hubungan antara resiliensi dengan prokrastinasi …lib.unnes.ac.id/30172/1/1511410026.pdf ·...
TRANSCRIPT
HUBUNGAN ANTARA RESILIENSI DENGAN
PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA
JURUSAN PSIKOLOGI UNIVERSITAS NEGERI
SEMARANG
SKRIPSI
disajikan sebagai satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi
Oleh
Yoga Wayu Nugroho
1511410026
JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2017
iv
MOTTO DAN PERUNTUKAN
Motto
Kalau kau cukup makan sepiring nasi, kenapa harus sepiring setengah.
Kalau kesehatanmu cukup dipenuhi dengan sebiji tempe, kenapa ambil dua?
(M.H Ainun Najib)
Peruntukan:
Buah pemikiran ini penulis
persembahkan untuk Bapak,
ibu, kakak, istri serta Buah
hati saya.
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat dan
Hidayah-Nya sehingga penulis berhasil menyelesaikan skripsi yang berjudul
Hubungan Antara Resiliensi Dengan Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa
Jurusan Psikologi Universitas Negeri Semarang. Berkat kemurahan-Nya penulis
mampu melaksanakan penelitian skripsi ini dengan baik dan lancar. Skripsi ini di
susun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi.
Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dri bantuan, pengarahan dan
dorongan dari berbagai pihak yang sangat berguna bagi penulis. Oleh karena itu,
pada kesempatan yang baik ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu penelitian ini secara langsung ataupun tidak langsung
kepada:
1. Prof. Dr. Fakhrudin, M. Pd, Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Semarang selaku Ketua Panitia Sidang Skripsi,
2. Drs. Sugeng Hariyadi, S. Psi. M. S, Ketua Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Semarang selaku sekretaris yang telah
memberikan masukan dan penilaian.
3. Dr. Drs. Edy Purwanto, M. Si, sebagai dosen pembimbing serta penguji III
dalam penulisan penelitian ini yang selalu memberikan masukan dan
penilaian..
4. Dra. Tri Esti Budiningsih, S. Psi., M. A., sebagai penguji I dalam
penulisan penelitian ini yang telah memberikan masukan dan penilaian
vi
5. Rulita Hendriyani, S. Psi., M. Si, sebagai penguji II dalam penulisan
penelitian ini yang telah memberikan masukan dan penilaian.
6. Seluruh dosen Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Semarang yang senantiasa mendidik dan membimbing penulis.
7. Bapak dan ibu yang telah memberikan do’a dan semangat.
8. Istri dan buah hati saya yang menjadi semangat untuk meyelesaikan
skripsi.
9. Subjek penelitian skripsi ini, terima kasih atas waktu dan kerelaan untuk
mau membantu peneliti mendapatkan data yang dibutuhkan.
10. Teman-teman seperjuangan angkatan 2010 di grup WA Wisuda Bersama
2010 yang selalu memberikan semangat dan informasi.
11. Serta semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini yang
tidak dapat saya sebutkan satu per satu.
Akhir kata, penulis bersyukur dan penulis ucapkan terima kasih setulus-
tulusnya kepada pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi pengembangan pengetahuan serta menjadi kajian dalam bidang ilmu yang
terkait.
Semarang, 18 Agustus 2017
Penulis
vii
ABSTRAK
Nugroho, Yoga Wahyu. 2017. Hubungan Antara Resiliensi Dengan Prokrastinasi
Akademik Pada Mahasiswa Jurusan Psikologi Universitas Negeri Semarang.
Skripsi, Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri
Semarang. Pembimbing Dr. Drs.Edy Purwanto, M.Si.
Kata Kunci: Resiliensi, Prokrastinasi Akademik dan Mahasiswa Jurusan Psikologi
Idealnya mahsiswa mampu mengerjakan tugas akademik yang menjadi
taggung jawabnya, sehingga tidak terjadi penundaan dalam mengerjakan tugas
akademikny atau disebut prokrastinasi akademik . Dibutuhkan usaha aktif dan
mandiri oleh mahasiswa yang membantu mengarakan proses belajarnya sehingga
dapat menghindari terjadinya prokrastinasi akademik. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui hubungan antara resiliensi dengan prokrastinasi akademik.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasional. Populasi
penelitian ini adalah mahasiswa Jurusan Psikologi Universitas Negeri Semarang
angkatan 2010 sampai dengan 2012. Jumlah sampel yaitu 50 orang mahasiswa.
Teknik sampling yang dipakai yaitu cluster random sampling. Data penelitian
dimbil menggunakan skala resiliensi dan skala prorastinasi akademik. Skala
resiliensi terdiri dari 30 aitem. Skala resiliensi mempunyai koefisien validitas
aitem antara 0,000 sampai dengan 0,033 dan koefisien reliabilitas sebesar 0,862.
Adapun skala prokrastinasi akademik terdiri dari 36 aitem. Skala prokrastinasi
akademik mempunyai koefisien validitas aitem 0,000 sampai dengan 0,041 dan
koefisien reliabilitas sebesar 0,878. Metode analisis data yang digunakan adalah
teknik korelasi Produc Moment.
Hasil penelitian meunjukkan bahwa ada hubungan ngative resiliensi
dengan prokrastinasi akademik, hasil uji korelasi antara resiliensi dengan
prokrastinasi akademik menghasilkan nilai rxy = -0,519 dengan taraf signifikansi
p ≤ 0,01. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa resiliensi mahasiswa Jurusan
Psikologi Universitas Negeri Semarang berada dalam kategori tinggi cenderung
sedang. Prokrastinasi akademik mahasiswa Jurusan Psikologi Universitas Negeri
Semarang berada dalam kategori rendah cenderung sedang.
.
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................ i
PERNYATAAN ........................................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. iii
MOTTO DAN PERUNTUKAN.............................................................. iv
KATA PENGANTAR .............................................................................. v
ABSTRAK ................................................................................................ vii
DAFTAR ISI ............................................................................................. viii
DAFTAR TABEL..................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xvi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xvii
BAB
1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 10
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................ 10
1.4 Manfaat Penelitian .......................................................................... 10
1.4.1 Manfaat Teoritis ............................................................................. 10
1.4.2 Manfaat Praktis .............................................................................. 11
2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Prokrastinasi Akademik ................................................................. 12
2.1.1 Definisi Prokrastinasi Akademik ................................................... 12
ix
2.1.2 Ciri-ciri Prokrastinasi Akademik ................................................... 14
2.1.3 Area Prokrastinasi Akademik ......................................................... 16
2.1.4 Teori Perkembangan Prokrastinasi Akademik ............................... 17
2.1.5 Faktor-faktor Yang Menyebabkan Prokrastinasi Akademik .......... 19
2.1.5.1 Faktor Internal ................................................................................ 20
2.1.5.2 Faktor Eksternal ............................................................................. 21
2.2 Resiliensi ........................................................................................ 22
2.2.1 Definisi Resiliensi .......................................................................... 22
2.2.2 Indikator-indikator Resiliensi ......................................................... 24
2.2.3 Fungsi-fungsi Resiliensi ................................................................. 25
2.2.4 Ciri-ciri Individu Yang Resiliensi .................................................. 26
2.3 Hubungan Antara Resiliensi Dengan Prokrastinasi Akademik Pada
Mahasiswa Jurusan Psikologi Universitas Negeri Semarang......... 28
2.4 Kerangka Berfikir ........................................................................... 30
2.2.3 Hipotesis ......................................................................................... 31
3 METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian dan Desain Penelitian ........................................... 32
3.1.1 Jenis Penelitian ............................................................................... 32
3.1.2 Desain Penelitian ............................................................................ 32
3.2 Identifikasi Variabel Penelitian ....................................................... 33
3.2.1 Identifikasi Penelitian .................................................................... 33
3.2.2 Definisi Operasional....................................................................... 33
3.3 Populasi dan Sampel ...................................................................... 34
3.3.1 Populasi .......................................................................................... 34
x
3.3.2 Sampel ............................................................................................ 36
3.4 Metode Pengumpulan Data ............................................................ 37
3.4.1 Skala Resiliensi .............................................................................. 38
3.4.2 Skala Prokrastinasi Akademik ....................................................... 40
3.5 Pengembangan Instrumen .............................................................. 40
3.5.1 Penyusunan Instrumen ................................................................... 40
3.5.2 Uji Coba Instrumen (Try Out Kualitatif) ........................................ 42
3.6 Validitas dan Reliabilitas ............................................................... 44
3.6.1 Uji Validitas ................................................................................... 44
3.6.1.1 Hasil Uji Validitas Skala Resiliensi ............................................... 46
3.6.1.2 Hasil Uji Validitas Skala Prokrastinasi Akademik ........................ 46
3.6.2 Reliabilitas ...................................................................................... 47
3.6.2.1 Hasil Uji Reliabilitas Skala Resiliensi ........................................... 48
3.6.2.2 Hasil Uji Reliabilitas Skala Prokrastinasi Akademik ..................... 48
3.7 Teknik Analisis Data ...................................................................... 48
4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Persiapan Penelitian ....................................................................... 50
4.1.1 Orientasi Kancah Penelitian ........................................................... 50
4.1.2 Gambaran Subjek ........................................................................... 51
4.2 Pelaksanaan Penelitian ................................................................... 52
4.2.1 Pengumpulan Data ......................................................................... 52
4.2.2 Pelaksanaan Skoring ...................................................................... 52
xi
