterbuka)
dimana sudah terjadi kebutaan total akibat tekanan bola mata memberikan
gangguan fungsi lanjut. Pada glaukoma absolute terlihat kornea keruh, bilik
mata dangkal, papil atrofi dengan ekskaasi glaukomatosa, mata keras seperti
batu dengan rasa sakit.
3am4ar !-8- K1ai6ikai 31auk/ma
3- Pa./6ii/1/2i 31auk/ma Sekunder
Patofisiologi peningkatan tekanan intraokular baik disebabkan oleh
mekanisme sudut terbuka atau sudut tertutup pada glaukoma sekunder, sesuai dengan
bentuk kelainan klinis yang menjadi penyebabnya. fek peningkatan tekanan
intraokuler didalam mata dipengaruhi oleh perjalanan 4aktu dan besar peningkatan
intraokuler.C
C
-
8/18/2019 glaukoma_sekunder
9/21
9erusakan saraf optik berupa penggaungan dan degenerasi papil saraf optik
diduga disebabkan oleh 7
1. Gangguan pendarahan pada papil yang menyebabkan degenerasi berkas
serabut saraf pada pupil saraf optik.
2. +ekanan intraokular yang tinggi secara mekanik menekan papil saraf optik.
&. kskaasio papil saraf optik
ekanisme utama penurunan penglihatan pada glaukoma adalah atropi sel
ganglion difus, yang menyebabkan penipisan lapisan serat saraf dan inti bagian dalam
retina dan berkurangnya akson disaraf optikus. :iskus optikus menjadi atropik,
disertai pembesaran cekungan optikus, iris dan korpus siliaris juga.
H- 31auk/ma ekunder aki4a. eru4a9an 1ena
9elainan ini dapat berupa mekanik yaitu lensanya dan kimia4i yaitu fokolitik
atau fokotoksik. :islokasi lensa dapat berupa subluksasi ke depan atau ke belakang.
+rauma tumpul lensa dapat mengakibatkan dislokasi lensa., antara lain. ,?
> Glaukoma pada subluksasi ke depan 7
6ubluksasi lensa ke depan dapat menyebabkan glaukoma karena terjadinya
hambatan pupil sehingga aliran aqueous dari bilik mata belakang ke bilik mata
depansehingga menyebabkan penutupan sudut bilik mata depan dan mata depan.
6ubluksasi ini juga dapat mendorong iris ke depan sehingga menyebabkan
penutupan sudut bilik mata depan dan perlengketan di sudut tersebut yang kedua
duanya dapat menyebabkan glaucoma.
> Glaukoma pada subluksasi ke belakang 7
Pada subluksasi ke belakang dapat terjadi rangsangan yang menahun pada badan
siliar akibat tarikantarikan Donula Ein atau geseran lensa pada badan
F
-
8/18/2019 glaukoma_sekunder
10/21
siliar.#angsangan ini menyebabkan produksi aqueous yang berlebihan yang
dapat menimbulkan glaukoma.
> Glaukoma pada luksasi ke depan 7
Pada luksais ke depan lensa terletak langsung dalam bilik mata depan dan ini
menutup jalur keluar aqueous sehingga terjadi glaukoma.
> Glaukoma pada luksasi ke belakang 7
:alam keadaan ini lensa terletak langsung dalam bilik mata depan dan ini
menutup jalur keluar aqueous sehingga terjadi glaukoma.
9elainan kimia4i dapat terjadi pada katarak hipermatur dimana protein lensa
dan makrofag menutup sudut bilik mata depan, hal ini disebut glaukoma fakolitik.
Protein lensa yang terlepas dari kapsulnya dapat menyebabkan iridosiklitis, hai ini
disebut glaukoma fakotoksik.
Pen2/4a.an
> :apat diberikan obatobat anti glaukoma
> "ila tidak berhasil dapat dilakukan iridektomi perifer
> Bperasi pengeluaran lensa merupakan cara untuk menghilangkan penyebab
utamanya dan hal ini merupakan pengobatan yag paling berhasil
I- 31auk/ma ekunder aki4a. uei.i an.eri/r
"adan siliaris berfungsi sebagai pembentuk cairan bilik mata (humor akuos)
yang memberi makanan kepada lensa dan kornea. 8danya peradangan diiris dan
badan siliaris, maka timbul hiperemi yang aktif, pembuluh darah melebar,
pembentukan cairan bertambah, sehingga dapat menyebabkan glaukoma sekunder.
1$
-
8/18/2019 glaukoma_sekunder
11/21
:i sudut 9B8, cairan melalui trabekulum masuk ke dalam kanal 6chlemn
untuk menuju ke pembuluh darah episklera. "ila keluar masuknya cairan ini masih
seimbang, maka tekanan mata masih dalam batasbatas normal 12$ mmg. 5ika
banyak sel radang dan fibrin dapat pula menyumbat sudut 9B8, sehingga aliran
cairan 9B8 keluar terhambat dan menimbulkan glaukoma sekunder.F
lemenelemen radang mengandung fibrin, yang menempel pada pupil, dapat
juga mengalami jaringan organisasi, sehingga melekatkan ujung iris pada lensa.
