hifema 1

10
PENDAHULUAN Hifema adalah suatu keadaan dimana terdapatnya darah dalam ruang bilik mata depan (camera oculi anterior). Darah tersebut dapat mengisi sebagian kecil bilik mata depan atau memenuhi seluruh ruang bilik mata depan. 1,2 Pada umumnya hifema dapat terjadi oleh karena adanya rudapaksa tembus atau trauma tumpul yang merobek pembuluh darah iris atau badan siliar. 2,3 Tapi dapat juga terjadi secara spontan misalnya : pada mata dengan tumor pada iris, retinoblastoma dan kelainan vaskuler atau koagulopati. Kadang-kadang pembuluh darah baru terbentuk pada kornea pasca bedah katarak dan dapat pecah sehingga timbul hifema. 4 Hifema ada 2 macam, yaitu : - Hifema primer, yaitu hifema yang langsung terjadi setelah trauma. - Hifema sekunder, yaitu hifema yang biasanya timbul pada hari kelima setelah terjadinya trauma. Penderita akan memberikan gejala mata kabur dan terasa nyeri. Bisa disertai dengan epifora dan blefarospasme. Pada pemeriksaan mata dapat ditemukan adanya darah yang mengisi bilik mata depan dan injeksi konjungtiva. 1,2,4 Penderita sebaiknya dirawat di rumah sakit, karena ditakutkan terjadi perdarahan sekunder yang lebih hebat daripada perdarahan primer, yang biasanya timbul pada hari kelima setelah trauma. 1 Kejadian perdarahan ulang 1

Upload: annisamegalisna

Post on 15-Feb-2016

217 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

mata

TRANSCRIPT

Page 1: hifema 1

PENDAHULUAN

Hifema adalah suatu keadaan dimana terdapatnya darah dalam ruang bilik mata depan (camera oculi anterior). Darah tersebut dapat mengisi sebagian kecil bilik mata depan atau memenuhi seluruh ruang bilik mata depan.1,2

Pada umumnya hifema dapat terjadi oleh karena adanya rudapaksa tembus atau trauma tumpul yang merobek pembuluh darah iris atau badan siliar.2,3 Tapi dapat juga terjadi secara spontan misalnya : pada mata dengan tumor pada iris, retinoblastoma dan kelainan vaskuler atau koagulopati. Kadang-kadang pembuluh darah baru terbentuk pada kornea pasca bedah katarak dan dapat pecah sehingga timbul hifema.4

Hifema ada 2 macam, yaitu :- Hifema primer, yaitu hifema yang langsung terjadi setelah

trauma.- Hifema sekunder, yaitu hifema yang biasanya timbul pada hari

kelima setelah terjadinya trauma.Penderita akan memberikan gejala mata kabur dan terasa

nyeri. Bisa disertai dengan epifora dan blefarospasme. Pada pemeriksaan mata dapat ditemukan adanya darah yang mengisi bilik mata depan dan injeksi konjungtiva.1,2,4

Penderita sebaiknya dirawat di rumah sakit, karena ditakutkan terjadi perdarahan sekunder yang lebih hebat daripada perdarahan primer, yang biasanya timbul pada hari kelima setelah trauma.1

Kejadian perdarahan ulang atau sekunder berkisar 9-38 %.5

Penderita istirahat ditempat tidur dengan posisi kepala elevasi 30-450 dan ditutup matanya. Obat-obat yang diberikan adalah antifibrinolitik dan analgetik. Bila ada peningkatan tekanan intraokuler diberikan beta-adrenergik topikal.1,2,4,5

Komplikasi yang dapat terjadi adalah glaukoma, uveitis dan hemosiderosis.1,2,4

1

Page 2: hifema 1

Berikut ini akan dilaporkan sebuah kasus hifema oculus sinistra yang ada di poliklinik Mata.

LAPORAN KASUS

Seorang penderita wanita, usia 28 tahun, bangsa Indonesia, suku Minahasa, agama Kristen Protestan, pekerjaan ibu rumah tangga, alamat Malalayang, masuk Rumah Sakit tanggal 17 Mei 2004 dengan keluhan utama mata nyeri dan penglihatan sedikit kabur.

AnamnesisMata nyeri dan penglihatan sedikit kabur dialami penderita

sejak 11 jam yang lalu. Hal ini diakibatkan karena penderita kena tutup botol minuman saat sedang membuka botol dan tepat mengenai mata kiri penderita. Kekaburan terjadi secara tiba-tiba, sehingga mata penderita tidak dapat melihat jelas benda-benda yang berada cukup jauh. Penderita juga mengeluh matanya terus-menerus mengeluarkan air mata. Sebelum kejadian mata penderita baik, riwayat pakai kacamata tidak ada.