4.3 Hasil Penelitian .............................................................................. 53
4.3.1 Hasil Uji Asumsi ............................................................................ 53
4.3.1.1 Hasil Uji Normalitas ....................................................................... 53
4.3.1.2 Hasil Uji Linieritas ......................................................................... 54
4.3.1.3 Hasil Uji Hipotesis ......................................................................... 55
4.4. Analisis Deskriptif .......................................................................... 56
4.4.1. Gambaran Resiliensi Pada Mahasiswa Jurusan Psikologi
Universitas Negeri Semarang ......................................................... 57
4.4.1.1 Gambaran Umum Tetap Bertahan Dalam Keadaan Tersulit Pada
Mahasiswa Jurusan Psikologi Universitas Negeri Semarang......... 59
4.4.1.2 Gambaran Umum Optimisme Dengan Usaha Yang
Sungguh-Sungguh Dalam Keadaan Tersulit Pada Mahasiswa
Jurusan Psikologi Unoversitas Negeri Semarang ........................... 61
4.4.1.3 Gambaran Umum Tujuan Yang Diharapkan Pada Mahasiswa
Jurusan Psikologi Universitas Negeri Semarang............................ 64
4.4.2 Gambaran Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa
Jurusan Psikologi Universitas Negeri Semarang .......................... 67
4.4.2.1 Gambaran Umum Penundaan Untuk Memulai Dan
Menyelesaikan Tugas Yang Dihadapi Pada Mahasiswa
Jurusan Psikologi Universitas Negeri Semarang............................ 69
4.4.2.2 Gambaran Umum Keterlambatan Dalam Mengerjakan Tugas
Pada Mahasiswa Jurusan Psikologi Universitas Negeri Semarang 71
4.4.2.3 Gambaran Uum Kesenjangan Waktu Antara Rencana Dan
Kinerja Aktual Pada Mahasiswa Jurusan Psikologi
Universitas Negeri Semarang ......................................................... 74
4.4.2.4 Gambaran Umum Melakukan Aktivitas Yang Lebih
Menyenangkan Daripada Melakukan Tugas Yang Harus
Dikerjakan Pada Mahasiswa Jurusan Psikologi
Universitas Negeri Semarang ......................................................... 76
4.5 Pembahasan .................................................................................... 79
xii
4.5.1 Pembahasan Hasil Analisis Hubungan Antara Resiliensi Dengan
Prokrastinasi Akademik ................................................................. 79
4.5.2 Pembahasan Hasil Analisis Deskriptif Resiliensi Dan
Prokrastinasi Akademik ................................................................. 81
4.5.2.1 Resiliensi ........................................................................................ 81
4.5.2.2 Prokrastinasi Akademik ................................................................. 82
4.6 Keterbatasan Penelitian .................................................................. 84
5 PENUTUP
5.1 Simpulan ........................................................................................ 86
5.2 Saran ............................................................................................... 86
5.2 Bagi Peneliti Selanjutnya ............................................................... 87
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 88
LAMPIRAN .............................................................................................. 90
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 Data Keadaan Wisudawan S1 Jurusan Psikologi
Universitas Negeri Semarang ........................................................... 6
3.1 Populasi Penelitian ........................................................................... 36
3.2 Komposisi Sampel Berdasarkan Angkatan ...................................... 37
3.3 Kriteria Skor Jawaban....................................................................... 38
3.4 Blue Print Skala Resiliensi ............................................................... 39
3.5 Blue Print Skala Prkrastinasi Akademik .......................................... 40
3.6 Aitem Skala Sebelum Dan Sesudah Uji Kualitatif .......................... 43
3.7 Hasil Uji Coba Skala Resiliensi ........................................................ 46
3.8 Hasil Uji Coba Skala Prokrastinasi Akademik ................................. 47
3.9 Hasil Interpretasi Reliabilitas ........................................................... 48
4.1 Hasil Uji Normalitas ......................................................................... 53
4.2 Hasil Uji Linieritas Resiliensi Dengan Prokrastinasi Akademik ...... 55
4.3 Hasil Uji Korelasi ............................................................................. 56
4.4 Penggolongan Kriteria Analisis Berdasarkan Mean Teoritik ........... 56
4.5 Gambaran Umum Resiliensi Pada Mahasiswa Jurusan Psikologi
Universitas Negeri Semarang ........................................................... 57
4.6 Gambaran Umum Resiliensi Pada Mahasiswa Jurusan Psikologi
Universitas Negeri Semarang ........................................................... 58
4.7 Gambaran Umum Tetap Bertahan Dalam Keadaan
Tersulit Pada Mahasiswa Jurusan Psikologi
Universitas Negeri Semarang ........................................................... 59
4.8 Gambaran Umum Resiliensi Berdasarkan Tetap Bertahan Dalam
Keadaan Tersulit Pada Mahasiswa Jurusan Psikologi
Universitas Negeri Semarang ........................................................... 60
xiv
4.9 Gambaran Umum Optimisme Dengan Usaha Yang Sungguh-sungguh
Dalam Keadaan Tersulit Pada Mahasiswa Jurusan Psikologi
Universitas Negeri Semarang ........................................................... 62
4.10 Gambaran Umum Resiliensi Berdasarkan Optimisme Dengan Usaha
Yang Sungguh-sungguh Dalam Keadaan Tersulit Pada Mahasiswa
Jurusan Psikologi Universitas Negeri Semarang .............................. 63
4.11 Gambaran Umum Tujuan Yang DIharapkan Pada Mahasiswa
Jurusan Psikologi Universitas Negeri Semarang .............................. 64
4.12 Gambaran Umum Resiliensi Berdasarkan Tujuan Yang Diharapkan
Pada Mahasiswa Jurusan Psikologi Universitas Negeri Semarang .. 65
4.13 Ringkasan Gambaran Umum Resiliensi ........................................... 66
4.14 Gambaran Umum Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Jurusan
Psikologi Universitas Negeri Semarang ........................................... 67
4.15 Gambaran Umum Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Jurusan
Psikologi Universitas Negeri Semarang ........................................... 68
4.16 Gambaran Umum Penundaan Untuk Memulai Dan Menyelesaikan
Tugas Yang Dihadapi Pada Mahasiswa Jurusan Psikologi
Universitas Negeri Semarang ........................................................... 69
4.17 Gambaran Umum Prokrastinasi Akademik Berdasarkan Penundaan
Untuk Memulai Dan Menyelesaikan Tugas Yang Dihadapi Pada
Mahasiswa Jurusan Psikologi Universitas Negeri Semarang ........... 70
4.18 Gambaran Umum Keterlambatan Dalam Mengerjakan Tugas Pada
Mahasiswa Jurusan Psikologi Universitas Negeri Semarang ........... 72
4.19 Gambaran Umum Keterlambatan Dalam Mengerjakan Tugas Pada
Mahasiswa Jurusan Psikologi Universitas Negeri Semarang ........... 73
4.20 Gambaran Umum Kesenjangan Waktu Antara Rencana Dan
Kinerja Aktual Pada Mahasiswa Jurusan Psikologi
Universitas Negeri Semarang ........................................................... 74
4.21 Gambaran Umum Prokrastinasi Akademik Berdasarkan
Kesenjangan Waktu Antara Rencana Dan Kinerja Aktual Pada
Mahasiswa Jurusan Psikologi Universitas Negeri Semarang ........... 75
xv
4.22 Gambaran Aktivitas Yang Lebih Menyenangkan Daripada
Melakukan Tugas Yang Harus Dikerjakan Pada Mahasiswa Jurusan
Psikologi Universitas Negeri Semarang ........................................... 76
4.23 Gambaran Umum Prokrastinasi Akademik Berdasarkan Aktivitas
Yang Lebih Menyenangkan Daripada Melakukan Tugas Yang
Harus Dikerjakan Pada Mahasiswa Jurusan Psikologi
Universitas Negeri Semarang ........................................................... 77
4.24 Ringkasan Gambaran Umum Prokrastinasi Akademik .................... 78
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Kerangka Berfikir Hubungan Antara Resiliensi Dengan
Prokrastinasi Akademik .................................................................... 30
4.1 Gambaran Umum Resiliensi Pada Mahasiswa Jurusan Psikologi
Universitas Negeri Semarang ........................................................... 59
4.2 Diagram Idikator Tetap Bertahan Dalam Keadaan Tersulit ............. 61
4.3 Diagram Indikator Optimisme Dengan Usaha Yang
Sungguh-sungguh Dalam Keadaan Tersulit ..................................... 63
4.4 Diagram Indikator Tujuan Yang Diharapkan ................................... 65
4.5 Diagram Resiliensi Tiap Indikator.................................................... 66
4.6 Diagram Gambaran Umum Prokrastinasi Akademik Pada
Mahasiswa Jurusan Psikologi Universitas Negeri Semarang ........... 69
4.7 Diagram Indikator Penundaan Untuk Memulai Dan
Menyelesaikan Tugas Yang Dihadapi .............................................. 71
4.8 Diagram Indikator Keterlambatan Dalam Mengerjakan Tugas........ 73
4.9 Diagram Indikator Kesenjangan Waktu Antara Rencana Dan
Kinerja Aktual .................................................................................. 76
4.10 Diagram Indikator Aktivitas Yang Lebih Menyenangkan
Daripada Melakukan Tugas Yang Harus Dikerjakan ....................... 78
4.5 Diagram Prokrastinasi Akademik Tiap Indikator.. ........................... 69
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Skala Psikologi ..................................................................................... 91
2. Tabulasi Resiliensi ............................................................................... 99
3. Tabulasi Prokrastinasi Akademik ........................................................ 104
4. Uji Validitas Resiliensi ........................................................................ 109
5. Uji Validitas Prokrastinasi Akademik .................................................. 114
6. Uji Reliabilitas .................................................................................... 120
7. Uji Asumsi .......................................................................................... 122
8. Uji Hipotesis ........................................................................................ 124
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan merupakan upaya yang bertujuan untuk mengembangkan
seluruh potensi dalam diri individu yang berlangsung seumur hidup sesuai dengan
nilai-nilai dan kebudayaan yang ada dalam masyarakat. Pengembangan potensi
individu bukan hanya diperlukan oleh individu itu sendiri, melainkan juga
diperlukan oleh masyarakat, bangsa dan negara sebagai konsekuensi individu
bagian dari komunitas sosial. Hal ini sesuai dengan pengertian pendidikan
menurut UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 1, yaitu:
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan negara.”