Perlekatan ini disebut sinekhia posterior. "ila seluruh pinggir iris melekat pada lensa,
disebut seklusio pupil, sehingga cairan dari 9BP, tidak dapat melalui pupil untuk
masuk ke 9B8, iris terdorong kedepan, menyebabkan sudut 9B8 sempit dan
timbullah glaukoma sekunder. Perlekatanperlekatan iris pada lensa, menyebabkan
pupil bentuknya tak teratur. Pupil dapat pula diisi oleh selsel radang dan fibrin, yang
kemudian mengalami jaringan organisasi dan terbentuklah oklusi pupil sehingga akan
menghambat aliran humor akuos dan dapat menyebabkan glaukoma sekunder.
alhal tersebut dapat mengakibatkan glaukoma sekunder yang dapat terjadi pada
stadium dini dan juga stadium lanjut. Pada stadium dini terjadi peradangan uea
anterior, timbul hiperemi yang menimbulkan bertambahnya produk humor akuos, juga
ikut keluarnya selsel radang dengan fibrinnya akibat gangguan permeabilitas dari
pembuluh darah dan menyebabkan meningginya tekanan intraokuler. Pada stadium
lanjut adanya seklusio pupil, oklusi pupil, sinekhia perifer dapat menimbulkan iris
bombe yang menyebabkan sudut iridokornealis sempit dan menimbulkan gangguan
aliran keluar dari humor akuos sehingga tekanan intraokuler meningkat yang pada
akhirnya dapat menyebabkan glaukoma sekunder.
Glaukoma sekunder akibat ueitis anterior itu sendiri dikelompokkan menjadi
glaukoma sekunder sudut terbuka dan glaukoma sekunder sudut tertutup.C
1. Glaukoma sekunder sudut terbuka akibat ueitis anterior
11
-
8/18/2019 glaukoma_sekunder
12/21
Gambar 2. Glaukoma sekunder sudut terbuka akibat ueitis anterior
Pada tahap a4al glaukoma sekunder akibat ueitis anterior, banyak berhubungan
dengan glaukoma sudut terbuka seperti yang terlihat pada gambar. ambatan aliran
humor akuos berhubungan dengan menumpuknya selsel inflamasi dan serat fibrin
ditrabekulum (+). Pada tahap lanjut, sinekhia perifer (P) dapat muncul dan sudut
iridokornealis akan terbuka kurang dari $ jika sudut tertutup oleh sinekhia perifer.
+erapi pada glaukoma sudut terbuka ini lebih banyak dengan medikamentosa.
Pada tahap yang lebih lanjut dari penyakit ini, pada banyak kasus, dapat terjadi
glaukoma sudut tertutup sebagai efek sekunder dari sinekhia perifer atau efek
sekunder blok pupil dari produk hasil inflamasi dipupil. !ni dapat juga karena pada
a4alnya terjadi sebagai serangan berulang ringan dari ueitis yang tidak terdeteksi
yang menyebabkan sinekhia perifer dan menjadi glaukoma sudut tertutup kronik
2. Glukoma sekunder sudut tertutup akibat ueitis anterior
12
-
8/18/2019 glaukoma_sekunder
13/21
Gambar &. Glaukoma sekunder sudut tertutup akibat ueitis anterior
Gambar menunjukkan keadaan sudut tertutup (8) dengan presentase lebih dari
$. Pada ueitis tahap lanjut ini glaukoma sudut tertutup dapat berasal dari sinekhia
perifer atau efek sekunder blok pupil dari produk inflamasi yang ada dipupil (P).
8natomi dari sudut iridokornealis tidak dapat dilihat dengan jelas pada pemeriksaan
gonioskopi disebabkan adanya sinekhia perifer dari iris dan adanya iris bombe
sehingga iris terdorong kedepan oleh cairan humor akuos pada kamera okuli posterior
sehingga menutupi sudut iridokornealis tersebut. 5ika sudut sudah terbuka maka kita
dapat mengontrol glaukoma sekunder dan ueitis sehingga dapat menurunkan tekanan
intraokular, pengontrolan ini sulit dilakukan jika kondisi sudah berlangsung dalam
jangka 4aktu yang cukup lama dan telah ada jaringan fibrotik permanen pada
trabekulum, pada keadaan ini glaukoma sekunder yang terjadi dapat berlangsung
permanen selamanya. Pada kasus yang lain, setelah periode panjang pada ueitis yang
tidak diterapi atau dikontrol, sudut perlahanlahan akan tertutup oleh sinekhia perifer,
pada keadaan ini, tentu saja glaukoma juga dapat berlangsung permanen pula.1$
1&
-
8/18/2019 glaukoma_sekunder
14/21
,- 31auk/ma ekunder aki4a. .rauma
Pada cedera mata dapt terjadi pendarahan ke dalam bilik mata depan (hifema)
ataupun hal lain yang menutupi cairan mata keluar sehingga tekana intraokuler
biasanya meningkat karena tersumbatnya aliran tersebut sehingga terjadi glaukoma
sekunder. Glaukoma sekunder juga dapat terjadi pad atrauma tumpul mata yang
merusak sudut (resesi sudut).6elain itu limbusa atau kornea yang robek juga bisa
menyebabakan glaukoma sekunder.