Pemeriksaan FisikStatus GeneralisKeadaan umum baik, kesadaran komposmentis, tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 84 x /menit, respirasi 20 x/menit, suhu badan 36,50 C, kepala tidak ada kelainan, thorax Jantung dan paru dalam batas normal, abdomen datar, lemas, BU + normal, hepar dan lien tidak teraba, extremitas tidak ada kelainan.

Status PsikiatriSikap penderita kooperatif, ekspresi wajar dan sikap yang ditunjukkan cukup baik.

Status Neurologis

2

Page 3: hifema 1

Motorik dan sensibilitas normal, refleks fisiologis (+), refleks patologis (-).

Status OftalmikusPemeriksaaan Subyektif- Visus : oculus dextra : 6/6

oculus sinistra : 6/20- Proyeksi cahaya kedua mata baikPemeriksaan Obyektif- Inspeksi

OD : Supersilia normal, palpebra dan apparatus lakrimalis tak ada kelainan, konjuntiva bulbi hiperemis (-), kornea jernih, COA normal, iris normal, pupil bulat, refleks cahaya (+).OS : Supersilia normal, ditemukan sedikit lakrimasi, pada palpebra ditemukan sedikit pembengkakan tetapi posisi, bentuk, pergerakannya masih normal serta tidak ditemukan ulkus maupun tumor. Warna konjungtiva bulbi hiperemis terdapat injeksi silier dan konjungtiva. Sekret dan udem pada konjungtiva tidak ditemukan. Dengan pemeriksaan slitlamp ditemukan konjungtiva hiperemis dan hifema ¼ bagian bawah COA. Kornea jernih tidak ada laserasi.

- PalpasiOD : nyeri tekan (-), perabaan lunak, tekanan intra orbita dengan tonometer Schiotz 14,6 mmHg.OS : nyeri tekan (+), perabaan lunak, tekanan intra orbita dengan tonometer Schiotz 17,3 mmHg.

- FunduscopyOD + OS: refleks fundus + uniform, pembuluh darah makula lutea normal, lensa jernih, retina : aterosklerosis (-), perdarahan (-), solf eksudat (-).

3

Page 4: hifema 1

ResumeSeorang penderita wanita 28 tahun datang ke poliklinik mata

dengan keluhan utama nyeri dan penglihatan sedikit kabur pada mata kiri. Keluhan ini dialami sejak 11 jam yang lalu disebabkan mata kiri penderita terkena dengan tutup botol minuman, disertai juga dengan mata kiri penderita yang terus-menerus mengeluarkan air mata.

Pada pemeriksaan fisik, status generalis, psikiatri dan neurologis dalam batas normal. Pemeriksaan oftalmikus oculus sinistra didapatkan visus 6/20, sedikit lakrimasi, udem palpebra, konjungtiva bulbi hiperemis terdapat injeksi silier dan konjungtiva, hifema ¼ bagian bawah COA, dan pada palpasi oculus sinistra nyeri tekan (+).

DiagnosaHifema oculus sinistra grade I et causa trauma tumpul

Penanganan◊ Masuk Rumah Sakit (penderita menolak)◊ Neomisin ED 4 x 1 tetes◊ Transamin 3 x 250 mg◊ Amoxicillin 3 x 500 mg◊ Tidur dengan bantal setinggi + 30 – 45 0

◊ Mata ditutup dengan kasa steril

Anjuran Kontrol poliklinik mata setiap hari sampai dinyatakan sembuh

oleh dokter.

4

Page 5: hifema 1

DISKUSI

Diagnosa hifema pada kasus ini ditegakkan berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan oftalmologis.

Dari anamnesa didapatkan bahwa hifema terjadi oleh trauma tumpul pada mata kiri setelah terkena tutup botol minuman. Hifema pada kasus ini termasuk hifema primer karena perdarahan langsung terjadi setelah trauma.Hifema ada 2 macam, yaitu :- Hifema primer, yaitu hifema yang langsung terjadi setelah

trauma.- Hifema sekunder, yaitu hifema yang biasanya timbul pada hari

kelima setelah terjadinya trauma. Perdarahan yang terjadi biasanya lebih hebat daripada hifema primer. Oleh karena itu seseorang dengan hifema harus dirawat sekurang-kurangnya lima hari. Perdarahan sekunder ini terjadi oleh karena resorbsi dari bekuan darah terjadi terlalu cepat, sehingga pembuluh darah tidak mendapat waktu yang cukup untuk regenerasi kembali, misalnya pada proses keradangan iris dan badan siliar yang menyebabkan dilatasi pembuluh darah sehingga memungkinkan fibrin yang telah menutup terlepas lagi. Akibat yang ditimbulkan adalah penurunan ketajaman penglihatan yang dapat sedang atau berat. Hal ini terjadi segera atau lambat sampai berbulan-bulan setelah trauma.1,2,4