Jenjang pendidikan yang terdapat di Indonesia antara lain Sekolah Dasar
(6 tahun), Sekolah Menengah Pertama (3 tahun), dan Sekolah Menengah Atas
atau Sekolah Menengah Kejuruan (3 tahun), yang kemudian melanjutkan ke
jenjang perguruan tinggi. Menurut UU No. 12 Tahun 212 , perguruan tinggi
adalah satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi (Pasal 1 Ayat
6), penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (Pasal 1 Ayat 9).
2
Peserta didik yang melanjutkan ke perguruan tinggi bukan lagi dikenal
dengan predikat siswa, melainkan mendapat predikat mahasiswa. Mahasiswa
adalah orang yang belajar (pelajar) di perguruan tinggi (Tim Penyusun Kamus
Pusat Bahasa 2008: 895). Hal ini dikarenakan mahasiswa sebagai anggota Sivitas
Akademika diposisikan sebagai insan dewasa yang memiliki kesadaran sendiri
dalam mengembangkan potensi diri di Perguruan Tinggi untuk menjadi
intelektual, ilmuwan, praktisi, dan/atai professional (UU No. 12 Tahun 2012 Paal
13 Ayat 1).
Menurut teori perkembangan, mahasiswa dapat dikategorikan dalam masa
dewasa dini. Menurut Hurlock (1980: 246) masa dewasa dini dimulai dari umur
18 tahun sampai kira-kira umur 40 tahun. Masa dewasa dini memiliki tugas
perkembangan antara lain mendapatkan suatu pekerjaan, memilih seorang teman
hidup, belajar hidup bersama dengan suami atau istri membentuk suatu keluarga,
membesarkan anak-anak, menerima tanggung jawab sebagai warganegara, dan
bergabung dalam suatu kelompok sosial yang cocok (Hurlock 1980: 252)
Kebebasan untuk memilih sendiri mata kuliah yang akan di ambil dan
tugas perkembangan di atas, maka perlu adanya kemandirian dan keaktifan dari
dalam diri mahasiswa. Sehingga membuat mahasiswa termotivasi dan
bertanggung jawab atas apa yang telah dipilihnya. Mahasiswa harus dapat belajar
lebih mandiri dan tidak bergantung pada orang lain, dalam mengerjakan tugas-
tugas akademiknya dengan sebaik mungkin. Karena kesuksesan dalam pendidikan
tinggi menjadi salah satu faktor dalam mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.
3
Dunia pendidikan di Indonesia memiliki persoalan klasik yang hingga saat
ini masih terjadi, termasuk dalam perguruan tinggi yaitu mahasiswa sering
melakukan prokrastinasi akademik. Menurut Brown dan Holzman (dalam
Ghufron 2010: 151) istilah prokrastinasi digunakan untuk menunjukkan suatu
kecenderungan menunda-nunda penyelesaian suatu tugas atau pekerjaan.
Menurut Silver (dalam Ghufron 2010: 152) seseorang yang melakukan
prokrastinasi tidak bermaksud untuk menghindari atau tidak mau tahu dengan
tugas yang dihadapi. Akan tetapi, mereka hanya menunda-nunda untuk
mengerjakannya sehingga menyita waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
tugas. Pengertian yang hampi serupa mengenai prokrastinasi akademik
dikemukakan oleh Ellis dan Knaus (dalam Ghufron 2010: 152) mengatakan
bahwa prokrastinasi adalah kebiasaan penundaan yang tidak bertujuan dan proses
penghindaran tugas yang sebenarnya tidak perlu dilakukan.
Beberapa penelitian mengenai prorastinasi akademik dilakukan Solomon
dan Rotblum (dalam Syaf 2014: 3) pada 1984 ditemukan bahwa 50% sampai 90%
mahasiswa Amerika melakukan prokrastinasi. Selanjutnya beberapa hasil
penelitian lainnya di luar negeri juga menunjukkan hasil bahwa prokrastinasi
merupakan masalah yang menimpa sebagian besar anggota masyarakat secara
luas, dan pelajar pada lingkup yang lebih sempit. Menurut peneitian Ellis dan
Knaus (dalam Sepehrian dan Lotf 2011: 2987) memperkirakan lebih dari 95%
mahasiswa perguruan tinggi di Amerika menunda memulai atau menyelesaikan
tugas dengan sengaja dan lebih dari 70% mahasiswa melakukan prokrastinasi
secara berulang.
4
Penelitian tentang prokrastinasi akademik juga dilakukan di Indonesia dan
menghasilkan hasil penelitian yang beragam. Hasil penelitian yang dilakukan
Kartadinata dan Tjundjing (2008: 109) di salah satu perguruan tinggi di Surabaya
menunjukkan bahwa 95% dari 60 subjek penelitian mengalami prokrastinasi
akademik. Alasan yang dikemukakan para mahasiswa tersebut dikarenakan rasa
malas (42%) dan banyak tugas lain yang harus dilakukan (25%). Hasil tersebut
menunjukkan bahwa mahasiswa belum sepenuhnya dapat menghindari
prokrastinasi terhadap tugas-tugas akademik yang menjadi tanggung jawabnya.
Hasil penelitian di atas bertolak belakang dengan hasil penelitian oleh
Gunawinata, Nanik, dan Lasmono (2008: 265) terhadap 218 orang mahasiswa
Fakultas Psikologi, Universitas Surabaya mununjukkan tingkat prokrastinasi
akademik paling banyak dalam kategori rendah yaitu sebanyak 76,15% atau 166
orang mahasiswa. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mahasiswa sudah tidak lagi
melakukan prokrastinasi terhadap tugas-tugas akademik yang menjadi tanggung
jawabnya.
Menurut hasil penelitian Solomon dan Rothblum (1984: 505) diketahui
bahwa mahasiswa melakukan prokrastinasi secara bervariasi terhadap tugas
akademik. Dari 342 orang mahasiswa Amerika yang menjadi subjek
penelitiannya, 46% mahasiswa melakukan prokrastinasi terhadap tugas menulis,
27,6% mahasiswa melakukan prokrastinasi terhadap belajar untuk persiapan ujian,
30,1% mahsiswa melakukan prokrastinasi terhadap tugas membaca, 10,6%
mahasiswa melakukan prokrastinasi terhadap administratif, 23% mahasiswa
5
melakukan prokrastinasi dalam menghindari perkuliahan dan 10,2% mahasiswa
melakukan prokrastinasi terhadap aktivitas perkuliahan secara umum.
Bentuk variasi prokrastinasi akademik sebagaimana dipaparkan di atas
juga peneliti temukan dalam pengamatan yang tidak terstruktur terhadap para
mahasiswa Jurusan Psikologi di perpustakaan Jurusan Psikologi. Peneliti
mengamati seorang mahasiswa Jurusan Psikologi angkatan 2011 berinisial “RN”
yang tengah mengerjakan tugas salah satu mata kuliah, sedang mengetik sesuatu
yang sedang dicarinya di situs Google dan juga online di situs jejaring sosial
Youtube. Peneliti kemudian bertanya tentang tugas yang sedang dikerjakannya
dan lewat jawaban yang diberikan, peneliti mengetahui jika mahasiswa tersebut
telah melakuakan prokrastinasi terhadap tugasnya. Berikut penuturan mahasiswa
tersebut kepada peneliti:
“Tugas ini sudah diberikan seminggu yang lalu tetapi kemarin aku
sibuk mas. Aku baru inget kemarin mas kalau ada tugas, tapi ini
aku kesulitan cari jawaban dua pertanyan ini karena aku cari di
buku tidak ada jawabannya. Cari di internet juga belum ketemu,
mana tugasnya dikumpulin nanti jam setegah 3 pas kuliah (melihat
kearah jam yang menunjukkan jam 13.20 WIB).”