K- 31auk/ma ekunder aki4a. /erai
Glaukoma sekunder juga sering terjadi pasca pembedahan mata, hal ini sering
disebabkan oleh pertumbuhan epitel di 3B8 setelah insisi kornea atau sklera sehingga
menutup 3B8 yang dapat menimbulkan glaukoma. 6elain itu gagalnya pertumbuhan
3B8 posca operasi karena adanya kebocoran pada luka operasi juga bisa
menimbulkan terjadinya glaukoma.
0. Glaukoma sekunder akibat tumor intra okuler
Pada retinoblastoma mempunyai gejala mata merah, mata merah ini sering
berhubungan dengan glaukoma sekunder yang terjadi akibat retinoblastoma. 8pabila
sudah terjadi glaukoma maka dapat diprediksi sudah terjadi inasi ke nerus optikus.
6elain glaukoma, penyebab mata merah ini dapat pula akibat gejala inflamasi okuler
atau periokuler yang tampak sebagai selulitis preseptal atau endoftalmitis. !nflamasi
ini disebabkan oleh adanya tumor yang nekrosis. C
Pada retinoblastoma didapatkan tiga stadium, yaitu 7 F
- S.adium .enan2
Pupil lebar, di pupil tampak refleks kuning yang disebut amaurotic catHs
eyeI. al inilah yang menarik perhatian orang tuanya untuk kemudian
berobat. Pada funduskopi, tampak bercak yang ber4arna kuning mengkilat
1'
-
8/18/2019 glaukoma_sekunder
15/21
dapat menonjol ke dalam badan kaca. :i permukaannya ada neoaskularisasi
dan perdarahan, dapat disertai dengan ablation retina.
!- S.adium 21auk/ma
+umor menjadi besar, menyebabkan tekanan intraokuler meningkat
(glaukoma sekunder) yang disertai rasa sakit yang sangat. edia refrakta
keruh, pada funduskopi sukar menentukan besarnya tumor.
8- S.adium ek.ra/ku1er
+umor menjadi lebih besar, bola mata membesar menyebabkan
eksoftalmus kemudian dapat pecah ke depan sampai ke luar dari rongga
orbita disertai nekrosis di atasnya. Pertumbuhan dapat pula terjadi ke
belakang sepanjang J. !! dan masuk ke ruang tengkorak. Penyebaran ke
kelenjar getah bening, dapat masuk ke pembuluh darah untuk kemudian
menyebar ke seluruh tubuh.
L- 31auk/ma ekunder aki4a. en22unaan .er/id jan2ka anjan2
Penggunaan steroid dalam jangka 4aktu lama diketahui dapat meningkatkan
terjadinya glaukoma, Bleh karena itu tidak dianjurkan untuk menggunakan steroid
dalam jangka 4aktu lama pada pengobatan mata
M- Pena.a1akanaan
1. idriatika
Penggunaan midriatika pada pupil untuk mencegah blok pupil dan untuk
melepaskan sinekhia yang ada..
2. +opikal kortikosteroid
"entuk kedua dari terapi adalah penggunaan topikal kortikosteroid.
Penggunaan ini juga mempunyai resiko karena dapat meningkatkan tekanan
intraokuler pada 2$&$ indiidu. 5ika hal ini terjadi dapat diganti
dengan fluoromethylone atau steroid yang mirip yang mempunyai resiko
1
-
8/18/2019 glaukoma_sekunder
16/21
lebih rendah menaikkan tekanan intraokuler tapi efek anti inflamasinya
kuat.
&. !njeksi steroid subkonjungtia
Pada pasien yang tidak berespon pada midriatika dan topikal kortikosteroid
dapat digunakan injeksi steroid subkonjungtia.
'. 6teroid sistemik dengan terus memonitor uea anterior
Pada pasien yang tetap tidak berespon adekuat terhadap antiinflamasi
topikal steroid digunakan steroid sistemik. 0untD memilih menggunakan
prednisolone oral dengan dosis a4al 12$ mg sehari dan memonitor reaksi
uea anterior. :imaksudkan jika dengan dosis 12$ mg per hari dan sekresi
dari uea anterior menurun, maka dosis akan diturunkan perlahanlahan,
dengan tetap memperhatikan reaksi uea anterior (untuk menaikkan dan
menurunkan dosis).