5

Page 6: hifema 1

Beratnya hifema dinilai dari banyaknya darah dalam bilik mata depan. Secara umum Hill membagi hifema dalam 2 bagian, yaitu : hifema total dan hifema parsial. Edward dan Layden membagi dalam 3 tingkat :◊ Grade I : perdarahan mengisi kurang dari 1/3 bilik mata depan◊ Grade II : perdarahan mengisi 1/3 – 1/2 bilik mata depan◊ Grade III : perdarahan mengisi lebih dari ½ bilik mata depan.Rakusin membagi dalam 4 tingkat : Grade I : perdarahan mengisi ¼ bilik mata depan Grade II : peradrahan mengisi ½ bilik mata depan Grade III : perdarahan mengisi ¾ bilik mata depan Grade IV : perdarahan mengisi seluruh bilik mata depan.4

Dari pemeriksaan oftalmikus ditemukan mata kiri visus 6/20, adanya udem palpebra, konjungtiva hiperemis terdapat injeksi siler dan konjungtiva serta terdapatnya hifema ¼ COA. Pasien ini didiagnosa sebagai hifema oculus sinistra grade I et causa trauma tumpul, oleh karena perdarahan hanya mengisi ¼ bilik mata depan. Pasien dianjurkan untuk rawat inap untuk mengamati kalau-kalau terjadi perdarahan sekunder, tapi pasien menolak.

Bila terjadi penurunan yang cepat dari volume darah yang mengisi bilik mata depan menunjukkan penyerapan darah melalui trabekula dan kanal schlemm berjalan lancar. Tidak terdapat bekuan darah atau epitel yang menyumbat saluran tersebut. Darah pada hifema dikeluarkan dari COA dalam bentuk sel darah merah melalui sudut COA menuju kanal schlemm dan juga melalui permukaan depan iris. Penyerapan pada iris dipercepat dengan adanya enzim fibrinolitik di daerah ini. Sebagian hifema dikeluarkan setelah terurai dalam bentuk hemosiderin. Bila terdapat penumpukan dari hemosiderin ini, dapat masuk ke dalam lapisan kornea, menyebabkan kornea menjadi berwarna kuning dan disebut hemosiderosis atau imbibisio kornea, yang hanya dapat ditolong dengan keratoplasti. Imbibisio kornea dapat dipercepat terjadinya disebabkan oleh full hifema yang disertai glaukoma. Adanya darah

6

Page 7: hifema 1

dalam COA dapat menghambat aliran balik cairan bilik mata oleh karena unsur-unsur darah menutupi sudut COA dan trabekula sehingga terjadi glaukoma. Hifema dapat pula menimbulkan uveitis.1,3,4,5

Pengobatan yang diberikan adalah antibiotik neomisin ED 4 x 1 tetes dan amoxicillin 3 x 500 mg sebagai profilaksis terhadap infeksi sekunder. Transamin 3 x 250 mg diberikan agar supaya bekuan darah tidak terlalu cepat diserap dan pembuluh darah diberi kesempatan untuk memperbaiki diri. Transamin berisi asam transemanat yang mempunyai kerja untuk menghambat aktivitas dari aktivator plasminogen dan plasmin, mencegah degradasi fibrin, meningkatkan agregasi platelet dan aktivitas faktor koagulasi serta mencegah kerapuhan dinding pembuluh darah. Tidur dengan posisi kepala dielevasi 30 – 45 0 dimaksudkan untuk melokalisir darah dibilik mata depan bawah, supaya pupil tidak terhalang oleh darah dan untuk memperkecil lokasi hemosiderosis. Mata perlu ditutup dengan kasa steril untuk mengistirahatkan dan melindungi mata. Perawatan perlu dilakukan setiap hari dimana kasa steril perlu diganti dan penderita tidak boleh menggosok mata yang sakit. Prognosa pasien ini adalah baik oleh karena hifema yang terjadi adalah hifema grade I.

7

Page 8: hifema 1

DAFTAR PUSTAKA

1. Wijana N. Ilmu Penyakit Mata. Cetakan ke-6. Jakarta : EGC, 1993 : 314-315.

2. Ilyas S, Tansil M, Salamun, Ashur Z. Hifema dalam : Sari Ilmu Penyakit Mata, Jakarta, FKUI, 1991 : 69-70.

3. Stein R, Stein H, Slatt B. Management of Ocular Emergencies. 2nd ed. 1994.

4. Scheie HG, Albert DM. Contusion of The Eyeball. In : Textbook of Opthalmology. Ed. 9th. Philadelphia : WB Saunders Comp, 1978 : 568-570.

5. Cooling RJ. Ocular Injuries. In : Clinical Ophthalmology. Ed. Miller SS.Wright Bristol, 1987 : 362-4.

8