(Komunikasi personal; senin, 15 Juni 2015)
Terkait dengan prokrastinasi akademik mahasiswa yang dapat
teridentifikasi melalui berbagai bentuk variasi yang sudah dipaparkan diatas,
prokrastinasi akademik juga dapat di identifikasi melalui seberapa lama masa
tempuh studi mahasiswa tersebut. Menurut Solomon dan Rothblum (1984: 503)
bahwa indikasi prokrastinasi akademik adalah masa studi 5 tahun atau lebih.
Berikut merupakan gambaran statistik wisudawan Jurusan Psikologi Univeritas
Negeri Semarang dari tahun 2015 hingga tahun 2017.
6
Tabel 1.1 Data Keadaan Wisudawan S1 Jurusan Psikologi UNNES
Tahun Periode Jumlah
Wisudawan
Wisudawan dengan
masa studi ≥ 5 tahun Rata-rata masa studi
2015
1 19 9 (47%) 5 tahun 2 bulan 24 hari
2 23 8 (35%) 5 tahun 7 bulan 15 hari
3 57 28 (49%) 6 tahun 1 bulan 21 hari
2016
1 30 6 (20%) 5 tahun 5 bulan 11 hari
2 50 10 (20%) 5 tahun 9 bulan 16 hari
3 7 2 (29%) 6 tahun 11 bulan 24 hari
4 19 6 (32%) 5 tahun 0 bulan 7 hari
2017 1 32 12 (37,5%) 5 tahun 3 bulan 22 hari
2 28 13 (46%) 5 tahun 6 bulan 11 hari
Sumber: wisuda.unnes.ac.id
Berdasarkan tabel 1.1 diketahui bahwa pada periode wisuda 1 tahun 2015
sampai dengan periode 2 tahun 2017 masih terdapat wisudawan S1 Psikologi
yang menyelesaikan masa studi 5 tahun atau lebih. Selain itu, rata-rata masa studi
wisudawan juga diatas 5 tahun di setiap tahunnya. Hal ini dapat diartikan bahwa
sampai saat ini masih ada mahasiswa Jurusan Psikologi yang melakukan
prokrastinasi akademik dalam masa studinya.
Penyelenggaraan pendidikan di perguruan tinggi dengan sistem SKS
(Satuan Kredit Semester) sebenarnya membuat mahasiswa mampu mengatur
beban kuliah dalam satu semester. Mata kuliah yang diambil diatur sesuai dengan
nilai yang diperoleh di semester sebelumnya, sehingga di harapkan mahasiswa
mampu bertanggung jawab dengan mata kuliah yang diambilnya untuk
mendapatkan nilai yang maksimal. Walaupun sudah diatur sesuai kemampuan
mahasiswa, tetapi ada berbagai hal yang mempengaruhi terjadinya prokrastinasi
akademik oleh mahasiswa.
Menurut Ghufron dan Risnawati (2010: 164) faktor-faktor yang
mempengaruhi prokrastinasi akademik dikategorikan menjadi 2 macam. Pertama,
7
faktor eksternal, adalah faktor yang terdapat di luar diri individu, meliputi gaya
pengasuhan orang tua dan kondisi lingkungan. Hasil penelitian Ferrari dan
Ollivete (dalam Ghufron 2010: 165) menemukan bahwa tingkat pengasuhan
otoriter ayah menyebabkan munculnya kecenderungan perilaku prokrastinasi yang
kronis pada subjek penelitian anak perempuan, sedangkan tingkat pengasuhan
otoritatf ayah menghasilkan anak perempuan yng bukan procrastinator. Ibu yang
memiliki kecenderungan melakukan avoidance procrastination mengasilkan anak
perempuan yang memiliki kecenderungan untuk melakukan avoidance
procrastination pula.
Kedua, faktor internal adalah faktor yang terdapat dalam diri individu.
Faktor tersebut meliputi kondisi fisik dan kondisi psikologis. Faktor dari dalam
diri individu yang turut mempengaruhi munculnya prokrastinasi akademik adalah
keadaan fisik dan kondisi kesehatan individu, misalnya fatique. Sedangkan
kondisi psikologis individu menurut Millgram (dalam Ghufron 2010: 164).
Contoh kasus prokkastinasi akademik mahasiswa angkatan 2011 program
studi psikologi UNNES Semarang adalah kasus yang dialami oleh mahasiswa
berinisial “YE”. Berikut penuturan mahasiswa tersebut :
“Awal-awal semester saya rajin mengerjakan tugas dan tepat
waktu, tapi semakin lama tugasnya semakin banyak mas, apalagi
tidak ada toleransi antara dosen satu dengan dosen yang lain.
Sering sekali aku mngerjakan tugas ketika besoknya di kumpulkan
mas, kadang malah Cuma copy paste dari internet, soalnya males
keperpus. Bosen sam atugas kuliah mas, lebih enak nonton TV
atau internetan sembari nyicil tugas.”
(Komunikasi personal;Kamis, 16 Juli 2015)
8
Tekanan psikologis yang terjadi dalam kehidupan merupakan proses yang
tidak terkecuali dialami oleh individu. Salah satunya adalah tekanan akademik
yang dialami oleh mahasiswa. Perbedaan cara dari setiap individu adalah dalam
beradaptasi dengan tekanan-tekanan tersebut. Bagi yang mampu beradaptasi
dengan baik, individu akan menghasilkan performa-performa positif daam
hidupnya, sebaliknya bagi individu yang kurang mampu beradaptasi akan tetap
berada dalam kondisi yang tidak menyenangkan. Istilah yang menggambarkan
kualitas pribadi yang memungkinkan individu dan komunitasnya tetap tumbuh
walaupun berada dalam ketidakberuntungan disebut dengan resiliensi.
Menurut Smet (dalam Desmita 2009: 199), resiliensi digunakan untuk
menggambarkan bagian positif dari perbedaan individual dalam respons seseorang
terhadap stress dan keadaan yang merugikan (adversity) lainnya. Sedangkan
menurut Grotberg (dalam Desmita 2009: 200) secara sederhana mengartikan
resiliensi sebagai “the human capacity to face, overcome, be strengthened by, and
even be transformed by experiences of adversity”. Menurut Desmita (2009: 201)
resiliensi memiliki arti, kemampuan atau kapasitas insani yang dimiliki sesorang,
kelompok atau masyarakat yang memungkinkannya untuk menghadapi,
mencegah, meminimalkan dan bahkan menghilangkan dampak-dampak yang
merugikan dari kondisi yang tidak menyenangkan, atau mengubah kondisi
kehidupan yang menyengsarakan menjadi suatu hal yang wajar untuk diatasi.
Data mahasiswa pada tabel 1.1 yang telah lulus tersebut dapat diasumsikan
memiliki resiliensi, sedangkan mahasiswa yang belum lulus diasumsikan belum
memiliki resiliensi.
9
Contoh kasus resiliensi yang dialami mahasiswa program studi psikologi
UNNES Semarang adalah kasus yang sedang dialami oleh mahasiswa angkatan
2010 berinisial “NS”. Berikut penuturan mahasiswa tersebut kepada peneliti :
“Sebenarya.aku tinggal skripsi saja, tapi merasa kurang percaya
diri buat bimbingan dan takut menghadap dosbing. Sehingga aku
lebih banyak menghabiskan waktu untuk pergi bermain bersama
teman dan keluarga di kampung.”
(Komunikasi personal; Jumat, 8 Juli 2015)
Mahsiswa tersebut takut dan tidak berani bimbingan karena menghindari
tugas yang harus dikerjakan, tidak memiliki optimism untuk keluar dari masalah
yang diadapi, dan tidak memiliki keinginan untuk melakukan bimbingan.
Sehingga mahasiswa tersebut bisa dikategorikan memiliki tingkat resiliensi yang
rendah.
Menurut Muniroh (2010: 2) Seseorang yang memiliki tingkat resiliensi
yang rendah akan cenderung membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mampu
menerima segala cobaan yang datang dan sebaliknya jika tingkat resiliensi
sesorang itu tinggi maka akan cenderung lebih kuat dan segera bangkit dari
keterpurukan serta berusaha mencari solusi terbaik untuk memulihkan
keadaannya. Seperti halnya kasus yang ada di psikologi UNNES Semarang.
Mahasiswa yang menganggap tugas adaah sebuah tantangan, maka mahasiswa
tersebut akan cepat menyelesaikan tugas-tugas akademiknya. Sebaliknya, jika
resiliensi mahasiswa tersebut rendah, maka mahasiswa akan terpuruk dalam
keadaan tersebut dan melakukan prokrastinasi atau menunda-nunda tugas.
Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, peneliti tertarik untuk
mengetahui lebih dalam hubungan antara resiliensi dan prokrastinasi akademik
10
sehingga diketahui secara jelas hubungan keduanya. Untuk lokasi penelitian,
peneliti mengambil lokasi di Jurusan Psikologi Universitas Negri Semarang
dimana peneliti menemukan fenomena tersebut. Oleh karenanya, penelitian ini
berjudul “Hubungan antara Resiliensi dengan Prokrastinasi Akademik pada
Mahasiswa Jurusan Psikologi Universitas Negeri Semarang”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas dapat disimpulkan
rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu adakah hubungan antara resiliensi
dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa jurusan psikologi Universitas
Negeri Semarang.
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui tingkat prokrastinasi akademik pada mahsiswa jurusan
psikologi Universitas Negeri Semarang.
2. Untuk mengetahui tingkat resiliensi pada mahsiswa jurusan psikologi
Universitas Negeri Semarang.
3. Untuk mengetahui adakah hubungan antara resiliensi dengan prokrastinasi
akademik pada mahsiswa jurusan psikologi Universitas Negeri Semarang.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Hasil temuan ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi
pengembangan kajian ilmu Psiologi Pendidikan terutama yang terkait
11
dengan prokrastinasi akademik dan resiliensi, sehingga dapat dijadikan
tambahan referensi bagi penelitian-penelitian sejenis oleh peneliti
selanjutnya.
1.4.2 Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi mahasiswa
mengenai pentingnya meminimalisir tingkat prokrastinasi akademik
dengan meningkatkan tingkat resiliensi dalam menghadapi tekanan
masalah dalam kegiatan akademiknya. Sehingga daoat mencapai cita-cita
dan kesuksesan dalam bidang akademiknya.
12
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Prokrastinasi Akademik
2.1.1 Definisi Prokrastinasi Akademik
Prokrastinasi adalah suatu mekanisme untuk mengatasi kecemasan yang
berhubungan dengan bagaimana cara memulai atau menyelesaikan pekerjaan dan
dalam hal membuat keputusan menurut Fiore (dalam Catrunada dan Puspitawati
2008: 4). Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa latin procrastination dengan
awalan “pro” yang berarti mendorong maju atau bergerak maju dan akhiran
“crastinus” yang berarti keputusan hari esok. Jika digabungkan menjadi
“menangguhkan” atau “menunda sampai hari berikutnya” (Ghufron 2010: 150).
Brown dan Hlzman (dalam Ghufron 2010: 151) mendefinisikan
prokrastinasi adalah suatu kecenderungan menunda-nunda penyelesaian suatu
tugas atau pekerjaan.
Watson (dalam Ghufron 2010: 151) mengatakan prokrastinasi berkaitan
dengan takut gagal, tidak suka pada tugas yag diberikan, menentang, dan melawan
kontrol. Juga mempunyai sikap ketergantungn dan kesulitan dalam membuat
keputusan.
Silver (dalam Ghufron 2010: 152) mengatakan seseorang yang melakukan
prokrastinasi tidak bermaksut untuk menghindari atau tidak mau tahu dengan
tugas yang dihadapi. Akan tetapi mereka hanya menunda-nunda untuk
mengerjakannya, sehingga menyita waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
13
tugas. Penundaan tersebut menyebabkan dia gagal menyelesaikan tugasnya tepat
waktu.
Ellis dan Knaus (dalam Ghufron 2010: 152) mengatakan bahwa
prokrastinasi adalah kebiasaan penundaan yang tidak bertujuan dan proses
penghindaran tugas yang sebenarnya tidak perlu dilakukan. Hal ini terjadi karena
adanya ketakutan untuk gagal dan pandangan bahwa segala sesuatu harus
dilakukan dengan benar. Penundaan yang telah menjadi respons tetap atau
kebiasaan dapat dipandang sebagai suatu trait prokrastinasi.
Prokrastinasi akademik adalah jenis penundaan yang dilakukan pada jenis
tugas formal yang berhubungan dengan tugas akademik, misanya tugas sekolah
atau tugas kursus. (Ghufron 2010: 156).
Menurut Green (dalam Ghufron 2010: 157) mengatakan prokrastinasi
akademik adalah tugas yang berhubungan dengan kinerja akademik. Perilaku-
perilaku yang mencirikan penundaan dalam tugas akademik dipilih dari perilaku
lainnya dan dikelompokkan menjadi unsur prokrastinasi akademik.
Berdasarkan pendapat yang diungkapkan oleh beberapa ahli diatas, maka
dapat disimpulkan bhwa prokrastinasi akademik adalah perilaku penundaan pada
tugas akademik yang dilakukan oleh mahasiswa secara sadar dengan melakukan
aktivitas lain yang menyenangkan dan tidak penting, tidak bertujuan, dan tidak
memperhatikan waktu sehingga menimbulkan akibat negatif atau kerugian pada
mahasiswa.
14
2.1.2 Ciri-ciri Prokrastinasi Akademik
Burka & Yuen (2008: 8), menjelaskan ciri-ciri seorang pelaku
prokrastinasi antara lain :
1. Prokrastinator lebih suka untuk menunda pekerjaan atau tugastugasnya.
2. Berpendapat lebih baik mengerjakan nanti dari pada sekarang, dan
menunda pekerjaan adalah bukan suatu masalah.
3. Terus mengulang perilaku prokrastinasi
4. Pelaku prokrastinasi akan kesulitan dalam mengambil keputusan.
Menurut Ferrari dkk (dalam Ghufron 2010: 158) mengatakan bahwa
sebagai suatu perilaku penundaan, prokrastinasi akademik dapat termanifestasi
dalam indikator tertentu yang dapat diukur dan diamati. Berikut ini adalah
indikator pelaku prokrastinasi akademik:
1. Penundaan untuk memulai dan menyelesaikan tugas.
Seseorang yang melakukan prokrastinasi tahu bahwa tugas yang dihadapi
harus segera diselesaikan. Akan tetapi, dia menunda-nunda untuk mulai
mengerjakannya atau menunda-nunda untuk menyelesaikan sampai tuntas jika
dia sudah mulai mengerjakan sebelumnya.
2. Keterlambatan dalam mengerjakan tugas.
Orang yang melakukan prokrastinasi memerlukan waktu yang lebih lama
daripada waktu yang dibutuhkan pada umumnya dalam mengerjakan suatu
tugas. Seorang prokratinator menghabiskan waktu yang dimilikinya untuk
mempersiapkan diri secara berlebihan, maupun melakukan hal-hal yang tidak
dibutuhkan dalam penyelesaian suatu tugas, tanpa memperhitungkan
15
keterbatasan waktu yang dimilikinya. Kadang-kadang tindakan tersebut
mengakibatkan seseorang tidak berhasil menyelesaikan tugasnya secara
memadai. Kelambanan, dalam arti lambannya kerja seseorang dalam
melakukan suatu tugas dapat menjadi ciri yang utama dalam prokrastinasi
akademik.
3. Kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual.
Seorang prokrastinator mempunyai kesulitan untuk melakukan sesuatu sesuai
dengan batas waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Seorang prokrastinator
sering mengalami keterlambatan dalam memenuhi deadline yang telah
ditentukan, baik oleh orang lain maupun rencana yang telah dia tentukan
sendiri. Seseorang mungkin telah merencanakan untuk mulai mengerjakan
tugas pada waktu yang telah ia tentukan sendiri, akan tetapi ketika saatnya tiba
dia tidak juga melakukannya sesuai dengan apa yang telah direncanakan,
sehingga menyebabkan keterlambatan maupun kegagalan untuk
menyelesaikan tugas secara memadai.
4. Melakukan aktivitas yang lebih menyenangkan
Seorang prokrastinator dengan sengaja tidak segera melakukan tugasnya, akan
tetapi menggunakan waktu yang dia miliki untuk melakukan aktivitas lain
yang dipandang lebih menyenangkan dan mendatangkan hiburan, seperti
membaca (koran, majalah, atau buku cerita lainnya), nonton, mengobrol,
jalan, mendengarkan musik, dan sebagainya, sehingga menyita waktu yang dia
miliki untuk mengerjakan tugas yang harus diselesaikannya
16
Secara singkat dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri prokrastinasi akademik
yaitu meliputi penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan kerja pada tugas
yang dihadapi, keterlambatan dalam mengerjakan tugas, kesenjangan waktu
antara rencana dan kinerja aktual, dan melakukan aktivitas lain yang lebih
menyenangkan daripada melakukan tugas yang harus dikerjakan.
2.1.3 Area Prokrastinasi Akademik
Menurut Green (dalam Ghufron 2010: 157), jenis tugas yang menjadi
objek prokrastinasi akademik adalah tugas yang berhubungan dengan kinerja
akademik. Perilaku-perilaku yangmenvirikan penundaan dalam tugas akademik
dipilih dari perilaku lainnya dan di kelompokkan menjadi unsur prokrastinasi
akademik.