5. Cytotoxic
Pada pasien dengan glaukoma sekunder yang menjadi ueitis kronis dimana
pengobatan dengan midriatika dan steroid tidak membaik, penggunaan
cytotoxic misalnya cylosporin atau methotreKate dapat memberikan hasil
yang baik dengan terkontrolnya glaukoma dan proses peradangan pada uea
anterior .
?. ipotensif agen
a. 6impatomimetik
engurangi produksi humor akuos
pinefrin $, L 2 , 2 dd 1 tetes sehari
b. "eta L blocker
enghambat produksi humor akuos
1?
-
8/18/2019 glaukoma_sekunder
17/21
+imolol maleat $,2 L $,$ , 1 L 2 dd 1 tetes sehari
c. 3arbonic anhidrase inhibitor
enghambat produksi humor akuos
8setolamide 2$ mg, ' dd 1 tablet
1%
-
8/18/2019 glaukoma_sekunder
18/21
%. +rabekuloplasti laser
+rabekuloplasti laser melibatkan penempatan serangkaian
pembakarn laser (lebar $ mikrometer) pada jalinan trabekula, untuk
memperbaiki aliran keluar akueous. Pada a4alnya terapi ini efektif,
namun tekanan intraokular secara perlahan kembali meningkat. :i
!nggris, terdapat peningkatan kecenderungan untuk melakukan
pembedahan drainase dini. 1$,11
C. Pembedahan
enurut 0untD jika tekanan berkisar antara &'$ mmg
dengan nerus optikus normal, maka diikuti 12 bulan untuk
memantau keadaan papil nerus optikus, lapang pandang,
peningkatan rasio cupdisc, jika semua ini masih dalam batas normal
sementara ueitis masih aktif dan ophtalmologis yakin masih ada
kemungkinan terapi berhasil maka terapi medikamentosa dapat
1C
-
8/18/2019 glaukoma_sekunder
19/21
diteruskan. +etapi jika papil nerus optikus sudah menunjukkan
tandatanda kerusakan dan defek lapang pandang sudah sangat
spesifik glaukoma, maka harus segera dioperasi. 5ika sudah terjadi
sinekhia anterior perifer dan kerusakan sudut iridokornealis sudah
muncul, diperlukan trabekulektomi, seklusio pupil dapat diatasi
dengan iridektomi perifer (dengan laser). !ridektomi perifer dan
pembebasan pupil juga perlu dilakukan jika terjadi sinekhia posterior
yang ektensif antara iris dan lensa. dilakukan secara dini sebagai
terapi glaukoma. 1$
9omplikasi pembedahan antara lain7
• Penyempitan bilik anterior pada masa pascaoperasi dini yang
beresiko merusak lensa dan kornea.
• !nfeksi intraokular
• 9emungkinan percepatan perkembangan katarak
• 9egagalan mengurangi tekanan intraokular yang adekuat.
1F
Path4ay +rabeculotomy
-
8/18/2019 glaukoma_sekunder
20/21
"uktibukti menunjukkan bah4a beberapa pengobatan topikal,
terutama obat simpatomimetik, dapat meningkatkan pembentukkan
parut konjungtia dan menurunkan kemungkinan keberhasilan
pembedahan bila saluran drainase yang baru mengalami parut dan
menjadi nonfungsional. Pada pasien yang sangat rentan terhadap
pembentukkan parut, obat antimetabolik (fluorourasil dan
mitomisin) dapat digunakan pada saat pembedahan untuk mencegah
fibrosis.
M- Pr/2n/i
N- Tanpa pengobatan, glaukoma sudut terbuka dapat berkembang
sampai akhirnya menyebabkan kebutaan total. Bila antiglaukoma
dapat menekan tekanan intra okular pada mata yang belum
mengalami kerusakan glaukomatosa luas, prognosis akan baik. Bila
proses penyakit terdeteksi secara dini, sebagian besar pasien
glaukoma dapat ditangani dengan baik secara medis.3,5
$AFTAR PUSTAKA
1. 8dam et al. Glaucoma. 0ast update 5uly 2$$. 8ailable from7
http7444.urac.orgadamsglaucoma.html
2$
-
8/18/2019 glaukoma_sekunder
21/21
2. 8nonyma. Glaucoma !ntroduction to Glaucoma " #edical #anagement o$
Glaucoma. 6ection 1$. A68. 8merican 8cademy of Bphtalmology. 2$$2.
&. 8nonyma. %rug Treatment $or Glaucoma. 0ast update 5uly 2$$. 8ailable from7
http7 444.agingeye.comglaukomadrug.html
'.