Adapun Solomon dan Rothblum (dalam Ghufron 2010: 157),
menyebutkan enam area fungsi akademik untuk melihat jenis-jenis tugas yang
sering diprokrastinasi oleh pelajar, yitu :
1. Tugas mengarang, meliputi penundaan melaksanakan kewajiban atau tugas
menulis, misalnya menulis makalah, laporan atau tugas mengarang lainnya.
2. Tugas belajar menghadapi ujian, mencakup penundaan belajar untuk
menghadapi ujian, misalnya ujian tengah semester, akhir semester, atau
ulangan mingguan.
3. Tugas membaca, meliputi adanya penundaan untuk membaca buku atau
referensi yang berkaitan dengan tugas akademik yang diwajibkan.
17
4. Tugas administrasi, seperti menyalin catatan, mendaftarkan diri dalam
presensi kehadiran, daftar peserta praktikum, dan sebagainya.
5. Menghadiri pertemuan, yaitu penundaan maupun keterlambat dalam
menghadiri pelajaran, praktikum, dan pertemuan-pertemuan lainnya.
6. Kinerja akademik secara keseluruhan, yaitu menunja mengerjakan atau
menyelesaikan tugas-tugas akademik secara keseluruhan.
Secara singkat dapat disimpulkan bahwa ada enam area prokrastinasi
akademik yaitu tugas mengarang, belajar untuk menghadapi ujian, membaca,
tugas administrasi, menghadiri pertemuan, dan kinerja akdemik secara
keseluruhan.
2.1.4 Teori Perkembangan Prokrastinasi Akademik
Menurut Ghufron (2010: 160) dijelaskan bebrapa teori perkembangan
prokrastinasi akademik, antara lain:
1. Psikodinamik. Penganut psikodinamik beranggapan bahwa pengalaman masa
kanak-kanak akan memengaruhi perkembangan proses kognitif seseorang
ketika dewasa, terutama trauma. Orang yang pernah mengalami trauma akan
suatu tugas tertentu, misalnya gagal menyelesaikan tugas sekolahnya, akan
cenderung melakukan prokrastinasi ketika dihadapkan lagi pada suatu tugas
yang sama. Dia akan teringat kepada pengalaman kegagalan dan perasaan
tidak menyenangkan yang pernah dialami. Oleh sebab itu, orang tersebut akan
menunda mengerjakan tugas yang dipersepsikan akan mendatangkan perasaan
seperti masa lalu.
18
2. Behavioristik. Penganut psikologi behavioristik beranggapan bahwa perilaku
prokrastinasi akademik muncul akibat proses pembelajaran. Seseorang
melakukan prokrastinasi akademik karena dia pernah mendapatkan
punishment atas perilaku tersebut. Seorang yang pernah merasakan sukses
dalam melakukan tugas sekolah dengan melakukan penundaan, cenderung
akan mengulangi lagi perbuatannya. Sukses yang pernah dia rasakan akan
dijadikan reward untuk mengulangi perilaku yang sama pada masa yang akan
datang. Perilaku prokrastinasi akademik juga bisa muncul pada kondisi
lingkungan tertentu. Kondisi yang menimbulkan stimulus tertentu bisa
menjadi reinforcement bagi munculnya perilaku prokrastinasi. Kondisi yang
lenient atau rendah dalam pengawasan akan mendorong seseorang untuk
melakukan prokrastinasi akademik karena tidak adanya pengawasan akan
mendorong seseorang untuk berperilaku tidak tepat waktu.
3. Kognitif dan behavioral-kognitif. Pokrastinasi akademik terjadi karena adanya
keyainan irasional yang dimiliki oleh seseorang. Keyakinan irasional tersebut
dapat disebabkan suatu kesalahan dalam memersepsikan tugas sekolah.
Seseorang memandang tugas sebagai sesuatu ynag berat dan tidak
menyenangkan (aversiveness of the task dan fear of failure). Oleh karena itu,
seseorang merasa tidak mampu menyelesaikan tugasnya secara memadai
sehingga menunda-nunda menyelesaikan tugas tersebut secara memadai. Fear
of the failure adalah ketakutan yang berlebihan untuk gagal. Seseorang
menunda mengerjakan tugas sekolahnya karena takut jika gagal akan
19
mendatangkan penilaian negatif atas kemampuannya. Akibatnya, seseorang
menunda-nunda untuk mengerjakan tugas yang dihadapinya.
Berdasarkan paparan di atas dapat peneliti simpulkan bahwa terjadinya
prokrastinasi akademik dapat dijelaskan dengan tiga teori perkembangan yaitu
psikodinamik (prokrastinasi akademik karena trauma masa lalu terhadap tugas),
behavioristik (prokrastinasi akademik karena proses pembelajaran dan mendapat
reinforcement atas perilaku tersebut), dan kognitif dan behavioral-kognitif
(prokrastinasi akademik karena tugas dipandang berat dan tidak menyenangkan
dan takut gagal).
2.1.5 Faktor-faktor Menyebabkan Prokrastinasi Akademik
Burka & Yuen (2008: 11), terbentuknya tingkah laku prokrastinasi
dipengaruhi oleh faktor-faktor antara lain: konsep diri, tanggung jawab,
keyakinan diri dan kecemasan terhadap evaluasi yang akan diberikan,
kesulitan dalam mengambil keputusan, pemberontakan terhadap kontrol
dari figur otoritas, kurangnya tuntutan dari tugas, standar yang terlalu
tinggi mengenai kemampuan individu. Burka & Yuen (2008: 5),
menjelaskan bahwa prokrastinasi terjadi karena tugas-tugas yang
menumpuk terlalu banyak dan harus segera dikerjakan. Pelaksanaan tugas
yang satu dapat menyebabkan tugas lain tertunda. Burka & Yuen (2008:
103), Kondisi lingkungan yang tingkat pengawasannya rendah atau kurang
akan menyebabkan timbulnya kecenderungan prokrastinasi, dibandingkan
dengan lingkungan yang penuh pengawasan.
20
Menurut Ferrari (Mela Rahmawati, 2011: 23), reward dan
punishment dari orang tua maupun guru juga dikatakan sebagai penyebab
prokrastinasi, adanya obyek lain yang memberikan reward lebih
menyenangkan daripada obyek yang diprokrastinasi. Menurut Mc. Cown
& Jhonson (Mela Rahmawati, 2011: 23), dapat memunculkan perilaku
prokrastinasi akademik. Disamping reward yang diperoleh prokrastinasi
akademik juga cenderung dilakukan pada jenis tugas sekolah yang
mempunyai punishment atau konsekuensi dalam jangka waktu yang lebih
lama daripada tugas yang memiliki konsekuensi dalam jangka pendek.
Prokrastinasi akademik dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut
Ferrari (Renni Nugrasanti, 2006: 29), menyebutkan bahwa prokrastinasi
akademik dipengaruhi oleh keyakinan yang tidak rasional dan
perfeksionisme. Menurut Solomon & Rothblum (Renni Nugrasanti, 2006:
29), prokrastinasi dilakukan siswa karena memiliki kecemasan
kemampuannya dievaluasi, takut gagal, dan susah mengambil keputusan.
Prokrastinasi juga dilakukan karena membutuhkan bantuan orang lain
untuk mengerjakan tugasnya, malas, kesulitan mengatur waktu, dan tidak
menyukai tugasnya
Menurut Ghufron (2010: 163) faktor-faktor yang memengaruhi
prokrastinasi akademik dapat dikategorikan menjadi dua macam, yaitu:
2.1.5.1 Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang terdapat dalam diri individu yang
memengaruhi prokrastinasi. Faktor-faktor itu meliputi:
21
1. Kondisi fisik individu
Faktor dari dalam diri individu yang turut memngaruhi munculnya
prokrastinasi akademik adalah keadaan fisik dan kondisi kesehatan individu,
misalnya fatique. Seseorang yang mengalami fatique akan memiliki
kecenderungan yang lebih tinggi untuk melakukan prokrastinasi dari pada
yang tidak. Tingkat inteligensi yang dimiliki seseorang tidak memengaruhi
perilaku prokrastinasi. Walaupun prokrastinasi sering sering disebabkan oleh
adanya keyakinan-keyakinan yang irasional yang dimiliki seseorang.
2. Kondisi psikologis individu
Kepribadian individu yang turut memengaruhi munculnya perilaku
penundaan, misalnya trait kemampuan sosial yang tercermin dalam self
regulation dan tingkat kecemasan dalam berhubungan sosial. Besarya
motivasi yang dimiliki seseorang juga akan memengaruhi prokrastinasi secara
negatif. Semakin tinggi motivasi intrinsik yang dimiliki individu ketika
menghadapi tugas, akan semakin rendah kecenderungannya untuk
prokrastinasi akaemik.
2.1.5.2 Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah adalah faktor-faktor yang terdapat diluar diri
individu yang memengaruhi prokrastinasi. Faktor-faktor terebut adalah:
1. Gaya pengasuhan orang tua
Tingkat pengasuhan otoriter ayah menyebabkan munculnya kecenderungan
perilaku prokrastinasi yang kronis pada subjek penelitian anak perempuan,
sedangkan tingkat pengasuhan otoritatif ayah menghasilkan anak perempuan
22
yang bukan procrastinator. Ibu yang memilii kecenderungan melakukan
avoidance procrastination menghasikan anak perempuan yang memiliki
kecenderungan untuk melakukan avoidance procrastination pula.
2. Kondisi lingkungan
Kondisi lingkungan yang lenient prokrastinasi akademik lebih banyak
dilakukan pada lingkungan yang rendah dalam pengawasan dari pada
lingkungan yang penuh pengawasan. Tingkat atau level sekolah, juga apakah
sekolah terletak di desa ataupun di kota tidak mempengaruhi perilaku
prokrastinasi seseorang.
Berdasarkan keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa prokrastinasi
akademik dapat dipengaruhi oleh faktor internal, yaiutu faktor yang ada dalam diri
individu dan faktor eksternal berupa faktor di luar diri individu. Faktor tersebut
dapat memunculkan perilaku prokrastinasi maupun menjadi faktor kondusif yang
akan menjadi katalisator sehingga perilaku prokrastinasi akademik seseorang
semakin meningkat dengan adanya pengaruh faktor tersebut.
2.2 Resiliensi
2.2.1 Definisi Resiliensi
Resiliensi digunakan untuk menggambarkan bagian positif dari perbedaan
individual dalam respons seseorang terhadap stres dan keadaan yang merugikan
lainnya menurut Smet (dalam Desmita 2009: 199).
Grotberg (dalam Desmita, 2009: 200) mendefinisikan resiliensi sebagai
“the human capacity to face, ovrecom, be strengthened by, and even be
23
transformed by experiences of adveriuty.” Artinya resiliensi adalah kemampuan
seseorang untuk mengatasi, menjadi lebih kuat, dan mengubah pandangan dari
kesialan yang dialaminya.
Menurut Desmita (2009: 201) resiliensi adalah kemampuan atau kapasitas
insani yang dimiliki seseorang, kelompok atau masyarakat yang
memungkinkannya untuk menghadapi, mencegah, meminimalkan dan bahkan
menghilangkan dampak-dampak yang merugikan dari kondisi yang tidak
menyenangkan, atau mengubah kondisi kehidupan yang menyengsarakan menjadi
suatu hal yang wajar dihadapi.
Menurut Ong dkk (dalam Rinaldi 2010: 100) resiliensi adalah keberhasilan
menyesuaikan diri terhadap tekanan yang terjadi. Penyesuaian diri
menggambarkan kapasitas untuk membangun hasil positif dalam peristiwa
kehidupan yang penuh tekanan. Penyesuaian diri adalah membangun daya tahan
dan mempertahankan batas antara tingkat emosi positif dan negative yang
menggambarkan kekuatan yang mendasari individu dalam kelenturan
menyesuaikan diri. Keberhasilan menyesuaikan diri digambarkan kapasitas untuk
pulih dengan cepat dari stressor lingkungan.
Berdasarkan definisi resiliensi dari beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa
resiliensi adalah kemampuan individu untuk bertahan, memecahkan masalah, dan
optimisme yang konsisten dalam menghadapi situasi dan kondisi yang tersulit,
sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
24
2.2.2 Indikator-indikator Resiliensi
Penelitian Singh dan Yu (2010) yang dilakukan terhadap mahasiswa di
sebuah perguruan tinggi di India, dihasilkan empat aspek resiliensi, yaitu
ketahanan (hardiness), optimisme (optimism), kemampuan mendalam
(resourcefulness), dan tujuan (purpose). Penelitian tersebut menggunakan skala
resiliensi yang terdiri dari 25 item. Skala yang telah diadptasi dengan item-item
skala resiliensi Connor-Davidson Resilience scale tersebut juga pernah digunakan
dalam penelitiannya Cobus (2015) yang meneliti tentang resiliensi perawat yang
dikerjakan pada waktu perang di Libya. Skala tersebut kemudian di adaptasikan
dengan pemgertian-pengertian yang dikemukakan oleh beberapa tokoh yang
sudah disimpulkan peneliti, sehingga menghasilkan 3 indikator resiliensi.
Indikator tersebut terdiri dari item-item sebagai berikut:
1. Tetap bertahan dalam keadaan tersulit
a. Dapat mengendalikan perasaan yang tidak menyenangkan
b. Bersepakat dengan segala sesuatu yang terjadi dalam dirinya
c. Tidak mudah berkecil hati karena kegagalan
d. Lebih kuat menghadapi stress
e. Dapat membuat keputusan yang sulit/tidak lazim
f. Berfikir sebagai orang yang kuat
2. Optimisme dengan usaha yang sungguh-sungguh dalam kondisi tersulit
a. Ketika sesuatu terlhat mustahil tidak gampang putus asa
b. Mampu berfikir jernih dan fokus walaupun dibawah tekanan
c. Bangkit setelah menghadapi kesulitan
25
d. Tetap melakukan usaha terbaik apapun yang terjadi
e. Dapat mencari solusi untuk menyelesaikan masalah
3. Tujuan yang diharapkan
a. Perasaan yang kuat akan tujuan hidup yang diharapkan
b. Melakukan pekerjaan untuk mencapai satu tujuan yang diharapkan
c. Mengontrol tujuan hidup yang ingin dicapai
d. Menyukai tantangan yang menghadang untuk mencapai tujuan yang
diharapkan
e. Bangga dengan pencapaian yang diraih dalam hidupnya
2.2.3 Fungsi-fungsi Resiliensi
Reivich dan Shatte (dalam Ginanjar, 2009: 75) mengemukakan bahwa
resiliensi memiliki empat fubgsi fundamental yaitu sebagai berikut:
1. Mengatasi hambatan-hambatan pada masa kecil.
Melewati masa kecil yang sulit memerlukan usaha keras, membutuhkan
kemampuan untuk tetap fokus dan mampu membedakan mana yang dapat
dikontrol dan mana yang tidak.
2. Melewati tantangan-tantangan dalam kehidupan sehari-hari.
Setiap orang membutuhkan resiliensi karena dalam kehidupan ini kita
dihadapkan oleh masalah, tekanan, dan kesibukan-kesibukan. Orang yang
resilien dapat melewati tantangan-tantangan dengan baik.
3. Bangkit kembali setelah mengalami kejadian traumatic atau kesulitan besar.
26
Kesulitan tertentu dapat membuat trauma dan membutuhkan resiliensi yang
lebih tinggi. Pengalaman buruk yang sangat ekstrem dapat membuat seseorang
merasa hancur secara emosional, keadaan seperti ini membutuhkan resiliensi
untuk kembali pulih.
4. Mencapai prestasi terbaik.
Beberapa orang memiliki kehidupan yang sempit, mempunyai kegiatan yang
rutin setiap harinya. Merasa nyaman dan bahagia ketika segala sesuatunya
berjalan dengan lancer. Sebaliknya, ada juga orang yang merasa senang ketika
bisa menjangkau orang lain dan mencari pengalaman baru. Rsiliensi
sebagaimana dibutuhkan untuk mengatasi pengalaman negative, mengatasi
stress, pulih dari trauma, resiliensi juga dibutuhkan untuk memperkaya arti
kehidupan, huungan yang dalam, terus belajar dan mencari pengalaman baru.
2.2.4 Ciri-ciri Individu yang Resiliensi
The International Resilience Project (dalam Desmita 2010: 203)
merumuskan ciri-ciri atau sifat-sifat seorang yang resilien dalam tiga kategori,
yaitu (1) external supports and resources, (2) internal, personal strengths dan (3)
social, interpersonal skills. Dalam perkembangan selanjutnya, ketiga kategori
yang digunakan untuk menggambarkan karakteristik dan sifat-sifat seorang yang
resilien tersebut digunakan istilah-istilah pengganti. Sebagai pengganti istilah
karakteristik eksternal supports and resources, digunakan istilah I HAVE,
pengganti istilah karakteristik internal, personal strengths, digunakan istilah I
27
AM, dan pengganti istilah karakteristik social, interpersonal skills, digunakan
istilah I CAN. Grotberg (dalam Desmita, 2010: 203)
I HAVE (Aku punya) merupakan karakteristik resiliensi yng bersumber
dari pemaknaan siswa terhadap besarnya dukungan dan sumber daya yang
diberikan oleh lingkungan sosial (external supports and resources) terhadap
dirinya. Sumber I HAVE yang memiliki beberapa kualitas dalam pembentukan
resiliensi yaitu :
1. Trusting relationships
2. Access to health, education, welfare and security services
3. Emotional support outside the family
4. Structure and rules at home
5. Parental encouragement of autonomy
6. Stable home environment
7. Role models
8. Religious organizations (morality)
I AM (Aku punya) merupakan karakteristik resiliensi yang bersumber dari
kekuatan pribadi (personal strenghts) yang dimiliki oleh siswa. Sumber I AM ini
memiliki beberapa kuaitas yang memberikan sumbangan bagi pembentukan
resiliensi, yitu :
1. Sense of being lovable
2. Autonomy
3. Appealing temperament
4. Achievement oriented
28
5. Self esteem
6. Hope, faith, belief, in god, morality, trust
7. Empathy and altruism
8. Locus of control
I CAN (Aku dapat) adalah karakteristik resiliensi yang bersumber dari apa
saja yang dapat dilakukan oleh siswa sehubungan dengan ketrampilan-
ketrampilan sosial dan interpersonal (social, interpersonal skills). Ketrampilan-
ketrampilan ini meliputi:
1. Creativity
2. Persistence
3. Humor
4. Communication
5. Problem solving
6. Impulse control
7. Seeking trusting relationships
8. Social skills
9. Intellectual skills
2.3 Hubungan antara Resiliensi dengan Prokrastinasi Akademik pada
Mahasiswa Jurusan Psikolog Universitas Negeri Semarang
Setiap manusia bertanggung jawab tentang siapa dirinya dan tahu
bagaimana dia bertindak. Mahasiswa antara yang memiliki reiliensi tinggi dengan
yang memiliki resiliensi rendah, dapat dibedakan melalui 3 indikator perilaku
29
yang telah disimpulkan peneliti. Pertama yaitu tetap bertahan dalam keadaan
tersulit, optimisme dengan usaha yang sungguh-sungguh, dan memiliki tujuan
yang diharapkan.
Pada dasarnya setiap mahsiswa sudah memiliki resiliensi, namun dalam
tingkatan yang berbeda-beda. Menurut muniroh (2010: 2) Seseorang yang
memiliki tingkat resiliensi yang rendah akan cenderung membutuhkan waktu
yang lebih lama untuk mampu menerima segala cobaan yang datang dan
sebaliknya jika tingkat resiliensi sesorang itu tinggi maka akan cenderung lebih
kuat dan segera bangkit dari keterpurukan serta berusaha mencari solusi terbaik
untuk memulihkan keadaannya. Seperti halnya kasus yang ada di psikologi
UNNES Semarang. Mahasiswa yang menganggap tugas adalah sebuah tantangan,
maka mahasiswa tersebut akan cepet menyelesaikan tugas-tugas akademiknya.
Sebaliknya, jika resiliensi mahasiswa tersebut rendah, maka mahasiswa akan
terpuruk dalam keadaan tersebut dan melakukan prokrastinasi atau menunda-
nunda tugas.
30
2.4 Kerangka Berpikir
Kepuasan
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir Hubungan antara Resiliensi dengan
Prokrastinasi Akademik
Mahasiswa Jurusan Psikologi
Mempunyai tugas-tugas akademik
yang menjadi tanggung jawabnya
sebagai mahasiswa
Resiliensi Tinggi
1. Tetap bertahan dalam
keadaan tersulit
2. Optimisme dengan usaha
yang sungguh-sungguh
3. Memiliki tujuan yang
diharapkan
Prokrastinasi Akademik Tinggi
1. Penundaan untuk memulai
dan menyelesaikan tugas
yang dihadapi
2. Keterlambatan dalam
mengerjakan tugas
3. Kesenjangan waktu antara
rencana dan kinerja actual
4. Melakukan aktivitas yang
lebih menyenangkan
daripada melakukan tugas
yang harus dikerjakan
Resiliensi Rendah
1. Tidak mampu bertahan
dalam keadaan tersulit
2. Tidak memiliki Optimisme
untuk keluar dari masalah
3. Tidak memiliki tujuan
yang diharapkan
Prokrastinasi Akademik Rendah
31
2.5 Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam peelitian ini yaitu “ada hubungan negatif
antara resiliensi dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa Jurusan
Psikologi Universitas Negeri Semarang.” Semakin tinggi resiliensi mahasiswa,
maka semakin rendah prokrastinasi akademik mahasiswa. Sebaliknya, semakin
rendah resiliensi mahasiswa, maka semakin tinggu prokrastinasi akademik
mahasiswa.
51
86
BAB 5
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat ditarik
kesimpulan, sebagai berikut:
1. Tingkat prokrastinasi akademik pada mahasiswa jurusan psikologi Universitas
Negeri Semarang berada pada kategori rendah cenderung sedang.
2. Tingkat resiliensi pada mahasiswa jurusan psikologi Universitas Negeri
Semarang berada pada kategori tinggi cenderung sedang.
3. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa
ada hubungan negatif antara resiliensi dengan prokrastinasi akademik pada
mahasiswa Jurusan Psikologi Universitas Negeri Semarang. Semakin tinggi
resiliensi mahasiswa maka semakin rendah prokrastinasi akademik mahasiswa
dan semakin rendah resiliensi mahasiswa maka semakin tinggi prokrastinasi
akademik mahasiswa.
5.2 Saran
Peneliti memberikan saran kepada subjek penelitian agar lebih
merencanakan karier, dengan cara mencari tahu arah bakat dan minat karier, tahu
dan bisa mengolah informasi yang didapat tentang bakat dan minat karier individu
tersebut , setelah itu dapat membuat putusan karier yang sesuai dengan diri
individu, dan yang terakhir dapat merealisasikan putusan karier yang telah dibuat.
87
5.2.1 Bagi Peneliti Selanjutnya
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, analisis data dan kesimpulan,
maka peneliti mengajukan saran-saran sebagai berikut:
a. Bagi mahasiswa
Diharapkan mahasiswa psikologi, khususnya yang menjadi subjek penelitian
lebih mampu mengekspresikan perasaan yang dimiliki termasuk pada tugas-
tugas akademik tanpa harus mengalami kecemasan terhadap tugas yang
justru akan menimbulkan prokrastinasi akademik. Selain itu, prokrastinasi
akademik juga dapat diminimalisir dengan memperhatikan dan konsisten
pada tujuan awal masuk kuliah.
b. Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya dengan tema prokrastinasi akademik dan resiliensi
dianjurkan untuk menggunakan metode eksperimen dengan membuat modul
intervensi agar dapat menggali lebih dalam tentang kedua variabel tersebut.
Peneliti selanjutnya diharapkan untuk memperhatikan waktu pengambilan
data agar tidak terjadi ketidaksesuaian planning waktu peneliti dengan
jadwal kegiatan subjek penelitian.
88
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT
Rineka Cipta
Azwar, S 2010. Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset
Catrunada, Linda. 2008. Perbedaan Kecenderungan Prokrastinasi Tugas Skripsi
Berdasarkan Tipe Kepribadian Introvert dan Ekstrovert. Jakarta: Program
Sarjana Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma
Cobus, M 2015. Nurse’Deployment Risk And Redilence in Time of War
Conflicts: Checking the Status, Reporting The Future. American Journal of
Healt Sciences, 75-82
Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Rosdakarya
Offset
Ghufron, M. Nur. & Rini, R.S. 2014. Teori-Teori Psikologi. Jogjakarta: Ar-ruzz
media
Gunawinata, Vensi Anita Ria, Nanik, & Lasmono, Hari K. 2008. Perfeksionisme,
Prokrastinasi Akademik, dan Penyelesaian Skripsi Mahasiswa. Anima:
Indonesia Psychological Journal. No. 3 Vol. 23. Hal 256-276
Hurlock, B. E. 1980. Developmental Psychology : A Life-Span Approach, Fift
Edition. Alih bahasa oleh Istiwidayanti dan Soedjarwo. Jakarta : Pnerbit
Erlangga
Kartadinata, Iven & Tjunjung, Sia. 2008. I Love Tomorrow : Prokrastinasi
Akademik dan Manajemen Waktu. Anima, Indonesia Psychological Journal.
Vol 23. No.2. Hal 109-119
Muniroh, S. M. 2010. Dinamika Resiliensi Orang Tua Anak Autis. Jurnal
Penelitian. Vol 7. No.2 Nopember
Purwanto, E. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif. Semarang : Fakultas Ilmu
Pendidikan, Universitas Negeri Semarang
Rinaldi. 2010. Resiliensi Pada asyarakat Kota Padang Ditinjau Dari Jenis
Kelamin. Jurnal Psikologi. Vol 2. No. 2 Juni
89
Sepehrian, Firouzeh & Lotf, Jalil Jabari. 2011. The Effects of Coping Styles and
Gender on Academic Procrastination among University Students. Journal of
Basic and Applied Scientific Research. Vol. 12. No. 1. Hal 2987-2993
Singh, K, & Yu, X-n. 2010. Psychometric Evalution of the Connor-Davidson
Resolience Scale (CD-RISC) in a Sample Indian Students. Journal
Psychology. Hal 23-30
Solomon, Laura J.,& Rothblum, Esther J. 1984. Academic Procrastination:
Frequency and Cognitive-Behavioral Corraletes. Journal of Counseling
Psychology. Vol. 31. No. 4. Hal. 503-509. American psychological
Association, inc
Syaf, Auliya. 2014. Penurunan Prokrastinasi Akademik pada Aktivitas Mahasiswa
Melalui Pelatihan Efikasi Diri. Jurnal Psikologi. Hal 1-11
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta:
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Undang-undang No. 12 Tahun2012 tentang Perguruan Tinggi
Http://wisuda.unnes.ac.id